Anda di halaman 1dari 58

Penerapan Rangkaian Elektronika

Penguat Diferensial

Penguat Operasional

Rangkaian Analog to Digital (ADC) dan


Digital to Analog (DAC)
Penerapan Rangkaian

Filter Aktif
Elektronika

Pembangkit Gelombang

Rangkaian Digital

Elektronika Daya

Catu Daya

Sumber Energi Terbarukan

Apersepsi

Rangkaian elektronika merupakan instalasi yang terdiri dari beberapa komponen yang saling
berhubungan. Dimana dari rangkaian tersebut nantinya akan membentuk fungsi tertentu.
Berdasarkan jenisnya sendiri sebenarnya rangkaian tersebut terdiri dari 3 versi yaitu versi
analog, digital dan juga campuran. Untuk dapat beroperasi, pada umumnya sebuah rangkaian
elektronik membutuhkan suplai energi. Dimana energi yang akan digunakan ini nantinya
akan didapatkan dari adanya sumber arus listrik. Arus listrik untuk suplai energi bisa
didapatkan dengan berbagai cara. Misalnya saja energi yang didapatkan secara langsung dari
sumber listrik maupun yang menggunakan alat catu daya. Dengan adanya arus listrik, maka
perangkat elektronik akan dapat beroperasi sesuai dengan fungsinya. Tahapan-tahapan
pembelajaran Peserta Didik dimulai dari Menganalisis Penguat Diferensial, Mengevaluasi
Penguat Operasional, Membandingkan Rangkaian Analog to Digital (ADC) dan Digital to
Analog (DAC), Menerapkan Filter Aktif, Menganalisis Pembangkit Gelombang, Menerapkan
Rangkaian Digital, Menerapkan Elektronika Daya, Menerapkan Catu Daya dan
Mengevaluasi Sumber Energi Terbarukan.
Kata Kunci
Penguat Diferensial, Penguat Operasional, Rangkaian Analog to Digital (ADC) dan Digital to Analog
(DAC), Filter Aktif, Pembangkit Gelombang, Rangkaian Digital, Elektronika Daya, Catu Daya dan
Sumber Energi Terbarukan.

Tujuan Pembelajaran (TP) dan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)

Setelah mengikuti kegiatan belajar ini siswa diharapkan mampu :


Tujuan Pembelajaran
Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)
(berdasarkan CP)
1. Peserta Didik Mampu 1. Peserta Didik Mampu Memahami dan
Menganalisi Penguat Mengidentifikasi Rangkaian Dasar Penguat
Diferensial Diferensial
2. Peserta Didik Mampu Memahami, Menerapkan,
Mengidentifikasi dan Menganalisis Rangkaian
OP-Amp Sebagai Penguat Diferensial
2. Peserta Didik Mampu 1. Peserta Didik Mampu Memahami, Menerapkan,
Menganalisis dan Mengevaluasi Rangkaian OP-
Mengevaluasi Penguat
Amp Sebagai Inveriting
Operasional 2. Peserta Didik Mampu Memahami, Menerapkan,
Menganalisis dan Mengevaluasi Rangkaian OP-
Amp Sebagai Non-Inverting
3. Peserta Didik Mampu Mengevaluasi Pengukuran
Rangkaian OP-Amp
3. Peserta Didik Mampu 1. Peserta Didik Mampu Memahami, Menerapkan
Membandingkan Rangkaian dan Menganalisis Rangkaian Decoder dan
Analog to Digital (ADC) dan Encoder
Digital to Analog (DAC) 2. Peserta Didik Mampu Memahami, Menerapkan
dan Menganalisis Rangkaian PCM
3. Peserta Didik Mampu Memahami, Menerapkan
dan Menganalisis Rangkaian R2R Ladder, dan
Binary Weight Resistor
4. Peserta Didik Mampu Menerapkan dan
Menganalisis Rangkaian Penjumlah Biner (Half
Adder dan Full Adder)
5. Peserta Didik Mampu Memahami, Menerapkan
Tujuan Pembelajaran
Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)
(berdasarkan CP)
dan Menganalisis Rangkaian Pengurang Biner
(Half Subtractor dan Full Subtractor)
6. Peserta Didik Mampu Membandingkan
Rangkaian Analog to Digital (ADC) dan Digital
to Analog (DAC
4. Peserta Didik Mampu 1. Peserta didik mampu Peserta Didik Mampu
Menerapkan Filter Aktif Menerapkan Filter Aktif
2. Peserta Didik Mampu Memahami dan
Menerapkan Rangkaian High Pass Filter (HPF)
3. Peserta Didik Mampu Memahami dan
Menerapkan Rangkaian Band Pass Filter (BPF)
5. Peserta Didik Mampu 1. Peserta Didik Mampu Memahami, Menerapkan
Menganalisis Pembangkit dan Menganalisis Rangkaian Osilator
Gelombang 2. Peserta Didik Mampu Memahami, Menerapkan
dan Menganalisis MemahamiRangkaian
Pembangkit Sinyal
3. Peserta Didik Mampu Memahami, Menerapkan
dan Menganalisis Rangkaian Pembangkit Pulsa
6. Peserta Didik Mampu 1. Peserta Didik Mampu Memahami, Memadukan
Menerapkan Rangkaian Digital dan Menerapkan Gerbang Logic
2. Peserta Didik Mampu Memahami dan
Menerapkan Mampu Aljabar Bolean
3. Peserta Didik Mampu Memahami, Memadukan
dan Menerapkan Kanonik Sum Of Product
(SOP)
4. Peserta Didik Mampu Memahami, Memadukan
dan Menerapkan Kanonik Product Of Sum
(POS)
7. Peserta Didik Mampu 1. Peserta Didik Mampu Memahami,
Menerapkan Elektronika Daya Mengidentifikasi dan Menerapkan Sitem
Elektronika
2. Peserta Didik Mampu Memahami,
Mengidentifikasi dan Menerapkan Sistem
Tenaga Listrik
3. Peserta Didik Mampu Memahami,
Mengidentifikasi dan Menerapkan Sistem
Kontrol
4. Peserta Didik Mampu Memahami,
Mengidentifikasi dan Menerapkan Sistem
Komputer
8. Peserta Didik Mampu 1. Peserta Didik Mampu Memahami,
Menerapkan Catu Daya Mengidentifikasi dan Menerapkan Rangkaian
Catu Daya Linier, SMPS
2. Peserta Didik Mampu Memahami,
Mengidentifikasi dan Menerapkan Inverter (DC
Tujuan Pembelajaran
Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)
(berdasarkan CP)
to AC, DC to DC)
9. Peserta Didik Mampu 1. Peserta Didik Mampu Memahami,
Mengevaluasi Sumber Energi Mengimplemantasikan dan Mengevaluasi
Terbarukan Pembangkit Listrik Tenaga Angin (PLTA)
2. Peserta Didik Mampu Memahami,
Mengimplemantasikan dan Mengevaluasi
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)

Materi
1. PENGUAT DIFERENSIAL

1.1 Rangkaian Dasar Penguat Diferensial


Penguat diferensial adalah jenis penguat elektronik yang menguatkan perbedaan antara dua
masukan tegangan tetapi menekan setiap tegangan umum untuk dua input. Rangkaian ini
adalah rangkaian analog dengan dua input dan dan satu output di mana output
idealnya sebanding dengan perbedaan antara dua tegangan. Penguat tunggal biasanya
diimplementasikan dengan menambahkan resistor umpan balik yang sesuai ke Op-
Amp standar , atau dengan sirkuit terintegrasi khusus yang berisi resistor umpan balik
internal. Ini juga merupakan sub-komponen umum dari sirkuit terintegrasi yang lebih besar
yang menangani sinyal analog. Dimana tegangan input adalah gain diferensial. Namun,
dalam praktiknya, gain tidak cukup sama untuk kedua input. Ini berarti, misalnya,
jika dan sama, output tidak akan menjadi nol, seperti dalam kasus ideal. Ekspresi yang lebih
realistis untuk keluaran penguat diferensial dengan demikian mencakup suku kedua. disebut
gain mode umum dari penguat. Karena penguat diferensial sering digunakan untuk
menghilangkan noise atau tegangan bias yang muncul pada kedua input, gain mode umum
yang rendah biasanya diinginkan. The rasio umum-mode penolakan (CMRR), biasanya
didefinisikan sebagai rasio antara keuntungan diferensial-mode dan common-mode gain,
menunjukkan kemampuan penguat untuk secara akurat membatalkan tegangan yang umum
untuk kedua input. Rasio penolakan mode umum didefinisikan sebagai. Dalam penguat
diferensial simetris sempurna, adalah nol dan CMRR tidak terbatas. Perhatikan bahwa
penguat diferensial adalah bentuk penguat yang lebih umum daripada penguat dengan input
tunggal; dengan membumikan satu input penguat diferensial, hasil penguat ujung tunggal.

