Anda di halaman 1dari 5

Teknik Pembenihan Ikan Electric Blue Jack Dempsey (Rocio octofasciata) Di Bogorian

Aquatic Farm, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat


Electric Blue Jack Dempsey (Rocio octofasciata) Fish Hatchery Technique at Bogorian
Aquatic Farm, Bogor City, West Java Province
Atiek Pietoyo 1*), Ilham Hasbi Sofwanudin2), Rani Rehulina Tarigan 3)
1
Politeknik Kelautan dan Perikanan Pangandaran
* Korespondensi : atiek.bbl@gmail.com

ABSTRAK
Memelihara ikan hias pada awalnya merupakan suatu kesenangan masyarakat yang
kini sudah berkembang dan merambah ke dunia bisnis, apalagi ada beberapa jenis ikan hias
yang memiliki nilai jual yang tinggi. Ikan Electric Blue Jack Dempsey (EBJD)adalah salah
satu jenis ikan hias air tawar yang cukup populer di kalangan penggemar ikan hias. Ikan ini
memiliki tubuh yang berwarna biru elektrik dengan garis-garis hitam yang kontras dan
moncong yang agak melengkung. Pelaksanaan observasi partisipan selama satu
bulan.Kegiatan ini bertujuan mengetahui teknik Pembenihan ikan Rocio octofsciata.
Prosedur pengerjaan terdiri pemeliharaan induk, seleksi induk, proses pemijahan,
pemeliharaan benih, dan pendederan benih. Pembenihan menghasilkan larva sebanyak 200
ekor. Kualitas air berdasarkan SNI dikategorikan layak dengan suhu pada kisaran 27- 30 oC
, pH 6,8 – 7,2, dan Total Dissolved Solid (TDS) 65 – 78 ppm.

Kata Kunci: Ikan Electric Blue Jack Dempsey, Kualitas air, pembenihan.

ABSTRACT
Raising ornamental fish was originally a pleasure for people who have now developed and
penetrated into the business world, especially there are several types of ornamental fish that
have high selling value. Electric Blue Jack Dempsey (EBJD) fish is one type of freshwater
ornamental fish that is quite popular among ornamental fish enthusiasts. This fish has an
electric-blue body with contrasting black stripes and a slightly curved muzzle. Participant
observation for one month. This activity aims to find out the technique of Rocio octofsciata fish
hatchery. The working procedure consists of brood rearing, brood selection, spawning
process, seed rearing, and seed seeding. The hatchery produces as many as 200 larvae. Water
quality based on SNI is categorized as feasible with temperatures in the range of 27-30 oC, pH
6.8 - 7.2, and Total Dissolved Solids (TDS) 65 - 78 ppm.

Keywords:Electric Blue Jack Dempsey fish, Water quality, Hatchery, Spawning.

PENDAHULUAN titik-titik hitam, yang bervariasi dalam desain


Ikan Electric Blue Jack Dempsey dan panjang. Habitat asli ikan ini adalah di
(EBJD) adalah salah satu jenis ikan hias air sungai dan danau di Amerika Tengah,
tawar yang cukup populer di kalangan terutama di negara Meksiko. Ikan ini biasa
penggemar ikan hias. Ikan ini memiliki tubuh ditemukan di perairan yang berair jernih dan
yang berwarna biru elektrik dengan garis- tenang dengan substrat berpasir atau berbatu.
garis hitam yang kontras dan moncong yang Penyebaran ikan ini di alam liar belum terlalu
agak melengkung. diketahui secara pasti. (Stratton, 2015).
Electric Blue Jack Dempsey memiliki Hampir 75% pasokkan ikan hias air tawar di
tampilan yang memukau berwarna biru cerah dunia berasal dari Indonesia dan sekurang-
dan berkilau saat berada di bawah kurangnya 363 jenis ikan hias air tawar dari
pencahayaan langsung. Tubuhnya memiliki Indonesia telah di ekspor ke berbagai negara

