Anda di halaman 1dari 22

FORMAT INSTRUMEN STANDARDISASI

BADAN STANDARDISASI INSTRUMEN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

Pusat Standardisasi Instrumen Pengelolaan Hutan Berkelanjutan

Badan Standardisasi Instrumen Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan


TINGKAT INSTRUMEN:
NOMOR DOKUMEN:
Standar [SBSI]
SBSI
KATEGORI INSTRUMEN:
Pengelolaan dan Pengendalian Lingkungan Hidup

KELAS RISIKO:
Menengah Rendah

KELAS PENGGUNA: REVISI:

KLUSTER KEGIATAN:
TANGGAL BERLAKU:
NAMA:
Mitigasi Dampak Pemanfaatan Limbah Non-B3 FABA dari
PLTU Batubara untuk Substitusi Bahan Baku Pembuatan
Beton JUMLAH HALAMAN:

STANDAR MITIGASI DAMPAK PEMANFAATAN LIMBAH NON-B3 FABA DARI


PLTU BATUBARA UNTUK SUBSTITUSI BAHAN BAKU PEMBUATAN BETON

A. URAIAN KEGIATAN STANDARISASI

Mitigasi dampak pemanfaatan Limbah Non-Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah Non-
B3) Fly Ash dan Bottom Ash (FABA) dari PLTU batubara untuk substitusi bahan baku
pembuatan beton bertujuan untuk menekan efek negatif pada lingkungan dari
penggunaan limbah non-B3 FABA dalam proses produksi pembuatan beton, batako,
paving block, beton ringan, dan bahan konstruksi lainnya yang sejenis. Limbah non-B3
FABA yang berasal dari proses pembakaran batubara pada fasilitas pembangkitan listrik
tenaga uap (PLTU) adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang tidak menunjukkan
karakteristik limbah B3, namun tetap memiliki kewajiban untuk dikelola sehingga
memenuhi standar dan persyaratan teknis yang ditetapkan dan tercantum dalam
persetujuan dokumen lingkungan. Pengelolaan limbah non-B3 FABA dalam standar ini
Badan Standardisasi Instrumen LHK |Halaman 1 dari 22
merupakan salah satu bentuk pelaksanaan PP No 22 tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang merupakan
turunan dari Undang-undang Cipta Kerja yang mendukung prinsip ekonomi sirkular.

B. URAIAN STANDAR
Ruang lingkup bentuk pengelolaan dan pengendalian yang tercakup dalam standar ini
adalah pengelolaan limbah non-B3 FABA yang berasal dari proses pembakaran batubara
pada fasilitas pembangkitan listrik tenaga uap (PLTU) atau dari kegiatan lain yang
menggunakan teknologi selain stoker boiler dan /atau tungku industri yang termasuk
dalam golongan limbah non-B3 terdaftar dengan kode limbah N106 untuk fly ash dan
N107 untuk bottom ash sebagaiman tercantum pada lampiran XIV PP No 22 tahun 2021
tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Pemanfaatan Limbah non-B3 FABA dalam standar ini merupakan pemanfaatan sebagai
substitusi bahan baku dalam proses pembuatan beton, batako, paving block, beton
ringan, dan bahan konstruksi lainnya yang sejenis.
B.1. BESARAN DAMPAK
Dampak yang timbul apabila standar ini tidak diterapkan adalah timbulnya kontaminasi
limbah non-B3 FABA pada lingkungan di sekitar wilayah pemanfaatan.

B.2. STANDAR PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN


B.2.1. Bentuk Pengelolaan dan Pengendalian

Ruang lingkup pengelolaan dan pengendalian yang tercakup dalam standar ini adalah:

1. Identifikasi potensi dan pengendalian dampak kegiatan pemindahan limbah non-


B3 FABA dari lokasi penghasil ke lokasi pemanfaatan untuk pembuatan beton.
2. Identifikasi potensi dan pengendalian dampak kegiatan penyimpanan limbah
non-B3 FABA di lokasi pemanfaatan untuk pembuatan beton.
3. Identifikasi potensi dan pengendalian dampak kegiatan pemindahan limbah non-
B3 FABA dari fasilitas penyimpanan ke fasilitas produksi campuran beton di
dalam lokasi pemanfaatan.
4. Identifikasi potensi dan pengendalian dampak kegiatan pemanfaatan limbah non-
B3 FABA pada proses produksi campuran beton di dalam lokasi pemanfaatan.

Pengendalian dampak kegiatan mencakup pada:


1. Pengendalian pencemaran udara ambien akibat partikulat debu dari limbah non-
B3 FABA dengan cara:

Badan Standardisasi Instrumen LHK |Halaman 2 dari 22


a. Menggunakan alat angkut yang sesuai dan tertutup (pneumatic system,
conveyor belt tertutup, bulk truck, penutup terpal pada truk bak terbuka,
dan alat angkut tertutup lainnya) untuk memindahkan limbah non-B3
FABA.
b. Melakukan tindakan pencegahan ceceran debu seperti menggunakan
penutup tambahan atau melakukan pembasahan, jika memungkinkan,
saat memindahkan limbah non-B3 FABA dari satu alat angkut/produksi ke
alat angkut/produksi lainnya dan pada saat proses produksi menggunakan
limbah non-B3 FABA.
c. Menerapkan good houskeeping di area kegiatan pengelolaan dan
pemanfaan limbah non-B3 FABA untuk menghindari ceceran debu dan
material FABA.
2. Pengendalian pencemaran air permukaan akibat munculnya air lindi dan/atau air
limpasan.
a. Membuat saluran drainase untuk mengalirkan air lindi dan/atau air
limpasan yang muncul ke Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).
3. Pengendalian pencemaran tanah akibat ceceran limbah non-B3 FABA.
a. Melapisi lantai area kegiatan pengelolaan dan pemanfaatan limbah non-
B3 FABA dengan lapisan tahan air seperti beton atau lapisan sejenis
lainnya.
b. Menerapkan good houskeeping di area kegiatan pengelolaan dan
pemanfaan limbah non-B3 FABA untuk menghindari ceceran debu dan
material FABA.
B.2.2. Lokasi
Area fasilitas pemanfaatan limbah non-B3 FABA untuk substitusi bahan baku pembuatan
beton.
B.2.3. Periode Pengelolaan

Selama kegiatan operasional fasilitas pemanfaatan limbah non-B3 FABA untuk substitusi
bahan baku pembuatan beton.

