Anda di halaman 1dari 22

BAB III

PERENCANAAN STRUKTUR ATAP

3.1 Denah dan Tampak Struktur Atap

Gambar 3. 1 Denah Tampak Atas Struktur Atap


3.2 Mutu Material
Beton Bertulang (Reinforced Concreate) merupakan material struktur yang
mempunyai kemampuan tekan yang baik, tetapi kemampuan tariknya lemah.
Material beton memiliki kelebihan apabila dibandingkan dengan material baja
yaitu tahan terhadap panas. Untuk material beton bertulang, digunakan material
beton dengan berat jenis adalah 2400 kg/m3.
Tabel 3. 1 Elemen dan Mutu Beton
Elemen Mutu
Balok Fc‘ = 25 Mpa
Kolom Fc‘ = 25 Mpa
Plat Lantai Fc‘ = 25 Mpa
Pondasi Fc‘ = 30 Mpa

Modulus Elastisitas : Ec = 4700 x SQRT (Fc’) = 23500 Mpa


Tabel 3. 2 Elemen dan Mutu Beton
Elemen Mutu Tegangan Leleh
Tulangan Ulir (D) BJTD 40 (Deformasi) Fy = 400 Mpa
Tulangan Polos (d) BJTD 24 (Undeformasi) Fy = 240 Mpa

3.3 Dimensi Rangka Bentang


3.3.1 Perencanaan Struktur Atap
Konstruksi atap berbentuk limasan digunakan profil ganda dengan alat
sambung las dan baut mutu BJ 37. Analisis beban atap diperhitungkan terhadap
beban mati, beban hidup, dan beban angin. Analisis pembebanan berdasarkan
Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Gedung. Sedangkan analisis gaya
batang kuda-kuda dengan analisis tak tentu menggunakan program SAP 2000.
1. Gording
1) Mendimensi gording

Gambar 3. 2 Gording
Pembebanan :

Beban mati (D)


D = q = berat sendiri profil (qs) + berat atap (qa)
Beban hidup (L) = p
Tekanan Angin (w)
2) Momen yang terjadi akibat pembebanan
Akibat muatan mati
1 2
My = x sin α x l
8
Akibat muatan hidup
1 2
My = x p cos α x l
4
Akibat muatan angin hidup
- Angin tekan
1 2
Mx= x w x l (0 , 02 α−0 ,04 )
8
- Angin hisap
1 2
Mx= x w x l (0 , 04)
8
3) Kontrol kuat tekan lentur yang terjadi (sni 2002)
Mu ≤ Ø x Mn
Keterangan :
Mu = Kombinasi Beban Momen Terfaktor
Ø = Faktor Redusi Kekuatan
Mn = Kekuatan Momen Nominal
4) Kontrol lendutan (f) yang terjadi
4 3
5. qx . l px . l
fx= +
384. E .ly 48. E .ly
4 3
5.qy . l py . l
fy= +
384. E .lx 48. E .lx
f =√ f x +f y < f ijin=1/ 500
2 2 1

