A. PENDAHULUAN
Pengukuran statistik dapat dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu yang
disebut dengan Ukuran Gejala Pusat dan kedua, apa yang disebut dengan Ukuran
Gejala Letak.
Ukuran Gejala Pusat (Dalil Limit Sentral) adalah sebagai parameter
atau ukuran keterpusatan data. Ukuran keterpusatan data ini digunakan untuk
mendapatkan gambaran yang lebih jelas dari suatu persoalan yang terhimpun
dalam sekumpulan data. Ukuran ini sering kali dijadikan sebagai wahana
penilaian dalam pengambilan keputusan, sehingga keberadaan ukuran
keterpusatan data tersebut boleh dikatakan sangat berarti dalam rangka melakukan
analisis data, sebab dengan mengetahui ukuran keterpusatan data akan dapat
dihitung dan diketahui bagaimana tingkat penyimpangan data terhadap nilai rata-
ratanya, bagaimana variasi dari data yang kita punyai, seberapa besar ukuran
kemiringan kurvanya jika dituangkan dalam bentuk kurva(grafik) terhadap nilai
rata-ratanya, bagaimana ukuran keruncingan kurva yang menunjukkan kondisi
penyebaran data terhadap nilai rata-ratanya dan banyak lagi.
Dalam kerangka analisis data, selain model tampilan data dalam
bentuk daftar atau diagram, informasi mengenai keterpusatan data tersebut sangat
diperlukan. Hal ini lebih disebabkan karena ukuran tersebut dapat dikatakan
sebagai besaran (nilai) yang dapat mewakili terhadap kumpulan datanya, seperti
nilai rata-rata hitung, rata-rata ukur, rata-rata harmonis dan modus. Maka
sejalan dengan hal tersebut di atas, dalil limit sentral adalah merupakan salah satu
topik bahasan yang penting untuk diketahui dan dimengerti secara baik dan benar.
__ X i __ X 1 X 2 ... X n
X i 1
atau X
n n
Keterangan :
∑ Xi = jumlah nilai data keseluruhan
Xn = nilai data ke n
n = jumlah data
CONTOH 2 :
Dari 10 orang mahasiswa yang mengikuti ujian Statistika I , seperti tampak
pada TABEL III(1). Selanjutnya dari data tersebut tentukan nilai rata-rata
hitungnya
TABEL III (1)
NILAI UJIAN STATISTIKA
No Nama Nilai
1 Irene 40
2 Astuti 85
3 Hendrik 35
4 Tuti 75
5 Agus 70
6 Sholeh 80
7 Bagus 65
8 Darmawan 50
9 Katrin 90
10 Lauren 45
Jumlah 635
Sumber : Data Fiktif
_______________________________________________________________ 50
Bab 3 Pengukuran Statistik
__________________________________________________________________
Jawab :
n
__ X i __ X 1 X 2 ... X n
X i 1
atau X
n n
40 85 35 ... 45 635
63,5
10 10
CONTOH 3 :
Ada 3 orang mempunyai upah Rp. 8.000,- ; Rp. 9.500,- dan Rp. 20.000,-
setiap harinya. Berapa upah mereka setiap harinya ?
Jawab:
n
__ X i
8.000 9.500 20.000 37.500
X i 1
12.500
n 3 3
Jadi : Rata-rata upah yang diterima oleh 3 orang sebesar Rp. 12.500,- per
harinya.
b. Rata-rata Hitung untuk data yang sudah dikelompokkan (data yang
tersusun)
(1). Cara Panjang
k
__ fm i i
Rumus 2 : X i 1
k
f i 1
i
CONTOH 4 :
Jawab :
Perhatikan rumus 2 diatas. Selain frekuensi, harus dicari titik tengah
masing-masing kelas. Secari lengkap buatlah tabel penolong seperti
tampak pada tabel dibawah ini :
__ fm i i
6.030
X i 1
k
75,38 Rp.75.380,
f
80
i
i 1
__ fC i i
X X0 P i 1
k
f
i 1
i
_______________________________________________________________ 52
Bab 3 Pengukuran Statistik
__________________________________________________________________
CONTOH 5 :
Dengan tetap menggunakan contoh 4 carilah berapa rata-rata hitungnya
dengan cara pendek ! Interpretasikan hasilnya !
