1/5 RSUD KABUPATEN ACEH TAMIANG Ditetapkan Oleh Direktur : STANDART PROSEDUR Tanggal Terbit : OPERASIONAL dr. Andika Putra SA, Sp. PD NIP. 19800513 200604 1 023 Merupakan kegagalan napas secara spontan dan teratur pada saat lahir atau beberapa saat setelah lahir yang ditandai PENGERTIAN dengan keadaan PaO2 didalam darah rendah (hipoksemia), hiperkarbia (PaCO2) meningkat dan asidosis
TUJUAN Mengatasi asfiksia neonatorum pada bayi baru lahir
Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Aceh Tamiang, Nomor: 137 Tahun 2017 Tentang KEBIJAKAN pemberlakuan Panduan Tindakan Keperawatan dan Standar Operasional Prosedur Tindakan Keperawatan pada Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2017 Pemeriksaan Fisik : dilakukan pemantauan nilai apgar pada menit ke-1 dan menit ke-5, bila nilai apgar 5 menit masih kurang dari 7 penilaian dilanjutkan tiap 5 menit sampai skor mencapai 7. Nilai apgar berguna untuk menilai keberhasilan resusitas bayi baru lahir dan menentukan prognosis, bukan untuk memulai resusitasi PROSEDUR karena resusitasi dimulai 30 detik setelah lahir bila bayi tidak menangis. (bukan 1 menit seperti penilaian skor apgar) Klinis : Bayi tidak bernapas atau napas megap-megap, denyut jantung kurang dari 100 x/mnt, kulit sianosis, pucat, tonus otot menurun, tidak ada respon terhadap reflek rangsangan ASFIKSIA NEONATORUM
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
RSUD 2/5 KABUPATEN ACEH TAMIANG Penyulit : Meliputi berbagai organ yaitu : Otak : hipoksia iskemik ensefalopati, edema serebri, palsi serebralis Jantung dan paru hipertensi pulmonal persision pada neonatus, perdarahan paru, edema paru Gastrointestinal : enterokolitis nekrotikans Ginjal : tubular nekrosis akut, SIADH Hematologi : DIC 1. Resusitas (Tahapan resusitas lihat bagian) Begitu bayi lahir tidak menangis, maka dilakukan langkah awal yang terdiri dari: Hangatkan bayi dibaeah pemancar panas Posisikan kepala bayi sedikit ekstensi PROSEDUR Hisap lendir dari mulut kemudian hidung Keringkan bayi sambil merangsang taktil dengan menggosok punggung atau menyentil ujung jari kaki dan mengganti kain yang basah dengan yang kering Reposisi kepala bayi Nilai bayi : usaha, warna kulit dan denyut jantung Bila bayi tidak bernapas lakukan ventilasi tekanan positif (VTP) dengan memakai balon dan sungkup selama 30 detik dengan kecepatan 40-60 x/mnt Nilai bayi : usaha, warna kulit dan denyut jantung Bila belum bernapas dan denyut jantung <60 x/mnt lanjutkan VTP dengan kompresi dada secara terkoordinasi selama 30 detik Nilai bayi : usaha, warna kulit dan denyut jantung Bila denyut jantung < 60 x/mnt, beri epinefrin dan lanjutkan VTP dan kompresi dada ASFIKSIA NEONATORUM
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
RSUD 3/5 KABUPATEN ACEH TAMIANG Bila denyut jantung > 60 x/mnt kompresi dada dihentikan, VTP dilanjutkan Pemasangan pipa ET bisa dilakukan pada setiap tahapan resusitas, selanjutnya lihat bagan 2. Terapi Medikamentosa Epinefrin Indikasi : Denyut jantung bayi < 60x/mnt setelah paling tidak 30 detik dilakukan ventilasi adekuat dan kompresi dada Asistolik Dosis : 0,1-0,3 ml/kgBB dalam larutan 1 : 10.000 (0,1 mg 0,03 mg/kgBB) cara : i.v atau endotrakeal. Dapat diulang setiap 3-5 menit bila perlu Volume ekspander Indikasi : PROSEDUR Bayi baru lahir yang dilakukan resusitas mengalami hipovolemia dan tidak ada respon dengan resusitas. Hipovolemia kemungkinan akibat adanya perdarahan atau syok. Klinis ditandai adanya pucat, perfusi buruk, nadi kecil/lemah, dan pada resusitas tidak memberikan respon yang adekuat. Jenis cairan : Larutan kristaloid isotonis (NaCl 0,9%, ringer laktat) Dosis :dosis awal 10 ml/kgBB i.v pelan selam 5-10 menit. Dapat diulang sampai menunjukan respon klinis. Transfusi darah Gol O negatif jika diduga kehilangan darah banyak Bikarbonat Indikasi : Asidosis metabolik, bayi-bayi baru lahir yang mendapat ASFIKSIA NEONATORUM
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
RSUD 4/5 KABUPATEN ACEH TAMIANG kan resusitasi. Diberikan bila ventilasi dan sirkulasi sudah baik Penggunaan bikarbonat pada keadaan asidosis metabolik dan hiperkalemia harus disertai pemeriksaan analisa gas darah dan kimiawi Dosis : 1-2 mEq/kgBB atau 2 ml/kgBB (4,2%) atau 1 ml/kgBB (8,4%) Cara : diencerkan dengan aquabides atau dekstrosa 5% sama banyak diberikan secara intravena dengan kecepatan minimal 2 menit. Efek samping : pada keadaan hiperosmolaritas dan kandungan CO2 dari bikarbonat merusak fungsi miokardium dan otak PROSEDUR Nalokson Nalokson hidrochlorida adalah antagonis narkotika yang tidak menyebabkan depresi pernapasan. Sebelum diberikan nolakson, ventilasi harus adekuat dan stabil Indikasi : Depresi pernapasan pada bayi baru lahir yang ibunya menggunakan narkotika 4 jam sebelum persalinan Dosis : 1-2 mEq/kgBB atau 2 ml/kgBB (4,2%) atau 1 ml/kgBB (8,4%) Cara : diencerkan dengan aquabides atau dekstrosa 5% sama banyak diberikan secara intravena dengan kecepatan minimal 2 menit. Efek samping : pada keadaan hiperosmolaritas dan kandungan CO2 dari bikarbonat merusak fungsi miokardium dan otak Nalokson Nalokson hidrochlorida adalah antagonis narkotika yang tidak menyebabkan depresi pernapasan. Sebelum diberi ASFIKSIA NEONATORUM
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
RSUD 5/5 KABUPATEN ACEH TAMIANG kan nolakson, ventilasi harus adekuat dan stabil Indikasi : Depresi pernapasan pada bayi baru lahir yang ibunya menggunakan narkotika 4 jam sebelum persalinan Jangan diberikan pada bayi baru lahir yang ibunya biru dicurigai sebagai pemakai obat narkotika sebab akan menyebabkan tanda with drawl tiba-tiba pada sebagian bayi PROSEDUR Dosis : 0,1 mg/kgBB (0,4 mg/ml atau 1 mg/ml) Cara : IV endotrakeal atau bila perfusi baik diberikan i.m atau s.c Suportif Jaga kehangatan Jaga saluran napas agar tetap bersih dan terbuka Koreksi gangguan metabolik ( cairan, glukosa darah dan elektrolit) Laboratorium UNIT TERKAIT Radiologi