Anda di halaman 1dari 10

Analisis Respon Piezoelektrik Terhadap Perlakuan

Yang Diberikan

Arsyan Fadilah
Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Negeri Jakarta
Email: arsyanfadilah9@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini membahas dan menganalisa mengenai repson yang dihasilkan oleh piezoelektrik sesuai dengan
perlakuan yang diberikan. Penelitian ini bermaskud untuk menguji coba efek piezoelektrik langsung dan efek
piezoelektrik terbalik dimana pada efek piezoelektrik langsung, peizoelektrik akan mengubah energi mekanik
berupa tekanan atau getaran menjadi energi listrik dan pada efek piezoelektrik terbalik, piezoelektrik akan
melakukan hal yang sebaliknya yakni mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pada uji coba efek piezoelektrik langsung, besar tekanan atau energi mekanik yang diberikan
mempengaruhi output/respon piezoelektrik dimana jika semakin besar tekanan yang diberikan maka energi listrik
yang dihasilkan akan semakin besar. Dan pada uji coba efek piezoelektrik terbalik, besarnya tegangan
berpengaruh terhadap getaran yang dikeluarkan dimana semakin besar tegangan yang diberikan maka getaran
yang dihasilkan akan semakin besar.

Kata Kunci: Piezoelektrik, Energi Mekanik, Energi Listrik

Abstract
This study discusses and analyzes the repsons produced by piezoelectricity in accordance with the treatment given.
This research aims to test the direct piezoelectric effect and the reverse piezoelectric effect where in the direct
piezoelectric effect, peizoelectricity will convert mechanical energy in the form of pressure or vibration into
electrical energy and in the reverse piezoelectric effect, piezoelectricity will do the opposite, namely converting
electrical energy into mechanical energy. The results showed that in the trial of the direct piezoelectric effect, the
amount of pressure or mechanical energy given affects the piezoelectric output / response where if the greater the
pressure exerted, the greater the electrical energy produced. And in the trial of the reverse piezoelectric effect,
the magnitude of the voltage affects the vibration released where the greater the voltage applied, the greater the
vibration produced.

