Anda di halaman 1dari 62

 

Rencana Pengelolaan Lingkungan


(R K L)
Pembangunan Industri Amoniak
& Sarana Penunjangnya
Banggai, Sulawesi Tengah

Oleh : PT Panca Amara Utama

PT Widya Cipta Buana, Bandung  
September, 2012 
 
Kata Pengantar

KATA PENGANTAR

Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 05 tahun


2012 tentang Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL). PT Panca Amara Utama telah
menyusun AMDAL Pembangunan Industri Amoniak dan Sarana Penunjangnya
yang berlokasi di Desa Uso, Kecamatan Batui, Kabupaten Banggai, Provinsi
Sulawesi Tengah. RKL (Rencana Pengelolaan Lingkungan) merupakan bagian
dari AMDAL. Seperti diketahui AMDAL terdri atas tiga dokumen yaitu ANDAL, RKL
dan RPL.

Penyusunan dokumen RKL merupakan arahan untuk melakukan pengelolaan


lingkungan hidup. Seluruh dampak lingkungan yang dikelola sesuai dengan
dampak besar dan penting seperti tertuang dalam dokumen ANDAL. Pedoman
penyusunan dokumen RKL mengacu pada Lampiran III Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup Nomor 08 Tahun 2006 mengenai Pedoman Penyusunan
Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL).

Pada kesempatan ini kami sampaikan terimakasih atas bantuan dan kerjasama
dari berbagai pihak, sehingga dokumen RKL ini dapat terselesaikan.

Jakarta , 14 September 2012

RKL Pembangunan Industri Amoniak PT Panca Amara Utama i


Daftar Isi

DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................. i
BAB I PENDAHULUAN .................................................................. I-1
1.1. Latar Belakang ........................................................... I-1
1.1.1. Kebijakan Pengelolaan Lingkungan .......................... I-1
1.1.2. Peraturan dan Perundang-undangan yang Terkait .... I-2
1.2. Maksud dan Tujuan .................................................... I-4
1.3. Kegunaan Pengelolaan Lingkungan ............................. I-4
1.3.1. Kegunaan Bagi Pemrakarsa ............................. I-4
1.3.2. Kegunaan Bagi Pemerintah ………………………...... I-4
1.3.3. Kegunaan Bagi Masyarakat …………………………... I-5
BAB II PENDEKATAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP ........................ II-1
2.1. Pendekatan Teknologi .................................................. II-1
2.2. Pendekatan Sosial Ekonomi dan Budaya ........................ II-2
2.3. Pendekatan Institusional ............................................. II-3
BAB III RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN ................................ III-1
3.1. Tahap Pra-Konstruksi …………………………………………..... III-1
3.1.1. Izin dan Kosultasi Publik .................................. III-1
3.1.1.1. Partisipasi dan Persepsi Masyarakat .... III-1
3.1.2. Pembebasan Lahan .......................................... III-3
3.1.2.1. Pendapatan Masyarakat .................... III-3
3.1.2.2. Konflik Sosial .................................... III-5
3.1.3. Mobilisasi Tenaga Kerja Pra-Konstruksi .............. III-7
3.1.3.1. Peluang Kerja dan Usaha ................. III-7
3.1.3.2. Konflik Sosial .................................... III-9
3.1.3.3. Pendapatan Masyarakat .................... III-11
3.1.4. Mobilisasi Alat dan Bahan ................................. III-13
3.1.4.1. Kerusakan Jalan ............................... III-13
3.1.5. Pematangan Lahan .......................................... III-14
3.1.5.1. Erosi Tanah ...................................... III-14
3.2. Tahap Konstruksi …………………………………………………… III-16
3.2.1. Mobilisasi Tenaga Kerja Konstruksi .................... III-16
3.2.1.1. Peluang Kerja dan Usaha................. III-16
3.2.1.2. Konflik Sosial .................................... III-18
3.2.1.3. Pendapatan Masyarakat .................... III-20
3.2.2. Drainase Dan Kolam Pengendap (kolam retensi) III-22
3.2.2.1. Tekendalinya Run-off ........................ III-22
3.2.3. Pondasi dan Struktur Penyangga ...................... III-23
3.2.3.1. Amblasan ......................................... III-23
3.2.4. Pembuatan Bangunan ...................................... III-25
3.2.4.1. Run-off ............................................ III-25
3.2.5. Ruang Terbuka Hijau (RTH) ............................. III-26
3.2.5.1 Penyerap Karbon .............................. III-26

ii
RKL Pembangunan Industri Amoniak PT Panca Amara Utama
Daftar Isi

3.2.5.2. Infiltrasi ........................................... III-28


3.2.5.3. Estetika ................................................. III-29
3.3. Tahap Operasi ......................................................... III-31
3.3.1. Mobilisasi Tenaga Kerja .................................... III-31
3.3.1.1. Peluang Kerja dan Usaha ................ III-31
3.3.1.2. Konflik Sosial .................................... III-33
3.3.1.3. Pendapatan Masyarakat .................... III-35
3.4. Tahap Pasca-Operasi ............................................... III-36
3.4.1. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) ................... III-36
3.4.1.1. Kesempatan kerja dan usaha............. III-36
Lampiran :
Ringkasan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
Peta Rencana Lokasi Pengelolaan Lingkungan

iii
RKL Pembangunan Industri Amoniak PT Panca Amara Utama
Pendahuluan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Hasil studi Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Pembangunan Industri
Amoniak dan Sarana Penunjangnya di Desa Uso, Kecamatan Batui, Kabupaten
Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah yang diprakarsai oleh PT Panca Amara
Utama dapat menimbulkan dampak penting pada berbagai komponen
lingkungan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kegiatan pembangunan
industri amoniak dan sarana penunjangnya ini dapat mengubah kualitas
lingkungan secara mendasar, bila tidak dilakukan pengelolaan lingkungan.
Agar perubahan kualitas dan keseimbangan lingkungan tersebut tidak
mengarah ke kondisi yang lebih buruk, maka kegiatan ini akan disertai dengan
penyusunan Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) sehingga kegiatan yang
dilakukan merupakan pembangunan berkelanjutan dan berwawasan
lingkungan, antara lain dengan meminimalkan dampak negatif dan
mengembangkan dampak positif.

1.1.1. Kebijakan Pengelolaan Lingkungan


Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Pengelolaan dan Perlindungan Lingkungan Hidup menegaskan bahwa setiap
orang berkewajiban memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup serta
mencegah serta menanggulangi pencemaran dan perusakan lingkungan hidup.
Salah satu kebijaksanaan Pemerintah RI dalam pembangunan yang
berwawasan lingkungan yang dapat menilai apakah suatu kegiatan
pembangunan memiliki dampak penting terhadap lingkungan atau tidak adalah
dengan menerapkan studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).
Studi AMDAL pembangunan industri amoniak dan sarana penunjangnya oleh PT
Panca Amara Utama ini dilaksanakan untuk memenuhi ketentuan-ketentuan
peraturan perundang-undangan dan usaha untuk mencapai pembangunan yang
berwawasan lingkungan.

RKL Pembangunan Industri Amoniak PT Panca Amara Utama I-1


Pendahuluan

PT Panca Amara Utama berupaya untuk mengelola dampak penting, baik


dampak negatif maupun dampak positif, mulai tahap pra-konstruksi, konstruksi,
operasi dan pasca-operasi yang merujuk pada hasil kajian Bab V dokumen
ANDAL dan merujuk pada kaidah-kaidah dalam Undang-undang tentang
pengelolaan Lingkungan Hidup serta peraturan - peraturan terkait lainnya
sehingga kegiatan yang dilakukan berwawasan lingkungan.

Selain itu PT Panca Amara Utama berkomitmen untuk melakukan penyem-


purnaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan secara berkelanjutan dalam
bentuk mencegah, menanggulangi dan mengendalikan dampak lingkungan
yang disebabkan oleh kegiatan serta melakukan pelatihan bagi karyawannya
dibidang pengelolaan lingkungan hidup.

1.1.2. Peraturan dan Perundang-undangan yang Terkait


Peraturan dan perundang-undangan yang terkait dengan kegiatan pengelolaan
lingkungan dari dampak kegiatan adalah :
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 1960 tentang
Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria.
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 7 tahun 2004, tentang
Sumber Daya Air.
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 tahun 2008 tentang
Pengolahan Sampah.
4. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 1999 jo UU Nomor
32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
5. Undang-undang Nomor 38 tahun 2004 tentang Jalan.
6. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 26 tahun 2007 tentang
Penataan Ruang.
7. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun. 2009 tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan.
8. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Pengelolaan dan Perlindungan Lingkungan Hidup
9. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan.
10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 tahun 1991 tentang
Sungai.
11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1993 tentang
Angkutan Jalan.
12. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 tahun 1993 tentang
Prasarana dan Lalulintas Jalan.

RKL Pembangunan Industri Amoniak PT Panca Amara Utama I-2


Pendahuluan

13. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 tentang


Pengendalian Pencemaran Udara.
14. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi Sebagai Daerah
Otonom
15. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 150 Tahun 2000
tentang Pengendalian Kerusakan Tanah Untuk Produksi Biomasa.
16. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
17. PP Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang.
18. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 tahun 2012 tentang
Izin Lingkungan.
19. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 35 tahun 1993
tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor.
20. Keputusan Kepala Bapedal Nomor : KEP-056 tahun 1994 tentang
Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting.
21. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : KEP-
51/MENLH/10/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan
Industri.
22. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : KEP-
48/MENLH/11/1996, tentang Baku Tingkat Kebisingan.
23. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor
49/MENLH/11/1996, tentang Baku Mutu Tingkat Getaran.
24. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor :
KEP-225/BAPEDAL/08/1996 tentang Tata Cara Dan Persyaratan
Penyimpanan Dan Pengumpulan Minyak Pelumas Bekas.
25. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup / Kepala Badan
Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor KEP-299/11/ tahun 1996,
tentang Pedoman Teknis Kajian Aspek Sosial Dalam Penyusunan AMDAL.
26. Keputusan Kepala Bapedal Nomor 124/1997 tentang Panduan Kajian
Aspek Kesehatan Masyarakat dalam Penyusunan Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan.
27. Peraturan Kepala BPN No.2 tahun 1993 tentang Tata Cara Memperoleh
Izin Lokasi dan Hak-hak atas Tanah Untuk Perusahaan.
28. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 01 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengkajian Teknis Untuk Menetapkan Kelas Air.
29. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 03 Tahun 2006
tentang Program Menuju Indonesia Hijau.
30. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 08 tahun 2006
tentang Pedoman Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Hidup.
31. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
492/MENKES/Rev/2010, tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas
Air Minum.
32. Peraturan Daerah Provinsi Dati I Sulawesi Tengah No.4 Tahun 1985

RKL Pembangunan Industri Amoniak PT Panca Amara Utama I-3


Pendahuluan

tentang Pengelolaan dan Pelestarian Lingkungan Hidup di Sulawesi


Tengah.
33. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah Nomor 2 Tahun 2004
tentang RTRW Provinsi Sulawesi Tengah.
34. Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tkt I Sulawesi Tengah No 465 tahun
1995 tentang Baku Mutu Air dan Udara di Sulawesi Tengah.

1.2. Maksud dan Tujuan


Mengusahakan agar perubahan lingkungan yang diakibatkan oleh kegiatan
tidak menurunkan kualitas lingkungan tetapi mendukung kehidupan manusia.
o Memelihara dan atau memperbaiki kualitas lingkungan di tapak proyek
dan daerah sekitarnya.
o Mengembangkan dampak positif (manfaat) dan menekan dampak
negatif seminimal mungkin yang ditimbulkan oleh kegiatan.
o Memberikan rumusan mekanisme dalam rangka pengelolaan dampak
lingkungan antar instansi.

1.3. Kegunaan Pengelolaan Lingkungan


1.3.1. Kegunaan Bagi Pemrakarsa
o Menjaga agar pelaksanaan kegiatan yang dilakukan pada tahap pra-
konstruksi, konstruksi dan tahap operasi sesuai dengan jadwal waktu
yang telah direncanakan, sehingga biaya yang dikeluarkan menjadi lebih
efisien.
o Meminimalkan dampak negatif dan mengembangkan dampak positif
yang ditimbulkan, sehingga berguna untuk masukan pada tata letak
kegiatan.

1.3.2. Kegunaan Bagi Pemerintah


o Memberikan kejelasan teknis dan sistem koordinasi dalam kegiatan
pengelolaan lingkungan proyek.
o Memberikan kepastian bahwa wewenang dan tanggung jawab dari
masing-masing instansi terkait.

RKL Pembangunan Industri Amoniak PT Panca Amara Utama I-4


Pendahuluan

1.3.3. Kegunaan Bagi Masyarakat


o Mengetahui rencana pembangunan di daerahnya, sehingga dapat
mempersiapkan diri dan penyesuaian kehidupan.
o Mengetahui perubahan lingkungan sebelum dan sesudah proyek
dibangun, sehingga dapat memanfaatkan kesempatan yang
menguntungkan dan dapat menghindarkan kerugian-kerugian yang
mungkin terjadi sebagai akibat adanya proyek.
o Ikut berpartisipasi dalam pengelolaan lingkungan di daerah sejak awal,
khususnya dalam memberikan informasi ataupun ikut langsung dalam
membangun dan menjalankan proyek.
o Memahami hal ihwal proyek secara jelas serta ikut menghindari
timbulnya kesalah pahaman, hingga dapat menggalang kerjasama
yang saling menguntungkan.

