Anda di halaman 1dari 2

REVIEW JURNAL

Judul Konsep Maqamat Dan Ahwal Dalam Perspektif para Sufi


Nama Jurnal YAQZHAN
Volume dan Halaman Volume 2 Dan Nomor 2
Tahun Desember 2016
Penulis Ibnu Farhan
Reviewer Muhammad Arifin
Tanggal Reviewer 17
Latar Belakang Tasawuf atau sufisme merupakan bidang kajian Islam yang
menarik untuk dikaji. Konsep maqamat dan ahwal dalam
tasawuf dipelajari dari perspektif para sufi untuk melihat
apakah konsep tersebut berasal dari ajaran Islam atau dari
agama lain. Sejarah asal-usul tasawuf masih diperdebatkan,
namun para sufi meyakini bahwa tasawuf berasal dari Islam,
sementara beberapa peneliti berpendapat bahwa ada pengaruh
dari ajaran agama lain. Ibnu Farhan YAQZHAN melakukan
kajian ini untuk menjawab pertanyaan tersebut. Tasawuf
berkembang di seluruh dunia Islam, dari Irak hingga Indonesia,
dan memiliki tempat di masyarakat Islam. Konsep maqamat
dan ahwal dalam tasawuf juga berkembang, dengan tujuan
mencapai kesempurnaan menuju Tuhan secara sistematik. Para
sufi seperti Syekh Zunnun al-Mashri dan al-Qusyairi
memainkan peran penting dalam pengembangan konsep ini.
Seorang sufi, Abu Nasr as-Sarraj, memiliki pandangan yang
lebih sistematik dan komprehensif mengenai konsep maqam,
yang merupakan kedudukan atau tingkatan seorang hamba di
hadapan Allah. Para sufi memiliki perbedaan pendapat
mengenai konsep maqamat dan ahwal, serta aplikasinya dalam
kehidupan sufi. Beberapa sufi juga memiliki perbedaan dalam
urutan dan jumlah maqamat. Ibnu 'Athaillah merupakan salah
satu guru thariqah syadziliyyah yang menyusun sistematika
maqamat yang mencakup maqamat yang disepakati oleh
kalangan sufi. Tasawuf memiliki enam maqam penting yang
harus ditempuh oleh seorang sufi dalam menapakai jalan
menuju Allah SWT, yaitu Taubat, Zuhud, Sabar, Syukur, rasa
takut & rasa berharap, dan tawakal. Setiap maqam memiliki
definisi dan aplikasi yang berbeda, namun semuanya mengarah
pada hubungan yang lebih
Metode penelitian Pendekatan Komparatif: Peneliti dapat membandingkan
konsep-konsep maqamat dan ahwal dalam perspektif sufi
dengan konsep-konsep yang ada dalam tradisi spiritual lainnya,
seperti Hinduisme, Buddhisme, atau Taoisme. Pendekatan ini
akan memberikan pemahaman komparatif yang lebih luas
tentang tahapan-tahapan spiritual dan keadaan-keadaan batin
dalam berbagai tradisi spiritual.
Kelebihan penelitian penelitian tentang konsep mahqamat dan ahwal dalam
perspektif para sufi memiliki kelebihan dalam membantu
seseorang dalam mengenali dan memahami diri mereka sendiri,
meningkatkan kesadaran spiritual, mengembangkan
pengendalian diri dan kesadaran moral yang tinggi, mencapai
pertumbuhan dan transformasi pribadi, serta memberikan
inspirasi dan panduan bagi orang lain.
Kekurangan penelitian Kurangnya sumber data: Sebagian besar penelitian tentang
konsep mahqamat dan ahwal dalam perspektif para sufi
didasarkan pada karya-karya klasik yang hanya ditulis oleh para
sufi terkenal. Hal ini menyebabkan kurangnya variasi dan
keberagaman dalam analisis penelitian.
Kesimpulan Kesimpulan dari konsep maqamat dan ahwal dalam perspektif
para sufi adalah bahwa maqamat dan ahwal merupakan dua
aspek penting dalam perjalanan spiritual seseorang.
Maqamat merujuk pada tingkatan-tingkatan spiritual yang harus
dilewati oleh seorang sufi dalam mencapai tujuan akhirnya,
yaitu kesatuan dengan Allah. Ada tujuh maqamat utama yang
harus dilewati, yaitu maqam iman, maqam ilmu, maqam ikhlas,
maqam tawakkal, maqam zuhud, maqam ridha, dan maqam
ihsan. Setiap maqam memiliki tantangan dan ujian tersendiri
bagi seorang sufi, dan ia harus melewati maqamat ini satu per
satu dengan tekad dan kesabaran.
Ahwal, di sisi lain, merujuk pada kondisi batiniah yang dialami
oleh seorang sufi selama perjalanan spiritualnya. Ahwal ini
dapat berubah-ubah sesuai dengan tingkatan maqam yang
dicapai, dan oleh karena itu seorang sufi harus selalu siap
menghadapi perubahan emosi, pikiran, dan pengalaman spirituil
yang mungkin terjadi. Beberapa ahwal yang sering dialami oleh
seorang sufi adalah takwa, rindu kepada Allah, cinta kepada
Allah, tawakkal, hiba, dan annasyiha. Ahwal ini merupakan
manifestasi dari konsep maqamat dalam kehidupan seorang
sufi.

Anda mungkin juga menyukai