Anda di halaman 1dari 21

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/332817859

URGENSI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM BIMBINGAN


DAN KONSELING ISLAM

Conference Paper · May 2018

CITATIONS READS

0 651

3 authors, including:

Hayatul Khairul Rahmat


Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
10 PUBLICATIONS 42 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Hayatul Khairul Rahmat on 02 May 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


URGENSI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM
BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM

1 Hayatul Khairul Rahmat, 2 Endang Santika,


dan 3 AndiniBestari Kusumaningtyas
1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Islam, UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta, email: hayatulkhairul@gmail.com
2 Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Islam, UIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta, email: endangsantika48@gmail.com


3 Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Islam, UIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta, email: andinibestarik@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui urgensi Teknologi
Informasi dan Komunikasi dalam Bimbingan dan Konseling Islam
di Madrasah Aliyah Negeri 4 Bantul Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta. Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian
deskriptif kualitatif. Subyek dalam penelitian ini adalah guru
Bimbingan dan Konseling di Madrasah Aliyah Negeri 4 Bantul
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Metode pengumpulan data
menggunakan wawancara dan observasi. Hasil menunjukkan
bahwa Teknologi Informasi dan Komunikasi memiliki peran yang
yang penting dalam Bimbingan dan Konseling Islam khususnya
pada layanan dukungan sistem. Penggunaan Teknologi Informasi
dan Komunikasi bertujuan untuk membantu dan memfasilitasi
dalam hal akses informasi dari guru Bimbingan dan Konseling
kepada siswa, khususnya siswa di Madrasah Aliyah Negeri 4
Bantul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Penggunaan
Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Bimbingan dan
Konseling Islam dalam bentuk penggunaan software analisis need
assesment siswa yaitu Daftar Cek Masalah (DCM), penggunaan
media sosial seperti whatsapp, sedangkan proyektor sebagai alat
bantu dalam bentuk hardware pemberian layanan Bimbingan
dan Konseling Islam.

Kata Kunci: Bimbingan dan Konseling Islam, dan Teknologi


Informasi dan Komunikasi.

Proceeding 19
Kalijaga Technology and Media in Counselling Conference 2018
Pendahuluan
Pendidikan merupakan salah satu upaya meningkatkan,
pembinaan, dan pengembangan sumber daya manusia yang
diharapkan mampu melahirkan insan dan manusia yang bermutu,
yang memiliki kepribadian baik dan mandiri agar mampu
menghadapi tantangan era globalisasi dan era millenial. Manusia
Indonesia yang bermutu adalah manusia yang harmonis lahir batin,
sehat jasmani dan rohani, bermoral, menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi secara profesional, serta dinamis dan kreatif (Nurihsan:
2007: 3).
Melalui pendidikan maka ilmu yang bermanfaat akan diperoleh
dan orang-orang yang berilmu tidak akan merugi dalam
kehidupannya. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam QS. al-
Mujadilah ayat 11 sebagai berikut.

“Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu:


“Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya
Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila
dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah
akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. al-
Mujadilah/ 58: 11).

Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah SWT akan mengangkat


derajat orang-orang yang beriman kepada-Nya dan orang-orang yang

Proceeding 20
Kalijaga Technology and Media in Counselling Conference 2018
memiliki ilmu pengetahuan yang didapatkan melalui proses
pendidikan. Proses pendidikan yang saat ini berada di era globalisasi
tentunya akan mempengeruhi generasi saat ini yang disebut generasi
millenial.
Melihat perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi
yang sangat pesat telah mempengaruhi pelbagai bidang kehidupan.
Bahkan menjadi suatu hal yang sudah dianggap tidak tabu lagi di
masyarakat. Di era global ini, Teknologi Informasi dan Komunikasi
memiliki peran penting. Hal tersebut tidak menutup kemungkinan
dalam dunia pendidikan. Pendidikan merupakan suatu bagian yang
integral dengan Bimbingan dan Konseling. Hal demikian juga dijumpai
dalam Bimbingan dan Konseling Islam.
Bimbingan dan Konseling Islam merupakan kumpulan dari
beberapa kata dan untuk mengetahui maknanya perlu
mendefenisikan secara satu per satu. Bimbingan Islam merupakan
proses pemberian bantuan terhadap individu agar mampu hidup
selaras dengan petunjuk Allah SWT sehingga dapat mencapai
kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat (Musnamar, 1992: 5). Lain
halnya dengan Konseling Islam merupakan proses pemberian
bantuan terhadap individu agar menyadari eksistensinya sebagai
makhluk Allah SWT yang seharusnya hidup selaras dengan ketentuan
dan petunjuk Allah SWT sehingga dapat mencapai kebahagiaan di
dunia dan di akhirat (Musnamar, 1992: 5). Definisi ini jika dimaknai
secara keseluruhan dapat diartikan bahwa Bimbingan dan Konseling
Islam merupakan proses pemberian bantuan terarah, kontiniu, dan
sistematis kepada setiap individu agar ia dapat mengembangkan
potensi atau fitrah beragama yang dimilikinya secara optimal dengan