Keterangan notasi rumus kontrol tegangan dan lendutan


Mx Momen terhadap sumbu -x
My Momen terhadap sumbu -y
£x Tegangan arah sumbu x-x
σy Tegangan arah sumbu y-y
Fx Lendutan arah sumbu x-x
Fy Lendutan arah sumbu y-y
Q Beban merata
L Gording
E Modulus Elastisitas Baja
I Momen Inersia
Wx Momen tahanan arah sumbu x-x
Wy Momen tahanan arah sumbu y-y
5) Batang kuda-kuda
Desain kuda-kuda didesain dengan memperhatikan batasan-batasan sebagai
berikut dan untuk menghindari tekuk pada tahap pelaksanaan maupun akibat gaya
yang bekerja, kelangsingan maksimum batang harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut :
- Kontruksi utama tidak boleh lebih dari 150
- Kontruksi sekunder tidak lebih dari 200
- Angka kelangsingan (λ) = Lk / i min dimana :
Lk = panjang tekuk (m)
I min = jari-jari kelembaman minimum batang (m)
3.4 Analisis Struktur Atap
Atap merupakan bagian dari suatu bangunan yang berfungsi sebagai
penutup seluruh ruangan yang ada di bawahnya terhadap pengaruh panas, debu,
hujan, angin atau untuk keperluan perlindungan. Bentuk atap berpengaruh
terhadap keindahan suatu bangunan dan pemilihan tipe atap hendaknya
disesuaikan dengan iklim setempat, tampak yang dikehendaki oleh arsitek, biaya
yang tersedia. Konstruksi rangka atap yang digunakan adalah rangka atap kuda-
kuda. Rangka atap kuda-kuda adalah suatu susunan rangka batang yang berfungsi
untuk mendukung beban atap termasuk juga berat sendiri dan sekaligus
memberikan bentuk pada atap. Pada dasarnya konstruksi kuda-kuda terdiri dari
rangkaian batang yang membentuk segitiga, dengan mempertimbangkan berat
atap serta bahan penutup atap, maka konstruksi kuda-kuda akan berbeda satu
sama lain. Setiap susunan rangka batang haruslah merupakan satu kesatuan bentuk
yang kokoh yang nantinya mampu memikul beban yang bekerja padanya tanpa
mengalami perubahan. Beban-beban tersebut antara lain beban hidup yang berasal
dari berat pekerja, beban mati yang berasal dari berat kuda-kuda dan beban angin.
Struktur rangka atap kuda-kuda direncanakan menggunakan baja profil doubel
siku, gording direncanakan menggunakan baja profil light lip channels, usuk dan
reng direncanakan menggunakan kayu kelas kuat I dan genteng direncanakan
menggunakan genteng beton. Berikut adalah gambar denah rencana atap dan
detail kuda kuda.

Gambar 3. 3 Denah Rencana Rangka Atap

Gambar 3. 4 Detail Kuda – Kuda


3.4.1 Data Teknis Perencanaan Struktur Atap
Bentang kuda –kuda (L) 15 m
Tinggi kuda-kuda (h) 4,45 m
Jarak kuda-kuda (jk) 1m
Jarak gording (jg) 1,73 m
Jarak usuk (ju) 50 cm
Jarak reng (Jr) 25 cm
Kemiringan atap 30 °
Penutup atap Genteng beton
Berat genteng beton (Wgb) 50 kg/m²
Mutu baja profil BJ 37
Tegangan baja 1600 kg/m²
Modulus elastisitas 200.000 kg/m²
Spesifikasi kuda-kuda
Kuda-kuda 2L.70.70.7 dan 2L
60.60.6
Profil baja 2L.70.70.7
Berat 7,38 kg/m
Wx = wy 8,43 m³
Ix = Iy 42,4 m 4
ix = iy 2,12 cm
Profil baja 2L.60.60.6
Berat 8,69 kg/m
Wx = Wy 8,41 m³
Ix = Iy 34,9 m 4
ix = iy 1,78 cm
Spesifikasi gording
Gording C 125.50.20.4,5
Berat 8,32 kg/m
Wx 38 cm³
Wy 10,1 cm³
Ix 238 cm 4
Iy 33,5 cm 4
ix 4,74 cm
iy 1,78
Reng dan usuk Kayu kelas 1
Tegangan lentur kayu 150 kg/cm²
Modulus elastisitas kayu 125.000 kg/cm²
Beban pekerja 100 kg
Tekanan angin pegunungan 25 kg/m²
Berat plafon dan 18 kg/m²
penggantung

Gambar 3. 5 Rencana Kuda-Kuda


3.4.2 Perencanaan Usuk
1. Pembebanan usuk
Berat genteng beton 50 kg/m²
Jarak usuk 50 cm
Jarak gording 1,73 m
Beban pekerja 100 kg
Tekanan angin 25 kg/m²
pegunungan
Kemiringan atap 30 °
Beban pada usuk = Wgb x Ju
= 50 x 0,5
= 25 kg/m
= 25 x 10−2kg/cm