17
di dunia. Ikan yang dipelihara untuk dikonsumsi oleh ikan dengan baik maka dapat
kesenangan biasanya ditempatkan di menyebabkan tercemarnya kualitas perairan
aquarium sedangkan ikan yang dipelihara serta pertumbuhan ikan menjadi terhambat.
dengan tujuan mendapatkan keuntungan dari Ikan ini membutuhkan pola makan yang
hasil budidaya biasanya ditempatkan pada bervariasi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
kolam, jenis ikan yang dipelihara untuk bisnis mereka. Berikut adalah beberapa jenis pakan
biasanya tergantung pada selera pasar dan untuk ikan ini yaitu pakan Kering (Pellets dan
harga (Yusuf et al., 2004) flakes), Pakan Hidup seperti cacing tanah,
Pemijahan dapat dikatakan sebagai cacing sutra, udang kecil, dan larva serangga.
proses perkawinan antara induk ikan jantan pastikan untuk memberikan pakan hidup yang
dan betina. Pada umumnya pemijahan ikan aman dan bersih dari bakteri atau penyakit.
hias dilakukan secara masal maupun Pakan Segar seperti ikan fillet atau sayuran.
berpasangan. Pemijahan masal umumnya pastikan untuk memotong pakan sesuai
dilakukan dengan dengan menggunakan dengan ukuran mulut ikan.(Vankestan, 2019)
tiga induk betina dan dua induk jantan. Tujuan dari Penelitian ini adalah untuk
Terdapat beberapa faktor yang dapat mengetahui cara pemijahan dan mengetahui
mempengaruhi proses keberhasilan dalam nilai Fekunditas, FR, HR, serta SR.
pembenihan ikan meliputi Seleksi Induk,
Persiapan Wadah, teknik pemijahan, METODOLOGI PENELITIAN
pemberian pakan dan manajemen kualitas air. Alat yang di gunakan dalam
Seleksi induk meliputi pemilihan ikan yang pembenihan ikan ini secara alami yaitu
memiliki kualitas genetik yang baik untuk berukuran 100 cm x 50 cm x 30 cm yang
dijadikan sebagai induk untuk pembibitan. disekat menjadi 4 bagian, Selang, kran
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan Aerasi, dan Piring tanah liat sebagai
dalam seleksi induk antara lain Warna dan substrat/media untuk telur. Bahan yang
pola : Induk yang dipilih sebaiknya memiliki digunakan selama penelitian yaitu sepasang
warna dan pola yang baik dan menarik. indukan ikan, cacing tanah (pakan indukan),
Ukuran : Pilih induk yang memiliki ukuran artemia sp dan tubifex sp (pakan larva), dan
yang besar dan proporsional. Methylene blue sebagai obat pencegah
Kondisi fisik : Induk yang dipilih jamur pada telor ikan. Tahapan dalam
sebaiknya dalam kondisi fisik yang sehat dan pembenihan meliputi seleksi induk,
tidak memiliki cacat fisik. Sifat: Induk yang persiapan kolam pemijahan, pemijahan,
dipilih sebaiknya memiliki sifat yang baik, persiapan telur, inkubasi telur, perawatan
seperti mudah beradaptasi dan tidak agresif. larva, pemindahan larva ke kolam tumbuh,
(Martasari, 2019). dan pemeliharaan.
Pemijahan ikan yang dilakukan ini
menggunakan metode Memijahkan dengan Parameter pengamatan selama
cara alami dengan sex ratio 1:1. Metode ini penelitian terdiri dari :
dilakukan dengan memasukkan sepasang ikan Fekunditas (Fe) dapat diketahui dengan
jantan dan betina ke dalam satu akuarium melakukan sampling telur menggunakan
yang sama. Setelah ikan-ikan tersebut rumus (Seifali et al., 2012). Rumus
mencapai kematangan seksual, ikan EBJD fekunditas sebagai berikut :
akan secara alami melakukan proses 𝐺𝑊
𝐹: 𝑓𝑠 ×
pemijahan. Untuk meningkatkan peluang 𝐺𝑆
keberhasilan pemijahan, sebaiknya gunakan Fertilization Rate (FR) Persentase
akuarium yang cukup besar dengan kondisi Pembuahan dihitung dengan cara
lingkungan yang sesuai. Frekuensi Pemberian membandingkan telur yang terbuahi dengan
Pakan sebanyak 2-3 kali sehari dalam jumlah jumlah total telur,kemudian dinyatakan dalam
kecil. Pengelolaan pakan juga sangat persen. Menurut Mukti et al., (2019)
diperlukan, karena jika pakan tidak perhitungan sebagai berikut :

18
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑙𝑢𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑎ℎ𝑖 Begitupun perilakunya yang lebih agresif dan
𝐹𝑅(%) = × 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑙𝑢𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑖𝑛𝑘𝑢𝑏𝑎𝑠𝑖 territorial daridapa betina.
Hatching Rate (HR) Persentase penetasan
telur Ikan dapat dihitung menggunakan Pemijahan
rumus Hatching Rate (HR). Menurut Pemijahan dilakukan secara mandiri
Effendie (2002), rumus sebagai berikut : atau pemijahan alami dengan menggunakan
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑙𝑢𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑒𝑡𝑎𝑠
𝐻𝑅 (%) = × 100% subsrat piring tanah liat sebagai media tempat
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑙𝑢𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑢𝑎ℎ𝑖
telur menempel. Pemijahan ikan ini dilakukan
dengan persilangan antara ikan Blue Jack
Survival Rate (SR) adalah Tingkat
Dempsey (BJD) dan Electric Blue Jack
keberlangsungan hidup ikan dibandingkan
Dempsey (EBJD). Persilangan ini dilakukan
dengan jumlah tebar dan dinyatakan dengan
karna tingkat kelangsungan hidup larva yang
satuan persen, menurut Effendi (1997),
dihasilkan dari persilangan antara BJD dan
Survival Rate dapat dihitung dengan rumus
EBJD lebih tinggi di bandingkan larva hasil
sebagai berikut :
jumlah panen perkawinan indukan ikan EBJD dan EBJD.
𝑆𝑅(%) = × 100 Perlu dilakukan penegecekan rutin
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑏𝑎𝑟 setiap pemberian pakan pagi dan sore dengan
HASIL DAN PEMBAHASAN cara melihat isi subsrat piring tanah liat. Jika
Persiapan wadah dan air piring tersebut sudah terlihat ada telur yang
Persiapan wadah dilakukan untuk menempel, lalu pindahkan piring itu ke
pemeliharaan induk, pemijahan, penetasan akuarium penetasan telur yang sudah
telur dan pemeliharaan larva. Langkah- disiapkan.
langkah yang dilakukan dalam kegiatan
Persiapan wadah penetasan dan pemeliharaan
larva dilakukan di wadah atau akuarium yang
sama. Pemberian methylene blue ke dalam
akuarium penetasan bertujuan untuk
pencegahan atau pengobatan jamur pada telur
ikan dan agar telur dapat menetas dengan
baik. Wadah atau akuarium yang digunakan
untuk wadah penetasan dan pemeliharaan Gambar 1 Pemijahan Ikan EBJD
larva berukuran 100 cm x 50 cm x 30 cm. Penetasan Telur
Setelah wadah sudah disiapkan, selanjutnya Sebelum memindahkan telur, kita
dilakukan persiapan air untuk harus menyiapkan wadah atau akuarium
pemeliharaan.Air yang digunakan untuk penetasan telur terlebih dahulu lalu pindahkan
pemeliharaan berasal dari air PAM. telur ke kolam penetasan telur dengan cara
piring tanah liat yang sudah di tempeli telur di
Seleksi Induk masukan ke dalam ember yang berisi air lalu
Seleksi induk merupakan hal yang dibawa dan dimasukan ke dalam akuarium
harus dilakukan sebelum pemijahan. Seleksi penetasan telur.
induk dilakukan dengan tujuan agar induk
baik jantan maupun betina yang sudah cocok
dan siap untuk dipijahkan. Perbedaan indukan
jantan dan betina dapat dilihat dari ukuran,
warna dan perilaku nya. Indukan ikan jantan
ukuran nya lebih besar dari pada betinanya
Gambar 2 pemindahan Telur
dengan ukuran panjang ikan jantan 18 cm
Akuarium penetasan telur diberikan
dangan berat 130 gram dan betina 12 cm
methylene blue dengan dosis 0,3 mL/L.
dengan berat 55 gram . dan juga warna
Tujuan diberikan methylene blue ke dalam
indukan jantan lebih cerah dari betina.
akuarium penetasan yaitu supaya telur tidak