Proceeding 21
Kalijaga Technology and Media in Counselling Conference 2018
cara menginternalisasikan nilai-nilai yang terkandung di dalam al-
Quran dan al-Hadis ke dalam dirinya sehingga ia dapat hidup selaras
dan sesuai dengan tuntunn al-Quran dan al-Hadis (Amin, 2015: 23).
Agar terinternalisasi nilai-nilai yang terkandung dalam al-Quran dan
al-Hadis secara optimal maka individu tersebut perlu menciptakan
hubungan baik dengan Allah SWT, dengan manusia, dan alam semesta
sebagai bentuk manifestasi dari perannya sebagai khalifatullah fil
ardhi.
Dalam penginternalisasian nilai-nilai tersebut tentunya sangat
penting suatu alat yang membantu sehingga nilai-nilai dalam wujud
pesan tersebut dapat tersampaikan yaitu melalui Teknologi Informasi
dan Komunikasi. Teknologi Informasi dan Komunikasi sering
dipahami sebagai sesuatu yang berupa mesin atau hal-hal yang
berkaitan dengan permesinan. Namun sebenarnya Teknologi
Informasi dan Komunikasi memiliki arti yang sangat luas yang
mencakup perpaduan antara unsur manusia, mesin, ide, prosedur,
dan pengelolaan. Menurut Riyana, keberadaan teknologi harus
dimaknai sebagai upaya untuk meningkatkan efektivitas dan efesiensi
serta teknologi tidak bisa dipisahkan dari masalah, sebab teknologi
lahir dan berkembang untuk memecahkan permasalahan yang
dihadapi oleh manusia. Berkaitan dengan hal tersebut, maka
Teknologi Informasi dan Komunikasi yang dimaksud berkaitan
dengan suatu produk atau proses. Dalam dunia pendidikan saat ini,
Teknologi Informasi dan Komunikasi sudah terintegrasi dalam
kurikulum sehingga terbentuklah kompetensi atau standar bagi guru
dalam penggunaan teknologi dalam pendidikan (Zarirah: 154).

Proceeding 22
Kalijaga Technology and Media in Counselling Conference 2018
Berkaitan dengan pembahasan di atas, Frans Richard Kodong
memaparkan penelitiannya dengan judul “Teknologi Informasi dan
Komunikasi di Bidang Bimbingan dan Konseling” yang dalam
penelitiannya menggunakan metode penelitian library research.
Dalam penelitian ini disebutkan bahwa Teknologi Informasi dan
Komunikasi dalam Bimbingan dan Konseling dapat berbentuk email,
website, dan blog yang nantinya akan menjadi alternatif layanan
global, fleksibel, dan harmonisasi dari layanan publik. Selain itu, Cepi
Riyana dalam artikelnya dengan judul “Peran Teknologi dalam
Pembelajaran” menyebutkan bahwa terdapat beberapa aplikasi
teknologi dalam pendidikan yang dapat dijadikan sebagai alternatif
seperti sumber pembelajaran, multimedia presentasi, media
pembelajaran, media pembelajaran interaktif berbasis komputer,
pengembangan SOP, dan pemanfaatan internet sebagai sumber
belajar.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Sujoko dengan judul
“Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagai Media
Pembelajaran di SMP Negeri 1 Geger Madiun” menyebutkan bahwa
pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagai media
pembelajaran sudah maksimal. Namun masih terdapat beberapa
kendala seperti belum semua ruangan memiliki komputer dan LCD,
belum terbiasa menulis di website sekolah, guru belum memiliki email
untuk pembelajaran, dan ada guru yang belum terbiasa
memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam
pembelajaran.
Melihat beberapa penelitian di atas, belum terdapat penelitian
yang membahas mengenai urgensi Teknologi Informasi dan

Proceeding 23
Kalijaga Technology and Media in Counselling Conference 2018
Komunikasi dalam Bimbingan dan Konseling Islam. Oleh karena itu,
peneliti mengangkat penelitian dengan judul “Urgensi Teknologi
Informasi dan Komunikasi dalam Bimbingan dan Konseling
Islam”.

