Penerapan Konsep Arsitektur Futuristik Pada Perancangan Gedung Concert Hall Di Purwokerto
Penerapan Konsep Arsitektur Futuristik Pada Perancangan Gedung Concert Hall Di Purwokerto
Abstrak
Musik di Indonesia berkembang cukup pesat di Kota Purwokerto. Ada 34 pertunjukan kesenian dan
musik pada tahun 2020 dengan jumlah kenaikan pertunjukan kesenian dari tahun 2016-2020 sebesar
230%. Hal ini menunjukkan bahwa animo masyarakat yang besar akan pertunjukan kesenian dan musik.
Pertunjukkan kesenian dan musik selama ini biasanya diadakan di ballroom, mall, resto, GOR, bahkan
juga di alun-alun yang tidak dirancang secara spesifik sebagai concert hall. Adapun gedung kesenian
yang tersedia di Kota Purwokerto adalah Gedung Kesenian Soetedja yang masih sangat jauh dari segi
kapasitas dan fungsinya sebagai concert hall. Untuk itu dibutuhkan suatu fasilitas yang mampu
menghadapi tantangan tersebut, yaitu concert hall. Konsep desain yang diterapkan adalah arsitektur
futuristik yang memvisualkan masa depan, selaras dengan perkembangan Kota Purwokerto yang menuju
kota modern.
Pengumpulan data dilakukan dengan 2 metode, yaitu kualitastif dan kuantitatif. Data yang diperoleh
lalu dianalisa dan kemudian menjadi konsep dalam perencanaan dan perancangan concert hall
di Purwokerto. Perancangan Gedung Concert Hall di Kota Purwokerto didesain dengan menggunakan
pendekatan arsitektur futuristik, dimana konsep tersebut diterapkan pada bentuk massa bangunan,
penampilan fisik bangunan, jenis material bangunan, serta struktur dan teknologi yang digunakan.
Abstract
Music in Indonesia is grown quite rapidly in the city of Purwokerto. There are 34 art and music
performances in 2020 with an increase in the number of art performances from 2016-2020 by 230%. This
shows that there is great public interest in performing arts and music. Art and music performances are
usually held in ballrooms, malls, restaurants, sports halls, and even in public squares that are not
specifically designed as a concert hall. The art building available in Purwokerto City is the Soetedja Art
Building which is still very far from its capacity and function as a concert hall. For that we need a facility
that is able to face these challenges, namely a concert hall. The design concept applied is futuristic
architecture that visualizes the future, in line with the development of the City of Purwokerto towards a
modern city.
Data was collected by 2 methods, namely qualitative and quantitative. The data obtained then
analyzed and then becomes a concept in planning and designing a concert hall in Purwokerto. The design
of the Concert Hall Building in Purwokerto City is designed using a futuristic architectural approach, the
concept is applied to the shape of the building mass, the physical appearance of the building, the type of
building material, as well as the structure and technology used.
Penerapan Konsep Arsitektur Futuristik Pada Perancangan Gedung Concert Hall di Purwokerto 31
|Vol 23|No. 1 | Juni 2022| e-ISSN : 2722-6204
TEODOLITA : Media Komunikasi Ilmiah Dibidang Teknik p-ISSN : 1411-1586
Hal : 31- 41
1. PENDAHULUAN
Saat ini perkembangan musik di Indonesia dirasa cukup pesat, terbukti dengan maraknya
penggunaan media social seperti youtube sebagai ajang untuk unjuk diri, sehingga akhirnya memicu
bermunculannya para musisi muda. Meningkatnya minat masyarakat Indonesia untuk mendengarkan
musik secara langsung juga disebabkan oleh berkembangnya musisi khususnya di kalangaan anak muda
dalam berkarya. Pergelaran festival dan pertunjukan musik baik tradisional maupun modern di Kota
Purwokerto, Jawa Tengah diselenggarakan oleh badan pemerintahan maupun swasta. Pergelaran festival
dan pertunjukan musik di Kota Purwokerto yang merupakan ibukota Kabupaten Banyumas ini tidak hanya
menghadirkan acara musik saja, tetapi ada juga acara pelengkap lainnya seperti acara untuk kuliner, market
place, hingga komunitas.
