STANDARDISASI
NASIONAL
NOMOR 661/KEP/BSN/12/2022
TENTANG
BSN STANDARDISASI
NASIONAL
BSN STANDARDISASI
NASIONAL
-3-
MEMUTUSKAN:
KALENG.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 30 Desember 2022
KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL,
KUKU HMAD
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-05: Produk Perikanan, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 8223:2022
ICS 67.120.30
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-05: Produk Perikanan, dan tidak untuk dikomersialkan”
© BSN 2022
Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau
seluruh isi dokumen ini dengan cara dan dalam bentuk apapun serta dilarang mendistribusikan
dokumen ini baik secara elektronik maupun tercetak tanpa izin tertulis dari BSN
BSN
Email: dokinfo@bsn.go.id
www.bsn.go.id
Diterbitkan di Jakarta
SNI 8223:2022
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-05: Produk Perikanan, dan tidak untuk dikomersialkan”
Daftar isi
Tabel 1 - Persyaratan mutu dan keamanan tuna dalam kemasan kaleng .............................. 4
Tabel A.1 - Lembar penilaian sensori tuna dalam kemasan kaleng........................................ 6
Gambar B.1 – Diagram alur proses pengolahan tuna dalam kemasan kaleng ....................... 7
© BSN 2022 i
SNI 8223:2022
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-05: Produk Perikanan, dan tidak untuk dikomersialkan”
Prakata
SNI 8223:2022, Tuna dalam kemasan kaleng yang dalam Bahasa Inggris berjudul Canned
tuna, merupakan revisi dari SNI 8223:2016 Tuna dalam kemasan kaleng. Standar ini disusun
dengan metode pengembangan sendiri dan ditetapkan oleh BSN Tahun 2022.
Standar ini disusun oleh Komite Teknis 65-05 Produk Perikanan. Standar ini telah dibahas dan
disepakati dalam rapat konsensus pada tanggal 30 Agustus 2022 melalui metode
telekonferensi yang dihadiri oleh para pemangku kepentingan (stakeholders) terkait, yaitu
perwakilan dari pemerintah, pelaku usaha, konsumen, dan pakar. Standar ini telah melalui
tahap jajak pendapat pada tanggal 3 Oktober 2022 sampai dengan 2 Desember 2022 dengan
hasil akhir disetujui menjadi SNI.
Perlu diperhatikan bahwa kemungkinan beberapa unsur dari dokumen Standar ini dapat
berupa hak paten. Badan Standardisasi Nasional tidak bertanggung jawab untuk
pengidentifikasian salah satu atau seluruh hak paten yang ada.
© BSN 2022 ii
SNI 8223:2022
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-05: Produk Perikanan, dan tidak untuk dikomersialkan”
Pendahuluan
Tuna dalam kemasan kaleng (canned tuna) telah dipasarkan secara luas di dalam maupun di
luar negeri dan merupakan salah satu produk unggulan ekspor, sehingga diperlukan jaminan
mutu dan keamanan pangan. Dalam rangka menindaklanjuti SNI Tuna dalam kemasan kaleng
2016 serta penyesuaian dengan regulasi mutu dan keamanan pangan terbaru sebagai upaya
pengendalian mutu dan keamanan pangan pada produk tuna dalam kemasan kaleng, maka
dilakukan revisi terhadap SNI 8223:2016 Tuna dalam kemasan kaleng.
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-05: Produk Perikanan, dan tidak untuk dikomersialkan”
Tuna dalam kemasan kaleng
1 Ruang lingkup
Standar ini menetapkan persyaratan mutu dan keamanan pangan untuk produk tuna dalam
kemasan kaleng. Standar ini hanya berlaku untuk jenis ikan tuna dalam media air, air garam,
minyak atau media lain dengan atau tanpa bahan pangan lainnya.
CATATAN Media lainnya dapat berupa saus, mayones dan lainnya. Bahan pangan lainnya dapat
berupa potongan kentang, kacang-kacangan, potongan cabai dan lainnya.
2 Acuan normatif
Dokumen acuan berikut diperlukan untuk penerapan dokumen ini. Untuk acuan bertanggal,
hanya edisi yang disebutkan yang berlaku. Untuk acuan tidak bertanggal, berlaku edisi
terakhir dari dokumen acuan tersebut (termasuk seluruh perubahan/amandemennya).