Qx = qu x cos α
= 25 x cos 30°
= 21,65 kg/m
= 21,65 x 10−2 kg/cm
Qy = qu x sin α
= 25 x sin 30°
= 12,5 kg/m
= 12,5 x 10−2 kg/cm
Px = P x cos α
= 100 x cos 30°
= 86,602 kg
Py = P x sin α
= 100 x sin 30°
= 50 kg

2. Momen yang terjadi pada usuk


1) Momen akibat beban mati
MxDL = 1/8 x qu x cos α x (Jg)²
= 1/8 x 25 x cos 30°x (1,73) ²
=8,09 kgm = 809 kgcm
MyDL = 1/8 x qu x sin α x (Jg)²
= 1/8 x 25 x cos 30°x (1,73) ²
=4, 68 kgm = 468 kgcm

2) Momen akibat beban hidup karena pekerja


MxLL = ¼ x P x cos α x (Jg)
= 1/8 x 100 x cos 30°x (1,73)
= 37,46 kgm = 3746 kgcm
MyLL = ¼ x P x sin α x (Jg)
= 1/8 x 100 x cos 30°x (1,73)
= 21,63 kgm = 2163 kgcm

3) Momen akibat beban angin


Menurut PMI 1970 koefisien angin tekan = (+0,02 α – 0,4), dimana α = 30°
Watkn = (+0,02 α – 0,4) x Wang x Ju
= (+0,02 x (30°) – 0,4) x 25 x 0,5
= +2,5 kgm
Momen yang terjadi akibat beban angin tekan:
Watkn = 1/8 x Watkn x (Jg)²
= 1/8 x (+ 2,5) x (1,73)²
= +0,94 kgm
Menurut PMI 1970 koefisien angin hisap pada sudut kemiringan α < 65° =
(-0,4)
Wahsp = (-0,4) x Wang x Ju
= (-0,4) x 25 x 0,5
= - 5 kgm
Momen yang terjadi akibat beban angin hisap
Mahsp = 1/8 x Washp x (Jg)²
= 1/8 x (-5) x (1,73)²
= - 1,83 kgm
Tabel 3. 3 Kombinasi Momen Yang Terjadi Pada Usuk
Momen Momen Momen
Momen Momen Momen
beban beban sementara
Momen benda benda tetap
angin angin (MDL +
(M) mati hidup (MDL +
tekan hisap MLL) +
(MDL) (MLL) MLL)
(Matkn) (Mashp) Matkn
Mx (kgm) 8,09 37,46 0,94 -1,87 45,55 46,49
My (kgm) 4,68 21,63 0 0 26,31 26,31

3. Pendemensian usuk
Dimensi usuk dimisalkan b = 2/3h
b = lebar usuk (cm)
h = tinggi usuk (cm)
Wx = 1/6 x b x h²
=1/6 x 2/3h x h²
= 1/9 h³
Wy = 1/6 x b x h
= 1/6 x(2/3)² x h
= 1/6 x 4/9 h² x h
= 2/27h³
Mx My
x
Wx Wy
σ =
Mx My
x
Wx Wy
150 4649 2631
+
= 1 3 2 3
h h
9 27
h = 8,01 cm
h = 12 cm
Jadi tinggi reng (h) dipakai kayu ukuran 12 cm, maka:
b = 2/3 h
= 2/3 x 12
= 8 cm
Jadi dipakai reng dengan dimensi 8/12 cm

4. Kontrol lendutan pada usuk


Fijin = 1/200 x Jg
= 1/200 x 173
= 0,865 cm
Ix = 1/12 x b x h³
= 1/12 x 8 x 12³
=864 cm4
Iy = 1/12 x b³ x h
= 1/12 x 8³ x 12
4 4
Px x cos x x Jg 5 x Qx x cos x x Jg
= +
48 x E x Ix 384 x E x Ix
−2 4 3
5 x 21 ,65 x 10 x cos 30 ° x 173 86,602 x cos 30 ° x 173
= 3
+ 3
384 x 125 x 10 x 256 48 x 125 x 10 x 256
= 0,068 cm
4 2
Fy 5 x sin x x Jg Py x sin x x Jg
= +
384 x E x Ix 48 x E x Ix
−2 4 3
5 x 12 ,5 x 10 x sin 30° x 173 50 x sin 30 ° x 173
= 3
+ 3
384 x 125. 10 x 144 48 x 125 x 10 x 144
= 0,040 cm
Fma =√ ( fx )2+(fy)²
x
= √ ( 0,068 ) ²+(0,040) ²
= 0,079 cm
Syarat Fmax ≤ Fijin
0,079 cm ≤ 0,865 cm (OK)