RKL Pembangunan Industri Amoniak PT Panca Amara Utama I-5


Pendekatan Pengelolaan Lingkungan

BAB II
PENDEKATAN PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP

2.1. Pendekatan Teknologi

Pendekatan teknologi adalah cara-cara atau teknologi yang digunakan untuk


mengelola dampak penting terhadap komponen lingkungan hidup.
Pendekatan teknologi dalam Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) adalah
suatu pendekatan pencegahan dampak dengan menggunakan pilihan
teknologi yang sesuai, tepat dan mudah dalam pengoperasian dan murah
dalam pembiayaan.

PT Panca Amara Utama akan melakukan pengelolaan lingkungan dari


kegiatan pembangunan industri amoniak dan sarana penunjangnya
sebagaimana dijabarkan dalam kajian ini, sehinggga dampak negatif yang
ditimbulkan menjadi minimal, sedangkan adanya dampak positif akan tetap
dipertahankan bahkan berupaya untuk dapat dikembangkan.

Upaya pendekatan teknologi dilakukan dengan cara pengelolaan pada


kegiatan yang menimbulkan dampak pada berbagai komponen lingkungan
seperti : pengelolaan emisi ke udara, pengelolaan limbah cair, dan
pengendalian run off. Upaya pedekatan teknis seperti :

1. Mendesign burner Primery Reformer agar emisi memenuhi baku


mutu.

2. Merancang IPAL untuk mengelola limbah cair.

3. Membuat penirisan (drainase)

4. Pembuat penapungan air hujan (kolam retensi).

RKL Pembangunan Industri Amoniak PT Panca Amara Utama II - 1


Pendekatan Pengelolaan Lingkungan

2.2. Pendekatan Sosial Ekonomi dan Budaya

Pendekatan sosial ekonomi dan budaya lebih ditujukan pada penanganan


dampak negatif dan pengembangan dampak positif yang disebabkan oleh
pembangunan industri amoniak dan sarana penunjangnya. Pendekatan sosial
akan dilakukan pada masyarakat yang ada di sekitar tapak proyek yaitu di
Desa Uso, Hombola dan Kelurahan Lamo, di Kecamatan Batui serta Desa
Kalolos, Tangkiang dan Desa Bambang Boyange, di Kecamatan Kintom,
Kabupaten Banggai. Pendekatan tersebut digunakan agar pengelolaan
lingkungan yang akan dilakukan harus memperhatikan aspek sosial dan
ekonomi masyarakat, khususnya yang terpengaruh dengan keberadaan
proyek, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Dasar pendekatan ini ialah untuk memilih metode pengelolaan lingkungan


yang layak dengan cara mengoptimalkan penggunaan sumber daya dan
potensi lokal dan menjaga kondisi operasi pabrik sehingga memenuhi kaidah
lingkungan.

Pendekatan ekonomi dan budaya yang dapat dilakukan antara lain dengan :

o Memberikan bimbingan dan penyuluhan tentang peranan perusahaan


dalam kegiatan pembangunan industri serta dalam rangka menunjang
program pembangunan berwawasan lingkungan.

o Dalam penerimaan tenaga kerja yang dibutuhkan Pemrakarsa


diutamakan adalah masyarakat sekitar kegiatan dan dilanjutkan
dengan pemberian kesempatan untuk mengikuti latihan kerja (job
training) agar diperoleh suatu keterampilan kerja.
o Dalam masalah ganti rugi pembebasan lahan antara perusahaan
dengan masyarakat, harus dilakukan secara langsung dengan
disaksikan pemerintahan setempat.
o Melakukan Program Corporate Social Responsibility (CSR) bekerjasama
dengan Pemerintah Daerah untuk lebih memajukan pembangunan,
khususnya di Kecamatan Batui dan Kecamatan Kintom agar

RKL Pembangunan Industri Amoniak PT Panca Amara Utama II - 2


Pendekatan Pengelolaan Lingkungan

perekonomian masyarakat sekitar lokasi kegiatan dapat lebih


ditingkatkan, yaitu dengan cara memberikan bimbingan terhadap
masyarakat baik dalam bentuk pembinaan usaha kecil, pengembangan
pertanian, perternakan, kesehatan, perikanan/nelayan, koperasi dan
usaha lain yang ada di masyarakat.

2.3. Pendekatan Institusional

Pengelolaan lingkungan adalah bersifat lintas sektoral, dengan demikian


menyangkut pula berbagai instansi yang terkait maupun masyarakat,
sehingga pengelolaannya tidak terbatas pada Pemrakarsa. Pendekatan
institusional merupakan salah satu usaha pengelolaan lingkungan agar upaya
tersebut dapat dilakukan secara menyeluruh.

Pendekatan institusional yang akan dilaksanakan oleh Pemrakarsa dapat


meliputi koordinasi dengan instansi terkait seperti :

o Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah Provensi Sulawesi Tengah.


o Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Banggai
o Dinas Perindustrian Kabupaten Banggai
o Bappeda Kabupaten Banggai
o Dinas Perhubungan Kabupaten Banggai
o Kantor Pertanahan Kabupaten Banggai
o Kecamatan Batui
o Kecamatan Kintom
o Desa Uso, Hombola dan Kelurahan Lamo, Kecamatan Batui serta Desa
Kalolos, Tangkiang dan Desa Bambang Boyange, Kecamatan Kintom.

o Lembaga Perguruan Tinggi

RKL Pembangunan Industri Amoniak PT Panca Amara Utama II - 3


Rencana Pengelolaan Lingkungan

BAB III
RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN

3.1. Tahap Pra-Konstruksi


3.1.1. Izin dan Kosultasi publik
3.1.1.1. Partisipasi dan Persepsi Masyarakat
1. Dampak Penting dan Sumber Dampak Penting
Dampak penting
Dampak penting yang terjadi dari kegiatan izin dan konsultasi publik
adalah partisipasi masyarakat dan persepsi positif masyarakat dalam
memberikan saran dan pendapatnya kepada Pemrakarsa
pembangunan industri amoniak dan sarana penunjangnya dalam hal ini
adalah PT Panca Amara Utama (PT PAU).
Sumber Dampak Penting
Konsultasi Publik yang diselanggarakan di Desa Uso dan mengundang
pemerintah setempat, tokoh masyarakat, tokoh adat dan perwakilan
dari masyarakat Desa Uso dan desa-desa sekitarnya.
2. Tolok Ukur Dampak
Untuk mengukur dampak partisipasi masyarakat dan persepsi
masyarakat dapat dilihat:
• indikator frekuensi aktivitas masyarakat dalam memberikan saran.
Untuk itu beberapa indikator berikut dapat dipergunakan sebagai
tolok ukur, yaitu frekuensi pemberian saran dan pendapat yang
konstruktif kepada Pemrakarsa.
• Peran aktif masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup di
sekitar pabrik.
• Frekuensi aksi protes kepada pemrakarsa pabrik amoniak

RKL Pembangunan Industri Amoniak PT Panca Amara Utama III - 1


Rencana Pengelolaan Lingkungan

3. Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup


Tujuan pengelolaan dampak adalah meningkatkan partisipasi
masyarakat dan persepsi positif masyarakat berkaitan dengan
lingkungan hidup di sekitar pabrik amoniak.
4. Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengelolaan yang dilakukan untuk meningkatkan dampak positif dan
potensi dampak negatif yang dikhawatirkan terjadi, adalah:
o
Mengkomunikasikan berbagai persoalan dan pemecahannya dalam
wadah komunikasi yang didalamnya duduk wakil-wakil Pemrakarsa,
desa dan masyarakat yang ikut terlibat dalam sosialisasi rencana
kegiatan Pabrik Amoniak.
o Dalam wadah ini dapat dibahas berbagai permasalahan, sehingga
akan terjadi komunikasi diantara ketiga pihak yang duduk dalam
wadah tersebut misalnya : komunikasi (informasi) dalam kebutuhan
/ penyerapan tenaga kerja.
o Melakukan komunikasi dengan masyarakat melalui media
pertemuan yang ada dalam masyarakat seperti kegiatan pengajian
atau rapat koordinasi berkala baik yang diselenggarakan di tingkat
desa maupun kecamatan
5. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi pengelolaan adalah di Desa Uso, Desa Hombola dan Desa Lamo
di Kecamatan Batui, serta Desa Babang Buyangge, Kalolos dan
Tangkiang di Kecamatan Kintom.
6. Periode Pengelolaan Lingkungan
Periode pertemuan dilakukan secara berkala selama tahap Pra-
Konstruksi.
7. Pembiayaan Pengelolaan Lingkungan
Biaya pengelolaan, khususnya berkaitan dengan pertemuan rutin
dengan penduduk di wadah tersebut menjadi tanggung jawab
Pemrakarsa.

RKL Pembangunan Industri Amoniak PT Panca Amara Utama III - 2


Rencana Pengelolaan Lingkungan

8. Institusi Pengelolaan Lingkungan :


Pelaksana : PT Panca Amara Utama.
Pengawas : Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten
Banggai, Dinas Perindustrian Kabupaten Banggai,
BAPPEDA Kabupaten Banggai, dan Badan
Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sulawesi
Tengah.
Pelaporan : Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten
Banggai dengan tembusan ke Dinas Perindustrian
Kabupaten Banggai, BAPPEDA Kabupaten
Banggai, dan Badan Lingkungan Hidup Daerah
Provinsi Sulawesi Tengah.
3.1.2. Pembebasan Lahan
3.1.2.1. Pendapatan Masyarakat
1. Dampak Penting dan Sumber Dampak Penting
Dampak Penting
Dampak penting yaitu meningkatnya pendapatan penduduk yang lahan
dan asetnya digunakan untuk pembangunan Pabrik Amoniak.
Karakteristik penduduk di wilayah yang kemungkinan lahannya
digunakan adalah penduduk dengan ketergantungan pada sumber
daya lahan pertanian.
Sumber Dampak Penting
Pembebasan lahan untuk pembangunan industri amoniak dan sarana
penunjangnya oleh PT PAU.
2. Tolok Ukur Dampak
o Tingkat pendapatan rumah tangga.
o Banyaknya masyarakat yang merasa tidak puas yang ditandai
dengan protes-protes dari masyarakat mengenai nilai ganti rugi
lahan dan tanaman yang tidak sesuai dengan harapan mereka.

RKL Pembangunan Industri Amoniak PT Panca Amara Utama III - 3


Rencana Pengelolaan Lingkungan

3. Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup


o Meningkatkan pendapatan rumah tangga para eks pemilik lahan.
o Mengarahkan / memberikan pandangan kepada masyarakat untuk
penggunakan uang ganti rugi lahan secara produktif.
4. Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengelolaan yang dilakukan untuk meningkatkan dampak positif dan
potensi dampak negatif yang dikhawatirkan terjadi, adalah:
o Proses gantirugi lahan akan dilakukan sesuai dengan peraturan
yang berlaku.
o Pemrakarsa memberikan prioritas utama bagi para eks pemilik
lahan yang ingin bekerja di Pabrik Amoniak sesuai dengan
kebutuhan dan kualifikasi.
o Bekerjasama dengan tokoh masyarakat dan semua stakeholders
merumuskan langkah penyelesaian apabila terjadi perbedaan
pendapat antara Pemrakarsa dan masyarakat, dalam rangka
memberikan ganti rugi kepada pemilik lahan.
5. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Desa tempat tinggal para pemilik lahan yang akan dijadikan Pabrik
Amoniak.
6. Periode Pengelolaan Lingkungan
Sebelum dilaksanakannya pemberian uang ganti rugi.
7. Pembiayaan Pengelolaan Lingkungan
Pembiayaan merupakan tugas dan tanggung jawab Pemrakarsa
mencakup biaya ganti rugi serta biaya sosialisasi.

8. Institusi Pengelolaan Lingkungan :


Pelaksana : PT Panca Amara Utama.
Pengawas : Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten
Banggai, Dinas Perindustrian Kabupaten Banggai,
Kantor Pertanahan Kabupaten Banggai, BAPPEDA
Kabupaten Banggai, dan Badan Lingkungan Hidup
Daerah Provinsi Sulawesi Tengah.

RKL Pembangunan Industri Amoniak PT Panca Amara Utama III - 4


Rencana Pengelolaan Lingkungan

Pelaporan : Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten


Banggai dengan tembusan ke Dinas Perindustrian
Kabupaten Banggai, Kantor Pertanahan
Kabupaten Banggai, BAPPEDA Kabupaten
Banggai, dan Badan Lingkungan Hidup Daerah
Provinsi Sulawesi Tengah.

