Adanya peraturan tersebut memungkinkan APIP di Pemda memiliki diantara dua alternatif jabatan fungsional
pengawasan intern Pemda, memilih sebagai JFA atau JFP2UPD. Adapun pertimbangan untuk memilih diantara dua
jabatan fungsional tersebut adalah tingkat kesulitan untuk lulus dalam ujian pada ke dua jabatan fungsional tersebut.
Selama ini, tingkat kelulusan peserta JFA, yang diselenggarakan oleh BPKP, relatif sangat rendah meskipun mereka
sudah mengikuti diklat sertifikasi dan berulangkali mengikuti ujian JFA. Kondisi ini menyebabkan pegawai APIP
akan lebih cenderung untuk memilih atau berpindah ke JFP2UPD. Selain itu bagi pegawai dalam JFP2UPD juga
diusulkan untuk mendapatkan tunjangan fungsional yang setara dengan tunjangan fungsional JFA.
Kajian ini bertujuan untuk mengidentifikasi keunggulan dan kelemahan yang dimiliki antara Jabatan Fungsional
Auditor dengan Jabatan Fungsional Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah, guna merumuskan
usulan langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dalam
meningkatkan keunggulan Jabatan Fungsional Auditor (JFA) dibandingkan dengan Jabatan Fungsional Pengawas
Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah (JFP2UPD).
Untuk memperoleh gambaran mengenai keunggulan dan kelemahan yang dimiliki masing–masing Jabatan
Fungsional Auditor dengan Jabatan Fungsional Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah, kajian
ini menggunakan analisis SWOT (Strengths, Weakness,Opportunities,dan Threats) adalah analisis atau identifikasi
dari berbagai faktor yang berhubungan dengan faktor internal yaitu: Strenghths (kekuatan), Weakness (kelemahan),
dan membandingkannya faktor eksternal Opportunities (peluang), dan Threats (ancaman) sebagai dasar
merumuskan strategi. Kemudian memberi masukan atau saran kepada pimpinan BPKP bagi pengambilan keputusan
dalam menetapkan strategi dan kebijakan untuk meningkatkan penataan sistem pembinaan, kediklatan, sertifikasi,
dan kesejahteraan bagi JFA.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan dari sisi internal, BPKP faktor Strengths sebesar 1,24 sedangkan
faktor Weaknesses sebesar 5,80sehinggafaktorWeakness menunjukkan nilai negatif (4,5576) atau dengan kata lain
lebih kuat faktorWeakness jika dibandingkan dengan faktorStrength yang dimiliki.
Adapun strategi untuk mengurangi atau menghilangkan permasalahan pokok yang dihadapi adalah
Strategi WO (Weakness-Opportunity). Agar Jabatan Fungsional Auditor tetap diminati di lingkungan Aparat
Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) maka disarankan strategi sebagai berikut :
1. Pimpinan BPKP mendorong para Kepala Perwakilan untuk membina hubungan dengan seluruh APIP yang ada
di wilayahnya masing-masing agar mensosialisasikan peraturan dan ketentuan yang berkaitan dengan Jabatan
Fungsional Auditor (JFA), serta membantu APIP dalam mengatasi masalah-masalah JFA.
2. Pimpinan BPKP mendorong Kepala Pusat Pembinaan JFA dan Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Pengawasan untuk memberikan kesempatan yang luas kepada para auditor untuk mengikuti diklat sertifikasi,
diklat keahlian khusus, dan diklat teknis substantif lainnya, serta mengadakan bimbingan kepada para auditor
dalam menghadapi ujian sertifikasi JFA.
Pimpinan BPKP meninjau kembali ketentuan yang terkait dengan peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan yang
dapat menghambat karir para auditor dengan memperhatikan kualitas dan kapasitas jabatan fungsional auditor.
Inspektorat Jenderal
HOME(CURRENT)
BERITA
PROFIL
PUBLIKASI
INFORMASI PUBLIK(CURRENT)
LAYANAN
Penulis
Staf
Dipublikasi
08 February 2018
Diperbaharui
08 February 2018
Penanggung Jawab :
Dr. Tumpak H. Simanjuntak, MA
Redaktur :
Editor : 1. Sapar, S.Sos, M.Si
2. Ahmad Husin T, S.STP, M.Si
Web Admin : 1. Supardi, S.Ip, MM
2. Valentinus Agus T., ST, M.Ec.Dev
Web Developer : Arfien Ginanjar, ST
Profil | Berita | Regulasi | Artikel | Gallery | Kontak
Telepon:
(021) 3846391
Faximili:
(021) 3849422
E-mail:
ulaitjen.kemendagri@gmail.com
Alamat:
Jl Medan Merdeka Timur No. 8 Gambir
Jakarta Pusat 10110