OLEH :
KELOMPOK 3
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Dengan penuh rasa syukur dan kebahagiaan, kami panjatkan puji syukur ke hadirat
Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya yang senantiasa melimpahkan berkah
kepada kami. Melalui kesempatan yang berharga ini, kami merasa terhormat dapat
menyajikan makalah ini dengan judul “ Isu Etik Dan Legal Teknologi Informatika Dalam
menganalisis isu-isu etika dan legal yang muncul seiring dengan integrasi teknologi informasi
memberikan layanan jarak jauh, dan mendukung proses pembelajaran secara personal.
Namun, sejalan dengan manfaat tersebut, muncul pula tantangan terkait dengan privasi,
keamanan data, dan dampak psikologis yang dapat timbul akibat interaksi melalui platform
teknologi.
Dalam menyusun makalah ini, penulis mengumpulkan data dan informasi melalui
studi literatur, penelitian terkini, serta observasi terhadap perkembangan terkini dalam bidang
bimbingan konseling dan teknologi informasi. Selain itu, wawancara dengan para praktisi
bimbingan konseling dan ahli hukum diharapkan dapat memberikan perspektif yang lebih
Semoga makalah ini dapat memberikan kontribusi pemikiran yang bernilai dalam
memahami dinamika isu etika dan legal dalam konteks pelayanan bimbingan konseling yang
semakin terkait erat dengan kemajuan teknologi informasi. Kiranya makalah ini dapat
menjadi panduan dan referensi bagi para pembaca, terutama para praktisi, akademisi, dan
digital ini.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung penyusunan makalah ini.
Semoga bermanfaat dan dapat mendorong upaya bersama dalam menjaga kualitas dan
Terjadinya kemajuan teknologi pada saat ini menuntut setiap bidang berbasis
teknologi, maka dari itu menuntut bimbingan konseling sebagai profesi yang sedang
Informasi dan Komunikasi sangat mudah untuk diakses, ditambah dengan tidak
dalam melakukan konseling. Dengan melalui konseling online, klien lebih mau terbuka
berbicara. Konselor pun dapat menyesuaikan terhadap kesiapan klien dalam mengambil
tindakan yang diperlukan. Setelah mulai membuka komunikasi via teknologi informasi
dan komunikasi awal, maka konselor berinisiatif untuk memulai semua kontak
berikutnya. Melalui pelayanan TIK, format dalam proses pelayanan pun menggunakan
protokol yang terstruktur. Yang kita kenal dengan konseling, yang pada saat ini konseling
sudah dilakukan dengan menggunakan fasilitas internet yang biasa kita sebut dengan E-
therapy yang memungkinkan tidak pernah bertatap mukanya antara konselor dan klien.
Sehingga munculah beberapa isu etik yang terjadi dalam E –therapy yang perlu kita
bertahan dan diterima oleh masyarakat, maka bimbingan dan konseling harus dapat
disajikan dalam bentuk yang efisien dan efektif yatiu dengan menggunakan TI.
Dunia teknologi telah merajai dunia, siapa yang menguasai teknologi maka ia menguasai
membawa berbagai isu etika dan legal yang perlu diatasi. Beberapa pertanyaan mendasar
muncul, seperti :
3) Bagaimana isu legal teknologi informasi dalam layanan Bimbingan dan konseling?
2) Agar kita mengetahui lebih luas mengenai isu-isu legal TI dalam BK.
positif dan risiko dari penggunaan teknologi informasi dalam konteks bimbingan
konseling. Hasil penelitian juga diharapkan dapat menjadi dasar untuk merancang
teknologi informasi yang etis dan legal dalam pelayanan bimbingan konseling.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Pengertian etika dan profesi arti etika telah banyak dikemukakan beberapa
ahli berikut. Pertama, etika adalah bagian dari filsafat yang mengajarkan keseluruhan
budi (baik dan buruk). Kedua, etika adalah filsafat tentang nilai, kesusilaan, tentang
baik dan buruk, juga merupakan pengetahuan tentang nilai-nilai itu sendiri. Ketiga,
etika ialah studi tentang tingkah laku manusia, tidak hanya menentukan
dari seluruh tingkah laku manusia. Keempat, etika ialah memperlihatkan amal
perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran. Kelima, menurut
Van hoose & Kootler, 1985 dalam Gladding (2012:66) mendefinisikan etika (ethics)
sebagai ilmu filsafat mengenai tingkah laku manusia dan pengambilan keputusan
moral.
