Anda di halaman 1dari 2

Khotbah Minggu 08 November Di Rumah

Mazmur Pengkhotbah 1:1-11


Natz Pembimbing : Pengkhotbah 1:4
Tema: “MENGELOLAH ALAM DALAM KETAATAN KEPADA PENCIPTA”
Bapa,mama, saudara/i yang diberkati oleh TYK, Syalom….hari ini kita patut bersyukur
kepada Tuhan, karena atas kasih dan anugerah-Nya, kita masih dapat beribadah saat ini. Tidak terasa
kita sudah ada di minggu kedua di bulan November yang dicanangkan sebagai bulan Lingkungan
Hidup. Dan tema yg akan menuntun kita saat ini ialah: “MENGELOLAH ALAM DLM
KETAATAN KEPADA PENCIPTA”. Bapa,mama, saudara/i yg dikasihi Tuhan, pada pembacaan
kita minggu ini, berbicara tentang: Segala Sesuatu Adalah Sia-sia. Pertanyaannya, bagiamana supaya
segala ssuatu itu tidak menjadi sia-sia? Maka ada 4 poin penting yg kita pelajari dari Kitab
Pengkhotbah ini:

Yang pertama: Pengkhotbah terkenal dengan sebutan Kitab: Kesia-siaan, karena kitab ini
berulang-ulang kali, kata “Kesia-siaan” mncul dalam kitab ini, seperti pada pasal 1 berbicara tentang
segala sesuatu adalah sia-sia. Pasal 2: Hidup dan kebodohan adalah hal yang sia-sia, pasal 4: Kesia-
sian dalam hidup, dan pasal 5: Kesia-siaan Kekayaan. Meskipun setiap pasal berbicara tentang kesia-
siaan, Namun Kitab Pengkhotbah bukanlah Kitab yang bernada pesimis. Tetapi Kitab ini selalu
mengajak siapapun untuk menilai dengan bijak dan adil dalam membuat keputusan dengan
mempertimbangkan segala hal yang terjadi. Poin yang kedua: Kita bisa lihat pada ayat yg ke-4,
dikatakan disana: “keturunan yg satu datang, dan keturunan yang lain pergi”. Tetapi BUMI tetap ada.
Artinya ayat ini mau mnjelaskan bahwa Bumi hanya satu, mari kita jaga sama-sama. Meskipun
generasi manusia terus berganti, namun bumi tidak berubah. Maka harus ada tanggungjawab manusia
yang besar untuk memelihara dan mengelola bumi dari berbagai ancaman, baik itu penebangan hutan
secara liar, lapisan ozon yg mulai menipis, banjir, gempa bumi, dan tanah longsor.

Poin yang ketiga: ayat 5-6 berbicara tentang Matahari dan Angin. Pertanyaannya:
Bagaimana cara manusia untuk mnggunakan matahari dan angin sebagai sesuatu yang tidak sia-sia
tapi bermakna? Contohya: Penemuan Tenaga Listrik Surya, dis itu panas yang diberikan matahari
seharusnya tidak boleh disia-siakan. Apalagi kita didaerah tropis seperti ini, kita menerima panas
matahari dalam jumlah dan jangka waktu yg lama, kita tdk boleh sia-siakn matahari dan angin yg
Tuhan berikan bagi kita dalam alam ini. Poin yg keempat: Ayat 7 berbicara tentang memanfaatkan
Air dgn baik. Air yg mengalir ke laut adalah kesia-siaan. Lalu bagaimana caranya agar air tidak sia-
sia mngalir ke laut?? Karena itu manusia membutuhkan hikmat dari Tuhan , agar bisa berkarya di
tengah” kesia-siaan. Berbagai upaya yang dilakukan dengan tuntunan hikmat, kita bisa bendung air
dengan membuat bendungan, membuat hutan, menanam pohon supaya tidak gersang, agar ada
kesejukan yang kita rasakan, karena Air sangat berpengaruh dalam kehidupan kita. Contoh kecil: kita
kalau tidak minum air 1-2 hari sa, rasa-rasa kita tidak berdaya, tidak kuat. Sehingga ada kalimat yang
bilang “Air adalah sumber kehidupan”. Di musim penghujan ini, kita harus menjaga supaya air tidak
mengalir sia-sia, kita bisa buat bak penampung air, buat lubang” peresapan, supaya air tidak terbuang.

Kita dipercayakan, kita dikasih amanah, untuk merawat, menjaga, mengelolah alam semesta
ini, sekarang sudah musim penghujan, maka Majelis Sinode GMIT Mencanangkan untuk semua kita
melakukan Gerakan Tanam Air, sebagai bentuk ketaatan kepada Tuhan untuk memanfaatkan alam
yang ada, sebab sebagai orang percaya yang telah menjadi ciptaan baru di dalam Kristus, kita harus
mampu mengelola bumi, air, udara, angin, matahari, dan seluruh kekayaan alam, demi terciptanya
keseimbangan dan keutuhan hidup yg memuliakan Tuhan. Kiranya TY memberkati kita dengan
Firman-Nya. AMIN.

Anda mungkin juga menyukai