Keywords: Piezoelectric, Mechanical Energy, Electrical Energys

1. Pendahuluan kadang-kadang juga didefinisikan sebagai


Dalam proses mengubah suatu energi sebagai suatu peralatan yang mengubah
menjadi bentuk energi lain diperlukan gaya atau perpindahan mekanis menjadi
sebuah alat yang disebut dengan Tranduser. sinyal listrik (Almanda, 2015; Paulus, 2011;
Dalam pengertian yang lebih luas, tranduser Febrawi, 2013). Tranduser Piezoelektrik
merupakan salah satu jenis tranduser aktif itu, agar baterai dapat menyimpan energi,
dengan prinsip kerja pembangkitan listrik listrik yang dihasilkan piezoelektrik harus
dari bahan kristal piezo akibat gaya dari luar diperbaiki oleh sirkuit penyearah.
(Sharma, 2006). Tranduser jenis ini dapat Piezoelektrik memiliki karakteristik bahwa
menerima Inputan berupa suara, getaran lebih besar tekanan dapat menghasilkan
maupun percepatan dalam cara kerjanya daya yang lebih besar. Untuk mengisi
(Hananto, 2013). baterai ukuran ponsel, lantai pemanenan
Sudah banyak penelitian-penelitian energi listrik harus mendapatkan banyak
mengenai pemanfaaatan piezoelektrik langkah kaki. Oleh karena itu, harus dirakit
sebagai sumber energi listrik dengan di fasilitas umum seperti stasiun kereta api
berbagai cara dan metodenya. Seperti (M. Imborathur M. dkk, 2018).
penelitian yang telah dilakukan oleh Besarnya energi yang dapat dihasilkan
Adhess, 2017 mengenai Panen Energi bergantung secara langsung kepada ukuran
Menggunakan Piezoelektrik Sistem membran piezoelektrik, ukuran titik air
Kantilever Dengan Penambahan Buff Body hujan dan frekuensinya. Metode yang
diperoleh hasil yang menunjukkan bluff dilakukan pada penelitian ini adalah dengan
body dengan penampang segi enam melakukan pengujian secara eksperimental.
menghasilkan tegangan rata-rata tertinggi Sel piezoelectric diukur dan dianalisis daya
sebesar 0.037 mV. Terjadinya perubahan yang diperoleh berdasarkan pengaruh
arah dan kecepatan angin sesudah melewati tekanannya. Hasil yang diperoleh Pick up
bluff body penampang segi enam Piezo electric element diperoleh tegangan
menimbulkan olakan angin yang relatif terbaik di piezo adalah 0,94 volt dengan
lebih tinggi daripada bluff body lainnya. Hal waktu kapasitor mengumpulkan energi
ini menyebabkan terjadinya getaran lebih selama 45 detik (Ery dkk, 2018).
tinggi pada bluff body penampang segi Relingga dan Dedi, 2022 telah
enam. melakukan penelitian mengenai
Piezoelektrik menghasilkan daya yang Pemanfaatan Senso Piezoelektrik Sebagai
rendah akibat dari tekanan. Untuk Penghasil Sumber Energi Dengan Tekanan
mengkompensasi daya yang sangat rendah Anak Tangga dan diperoleh hasil uji
dari generator piezoelektrik, maka daya cobanya menunjukan sistem pembangkit
dapat dihasilkan lebih banyak daya dengan listrik yang dibuat telah bekerja dengan baik
menghubungkan piezoelektrik secara namun tegangan dan arus yang di hasilkan
paralel. Piezoelektrik menghasilkan daya sangatlah kecil. Menaiki dan menuruni anak
listrik dalam arus bolak-balik. Oleh karena tangga menghasilkan tegangan dan arus
yang berbeda-beda. Perolehan energi listrik langsung. Pada tahun 1881, Lippmann
dc terbaik dari 3 rangkaian saat menaiki menyimpulkan efek piezoelektrik terbalik
anak tangga adalah sebesar 5,47V dengan dari sudut pandang matematika. Curie
arus 00.11 mA dari rangkaian 10 parallel bersaudara segera mengkonfirmasi
dan perolehan energi listrik dc terbaik dari 3 keberadaan efek piezoelektrik terbalik.
rangkaian saat menuruni anak adalah Efek piezoelektrik dihasilkan dari
sebesar 5.80V dengan arus 0.13 mA dari interaksi elektromekanik linear antara
rangkaian 5 parallel 4 seri. bagian mekanik dan listrik yang ada di
Dengan maksud untuk mempelajari dalam Kristal. Bahan piezoelektrik ketika
prinsip-prinsip efek piezoelektrik secara belum terpolarisasi karena tidak ada tekanan
lebih rinci, dalam penilitian ini bermaksud yang diberikan (Gambar 1.a). Sementara,
untuk menganalisis respon dari setelah piezoelektrik mendapatkan tekanan,
pieozelektrik terhadap perlakuan yang piezoelektrik akan mengalami polarisasi dan
diberikan. Diantaranya untuk mengetahui menghasilkan listrik (Gambar 1.b).
efek piezoelektrik langsung dan efek
piezoelektrik terbalik dimana keduanya
memiiki perbedaan output tergantung dari
input yang diberikan.

