Anda di halaman 1dari 10

13.

055 - Ruang Lingkup Penugasan Perpindahan Sertifikasi JFA dan JFP2UPD


Dengan terbitnya Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/15/M.PAN/9/2009tent
ang Jabatan Fungsional Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah (JFP2UPD)yangdisebut juga
Pengawas Pemerintahan,tersedia alternatif jabatan fungsional lain bagi aparat pengawas intern pemerintah, yakni di
lingkungan unit kerja inspektorat provinsi/kota/kabup

Adanya peraturan tersebut memungkinkan APIP di Pemda memiliki diantara dua alternatif jabatan fungsional
pengawasan intern Pemda, memilih sebagai JFA atau JFP2UPD. Adapun pertimbangan untuk memilih diantara dua
jabatan fungsional tersebut adalah tingkat kesulitan untuk lulus dalam ujian pada ke dua jabatan fungsional tersebut.
Selama ini, tingkat kelulusan peserta JFA, yang diselenggarakan oleh BPKP, relatif sangat rendah meskipun mereka
sudah mengikuti diklat sertifikasi dan berulangkali mengikuti ujian JFA. Kondisi ini menyebabkan pegawai APIP
akan lebih cenderung untuk memilih atau berpindah ke JFP2UPD. Selain itu bagi pegawai dalam JFP2UPD juga
diusulkan untuk mendapatkan tunjangan fungsional yang setara dengan tunjangan fungsional JFA.
Kajian ini bertujuan untuk mengidentifikasi keunggulan dan kelemahan yang dimiliki antara Jabatan Fungsional
Auditor dengan Jabatan Fungsional Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah, guna merumuskan
usulan langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dalam
meningkatkan keunggulan Jabatan Fungsional Auditor (JFA) dibandingkan dengan Jabatan Fungsional Pengawas
Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah (JFP2UPD).
Untuk memperoleh gambaran mengenai keunggulan dan kelemahan yang dimiliki masing–masing Jabatan
Fungsional Auditor dengan Jabatan Fungsional Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah, kajian
ini menggunakan analisis SWOT (Strengths, Weakness,Opportunities,dan Threats) adalah analisis atau identifikasi
dari berbagai faktor yang berhubungan dengan faktor internal yaitu: Strenghths (kekuatan), Weakness (kelemahan),
dan membandingkannya faktor eksternal Opportunities (peluang), dan Threats (ancaman) sebagai dasar
merumuskan strategi. Kemudian memberi masukan atau saran kepada pimpinan BPKP bagi pengambilan keputusan
dalam menetapkan strategi dan kebijakan untuk meningkatkan penataan sistem pembinaan, kediklatan, sertifikasi,
dan kesejahteraan bagi JFA.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan dari sisi internal, BPKP faktor Strengths sebesar 1,24 sedangkan
faktor Weaknesses sebesar 5,80sehinggafaktorWeakness menunjukkan nilai negatif (4,5576) atau dengan kata lain
lebih kuat faktorWeakness jika dibandingkan dengan faktorStrength yang dimiliki.
Adapun strategi untuk mengurangi atau menghilangkan permasalahan pokok yang dihadapi adalah
Strategi WO (Weakness-Opportunity). Agar Jabatan Fungsional Auditor tetap diminati di lingkungan Aparat
Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) maka disarankan strategi sebagai berikut :

1. Pimpinan BPKP mendorong para Kepala Perwakilan untuk membina hubungan dengan seluruh APIP yang ada
di wilayahnya masing-masing agar mensosialisasikan peraturan dan ketentuan yang berkaitan dengan Jabatan
Fungsional Auditor (JFA), serta membantu APIP dalam mengatasi masalah-masalah JFA.
2. Pimpinan BPKP mendorong Kepala Pusat Pembinaan JFA dan Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Pengawasan untuk memberikan kesempatan yang luas kepada para auditor untuk mengikuti diklat sertifikasi,
diklat keahlian khusus, dan diklat teknis substantif lainnya, serta mengadakan bimbingan kepada para auditor
dalam menghadapi ujian sertifikasi JFA.

Pimpinan BPKP meninjau kembali ketentuan yang terkait dengan peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan yang
dapat menghambat karir para auditor dengan memperhatikan kualitas dan kapasitas jabatan fungsional auditor.
Inspektorat Jenderal

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

"MENJADI KONSULTAN DAN KATALISATOR TATA KELOLA


PEMERINTAHAN DALAM NEGERI"

 HOME(CURRENT)
 BERITA
 PROFIL
 PUBLIKASI
 INFORMASI PUBLIK(CURRENT)
 LAYANAN

ARTIKEL / SAATNYA MENGEVALUASI P2UPD DENGAN


PENDIDIKAN DIPLOMA-III
Saatnya Mengevaluasi P2UPD Dengan Pendidikan Diploma-III
1. Latar Belakang

Sesuai dengan Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Kepala


Badan Kepegawaian Negara Nomor 22 Tahun 2010 Dan Nomor 03
Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional
Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Di Daerah Dan
Angka Kreditnya Pasal 34 dinyatakan bahwa PNS pada Inspektorat
Provinsi dan Kabupaten/Kota yang berijazah Diploma III dan masih
menduduki jabatan struktural eselon IV/a dapat diinpassing ke dalam
JFP2UPD dengan ketentuan PNS yang bersangkutan wajib
menyelesaikan pendidikan Sarjana Strata Satu (S1) paling lama 5
(lima) tahun sejak berakhirnya masa inpassing. PNS yang telah
diinpassing ke dalam JFP2UPD dengan jenjang pendidikan Diploma III
apabila mencapai batas waktu 5 (lima) tahun sejak berakhirnya masa
inpassing tahun 2012 akan mengalami hambatan dalam proses
pembinaan karier yang bersangkutan dan tidak sesuai lagi dengan
ketentuan yang ada. Beberapa hal berikut dapat menjadi pertimbangan
dalam melakukan evaluasi terhadap kondisi tersebut.
1. Pembahasan
1. JFP2UPD Merupakan Jabatan Fungsional Keahlian

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 1999 Tentang


Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil Pasal 5 ayat (1)
huruf a dinyatakan bahwa ”Jabatan fungsional keahlian adalah jabatan
fungsional yang pelaksanaan tugasnya mensyaratkan kualifikasi
profesional dengan pendidikan serendah rendahnya berijazah sarjana
(Strata 1)”.

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 15


Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Penyelenggaraan
Urusan Pemerintahan Di Daerah dan Angka Kreditnya, jabatan
fungsional P2UPD merupakan jabatan yang di duduki PNS dengan
pembinaan karier berdasarkan akumulasi perolehan angka kredit atau
nilai butir-butir kegiatan yang harus dicapai oleh Pengawas
Pemerintahan. Pada Pasal 7 dinyatakan bahwa JFP2UPD merupakan
jabatan tingkat keahlian dengan jenjang jabatan/pangkat dari yang
terendah sampai dengan yang tertinggi, yaitu jenjang jabatan
Pengawas Pemerintahan Pertama, pangkat Penata Muda golongan
ruang III/a sampai dengan jenjang jabatan Pengawas Pemerintahan
Madya, pangkat Pembina Utama Muda golongan ruang IV/c. Jadi,
JFP2UPD merupakan jabatan fungsional keahlian dengan kualifikasi
pendidikan paling rendah berijazah S1.

2.Pasal 34 Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri


dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 22 Tahun 2010 Dan
Nomor 03 Tahun 2010 merupakan ketentuan yang bersifat transito

Pasal 34 Peraturan Bersama tersebut terletak dalam BAB VIII


KETENTUAN PERALIHAN. Hal tersebut difungsikan sebagai bentuk
penyesuaian keadaan yang sudah ada dan adanya kepastian hukum
bagi pengembangan karier PNS yang sedang menduduki jabatan
tertentu saat berlakunya kebijakan JFP2UPD.

Sesuai dengan Pasal Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun


2007 tentang Pedoman Teknis Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat
Provinsi dan Kabupaten/Kota, yang masih berlaku saat ditetapkannya
kebijakan JFP2UPD (Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor 15 Tahun 2009), dinyatakan bahwa ” Apabila
jabatan fungsional pengawas pemerintah telah ditetapkan sesuai
peraturan perundang-undangan, maka jabatan struktural dibawah
Inspektur Pembantu dihapus”. Maka, PNS yang sedang menduduki
jabatan struktural dibawah Inspektur Pembantu, khususnya bagi PNS
yang belum memiliki kualifikasi pendidikan paling rendah Sarjana (S1),
perlu disesuaikan keadaannya dan diberikan kesempatan melanjutkan
karier PNS-nya sebagai P2UPD. Kesempatan atau pilihan tersebut
dinyatakan dalam Pasal 34 ayat (1) Peraturan Bersama dimaksud pada
frasa ”..., dapat diangkat dalam Jabatan Fungsional Pengawas
Pemerintahan melalui penyesuaian/inpassing...” Namun demikian,
kesempatan tersebut diberikan dengan persyaratan yang diatur dalam
Pasal 34 ayat (2) bahwa ”...yang bersangkutan wajib menyelesaikan
pendidikan Sarjana Strata Satu (S1) paling lama 5 (lima) tahun sejak
berakhirnya masa penyesuaian/inpassing.

Ketentuan dalam Pasal 34 tersebut bersifat transito dan dipahami


sebagai bentuk:

1. apresiasi/penghargaan terhadap sumber daya manusia yang telah ada


yang merupakan aset penting organisasi;
2. kepastian hukum yang bersifat pilihan atau peluang ( opportunity) bagi
pengembangan karier PNS;
3. pengendalian standar profesi JFP2UPD dan kesesuaian terhadap
berbagai ketentuan peraturan perundang-undangan terkait jabatan
fungsional.

3. Masa Berakhir Inpassing Sejak JFP2UPD Ditetapkan


Adalah 30 September 2012

Sesuai Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Kepala Badan


Kepegawaian Negara Nomor 22 Tahun 2010 Dan Nomor 03 Tahun 2010
Pasal 31 ayat (1), masa inpassing ditetapkan mulai tanggal 1 Oktober
2010 sampai dengan 30 September 2011. Masa inpassing tersebut
diperpanjang mulai tanggal 1 Oktober 2011 sampai dengan 30
September 2012 sesuai dengan Surat Kepala Badan Kepegawaian
Negara Nomor: K.26-30/V.284-2920/01 tanggal 30 September 2011
Perihal Perpanjangan masa penyesuaian/inpassing jabatan fungsional
Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Di Daerah. Dengan
demikian, PNS yang telah diinpassing ke dalam JFP2UPD dengan
jenjang pendidikan Diploma III wajib menyelesaikan pendidikan
Sarjana (S1) paling lama 30 September 2017.
Kesimpulan

PNS dengan kualifikasi pendidikan Diploma III yang telah diinpassing


ke dalam JFP2UPD pada masa inpassing sampai tanggal 30 September
2012, apabila sampai tanggal 30 September 2017 belum
menyelesaikan pendidikan Sarjana Strata Satu (S1) dinyatakan tidak
memenuhi persyaratan kualifikasi pendidikan formal yang
dipersyaratkan dalam JFP2UPD.

Penulis : M. Irsyad Sayuti / Pegawai pada Bagian Umum Inspektorat


Jenderal

Editor : Supardi, S.IP, M.M

Penulis

Staf

Dipublikasi

08 February 2018

Diperbaharui

08 February 2018

Penanggung Jawab :
Dr. Tumpak H. Simanjuntak, MA

Redaktur :
Editor : 1. Sapar, S.Sos, M.Si
2. Ahmad Husin T, S.STP, M.Si
Web Admin : 1. Supardi, S.Ip, MM
2. Valentinus Agus T., ST, M.Ec.Dev
Web Developer : Arfien Ginanjar, ST
Profil | Berita | Regulasi | Artikel | Gallery | Kontak

Telepon:
(021) 3846391

Faximili:
(021) 3849422

E-mail:
ulaitjen.kemendagri@gmail.com

Alamat:
Jl Medan Merdeka Timur No. 8 Gambir
Jakarta Pusat 10110

Copyright © Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri 2018

Anda mungkin juga menyukai