Anda di halaman 1dari 3

Selasa, 04 April 2023

Kedai es krim legendaris Zangrandi Surabaya tutup per hari ini, Selasa
(22/3/2021). Sebelum tutup, kedai es krim yang telah berusia 90 tahun itu
sempat diwarnai konflik antarpemegang saham Zangrandi.
Konflik yang terjadi bahkan pernah masuk dalam proses persidangan di
Pengadilan Negeri (PN) Surabaya pada Januari 2020. Saat itu 4 bos Zangrandi
menjadi terdakwa dalam kasus penggelapan saham senilai Rp 10 juta.
4 Terdakwa atau tergugat itu yakni Willy Tanumulia, Grietje Tanumulia, Emmy
Tanumulia, dan Fransiskus Martinus Soesetio. Sedangkan penggugat adalah
Evy Susantidevi Tanumulia yang tak lain masih satu keluarga.
Evy menggugat keempat terdakwa karena dinilai telah melakukan tindak pidana
pengalihan saham 10 lembar senilai Rp 10 juta tanpa seizin penggugat. Hal itu
terungkap dalam sidang perdana atau dakwaan pada 14 Januari 2020 silam di
Pengadilan Negeri Surabaya.
"Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 372
KUHP jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP dan Pasal 266 KUHP jo Pasal 55 ayat
(1) KUHP," kata Damang saat membacakan surat dakwaan di Ruang Garuda 1,
Pengadilan Negeri Surabaya, Selasa (14/1/2020).
Keempat terdakwa kemudian oleh hakim dinyatakan bersalah dan divonis
masing-masing 1 tahun penjara dengan masa percobaan 2 tahun. Alhasil,
keempat terdakwa tidak perlu menjalani hukuman penjara.
"Mengadili menyatakan keempat terdakwa bersalah dan dihukum satu tahun.
Menyatakan bahwa tindak pidana tersebut tidak usah dijalani, terkecuali apabila
dalam masa dua tahun para terdakwa mempunyai kesalahan yang dapat
dipidana," kata hakim Pujo Saksono di ruang sidang Tirta 2 PN Surabaya, Rabu
(26/8/2020) lalu.
Menurut majelis hakim, putusan itu diambil setelah mempertimbangkan adanya
perdamaian di antara penggugat dan keempat terdakwa. Tak hanya itu, seluruh
terdakwa juga tidak ada niat dan menyesali menggelapkan saham milik
penggugat yang tak lain masih adiknya sendiri.
Kini, setahun sudah setelah konflik itu terjadi, kedai es krim yang berada di
Jalan Yos Sudarso itu harus tutup. Kabar tersebut dibenarkan oleh Public
Relation Officer (PRO) Zangrandi Ice Cream, Hanifah Siswanti. Meski begitu,
ia belum mengetahui pasti penutupan itu bersifat sementara atau tetap.
"Kalau omongan mau tutup memang ada, cuman kapan pastinya belum tahu,"
kata Hanifah singkat.
Detikcom sempat melihat suasana kedai yang didominasi warna merah dan
cream sekitar pukul 12.00 WIB, Senin (22/3/2021). Kursi dan meja tampak
ditumpuk saja dan pagar kedai ditutup. Namun di pintu samping tampak
beberapa orang datang membeli es krim berbentuk cup. Para pembeli dilayani
hingga pukul 17.00 WIB.
"Hanya menghabiskan stok yang ada. Dan hanya dibawa pulang (Take away),"
kata salah satu pegawai yang enggan disebut namanya.
Sementara salah satu warga Sidoarjo, Hilda menyayangkan kedai es krim
legendaris Surabaya tersebut tutup.
"Sudah tak bisa lagi makan dan minum santai di situ. Padahal kadang-kadang
rapat kantor dilakukan di sini," jelasnya.
Salah satu pembeli es krim Zangrandi, David Pratama merasa kehilangan jika
benar-benar akan ditutup. Sebab, selain cita rasa es krim, sejarahnya juga
melekat.
"Di sini tempatnya bagus banget, bangunan kuno, kalau Zangrandi tutup kita
beli di mana?," tandasnya.
Diketahui, Zangrandi sendiri hanya memiliki satu cabang resmi di Surabaya.
Yakni di dalam Pasar Atom. Sebelumnya ada di Galaxy Mal, namun sudah tutup
karena kontrak habis.
Zangrandi menjadi tempat destinasi wisata kuliner tempo dulu di Surabaya.
Selain menikmati beragam es krim yang diracik dengan bahan-bahan alami,
tempat ini menjadi sarana bagi pengunjung untuk bernostalgia dan bagian
sejarah Kota Surabaya.
Hasil Analisis
Dari berita diatas dapat saya simpulkan, warga akan berbondong
bondong mendapatkan kenikmatan benda yang mahal dan pada
akhirnya gratis dibagikan di tempat yang menurut dia tepat namun
kenyataannya salah. Sudah seperti anak kecil yang membeli jajanan
sekolah tanpa mengetahui definisi budaya mengantri.
Jadi ini lah yang saya maksud, Budaya mengantri. Banyak
sekali kasus yang berkaitan dengan Budaya mengantri. Contohnya
seperti berita diatas berikut ini. Namun, tidak hanya berita diatas
berikut. Kejadian yang serupa terjadi di pembagian masker gratis pada
saat pandemic corona. Itu pun ada oknum warga yang gak tau definisi
budaya mengantri, setelah itu mereka langsung ambil 2 – 3 masker.
Tidak hanya itu saja, ada oknum warga yang menegur apakah pemilik
yang bersedekah/membagikan masker gratis ada perijinan nya dari
pihak tertentu.
Dalam kata lain, warga akan melakukan yang terbaik untuk
mendapatkan apa yang mereka inginkan dari jauh jauh hari dengan
cara apapun agar mendapatkan yang mereka mau.

Anda mungkin juga menyukai