Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS SWOT : PENGELOLAAN SUMBER DAYA APARATUR

OPPORTUNITY (PELUANG) THREAT (ANCAMAN)


1. Keputusan. MENPAN tentang Penataan 1. Situasi kondisi politik nasional dan lokal
PNS; (dalam komitmen pengembangan SDM
2. Keputusan Kepala BKN No 46 A tentang
Aparatur);
Standar kompetensi Jabatan Struktural dan
No 46 B tentang Evaluasi Jabatan; 2. Komitmen pengembangan dan peningkatan
3. Surat Gubernur tentang tes potensi untuk kualitas SDM berupa anggaran belum
pejabat struktural;
sesuai (dibawah standar) dengan kektentuan
4. Tuntutan tentang Standar pelayanan
minimal (SPM) dalam Pelayanan SE. MENDAGRI. Dengan diindikasikan
Kepegawaian; terbatasnya kwantitas pengiriman dan
5. Kebijakan kepegawaian secara nasional
penyelenggaraan Diklat Teknis /
PENGELOLAAN yang mensyaratkan diklat sebagai bagian
Fungsional;
sistem pembinaan pegawai;

SUMBER DAYA 6. Banyaknya lembaga pendidikan dan


pelatihan lokal maupun nasional yang bisa
3. Adanya Peraturan Perundang-undangan
yang kurang mendukung terhadap
diajak kerjasama diindikasikan dengan
APARATUR Kerjasama penyelenggaraan Diklat dengan pelaksanaan Diklat di Daerah;
sistem pola kemitraan; 4. Belum pulihnya kepercayaan masyarakat
7. Kerjasama dalam proses pelayanan terhadap aparatur;
kepegawaian (pensiun, askes, dll);
5. Semakin kritisnya pola pikir masyarakat;
8. Banyaknya tawaran peningkatan SDM
(diklat fungsional, beasiswa, pendidikan 6. Pengelolaan Manajemen Sumber Daya
formal); Manusia Aparatur di daerah lain;
9. Makin banyaknya lembaga pengawasan
7. Globalisasi (transparansi, akuntabel
formal dan non formal.
pengelolaan SDM).
STRENGHT (KEKUATAN) Asumsi Strategi SO Asumsi Strategi ST
1. Eksistensi Lembaga Sumber Daya Aparatur 1. Penyusunan dan penyempurnaan 1. Penegakan hukum dan peraturan
di Daerah (UU No. 43 Tahun 1999 beserta dalam pengelolaan SDM perundang- undangan bidang
peraturan pelaksananya, Keppres No. 59 Aparatur; kepegawaian yang memenuhi rasa
Tahun 1999); 2. Peningkatan koordinasi dengan berbagai keadilan;
2. Pelimpahan kewenangan pengelolaan sektor dan tingkatan dalam penanganan 2. Peningkatan pembinaan dan
aparatur dari Pusat ke Daerah, sesuai permasalahan pengelolaan SDM Aparatur; pengembangan pegawai berbasis
dengan UU No. 32 tahun 2004 3. Pendelegasian sebagaian kewenangan kompetensi.
sebagaimana telah diubah terakhir dengan pengelolaan SDM aparatur ke unit-
UU No. 12 Tahun 2008; unitvkerja;
3. Tersedianya sistem dan prosedur verja 4. Penyusunan standar kompetensi
yang baku dalam pengelolaan Sumber jabatan dan pelaksanaan uji
Daya Aparatur; kompetensi dalam rangka
4. Tersedianya pengelola Sumber Daya peningkatan penataan pegawai;
Aparatur yang memadahi; 5. Peningkatan performance dan kinerja
5. Tersedianya Sumber Daya Aparatur yang pengelola SDM Aparatur.
dikelola; 6. Penyusunan SPM Bidang Kepegawaian.
6. Tersedianya uraian tugas yang jelas pada
masing- masing fungsi;
7. Hasil-hasilpengelolaan Sumber Daya
Aparatur yang selama ini telah
dilaksanakan.
WEAKNESS (KELEMAHAN) Asumsi Strategi WO Asumsi Strategi WT
1. Belum tersedianya analisa jabatan 1. Peningkatan koordinasi dan sinkronisasi 1. Sosialisasi peraturan perundang-
sebagai dasar perencanaan manajemen program dengan sektor lain dalam undangan bidang kepegawaian;
SDM; pendayagunaan aparatur; 2. Penerapan prinsip-prinsip analisis
2. Belum optomalnya pemberdayaan diklat 2. percepatan pembangunan dan jabatan dalam penataan pegawai.
di masing- masing SKPD pengembangan sarana dan prasarana
3. Kurangnya pemahaman proses SIMPEG yang mampu mendukung
manajemen pengembangan SDM kebijakan dalam pengelolaan SDM
diindikasikan dengan masih lemahnya Aparatur;
koordinasi; 3. Peningkatan akses pegawai terhadap
4. Belum tersedianya sarana dan prasarana kebijakan dan informasi pengelolaan SDM
SIMPEG yang memadahi sebagai Aparatur;
pengelola SDM Aparatur.; 4. Mendorong peningkatan pemanfaatan jasa
5. Kurang tersedianya saranadan prasarana lembaga kediklatan yang tersedia;
diklat yang memadahi; 5. Peningkatan komunikasi dan konsulatasi para
Masih terdapatnya pelanggaran disiplin PNS. pihak;
6. Pelaksanaan analisis jabatan diseluruh unit
kerja;
7. Peningkatan peran pengawasan
masyarakat dalam rangka
meningkatkan disiplin pegawai.
IDENTIFIKASI FAKTOR LINGKUNGAN STRATEGIS

INTERNAL EKSTERNAL
KEKUATAN PELUANG
1. Eksistensi Lembaga Sumber Daya Aparatur di Daerah (UU No. 43 1. Keputusan. MENPAN tentang Penataan PNS;
Tahun 1999 beserta peraturan pelaksananya, Keppres No. 59 Tahun 2. Keputusan Kepala BKN No 46 A tentang Standar kompetensi
1999); Jabatan Struktural dan No 46 B tentang Evaluasi Jabatan;
2. Pelimpahan kewenangan pengelolaan aparatur dari Pusat ke 3. Surat Gubernur tentang tes potensi untuk pejabat struktural;
Daerah, sesuai dengan UU No. 32 tahun 2004 sebagaimana telah 4. Tuntutan tentang Standar pelayanan minimal (SPM) dalam Pelayanan
diubah terakhir dengan UU No. 12 Tahun 2008; Kepegawaian;
3. Tersedianya sistem dan prosedur verja yang baku dalam 5. Kebijakan kepegawaian secara nasional yang mensyaratkan diklat
pengelolaan Sumber Daya Aparatur; sebagai bagian sistem pembinaan pegawai;
4. Tersedianya pengelola Sumber Daya Aparatur yang memadahi; 6. Banyaknya lembaga pendidikan dan pelatihan lokal maupun nasional
5. Tersedianya Sumber Daya Aparatur yang dikelola; yang bisa diajak kerjasama diindikasikan dengan Kerjasama
6. Tersedianya uraian tugas yang jelas pada masing-masing fungsi; penyelenggaraan Diklat dengan sistem pola kemitraan;
7. Hasil-hasilpengelolaan Sumber Daya Aparatur yang selama 7. Kerjasama dalam proses pelayanan kepegawaian (pensiun, askes, dll);
ini telah dilaksanakan. 8. Banyaknya tawaran peningkatan SDM (diklat fungsional, beasiswa,
pendidikan formal);
9. Makin banyaknya lembaga pengawasan formal dan non formal.
KELEMAHAN ANCAMAN
7. Belum tersedianya analisa jabatan sebagai dasar perencanaan 1. Situasi kondisi politik nasional dan lokal (dalam komitmen
manajemen SDM; pengembangan SDM Aparatur);
8. Belum optomalnya pemberdayaan diklat di masing-masing SKPD 2. Komitmen pengembangan dan peningkatan kualitas SDM berupa
9. Kurangnya pemahaman proses manajemen pengembangan SDM anggaran belum sesuai (dibawah standar) dengan kektentuan SE.
diindikasikan dengan masih lemahnya koordinasi; MENDAGRI. Dengan diindikasikan terbatasnya kwantitas
10. Belum tersedianya sarana dan prasarana SIMPEG yang pengiriman dan penyelenggaraan Diklat Teknis / Fungsional;
memadahi sebagai pengelola SDM Aparatur.; 3. Adanya Peraturan Perundang-undangan yang kurang mendukung
11. Kurang tersedianya saranadan prasarana diklat yang memadahi;
12. Masih terdapatnya pelanggaran disiplin PNS. terhadap pelaksanaan Diklat di Daerah;
4. Belum pulihnya kepercayaan masyarakat terhadap aparatur;
5. Semakin kritisnya pola pikir masyarakat;
6. Pengelolaan Manajemen Sumber Daya Manusia Aparatur di daerah
lain;
7. Globalisasi (transparansi, akuntabel pengelolaan SDM).

Anda mungkin juga menyukai