19
berjamur dan telur dapat menetas dengan Penjarangan merupakan proses
baik. Telur dapat menetas dalam waktu 3 hari pengurangan kepadatan populasi pada suatu
setelah dipindahkan ke akuarium penetasan wadah atau akuarium. Penjarangan dilakukan
telur. pada larva yang sudah berumur dua minggu
Fekunditas telur dihitung dengan metode untuk dipindahkan ke dalam akuarium
mandiri dengan cara foto terlebih dahulu pemeliharaan benih dengan kepadatan
pring tanah liat yang berisi telur dengan cara tertentu. Kepadatan larva pada akuarium
buang air yang ada di piring tersebut hingga pemeliharaan Benih yaitu sebanyak 150 - 200
tidak terlalu basah lalu foto dengan jelas. ekor/akuarium.Tujuan dilakukan penjarangan
Setelah itu hitung telur yang sudah di foto karena apabila populasi ikan terlalu padat
tersebut dengan cara menandai telur yang maka laju pertumbuhan ikan EBJD akan
sudah kita hitung dengan diberi warna agar terhambat dan akan terjadi kompetisi dalam
tidak terhitung ulang. mendapatkan makan di antara individu
Dari sepasang indukan menghasilkan ikannya. Suhu pada masing-masing wadah
nilai Fekunditas sebesar 1.273 butir telur pemeliharaan berkisar 24,2 – 25,8°C
dengan sekitar 1024 butir telur terbuahi dan Pengelolaan kualitas air dilakukan
984 butir telur tidak terbuahi. Nilai dengan pergantian air pemeliharaan larva,
Fertilitation Rate (FR) yang didapatkan benih, dan induk sebanyak dua kali dalam
sebesar 80,4% dan Hatching Rate (HR) yang seminggu. Pergantian air pemeliharaan induk
didapatkan sekitar 96% jumlah telur yang dilakukan pada hari selasa dan jumat,
dibuahi dan jumlah telur yang tidak terbuahi. sedangkan pergantian air pemeliharaan larva
Ciri – ciri telur yang tidak terbuahi yaitu telur dan benih dilakukan pada hari senin dan
nya berwarna putih sedangkan yang terbuahi kamis.
berwarna bening. Pergantian air larva dan benih prosesnya
sama seperti pergantian air induk namun air
disurutkan menggunakan selang sifon yang
lebih kecil dan sudah dilengkapi dengan
saringan. Air pemeliharaan larva dan benih
disurutkan sampai tinggi air 10 cm dan
kemudian diisi kembali sampai tinggi air 20
cm.
Gambar 3 Akuarium penetasan Telur
Pemeliharaan Larva SIMPULAN
Dari jumlah keseluruhan telur yang Teknik pembenihan ikan EBJD (Rocio
menetas hanya sekitar 23,5% yang menjadi octofasciata) meliputi : persiapan wadah
Larva EBJD yaitu sekitar 200 ekor larva induk, Pengelolaan pakan induk, Pemijahan,
EBJD dan sisanya lebih dominan banyak Persiapan wadah larva, Pengolaan Pakan
yang menjadi larva Blue Jack Dempsey (BJD) Larva. Dari hasil pada penelitian ini
sekitar 650 ekor. ikan diberikan makan didapatkan Jumlah telur 1.273 ekor,
pertama kali yaitu 6 -7 hari setelah penetasan Fertilization Rate (FR) 80,4%, Hatching Rate
dengan pakan berupa Artemia sp. Benih yang (HR) 96%, dan Survival Rate (SR) 86,3%.
sudah berumur dua minggu sampai waktu Hasil ini termasuk sangat baik karena
panen diberikan pakan berupa cacing Tubifex ketersediaan sarana dan prasarana
sp dan masih diberikan Artemia sp. Frekuensi pembenihan ikan EBJD, optimalisasi
pemberian pakan larva dan benih dilakukan pemberian pakan dan manajemen kualitas air
tiga kali dalam sehari yaitu pagi, siang, dan yang memadai.
sore. Larva diberikan pakan berupa Artemia DAFTAR PUSTAKA
sp. dan benih diberikan pakan cacing Tubifex [1] Aldama-Acevedo, E., López-López,
sp. (2021). Effect of temperature on
growth and survival of juvenile