Metode Penelitian
Penelitian yang dilaksanakan menggunakan pendekatan
kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata atau lisan dari orang-
orang dan perilaku yang dialami (Moleong, 2001: 3). Adapun tipe dari
penelitian ini adalah deskriptif. Subyek dalam penelitian ini adalah
guru Bimbingan dan Konseling di Madrasah Aliyah Negeri 4 Bantul
Daerah Istimewa Yogyakarta dan obyek penelitian ini adalah urgensi
Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Bimbingan dan Konseling
di Madrasah Aliyah Negeri 4 Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah wawancara dan observasi. Wawancara adalah proses
memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya
jawab dan bertatap muka antara pewawancara dengan responden
(Nazir, 2011: 193-194). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
metode wawancara terstruktur yaitu menggunakan pedoman
wawancara yang telah disusun sebelumnya. Observasi adalah
pengamatan dari peneliti terhadap obyek penelitiannya. Observasi
dapat didefenisikan sebagai perhatian yang terfokus terhadap
kejadian, gejala, atau sesuatu. Untuk observasi yang dilakukan dalam
kegiatan ilmiah adalah perhatian yang terfokus pada gejala, kejadian
atau sesuatu dengan maksud menafsirkannya, mengungkapkan

Proceeding 24
Kalijaga Technology and Media in Counselling Conference 2018
faktor-faktor penyebab, dan menemukan kaidah-kaidah yang
mengaturnya (Ezmir, 2012: 37-38). Observasi yang dilakukan
menggunakan active participation. Diartikan bahwa peneliti datang di
tempat kegiatan, tetapi tidak ikut serta dalam kegiatan tersebut.
Adapun metode keabsahan data menggunakan teknik triangulasi
yaitu membandingkan informasi atau data dengan cara yang berbeda
(Nasution, 2003: 36). Triangulasi yang digunakan dengan
menggunakan data dari sumber yang berbeda kemudian dilakukan
pengecekan ulang yaitu dari data wawancara dengan data observasi.

Hasil dan Pembahasan


Penelitian yang dilakukan di Madrasah Aliyah Negeri 4 Bantul
Daerah Istimewa Yogyakarta untuk mengetahui urgensi Teknologi
Informasi dan Komunikasi dalam Bimbingan dan Konseling Islam.
Berikut adalah uraian dari hasil penelitian yang dilakukan mengenai
hal tersebut.
1. Fungsi Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam
Bimbingan dan Konseling Islam
Proses pembelajaran dilakukan untuk mencapai tujuan
maksimal yaitu siswa bisa memahami pembelajaran. Setiap siswa
sebagai pembelajar memiliki keunikan dan afinitas masing-masing
dalam mengarahkan dirinya, guru memiliki kewenangan dalam
mengarahkan dan membelajarkan siswa (Anwar: 2017: 100). Melihat
proses pembelajaran tentunya harus meningkatkan interaksi antara
kedua belah pihak baik antara guru dengan siswa sehingga mampu
mengembangkan potensi yang dimiliki. Untuk itu, perlulah suatu

Proceeding 25
Kalijaga Technology and Media in Counselling Conference 2018
sarana yang mendukung dalam mencapai tujuan yang diinginkan
tersebut yang disebut Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Kata teknologi berasal dari bahasa Yunani yaitu techne yang
berarti keahlian dan logia yang berarti pengetahuan. Dalam
pengertian yang sempit teknologi mengacu kepada suatu obyek benda
yang digunakan untuk memudahan aktivitas manusia seperti mesin,
perkakas, atau perangkat keras (Rusman, 2012: 78). Dalam
pengertian luas, dipahami teknologi meliputi pengertian sistem,
organisasi, serta teknik. Dapat dipahami bahwa teknologi adalah
semacam perpanjangan tangan manusia untuk memanfaatkan alam
dan sesuatu yang ada di sekelilingnya secara lebih maksimal. Dengan
demikian, secara sederhana teknologi bertujuan untuk
mempermudah pemenuhan kebutuhan manusia.
Informasi dimaknai sebagai suatu rekaman fenomena yang
diamati, atau bisa juga berupa putusan yang dibuat (Yusup, 9).
Informasi bisa jadi hanya berupa kesan pikiran orang atau mungkin
juga berupa data yang tersusun rapi dan telah terolah. Istilah
Teknologi Informasi mulai populer di akhir dekade 70-an. Teknologi
Informasi menurut Weiner (dalam Sa’ud, 2008: 183) adalah
pemprosesan, pengolahan, dan penyebaran data oleh kombinasi
komputer dan telekomunikasi. Menurut Uno dan Lamatenggo (dalam
Dimyati dan Mujiono, 1999: 157) menyebutkan teknologi informasi
adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah, memproses,
mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam
berbagai cara untuk menghasilakn informasi yang berkualitas yaitu
informasi yang relevan, akurat, dan tepat waktu.

Proceeding 26
Kalijaga Technology and Media in Counselling Conference 2018
Komunikasi merupakan suatu proses pemindahan dan
penerimaan lambang-lambang yang mengandung makna. Komunikasi
mengandung makna menyebarkan informasi, pesan, berita,
pengetahuan, dan norma/ nilai-nilai dengan tujuan untuk menggugah
partisipasi, agar yang diberitahukan tersebut menjadi milik bersama
atau sama makna antara komunikator dan komunikan (Dimyati dan
Mujiono, 1999: 80). Jadi, dapat dipahami bahwa Teknologi Informasi
dan Komunikasi menjadi bagian dari ilmu pengetahuan dan teknologi
secara umum dipahami bahwa semua teknologi berhubungan dengan
pengambilan, pengumpulan (akuisisi), pengolahan, penyimpanan,
penyebaran, dan penyajian informasi (Sutrisno, 3).
Teknologi Informasi dan Komunikasi sangat membantu dalam
dunia pendidikan. Terdapat tiga domain penggunaan teknologi dalam
dunia pendidikan yaitu (a) Teknologi sebagai tutor berupa komputer
yang memberikan intruksi dan bimbingan kepadap pengguna, (b)
Teknologi sebagai alat pengajaran, dan (c) Teknologi sebagai alat
pembelajaran (Stosic: 1). Selain itu, menurut Sudibyo (2011)
menjelaskan bahwa teknologi informasi memiliki peran dalam dunia
pendidikan yang meliputi (a) Teknologi sebagai keterampilan (skill)
dan kompetensi, (b) Teknologi informasi sebagai infrastruktur
pendidikan, (c) Teknologi informasi sebagai sumber bahan ajar, (d)
Teknologi informasi sebagai alat bantu dan fasilitas pendidikan, (e)
Teknologi informasi sebagai manajemen pendidikan, dan (e)
Teknologi informasi sebagai sistem pendukung keputusan.
Dapat dipahami bahwa pendidikan menjadi bagian yang
integral dengan dunia Bimbingan dan Konseling Islam. Teknologi
informasi memiliki tiga fungsi utama dalam dunia Bimbingan dan

Proceeding 27
Kalijaga Technology and Media in Counselling Conference 2018
Konseling Islam. Menurut Fitriyadi (2013: 272) menyebutkan
terdapat tiga fungsi utama tersebut adalah teknologi berfungsi
sebagai tools (alat), teknologi berfungsi sebagai ilmu pengetahuan
(science), dan teknologi berfungsi sebagai alat bantu dalam
pembelajaran (literacy). Berikut ini penjelasan dari tiga fungsi utama
tersebut.
Pertama, teknologi berfungsi sebagai alat (tools) dalam
Bimbingan dan Konseling Islam. Dalam hal ini membantu guru
Bimbingan dan Konseling pada sarana atau alat dalam penyampaian
informasi secara cepat sehingga tidak memerlukan waktu yang lama.
Dalam hal ini, di Madrasah Aliyah Negeri 4 Bantul Daerah Istimewa
Yogyakarta didapatkan berupa software sebagai alat bantu dalam
mengolah need assesment siswa dan media sosial seperti whatsapp.
Dapat diartikan bahwa dengan adanya Teknologi Informasi dan
Komunikasi memberikan potensi yang sangat signifikan untuk
meningkatkan akses pemberian layanan bimbingan tanpa
memperhitungkan jarak dan waktu (Watts, 2011: 6).
Kedua, teknologi sebagai ilmu pengetahuan (science). Guru
Bimbingan dan Konseling dapat memahami teknologi agar mampu
menyampaikan pesan atau sebagai alat komunikasi dari konselor
kepada konseli sehingga informasi itu dapat dimengerti, sehingga
kegiatan layanan Bimbingan dan Konseling Islam yang direncanakan
sebelumnya dapat terlaksana dan tercapai sesuai dengan tujuan yang
diharapkan sebelumnya. Bentuk konkret yang ditemukan di Madrasah
Aliyah Negeri 4 Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu penyediaan
komputer di ruang Bimbingan dan Konseling Madrasah Aliyah Negeri
4 Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta yang tersambung akses

Proceeding 28
Kalijaga Technology and Media in Counselling Conference 2018
internet. Ketika siswa membutuhkan informasi mengenai masalah
jurusan misalnya, seketika guru Bimbingan dan Konseling
menyarankan untuk mencarinya terlebih dahulu, jika kurang
dipahami akan diperjelas oleh guru Bimbingan dan Konseling.
Ketiga, teknologi sebagai alat bantu pembelajaran (literacy).
Seorang guru Bimbingan dan Konseling diharapkan mampu menjadi
fasilitator, motivator, dan pengajar. Di Madrasah Aliyah Negeri 4
Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta ditemukan bahwa dalam
penyampaian materi layanan Bimbingan dan Konseling Islam dengan
memanfaatkan proyektor yang telah disediakan oleh Madrasah Aliyah
Negeri 4 Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta.
Berdasarkan pemaparan tersebut, diketahui bahwa Teknologi
Informasi dan Komunikasi memiliki peran penting dalam Bimbingan
dan Konseling Islam. Hal ini dibuktikan dengan pelayanan yang
diberikan mampu memberikan dampak kepada siswa sehingga bisa
mencapai tujuan yang diharapkan.

2. Model Implikasi Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam


Bimbingan dan Konseling Islam
Teknologi Informasi dan Komunikasi telah berkembang seiring
dengan globalisasi sehingga interaksi dan penyampaian informasi
akan berlangsung dengan cepat. Begitu juga halnya dalam Bimbingan
dan Konseling Islam. Menurut Triyanto (2006) menyebutkan terdapat
delapan potensi teknologi yang digunakan dalam dunia Bimbingan
dan Konseling yaitu sebagai berikut.
a. E-mail/ Surat Elektronik. Potensi penggunaan oleh konselor
diantaranya untuk terapi, marketing, menyurat untuk

Proceeding 29
Kalijaga Technology and Media in Counselling Conference 2018
penjadwalan, janji, monitoring inter-sessions, dan tindak lanjut
post-therapeutic, transfer rekaman klien, referal, masukan,
pekerjaan rumah, penelitian, dan colegial profesional.
b. Website/ Blog/ Homepage. Potensi penggunaan oleh konselor
antara lain untuk pemasaran, periklanan, diseminasi informasi
dan publikasi.
c. Komputer Konferensi Video. Potensi penggunaan oleh konselor
adalah untuk terapi pekerjaan rumah, referal, dan konsultasi.
d. Sistem Bulletin Board/ List Servers/ News Groups. Potensi
penggunaan oleh konselor antara lain untuk konsultasi, referal,
alih tangan kasus, sumber daya untuk informasi, dan kegiatan
asosiasi profesional.
e. Simulasi Terkomputerisasi. Potensi penggunaan oleh konselor
adalah untuk supervisi dan pelatihan kompetensi.
f. Pangkalan Data FTP Sites. Potensi penggunaan oleh konselor
antara lain untuk penelitian, sumber informasi untuk terapis,
sumber informasi untuk perpustakaan, transfer rekaman,
penilaian, dan analisis.
g. Chatrooms/ Electronic Discussion Group. Potensi penggunaan oleh
konselor antara lain untuk terapi kelompok, membantu diri
sendiri, dan dukungan atau reinforcement.
h. Software. Potensi penggunaan oleh konselor antara lain untuk
pelatihan kompetensi dan keahlian, bantuan diri sendiri, dan
pelatihan keterampilan, serta pekerjaan rumah.
Menurut Goss (2003) menyebutkan ada empat model implikasi
Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Bimbingan dan Konseling
yaitu sebagai berikut.

Proceeding 30
Kalijaga Technology and Media in Counselling Conference 2018
a. Telephone technology and portable telecommunication devices.
Diartikan bahwa penggunaan Teknologi Informasi dan
Komunikasi berupa telepon dan alat komunikasi lainnya yang
menunjang proses layanan Bimbingan dan Konseling.
b. Computer technology and stand-alone software. Dalam hal ini
dengan teknologi komputer dan aplikasi yang terdapat di
dalamnya mampu membantu proses layanan Bimbingan dan
Konseling.
c. Computer technology and the world wide web. Teknologi berupa
website yang dikenal dengan world wide web (WWW)
mempermudah akses informasi antara konselor (counsellor)
dengan konseli (counsellee) dalam layanan Bimbingan dan
Konseling. Selain itu, dengan penggunaan teknologi ini juga
mempermudah pemberian dan pengaplikasian skala, kuisioner,
dan survei dalam bentuk online (Bastemur, 2015: 437).
d. Computer technology and email. Penggunaan email juga
mendukung dalam proses layanan Bimbingan dan Konseling.
e. Computer technology and webcams. Tidak menutup kemungkinan
memfungsikan webcams dalam menunjang proses Bimbingan dan
Konseling sehingga tidak terbatas oleh ruang tertentu. Dalam hal
ini, kemungkinan akan melahirkan online counselling. Konseling
online adalah konseling yang memanfaatkan teknologi komputer
dan menggunakan kamera untuk pemberian layanan secara face to
face tanpa ada jarak ruang dan waktu sehingga dalam hal ini perlu
memperhatikan aspek etika antara konselor dan konseli (Ardi,
2017: 18).

Proceeding 31
Kalijaga Technology and Media in Counselling Conference 2018
Berdasarkan dua pendapat di atas, maka berikut adalah model
implikasi Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Bimbingan dan
Konseling yang ditemukan di Madrasah Aliyah Negeri 4 Bantul Daerah
Istimewa Yogyakarta.
a. Penggunaan sofware dalam need assesment siswa di Madrasah
Aliyah Negeri 4 Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta. Dalam hal ini
need assesment siswa menggunakan Daftar Cek Masalah (DCM).
Setelah DCM disebarkan oleh guru Bimbingan dan Konseling
kemudian dilakukan pengolahan dengan menggunakan software
dari DCM itu sendiri. dalam pelaksanaannya dilakukan setiap awal
tahun pelajaran yang dijadikan sebagai bahan awal untuk
melaksanakan layanan Bimbingan dan Konseling di Madrasah
Aliyah Negeri 4 Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta yang berlaku
untuk seluruh siswa di sekolah tersebut mulai kelas X sampai
kelas XII.
b. Penggunaan media sosial berupa whatsapp. Media sosial dalam
dunia pendidikan secara fungsinya dikondisikan sebagai bentuk
kolaborasi, keramahan, dan kreativitas penggunanya (Rizqi dan
Salam, 2018: 183). Cara menggunakan media sosial agar dapat
memicu kualitas pelajar adalah memanfaatkan segala kemudahan
berkomunikasi dan berbagai informasi dalam media tersebut
untuk proses pembelajaran. Aplikasi media sosial ini hanya berupa
langkah awal yang kemudian ditindak lanjuti secara tatap muka
(face to face). Tidak dipungkiri bahwa pengguna media sosial saat
ini sangat banyak, serta semakin maraknya kalangan siswa yang
memiliki smartphone sehingga membantu dalam memberikan
layanan Bimbingan dan Konseling. Selain itu, juga dibuatkan group

Proceeding 32
Kalijaga Technology and Media in Counselling Conference 2018
untuk mempermudah komunikasi antara guru Bimbingan dan
Konseling dengan orang tua siswa.
c. Penggunaan proyektor di kelas yang membantu dalam layanan
bimbingan klasikal. Manfaat lainnya yang diperoleh dari
penggunaan proyektor ini adalah menjadi alat bantu dalam
pemutaran video atau film pendukung untuk berbagai bidang
layanan baik pribadi, sosial, karir, dan belajar.
Berdasarkan pemaparan di atas, implikasi Teknologi Informasi
dan Komunikasi dalam Bimbingan dan Konseling Islam di Madrasah
Aliyah Negeri 4 Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta berupa
penggunaan software dalam pengolahan need assesment siswa,
penggunaan media sosial berupa whatsapp, dan penggunaan
proyektor dalam pemberian layanan Bimbingan dan Konseling Islam.

3. Dampak Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi


dalam Bimbingan dan Konseling Islam
Perkembangan peradaban manusia tentunya diiringi dengan
perkembangan cara penyampaian informasi. Penyampaian informasi
terus berkembang sesuai dengan perkembangan era global. Dalam hal
ini termasuk dalam dunia pendidikan yang saling berhubungan
dengan dunia Bimbingan dan Konseling Islam. Dalam penggunaan
Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam pembelajaran
memberikan dampak positif (Higgins, 2012: 15). Menurut Higgins,
Xiao, dan Katsipatasi (2012) menyebutkan penggunaan teknologi
dapat meningkatkan pencapaian tujuan pembelajaran. Berikut ini
adalah dampak penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi
dalma pembelajaran.

