Anda di halaman 1dari 27

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,

RISET, DAN TEKNOLOGI


DIREKTORAT JENDERAL
GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta 10270
Telepon (021) 57955141, Laman www.gtk.kemdikbud.go.id

Nomor : 1110/B1/HK.03.01/2024 8 Maret 2024


Lampiran : Satu berkas
Hal : Penyampaian Salinan Peraturan Direktur Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan Nomor 0802/B.B1/HK.03.01/2024 tentang Petunjuk Teknis
Penyelenggaraan Uji Kompetensi Jabatan Fungsional Guru, Jabatan Fungsional
Pamong Belajar, Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah, dan Jabatan Fungsional
Penilik

Yth.
1. Para Direktur; dan
2. Kepala BBGP dan BGP
di lingkungan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Dengan hormat,

Berkenaan dengan telah ditetapkannya Peraturan Direktur Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan Nomor 0802/B.B1/HK.03.01/2024 tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan
Uji Kompetensi Jabatan Fungsional Guru, Jabatan Fungsional Pamong Belajar, Jabatan
Fungsional Pengawas Sekolah, dan Jabatan Fungsional Penilik, bersama ini kami sampaikan
Salinan Keputusan Direktur Jenderal tersebut, untuk diketahui dan digunakan sebagaimana
mestinya.

Atas perhatian dan kerja sama yang baik, kami ucapkan terima kasih.

Sekretaris,

Temu Ismail
Tembusan : NIP. 197003072002121001
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan.
-1-

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,


RISET, DAN TEKNOLOGI
DIREKTORAT JENDERAL
GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta 10270
Telepon (021) 57955141, Laman www.gtk.kemdikbud.go.id

SALINAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN


NOMOR 0802/B.B1/HK.03.01/2024
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN UJI KOMPETENSI JABATAN
FUNGSIONAL GURU, JABATAN FUNGSIONAL PAMONG BELAJAR,
JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS SEKOLAH,
DAN JABATAN FUNGSIONAL PENILIK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN,

Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal 16 ayat (1) huruf e, Pasal 28


ayat (3) huruf a, Pasal 29 ayat (2) huruf b, dan Pasal 41
ayat (4) Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 1 Tahun 2023
tentang Jabatan Fungsional, salah satu persyaratan
pengangkatan dalam JF melalui perpindahan dari
jabatan lain, promosi, dan pengangkatan kembali
dalam JF adalah mengikuti dan lulus Uji Kompetensi.
b. bahwa JF Guru, JF Pamong Belajar, JF Pengawas
Sekolah, dan JF Penilik perlu mengikuti dan lulus Uji
Kompetensi untuk pengangkatan dalam JF melalui
perpindahan dari jabatan lain, promosi, dan
pengangkatan kembali dalam JF;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan
Peraturan Direktur Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan tentang Petunjuk Teknis
Penyelenggaraan Uji Kompetensi Jabatan Fungsional
Guru, Jabatan Fungsional Pamong Belajar, Jabatan
Fungsional Pengawas Sekolah, dan Jabatan Fungsional
Penilik;

Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang


Manajemen Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 63, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6037)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 17 Tahun 2020 tentang Perubahan
atas Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017
tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 68,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6477);
-2-

2. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan


Teknologi Nomor 28 Tahun 2021 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan, Kebudayaan
Riset, dan Teknologi (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2021 Nomor 963);
3. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor 1 Tahun 2023 tentang
Jabatan Fungsional (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2023 Nomor 54);

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL GURU DAN TENAGA
KEPENDIDIKAN TENTANG PETUNJUK TEKNIS
PENYELENGGARAAN UJI KOMPETENSI JABATAN
FUNGSIONAL GURU, JABATAN FUNGSIONAL PAMONG
BELAJAR, JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS SEKOLAH,
DAN JABATAN FUNGSIONAL PENILIK.

Pasal 1
Dalam Peraturan Direktur Jenderal ini yang dimaksud
dengan:
1. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS
adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat
tertentu, diangkat sebagai pegawai aparatur sipil
negara secara tetap oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
untuk menduduki jabatan pemerintahan.
2. Jabatan Fungsional yang selanjutnya disingkat JF
adalah sekelompok Jabatan yang berisi fungsi dan
tugas berkaitan dengan pelayanan fungsional yang
berdasarkan pada keahlian dan keterampilan tertentu.
3. Jabatan Fungsional Guru yang selanjutnya disebut JF
Guru adalah JF yang mempunyai ruang lingkup, tugas,
tanggung jawab, dan wewenang untuk melakukan
kegiatan mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang diduduki oleh PNS.
4. Jabatan Fungsional Pamong Belajar yang selanjutnya
disebut JF Pamong Belajar adalah JF yang mempunyai
ruang lingkup, tugas, tanggung jawab dan wewenang
untuk melakukan kegiatan belajar mengajar,
pengkajian program, dan pengembangan model
pendidikan nonformal dan informal pada unit
pelaksana teknis/unit pelaksana teknis daerah dan
satuan pendidikan nonformal dan informal sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang diduduki
oleh PNS.
5. Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah yang
selanjutnya disebut JF Pengawas Sekolah adalah JF
yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung jawab
dan wewenang untuk melaksanakan kegiatan
pengawasan akademik dan manajerial pada satuan
pendidikan.
-3-

6. Jabatan Fungsional Penilik yang selanjutnya disebut JF


Penilik adalah JF yang mempunyai ruang lingkup,
tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk
melakukan kegiatan pengendalian mutu dan evaluasi
dampak program pendidikan anak usia dini,
pendidikan kesetaraan dan keaksaraan, serta kursus
pada jalur pendidikan nonformal dan informal sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang diduduki
oleh PNS.
7. Pejabat yang Berwenang adalah pejabat yang
mempunyai kewenangan melaksanakan proses
pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian
pegawai aparatur sipil negara sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
8. Uji Kompetensi adalah proses pengukuran dan
penilaian terhadap kompetensi teknis, manajerial, dan
sosial kultural dari pegawai aparatur sipil negara.
9. Asesor adalah tenaga profesional yang telah memenuhi
persyaratan untuk melakukan penilaian pada Uji
Kompetensi.
10. Kementerian adalah kementerian yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
pendidikan.
11. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan,
yang selanjutnya disebut Ditjen GTK adalah Direktorat
Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan yang
membidangi pembinaan Guru, tenaga kependidikan,
dan pendidik lainnya.
12. Balai Besar Guru Penggerak yang selanjutnya disingkat
BBGP adalah unit pelaksana teknis setingkat eselon II.b
di bidang pengembangan dan pemberdayaan Guru,
pendidik lainnya, tenaga kependidikan, calon kepala
sekolah, kepala sekolah, calon pengawas sekolah, dan
pengawas sekolah.
13. Balai Guru Penggerak yang selanjutnya disingkat BGP
adalah unit pelaksana teknis setingkat eselon III.a dan
IV.a di bidang pengembangan dan pemberdayaan
Guru, pendidik lainnya, tenaga kependidikan, calon
kepala sekolah, kepala sekolah, calon pengawas
sekolah, dan pengawas sekolah.
14. Kementerian/ Lembaga lain adalah
kementerian/lembaga yang memiliki JF Guru dan JF
Pengawas sekolah.

Pasal 2
Petunjuk Teknis penyelenggaraan Uji Kompetensi JF
Guru, JF Pamong Belajar, JF Pengawas Sekolah dan JF
Penilik disusun sebagai acuan bagi:
a. Kementerian melalui Ditjen GTK;
b. Kementerian/Lembaga lain;
c. Direktorat Teknis di lingkungan Direktorat Jenderal;
d. BBGP/BGP;
e. Dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota;
f. BKD/BKPSDM;
g. JF Guru;
-4-

h. JF Pamong Belajar;
i. JF Pengawas Sekolah;
j. JF Penilik; dan
k. para pemangku kepentingan yang terkait dalam
penyelenggaraan Uji Kompetensi JF Guru, JF Pamong
Belajar, JF Pengawas Sekolah, dan JF Penilik.

Pasal 3
Ruang lingkup Petunjuk Teknis meliputi:
a. pendahuluan;
b. pemangku kepentingan;
c. materi, persyaratan peserta, metode, dan jadwal Uji
Kompetensi;
d. sarana dan prasarana, dan sumber daya manusia
pendukung;
e. mekanisme penyelenggaraan Uji Kompetensi;
f. pemantauan dan evaluasi; dan
g. penutup.

Pasal 4
Petunjuk Teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini.

Pasal 5
Pada saat Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku,
Peraturan Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Nomor 3218/B/HK.06/2023 tentang Petunjuk Teknis
Penyelenggaraan Uji Kompetensi Jabatan Fungsional Guru,
Jabatan Fungsional Pamong Belajar, Jabatan Fungsional
Pengawas Sekolah, dan Jabatan Fungsional Penilik dicabut
dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 6
Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 20 Februari 2024

DIREKTUR JENDERAL
GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN,

ttd.

NUNUK SURYANI
NIP.196611081990032001

Sekretaris Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan


Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi,

ttd.

Temu Ismail
NIP. 197003072002121002
-1-

SALINAN
LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
NOMOR 0802/B.B1/HK.03.01/2024
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN UJI
KOMPETENSI JABATAN FUNGSIONAL
GURU, JABATAN FUNGSIONAL PAMONG
BELAJAR, JABATAN FUNGSIONAL
PENGAWAS SEKOLAH, DAN JABATAN
FUNGSIONAL PENILIK

PETUNJUK TEKNIS
PENYELENGGARAAN UJI KOMPETENSI JABATAN FUNGSIONAL GURU,
JABATAN FUNGSIONAL PAMONG BELAJAR, JABATAN FUNGSIONAL
PENGAWAS SEKOLAH, DAN JABATAN FUNGSIONAL PENILIK

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Upaya mewujudkan penyelenggaraan tugas pemerintahan dan
pembangunan yang sesuai dengan tuntutan masyarakat dan kemajuan
zaman diperlukan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang profesional,
bertanggung jawab, dan adil. Untuk mencapai ASN yang memenuhi
karakteristik tersebut, maka perlu menerapkan pengelolaan manajemen
sumber daya manusia dengan sistem merit yang menjadikan kualifikasi,
kompetensi, dan kinerja sebagai pertimbangan utama dalam proses
perencanaan, pengangkatan, dan pengembangan kompetensi ASN.

Sistem merit mulai berlaku secara legal formal dengan adanya Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara yang
selanjutnya tetap diberlakukan dengan ditetapkannya Undang Nomor 20
Tahun 2023 tentang Aparatur Sipil Negara. Sistem ini memberlakukan
ASN secara adil dan wajar tanpa diskriminasi. Dalam hal pembinaan
ASN termasuk jabatan fungsional (JF) Guru, JF pamong belajar, JF
pengawas sekolah, dan JF penilik, salah satu strategi untuk
meningkatkan profesionalismenya yaitu berdasarkan prestasi kerja dan
sistem karier yang dilaksanakan melalui Uji Kompetensi.
Pasal 81 ayat (1) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017
tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil menjelaskan bahwa Uji
Kompetensi merupakan salah satu syarat untuk kenaikan jabatan
fungsional. Setiap pemangku JF harus mengikuti dan lulus Uji
Kompetensi untuk memenuhi salah satu persyaratan kenaikan jenjang
JF termasuk JF Guru, JF Pamong Belajar, JF Pengawas Sekolah, dan JF
Penilik. Persyaratan mengikuti dan lulus Uji Kompetensi juga ditegaskan
kembali dalam Pasal 16 ayat (1) huruf e, Pasal 28 ayat (3) huruf a, Pasal
29 ayat (2) huruf b, dan Pasal 41 ayat (4) Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 1
Tahun 2023 tentang Jabatan Fungsional. Selain sebagai persyaratan
untuk kenaikan jenjang jabatan fungsional, Uji Kompetensi juga menjadi
salah satu syarat untuk perpindahan dari jabatan lain dan
-2-

pengangkatan kembali ke dalam JF Guru, JF Pamong Belajar, JF


Pengawas Sekolah, dan JF Penilik.

Kementerian melalui Ditjen GTK menyelenggarakan:


1. Uji Kompetensi perpindahan dari jabatan lain (UKPJL);
2. Uji Kompetensi kenaikan jenjang jabatan (UKKJ); dan
3. Uji Kompetensi pengangkatan kembali (UKPK),
JF Guru, JF Pamong Belajar, JF Pengawas Sekolah, dan JF Penilik.

Sehubungan dengan hal tersebut, agar penyelenggaraan Uji Kompetensi


dapat dilaksanakan dengan baik, Ditjen GTK perlu menyusun Petunjuk
Teknis penyelenggaraan Uji Kompetensi JF Guru, JF Pamong Belajar, JF
Pengawas Sekolah, dan JF Penilik. Petunjuk Teknis ini menjelaskan
antara lain terkait para pemangku kepentingan yang terlibat, sarana,
prasarana, sumber daya manusia pendukung, metode, mekanisme,
pemantauan, dan evaluasi.

B. TUJUAN
Tujuan Penyelenggaraan UKPJL, UKKJ, dan UKPK JF Guru, JF Pamong
Belajar, JF Pengawas Sekolah, dan JF Penilik sebagai berikut.
1. UKPJL dan UKPK bertujuan untuk mengukur dan menilai
kesesuaian kompetensi PNS yang akan diangkat ke dalam JF Guru,
JF Pamong Belajar, JF Pengawas Sekolah, atau JF Penilik melalui
perpindahan jabatan lain atau pengangkatan Kembali terhadap
standar kompetensi masing-masing JF; dan
2. UKKJ bertujuan untuk mengukur dan menilai kompetensi yang
dimiliki oleh JF Guru, JF Pamong Belajar, JF Pengawas Sekolah,
atau JF Penilik guna menentukan kelayakan yang bersangkutan
untuk naik ke jenjang JF satu tingkat lebih tinggi.
-3-

BAB II
PEMANGKU KEPENTINGAN

Penyelenggaraan UKPJL, UKKJ, dan UKPK JF Guru, JF Pamong Belajar, JF


Pengawas Sekolah, dan JF Penilik melibatkan beberapa pemangku
kepentingan baik di instansi pusat maupun instansi daerah. Peran dan tugas
para pemangku kepentingan sebagai berikut.

A. TIM UJI KOMPETENSI PUSAT


Tim Uji Kompetensi Pusat dibentuk dan ditetapkan oleh Direktorat
Jenderal GTK yang terdiri dari unsur:
1. Sekretariat Direktorat Jenderal Guru Tenaga Kepandidikan
(Setditjen GTK);
2. Direktorat Guru Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan
Masyarakat (Dit. Guru PAUD dan Dikmas);
3. Direktorat Guru Pendidikan Dasar (Dit. Guru Dikdas);
4. Direktorat Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus
(Dit. Guru Dikmen dan Diksus);
5. Direktorat Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, dan Tenaga
Kependidikan (Dit. KSPSTK); dan
6. BBGP/BGP.

Rincian tugas Setditjen GTK, Dit. Guru PAUD dan Dikmas, Dit. Guru
Dikdas, Dit. Guru Dikmen dan Diksus, Dit. KSPSTK sebagaimana
dimaksud huruf A angka 1 sampai dengan angka 5 sebagai berikut:
1. menyusun petunjuk teknis penyelenggaraan Uji Kompetensi JF
Guru, JF Pamong Belajar, JF Pengawas Sekolah, dan JF Penilik;
2. melakukan koordinasi, sosialisasi, dan pendampingan kepada
BBGP/BGP, dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota,
BKD/BKPSDM, dan Kementerian/Lembaga lain;
3. mengembangkan sistem Uji Kompetensi;
4. menginformasikan data potensi calon peserta Uji Kompetensi
kepada dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota;
5. menyusun instrumen Uji Kompetensi;
6. menyusun jadwal pelaksanaan Uji Kompetensi;
7. membentuk tim helpdesk/pusat bantuan pelaksanaan Uji
Kompetensi;
8. pembekalan/workshop pengawas dan verifikator Uji Kompetensi;
9. melakukan verifikasi dan validasi dokumen persyaratan calon
peserta:
a. UKKJ JF Guru ahli madya ke dalam Guru ahli utama pada
binaan Kementerian;
b. UKKJ JF Pamong Belajar, JF Pengawas Sekolah, dan JF Penilik
pada jenjang:
1) JF ahli pertama ke dalam JF ahli muda;
2) JF ahli muda ke ke dalam JF ahli madya; atau
3) JF ahli madya ke dalam JF ahli utama.
c. UKPJL dan UKPK ke dalam semua jenjang JF Guru, JF Pamong
Belajar, JF Pengawas Sekolah, atau JF Penilik pada binaan
Kementerian.
10. membantu dalam pelaksanaan verifikasi dan validasi:
a. UKKJ dari jenjang JF ahli madya ke dalam JF ahli utama;
b. UKPJL ke dalam semua jenjang JF; dan
c. UKPK ke dalam semua jenjang JF Guru dan JF Pengawas
Sekolah,
-4-

pada binaan Kementerian/Lembaga Lain;


11. menetapkan dan mengumumkan calon peserta Uji Kompetensi;
12. membantu coaching clinic kepada peserta Uji Kompetensi terkait
persiapan dan pelaksanaan Uji Kompetensi yang dilakukan oleh
Tim Uji Kompetensi Daerah;
13. melakukan pemantauan pelaksanaan Uji Kompetensi;
14. melakukan pengolahan hasil Uji Kompetensi;
15. menetapkan dan mengumumkan hasil Uji Kompetensi; dan
16. menerbitkan sertifikat dan surat rekomendasi kelulusan Uji
Kompetensi; dan
17. mengalokasikan anggaran dalam pelaksanaan rincian tugas
sebagaimana dimaksud pada angka 1 sampai dengan angka 15 dan
tugas lain yang terkait dalam penyelenggaraan Uji Kompetensi.

Rincian tugas unsur BBGP/BGP sebagaimana dimaksud pada huruf A


angka 6 sebagai berikut:
1. melakukan koordinasi, sosialisasi, dan pendampingan terhadap
Tim Uji Kompetensi Daerah bersama unsur Tim Uji Kompetensi
Pusat lain sebagaimana dimaksud pada huruf A angka 1 sampai
dengan angka 5;
2. memastikan Tim Uji Kompetensi Daerah melakukan:
a. sinkronisasi data calon peserta Uji Kompetensi dengan
melibatkan BKD/BKPSDM;
b. pengajuan calon peserta Uji Kompetensi; dan
c. pengunggahan dokumen persyaratan oleh peserta telah
selesai.
3. melakukan validasi terhadap TUK dan pengawas Uji Kompetensi
yang diusulkan Tim Uji Kompetensi daerah;
4. mengikuti pembekalan/workshop pengawas dan verifikator Uji
Kompetensi;
5. melaksanakan verifikasi dan validasi dokumen persyaratan calon
peserta UKKJ JF Guru dari jenjang:
a. Guru ahli pertama ke dalam Guru ahli muda; dan
b. Guru ahli muda ke ke dalam Guru ahli madya.
bersama dengan Tim Uji Kompetensi Daerah.
6. membantu coaching clinic kepada peserta Uji Kompetensi terkait
persiapan dan pelaksanaan Uji Kompetensi yang dilakukan oleh
Tim Uji Kompetensi Daerah;
7. melakukan pemantauan terhadap penyelenggaraan Uji Kompetensi
di wilayah masing-masing;
8. membentuk tim helpdesk/pusat bantuan di daerah masing-masing
dalam penyelenggaraan Uji Kompetensi;
9. menyusun laporan pelaksanaan Uji Kompetensi diwilayahnya; dan
10. mengalokasikan anggaran dalam pelaksanaan rincian tugas
sebagaimana dimaksud pada angka 1 sampai dengan angka 7 dan
tugas lain yang terkait dalam pelaksanaan Uji Kompetensi.

B. TIM UJI KOMPETENSI DAERAH


Tim Uji Kompetensi Daerah adalah tim yang dibentuk oleh dinas
pendidikan provinsi/kabupaten/kota yang terdiri dari unsur dinas
pendidikan dan BKD/BKPSDM provinsi/kabupaten/kota dengan
rincian tugas sebagai berikut:
1. melakukan verifikasi dan validasi data potensi peserta Uji
Kompetensi;
-5-

2. mengajukan usulan calon peserta UKKJ, UKPJL, dan UKPK JF


Guru, JF Pamong Belajar, JF Pengawas Sekolah, dan JF Penilik
melalui sistem Uji Kompetensi dengan mempertimbangkan
ketersediaan lowongan kebutuhan JF Guru, JF Pamong Belajar, JF
Pengawas Sekolah, dan JF Penilik di wilayah masing-masing;
3. memastikan peserta Uji Kompetensi melengkapi dan mengunggah
dokumen persyaratan dalam sistem Uji Kompetensi;
4. membantu melakukan verifikasi dan validasi dokumen persyaratan
calon peserta UKKJ JF Guru dari jenjang:
a) Guru ahli pertama ke dalam Guru ahli muda; dan
b) Guru ahli muda ke ke dalam Guru ahli madya,
yang dilaksanakan oleh BBGP/BGP;
5. mengajukan usulan TUK dan pengawas melalui sistem Uji
Kompetensi;
6. mengajukan permohonan kepada BBGP/BGP dan menyiapkan
media virtual untuk pelaksanaan Uji Kompetensi secara virtual bagi
peserta Uji Kompetensi di daerah khusus;
7. melakukan coaching clinic kepada peserta Uji Kompetensi terkait
persiapan dan pelaksanaan Uji Kompetensi bersama Tim Uji
Kompetensi Pusat;
8. membentuk dan menetapkan tim helpdesk/pusat bantuan dalam
penyelenggaraan Uji Kompetensi.
9. mengalokasikan anggaran dalam pelaksanaan rincian tugas
sebagaimana dimaksud pada angka 1 sampai dengan angka 8 dan
tugas lain yang terkait dalam penyelenggaraan Uji Kompetensi.

C. TIM UJI KOMPETENSI KEMENTERIAN/LEMBAGA LAIN


Tim Uji Kompetensi Kementerian/Lembaga lain adalah Tim Uji
Kompetensi yang dibentuk oleh Kementerian/Lembaga lain yang
memiliki JF Guru dan JF Pengawas Sekolah. Tim Uji Kompetensi
Kementerian/Lembaga lain dengan rincian tugas sebagai berikut:
1. melakukan koordinasi dengan Tim Uji Kompetensi Pusat;
2. memetakan data potensi calon peserta Uji Kompetensi setiap
jenjang jabatan yang telah disinkronkan dengan data BKN;
3. mengajukan usulan calon peserta UKPJL, UKKJ, dan/atau UKPK
JF Guru dan JF Pengawas Sekolah kepada Tim Uji Kompetensi
Pusat dengan mempertimbangkan ketersediaan lowongan
kebutuhan.
4. memastikan peserta Uji Kompetensi melengkapi dan mengunggah
dokumen persyaratan dalam sistem Uji Kompetensi;
5. melakukan verifikasi dan validasi dokumen persyaratan calon
peserta UKPJL, UKKJ, dan/atau UKPK JF Guru dan JF Pengawas
Sekolah dengan berkoordinasi dengan Tim Uji Kompetensi Pusat;
6. mengusulkan TUK dan pengawas kepada Tim Uji Kompetensi Pusat;
7. membentuk tim helpdesk/pusat bantuan penyelenggaraan Uji
Kompetensi;
8. melakukan pemantauan dan pengawasan pelaksanaan Uji
Kompetensi di masing-masing Kementerian/Lembaga lain;
9. Menyusun laporan pelaksanaan Uji Kompetensi di
Kementerian/Lembaga masing masing dan disampaikan ke Tim Uji
Kompetensi Pusat; dan
10. mengalokasikan anggaran dalam pelaksanaan rincian tugas
sebagaimana dimaksud pada angka 1 sampai dengan angka 8 dan
tugas lain yang terkait dalam penyelenggaraan Uji Kompetensi.
-6-

BAB III
MATERI, PERSYARATAN PESERTA, METODE,
DAN JADWAL UJI KOMPETENSI

A. MATERI
Materi Uji Kompetensi mengacu pada standar kompetensi masing-masing
JF sesuai dengan jenjangnya yang meliputi:
a. kompetensi teknis;
b. kompetensi manajerial; dan
c. kompetensi sosial kultural,

B. PERSYARATAN PESERTA
1. Uji Kompetensi Perpindahan dari Jabatan Lain dan Uji Kompetensi
Pengangkatan Kembali
a. Persyaratan Umum
Peserta UKPJL dan UKPK ke dalam JF Guru, JF Pamong
Belajar, JF Pengawas Sekolah, atau JF Penilik harus
memenuhi persyaratan umum sebagai berikut:
1) berstatus PNS;
2) berijazah paling rendah Sarjana (S-1) atau Diploma Empat
(D-IV) dan sesuai dengan kualifikasi akademik atau
pendidikan yang dibutuhkan;
3) berusia paling tinggi pada saat pendaftaran:
a) 52 (lima puluh dua) tahun untuk JF ahli pertama dan
ahli muda;
b) 54 (lima puluh empat) tahun untuk JF ahli madya;
c) 59 (lima puluh sembilan) tahun untuk JF ahli utama
bagi PNS yang telah menduduki JPT;
d) 59 (lima puluh sembilan) tahun bagi UKPK ke dalam
semua jenjang JF Guru dan JF Pamong Belajar; dan
e) 64 (enam puluh empat ) tahun bagi UKPK ke dalam
semua jenjang JF Pengawas Sekolah dan JF Penilik.
4) ketersediaan lowongan kebutuhan JF pada jenjang
jabatan yang akan diduduki pada satuan pendidikan atau
unit kerja yang dituju; dan
5) memiliki nilai prestasi kerja paling kurang bernilai baik
dalam 2 (dua) tahun terakhir. Bagi calon peserta Uji
Kompetensi, untuk UKPK JF Guru, JF Pamong Belajar,
JF Pengawas Sekolah, dan JF Penilik memiliki nilai
prestasi kerja paling kurang bernilai baik dalam 1 (satu)
tahun terakhir.
Dokumen persyaratan umum sebagai berikut:
1) hasil pindai (scan) surat keputusan jabatan terakhir;
2) hasil pindai (scan) Ijazah S-1/DI-V sesuai yang
dibutuhkan;
3) hasil pindai (scan) surat usulan mengikuti Uji Kompetensi
dari dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota; dan
4) hasil pindai (scan) dokumen penilaian kinerja.
b. Persyaratan khusus :
1) UKPJL ke dalam JF Guru:
a) memiliki sertifikat pendidik; dan
b) memiliki pengalaman dalam pelaksanaan tugas di
bidang JF yang akan diduduki paling singkat 2 (dua)
tahun.
-7-

Dokumen persyaratan khusus sebagai berikut:


a) hasil pindai (scan) surat keputusan kenaikan
pangkat/golongan terakhir;
b) hasil pindai (scan) sertifikat pendidik; dan
c) hasil pindai (scan) surat keputusan atau surat tugas.
2) UKPJL ke dalam JF Pengawas Sekolah:
a) memiliki pangkat paling rendah Penata dengan
golongan ruang III/c;
b) memiliki sertifikat pendidik;
c) telah melaksanakan tugas sebagai Guru paling
sedikit 8 (delapan) tahun atau Guru yang diberi tugas
sebagai Kepala Sekolah dengan jangka waktu paling
sedikit 4 (empat) tahun; dan
d) memiliki sertifikat pendidikan dan/atau pelatihan
yang ditetapkan oleh instansi pembina.
Dokumen persyaratan khusus sebagai berikut:
a) hasil pindai (scan) surat keputusan kenaikan
pangkat terakhir;
b) hasil pindai (scan) sertifikat pendidik;
c) hasil pindai (scan) surat keputusan atau surat tugas;
dan
d) hasil pindai (scan) sertifikat pendidikan dan/atau
pelatihan.
3) UKPJL ke dalam JF Pamong Belajar
a) Berstatus sebagai pejabat administrator, pejabat
pengawas, pejabat pelaksana, dan pejabat
fungsional; dan
b) Jika berasal dari JF Guru, wilayahnya tidak
mengalami kekurangan Guru di sekolah negeri.
Dokumen persyaratan khusus sebagai berikut:
a) hasil pindai (scan) surat keputusan kenaikan
pangkat terakhir; dan
b) hasil pindai (scan) surat keterangan tidak mengalami
kekurangan Guru dari dinas pendidikan
provinsi/kabupaten/kota yang ditandatangani oleh
pejabat yang berwenang (jika berasal dari JF Guru).
4) UKPJL ke dalam JF Penilik
a) berstatus sebagai pejabat administrator, pejabat
pengawas, pejabat pelaksana, dan pejabat fungsional
(Guru, Pamong Belajar, Pengawas Sekolah);
b) memiliki pangkat paling rendah Penata Muda Tk. I,
golongan ruang III/b; dan
c) jika berasal dari JF Guru, wilayahnya tidak
mengalami kekurangan Guru di sekolah negeri.
Dokumen persyaratan khusus sebagai berikut :
a) Hasil pindai (scan) surat keputusan kenaikan
pangkat terakhir; dan
b) Hasil pindai (scan) surat keterangan tidak mengalami
kekurangan Guru dari dinas pendidikan
provinsi/kabupaten/kota yang ditandatangani oleh
pejabat yang berwenang (jika berasal dari JF Guru).
-8-

2. Uji Kompetensi Kenaikan Jenjang Jabatan Fungsional


Peserta UKKJ JF Guru, JF Pamong Belajar, JF Pengawas Sekolah,
dan JF Penilik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. menduduki pangkat tertinggi pada setiap jenjang JF atau
memiliki pangkat yang lebih tinggi dari pangkat tertinggi pada
jenjang JF yang dimiliki;
b. menandatangani pakta integritas;
c. memenuhi angka kredit kumulatif kenaikan jenjang jabatan
fungsional tertentu; dan
d. memiliki nilai prestasi kerja paling kurang bernilai baik dalam
1 (satu) tahun terakhir.
Dokumen persyaratan sebagai berikut:
a. hasil pindai (scan) SK jabatan terakhir;
b. hasil pindai (scan) SK kenaikan pangkat terakhir;
c. hasil pindai (scan) Pakta Integritas yang ditandatangani di atas
materai;
d. hasil pindai (scan) PAK terakhir; dan
e. hasil pindai (scan) dokumen penilaian prestasi kerja paling
kurang bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir.

C. METODE
Metode yang digunakan dalam pelaksanaan Uji Kompetensi sebagai
berikut:
1. Jenis metode
a. Situational Judgment Test (SJT)
1) Instrumen berupa soal tertulis yang berbasis kasus di
tempat kerja.
2) Opsi jawaban merupakan serangkaian alternatif
tindakan/respon.
3) Opsi jawaban yang mendapatkan skor tertinggi adalah
tindakan yang paling efektif dengan apa yang diukur.
4) Tingkat kesulitan soal berbeda pada setiap jenjang.
b. Studi Kasus
1) Studi kasus dirancang untuk mengevaluasi keterampilan
pengambilan keputusan, kemampuan berpikir kritis, dan
analitis, serta perilaku peserta Uji Kompetensi dalam
berbagai situasi di tempat kerja.
2) Opsi jawaban merupakan pilihan tindakan/solusi yang
disajikan yang paling efektif.
c. Tes Objektif
1) Berupa soal tertulis objektif yang diuraikan dari tugas dan
fungsi jabatan fungsional.
2) Tingkat kesulitan soal berbeda pada setiap jenjang.
3) Penilaian dilakukan berdasarkan pilihan yang benar.
d. Simulasi Coaching
1) Simulasi Coaching dilakukan dengan bermain peran
situasi yang terjadi di tempat kerja melalui media virtual.
2) Selama tes, peserta akan diamati dan dinilai sesuai
dengan standar perilaku kerja seorang pejabat fungsional
termasuk kemampuan dan kualitas coaching atau
pendampingan.
3) Penilaian dilakukan melalui pengamatan oleh 2 (dua)
orang asesor dengan menggunakan rubrik terstandar.
-9-

4) Waktu tes simulasi coaching maksimal 30 menit dengan


rincian:
a) 10 (sepuluh) menit pertama, peserta mencermati
situasi yang disajikan oleh 2 asesor.
b) 20 (duapuluh) menit berikutnya, peserta bermain
peran dengan tim yang telah dipersiapkan.
e. Wawancara
1) Wawancara digunakan untuk mengukur keterampilan,
potensi, dan performa kerja peserta Uji Kompetensi.
2) Asesor mengajukan pertanyaan, mengevaluasi, dan
memberikan penilaian sesuai rubrik yang telah disusun
secara terstandar untuk mengukur kualitas dan
keterampilan peserta Uji Kompetensi dalam menciptakan
lingkungan yang mendukung sesuai dengan tugas dan
fungsi jabatan yang akan diduduki.
2. Uji Kompetensi dengan metode sebagaimana dimaksud pada angka
1 dilaksanakan secara dalam jaringan (daring).
3. Metode Uji Kompetensi UKPJL dan UKPK sebagai berikut.
a. UKPJL dan UKPK JF Guru ke dalam jenjang JF ahli pertama
menggunakan SJT.
b. UKPJL dan UKPK JF Guru dan JF Pengawas Sekolah ke dalam
jenjang JF ahli muda menggunakan SJT.
c. UKPJL dan UKPK JF Guru dan JF Pengawas Sekolah ke dalam
jenjang JF ahli madya menggunakan tes tertulis berupa SJT
dan studi kasus.
d. UKPJL dan UKPK JF Guru dan JF Pengawas Sekolah ke dalam
jenjang JF ahli utama menggunakan:
1) SJT dan studi kasus;
2) simulasi coaching; dan
3) wawancara.
e. UKPJL dan UKPK JF Pamong Belajar dan JF Penilik ke dalam:
1) jenjang ahli pertama;
2) jenjang ahli muda; dan
3) jenjang ahli madya,
menggunakan tes objektif.
f. UKPJL dan UKPK JF Penilik ke dalam jenjang ahli utama
menggunakan:
1) objektif; dan
2) wawancara.
4. Metode Uji Kompetensi UKKJ sebagai berikut.
a. UKKJ JF Guru dan JF Pengawas Sekolah dari jenjang JF ahli
pertama ke dalam JF ahli muda menggunakan SJT.
b. UKKJ JF Guru dan JF Pengawas Sekolah dari jenjang JF ahli
muda ke dalam JF ahli madya menggunakan SJT dan studi
kasus.
c. UKKJ JF Guru dan JF Pengawas Sekolah dari jenjang JF ahli
madya ke dalam JF ahli utama menggunakan:
1) SJT dan studi kasus;
2) simulasi coaching; dan
3) wawancara.
d. UKKJ JF Pamong Belajar dan JF Penilik dari:
1) jenjang JF ahli pertama ke dalam JF ahli muda; dan
2) jenjang JF ahli muda ke dalam JF ahli madya,
menggunakan tes tertulis objektif.
- 10 -

g. UKKJ JF Penilik dari jenjang ahli madya ke dalam jenjang ahli


utama menggunakan:
1) tes objektif; dan
2) wawancara.

D. JADWAL PENYELENGGARAAN UJI KOMPETENSI


Jadwal Penyelengaraan UKPJL, UKKJ, dan UKPK berdasarkan
pengumuman yang dikeluarkan oleh Ditjen GTK pada laman
https://ujikompetensi.kemdikbud.go.id.
- 11 -

BAB IV
SARANA DAN PRASARANA DAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDUKUNG

A. SARANA DAN PRASARANA


1. Sistem Uji Kompetensi
a. JF Guru dan JF Pengawas Sekolah
1) UKPJL dan UKPK ke dalam semua jenjang JF Guru dan
JF Pengawas Sekolah;dan
2) UKKJ JF Guru dan JF Pengawas Sekolah dari jenjang JF
pertama ke dalam JF ahli muda, JF ahli muda ke dalam
JF madya, JF Ahli Madya ke JF Ahli Utama,
menggunakan sistem Informasi Manajemen Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan (SIMPKB).
b. JF Pamong Belajar dan JF Penilik
1) UKPJL dan UKPK ke dalam semua jenjang JF Pamong
Belajar dan JF Penilik menggunakan aplikasi dengan
alamat https://jabfung.kemdikbud.go.id/.
2) UKKJ JF Pamong Belajar dan JF Penilik dari jenjang JF
pertama ke dalam JF ahli muda, JF ahli muda ke dalam
JF madya, JF Ahli Madya ke JF Ahli Utama menggunakan
aplikasi dengan alamat https://ujikom-
paud.kemdikbud.go.id.
2. Tempat Uji Kompetensi
a. Tempat Uji Kompetensi (TUK) adalah lokasi yang ditetapkan
oleh Tim Uji Kompetensi Daerah dengan kriteria sebagai
berikut:
1) akses lokasi mudah dijangkau;
2) memiliki koneksi internet kuat;
3) jaringan listrik yang memadai; dan
4) satu ruang Uji Kompetensi memiliki kapasitas maksimal
20 (dua puluh) peserta.
b. TUK digunakan untuk melaksanakan SJT, Studi Kasus, dan
tes objektif.
c. Bagi peserta yang berada di daerah khusus dapat mengikuti
Uji Kompetensi pada media virtual yang difasilitasi oleh Tim Uji
Kompetensi Daerah.
3. Perangkat Uji Kompetensi
Peserta menyiapkan komputer atau laptop dengan kriteria sebagai
berikut:
a. Dilengkapi dengan kamera;dan
b. Dapat terkoneksi dengan internet.

B. SUMBER DAYA MANUSIA PENDUKUNG


1. Verifikator
Verifikator adalah petugas yang melakukan verifikasi dan validasi
berkas persyaratan Uji Kompetensi peserta.
a. Kriteria
1) Ditugaskan oleh Tim Uji Kompetensi Pusat/
/Kementerian/Lembaga lain.
2) Mahir menggunakan perangkat komputer dan menguasai
perangkat sistem Uji Kompetensi.
3) Memahami panduan verifikasi dan validasi dokumen.
b. Verifikator bertugas melakukan verifikasi dan validasi
dokumen melalui sistem Uji Kompetensi.
- 12 -

2. Administrator
Administrator adalah petugas yang berperan sebagai penghubung
antara tim asesor dengan peserta yang akan mengikuti simulasi
coaching dan wawancara.
a. Kriteria
1) Ditugaskan oleh Direktur pada Direktorat di lingkungan
Ditjen GTK atau Kementerian/Lembaga sesuai
kewenagannya.
2) mahir menggunakan perangkat komputer dan menguasai
perangkat sistem Uji Kompetensi.
b. Administrator bertugas sebagai berikut.
1) Sebagai penghubung peserta simulasi coaching dan
wawancara.
2) Mengkoordinasikan jadwal pelaksanaan simulasi coaching
dan wawancara Uji Kompetensi kepada asesor, roleplayer,
dan peserta.
3) Memastikan kehadiran asesor, roleplayer, dan peserta di
H-1 pelaksanaan simulasi coaching dan wawancara Uji
Kompetensi.
4) Memastikan kelancaran pelaksanaan simulasi coaching
dan wawancara Uji Kompetensi.
5) Membuat catatan temuan pada saat proses pelaksanaan
simulasi coaching dan wawancara Uji Kompetensi untuk
dilaporkan ke Tim Uji Kompetensi Pusat.
3. Asesor
Asesor adalah tim penilai Uji Kompetensi pada tahap simulasi
coaching dan wawancara.
a. Kriteria Asesor
1) Ditugaskan oleh Direktur pada Direktorat di Ditjen GTK.
2) Asesor UKPJL, UKKJ, dan UKPK pada JF Guru dan JF
Pengawas yaitu pejabat fungsional di bidang pendidikan
yang memiliki sertifikat asesor yang ditetapkan oleh Ditjen
GTK.
3) Asesor UKPJL, UKKJ, dan UKPK JF Penilik yaitu praktisi
dan/atau pejabat fungsional di bidang pendidikan
nonformal.
b. Asesor bertugas sebagai berikut.
1) Memastikan identitas peserta sesuai dengan KTP yang
diunggah di dalam sistem Uji Kompetensi.
2) Membacakan soal dan memberikan waktu kepada peserta
selama 10 (sepuluh) menit untuk menganalisa pada saat
sebelum simulasi coaching.
3) Mengamati proses bermain peran peserta bersama
roleplayer selama 20 (dua puluh) menit dan tidak
mengintervensi dalam bentuk apapun pada saat simulasi
coaching.
4) Mencatat hasil observasi sesuai kebutuhan dan
melakukan penilaian berdasarkan rubrik dan panduan
simulasi coaching.
5) Menggali pengalaman peserta selama bertugas menjadi JF
Guru, JF Pengawas Sekolah, dan JF Penilik serta
memberikan penilaian berdasarkan rubrik dan panduan
yang telah disusun pada saat sesi wawancara.
- 13 -

4. Roleplayer
Roleplayer adalah petugas yang akan bermain peran sesuai
skenario yang telah ditetapkan pada saat pelaksanaan simulasi
coaching.
a. Kriteria
1) Ditugaskan oleh Direktur pada Direktorat di Ditjen GTK.
2) Berasal dari unsur fasilitator/pengajar praktik
pendidikan Guru penggerak atau sekolah penggerak.
b. Roleplayer bertugas membantu peserta Uji Kompetensi pada
saat bermain peran di tahap simulasi coaching.
5. Pengawas
Pengawas adalah petugas yang ditetapkan oleh Tim Uji Kompetensi
Daerah atau Tim Uji Kompetensi Kementerian/Lembaga lain untuk
mengawasi pelaksanaan Uji Kompetensi di TUK.
a. Kriteria Pengawas sebagai berikut:
1) Ditugaskan oleh Tim Uji Kompetensi Daerah atau Tim Uji
Kompetensi Kementerian/Lembaga lain sesuai
kewenangannya;
2) Berasal dari unsur, Dinas Pendidikan
Provinsi/Kabupaten/Kota atau Kementerian/Lembaga
lain sesuai kewenangannya;
3) Berstatus sebagai Aparatur Sipil Negara; dan
4) Masa kerja paling sedikit 5 (lima) tahun;
b. Pengawas pada saat pelaksanaan Uji Kompetensi di TUK
bertugas sebagai berikut.
1) Menandatangani pakta integritas.
2) Mengkonfirmasi kehadiran, mengecek, dan memastikan
identitas peserta.
3) Membacakan tata tertib pelaksanaan Uji Kompetensi.
4) Memastikan peserta hanya membuka laman sistem Uji
Kompetensi.
5) Mengawasi pelaksanaan Uji Kompetensi secara virtual
bagi peserta yang jauh dari lokasi TUK dengan
persetujuan BBGP/BGP menggunakan perangkat
laptop/komputer/tablet/smartphone yang dilengkapi
fitur kamera.
6) Melakukan intervensi jika menemukan masalah selama
proses pelaksanaan ujian.
7) Menandatangani berita acara Uji Kompetensi.
8) Menyerahkan pakta integritas dan berita acara kepada tim
pemantau BBGP/BGP sesuai kewenangannya.
6. Pemantau
Pemantau adalah petugas yang berasal dari Ditjen GTK,
BBGP/BGP, dan Kementerian/Lembaga lain dengan kriteria.
rincian tugas pemantau sebagai berikut:
a. Kriteria pemantau sebagai berikut:
1) Ditugaskan oleh Direktur pada Direktorat di Ditjen GTK,
Kepala BBGP/BGP atau Kementerian/Lembaga lain;
2) berstatus sebagai ASN; dan
3) masa kerja paling sedikit 5 (lima) tahun.
b. Pemantau bertugas sebagai berikut.
1) Berkoordinasi dengan Tim Uji Kompetensi Daerah.
2) Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan Uji
Kompetensi.
- 14 -

3) Menyusun laporan pemantauan pelaksanaan Uji


Kompetensi.
7. Helpdesk
Helpdesk/Tim Pusat Bantuan adalah tim yang ditugaskan dalam
menjawab pertanyaan dan keluhan terkait program Uji Kompetensi.
a. Kriteria
1) Ditugaskan oleh Tim Uji Kompetensi Pusat/Tim Uji
Kompetensi Daerah/Tim Uji Kompetensi
Kementerian/Lembaga lain.
2) Memahami dan menguasai program UKKJ, UKPJL, dan
UKPK.
b. Rincian tugas
1) Melakukan pencatatan masalah terkait program Uji
Kompetensi.
2) Menyampaikan solusi teknis yang dialami selama
penyelenggaraan program Uji Kompetensi.
- 15 -

BAB V
MEKANISME PENYELENGGARAAN UJI KOMPETENSI

Mekanisme penyelenggaraan UKPJL, UKKJ, dan UKPK bagi JF Guru, JF


Pamong Belajar, JF Pengawas Sekolah, dan JF Penilik secara umum terdiri
dari 3 (tiga) tahap, yaitu persiapan penyelenggaraan, pelaksanaan, dan tindak
lanjut pelaksanaan. Bagan mekanisme Uji Kompetensi sebagai berikut.

Bagan 1 Tahapan Penyelenggaraan Uji Kompetensi

A. PERSIAPAN PENYELENGGARAAN UJI KOMPETENSI


1. Sosialisasi dan coaching clinic Uji Kompetensi ke seluruh pemangku
kepentingan
Tim Uji Kompetensi Pusat melakukan sosialisasi pelaksanaan Uji
Kompetensi dilaksanakan secara daring dan/atau luring melalui:
1) media sosial;
2) seminar/rapat koordinasi;
3) pembekalan/workhsop;
4) laman resmi Uji Kompetensi
https://ujikompetensi.kemdikbud.go.id; dan/atau
5) media publikasi (flyer, pamflet, brosur, dan/atau poster).
2. Koordinasi verifikasi dan validasi data calon peserta Uji Kompetensi
a. Tim Uji Kompetensi Pusat melakukan koordinasi data potensi
peserta Uji Kompetensi JF Guru dan JF Pengawas kepada Tim
Uji Kompetensi Daerah melalui BBGP/BGP.
b. BBGP/BGP memastikan Tim Uji Kompetensi Daerah telah
melakukan verifikasi dan validasi data potensi peserta Uji
Kompetensi sebagaimana dimaksud pada huruf a dengan data
BKN.
c. Tim Uji Kompetensi Pusat melakukan koordinasi data calon
peserta Uji Kompetensi JF Guru dan JF Pengawas kepada Tim
Uji Kompetensi Kementerian/Lembaga lain.
3. Pengusulan calon peserta Uji Kompetensi
a. Tim Uji Kompetensi Daerah mengajukan usulan calon peserta
UKPJL, UKKJ, dan UKPK JF Guru, JF Pamong Belajar dan JF
Penilik, dan JF Pengawas Sekolah melalui sistem Uji
Kompetensi berkoordinasi dengan BBGP/BGP.
b. Pengusulan bagi JF Guru dan JF Pengawas berdasarkan hasil
verifikasi dan validasi data potensi peserta Uji Kompetensi
sebagaimana dimaksud pada angka 2 huruf b dan data calon
peserta Uji Kompetensi lainnya yang memenuhi persyaratan.
c. Pengusulan calon peserta sebagaimana huruf a dengan
mempertimbangkan perhitungan kebutuhan JF Guru, JF
- 16 -

Pamong Belajar, JF Pengawas Sekolah, dan JF Penilik, dan


pada sistem Uji Kompetensi masing masing.
d. Tim Uji Kompetensi Kementerian/Lembaga lain mengajukan
usulan calon peserta UKPJL, UKKJ, dan UKPK JF Guru dan JF
Pengawas Sekolah berkoordinasi dengan Tim Uji Kompetensi
Pusat.
e. Dalam pengusulan calon peserta pada huruf a dan c
mempertimbangkan prioritas berikut.
1) Lama masa kerja di jabatan saat ini;
2) Prestasi kerja selama menduduki jabatan saat ini di
tingkat kabupaten/kota/provinsi/nasional/
internasional; dan
3) Sedang/pernah bertugas di daerah khusus minimal 2
(dua) tahun.
f. calon peserta Uji Kompetensi mengunggah berkas persyaratan
di sistem Uji Kompetensi.
g. BBGP/BGP dan Tim Uji Kompetensi Daerah memantau dan
memastikan calon peserta mengunggah berkas persyaratan di
sistem Uji Kompetensi.
4. Verifikasi dan validasi calon peserta Uji Kompetensi.
a. UKPJL dan UKPK ke dalam JF Guru, JF Pamong Belajar, JF
Pengawas Sekolah, dan JF Penilik
Verifikator pada Direktorat di lingkungan Ditjen GTK yang
menangani urusan JF Guru, JF Pamong Belajar, JF Pengawas
Sekolah, dan JF Penilik melakukan verifikasi dan validasi
berkas pendaftaran pada Sistem Uji Kompetensi.
b. UKKJ JF Guru
1) Verifikator pada BBGP/BGP dan Kementerian/Lembaga
lain melakukan verifikasi calon peserta UKKJ JF Guru
sesuai dengan binaan masing masing dari:
a. Guru ahli pertama ke dalam Guru ahli muda, dan
b. Guru ahli muda ke dalam Guru ahli madya
sesuai dengan periode yang telah ditetapkan.
2) Verifikator pada Direktorat di lingkungan Ditjen GTK yang
menangani urusan JF Guru melakukan verifikasi dan
validasi dokumen persyaratan UKKJ JF Guru dari Guru
ahli madya ke dalam Guru ahli utama pada Sistem Uji
Kompetensi.
c. UKKJ JF Pamong Belajar, JF Pengawas Sekolah, dan JF Penilik
Verifikator pada Direktorat di lingkungan Ditjen GTK yang
menangani urusan JF Pamong Belajar, JF Pengawas Sekolah,
dan JF Penilik melakukan verifikasi dan validasi dokumen
persyaratan UKKJ dari jenjang:
1) JF ahli pertama ke dalam JF ahli muda;
2) JF ahli muda ke dalam JF ahli madya;dan
3) JF ahli madya ke dalam JF ahli utama,
melalui verifikasi dan validasi berkas pendaftaran di Sistem Uji
Kompetensi.
5. Persiapan teknis Uji Kompetensi
a. Pengusulan dan penetapan TUK dan pengawas Uji Kompetensi.
1) BBGP/BGP memvalidasi TUK dan pengawas sebelum
diusulkan oleh dinas pendidikan dalam sistem Uji
Kompetensi.
- 17 -

2) Kementerian/Lembaga lainnya mengusulkan TUK dan


pengawas kepada Tim Uji Kompetensi Pusat dalam sistem
ujikom.
b. Tim Uji Kompetensi Pusat melakukan persiapan pelaksanaan
UKPJL, UKKJ, dan UKPK JF Guru, JF Pamong Belajar, JF
Pengawas Sekolah, dan JF Penilik yang sesuai dengan TUK
yang ditetapkan.
c. Tim Uji Kompetensi Daerah melakukan persiapan pelaksanaan
UKPJL, UKKJ, dan UKPK JF Guru, JF Pamong Belajar, JF
Pengawas Sekolah, dan JF Penilik sesuai dengan TUK yang
ditetapkan.
6. Pengumuman hasil Verifikasi dan Validasi Uji Kompetensi dan
Penjadwalan peserta.
Ditjen GTK mengumumkan hasil verifikasi dan validasi dan
penjadwalan tanggal serta tempat pelaksanaan Uji kompetensi
melalui laman https://ujikompetensi.kemdikbud.go.id dan
mengirimkan notifikasi pada akun peserta Uji Kompetensi.
7. Coaching clinic kepada peserta Uji Kompetensi
Tim Uji Kompetensi Daerah melakukan coaching clinic kepada
peserta Uji Kompetensi yang telah dinyatakan lulus verifikasi dan
validasi terkait persiapan dan pelaksanaan Uji Kompetensi bersama
Tim Uji Kompetensi Pusat.

B. PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI


1. Pelaksanaan UKPJL, UKKJ, dan UKPK JF Guru, JF Pamong Belajar,
JF Pengawas Sekolah, dan JF Penilik dengan metode:
a. SJT, studi kasus, dan tes objektif dilaksanakan secara daring
di TUK dengan tahapan sebagai berikut.
1) Peserta hadir di TUK sesuai jadwal yang ditetapkan
dengan membawa perangkat pendukung sesuai
ketentuan.
2) Satu orang pengawas mengawasi maksimal 20 (dua
puluh) peserta.
3) Pengawas mengecek dan memastikan identitas peserta.
4) Pengawas membacakan tata tertib pelaksanaan Uji
Kompetensi.
5) pengawas memastikan peserta hanya membuka laman
sistem Uji Kompetensi.
6) Peserta mengerjakan soal ujian sesuai dengan waktu yang
telah ditentukan.
7) Pengawas menyerahkan pakta integritas dan berita acara
kepada tim pemantau BBGP/BGP sesuai kewenangannya.
b. Simulasi coaching dan wawancara dilaksanakan melalui media
virtual dengan tahapan sebagai berikut.
1) Peserta hadir sesuai jadwal dan media yang ditetapkan.
2) Administrator mendampingi proses simulasi coaching dan
wawancara.
3) Asesor mengecek dan memastikan identitas peserta.
4) Asesor menjelaskan tata cara simulasi coaching dan
wawancara.
5) Peserta melakukan simulasi coaching dan wawancara.
Peserta UKPJL, UKKJ, dan UKPK JF Guru, JF Pamong Belajar,
JF Pengawas Sekolah, dan JF Penilik yang mengikuti Simulasi
coaching dan wawancara berdasarkan pengumuman pada
sistem Uji Kompetensi masing masing JF.
- 18 -

2. Pelaksanaan UKPJL, UKKJ, dan UKPK JF Guru, JF Pamong Belajar,


JF Pengawas Sekolah, dan JF Penilik bagi peserta yang berada di
daerah khusus dapat mengikuti Uji Kompetensi pada media virtual
yang difasilitasi oleh Tim Uji Kompetensi Daerah.
Tahapan UKPJL, UKKJ, dan UKPK melalui media virtual sebagai
berikut.
a. SJT, studi kasus, dan tes objektif sesuai dengan tahapan
sebagaimana dimaksud pada angka 1 huruf a.
b. Simulasi coaching dan wawancara dilaksanakan sebagaimana
dimaksud pada angka 1 huruf b.
3. Pemantauan dan Pengawasan
Pemantau dan Pengawas melakukan pemantauan baik secara
luring maupun melalui media virtual bagi peserta yang berada di
daerah khusus terhadap:
a. proses kelancaran pelaksanaan Uji Kompetensi;
b. kehadiran seluruh peserta Uji Kompetensi;dan
c. kendala selama pelaksanaan Uji Kompetensi.

C. TINDAK LANJUT PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI


Proses tindak lanjut pelaksanaan Uji Kompetensi ini dibagi menjadi 3
(tiga) tahapan, yaitu pengolahan hasil Uji Kompetensi, penetapan dan
pengumuman hasil Uji Kompetensi, serta penerbitan sertifikat dan surat
rekomendasi.
1. Pengolahan Hasil Uji Kompetensi
Pengolahan hasil Uji Kompetensi dilaksanakan oleh Tim Uji
Kompetensi Pusat untuk mendapatkan hasil penilaian peserta Uji
Kompetensi. Kriteria penilaian sebagai berikut.
a. UKKJ JF Guru dari jenjang JF ahli pertama ke dalam JF ahli
muda, UKPJL dan UKPK ke dalam JF Guru ahli pertama,
UKPJL dan UKPK ke dalam JF Guru dan JF Pengawas Sekolah
jenjang JF ahli muda.
1) Peserta Uji Kompetensi dinyatakan lulus jika memenuhi
persyaratan nilai kelulusan minimal 70 (tujuh puluh).
2) Nilai kelulusan Uji Kompetensi diperoleh dari hasil SJT
sebesar 100% (seratus persen).
3) Bobot penilaian SJT sebagaimana dimaksud pada angka
2) sebesar:
a) 70% (tujuh puluh persen) untuk materi kompetensi
teknis; dan
b) 30% (tiga puluh persen) untuk materi kompetensi
manajerial dan kompetensi sosial kultural.
b. UKKJ JF Guru dan JF Pengawas Sekolah dari jenjang JF ahli
muda ke dalam JF ahli madya dan UKPJL dan UKPK ke dalam
JF Guru dan JF Pengawas Sekolah jenjang JF ahli madya.
1) Peserta Uji Kompetensi dinyatakan lulus jika memenuhi
persyaratan nilai kelulusan minimal 70 (tujuh puluh).
2) Nilai kelulusan Uji Kompetensi diperoleh dari hasil SJT
sebesar 70% (tujuh puluh persen) dan tes studi kasus
sebesar 30% (tiga puluh persen).
3) Bobot penilaian SJT sebagaimana dimaksud pada angka
2) sebesar:
a) 70% (tujuh puluh persen) untuk materi kompetensi
teknis; dan
b) 30% (tiga puluh persen) untuk materi kompetensi
manajerial dan kompetensi sosial kultural.
- 19 -