5. Kontrol tegangan pada usuk


σ ytb Mx My
x
Wx Wy
4649 2631
+
= 1 1 2
xb x h² xb x h
6 6
4649 2631
+
= 1 1
x 8 x 12² x 82 x 12
6 6
= 44,768 kg/cm²
Syarat σ ytb ≤ σ lt
44,768 kg/cm² ≤ 150 kg/cm² (OK)
Jadi usuk kayu dimensi 8/12 cm aman dipakai

3.4.3 Perencanaan Gording


Pembebanan gording
Berat genteng beton (Wgb) = 50 kg/m²
Jarak kuda-kuda (Jk) =1m
Jarak gording (Jg) = 1,73 m
Kemiringan atap α = 30°
Spesifikasi gording
Gording = C 125.50.20.4,5
Berat (Wgd) = 8,32 kg/m
Wx = 38 cm³
Wy = 10,1 cm³
Ix = 238 cm4
Iy = 33, 5 cm4
Ix = 4,74 cm
Iy = 1,78 cm

Gambar 3. 6 Perencanaan Gording


Beban pada gording (Qgl) = Wgb. Jg
= 50 x 173
= 86,5 kg/m
= 86,5 x 10−2 kg/cm
Beban pada gording (Qg) = Wgd + Qgl
= 8,32 + 86,5
= 94,82 kg/m
= 94,82 x 10−2 kg/cm
Beban braching (Qb) = 10% x Qg
= 10% x 94,82
= 9,482 kg/m
= 9 ,482 x 10−2 kg/cm
Beban total pada gording (Qgtot) = Qg + Qb
= 94,82 + 9,482
= 104,302 kg/m
= 104,302 x 10−2 kg/cm
Qx = Qtot x Cosα
= 104,302 x Cos 30°
= 90,328 kg/m
= 90,328 x 10−2 kg/cm
Qy = Qtot x Sinα
= 104,302 x Sin 30°
= 52,151 kg/m
= 52,151 x 10−2 kg/cm
Px = P x Cosα
= 100 x Cos 30°
= 86,602 kg
Py = P x Sinα
= 100 x Cos 30°
= 50 kg
1. Momen yang terjadi pada gording
1) Momen akibat beban mati

MxDL = 1/8 x Qtot x Cos α x (Jk)²


= 1/8 x 104,302 x Cos 30° x (1)²
= 11,291 kgm
= 1129,1 kgcm
MyDL = 1/8 x Qtot x Sin α x (Jk/2)²
= 1/8 x 104,302 x Sin 30° x (1/2)²
= 6,519 kgm
= 6518,8 kgcm

2) Momen akibat beban hidup karena beban pekerja

MxLL = ¼ x P x Cos α x Jk
= ¼ x 100 x Cos 30° x 1
= 21,651 kgm
= 2165,1 kgcm
MyLL = 1/4 x P x Sin α x Jk/2
= 1/4 x 100 x Sin 30° x 1/2
= 6,25 kgm
= 625 kgcm