Gambar 1.1. Rangkaian Dasar Penguat Diferensial


1.2 Rangkaian Op-Amp Sebagai Penguat Diferensial
a. Teori Dasar Op-Amp
Penguat Operasional atau Operational Amplifier (biasa dikenal dengan Op-Amp) merupakan
sebuah komponen elektronika yang tersusun dari resistor, diode, dan transistor. Penyusunan
dari Op-Amp tersebut disusun dalam sebuah rangkaian yang terintegrasi atau yang biasa
dikenal dengan Integrated Circuit (IC). Op-Amp dalam aplikasinya biasa digunakan sebagai
penguat. Pada rangkaian, Op-Amp biasa dilambangkan seperti pada gambar 1.2. Pada
gambar 1.2. dapat dilihat bahwa terdapat dua buah input, yaitu input inverting dan
noninverting. Pada gambar 1.2. tersebut, terdapat pula dua sumber masukan sebagai sumber
daya dari Op-Amp tersebut, yaitu tegangan positif (+Vcc) dan tegangan negative (- Vee).

Gambar 1.2. Simbol Op-Amp

Untuk dapat memahami sistem kerja dari Op-Amp, maka perlu diketahui terlebih dahulu
beberapa sifat-sifat Op-Amp ideal, yaitu :
 Perbedaan tegangan input (Vdm) = 0
 Arus input Op-Amp (ia) = 0
 Penguat lingkar terbuka (AVOL) tak berhingga
 Hambatan keluaran lingkar terbuka (Ro,ol) nol.
 Hambatan masukan lingkar terbuka (Ri,ol) tak berhingga.
 Lebar pita (bandwidth) tak berhingga atau ∆f tak berhingga
 Common Mode Rejection Ratio (CMRR) tak berhingga.
Op-Amp yang digunakan pada makalah ini, yaitu Op-Amp dengan tipe LM-741. Pada Tabel
1 dapat dilihat perbandingan antara Op-Amp ideal dengan LM-741. Tabel 1.1. Perbandingan
Op-Amp ideal dengan LM-741

Tabel 1.1. Simbol Op-Amp


Op-Amp LM-741 mempunyai 8 kaki yang mana masing-masing kaki mempunyai fungsi
masing-masing.

Gambar 1.3. Bentuk dan Kaki IC Op-Amp 741

Penjelasan kaki Op-Amp LM-741, yaitu


o Kaki 1 : Offset Null. Kaki ini berfungsi untuk mengontrol offset tegangan untuk
meminimalkan kebocoran, karena OpAmp berjenis differensial.
o Kaki 2 : Inverting Input.Kaki ini berfungsi sebagai masukan pada OpAmp. Sifat keluaran
dari masukan melalui kaki ini, yaitu fasa sinyal keluaran akan berlawanan dengan sinyal
masukan.
o Kaki 3 : Non-Inverting Input. Kaki ini berfungsi sebagai masukan pada OpAmp. Sifat
keluaran dari masukan melalui kaki ini, yaitu fasa sinyal keluaran akan berfasa sama
dengan sinyal masukan.
o Kaki 4 : V negatif. Kaki ini berfungsi sebagai sumber daya tegangan negatif pada Op-
Amp agar dapat bekerja.
o Kaki 5 : Offset Null. Fungsi kaki ini sama dengan kaki 1.
o Kaki 6 : Output. Kaki ini berfungsi sebagai keluaran dari Op-Amp.
o Kaki 7 : V positif. Kaki ini berfungsi sebagaisumber daya tegangan positif.
o Kaki 8 : Not Connected. Kaki ini befungsi pelengkap kemasan standar komponen 8-pin.
Kaki ini tidak terhubung ke manapun pada rangakaian.
Pada modul kali ini akan dilakukan beberapa pembahasan penerapan dari OpAmp
(Operational Amplifier) antara lain sebagai : rangkaian penguat, differensiator, integrator,
dan comparator. Penjelasan rangkaian tersebut akan dibahas pada bagian berikutnya.
Penguat operasional atau sering disebut OpAmp merupakan komponen elektronika
yangberfungsi untuk memperkuat sinyal arus searah (DC) maupun arus bolak-balik (AC).
Penguat operasional terdiri atas transistor, resistor dan kapasitor yang dirangkai dan dikemas
dalam rangkaian terpadu (Intregated Circuit). Dalam penggunaannya Op-Amp dibagi
menjadi dua jenis yaitu penguat linier dan penguat tidak linier. Penguat linier merupakan
penguat yang tetap mempertahankan bentuk sinyal masukan, yang termasuk dalam penguat
ini antara lain penguat non inverting, penguat inverting, penjumlah diferensial dan penguat
instrumentasi. Sedangkan penguat tidak linier merupakan penguat yang bentuk sinyal
keluarannya tidak sama dengan bentuk sinyal masukannya, diantaranya komparator,
integrator, diferensiator, pengubah bentuk gelombang dan pembangkit gelombang. Op-Amp
memiliki banyak sekali fungsi, salah satunya sebagai penguat Differensial. Penguat
differensial merupakan penguat yang berfungsi untuk menguatkan hasil operasi pengurangan
terhadap dua sinyal masukan yang diberikan. Penguat differensial juga sering disebut sebagai
penguat substractor. Pada penguat differensial, sinyal tidak diberikan pada salah satu input
Op-Amp melainkan pada kedua input Op-Amp. Berikut rangkaian penguat differensial dapat
dilihat pada gamabr 1.4.

Gambar 1.4. Rangkaian Penguat Diferensial

b. Analisis Rangkaian Penguat Differensial

 Analisis Rangkaian Penguat Differensial saat V1 dihubung singkat

Pada penguat differensial, sinyal diberikan pada kedua input Op-Amp, oleh karena itu
untuk mempermudah analisis rangkaian penguat differensial perlu diterapkan teori
superposisi dengan asumsi setiap sumber bekerja sendiri tanpa pengaruh sumber yang
lain. Dengan demikian, untuk analisis rangkaian menggunakan sumber tegangan V2,
maka sumber tegangan V1 harus dihubung singkat. Kemudian terapkan hukum Kirchoff
arus pada titik cabang A dan B serta asumsi I+ = I- = 0, sehingga gambar rangkaian
penguat differensial menjadi seperti Gambar 1.5.

