Anda di halaman 1dari 2

Syock Anafilaktik

No. Kode :
No. Revisi :
SOP
Tgl. Terbit :
Halaman :
Kepala UPTD Puskesmas Pajang
Pemerintah
Kota Surakarta dr. Wahyu Indianto
NIP. 196811182000031004

1. Pengertian Syock adalah tidak adekuatnya aliran darah ke organ tubuh untuk
mencukupi kebutuhan metabolisme, sehingga terajadi defisiensi akut
oksigenasi seluler. Syock anafilaktik terjadi karena reaksi alergi yang
berlebihan akibat pemberian obat suntikan dan kadang-kadang
peroral.

2. Tujuan Mencegah komplikasi akibat syock anafilaktik.

3. Kebijakan Prosedur klinis diagnosa dan terapi Syock Anafilaktik

4. Referensi
5. Prosedur 1. Petugas melakukan anamnesis dengan menanyakan adanya :
 Gatal-gatal,
 Lemas
 Pusing Setelah minum obat / disuntik
2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik meliputi:
 Gelisah
 Tachicardia
 Stridor / Ngorok
Pengisian kapiler melambat >2 detik dan
perbedaan suhu sentral > 2 derajat merupakan
tanda awal gangguan perfusi perifer
 Tekanan darah tidak dapat dijadikan parameter
awal gangguan perfusi pada syock, bila terjadi
hipotensi berarti tanda syock lanjut
 Kadang-kadang muntah.
3. Petugas menegakkan diagnosis : Syock anafilaktik
4. Petugas melakukan penatalaksanaan meliputi:
 Menghentikan pemberian allergen penyebab bila
mungkin
 Menidurkan pasien
 Memberikan adrenalin/epineprin 1 mg sebanyak
0.25 – 0.30 ml Scr IM. Dosis tidak boleh
melebihi 0.4 – 0.5 ml
 Mempertahankan jalan napas yang lancar dan
napas yang adekuat
 Memberikan posisi trendelenberg (kepala lebih
rendah dari jantung dan ektremitas bawah.
 Memonitor tekanan darah
 Menyuntikan adrenalin 0.25 – 0.3 ml IM ulang
beberapa kali tiap kira-kira 7 – 10 menit bila
tekanan darah sistolik belum mencapai 90 –
100 mmHg dan bila frekuensi jantung masih
belum melebihi kira-kira 90 x / menit.
(Umumnya untuk mengatasi Syock anafilaktik
diperlukan kira-kira 1 – 4 suntikan adrenalin
0.25 – 0.3 ml). Hidrokortison IM/Dexametason
IM/IV boleh diberikan namun manfaatnya
tidak dapat menggantikan adrenalin.
Pemberian antihistamin IM tidak efektif dan
tidak dianjurkan.
 Memeriksa status sirkulasi penderita, jika terjadi
arrest melakukan CPR, memasang akses
vaskuler untuk resusitasi cairan.
 Melakukan reassesment ABC dan CPR Lanjutan,
bila perlu melakukan rujukan pasien

6. Bagan Alir
7. Unit Terkait Dokter gigi
Perawat gigi

Anda mungkin juga menyukai