Menurut data dari kalender kegiatan Kabupaten Banyumas pada tahun 2016 tercatat ada 10
pertunjukan kesenian dan mengalami kenaikan disetiap tahun. Tercatat setidaknya ada 34 pertunjukan
kesenian dan musik pada tahun 2020. Jika diakumulasi jumlah kenaikan pertunjukan kesenian dari tahun
2016-2020 sebesar 230%. Secara tidak langsung hal ini menunjukkan bahwa animo masyarakat yang besar
akan pertunjukan kesenian dan musik. Secara umum perkembangan seni musik di Kabupaten Banyumas
yang semakin meningkat, memberikan kontribusi yang sangat baik bagi masyarakat Banyumas.
Pertunjukkan kesenian dan musik atau konser di Kota Purwokerto selama ini biasanya diadakan di
convention hall seperti ballroom Hotel Java Heritage, mall seperti di Rita Mall Purwokerto, D’Garden Hall
dan Resto, gelanggang olahraga (GOR), bahkan juga di alun-alun Purwokerto. Bangunan-bangunan
tersebut merupakan bangunan serbaguna yang tidak dirancang secara spesifik sebagai bangunan concert
hall yang diperuntukkan untuk sebuah pertunjukkan kesenian dan musik atau konser.
Adapun gedung kesenian yang tersedia di Kota Purwokerto adalah Gedung Kesenian Soetedja (GKS)
yang masih sangat jauh dari segi kapasitas dan fungsinya sebagai gedung concert hall. Setelah dibuka pada
Desember tahun 2017 lalu, gedung Gedung Kesenian Soetedja seolah tertidur lelap. Salah satu seniman
perupa Banyumas, Setyo Nurdiono menjelaskan bahwa Gedung Kesenian Soetedja seperti tidur terlelap,
dimungkinkan karena fasilitas gedungnya yang masih kurang lengkap, akustiknya yang kurang bagus,
ruangan yang kurang nyaman karena tidak memiliki pendingin, serta belum adanya fasilitas untuk
memajang karya seni rupa dua maupun tiga dimensi menjadikan seniman enggan untuk pentas di Gedung
Kesenian Soetedja. Sehingga para seniman Banyumas lebih memilih untuk menggelar acara kesenian di
kota lain. Oleh karena itu untuk mengatasi hal tersebut maka dibutuhkan sebuah wadah yang layak secara
teknis, fungsi, dan memenuhi persyaratan perancangan.
Berlatar belakang kondisi diatas, maka dibutuhkan suatu fasilitas yang mampu menghadapi
tantangan tersebut. Concert hall adalah salah satu jawaban yang dapat menjawab tantangan-tantangan di
atas. Tidak hanya itu, desain concert hall ini juga sekaligus sebagai salah satu tempat hiburan sekaligus
Penerapan Konsep Arsitektur Futuristik Pada Perancangan Gedung Concert Hall di Purwokerto 32
|Vol 23|No. 1 | Juni 2022| e-ISSN : 2722-6204
TEODOLITA : Media Komunikasi Ilmiah Dibidang Teknik p-ISSN : 1411-1586
Hal : 31- 41
sebagai wadah pengembangan kreatifitas masyarakat. Keberadaan concert hall ini akan memberikan
dampak positif yang besar pada Kota Purwokerto karena pertama musik membawa pengaruh besar bagi
pertumbuhan Kota Purwokerto khususnya dalam hal seni, kedua dengan adanya concert hall ini akan
meningkatkan fungsi kota, dan yang ketiga dapat mewujudkan Kota Purwokerto yang lebih maju dan
modern ke depannya.
Adanya fasilitas concert hall tersebut secara tidak langsung ikut mendukung dalam perkembangan
kegiatan apresiasi seni musik di Kota Purwokerto. Concert hall ini diharapkan bisa mewadahi para pecinta
musik lokal yang ada di kota Purwokerto, dan memberi tempat yang layak untuk melaksanakan sebuah
konser dengan fasilitas akustik yang tepat namun tetap menghadirkan kenyamanan, serta menjadi salah satu
ikon Kota Purwokerto yang dibanggakan oleh masyarakat Kabupaten Banyumas khususnya.
Kota Purwokerto merupakan kota yang saat ini tengah gencar membangun berbagai fasilitas kotanya.
Hadirnya jalan baru yaitu Jalan Soekarno di pusat kota, menjadikan lahirnya semacam kota baru di Kota
Purwokerto. Pada koridor Jalan Soekarno ini banyak dibangun bangunan elemen kota dengan arsitektur
yang sangat luar biasa, yang mencitrakan kota masa depan, seperti Gedung DRPD, Menara Pandang
Teratai, pusat kuliner Madhang Maning Park, serta dalam waktu dekat akan dibangun Masjid Agung
Purwokerto yang bernama Masjid Seribu Bulan Sabit yang merupakan hasil desain dari seorang arsitek
ternama yang juga Gubernur Jawa Barat, yaitu Bapak Ridwan Kamil.
Dari gambar 2 bahwa bangunan yang berada di koridor Jalan Soekarno menampilkan citra arsitektur
masa kini yang mengarah menuju masa depan. Penampilan bangunan mencoba untuk memvisualkan masa
depan. Material dan teknologi yang ditampilkan pun mencitrakan teknologi terkini. Terlihat bahwa Kota
Purwokerto sedang berjalan menuju kota baru yang modern. Untuk itu, pendekatan konsep desain yang
nanti akan diterapkan pada perancangan gedung concert hall adalah arsitektur futuristik yang perencanaan
dan pembangunannya tidak berdasarkan oleh sesuatu yang terkait dengan masa lalu, akan tetapi lebih
mengarah kepada desain yang berorientasi ke masa depan atau future dengan tampilan atau bentuk
bangunan terdapat kekontrasan dari lingkungan sekitarnya.
Penerapan Konsep Arsitektur Futuristik Pada Perancangan Gedung Concert Hall di Purwokerto 33
|Vol 23|No. 1 | Juni 2022| e-ISSN : 2722-6204
TEODOLITA : Media Komunikasi Ilmiah Dibidang Teknik p-ISSN : 1411-1586
Hal : 31- 41
2. STUDI PUSTAKA
2.1 Concert Hall
Concert hall adalah sebuah tempat yang diperuntukkan sebagai tempat konser musik klasik. Istilah
concert hall dapat merupakan ruang dimana diadakannya konser musik atau dapat merupakan keseluruhan
daripada bangunan. Ruang berlangsungnya sebuah konser memiliki panggung tempat para pemain berada
dan memiliki auditorium dimana para penonton menyaksikan konser (Deskinta, 2016). Pada dasarnya
concert hall merupakan bangunan dengan ruang pertunjukkan yang cukup besar untuk sebuah orchestra.
Sedangkan concert hall dengan ukuran yang kecil, didesain untuk skala pemain musik dan penonton yang
lebih kecil disebut sebagai recital hall. Neufert (2012) dalam buku Neufert Data Arsitek Jilid 4 tertulis
bahwa pada umumnya terdapat empat tipe concert hall yaitu block, fan, arena, dan horseshoe. Bentuk-
bentuk tersebut dapat ditentukan berdasarkan urban planning, luasan yang diinginkan, serta berdasarkan
kebutuhan akustik. Seiring perkembangan jaman, teknologi, material bangunan, dan struktur bangunan,
maka berkembang pula bentukan sebuah bangunan.
Gedung pertunjukan musik ini mempunyai fungsi sebagai wadah yang menyediakan fasilitas
pertunjukan musik dengan berbagai macam aliran, menampung kegiatan penjualan, studio dan aktivitas
musik lainnya serta kegiatan-kegiatan penunjang yang ada didalamnya. Menurut Soedigdo (2010), gedung
pertunjukan sebagai wadah di dalam kegiatan masyarakat mempunyai fungsi sebagai wadah untuk
meningkatkan apresiasi seni, wadah pendidikan yang bersifat hiburan, wadah untuk mempertemukan buah
pikiran seniman dengan masyarakat sehingga terjadi suatu penilaian dan komunikasi, dan sebagai wadah
untuk menampung seni pertunjukan yang merupakan hasil budaya dari suatu budaya atau masyarakat.
