Anda di halaman 1dari 6

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU

PEMILIHAN JENIS KONTRASEPSI HORMONAL DI DESA KEMURANG WETAN


KECAMATAN TANJUNG KABUPATEN BREBES TAHUN 2013

Isma Ghinta Awalia1, Iroma Maulida2, Mutiarawati3


Program Studi D III Kebidanan Politeknik Harapan Bersama
Jl.Mataram no.09 Pesurungan Lor Kota Tegal

ABSTRAK

Alat Kontrasepsi adalah alat untuk mencegah terjadinya kehamilan yang sifatnya sementara atau
permanen. Alat kontrasepsi hormonal seperti Pil/tablet, Suntik, Implan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
faktor – faktor yang berhubungan dengan perilaku pemilihan jenis kontrasepsi hormonal di Desa Kemurang Wetan
Kecamatan Tanjung Kabupaten Brebes Tahun 2013
Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional dengan jenis penelitian
ini merupakan penelitian analitik. Jumlah populasi sampel dalam penelitian ini adalah seluruh ibu aseptor KB
hormonal yang berdomisili di Desa Kemurang Wetan Kecamatan Tanjung Kabupaten Brebes yang berjumlah 157
responden yang terdiri dari 95 ibu asepstor KB suntik, 43 KB implan dan 19 KB pil.
Hasil uji statistik diperoleh nilai P-Value = 0,000, 0,020, 0,002, 0,000, 0,001 (P-Value < 0,05), hal ini
menunjukan bahwa Ho ditolak, berarti terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan, pengetahuan,
dukungan suami, umur, sumber informasi dengan perilaku pemilihan jenis kontrasepsi di Desa Kemurang Wetan
Kecamatan Tanjung Kabupaten Brebes tahun 2013. Hasil uji statistik diperoleh nilai P-Value = 0,231, 0,079 (P-
Value < 0,05), hal ini menunjukan bahwa Ho diterima, berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
pekerjaan, pendapatan dengan perilaku pemilihan jenis kontrasepsi di Desa Kemurang Wetan Kecamatan Tanjung
Kabupaten Brebes tahun 2013.
Kata Kunci: Pendidikan, Pengetahuan, Dukungan suami, Umur ,Sumber Informasi
Pendahuluan diinginkan, kerjasama pasangan, dan norma
Upaya pemerintah dalam menekan laju budaya mengenai kemampuan mempunyai
pertumbuhan penduduk Indonesia adalah anak (Maryani, 2008)
dengan program Keluarga Berencana (KB). Saat ini banyak beredar berbagai macam
Program KB yang ditujukan untuk menekan alat kontrasepsi mulai dari alat kontrasepsi
laju pertumbuhan penduduk adalah dengan hormonal mapaun non hormonal. Alat
mengajak seluruh masyarakat pasangan usia kontrasepsi hormonal seperti Pil / tablet,
subur untuk menjadi akseptor KB. Semakin suntika, implan, IUD dan alat kontrasepsi non
banyak penduduk yang turut berpartisipasi hormonal seperti kondom. Alat kontrasepsi
dalam program KB, maka angka kenaikan laju hendaknya memenuhi syarat yaitu aman
pertumbuhan penduduk yang berlebihan akan pemakaiannya dan dapat dipercaya, efek
bisa di tekan. samping yang merugikan tidak ada, lama
Pelayanan Kontrasepsi (PK) adalah salah kerjanya dapat diatur menurut keinginan, tidak
satu jenis pelayanan KB yang tersedia. mengganggu hubungan seksual, harganya
Sebagian besar akseptor KB memilih dan murah dan dapat diterima oleh pasangan suami
membayar sendiri dari berbagai macam metode istri (Hartanto, 2010). Pemilihan alat
kontrsepsi yang tersedia. Banyak wanita harus kontrasepsi dapat dipengaruhi oleh beberapa
menentukan pilihan kontrasepsi yang sulit. karakteristik akseptor KB seperti perilaku, jarak
Tidak hanya karena banyaknya jumlah metode pelayanan kesehatan, biaya kontrasepsi dan
yang tersedia, tetapi juga karena metode- dukungan suami (Ardiyani, 2011).
metode tersebut mungkin tidak dapat diterima Hartanto (2010) menyatakan bahwa
sehubungan dengan kebijakan nasional KB, pemilihan alat kontrasepsi hormonal salah
kesehatan individual, dan seksualitas wanita satunya yaitu KB suntik yang dapat dipengaruhi
atau biaya untuk memperoleh kontrasepsi. oleh beberapa faktor di antaranya, yaitu :
Dalam memilih suatu metode, wanita harus pendidikan, pekerjaan, pendapatan, jarak
menimbang berbagai faktor, termasuk status pelayanan kontrasepsi, biaya kontrasepsi,
kesehatan mereka, efek samping potensial suatu dukungan suami dan pengetahuan. Umur
metode, konsekuensi terhadap kehamilan yang adalah usia ibu yang secara garis besar menjadi
tidak diinginkan, besarnya keluarga yang indikator dalam kedewasaan dalam setiap

1
pengambilan keputusan yang mengacu pada alat bantu, sedangkan perilaku yang tidak
setiap pengalamannya. Tingkat pendidikan tampak adalah perilaku yang hanya dapat
turut menentukan mudah tidaknya seseorang dimengerti dengan menggunakan alat atau
menyerap dan memahami pengetahuan tentang metode tertentu, misalnya berpikir, sedih,
manfaat, kelebihan dan kelemahan dalam berkhayal, bermimpi, takut (Dewi, 2010).
penentuan alat kontrasepsi KB suntik. Perilaku manusia terbentuk karena adanya
Peneliti mengamati tempat penelitian di kebutuhan. Menurut Abraham Harold Maslow,
Desa Kemurang Wetan karena Desa tersebut manusia memiliki 5 kebutuhan dasar, yaitu:
menduduki urutan ke 2 di Kecamatan Tanjung kebutuhan fisiologis/biologis, kebutuhan rasa
Kabupaten Brebes dengan aseptor pengguna aman, kebutuhan mencintai dan dicintai,
KB hormonal, sehingga peneliti ingin mengkaji kebutuhan harga diri, dan kebutuhan aktualisasi
lebih dalam mengenai fenomena tersebut diri (Sunaryo, 2007). Faktor yang
melalui sebuah penelitian. Berdasarkan hasil mempengaruhi perilaku adalah: Tingkat
studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di pendidikan, Sumber informasi, umur,
Desa Kemurang Wetan Kecamatan Tanjung pengetahuan, dukungan suami atau keluarga,
Kabupaten Brebes, bahwasanya di Desa pendapatan, biaya kontrasepsi, pekerjaan, dan
Tersebut terdapat 157 orang ibu, selanjutnya jarak pelayanan, (Notoatmodjo, 2007).
berdasarkan hasil kajian melalui teknik
wawancara kepada 10 orang ibu, 6 diantaranya 2. Metode Penelitian
lebih memilih KB suntik 3 bulan karena Peneliti ini dilaksanakan di Desa
menghemat biaya, sedangkan 4 orang ibu Kemurang Wetan Kecamatan Tanjung
lainya cenderung menggunakan IUD. Kabupaten Brebes pada bulan April tahun
2013.
1. Landasan Teori Rancangan penelitian yang digunakan
Kontrasepsi adalah upaya untuk dalam penelitian ini adalah cross sectional.
mencegah kehamilan, upaya tersebut dapat Jenis penelitian yang digunakan dalam
bersifat sementara dan dapat pula bersifat penelitian ini bersifat analitik yaitu survey atau
permanen. Yang bersifat permanen pada wanita penelitian yang mencoba menggali bagaimana