2. Kajian Pustaka
(a)
Kata piezoelektrik sendiri berasal dari
bahasa Yunani “piezo” yang berarti tekanan.
Sehingga piezoelektrik memiliki arti listrik
karena tekanan. Piezoelektrik adalah
fenomena yang ditemukan oleh Curie
bersaudara pada tahun 1880 di mana
dihasilkan listrik dari kristal yang mendapat
(b)
tekanan mekanis. Piezoelektrik pertama kali
ditemukan oleh Curie bersaudara pada tahun Gambar 1. Polarisasi pada Piezoelektrik (a)
1880. Mereka menyadari bahwa muatan Tidak terpolarisasi (b) Terpolarisasi
listrik akan muncul ketika gaya mekanik
Terbangkitnya listrik pada
diterapkan pada bahan-bahan seperti
piezoelektrik akibat adanya tekanan
turmalin, kuarsa, topaz, dan garam Rochelle.
mekanik ini kemudian disebut dengan efek
Efek ini disebut sebagai efek piezoelektrik
piezoelektrik. Efek piezoelektrik sendiri
terbagi dua, yaitu efek piezoelektrik Pada dasarnya, efek piezoelektrik
langsung yang mengubah tekanan mekanik dipahami sebagai interaksi linier antara
menjadi listrik (Gambar 2.b dan 2.c), dan kuantitas mekanikal dan listrik. Bahan yang
efek piezoelektrik terbalik yaitu mengubah menawarkan interaksi yang jelas biasanya
bentuk bahan piezoelektrik dengan disebut sebagai bahan piezoelektrik.
memberikan tegangan listrik (Gambar 2.d Deformasi mekanis dari bahan tersebut
dan 2.e). karena beban mekanis yang diterapkan
menghasilkan perubahan makroskopik
polarisasi listrik.
Dalam hal elektroda yang sesuai yang
menutupi material, tegangan listrik atau
(a)
muatan listrik yang berhubungan langsung
dengan deformasi mekanis dapat diukur. Di
sisi lain, tegangan listrik yang diterapkan
pada elektroda menghasilkan deformasi
(b) mekanis dari bahan piezoelektrik. Oleh
karena itu, kedua arah konversi
dimungkinkan, yaitu dari input mekanis ke
output listrik dan dari input listrik ke output

(c) mekanis. Sebenarnya, konversi dari


kuantitas mekanik ke listrik diberikan oleh
efek piezoelektrik langsung, sedangkan efek
piezoelektrik terbalik menggambarkan
konversi dari kuantitas listrik ke mekanik.
(d)
Karena efek piezoelektrik langsung
dan terbalik memerlukan perubahan
polarisasi listrik, bahan piezoelektrik tidak
mengandung muatan listrik bebas dan
(e)
dengan demikian, bahan-bahan ini adalah
Gambar 2. Efek Piezoelektrik, (a)
isolator listrik. Bergantung pada arah gaya
Sebelum terjadi efek piezoelektrik, (b) dan
mekanik yang diterapkan dan polarisasi
(c) Efek Piezoelektrik langsung, (d) dan (e)
listrik yang dihasilkan, kita dapat
Efek Piezoelektrik terbalik.
membedakan antara mode piezoelektrik
yang berbeda.
3. Metode Penelitian digunakan sebagai laporan tugas mata
Penelitian ini menggunakan metode kuliah eksperimen fisika.
eksperimen dengan 2 tipe pengambilan data
yakni secara kuantitatif dan kualitatif.
Eksperimen dilakukan langsung di
Laborotorium Material Universitas Negeri
Jakarta. Pengambilan data secara kuantitatif
dilakukan dengan cara mencatat data sesuai
angka/nilai yang diberikan oleh multimeter.
Pengambilan data secara kualitatif
dilakukan dengan cara mengamati dan
menganalisa dengan penalaran tanpa adanya
besaran angka/nilai yang dapat dicatat dan
hanya mengamati dari perubahan/respon
fisis yang diberikan oleh alat uji coba secara
kasat mata.
Adapun tahapan yang dilakukan
sesuai dengan urutan diagram alir pada
gambar 3 yakni dimulai dengan
mengumpulkan data-data dengan mencari
referensi untuk membuktikan/menguji efek
piezoelektrik mengenai efek piezoelektrik
langsung (mengubah tekanan mekanik
Gambar 1. Diagram alir eksperimen
menjadi energi listrik) dan efek
Alat dan bahan yang digunakan dalam
piezoelektrik terbalik (mengubah bentuk
penilitian ini diantaranya:
bahan piezoleketrik dengan memberikan
1) Kepingan Pezoelektrik
tegangan listrik). Setelah itu mendata semua
2) Beban 10 g, 20 g dan 50 g
komponen yang diperlukan untuk
3) Kabel
merancang percobaan ini. Selanjutnya
4) Solder
perancangan alat kemudian dilanjut dengan
5) Timah
pembuatan alat. Selanjutnya melakukan
6) Multimeter
percobaan dan menganalisis data yang
7) PowerSupply/Generator
didapat dari percobaan untuk selanjutnya
8) Alas yang tidak keras
Pada tahap pembuatan dan percobaan,
diberikan 2 perlakuan yang berbeda dan
pengumpulan data yang berbeda pula
dimana perlakuan pertama piezoelektrik
akan diberikan sebuah tekanan dengan
(c)
menggunakan sebuah benda bermassa yang
dijatuhkan dari ketinggian tertentu dimana
tujuannnya ialah untuk menguji coba efek
piezoelektrik langsung, dan pada perlakuan
ini pengambilan data dilakukan secara
kuantitatif. Perlakuan kedua yakni dengan
memberikan tegangan pada piezoelektrik
(d)
dengan menggunakan sebuah power supply
dimana tujuannya ialah untuk menguji coba
efek piezoelektrik terbalik dan pada
perlakuan ini, pengambilan data dilakukan
secara kualitatif karena keterbatasan alat.

