Anda di halaman 1dari 70

PENGEMBANGAN KARIER

DIKLAT
WASBITNAK
2018
LANGKAH KEGIATAN
1 KELOMPOK JABATAN Pengawas Bibit Ternak
2 JENIS PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Dasar ahli

3 KELOMPOK MATERI Penunjang


4 JUDUL MATA DIKLAT Pengembangan Karir Pengawas Bibit Ternak

5 DESKRIPSI MATA DIKLAT Mata diklat ini memuat tentang perencanaan karir dalam jabatan fungsional
PBT dan pengembangan profesi PBT

6 POKOK BAHASAN 1. Perencanaan karir dalam jabatan fungsional PBT


2. Pengembangan Profesi PBT

7 KOMPETENSI DASAR Peserta dapat memahami tentang pengembangan karir dan profesi PBT

8 INDIKATOR HASIL BELAJAR Peserta dapat :


- Memahami perencanaan karir dalam jabatan fungsional PBT
- Memahami pengembangan profesi PBT

9 WAKTU PEMBELAJARAN (T) 4 JP

10 METODE PEMBELAJARAN 1. Ceramah


2. Tanya jawab
3. Diskusi,

11 ALAT DAN BAHAN LCD, laptop, kertas koran, lakban, spidol,modul , alat tulis
RENCANA PEMBELAJARAN

No Uraian kegiatan Waktu


(Menit)

1 Menciptakan suasana belajar 5

2 Menjelaskan indikator hasil belajar 5

3 Menggali pengalaman peserta 20


4 Menyampaikan materi latih tentang Pengembangan Karir 60
PBT
5 Melakukan diskusi dan Tanya jawab 80
6 Menyimpulkan hasil diskusi 10

Jumlah 180
TUJUAN PEMBELAJARAN
PESERTA MAMPU :
Memahami tentang
pengembangan karir dan profesi
PBT
INDIKATOR KEBERHASILAN BELAJAR
Peserta dapat :
1. Memahami perencanaan karir dalam
jabatan fungsional PBT
2. Memahami pengembangan profesi PBT
PENDAHULUAN
DASAR
Undang Undang Nomor 8 Tahun 1974
tentang Pokok- pokok Kepegawaian
sebagaiman telah diubah menjadi Undang
Undang No 43 Tahun 1999
Pasal 17 ayat 1 : “Pegawai Negeri Sipil
diangkat dalam jabatan dan pangkat
tertentu”
PENDAHULUAN
DASAR
Pasal 17 ayat 2 : “Pengangkatan PNS dalam
suatun jabatan dilaksanakan berdasarkan
prinsip profesionalisme sesuai dengan
kompetensi, prestasi kerja, dan jenjang pangkat
yang ditetapkan serta syarat obyektif lainnya
tanpa membedakan jenis kelamin, suku, agama,
ras, atau golongan”
Jabatan fungsional Rumpun
Ilmu Hayat Lingkup
Kementerian Pertanian
1. Penyuluh pertanian;
2. Pengendali opt;
3. Pengawas benih tanaman;
4. Pengawas bibit ternak;
5. Medik veteriner;
6. Paramedik veteriner;
7. Pengawas mutu pakan ; dan
8. Pengawas mutu hasil pertanian
Tugas Kementerian Pertanian Sebagai
Instansi Pembina
I. Rencana Kerja Pengawasan Bibit Ternak Ruminansia;
II. Rencana Kerja Pengawasan Bibit Ternak Penyusunan
formasi jabatan fungsional rumpun Ilmu Hayat;
Penyusunan data base jabatan fungsional rumpun Ilmu
Hayat;
III. Pembinaan-pembinaan melalui : - Sosialisasi (tim
penilai, sekretariat tim penilai, pejabat fungsional)
- Penyelenggaraan diklat (diklat dasar, iklat alih
kelompok, diklat teknis, dan lain-lain ) Seminar,
workshop, lokakarya, dan lain-lain
Tugas Kementerian Pertanian Sebagai
Instansi Pembina
IV. Pengusulan tunjangan dan BUP;
V. Menjalin kerjasama dengan instansi terkait
(Menpan, BKN, Depdagri, dan lain-lain)
VI. Memberi dukungan dan komitmen pimpinan dalam
pengembangan karier pejabat fungsional.
VII. Mendukung pembentukan organisasi profesi
masing-masing jabatan fungsional
VIII. Melakukan koordinasi secara terus menerus dengan
Pemda Propinsi dan Pemda Kab/Kota dalam hal
pemberdayaan pejabat fungsional
PEMBINAAN KARIER PEGAWAI
NEGERI SIPIL
A. Pembinaan Karier PNS

Jalur pembinaan karier PNS dapat dilaksanakan melalui


jabatan struktural dan jabatan fungsional.
PEMBINAAN KARIER PEGAWAI
NEGERI SIPIL
Jabatan struktural