Mengacu pada arti kata profesi, maka tidak semua pekerjaan dapat dikatakan
profesi. Pendapat George dalam daryl koehn, profesi adalah pekerjaan yang
dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang
Selanjutnya menurut Van hoose dan kootler (1985) dalam gladding (2012:68) Ada
3) Kode etik melindungi praktisi dan publik, terutama untuk pengaduan malpratik.
Legal adalah konsep yang sangat penting karena hukum bertindak sebagai
kerangka kerja, yang mengatur tindakan manusia dan melindungi hak individu dan
adalah legal, kita dapat memastikan bahwa tindakan tersebut tidak melanggar hak
Legal adalah istilah yang merujuk pada seseorang atau perusahaan yang
memiliki izin, lisensi, atau otoritas yang diperlukan untuk melakukan suatu kegiatan.
nasihat hukum, dan mewakili klien di pengadilan karena mereka memiliki lisensi dan
Penting untuk dicatat bahwa apa yang dianggap legal dapat berbeda-beda di
berbagai negara atau yurisdiksi. Ada perbedaan dalam hukum dan regulasi antara
negara-negara, dan apa yang dianggap legal di satu tempat mungkin tidak legal di
tempat lain.
Selain itu, dengan perkembangan yang signifikan terhadap teknologi dan informasi,
tentunya pelayanan bimbingan dan konseling pun menjadi efektif dan efisien
(IPTEK) semakin besar pula kontribusi dalam membantu jalannya kehidupan manusia.
Hingga kini, kita semua sudah mengetahui bahwasannya teknologi dan informasi sangat
memiliki peran penting sebagai penyokong proses berjalannya aktivitas manusia sehari-hari.
Tentunya, dalam sebuah teknologi dan informasi di suatu negara tentunya memiliki
etika dan hukum dari pemerintahan sekitar. Hal tersebut digunakan guna mencegah
dalam masyarakat atau kelompok tertentu dan hal tersebut tersusun menjadi sebuah hukum.
Oleh karena itu, dengan penuh kesadaran bahwasannya dalam proses pelayanan bimbingan
dan konseling tentu saja diharuskan untuk menerapkan etika yang berlaku guna mencegah
3.1. Pengertian Isu, Etik, Legal, TI, Pelayanan dan Bimbingan dan Konseling
Isu merupakan suatu persoalan yang terjadi. Etik merupakan suatu tatanan susila
yang ada pada masyarakat atau kelompok. Legal merupakan sesuatu yang disahkan oleh
aturan atau konstitusi yang ada atau sesuai dengan aturan. Teknologi Informasi
merupakan suatu media yang sedang berkembang saat ini dan dapat memudahkan
seseorang dari orang yang ahli. Bimbingan dan Konseling merupakan suatu proses
bantuan dari konselor untuk konseli yang dilakukan secara bertahap atau sistematis agar
Etika dalam menjalankan suatu tugas profesi merupakan hal yang essensial
karena menyangkut prestise dari profesi tersebut. Kode etik yang biasa terdapat pada
suatu profesi termaksud profesi konselor. Kode etik ini dapat melindungi kinerja
konselor agar tidak melenceng dari tugas yang seharusnya. Kode etik pula dapat
membantu konseli untuk mendapatkan layanan yang efektif karena kinerja konselor
diarahkan untuk memberikan layanan sesuai kode etik profesinya. Kode etik profesi
konselor merupakan aturan atau pedoman atau pegangan atau tata cara pelayanan BK
yang ditujukan untuk seorang yang ahli dalam profesi (konselor) dari suatu organisasi
profesionalitas profesinya.
Kode etik dapat menjadi penunjuk arah kinerja konselor bahkan dapat juga
menjadi bumerang bagi konselor gadungan. Kode etik bukanlah hal yang dapat
kenyamanan konseli bagi pelayanan BK yang diberikan. Jika konseli sudah tidak
konseli maka profesi ini akan gulung tikar. Kode etik konselor harus menjunjung tinggi
Kode etik juga berlaku pada pelayanan BK berbasis TI, seperti pelayanane-
counseling, konseling via telepon, via e-mail, dan layanan BK online lainnya. Walaupun
belum ada kode etik yang jelas untuk melakukan layanan BK online tetapi konselor
harus tetap memegang teguh kode etik profesi BK konvensional. Kode etik ini harus
sesuai dengan undang- undang yang berlaku pada negara agar dianggap legal. ABKIN
salah satu organisasi profesi konselor yang membuat kode etik profesi BK
Selain itu, dengan perkembangan yang signifikan terhadap teknologi dan informasi,
tentunya pelayanan bimbingan dan konseling pun menjadi efektif dan efisien mengingat
dahulu sebelum teknologi dan informasi berkembang, konselor dan konseli masih saling
ketergantungan dan mengutamakan untuk layanan bimbingan dan konseling secara tatap
muka.