Adapun bentuk design dari


perancangan alat sebagai berikut. (e)

Gambar 3. Perancangan Alat Eksperimen

Pada gambar 3(a) merupakan element


piezoelektrik, 3(b) merupakan beban yang
digunakan sebesar 10 g, 20 g dan 50 g, 3(c)
merupakan design alat uji untuk perlakuan
(a)
pertama (tanpa alas) dimana piezoelektrik
dihubungkan ke multimeter, 3(d)
merupakan design alat uji untuk perlakuan
pertama (dengan alas), dan 3(e) merupakan
design alat uji untuk perlakuan kedua
dimana piezoelektrik dihubungkan ke
(b)
generator dan multimeter (untuk melihat
tegangan yang dikeluarkan oleh generator).
4. Hasil dan Pembahasan Pada opsi kedua, piezoelektrik diberi
Pada percobaan, diberikan 2 alas/penutup sehingga beban tidak langsung
perlakuan yang berbeda dengan 2 teknik menimpa alat (gambar 3d). Dengan
pengambilan data yang berbeda yakni secara demikian data yang diperoleh ialah seperti
kuantitatif dan kualitatif. Untuk perlakuan pada tabel berikut.
pertama, pengambilan data dilakukan secara Dengan Alas/Penutup
kuantitatif karena data yang dihasilkan dapat Beban (g) Tegangan (V)
dilihat angkanya melalui multimeter. 10 0,87
Sedangkan untuk perlakuan kedua, 20 1,64
pengambilan data dilakukan secara 50 3,25
kualitatif karena keterbatasan alat sehingga
Dari kedua opsi yang telah dilakukan,
hanya dapat diamati dan dianalisa secara
dapat dilihat bahwa tegangan yang
kasat mata dan penalaran tanpa adanya
dihasilkan lebih besar jika alat
besaran nilai yang dapat ditunjukkan dengan
menggunakan alas/penutup. Hal itu terjadi
angka.
karena saat mendapat tekanan, piezolektrik
4.1. Perlakuan Pertama akan berubah bentuk bahannya. Ketika
Pada perlakuan pertama yang mendapat tekanan, piezoelektrik,
bertujuan untuk menguji efek piezoelektrik membutuhkan ruang yang cukup untuk
langsung, piezoelektrik disusun sedemikian berubah bentuk (dalam hal ini piezoelektrik
rupa seperti pada gambar 3(c) dan 3(d), dan akan sedikit melengkung) sebagai akibat
dijatuhi sebuah beban dengan massa 10 g, 20 dari tekanan yang diberikan.
g dam 50 g dengan ketinggian 120 cm. Pada
percobaan ini dilakukan 2 opsi dimana pada
opsi pertama piezoelektrik tidak diberi
alas/penutup sehingga beban menimpa
langsung pada alat (gambar 3c). Dengan
demikian data yang diperoleh ialah seperti
pada tabel berikut.
Tanpa Alas/Penutup
Beban (g) Tegangan (V) Gambar 4. Grafik hasil eksperimen
10 0,25 Dari percobaan pada perlakuan
20 0,44 pertama ini dapat dilihat bahwa semakin
50 1,35 besar massa beban maka tekanan yang
diberikan akan besar dan tegangan yang menyebabkan tegangan yang dihasilkan pun
dihasilkan juga semakin besar. Itu artinya tidak maksimal.
bahwa besar tekanan berbanding lurus 4.2. Perlakuan Kedua
dengan tegangan yang dihasilkan. Dalam Perlakuan kedua bertujuan untuk
hal ini, berat massa sangat berpengaruh menguji efek piezoelektrik terbalik. Dalam