3.1.2.2. Konflik Sosial


1. Dampak Penting dan Sumber Dampak Penting
Dampak penting
Dampak yang diprakirakan timbul adalah keresahan sosial yang dapat
berakibat timbulnya konflik sosial antara perusahaan dengan pemilik
lahan yang belum dibebaskan.
Sumber Dampak Penting
Kegiatan pembebasan lahan.
2. Tolok Ukur Dampak
Adanya pemilik lahan yang merasa tidak puas yang ditandai dengan
protes-protes dari masyarakat mengenai kepastian pembebasaan
tanah mereka dan nilai ganti rugi yang tidak sesuai dengan harapan
mereka.
3. Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
o Mengurangi keresahan masyarakat yang diakibatkan oleh belum
adanya kepastian tentang gantirugi lahan.
o Mengurangi pontensi konflik sosial yang akan berakibat pada
gangguan kamtibmas pembangunan pabrik amoniak.
4. Pengelolaan Lingkungan Hidup
o Dalam melakukan sosialisasi pembebasan lahan PT. Panca Amara
Utama (PAU) akan bekerjasama dengan instansi terkait dan
mengikutsertakan para tokoh masyarakat.
o Bekerjasama dengan tokoh masyarakat dan semua stakeholders
merumuskan langkah penyelesaian apabila terjadi perbedaan

RKL Pembangunan Industri Amoniak PT Panca Amara Utama III - 5


Rencana Pengelolaan Lingkungan

pendapat antara pemrakarsa dan masyarakat, dalam rangka


memberikan ganti rugi kepada pemilik lahan.
o Sistem ganti rugi akan dilakukan sesuai dengan aturan pemerintah
yang berlaku.
5. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Para pemilik lahan yang akan dijadikan Pabrik Amonia di Desa Uso
dan Desa Lamo Kecamatan Batui dan Desa Kalolos, Kecamatan
Kintom.
6. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Periode pengelolaan lingkungan hidup dilakasanakan sebelum
pembebasan lahan.
7. Pembiayaan Pengelolaan Lingkungan
Biaya pengelolaan lingkungan hidup menjadi tanggung-jawab
Pemrakarsa.
8. Institusi Pengelolaan Lingkungan :
Pelaksana : PT Panca Amara Utama.
Pengawas : Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten
Banggai, Dinas Perindustrian Kabupaten Banggai,
BAPPEDA Kabupaten Banggai, dan Badan
Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sulawesi
Tengah.
Pelaporan : Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten
Banggai dengan tembusan ke Dinas Perindustrian
Kabupaten Banggai, BAPPEDA Kabupaten
Banggai, dan Badan Lingkungan Hidup Daerah
Provinsi Sulawesi Tengah.

RKL Pembangunan Industri Amoniak PT Panca Amara Utama III - 6


Rencana Pengelolaan Lingkungan

3.1.3. Mobilisasi Tenaga Kerja Pra-Konstruksi


3.1.3.1. Peluang Kerja dan Usaha
1. Dampak Penting dan Sumber Dampak Penting
Sumber Dampak
Sumber dampak adalah kegiatan mobilisasi tenaga kerja pada tahap
Pra-Konstruksi.
Dampak Penting
Dampak penting adalah dampak positif, dengan adanya partisipasi
penduduk lokal, namun juga dapat menimbulkan dampak negatif
karena perebutan peluang kerja dan peluang usaha.
2. Tolok Ukur Dampak
o Tingkat partisipasi tenaga kerja lokal serta peluang usaha dari mitra
sub–kontrak dalam kegiatan proyek.
o Meningkatnya kesejahteraan penduduk dari upah/pendapatan yang
dihasilkan dari proyek.
o Ketegangan sosial antara penduduk lokal dengan pemrakarsa
kegiatan, akibat persaingan dalam memanfaatkan peluang kerja
dan peluang usaha.
3. Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
Tujuan rencana pengelolaan lingkungan hidup adalah :
o Mengupayakan agar peluang kerja dan peluang usaha dapat
dimanfaatkan dengan maksimal oleh penduduk lokal.
o Mencegah ketegangan sosial akibat persaingan dalam
memanfaatkan peluang kerja dan peluang usaha.
4. Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengelolaan lingkungan yang dapat dilakukan adalah :
o Mengidentifikasi kebutuhan tenaga kerja yang dibutuhkan serta
potesi tenaga lokal yang dapat dimanfaatkan.
o Mengidentifikasi kontraktor lokal yang dapat dijadikan mitra/sub-
kontrak dalam kegiatan pembangunan.

RKL Pembangunan Industri Amoniak PT Panca Amara Utama III - 7


Rencana Pengelolaan Lingkungan

o Mengatur rekrutmen pekerja dengan maksud agar tenaga lokal dari


setiap desa dapat diikutsertakan.
o Mengatur partisipasi perusahaan lokal dan perusahan mitra
kontraktor lainnya, agar mendapatkan pekerjaan dari kegiatan Pra-
Konstruksi.
5. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi pengelolaan adalah di Desa Uso, Desa Hombola dan Desa
Lamo, di Kecamatan Batui, serta Desa Babang Buyangge, Kalolos
dan Tangkiang, di Kecamatan Kintom.
6. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Periode pengelolaan lingkungan dilakukan secara intensif selama
kegiatan Pra-Konstruksi berlangsung.
7. Pembiayaan Lingkungan Hidup
Pembiayaan lingkungan hidup menjadi tanggung jawab Pemrakarsa.

8. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup :


Pelaksana : PT Panca Amara Utama.
Pengawas : Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten
Banggai, Dinas Perindustrian Kabupaten Banggai,
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten
Banggai, BAPPEDA Kabupaten Banggai, dan
Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sulawesi
Tengah.
Pelaporan : Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten
Banggai dengan tembusan ke Dinas Perindustrian
Kabupaten Banggai, Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Banggai, BAPPEDA
Kabupaten Banggai, dan Badan Lingkungan Hidup
Daerah Provinsi Sulawesi Tengah.

RKL Pembangunan Industri Amoniak PT Panca Amara Utama III - 8


Rencana Pengelolaan Lingkungan

3.1.3.2 Konflik Sosial


Konflik sosial berupa gangguan masyarakat dan ketidak puasan.
1. Dampak Penting dan Sumber Dampak Penting
Dampak penting
Komponen lingkungan yang terkena dampak saat pengerahan tenaga
kerja pada kegiatan Pra-Konstruksi adalah kelancaran aktivitas
pembangunan akibat gangguan kamtibmas.
Gangguan ini dapat membawa akibat pada gangguan kamtibmas
secara keseluruhan, terutama apabila berkembang menjadi konflik
antar pendatang dan penduduk lokal.
Komponen lain yang berkembang berkaitan dengan persoalan
Kamtibmas adalah ketidakpuasan, karena kurangnya penerimaan
tenaga kerja lokal.
Sumber Dampak Penting
Kedua potensi dampak tersebut diatas, berawal dari langkanya peluang
kerja bagi penduduk lokal; serta kurangnya proses peralihan keahlian
bagi tenaga ahli lokal. Kedua peluang tersebut dapat meningkatkan
skill dan diversifikasi dalam jumlah relatif besar bagi penduduk lokal.
Besar kecilnya peluang atau kesempatan untuk merebut peluang
tersebut, akan mempengaruhi besar kecilnya gangguan dan atau
ketidakpuasan penduduk lokal.
2. Tolok Ukur Dampak
Untuk mengukur potensi kedua dampak tersebut, dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut :
o Besar/kecilnya keterlibatan pekerja lokal
o Besar/kecilnya gangguan kamtibmas
o Adanya kerjasama pihak desa dan Pemrakarsa.
3. Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
Tujuan pengelolaan dampak ketidakpuasan dan atau Kamtibmas
adalah untuk mencegah terjadinya ketidakpuasan dan munculnya
gangguan Kamtibmas. Untuk itu tujuan utama pengelolaan adalah:

RKL Pembangunan Industri Amoniak PT Panca Amara Utama III - 9


Rencana Pengelolaan Lingkungan

o Mengupayakan agar potensi gangguan dan ketidakpuasan


penduduk lokal dapat ditekan seminimal mungkin dengan cara
memperhatikan sumber dampaknya.
o Menjalin hubungan dan komunikasi intensif dengan penduduk lokal
dengan memanfaatkan institusi yang dibentuk, demi kelancaran
aktivitas pembangunan konstruksi Pabrik Amoniak.
o Menjalin hubungan dan komunikasi intensif dengan penduduk lokal
dengan memanfaatkan institusi yang dibentuk, demi kelancaran
aktivitas pembangunan konstruksi Pabrik Amoniak.
4. Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengelolaan yang dilakukan untuk mencegah tumbuhnya
ketidakpuasan dan gangguan Kamtibmas, adalah:
o Memanfaatkan wadah komunikasi untuk penyerapan tenaga kerja,
antara Pemrakarsa, penduduk dan kontraktor.
o Perekrutan tenaga kerja dilakukan secara transparan dan objektif.
o Melaksanakan kesepakatan tentang memberikan prioritas kerja bagi
penduduk sekitar Tapak Proyek.
5. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi pengelolaan adalah di Desa Uso, Desa Hombola dan Desa Lamo,
di Kecamatan Batui, serta Desa Babang Buyangge, Kalolos dan
Tangkiang, di Kecamatan Kintom.
6. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Periode pengelolaan lingkungan hidup dilaksanakan selama mobilisasi
tenaga kerja untuk kegiatan Pra-Konstruksi.
7. Pembiayaan Pengelolaan Lingkungan
Biaya pengelolaan lingkungan hidup menjadi tanggung-jawab
Pemrakarsa.
8. Institusi Pengelolaan Lingkungan :
Pelaksana : PT Panca Amara Utama.
Pengawas : Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten
Banggai, Dinas Perindustrian Kabupaten Banggai,
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten

RKL Pembangunan Industri Amoniak PT Panca Amara Utama III - 10


Rencana Pengelolaan Lingkungan

Banggai, BAPPEDA Kabupaten Banggai, dan


Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sulawesi
Tengah.
Pelaporan : Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten
Banggai dengan tembusan ke Dinas Perindustrian
Kabupaten Banggai, Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Banggai, BAPPEDA
Kabupaten Banggai, dan Badan Lingkungan Hidup
Daerah Provinsi Sulawesi Tengah.

3.1.3.3. Pendapatan Masyarakat


1. Dampak Penting dan Sumber Dampak Penting
Sumber Dampak
Sumber dampak adalah kegiatan mobilisasi tenaga kerja pada tahap
Pra-Konstruksi.
Dampak Penting
Dampak penting adalah meningkatnya pendapatan masyarakat
dampak ini merupakan dampak positif.
2. Tolok Ukur Dampak
o Perbandingan upah yang diterima oleh masyarakat dari kegiatan
Pra-Konstruksi dibandingkan dengan pendapatan yang biasa
mereka terima sebelum adanya proyek.
o Pendistribusian rekruitmen tenaga kerja oleh Pemrakarsa proyek
secara proporsional.
o Perbandingan jumlah masyarakat yang dipekerjakan oleh
Pemrakarsa proyek dibandingkan jumlah penduduk pencari
kerja sebelum dan sesudah adanya kegiatan proyek.

RKL Pembangunan Industri Amoniak PT Panca Amara Utama III - 11


Rencana Pengelolaan Lingkungan

3. Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup


Tujuan rencana pengelolaan lingkungan hidup adalah mengupayakan
agar pendapatan masyarakat lebih besar dibandingkan sebelum adanya
proyek.
4. Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengelolaan lingkungan yang dapat dilakukan adalah :
o Memberi upah yang layak dan lebih baik dari upah sebelum
proyek.
o Membuka kesempatan kerja yang lebih luas.
5. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi pengelolaan adalah di Desa Uso, Desa Hombola dan Desa
Lamo, di Kecamatan Batui, serta Desa Babang Buyangge, Kalolos
dan Tangkiang, di Kecamatan Kintom.
6. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Periode pengelolaan lingkungan dilakukan secara intensif selama
kegiatan mobilisasi berlangsung.
7. Pembiayaan Lingkungan Hidup
Pembiayaan lingkungan hidup adalah untuk biaya transportasi dan
biaya penyusunan program yang disediakan oleh Pemrakarsa
kegiatan .
8. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup :
Pelaksana : PT Panca Amara Utama.
Pengawas : Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten
Banggai, Dinas Perindustrian Kabupaten Banggai,
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten
Banggai, BAPPEDA Kabupaten Banggai, dan
Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sulawesi
Tengah.
Pelaporan : Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten
Banggai dengan tembusan ke Dinas Perindustrian
Kabupaten Banggai, Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Banggai, BAPPEDA

RKL Pembangunan Industri Amoniak PT Panca Amara Utama III - 12


Rencana Pengelolaan Lingkungan

Kabupaten Banggai, dan Badan Lingkungan Hidup


Daerah Provinsi Sulawesi Tengah.

3.1.4. Mobilisasi Alat dan Bahan


3.1.4.1. Kerusakan Jalan
1. Dampak Penting dan Sumber Dampak Penting
Dampak penting
Dampak penting akibat mobilisasi alat dan bahan yaitu kerusakan
jalan.
Sumber Dampak Penting
Sumber dampak adalah mobilisasi alat dan bahan untuk persiapan
pembangunan industri amoniak dan sarana penunjangnya. Kegiatan
tersebut dilaksanakan pada tahap Pra-Konstruksi.
2. Tolok Ukur Dampak
Kerusakan jalan tercermin dari kondisi jalan (fisik jalan) yang meliputi
jumlah lokasi jalan yang rusak, panjang dan lebar jalan yang rusak
serta tingkat kerusakan.
3. Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
Program pengelolaan mobilisasi alat dan bahan dilakukan dengan
tujuan mengurangi kerusakan jalan.
4. Pengelolaan Lingkungan Hidup
Bobot kendaraan akan disesuaikan dengan persyaratan Muatan Sumbu
kendaraan maksimum 8 ton sebagaimana ketentuan Jalan Negara
yang berlaku. Apabila masih terjadi kerusakan jalan yang disebabkan
oleh kendaraan proyek, walaupun persyaratan kendaraan telah
dipenuhi. Pemrakarsa akan melakukan perbaikan jalan yang rusak
tersebut setelah ber-koordinasi dengan Instansi Pemerintah yang
terkait.
5. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi pengelolaan lingkungan hidup akan dilaksanakan di Jalan
Negara (Luwuk-Batui) yang terdapat sekitar tapak proyek.

RKL Pembangunan Industri Amoniak PT Panca Amara Utama III - 13


Rencana Pengelolaan Lingkungan

6. Periode Pengelolaan Lingkungan


Waktu pengelolaan lingkungan akan dilaksanakan selama mobilisasi
alat dan bahan. Untuk perbaikan jalan dilakukan setelah mobilisasi alat
dan bahan selesai.
7. Pembiayaan Pengelolaan Lingkungan
Biaya perbaikan jalan menjadi tanggung jawab Pemrakarsa setelah
ber-koordinasi dengan Instansi Pemerintah terkait.
8. Institusi Pengelolaan Lingkungan :
Pelaksana : PT Panca Amara Utama.
Pengawas : Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten
Banggai, Dinas Perindustrian Kabupaten Banggai,
BAPPEDA Kabupaten Banggai, Dinas Perhubungan
Kabupaten Banggai, Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Banggai dan Badan Lingkungan Hidup
Daerah Provinsi Sulawesi Tengah.
Pelaporan : Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten
Banggai dengan tembusan ke Dinas Perindustrian
Kabupaten Banggai, BAPPEDA Kabupaten
Banggai, Dinas Perhubungan Kabupaten Banggai,
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Banggai dan
Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sulawesi
Tengah.

3.1.5. Pematangan Lahan


3.1.5.1. Erosi Tanah
1. Dampak Penting dan Sumber Dampak Penting
Dampak penting
Dampak penting adalah terjadinya peningkatan erosi tanah yang
disebabkan oleh pematangan lahan.

RKL Pembangunan Industri Amoniak PT Panca Amara Utama III - 14


Rencana Pengelolaan Lingkungan

Sumber Dampak Penting


Sumber dampak penting adalah pematangan lahan untuk
pembangunan industri amoniak. Kegiatan pematangan lahan ini
meliputi penebangan vegetasi, pemotongan dan penimbunan tanah
(cut and fill).
2. Tolok Ukur Dampak
o Besarnya erosi tanah yang dinyatakan dengan ton/ha/tahun.
o Frekuensi bentuk erosi (banyaknya erosi tanah/satuan luas).
o Identifikasi bentuk erosi : erosi permukaan (sheet ersion), erosi alur
(rill erosion) dan erosi parit (gully erosion).
3. Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
Tujuan rencana pengelolaan lingkungan hidup adalah mengurangi erosi
tanah.
4. Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pada lahan morfologi bergelombang dan terpotong sehingga
membentuk lereng ditanami dengan rumput pahit (Paspalum
conyugatum).
5. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi pengelolaan peningkatan erosi tanah akan dilakukan di tapak
proyek yaitu lahan yang terpotong dan tidak didirikan bangunan.
6. Periode Pengelolaan Lingkungan
Pengelolaan erosi tanah dilakukan satu kali yaitu setelah kegiatan
pematangan lahan selesai.
7. Pembiayaan Pengelolaan Lingkungan
Biaya pengelolaan erosi tanah yaitu penanaman rumput pahit
(Paspalum conyugatum) menjadi tanggung jawab PT Panca Amara
Utama.
8. Institusi Pengelolaan Lingkungan :
Pelaksana : PT Panca Amara Utama.
Pengawas : Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten
Banggai, Dinas Perindustrian Kabupaten Banggai,
BAPPEDA Kabupaten Banggai dan Badan

RKL Pembangunan Industri Amoniak PT Panca Amara Utama III - 15


Rencana Pengelolaan Lingkungan

Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sulawesi


Tengah.
Pelaporan : Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten
Banggai dengan tembusan ke Dinas Perindustrian
Kabupaten Banggai, BAPPEDA Kabupaten
Banggai, dan Badan Lingkungan Hidup Daerah
Provinsi Sulawesi Tengah.

3.2. Tahap Konstruksi


3.2.1. Mobilisasi Tenaga Kerja Konstruksi
3.2.1.1. Peluang Kerja dan Usaha
1. Dampak Penting dan Sumber Dampak Penting
Sumber Dampak
Sumber dampak adalah kegiatan mobilisasi tenaga kerja pada tahap
Konstruksi.
Dampak Penting
Dampak penting adalah dampak positif, dengan adanya partisipasi
penduduk lokal, namun juga dapat menimbulkan dampak negatif
karena persaingan peluang kerja dan peluang usaha.
2. Tolok Ukur Dampak
o Tingkat partisipasi tenaga kerja lokal serta peluang usaha dari
mitra sub–kontrak dalam kegiatan proyek.
o Meningkatnya kesejahteraan penduduk dari upah/pendapatan
yang dihasilkan dari proyek.
o Ketegangan sosial antara penduduk lokal dengan pemrakarsa
kegiatan, akibat persaingan dalam memanfaatkan peluang kerja
dan peluang usaha.
3. Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
Tujuan rencana pengelolaan lingkungan hidup adalah :
o Mengupayakan agar peluang kerja dan peluang usaha dapat
dimanfaatkan dengan maksimal oleh penduduk lokal.

RKL Pembangunan Industri Amoniak PT Panca Amara Utama III - 16


Rencana Pengelolaan Lingkungan

o Mencegah ketegangan sosial akibat persaingan dalam


memanfaatkan peluang kerja dan peluang usaha.
4. Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengelolaan lingkungan yang dapat dilakukan adalah :
o Mengidentifikasi kebutuhan tenaga kerja yang dibutuhkan serta
potesi tenaga lokal yang dapat dimanfaatkan.
o Mengidentifikasi kontraktor lokal yang dapat dijadikan mitra/sub-
kontrak dalam kegiatan pembangunan.
o Mengatur rekrutmen pekerja dengan maksud agar tenaga lokal
dari setiap desa dapat diikutsertakan.
o Mengatur partisipasi perusahaan lokal dan perusahan mitra
kontraktor lainnya, agar mendapatkan pekerjaan dari kegiatan
Konstruksi.
5. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi pengelolaan adalah di Desa Uso, Desa Hombola dan Desa
Lamo, di Kecamatan Batui, serta Desa Babang Buyangge, Kalolos
dan Tangkiang, di Kecamatan Kintom.
6. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Periode pengelolaan lingkungan dilakukan secara intensif selama
kegiatan Konstruksi berlangsung.
7. Pembiayaan Lingkungan Hidup
Pembiayaan lingkungan hidup menjadi tanggung jawab Pemrakarsa.

8. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup :

Pelaksana : PT Panca Amara Utama.


Pengawas : Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten
Banggai, Dinas Perindustrian Kabupaten Banggai,
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten
Banggai, BAPPEDA Kabupaten Banggai, dan
Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sulawesi
Tengah.

RKL Pembangunan Industri Amoniak PT Panca Amara Utama III - 17


Rencana Pengelolaan Lingkungan

Pelaporan : Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten


Banggai dengan tembusan ke Dinas Perindustrian
Kabupaten Banggai, Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Banggai, BAPPEDA
Kabupaten Banggai, dan Badan Lingkungan Hidup
Daerah Provinsi Sulawesi Tengah.

3.2.1.2 Konflik Sosial


Konflik sosial berupa gangguan masyarakat dan ketidakpuasan
1. Dampak Penting dan Sumber Dampak Penting
Dampak penting
Komponen lingkungan yang terkena dampak saat pengerahan tenaga
kerja pada kegiatan Konstruksi adalah kelancaran aktivitas
pembangunan akibat gangguan kamtibmas.
Gangguan ini dapat membawa akibat pada gangguan kamtibmas
secara keseluruhan, terutama apabila berkembang menjadi konflik
antar pendatang dan penduduk lokal.
Komponen lain yang berkembang berkaitan dengan persoalan
Kamtibmas adalah ketidakpuasan, karena kurangnya penerimaan
tenaga kerja lokal.
Sumber Dampak Penting
Kedua potensi dampak tersebut diatas, berawal dari kurang
proposional-nya peluang kerja bagi penduduk lokal. Besar kecilnya
kesempatan untuk merebut peluang tersebut, akan mempengaruhi
besar kecilnya gangguan dan atau ketidakpuasan penduduk lokal.
2. Tolok Ukur Dampak
Untuk mengukur potensi kedua dampak tersebut, dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut :
o Besar/kecilnya keterlibatan pekerja lokal
o Besar/kecilnya gangguan kamtibmas
o Adanya kerjasama pihak desa dan Pemrakarsa.

RKL Pembangunan Industri Amoniak PT Panca Amara Utama III - 18


Rencana Pengelolaan Lingkungan

3. Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup


Tujuan pengelolaan dampak ketidakpuasan dan atau Kamtibmas
adalah untuk mencegah terjadinya ketidakpuasan dan munculnya
gangguan Kamtibmas. Untuk itu tujuan utama pengelolaan adalah:
o Mengupayakan agar potensi gangguan dan ketidakpuasan
penduduk lokal dapat ditekan seminimal mungkin dengan cara
memperhatikan sumber dampaknya.
o Menjalin hubungan dan komunikasi intensif dengan penduduk lokal
dengan memanfaatkan wadah komunikasi, demi kelancaran
aktivitas pembangunan konstruksi Pabrik Amoniak.
4. Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengelolaan yang dilakukan untuk mencegah tumbuhnya ketidak-
puasan dan gangguan Kamtibmas adalah:
o Memanfaatkan wadah komunikasi untuk penyerapan tenaga kerja,
antara Pemrakarsa, penduduk dan kontraktor.
o Perekrutan tenaga kerja dilakukan secara transparan dan objektif.
o Melaksanakan kesepakatan tentang memberikan prioritas kerja bagi
penduduk sekitar Tapak Proyek.
5. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi pengelolaan adalah di Desa Uso, Desa Hombola dan Desa Lamo,
di Kecamatan Batui, serta Desa Babang Buyangge, Kalolos dan
Tangkiang, di Kecamatan Kintom.
6. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Periode pengelolaan lingkungan hidup dilaksanakan selama mobilisasi
tenaga kerja untuk kegiatan Konstruksi.
7. Pembiayaan Pengelolaan Lingkungan
Biaya pengelolaan lingkungan hidup menjadi tanggung-jawab
Pemrakarsa.

RKL Pembangunan Industri Amoniak PT Panca Amara Utama III - 19


Rencana Pengelolaan Lingkungan

8. Institusi Pengelolaan Lingkungan :


Pelaksana : PT Panca Amara Utama.
Pengawas : Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten
Banggai, Dinas Perindustrian Kabupaten Banggai,
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten
Banggai, BAPPEDA Kabupaten Banggai, dan
Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sulawesi
Tengah.
Pelaporan : Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten
Banggai dengan tembusan ke Dinas Perindustrian
Kabupaten Banggai, Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Banggai, BAPPEDA
Kabupaten Banggai, dan Badan Lingkungan Hidup
Daerah Provinsi Sulawesi Tengah.

3.2.1.3. Pendapatan Masyarakat


1. Dampak Penting dan Sumber Dampak Penting
Sumber Dampak
Sumber dampak adalah kegiatan mobilisasi tenaga kerja pada tahap
Konstruksi.
Dampak Penting
Dampak penting adalah meningkatnya pendapatan masyarakat
dampak ini merupakan dampak positif.
2. Tolok Ukur Dampak
o Perbandingan upah yang diterima oleh masyarakat dari kegiatan
Konstruksi dibandingkan dengan pendapatan yang biasa mereka
terima sebelum adanya proyek.
o Pendistribusian rekruitmen tenaga kerja oleh Pemrakarsa proyek
secara proporsional.
o Perbandingan jumlah masyarakat yang dipekerjakan oleh
Pemrakarsa proyek dibandingkan jumlah penduduk pencari kerja
sebelum dan sesudah adanya kegiatan proyek.

RKL Pembangunan Industri Amoniak PT Panca Amara Utama III - 20


Rencana Pengelolaan Lingkungan

3. Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup


Tujuan rencana pengelolaan lingkungan hidup adalah mengupayakan
agar pendapatan masyarakat lebih besar dibandingkan sebelum adanya
proyek.
4. Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengelolaan lingkungan yang dapat dilakukan adalah :
o Memberi upah yang layak dan lebih baik dari upah sebelum
proyek.
o Membuka kesempatan kerja yang lebih luas.
5. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi pengelolaan adalah di Desa Uso, Desa Hombola dan Desa
Lamo, di Kecamatan Batui, serta Desa Babang Buyangge, Kalolos
dan Tangkiang, di Kecamatan Kintom.
6. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Periode pengelolaan lingkungan dilakukan secara intensif selama
kegiatan mobilisasi berlangsung.
7. Pembiayaan Lingkungan Hidup
Pembiayaan lingkungan hidup adalah untuk biaya transportasi dan
biaya penyusunan program yang disediakan oleh Pemrakarsa
kegiatan.

8. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup :


Pelaksana : PT Panca Amara Utama.
Pengawas : Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten
Banggai, Dinas Perindustrian Kabupaten Banggai,
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten
Banggai, BAPPEDA Kabupaten Banggai, dan
Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sulawesi
Tengah.
Pelaporan : Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten
Banggai dengan tembusan ke Dinas Perindustrian
Kabupaten Banggai, Dinas Tenaga Kerja dan

RKL Pembangunan Industri Amoniak PT Panca Amara Utama III - 21


Rencana Pengelolaan Lingkungan

Transmigrasi Kabupaten Banggai, BAPPEDA


Kabupaten Banggai, dan Badan Lingkungan Hidup
Daerah Provinsi Sulawesi Tengah.

3.2.2. Drainase dan Kolam Pengendap (Kolam Retensi)


3.2.2.1 Tekendalinya Run-off
1. Dampak Penting dan Sumber Dampak Penting
Dampak penting
Dampak penting yang dipantau adalah terkendalinya peningkatan run-
off. Komponen lingkungan yang dipantau adalah hidrologi, sedangkan
indikator dampak berupa run-off teralirkan pada saluran drainase dan
tertampung pada kolam retensi.
Sumber Dampak Penting
Sumber dampak terkendalinya run-off adalah pembuatan drainase dan
kolam retensi.
2. Tolok Ukur Dampak
Seluruh run-off dapat teralirkan pada drainase dan tertampung pada
kolam retensi. Jika terjadi kelebihan run-off dapat tertampung pada
saluran pembuang kolam retensi.
3. Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
Tujuan rencana pengelolaan lingkungan hidup adalah supaya run-off
terkendali.
4. Pengelolaan Lingkungan Hidup
o Memelihara drainase agar dapat menyalurkan seluruh run-off.
o Memelihara kolam retensi agar dapat menampung run-off dari
drainase.
5. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi pengelolaan adalah saluran drainase dan kolam retensi.
6. Periode Pengelolaan Lingkungan
Pengelolaan saluran drainase dan kolam retensi satu minggu sekali.

RKL Pembangunan Industri Amoniak PT Panca Amara Utama III - 22


Rencana Pengelolaan Lingkungan

7. Pembiayaan Pengelolaan Lingkungan


Biaya pemeliharaan saluran drainase dan kolam retensi menjadi
tanggung jawab Pemrakarsa.

8. Institusi Pengelolaan Lingkungan :

Pelaksana : PT Panca Amara Utama.


Pengawas : Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten
Banggai, Dinas Perindustrian Kabupaten Banggai,
BAPPEDA Kabupaten Banggai, dan Badan
Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sulawesi
Tengah.
Pelaporan : Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten
Banggai dengan tembusan ke Dinas Perindustrian
Kabupaten Banggai, BAPPEDA Kabupaten
Banggai, dan Badan Lingkungan Hidup Daerah
Provinsi Sulawesi Tengah.

3.2.3. Pondasi dan Struktur Penyangga


3.2.3.1 Amblasan
1. Dampak Penting dan Sumber Dampak Penting.
Dampak Penting
Dampak penting akibat kegiatan pembangunan pabrik pada komponen
geologi adalah amblasan atau penurunan muka tanah.

Sumber Dampak Penting


Sumber dampak penting adalah akibat pondasi dan stuktur penyangga
bangunan fisik pada lapisan batu gamping mengandung lubang atau
rongga-rongga yang relatif rapuh dan berpotensi amblas.
2. Tolok Ukur Dampak
o Terdapat gejala retakan atau lantai amblas dalam dimensi tertentu
yang dinyatakan dengan satuan luas (m2).

RKL Pembangunan Industri Amoniak PT Panca Amara Utama III - 23


Rencana Pengelolaan Lingkungan

o Terdapatnya jejak-jejak amblas atau runtuhan tanah/batuan,


berupa lubang-lubang dan dikenal dengan dolina atau uvala apabila
berukuran cukup besar, dan dinyatakan dalam satuan panjang,
lebar dan tinggi atau tiga dimensi.
o Saluran air tidak berfungsi lagi karena adanya perubahan
kelandaian permukaan tanah yang dinyatakan dalam satuan luas
(m2).
3. Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
Tujuan rencana pengelolaan lingkungan hidup adalah mengeliminir
terjadinya amblasan.
4. Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pondasi dan stuktur penyangga akan dirancang sesuai dengan kondisi
dan sifat-sifat tanah berdasarkan hasil Penyelidikan Tanah (Soil
Investigation) sehingga tidak terjadi amblasan (settlement). Pondasi
dapat berupa Pondasi Tiang Pancang, Pondasi Telapak ataupun jenis
Pondasi lainnya.
5. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi pengelolaan lingkungan amblas akan dilakukan di tapak proyek
yaitu pada lokasi bekas amblas.
6. Perioda Pengelolaan Lingkungan
Perioda pengelolaan amblasan dilakukan satu kali yaitu setelah
kegiatan selesai.
7. Pembiayaan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Biaya pengelolaan amblas menjadi tanggung jawab Pemrakarsa.
8. Institusi Pengelolaan Lingkungan :
Pelaksana : PT Panca Amara Utama.
Pengawas : Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten
Banggai, Dinas Perindustrian Kabupaten Banggai,
BAPPEDA Kabupaten Banggai, dan Badan
Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sulawesi
Tengah.
Pelaporan : Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten

RKL Pembangunan Industri Amoniak PT Panca Amara Utama III - 24


Rencana Pengelolaan Lingkungan

Banggai dengan tembusan ke Dinas Perindustrian


Kabupaten Banggai, BAPPEDA Kabupaten
Banggai, dan Badan Lingkungan Hidup Daerah
Provinsi Sulawesi Tengah.

3.2.4. Pembuatan Bangunan


3.2.4.1. Run-off
1. Dampak Penting dan Sumber Dampak Penting
Dampak Penting
Dampak penting adalah terjadinya peningkatan run-off yang
disebabkan tutupan lahan oleh bangunan (pabrik dan sarana
penunjangnya).
Sumber Dampak Penting
Sumber dampak penting adalah pembuatan bangunan pabrik dan
sarana penunjangnya.
2. Tolok Ukur Dampak
o Besarnya peningkatan run-off (m3/tahun).
o Debit air pada saluran pembuang.
3. Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
Tujuan rencana pengelolaan lingkungan hidup adalah mengendalikan
run- off.
4. Pengelolaan Lingkungan Hidup
Membuat saluran-saluran drainase di lingkungan tapak proyek dan
mengupayakan agar run-off masuk pada saluran-saluran tersebut dan
tertampung pada kolam retensi. Jika terjadi kelebihan air maka
kelebihan air ini diupayakan masuk ke saluran pembuang dan mengalir
ke laut.
5. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi pengelolaan dilakukan di tapak proyek yaitu pada saluran
drainase, kolam retensi dan saluran pembuangan air.
6. Periode Pengelolaan Lingkungan
Pengelolaan dilakukan pada saat Konstruksi.

RKL Pembangunan Industri Amoniak PT Panca Amara Utama III - 25


Rencana Pengelolaan Lingkungan

7. Pembiayaan Pengelolaan Lingkungan


Biaya pengelolaan menjadi tanggung jawab Pemrakarsa.
8. Institusi Pengelolaan Lingkungan :
Pelaksana : PT Panca Amara Utama.
Pengawas : Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten
Banggai, Dinas Perindustrian Kabupaten Banggai,
BAPPEDA Kabupaten Banggai, dan Badan
Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sulawesi
Tengah.
Pelaporan : Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten
Banggai dengan tembusan ke Dinas Perindustrian
Kabupaten Banggai, BAPPEDA Kabupaten
Banggai, dan Badan Lingkungan Hidup Daerah
Provinsi Sulawesi Tengah.

3.2.5. Ruang Terbuka Hijau (RTH)


3.2.5.1. Penyerap Karbon
1. Dampak Penting dan Sumber Dampak Penting
Dampak Penting
Dampak penting yang ditimbulkan yaitu meningkatnya daya
pengikatan karbon.
Sumber Dampak Penting
Sumber dampak yaitu pembuatan Ruang Terbuka Hijau (RTH).
2. Tolok Ukur Dampak
o Jenis tanaman lebih banyak dari rona awal
o Tingkat pertumbuhan tanaman (pohon) membaik.
o Volume kayu bertambah
3. Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
Untuk mengatahui kemapuan RTH dalam mengikat karbon.

RKL Pembangunan Industri Amoniak PT Panca Amara Utama III - 26


Rencana Pengelolaan Lingkungan

4. Pengelolaan Lingkungan Hidup


Menanam pepohonan sebagai RTH dan di sekeliling pagar pembatas.
Jenis tanaman yang akan ditanam adalah tanaman lokal yang
pertumbuhan cepat, berdaun rindang, mudah perawatannya dan dapat
dimanfaatkan (misalnya tanaman budi-daya), seperti : mangga
(Mangifera indica), jambu mete (Anacardium occidentale), durian
(Durio zibethinus), langsat (Lansium domesticum), kayu kambing
(Garuga floribunda), cempaka (Michelia champaca), nyamplung
(Callophyllum inophyllum), katapang (Terminalia catappa), asam
(Tamarindus indica), kemiri (Aleurites molucana), petai cina (Leucaena
leucocephala), mara (Macaranga tanarius), bambu (Gigantochloa sp.)
dan randu (Ceiba pentandra)
5. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lahan yang direncanakan untuk RTH dan pagar keliling.
6. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengelolaan dampak dimulai pada tahap Pra-Konstruksi, Kontruksi dan
Operasi sampai selesai membuat RTH.
7. Pembiayaan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pembiayaan dialokasikan untuk menanam vegetasi. Biaya tersebut
menjadi tanggung jawab Pemrakarsa.
8. Institusi Pengelolaan Lingkungan :
Pelaksana : PT Panca Amara Utama.
Pengawas : Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten
Banggai, Dinas Perindustrian Kabupaten Banggai,
BAPPEDA Kabupaten Banggai, Biro Administrasi
Pembangunan dan Administrasi Sumber Daya
Alam Setda Provinsi Sulawesi Tengah, dan Badan
Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sulawesi
Tengah.
Pelaporan : Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten
Banggai dengan tembusan ke Dinas Perindustrian
Kabupaten Banggai, BAPPEDA Kabupaten

RKL Pembangunan Industri Amoniak PT Panca Amara Utama III - 27


Rencana Pengelolaan Lingkungan

Banggai, Biro Administrasi Pembangunan dan


Administrasi Sumber Daya Alam Setda Provinsi
Sulawesi Tengah dan Badan Lingkungan Hidup
Daerah Provinsi Sulawesi Tengah.

3.2.5.2. Infiltrasi
1. Dampak Penting dan Sumber Dampak Penting :
Dampak penting
Dampak penting adalah terjadinya peningkatan infiltrasi (resapan air)
yang disebabkan oleh dibuatnya Ruang Terbuka Hijau (RTH).
Sumber Dampak Penting
Sumber dampak penting adalah Ruang Terbuka Hijau (RTH).
2. Tolok Ukur Dampak :
Besarnya infiltrasi (m3/tahun).
3. Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup :
Tujuan rencana pengelolaan lingkungan hidup adalah memelihara
kemampuan RTH untuk meresapkan air.
4. Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pemeliharaan vegetasi pada RTH antara lain melalui pemupukan,
pemeliharaan dari hama dan penyakit. Untuk memperbesar infiltrasi
akan dibuat biopori dibeberapa lokasi di areal pabrik serta di
lingkungan perumahan dan fasilitas umum sebagai upaya memanen
hujan sehingga air hujan meresap kedalam tanah.
5. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi pengelolaan akan dilakukan di lokasi RTH.
6. Periode Pengelolaan Lingkungan
Jika pertumbuhan vegetasi baik maka dilakukan pemupukan dua kali
dalam setahun, yaitu pada musim kemarau dan hujan. Bila tanaman
terkena hama dan penyakit langsung dilakukan penanganan. Apabila
kemarau, penyiraman dilakukan dengan sumber persediaan air dari
kolam retensi.

RKL Pembangunan Industri Amoniak PT Panca Amara Utama III - 28


Rencana Pengelolaan Lingkungan

7. Pembiayaan Pengelolaan Lingkungan


Biaya pemeliharaan tanaman menjadi tanggung jawab Pemrakarsa.
8. Institusi Pengelolaan Lingkungan :
Pelaksana : PT Panca Amara Utama.
Pengawas : Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten
Banggai, Dinas Perindustrian Kabupaten Banggai,
BAPPEDA Kabupaten Banggai, dan Badan
Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sulawesi
Tengah.
Pelaporan : Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten
Banggai dengan tembusan ke Dinas Perindustrian
Kabupaten Banggai, BAPPEDA Kabupaten
Banggai, dan Badan Lingkungan Hidup Daerah
Provinsi Sulawesi Tengah.

3.2.5.3. Estetika
1. Dampak Penting dan Sumber Dampak Penting
Dampak Penting
Dampak penting yang ditimbulkan yaitu estetika.
Sumber Dampak Penting
Sumber dampak yaitu pembuatan Ruang Terbuka Hijau (RTH).
2. Tolok Ukur Dampak
o Jenis tanaman yang lebih rindang dan sehat
o Tingkat pertumbuhan tanaman (pohon) membaik.
o Volume kayu bertambah.
3. Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
Untuk mengatahui kondisi estetika dari RTH.

RKL Pembangunan Industri Amoniak PT Panca Amara Utama III - 29


Rencana Pengelolaan Lingkungan

4. Pengelolaan Lingkungan Hidup


Menanam pepohonan sebagai RTH dan di sekeliling pagar pembatas.
Jenis tanaman yang akan ditanam adalah tanaman lokal yang
pertumbuhan cepat, berdaun rindang, mudah perawatannya dan dapat
dimanfaatkan (misalnya tanaman budi-daya), seperti : mangga
(Mangifera indica), jambu mete (Anacardium occidentale), durian
(Durio zibethinus), langsat (Lansium domesticum), kayu kambing
(Garuga floribunda), cempaka (Michelia champaca), nyamplung
(Callophyllum inophyllum), katapang (Terminalia catappa), asam
(Tamarindus indica), kemiri (Aleurites molucana), petai cina (Leucaena
leucocephala), mara (Macaranga tanarius), bambu (Gigantochloa sp.)
dan randu (Ceiba pentandra).
5. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lahan yang direncanakan untuk RTH dan pagar keliling.
6. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengelolaan dampak dimulai pada tahap Pra-Konstruksi, Kontruksi dan
Operasi sampai selesai membuat RTH.
7. Pembiayaan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pembiayaan dialokasikan untuk menanam vegetasi. Biaya tersebut
menjadi tanggung jawab PT Panca Amara Utama.
8. Institusi Pengelolaan Lingkungan :
Pelaksana : PT Panca Amara Utama.
Pengawas : Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten
Banggai, Dinas Perindustrian Kabupaten Banggai,
BAPPEDA Kabupaten Banggai, dan Badan
Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sulawesi
Tengah.
Pelaporan : Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten
Banggai dengan tembusan ke Dinas Perindustrian
Kabupaten Banggai, BAPPEDA Kabupaten
Banggai,

RKL Pembangunan Industri Amoniak PT Panca Amara Utama III - 30


Rencana Pengelolaan Lingkungan

dan Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi


Sulawesi Tengah.

3.3. Tahap Operasi


3.3.1. Mobilisasi tenaga kerja
3.3.1.1. Peluang kerja dan usaha
1. Dampak Penting dan Sumber Dampak Penting
Dampak Penting
Dampak penting yang terjadi dari kegiatan mobilisasi tenaga kerja
adalah kondisi perekonomian rumah tangga dan terbukanya peluang
kerja, karena terbukanya kesempatan kerja dalam jumlah relatif besar.
Peluang kerja ini akan membuka peluang kerja baru dan pada akhirnya
akan membantu ekonomi rumah tangga. Secara keseluruhan akan
menggairahkan aktivitas kehidupan di desa
Sumber Dampak Penting
Aktivitas operasi Pabrik Amoniak diperkirakan akan membutuhkan
tenaga skill dan tenaga non skill sebesar ± 300 orang. Kebutuhan
tenaga kerja itu berpotensi membawa akibat dampak positif.
2. Tolok Ukur Dampak
Untuk mengukur dampak peluang kerja dapat dilihat dari indikator
penyerapan tenaga kerja; maka tolok ukurnya dapat dikaitkan dengan
peluang kerja. Untuk itu beberapa indikator berikut dapat dipergunakan
sebagai tolok ukur yaitu :
o Tingkat partisipasi tenaga kerja lokal dalam kegiatan operasional
pabrik
o Meningkatnya kesejahteraan penduduk dari peluang usaha yang
mencul dari kegiatan operasional pabrik.
3. Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
Tujuan pengelolaan dampak adalah mengupayakan peluang kerja dan
peluang usaha bagi penduduk lokal.

RKL Pembangunan Industri Amoniak PT Panca Amara Utama III - 31


Rencana Pengelolaan Lingkungan

4. Pengelolaan Lingkungan Hidup


Pengelolaan yang dilakukan untuk meningkatkan dampak positif dan
potensi dampak negatif yang dikhawatirkan terjadi, adalah:
o Merekrut tenaga kerja lokal sesuai dengan jumlah dan kualifikasi
yang dibutuhkan Pemrakarsa secara transparan dan proporsional
(dilaksanakan sebelum operasional pabrik)
o Mengadakan komunikasi diantara para pihak yang duduk dalam
wadah komunikasi misalnya : komunikasi (informasi) dalam
kebutuhan /penyerapan tenaga kerja untuk keperluan Turn Around
Pabrik, peluang usaha dll.
o Pemrakarsa akan menyampaikan informasi tentang Proses
Rekrutmen tenaga kerja secara transparan, baik mengenai jumlah
maupun kualifikasi yang dibutuhkan (dilaksanakan sebelum
operasional pabrik).
o Melakukan seleksi secara transparan perusahaan lokal yang dapat
dijadikan sebagai mitra usaha dalam kegiatan yang terkait dengan
kebutuhan operasional Pabrik Amoniak.
5. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi pengelolaan penyerapan tenaga kerja dan potensi serta
ketidakpuasan penduduk lokal adalah di Desa Uso, Desa Hombola dan
Desa Lamo kecamatan Batui, serta Desa Babang Buyangge, Kalolos
dan Tangkiang kecamatan Kintom.
6. Periode Pengelolaan Lingkungan
Periode pengelolaan dilakukan secara berkala selama aktivitas operasi.
7. Pembiayaan Pengelolaan Lingkungan
Biaya pengelolaan menjadi ditanggung Pemrakarsa.
8. Institusi Pengelolaan Lingkungan :
Pelaksana : PT Panca Amara Utama.
Pengawas : Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten
Banggai, Dinas Perindustrian Kabupaten Banggai,
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten
Banggai, BAPPEDA Kabupaten Banggai, dan

RKL Pembangunan Industri Amoniak PT Panca Amara Utama III - 32


Rencana Pengelolaan Lingkungan

Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sulawesi


Tengah.
Pelaporan : Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten
Banggai dengan tembusan ke Dinas Perindustrian
Kabupaten Banggai, Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Banggai, BAPPEDA
Kabupaten Banggai, dan Badan Lingkungan Hidup
Daerah Provinsi Sulawesi Tengah.

3.3.1.2. Konflik Sosial


1. Dampak Penting dan Sumber Dampak Penting
Dampak penting
Dampak penting saat mobilisasi tenaga kerja adalah konflik karena
kurangnya penerimaan tenaga kerja lokal. Konflik ini dapat
berkembang menjadi gangguan Kamtibmas apabila tidak dikelola
dengan baik.
Sumber Dampak Penting
Proses dampak tersebut diatas berawal dari tidak transparan-nya sistim
rekrutmen tenaga kerja.
2. Tolok Ukur Dampak
Untuk mengukur potensi dampak tersebut, dapat dilakukan dengan
cara sebagai berikut :
a. Besar/kecilnya keterlibatan pekerja lokal.
b. Ada/tidaknya gangguan kamtibmas
3. Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
Tujuan pengelolaan dampak ketidak puasan dan atau Kamtibmas
adalah untuk mencegah terjadinya ketidakpuasan dan munculnya
gangguan Kamtibmas. Untuk itu tujuan utama pengelolaan adalah
mengupayakan agar potensi gangguan dan ketidakpuasan penduduk
lokal dapat ditekan seminimal mungkin dengan cara memperhatikan
sumber dampaknya.

RKL Pembangunan Industri Amoniak PT Panca Amara Utama III - 33


Rencana Pengelolaan Lingkungan

4. Pengelolaan Lingkungan Hidup


Pengelolaan yang dilakukan untuk mencegah tumbuhnya
ketidakpuasan dan gangguan Kamtibmas, adalah:
o Perekrutan tenaga kerja dilakukan secara transparan dan objektif.
o Mengembangkan wadah komunikasi untuk membahas cara
antisipasi potensi konflik dan pemecahannya, dalam wadah
komunikasi ini duduk wakil-wakil masyarakat dan Pemrakarsa.
5. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi pengelolaan adalah di Desa Uso, Desa Hombola dan Desa Lamo,
di Kecamatan Batui, serta Desa Babang Buyangge, Kalolos dan
Tangkiang, di Kecamatan Kintom.
6. Periode Pengelolaan Lingkungan
Periode pengelolaan dampak adalah pada saat dilaksanakan rekrutmen
tenaga kerja (sebelum pabrik beroperasi)
7. Pembiayaan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Biaya pengelolaan, lingkungan hidup menjadi tanggung jawab
Pemrakarsa.
8. Institusi Pengelolaan Lingkungan :
Pelaksana : PT Panca Amara Utama.
Pengawas : Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten
Banggai, Dinas Perindustrian Kabupaten Banggai,
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten
Banggai, BAPPEDA Kabupaten Banggai, dan
Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sulawesi
Tengah.
Pelaporan : Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten
Banggai dengan tembusan ke Dinas Perindustrian
Kabupaten Banggai, Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Banggai, BAPPEDA
Kabupaten Banggai, dan Badan Lingkungan Hidup
Daerah Provinsi Sulawesi Tengah.

RKL Pembangunan Industri Amoniak PT Panca Amara Utama III - 34


Rencana Pengelolaan Lingkungan

3.3.1.3. Pendapatan masyarakat


1. Dampak Penting dan Sumber Dampak Penting
Sumber Dampak
Sumber dampak adalah kegiatan mobilisasi tenaga kerja pada tahap
operasi.
Dampak Penting
Dampak penting adalah meningkatnya pendapatan masyarakat,
dampak ini merupakan dampak positif.
2. Tolok Ukur Dampak
o Perbandingan upah yang diterima oleh masyarakat dari
Pemrakarsa dibandingkan dengan upah yang biasa mereka terima
sebelum adanya proyek.
o Pendistribusian rekruitmen tenaga kerja oleh Pemrakarsa proyek
apakah setiap kepala keluarga satu atau tidak.
o Perbandingan jumlah masyarakat yang dipekerjakan oleh
Pemrakarsa proyek dibandingkan jumlah penduduk pencari kerja.
3. Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
Tujuan rencana pengelolaan lingkungan hidup adalah :
Mengupayakan agar upah pekerja lebih besar dibandingkan upah
sebelum adanya proyek.
4. Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengelolaan lingkungan yang dapat dilakukan adalah :
o Memberi upah yang layak dan lebih baik dari upah sebelum
proyek.
o Mengidentifikasi pencari kerja untuk setiap kepala keluarga.
5. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi pengelolaan adalah di Desa Uso, Desa Hombola dan Desa
Lamo, Kecamatan Batui, serta Desa Babang Buyangge, Kalolos dan
Tangkiang, Kecamatan Kintom.

RKL Pembangunan Industri Amoniak PT Panca Amara Utama III - 35


Rencana Pengelolaan Lingkungan

6. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup


Periode pengelolaan lingkungan dilakukan secara intensif selama
kegiatan mobilisasi berlangsung.
7. Pembiayaan Lingkungan Hidup
Pembiayaan lingkungan hidup adalah untuk biaya transportasi dan
biaya penyusunan program yang disediakan oleh Pemrakarsa
kegiatan.
8. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup :
Pelaksana : PT Panca Amara Utama.
Pengawas : Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten
Banggai, Dinas Perindustrian Kabupaten Banggai,
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten
Banggai, BAPPEDA Kabupaten Banggai, dan
Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sulawesi
Tengah.
Pelaporan : Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten
Banggai dengan tembusan ke Dinas Perindustrian
Kabupaten Banggai, Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Banggai, BAPPEDA
Kabupaten Banggai, dan Badan Lingkungan Hidup
Daerah Provinsi Sulawesi Tengah.

3.4. Tahap Pasca-Operasi


3.4.1. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
3.4.1.1 Kesempatan kerja dan usaha (Hilangnya mata
pencaharian).
1. Dampak Penting dan Sumber dampak Penting
Dampak Penting
Dampak yang ditimbulkan yaitu hilangnya matapencaharian pekerja
industri yang diakibatkan pemutusan hubungan kerja.
Sumber Dampak Penting
Sumber dampak adalah pemutusan hubungan kerja.

RKL Pembangunan Industri Amoniak PT Panca Amara Utama III - 36


Rencana Pengelolaan Lingkungan

2. Tolok Ukur Dampak


Penurunan tingkat perekonomian penduduk yang terkena pemutusan
hubungan kerja, jumlah tenaga kerja yang kehilangan pekerjaan,
tingkat gangguan kamtibmas, penurunan tingkat perekonomian
penduduk yang mempunyai usaha layanan dan jumlah tenaga kerja
yang dapat merebut lapangan kerja atau usaha baru.
3. Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
o Membantu/memfasilitasi pekerja yang terkena pemutusan
hubungan kerja untuk mendapatkan pekerjaan atau peluang usaha
yang baru sesuai dengan pengetahuan dan ketrampilan yang telah
dimiliki.
o Mencegah terjadinya penurunan pendapatan bagi pekerja yang
terkena pemutusan hubungan kerja.
o Mencegah terjadinya gangguan kamtibmas yang diakibatkan oleh
keresahan sosial pada penduduk yang terkena pemutusan
hubungan kerja (PHK).
4. Pengelolaan Lingkungan Hidup
o Melakukan kebijaksanaan PHK yang adil.
o Tenaga kerja memperoleh pekerjaan baru dalam waktu singkat
sebelum terjadinya pemutusan hubungan kerja dan memperoleh
pembekalan ketrampilan baru dalam rangka penyaluran tenaga
kerja.
o Untuk mencegah terjadinya gangguan kamtibmas berupa
keresahan sosial bagi penduduk yang terkena PHK, jika tidak
mendapatkan pekerjaan baru diperlukan proses reklamasi lahan
yang dapat membuka lapangan kerja/usaha baru.
5. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi pengelolaan adalah di Desa Uso, Desa Hombola dan Desa Lamo,
Kecamatan Batui, serta Desa Babang Buyangge, Kalolos dan
Tangkiang, Kecamatan Kintom.

RKL Pembangunan Industri Amoniak PT Panca Amara Utama III - 37


Rencana Pengelolaan Lingkungan

6. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup


Pengelolaan dampak pasca operasi dimulai sebelum penghentian
operasi sampai masalah pemutusan hubungan kerja dianggap tuntas.
7. Pembiayaan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pembiayaan pengelolaan lingkungan dialokasikan untuk melakukan
upaya pengelolaan dalam upaya untuk mengelola pemutusan
hubungan kerja.
8. Institusi Pengelolaan Lingkungan :
Pelaksana : PT Panca Amara Utama.
Pengawas : Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten
Banggai, Dinas Perindustrian Kabupaten Banggai,
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten
Banggai, BAPPEDA Kabupaten Banggai, dan
Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sulawesi
Tengah.
Pelaporan : Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten
Banggai dengan tembusan ke Dinas Perindustrian
Kabupaten Banggai, Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Banggai, BAPPEDA
Kabupaten Banggai, dan Badan Lingkungan Hidup
Daerah Provinsi Sulawesi Tengah.

RKL Pembangunan Industri Amoniak PT Panca Amara Utama III - 38


 
 

RINGKASAN RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL)

No. Dampak Tolok Ukur Tujuan Pengelolaan Lokasi Periode Pembiayaan Institusi Pengelolaan
Penting dan Dampak Rencana Lingkungan Hidup Pengelolaan Pengelolaan Lingkungan Lingkungan Hidup
Sumber Pengelolaan Lingkungan Lingkungan Hidup
Dampak Pen- Lingkungan Hidup Hidup
ting Hidup
1. Dampak Frekuensi Meningkatkan Mengkomunikasikan Desa Uso, Desa Periode pertemuan Penanggung jawab : PT
penting : aktivitas partisipasi berbagai persoalan Hombola dan pertemuan rutin Panca Amara Utama.
partisipasi masyarakat masyarakat dan pemecahannya Desa Lamo di dilakukan dengan Pengawas/pelaporan :
masyarakat. dalam berkaiatan dalam wadah Kecamatan secara penduduk di BPLH Kab Banggai, Dinas
Sumber memberikan dengan komunikasi Batui, serta berkala wadah Perindustrian Kab.
dampak: saran lingkungan Desa Babang selama tahap tersebut Banggai, BAPPEDA Kab.
konsultasi hidup di sekitar Buyangge, Pra- menjadi Banggai dan BLHD Provinsi
publik. pabrik amoniak Kalolos dan Konstruksi. tanggung Sulawesi Tengah.
Tangkiang di jawab
Kecamatan Pemrakarsa
Kintom.

2. Dampak Tingkat Meningkatkan o Proses gantirugi Desa tempat Sebelum Pembiayaan Penanggung jawab : PT
penting : pendapatan pendapatan lahan akan tinggal para dilaksanakan merupakan Panca Amara Utama.
pendapatan rumah tangga rumah tangga dilakukan sesuai pemilik lahan nya tugas dan Pengawas/pelaporan :
masyarakat. para ex pemilik dengan yang akan pemberian tanggung BPLH Kab Banggai, Dinas
Sumber lahan. peraturan yang dijadikan Pabrik uang ganti jawab Perindustrian Kab.
dampak: Mengarahkan berlaku. Amonia.  rugi. Pemrakarsa Banggai, Kantor
pembebasan penggunaan o Pemrakarsa mencakup Pertanahan Kabupaten
lahan uang gantirugi memberikan biaya ganti Bangggai, BAPPEDA Kab.
lahan secara prioritas utama rugi serta Banggai dan BLHD Provinsi
produktif bagi para ex biaya Sulawesi Tengah.
pemilik lahan sosialisasi
yang ingin
bekerja di Pabrik
Amoniak
 


 
 
 

No. Dampak Tolok Ukur Tujuan Pengelolaan Lingkungan Lokasi Periode Pembiayaan Institusi Pengelolaan
Penting dan Dampak Rencana Hidup Pengelolaan Pengelolaan Lingkungan Lingkungan Hidup
Sumber Pengelola- Lingkungan Lingkungan Hidup
Dampak Pen- an Hidup Hidup
ting Lingkungan
Hidup
3. Dampak Adanya Mengurangi o Bekerjasama dengan Desa Uso dan Periode Biaya Penanggung jawab : PT
penting : pemilik lahan keresahan instansi terkait dan Desa Lamo di pengelolaan pengelolaan Panca Amara Utama.
konfik sosial yang merasa masyarakat mengikutsertakan para Kecamatan lingkungan lingkungan Pengawas/pelaporan :
Sumber tidak puas Mengurangi tokoh masyarakat. Batui dan desa hidup hidup BPLH Kab Banggai, Dinas
dampak : pontensi o Bekerjasama dengan Kalolos di dilakasanakan menjadi Perindustrian Kab.
pembebasan konflik tokoh masyarakat Kecamatan sebelum tanggung- Banggai, BAPPEDA Kab.
lahan sosial o Sistem ganti rugi akan Kintom. pembebasan jawab Banggai dan BLHD Provinsi
dilakukan sesuai lahan. Pemrakarsa Sulawesi Tengah.
dengan aturan .
pemerintah
4. Dampak Tingkat Agar Mengatur rekrutmen Desa Uso, Desa Secara intensif Pembiayaan Penanggung jawab : PT
penting : partisipasi peluang pekerja dengan maksud Hombola dan selama lingkungan Panca Amara Utama.
Peluang Kerja tenaga kerja kerja dan agar tenaga lokal dari Desa Lamo, di kegiatan Pra- hidup Pengawas/pelaporan :
dan Usaha  lokal peluang setiap desa dapat Kecamatan Konstruksi. menjadi BPLH Kab Banggai, Dinas
Sumber usaha diikutsertakan Batui, serta tanggung Perindustrian Kab.
dampak : dapat Desa Babang jawab Banggai, Dinas Tenaga
mobilisasi dimanfaat- Buyangge, Pemrakarsa Kerja dan Transmigrasi
tenaga kerja kan dengan Kalolos dan Kab. Banggai, BAPPEDA
maksimal Tangkiang, di Kab. Banggai dan BLHD
oleh Kecamatan Provinsi Sulawesi Tengah.
penduduk Kintom.
lokal.


 
 
 

No. Dampak Tolok Ukur Tujuan Pengelolaan Lokasi Periode Pembiayaan Institusi Pengelolaan
Penting dan Dampak Rencana Lingkungan Hidup Pengelolaan Pengelolaan Lingkungan Lingkungan Hidup
Sumber Pengelolaan Lingkungan Lingkungan Hidup
Dampak Pen- Lingkungan Hidup Hidup
ting Hidup
5. Dampak o Besar/kecil- Mengupaya- Memanfaatkan wadah Desa Uso, Desa Periode Biaya Penanggung jawab : PT
penting : nya kan agar komunikasi untuk pe- Hombola dan pengelolaan pengelolaan Panca Amara Utama.
konflik  keterlibatan potensi nyerapan tenaga kerja, Desa Lamo, di lingkungan lingkungan Pengawas/pelaporan :
Sumber pekerja lokal gangguan antara Pemrakarsa, Kecamatan hidup hidup BPLH Kab Banggai, Dinas
dampak : o Besar/keciln dan penduduk dan kontrak- Batui, serta dilakasana- menjadi Perindustrian Kab.
mobilisasi ya gangguan ketidakpuas tor. Desa Babang kan selama tanggung- Banggai, Dinas Tenaga
tenaga kerja kamtibmas an Buyangge, mobilisasi jawab Kerja dan Transmigrasi
Pra- penduduk Kalolos dan tenaga kerja Pemrakarsa. Kab. Banggai, BAPPEDA
Konstruksi. lokal dapat Tangkiang, di untuk Kab. Banggai dan BLHD
ditekan Kecamatan kegiatan Pra- Provinsi Sulawesi Tengah.
Kintom. Konstruksi.
6. Dampak Perbandingan Mengupayak Membuka kesempatan Desa Uso, Desa Secara Biaya Penanggung jawab : PT
penting : upah yang an agar kerja yang lebih luas Hombola dan intensif transportasi Panca Amara Utama.
pendapatan diterima oleh pendapatan Desa Lamo, di selama dan biaya Pengawas/pelaporan :
masyarakat masyarakat masyarakat Kecamatan kegiatan penyusunan BPLH Kab Banggai, Dinas
Sumber lebih besar Batui, serta mobilisasi program Perindustrian Kab.
dampak : dibandingka Desa Babang berlangsung. yang Banggai, Dinas Tenaga
mobilisasi n sebelum Buyangge, disediakan Kerja dan Transmigrasi
tenaga kerja adanya Kalolos dan oleh Kab. Banggai, BAPPEDA
proyek Tangkiang, di Pemrakarsa Kab. Banggai dan BLHD
Kecamatan kegiatan Provinsi Sulawesi Tengah.
Kintom.


 
 
 

No. Dampak Tolok Ukur Tujuan Pengelolaan Lokasi Periode Pembiayaan Institusi Pengelolaan
Penting dan Dampak Rencana Lingkungan Hidup Pengelolaan Pengelolaan Lingkungan Lingkungan Hidup
Sumber Pengelolaan Lingkungan Lingkungan Hidup
Dampak Pen- Lingkungan Hidup Hidup
ting Hidup
7. Dampak Jumlah lokasi Mengurangi Bobot kendaraan Jalan Negara Setelah Perbaikan Penanggung jawab : PT
penting : jalan yang kerusakan jalan akan disesuaikan sekitar tapak mobilisasi jalan Panca Amara Utama.
kerusakan rusak, panjang dengan persyaratan proyek alat dan menjadi Pengawas/pelaporan :
jalan. Sumber dan lebar jalan Muatan Sumbu bahan tanggung BPLH Kab Banggai, Dinas
dampak : yang rusak kendaraan selesai. Pemrakarsa. Perindustrian Kab.
mobilisasi serta tingkat maksimum 10 ton Banggai, Dinas
alat. kerusakan Perhubungan, BAPPEDA
Kab. Banggai dan BLHD
Provinsi Sulawesi Tengah.
8. Dampak Besarnya erosi Mengurangi Pada lahan Tapak proyek Satu kali Penanaman Penanggung jawab : PT
penting : tanah erosi tanah. morfologi yaitu lahan yaitu setelah rumput Panca Amara Utama.
erosi tanah. bergelombang dan yang terpotong kegiatan pahit Pengawas/pelaporan :
Sumber terpotong sehingga dan tidak pematangan (Paspalum BPLH Kab Banggai, Dinas
dampak : membentuk lereng didirikan lahan selesai. conyugatum Perindustrian Kab.
pematangan ditanami dengan bangunan. ) menjadi Banggai, Dinas
lahan rumput pahit tanggung Perhubungan Kab.
(Paspalum jawab PT Banggai, Dinas Pekerjaan
conyugatum). Panca Umum Kab. Banggai,
Amara BAPPEDA Kab. Banggai
Utama dan BLHD Provinsi
Sulawesi Tengah.
 


 
 
 

No. Dampak Tolok Ukur Tujuan Pengelolaan Lokasi Periode Pembiayaan Institusi Pengelolaan
Penting dan Dampak Rencana Lingkungan Hidup Pengelolaan Pengelolaan Lingkungan Lingkungan Hidup
Sumber Pengelolaan Lingkungan Lingkungan Hidup
Dampak Pen- Lingkungan Hidup Hidup
ting Hidup
9. Dampak Tingkat Agar Mengatur rekrutmen Desa Uso, Desa Secara intensif Pembiayaan Penanggung jawab : PT
penting : partisipasi peluang pekerja dengan Hombola dan selama kegiatan lingkungan Panca Amara Utama.
Peluang Kerja tenaga kerja kerja dan maksud agar tenaga Desa Lamo, di Pra-Konstruksi. hidup Pengawas/pelaporan :
dan Usaha  lokal peluang lokal dari setiap desa Kecamatan Batui, menjadi BPLH Kab Banggai, Dinas
Sumber usaha dapat dapat diikutsertakan serta Desa tanggung Perindustrian Kab.
dampak : dimanfaat- Babang jawab Banggai, Dinas Tenaga
mobilisasi kan dengan Buyangge, Pemrakarsa Kerja dan Transmigrasi
tenaga kerja maksimal Kalolos dan Kab. Banggai, BAPPEDA
oleh Tangkiang, di Kab. Banggai dan BLHD
penduduk Kecamatan Provinsi Sulawesi Tengah.
lokal. Kintom.

10. Dampak o Besar/kecil Mengupaya- Memanfaatkan wadah Desa Uso, Desa Periode Biaya Penanggung jawab : PT
penting : -nya kan agar komunikasi untuk pe- Hombola dan pengelolaan pengelolaan Panca Amara Utama.
konflik  keterlibata potensi nyerapan tenaga kerja, Desa Lamo, di lingkungan lingkungan Pengawas/pelaporan :
Sumber n pekerja gangguan antara Pemrakarsa, Kecamatan Batui, hidup hidup BPLH Kab Banggai, Dinas
dampak : lokal dan penduduk dan serta Desa dilakasana-kan menjadi Perindustrian Kab.
mobilisasi o Besar/kecil ketidakpuas kontrak-tor. Babang selama tanggung- Banggai, Dinas Tenaga
tenaga kerja nya an Buyangge, mobilisasi jawab Kerja dan Transmigrasi
Pra- gangguan penduduk Kalolos dan tenaga kerja Pemrakarsa. Kab. Banggai, BAPPEDA
Konstruksi. kamtibmas lokal dapat Tangkiang, di untuk kegiatan Kab. Banggai dan BLHD
ditekan Kecamatan Pra-Konstruksi. Provinsi Sulawesi Tengah.
Kintom.


 
 
 

No. Dampak Tolok Ukur Tujuan Pengelolaan Lokasi Periode Pembiayaan Institusi Pengelolaan
Penting dan Dampak Rencana Lingkungan Hidup Pengelolaan Pengelolaan Lingkungan Lingkungan Hidup
Sumber Pengelolaan Lingkungan Lingkungan Hidup
Dampak Pen- Lingkungan Hidup Hidup
ting Hidup
11. Dampak Perbandingan Mengupayakan Membuka Desa Uso, Desa Secara intensif Biaya Penanggung jawab : PT
penting : upah yang agar kesempatan kerja Hombola dan selama transportasi Panca Amara Utama.
pendapatan diterima oleh pendapatan yang lebih luas Desa Lamo, di kegiatan dan biaya Pengawas/pelaporan :
masyarakat masyarakat masyarakat Kecamatan mobilisasi penyusunan BPLH Kab Banggai, Dinas
Sumber lebih besar Batui, serta berlangsung. program Perindustrian Kab.
dampak : dibandingkan Desa Babang yang Banggai, Dinas Tenaga
mobilisasi sebelum Buyangge, disediakan Kerja dan Transmigrasi
tenaga kerja adanya proyek Kalolos dan oleh Kab. Banggai, BAPPEDA
Tangkiang, di Pemrakarsa Kab. Banggai dan BLHD
Kecamatan kegiatan Provinsi Sulawesi Tengah.
Kintom.
12. Dampak Seluruh run- Supaya run-off Memelihara drainase Saluran Dilakukan satu Pemelihara- Penanggung jawab : PT
penting : off dapat terkendali. agar dapat drainase dan minggu sekali an saluran Panca Amara Utama.
terkendalinya teralirkan menyalurkan seluruh kolam retensi drainase Pengawas/pelaporan :
run-off. pada drainase run-off. dan kolam BPLH Kab Banggai, Dinas
Sumber dan retensi Perindustrian Kab.
dampak : tertampung menjadi Banggai, BAPPEDA Kab.
drainase, pada kolam tanggung Banggai dan BLHD Provinsi
kolam retensi. jawab Sulawesi Tengah.
retensi. Pemrakarsa.


 
 
 

No. Dampak Tolok Ukur Tujuan Rencana Pengelolaan Lokasi Periode Pembiayaan Institusi Pengelolaan
Penting dan Dampak Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan Pengelolaan Lingkungan Lingkungan Hidup
Sumber Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup
Dampak Pen- Hidup Hidup Hidup
ting
13. Dampak Terdapatnya Mengeliminir Pondasi dan stuktur Tapak proyek Sekali yaitu Biaya Penanggung jawab : PT
penting : gejala retakan terjadinya penyangga akan yaitu pada lokasi setelah pengelolaan Panca Amara Utama.
amblasan. atau lantai amblasan. dirancang sesuai bekas amblas. kegiatan amblas Pengawas/pelaporan :
Sumber amblas dengan kondisi dan selesai. menjadi BPLH Kab Banggai, Dinas
dampak : sifat-sifat tanah tanggung Perindustrian Kab.
pondasi dan jawab Banggai, BAPPEDA Kab.
stuktur Pemrakarsa. Banggai dan BLHD Provinsi
penyangga. Sulawesi Tengah.
14. Dampak Besarnya Mengendalikan Membuat saluran- Lokasi Pengelolaan Biaya Penanggung jawab : PT
penting : peningkatan run- off. saluran drainase di pengelolaan dilakukan pengelolaan Panca Amara Utama.
peningkatan run-off lingkungan tapak dilakukan di pada saat menjadi Pengawas/pelaporan :
run- off. (m3/tahun). proyek dan tapak proyek Konstruksi. tanggung BPLH Kab Banggai, Dinas
Sumber mengupayakan yaitu pada jawab Perindustrian Kab.
dampak : agar run-off masuk saluran Pemrakarsa. Banggai, BAPPEDA Kab.
bangunan pada saluran- drainase, kolam Banggai dan BLHD Provinsi
pabrik dan saluran tersebut retensi dan Sulawesi Tengah.
sarana dan tertampung saluran
pendukung- pada kolam retensi pembuangan
nya. air.


 
 
 

No. Dampak Tolok Ukur Tujuan Pengelolaan Lingkungan Lokasi Periode Pembiayaan Institusi Pengelolaan
Penting dan Dampak Rencana Hidup Pengelolaan Pengelolaan Lingkungan Lingkungan Hidup
Sumber Pengelolaan Lingkungan Lingkungan Hidup
Dampak Pen- Lingkungan Hidup Hidup
ting Hidup
15. Dampak Volume Untuk Menanam pepohonan Lahan yang Pra- Pembiayaan Penanggung jawab : PT
penting : kayu mengatahui sebagai RTH dan di direncanakan Konstruksi, dialokasikan Panca Amara Utama.
pengikatan bertambah kemapuan sekeliling pagar pembatas untuk RTH dan Kontruksi dan untuk Pengawas/pelaporan :
karbon RTH dalam pagar keliling. Operasi menanam BPLH Kab Banggai, Dinas
meningkat. mengikat sampai vegetasi. Perindustrian Kab.
Sumber karbon. selesai Biaya Banggai, Biro Administrasi
dampak : membuat tersebut Pembangunan dan
Ruang RTH. menjadi Administrasi Sumber Daya
Terbuka Hijau tanggung Alat Setda Provinsi
(RTH). jawab Sulawesi Tengah
Pemrakarsa. BAPPEDA Kab. Banggai
dan BLHD Provinsi
Sulawesi Tengah.
16. Dampak Besarnya Memelihara Dipelihara pertumbuhan Lokasi Pemupukan Pemupukan Penanggung jawab : PT
penting : infiltrasi kemampuan vegetasi pada RTH antara pengelolaan dua kali menjadi Panca Amara Utama.
infiltrasi. (m3/tahun). RTH untuk lain melalui pemupukan, akan dilakukan dalam tanggung Pengawas/pelaporan :
Sumber meresapkan pemeliharaan dari hama di lokasi RTH. setahun jawab BPLH Kab Banggai, Dinas
dampak : air. dan penyakit. Pemrakarsa Perindustrian Kab.
Ruang Banggai, BAPPEDA Kab.
Terbuka Hijau Banggai dan BLHD Provinsi
(RTH). Sulawesi Tengah.


 
 
 

No. Dampak Tolok Ukur Tujuan Pengelolaan Lokasi Periode Pembiayaan Institusi Pengelolaan
Penting dan Dampak Rencana Lingkungan Hidup Pengelolaan Pengelolaan Lingkungan Lingkungan Hidup
Sumber Pengelolaan Lingkungan Lingkungan Hidup
Dampak Pen- Lingkungan Hidup Hidup
ting Hidup
17. Dampak Tingkat Untuk Menanam pepohonan Lahan yang Pra-Konstruksi, Biaya Penanggung jawab : PT
penting : pertumbuhan mengatahui sebagai RTH dan di direncanakan Kontruksi dan menanam Panca Amara Utama.
estetika tanaman kondisi sekeliling pagar untuk RTH dan Operasi sampai vegetasi Pengawas/pelaporan :
Sumber (pohon) esteika dari pembatas pagar keliling. selesai menjadi BPLH Kab Banggai, Dinas
dampak : membaik RTH. membuat RTH. tanggung Perindustrian Kab.
Ruang jawab Banggai, BAPPEDA Kab.
Terbuka Hijau Pemrakarsa Banggai dan BLHD Provinsi
(RTH). Sulawesi Tengah.
18. Dampak Tingkat Agar peluang Mengatur rekrutmen Desa Uso, Desa Secara intensif Pembiayaan Penanggung jawab : PT
penting : partisipasi kerja dan pekerja dengan Hombola dan selama lingkungan Panca Amara Utama.
Peluang Kerja tenaga kerja peluang maksud agar tenaga Desa Lamo, di kegiatan Pra- hidup Pengawas/pelaporan :
dan Usaha  lokal usaha dapat lokal dari setiap desa Kecamatan Konstruksi. menjadi BPLH Kab Banggai, Dinas
Sumber dimanfaat- dapat diikutsertakan Batui, serta tanggung Perindustrian Kab.
dampak : kan dengan Desa Babang jawab Banggai, Dinas Tenaga
mobilisasi maksimal Buyangge, Pemrakarsa Kerja dan Transmigrasi
tenaga kerja oleh Kalolos dan Kab. Banggai, BAPPEDA
penduduk Tangkiang, di Kab. Banggai dan BLHD
lokal. Kecamatan Provinsi Sulawesi Tengah.
Kintom.


 
 
 

No. Dampak Tolok Ukur Tujuan Pengelolaan Lokasi Periode Pembiayaan Institusi Pengelolaan
Penting dan Dampak Rencana Lingkungan Hidup Pengelolaan Pengelolaan Lingkungan Lingkungan Hidup
Sumber Pengelolaan Lingkungan Lingkungan Hidup
Dampak Pen- Lingkungan Hidup Hidup
ting Hidup
19. Dampak o Besar/kecil- Mengupaya- Memanfaatkan wadah Desa Uso, Desa Periode Biaya Penanggung jawab : PT
penting : nya kan agar komunikasi untuk pe- Hombola dan pengelolaan pengelolaan Panca Amara Utama.
konflik Sumber keterlibatan potensi nyerapan tenaga Desa Lamo, di lingkungan lingkungan Pengawas/pelaporan :
dampak : pekerja gangguan kerja, antara Kecamatan hidup hidup BPLH Kab Banggai, Dinas
mobilisasi lokal dan Pemrakarsa, Batui, serta dilakasana-kan menjadi Perindustrian Kab.
tenaga kerja o Besar/kecil ketidakpuasa penduduk dan Desa Babang selama tanggung- Banggai, Dinas Tenaga
Pra- nya n penduduk kontrak-tor. Buyangge, mobilisasi jawab Kerja dan Transmigrasi
Konstruksi. gangguan lokal dapat Kalolos dan tenaga kerja Pemrakarsa. Kab. Banggai BAPPEDA
kamtibmas ditekan Tangkiang, di untuk kegiatan Kab. Banggai dan BLHD
Kecamatan Pra-Konstruksi. Provinsi Sulawesi Tengah.
Kintom.
20. Dampak Perbandingan Mengupayaka Membuka Desa Uso, Desa Secara intensif Biaya Penanggung jawab : PT
penting : upah yang n agar kesempatan kerja Hombola dan selama transportasi Panca Amara Utama.
pendapatan diterima oleh pendapatan yang lebih luas Desa Lamo, di kegiatan dan biaya Pengawas/pelaporan :
masyarakat masyarakat masyarakat Kecamatan mobilisasi penyusunan BPLH Kab Banggai, Dinas
Sumber lebih besar Batui, serta berlangsung. program Perindustrian Kab.
dampak : dibandingkan Desa Babang yang Banggai, Dinas Tenaga
mobilisasi sebelum Buyangge, disediakan Kerja dan Transmigrasi
tenaga kerja adanya Kalolos dan oleh Kab. Banggai BAPPEDA
proyek Tangkiang, di Pemrakarsa Kab. Banggai dan BLHD
Kecamatan kegiatan Provinsi Sulawesi Tengah.
Kintom.
 

10 
 
 
 

No. Dampak Tolok Ukur Tujuan Pengelolaan Lingkungan Lokasi Periode Pembiayaan Institusi Pengelolaan
Penting dan Dampak Rencana Hidup Pengelolaan Pengelolaan Lingkungan Lingkungan Hidup
Sumber Pengelolaan Lingkungan Lingkungan Hidup
Dampak Pen- Lingkungan Hidup Hidup
ting Hidup
21. Dampak Penurunan Membantu/ Melakukan Desa Uso, Desa Dimulai Biaya Penanggung jawab : PT
penting : tingkat memfasilita- kebijaksanaan PHK yang Hombola dan sebelum melakukan Panca Amara Utama.
hilangnya perekonomia si pekerja adil. Desa Lamo, penghentian upaya Pengawas/pelaporan :
mata n penduduk yang Kecamatan operasi pengelolaan BPLH Kab Banggai, Dinas
pencaharian. terkena Batui, serta sampai dalam Perindustrian Kab.
Sumber pemutusan Desa Babang masalah upaya untuk Banggai, Dinas Tenaga
pemutusan hubungan Buyangge, pemutusan mengelola Kerja dan Transmigrasi
hubungan kerja untuk Kalolos dan hubungan pemutusan Kab. Banggai BAPPEDA
kerja (PHK). mendapatka Tangkiang, kerja dianggap hubungan Kab. Banggai dan BLHD
n pekerjaan Kecamatan tuntas kerja. Provinsi Sulawesi Tengah..
Kintom.

11 
 

Anda mungkin juga menyukai