Jawab : Buatlah tabel penolong seperti dibawah ini :
__ fC i i
47
X X0 P i 1
k
69,5 10 69,5 5,88 75,38
f
80
i
i 1
2. RATA-RATA UKUR
Rata-rata ukur adalah merupakan besaran atau nilai yang menunjukkan
keterpusatan data. Penggunaan nilai rata-rata ukur ini biasanya digunakan
pada kesimpulan data yang mempunyai sifat berurutan tetap atau hampir tetap
dan cocok juga bagi sekumpulan data yang bersifat kelipatan tetap atau
hampir tetap. Dalam hal menentukan nilai rata-rata ukur digunakan rumus
sebagai berikut :
_______________________________________________________________ 53
Bab 3 Pengukuran Statistik
__________________________________________________________________
1
log U (log X 1 log X 2 ... log X n )
n
CONTOH 6 :
Jawab :
U 10 40 85 35 ... 45 (40.85.35.75.70.80.65.50.90.45)10
1
LogU log( 40.85.35.75.70.80.65.50.90.45)
10
_______________________________________________________________ 54
Bab 3 Pengukuran Statistik
__________________________________________________________________
17,81813
10
log U 1,781813
f i log mi
LogU i 1
k
dimana : fi = frekuensi kelas ke i
f
i 1
i
CONTOH 7 :
Dengan tetap menggunakan CONTOH 4, hitunglah berapa rata-rata
ukurnya ! Interpretasikan hasilnya !
Jawab : Buatlah tabel penolong seperti dibawah ini :
_______________________________________________________________ 55
Bab 3 Pengukuran Statistik
__________________________________________________________________
f i log mi
149,518666
LogU i 1
k
1,868983325
f
80
i
i 1
t
__
X
Pt P0 1
100
P0 = data awal
_
X = rata-rata
t = selang waktu
CONTOH 8 :
t
__
X
Pt P0 1
100
_______________________________________________________________ 56
Bab 3 Pengukuran Statistik
__________________________________________________________________
31
__
X
212 601
100
__
X
log 212 log 60 31log 1
100
__
X
log 212 log 60 31log 1
100
__
X
2,326336 1,778151 31log 1
100
__
X
0,548185 = 31log 1
100
__
X
0,017683 log 1
100
__
X
1 1,041556899
100
__
X (1,0416 1)100
__
X 4,16%
n n
Rumus 7 : H n
1 1 1 1
X
i 1
X1 X 2
...
Xn
i
CONTOH 9 :
_______________________________________________________________ 57
Bab 3 Pengukuran Statistik
__________________________________________________________________
Jawab :
10 10
H 57,41
1 1 1 1 0,174173
...
40 85 35 45
H = 57,41
Jadi : Rata-rata Harmonis nilai statistika dari 10 orang adalah 57,41
Dari ketiga nilai rata-rata, baik rata-rata hitung, rata-rata ukur dan rata-rata
harmonis, dapat disimpulkan bahwa hubungan nilainya adalah :
_
Nilai rata-rata hitung dari nilai statistika ( X ) = 63,5
Nilai rata-rata ukur dari nilai statistika ( U ) = 60,51 dan
Nilai rata-rata harmonis dari nilai statistika ( H ) = 57,41
_
Secara matematis hubungan diatas dapat dinyatakan bahwa H ≤ U ≤ X
f i
H i 1
k
fi
m
i 1 i
CONTOH 10 :
f i
80
H i 1
k
72,73 Rp .72.730,
fi
m
1,10
i 1 i
4. MODUS
Yang dimaksud dengan Modus yaitu suatu besaran (ukuran) untuk
menyatakan keterpusatan data di dalam statistika yang didasarkan pada
frekuensi paling sering munculnya data, atau pada frekuensi yang paling besar.
Nilai modus bisa lebih dari 1 (satu), misalnya 2 (dua) atau mungkin
saja lebih dari dua. Bila hanya terdapat satu modus maka disebut unimodal.