Jabatan Struktural PNS adalah kedudukan yang menunjukkan tugas,


tanggung jawab, wewenang dan hak seorang PNS dalam rangka
memimpin suatu organisasi Negara.
Keuntungan pengembangan karier melalui jabatan struktural antara
lain :
Penilaian kinerja lebih subyektif;
Jenjang pangkat terbatas (sesuai tingkat pendidikan dan jabatan);
Kenaikan pangkat reguler (4 tahun);
Kenaikan golongan harus mengikuti ujian dinas;
Ruang lingkup pekerjaan terbatas
PEMBINAAN KARIER PEGAWAI NEGERI SIPIL
Jabatan fungsional
Jabatan Fungsional PNS adalah kedudukan yang
menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang
dan hak seorang PNS dalam suatu satuan organisasi
yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada
keahlian dan atau keterampilan tertentu dan
bersifat mandiri ( PP No.16 Tahun 1994 Pasal 1 dan
KEPPRES RI No.87 Tahun 1999)
PEMBINAAN KARIER PEGAWAI NEGERI SIPIL
Pasal 7 Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 :
pengangkatan PNS ke dalam jabatan fungsional pada
instansi pemerintah ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang sesuai formasi yang telah ditetapkan.
Penentukan kekuatan PNS berdasarkan kualifikasi
jabatan untuk menjalankan tugas tertentu, guna
menjaga keseimbangan kekuatan PNS dengan beban
kerja. Dengan kata kunci “ Setiap Pegawai memiliki
Pekerjaan”. Apabila tersusun dengan baik, akan
mempermudah dan memperlancar pejabat fungsional
dalam menjalankan tugasnya dalam mengumpulkan
angka kredit
Tujuan Pengembangan Jabatan fungsional
Pengembangan jabatan fungsional bertujuan,
antara lain :
• Operasionalisasi tugas pokok dan fungsi aparatur
dalam berbagai bidang dan sektor, dapat
terselenggara secara produktif, berdaya guna
dan berhasil guna.
• Menciptakan wadah bagi pengembangan karier
dan profesionalisme PNS.
• Mendukung pelaksanaan otonomi dan
perampingan organisasi pemerintahan.
Tujuan Pengembangan Jabatan fungsional

Pengembangan karier melalui jabatan fungsional


memberikan berbagai keuntungan. Namun juga
menghadapi banyak kendala. Jabatan fungsional
dituntut untuk bekerja secara professional yang
akan melaksanakan tugasnya sesuai standar yang
telah ditetapkan baik kuantitas, kualitas, waktu,
biaya maupun pelayanannya.
Menurut David H. Maister, sifat-sifat yang harus
dimiliki oleh profesional sejati adalah :
• Bangga pada pekerjaannya dan menunjukkan komitmen pribadi
yang berkualitas
• bertanggung jawab
• Antisipasi dan penuh inisiatif, tidak menunggu perintah
• Melibatkan diri secara aktif
• Selalu mencari terobosan baru
• Selalu belajar, berusaha meningkatkan kemampuannnya
• Mendengarkan kebutuhan orang yang dilayaninya
• Mempunyai sifat emphaty yang tinggi
• Anggota tim yang baik
• Jujur, dapat dipercaya dan memegang rahasia dengan baik
• Terbuka pada saran dan kritik

Oleh karenanya pembinaan karier jabatan fungsional secara


intensif dan optimal berdasarkan prestasi kerja.
Keuntungan pengembangan karier melalui jabatan
fungsional antara lain :
• Penilaian kinerja lebih obyektif (dengan angka kredit);
• Jenjang Jenjang pangkat terbuka lebar;
• Kenaikan pangkat dapat lebih cepat (2 atau 3 tahun);
• Dibebaskan dari ujian dinas;
• Ruang lingkup pekerjaan lebih luas (menembus kisi-kisi
organisasi)
Walaupun demikian pembinaan karier melalui jabatan fungsional masih
banyak menghadapi kendala, antara lain :
• Merubah sikap dan prilaku pasif menjadi aktif
• Belum dipahami system dan ketentuan angka kredit
• Koordinasi antar instansi terhadap pembinaan karier jabatan
fungsional belum terlaksana dengan baik
• Pelayanan terhadap jabatan fungsional dan aparat kepegawaian
belum terlaksana dengan baik
• Sarana dan prasarana kerja belum memadai
Pengelompokan Jabatan Fungsional PNS
A. Jabatan Fungsional Keterampilan adalah jabatan
fungsional kualitas teknisi atau penunjang profesional
yang dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya
mensyaratkan penguasaan pengetahuan teknis di satu
bidang ilmu pengetahuan atau lebih dengan pendidikan
serendah rendahnya SMK (Sekolah Menengah
Kejuruan) setinggi- tingginya setingkat D3 (Diploma III).

Tugas utama jabatan fungsional keterampilan adalah untuk


pelaksanaan kegiatan teknis yang berkaitan dengan
penerapan konsep dan metode operasional di bidang ilmu
pengetahuan tersebut serta pemberian pengajaran tingkat
pendidikan tertentu.
Pengelompokan Jabatan Fungsional PNS
B. Jabatan Fungsional Keahlian adalah jabatan fungsional
kualitas profesional yang dalam pelaksanaan tugas dan
fungsinya mensyaratkan penguasaan ilmu pengetahuan
dan teknologi dibidang keahliannya, dengan minimal
pendidikan strata 1 (S1).