c. UKKJ JF Guru dan JF Pengawas Sekolah dari jenjang JF ahli


madya ke dalam JF ahli utama dan UKPJL ke dalam JF Guru
dan JF Pengawas Sekolah jenjang JF ahli utama.
1) Nilai kelulusan seleksi tes tertulis diperoleh dari hasil SJT
sebesar 100% (seratus persen).
2) Bobot penilaian SJT sebagaimana dimaksud pada angka
2) sebesar:
a) 70% (tujuh puluh persen) untuk materi kompetensi
teknis; dan
b) 30% (tiga puluh persen) untuk materi kompetensi
manajerial dan kompetensi sosial kultural.
3) Peserta Uji Kompetensi yang mencapai batas minimal
kelulusan 70 (tujuh puluh) pada tes tertulis dapat
melanjutkan ke tahap simulasi coaching dan wawancara.
4) Bobot penilaian simulasi coaching dan wawancara
sebagaimana dimaksud apada angka 3) sebesar:
a) 40% (empat puluh persen) untuk simulasi coaching;
dan
b) 60% (enam puluh persen) untuk wawancara.
5) Nilai kelulusan Uji Kompetensi berdasarkan hasil
penilaian simulasi coaching dan wawancara dengan nilai
minimal 70 (tujuh puluh).
d. UKPJL UKKJ, dan UKPK JF Pamong Belajar dan JF Penilik.
1) Peserta Uji Kompetensi dinyatakan lulus jika memenuhi
persyaratan nilai kelulusan minimal 70 (tujuh puluh).
2) Nilai kelulusan diperoleh seluruhnya dari hasil tes
objektif.
3) Peserta UKKJ JF Penilik ahli madya ke dalam Penilik ahli
utama dan UKPJL ke dalam Penilik ahli utama yang
mencapai batas minimal kelulusan 70 (tujuh puluh) pada
tes objektif dapat melanjutkan ke tahap berikutnya, yaitu
wawancara.
4) Nilai kelulusan Uji Kompetensi berdasarkan hasil
wawancara dengan nilai minimal 70 (tujuh puluh).

2. PENETAPAN DAN PENGUMUMAN HASIL UJI KOMPETENSI


Tim Uji Kompetensi Pusat menetapkan hasil kelulusan berdasarkan
pengolahan hasil Uji Kompetensi. Tim Uji Kompetensi Pusat
mengumumkan hasil Uji Kompetensi melalui laman
https://ujikompetensi.kemdikbud.go.id.

3. PENERBITAN SERTIFIKAT DAN SURAT REKOMENDASI


a. Peserta yang dinyatakan lulus berhak mendapatkan sertifikat
dan surat rekomendasi.
b. Sertifikat sebagaimana huruf a bagi JF Guru yang dinyatakan
lulus:
1) UKKJ dari jenjang JF ahli pertama ke dalam JF ahli muda;
dan JF ahli muda ke dalam JF ahli madya; dan
2) UKPJL dan UKPK ke dalam jenjang Guru ahli pertama dan
Guru ahli muda.
ditandatangani oleh Direktur yang menangani JF Guru.
c. Sertifikat sebagaimana huruf a bagi JF Pengawas Sekolah yang
dinyatakan lulus:
1) UKKJ dari jenjang JF ahli muda ke dalam JF ahli
madya;dan
- 20 -

2) UKPJL dan UKPK ke dalam jenjang Pengawas Sekolah ahli


muda dan Pengawas Sekolah ahli madya.
ditandatangani oleh Direktur yang menangani JF Pengawas
Sekolah.
d. Sertifikat sebagaimana huruf a bagi JF Pamong Belajar dan JF
Penilik yang dinyatakan lulus:
1) UKPJL dan UKPK ke dalam JF ahli pertama, ahli muda,
dan ahli madya;dan
2) UKKJ dari jenjang JF ahli pertama ke dalam JF ahli muda;
dan JF ahli muda ke dalam JF ahli madya.
ditandatangani oleh Direktur yang menangani JF Pamong
Belajar dan JF Penilik.
e. Sertifikat sebagaimana huruf a bagi JF Guru, JF Pengawas
Sekolah, dan JF Penilik yang dinyatakan lulus dari:
1) UKKJ dari jenjang JF ahli madya ke ahli utama;
2) UKJPL dan UKPK ke dalam JF ahli utama;
ditandatangani oleh Direktur Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan.
f. Peserta dapat mengunduh sertifikat hasil Uji Kompetensi dan
surat rekomendasi pada sistem Uji Kompetensi dengan masuk
ke akun masing-masing maksimal 30 (tiga puluh) hari kerja
setelah pengumuman.
g. Sertifikat Uji Kompetensi berlaku selama 2 (dua) tahun.
- 21 -

BAB VI
PEMANTAUAN DAN EVALUASI

Pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan UKPJL, UKKJ, dan UKPK


dilakukan dengan tahap sebagai berikut:
1. Tahap persiapan
Tahap persiapan meliputi:
a. penyusunan panduan dan instrumen pemantauan;
b. pemetaan lokasi pemantauan; dan
c. penetapan dan pembekalan petugas pemantauan.
2. Tahap pelaksanaan
a. Tim Uji Kompetensi Pusat berkoordinasi dengan Tim Uji Kompetensi
Daerah dalam pelaksanaan pemantauan.
b. Tim Uji Kompetensi Kementerian/Lembaga lainnya melakukan
pemantauan pelaksanaan Uji Kompetensi di masing-masing
wilayah kewenangannya berkoordinasi dengan Tim Uji Kompetensi
Pusat.
3. Tahap tindak lanjut
a. input dan analisis data instrumen pemantauan.
b. penyusunan laporan dan rekomendasi.
- 22 -

BAB VII
PENUTUP

Uji Kompetensi merupakan langkah strategis untuk mengukur dan menilai


terhadap kompetensi teknis, kompetensi manajerial, dan kompetensi sosial
kultural dari JF Guru, JF Pamong Belajar, JF Pengawas Sekolah, dan JF
Penilik, dalam melaksanakan tugas dan fungsi pada jabatan masing masing.
Hasil Uji Kompetensi tersebut mencerminkan kemampuan peserta untuk
dapat diangkat dalam masing masing jenjang pada JF Guru, JF Pamong
Belajar, JF Pengawas Sekolah, dan JF Penilik tertentu.

Keberhasilan penyelenggaraan Uji Kompetensi sangat didukung oleh peran


dan koordinasi para pemangku kepentingan, dalam hal ini
Kemendikbudristek melalui Ditjen GTK, BGP/BBGP, BKD/BKPSDM, dan
dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota.

Petunjuk Teknis ini disusun sebagai acuan bagi pihak-pihak yang terlibat
dalam penyelenggaraan Uji Kompetensi bagi JF Guru, JF Pamong Belajar, JF
Pengawas Sekolah, dan JF Penilik.

DIREKTUR JENDERAL
GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN,

ttd.

NUNUK SURYANI
NIP.196611081990032001

Sekretaris Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan


Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi,

TTD.
ttd.

Temu Ismail
NIP. 197003072002121002

Anda mungkin juga menyukai