Gambar 1.5. Analisis Rangkaian Penguat Differensial dengan V1 dihubung singkat


Dari Gambar 1.5. didapatkan persamaan arus yang mengalir pada titik cabang A, sebagai
berikut:
Persamaan 1 :
If = Ig

Dengan menggunakan teori tegangan titik simpul, persamaan (1) dapat dijabarkan
menjadi:
Persamaan 2 :

Karena V+ = VB dan V- = VA , serta asumsi nilai V+ = V- maka dapat dituliskan nilai


VB = VA. Sehingga persamaan (2) menjadi:
Persamaan 3 :

Dengan menyederhanakan persamaan (3), dapat diperoleh persamaan tegangan keluaran


dari penguat differensial ketika V1 dihubung singkat:
Persamaan 4 :

Karena nilai dari VB belum diketahui, maka nilai VB perlu dicari terlebih dahulu. Nilai
dari VB dapat diperoleh dengan menerapkan rumus pembagi tegangan pada R2 dan Rg.
Persamaan 5 :

Dengan mensubtitusikan persamaan (5) ke dalam persamaan (4.11). Didapatkan


persamaan tegangan keluaran dari penguat differensial ketika V1 dihubung singkat:
Persamaan 6 :
 Analisis Rangkaian Penguat Differensial saat V2 dihubung singkat

Setelah diketahui persamaan tegangan keluaran pada sumber tegangan V2, sekarang
waktunya mencari persamaan tegangan keluaran pada sumber tegangan V1, dengan cara
menghubung singkat sumber tegangan V2. Kemudian terapkan hukum Kirchoff arus
pada titik cabang A dan B serta asumsi I+ = I- = 0, sehingga gambar rangkaian penguat
differensial menjadi seperti Gambar 1.6.

Gambar 1.6. Analisis Rangkaian Penguat Differensial dengan V2 dihubung singkat

Karena V2 dihubung singkat dan asumsi I+ = I- = 0 maka pada titik cabang B tidak
terdapat aliran arus (VB = 0), sehingga analisis rangkaian hanya dilakukan pada titik
cabang A. Dari Gambar 3.6. didapatkan persamaan arus yang mengalir pada titik cabang
A, sebagai berikut:
Persamaan 7 :
I1 = If

Persamaan 8 :
Dengan menggunakan teori tegangan titik simpul, persamaan (7) dapat dijabarkan
menjadi:

Persamaan 9 :
Karena V+ = VB = 0 dan V- = VA , serta asumsi nilai V+ = V- maka dapat dituliskan
nilai VA = 0. Sehingga persamaan (8) menjadi:
Persamaan 10 :
Dengan menyederhanakan persamaan (9), dapat diperoleh persamaan tegangan keluaran
dari penguat differensial ketika V2 dihubung singkat:

 Analisis Akhir Rangkaian Penguat Differensial


Setelah diketahui persamaan tegangan keluaran dari sumber V1 dan V2, maka
selanjutnya mencari nilai tegangan keluaran total dari penguat differensial, dengan cara
menjumlahkan persamaan (6) dan (10):

Persamaan 11 :

Jika nilai R1 = R2 dan Rf = Rg, maka persamaan (11) dapat disederhanakan menjadi:
Persamaan 12 :

Kesimpulan

Penguat differensial merupakan penguat yang berfungsi untuk menguatkan hasil operasi
pengurangan terhadap dua sinyal masukan yang diberikan.

Dalam menganalisis rangkaian Op-Amp sebagai penguat terdapat dua aturan penting yaitu:
(a) Perbedaan tegangan antara kedua masukan Op-Amp adalah nol.(b) Arus yang mengalir
pada kedua masukan Op-Amp adalah nol.
2. PENGUAT OPERASIONAL

2.1 Rangkaian Op-Amp Sebagai Inverting

Rangkain Op-Amp dasar yang menyediakan penguatan tegangan membalik ini ditunjukkan
pada gambar 2.1. Ini adalah rangkaian yang sangat berguna yang juga menyediakan landasan
untuk rangkaian-rangkaian Op-Amp lainnya. Dari gambar rangkaian tersebut menunjukkan
bahwa rangkaiannya adalah suatu rangkaian umpan balik karena resistor R2 menyediakan
jalur umpan balik dari output ke input Op-Amp. Umpan balik tersebut adalah jenis umpan
balik negatif karena simyal umpan baliknya dihubungkan ke terminal pembalik (diberi label
‘–‘).

Gambar 2.1. Analisis Rangkaian Penguat Differensial dengan V2 dihubung singkat

Sebuah penguat pembalik menggunakan umpan balik negatif untuk membalik dan
menguatkan sebuah tegangan.Resistor R2 melewatkan sebagian sinyal keluaran kembali ke
masukan. Karena keluaran taksefase sebesar 180°, maka nilai keluaran tersebut secara efektif
mengurangi besar masukan.Ini mengurangi penguatan keseluruhan dari penguat dan disebut
dengan umpan balik negatif. Pada prinsipnya sebuah penguat operasional (operational
amplifier) ideal memiliki impedansi masukan yang sangat besar hingga dinyatakan sebagai
impedansi masukkan tak terhingga (infinite input impedance). Kondisi penguat operasional
yang memiliki impedansi masukan tak terhingga tersebut menyebabkan tidak adanya arus
yang melewati masukkan membalik (inverting input) pada penguat opersional. keadaan tak
berarus pada masukan membalik tersebut membuat tegangan jatuh diantara masukan
membalik dan masukkan tak membalik bernilai 0 Volt. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa
tegangan pada masukan membalik adalah bernilai 0 Volt karena kondisi masukan tak
membalik (non-inverting input) yang di hubungkan ke rel netral/ ground. Kondisi masukan
membalik (inverting input) yang memiliki tegangan 0Volt tersebut dinyatakan sebagai
pentanahan semu (Virtual Earth/ Ground).
Tegangan output adalah :
dimana R1= resistansiinput, dan R2 = resistansi umpan balik (feedback resistor).
Penguatan tegangan dari penguat ditentukan dari rasio antara R2 dan R1, yaitu:

Tanda negatif menunjukkan bahwa keluaran adalah pembalikan dari masukan. Contohnya
jika R2 adalah 100K Ω dan R1 adalah 1K Ω, maka nilai penguatan adalah -100KΩ / 1K Ω,
yaitu - 100. Impedansi input dan output dari rangkaian penguat pembalik pada Gambar 3 juga
sangat menarik. Impedansi output pada OpAmp ideal adalah nol dan oleh karena itu
impedansi output pada rangkaian penuhnya adalah nol. Impedansi output, Zo = 0 Ω.
Impedansi input pada rangkaian tersebut ditentukan dengan rasio Zi = Vi / i1, sedangkan i1=
Vi / Ri , sehingga Impedansi input, Zi = Ri

2.2 Rangkaian Op-Amp Sebagai Non-Inverting


Penguat Non-Inverting Voltage Amplifier merupakan kebalikan dari penguat inverting,
dimana input-nya dimasukkan pada input non-inverting sehingga polaritas output akan sama
dengan polaritas input tetapi memiliki penguatan yang tergantung dari besarnya Rfeedback
(R2) dan Rinput (R1) seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2. Penguat Tegangan Non-Inverting

Rumus penguatan penguat non-pembalik adalah sebagai berikut:

atau dengan kata lain:


Sehingga penguatan tegangan untuk penguat non-inverting ini adalah :

Dengan demikian, penguat non-pembalik memiliki penguatan minimum bernilai 1. Karena


tegangan sinyal masukan terhubung langsung dengan masukan pada penguat operasional
maka impedansi input bernilai Zin = ∞, dan impedansi output, Zo = 0 Ω.