Badan Standardisasi Instrumen LHK |Halaman 3 dari 22


B.3. STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
B.3.1. Bentuk Pemantauan
Ruang lingkup pemantauan yang tercakup dalam standar ini adalah:
1. Pemantauan dampak kegiatan pemindahan limbah nonB3 FABA dari lokasi
penghasil ke lokasi pemanfaatan untuk pembuatan beton.
2. Pemantauan dampak kegiatan penyimpanan limbah non-B3 FABA di lokasi
pemanfaatan untuk pembuatan beton.
3. Pemantauan dampak kegiatan pemindahan limbah non-B3 FABA dari fasilitas
penyimpanan ke fasilitas produksi campuran beton di dalam lokasi pemanfaatan.
4. Pemantauan dampak kegiatan pemanfaatan limbah non-B3 FABA pada proses
produksi campuran beton di dalam lokasi pemanfaatan.

Pemantauan dampak kegiatan mencakup pada:


1. Pemantauan kualitas udara ambien.
2. Pemantauan kualitas air permukaan.
3. Pemantauan parameter anorganik tanah.

B.3.2. Lokasi
Area fasilitas pemanfaatan limbah non-B3 FABA untuk substitusi bahan baku pembuatan
beton.
B.3.3. Periode Pemantauan

Minimal 1 kali dalam setahun, selama kegiatan operasional fasilitas pemanfaatan limbah
non-B3 FABA untuk substitusi bahan baku pembuatan beton.

Badan Standardisasi Instrumen LHK |Halaman 4 dari 22


LAMPIRAN
I. Pendahuluan
Fly Ash dan Bottom Ash (FABA) merupakan produk sisa hasil pembakaran
batubara. Batubara yang dibakar menghasilkan produk sisa berupa material-
material yang “terbang” dan “terendapkan”, yang “terbang” disebut sebagai fly
ash sedangkan yang “terendapkan” di bawah disebut dengan bottom ash.
Secara fisik Fly Ash tampilannya seperti debu halus serupa dengan abu
vulkanik dari aktivitas gunung berapi sedangkan Bottom Ash serupa dengan
pasir halus. Fly Ash cenderung memiliki tekstur yang lebih halus dibandingkan
dengan abu vulkanik.
Pembakaran batubara di kegiatan PLTU dilakukan pada temperatur tinggi,
sehingga kandungan unburnt carbon di dalam FABA menjadi minimum dan
lebih stabil saat disimpan. Hasil data dari uji karakteristik terhadap FABA PLTU,
yang dilakukan oleh Kementerian LHK tahun 2020 menunjukkan bahwa FABA
PLTU masih di bawah baku mutu karakter berbahaya dan beracun. Hasil uji
karakteristik menunjukkan bahwa FABA PLTU tidak mudah menyala dan tidak
mudah meledak dengan suhu pengujian di atas 140°F. Hasil uji karakteristik
FABA PLTU lainnya adalah tidak ditemukan hasil reaktif terhadap Sianida dan
Sulfida, serta tidak ditemukan sifat korosif pada FABA PLTU. Selain itu, hasil
evaluasi dari referensi yang tersedia, menyatakan bahwa hasil uji Prosedur
Pelindian Karakteristik Beracun atau Toxicity Characteristic Leaching
Procedure (TCLP) terhadap limbah FABA dari 19 unit PLTU, memberikan hasil
uji bahwa semua parameter memenuhi baku mutu. Kemudian, hasil Uji
Toksikologi Lethal Dose-50 (LD50) dari 19 unit PLTU dengan hasil, nilai LD50
> 5000 mg/kg berat badan hewan uji. Hasil kajian Human Health Risk
Assessment (HHRA) yang telah dijalankan di lokasi untuk mengevaluasi
potensi resiko bagi pekerja lapangan menunjukkan bahwa, tidak ada
parameter yang melebihi Toxicity Reference Value (TRV) yang ditentukan
Kementerian Tenaga Kerja Indonesia yang didefinisikan dalam Peraturan
Menteri Tenaga Kerja No. 5 Tahun 2018. Dengan demikian, dari hasil uji
karakteristik menunjukan limbah FABA dari PLTU tidak memenuhi karakteristik
sebagai limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Atas dasar tersebut,
berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 22 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan, material FABA
yang merupakan limbah hasil sisa pembakaran di PLTU selain yang
menggunakan stoker boiler dinyatakan sebagai limbah non-B3 terdaftar
dengan kode limbah N106 untuk fly ash dan N107 untuk bottom ash.
Berdasarkan PP nomor 22 tahun 2021 pasal 459, setiap orang yang
menghasilkan Limbah non-B3 atau pihak lain dapat melakukan Pemanfaatan
Limbah non-B3. Pemanfaatan Limbah non-B3 dapat berupa:

Badan Standardisasi Instrumen LHK |Halaman 5 dari 22


a. Pemanfaatan limbah non-B3 sebagai substitusi bahan baku;
b. Pemanfaatan limbah non-B3 sebagai substitusi sumber energi;
c. Pemanfaatan limbah non-B3 sebagai bahan baku;
d. Pemanfaatan limbah non-B3 sebagai produk samping; dan

e. Pemanfaatan limbah non-B3 sesuai dengan perkembangan ilmu


pengetahuan dan teknologi.
Beberapa bentuk pemanfaatan Limbah non-B3 sebagai substitusi bahan baku
adalah:

a. pembuatan beton, batako, paving block, beton ringan, dan bahan


konstruksi lainnya yang sejenis;
b. industri semen;
c. pemadatan tanah; dan

d. bentuk lainnya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan


teknologi.

Industri pembangkitan listrik berbahan bakar batubara di seluruh wilayah


Indonesia dalam program pemerintah 10.000 MW (ditambah program
35.000MW dengan 80% PLTU) memiliki masalah dengan pengelolaan by
product berupa abu terbang (fly ash) bersifat pozolan yang sebenarnya secara
faktual memiliki potensi untuk menggantikan semen Portland sebagai bahan
utama beton, bahkan memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap struktur
beton dan lingkungan. Pemanfaatan limbah non-B3 FABA sebagai substitusi
bahan baku semen Portland sebagai bahan utama beton dapat membantu
menyelesaikan masalah tersebut. Status FABA sebagai limbah non-B3
terdaftar tetap memunculkan kewajiban untuk memenuhi standar dan
persyaratan teknis yang ditetapkan dan tercantum dalam persetujuan
dokumen lingkungan pada proses pemanfaatannya. Oleh karena itu, untuk
memenuhi kewajiban tersebut perlu disusun standar terkait mitigasi dampak
pemanfaatan limbah non-B3 FABA untuk substitusi bahan baku pembuatan
beton.