3) Momen akibat beban angin


Menurut PMI 1970 pasal 4.3.b koefisien angin tekan = (+0,02α - 0,4),
dimana α =30 °
Watkn = (+0,02α - 0,4) x Wang x Jg
= ((0,02 x 30°) x 25 x 1,73
= + 8,65 kgm
Momen yang terjadi akibat beban angin tekan:
Matkn = 1/8 x Watkn x (Jk)²
= 1/8 x (+8,65) x 1²
= + 1,081 kgm
Menurut PMI 1970 pasal 4.3.b koefisien angin hisap pada sudut kemiringan
α <65 °=(−0 , 4)
Wash = (- 0,4) x Wang x Jg
p
= (-0,4) x 25 x 1,73
= - 17,3 kgm
Momen yang terjadi akibat beban angin hisap:
Mash = 1/8 x Washp x (Jk)²
p
= 1/8 x (-17,3) x 1²
= -2,163 kgm

Tabel 3. 4 Kombinasi Momen Yang Terjadi Pada Gording


Momen Momen Momen
Momen Momen Momen
Beban Beban Sementara
Momen Beban Beban Tetap
Angin Angin (Mdl +
(M) Mati Angin (Mdl +
Tekan Hisap Mll) +
(Mdl) (Mll) Mll)
(Matkn) (Mashp) Matkn
Mx
11,291 21,651 +1,081 -2,163 32,942 34,023
(kgm)
My
6,519 6,25 0 0 11,769 11,769
(kgm)
Kontrol tegangan pada gording
Mx My
σytb= +
Wx Wy
3402, 3 1176 , 89
¿ +
38 10 , 1
2
¿ 206,059 kg /cm
Syarat σytb ≤ σtkn
206,059 kg /cm2 <1600 kg/m²
Kontrol lendutan pada gording dengan syarat-syarat lendutan maksimum
berdasarkan PPBBGI 1987 sebagai berikut:
Tabel 3. 5 Syarat – Syarat Lendutan
No Kondisi Pembebanan Lendutan Max
1 DL + LL Jk/250
2 LL Jk/500
3 25 mm
a. Check terhadap syarat 1
Fijin = Jk/250
= 100/250
= 0,4 cm
4 3
Fx 5 x Qx x Jk Px x Jk
= +
384 x E x Ix 48 x E x Ix
−2 4 3
5 x 90,328 .10 .100 86,602 x 100
= 6
+ 6
384 x 2 , 1.10 x 238 48 x 2 ,1 .10 x 238
= 0,018
Fy = 5 xQ y x¿¿
= 5 x 52 , 151.10−2 . ¿ ¿
= 0,043 cm
Fmax = √ ( fx ) ²+(fy)²
= √ ( 0,018 ) ²+(0,043)²
= 0,047 cm
Syarat Fmax ≤ Fijin
0,047 cm ≤ 0,4 cm (OK)
b. Check terhadap syarat 2
σ ijin = Jk/500
= 100/500
= 0,2 cm
σx = P x sin α x ¿ ¿
4
100 x sin 30 ° x 100
= 6
48 x 2 ,1 .10 x 33 , 5
= 0,0019 cm
σy = P x cos α x ¿ ¿
3
100 x cos 30 ° x 100
= 6
48 x 2 , 1 x 10 x 238
= 0,0036 cm
σ max = √ ( fx ) ²+(fy)²
= √ ( 0 , 0 019 ) ²+(0 , 0 036)²
= 0,0041 cm
Syarat σ max ≤ σijin
0,0041 cm ≤ 0,2 cm (OK)
c. Check terhadap syarat 3
σ max = √ ( fx ) ²+(fy)²
= √ ( 0,0019 ) ²+(0,0036)²
= 0,004 cm
= 0,04 mm
Syarat σ max ≤ 25 mm
0,04 mm ≤ 25 mm (OK)
Jadi baja profil light lip channels 125.50.20.4,5 memenuhi syarat tegangan
dan lendutan maka baja profil light lip channels 125.50.20.4,5 dapat digunakan
sebagai gording.