2.3 Rangkaian Pembanding (Comparator)


Merupakan salah satu penerapan yang memanfaatkan penguatan terbuka (openloop gain)
penguat operasional yang sangat besar. Ada jenis penguat operasional khusus yang memang
difungsikan sematamata untuk penggunaan ini dan agak berbeda dari penguat operasional
lainnya dan umum disebut juga dengan komparator. Komparator membandingkan dua
tegangan listrik dan mengubah keluarannya untuk menunjukkan tegangan mana yang lebih
tinggi. Rangkaian komparator merupakan aplikasi Op-Amp yang mana rangkaian tersebut
berada dalam keadaan loop terbuka dan tidak linear. Keluaran dari rangkaian ini tidak
berbanding lurus dengan masukan. Keluaran berupa +Vcc/-Vcc atau High/Low. Prinsip dasar
rangkaian ini, yaitu membandingkan nilai masukan pada inverting dan non-inverting. Jika
kaki noninverting dianggap sebagai referensi,maka nilai keluaran bergantung pada masukan
kaki inverting. Rangkaian komparator pada gambar 2.3 merupakan komparator dengan
histerisis.Komparator dengan histerisis bertujuan untuk meminimalkan efek noise yang
terjadi.

Gambar 2.3. Rangkaian Komparator

2.4 Rangkaian Pembanding Integrator


Penguat Integrator ini mengintegrasikan tegangan masukan terhadap waktu, dengan
persamaan:

di mana t adalah waktu dan Vmula adalah tegangan keluaran pada t=0 . Sebuah integrator
dapat juga dipandang sebagai penapis pelewat-tinggi (high passfilter) dan dapat digunakan
untuk rangkaian penapis aktif.

Gambar 2.4. Rangkaian Integrator

Penguatan tegangan keseluruhan (Av) adalah :

Kemungkinan variasi untuk Z2 dan Z1 dapat dieksplorasi. Salah satu pilihan adalah
menggunakan sebuah resistor untuk Z1 dan sebuah kapasitor Z2 seperti ditunjukkan pada
Gambar 6 yang mana bertindak seperti rangkaian integrator, dimana :

2.5 Rangkaian Penguat Penjumlah (Summing Amplifier)

Penguat penjumlah menjumlahkan beberapa tegangan masukan, dengan persamaan sebagai


berikut:

Sebagai contoh, jika resistor dengan nilai sama dipilih, katakan RA = RB = RC = R1, maka :
Jadi, tegangan output sama dengan jumlah dari seluruh tegangan inputnya di-skala dengan faktor (-
R2/R1).

Gambar 2.4. Penguat Penjumlah (Summing)

2.6 Rangkaian Differensiator

Rangkaian differensiator memiliki keluaran yang sama dengan keluaran rangkaian penapis
lolos tinggi (High Pass Filter). Keluaran dari rangkaian ini merupakan differensial dari
masukan. Rangkaian differensiator dapat dilihat pada Gambar 2.5.

Gambar 2.5. Rangkaian Differensiator

Persamaan keluaran dari rangkaiantersebut, yaitu :

2.7 Hasil Pengukuran Percobaan Operational Amplifier

Sinyal Output Dan Sinyal Input Inverting Amplifier dapat dilihat pada Gambar 9. Dalam
percobaan untuk mendapatkan bentuk sinyal output dan sinyal input seperti diatas dapat
digunakan osciloscopedoble trace dengan input A osciloscope dihubungkan ke jalur input
penguat membalik (inverting amplifier) dan input B osciloscope dihubungkan ke jalur output
penguat mebalik tersebut. Dengan alat ukur osciloscope yang terhubung seperti ini dapat
dianalisa perbandingan sinyal input dengan sinyal output rangkaian penguat membalik
(inverting amplifier) secara lebih life dalam berbagai perubahan sinyal input.

Gambar 2.6. Sinyal Output Dan Sinyal Input Inverting Amplifier

Hasil percobaan untuk rangkaian Inverting Voltage Amplifier dapat dilihat pada table di
bawah ini. Tabel Percobaan Penguat Inverting (Vcc = 11,6 V).

Untuk Rangkaian Non-Inverting dengan : R1 = 100 Ω R2 = 220 Ω Sinyal Masukan dan


Sinyal Keluaran pada Rangkaian Non-Inverting tersebut dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 2.7. Sinyal Masukan dan Sinyal Keluaran pada Rangkaian Non-Inverting

Tabel Vpp dan Volt/Div pada Rangkaian Non-Inverting


Tegangan pada channel 1 (Vin)

Tegangan pada channel 2 (Vout)

Dari persamaan (3), dapat dihitung tegangan keluaran yang dihasilkan adalah sebesar

Dengan faktor penguatannya (dari persamaan 4) :

Rangkaian inverting akan menguatkan sinyal masukan dan sinyal keluarannya akan memiliki
fasa yang berbeda 1800 dengan sinyal masukannya. Hal ini dapat dilihat pada Gambar9.
Besar penguatannya adalah 2,2 kali. Oleh karena itu, jika diberi tegangan masukan sebesar 2
volt akan dihasilkan tegangan keluaran sebesar 4,4 volt. Hasil tegangan keluaran yang
diperoleh melalui osiloskop maupun perhitungan menggunakan rumus penguatan
menunjukkan hasil yang sama. Rangkaian non-inverting akan menguatkan sinyal masukan
dan sinyal keluarannya akan memiliki fasa yang sama dengan sinyal masukannya. Hal ini
dapat dilihat pada Gambar10. Besar penguatannya adalah 3,2 kali. Oleh karena itu, jika
diberi tegangan masukan sebesar 1,4 volt akan dihasilkan tegangan keluaran sebesar 4,4 volt.
Hasil tegangan keluaran yang diperoleh melalui osiloskop maupun perhitungan
menggunakan rumus penguatan memiliki perbedaan nilai. Nilai tegangan berdasarkan
perhitungan adalah sebesar 4,48 volt. Hal ini disebabkan karena kurangnya ketelitian pada
osiloskop yang digunakan.

3. RANGKAIAN ANALOG TO DIGITAL (ADC) DAN DIGITAL TO ANALOG (DAC)

3.1 Rangkaian Analog To Digital (ADC)

Analog To Digital Converter (ADC) adalah pengubah input analog menjadi kode – kode
digital. ADC banyak digunakan sebagai pengatur proses industri, komunikasi digital dan
rangkaian pengukuran/ pengujian. Umumnya ADC digunakan sebagai perantara antara
sensor yang kebanyakan analog dengan sistim komputer seperti sensor suhu, cahaya,
tekanan/ berat, aliran dan sebagainya kemudian diukur dengan menggunakan sistim digital
(komputer).
Gambar 3.1. Block Diagram Alur Analog To Digital Converter (ADC)

Mengapa perlu ADC?

ADC Konverter A/D

 Menghasilkan keluaran digital sesuai dengan nilai sinyal analog masukan relatif
terhadapteganganreferensi
 Proses: sinyal analog --> digital
– Analog: amplitudo kontinyu, waktu kontinyu
– Digital: amplitudo diskrit, waktudiskrit
– Jumlahnilaidiskrit terbatas: 2N,N=jumlah bit
Pengolahan Sinyal…..

Berbagai jenis ADC yang akan dibahas disini (berdasarkan teknik konversi):

o ADC ramp (servo)


o ADC successive – approximation
o ADC flash
Gambar 3.2. ADC Successive-Approximation Register (SAR)

Gambar 3.3. Cara Kerja ADC R-2R

Gambar 3.4. Visualisasi Kerja R-2R


3.2 Rangkaian Digital To Digital (DAC)

Digital To Analog Converter (DAC) adalah sistem yang dapat pengubah kode/bilangan
digital menjadi tegangan keluaran analog. DAC banyak digunakan sebagai rangkaian
pengendali (driver) aktuator yang membutuhkan input analog; seperti motor AC maupun
DC, tingkat kecerahan pada lampu, Pemanas (Heater) dan sebagainya. Aktuator diaktifkan
dengan menggunakan lengan mekanis yang biasanya digerakkan oleh motor listrik, yang
dikendalikan oleh media pengontrol otomatis yang terprogram di antaranya mikrokontroler.
Ada banyak jenis DAC, namun hanya R-2R Ladder yang dibahas.