SNI 2354.5, Cara uji kimia – Bagian 5: Penentuan kadar logam berat Timbal (Pb) dan
Kadmium (Cd) pada produk perikanan
SNI 2354.6, Cara uji kimia – Bagian 6: Penentuan kadar logam berat merkuri (Hg) pada produk
perikanan
SNI 2354.10, Cara uji kimia – Bagian 10: Penentuan kadar histamin dengan Spektroflorometri
dan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) pada produk perikanan
SNI 2354.15, Cara uji kimia – Bagian 15: Penentuan Arsen (As) total pada produk perikanan
SNI 2354.19, Cara uji kimia – Bagian 19: Penentuan kadar timah (Sn) pada produk perikanan
dalam kemasan kaleng dengan Spektrofotometer Serapan Atom
SNI 2354.23, Cara uji kimia – Bagian 23: Penentuan logam berat: merkuri (Hg), timbal (Pb),
kadmium (Cd), arsen (As) dan timah putih (Sn) pada hasil perikanan dengan Inductively
Couple Plasma Mass Spectrometer (ICP-MS) secara simultan
SNI 2372.7, Cara uji fisika – Bagian 7: Pengujian filth pada produk perikanan
SNI 2372.8, Cara uji fisika – Bagian 8: Penentuan berat bersih dan bobot tuntas produk
perikanan sterilisasi komersial
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-05: Produk Perikanan, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 7530, Tuna loin segar
SNI ISO 19343:2017 Mikrobiologi rantai pangan - Deteksi dan kuantifikasi histamin pada ikan
dan produk perikanan – Metode HPLC (ISO 19343:2017, IDT, Eng)
Untuk tujuan penggunaan dokumen ini, istilah dan definisi berikut ini berlaku.
3.1
chunk
potongan daging tuna dengan dimensi minimum 1,2 cm. Proporsi serpihan daging tuna
dengan diameter kurang dari 1,2 cm tidak melebihi 30 % dari bobot tuntas
3.2
flake atau flakes
serpihan daging tuna dengan dimensi kurang dari 1,2 cm
3.3
grated atau shredded
campuran remah ikan matang yang berukuran tertentu dan seragam tetapi tidak berbentuk
pasta
3.4
solid
potongan daging tuna yang ditempatkan di kaleng dengan bidang ujung melintangnya sejajar
dengan ujung kaleng. Proporsi flake atau chunk tidak boleh melebihi 18% dari bobot tuntas
3.5
bobot tuntas
berat potongan ikan tuna (termasuk chunk, flake, flakes, grated, shredded atau solid) tanpa
kulit dan tulang setelah dipisahkan dari media pengisi kaleng dan bahan lain selain tuna
3.6
sterilisasi komersial
kondisi yang dapat dicapai melalui perlakuan inaktivasi spora mikroba dengan panas dan/atau
perlakuan lain yang cukup untuk menjadikan pangan tersebut bebas dari mikroba yang
memiliki kemampuan untuk tumbuh dalam suhu ruang (non-refrigerated) selama distribusi dan
penyimpanan
4. Deskripsi
Tuna dalam kemasan kaleng adalah produk yang dikemas dalam kaleng dan mengalami
proses sterilisasi komersial berisi ikan tuna sesuai spesifikasi produk namun tidak terbatas
pada chunk, flake atau flakes, grated atau shredded dan solid dengan menggunakan media
air, minyak, air garam atau media lain dengan atau tanpa bahan pangan lainnya.
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-05: Produk Perikanan, dan tidak untuk dikomersialkan”
4.2 Definisi proses
Tuna dalam kemasan kaleng diproses melalui sebagian atau seluruh tahapan: pencucian,
pemotongan kepala, pembuatan loin (loinning), sortasi (grading dan atau sizing), pemasakan
pendahuluan (pre-cooking), pendingingan (fish cooling atau showering), pembersihan daging
(pre cleaning dan cleaning), deteksi fragmen logam, pemotongan dan sortasi, pengisian
daging, pengisian medium, penutupan kaleng (seaming), pencucian kaleng, sterilisasi
komersial, pendinginan, inkubasi, pengemasan sekunder dan pelabelan, serta penyimpanan.
