JABATAN FUNGSIONAL
PAMONG BELAJAR & PENILIK
5. PERENCANAAN KEBUTUHAN JF
PENILIK & PAMONG BELAJAR (37)
6. TUGAS POKOK, JENIS, UNSUR DAN
SUB UNSUR KEGIATAN PENILIK & PAMONG BELAJAR (46)
7. JENJANG JABATAN
PENILIK & PAMONG BELAJAR (57)
15. IMPLEMENTASI
PERMENPAN NO. 13 TAHUN 2019 (113)
65
MENGAPA PERLU PAMONG BELAJAR ?
Kepada
Yth. 1. Semua Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat
2. Semua Pejabat Pembina Kepegawaian Provinsi
3. Semua Pejabat Pembina Kepegawaian Kab/Kota
di
Tempat
BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA
Eko sutrisno
Tembusan Yth :
1. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi,
2. Menteri Keuangan:
3. Semua Deputi di Lingkungan Badan Kepegawaian Negara; dan
4. Semua Kepala Kantor Regional Badan Kepegawaian Negara.
CEK STATUS KEPEGAWAIAN
mysapkbkn
3. DASAR PELAKSANAAN TUGAS
JABATAN FUNGSIONAL
PENILIK&PAMONG BELAJAR
DASAR PELAKSANAAN TUGAS JABATAN
FUNGSIONAL PENILIK & PAMONG BELAJAR
1. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2010 tentang Jabatan
Fungsional Penilik dan Angka Kreditnya, ditandatangani pada
tanggal 6 Juli 2010.
Pelayanan
pendidikan
nonformal
Pelaksanaan hubungan
kerjasama dengan orang
tua peserta didik dan
masyaraka
Pasal 25
(1) Pegawai Negeri Sipil yang diangkat untuk pertama kali
dalam jabatan Pamong Belajar harus memenuhi syarat
sebagai berikut:
a. Berijazah paling rendah S1/D-IV sesuai dengan
kualifikasi pendidikan bidang kependidikan yang
ditentukan;
b. Pangkat paling rendah Penata Muda, golongan ruang
III/a; dan
c. Setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan dalam
Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) paling
rendah bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir.
BAB VIII
PENGANGKATAN DALAM JABATAN PAMONG BELAJAR
Pasal 27
(1) Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dari jabatan lain ke dalam jabatan
Pamong Belajar dapat dipertimbangkan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (1)
dan Pasal 26;
b. Memiliki pengalaman di bidang pendidikan paling kurang 2 (dua)
tahun;
c. Telah mengikuti dan lulus diklat fungsional Pamong Belajar; dan
d. Usia paling tinggi 50 (lima puluh) tahun.
(2) Pangkat yang ditetapkan bagi Pegawai Negeri Sipil sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) adalah sama dengan pangkat terakhir yang
dimilikinya dan jenjang jabatan ditetapkan sesuai dengan jumlah angka
kredit yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang menetapkan
angka kredit.
(3) Jumlah angka kredit sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan
dari unsur utama dan unsur penunjang.
PERSYARATAN MENJADI
PENILIK
BAB. VIII
PENGANGKATAN DALAM JABATAN PENILIK
Pasal 26
(1) Persyaratan untuk dapat diangkat dalam jabatan Penilik sebagai
berikut:
a. Berstatus sebagai pamong belajar/pamong atau jabatan sejenis di
lingkungan pendidikan nonformal dan informal sekurang-
kurangnya
5 (lima) tahun, atau pernah menjadi pengawas satuan pendidikan
formal;
b. Berijazah paling rendah S1/D-IV sesuai dengan kualifikasi
pendidikan bidang kependidikan yang ditentukan;
c. Pangkat paling rendah Penata Muda Tingkat I, golongan ruang
III/b;
KARIR
d. Setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan dalam Daftar
Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) paling kurang bernilai baik
dalam 1 (satu) tahun terakhir; dan
e. Lulus seleksi sebagai penilik.