II. Dasar Hukum


Dasar hukum terkait pemanfaatan limbah non-B3 FABA dalam proses
pembuatan beton konstruksi:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Badan Standardisasi Instrumen LHK |Halaman 6 dari 22


b. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 19 Tahun
2021 tentang Tata Cara Pengelolaan Limbah NonBahan Berbahaya dan
Beracun.

III. Sumber Dampak


Kegiatan operasional fasilitas pemanfaatan limbah non-B3 FABA untuk
pembuatan beton, batako, paving block, beton ringan, dan bahan konstruksi
lainnya yang sejenis, yang meliputi tahapan pemindahan non-B3 FABA ke
lokasi pemanfaatan dan penyimpanan, pemindahan, dan proses produksi
beton di dalam lokasi pemanfaatan.

IV. Indikator Keberhasilan Teknis


Indikator keberhasilan teknis dari penerapan standar ini adalah minimnya
dampak negatif pada lingkungan akibat kegiatan operasional fasilitas
pemanfaatan limbah non-B3 FABA untuk pembuatan beton, batako, paving
block, beton ringan, dan bahan konstruksi lainnya yang sejenis ditandai dengan
hasil pemantauan berada di bawah baku mutu.

V. Bentuk Teknis Rencana Pengelolaan dan Pemantauan


Menurut Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2021, yang dimaksud dengan
Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah upaya penanganan dampak
terhadap Lingkungan Hidup yang ditimbulkan akibat dari rencana Usaha
dan/atau Kegiatan. Adapun Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup adalah
upaya pemantauan komponen Lingkungan Hidup yang terkena dampak akibat
dari rencana Usaha dan/atau Kegiatan. Bentuk teknis rencana pengelolaan
dan pemantauan dampak kegiatan pemanfaatan limbah non-B3 FABA untuk
beton konstruksi disesuaikan dengan tahapan kegiatan pemanfaatan.
Tahapan kegiatan pemanfaatan yang akan dilakukan pengelolaan dan
pemantauan dampaknya adalah sebagai berikut:
1. Kegiatan pemindahan limbah non-B3 FABA dari lokasi penghasil ke
lokasi pemanfaatan untuk pembuatan beton.
2. Kegiatan penyimpanan limbah non-B3 FABA di lokasi pemanfaatan
untuk pembuatan beton.
3. Kegiatan pemindahan limbah non-B3 FABA dari fasilitas penyimpanan
ke fasilitas produksi campuran beton di dalam lokasi pemanfaatan.
4. Kegiatan pemanfaatan limbah pemanfaatan limbah non-B3 FABA
pada proses produksi campuran beton di dalam lokasi pemanfaatan.

Alur tahapan kegiatan pemanfaatan limbah non-B3 FABA untuk substitusi


bahan baku beton dapat dilihat pada Gambar 1.

Badan Standardisasi Instrumen LHK |Halaman 7 dari 22


Gambar 1. Diagram alir tahapan kegiatan pemanfaatan limbah non-B3 FABA untuk substitusi
bahan baku beton.
Pengendalian dan pemantauan
Penghasil Limbah pencemaran udara ambien, air
Loading ke alat angkut
Non-B3 FABA permukaan, dan tanah akibat
ceceran debu dan air limpasan.

Pemindahan dari lokasi Pengendalian pencemaran udara


Pengangkut Limbah penghasil ke lokasi ambien dan tanah akibat ceceran
Non-B3 FABA pemanfaatan debu dan material.

Unloading ke tempat
penyimpanan sementara di
lokasi pemanfaatan

Penyimpanan di lokasi
pemanfaatan

Pemindahan ke alat produksi


(mixer beton) Pengendalian dan pemantauan
pencemaran udara ambien, air
Pemanfaat Limbah
permukaan, dan tanah akibat
Non-B3 FABA
Feeding ke alat produksi ceceran debu dan material, air
(mixer beton) lindi dan air limpasan.

Proses produksi (mixing)


beton

Pemindahan ke alat/lokasi
pencetakan beton

Rencana pengelolaan dan pemantauan harus disesuaikan dengan tahapan


kegiatan pemanfaatan limbah non-B3 FABA untuk substitusi bahan baku
pembuatan beton yang dilakukan. Bentuk rencana pengelolaan dan
pemantauan dampak dari pemanfaatan limbah non-B3 FABA untuk substitusi
bahan baku pembuatan beton secara rinci dapat dilihat pada Tabel 1.

Badan Standardisasi Instrumen LHK |Halaman 8 dari 22


Tabel 1. Ringkasan Rencana Pengelolaan dan Pemantauan Dampak Lingkungan Hidup
No Sumber Jenis Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup Keterangan
Dampak Dampak Besaran Dampak
Bentuk Lokasi Periode Bentuk Lokasi Periode
I. TAHAP PEMINDAHAN LIMBAH NON-B3 FABA DARI LOKASI PENGHASIL KE LOKASI PEMANFAATAN

1. Loading ke alat Pencemaran Konsentrasi a. Menggunakan Lokasi Selama a. Pengukuran Lokasi Minimal 1 Pada
angkut. udara ambien partikulat debu sistem angkut penghasil pelaksanaan kualitas udara penghasil (satu) kali seluruh
akibat (TSP) melebihi tertutup untuk limbah non-B3 kegiatan. ambien dan limbah non-B3 dalam 1 kawasan
partikulat baku mutu udara memindahkan FABA (PLTU). meteorologi FABA (PLTU). (satu) tahun, fasilitas.
debu. ambien limbah non-B3 (minimal arah dan selama
berdasarkan FABA dari kecepatan angin) pelaksanaan
Lampiran VII PP kegiatan.
tempat dilakukan oleh
No. 22 Tahun
penyimpanan laboratorium yang
2021 tentang
Penyelenggaraan sementara ke teregistrasi pada
Perlindungan dan alat angkut. (Air minimal dua titik
Pengelolaan LH. slide, bucket (upwind dan
conveyor, downwind
screw berdasarkan data
conveyor). meteorologi) atau
sesuai dengan
b. Menggunakan penentuan titik di
penutup Kepdal No 205
tambahan, tahun 1996 atau
dapat berupa SNI 19-7119.6-
telescope 2005.
chute, transfer
chute, atau alat b. Hasil pengukuran
penutup sejenis dibandingkan
lainnya, untuk dengan baku mutu
mencegah udara ambien
ceceran debu yang mengacu
dari celah pada Lampiran VII
sambungan PP No. 22 tahun
antara unloader 2021 tentang
tempat Penyelenggaraan
penyimpanan Perlindungan dan
sementara Pengelolaan LH.
dengan lubang
container pada
alat angkut.

c. Membasahi
limbah non-B3

Badan Standardisasi Instrumen LHK |Halaman 9 dari 22


FABA, jika
memungkinkan,
untuk
mengurangi
debu selama
proses
pemindahan.

d. Melakukan
penyiraman
pada badan
truk pengangkut
untuk
membersihkan
debu yang
menempel.

e. Melakukan
housekeeping
untuk
memastikan
tidak adanya
ceceran debu.

Pencemaran Konsentrasi a. Pembuatan Lokasi Selama a. Pengambilan Lokasi Minimal 1 Pada


air parameter saluran penghasil pelaksanaan sampel air untuk penghasil (satu) kali seluruh
permukaan kualitas air drainase ke limbah nonB3 kegiatan. dianalisis di limbah non-B3 dalam 1 kawasan
akibat melebihi baku IPAL untuk FABA (PLTU). laboratorium FABA (PLTU). (satu) tahun, fasilitas.
munculnya air mutu air nasional pengendalian terakreditasi. selama
limpasan. berdasarkan air limpasan. pelaksanaan
Lampiran VI PP kegiatan.
b. Hasil analisis
No. 22 Tahun
dibandingkan
2021 tentang
Penyelenggaraan dengan baku mutu
Perlindungan dan air nasional yang
Pengelolaan LH. mengacu pada
Lampiran VI PP
No. 22 Tahun
2021.

Pencemaran Konsentrasi a. Melapisi lantai Lokasi Selama a. Pengambilan Lokasi Minimal 1 Pada
tanah akibat parameter area kegiatan penghasil pelaksanaan sampel tanah penghasil (satu) kali seluruh
ceceran anorganik pengelolaan limbah nonB3 kegiatan. untuk dianalisis di limbah non-B3 dalam 1 kawasan
FABA. melebihi nilai limbah non-b3 FABA (PLTU). laboratorium FABA (PLTU). (satu) tahun, fasilitas.
baku karakteristik FABA dengan terakreditasi. selama
beracun melalui lapisan tahan pelaksanaan
TCLP air, dapat kegiatan.

Badan Standardisasi Instrumen LHK |Halaman 10 dari 22


berdasarkan berupa beton b. Hasil analisis
Lampiran XIII PP atau lapisan dibandingkan
No. 22 Tahun sejenis lainnya. dengan nilai baku
2021 tentang karakteristik
Penyelenggaraan b. Melakukan beracun melalui
Perlindungan dan housekeeping TCLP
Pengelolaan LH. untuk
berdasarkan
memastikan
Lampiran XIII PP
tidak adanya
ceceran debu No. 22 Tahun
2021 tentang
Penyelenggaraan
Perlindungan dan
Pengelolaan LH.

2. Pemindahan ke Pencemaran Konsentrasi a. Menggunakan Jalan Umum Selama Minimal 1


lokasi udara ambien partikulat debu kendaraan pelaksanaan (satu) kali
pemanfaatan. akibat (TSP) melebihi pengangkut kegiatan. dalam 1
partikulat baku mutu udara yang layak (satu) tahun,
debu. ambien dengan selama
berdasarkan kontainer pelaksanaan
Lampiran VII PP kegiatan.
tertutup (truk
No. 22 Tahun
tangki
2021 tentang
Penyelenggaraan kapsul/bulk
Perlindungan dan truck untuk fly
Pengelolaan LH. ash curah, truk
bak terbuka
dengan
penutup terpal
untuk bottom
ash curah).

b. Menggunakan
kemasan
dilengkapi label
identitas limbah
untuk limbah
non-B3 FABA
non-curah.

3. Unloading dari Pencemaran Konsentrasi a. Menggunakan Lokasi Selama a. Pengukuran Lokasi Minimal 1 Pada
alat angkut ke udara ambien partikulat debu sistem angkut pemanfaatan pelaksanaan kualitas udara pemanfaatan (satu) kali seluruh
tempat akibat (TSP) melebihi tertutup untuk limbah non-B3 kegiatan. ambien dan limbah non-B3 dalam 1 kawasan
penyimpanan partikulat baku mutu udara memindahkan FABA. meteorologi FABA. (satu) tahun, fasilitas.
sementara debu ambien limbah non-B3 (minimal arah dan selama
Fly Ash dari kecepatan angin)

Badan Standardisasi Instrumen LHK |Halaman 11 dari 22


berdasarkan alat angkut ke dilakukan oleh pelaksanaan
Lampiran VII PP tempat laboratorium yang kegiatan.
No. 22 Tahun penyimpanan teregistrasi pada
2021 tentang sementara minimal dua titik
Penyelenggaraan (pneumatic (upwind dan
Perlindungan dan conveyor). downwind
Pengelolaan LH
berdasarkan data
b. Membasahi meteorologi) atau
limbah nonB3 sesuai dengan
FABA, jika penentuan titik di
memungkinkan, Kepdal No 205
untuk tahun 1996 atau
mengurangi SNI 19-7119.6-
debu selama 2005.
proses
pemindahan. b. Hasil pengukuran
dibandingkan
c. Melakukan
dengan baku mutu
housekeeping
udara ambien
untuk
yang mengacu
memastikan
pada Lampiran VII
tidak adanya
PP No. 22 tahun
ceceran debu.
2021 tentang
Penyelenggaraan
Perlindungan dan
Pengelolaan LH.

Pencemaran Konsentrasi a. Pembuatan Lokasi Selama a. Pengambilan Lokasi Minimal 1 Pada


air parameter saluran pemanfaatan pelaksanaan sampel air untuk pemanfaatan (satu) kali seluruh
permukaan kualitas air drainase ke limbah non-B3 kegiatan. dianalisis di limbah non-B3 dalam 1 kawasan
akibat melebihi baku IPAL untuk FABA. laboratorium FABA. (satu) tahun, fasilitas.
munculnya air mutu air nasional pengendalian terakreditasi. selama
limpasan. berdasarkan air limpasan. pelaksanaan
Lampiran VI PP kegiatan.
b. Hasil analisis
No. 22 Tahun
dibandingkan
2021 tentang
Penyelenggaraan dengan baku mutu
Perlindungan dan air nasional yang
Pengelolaan LH. mengacu pada
Lampiran VI PP
No. 22 Tahun
2021.

Pencemaran Konsentrasi a. Melapisi lantai Lokasi Selama a. Pengambilan Lokasi Minimal 1 Pada
tanah akibat parameter area kegiatan pemanfaatan pelaksanaan sampel tanah pemanfaatan (satu) kali seluruh
anorganik pemanfaatan kegiatan. untuk dianalisis di dalam 1

Badan Standardisasi Instrumen LHK |Halaman 12 dari 22


ceceran melebihi nilai limbah non-b3 limbah non-B3 laboratorium limbah non-B3 (satu) tahun, kawasan
FABA. baku karakteristik FABA dengan FABA. terakreditasi. FABA. selama fasilitas.
beracun melalui lapisan tahan pelaksanaan
TCLP air, dapat b. Hasil analisis kegiatan.
berdasarkan berupa beton dibandingkan
Lampiran XIII PP atau lapisan dengan nilai baku
No. 22 Tahun sejenis lainnya.
karakteristik
2021 tentang
beracun melalui
Penyelenggaraan b. Melakukan
Perlindungan dan housekeeping TCLP
Pengelolaan LH. untuk berdasarkan
memastikan Lampiran XIII PP
tidak adanya No. 22 Tahun
ceceran debu 2021 tentang
Penyelenggaraan
Perlindungan dan
Pengelolaan LH.

II. TAHAP PENYIMPANAN LIMBAH NON-B3 FABA DI LOKASI PEMANFAATAN

1. Penyimpanan Pencemaran Konsentrasi a. Menggunakan Lokasi Selama a. Pengukuran Lokasi Minimal 1 Pada
Sementara udara ambien partikulat debu fasilitas pemanfaatan pelaksanaan kualitas udara pemanfaatan (satu) kali seluruh
limbah non-B3 akibat (TSP) melebihi penyimpanan limbah non-B3 kegiatan ambien dan limbah non-B3 dalam 1 kawasan
FABA partikulat baku mutu udara sementara FABA meteorologi FABA (satu) tahun, fasilitas
debu ambien seperti (minimal arah dan selama
berdasarkan bangunan kecepatan angin) pelaksanaan
Lampiran VII PP kegiatan.
tertutup dilakukan oleh
No. 22 Tahun
(Bottom Ash) laboratorium yang
2021 tentang
Penyelenggaraan atau silo (Fly teregistrasi pada
Perlindungan dan Ash). minimal dua titik
Pengelolaan LH (upwind dan
b. Memasang dust downwind
collector atau berdasarkan data
filter pada meteorologi) atau
tempat sesuai dengan
penyimpanan penentuan titik di
sementara Kepdal No 205
seperti tahun 1996 atau
bangunan SNI 19-7119.6-
tertutup atau 2005
silo.
b. Hasil pengukuran
c. Penggunaan dibandingkan
penghalang dengan baku mutu
fisik di udara ambien
sekeliling area yang mengacu

Badan Standardisasi Instrumen LHK |Halaman 13 dari 22


pemanfaatan pada Lampiran VII
untuk PP No. 22 tahun
pengendalian 2021 tentang
debu (vegetasi, Penyelenggaraan
pagar). Perlindungan dan
Pengelolaan LH.
d. Melakukan
housekeeping
untuk
memastikan
tidak adanya
ceceran debu

Pencemaran Konsentrasi a. Pembuatan Lokasi Selama a. Pengambilan Lokasi Minimal 1 Pada


air parameter tanggul atau pemanfaatan pelaksanaan sampel air untuk pemanfaatan (satu) kali seluruh
permukaan kualitas air saluran limbah non-B3 kegiatan. dianalisis di limbah non-B3 dalam 1 kawasan
akibat melebihi baku drainase FABA. laboratorium FABA. (satu) tahun, fasilitas.
munculnya air mutu air nasional sementara terakreditasi. selama
lindi. berdasarkan untuk pelaksanaan
Lampiran VI PP pengendalian kegiatan.
b. Hasil analisis
No. 22 Tahun air larian.
dibandingkan
2021 tentang
Penyelenggaraan b. Menyalurkan dengan baku mutu
Perlindungan dan air lindi ke air nasional yang
Pengelolaan LH. IPAL. mengacu pada
Lampiran VI PP
No. 22 Tahun
2021.

Pencemaran Konsentrasi a. Pembuatan Lokasi Selama a. Pengambilan Lokasi Minimal 1 Pada


air parameter saluran pemanfaatan pelaksanaan sampel air untuk pemanfaatan (satu) kali seluruh
permukaan kualitas air drainase ke limbah non-B3 kegiatan. dianalisis di limbah non-B3 dalam 1 kawasan
akibat melebihi baku IPAL untuk FABA. laboratorium FABA. (satu) tahun, fasilitas.
munculnya air mutu air nasional pengendalian terakreditasi. selama
limpasan. berdasarkan air limpasan. pelaksanaan
Lampiran VI PP kegiatan.
b. Hasil analisis
No. 22 Tahun
dibandingkan
2021 tentang
Penyelenggaraan dengan baku mutu
Perlindungan dan air nasional yang
Pengelolaan LH. mengacu pada
Lampiran VI PP
No. 22 Tahun
2021.

Badan Standardisasi Instrumen LHK |Halaman 14 dari 22


Pencemaran Konsentrasi a. Melapisi lantai Lokasi Selama a. Pengambilan Lokasi Minimal 1 Pada
tanah akibat parameter area kegiatan pemanfaatan pelaksanaan sampel tanah pemanfaatan (satu) kali seluruh
ceceran anorganik pemanfaatan limbah non-B3 kegiatan. untuk dianalisis di limbah non-B3 dalam 1 kawasan
FABA. melebihi nilai limbah non-b3 FABA. laboratorium FABA. (satu) tahun, fasilitas.
baku karakteristik FABA dengan terakreditasi. selama
beracun melalui lapisan tahan pelaksanaan
TCLP air, dapat kegiatan.
b. Hasil analisis
berdasarkan berupa beton
dibandingkan
Lampiran XIII PP atau lapisan
No. 22 Tahun sejenis lainnya. dengan nilai baku
2021 tentang karakteristik
Penyelenggaraan b. Melakukan beracun melalui
Perlindungan dan housekeeping TCLP
Pengelolaan LH. untuk berdasarkan
memastikan Lampiran XIII PP
tidak adanya No. 22 Tahun
ceceran debu. 2021 tentang
Penyelenggaraan
Perlindungan dan
Pengelolaan LH.

III. TAHAP PEMINDAHAN LIMBAH NON-B3 FABA DARI FASILITAS PENYIMPANAN KE FASILITAS PRODUKSI CAMPURAN BETON

1. Pemindahan ke Pencemaran Konsentrasi a. Menggunakan Lokasi Selama a. Pengukuran Lokasi Minimal 1 Pada
fasilitas udara ambien partikulat debu sistem angkut pemanfaatan pelaksanaan kualitas udara pemanfaatan (satu) kali seluruh
produksi akibat (TSP) melebihi tertutup untuk limbah non-B3 kegiatan. ambien dan limbah non-B3 dalam 1 kawasan
campuran partikulat baku mutu udara memindahkan FABA. meteorologi FABA. (satu) tahun, fasilitas.
beton (mixer). debu. ambien limbah non-B3 (minimal arah dan selama
berdasarkan Fly Ash dari silo kecepatan angin) pelaksanaan
Lampiran VII PP kegiatan.
ke fasilitas dilakukan oleh
No. 22 Tahun
produksi laboratorium yang
2021 tentang
Penyelenggaraan campuran teregistrasi pada
Perlindungan dan beton minimal dua titik
Pengelolaan LH. (pneumatic (upwind dan
conveyor). downwind
berdasarkan data
b. Membasahi meteorologi) atau
limbah non-B3 sesuai dengan
FABA, jika penentuan titik di
memungkinkan, Kepdal No 205
untuk tahun 1996 atau
mengurangi SNI 19-7119.6-
debu selama 2005.
proses
pemindahan. b. Hasil pengukuran
dibandingkan

Badan Standardisasi Instrumen LHK |Halaman 15 dari 22


c. Melakukan dengan baku mutu
housekeeping udara ambien
untuk yang mengacu
memastikan pada Lampiran VII
tidak adanya PP No. 22 tahun
ceceran debu. 2021 tentang
Penyelenggaraan
Perlindungan dan
Pengelolaan LH.

Pencemaran Konsentrasi a. Pembuatan Lokasi Selama a. Pengambilan Lokasi Minimal 1 Pada


air parameter saluran pemanfaatan pelaksanaan sampel air untuk pemanfaatan (satu) kali seluruh
permukaan kualitas air drainase ke limbah non-B3 kegiatan. dianalisis di limbah non-B3 dalam 1 kawasan
akibat melebihi baku IPAL untuk FABA. laboratorium FABA. (satu) tahun, fasilitas.
munculnya air mutu air nasional pengendalian terakreditasi. selama
limpasan. berdasarkan air limpasan. pelaksanaan
Lampiran VI PP kegiatan.
b. Hasil analisis
No. 22 Tahun
dibandingkan
2021 tentang
Penyelenggaraan dengan baku mutu
Perlindungan dan air nasional yang
Pengelolaan LH. mengacu pada
Lampiran VI PP
No. 22 Tahun
2021.

Pencemaran Konsentrasi a. Melapisi lantai Lokasi Selama a. Pengambilan Lokasi Minimal 1 Pada
tanah akibat parameter area kegiatan pemanfaatan pelaksanaan sampel tanah pemanfaatan (satu) kali seluruh
ceceran anorganik pemanfaatan limbah non-B3 kegiatan. untuk dianalisis di limbah non-B3 dalam 1 kawasan
FABA. melebihi nilai limbah non-b3 FABA. laboratorium FABA. (satu) tahun, fasilitas.
baku karakteristik FABA dengan terakreditasi. selama
beracun melalui lapisan tahan pelaksanaan
TCLP air, dapat kegiatan.
b. Hasil analisis
berdasarkan berupa beton
dibandingkan
Lampiran XIII PP atau lapisan
No. 22 Tahun sejenis lainnya. dengan nilai baku
2021 tentang karakteristik
Penyelenggaraan b. Melakukan beracun melalui
Perlindungan dan housekeeping TCLP
Pengelolaan LH. untuk berdasarkan
memastikan Lampiran XIII PP
tidak adanya No. 22 Tahun
ceceran debu 2021 tentang
Penyelenggaraan
Perlindungan dan
Pengelolaan LH.

Badan Standardisasi Instrumen LHK |Halaman 16 dari 22


IV. TAHAP PRODUKSI CAMPURAN BETON

1. Feeding ke alat Pencemaran Konsentrasi a. Menggunakan Lokasi Selama a. Pengukuran Lokasi Minimal 1 Pada
produksi udara ambien partikulat debu sistem angkut pemanfaatan pelaksanaan kualitas udara pemanfaatan (satu) kali seluruh
campuran akibat (TSP) melebihi tertutup untuk limbah non-B3 kegiatan ambien dan limbah non-B3 dalam 1 kawasan
beton (mixer) partikulat baku mutu udara memindahkan FABA meteorologi FABA (satu) tahun, fasilitas
debu ambien limbah non-B3 (minimal arah dan selama
berdasarkan FABA dari kecepatan angin) pelaksanaan
Lampiran VII PP tempat kegiatan.
dilakukan oleh
No. 22 Tahun penyimpanan
laboratorium yang
2021 tentang sementara ke
Penyelenggaraan alat teregistrasi pada
Perlindungan dan pencampur/mix minimal dua titik
Pengelolaan LH er. (Air slide, (upwind dan
bucket downwind
conveyor, berdasarkan data
screw meteorologi) atau
conveyor) sesuai dengan
penentuan titik di
b. Menggunakan Kepdal No 205
penutup tahun 1996 atau
tambahan, SNI 19-7119.6-
dapat berupa
2005
terpal atau
bangunan b. Hasil pengukuran
penutup, pada dibandingkan
celah dengan baku mutu
sambungan udara ambien
antara unloader yang mengacu
dengan mixer. pada Lampiran VII
PP No. 22 tahun
c. Membasahi 2021 tentang
limbah non-B3 Penyelenggaraan
FABA, jika Perlindungan dan
memungkinkan, Pengelolaan LH
untuk
mengurangi
debu selama
proses
pemindahan.

d. Melakukan
housekeeping
untuk
memastikan
tidak adanya
ceceran debu.

Badan Standardisasi Instrumen LHK |Halaman 17 dari 22


Pencemaran Konsentrasi a. Pembuatan Lokasi Selama a. Pengambilan Lokasi Minimal 1 Pada
air parameter saluran pemanfaatan pelaksanaan sampel air untuk pemanfaatan (satu) kali seluruh
permukaan kualitas air drainase ke limbah non-B3 kegiatan. dianalisis di limbah non-B3 dalam 1 kawasan
akibat melebihi baku IPAL untuk FABA. laboratorium FABA. (satu) tahun, fasilitas.
munculnya air mutu air nasional pengendalian terakreditasi. selama
limpasan. berdasarkan air limpasan. pelaksanaan
Lampiran VI PP kegiatan.
b. Hasil analisis
No. 22 Tahun
dibandingkan
2021 tentang
Penyelenggaraan dengan baku
Perlindungan dan mutu air nasional
Pengelolaan LH. yang mengacu
pada Lampiran VI
PP No. 22 Tahun
2021.

Pencemaran Konsentrasi a. Melapisi lantai Lokasi Selama a. Pengambilan Lokasi Minimal 1 Pada
tanah akibat parameter area kegiatan pemanfaatan pelaksanaan sampel tanah pemanfaatan (satu) kali seluruh
ceceran anorganik pemanfaatan limbah non-B3 kegiatan. untuk dianalisis di limbah non-B3 dalam 1 kawasan
FABA. melebihi nilai limbah non-b3 FABA. laboratorium FABA. (satu) tahun, fasilitas.
baku karakteristik FABA dengan terakreditasi. selama
beracun melalui lapisan tahan pelaksanaan
TCLP air, dapat kegiatan.
b. Hasil analisis
berdasarkan berupa beton
dibandingkan
Lampiran XIII PP atau lapisan
No. 22 Tahun sejenis lainnya. dengan nilai baku
2021 tentang karakteristik
Penyelenggaraan b. Melakukan beracun melalui
Perlindungan dan housekeeping TCLP
Pengelolaan LH. untuk berdasarkan
memastikan Lampiran XIII PP
tidak adanya No. 22 Tahun
ceceran debu 2021 tentang
Penyelenggaraan
Perlindungan dan
Pengelolaan LH.

2. Proses mixing Pencemaran Konsentrasi debu a. Menggunakan Lokasi Selama a. Pengukuran Lokasi Minimal 1 Pada
campuran udara ambien melebihi baku penutup pemanfaatan pelaksanaan kualitas udara pemanfaatan (satu) kali seluruh
beton akibat mutu udara tambahan pada limbah non-B3 kegiatan ambien dan limbah non-B3 dalam 1 kawasan
partikulat ambien lubang mixer, FABA meteorologi FABA (satu) tahun, fasilitas
debu berdasarkan atau (minimal arah dan selama
Lampiran VII PP kecepatan angin) pelaksanaan
No. 22 Tahun b. melakukan kegiatan.
dilakukan oleh
2021 tentang proses mixing di
laboratorium yang
Penyelenggaraan dalam

Badan Standardisasi Instrumen LHK |Halaman 18 dari 22


Perlindungan dan bangunan teregistrasi pada
Pengelolaan LH tertutup. minimal dua titik
(upwind dan
c. Melakukan downwind
housekeeping berdasarkan data
untuk meteorologi) atau
memastikan
sesuai dengan
tidak adanya
penentuan titik di
ceceran debu.
Kepdal No 205
tahun 1996 atau
SNI 19-7119.6-
2005

b. Hasil pengukuran
dibandingkan
dengan baku mutu
udara ambien
yang mengacu
pada Lampiran VII
PP No. 22 tahun
2021 tentang
Penyelenggaraan
Perlindungan dan
Pengelolaan LH

Pencemaran Konsentrasi a. Pembuatan Lokasi Selama a. Pengambilan Lokasi Minimal 1 Pada


air parameter saluran pemanfaatan pelaksanaan sampel air untuk pemanfaatan (satu) kali seluruh
permukaan kualitas air drainase ke limbah non-B3 kegiatan. dianalisis di limbah non-B3 dalam 1 kawasan
akibat melebihi baku IPAL untuk FABA. laboratorium FABA. (satu) tahun, fasilitas.
munculnya air mutu air nasional pengendalian terakreditasi. selama
limpasan. berdasarkan air limpasan. pelaksanaan
Lampiran VI PP kegiatan.
b. Hasil analisis
No. 22 Tahun
dibandingkan
2021 tentang
Penyelenggaraan dengan baku
Perlindungan dan mutu air nasional
Pengelolaan LH. yang mengacu
pada Lampiran VI
PP No. 22 Tahun
2021.
Pencemaran Konsentrasi a. Melapisi lantai Lokasi Selama a. Pengambilan Lokasi Minimal 1 Pada
tanah akibat parameter area kegiatan pemanfaatan pelaksanaan sampel tanah pemanfaatan (satu) kali seluruh
ceceran anorganik pemanfaatan limbah non-B3 kegiatan. untuk dianalisis di limbah non-B3 dalam 1 kawasan
FABA. melebihi nilai limbah non-b3 FABA. laboratorium FABA. (satu) tahun, fasilitas.
baku karakteristik FABA dengan terakreditasi. selama

Badan Standardisasi Instrumen LHK |Halaman 19 dari 22


beracun melalui lapisan tahan pelaksanaan
TCLP air, dapat b. Hasil analisis kegiatan.
berdasarkan berupa beton dibandingkan
Lampiran XIII PP atau lapisan dengan nilai baku
No. 22 Tahun sejenis lainnya. karakteristik
2021 tentang beracun melalui
Penyelenggaraan b. Melakukan
TCLP
Perlindungan dan housekeeping
berdasarkan
Pengelolaan LH. untuk
memastikan Lampiran XIII PP
tidak adanya No. 22 Tahun
ceceran debu 2021 tentang
Penyelenggaraan
Perlindungan dan
Pengelolaan LH.