dalam masyarakat. Secara umum etika dapat diartikan sebagai suatu disiplin filosopis
yang berkenaan dengan perilaku manusia dan pembuatan keputusan moral. Suatu profesi
memerlukan kode etik untuk mengatur pola-pola tindakan para pemangku jabatan
profesi itu. Kode etik profesional merupakan tatanan yang menjadi pedoman dalam
menjalankan tugas dan aktivitas suatu profesi. Pola tatanan itu seharusnya diikuti dan
ditaati oleh setiap orang yang menjalankan profesi tersebut. Kode etik profesional
etik ini akan memberikan kemungkinan profesi dapat mengatur dirinya sendiri dan
berlaku.
pelaksana. Dengan demikian kode etik dapat menjaga dan meningkatkan stabilitas
malapraktek (praktek-praktek yang salah). Bila kegiatan praktek sesuai dengan garis-
3.3. Isu-isu etik dan legal dalam pelayanan Bimbingan dan Konseling
Isu legal teknologi informasi dalam bimbingan dan konseling adalah suatu
persoalan yang terjadi dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling dengan
menggunakan teknologi informasi yang disahkan oleh aturan atau konstitusi yang ada
Dikarenakan kode etik untuk pelayanan bimbingan dan konseling online masih
belum jelas, maka terdapat isu-isu yang terdengar bahwa terjadi penyelewengan
penyelenggaraan bimbingan dan konseling secara online. Isu – isu etik dan legal
1. Pertimbangan etika untuk konsultasi, yang dilakukan secara online kepada konseli
seharusnya tetap memegang teguh dengan kode etik bimbingan dan konseling
konvensional dan hanya ada beberapa bagian yang digantikan agar sesuai dengan alat
2. Isu kerahasiaan dan tingkat keamanan dalam pelayanan bimbingan dan konseling
online, seperti data atau masalah yang diadukan oleh individu dibaca oleh orang lain
selain konselor dan orang tersebut bukanlah orang yang berhak untuk membaca
dengan konseling via online sehingga data yang diberikan konseli kurang terjamin
aman dan menjadi tidak rahasia lagi. Hal ini berbanding terbalik dengan azas yang
harus dipegang teguh oleh konselor sehingga hal ini masih menjadi isu yang hangat
pada perkembangan penggunaan teknologi informasi dalam pelayanan bimbingan
3. Isu tingkat keamanan e-counseling sama juga dengan pelayanan bimbingan dan
keamanannya karena dalam internet memang belum ada proteksi yang cukup kuat
4. Isu permasalahan bahasa dan budaya ketika melakukan layanan bimbingan dan
konseling online. Dikarenakan layanan bimbingan dan konseling via online tidak
mengenal letak geografis dan waktu maka tidak menutup kemungkinan bahwa
konselor mendapati konseli lintas budaya dan bahasa. Hal ini dapat bermasalah jika
konselor tidak dapat memahami seluruhnya tentang bahasa dana budaya konseli
sehingga terjadi miss comunication antara konseli dan konselor. Akhirnya pelayanan
bimbingan dan konseling pun tidak menghasilkan hasil yang memuaskan bagi
konseli.
permasalahan ini sudah sangat klasik terjadi, yaitu konselor yang gagap teknologi
Konseling yang dilakukan secara online terdapat banyak masalahnya dan berikut ini
1. Caveat, merupakan dimana konselor dengan sertifikasi tidak jelas atau tidak
melakukan konseling online akan tetapi masih tetap online untuk keperluan lain dan
3. Gone, merupakan situs-situs yang sudah kadaluarsa yang pernah dilakukan untuk
Dikarenakan layanan BK via online tidak mengenal letak geografis dan waktu maka
tidak menutup kemungkinan bahwa konselor mendapati konseli lintas budaya dan
bahasa. Hal ini dapat bermasalah jika konselor tidak dapat memahami seluruhnya
tentang bahasa dan budaya konseli sehingga terjadi miss-comunication antara konseli
dan konselor. Alhasil pelayanan BK pun tidak menghasilkan hasil yang memuaskan bagi
konseli.