3.4.4 Perencanaan Pembebanan Pada Kuda-Kuda


1. Analisa pembebanan akibat beban mati (DL) pada titik buhul
Beban atap (Qa) = Jg x Wgb x Jk
= 1,73 x 50 x 1
= 86,5 kg
Beban gording (Qg) =Wgd x Jk
= 8,32 x 1
= 8,32
Berat kuda-kuda asumsi (Qk) = Jk x bentang kuda-kuda x 2 Wkk
= 1 x 15 x 2 x 7,38
= 221,4 kgm
Berat plafon dan gantung (Qpf) = Wpf x Jk
= 18 x 1
= 18 kgm
Qtot = Qa + Qg + Qk + Qpf
= 86,5 + 8,32 + 221,4 + 18
= 334,22 kg
Berat braching (Qb) = 10% x Qtot
= 10% x 334,22
33,422 kg
Beban mati (DL) = Qtot + Qb
= 334,22 + 33,422
= 367, 642 kg

2. Analisa pembebanan akibat beban hidup (LL) pada atap


Menurut PMI pasal 3.2.(3) beban hidup pada atap adalah 100 kg
Beban hidup (LL) = 100 kg = 1 kN

3. Analisa pembebanan akibat beban angin (WL)


Tekanan angin gunung (Wang) = 25 kg/m², menurut PMI 1970 pasal 4.3.b
koefisien angin tekan dengan sudut kemiringan α < 65° = (+0,02 α – 0,4),
dimana α = 30°
Koefisien angin tekan (c1) = (+0,02 α – 0,4)
= (+0,02 x 30°) – 0,4)
= 0,2
Angin tekan (Watkn) = Wang x c1 x Jg x Jk
= 25 x 0,2 x 1,73 x 1
= 8,65 kg
Proyeksi beban angin tekan (untuk input SAP pada sudut 30°) sebagai
berikut:
Arah X = Wtkn x Cos α
= 8,65 x Cos 30°
= 7,49 kg
Arah Y = Wtkn x Sin α
= 8,65 x Sin 30°
= 4,33 kg
Menurut PMI 1970 pasal 4.3.b koefisien angin hisap dengan sudut
kemiringan α < 65° = (-0,4), dimana α = 30°
Koefisien angin hisap (c2) = -0,4
= Wang x c2 x Jg x Jk
= 25 x (-0,4) x 1,73 x 1
= -17,3 kg
Proyeksi beban angin tekan (untuk data input SAP pada sudut 30°)
sebagai berikut:
Arah X = Washp x Cos α
= -17,3 x Cos 30°
= -14,98 kg
Arah Y = Washp x Sin α
= -17,3 x Sin 30°
= -8,65 kg

3.4.5 Perhitungan Mekanika


Perhitungan mekanika dilakukan untuk mengetahu reaksi pembebanan yang
terjadi pada kuda-kuda. Setelah mengetahui berat beban mati, beban hidup dan
beban angin langkah selanjutnya adalah menganalisis pembebanan melalui
program SAP 2000 v14 (Structur Analysis Program), agar dapat mengetahui
reaksi pembebanan yang terjadi di kuda-kuda, serta dapat mengetahui besarnya
gaya batang. Hasil analisis perhitungan mekanika melalui SAP 2000 v14 (Structur
Analysis Program) dapat dilihat dilampiran Tugas Akhir ini. Kombinasi
pembebanan yang digunakan sebagai berikut:
a. DL + LL
b. 1,2 DL + 1,4 LL
c. 1,2 DL + 1,4 LL + 0,8 WL
Berikut ini disajikan gambar hasil dari program SAP 2000 v14 pembebanan
yang terjadi pada kuda-kuda setelah di run
Gambar 3. 7 Hasil Analysis Run
Hasil reaksi pembebanan yang terjadi pada kuda-kuda ditunjukkan pada
gambar hasil dari program SAP 2000 v15 di bawah ini.

Gambar 3. 8 Reaksi Pembebanan Yang Terjadi di Ra dan Rb


Perhitungan reaksi yang terjadi pada masing-masing tumpuan sebagai:
Ra DL x Jumlah batang
=
2
(115 x 12)
=
2
= 690 kg
Beban mati (DL) pada perhitungan didapat beban mati sebesar 115 kg pada input
SAP 2000 v14.

