NOMOR 433/KEP/BSN/9/2021
TENTANG
PENETAPAN STANDAR NASIONAL INDONESIA
8998:2021 SARANG BURUNG WALET BERSIH
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA BADAN STANDARDISASI
NASIONAL TENTANG PENETAPAN STANDAR
NASIONAL INDONESIA 8998:2021 SARANG
BURUNG WALET BERSIH.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 20 September 2021
KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL,
KUKUH S. ACHMAD
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-20, Kesehatan Masyarakat Veteriner, dan tidak untuk
dikomersialkan”
SNI 8998:2021
ICS 67.020
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-20, Kesehatan Masyarakat Veteriner, dan tidak untuk
dikomersialkan”
© BSN 2021
Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau
seluruh isi dokumen ini dengan cara dan dalam bentuk apapun serta dilarang mendistribusikan
dokumen ini baik secara elektronik maupun tercetak tanpa izin tertulis dari BSN
BSN
Email: dokinfo@bsn.go.id
www.bsn.go.id
Diterbitkan di Jakarta
SNI 8998:2021
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-20, Kesehatan Masyarakat Veteriner, dan tidak untuk
Daftar isi
dikomersialkan”
8 Pelabelan ........................................................................................................................... 3
9 Penyimpanan ..................................................................................................................... 3
10 Rekomendasi ................................................................................................................... 3
10.1 Parameter tambahan .......................................................................................... 3
10.2 Perlakuan tambahan............................................................................................ 4
Lampiran A (normatif) Cara uji mutu fisik dan organoleptik .................................................... 5
Lampiran B (informatif) Klasifikasi ........................................................................................... 8
Bibliografi ............................................................................................................................... 11
© BSN 2021 i
SNI 8998:2021
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-20, Kesehatan Masyarakat Veteriner, dan tidak untuk
Prakata
SNI 8998:2021, Sarang burung walet bersih, yang dalam bahasa Inggris berjudul Edible bird
nest, merupakan standar yang disusun dengan pengembangan sendiri dan ditetapkan oleh
BSN Tahun 2021. SNI ini disusun untuk memberikan jaminan terkait mutu sarang burung walet
yang dikonsumsi oleh masyarakat sehingga tercapai kenyamanan, keamanan, keselamatan,
dan ketersediaan sarang burung walet bagi masyarakat, serta meningkatkan nilai tambah bagi
pelaku usaha untuk memproduksi dan menjual produk sarang burung walet.
Standar ini disusun oleh Komite Teknis 65-20 Kesehatan Masyarakat Veteriner, yang telah
dibahas dan disetujui dalam rapat konsensus di Depok dan secara virtual pada tanggal 6 Juli
2021. Konsensus ini dihadiri oleh para pemangku kepentingan (stakeholder) terkait, yaitu
perwakilan dari konsumen, produsen, pakar dan pemerintah. Standar ini telah melalui proses
jajak pendapat pada tanggal 5 Agustus 2021 sampai dengan 24 Agustus 2021 dengan hasil
akhir disetujui menjadi SNI.
Untuk menghindari kesalahan dalam penggunaan dokumen Standar ini, disarankan bagi
pengguna standar untuk menggunakan dokumen Standar yang dicetak dengan tinta berwarna.
Perlu diperhatikan bahwa kemungkinan beberapa unsur dari dokumen standar ini dapat
berupa hak paten. Badan Standardisasi Nasional tidak bertanggung jawab untuk
pengidentifikasian salah satu atau seluruh hak paten yang ada.
dikomersialkan”
© BSN 2021 ii
SNI 8998:2021
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-20, Kesehatan Masyarakat Veteriner, dan tidak untuk
Sarang burung walet bersih (Edible bird nest)
1 Ruang lingkup
Standar ini menetapkan deskripsi, klasifikasi, persyaratan, pengambilan contoh dan analisis
untuk sarang burung walet bersih.
2 Acuan normatif
SNI 2897, Metode pengujian cemaran mikroba dalam daging, telur dan susu, serta hasil
olahannya
SNI ISO 4832, Mikrobiologi bahan pangan dan pakan – Metode horizontal untuk deteksi dan
enumerasi koliform – Teknik penghitungan koloni
SNI ISO 6888-1, Mikrobiologi bahan pangan dan pakan – Metode horizontal untuk enumerasi
staphylococci koagulasi-positif (Staphylococcus aureus dan spesies lain): - Bagian 1 Teknik
menggunakan media Baird-Parker agar
dikomersialkan”
3 Istilah dan definisi
3.1
burung walet
jenis burung yang termasuk dalam genus Aerodramus
3.2
sarang burung walet bersih
sarang burung walet yang sebagian besar berasal dari air liur burung walet berfungsi untuk
bersarang, bertelur, menetaskan dan membesarkan anaknya, yang telah mengalami proses
pembersihan dari bulu dan kotoran lainnya
3.3
Nomor Kontrol Veteriner (NKV)
sertifikat sebagai bukti tertulis yang sah telah dipenuhinya persyaratan higiene dan sanitasi
sebagai jaminan keamanan produk hewan pada unit usaha produk hewan
3.4
registrasi
serangkaian kegiatan untuk memperoleh nomor registrasi produk hewan berupa produk segar
asal hewan yang dikemas untuk diedarkan
4 Persyaratan mutu
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-20, Kesehatan Masyarakat Veteriner, dan tidak untuk