yaitukonselor terkadang belum banyak menguasai TI dan permasalahan ini sudah sangat
klasik terjadi, yaitu konselor yang gagap teknologi sehingga konselor tidak dapat
Etika konseling berarti suatu aturan yang harus dilakukan oleh seorang konselor
dan hak-hak klien yang harus dilindungi oleh seorang konselor. Etika dapat diartikan
mengatur perilaku anggotanya. Konselor harus menjunjung tinggi etika ini dalam
kantor, etika pada umumnya bertujuan untuk melindungi pengguna internet agar
konseling merupakan suatu pedoman ataupun norma-norma yang memiliki nilai sosial
berlaku. Seorang konselor dan konseli tentunya perlu mengetahui apa saja yang menjadi
etika dan legalitasnya dalam proses pelayanan bimbingan dan konseling. Boleh jadi
ketika konselor dan konseli tidak mengetahui apa saja isi dan makna dari etika dan
suatu permasalahan yang mampu merusak unjuk kerja, reputasi seorang konselor kepada
konseli. Dengan etika, konselor tetap harus menjamin dan bertanggung jawab atas
kegiatan bimbingan dan konselingnya. Konselor harus bergerak sesuai kode etik yang
dimilikinya sehingga proses konseling yang dilakukan di dunia maya harus dilaksanakan
2. Pembimbing harus berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai hasil yang baik
ahli.
pelayanan bimbingan dan konseling perlu dihadapkan pada etika dan legalitas guna
meminimalisir masalah miss comunication antara konselor dan konseli guna kelancaran
Mengikuti kode etik National Board for Certified Counselor tentang praktek konseling
online.
2. Dalam situasi sulit untuk memverifikasi identitas klien, tentunya harus menggunakan
konseli itu seorang anak-anak, perlu ada persetujuan dari orang tua/wali.
permasalahan tersebut.
7. Dalam batas teknologi yang tersedia, konselor membuat situs web yang ditujukan
itu menjadikan konselor sadar akan cara pelayanan terhadap konseli dalam
berkonsultasi.
9. Konselor memberikan informasi mengenai metode enkripsi, dimana pada saat proses
bagaimana jika pada saat proses tidak memakai metode enkripsi, sebutkan saja
proses konseling.
11. Konselor menggunakan media e-mail sebagai media utama dalam proses konseling.
12. Konselor pun menjelaskan kepada konseli perihal kegagalan dalam berkomunikasi
(gangguan-gangguan yang terjadi pada saat konseling) hal itu dapat menjadikan
bahwa dalam setiap proses pelayanan bimbingan dan konseling perlu dihadapkan pada
norma yang berlaku dan juga meminimalisir masalah miss comunication antara konselor
dan konseli guna kelancaran dalam berlangsungya proses pelayanan bimbingan dan
konseling. Situs National Board for Certified Counselor menawarkan keterangan lebih
spesifik setiap standar. Aturan-aturanstandar ini menunjukan hal yang penting dan
konsultasi lewat internet. American Counseling Assosiation pada bulan oktober 1999
petunjuk memantapkan standar yang sesuai unruk penggunaan komunikasi lewat internet
dan digunakan untuk menghubungkandengan kode etik dan standar praktek konsutasi
4.1. Kesimpulan
dikarenakan layanan BK via online tidak mengenal letak geografis dan waktu maka tidak
menutup kemungkinan bahwa konselor mendapati konseli lintas budaya dan bahasa. Hal
ini dapat bermasalah jika konselor tidak dapat memahami seluruhnya tentang bahasa dan
budaya konseli sehingga terjadi miss-comunication antara konseli dan konselor. Alhasil
Etika pada umumnya bertujuan untuk melindungi pengguna, dalam hal ini
adalah pengguna internet agar kerahasiaannya tetap terjaga seperti dalam dunia nyata.
Jika dihubungkan dengan dunia konseling, konseling melalui jaringan yang kini mulai
dikembangkan tentu harus sesuai dengan etika-etika yang ada. Dengan etika, konselor
tetap harus menjamin dan bertanggung jawab atas kegiatan bimbingan dan konselingnya.
Konselor harus bergerak sesuai kode etik yang dimilikinya sehingga proses konseling
yang dilakukan di dunia maya harus dilaksanakan seperti konseling di dunia nyata.
4.2. Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan saya menyadari bahwa
makalah ini jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, saya mengharapkan saran dari pembaca
Abdul Hadi Bin Basri, 2010. Kode Etik Bimbingan Dan Konseling. Bpi
uinsuskariau3.blogspot.com. Ahad, 12 Disember 2010.
Gulunganpita.2011. isu Etik dan Legal Teknologi Informasi dalam Bimbingan dan Konseling.
boxstoria.blogspot.com.