KINERJA
BAB. VIII
PENGANGKATAN DALAM JABATAN PENILIK
KINERJA
BAB. VIII
PENGANGKATAN DALAM JABATAN PENILIK
KINERJA
BAB. VIII
PENGANGKATAN DALAM JABATAN PENILIK
Pasal 27
(1) Di samping persyaratan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 26, pengangkatan Pegawai Negeri
Sipil dalam jabatan Penilik dilaksanakan sesuai
formasi jabatan Penilik yang ditetapkan oleh Kepala
Daerah masing-masing setelah mendapat
persetujuan tertulis dari Menteri yang bertanggung
jawab di bidang Pendayagunaan Aparatur Negara
berdasarkan pertimbangan Kepala Badan
KARIR Kepegawaian Negara.
Perencanaan kebutuhan yang telah disetujui Kemenpan RB ini akan dijadikan dasar
Pemda Kabupaten/Kota untuk melakukan pengangkatan JF Penilik & PB SKB baik
pengangkatan pertama, perpindahan dari jabatan lain maupun pengangkatan PPPK
USUL PERENCANAAN KEBUTUHAN
JF PENILIK & PB SKB
Usul perencanaan kebutuhan JF Peniik dan PB, sekurang-kurangnya memuat:
a. Proyeksi pemenuhan kebutuhan s.d. 5 tahun kedepan;
b. Dihitung jumlah JF saat ini per jenjang jabatan
c. Jumlah JF yang diperlukan per jenjang jabatan
d. Dihitung jumlah total yang diperlukan
e. Diklasifikasikan beradasarkan status kepegawaian (PNS dan PPPK)
f. Dasar penghitungan kebutuhan JF PB SKB mengacu kepada: Permendikbud No. 31 Tahun 2017
tentang Pedoman Formasi Jabatan Fungsional PB
g. Dasar penghitungan kebutuhan JF Penilik sedang dalam proses penetapan
RUMUS PENGHITUNGAN KEBUTUHAN JF
PENILIK & PB SKB PERJENJANG JABATAN
Pasal 4
(1) Tugas pokok Pamong Belajar adalah
melaksanakan kegiatan belajar mengajar, mengkaji program,
dan mengembangkan model di bidang PNFI.
KEGIATAN
MENGKAJI MENGEMBANG
BELAJAR
PROGRAM KAN MODEL
MENGAJAR
SIKLUS TUGAS PAMONG
BELAJAR
KEGIATAN
BELAJAR
MENGAJAR
PENGEMBA PENGKAJIA
NGAN N PROGRAM
MODEL
UNSUR DAN SUBUNSUR KEGIATAN PB
A 1. Pendidikan Sekolah
U
PENDIDIKAN 2. Diklat Fungsional Penilik
N
S
1. Perencanaan U
B R
KBM 2. Pelaksanaan
3. Penilaian
U
C T
1. Persiapan
PENGKAJIAN A
M
2. Pelaksanaan
A
D 3. Rancangan Model
PENGEMBANGAN MODEL 4. Pelaksanaan Pengb. Model 8
0
1. KT/KTI,
E 2. Penerjemahan
%
PENGEMBANGAN PROFESI 3. Peny pedom/juklak/juknis,
4. Juara LKI
F UNSUR
1. KBM, 2. Seminar/lokakarya
PENUNJANG 3. Penerbitan, 4. Studi B, 5. TPAK
PENUNJ
(20%)
4 6 8 10 12 14
TUGAS POKOK, JENIS, UNSUR DAN
SUB UNSUR KEGIATAN PENILIK
TUGAS POKOK PENILIK
Perencanaan
Pemantauan
PENGENDALIAN Penilaian
MUTU
TUGAS Pembimbingan
PROGRAM Pelaporan
POKOK PAUDNI
KARIR
PENILIK Perancangan
Instrumen
EVALUASI
DAMPAK Pelaporan
Presentasi Hasil
PENILIK
PAUD
PENILIK
JENIS PEND. KEAKS
PENILIK & KESET
KARIR
PENILIK
KURSUS
4 6 8 10 12 14
7. JENJANG JABATAN
PENILIK & PAMONG BELAJAR
BAB V
JENJANG JABATAN DAN PANGKAT
Pasal 7
(1) Jabatan fungsional Penilik adalah
jabatan tingkat keahlian.