Bila terdapat dua modus dalam sekumpulan data disebut bimodal, dan bila
lebih dari dua modus maka kumpulan data tersebut dikatakan mempunyai
multimodal.
CONTOH 11 :
(1). Misal kumpulan dari angka-angka : 12, 24, 23, 12, 31 dan 42, maka
modusnya adalah 12. Disebut unimodal
(2). Misal kumpulan dari angka-angka : 12, 24, 23, 12, 31, 31, dan 42,
maka modusnya adalah 12 dan 31. Disebut bimodal
(3). Misal kumpulan dari angka-angka : 12, 24, 23, 12, 31, 31, 24, 23 dan
42, maka modusnya adalah 12, 23, 24 dan 31. Disebut multimodal.
_______________________________________________________________ 59
Bab 3 Pengukuran Statistik
__________________________________________________________________
b1
M 0 b p
b1 b 2
dimana :
CONTOH 12 :
Dengan tetap menggunakan CONTOH 4, hitunglah berapa modusnya !
Interpretasikan hasilnya !
Jawab : Buatlah tabel penolong seperti dibawah ini :
b = 65
p = 10
b1 = 23 – 8 = 15
b2 = 23 – 20 = 3
_______________________________________________________________ 60
Bab 3 Pengukuran Statistik
__________________________________________________________________
b1
M 0 b p
b1 b 2
15
65 10
15 3
65 8,33 73,33
Jadi : Modus = Rp 73.330,- artinya dari 80 penabung, kebanyakan
penabung menabung sejumlah Rp. 73.330,-
_______________________________________________________________ 61
Bab 3 Pengukuran Statistik
__________________________________________________________________
Jawab :
Dari tabel III (7) terlihat bahwa daftar tersebut mempunyai 3 (tiga)
buah modus yaitu pada interval kelas ke- 4, interval kelas ke-5 dan interval
kelas ke-6 dengan nilai frekuensi masing-masing 16.
_______________________________________________________________ 62
Bab 3 Pengukuran Statistik
__________________________________________________________________
CONTOH 14 :
dimana :
b = tepi kelas bawah dimana median terdapat
p = panjang kelas = interval kelas = i
n = jumlah data = jumlah frekuensi kelas
F = frekuensi kumulatif sebelum kelas median
f = frekuensi kelas median
_______________________________________________________________ 64
Bab 3 Pengukuran Statistik
__________________________________________________________________
CONTOH 15 :
Dengan tetap menggunakan CONTOH 4, hitunglah berapa mediannya !
Interpretasikan hasilnya !
Jawab : Buatlah tabel penolong seperti dibawah ini :
n 1 80 1
Median terletak pada data ke = 40,5
2 2
n
F
Median M e b p 2
f
80
37
74,5 10 2
20
74,5 10(0,15)
74,5 1,5 76
_______________________________________________________________ 65
Bab 3 Pengukuran Statistik
__________________________________________________________________
50% n 50% n
Rp.76.000,-
2. KUARTIL
Nilai Kuartil adalah merupakan nilai dari sekumpulan data yang dibagi
menjadi empat bagian yang sama, dan yang membagi data tersebut dinamakan
kuartil.
Ada tiga buah kuartil yaitu K1, K2, dan K3. Untuk menentukan nilai-
nilai kuartil tersebut dibagi kategori, yaitu nilai-nilai kuartil untuk data yang
belum dikelompokkan ke dalam daftar distribusi frekuensi dan nilai-nilai
kuartil yang sudah dikelompokkan ke dalam daftar distribusi frekuensi.
a. Nilai Kuartil untuk data yang belum dikelompokkan (data yang tidak
tersusun)
1). Susun data berdasarkan urutan data, dimulai dari yang terkecil sampai
terbesar, atau sebaliknya dari yang terbesar sampai terkecil
i ( n 1)
2). Tentukan letak dari kuartil yang diminta : Ki
4
3). Tentukan nilai dari kuartil yang diminta tersebut.
CONTOH 16 :
Jika diketahui kelompok data berikut : 8, 12, 5, 3, 16, 7, 2, 3, 8 .
