Anda di halaman 1dari 3

MENGALIHWAHANAKAN HIKAYAT KE DALAM BENTUK CERPEN.

1. Bacalah hikayat berikut ini dengan seksama.

Dosa dan Pahala

Sekali peristiwa Raja Yaman pergi berburu, dan Ibraha pun naik kuda mengiringkan raja,
menantikan perburuan ke padang. Maka dihalau oranglah akan segala Binatang dari dalam hutan itu.
Maka keluarlah seekor kijang, maka diusirlah oleh Raja Yaman dengan kudanya, dan Ibraha pun
mengikuti dari belakang. Maka Ibraha pun memanah kijang itu. Dengan takdir Allah ta’ala terkena telinga
Raja Yaman. Maka Raja Yaman pun murka, lalu disuruhnya tangkap Ibraha hendak dipenggal lehernya.

Telah Ibraha sudah tertangkap. Maka dibawalah ke hadapan raja. Maka Ibraha pun sujud kepada
kaki raja. Sembahnya, “Ya, Tuanku Syah Alam, bahwa tiada sekali-kali hambamu berniat hendak
memanah Duli Syah Alam. Hanyalah hamba hendak memanah kijang; telah sudah dikehendaki Allah
ta’ala atas hambamu. Harap hambamu akan ampun karunia Raja. Jika diampuni, Allah ta’ala yang
membalas dan mengampuni dosa Raja.”

Setelah didengar kata Ibraha, maka raja pun berpikir, “Sesungguhnya telah banyak dosaku
kepada Allah ta’ala. Berapa sudah segala hamba Allah mati dengan tiada sebenarnya dosanya. Baiklah
kuampuni dosa Ibraha, lagipula tiada disengajanya memanah aku. Baiklah kuhalaukan dia ke negeri yang
lain.”

Setelah baginda berpikir demikian itu, maka titah raja, “Hai, Ibraha, telah kuampunilah dosamu,
tetapi enyahlah daripada negeriku ini.” Setelah mendengar titah raja, maka Ibraha pun bermohonlah
kepada raja, lalu enyahlah ia daripada raja hendak ke negeri yang lain.

Maka Raja Rinji pun beroleh kabar bahwa akan anaknya Ibraha itu ada di negeri Yaman. Maka
disuruh raja seorang Menteri pergi ke Yaman, pura-pura niaga serta membawa surat akan kirimannya.
Setelah sampai ke negeri Yaman, maka bertemulah ia dengan Ibraha.

Hata maka Menteri berlayarlah membawa Ibraha Kembali ke ayah bundanya. Setelah sampai,
maka Ibraha pun masuk mengadap ayah bundanya. Raja Rinji pun terlalu amat suka citanya bertemu
dengan anaknya itu.

Sebermula akan Raja Yaman pun tersedarlah akan Ibraha, maka disuruhlah cahari. Maka titah
Raja Yaman, “Kemanakah gerangan perginya dari negeri ini?” Hatta sekali peristiwa Raja Yaman pergi
hendak melaut. Takdir Allah ta’ala maka turunlah taufan. Maka segala perahu itu tercerai-berai. Maka
perahu Raja Yaman pun karamlah. Dengan takdir Allah ta’ala, Raja Yaman pun terdampar ke tepi Pantai
itu.

Maka nelayan pun pergi mencari ikan pada tempat itu lalu bertemu Raja Yaman. Maka kata Raja
Yaman, “Hai Mamak Nalayan, negeri manakah ini?” Maka sahut nelayan, “Inilah negeri Rinji.” Maka raja
pun berjalan lalu masuk ke kedai seorang pedagang, maka tidurlah ia di sana.

Hatta maka datang pencuri naik ke rumah pedagang dan diambilnya segala hartanya. Maka
darah pedagang pun jatuh oleh Raja Yaman. Setelah itu waktu pun fajarlah, pedagang pun sudah mati
dibunuhnya. Maka ditangkaplah orang fakir itu, lalu dibawanya kepada Raja Rinji. Maka kata orang
banyak, “Ya Tuanku, fakir inilah yang membunuh pedagang.”
Maka titah Raja Rinji, “Hai fakir, engkaulah yang membunuh pedagang itu?” Maka sembah si
fakir, “Ya Tuanku Syah Alam, hambamu rusak karam dalam laut, maka jatuh ke negeri ini, lalu hambamu
berjalan-jalan di pasar. Lalu hambamu masuk tidur di bawah kedai orang itu, tiada hambamu membunuh
yang empunya kedai itu, dan tiada hamba ketahui akan dia berbunuh-bunuhan, dan darahnya pun habis
kena pada tubuh hamba.”

Maka kata segala Menteri, “Ya Tuanku, ialah membunuh pedagang itu, karena tandanya darah
berlumur darah padanya.”

Maka pikir Raja Rinji, “Seperkara lagi, jika ia membunuh, betapa pula ia tidur di bawah kedainya.
Jika tiada ia kuperiksai dengan benar aku pada segala manusia. Baiklah kusuruh penjarakan dahulu.”
Maka dibawalah Raja Yaman masuk ke dalam penjara.

Maka pada suatu hari, Raja Ibraha, pergi ke balai di tepi Sungai, melihat segala menteri
memeriksa orang dalam penjara itu. Maka datang seekor lalat hinggap pada taburan balai raja itu. Maka
diambil Raja Yaman batu yang tajam. Hatta dilemparnyalah akan lalat itu, maka terkenalah telinga Raja
Ibraha. Maka terkejutlah segala orang banyak. Maka kata segala Menteri, “Nyatalah ia orang jahat,
telinga anak raja diputuskannya.”

Setelah itu maka dibawalah Raja Yaman kepada Raja Rinji, “Bahwa telinga paduka anak anda
sudah putus oleh orang Darwisy itu.” Maka Raja pun murka.

Maka sembah Raja Yaman, “Ya Tuanku, Syah Alam. Hamba ini adalah anak Raja Yaman, maka ada
seorang khadim hamba bernama Ibraha, terlalu kasih dengan dia, tiadalah dapat bercerai dengan dia.
Maka pada suatu hari hamba berburu, maka hamba mengusir kijang dan Ibraha pun mengikut dari
belakang.

Maka dipanahnya kijang itu, maka terkena pada telinga hamba. Maka hamba hendak
membunuh dia. Pikir hamba, karena kasih hamba akan dia, dan banyaklah dosaku membunuh orang,
pada kali ini baiklah akan kuampuni dia. Maka hamba halaukan akan dia keluar negeri. Kemudian maka
hamba suruh cahari akan Ibraha itu, tiadalah bertemu lagi. Maka hamba pun pergi ke laut. Dengan takdir
Allah ta’ala turun taufan hingga rusak perahu hamba. Setelah itu maka terdampar hamba ke tepi laut,
lalu naik hamba berjalan dengan lapar dan dahaga. Maka daripada sangat letih tubuh hamba, lalu hamba
tidur di bawah kedai pedagang. Inilah awal hamba tiadalah hamba sembunyikan barang kelakuan hamba
ini.

Setelah didengar Raja Rinji kata Raja Yaman itu, maka ia pun turun dari takhta kerajaannya, lalu
mengurai ikat Raja Yaman lalu dipermulianya dan dipersalinkannya daripada pakaian yang indah-indah.
Dan Ibraha pun datang.

Maka kata Raja Rinji, “Inilah Ibraha anak hamba.”

Telah didengar Raja Yaman akan kata Ibraha itu, maka dipeluk oleh Raja Yaman akan Ibraha
seraya katanya, “Inilah perbuatan kita berdua telah sudahlah dibalaskan Allah ta’ala. Engkau tiada
sengaja memutuskan telingaku, dan aku pun tiada menyahaja memutuskan telingamu. Sekaliannya itu
perbuatan Allah ta’ala bagi barang siapa yang dikehendakinya.”
Telah itu maka Raja Rinji pun memberi tempat akan Raja Yaman sebuah rumah betapa adat
rumah raja-raja lengkap dengan hamba sahaya dan Raja Rinji pun menghadap Raja Yaman dan Ibraha
pun pergi menghadap Raja Yaman.

Maka titah raja, “Hai anakku, baik juga Tuan sembahkan kepada ayahanda, minta dikirimi surat
dengan sebuah perahu ke negeriku, memberitahu kepada segala orang Yaman mengatakan kita ada di
sini.”

Maka Ibraha pun menghadap Raja Rinji bepersembahkan seperti maksud Raja Yaman. Lalu
baginda menyuruh sebuah perahu kepada segala menteri dalam negeri Yaman. Setelah sampai mereka,
maka surat daripada Raja Rinji itu pun diberikan kepada menteri dalam Yaman. Maka disambut oleh
mereka lalu dibacanya. Setelah didengar oleh mereka bunyi surat demikian itu, maka mereka pun
pergilah dengan beratus-ratus perahu ke negeri Rinji akan menyambut Rajanya.

Setelah sampai segala menteri itu, lalu naik menghadap Rajanya. Maka Raja Yaman terlalu
bersuka cita dan berjabat tangan dengan segala menteri dan hulubalangnya.

Hatta berapa hari antaranya, segala Menteri hulubalang berjamu-jamuan dengan suka citanya,
maka Raja Yaman pun bermohonlah kepada Raja Rinji hendak pulang ke negerinya. Maka
dipersembahkan Raja Rinji emas dan pakaian dan juadah akan Raja Yaman.

Demikianlah hikayat seorang yang mengampuni dosa seorang dengan sebenarnya dan mengikut
hukum kitab Allah ta’ala. Bahwa Allah ta’ala jualah Tuhan yang membalas dengan segera balas dunia dan
dalam akhirat.

(Hikayat Kalilah dan Dimnah)

2. Catatlah unsur intrinsik hikayat tersebut, mulai dari tema, alur, amanat, sudut pandang, latar,
dan gaya bahasanya.
3. Buatlah kerangka cerpen berdasarkan unsur intrinsik yang sudah Anda catat. Kerangka tersebut
dapat berupa urutan peristiwa penting.
4. Kembangkanlah kerangka tersebut menjadi cerpen yang utuh.

Anda mungkin juga menyukai