Yth.
1. Para Direktur; dan
2. Kepala BBGP dan BGP
di lingkungan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Dengan hormat,
Berkenaan dengan telah ditetapkannya Peraturan Direktur Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan Nomor 0802/B.B1/HK.03.01/2024 tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan
Uji Kompetensi Jabatan Fungsional Guru, Jabatan Fungsional Pamong Belajar, Jabatan
Fungsional Pengawas Sekolah, dan Jabatan Fungsional Penilik, bersama ini kami sampaikan
Salinan Keputusan Direktur Jenderal tersebut, untuk diketahui dan digunakan sebagaimana
mestinya.
Atas perhatian dan kerja sama yang baik, kami ucapkan terima kasih.
Sekretaris,
Temu Ismail
Tembusan : NIP. 197003072002121001
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan.
-1-
SALINAN
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL GURU DAN TENAGA
KEPENDIDIKAN TENTANG PETUNJUK TEKNIS
PENYELENGGARAAN UJI KOMPETENSI JABATAN
FUNGSIONAL GURU, JABATAN FUNGSIONAL PAMONG
BELAJAR, JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS SEKOLAH,
DAN JABATAN FUNGSIONAL PENILIK.
Pasal 1
Dalam Peraturan Direktur Jenderal ini yang dimaksud
dengan:
1. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS
adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat
tertentu, diangkat sebagai pegawai aparatur sipil
negara secara tetap oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
untuk menduduki jabatan pemerintahan.
2. Jabatan Fungsional yang selanjutnya disingkat JF
adalah sekelompok Jabatan yang berisi fungsi dan
tugas berkaitan dengan pelayanan fungsional yang
berdasarkan pada keahlian dan keterampilan tertentu.
3. Jabatan Fungsional Guru yang selanjutnya disebut JF
Guru adalah JF yang mempunyai ruang lingkup, tugas,
tanggung jawab, dan wewenang untuk melakukan
kegiatan mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang diduduki oleh PNS.
4. Jabatan Fungsional Pamong Belajar yang selanjutnya
disebut JF Pamong Belajar adalah JF yang mempunyai
ruang lingkup, tugas, tanggung jawab dan wewenang
untuk melakukan kegiatan belajar mengajar,
pengkajian program, dan pengembangan model
pendidikan nonformal dan informal pada unit
pelaksana teknis/unit pelaksana teknis daerah dan
satuan pendidikan nonformal dan informal sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang diduduki
oleh PNS.
5. Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah yang
selanjutnya disebut JF Pengawas Sekolah adalah JF
yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung jawab
dan wewenang untuk melaksanakan kegiatan
pengawasan akademik dan manajerial pada satuan
pendidikan.
-3-
Pasal 2
Petunjuk Teknis penyelenggaraan Uji Kompetensi JF
Guru, JF Pamong Belajar, JF Pengawas Sekolah dan JF
Penilik disusun sebagai acuan bagi:
a. Kementerian melalui Ditjen GTK;
b. Kementerian/Lembaga lain;
c. Direktorat Teknis di lingkungan Direktorat Jenderal;
d. BBGP/BGP;
e. Dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota;
f. BKD/BKPSDM;
g. JF Guru;
-4-
h. JF Pamong Belajar;
i. JF Pengawas Sekolah;
j. JF Penilik; dan
k. para pemangku kepentingan yang terkait dalam
penyelenggaraan Uji Kompetensi JF Guru, JF Pamong
Belajar, JF Pengawas Sekolah, dan JF Penilik.
Pasal 3
Ruang lingkup Petunjuk Teknis meliputi:
a. pendahuluan;
b. pemangku kepentingan;
c. materi, persyaratan peserta, metode, dan jadwal Uji
Kompetensi;
d. sarana dan prasarana, dan sumber daya manusia
pendukung;
e. mekanisme penyelenggaraan Uji Kompetensi;
f. pemantauan dan evaluasi; dan
g. penutup.
Pasal 4
Petunjuk Teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini.
Pasal 5
Pada saat Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku,
Peraturan Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Nomor 3218/B/HK.06/2023 tentang Petunjuk Teknis
Penyelenggaraan Uji Kompetensi Jabatan Fungsional Guru,
Jabatan Fungsional Pamong Belajar, Jabatan Fungsional
Pengawas Sekolah, dan Jabatan Fungsional Penilik dicabut
dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 6
Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 20 Februari 2024
DIREKTUR JENDERAL
GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN,
ttd.