5 Syarat bahan baku, bahan penolong, bahan tambahan pangan dan bahan pangan
lainnya
5.1.1 Jenis
Ikan tuna (Thunnus spp.), tongkol (Euthynnus spp., Auxis spp.), cakalang (Katsuwonnus spp.)
dan bonito (Sarda spp.)
5.1.2 Bentuk
5.1.3 Asal
5.1.4 Mutu
Bahan baku ikan tuna harus mempunyai karakteristik sensori dan histamin sesuai di SNI 2729
Ikan segar; SNI 7530 Tuna loin segar; atau SNI 4110 Ikan beku.
5.2.1 Air
Air yang dipakai sebagai bahan penolong untuk kegiatan di unit pengolahan memenuhi
ketentuan yang berlaku.
5.2.2 Es
Bahan tambahan pangan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku, yaitu
golongan, jenis, batas maksimum penggunaan dan spesifikasi bahan tambahan pangan.
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-05: Produk Perikanan, dan tidak untuk dikomersialkan”
5.4 Bahan pangan lainnya
Bahan pangan lainnya yang digunakan harus memenuhi standar keamanan pangan dan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Persyaratan mutu dan keamanan tuna dalam kemasan kaleng sesuai Tabel 1.
7 Pengambilan contoh
8 Cara uji
8.1 Sensori
Pengujian sensori sesuai SNI 2346. Penilaian sensori sesuai Lampiran A. Persyaratan mutu
nilai sensori merupakan penilaian dari setiap parameter (minimum 7 untuk setiap parameter
sensori), bukan merupakan nilai rata-rata dari seluruh parameter.
8.2 Fisik
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-05: Produk Perikanan, dan tidak untuk dikomersialkan”
8.4 Cemaran fisik
8.5 Histamin
Penanganan dan pengolahan produk ini mengacu pada SNI CXC-1 Prinsip umum higiene
pangan dan CXC-52 code of practice for fish and fishery products pada bagian (section) yang
terkait.
10 Syarat pengemasan
Kemasan untuk tuna dalam kemasan kaleng menggunakan bahan kontak, zat kontak pangan
dan persyaratan keamanan kemasan pangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Produk tuna dalam kemasan kaleng dikemas secara hermetis dengan cermat dalam kondisi
saniter. Pengemasan dilakukan agar dapat mencegah terjadinya kontaminasi dan penurunan
mutu. Pengemasan dilakukan menggunakan kemasan primer dan sekunder.
11 Pelabelan
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-05: Produk Perikanan, dan tidak untuk dikomersialkan”
Lampiran A
(normatif)
Lembar penilaian sensori tuna dalam kemasan kaleng
• Cantumkan kode contoh pada kolom yang tersedia sebelum melakukan pengujian.
• Berilah tanda pada nilai yang dipilih sesuai kode contoh yang diuji.
Kode contoh
Spesifikasi Nilai
1 2 3 4 dst.
1. Aroma
2. Rasa
3. Tekstur
- Kurang kompak 5
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-05: Produk Perikanan, dan tidak untuk dikomersialkan”
Lampiran B
(informatif)
Alur proses pengolahan tuna dalam kemasan kaleng
Segar Beku
Pelelehan
Pencucian
Penyortiran
Pemasakan pendahuluan
Pendinginan
Pembersihan daging
Pengisian daging
Pengisian media
Penutupan kaleng
Sterilisasi
Uji inkubasi
Penyimpanan
Gambar B.1 – Diagram alur proses pengolahan tuna dalam kemasan kaleng
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-05: Produk Perikanan, dan tidak untuk dikomersialkan”
Bibliografi
[1] Codex Alimentarius Commission. 1995.Codex Stan 70-1981, Rev. 1,CODEX Standard
for Canned Tuna and Bonito. Roma.
[2] European Commision. 2006. EC No 1881/2006. Setting Maximum Levels for Certain
Contaminants in Foodstuffs. Comision Decision.
[3] Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan RI Nomor 11 Tahun 2019 tentang
Bahan Tambahan Pangan.
[4] Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 20 Tahun 2019 tentang
Kemasan Pangan.
[5] Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 34 Tahun 2019 tentang
Kategori Pangan.
[6] Peraturan Badan Pengawas Obat Dan Makanan Nomor 20 Tahun 2021 tentang
Perubahan atas Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 31 Tahun 2018
tentang Label Pangan Olahan.
[7] Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas
Air Minum.
[9] Peraturan Pemerintah RI Nomor 69 tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan.