Anda di halaman 1dari 3

Analisis Perlindungan Hukum Bagi Konsumen dalam Transaksi Jual Beli Online

Oleh :

Latar Belakang

Transaksi online menjadi cara baru dalam jual beli berkat kemajuan teknologi. Transaksi

online kini semakin populer di kalangan penggila jual beli online dan kemajuan teknologi

semakin memudahkan proses jual beli. Perusahaan tidak hanya termotivasi oleh kebutuhan akan

penggunaan yang cepat, mudah dan praktis, namun juga mempunyai kebebasan yang lebih besar

dalam pemilihan produk. Yang patut diperhatikan adalah tingginya jumlah keluhan konsumen di

Indonesia mengenai penipuan dalam pembelian dan penjualan online. Artinya konsumen yang

melakukan bisnis online memerlukan perlindungan hukum atas segala permasalahan yang

mungkin timbul.1

Banyak permasalahan terkait transaksi online yang merugikan konsumen secara umum

dan membawa berbagai permasalahan hukum dalam melakukan transaksi online. Yang penting,

perdagangan elektronik atau transaksi online adalah serangkaian teknologi, aplikasi, dan proses

bisnis dinamis yang menghubungkan bisnis, konsumen, dan komunitas melalui transaksi

elektronik dan pertukaran barang, layanan, dan informasi yang disimpan secara elektronik.

Namun padakasus, banyak konsumen yang merasa tertipu atau mengalami kerugian saat

bertransaksi online. Hal ini terlihat misalnya kuantitasnya hilang, fotonya tidak sesuai dengan

barang yang dikirim, barang yang dibeli rusak atau cacat, barang yang dibeli juga tidak terkirim.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan ecommerce atau online yaitu: 2

1
Ipsos.“Interconnected World: Shopping dan Personal Finance”.Artikel ini di akses pada 20 Desember 2016 dari
http://www.ipsos-oa.com/news-polls/pressrelease.aspx?id=5573
2
Mohd Ma’sum Billah, Islamic E-commerce Terapan, Tinjauan Hukum dan Praktek (Kuala Lumpur: sweet &
Maxwell Asia, 2010), h.88.
1. E-commerce memiliki kemampuan untuk menjangkau lebih banyak pelanggan dan

setiap saat informasinya dapat diakses secara up to date .

2. E-commerce dapat menciptakan efisiensi waktu yang tinggi, murah dan informative

dan meningkatkan kepuasan pelanggan, dengan pelayanan cepat,mudah, aman, dan

akurat.

Pada umumnya dalam melakukan jual beli melalui internet atau media online

masing-masing pihak mempunyai hak dan kewajiban. Penjual (dealer) adalah perusahaan

yang menawarkan produk melalui Internet. Oleh karena itu, penjual wajib memberikan

informasi yang benar dan dapat dipercaya kepada pembeli atau konsumen mengenai

produk yang ditawarkannya. Proses transaksi e-commerce atau jual beli online, sama

seperti transaksi jual beli pada umumnya di dunia nyata, dilakukan oleh pihak yang

terlibat, meskipun dalam jual beli online para pihak tidak bertemu langsung melainkan

melalui internet. terhubung satu sama lain Internet. Kontrak dapat diselesaikan dan

kesepakatan antara penjual dan pembeli dapat dicapai melalui social media.

Berdasarkan hal tersebut, masih terdapat kemungkinan wanprestasi. Dalam

konteks ini, perlindungan hukum terhadap konsumen harus dicapai melalui pendekatan

harmonisasi hukum dan kerjasama dengan lembaga yang bertanggung jawab di bidang

penegakan hukum. Kajian ini penting karena beberapa alasan dan patut mendapat

perhatian khusus karena jual beli di Internet (e-commerce) sedang digemari oleh banyak

orang, kebanyakan orang. Atas dasar tersebut, penulis bertujuan untuk menggali

hubungan antara peraturan perundang-undangan yang ada dengan perlunya pengaturan

transaksi jual beli online. Oleh karena itu penulis ingin mengangkat judul penelitian
“Analisis Perlindungan Hukum Konsumen Dalam Transaksi Pembelian dan Penjualan

Online”.

Anda mungkin juga menyukai