Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN SEMENTARA

PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Nama Modul : Listrik


Tanggal Praktikum : 26 Oktober 2023

Oleh:
Nama : Naufal Azmi Fakhriannur
NIM : 2109046021
Program Studi : Teknik Lingkungan
Kelompok : 1 (Satu)
Anggota Kelompok :
1. Divana Aurelia Adystira B. 6. M. Fadhal Zakhi Syah
2. Fitrianah 7. M. Seno Winarno
3. Marcella Revania Erneste L 8. Naufal Azmi Fakhriannur
4. Mayang Alvina Maharani 9. Reni Angelina
5. Meysha Nuraini Hanum 10. Syahrudin Rega Prahmana

Asisten: Nurkayla Nata


LABORATORIUM REKAYASA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Listrik adalah rangkaian fenomena listrik yang berhubungan juga dengan kehadiran dan
aliran muatan listrik. Listrik menimbulakan berbagai macam efek yang telah umum
diketahui seperti petir, listrik statis, induksi elektromagnetik, dan arus listrik. Hadirnya
listrik juga dapat menimbulkan dan menerima radiasi elektromagnetik. Benda tertentu
memerlukan listrik sebagai sumber energinya agar bisa digunakan.

Fenomena listrik telah ada sejak zaman purba, meskipun pemahaman secara teoritisnya
berkembang secara konsisten pada abad ke-17 dan ke-18. Aplikasi praktisnya masih
sedikit pada saat itu, hingga akhir abad ke-19. Insinyur dan teknisi memanfaatkan listrik
pada kegiatan industri dan juga rumah tangga. Perkembangan yang luar biasa cepat
tentang teknologi kelistrikan mengubah industri dan kehidupan masyarakt. Fleksibilitas
fungsi dari listrik yang sangat beragam memungkinkan pemanfaatan yang tak terbatas
pada telekomunikas, transportasi, pemanasan, penerangan, dan juga pada komputasi.
Tenaga listrik saat ini telah menjadi tulang punggung masyarakat industri modern.
Perpindahan muatan listrik disebut arus listrik dengan satuan ampere. Arus listrik dibagi
menjadi dua jenis yaitu DC (Direct Current) dan AC (Alternating Current). Jenis arus
ini memiliki fungsi yang berbeda-beda sesuai kegunaannya, arus DC berguna pada
peralatan yang menyimpan daya di dalamnya seperti baterai dan power bank. Arus AC
berguna untuk perangkat-perangkat elektronik rumahan yang tidak menyimpan daya
seperti kipas dan televisi.

Oleh karena itu, praktikum fisika dasar mengenai listrik penting dilakukan agar dapat
menambah wawasan atau ilbu mengenai listrik seperti mengetahui mengetahui hukum
Ohm, mengetahui mengenai sifat-sifat listrik, mengetahui mengenai arus listrik.
Praktikum fisika dasar mengenai listrik dapat menjadi acuan bagi praktikan untuk
menemukan informasi mengenai listrik sehingga secara tidak langsung praktikan dapat
menambah wawasan dan ilmu yang luas tentang jenis-jenis listrik dan ilmu kelistrikan.
1.2 Tujuan Percobaan
1. Untuk mengetahui hasil perhitungan hambatan listrik sederhana resistor 50 Ω.
2. Untuk mengetahui hasil perhitungan hambatan listrik sederhana resistor 100 Ω.
3. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi perbedaan hasil perhitungan
hambatan listrik sederhana resistor 50 Ω dan 100 Ω.

1.3 Manfaat Percobaan


1. Dapat mengetahui hasil perhitungan hambatan listrik sederhana resistor 50 Ω.
2. Dapat mengetahui hasil perhitungan hambatan listrik sederhana resistor 100 Ω.
3. Dapat mengetahui faktor yang mempengaruhi perbedaan hasil perhitungan
hambatan listrik sederhana resistor 50 Ω dan 100 Ω.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Listrik merupakan suatu energi yang telah menjadi kebutuhan yang sangat penting pada
era kemajuan teknologi sekarang. Perkantoran milik negara maupun milik swasta dan
industri dapat dipastikan memiliki ketergantungan terhadap listrik untuk menjalankan
aktivitas sehingga tanpa adanya listrik tentu dapat mengganggu kinerja pekerja instansi
tersebut. Umumnya banyak peralatan yang digunakan membutuhkan listrik seperti
lampu untuk penerangan, komputer, printer, dan air conditioner. Peralatan yang ada di
dalam rumah tangga banyak yang menggunakan listrik seperti televisi, mesin cuci,
setrika, kulkas, kipas angin, dan alat memasak lainnya. Listrik di dalam kehidupan
sehari-hari bukan lagi merupakan hal yang asing. Energi listrik di dalam kehidupan
sehari-hari telah menjadi kebutuhan pokok yang penting bagi banyak orang karena
sering dibutuhkan menggunakan peralatan listrik untuk memudahkan pekerjaan sehari-
hari (Ponto, 2018).