terhadap tekanan yang akan diberikan percobaan, piezoelektrik disusun
kepada piezoelekrik. sedemikian rupa seperti pada gambar 3(e)
Berdasarkan data yang diperoleh, dan diberi tegangan AC sebesar 3 V, 6 V, 9
pada masing masing opsi memiliki selisih V, 12 V, 100 V, 200 V, dan 260 V. Pada
nilai seperti pada tabel. Pada opsi pertama tegangan 3 V, 6 V, 9 V, dan 12 V dilakukan
(tanpa alas), tegangan output memiliki 2 opsi antara tegangan AC dan DC.
selisih 0,19 V antara beban 20 g dan 10 g, Pada tegangan rendah yakni 3 V, 6 V,
tetapi 0,91 V antara beban 50 g dan 20 g. 9 V dan 12 V, saat diberikan tegangan,
Pada opsi kedua (dengan alas), tegangan piezoelektrik tidak dapat memberikan
output memiliki selisih 0,77 antara beban 20 respon yang dapat dilihat dengan kasat mata,
g dan 10 g, tetapi 1,61 V antara beban 50 g karena respon yang diberikan berskala kecil.
dan 20 g. Pada percobaan, saat diberikan 2 opsi
Seharusnya grafik yang dihasilkan tegangan yang berbeda, piezoelektrik tidak
linear karena besar massa (tekanan) memberikan respon yang berbeda. Namun
berbanding lurus dengan tegangan, tetapi untuk tegangan 12 V, sedikit terlihat respon
pada grafik tidak menunjukkan line yang dari piezoelektrik dimana piezoelektrik
linear (lurus). Pada grafik menunjukkan sedikit terlihat bergetar dengan skala yang
garis yang sedikit patah-patah (tidak lurus sama untuk kedua jenis tegangan yang
secara konstan). Itu terjadi karena pada berbeda.
eksperimen, beban yang digunakan Pada tegangan tinggi yakni 100 V, 200
massanya tidak konstan kelipatan 10 (tidak V, dan 260 V dengan tegangan AC, saat
ada bban 30 g dan 40 g) sehingga garis yang
diberikan tegangan, piezoelektrik dapat
dihasilkan tidak lurus. Selain itu, perbedaan memberikan respon yang dapat dilihat
nilai yang dilihat dari grafik tidak lurus bisa dengan kasat mata, dimana piezoelektrik
disebabkan karena posisi jatuhnya beban bergetar ketika mendapat tegangan.
tidak tepat /merata pada permukaan Piezoelektrik bergetar sehingga
piezoelektrik sehingga piezoelektrik tidak menimbulkan suara dari gesekan/interaksi
menerima tekanan secara merata yang
antara peizoelektrik dengan media secara kualitatif. Dari percobaan, semakin
terdekatnya (dalam hal ini lantai). besar energi listrik yang diberikan maka
Hal ini terjadi karena ketika diberi getaran yang dihasilkan semakin besar.
tegangan, piezoelektrik akan berubah Sehingga getaran yang dihasilkan
bentuk bahannya. Saat percobaan, jika berbanding lurus dengan energi listrik yang
tegangan yang diberikan semakin besar, dihasilkan
maka getaran yang dihasilkan pun semakin
besar/kencang. Namun pada perlakuan
DAFTAR PUSTAKA
kedua ini pengambilan data hanya dapat Ade, Raja Hendry. (2020) “Prototipe

dilakukan secara kualitatif dikarenakan Pemanfaatan Piezoelektrik Pada

keterbatasan alat. Pijakan Kaki Manusia Sebagai

Berdasarkan hal tersebut, dapat Sumber Energi Listrik Alternatif”.

