Anda di halaman 1dari 2

NAMA : ANGGI SETYONINGRUM

NIM : 21002
TINGKAT : 2 (DUA)

MANAJEMEN NYERI

Nyeri merupakan pengalaman universal namun individual dan suatu kondisi yang
dihadapi perawat pada pasien di semua tatanan pelayanan kesehatan. International
association for the study of pain (IASP) mendefinisikan nyeri sebagai suatu pengalaman
sensori dan emosional subjektif yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan
jaringan aktual ataupun potensial, atau digambarkan dalam kaitannya dengan kerusakan
tersebut (IASP,2014b). IASP dalam, Deklarasi Montreal, mendeklarasikan bahwa akses
terhadap manajemen nyeri merupakan hak asasi manusia yang mendasar (IASP, 2015).
Terdapat empat proses fisiologis normal yaitu transduksi, transmisi, persepsi, modulasi
(Pasero dan McCaffery, 2011) memberikan panduan dalam memilih Tindakan-tindakan
untuk mengurangi nyeri. Faktor yang mempengaruhi nyeri meliputi faktor fisiologis (usia,
kelelahan, gen, fungsi neurologis), faktor yang kedua adalah faktor social (perhatian,
pengalaman sebelumnya, dukungan keluarga dan social), faktor yang ketiga yaitu faktor
spiritual. Nyeri menggunakan metode PQRST.
- Provoking incident : apakah ada peristiwa menjadi faktor penyebab nyeri, apakah
nyeri berkurang dengan beristirahat, apakah nyeri bertambah berat bila beraktifitas.
- Quality of pain : seperti apa nyeri yang dirasakan atau digambarkan klien, sifat
nyeri, karakter nyeri,
- Regional : lokasi nyeri harus ditunjukkan dengan tepat oleh pasien.
- Severity (scale of pain) : seberapa berat nyeri yang dirasakan klien dan seberapa
mengganggu nyeri
- Time : kapan dan berapa lama nyeri berlangsung
Metode ini juga akan membantu untuk mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan
proses nyeri pada pasien. Sedangkan intensitas nyeri dapat diukur menggunakan metode :
- Face Pain Scale (FPS). Biasanya digunakan dengan menggunakan foto ekspresi
wajah untuk mengukur nyeri yang dirasakan mulai dari gambar foto tersenyum
hingga secara bertahap menjadi wajah yang kurang bahagia menuju wajah terakhir
yang kesakitan.
- Numeric Rating Scale (NRS). Biasanya digunakan untuk mengidentifikasi
keparahan nyeri dengan skor 1-3 nyeri ringan, 4-6 nyeri sedang, 7-10 nyeri berat.
- Visual Analog Scale (VAS). Biasanya menggunakan suatu garis horizontal
sepanjang 10 cm, dan ujungnya mengindikasikan nyeri yang berat. Pasien diminta
untuk menunjuk titik pada garis yang menunjukkan letak nyeri terjadi di sepanjang
rentang tersebut. Ujung kiri menandakan tidak nyeri sedangkan ujung kanan
menandakan nyeri berat.
Merawat pasien yang mengalami nyeri memerlukan penerimaan bahwa nyeri bisa
dan harus dikurangi. Selain itu perawat harus dapat mengembangkan kompetensi dan
pemahaman yang terus menerus tentang management nyeri non farmakologi. Terdapat
beberapa jenis management non farmakologi antara lain: Teknik relaksasi, distraksi
masase, terapi es dan panas, stimulus saraf elektris transkutan, hipnosis.

Anda mungkin juga menyukai