dinamakan tubektomi dan pada pria vasektomi, fenomena kesehatan itu terjadi (Sugiyono,
sedang yang bersifat sementara dapat 2010). Penelitian ini ditujukan untuk
menggunakan obat peroral, suntikan, mengetahui gambaran pemilihan jenis
intravaginal, atau dengan obat topikal kontrasepsi hormonal dan faktor yang
intravaginal yang bersifat spermisid (Baziad, mempengaruhinya pada aseptor KB.
2012). Metode kontrasepsi sederhana tanpa alat Populasi adalah keseluruhan dari suatu
diantaranya yaitu metode kalender, metode variabel yang menyangkut masalah yang diteliti
suhu basal, senggama terputus. Model (Arikunto, 2010). Populasi dalam penelitian ini
menggunakan alat diantanya yaitu kondom, adalah seluruh ibu aseptor KB hormonal yang
diafragma, kap serviks, spons. Model modern: berdomisili di Desa Kemurang Wetan
Kontrasepsi non hormonal yaitu IUD, Kecamatan Tanjung Kabupaten Brebes yang
Kontrasepsi mantap (Vasektomi, tubektomi), berjumlah 157 responden yang terdiri dari 95
Kontrasepsi hormonal (Pill, suntik, dan ibu asepstor KB suntik, 43 KB implan dan 19
implan). KB pil. Dengan pengambilan sampel pada
Perilaku manusia merupakan aktivitas penelitian ini menggunakan metode Simple
yang timbul karena adanya stimulus dan respon Random Sampling, dengan tekhnik Lottery
serta dapat diamati secara langsung maupun Techarque atau tekhnik undian (Notoatmodjo,
tidak langsung. Perilaku individu tidak timbul 2005). Apabila populasi lebih dari 100, maka
dengan sendirinya, tetapi sebagai akibat adanya sampel penelitian dapat diambil 10 - 15% atau
rangsang (stimulus) baik dari dalam dirinya 20 - 30% (Arikunto, 2010). Pada penelitian ini
sendiri (internal) maupun dari luar diri individu peneliti mengambil sampel 30% dari jumlah
(eksternal). Pada hakekatnya perilaku individu populasi yang seluruhnya berjumlah 157
mencakup perilaku yang tampak (overt responden. Sehingga sampel dalam penelitian
behaviour) dan perilaku yang tidak tampak ini adalah 47 responden.
(inert behavior atau covert behaviour). Perilaku Variabel Independent atau variabel
yang tampak adalah perilaku yang dapat bebas, dalam penelitian ini adalah adalah
diketahui oleh orang lain tanpa menggunakan tingkat pendidikan, pengetahuan, dukungan