disimpulkan bahwa besar getaran Skripsi Universitas Islam

berbanding lurus dengan besar tegangan Indonesia Yogyakarta

yang diberikan. Almanda, D., dkk. (2015). “Analisis Desain

5. Kesimpulan Optimum Model Piezoelektrik

Berdasarkan percobaan yang telah PVDF Untuk Sumber Pembangkit

dilakukan, piezoelektrik memberikan Listrik Air Hujan Berskala Mini”.

respon yang sesusai dengan teori/literatur. Prosiding Seminar Nasional Sains

Dimana pada perlakuan pertama, dan Teknologi (Semnastek)

piezoelektrik mengubah energi mekanik Universitas Muhammadiyah

menjadi energi listrik dan hal ini sesuai Jakarta.

dengan efek piezoelektrik langsung Dari Chen, Cheng dkk. (2020). “Additive
percobaan, besarnya tekanan yang diberikan Manufacturing of Piezoelectric
mempengaruhi energi listrik yang Materials”. Advance Functional
dihasilkan, sehingga energi listrik yang Materials.
dihasilkan berbanding lurus dengan tekanan
Christianto, Paulus, dkk. (2011). Piezo
yang diberikan.
Vibration Sensor. Universitas
Pada perlakuan kedua, piezoelektrik
Kristen Maranatha. Bandung.
mengubah energi listrik menjadi energi
Chrosi, Meysam T., dkk. (2018).
mekanik berupa getaran dan sesuai dengan
“Piezoelectric Biomaterials for
efek piezoelektrik terbalik. Namun pada
Sensors and Actuators”. Advanced
percobaan ini pengambilan data dilakukan
Science News
Covaci, Corina dan Aurel Gontean. (2020). Berasal Dari Angin Untuk
“Piezoelectric Energy Harvesting Kawasan Industri”. e-Proceeding
Solutions: A Review”. Sensor 20, of Engineering : Vol.8, No.5
3512 Mowaviq, M. Imbarotahur, dkk. (2018).
Diniardi, Ery dkk. (2018). “Analisis Daya “Lantai Pemanen Energi Listrik
Piezolektrik Model Hybrid Solar Menggunakan Piezoelektrik”.
Cell-Piezolktrik Skala Rendah”. Jurnal Energi & Kelistrikan Vol.
Jurnal Teknologi Universitas 10, No. 2
Muhammadiyah Jakarta Vol. 10 Pradista, Relingga Frendy dan Dedi Ary P.
No. 2 (2022). “Pemanfaatan Sensor
Febrawi, T., dan Daryanto, B. W. (2013). Piezoelektrik Sebagai Penghasil
“Vibration Energy Harvesting In Sumber Energi Dengan Tekanan
Washing Machines with Anak Tangga”. EMITOR: Jurnal
piezoelectric mechanism”, Journal Teknik Elektro Vol. 22 No. 01
of Engineering of POMITS, Vol. 2 Rupitsch, Stefan Johann. (2019).
No 1, pp. 1-5 Piezoelectric Sensors and
Gamayel, Adhes. (2017). “Panen Energi Actuators. Heidelberger Platz 3,
Menggunakan Piezoelektrik 14197 Berlin, Germany.
Sistem Kantilever Dengan Sharma. (2006). Studies on Structural
Penambahan Bluff Body”. Jurnal Dielectric and Piezoelectric
Teknik Mesin (JTM): Vol. 06 No. 4 Properties of Doped PCT
Hananto, F. S., dkk. (2013). “Application of Ceramics. Deemed University.
Piezoelectric Material Film PVDF Punjab
(Polyvinylide Flouride) As Liquid
Viscosity Sensor”, Journal of
Neutrino, Vol. 3 No 2, pp. 129-142

Hasibuan, Juan Aldo dkk. (2021).


“Perancangan Prototipe Konversi
Energi Suara Menjadi Energi
Listrik Dengan Bahan
Piezoelektrik Memanfaatkan
Energi Tekanan Tambahan Yang

Anda mungkin juga menyukai