3. Pemindahan ke Pencemaran Konsentrasi a. Melakukan Lokasi Selama a. Pengukuran Lokasi Minimal 1 Pada
pencetakan udara ambien partikulat debu penyiraman pemanfaatan pelaksanaan kualitas udara pemanfaatan (satu) kali seluruh
beton. akibat (TSP) melebihi pada badan limbah non-B3 kegiatan ambien dan limbah non-B3 dalam 1 kawasan
partikulat baku mutu udara truk FABA meteorologi FABA (satu) tahun, fasilitas
debu ambien pengangkut (minimal arah dan selama
berdasarkan untuk kecepatan angin) pelaksanaan
Lampiran VII PP membersihkan kegiatan.
dilakukan oleh
No. 22 Tahun debu yang
laboratorium yang
2021 tentang menempel.
Penyelenggaraan teregistrasi pada
Perlindungan dan b. Menggunakan minimal dua titik
Pengelolaan LH penutup (upwind dan
tambahan pada downwind
truk pengangkut berdasarkan data
atau alat angkut meteorologi) atau
lainnya untuk sesuai dengan
mencegah penentuan titik di
tumpahan Kepdal No 205
material. tahun 1996 atau
SNI 19-7119.6-
c. Mengatur
2005
jumlah muatan
untuk b. Hasil pengukuran
mencegah dibandingkan
tumpahan dengan baku mutu
material. udara ambien
yang mengacu
d. Melakukan pada Lampiran VII
housekeeping PP No. 22 tahun
untuk 2021 tentang
memastikan Penyelenggaraan
tidak adanya

Badan Standardisasi Instrumen LHK |Halaman 20 dari 22


ceceran debu Perlindungan dan
dan material. Pengelolaan LH

Pencemaran Konsentrasi a. Pembuatan Lokasi Selama a. Pengambilan Lokasi Minimal 1 Pada


air parameter saluran pemanfaatan pelaksanaan sampel air untuk pemanfaatan (satu) kali seluruh
permukaan kualitas air drainase ke limbah non-B3 kegiatan. dianalisis di limbah non-B3 dalam 1 kawasan
akibat melebihi baku IPAL untuk FABA. laboratorium FABA. (satu) tahun, fasilitas.
munculnya air mutu air nasional pengendalian terakreditasi. selama
limpasan. berdasarkan air limpasan. pelaksanaan
Lampiran VI PP kegiatan.
b. Hasil analisis
No. 22 Tahun
dibandingkan
2021 tentang
Penyelenggaraan dengan baku
Perlindungan dan mutu air nasional
Pengelolaan LH. yang mengacu
pada Lampiran VI
PP No. 22 Tahun
2021.
Pencemaran Konsentrasi a. Melapisi lantai Lokasi Selama a. Pengambilan Lokasi Minimal 1 Pada
tanah akibat parameter area kegiatan pemanfaatan pelaksanaan sampel tanah pemanfaatan (satu) kali seluruh
ceceran anorganik pemanfaatan limbah non-B3 kegiatan. untuk dianalisis di limbah non-B3 dalam 1 kawasan
FABA. melebihi nilai limbah non-b3 FABA. laboratorium FABA. (satu) tahun, fasilitas.
baku karakteristik FABA dengan terakreditasi. selama
beracun melalui lapisan tahan pelaksanaan
TCLP air, dapat kegiatan.
b. Hasil analisis
berdasarkan berupa beton
dibandingkan
Lampiran XIII PP atau lapisan
No. 22 Tahun sejenis lainnya. dengan nilai baku
2021 tentang karakteristik
Penyelenggaraan b. Melakukan beracun melalui
Perlindungan dan housekeeping TCLP
Pengelolaan LH. untuk berdasarkan
memastikan Lampiran XIII PP
tidak adanya No. 22 Tahun
ceceran debu 2021 tentang
Penyelenggaraan
Perlindungan dan
Pengelolaan LH.

Badan Standardisasi Instrumen LHK |Halaman 21 dari 22


VI. Lokasi Teknis
Area dilaksanakannya kegiatan operasional pemanfaatan limbah non-B3
FABA untuk substitusi bahan baku pembuatan beton.
VII. Periode Pengelolaan
Selama kegiatan operasional pemanfaatan limbah non-B3 FABA untuk
substitusi bahan baku pembuatan beton.
VIII. Institusi Pengelolaan (Pelaksana, Pengawas, dan Pelaporan)
Pengelolaan kegiatan pemanfaatan limbah non-B3 dilakukan oleh penanggung
jawab usaha dan/atau kegiatan yang melakukan kegiatan tersebut.
Penanggung jawab usaha wajib menyusun dokumen rincian teknis
pengelolaan limbah non-B3 menggunakan format sebagaimana tercantum
dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No 19 Tahun 2021
Lampiran VIII untuk kegiatan pemanfaatan limbah nonB3.

Pelaksana kegiatan pengelolaan limbah non B3 wajib melaporkan kepada


Menteri, gubernur, bupati/wali kota sesuai dengan kewenangannya paling
sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun

Referensi
● Central Pollution Control Board, 2013, Final Report of The Committee for
Preparation of “Guidelines for Loading, Unloading and Nuisance Free
Transportation of All Types of Flyash, Including Bottom Ash Etc. Generated By
Thermal Power Stations”.
● D.N., Naresh, 2010, “Management of Ash Disposal”, GEOtrendz December 16-
18.
● Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
● Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia
Nomor 19 Tahun 2021 tentang Tata Cara Pengelolaan Limbah Nonbahan
Berbahaya Dan Beracun
● Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan, 2015, Beton
dengan Sedikit Semen Portland dan Tanpa Semen Portland Memanfaatkan
Abu Terbang dari PLTU Batubara, Badan Penelitian dan Pengembangan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
● Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan, 2012, Beton Kinerja
Tinggi, Teknologi dan Aplikasi di Indonesia, Badan Penelitian dan
Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Badan Standardisasi Instrumen LHK |Halaman 22 dari 22

Anda mungkin juga menyukai