2
suami, umur, sumber informasi, pekerjaan, Wetan Kecamatan Tanjung Kabupaten Brebes,
pendapatan. Variabel terikat adalah perilaku maka diperoleh hasil sebagai berikut :
pemilihan alat kontrasepsi hormonal. Instrumen
penelitian adalah penggunaan kuesioner Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden
tertutup tentang umur, tingkat pendidikan, Berdasarkan Pendidikan
pengetahuan, pekerjaan, pendapatan, sumber Pendidikan N %
informasi, dukungan suami dan pemilihan jenis SMP 19 40.4
alat kontrasepsi hormonal. SMA 20 42.6
PT 8 17
Uji validitas Bila r hitung > dari r tabel
Total 47 100,0
dengan taraf signifikansi 5%, maka kuesioner
Dari hasil penelitian menunjukkan
dikatakan valid dan dapat dipakai untuk
bahwa sebagian besar responden berpendidikan
meneliti. Namun sebaliknya, jika r hitung
SMA sebanyak 20 responden (42,6%) dan
kuesioner < r tabel maka pertanyaan tersebut
sebagian kecil responden berpendidikan
tidak valid dan harus dikeluarkan (didrop) dari
Perguruan Tinggi (PT) sebanyak 8 responden
kuesioner (Sugiyono, 2010). Uji validitas item
(17%).
pertanyaan, dilakukan melalui kegiatan pilot
study sebagai suatu uji coba desain penelitian
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden
kepada 10 orang yang homogen dengan sampel Berdasarkan Pengetahuan
(Sugiyono, 2010). Kegiatan pilot study yang Pendidikan N %
akan dilakukan di Desa Kemurang Kulon Cukup 29 61,7
Kecamatan Tanjung Brebes. Alasan pilot study Baik 18 38,3
di Desa Kemurang Kulon dengan pertimbangan Total 47 100,0
bahwa antara Desa Kemurang Wetan dan Desa Dari hasil penelitian menunjukkan
Kemurang Kulon mempunyai karakteristik bahwa sebagian besar responden mempunyai
yang hampir sama di Kecamatan Tanjung, pengetahuan yang baik sebanyak 29 responden
masih dalam ruang lingkup Kabupaten Brebes (61,7%) dan sebagian kecil responden yang
dengan responden sebanyak 20 ibu aseptor KB mempunyai pengetahuan yang cukup sebanyak
hormonal. Hasil uji coba instrumen dengan rtabel 18 responden (38,3%).
(0.444) didapatkan 2 pertanyaan yang tidak
valid yaitu no 5 dan 20. Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden
Teknik yang digunakan untuk mencari Berdasarkan dukungan suami
reliabilitas instrumen adalah dengan Dukungan N %
menggunakan rumus Alfa Cronbach suami
(Sugiyono, 2010). Instrumen dinyatakan Mendukung 26 55,3
reliabel jika reliabilitas internal seluruh Tdk mendukung 21 44,7
instrumen sama dengan atau lebih dari 0,6 Total 47 100,0
(Notoatmodjo, 2010). Jadi dalam pilot study ini Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa
sudah reliabel dengan hasil r hitung (0,944) > r tabel sebagian besar responden mempunyai dukungan
suami sebanyak 26 responden (55,3%) dan sebagian
(0,444).
kecil responden yang tidak ada dukungan suami
Analisis univariat Menurut Arikunto sebanyak 21 responden (44,7%).
(2010) analisa data dalam penelitian ini
dilakukan dengan teknik deskriptif kualitatif
dengan persentase.
Analisis Bivariat merupakan analisis
terhadap dua variabel yang diduga
berhubungan atau korelesi (Notoatmodjo, Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden
2005). Uji statistik yang digunakan adalah Chi Berdasarkan Umur
Square Umur N %
< 20 tahun 5 10.6
20 - 35 tahun 34 72.3
3. Hasil Dan Analisa
> 35 tahun 8 17.
Berdasarkan hasil penelitian yang Total 47 100,0
dilakukan pada 47 responden mengenai
Dari hasil penelitian menunjukkan
Hubungan Antara Pendidikan Dengan Perilaku
bahwa sebagian besar responden berumur 20 -
Pemilihan Jenis Kontrasepsi di Desa Kemurang
35 tahun sebanyak 34 responden (72,2%) dan

3
sebagian kecil responden berumur < 20 tahun dengan perilaku pemilihan jenis kontrasepsi di
sebanyak 5 responen (10,6%). Desa Kemurang Wetan Kecamatan Tanjung
Kabupaten Brebes.
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh
Berdasarkan sumber informasi nilai P-Value = 0,002 (P-Value < 0,05), hal ini
Sumber informasi N % menunjukan bahwa Ho ditolak, berarti terdapat
Keluarga/kerabat 15 31.9 hubungan yang signifikan antara pengetahuan
Petugas Kesehatan 32 68.1
dengan perilaku pemilihan jenis kontrasepsi di
Total 47 100
Desa Kemurang Wetan Kecamatan Tanjung
Dari hasil penelitian menunjukkan
Kabupaten Brebes.
bahwa sebagian besar responden mempunyai
Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh
sumber informasi dari petugas kesehatan
nilai P-Value = 0,000 (P-Value < 0,05), hal ini
sebanyak 32 responden (68,1%) dan sebagian
menunjukan bahwa Ho ditolak, berarti terdapat
kecil responden mendapatkan sumber
hubungan yang signifikan antara dukungan
informasi dari keluarga atau kerabat sebanyak
suami dengan perilaku pemilihan jenis
15 responden (31.9%).
kontrasepsi di Desa Kemurang Wetan
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Pekerjaan Kecamatan Tanjung Kabupaten Brebes.
Pekerjaan N % Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh
nilai P-Value = 0,000 (P-Value < 0,05), hal ini
Bekerja 20 42.6 menunjukan bahwa Ho ditolak, berarti terdapat
Tidak Bekerja 27 57.4 hubungan yang signifikan antara umur dengan
Total 47 100,0
perilaku pemilihan jenis kontrasepsi di Desa
Dari hasil penelitian menunjukkan Kemurang Wetan Kecamatan Tanjung
bahwa sebagian besar responden tidak bekerja Kabupaten Brebes.
sebanyak 27 responden (57,4%) dan sebagian kecil
responden yang bekerja sebanyak 20 responden
Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh
(42,6%). nilai P-Value = 0,001 (P-Value < 0,05), hal ini
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Responden menunjukan bahwa Ho ditolak, berarti terdapat
Berdasarkan Pendapatan hubungan yang signifikan antara sumber
Pendapatan N % informasi dengan perilaku pemilihan jenis
kontrasepsi di Desa Kemurang Wetan
< 2 Juta 32 68.1
> 2 Juta 15 31.9
Kecamatan Tanjung Kabupaten Brebes.
Total 47 100,0 Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh
Dari hasil penelitian menunjukkan nilai P-Value = 0,231 (P-Value < 0,05), hal ini
bahwa sebagian besar responden mempunyai menunjukan bahwa Ho diterima, berarti tidak
pendapatan < 2 Juta sebanyak 32 responden (68,1%) terdapat hubungan yang signifikan antara
dan sebagian kecil responden yang mempunyai pekerjaan dengan perilaku pemilihan jenis
pendapatan sebanyak 15 responden (31,9%). kontrasepsi di Desa Kemurang Wetan
Tabel 8. Distribusi Frekuensi Responden Kecamatan Tanjung Kabupaten Brebes.
Berdasarkan Pemilihan jenis kontrasepsi Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh
Pemilihan Jenis N % nilai P-Value = 0,079 (P-Value < 0,05), hal ini
kontrasepsi menunjukan bahwa Ho diterima, berarti tidak
Suntik 28 59.6 terdapat hubungan yang signifikan antara
Pil 12 25.5 pendapatan dengan perilaku pemilihan jenis
Implan 7 14.9
kontrasepsi di Desa Kemurang Wetan
Total 47 100,0
Kecamatan Tanjung Kabupaten Brebes.
Dari hasil penelitian menunjukkan
Konsep pendidikan adalah proses belajar
bahwa sebagian besar responden memilih jenis
yang berarti didalam pendidikan itu terjadi
kontrasepsi suntik sebanyak 28 responden (59,6%),
sedangkan yang memilih jenis kontrasepsi pil proses pertumbuhan, perkembangan atau
sebanyak 12 responden (25,5%) dan sebagian kecil perubahan ke arah yag lebih dewasa, lebih baik
responden yang memilih jenis alat kontrasepsi dan matang pada individu, kelompok atau
implan sebanyak 7 responden (14,9%). masyarakat. Semakin tinggi tingkat pendidikan
Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh seseorang maka makin mudah menerima
nilai P-Value = 0,020 (P-Value < 0,05), hal ini informasi dan semakin banyak pula
menunjukan bahwa Ho ditolak, berarti terdapat pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya
hubungan yang signifikan antara pendidikan pendidikan yang kurang akan menghambat

4
perkembangan sikap seseorang dalam pendidikan,keadaan perumahan. Data ekonomi
menerima informasi yang baru (Notoatmodjo, meliputi pekerjaan, pendapatan, kekayaan,
2007). pengetahuan dan harga makanan yang
Pengetahuan atau knowledge merupakan tergantung pada pasar dan variasi musim
hasil dari manusia yang terdiri dari sejumlah (Supariasa, 2009).
fakta dan teori yang memungkinkan seseorang Perilaku yang tampak adalah perilaku
untuk dapat memecahkan masalah yang yang dapat diketahui oleh orang lain tanpa
dihadapinya. Pengetahuan diperoleh baik dari menggunakan alat bantu, sedangkan perilaku
pengalaman langsung maupun pengalaman yang tidak tampak adalah perilaku yang hanya
orang lain (Dewi, 2010). dapat dimengerti dengan menggunakan alat
Kesenjangan gender merupakan suatu atau metode tertentu, misalnya berpikir, sedih,
kondisi ketidakseimbangan hubungan antara berkhayal, bermimpi, takut (Dewi, 2010)
pria dan wanita dalam pelaksanaan pelayanan Alat kontrasepsi seperti suntik
KB dan kesehatan reproduksi, sehingga salah merupakan suatu alat kontrasepsi yang banyak
satu pihak merasa dirugikan karena tidak dapat diminati bagi kalangan masyarakat, hal ini
berpartisipasi dan memperoleh menfaat dari karena memiliki keuntungan yang lebih besar
pelayanan tersebut. Ada tidaknya kesenjangan seperti efektifitas yang tinggi dan tidak
dalam KB dan kesehatan reproduksi dapat memiliki pengaruh terhadap ASI (Maryani,
dilakukan melalui proses analisis gender, antara 2008).
lain dapat dilihat dari faktor akses (jangkauan),
manfaat, partisipasi (keikutsertaan) serta 4. Kesimpulan
pengambilan keputusan (kontrol) (Dewi, 2010). a. Distribusi Frekuensi Responden
Usia mempengaruhi akseptor dalam Berdasarkan Pendidikan di Desa Kemurang
penggunaan alat kontrasepsi yang ditentukan Wetan Kecamatan Tanjung Kabupaten
fase-fase. Usia kurang 20 tahun; fase menunda Brebes tahun 2013 diketahui bahwa
kehamilan, usia antara 20-35 tahun; fase Sebagian besar responden berpendidikan
menjarangkan kehamilan. Usia antara 35 tahun SMA sebanyak 20 responden (42,6%).
lebih; fase mengakhiri kehamilan (Hartanto, b. Distribusi Frekuensi Responden
2004). Berdasarkan Pengetahuan di Desa
Sumber informasi adalah pusat media Kemurang Wetan Kecamatan Tanjung
untuk memperoleh wacana. Sumber informasi Kabupaten Brebes tahun 2013 diketahui
seseorang biasanya diperoleh dari pengalaman bahwa Sebagian besar responden
bermacam-macam misalnya media massa, mempunyai pengetahuan yang baik
media elektronik, petugas kesehata, keluarga sebanyak 29 responden (61,7%)
atau teman dan lain-lain, sedangkan sumber c. Distribusi Frekuensi Responden
informasi yang paling baik adalah tenaga Berdasarkan Dukungan Suami di Desa
kesehatan karena lebih fokus pada pokok Kemurang Wetan Kecamatan Tanjung
permasalahan. Beberapa sumber informasi Kabupaten Brebes tahun 2013 diketahui
dipandang lebih baik karena dapat memberikan bahwa Sebagian besar responden
keterangan berarti bagi seseorang, misalnya mempunyai dukungan suami sebanyak 26
keluarga atau teman yang merupakan salah satu responden (55,3%)
faktor yang mempengaruhi perilaku dalam d. Distribusi Frekuensi Responden
pemilihan jenis kontrasepsi yang akan Berdasarkan Umur Ibu di Desa Kemurang
digunakan. (Dewi, 2010). Wetan Kecamatan Tanjung Kabupaten
Pekerjaan adalah suatu yang dilakukan Brebes tahun 2013 diketahui bahwa
untuk mencari nafkah. Kemampuan seseorang sebagian besar responden berumur 20 -35
untuk memenuhi kebutuhan hidup akan tahun sebanyak 34 responden (72,2%).
mempengaruhi pengetahuan individu tersebut. e. Distribusi Frekuensi Responden
Pekerjaan adalah kebutuhan yang harus Berdasarkan Sumber informasi Ibu di Desa
dilakukan terutama untuk menunjang Kemurang Wetan Kecamatan Tanjung
kehidupanya dan kehidupan keluarganya Kabupaten Brebes tahun 2013 diketahui
(Dewi, 2010) bahwa sebagian besar responden
Pendapatan Keluarga mencakup data mempunyai sumber informasi dari petugas
sosial seperti keadaan penduduk suatu kesehatan sebanyak 32 responden (68,1%).
masyarakat, keadaan keluarga,

5
f. Distribusi Frekuensi Responden [8] Everett, Suzanne 2008 Buku Saku
Berdasarkan Pekerjaan Ibu di Desa Kontrasepsi & Kesehatan Seksual
Kemurang Wetan Kecamatan Tanjung Reproduktif. Edisi 2. Jakarta . Penerbit
Kabupaten Brebes tahun 2013 diketahui Buku Kedokteran EGC.
bahwa sebagian besar responden tidak [9] Hartanto H, 2010. Keluarga Berencana
bekerja sebanyak 27 responden (57,4%). dan Kontrasepsi. Jakarta. Pustaka Sinar
g. Distribusi Frekuensi Responden Harapan. Hal 46-50.
Berdasarkan Pendapatan Ibu di Desa [10] Maryani Sri. 2008. Pelayanan Keluarga
Kemurang Wetan Kecamatan Tanjung Berencana dan Pelayanan Kontrasepsi.
Kabupaten Brebes tahun 2013 diketahui TIM. Jakarta
bahwa sebagian besar responden [11] Manuaba, I.B.G 2010. Ilmu Kebidanan
mempunyai pendapatan < 2 Juta sebanyak Penyakit Kandungan dan Keluarga
32 responden (68,1%) Berencana Untuk Pendidikan
h. Distribusi Frekuensi Responden Bidan. Jakarta. EGC.
Berdasarkan Perilaku Pemilihan Jenis [12] Mayasari Ovita. 2008. Hubungan
Kontrasepsi di Desa Kemurang Wetan Beberapa Faktor Internal Eksternal
Kecamatan Tanjung Kabupaten Brebes Akseptor KB Dengan Pemakaian Alat
tahun 2013 diketahui bahwa sebagian besar Kontrasepsi IUD di Keluarga Ngesrep
responden memilih jenis kontrasepsi suntik Kecamatan Banyumanik. Semarang:
sebanyak 28 responden (59,6%). UNDIP.
i. Hasil uji statistik diperoleh nilai P-Value = [13] Masyoor, Arif. Dkk. 2010. Kapita selekta
0,000 (P-Value < 0,05), hal ini menunjukan kedokteran. Edisi 3 jilid 2 Ausqulopies.
bahwa Ho ditolak, berarti terdapat hubungan Jakarta: FKUI.
yang signifikan antara umur dengan perilaku [14] Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi
pemilihan jenis kontrasepsi penelitian kesehatan. Jakarta: rineka cipta.
5. Daftar Pustaka [15] ------------------------2007. Pendidikan dan
[1] Ardiyani. 2011. Faktor-faktor yang Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka
mempengaruhi ibu dalam pengambilan Cipta.
keputusan menggunakan kontrasepsi [16] Purwanto. 2006. Pengantar Perilaku
suntik di wilayah kerja Puskesmas Manusia Untuk Keperawatan. Jakarta :
Banjarnegara. EGC.
http://digilib.ump.ac.id/files/disk1/11/jhpt Puspasari M. 2007. Hubungan Antara
ump-a-ardygunart-548-1-babi.pdf. Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang
Diakses pada tanggal 3 Maret 2014. Imunisasi Dengan Perilaku Imunisasi Dasar
[2] Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian
Ibu Dengan Perilaku Imunisasi Dasar Ibu
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta Balita Di Puskesmas Tegowanu Kabupaten
[3] Badriah, dewi laelatul. 2009. Metodologi Grobogan, Semarang.
penelitian ilmu-ilmu kesehatan. bandung:
multazam
[4] BKKBN 2012. Tahun Ini Penduduk
Indonesia Capai 250 Juta
Jiwa. http://health.liputan6.com/read/521
272/bkkbn-tahun-ini-penduduk-
indonesia-capai-250-juta-jiwa. Diakses
pada tanggal 3 Maret 2014-03-04.
[5] Baziad A, 2012 Kontrasepsi
Hormonal. Jakarta . Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
[6] Dewi. 2010. Teori dan Pengukuran
Pengetahuan, Sikap dan Perilaku
Manusia. Yogyakarta. Nuha Medika.
[7] Depkes. 2012.. Buku Panduan Praktis
Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta. Depkes
RI.

Anda mungkin juga menyukai