3.4.6 Perhitungan Profil dan Sambungan


1. Cek penampang profil 2L 70.70.7
Gambar 3. 9 Profil Baja 2L 70.70.7
P batang tarik = +4835 kg
Lk batang tarik = 145,34 cm
Mutu Baja = BJ 37

a. Pendimensian batang tarik dipakai profil siku-siku kaki 2L 70.70.7 dengan:


An = 18,80 cm²
ix = iy = 1,78 cm
λ Lk
=
Imin
145 ,34
= ≤ 240
1 ,78
= 81,65 ≤ 240
Kontrol tegangan terhadap sumbu x dan y
P
¿ ≤ 75 % σ
2 x An
4835
¿ ≤75 % x 1600 kg /cm ²
2 x 18 ,8
2
kg
¿ 128 , 59 ≤ 1200 kg /cm² (OK)
cm

b. Pendimensian batang tekan dipakai profil siku-siku kaki 2L 70.70.7 dengan:


P batang tekan = 4246,66 kg
Lk batang tekan = 125 cm
ix = iy = 1,78 cm
λg = 111
imin Lk
=
τg
125
=
111
= 1,13 cm
λ Lk
=
imin
125
=
1, 13
= 110,6
Syarat λ< λg
110,6 < 111 (OK)
Kontrol tegangan terhadap sumbu x dan y
λ=110 , 6 maka ϖ =1,822 (faktor tekuk untuk mutu baja 37 buku pedoman
perencanaan bangunan baja untuk gedung).
Syarat:
P
¿ϖ x ≤σ
2 x An
4835
¿ 1,822 x ≤1600 kg/cm ²
2 x 18 ,8
2
kg
¿ 205 , 75 ≤ 1 6 00 kg /cm² (OK)
cm
2. Cek penampang profil 2L 60.60.6

Gambar 3. 10 Profil Baja 2L 60.60.6


P batang tarik = +3195,47 kg
Lk batang tarik = 125 cm
Mutu baja = BJ 37
a. Pendimensian batang tarik dipakai profil siku-siku sama kaki 2L 60.60.6
An = 6,91 cm²
ix = iy = 1,78 cm
λ Lk
=
Imin
1 25
= ≤ 240
1, 78
= 70,22 ≤ 240 (OK)
Kontrol terhadap sumbu x dan y
P
¿ ≤ 75 % σ
2 x An
3195 , 47
¿ ≤ 75 % x 1600 kg/cm ²
2 x 6 , 91
2
kg
¿ 231 , 22 ≤ 1200 kg/cm ² (OK)
cm

b. Hitung sambungan baut


Diambil pada contoh batang 16 dengan gaya batang maksimum 4835 kg,
baut akan diatur dalam 2 baris
Diketahui :
Tebal plat = 10 mm
Diameter baut = 16 mm
1) Menghitung kekuatan plat tengah
Ag = 10 x 150 = 1500
An = [150 – 2 x (16 + 3,2)] x 10 = 1116 mm
Ac = An
Leleh = Φ x Tn=Φ x fy x Ag=0 , 9 x 240 x 1500=324000 Nmm
Fraktur ¿ Φ x Tn=Φ x f u x A n=0 ,75 x 37 0 x 1 116=3 09690 Nmm
2) Tahanan geser baut
r1 = 0,5 untuk baut tanpa ulir pada bidang geser
Φ f = 0,75
M = jumlah bidang geser = 2
b

∫ ¿ tegangan tarik putus baut =825 Mpa


u
b
Rn=ϕf x r 1 x ∫ x 0 , 25 x π x d x m
2

Rn = 0,75 x 0,5 x 825 x 0,25 x 3,14 x 16² x 2 = 124344 N = 12434,4 kg


3) Tahanan tumpu baut
Rn = 2,4 x ϕ f x Db x Tp x fu
Rn = 2,4 x 0,75 x 16 x 10 x 370 = 106560 N = 10656 kg
4) Menentukan jumlah baut
Tahanan nominal baut dipilih yang terkecil diantara tahanan geser dan
tahanan tumpu baut Rn = 106560 N
Jumlah baut (n) = 309690/106560 = 2,91 = 3 baut

Anda mungkin juga menyukai