Tugas utama jabatan fungsional keahlian adalah


pengembangan pengetahuan, penerapan konsep dan teori,
ilmu dan seni untuk pemecahan masalah dan pemberian
pengajaran dengan cara yang sistematis.
Pengawas Bibit TErnak
Pengertian Jabatan Fungsional PBT

Pengawas Bibit Ternak adalah jabatan fungsional


yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung
jawab, dan wewenang untuk melakukan kegiatan
pengawasan bibit ternak yang diduduki oleh PNS
dengan hak dan kewajiban yang diberikan secara
penuh oleh pejabat yang berwenang. Jabatan
fungsional Pengawas Bibit Ternak merupakan salah
satu Jabatan fungsional yang termasuk dalam
Rumpun Ilmu Hayat Pertanian.
Landasan Hukum Jabatan Fungsional PBT

1. UU Nomor 8 Tahun 1974 diubah dengan UU


Nomor 43 Tahun 1999
2. Keppres nomor 87 Tahun 1999
3. Per.menpan Nomor 08 Tahun 2012 tentang
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional
PBT dan Angka Kreditnya
Jenjang Jabatan dan pangkat Jabatan Fungsional
PBT
Berdasarkan KEPRES No.15 dan 16 Tahun 2003,
terdapat 2 (dua) kelompok jabatan fungsional PBT
yaitu :
• Kelompok Pengawas Bibit Ternak (PBT) Terampil
yaitu jabatan fungsional PBT keterampilan yang
dalam pelaksnaan pekerjaannya mempergunaka
prosedur dan teknik kerja tertentu
• Kelompok Pengawas Bibit Ternak Ahli yaitu
jabatan fungsional PBT keahlian yang dalam
pelaksnaan pekerjaannya didasarkan atas disiplin
ilmu pengetahuan, metodologi dan teknik analis
Jenjang dan pangkat PBT dapat dilihat pada Tabel
berikut :
No Jabatan Jenjang Pangkat Golongan/ruang
1 PBT Terampil
a. PBT Pelaksana Pemula Pengatur Muda II/a
b. PBT Pelaksana Pengatur Muda Tk I II/b
Pengatur II/c
Pengatur Tk I II/d
c. PBT Pelaksana Lanjutan Penata Muda III/a
Penata Muda Tk I III/b
d. PBT Penyelia Penata III/c
Penata Tk I III/d
2 PBT Ahli
a. PBT Pertama Penata Muda III/a
Penata Muda Tk I III/b
a. PBT Muda Penata III/c
Penata Tk I III/d
a. PBT Madya Pembina IV/a
Pembina Tk I IV/b
Pembina Utama Muda IV/c
Mekanisme Pengangkatan Ke Dalam Jabatan
Fungsional
Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalan jabatan fungsional PBT
ditetapkan pejabat Pembina kepegawaian sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.

Pengangkatan jabatan fungsional PBT melalui penyesuaian


(inpassing)
- Pengangkatan yang dilakukan pada saat jabatan fungsional baru
ditetapkan .
- Tidak mensyaratkan diklat dasar
Pengangkatan jabatan fungsional PBT pertama kali
Pengangkatan untuk mengisi lowongan formasi melalui CPNS.
Mensyaratkan mengikuti diklat dasar sebelum menduduki jabatan
fungsional PBT atau maksimal 3 tahun setelah menduduki jabatan
fungsional PBT
PNS yang diangkat untuk pertama kali dalam
jabatan PBT Terampil harus memenuhi syarat :

1. Berijazah paling rendah Sekolah Menengah Kejuruan


(SMK) di bidang pertanian
2. Pangkat paling rendah Pengatur Muda, golongan
ruang II/a;
3. DP-3 paling kurang bernilai baik dalam 1 (satu) tahun
terakhir
PNS yang diangkat untuk pertama kali dalam
jabatan PBT Ahli harus memenuhi syarat :
1. Berijazah paling rendah Sarjana (S1)/Diploma IV di
bidang pertanian
2. Pangkat paling rendah Penata Muda, golongan ruang
III/a;
3. DP-3 paling kurang bernilai baik dalam 1 (satu) tahun
terakhir
Penentuan Pengawas Bibit Ternak Terampil/Ahli dilakukan
berdasarkan angka kredit yang berasal dari pendidikan,
pengawasan benih tanaman, pengembangan metode,
pengembangan profesi dan penunjang tugas PBT setelah
ditetapkan oleh pejabat yang berwenang menetapkan
angka kredit.
Pengangkatan dari jabatan lain
Pengangkatan PNS dari jabatan lain ke dalam jabatan PBT
dapat dipertimbangkan dengan ketentuan :
Terampil/ Ahli
1. Memenuhi persyaratan sebagaimana untuk
pengangkatan pertama kali (ijazah, pangkat, diklat dan
DP 3)
2. Memiliki pengalaman dalam bidang pengawasan benih
tanaman paling kurang 2 (dua) tahun;
3. Berusia paling tinggi 50 (lima puluh) tahun
4. DP-3 paling kurang bernilai baik dalam 1 (satu) tahun
terakhir
5. Telah ikut dan lulus diklat dasar sebelum menduduki
jabatan fungsional PBT
Ketentuan