Concert hall sebagai gedung untuk mempertunjukkan karya seni berupa seni tari, drama, dan konser
musik dapat digolongkan berdasarkan kapasitas pengguna ruang (Mc-Gowan dalam Hadiyani, 2010),
menjadi : sangat besar (1500 kursi atau lebih), besar (900-1500 kursi), sedang (500-900 kursi), kecil
(dibawah 500 kursi). Gedung pertunjukan musik harus memiliki beberapa fasilitas ruangan agar memenuhi
syarat, seperti fasilitas utama, pendukung, dan fasilitas pengelola. Fasilitas utama, seperti : panggung utama,
sayap/serambi, daerah belakang panggung/backstage, ruang latihan/persiapan, ruang ganti pakaian, ruang
tunggu. Fasilitas pendukung, meliputi : ruang mesin, galeri gambar, kantin/café, resepsionis, dan ticketing
room. Adapun fasilitas pengelola, meliputi : ruang kepala manajemen, ruang staff, ruang bagian pemasaran,
dan ruang penanggung jawab.
Penerapan Konsep Arsitektur Futuristik Pada Perancangan Gedung Concert Hall di Purwokerto 34
|Vol 23|No. 1 | Juni 2022| e-ISSN : 2722-6204
TEODOLITA : Media Komunikasi Ilmiah Dibidang Teknik p-ISSN : 1411-1586
Hal : 31- 41
3. METODE
3.1 Pemilihan Lokasi Concert Hall
Berdasarkan Perda Kabupaten Banyumas nomor 25 Tahun 2011 tentang RTRW Kabupaten
Banyumas tahun 2011-2031 menyebutkan bahwa kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai
kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan,
pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.
Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi sebagaimana yang dimaksud dalam
pasal 56 huruf a salah satunya adalah kawasan perkotaan Purwokerto. Untuk menentukan lokasi yang
paling tepat untuk dibangun concert hall diperlukan 4 kriteria utama, yaitu: ketersediaan lahan, tata guna
lahan, ketersediaan infrastruktur, dan sarana transportasi. Berdasarkan analisa di atas maka terpilih 3
alternatif site yakni alternatif site 1 berada di Jl. Gatot Subroto, alternatif site 2 berada di Jl. Mayjen Sutoyo
dan alternatif site 3 berada di Jalan Soekarno.
Alternatif Site 1
Alternatif site 2
Penerapan Konsep Arsitektur Futuristik Pada Perancangan Gedung Concert Hall di Purwokerto 35
|Vol 23|No. 1 | Juni 2022| e-ISSN : 2722-6204
TEODOLITA : Media Komunikasi Ilmiah Dibidang Teknik p-ISSN : 1411-1586
Hal : 31- 41
Berdasarkan penilaian Tabel 1, maka site yang paling tepat untuk di bangun gedung Concert hall
adalah alternatif site 3 yang berada di Jalan Soekarno yang merupakan jalan baru yang menghubungkan
Jalan Jenderal Sudirman dengan Jalan Gerilya dengan alasan tata guna lahan yang masuk dalam kawasan
strategis pusat pelayanan baru, ketersediaan infrastruktur yang memadai, ketersediaaan lahan yang luas dan
sarana transportasi yang tersedia.
Site berada di Jalan Soekarno yang merupakan jalan baru sekaligus pusat kota baru di Kota
Purwokerto. Lokasi perancangan berada persis disisi Barat jalan ini, yang mana terdapat lahan kosong yang
sangat luas. Proyek pekerjaan pembangunan jalan ini sepanjang 2,1 km dengan lebar jalan 16 meter. Total
luas site sebesar 19.388 m² dengan kontur tanah yang rata serta 40 cm lebih rendah dari badan jalan utama.