Tentukan K1, K2 dan K3 , kemudian interpretasikan !
Jawab :
1(9 1)
(a). Kuartil satu (K1) terletak pada data ke 2,5
4
Jadi : K1 = 3 + 0,5 (3 – 3 ) = 3
2(9 1)
(b). Kuartil dua (K2) = Median terletak pada data ke 5
4
Jadi : K2 = 7
_______________________________________________________________ 66
Bab 3 Pengukuran Statistik
__________________________________________________________________
3(9 1)
(c). Kuartil tiga (K3) terletak pada data ke 7,5
4
Jadi : K3 = 8 + 0,5 (12 – 8 ) = 8 + 2 = 10
CONTOH 17 :
_______________________________________________________________ 67
Bab 3 Pengukuran Statistik
__________________________________________________________________
1(80 1)
K1 terletak pada data ke 20,25
4
in
F
Ki b p 4
f
1(80)
14
64,5 10 4
23
6
64,5 10
23
Jadi : Kuartil Satu = Rp. 67.110,- artinya 25% dari 80 penabung (20 orang)
menabung uangnya lebih kecil atau sama dengan Rp.67.110,- dan 75%
sisanya (60 orang) menabung uangnya sejumlah lebih besar dari Rp.
67.110,-
2(80 1)
K2 terletak pada data ke 40,50
4
2(80)
37
K 2 74,5 10 4
20
3
74,5 10
20
74,5 1,5 76
Jadi : Kuartil Dua = Rp. 76.000,- artinya 50% dari 80 penabung (40 orang)
menabung uangnya lebih kecil atau sama dengan Rp.76.000,- dan 50%
sisanya (40 orang) menabung uangnya sejumlah lebih besar dari Rp.
76.000,-
_______________________________________________________________ 68
Bab 3 Pengukuran Statistik
__________________________________________________________________
3(80)
57
K 3 84,5 10 4
19
3
84,5 10
19
Jadi : Kuartil Tiga = Rp. 86.080,- artinya 75% dari 80 penabung (60 orang)
menabung uangnya lebih kecil atau sama dengan Rp.86.080,- dan 25%
sisanya (20 orang) menabung uangnya sejumlah lebih besar dari Rp.
86.080,-
3. DESIL
Pengertian dari desil, yaitu nilai dari sekumpulan data yang dibagi
menjadi sepuluh bagian yang sama, dan yang membagi data tersebut
dinamakan desil.
Ada sembilan buah desil, yaitu D1, D2, D3, ..., D9.
a. Nilai Desil untuk data yang belum dikelompokkan (data yang tidak
tersusun)
1). Susun data berdasarkan urutan data, dimulai dari yang terkecil sampai
terbesar, atau sebaliknya dari yang terbesar sampai terkecil
i ( n 1)
2). Tentukan letak dari desil yang diminta : Di
10
CONTOH 18 :
Jika diketahui kelompok data berikut : 8, 12, 5, 3, 16, 7, 3, 8 .
Tentukan D3, D6 dan D8.
Jawab :
_______________________________________________________________ 69
Bab 3 Pengukuran Statistik
__________________________________________________________________
3(8 1)
(a). Desil tiga (D3) terletak pada data ke 2,7
10
6(8 1)
(b). Desil enam (D6) terletak pada data ke 5,4
10
Jadi : D6 = 8 + 0,4 ( 8 – 8 ) = 8
8(8 1)
(c).Desil delapan (D8) terletak pada data ke 7,2
10
Jadi : D8 = 12 + 0,2 (16 – 12) = 12 + 0,8 = 12,8
3 3 5 7 8 8 12 16
D3 D6 D8
_______________________________________________________________ 70
Bab 3 Pengukuran Statistik
__________________________________________________________________
CONTOH 19 :
1(80 1)
D1 terletak pada data ke 8,1
10
1(80)
6
D1 54,4 10 10
8
2
54,5 10
8
54,4 2,5 57
Jadi : Desil Satu = Rp. 57.000,- artinya 10% dari 80 penabung (8 orang)
menabung uangnya lebih kecil atau sama dengan Rp.57.000,- dan 90%
sisanya (72 orang) menabung uangnya sejumlah lebih besar dari Rp.