4.1.2 Bau : khas spesifik produk.
4.1.3 Kadar air tidak lebih dari 18 %.
4.1.4 Bersih : bebas dari benda asing antara lain bulu, kotoran, pasir, kayu dan kotoran
lainnya
5 Pengambilan contoh
dikomersialkan”
Pengambilan contoh mengacu pada SNI 19-0428.
6 Pengujian
6.2 Mikrobiologi
6.2.1 Cara uji Angka Lempeng Total sesuai dengan SNI 2897.
6.2.2 Cara uji Koliform enumerasi sesuai dengan SNI ISO 4832.
6.2.4 Cara uji Staphylococcus aureus sesuai dengan SNI ISO 6888-1.
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-20, Kesehatan Masyarakat Veteriner, dan tidak untuk
7 Pengemasan
Kemasan yang kontak langsung dengan produk terbuat dari bahan yang tidak mudah rusak,
aman untuk pangan (food grade) serta tidak mengakibatkan penyimpangan/kerusakan produk
selama penyimpanan dan pengangkutan.
8 Pelabelan
a) jenis produk
b) berat bersih
c) nama/alamat produsen
d) tanggal, bulan dan tahun produksi atau batch number
e) tanggal, bulan dan tahun kedaluwarsa
f) NKV
g) Nomor registrasi produk hewan
dikomersialkan”
9 Penyimpanan
Penyimpanan sarang burung walet dilakukan dalam kondisi kering dengan suhu penyimpanan
maksimal 25 oC.
10 Rekomendasi
Apabila dibutuhkan dalam perdagangan, untuk parameter tambahan berikut ini dapat mengacu
pada Tabel 2
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-20, Kesehatan Masyarakat Veteriner, dan tidak untuk
10.2 Perlakuan tambahan
dikomersialkan”
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-20, Kesehatan Masyarakat Veteriner, dan tidak untuk
Lampiran A
(normatif)
Cara uji mutu fisik dan organoleptik
A.1 Warna
A.1.1 Prinsip
Pengamatan contoh uji dengan indera penglihatan yang dilakukan oleh panelis yang terlatih atau
kompeten untuk pengujian organoleptik.
A.1.2.1 Bahan
A.1.2.2 Alat
- Kaca arloji
- Sendok spatula plastik
dikomersialkan”
A.1.3 Cara kerja
a) Ambil contoh uji secukupnya dan letakkan di atas gelas arloji yang bersih dan kering;
b) Amati dengan indera penglihatan (mata); dan
c) Lakukan pengerjaan minimal oleh 3 orang panelis yang terlatih atau 1 orang tenaga ahli.
a) Jika tidak terlihat penyimpangan, maka hasil dinyatakan “khas spesifik produk”;
b) Jika terlihat penyimpangan, maka hasil dinyatakan “tidak khas spesifik produk”.
A.2 Bau
A.2.1 Prinsip
Pengamatan contoh uji dengan indera penciuman yang dilakukan oleh panelis yang terlatih atau
kompeten untuk pengujian organoleptik.
A.2.2.1 Bahan
A.2.2.2 Alat
- Kaca arloji
- Sendok spatula plastik
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-20, Kesehatan Masyarakat Veteriner, dan tidak untuk
A.2.3 Cara kerja
a) Ambil contoh uji dan letakkan di atas gelas arloji yang bersih dan kering;
b) Cium contoh uji untuk mengetahui baunya;
c) Lakukan pengerjaan minimal oleh 3 orang panelis yang terlatih atau 1 orang tenaga ahli.
A.3.1 Prinsip
Kadar air dihitung berdasarkan bobot yang hilang selama pemanasan dalam oven pada suhu 102 oC
± 2 oC selama 2 jam. Bobot yang hilang atau kadar air dihitung dengan prinsip Gravimetri.
A.3.2.1 Bahan
dikomersialkan”
A.3.2.2 Alat
- Panaskan botol timbang beserta tutupnya dalam oven pada temperatur (102 ± 2) oC selama
lebih kurang satu (1) jam, dan dinginkan dalam desikator sela otol timbang ketika masih di dalam
oven, pindahkan segera ke dalam desikator dan dinginkan selama 45 menit kemudian timbang
(W2);
- Masukan 1 gram sampai dengan 3 gram contoh ke dalam botol, tutup, dan timbang (W1);
- Panaskan botol timbang yang berisi contoh tersebut dalam keadaan terbuka dengan
meletakkan tutup botol disamping botol di dalam oven pada temperatur (102 ± 2) oC selama 2
jam (dua jam setelah temperatur oven mencapai 102 oC;
- Tutup botol timbang ketika masih di dalam oven, pindahkan segera ke dalam desikator dan
dinginkan selama 45 menit kemudian timbang (W2);
- Lakukan pekerjaan duplo;
- Hitung kadar air dalam contoh.
- Bobot tetap dicapai jika selisih penimbangan tidak lebih dari 0,0005.
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-20, Kesehatan Masyarakat Veteriner, dan tidak untuk
Perhitungan
Rumus :
W1 – W2
Kadar air (%) = X 100 %
W1 – W0
Keterangan:
W0 adalah bobot botol timbang kosong dan tutupnya, dinyatakan dalam gram (g);
W1 adalah bobot botol timbang, tutupnya dan contoh sebelum
dikeringkan, dinyatakan dalam gram (g);
W2 adalah bobot botol timbang, tutupnya dan contoh setelah dikeringkan,
dinyatakan dalam gram (g).
Ketelitian
Kisaran hasil dua kali ulangan (RPD =Relatif Persen Deviasi) maksimum 5 % dari nilai rata-rata
hasil kadar air.
dikomersialkan”
A.4.1 Prinsip
Pengujian contoh dengan indera penglihatan yang dilakukan oleh panelis yang terlatih atau
kompeten untuk pengujian kebersihan.
A.4.2.1 Bahan
A.4.2.2 Alat
- Kaca arloji
- Sendok spatula plastik
Kebersihan sarang walet dilihat dari tidak adanya serangga, cemaran fisik (bulu, kotoran, pasir,
kayu, dan lain-lain) berdasarkan pengamatan visual secara langsung dengan jarak 20 cm - 30
cm.
Sampel yang tidak terdapat serangga dan/atau cemaran fisik, dinyatakan “bersih”.
Sampel yang terdapat serangga dan/atau cemaran fisik, dinyatakan “belum bersih”.
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-20, Kesehatan Masyarakat Veteriner, dan tidak untuk
Lampiran B
(informatif)
Klasifikasi
dikomersialkan”
b. Oval (memiliki sudut 135 ° < α ≤ 165 °)
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-20, Kesehatan Masyarakat Veteriner, dan tidak untuk
c. Sudut (memiliki sudut 90 ° < α ≤ 135 °)
d. Patahan
dikomersialkan”
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-20, Kesehatan Masyarakat Veteriner, dan tidak untuk
e. Hancuran
f. Kaki
dikomersialkan”
Gambar B.6 – Contoh sarang burung walet bentuk kaki
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-20, Kesehatan Masyarakat Veteriner, dan tidak untuk
Bibliografi
[1] Peraturan Menteri Pertanian Nomor 15 Tahun 2021 tentang Standar Kegiatan Usaha Dan
Standar Produk Pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor
Pertanian
[2] Peraturan Menteri Pertanian Nomor 26 Tahun 2020 tentang Tindakan Karantina Hewan
Terhadap Pemasukan atau Pengeluaran Sarang Burung Walet ke dan dari dalam Wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia
[3] Peraturan Menteri Pertanian Nomor 11 Tahun 2020 tentang Sertifikasi Nomor Kontrol
Veteriner Unit Usaha Produk Hewan
[6] Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 51 Tahun 2012 tentang Ketentuan Ekspor Sarang
Burung Walet ke Republik Rakyat China
dikomersialkan”
[7] Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor 374/Kpts/KH.210/L/5/2010 tentang
Petunjuk Teknis Penanganan dan Pemeriksaan Sarang Burung Walet dan Sriti
dikomersialkan”
Veteriner, Direktorat Jenderal Peternakan
dan Kesehatan Hewan
Denny Widaya Lukman Fakultas Kedokteran Hewan, Institut
Pertanian Bogor
Hadri Latif Fakultas Kedokteran Hewan, Institut
Pertanian Bogor
Ratih Dewanti Hariyadi Fakultas Teknologi Pertanian, Institut
Pertanian Bogor
Retno Dewi Wiwiek Bagja Praktisi/Konsultan Independen
Kesejahteraan Hewan
Kanti Puji Rahayu Balai Pengujian Mutu dan Sertfikasi
Produk Hewan
Puji Rahayu Balai Pengujian Mutu dan Sertfikasi
Produk Hewan
Thia Gaffiana Rumah Potong Unggas
Tri Kisowo Jumino Asosiasi Rumah Potong Hewan Unggas
Indonesia (ARPHUIN)
Ahmad Fahmi Asosiasi Pengusaha Protein Hewani
Indonesia
Akhmad Sawaldi PT. Frisian Flag Indonesia