NUNUK SURYANI
NIP.196611081990032001
ttd.
Temu Ismail
NIP. 197003072002121002
-1-
SALINAN
LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
NOMOR 0802/B.B1/HK.03.01/2024
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN UJI
KOMPETENSI JABATAN FUNGSIONAL
GURU, JABATAN FUNGSIONAL PAMONG
BELAJAR, JABATAN FUNGSIONAL
PENGAWAS SEKOLAH, DAN JABATAN
FUNGSIONAL PENILIK
PETUNJUK TEKNIS
PENYELENGGARAAN UJI KOMPETENSI JABATAN FUNGSIONAL GURU,
JABATAN FUNGSIONAL PAMONG BELAJAR, JABATAN FUNGSIONAL
PENGAWAS SEKOLAH, DAN JABATAN FUNGSIONAL PENILIK
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Upaya mewujudkan penyelenggaraan tugas pemerintahan dan
pembangunan yang sesuai dengan tuntutan masyarakat dan kemajuan
zaman diperlukan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang profesional,
bertanggung jawab, dan adil. Untuk mencapai ASN yang memenuhi
karakteristik tersebut, maka perlu menerapkan pengelolaan manajemen
sumber daya manusia dengan sistem merit yang menjadikan kualifikasi,
kompetensi, dan kinerja sebagai pertimbangan utama dalam proses
perencanaan, pengangkatan, dan pengembangan kompetensi ASN.
Sistem merit mulai berlaku secara legal formal dengan adanya Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara yang
selanjutnya tetap diberlakukan dengan ditetapkannya Undang Nomor 20
Tahun 2023 tentang Aparatur Sipil Negara. Sistem ini memberlakukan
ASN secara adil dan wajar tanpa diskriminasi. Dalam hal pembinaan
ASN termasuk jabatan fungsional (JF) Guru, JF pamong belajar, JF
pengawas sekolah, dan JF penilik, salah satu strategi untuk
meningkatkan profesionalismenya yaitu berdasarkan prestasi kerja dan
sistem karier yang dilaksanakan melalui Uji Kompetensi.
Pasal 81 ayat (1) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017
tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil menjelaskan bahwa Uji
Kompetensi merupakan salah satu syarat untuk kenaikan jabatan
fungsional. Setiap pemangku JF harus mengikuti dan lulus Uji
Kompetensi untuk memenuhi salah satu persyaratan kenaikan jenjang
JF termasuk JF Guru, JF Pamong Belajar, JF Pengawas Sekolah, dan JF
Penilik. Persyaratan mengikuti dan lulus Uji Kompetensi juga ditegaskan
kembali dalam Pasal 16 ayat (1) huruf e, Pasal 28 ayat (3) huruf a, Pasal
29 ayat (2) huruf b, dan Pasal 41 ayat (4) Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 1
Tahun 2023 tentang Jabatan Fungsional. Selain sebagai persyaratan
untuk kenaikan jenjang jabatan fungsional, Uji Kompetensi juga menjadi
salah satu syarat untuk perpindahan dari jabatan lain dan
-2-
B. TUJUAN
Tujuan Penyelenggaraan UKPJL, UKKJ, dan UKPK JF Guru, JF Pamong
Belajar, JF Pengawas Sekolah, dan JF Penilik sebagai berikut.
1. UKPJL dan UKPK bertujuan untuk mengukur dan menilai
kesesuaian kompetensi PNS yang akan diangkat ke dalam JF Guru,
JF Pamong Belajar, JF Pengawas Sekolah, atau JF Penilik melalui
perpindahan jabatan lain atau pengangkatan Kembali terhadap
standar kompetensi masing-masing JF; dan
2. UKKJ bertujuan untuk mengukur dan menilai kompetensi yang
dimiliki oleh JF Guru, JF Pamong Belajar, JF Pengawas Sekolah,
atau JF Penilik guna menentukan kelayakan yang bersangkutan
untuk naik ke jenjang JF satu tingkat lebih tinggi.
-3-
BAB II
PEMANGKU KEPENTINGAN
Rincian tugas Setditjen GTK, Dit. Guru PAUD dan Dikmas, Dit. Guru
Dikdas, Dit. Guru Dikmen dan Diksus, Dit. KSPSTK sebagaimana
dimaksud huruf A angka 1 sampai dengan angka 5 sebagai berikut:
1. menyusun petunjuk teknis penyelenggaraan Uji Kompetensi JF
Guru, JF Pamong Belajar, JF Pengawas Sekolah, dan JF Penilik;
2. melakukan koordinasi, sosialisasi, dan pendampingan kepada
BBGP/BGP, dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota,
BKD/BKPSDM, dan Kementerian/Lembaga lain;
3. mengembangkan sistem Uji Kompetensi;
4. menginformasikan data potensi calon peserta Uji Kompetensi
kepada dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota;
5. menyusun instrumen Uji Kompetensi;
6. menyusun jadwal pelaksanaan Uji Kompetensi;
7. membentuk tim helpdesk/pusat bantuan pelaksanaan Uji
Kompetensi;
8. pembekalan/workshop pengawas dan verifikator Uji Kompetensi;
9. melakukan verifikasi dan validasi dokumen persyaratan calon
peserta:
a. UKKJ JF Guru ahli madya ke dalam Guru ahli utama pada
binaan Kementerian;
b. UKKJ JF Pamong Belajar, JF Pengawas Sekolah, dan JF Penilik
pada jenjang:
1) JF ahli pertama ke dalam JF ahli muda;
2) JF ahli muda ke ke dalam JF ahli madya; atau
3) JF ahli madya ke dalam JF ahli utama.
c. UKPJL dan UKPK ke dalam semua jenjang JF Guru, JF Pamong
Belajar, JF Pengawas Sekolah, atau JF Penilik pada binaan
Kementerian.
10. membantu dalam pelaksanaan verifikasi dan validasi:
a. UKKJ dari jenjang JF ahli madya ke dalam JF ahli utama;
b. UKPJL ke dalam semua jenjang JF; dan
c. UKPK ke dalam semua jenjang JF Guru dan JF Pengawas
Sekolah,
-4-
BAB III
MATERI, PERSYARATAN PESERTA, METODE,
DAN JADWAL UJI KOMPETENSI
A. MATERI
Materi Uji Kompetensi mengacu pada standar kompetensi masing-masing
JF sesuai dengan jenjangnya yang meliputi:
a. kompetensi teknis;
b. kompetensi manajerial; dan
c. kompetensi sosial kultural,
B. PERSYARATAN PESERTA
1. Uji Kompetensi Perpindahan dari Jabatan Lain dan Uji Kompetensi
Pengangkatan Kembali
a. Persyaratan Umum
Peserta UKPJL dan UKPK ke dalam JF Guru, JF Pamong
Belajar, JF Pengawas Sekolah, atau JF Penilik harus
memenuhi persyaratan umum sebagai berikut:
1) berstatus PNS;
2) berijazah paling rendah Sarjana (S-1) atau Diploma Empat
(D-IV) dan sesuai dengan kualifikasi akademik atau
pendidikan yang dibutuhkan;
3) berusia paling tinggi pada saat pendaftaran:
a) 52 (lima puluh dua) tahun untuk JF ahli pertama dan
ahli muda;
b) 54 (lima puluh empat) tahun untuk JF ahli madya;
c) 59 (lima puluh sembilan) tahun untuk JF ahli utama
bagi PNS yang telah menduduki JPT;
d) 59 (lima puluh sembilan) tahun bagi UKPK ke dalam
semua jenjang JF Guru dan JF Pamong Belajar; dan
e) 64 (enam puluh empat ) tahun bagi UKPK ke dalam
semua jenjang JF Pengawas Sekolah dan JF Penilik.
4) ketersediaan lowongan kebutuhan JF pada jenjang
jabatan yang akan diduduki pada satuan pendidikan atau
unit kerja yang dituju; dan
5) memiliki nilai prestasi kerja paling kurang bernilai baik
dalam 2 (dua) tahun terakhir. Bagi calon peserta Uji
Kompetensi, untuk UKPK JF Guru, JF Pamong Belajar,
JF Pengawas Sekolah, dan JF Penilik memiliki nilai
prestasi kerja paling kurang bernilai baik dalam 1 (satu)
tahun terakhir.