Pangkat yang ditetapkan bagi PNS tersebut


sama dengan pangkat yang dimiliki dan
jenjang jabatannya ditetapkan sesuai dengan
jumlah angka kredit yang ditetapkan oleh
pejabat yang berwenang
Diklat Jabatan Fungsional Pengawas Bibit Ternak
(PBT)
1. Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dalam jabatan PBT
melalui pengangkatan pertama kali, paling lama 3 (tiga)
tahun setelah diangkat harus mengikuti dan lulus diklat
dasar PBT
2. Pegawai Negeri Sipil yang tidak lulus diklat dasar
fungsional tersebut diatas sesuai batas waktu yang
diberikan, akan diberhentikan dari jabatan fungsional.
3. PNS yang diangkat dalam jabatan fungsional melalui
pengangkatan dari jabatan lain/perpindahan jabatan,
harus terlebih dahulu mengikuti dan lulus diklat
fungsional.
Alih Kelompok
Alih kelompok adalah perpindahan jabatan fungsional PBT
tingkat Terampil ke jabatan fungsional tingkat Ahli. Pejabat
Fungsional Terampil yang memperoleh ijasah Sarjana
(S1)/Diploma IV dapat diangkat dalam jabatan fungsional
Ahli, apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut:
• tersedia formasi untuk jabatan fungsional Ahli;
• ijazah yang dimiliki sesuai dengan kualifikasi yang
ditentukan untuk jabatan fungsional ahli;
• telah lulus pendidikan dan pelatihan fungsional alih
kelompok; dan
• memenuhi jumlah angka kredit kumulatif yang
ditentukan.
Alih Kelompok
Pengawas Bibit Ternak Terampil yang akan beralih menjadi
PBT Ahli diberikan angka kredit sebesar 65% (enam puluh
lima persen) angka kredit kumulatif dari diklat, tugas pokok
dan pengembangan profesi ditambah angka kredit ijazah
sarjana (S1)/Diploma IV yang sesuai kompetensi, dengan
tidak memperhitungkan angka kredit dari unsur
penunjang.
Pembebasan sementara, pengangkatan kembali
dan pemberhentian dari jabatan
Pembebasan Sementara
Pengawas Bibit Ternak dibebaskan sementara,
apabila :
1. Ditugaskan secara penuh diluar jabatan
fungsioal PBT
2. Menjalani tugas belajar lebih dari 6 bulan.
3. Dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang/berat
berupa penurunan pangkat
4. Diberhentikan sementara sebagai PNS
5. Menjalani cuti diluar tanggungan negara
6. Tidak dapat mengumpulkan angka kredit
• PBT pemula (II/a) s.d penyelia (III/c) dan PBT
pertama (III/a) s.d madya (IV/b) dalam jangka waktu
5 tahun sejak diangkat dalam pangkat terakhir tidak
dapat mengumpulkan angka kredit untuk kenaikan
jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi
• PBT penyelia (III/d) sejak diangkat dalam
pangkatnya tidak dapat mengumpulkan paling
kurang 10 angka kredit per tahun dari tugas pokok
PBT
• PBT Madya (IV/c)T sejak diangkat dalam pangkatnya
tidak dapat mengumpulkan paling kurang 20 angka
kredit per tahun dari kegiatan tugas pokok dan
pengembangan profesi.
Pengangkatan Kembali
Pengawas Bibit Ternak diangkat kembali, apabila :

• Telah berakhir masa berlakunya hukuman


disiplin
• Telah selesai melaksanakan tugas di luar jabatan
fungsional PBT
• Telah selesai menjalani cuti di luar tanggungan
negara (telah diangkat kembali pada instansi
semula);
• Telah selesai menjalani tugas belajar
• Telah memenuhi angka kredit yang ditentukan
Pengawas Bibit Ternak diangkat kembali, apabila
dalam 1 tahun sejak dibebaskan sementara dapat
memenuhi angka kredit yang ditentukan yaitu :

• Pengawas Bibit Ternak Pemula (II/a) sampai dengan


Penyelia (III/c) dan PBT Pertama (III/a) sampai
dengan Madya (IV/b) dapat mengumpulkan angka
kredit untuk kenaikan jabatan/pangkat setingkat
lebih tinggi
• PBT Penyelia (III/d) dapat mengumpulkan paling 10
angka kredit dari kegiatan tugas pokok
• PBT madya (IV/c) dapat mengumpulkan paling
kurang 20 angka kredit dari kegiatan tugas pokok.
Pemberhentian
Pengawas Bibit Ternak diberhentikan dari
jabatannya, apabila :
• Pengawas bibit ternak pelaksana pemula (II/a) sampai
dengan penyelia (III/c) dan pertama (III/a) sampai
dengan madya (IV/b) dalam jangka waktu 1 (satu)
tahun sejak dibebaskan sementara, tidak dapat
mengumpulkan angka kredit yang ditentukan untuk
kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi;
• Pengawas bibit ternak penyelia golongan ruang III/d,
dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak dibebaskan
sementara, tidak dapat mengumpulkan angka kredit
paling kurang 10 (sepuluh) dari unsur tugas pokok;
Pemberhentian
Pengawas Bibit Ternak diberhentikan dari
jabatannya, apabila :
• Pengawas bibit ternak golongan ruang IV/c,
dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak
dibebaskan sementara, tidak dapat
mengumpulkan angka kredit paling kurang 20
(dua puluh) dari unsur tugas pokok dan
pengembangan profesi;
• Dijatuhi hukuman disiplin tingkat berat dan telah
mempunyai kekuatan hukum yang tetap, kecuali
hukuman disiplin berupa penurunan pangkat.
Penilaian Dan Penetapan Angka Kredit
DUPAK
DUPAK adalah blanko yang berisi keterangan
perorangan dan butir kegiatan yang dinilai, yang
harus diisi oleh pejabat fungsional dalam rangka
penetapan angka kredit, yang memuat :

• Biodata PBT
• Unsur/sub unsur yang dinilai dilengkapi angka
kredit
• Bukti fisik/dokumen lain yang dipersyaratkan

Penilaian Dan Penetapan Angka Kredit
PAK

PAK adalah blanko yang berisi keterangan


perorangan dan satuan nilai dari hasil penilaian
butir kegiatan atau akumulasi nilai butir-butir
kegiatan yang telah dicapai oleh pejabat fungsional
yang telah ditetapkan oleh pejabat penetap angka
kredit, untuk kenaikan pangkat setingkat lebih
tinggi
Unsur kegiatan yang dinilai dalam penetapan
angka kredit antara lain :

I. Unsur utama (80%)


a. Pendidikan
• Pendidikan sekolah dan memperoleh ijazah/
gelar
• Pendidikan dan pelatihan dibidang
pengawasan bibit ternak dan memperoleh
Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan
(STTPP) atau sertifikat
I. Unsur utama (80%)
b. Pelaksanaan Tugas Pokok

1. Pengawasan Bibit Ternak


• Penyusunan rencana
• Persiapan pelaksanaan
• Pelaksanaan pengawasan benih
• Pelaksanaan pengawasan peredaran benih
• Pelaksanaan penetapan system manajemen
mutu
• Melakukan kegiatan lain terkait pengawasan
bibit ternak
2. Pengembangan metode pengawasan mutu
benih, meliputi
• Mengkaji pengembangan metode
• Pelaksanaan uji coba metode hasil pengkajian
• Menyusun laporan hasil
c. Pengembangan profesi, meliputi :
• Pembuatan karya tulis ilmiah di bidang
pengawasan Bibit Ternak
• Pengalih bahasaan/penyaduran buku dan
bahan-bahan lain di bidang pengawasan Bibit
Ternak
• Pembuatan dan penyusunan bahan informasi di
bidang pengawasan Bibit Ternak
Unsur kegiatan yang dinilai dalam penetapan
angka kredit antara lain :

II. Unsur Penunjang (20%)


Pelaksanaan kegiatan penunjang :
• Peran serta dalam seminar/lokakarya/ konferensi
• Pengajaran/pelatihan
• Pemberian konsultasi yang bersifat konsep
• Keanggotaan dalam Tim Penilai Jabatan PBT
• Keanggotaan dalam anggota organisasi
profesi/ilmiah
• Perolehan penghargaan
• Memperoleh gelar kesarjanaan lainnya
Angka Kredit

Angka kredit adalah suatu angka yang


diberikan berdasarkan penilaian atas prestasi
kerja yang telah dicapai oleh seorang pejabat
fungsional dalam mengerjakan butir kegiatan
yang digunakan sebagai salah satu syarat
untuk pengangkatan atau kenaikan jabatan/
pangkat.
Kewajiban mengusulkan DUPAK

Bahan penilaian angka kredit Pejabat Fungsional


dalam bentuk DUPAK disampaikan oleh pimpinan
unit kerja (setelah diketahui atasan langsungnya)
kepada Pejabat Penetap. Dalam mengusulkan
penetapan angka kredit, wajib melampirkan surat
pernyataan (ada pada lampiran juklak) yang
disertai bukti fisik. DUPAK wajib diusulkan minimal
1 (satu) kali dalam setahun, sedangkan penilaian
dan penetapan dilakukan minimal 1 (satu) kali
dalam setahun.
Hal-hal penting dalam penetapan angka kredit
a. Pengusulan angka kredit
1. DUPAK
Angka Kredit dikumpulkan oleh pengawas
Bibit Ternak dalam bentuk DUPAK
2. Pejabat pengusul
Usulan diajukan oleh pejabat pengusul
kepada pimpinan unit kerja.
3. Waktu pengusulan dupak
4. Tata cara pengusulan
Hal-hal penting dalam penetapan angka kredit

b. Penilaian angka kredit :

1. Tim penilai angka kredit


2. Tugas tim penilai
3. Sekretariat tim penilai
4. Penilaian
5. Pejabat penetap AK
Penetapan angka kredit
1. Untuk kelancaran penilaian dan penetapan angka
kredit, setiap Pengawas Bibit Ternak wajib mencatat
dan menginventarisasi seluruh kegiatan yang
dilakukan.
2. Penilaian terhadap prestasi PBT dilakukan oleh tim
penilai 2 (dua) kali dalam setahun yaitu Januari dan
Juli setelah yang bersangkutan memenuhi jumlah
angka kredit yang dipersyaratkan untuk kenaikan
jabatan/ pangkat setingkat lebih tinggi
3. PBT yang mempunyai angka kredit > angka kredit
yang ditentukan, maka sisa angka kredit dapat
untuk kenaikan jabatan/pangkat berikutnya.
Penetapan angka kredit
4. Jumlah angka kredit kumulatif PNS untuk
diangkat dalam jabatan dan kenaikan jabatan/
pangkat PBT dengan ketentuan :
• Minimal 80% berasal dari unsur utama
• Maksimal 20% berasal dari unsur penunjang
5. Kewajiban untuk kenaikan jabatan/pangkat
menjadi PBT Madya pangkat Pembina Tk. I (IV/b)
ke PBT Madya pangkat Pembina Utama Muda
(IV/c) membutuhkan ≥ 12 angka kredit yang
berasal dari unsur kegiatan pengembangan
profesi
Penetapan angka kredit
6. Untuk PBT yang telah mencapai angka kredit untuk
kenaikan jabatan/pangkat pada tahun pertama, pada
tahun berikutnya diwajibkan mengumpulkan angka
kredit  20% dari jumlah angka kredit yang
dipersyaratkan dari kegiatan pengawasan Bibit Ternak
dan pengembangan metode pengawasan Bibit Ternak
7. PBT Pelaksana sampai dengan PBT Penyelia pangkat
Penata (III/c) dan PBT Pertama sampai dengan PBT
Madya pangkat Pembina Tk.I (IV/b) dalam jangka 6
tahun sah diangkat dalam pangkat terakhir hanya
memperoleh maksimum 80% angka kredit untuk
kenaikan pangkat, tidak dapat naik pangkat lagi selama
menjadi pejabat fungsional PBT.
Penetapan angka kredit
8. PBT tersebut pada tahun ke 7 dan seterusnya setiap
tahun diwajibkan memperoleh angka kredit minimal
10% dari angka kredit untuk kenaikan pangkat. Apabila
tidak mengumpulkan AK tersebut, maka yang
bersangkutan diberhentikan sebagai pejabat fungsional
9. PBT Pelaksana sampai dengan PBT Penyelia pangkat
Penata (III/c) dan PBT Pertama sampai dengan PBT
Madya pangkat Pembina Tk.I (IV/b) dalam jangka 6
tahun dapat memperoleh > 80% tetapi belum
mencapai angka kredit untuk kenaikan pangkat,
diwajibkan memenuhi kekurangannya paling lama 2
tahun. Apabila hal ini belum juga dicapai, maka yang
bersangkutan tereleminasi sebagai pejabat fungsional.
Penetapan angka kredit

10. PBT Penyelia pangkat Penata Tk. I (III/d) setiap


tahun wajib memperoleh angka kredit minimal
10% berasal dari unsur utama.
11. PBT Madya pangkat Pembina Utama Muda
(IV/c) setiap tahun wajib memperoleh angka
kredit minimal 20% dari unsur utama
Pejabat yang berwenang menetapkan
angka kredit adalah :
1. Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian bagi
Pengawas Bibit Ternak Madya pangkat Pembina Tingkat
I (IV/b) dan pangkat Pembina Utama Muda (IV/c) di
lingkungan Kementerian. Pertanian, Provinsi, dan
Kabupaten/Kota
2. Pejabat eselon II yang membidangi pengawasan Bibit
Ternak di Kementerian Pertanian, bagi Pengawas Bibit
Ternak Pelaksana Pemula sampai dengan PBT Penyelia,
dan PBT Pertama sampai dengan PBT Madya, pangkat
Pembina (IV/a) di lingkungan Kementerian Pertanian.
Pejabat yang berwenang menetapkan
angka kredit adalah :
3. Pejabat eselon II yang membidangi pengawasan Bibit
Ternak Provinsi, bagi Pengawas Bibit Ternak Pelaksana
Pemula sampai dengan PBT Penyelia, dan PBT Pertama
sampai dengan PBT Madya, pangkat Pembina (IV/a) di
lingkungan Provinsi.
4. Pejabat eselon II yang membidangi pengawasan mutu
Bibit Ternak Kabupaten/Kota, bagi Pengawas Bibit
Ternak Pelaksana Pemula sampai dengan PBT Penyelia,
dan PBT Pertama sampai dengan PBT Madya, pangkat
Pembina (IV/a) di lingkungan Kabupaten/Kota
Dalam menjalankan kewenangannya,
pejabat tersebut dibantu oleh :
• Tim Penilai Pusat
• Tim Penilai Kementerian
• Tim Penilai Provinsi
• Tim Penilai Kabupaten/Kota
Tim penilai jabatan fungsional Pengawas Bibit Ternak
terdiri dari unsur teknis yang membidang pengawasan
Bibit Ternak, unsur kepegawaian dan pejabat Pengawas
Bibit Ternak. Tata kerja dan tata cara penilaian angka
kredit Pengawas Bibit Ternak ditetapkan oleh instansi
pembina.
Tim penilai jabatan fungsional
a. Masa jabatan Anggota Tim Penilai adalah 3
(tiga) tahun dan dapat diangkat kembali untuk
masa jabatan berikutnya.
b. Pegawai Negeri Sipil yang telah menjadi anggota
tim penilai dalam 2 (dua) masa jabatan
berturut-turut, dapat diangkat kembali setelah
melampui masa tenggang waktu 1 (satu) masa
jabatan.
c. Bila terdapat anggota Tim Penilai yang ikut
dinilai, maka ketua Tim Penilai dapat
mengangkat Anggota tim Penilai pengganti.
Angka kredit penulisan karya tulis ilmiah
Pejabat Fungsional yang secara bersama-sama membuat
karya tulis ilmiah di bidang pertanian, diberikan angka
kredit dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Apabila terdiri dari 2 (dua) orang penulis maka pembagian angka
kreditnya adalah 60% (enam puluh persen) bagi penulis utama
dan 40% (empat puluh persen) untuk penulis pembantu;
b. apabila terdiri dari 3 (tiga) orang penulis maka pembagian angka
kreditnya adalah 50% (lima puluh persen) bagi penulis utama
dan masing-masing 25% (dua puluh lima persen) untuk penulis
pembantu; dan
c. apabila terdiri dari 4 (empat) orang penulis maka pembagian
angka kreditnya adalah 40% (empat puluh persen) bagi penulis
utama dan masing-masing 20% (dua puluh persen) untuk penulis
pembantu.
d. Jumlah penulis pembantu paling banyak 3 (tiga) orang.
Kelengkapan DUPAK
Kelengkapan DUPAK adalah berupa catatan, keterangan
dari butir-butir kegiatan/pekerjaan Pengawas Bibit Ternak
yang dilampirkan dalam DUPAK, yang disampaikan kepada
pejabat penetap angka kredit c.q. sekretariat tim penilai
pada suatu periode penilaian tertentu. Kelengkapan
DUPAK, berisi :
1. Surat pengantar dari pejabat pengusul;
2. Formulir - formulir :
• Formulir A (lampiran pelaksanaan kegiatan)
• Formulir B (surat keterangan) ;
• Formulir C(surat keterangan)
• Formulir D (surat keterangan)
Kelengkapan DUPAK
3. Surat - surat pernyataan
• Surat pernyataan melakukan kegiatan pengawasan
Bibit Ternak
• Surat pernyataan melakukan kegiatan
pengembangan profesi;
• Surat pernyataan melakukan kegiatan penunjang
tugas pengawas benih tanaman
Bukti fisik surat penugasan dipersyaratkan
apabila :
1. Pada suatu unit kerja tidak terdapat pejabat fungsional
yang sesuai dengan jenjang jabatan untuk
melaksanakan kegiatan sebagaimana rincian diatas,
sehingga tugasnya dilakukan oleh pejabat fungsional
yang lain yang berada satu tingkat diatas atau dibawah
jenjang jabatannya
2. Jumlah pejabat fungsional pada suatu jenjang jabatan
lebih banyak dari pada kegiatan yang tersedia untuk
dilaksanakan;
3. Kegiatan dilaksanakan pada waktu libur/hari
besar/diluar jam kerja yang ditetapkan.
Penilaian bukti hasil kegiatan/pekerjaan

Pemeriksaan ulang kelengkapan DUPAK


1. Pengantar dari pejabat pengusul (pimpinan unit
kerja);
2. Dupak
- kelengkapan isi
- tanda tangan pejabat fungsional
- tanda tangan pejabat pengusul
- lampiran-lampiran
Penilaian bukti hasil kegiatan/pekerjaan