DAC - Pasangan R-2R (R-2R DAC)

Metode ini banyak digunakan dalam IC-IC DAC. Pada rangkaian R/2R Ladder, hanya dua nilai
resistor yang diperlukan, yang dapat diaplikasikan untuk IC DAC dengan resolusi 8,10 atau 12
bit.

 Prinsip dasar dari rangkaian ini dibentuk karena mengatasi hambatan besar resistor
yang terjadi bila jumlah bit rangkaian bertambah.
 Rangkaian ini hanya menggunakan dua nilai resistor.
 Sama seperti rangkaian di atas, prinsip dasar rangkaian ini menggunakan rangkaian
penjumlah langsung (direct summing circuit) yang dibentuk dengan menggunakan
Operasional Amplifier.
 Rangkaian di atas memenuhi rumus :

Rangkaian yang sejenis


Gambar 3.5. Visualisasi Kerja R-2R

Gambar 3.6. DAC R-2R


Gambar 3.7. DAC 0808

4. Filter Aktif

Filter adalah rangkaian yang berfungsi untuk melewatkan sinyal masukan dengan frekuensi
tertentu dan meredam sinyal masukan dengan frekuensi lainnya. Daerah frekuensi sinyal
masukan yang dilewatkan disebut dengan pass band dan daerah frekuensi sinyal masukan
yang diredam disebut stop band, titik peralihan antara pass band dan stop band disebut
dengan frekuensi cut-off. Pada bidang elektronika khususnya elektronika analog, filter
dibagi menjadi dua jenis yaitu filter pasif dan filter aktif. Filter pasif merupakan rangkaian
filter yang disusun dari komponen pasif seperti resistor, kapasitor, dan induktor. Dengan
hanya menggunakan komponen pasif, sinyal keluaran nilainya akan lebih kecil dari pada
sinyal masukan.

Sementara filter aktif merupakan filter pasif yang diberi tambahan penguat berupa
komponen aktif seperti transistor atau Op-Amp. Dengan menggunakan penguat, nilai sinyal
masukan akan dapat dipertahankan hingga menuju keluaran. Filter aktif lebih banyak
digunakan daripada filter pasif, hal ini dikarenakan filter aktif memiliki beberapa kelebihan
dibandingkan dengan filter pasif, yaitu:
 Tidak ada sinyal yang hilang, hal ini disebaban karena komponen Op-Amp mampu
menyediakan penguatan yang besar, sehingga sinyal tidak akan mengalami pelemahan.
 Biaya dan kemudahan, biaya pembuatan filter aktif lebih murah karena tidak
menggunakan komponen induktor yang harganya relatif mahal, serta kemudahan
peletakan rangkaian juga lebih minimalis karena tanpa induktor yang ukurannya besar.
 Mudah diatur, tanggapan frekuensi dari filter aktif lebih mudah diatur.

 Terhindar dari efek pembebanan, pada penerapan dalam suatu rangkaian, filter aktif tidak
akan membebani rangkaian tersebut karena komponen OpAmp menyediakan impedansi
input yang tinggi dan impedansi output yang rendah.
Berdasarkan tanggapan frekuensinya, filter pasif maupun filter aktif dapat dikelompokan
menjadi empat jenis, yaitu:
 Filter lolos bawah/ Low Pass Filter (LPF)

 Filter lolos atas/ High Pass Filter (HPF)

 Filter lolos pita/ Band Pass Filter (BPF)

 Filter tolak pita/ Band Stop Filter (BSF)


5. PEMBANGKIT GELOMBANG

5.1 Rangkaian Osilator

Osilator (Oscillator) adalah suatu rangkaian elektronika yang menghasilkan sejumlah getaran
atau sinyal listrik secara periodik dengan amplitudo yang konstan. Gelombang sinyal yang
dihasilkan ada yang berbentuk Gelombang Sinus (Sinusoide Wave), Gelombang Kotak
(Square Wave) dan Gelombang Gigi Gergaji (Saw Tooth Wave). Pada dasarnya sinyal arus
searah atau DC dari pencatu daya (power supply) dikonversikan oleh Rangkaian Osilator
menjadi sinyal arus bolak-balik atau AC sehingga menghasilkan sinyal listrik yang periodik
dengan amplitudo konstan. Tiga istilah yang berkaitan erat dengan rangkaian Osilator adalah
“Periodik”, “Amplitudo” dan “Frekuensi”. Berikut ini adalah pengertian dari ketiga istilah
penting tersebut.
 Periodik adalah waktu yang dibutuhkan untuk menempuh 1 kali getaran atau waktu yang
dibutuhkan pada 1 siklus gelombang bolak-balik, biasanya dilambangkan dengan t dengan
satuan detik (second).
 Amplitudo adalah simpangan terjauh yang diukur dari titik keseimbangan dalam suatu
getaran.
 Frekuensi adalah sejumlah getaran yang dihasilkan selama 1 detik, satuan frekuensi
adalah Hertz.

Penggolongan Osilator biasanya dilakukan berdasarkan Karakteristik Frekuensi keluaran


yang dihasilkannya. Berikut dibawah ini adalah Penggolongan Osilator berdasarkan
Frekuensi keluaran.

 Osilator Frekuensi Rendah (Low Frequency Oscilator), yaitu Osilator yang dapat
membangkitkan frekuensi rendah dibawah 20Hz.
 Osilator Audio (Audio Oscilator), yaitu Osilator yang dapat membangkitkan frekuensi
Audio diantara 16Hz hingga 20kHz.
 Osilator Frequency Radio (Radio Oscilator), yaitu Osilator yang dapat membangkitkan
Frekuensi Radio diantara 100kHz hingga 100GHz.

Rangkaian Osilator banyak digunakan dalam perangkat-perangkat Elektronika seperti


Pemancar Radio, Pemancar Televisi, Jam, Beeper dan Konsol video Games.

Prinsip Kerja Osilator

Sebuah Rangkaian Osilator sederhana terdiri dari Dua bagian utama, yaitu Penguat
(Amplifier) dan Umpan Balik (Feedback). Berikut ini Blok Diagram dasar sebuah Rangkaian
Osilator.

Pada dasarnya, Osilator menggunakan sinyal kecil atau desahan kecil yang berasal dari
Penguat itu sendiri. Pada saat Penguat atau Amplifier diberikan arus listrik, desah kecil akan
terjadi, desah kecil tersebut kemudian diumpanbalik ke Penguat sehingga terjadi penguatan
sinyal, jika keluaran (output) penguat sefasa dengan sinyal yang diumpanbalik (masukan)
tersebut, maka Osilasi akan terjadi.
6. RANGKAIAN DIGITAL
6.1 Gerbang Logic

Gerbang logika adalah penyusun elektronika digital yang setiap cara kerja rangkaian pada
gerbang logika menggunakan prinsip aljabar Boolean. Pada dasarnya dalam ilmu
elektronik, suatu masukan dan keluaran dibangun oleh yang namanya voltase atau arus.
Voltase ini biasanya dihubungkan dengan sakelar.

a. Gerbang Logic AND


Gerbang logika AND adalah gerbang logika yang mempunyai masukan dua atau lebih serta
mempunyai satu keluaran. Pada gerbang logika AND, masukan logikanya tinggi jika semua
keluaran logikanya juga tinggi. Begitu pun sebaliknya, jika masukan logikanya rendah,
maka keluaran logikanya akan rendah. Gerbang logika ini bisa kamu temui pada salah satu
komponen listrik yaitu IC 7208.

Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya bahwa setiap gerbang logika pasti memiliki tabel
kebenaran. Tabel kebenaran menunjukkan bahwa gerbang logika bisa diaktifkan atau tidak.
Oleh karena itu, berdasarkan tabel kebenaran di atas, maka bisa dikatakan bahwa setiap hasil
keluaran berupa angka 0 berarti gerbang logika AND tidak bisa diaktifkan.

b. Gerbang Logic AND


Gerbang logika OR adalah gerbang logika yang sangat sederhana karena hanya memakai
resistor dan transistor. Cara kerja pada gerbang logika OR berupa dua masukan daya listrik.
Jika salah satu masukan diaktifkan, maka akan menghasilkan keluaran akan aktif juga.
Gerbang logika OR bisa ditemukan pada komponen listrik IC 7432.
Tabel kebenaran logika OR di atas menjelaskan bahwa setiap dua masukan yang
memiliki angka “1” akan menghasilkan keluaran angka “1” juga. Angka “1” itu
menandakan bahwa gerbang logika OR benar dan bisa diaktifkan. Namun, gerbang
logika OR menjadi tidak aktif ketika salah satu masukannya berupa angka “0”.
Dengan kata lain, angka “0” pada gerbang logika OR akan menghasilkan keluaran
yang tidak aktif atau tidak benar.

c. Gerbang Logika NAND

Gerbang logika NAND adalah gabungan dari gerbang logika AND dan gerbang
logika NOT. Dari kedua gabungan logika itu, maka dapat dibaca menjadi NOT AND
atau bisa disingkat menjadi NAND. Gerbang logika NAND dapat ditemukan pada
komponen elektronika IC 7400.

Tabel kebenaran gerbang logika NAND menjelaskan bahwa masukan berupa angka
“1” dengan angka “1” akan menghasilkan keluaran angka “0”. Sedangkan masukan
angka “0” dengan angka “0” akan menghasilkan keluaran angka “1”. Dari tabel
kebenaran gerbang logika NAND di atas dapat dikatakan bahwa setiap hasil
keluaran merupakan kebalikan dari hasil keluaran gerbang logika AND. Oleh karena
itu, gerbang logika NAND bisa dikatakan sebagai keluaran dari gerbang logika dari
gerbang logika AND yang dibalik atau dinegasi.

d. Gerbang Logika NOR

Gerbang logika NOR adalah gerbang logika gabungan dari gerbang logika OR dan
gerbang logika NOT. Gerbang logika NOR bisa kamu temukan pada komponen
listrik yang bernama IC 7436.
Berdasarkan tabel kebenaran di atas gerbang logika NOR memiliki dua masukan dan
satu keluaran. Masukan yang berupa angka “0” bertemu dengan angka “0” akan
menghasilkan angka “1”. Sedangkan angka “1” bertemu dengan angka “1” akan
menghasilkan keluaran angka “0”. Jika dilihat dari tabel kebenaran, hasil keluaran
gerbang logika NOR berupa kebalikan dari keluaran yang berasal dari gerbang
logika OR. Maka dari itu, gerbang logika NOR bisa dikatakan sebagai keluaran dari
gerbang logika OR yang dibalik.

e. Gerbang Logika XOR

Gerbang XOR adalah gabungan dari gerbang NOT, AND, dan OR. Selain dari
ketiga gabungan tersebut, gerbang logika XOR juga bisa menggunakan gabungan
gerbang logika yang lain. Karena bisa bergabung oleh banyak gerbang logika, maka
gerbang logika XOR disebut juga dengan gerbang eksklusif. Gerbang XOR dapat
ditemukan di komponen elektronika IC 7486.

Gerbang logika XOR memiliki tabel kebenaran yang yang menghasilkan keluaran
berupa angka “1” sebanyak dua kali dan keluaran angka “0” sebanyak dua kali juga.
Jika masukan berupa angka yang sama, maka akan menghasilkan “0”. Sedangkan
jika masukan berupa angka yang beda, maka hasil keluaran berupa “1”. Oleh sebab
itu, gerbang logika XOR akan mengeluarkan logika rendah jika kedua masukan
memiliki karakteristik yang sama. Sementara itu, gerbang logika XOR akan
mengeluarkan logika tinggi jika kedua masukan memiliki karakteristik yang
berbeda.

f. Gerbang Logika XNOR

Gerbang logika XNOR adalah gabungan dari gerbang logika XOR dan gerbang
logika NOT. Dari gabungan logika tersebut, maka disingkat menjadi XNOR
atau Exclusive NOR. Gerbang logika XNOR dapat ditemukan pada komponen
elektronika IC 7266.

Tabel kebenaran gerbang logika XNOR menjelaskan bahwa masukan yang sama
akan menghasilkan keluaran angka “1”. Sedangkan, masukan yang berbeda akan
menghasilkan keluaran berupa angka “0”. Jadi, bisa dikatakan bahwa tabel
kebenaran XNOR kebalikan dari tabel XOR. Gerbang logika XNOR akan
menghasilkan keluaran dengan logika tinggi jika kedua karakteristiknya sama.
Sementara itu, keluaran logika akan rendah jika masukan pada gerbang logika
XNOR memiliki karakteristik yang berbeda.

g. Gerbang Logika NOT

Gerbang logika NOT adalah gerbang logika yang bisa melakukan operasi peniadaan
logika atau pembalik keadaan logika. Karena hal itulah, maka gerbang logika ini
dinamakan gerbang logika NOT. Gerbang logika NOT juga dikenal sebagai
rangkaian inverter. Gerbang logika NOT bisa ditemukan pada komponen listrik IC
7404.
Tabel kebenaran gerbang logika NOT menggambarkan bahwa masukan berupa
angka “0” akan menghasilkan keluaran berupa angka “1” dan jika masukan berupa
angka “1” akan menghasilkan keluaran angka “1”. Berdasarkan dari tabel kebenaran
di atas, maka dapat dikatakan bahwa gerbang logika NOT cara pengoperasiannya
terbalik. Meskipun pengoperasiannya terbalik, tetapi bentuk dan tingkat biner dalam
operasi sinyal masukan dapat dipertahankan dengan baik.

6.2 Aljabar Bolean

Aljabar Boolean atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Boolean Algebra adalah
matematika yang digunakan untuk menganalisis dan menyederhanakan Gerbang Logika
pada Rangkaian-rangkaian Digital Elektronika. Boolean pada dasarnya merupakan Tipe
data yang hanya terdiri dari dua nilai yaitu “True” dan “False” atau “Tinggi” dan
“Rendah” yang biasanya dilambangkan dengan angka “1” dan “0” pada Gerbang Logika
ataupun bahasa pemrograman komputer. Aljabar Boolean ini pertama kali diperkenalkan
oleh seorang Matematikawan yang berasal dari Inggris pada tahun 1854. Nama Boolean
sendiri diambil dari nama penemunya yaitu George Boole.

a. Hukum Aljabar Bolean


Dengan menggunakan Hukum Aljabar Boolean ini, kita dapat mengurangi dan
menyederhanakan Ekspresi Boolean yang kompleks sehingga dapat
mengurangi jumlah Gerbang Logika yang diperlukan dalam sebuah rangkaian
Digital Elektronika.
 Hukum Komutatif (Commutative Law)

Hukum Komutatif menyatakan bahwa penukaran urutan variabel atau


sinyal Input tidak akan berpengaruh terhadap Output Rangkaian Logika.

Contoh :

Perkalian (Gerbang Logika AND)

X.Y = Y.X
Penjumlahan (Gerbang Logika OR)

X+Y = Y+X

Catatan : Pada penjumlahan dan perkalian, kita dapat menukarkan posisi


variabel atau dalam hal ini adalah sinyal Input, hasilnya akan tetap sama
atau tidak akan mengubah keluarannya.

Penjumlahan (Gerbang Logika OR)

W + (X + Y) = (W + X) + Y

Catatan : Pada penjumlahan dan perkalian, kita dapat mengelompokan


posisi variabel dalam hal ini adalah urutan operasi logikanya, hasilnya
akan tetap sama atau tidak akan mengubah keluarannya. Tidak peduli
yang mana dihitung terlebih dahulu, hasilnya tetap akan sama. Tanda
kurung hanya sekedar untuk mempermudah mengingat yang mana akan
dihitung terlebih dahulu.