57.000,-
7(80 1)
D7 terletak pada data ke 56,7
10
7(80)
37
D7 74,5 10 10
20
19
74,5 10
20
74,5 9,5 84
_______________________________________________________________ 71
Bab 3 Pengukuran Statistik
__________________________________________________________________
Jadi : Desil tujuh = Rp. 84.000,- artinya 70% dari 80 penabung (56 orang)
menabung uangnya lebih kecil atau sama dengan Rp.84.000,- dan 30%
sisanya (24 orang) menabung uangnya sejumlah lebih besar dari Rp.
84.000,-
9(80 1)
D9 terletak pada data ke 72,9
10
9(80)
57
D9 84,5 10 10
19
15
84,5 10
19
Jadi : Desil sembilan = Rp. 92.390,- artinya 90% dari 80 penabung (72
orang) menabung uangnya lebih kecil atau sama dengan Rp.92.390,- dan
10% sisanya (8 orang) menabung uangnya sejumlah lebih besar dari Rp.
92.390,-
4. PERSENTIL
Pengertian nilai persentil, yaitu nilai dari sekumpulan data yang dibagi
menjadi 100 (seratus) bagian yang sama, dan yang membagi data tersebut
dinamakan persentil.
Adapun banyaknya nilai persentil ada sembilan puluh sembilan buah,
yaitu P1, P2, ... , P99
a. Nilai Persentil untuk data yang belum dikelompokkan (data yang
tidak tersusun)
1). Susun data berdasarkan urutan data, dimulai dari yang terkecil sampai
terbesar, atau sebaliknya dari yang terbesar sampai terkecil
i (n 1)
2). Tentukan letak dari persentil yang diminta : Pi
100
CONTOH 20 :
_______________________________________________________________ 72
Bab 3 Pengukuran Statistik
__________________________________________________________________
5(20 1)
(a). Persentil lima (P5) terletak pada data ke 1,05
100
Jadi : P5 = 2 + 0,05 (2 – 2 ) = 2
66(20 1)
(b). P66 terletak pada data ke 13,86
100
Jadi : P66 = 8 + 0,86 ( 8 – 8 ) = 8
89(20 1)
(c).P89 terletak pada data ke 18,69
100
Jadi : P89 = 15 + 0,69 (16 – 15) = 15,69
Bila digambarkan maka letak P5 , P66 dan P89 tampak dibawah ini :
2 2 3 3 3 4 4 5 5 5 6 7 8 8 8 12 12 15 16 17
P5 P66 P89
CONTOH 21 :
Dengan tetap menggunakan CONTOH 4, hitunglah berapa P7, P27 dan P91.
Interpretasikan hasilnya !
Jawab : Buatlah tabel penolong seperti dibawah ini :
7(80 1)
P7 terletak pada data ke 5,67
100
7(80)
3
P7 44,5 10 100
3
2,6
44,5 10
3
44,5 8,67 53,17
_______________________________________________________________ 74
Bab 3 Pengukuran Statistik
__________________________________________________________________
27(80 1)
P27 terletak pada data ke 21,87
100
27(80)
14
P27 64,5 10 100
23
7,6
64,5 10
23
Jadi : P27 = Rp. 67.800,- artinya 27% dari 80 penabung (22 orang)
menabung uangnya lebih kecil atau sama dengan Rp.67.800,- dan 73%
sisanya (58 orang) menabung uangnya sejumlah lebih besar dari Rp.
67.800,-
91(80 1)
P91 terletak pada data ke 73,71
100
91(80)
57
P91 84,5 10 100
19
15,8
84,5 10
19
Jadi : P91 = Rp. 92.820,- artinya 91% dari 80 penabung (73 orang)
menabung uangnya lebih kecil atau sama dengan Rp.92.820,- dan 9%
sisanya (7 orang) menabung uangnya sejumlah lebih besar dari Rp.
92.820,-
Revisi ’ 09
_______________________________________________________________ 75
Bab 3 Pengukuran Statistik