Proceeding 33
Kalijaga Technology and Media in Counselling Conference 2018
a. Kolaborasi penggunaan teknologi biasanya meningkatkan
keefektifan individu dalam memahami pembelajaran terutama
pada anak-anak.
b. Teknologi yang digunakan dapat mempermudah dalam
pembentukan konsentrasi dalam pembelajaran.
c. Pemberian intervensi dengan menggunakan teknologi menjadi
sesuatu yang disarankan dan perlu diadopsi setiap sekolah.
Berdasarkan pemaparan tersebut, diketahui bahwa
penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi menjadi suatu
alternatif dalam profesi konseling. Diketahui bahwa di Madrasah
Aliyah Negeri 4 Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta dampak yang
dirasakan oleh siswa bahwa mereka lebih terbantu dalam layanan
bimbingan dan konseling sehingga tidak hanya face to face saja di
sekolah, tetapi di berbagai ruang dan waktupun juga bisa
berkomunikasi dengan guru Bimbingan dan Konseling. Hal ini sejalan
dengan penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam
Bimbingan dan Konseling Islam yaitu pada dukungan sistem. Ini
berarti bahwa Teknologi Informasi dan Komunikasi termasuk salah
satu sarana untuk mendukung layanan Bimbingan dan Konseling
Islam (Setiawan, 2016: 48). Dengan adanya teknologi ini seorang
konselor menjadi lebih kreatif dan inovatif dalam memberikan
layanan Bimbingan dan Konseling Islam.
Hal ini ditanggapi oleh Sumarwiyah (2014: 12) yang
menyebutkan bahwa penggunaan Teknologi Informasi dan
Komunikasi akan bermanfaat bagi siswa sehingga memicu
ketertarikan siswa untuk memanfaatkan Bimbingan dan Konseling
dengan penuh dukungan, minat (interest), sikap (attitude), perhatian

Proceeding 34
Kalijaga Technology and Media in Counselling Conference 2018
(attention), dan motivasi (motivation) serta siswa memperoleh
kemudahan dalam proses, efisiensi waktu dan tenaga dalam kegiatan
Bimbingan dan Konseling sehingga terhindar dari kebosanan akibat
monotonitas penerapan metode konvensional.

Penutup
Berdasarkan uraian dan pemaparan di atas mengenai urgensi
Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Bimbingan dan Konseling
Islam di Madrasah Aliyah Negeri 4 Bantul Daerah Istimewa
Yogyakarta ditemukan bahwa kedudukan Teknologi Informasi dan
Komunikasi memiliki peran penting yaitu pada layanan dukungan
sistem. Hal ini bertujuan untuk mengefisienkan dan mempermudah
akses informasi dari guru Bimbingan dan Konseling kepada siswa. Di
Madrasah Aliyah Negeri 4 Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta
ditemukan bahwa penggunaan teknologi informasi dan komunikasi
diterapkan dalam bentuk penggunaan software dalam pengolahan
need assesment siswa, penggunaan media sosial berupa whatsapp, dan
penggunaan proyektor dalam pemberian layanan Bimbingan dan
Konseling Islam.

Daftar Pustaka
Amin, Samsul Munir. (2015). Bimbingan dan Konseling Islam. Jakarta:
Amzah.
Anwar, Moh Khoerul. (2017). Pembelajaran Mendalam untuk
Membentuk Karakter Siswa Sebagai Pembelajar. Tadris: Jurnal
Keguruan dan Ilmu Tarbiyah, Vol. 2, No. 2, 2017.
Ardi, Zadrian, M. Rido Mulia Putra, dan Ifdil. (2017). Ethic and Legal
Issues in Online Counseling Services: Conseling Principles

Proceeding 35
Kalijaga Technology and Media in Counselling Conference 2018
Analysis. Jurnal Psikologi Pendidikan & Konseling, Vol. 3, No. 2,
2017. DOI: http://dx.doi.org/10.26858/jpkk.v0i0.3657.
Aziz, Akhmad Rifqi dan Prili Aprilia Salam. (2010). Keefektifan
Layanan Informasi Berbasis Instagram untuk Meningkatkan
Kepercayaan Diri Siswa. Teraputik: Jurnal Bimbingan dan
Konseling, Vol. 1, No. 3, 2018. DOI:
http://doi.org/10.26539/1363.
Bastemur, Sule dan Erdal Bastemur. (2015). Technology Based
Counselling: Perspectives of Turkish Counsellor. Procedia:
Social and Behavioral Science, Vol. 176, No. 1, 2015.
Budiman, Haris. (2017). Peran Teknologi Informasi dan Komunikasi
dalam Pendidikan. Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Vol.
8, No. 1, 2017.
Caesar, Arihdya. (2010). Urgensi Teknologi Informasi dalam
Bimbingan dan Konseling. Diakses pada tanggal 18 Maret 2018
dari http://arihdyacaesar.com/2010/02/24/urgensi-ti-dalam-
bk/.
Dimyati dan Mudjiono. (1999). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:
Rineka Cipta.
Ezmir. (2012). Analisis Data: Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta:
Rajawali Pers.
Fitriyadi, Herry. (2013). Integrasi Teknologi Informasi dan
Komunikasi dalam Pendidikan: Potensi, Manfaat, Masyarakat
Berbasis Pengetahuan, Pendidikan Nilai, Strategi Implemenasi
dan Pengembangan Profesional. Jurnal Pendidikan Teknologi
dan Kejuruan, Vol. 21, No. 3, 2013.
Goss, Stephen dan Kate Anthony. (2003). Technology Counselling and
Psychotherapy. New York: Palgrave Macmilan.
Hidayatulloh, Agus, dkk. (2013). Alwasim: Al-Qur’an Tajwid Kode
Transliterasi Per Kata Terjemahan Per Kata. Bekasi: Cipta
Bagus Segara.
Higgins, Steven, Zhi Min Xiao, dan Maria Katsipataki. (2012). The
Impact of Digital Technology on Learning: A Summary for The