20
Electric Blue Jack Dempsey Blue Jack Dempsey (Rocio
(Cichlasoma octofasciatum) in octofasciata) in response to cold
recirculating aquaculture systems. stress. Fish Physiology and
Aquaculture Research, 52(2), 914- Biochemistry, 46(3), 797-809.
921. [11] Martínez, P., Gjøen, H. M., &
[2] Austin, B., & Austin, D. A. (Eds.). Gjedrem, T. (2005). Genetic analysis
(2016). Bacterial fish pathogens: of growth and fillet quality traits in
disease of farmed and wild fish. farmed rainbow trout (Oncorhynchus
Springer. mykiss). Aquaculture, 247(1-4), 141-
[3] Axonopus Consulting. (2020). Blue 151.
Jack Dempsey Fish: A Complete Care [12] Salinas-Sánchez, D. O., Hurtado-
Guide. Retrieved from López, V. F., & Márquez-Couturier,
https://www.axonopusconsulting.com G. (2017). Selection of breeding stock
/blue-jack-dempsey-fish-a-complete- of (Cichlasoma octofasciatum),
care-guide/ Electric Blue Jack Dempsey, based on
[4] Burgess, W. E., & Bailey, R. M. morphometric measurements.
(2018). An atlas of freshwater and Hidrobiológica, 27(1), 21-28.
marine catfishes: a preliminary survey [13] Tawari, C. C., Ramteke, R. S., &
of the Siluriformes. Tfh Publications, Fulekar, M. H. 2017. Captive breeding
Inc. of Electric Blue Jack Dempsey (Rocio
[5] Carvajal-Vallejos, F. M., González- octofasciata) in cemented tanks.
Rodríguez, A., & Albarrán-Torres, C. Journal of Aquaculture Research &
(2019). The Electric Blue Jack Development, 8(11), 1-5
Dempsey: genetics, breeding, and [14] Watanabe, W. O., Tidwell, J. H., &
cultivation. Reviews in Aquaculture, D'Abramo, L. R. (2011). Jack
11(4), 1219-1232. Dempsey Cichlid. In Freshwater
[6] Chaloupka, G. (2017). Jack Dempsey Aquaculture (pp. 219-223). John
Fish: Care, Size, Lifespan, Tankmates Wiley & Sons, Inc.
and Pictures. Retrieved from
https://www.fishkeepingworld.com/ja
ck-dempsey-fish/
[7] Dewan, S., Roy, A., & Das, P. 2020.
Aquaculture of Electric Blue Jack
Dempsey (EBJD) cichlid fish.
International Journal of Fisheries and
Aquatic Studies, 8(3), 22-28.
[8] Aldama-Acevedo, E., López-López,
(2021). Effect of temperature on
growth and survival of juvenile
Electric Blue Jack Dempsey
(Cichlasoma octofasciatum) in
recirculating aquaculture systems.
Aquaculture Research, 52(2), 914-
921.
[9] Fish Lore. (n.d.). Electric Blue Jack
Dempsey Fish. Retrieved from
https://www.fishlore.com/profile-
electricbluejackdempsey.htm
[10] Guo, Y., Wu, N., & Cao, W. (2020).
Transcriptome analysis of Electric

21

Anda mungkin juga menyukai