Anda di halaman 1dari 2

PENANGANAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU

LAHIR
No Dokumen : 400/SOP/ /PP/ /2023
No Revisi : 1
SOP
TanggalTerbit :
Halaman : 1/2

UPTD PUSKESMAS dr. Terang Ukur H. Kembaren, M. Kes


PARSOBURAN NIP. 19860520 200212 1 004

1. Pengertian Asfiksia pada bayi baru lahir ( BBL) adalah kegagalan nafas secara spontan dan
teratur segera setelah lahir

2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk melaksanakan penanganan


asfiksia pada bayi baru lahir

3. Kebijakan SK Kepala PUSKESMAS PARSOBURAN Nomor

Buku Acuan PONED Ditjen Binkesmas , Depkes RI tahun 2008,PERMENKES


4. Referensi
NO.21 TAHUN 2021
a. Laringsokop dengan baterai cadangan
5. Alat
b. Laringoskop dengan daun lurus: no 1(atern) dan no (preterm)
c. Pipa ET no: 2,5,3.0 3.5,4.0
d. Stilet, pipa penghisapan no 10 atau lebih besar
e. Bantalan bahu, gunting, pipa oksigen
f. Balon dan sungkup Resuitasi
6. Prosedur
1.Resusitasi.
 Begitu bayi lahir tidak menangis, maka dilakukan langkah sbb
- Hangatkan bayi di bawah pemancar panas atau lampu
- Posisikan kepala bayi sedikit
- Isap lendir dari mulut kemudian hidung
- Keringkan bayi sambil merangsang takti dengan menggosok
punggung atau menyentil ujung jari kaki dan mengganti kain yang
basah dengan yang kering
- Reposisi kepala bayi, nilai bayi, usaha napas, warna kulit dan denyut
jantung
- Bila bayi tidak bernapas lakukan ventilasi positip (VTP) dengan
memakai balon dan sungkup selama 30 detik denagn kecepatan 40-60
kali per – menit
- Nilai bayi: usaha napas, warna kulit dan denyut jantung
- Bila belum bernapas dan denyut jantung, 60 x / menut lanjutkan VTP
kompresi dada secara terkoordinasi selama 30 detik
- Nilai bayi: usaha napas, warna kulit dan denyut jantung
- Bila denyut jantung < 60 x / menit, beri epineprin dan lanjutkan VTP
dan kompresi dada
- Bila denyut jantung > 60 x/ menit kompresi dada dihentikan, VTP dilanjutkan
 Pemasangan Pipa ET bisa dilakukan pada setiap tahapan resuitasi
Pemasangan Pipa ET Indikasi
a. Air ketuban campur mekonium, bayi depresi dan memerlukan isapan
melalui tracheal
b. Telah dilakukan VTP dengan balon dan sungkup
c. Prematuritas dan BBL, bayi tidak bernapas secara ade kuat
d. Herniadefragmatika
e. Perlu VTP jangka lama

2. Terapi medikamentosa Epineprin


. Denyut jantung bayi < 60 kali / menit setelah paling tidak 30 detik
dilakukan ventilasi adekuat dan kompresi dada belum ada respon
Asistolik
Dosis : 0,1 – 0,3 ml/kg BB dalam larutan 1:10.000
Cara: IV atau endotrakeal Dapat diulang setiap 3 – 5 menit bila perlu
Cairan Pengganti Volume Darah
Indikasi :
 Bayi baru lahir yang di lakukan resuitasi mengalami hivopolemia
dan t tidak ada respon dengan suitasi
 Hipovolemia kemungkinanakibat adanya pendarahan atau syok,
klinis ditandai adanya pucat, perfusi buruk, nadi kecil / lemah dan
pada resuitasi tiak memberikan respon yang adekuat
Jenis cairan:
 Larutan kristaloid yang isostonis (NaCI 0,9 % ringer laktat)
 Transfusi darah golongan O negative jika diduga kehilangan darah banyak
dan bila fasilitas tersedia
7 Diagram Alir -

8. Hal yang Pastikan kondisi pasien


diperhatikan

1. PUSKESMAS
9. Unit Terkait
2. BPM
3. Rumah Sakit
10 Dokumen terkait Rujukan

Tanggal mulai
11 Rekaman Historis No Yang diubah Isi Perubahan
diberlakukan
Perubahan

Anda mungkin juga menyukai