MATERIAL CERDAS
PIEZOELEKTRIK
Disusun Oleh :
JOKO SUKARIONO
147895016
Dosen :
Prof. DR. I Wayan Susila, MT
Piezoelektrik
Piezoelektrisitas adalah sebuah fenomena saat sebuah gaya yang diterapkan pada suatu
segment bahan yang menimbulkan muatan listrik pada permukaan segmen bahan tersebut yang
disebabkan oleh adanya distribusi muatan listrik pada sel sel kristal. Nilai koefisien muatan
piezoelektrik berada pada rentang 1 100 pico coloumb/Newton.
Sejarah Piezoelektrik
Kata piezoelektrik berasal bahasa Latin, piezein yang berarti diperas atau ditekan dan
piezo yang bermakna didorong. Bahan piezoelektrik ditemukan pertama kali pada tahun
1880an oleh Jacques dan Pierre Curie. Kata piezo berarti tekanan, sehingga efek piezoelektrik
terjadi jika medan listrik tebentuk ketika material dikenai tekanan mekanik.
Piezoelektrik ini untuk pertama kalinya di temukan pada tahun 1880 oleh dua orang
bersaudara pieze curie dan Jacques curie, dan akhirnya pada tahun 1950 piezoelektrik dapat
diaplikasikan untuk alat-alat industri setelah memalui proses yang panjang. Sejak itu,
pemanfaatan prinsip pengukuran ini telah mengalami pertumbuhan konstan dan dapat dianggap
sebagai teknologi yang matang dan telah berhasil digunakan dalam berbagai aplikasi seperti
misalnya di medis, aerospace, instrumentasi nuklir dan mobile pad touch screen sebagai sensor
tekanan.
Jacques dan Pierre Curie mengombinasikan pengetahuan akan piroelektrisitas
(kemampuan bahanbahan tertentu untuk menghasilkan sebuah potensial listrik saat
bahanbahan itu dipanaskan atau didinginkan) dengan pemahaman akan struktur dan perilaku
sebuah kristal pada kristal turmalin, kuarsa, ratna cempaka, dan garam rossel. Dari uji coba
tersebut diketahui bahwa kristal kuarsa dan garam rossel memperlihatkan kemampuan
piezoelektrisitas paling besar saat itu.
Piezoelektrik didefenisikan sebagai suatu kemampuan yang dimiliki sebagian kristal
maupun bahan-bahan tertentu lainnya yang dapat menghasilkan tegangan listrik jika
mendapatkan perlakuan tekanan atau regangan. Piezoelektrik adalah suatu efek yang reversibel,
dimana terdapat efek piezoelektrik langsung (direct piezoelectric effect) yaitu produksi potensial
listrik akibat adanya tekanan mekanik dan efek piezoelektrik balikan (converse piezoelectric
effect) yaitu produksi tekanan akibat pemberian tegangan listrik yang menghasilkan perubahan
dimensi (Triwahyuni, 2010).
Piezoelektrik adalah tumpukan muatan dalam materi padat (kristal atau keramik)
tertentu dalam menanggapi regangan mekanik yang dikenakan. Kata piezoelektrik yang berarti
memeras atau tekan, dan elektrik yang berarti listrik atau electron. Kata yang piezoelektrik
berarti listrik yang dihasilkan dari tekanan. Sumber muatan listrik piezoelektrik merupakan
akibat dari efek piezoelektrik.
Piezoelektrik
Efek piezoelektrik terjadi jika medan listrik terbentuk ketika material dikenai tekanan
mekanik. Pada saat medan listrik melewati material, molekul yang terpolarisasi akan
menyesuaikan dengan medan listrik, dihasilkan dipole yang terinduksi dengan molekul atau
struktur kristal materi. Penyesuaian molekul akan mengakibatkan material berubah dimensi.
Fenomena tersebut dikenal dengan electrostriction.
Bahan Piezoelektrik
Bahan piezoelektrik adalah material yang memproduksi medan listrik ketika dikenai
regangan atau tekanan mekanis. Sebaliknya, jika medan listrik diterapkan, maka material
tersebut akan mengalami regangan atau tekanan mekanis. Bahan piezoelektrik alami
diantaranya: Kuarsa (Quartz, SiO2 ), berlinite, turmalin dan garam rossel. Bahan piezoelektrik
buatan diantaranya: Barium titanate (BaTiO3 ), Lead zirconium titanate (PZT), Lead titanate
(PbTiO3 ) dsb.Bahan Piezoelektrik terbentuk oleh keramik yang terpolarisasi sehingga beberapa
bagian molekul bermuatan positif dan sebagian yang lain bermuatan negative membentuk
Piezoelektrik
elektrodaelektroda yang menempel pada dua sisi yang berlawanan dan menghasilkan medan
listrik material yang dapat berubah akibat gaya mekanik. Pada saat medan listrik melewati
material, molekul yang terpolarisasi akan menyesuaikan dengan medan listrik, dihasilkan dipole
yang terinduksi dengan molekul atau struktur Kristal materi. Penyesuaian molekul akan
mengakibatkan material berubah dimensi. Fenomena ini disebut electrostriction (efek
piezoelektrik).
Banyak teknologi modern menggunakan sifat unik dari efek piezoelektrik, seperti oscillator,
sensor temperature, renewable energy dan sebagainya. Salah satu bahan yang mempunyai efek
piezoelektrik ini adalah Quartz Crystal seperti terlihat pada gambar berikut :
Piezoelektrik
senilai beberapa milivolt, hingga perangkat militer yang menghasilkan beberapa kilovolt dan
dari pergeseran kecil berukuran sub-nanometer pada cermin terdeformasi secara piezoelektrik
hingga deformasi-besar pada transduser daya.
Bahan Piezoelektrik terbentuk oleh keramik yang terpolarisasi sehingga beberapa bagian
molekul bermuatan positif dan sebagian yang lain bermuatan negative membentuk elektroda
elektroda yang menempel pada dua sisi yang berlawanan dan menghasilkan medan listrik
material yang dapat berubah akibat gaya mekanik. Pada saat medan listrik melewati material,
molekul yang terpolarisasi akan menyesuaikan dengan medan listrik, dihasilkan dipole yang
Piezoelektrik
terinduksi dengan molekul atau struktur Kristal materi. Penyesuaian molekul akan
mengakibatkan material berubah dimensi. Fenomena ini disebut electrostriction (efek
piezoelektrik).
Fenomena efek piezoelektrik dapat digambarkan sebagai berikut:
(C)Diberi medan listrik berlawanan, bahan memendek. (D)Ketika diberi tekanan, induksi polarisasi
dan tegangan luar terjadi.
Gambar Piezoelektrik
Piezoelektrik
Tekanan yang mengenai piezoelektrik kemudian menimbulkan medan listrik. Pada saat
medan listrik melewati material, molekul yang terpolarisasi akan menyesuaikan dengan medan
listrik, dihasilkan dipol yang terinduksi dengan molekul atau struktur kristal materi.
Penyesuaian molekul akan mengakibatkan material berubah dimensi. Fenomena tersebut
dikenal dengan electrostriction (efek piezoelektrik). Piezoelektrisitas juga dipengaruhi oleh arah
dan dimensi, seperti yang ditunjukan oleh gambar berikut :
Bahan piezoelektrik dapat terbentuk secara alami (tersedia di alam) atau buatan manusia.
Bahan piezoelektrik alami diantaranya adalah kuarsa (SiO2), berlinite (AlPO4), gula tebu, garam
Rochelle, dan enamel. Sedangkan bahan piezoelektrik buatan diantaranya adalah gallium
ortofosfat (GaPO4) dan langasite (La3Ga5SiO14).
Piezoelektrik
B. Sifat PVDF
Polyvinylidene Fluoride (PVDF) adalah fluoropolimer termolastik dan non reaktif. PVDF
digunakan untuk aplikasi polimer yang membutuhkan kemurnian tinggi, kekuatan, dan
ketahanan terhadap asam, basa, dan panas, serta melepaskan asap yang rendah ketika
pembakaran. Dibandingkan dengan fluoropolimer lain, PVDF lebih mudah meleleh karena
melting pointnya relatif rendah, yaitu 177C. Selain itu, PVDF mempunyai densitas rendah
sebesar 1,78 dan juga lebih murah.
Piezoelektrik
Piezoelektrik
C. Struktur PVDF
PVDF adalah polimer kristalin (CH2 CF2)n dan mempunyai 3 bentuk fasa kristal, yaitu
fasa , fasa , dan fasa . Efek piezoelektrisitas PVDF berkaitan erat dengan bentuk fasa kristal
tersebut. Kenaikan konstanta piezoelektrik sebanding dengan kenaikan kandungan fasa dalam
bahan karena fasa ini mempunya polarisasi spontan yang cukup besar dalam unit selnya.
Pembentukan fasa kristal bergantung pada kondisi kristalisasinya dan terjadi transformasi fasa
bolak-balik diantara bentuk-bentuk fasa tersebut.
Gambar I, II, dan III menunjukkan struktur kristal dan susunan molekul PVDF. Bentuk I
(fasa ) mempunyai rantai molekul yang tersusun sepanjang sumbu b dari tipe planar-zigzag.
Tipe ini memiliki sedikit defleksi akibat interaksi sterik antara atom-atom fluor yang tidak
terikat dalam monomer-monomer yang terdekat. Bentuk kristalnya ortorombik. Densitas
kristalnya 1,973 gram/cc dengan titik leleh berkisar dari 191-212C. bentuk II (fasa ) memiliki
bentuk kristal monoklinik dengan sudut = 90. Rantai molekul dari fasa mempunyai
hubungan simetri invers satu dengan lainnya, sehingga mengakibatkan momen dipol listrik dari
seluruh kristal saling meniadakan. Densitas kristalnya adalah 1,925 gram/cc dengan titik leleh
berkisar dari 170-190C. Bentuk III (fasa ) mempunyai bentuk kristal monoklinik dengan tipe
planar zigzag. Densitas kristalnya 1, 945 gram/cc dengan titik leleh 197C.
Piezoelektrik
D. Proses Pembuatan
PVDF dapat disintesis dari gas monomer vinylidene fluoride melalui suatu radikal bebas
proses polimerisasi, yang dilanjutkan dengan proses melt casting.
Film PVDF dibuat dengan menggunakan penekan panas pada 180C dan 225C. waktu
pengepresan 15 menit. Penarikan film dilakukan dengan alat tensile tester. Temperatur
penarikan 80C dan draw ratio sekitar 5 kali panjang semula. Annealing dilakukan pada 140C.
penyearahan momen dipol listrik dilakukan dengan memanaskan film pada minyak silikon pada
120C. Selanjutnya medan listrik dc (1,5 kV) dinyalakan, 5 menit kemudian temperaturnya
diturunkan sampai temperatur kamar, lalu medan listriknya dimatikan.
Apabila film PVDF terdeformasi secara mekanik, misalnya terkena tekanan, maka partikel
penyusunnya menjadi terpolarisasi sehingga menimbulkan konsentrasi muatan listrik pada
masing-masing permukaannya. Semakin besar sensor ini terdeformasi maka output yang
dihasilkan sensor ini juga ikut membesar.
Pada
batas frekuensi
rendah
operasi
paling
sederhana
modus film berperilaku seperti pengukur regangan yang
dinamis,
tidak
memerlukan sumber daya eksternal dan menghasilkan sinyal dari hasil tegangan dan regangan.
Sensitivitas dari output getaran disebabkan oleh format bahan film piezo. Ketebalan rendah
membuat film, pada gilirannya, area penampang yang sangat kecil dan kekuatan longitudinal
yang relatif kecil sehingga menciptakan tekanan yang sangat besar dalam materi. Sangat
mudah untuk
mengeksploitasi aspek
ini untuk
meningkatkan
sensitivitas sejajar
dengan sumbu mesin.
Jika elemen dilaminasi film (untuk contoh LDT1-028K). ditempatkan di antara dua lapisan dari
bahan sesuai maka
setiap kekuatan tekan yang
diubah
menjadi
jauh
lebih
besar kekuatan daripada yang luas memanjang.
Piezoelektrik
10
pers 1
Dimana D adalah perpindahan listrik, adalah permivitas dan E adalah besarnya medan listrik.
Hukum Hooke adalah
S = sT
pers 2
Piezoelektrik
11
pers 3
Dimana
Vt adalah tegangan yang diberikan
dta adalah resultan perubahan ketebalan
d33 adalah koefisien piezoelektrik dari bahan material yang digunakan
Persamaan 3 diatas amenggambarkan perubahan yang aka terjadi pada suatu material
jika diberisuatu tegangan. Perubahan tersebut bergantungpada tegangan yang diberiakan dan
jenis material piezoelektriktersebut.
Vtau = g33*P
pers 4
Dimana
Vtau adalah teganan atau voltase listrik yang dihasilkan
g33 adalah konstanta tekanan
P adalah tekanan
Persamaan 4 di atas menggambarkan tegangan yang dihasilkan bila suatu material yang
memiliki sifat piezoelektrik diberi tekanan atau getaran yang memiliki amplitude tertentu.
Tegangan yang dihasilkan tergantung dari jenis material danbesarnya tekanan atau amplitude
tekanan yang diberikan
Vtau = h33 *dtb
pers 5
Dimana
Vtau adalah teganan atau voltase listrik yang dihasilkan
h33 adalah konstanta deformasi
dtb aldalah perubahan ketebalan yang diberikab pada bahan piezoelektrik
Persamaan 5 menggambarkan hal yang akan terjadi pada material piezoelektrik apabila
dirubah ketebalannya. Yaitu akan dihasilkannya tegangan atau voltase listrik.
Proses yang terjadi adalah proses tidak reversible, yaitu apaila kita memberikan
tegangan listrik pada suatu material suatu material yang memiliki sifat piezoelektrik maka akan
menghasilkas perubahan ketebalan akan tetapi dengan merubahan ketebalan suatu material yang
memilikisifat piezoelektrik yang sama besar dengan perubahan yang terjadi bila diberi tegangan
listrik tertentu, tidak akan menghasilkan tegangan listrik yang sama dengan tegangan listrik
yang menghasilkan ketebalan tersebut. Dengan kata lain pada suatu piezoelektrik yang sama
Piezoelektrik
12
kita berikan beda tegangan yang merubah material tersebut, lalu kita rubah ketebalan dengan
cara ditekan, tidak akan menghasilkan tegangan listrik yang sama.
Transduser
Transduser adalah alat yang mengubah suatu bentuk energy kedalam bentuk energi yang
lain. Transduser ultrasonic mengubah energi listrik menjadi energi mekanik, dalam
bentuk suara dan sebaliknya. Transduser akan mengeluarkan gelombang ultrasonik
dengan frekuensi di atas 20 kHz. Transduser ultrasonik 40 kHz akan membangkitkan
gelombang dengan frekuensi 40 kHz, transduser akan aktif jika diberi sinyal dengan
frekuensi dengan 40 kHz. Transduser ultrasonik terdiri atas dua macam yaitu pengirim
(transmitter) Tx dan penerima (receiver) Rx. Transduser ultrasonik terbuat dari material
piezoeletrik, yaitu terbuat dari material quartz (SiO3) atau barium titanat (BaTiO3) yang
akan menghasilkan medan listrik pada saat material berubah bentuk atau dimensinya
sebagai akibat gaya mekanik.
Beberapa
lain :
transduser
yang
bekerja
menggunakan
bahan
piezoelektrik
antara
Piezoelektrik
13
Aplikasi Piezoelektrik
Sensor piezoelektrik adalah peralatan elektronik pasif berfase padat yang dapat merespon
perubahan temperature, tekanan, dan yang paling penting merespon sifat fisik pada suatu
interface antara permukaan alat dan fluida atau padatan asing. Perubahan pada sifat fisik
antara lain seperti massa jenis, kelistrikan, viskositas dan ketebalan lapisan. Sensor
piezoelektrik beroperasi dengan mengobservasi penyebaran dari suatu gelombang akustik.
1. Penggunaan sensor piezoelektrik untuk menentukan lokasi kerusakan dini pada
komponen mesin melalui analisa penjalaran gelombang tegangan (emisi akustik)
2. Penggunaan piezoelektrik pada ultrasonic tranduser untuk pencitraan medis
3. Penggunaan sensor piezoelektrik di bidang transportasi seperti pada palang pintu rel
kereta yang tanpa penjaga, yang akan menutup otomatis apabila ada kereta api yang
mendekat pada jarak tertentu dan akan terbuka kembali ketika kereta api menjauh.
Piezoelektrik
14
4. Penggunaan piezoelektrik di jepang yang diaplikasikan pada pintu masuk sebuah stasiun
Piezoelektrik
15
menerapkan tegangan pada elektrodanya. Jika kristal telah dipanaskan mendekati suhu
Curie, material tersebut dapat menjadi de pole yang dapat menghasilkan pengurangan
sensitifitas piezoelektrik. Untuk beragam material, suhu curie ini berada antara 50 600 C.
Pemanasan dibawah suhu Curie dapat membatasi penggunaan sensor ini.
Kekurangan utama sensing piezoelektrik ini adalah sensitifitasnya hanya bagus untuk
sinyal yang berubahubah terhadap waktu. Sensing piezoelektrik tidak dapat beoperasi
untuk aplikasiaplikasi yang membutuhkan sensitifitas terhadap besaran statik. Meskipun
demikian, jika ada sinyal yang berubah terhadap waktu, perlu adanya pemikiran yang serius
pada penggunaan elemen sensing piezoelectric.
Piezoelektrik
16
Referensi
1. Yelfianar, Ichwan. Piezoelektrik.ppt
(https://iwan78.files.wordpress.com/2010/11/8_piezoelektrik.pdf)
2. Salam, Zaahir. Piezo-Electricity
3. Anonym.Bab II Landasan Teori Film Polifinilydene untuk aplikasi sensor Piezoelektrik.
http://digilib.itb.ac.id/files/disk1/610/jbptitbpp-gdl-ekasetiyan-30463-3-2008ta-2.pdf
4. Christianto, Paulus Dkk. 2011. Laporan Proyek Piezo Vibration Sensor. Jurusan Teknik
Elektro Universitas Kristen Maranatha Bandung.
5. http://edukasi.kompasiana.com/2013/04/27/material-piezoelektrik-555283.html
6. (M.Arif Sucipto, 2011, SENSOR DAN TRANSDUSER Sensor Piezoelektrik, Teknik
Komputer Politeknik Negeri Sriwijaya)
7. https://apiif.wordpress.com/2013/10/20/piezoelektrik/https://apiif.wordpress.com/2013/1
0/20/piezoelektrik/
8. http://budikribo.blogspot.com/2013/05/piezoelectric.html
9. Soewito, Benfano.2014. Designing Quartz Crystal Oscillator.Link:
10. http://mti.binus.ac.id/2014/02/27/designing-quartz-crystal-oscillator/
11. H.Lawrence
Van
Vlack.2001.Elemen-elemen
Ilmu
dan
rekayasa
material.
Jakarta:Erlangga
12. http://www.slideshare.net/satriarwijaya/material-piezoelektrik-satria-dhaniswara-rw
telektro-135060300111004
Piezoelektrik
17