 Hukum AND (AND Law)


Disebut dengan Hukum AND karena pada hukum ini menggunakan
Operasi Logika AND atau perkalian. Berikut ini contohnya :

 Hukum OR (OR Law)Hukum OR menggunakn Operasi Logika OR


atau Penjumlahan. Berikut ini adalah Contohnya :

 Hukum Inversi (Inversion Law)

Hukum Inversi menggunakan Operasi Logika NOT. Hukum Inversi ini


menyatakan jika terjadi Inversi ganda (kebalikan 2 kali) maka hasilnya
akan kembali ke nilai aslinya.
Jadi, jika suatu Input (masukan) diinversi (dibalik) maka hasilnya akan
berlawanan. Namun jika diinversi sekali lagi, hasilnya akan kembali ke
semula

6.3 Kanonik Sum Of Product (SOP)

Sebelum Membahas mengenai Sum Of Product dan Product Of Sum. Anda harus
memahami mengenai Bentuk Kanonik dan bentuk standar dalam sebuah Fungsi
Boolean. Fungsi Boolean yang setiap sukunya memiliki literal lengkap maka disebut
fungsi boolean dalam bentuk kanonik.

Tetapi apabila tidak, maka disebut bentuk standar. Dari 2 bentuk tersebut Sum Of
Product dan Product Of Sum merupakan salah satu bentuknya. Disini anda akan
mendapat pemahaman lebih detail tentang Sum Of Product (SOP ) dan Product Of
Sum ( POS ).

Sum Of Product atau disebut minterm adalah penjumlahan dari hasil perkalian yang
dimana setiap sukunya merupakan merupakan hasil operasi perkalian, kemudian anata
satu suku dengan suku yang lainnya dipisahkan oleh operator penjumlahan.

Berikut Salah Satu Contoh bentuk Sum Of Product ( SOP ) :

Mengenai Contoh Tersebut dapat diilustrasikan bagaimana penjelasannya sebagai


berikut :
Jika Bentuk Sum Of Product ( SOP ) digambarkan dalam bentu tabel maka memiliki
Suku dan Lambang seperti berikut :

Berikut Contoh Latihan Mengenai Sum Of Product ( SOP ) :

Nyatakan fungsi boolean f ( a,b,c ) = a + b’c dalam bentuk kanonik SOP

Solusi :

Lengkapi literal untuk variabel a seperti berikut :


Lengkapi literal untuk variabel ab seperti berikut :

Lengkapi literal untuk variabel ab’ seperti berikut :

Lengkapi literal untuk variabel b’c seperti berikut :

Periksa Literal untuk Setiap Sukunya jika terdapat lebih dari satu suku yang memiliki
literal yang sama maka tuliskan salah satunya saja. Sehingga bentuk SOP fungsi dari
contoh tadi seperti berikut :
demikian pemahaman mengenai Sum of Product ( SOP ) dan untuk selanjutnya yaitu
mengenai Product of Sum ( POS)

Product of Sum atau disebut maxterm adalah perkalian dari hasil penjumlahan yang
dimana setiap sukunya merupakan hasil operasi penjumlahan kemudian anata satu
suku dengan suku yang lainnya dipisahkan oleh operator perkalian.

Berikut salah Satu contoh Product Of Sum ( POS ) :

Mengenai Contoh Tersebut dapat diilustrasikan bagaimana penjelasannya sebagai


berikut :
Perlu dipahami untuk membentuk maxterm, tinjau komninasi variabel yang
menghasilkan nilai 0.

Kemudian Lambang untuk maxterm menggunakan huruf M. Jika Bentuk Product Of


Sum digambarkan dalam bentu tabel maka memiliki Suku dan Lambang seperti
berikut :

Berikut Contoh Latihan mengenai Product Of Sum ( POS )

Nyatakan fungsi boolean f (a,b,c ) = a + b'c dalam bentuk kanonik POS !

Solusi dari Contoh Tersebut :

Ubah menjadi bentuk standar POS seperti berikut :

Lengkapi Literal untuk ( a+b’ ) sukunya seperti berikut:


Lengkapi Literal untuk ( a+c ) sukunya seperti berikut:

Periksa Literal untuk Setiap Sukunya jika terdapat lebih dari satu suku yang memiliki
literal yang sama maka tuliskan salah satunya saja. Sehinggal bentuk POS fungsi dari
contoh tadi seperti berikut :

Demikian Pembahasan mengenai Sum Of Product dan Product Of Sum dengan


Contohnya. Semoga bermanfaat untuk Anda Kedepannya.
6.4 Kanonik Product Of Sum (POS)

Rangkuman
Penguat Operasional (Operational Amplifier / Op-Amp) adalah penguat diferensial yang
memiliki penguatan yang sangat tinggi. Op-Amp tersebut diproduksi secara masal dalam
bentuk rangkaian terpadu dan karena itu harganya murah. Kegunaan dari Op-Amp berasal
dari sifat dasar rangkaian umpan balik yang denganjumlah besar umpan balik negatifnya,
kinerja dari rangkaian tersebut benar-benar ditentukan oleh komponen umpan baliknya.
Rangkaian Op-Amp dianalisis dengan akurasi yang baik tanpa menggunakan teori umpan
balik dengan mengasumsikan bahwa Op-Amp tersebut adalah ideal. Kehadiran Op-Amp
ideal dalam rangkaian penguat membatasi arus dan tegangan diferensial pada terminal input
Op-Amp keduanya menjadi nol. Kendala ini ketika disertakan dengan persamaan untuk
rangkaian seputar Op-Amp mengizinkan kinerja rangkaian yang akan mudah dianalisis.
Sebuah rangkaian Op-Amp dasar dan sangat berguna adalah penguat tegangan pembalik (
(interting voltage amplifier). Untuk rangkaian penguat tegangan membalik ini: Penguatan
Tegangan = - R2 / R1 Impedansi Input = R1 Ω Impedansi Output = 0 Ω dimana R1=
resistansiinput, dan R2 = resistansi umpan balik (feedback resistor) Pentanahan semu (virtual
earth) dalam rangkaian dapat digunakan untuk menyediakan sifat menjumlahkan selama lebih
dari satu masukan. Juga R2 dan R1 dapat digeneralisasi untuk impedansi Z2 dan Z1 dan ini
memungkinkan rangkaian yang akan dibuat yang melakukan operasi lain pada sinyal input,
seperti integrasi terhadap waktu. Rangkaian dasar lain Op-Amp adalah penguat tegangan
non-pembalik (noninverting voltage amplifier). Untuk rangkaian non-inverting voltage
amplifie ini: Tegangan Gain = 1 + R2 / R1 Input Impedance = ∞ Ω Output Impedance = 0 Ω
dimana R1= resistansiinput, dan R2 = resistansi umpan balik (feedback resistor) Rangkaian
ini memberikan amplifikasi tanpa membalik gelombang sinyal. rangkaian ini memiliki sifat
penting bahwaimpedansi inputnya yang sangat tinggi dan sehingga berguna sebagai
penyangga sumber sinyal tegangan dengan signifikan impedansi-diri. Jika tegangan
amplifikasi tidak diperlukan maka dengan menetapkan R1 = ∞ dan R2 = 0, akan
menghasilkan rangkain kesatuan penyangga (unity buffer) yang sangat sederhana yang
mempertahankan sifat penyangga tersebut tetapi membuangtahanan umpan balik eksternal
R1 dan R2. Rangkaian penguat baik inverting maupun non-inverting dapat digunakan untuk
menguatkan sinyal masukan. Dual Power supplay biasanya diperlukan untuk Op-Amp. Ini
harus betul-betul terhubung dan dengan nilai tegangan yang sesuai. Tegangan listrik harus
berada di kisaran kerja Op-amp dan cukup besar untuk memungkinkan ayunan sinyal
maksimum pada input dan outputOp-Amp.