Dokumen persyaratan umum sebagai berikut:
1) hasil pindai (scan) surat keputusan jabatan terakhir;
2) hasil pindai (scan) Ijazah S-1/DI-V sesuai yang
dibutuhkan;
3) hasil pindai (scan) surat usulan mengikuti Uji Kompetensi
dari dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota; dan
4) hasil pindai (scan) dokumen penilaian kinerja.
b. Persyaratan khusus :
1) UKPJL ke dalam JF Guru:
a) memiliki sertifikat pendidik; dan
b) memiliki pengalaman dalam pelaksanaan tugas di
bidang JF yang akan diduduki paling singkat 2 (dua)
tahun.
-7-
C. METODE
Metode yang digunakan dalam pelaksanaan Uji Kompetensi sebagai
berikut:
1. Jenis metode
a. Situational Judgment Test (SJT)
1) Instrumen berupa soal tertulis yang berbasis kasus di
tempat kerja.
2) Opsi jawaban merupakan serangkaian alternatif
tindakan/respon.
3) Opsi jawaban yang mendapatkan skor tertinggi adalah
tindakan yang paling efektif dengan apa yang diukur.
4) Tingkat kesulitan soal berbeda pada setiap jenjang.
b. Studi Kasus
1) Studi kasus dirancang untuk mengevaluasi keterampilan
pengambilan keputusan, kemampuan berpikir kritis, dan
analitis, serta perilaku peserta Uji Kompetensi dalam
berbagai situasi di tempat kerja.
2) Opsi jawaban merupakan pilihan tindakan/solusi yang
disajikan yang paling efektif.
c. Tes Objektif
1) Berupa soal tertulis objektif yang diuraikan dari tugas dan
fungsi jabatan fungsional.
2) Tingkat kesulitan soal berbeda pada setiap jenjang.
3) Penilaian dilakukan berdasarkan pilihan yang benar.
d. Simulasi Coaching
1) Simulasi Coaching dilakukan dengan bermain peran
situasi yang terjadi di tempat kerja melalui media virtual.
2) Selama tes, peserta akan diamati dan dinilai sesuai
dengan standar perilaku kerja seorang pejabat fungsional
termasuk kemampuan dan kualitas coaching atau
pendampingan.
3) Penilaian dilakukan melalui pengamatan oleh 2 (dua)
orang asesor dengan menggunakan rubrik terstandar.
-9-
BAB IV
SARANA DAN PRASARANA DAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDUKUNG
2. Administrator
Administrator adalah petugas yang berperan sebagai penghubung
antara tim asesor dengan peserta yang akan mengikuti simulasi
coaching dan wawancara.
a. Kriteria
1) Ditugaskan oleh Direktur pada Direktorat di lingkungan
Ditjen GTK atau Kementerian/Lembaga sesuai
kewenagannya.
2) mahir menggunakan perangkat komputer dan menguasai
perangkat sistem Uji Kompetensi.
b. Administrator bertugas sebagai berikut.
1) Sebagai penghubung peserta simulasi coaching dan
wawancara.
2) Mengkoordinasikan jadwal pelaksanaan simulasi coaching
dan wawancara Uji Kompetensi kepada asesor, roleplayer,
dan peserta.
3) Memastikan kehadiran asesor, roleplayer, dan peserta di
H-1 pelaksanaan simulasi coaching dan wawancara Uji
Kompetensi.
4) Memastikan kelancaran pelaksanaan simulasi coaching
dan wawancara Uji Kompetensi.
5) Membuat catatan temuan pada saat proses pelaksanaan
simulasi coaching dan wawancara Uji Kompetensi untuk
dilaporkan ke Tim Uji Kompetensi Pusat.
3. Asesor
Asesor adalah tim penilai Uji Kompetensi pada tahap simulasi
coaching dan wawancara.
a. Kriteria Asesor
1) Ditugaskan oleh Direktur pada Direktorat di Ditjen GTK.
2) Asesor UKPJL, UKKJ, dan UKPK pada JF Guru dan JF
Pengawas yaitu pejabat fungsional di bidang pendidikan
yang memiliki sertifikat asesor yang ditetapkan oleh Ditjen
GTK.
3) Asesor UKPJL, UKKJ, dan UKPK JF Penilik yaitu praktisi
dan/atau pejabat fungsional di bidang pendidikan
nonformal.
b. Asesor bertugas sebagai berikut.
1) Memastikan identitas peserta sesuai dengan KTP yang
diunggah di dalam sistem Uji Kompetensi.
2) Membacakan soal dan memberikan waktu kepada peserta
selama 10 (sepuluh) menit untuk menganalisa pada saat
sebelum simulasi coaching.
3) Mengamati proses bermain peran peserta bersama
roleplayer selama 20 (dua puluh) menit dan tidak
mengintervensi dalam bentuk apapun pada saat simulasi
coaching.
4) Mencatat hasil observasi sesuai kebutuhan dan
melakukan penilaian berdasarkan rubrik dan panduan
simulasi coaching.
5) Menggali pengalaman peserta selama bertugas menjadi JF
Guru, JF Pengawas Sekolah, dan JF Penilik serta
memberikan penilaian berdasarkan rubrik dan panduan
yang telah disusun pada saat sesi wawancara.
- 13 -
4. Roleplayer
Roleplayer adalah petugas yang akan bermain peran sesuai
skenario yang telah ditetapkan pada saat pelaksanaan simulasi
coaching.
a. Kriteria
1) Ditugaskan oleh Direktur pada Direktorat di Ditjen GTK.
2) Berasal dari unsur fasilitator/pengajar praktik
pendidikan Guru penggerak atau sekolah penggerak.
b. Roleplayer bertugas membantu peserta Uji Kompetensi pada
saat bermain peran di tahap simulasi coaching.
5. Pengawas
Pengawas adalah petugas yang ditetapkan oleh Tim Uji Kompetensi
Daerah atau Tim Uji Kompetensi Kementerian/Lembaga lain untuk
mengawasi pelaksanaan Uji Kompetensi di TUK.
a. Kriteria Pengawas sebagai berikut:
1) Ditugaskan oleh Tim Uji Kompetensi Daerah atau Tim Uji
Kompetensi Kementerian/Lembaga lain sesuai
kewenangannya;
2) Berasal dari unsur, Dinas Pendidikan
Provinsi/Kabupaten/Kota atau Kementerian/Lembaga
lain sesuai kewenangannya;
3) Berstatus sebagai Aparatur Sipil Negara; dan
4) Masa kerja paling sedikit 5 (lima) tahun;
b. Pengawas pada saat pelaksanaan Uji Kompetensi di TUK
bertugas sebagai berikut.
1) Menandatangani pakta integritas.
2) Mengkonfirmasi kehadiran, mengecek, dan memastikan
identitas peserta.
3) Membacakan tata tertib pelaksanaan Uji Kompetensi.
4) Memastikan peserta hanya membuka laman sistem Uji
Kompetensi.
5) Mengawasi pelaksanaan Uji Kompetensi secara virtual
bagi peserta yang jauh dari lokasi TUK dengan
persetujuan BBGP/BGP menggunakan perangkat
laptop/komputer/tablet/smartphone yang dilengkapi
fitur kamera.
6) Melakukan intervensi jika menemukan masalah selama
proses pelaksanaan ujian.
7) Menandatangani berita acara Uji Kompetensi.
8) Menyerahkan pakta integritas dan berita acara kepada tim
pemantau BBGP/BGP sesuai kewenangannya.
6. Pemantau
Pemantau adalah petugas yang berasal dari Ditjen GTK,
BBGP/BGP, dan Kementerian/Lembaga lain dengan kriteria.
rincian tugas pemantau sebagai berikut:
a. Kriteria pemantau sebagai berikut:
1) Ditugaskan oleh Direktur pada Direktorat di Ditjen GTK,
Kepala BBGP/BGP atau Kementerian/Lembaga lain;
2) berstatus sebagai ASN; dan
3) masa kerja paling sedikit 5 (lima) tahun.
b. Pemantau bertugas sebagai berikut.
1) Berkoordinasi dengan Tim Uji Kompetensi Daerah.
2) Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan Uji
Kompetensi.
- 14 -
BAB V
MEKANISME PENYELENGGARAAN UJI KOMPETENSI
BAB VI
PEMANTAUAN DAN EVALUASI
BAB VII
PENUTUP
Petunjuk Teknis ini disusun sebagai acuan bagi pihak-pihak yang terlibat
dalam penyelenggaraan Uji Kompetensi bagi JF Guru, JF Pamong Belajar, JF
Pengawas Sekolah, dan JF Penilik.
DIREKTUR JENDERAL
GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN,
ttd.
NUNUK SURYANI
NIP.196611081990032001
TTD.
ttd.
Temu Ismail
NIP. 197003072002121002