3. Pengantar dari pejabat pengusul (pimpinan unit


PAK/HAPAK (terakhir dilampirkan)
4. Surat pernyataan melakukan kegiatan
pelaksanaan (formulir-formulir a, b, c dan d)
5. Surat-surat pernyataan, harus ditandatangani
oleh atasan langsung pejabat fungsional yang
bersangkutan
6. Kelengkapan bukti fisik yang ditulis oleh pejabat
fungsional, terdapat pada lembar terakhir surat
pernyataan.
Pencocokkan bukti hasil kegiatan/pekerjaan
Mencocokkan kegiatan yang ditulis dalam surat-
surat pernyataan dengan bukti-bukti fisik yang
dilampirkan dalam DUPAK :
1. Memeriksa kegiatan apa saja yang diajukan oleh
pejabat fungsional pada formulir-formulir dan surat-
surat pernyataan;
2. Mencocokan semua kegiatan yang diajukan dengan
bukti-bukti fisik yang dilampirkan;
3. Nilai hanya diberikan pada kegiatan yang ada bukti
fisiknya;
4. Mencocokan bukti fisik dengan ketentuan umum yang
dapat dinilai sesuai peraturan Menpan.
Pelaksanaan penilaian
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
pelaksanaan penilaian, yaitu :
1. Menelaah kebenaran dan keabsahan hasil kegiatan
2. Penilaian dapat dilaksanakan sendiri-sendiri atau
bersama-sama dalam suatu ruangan/tempat
3. Setiap dupak dinilai oleh 2 (dua) orang anggota tim
penilai;
4. Pemberian angka kredit berpedoman pada
Lampiran I dan II, Peraturan Menpan
5. Pemberian angka kredit dilakukan dengan cara
mengalikan jumlah volume kegiatan yang dilakukan
pejabat fungsional;
Pelaksanaan penilaian
6. Angka kredit hasil perhitungan yang dilakukan
tim penilai dapat dibubuhkan pada :
- blanko DUPAK, kolom 8 (baru) dan kolom 9
(jumlah), atau
- blanko surat pernyataan, atau
- blanko penilaian khusus.
7. Memberikan catatan pada bukti fisik yang
kurang lengkap atau tidak tepat atau salah
penempatan, dan lain-lain
8. Menjumlahkan usulan angka kredit dan hasil
penilaian angka kredit.
Rangkuman
Pembinaan karier PNS dapat dilaksanakan melalui jabatan
fungsional. Jabatan Fungsional PNS adalah kedudukan yang
menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seorang
PNS dalam suatu satuan organisasi yang dalam pelaksanaan
tugasnya didasarkan pada keahlian dan atau keterampilan tertentu
dan bersifat mandiri. Jabatan fungsional dituntut untuk bekerja
secara professional yang akan melaksanakan tugasnya sesuai standar
yang telah ditetapkan baik kuantitas, kualitas, waktu, biaya maupun
pelayanannya.
Pengawas Bibit Ternak adalah jabatan fungsional yang mempunyai
ruang lingkup tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk
melakukan kegiatan pengawasan Bibit Ternak yang diduduki oleh
PNS dengan hak dan kewajiban yang diberikan secara penuh oleh
pejabat yang berwenang.
Rangkuman
Jenjang Jabatan dan pangkat Jabatan Fungsional PBT terbagi atas jenjang jabatan
PBT terampil dan jabatan PBT ahli. Pengawas Bibit Ternak Terampil yang akan
beralih menjadi PBT Ahli diberikan angka kredit sebesar 65% (enam puluh lima
persen) angka kredit kumulatif dari diklat, tugas pokok dan pengembangan profesi
ditambah angka kredit ijazah sarjana (S1)/Diploma IV yang sesuai kompetensi,
dengan tidak memperhitungkan Mekanisme pengangkatan dalam jabatan
fungsional dapat dilakukan melalui penyesuaian (inpassing), pengangkatan
pertama kali, dan pengangkatan dari jabatan lain..
DUPAK adalah blanko yang berisi keterangan perorangan dan butir kegiatan yang
dinilai, yang harus diisi oleh pejabat fungsional dalam rangka penetapan angka
kredit, yang memuat : Biodata PBT, unsur/sub unsur yang dinilai dilengkapi angka
kredit dan bukti fisik/dokumen lain yang dipersyaratkan. Sedangkan angka kredit
merupakan suatu angka yang diberikan berdasarkan penilaian atas prestasi kerja
yang telah dicapai oleh seorang pejabat fungsional dalam mengerjakan butir
kegiatan yang digunakan sebagai salah satu syarat untuk pengangkatan atau
kenaikan jabatan/ pangkat.
Latihan
1. Jelaskan tentang mekanisme pengangkatan
dalam jabatan fungsional!
2. Jelaskan syarat dan peluang seorang PBT dalam
pengembangan karirnya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Direktorat Jenderal Perkebunan. 2005. Informasi
Tentang Jabatan Fungsional Pengawas Bibit Ternak
(PBT) Pada Sub Sektor Perkebunan. Direktorat
Perbenihan dan Sarana Produksi. Direktorat Jenderal
Perkebunan. Jakarta
2. Direktorat Perbenihan. 2001. Pedoman Penilaian
Jabatan Fungsional Pengawas Bibit Ternak. Direktorat
Jenderal Bina Produksi Tanaman Pangan. Direktorat
Perbenihan. Jakarta.
3. Permenpan. 2010. Jabatan Fungsional Pengawas Bibit
Ternak dan Angka Kreditnya. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai