Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH 3 MATA KULIAH SENI RUPA

Tentang

Konsep Pengembangan Teknologi dalam Pengembangan Kreativitas dalam Seni dan


Budaya pada Sekolah Dasar

Dosen Pengampu:

Drs. Yunisrul

Oleh:

Nama : Nadya Maharani

Nim : 22129186

Seksi : 202211290234

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmatnya sehingga saya dapat
menyusun makalah tentang “Konsep Pengembangan Teknologi dalam Pengembangan
Kreativitas dalam Seni dan Budaya pada Sekolah Dasar “ ini dengan sebaik-baiknya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk melengkapi tugas mata kuliah
Seni Rupa dan mengetahui seluk beluk mengenai Konsep Pengembangan Teknologi dalam
Pengembangan Kreativitas dalam Seni dan Budaya pada Sekolah Dasar.

Saya ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Seni Rupa dan seluruh
pihak yang membantu, memberi masukan, dan mendukung penulisan makalah ini sehingga
selesai tepat pada waktunya.

Meski saya telah menyusun makalah ini dengan maksimal, tidak menutup kemungkinan
masih banyak kekurangan. Oleh karena itu sangat diharapkan kritik dan saran yang konstruktif
dari pembaca sekalian. Akhir kata, saya berharap makalah ini dapat menambah referensi
keilmuan pembaca dan juga masyarakat.

Padang, 8 September 2022

Penulis
Daftar Isi

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 2

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... 3

BAB I ..................................................................................................................................4

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang ................................................................................................................4

B.Rumusan Masalah ...........................................................................................................4

C.Tujuan .............................................................................................................................4

BAB II ................................................................................................................................5

PEMBAHASAN .................................................................................................................7

BAB III ...............................................................................................................................9

Kesimpulan dan Saran ........................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................10


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Revolusi industri 4.0 telah mengubah hidup dan kerja manusia secara fundamental. Revolusi.
industri generasi ke-4 ini memiliki skala, ruang lingkup dan kompleksitas yang lebih luas.
Kemajuan teknologi baru yang mengintegrasikan dunia fisik, digital dan biologis telah
mempengaruhi semua disiplin ilmu, ekonomi, industri, dan seni. Dunia kreatif seperti seni,
sebenarnya tidak perlu khawatir terhadap perkembangan ini, karena justru sebaliknya akan
mendapatkan peluang dalam kemeriahan ciptaan yang ditimbulkan oleh industri digital era ini.
Keberkahan ini bukan menjadi hambatan tetapi justru peluang baru untuk menciptakan berbagai
model pembelajaran seni dengan pemanfaatan teknologi pembelajaran seperti media audiovisual.

Salah satu media audiovisual yang mempunyai potensi tinggi dalam penyampaian pesan
maupun kemampuannya dalam menarik minat dan perhatian peserta didik serta efektif dan
efisien dalam pencapaian kompetensi atau tujuan pembelajaran adalah media video
pembelajaran. Media video adalah media visual gerak (motion pictures) yang dapat diatur
percepatan gerakannya (gerak dipercepat atau diperlambat). Hal ini memungkinkan media video
sangat efektif bila digunakan untuk membelajarkan pengetahuan yang berhubungan dengan
unsur gerak (motion) seperti pada mata pelajaran seni budaya (seni pertunjukan).

Penelitian ini dilakukan dengan metode kajian literatur dengan menambahkan contoh konkret
pengembangan dan pemanfaatan media video pembelajaran bidang seni pertunjukan. Hasil dari
kajian ini menemukan bahwa pengembangan dan pemanfaatan teknologi pembelajaran atau
digitalisasi dalam seni pertunjukan sangat penting dikembangkan mengarah pada terwujudnya
sistem pendidikan terpadu yang dapat membangun bangsa yang mandiri, dinamis, dan maju.
Tentunya semua ini harus diikuti oleh kesiapan seluruh komponen sumber daya manusia baik
dalam cara berpikir, orientasi perilaku, sikap dan sistem nilai yang mendukung pelestarian,
pemeliharaan dan pengembangan seni budaya sebagai identitas diri dan kekayaan bangsa
indonesia.
B. Rumusan Masalah

Bagaimana konsep pengembangan teknologi dalam pengembangan kreativitas seni dan


budaya sekolah dasar.

C. Tujuan

Untuk mengetahui tentang konsep pengembangan teknologi dalam pengembangan kreativitas


seni dan budaya sekolah dasar.
BAB II

PEMBAHASAN

Pada saat ini seni haruslah memahami teknologi agar kita dapat lebih berkembang karena
dulu kita belum dapat membayangkan bahwa seni akan berperan penting di negeri ini. Dulunya
seni budaya itu hanya dipandang sebelah mata karena hanya dianggap membuang-buang biaya.
Kenyataannya setelah pariwisata berkembang kegiatan seni budaya dijalankan secara
gotongroyong oleh masyarakat. Laporan terakhir menunjukkan bahwa pariwisata budaya telah
menyumbang sebesar 250 trilyun. Oleh karena itu saya melakukan terobosan baru dalam bidang
seni budaya pada negara dan masyarakat. Demikian dikatakan Nyoman Nuarta dalam studium
general di Fakultas Bahasa dan Seni UNY, Kamis (13/2). Pria kelahiran Tabanan 14 November
1951 tersebut memaparkan bahwa pada awal tahun 1990-an dia mengusulkan membuat patung
Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Bali. “Proyek itu ditentang beramai-ramai” kata Nyoman
“Tapi saya tidak marah karena saya yakin mereka belum memahami peran seni budaya pada
ekonomi kita”. Menurut alumni jurusan Seni Rupa ITB Bandung tersebut diperlukan waktu
hingga 30 tahun hingga GWK bisa seperti sekarang. Dikatakan Nyoman bahwa disini peran
teknologi menjadi penting karena patung GWK yang sedemikian besar dengan bobot 3000 ton
harus diserahkan pada ahli konstruksi untuk menghitungnya, agar tidak terjadi hal yang tidak
dikehendaki apabila terjadi bencana seperti gempa bumi, angin kencang maupun petir.

Studium general bertema ‘Seni, Sains dan Teknologi’ dibuka oleh Rektor UNY Sutrisna
Wibawa dengan pemukulan gong dan penyerahan cenderamata. Dalam sambutannya Rektor
mengatakan bahwa dalam studium general ini Nyoman Nuarta menyampaikan teknik pembuatan
GWK karena Nyoman merupakan seniman yang memadukan seni, sains dan teknologi. Menurut
Ketua Panitia studium general Sri Harti Widyastuti kegiatan ini diikuti oleh lebih dari 800 orang
yang terdiri dari mahasiswa S1 dan S2 prodi pendidikan kriya, seni musik, seni tari dan seni rupa
serta prodi teknik sipil dan informatika, dosen dan pengamat seni dari UNY dan ISI serta
masyarakat umum. “Harapannya dengan studum general ini kami mendapatkan pencerahan
terkait keilmuan dari Nyoman Nuarta sebagai seorang seniman dan wirausahawan” tutup Sri
Harti Widyastuti. (Dedy)
Pengembangan aspek seni pada anak usia dini sangat penting untuk diperhatikan. Hal ini
karena seni menjadi salah satu aspek proses pencapaian dengan STPPA sebagai patokan. Aspek
seni pada anak usia dini dapat merangsang perkembangan otak bagian kanan. Dengan begitu,
anak bisa meningkatkan ekspresi dan kepekaannya terhadap lingkungan.

Jika aspek seni pada anak terus dikembangkan, maka anak mempunyai kemampuan dan
bakat dalam bidang seni. Contohnya seperti bermain alat musik, menulis, melukis, dan lain
sebagainya. Cara membantu anak mengembangkan aspek seninya bisa dilakukan melalui
teknologi. Ada beberapa dampak dari teknologi yang bisa dirasakan saat membangun seni.

Dampak Positif Teknologi dalam Pengembangan Aspek pada Anak Usia Dini

Teknologi di masa ini sudah banyak digunakan, terlebih pada anak usia dini. Hal ini
karena banyaknya manfaat yang bisa dirasakan oleh anak-anak. Namun, penggunaan teknologi
yang berlebihan, bisa mengakibatkan hal negatif pada anak. Berikut ini beberapa dampak positif
untuk mengembangkan aspek seni pada anak.

1). Membantu Anak Mengenal Bunyi dan Suara

Salah satu dampak teknologi untuk anak usia dini adalah membantu anak dalam
membedakan bunyi dan suara. Biasanya, hal ini dilakukan saat anak mulai berusia 3-6 bulan.
Anak-anak di usia tersebut mulai bisa mendengar jenis musik atau bunyi yang teratur. Kamu bisa
memanfaatkan teknologi dengan memutar lagu anak-anak. Pada usia ini juga anak-anak sudah
mulai bisa mengikuti irama lagu meski dengan suara yang sederhana. Selain itu, anak akan lebih
mudah peka dengan mengamati objek yang berbunyi di sekitarnya. Alhasil, si kecil akan mulai
tertarik dengan suara atau musik.

2).Merangsang Anak untuk Berpikir Kreatif

Aspek seni pada anak bisa membantu anak untuk berpikir kreatif. Nah, kamu bisa
memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kreativitas. Akan semakin baik apabila daya
kreativitas dikembangkan bersama dengan karya. Ada banyak aplikasi yang bisa membantu anak
mengembangkan otak bagian kanannya. Selain itu, melalui teknologi, anak-anak bisa mengenal
tentang Youtuber atau Vlogger. Kedua hal tersebut termasuk ke dalam aspek seni. Dengan
begitu, hal ini bisa memicu anak untuk berpikir lebih kreatif. Kamu bisa membantu si kecil
dalam memberikan ide atau menyalurkan ide agar berjalan sesuai keinginan.

3). Membantu Anak Lebih Mudah Berkomunikasi

Pengembangan aspek seni pada anak usia dini bisa membantu anak untuk lebih mudah
berkomunikasi. Hal ini bisa membantu anak untuk mengetahui informasi apa saja terkait seni
yang dibutuhkannya. Namun, sebagai orang tua, kamu harus tahu lebih banyak soal seni atau
musik yang diminati oleh si kecil. Seiring perkembangan usianya, anak-anak biasanya memiliki
rasa penasaran tinggi. Secara tidak langsung, hal ini bisa membantu anak untuk mudah
berkomunikasi. Mereka juga mulai terbiasa untuk mengungkapkan apa yang mereka rasakan
terkait musik atau seni.

4). Mengatasi Keterbatasan Ruang dan Waktu

Pengaruh teknologi terhadap anak usia dini adalah membantu mengatasi keterbatasan
pada ruang dan waktu. Saat anak mulai mengenal seni dan musik, mereka juga akan mulai
belajar peka. Seperti saat mendengar musik, anak akan lebih peka dengan suara atau bunyi. Atau
saat menggambar, anak lebih peka bagaimana menggambar bentuk yang diinginkan. Hal ini
tentunya akan mengatasi keterbatasan dan persoalan dalam seni. Memanfaatkan teknologi untuk
meningkatkan seni pada anak bisa mendalami daya indra terkait dengan seni.

5). Belajar Hal Baru

Saat kamu melakukan pengembangan aspek seni pada anak usia dini melalui teknologi,
anak-anak bisa belajar hal baru. Terlebih jika anak sangat tertarik dengan bidang seni atau musik.
Biasanya, anak-anak yang tertarik akan menunjukkan respons positif. Anak-anak akan menuntut
sesuatu yang lebih berkaitan dengan bidang tersebut. Kamu bisa membantu si kecil agar dia bisa
belajar hal baru. Contohnya seperti cara memainkan alat musik, cara menulis, atau cara melukis.
Meski hanya asal-asalan, mengajar anak untuk mengenal seni bisa memberikannya pelajaran
baru.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dasar pengembangan praktik berkarya seni dalam pendidikan kesenian adalah mendidik
anak kreatif, sedangkan pembinaannya melalui pelatihan berapresiasi terhadap keindahan objek.
Kata kreatif mengandung keuletan, yaitu kemampuan bertahan, berusaha tanpa berhenti sampai
penemuan pemecahan masalah samapi selesai.

Saran

Sebagai calon pendidik siswa sekolah dasar, kita mempelajari seni budaya dan sekaligus
memasukan pemanfaat teknologi kedalamnya, agar dapat mengikuti dan mengarahkan peserta
didik sesuai dengan perkembangan zaman dan mampu bersaing di zaman teknologi seperti
sekarang.
Daftar Pustaka

Brodjonegoro, Satryo Soemantri. 2003. “Semiloka Peningkatan Kualitas Pendidikan Seni di


Indonesia” yang dilaksanakan di Surakarta.

Dewantara, Ki Hadjar. 2004. Karya Ki Hadjar Dewantara Bagian I Pendidikan. Jogjakarta:


Madjelis

Dibia, I Wayan, 2013. Puspasari Seni Tari Bali. UPT. Penerbitan ISI Denpasar.

Munir. 2017. Pembelajaran Digital. Bandung: Alfabeta.

Schwab, Klaus. 2017. The Fourth Industrial Revolution. World Economic Forum Annual
Meeting 2016.

Rosyadi, Slamet. 2018. Generasi Mileneal di Era Revolusi Industri 4.0. Jakarta.

Nuh, Mohammad. 2011. Asah Asuh, Membangun Karakter & Budaya Bangsa. Edisi 6/Th II,
Juni 2011.

Anda mungkin juga menyukai