Assesmen

Tugas Mandiri :

SOAL ESSAY

Kerjakan lah soal-soal berikut untuk meguji kemampuan kalian setelah pembelajaran Sistem
Kendali Elektronik

1. Jelaskan pengertian dari !


2. Berikan 4 contoh pengendalian terbuka
3. Jelaskan Pengertian Solid State Relay atau yang sering disingkat SSR
4. Jelaskan prinsip kerja Optoisolator dan berikan contoh rangkaiannya
5. Jelaskan prinsip kerja Relay/kontaktor dan berikan contoh rangkaiannya

Kunci Jawaban :

No Uraian Soal Kunci Jawaban Soal


1 Jelaskan pengertian dari Sistem kendali dapat dikatakan sebagai hubungan antara komponen
sistem yang membentuk sebuah konfigurasi sistem, yang akan menghasilkan
kendali! tanggapan sistem yang diharapkan. Jadi
harus ada yang dikendalikan, yang merupakan suatu system fisis, yang
biasa disebut dengan kendalian (plant)

Masukan dan keluaran merupakan variabel atau besaran


fisis.
Keluaran merupakan hal yang dihasilkan oleh kendalian,
artinya yang dikendalikan; sedangkan masukan adalah yang
mempengaruhi kendalian, yang mengatur keluaran. Kedua
dimensi masukan dan keluaran tidak harus sama
2 Berikan 4 contoh 1. Penguatan elektronik
pengendalian
terbuka

2. Motor DC

3. Potensiometer

2. Generator

3 Jelaskan Pengertian Solid State Relay atau yang sering disingkat SSR
Solid State Relay merupakan sebuah saklar elektromekanik yang memiliki
atau yang sering sifat semi konduktor. Komponen satu ini biasanya banyak
disingkat SSR diaplikasikan pada industri-industri sebagai device
pengendali
4 Jelaskan prinsip adalah isolasi yang menggunakan cahaya (Opto). Isolasi ini
kerja Optoisolator menggunakan komponen yang peka terhadap cahaya
dan berikan contoh (phototransistor, photodiode, dll) dengan dilengkapi dengan
rangkaiannya komponen pemancar cahaya(LED). Optoisolator seperti
banyak digunakan pada rangkaian elektronik saat ini seperti
PC817, 4n25, dan lain-lain.
5 Jelaskan prinsip Cara kerja relay adalah dengan mengontrol satu
kerja rangkaian listrik dengan membuka dan menutup
Relay/kontaktor dan kontak pada rangkaian lainnya. Terdapat dua bagian
berikan contoh pokok dari relay, yakni elektromagnet dan mekanikal. Yang
rangkaiannya dimaksud dengan mekanikal, yakni seperangkat switch
atau kontak saklar.

Penskoran Jawaban dan Pengolahan Nilai

1. Jawaban yang benar diberikan skor maksimum.


2. Jawaban yang mendekati benar diberikan skor ½ dari skor maksimum.
3. Jawaban yang salah diberikan skor 1.
Pengolahan Nilai (KKM = 70/C)
No Soal Skor Maksimal Nilai
1 10
2 10
3 10 Nilai = (jumlah perolehan skor/jumlah skor maks) x nilai maks
4 10 N = (50/50) x 100
5 10
Jumlah 50
Lembar Kerja Praktek

A. Topik
Sistem Pengendali lampu menggunakan Sensor Cahaya
B. Tujuan
Mampu memahami karakteristik sistem kendali terbuka dan sistem kendali tertutup
dengan model on/off, disertai kasus-kasus nyata dalam sistem kendali continous dengan
menggunakan komponen elektronik
C. Alat dan bahan
1. Adaptor 5V
2. LDR
3. Variabel reesistor
4. Transistor NPN 2N2222
5. Relay 5V
6. Led 2 Buah
7. Breadboard
D. Keselamatan Kerja
1. Bekerjalah dengan keadaan tanpa tegangan pada saat membuat rangkaian dan mengubah
rangkaian
2. Jauhkan peralatan yang tidak diperlukan dari meja kerja
3. Gunakan alat ukur dengan cara yang benar
E. Rangkaian Percobaan
Rangkaian sensor cahaya | Ketika LDR tidak mendeteksi cahaya

Rangkaian sensor cahaya | Ketika LDR mendeteksi cahaya

F. Langkah Kerja
1. Persiapkan alat dan bahan
2. Gambarkanlah Blok Diagram untuk Rangkaian diatas

3. Perhatikan terminal yang ada pada Relay lampu hijau terhubung pada kontak NC
dan lampu merah pada kontak NO
4. Ukur dan catat tahanan pada LDR dengan Ohmmeter. Tutup LDR dengan tangan
hingga tak ada sinar yg masuk ke permukaannya.
LDR (tidak diberi sinar) = ………………………Ohm
5. Sinari LDR dengan lampu Handphone, catat besar tahanannya.
LDR (diberi sinar) = ………………………Ohm
6. Simulasikan rangkaian diatas menggunakan Software Proteus
7. Rakitlah rangkaian seperti diatas dan isilah tabel dibawah ini :
Kondisi LDR Tegangan VCE Kondisi relay Kondisi lampu
(V)
Saat tidak disinari .........................V

Saat disinari .........................V

6. Buatlah Kesimpulan dan Saran


a. Kesimpulan
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
.....................................................................................................................
b. Saran
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
......................................................................................................................
c. Gambarkan Blok Diagram Sistem kendali Open Loop

Rubrik Penilaian.
Kriteria Skor
Aspek
25 50 75 100
Menggambar Tidak dapat Terdapat >1 Terdapat 1 Tepat dalam
kan blok menggambarkan kesalahan dalam kesalahan dalam menggambarkan
diagram open blok diagram menggambarkan menggambarkan blok diagram
loop open loop blok diagram blok diagram open open loop
open loop loop
Menggambar Tidak dapat Terdapat >1 Terdapat 1 Tepat dalam
kan blok menggambarkan kesalahan dalam kesalahan dalam dalam
digram blok diagram menggambarkan menggambarkan menggambarkan
pengendali rangkaian blok diagram blok diagram blok diagram
suhu ruang pengendali suhu rangkaian rangkaian rangkaian
ruang. pengendali suhu pengendali suhu pengendali suhu
ruang. ruang ruang
Mendesain Tidak dapat Terdapat >1 Terdapat 1 Tepat dalam
rangkaian Mendesain kesalahan kesalahan Mendesain
pengendali rangkaian Mendesain Mendesain rangkaian
suhu ruang pengendali suhu rangkaian rangkaian pengendali suhu
menggunaka ruang pengendali suhu pengendali suhu ruang
n software menggunakan ruang ruang menggunakan
simulasi software simulasi menggunakan menggunakan software simulasi
elektronik elektronik software simulasi software simulasi elektronik
elektronik elektronik
Menjalankan Tidak dapat Terdapat >1 Terdapat 1 Tepat dalam
simulasi menggunakan kesalahan kesalahan menggunakan
rangkaian software simulasi pemilihan pemilihan software simulasi
pengendali elektronik untuk komponen dalam komponen dalam elektronik untuk
suhu ruang mendesain menggunakan menggunakan mendesain dan
rangkaian software simulasi software simulasi berhasil
pengendali suhu elektronik untuk elektronik untuk menjalankan
ruang. mendesain mendesain simulasi
rangkaian rangkaian rangkaian
pengendali suhu pengendali suhu pengendali suhu
ruang sehingga ruang sehingga ruang.
simulasi tidak simulasi tidak
berjalan sama berjalan sesuai
sekali yang diharapkan

Anda mungkin juga menyukai