(2) Jenjang jabatan Penilik dari yang
paling rendah sampai dengan yang paling
tinggi, yaitu:
a. Penilik Ahli Pertama;
b. Penilik Ahli Muda;
c. Penilik Ahli Madya; dan
d. Penilik Ahli Utama.
BAB V
JENJANG JABATAN DAN PANGKAT
Pasal 7
(1) Jabatan fungsional Pamong Belajar adalah
jabatan tingkat keahlian.
(2) Jenjang jabatan Pamong Belajar dari yang
paling rendah sampai dengan yang paling
tinggi, yaitu:
a. PB Ahli Pertama;
b. PB Ahli Muda; dan
c. PB Ahli Madya.
Jabatan, Pangkat dan Angka
Kredit
Utama UTAMA
150
Madya
Muda
IV/c = 700 ak
IV/b = 550 ak 150
Muda IV/a = 400 ak
Pertama
III/d = 300 ak
100
Pertama III/c = 200 ak
III/b = 150 ak
III/a = 100 ak 50
8. DIKLAT FUNGSIONAL
BAB VIII
PENGANGKATAN DALAM JABATAN FUNGSIONAL
PENILIK
KINERJA
9. UJI KOMPETENSI
BAB V
JENJANG JABATAN DAN PANGKAT
Pasal 2
(1) PNS yang menduduki jabatan fungsional yang telah mencapai BUP
diberhentikan dengan hormat sebagai PNS .
(2) BUP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yaitu:
a. 58 tahun bagi Pejabat Fungsional Ahli Muda dan Ahli Pertama serta
Pejabat Fungsional Keterampilan;
b. 60 tahun bagi PNS yang memangku:
1) Jabatan Fungsional Ahli Utama dan Ahli Madya;
2) Jabatan Fungsional Apoteker;
3) …..
7) Jabatan Fungsional Penilik
8) …..
10) Jabatan Fungsional lain yang ditetapkan oleh Presiden.
Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2014 tentang
Pemberhentian PNS yang mencapai BUP bagi Pejabat
Fungsional
KESIMPULAN :
1. Penilik Pertama dan Muda :
a. Pada tgl 7 April 2017 berusia belum 58 tahun =
BUP 58 tahun
b. Penilik pada tgl 7 April 2017 berusia lebih dari
58 tahun = BUP 60 tahun
2. Penilik dan PB Madya : BUP 60 tahun
3. Penilik Utama : BUP 65 tahun
11. TUNJANGAN FUNGSIONAL
BESARAN TUNJANGAN FUNGSIONAL PENILIK DAN PAMONG
BELAJAR BERDASARKAN PERPRES NO 72 TAHUN 2013 TTG
TUNJANGAN FUNGSIONAL PENILIK DAN PAMONG BELAJAR
Pasal 28
(1) Pamong Belajar Pertama, pangkat Penata Muda, golongan
ruang III/a sampai dengan Pamong Belajar Madya, pangkat Pembina
Tingkat I, golongan ruang IV/b dibebaskan sementara dari jabatannya,
apabila dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak diangkat dalam
jabatan/pangkat terakhir tidak dapat mengumpulkan angka kredit yang
ditentukan untuk kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi.
(2) Pamong Belajar Madya, pangkat Pembina Utama Muda,
golongan ruang IV/c dibebaskan sementara dari
jabatannya apabila setiap tahun sejak diangkat dalam
pangkatnya tidak dapat mengumpulkan paling kurang 20
(dua puluh) angka kredit dari kegiatan tugas pokok dan
pengembangan profesi.
BAB IX
PEMBEBASAN SEMENTARA, PENGANGKATAN KEMBALI,
DAN PEMBERHENTIAN DARI JABATAN
Pasal 29
(1) Pamong Belajar yang telah selesai menjalani pembebasan
sementara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (1) dan ayat (2)
apabila telah mengumpulkan angka kredit yang ditentukan, diangkat
kembali dalam jabatan Pamong Belajar.
(2) Pamong Belajar yang telah selesai menjalani pembebasan
sementara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (3)
huruf a, d, dan e, dapat diangkat kembali dalam jabatan
Pamong Belajar.
BAB IX
PEMBEBASAN SEMENTARA, PENGANGKATAN KEMBALI,
DAN PEMBERHENTIAN DARI JABATAN
Pasal 30
Pamong Belajar diberhentikan dari jabatannya, apabila:
a. Dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak dibebaskan
sementara dari jabatannya sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 28 ayat (1) tidak dapat mengumpulkan angka kredit
yang ditentukan untuk kenaikan jenjang jabatan/pangkat
setingkat lebih tinggi;
b. Dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak dibebaskan
sementara dari jabatannya sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 28 ayat (2), tidak dapat mengumpulkan
angka kredit yang ditentukan; atau
c. Dijatuhi hukuman disiplin tingkat berat dan telah
mempunyai kekuatan hukum yang tetap, kecuali
hukuman disiplin penurunan pangkat.
PEMBEBASAN SEMENTARA
PASAL 80 (PERMENPAN NO. 13 TAHUN 2019)
Pasal 17
(1) Untuk kelancaran penilaian dan penetapan angka
kredit, setiap Penilik wajib mencatat dan
menginventarisasi seluruh kegiatan yang dilakukan.
(2) Penilaian dan penetapan angka kredit terhadap setiap
Penilik dilakukan paling kurang 1 (satu) kali dalam
setahun.
(3) Penilaian dan penetapan angka kredit untuk
KARIR kenaikan pangkat Penilik dilakukan paling kurang 2
(dua) kali dalam 1 (satu) tahun yaitu 3 (tiga) bulan
sebelum periode kenaikan pangkat Pegawai Negeri
Sipil.
KINERJA PERMENPAN DAN RB NO. 14 Tahun 2010 BAB. VII, Pasal 17, ayat (1) ,(2) dan (3)
BAB. VII
PENILAIAN DAN PENETAPAN ANGKA KREDIT
KINERJA
PENILAIAN ANGKA KREDIT GTK
PAUD DAN DIKMAS
Pasal 7
(2) Gubernur menetapkan kenaikan pangkat PNS Daerah
Kabupaten/Kota dan PNS yang diperbantukan di lingkungan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota untuk menjadi Pembina
golongan ruang IV/a dan Pembina Tingkat I golongan ruang IV/b.
Pasal 8
(1) Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Kabupaten/Kota
menetapkan kenaikan pangkat PNS Daerah dan PNS yang
diperbantukan di lingkungannya untuk menjadi Juru Muda Tingkat
I golongan ruang I/b sampai dengan Penata Tingkat I golongan
ruang III/d.
WAKTU PENILAIAN &
PENYAMPAIAN BERKAS
Pelaksanaan penilaian dilakukan pada bulan Juni
untuk proses kenaikan pangkat bulan Oktober,
dan berkas diterima paling lambat akhir bulan
Mei;
Melengkapi
HPAK AK kurang kekurangan AK
untuk naik
pangkat
SURAT BKN BATAS WAKTU
PENERIMAAN BERKAS USUL KENAIKAN
PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL 2020
File PDF Foxit PDF
Document
CONTOH HPAK
CONTOH PAK
15. IMPLEMENTASI
PERMENPAN NO. 13 TAHUN 2019
PENGANGKATAN PNS KEDALAM
JF (PASAL 18)
1. Pengangkatan pertama;
2. perpindahan dari jabatan lain;
3. penyesuaian/inpassing; dan
4. promosi.
KEHARUSAN UJI KOMPETENSI
PASAL 20
(1) Calon PNS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (2) setelah
diangkat sebagai PNS, dan telah mengikuti dan lulus uji kompetensi,
paling lama 1 (satu) tahun wajib diangkat dalam JF.
(2) PNS yang telah diangkat dalam JF sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), paling lama 3 (tiga) tahun wajib mengikuti dan lulus
pendidikan dan pelatihan fungsional.
(3) Pejabat Fungsional yang belum mengikuti dan/atau tidak lulus
pendidikan dan pelatihan fungsional sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) tidak diberikan kenaikan jenjang satu tingkat diatas.
USIA UNTUK PINDAH, PALING
LAMA:
4 6 8 10 12 14
ANGKA KREDIT PENGEMBANGAN
PROFESI
PASAL 54 AYAT (5)
a. 6 (enam) bagi Pejabat Fungsional Ahli
Muda yang akan naik jabatan setingkat
lebih tinggi menjadi Pejabat Fungsional
Ahli Madya.
b. 12 (dua belas) bagi Pejabat Fungsional
Ahli Madya yang akan naik jabatan
setingkat lebih tinggi menjadi Pejabat
Fungsional Ahli Utama.
ANGKA KREDIT UNSUR PENGEMBANGAN PROFESI
- - 6 - - 12
PASAL 60 AYAT (1)
PEJABAT FUNGSIONAL DIBERHENTIKAN DARI JABATANNYA
APABILA:
(1)
Pejabat Fungsional yang bertugas di
daerah terpencil/rawan/berbahaya, dapat diberikan
tambahan Angka Kredit 25% (dua puluh lima persen)
dari Angka Kredit Kumulatif untuk kenaikan pangkat
setingkat lebih tinggi dan diakui sebagai tugas pokok
dalam PAK.
(2)
Pemberian tambahan Angka Kredit
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan selama
melaksanakan tugas di daerah tersebut
terpencil/rawan/berbahaya.
(3)
Kriteria dan penetapan daerah
terpencil/rawan/berbahaya sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) lebih lanjut ditetapkan oleh
pimpinan Instansi Pembina sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
PEMBEBASAN SEMENTARA
PASAL 80
Pegawai ASN yang dapat dinyatakan kecelakaan kerja dalam menjalankan tugas kewajibannya meliputi:
a. Kecelakaan kerja dalam dan karena menjalankan tugas jabatan dan/atau tugas kedinasan lainnya di
lingkungan kerja, pada waktu dan tempat yang dibenarkan, dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Melaksanakan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan kewenangan yang diberikan
dan/atau melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diperintahkan secara tertulis oleh
pimpinan;
3) Melaksanakan tugas sesuai dengan peraturan perundang- undangan.
Kecelakaan kerja dalam dan karena menjalankan tugas jabatan
dan/atau tugas kedinasan lainnya di luar lingkungan kerja, dengan
ketentuan sebagai berikut:
b
2) Kecelakaan kerja terjadi pada waktu dan tempat tujuan sesuai dengan
surat perintah/tugas atau pada waktu dan tempat lain sepanjang
terdapat alasan yang dapat dibenarkan;
• Pegawai ASN yang dapat dinyatakan meninggal dunia dalam keadaan yang ada
hubungannya dengan dinas, sehingga kematiannya disamakan dengan meninggal dunia
dalam menjalankan tugas kewajibannya, apabila meninggal dunianya baik langsung atau
tidak langsung sebagai akibat dari kecelakaan yang bukan karena kesalahannya pada saat
perjalanan berangkat menuju tempat tugas atau pulang dari tempat tugas.
LANJUTAN...
Catatan.
Beasiswa dibayarka untuk 1 siswa yang
menguntungkan
CONTOH KASUS :
1. PNS Sandi Mahardika pranata komputer golru III/b pada saat menginput data mengalami
kecelakaan komputer meledak dan ybs terluka kemudian meninggal
Besaran santunan yang diterima ahli waris
a. Santunan sekaligus
60 % x 80 x gaji terakhir ( mis.2.850.000)
= Rp 136.800.000
b. Uang duka tewas
= 6 x Rp 2.850.000 = Rp 17.100.000
c. Biaya pemakaman = Rp 10.000.000
d. Beasiswa (SD) = Rp 45.000.000
• JUMLAH SANTUNAN YANG DITERIMA
Rp. 136.800.000 + Rp 17.100.000 +
Rp 10.000.000 + Rp 45.000.000
= Rp 208.900.000
2. PNS Bawono arsiparis golongan ruang II/d mengalami kecelakaan ketika akan berangkat kantor.
Motor yang dikendarai Bawono menabrak truk yang sedang parkir di pinggir jalan mengakibatkan
yang bersangkutan terlempar dan setelah dibawa ke rumahsakit meninggal dunia...
Besarnya santunan yang diterima ahli waris
a. Santunan sekaligus = Rp 15.000.000
b. Uang duka wafat
= 3 x gaji terakhir (mis Rp 2.540.000)
= Rp 7.620.000
c. Biaya pemakaman = Rp 7.500.000
d. Beasiswa (belum ada 3 tahun)