Proceeding 36
Kalijaga Technology and Media in Counselling Conference 2018
Education Endowment Foundation. Netherland: School of
Education Durham University.
Kodong, Frans Richard. (2011). Teknologi Informasi dan Komunikasi
di Bidang Bimbingan Konseling. Prosiding. Seminar Nasional
Informatika yang diselenggarakan oleh UPN Veteran
Yogyakarta pada tanggal 2 Juli 2011. Yogyakarta: UPN Veteran
Yogyakarta.
Maleong, Lexy J. (2001). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Nasution. (2003). Metode Naturalistik Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Nazir. (2011). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
Riyana, Cepi. (2017). Peranan Teknologi dalam Pembelajaran. Diakses
pada tanggal 6 Maret 2018 dari
http://www.researchgate.net/publication.242646955.
Rusman, dkk. (2012). Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan
Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sa’ud Udin Saefudin. (2008). Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Setiawan, M. Andi. (2016). Peranan Teknologi Informasi dalam
Bimbingan dan Konseling. Bitnet: Jurnal Pendidikan Teknologi
Informasi, Vol. 1, No. 1, 2016.
Stocis, Lazar. (2015). The Importance of Educational Technology in
Teaching. International Journal of Cognitive Research in Science,
Engineering, and Education. Vol. 3, No. 1, 2015.
Subidbyo, Lies. (2011). Peranan dan Dampak Teknologi Informasi
dalam Dunia Pendidikan di Indonesia. Jurnal Widyatama, Vol.
20, No. 2, 2011.
Sujoko. (2013). Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi
sebagai Media Pembelajaran di SMP Negeri 1 Geger Madiun.
Jurnal Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan. Vol. 1, No. 1,
2013.
Sumarwiyah dan Edris Zamroni. (2014). Pemanfaatan Teknologi
Informasi dan Komunikasi dalam Layanan Bimbingan dan
Konseling sebagai Representasi Berkembangnya Budaya

Proceeding 37
Kalijaga Technology and Media in Counselling Conference 2018
Profesional Konselor dalam Melayani Siswa. Jurnal Bimbingan
dan Konseling Ar-Rahman, Vol. 2, No. 2, 2014.
Sutopo Hadi. (2012). Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam
Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sutrisno. (tt). Pengantar Pembelajaran Inovatif Berbasis Teknologi
Informasi dan Komunikasi. Jakarta: Gaung Persada.
Triyanto, Agus. (2006). Aplikasi Teknologi Komputer dalam
Bimbingan dan Konseling. Paradigma: Jurnal Bimbingan dan
Konseling, Vol. 1, No. 1, 2006.
Watts, A. G., (2001). The Role of Information and Communication
Technologies in an Integrated Career Information and Guidance
System. London: Information, Guidance and Counselling
Service.
Yusup, Pawit M. (tt). Pedoman Praktis Mencari Informasi. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Zarirah, Meithy Intan RL dan Herdi. (2014). Kompetensi Teknologi
pada Guru Bimbingan dan Konseling. Insight: Jurnal Bimbingan
dan Konseling, Vol. 3, No. 1, 2014.

Profil Singkat
Hayatul Khairul Rahmat, Endang Santika, dan Andini Bestari
Kusumaningtyas adalah mahasiswa Program Studi Bimbingan dan
Konseling Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan untuk memenuhi tugas
mata kuliah Teknologi Media BKI yang diampu oleh Bapak Moh
Khoerul Anwar, S.Pd., M.Pd.

Proceeding 38
Kalijaga Technology and Media in Counselling Conference 2018

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai