Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan ensiklopedia bencana alam
berbasis augmented reality tipe QR Code bagi peserta didik sekolah dasar di era digital.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Research & Development (R&D)
dengan memodifikasi model pengembangan ADDIE menjadi ADDE (analyze, design,
development, evaluation). Ensiklopedia yang dikembangkan divalidasi oleh ahli media,
materi, bahasa, pembelajaran, dan penilaian oleh guru, serta respon peserta didik.
Ensiklopedia diujicobakan secara terbatas dan ujicoba kelompok besar di SD
Muhammadiyah Pakel. Uji kelayakan ensiklopedia mitigasi bencana alam berbasis
augmented reality tipe QR Code memperoleh kategori sangat layak menurut ahli materi,
pembelajaran, bahasa, dan media. Guru juga memberikan penilaian dengan kategori
sangat layak. Hasil ujicoba peserta didik skala kecil dan skala besar memperoleh
kategori sangat baik.
Kata kunci: Ensiklopedia, Augmented Reality, QR Code, Mitigasi, Bencana Alam.
Abstract
This study aims to generate the feasibility of encyclopedia natural disasters based on
augmented reality type QR Code for elementary school students in digital era. The method used
in this research is Research & Development (R&D) by modifying the ADDIE development
model into ADDE (analyze, design, development, evaluation). Encyclopedias developed are
validated by experts in the media, material, language, learning, and assessment by the teacher,
as well as students' responses. The encyclopedia was tried out in a limited way and by a large
group trial at Muhammadiyah Pakel Elementary School. The feasibility test of encyclopedia
natural disaster mitigation based on augmented type QR Code obtains a very feasible category
according to material, learning, language, and media experts. The teacher assesses a very
decent category. The results of small-scale and large-scale learners get very well categories.
Keywords: encyclopedias, Augmented Reality, QR Code, mitigation, natural disaster.
20
Inovasi Pendidikan di era Milenial
Prosiding Seminar Nasional PGSD UST 2020
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Selaras alam dan mitigasinya, guru sudah
dengan Peraturan daerah DIY Nomor 13 Tahun menyampaikan dengan baik mengenai materi
2015 menyatakan bahwa satuan pendidikan tersebut. Akan tetapi, belum adanya
wajib menginisiasi secara integrasi penggunaan pembelajaran ensiklopedia berbasis
pengurangan risiko bencana kedalam kurikulum QR Code.
pendidikan atau kegiatan lainnya yang Furht (2011:3) mendefisikan
dikoordinasikan dengan dinas terkait. Salah Augmented Reality (AR) as a real-time direct
satu sekolah yang berada di Daerah Istimewa or indirect view of a physical real world
Yogyakarta (DIY) yaitu SD Muhammadiyah environment that has been enhance by adding
Pakel Program Plus Yogyakarta. virtual computer-generated information to it.
Berkaitan dengan pendidikan Dari pendapat tersebut dapat dinyatakan bahwa
pengurangan risiko bencana, dilihat dari Augmented Reality (AR) sebagai integrasi
kompetensi kognitif, guru di SD antara dunia nyata dan dunia maya, maksudnya
Muhammadiyah Pakel Program Plus objek virtual overlayed pada dunia nyata. Pada
Yogyakarta, sudah menyampaikan materi tataran teknis, teknologi Augmented Reality
kebencanaan sesuai dengan materi kurikulum merupakan teknologi transformatif, yakni
2013 pada pembelajaran tematik yang berkaitan sistem interaksi melingkupi keseluruhan
dengan kebencanaan alam. Dari hasil lingkungan di luar tampilan layar/monitor.
wawancara pada tanggal 25 Agustus 2019 Haller, Billinghurst, dan Thomas (2007),
kepada salah satu narasumber, diperoleh data Augmented Reality bertujuan untuk
bahwa dari mulai kelas I sampai dengan kelas mengembangkan teknologi yang
VI juga terdapat materi gejala alam dan memperbolehkan penggabungan secara real-
mitigasinya pada pembelajaran tematik dengan time terhadap digital content yang dibuat oleh
tema tertentu saja. Salah satu contohnya yaitu komputer dengan dunia nyata. Selain dengan
pada pembelajaran tematik tema Peristiwa media komputer, saat ini teknologi AR telah
Alam di kelas I telah menyajikan materi gejala dikembangkan pada smartphone Android. Dari
alam seperti banjir, angin puting beliung, dan segi strategis, pemanfaatan alat peraga berbasis
tanah longsor. Contoh lainnya di kelas atas juga teknologi Augmented Reality sangat bermanfaat
dapat diintegrasikan pada pembelajaran tematik dalam meningkatkan mutu pembelajaran. Hal
kelas IV, V dan VI dengan Kompetensi Dasar ini dikarenakan teknologi Augmented Reality
yang sama yaitu 3.1, pada muatan pelajaran memiliki aspek rekreatif dan motivatif yang
Ilmu Pengetahuan Sosial sesuai dengan dapat menggugah minat peserta didik untuk
Peraturan Kementerian Pendidikan dan memahami secara kongkret tentang materi
Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 37 Tahun matematika dengan representasi visual 2D atau
2018. 3D dengan melibatkan interaksi pengguna
Di sisi lain, sekolah juga belum dalam frame Augmented Reality. Hal ini sesuai
menyediakan sumber belajar materi gejala alam dengan hasil penelitian Syahputra & Arifitama
yang berbasiskan QR Code. Beberapa (2018:2.11-1) yang menunjukkan bahwa alat
penerapan dari QR Code dalam pendidikan peraga edukasi berbasis Augmented Reality
adalah: (i) manajemen kelas: menyediakan memberikan pengalaman belajar yang lebih
kontak informasi dari pendidik terhadap peserta baik dan menumbuhkan minat belajar dan
didik, membuat jadwal ujian, menandai eskplorasi siswa terhadap materi.
identitas peralatan dalam kelas; (ii) aktivitas QR Code dapat mendukung
pembelajaran: membuat buku yang pembelajaran peserta didik ketika bergerak di
mengandung QR Code, menghubungkan lapangan (misalnya dalam kegiatan jejak dan
dengan sumber multimedia pendidikan di lapangan). Dengan QR Code tertanam dalam
internet (url) atau Youtube, memberikan lingkungan, peserta didik bisa mendapatkan
informasi nutrisi pada produk makanan, informasi kontekstual. Kode ini terdiri dari
menandai informasi bagian-bagian kerangka modul hitam diatur dalam pola persegi dengan
manusia, serta mengisi informasi setiap unsure fungsi seperti encoding, pencarian gambar,
dalam sistem periodik dalam pembelajaran decollating, alokasi gambar dan revisi gambar.
kimia; (iii) asesmen: membuat kuis Studi tentang Cepat Tanggap QR Code di
menggunakan QR code. Salah satu faktornya bidang pendidikan dapat ditempatkan dalam
karena belum tersedianya bahan ajar yang konteks mobile learning (Lee, 2011).
menunjang permasalahan tersebut. Dalam
kegiatan pembelajaran, terutama materi gejala
21
Inovasi Pendidikan di Era Milenial
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru Sekolah Dasar 2020
22
Inovasi Pendidikan di era Milenial
Prosiding Seminar Nasional PGSD UST 2020
26
Inovasi Pendidikan di era Milenial