Penerapan Konsep Arsitektur Futuristik Pada Perancangan Gedung Concert Hall di Purwokerto 36
|Vol 23|No. 1 | Juni 2022| e-ISSN : 2722-6204
TEODOLITA : Media Komunikasi Ilmiah Dibidang Teknik p-ISSN : 1411-1586
Hal : 31- 41
Penerapan Konsep Arsitektur Futuristik Pada Perancangan Gedung Concert Hall di Purwokerto 37
|Vol 23|No. 1 | Juni 2022| e-ISSN : 2722-6204
TEODOLITA : Media Komunikasi Ilmiah Dibidang Teknik p-ISSN : 1411-1586
Hal : 31- 41
Tampilan futuristik pada bangunan menggambarkan bahwa perencanaan dan pembangunannya tidak
berdasarkan oleh sesuatu yang terkait dengan masa lalu, akan tetapi penampilan futuristik mencoba untuk
memvisualkan masa depan. Bangunan harus dapat mengikuti dan menampung tuntutan kegiatan yang pasti
selalu berkembang.
Penerapan Konsep Arsitektur Futuristik Pada Perancangan Gedung Concert Hall di Purwokerto 38
|Vol 23|No. 1 | Juni 2022| e-ISSN : 2722-6204
TEODOLITA : Media Komunikasi Ilmiah Dibidang Teknik p-ISSN : 1411-1586
Hal : 31- 41
Penerapan Konsep Arsitektur Futuristik Pada Perancangan Gedung Concert Hall di Purwokerto 39
|Vol 23|No. 1 | Juni 2022| e-ISSN : 2722-6204
TEODOLITA : Media Komunikasi Ilmiah Dibidang Teknik p-ISSN : 1411-1586
Hal : 31- 41
Penerapan Konsep Arsitektur Futuristik Pada Perancangan Gedung Concert Hall di Purwokerto 40
|Vol 23|No. 1 | Juni 2022| e-ISSN : 2722-6204
TEODOLITA : Media Komunikasi Ilmiah Dibidang Teknik p-ISSN : 1411-1586
Hal : 31- 41
Sub Struktur menggunakan pondasi tiang pancang, sedangkan struktur rangka bangunan
menggunakan sistem grid dimana sistem balok silang sederhana yang di dukung pada empat sisi. Dengan
struktur plat lantai menggunakan beton bertulang dengan ketebalan 12 cm. Material pelapis lantai
bervariatif dari granit, karpet, parquet, dan plester aci. Sedangkan pada struktur atap menggunakan rangka
space frame dengan penutup GFRP.
5. KESIMPULAN
Perancangan Gedung Concert Hall di Kota Purwokerto didesain dengan menggunakan pendekatan
arsitektur futuristik, dimana konsep tersebut diterapkan pada bentuk massa bangunan, penampilan fisik
bangunan, jenis material bangunan, serta struktur dan teknologi yang digunakan. Bentuk massa bangunan
menggunakan konsep lengkung memberi karakter ringan, dinamis, kuat dan melambangkan kemegahan,
kekuatan, dan kedinamisan. Penampilan fisik bangunan dengan konsep futuristik diperlihatkan dengan
bentuk yang spektakuler, tidak biasa, asimetris, kreatif dan memiliki citra kekinian. Eksterior bangunan
concert hall juga memperlihatkan konsep Less is More dengan minim ornamen namun memberikan
karakter yang megah dan mewah.
Jenis material yang digunakan adalah material kekinian, misalnya pada instalasi panel celling pada
langit-langit menggunakan material acrylic, Material pelapis lantai bervariatif dari granit, karpet, parquet
dengan penutup yang absorben contohnya karpet dan sejenisnya untuk mengurangi bunyi yang
mengganggu, dan material pada instalasi panel akustik pada ruang menggunakan material diffsorber yang
berfungsi untuk menyerap bunyi. Sedangkan untuk sistem strukturnya menggunakan sub struktur
menggunakan pondasi tiang pancang, struktur rangka bangunan menggunakan sistem grid, dan struktur
atap menggunakan rangka space frame dengan penutup GFRP.
Desain concert hall yang menggunakan penekanan pada konsep arsitektur futuristik ini diharapkan
dapat menjadi wadah pengembangan kreatifitas seni masyarakat Kota Purwokerto, meningkatkan fungsi
kota, menjadi salah satu ikon kota, serta dapat mewujudkan Kota Purwokerto yang lebih maju dan modern
ke depannya.
6. DAFTAR PUSTAKA
Penerapan Konsep Arsitektur Futuristik Pada Perancangan Gedung Concert Hall di Purwokerto 41