Konsep muatan listrik dibagi menjadi dua yaitu muatan listrik positif dan muatan listrik
negatif. Muatan listrik timbul karena adanya elektron yang dapat berpindah dari suatu
titik benda ke benda yang lain. Benda yang kekurangan elektron dinamakan bermuatan
positif dan benda yang kelebihan elektron dinamakan bermuatan negatif. Elektron
merupakan muatan yang menentukan sifat-sifat yang termuat pada listrik (Royhan,
2021).

Muatan listrik memiliki medan listrik di sekitarnya. Medan listrik adalah daerah di
sekitar benda bermuatan negatif yang mengandung listrik dan mengalami gaya listrik.
Muatan lain yang juga berada di dalam sebuah benda bermuatan listrik mengalami gaya
listrik. Listrik memiliki muatan yang akan mengalami gaya listrik berupa gaya tarik atau
gaya tolak. Arah medan listrik dari suatu benda bermuatan listrik dipengaruhi oleh
positif dan negatifnya, muatan positif arah medan listriknya ke luar dan (Muskhir dkk,
2021).
Kuat medan listrik juga merupakan besaran vektor karena memiliki arah gaya.
Penjumlahan antara dua medan listrik atau lebih harus menggunakan penjumlahan
vektor. Arah medan listrik dari sebuha muatan positif di suatu titik adalah keluar atau
meninggalkan muatan tersebut. Arah medan listrik dari sebuah muatan listrik di suatu
titik masuk ke dalam cakupan dari muatan listrik yang telah tersebut tadi (Wiguna,
2022).

Listrik terbagi menjadi dua jenis, yaitu listrik statis dan listrik dinamis. Listrik dinamis
bisa berupa arus searah (direct current) dan arus bolak balik (alternating current).
Listrik statis terjadi ketika dua buah isolator seperti kain sutra dan batang kaca saling
bergesekan, beberapa elektron akan dibebaskan. Kedua bahan tersebut akan menjadi
bermuatan listrik, yang satu kekurangan elektron dan bermuatan positif sedangkan yang
lainnya kelebihan elektron dan bermuatan negatif. Muatan tetap berada di permukaan
material dan tidak bergerak kecuali kedua bahan disentuh atau dihubungkan oleh
konduktor, karena tidak ada aliran elektron disebut listrik statis. Listrik dinamis terjadi
ketika elektron dibebaskan dari atomnya dan mengalir dalam material. Elektron bebas
mengalir dalam satu arah, disebut arus searah (direct current). Jenis arus seperti ini
contohnya yang dihasilkan oleh baterai kendaraan. Elektron bebas mengubah arah dari
positif ke negatif dan berulang kali, listrik tersebut adalah alternating current. Jenis arus
ini contohnya adalah alternator kendaraan, agar dapat berfungsi arus AC kendaraan
diubah menjadi DC untuk menyalakan sistem kelistrikan dan mengisi daya (Jaya &
Aponno, 2023).

Arus listrik atau dalam bahasa Inggris sering disebut dengan electric eurrent adalah
muatan listrik yang mengalir melalui media konduktor dalam tiap satuan
waktu. Muatan listrik pada dasarnya dibawa oleh elektron dan proton di dalam
sebuah atom. Proton memiliki muatan positif, sedangkan elektron memiliki
muatan negatif. Proton sebagian besar hanya bergerak di dalam inti atom. Tugas untuk
membawa muatan dari satu tempat ke tempat lainnya ini ditangani oleh elektron, hal ini
dikarenakan elektron dalam bahan konduktor seperti logam sebagian besar bebas
bergerak dari satu atom ke atom lainnya. Atom dalam bahan konduktor memiliki
banyak elektron bebas yang bergerak dari satu atom ke atom lainnya dengan arah yang
acak (random atau tidak teratur) sehingga tidak mengalir ke satu arah tertentu, namun
ketika diberikan tegangan pada konduktor tersebut, semua elektron bebas akan bergerak
ke arah yang sama sehingga menciptakan aliran arus listrik. Arus listrik biasanya
dilambangkan dengan huruf “I” yang artinya “intensity”, sedangkan satuan arus listrik
disebut ampere yang biasa disingkat dengan huruf “A” atau “Amp”. Satu ampere arus
listrik dapat didefinisikan sebagai jumlah elektron atau muatan. Satu ampere (1 A) sama
dengan aliran satu coulomb muatan listrik melewati titik konduktor setiap detik (Jaya &
Aponno, 2023).

Rangkaian listrik adalah jenis rangkaian yang terbuat dari beberapa bagian (komponen)
listrik yang terkait satu sama lain. Secara garis besar rangkaian listrik dibedakan
menjadi 2 macam, yaitu rangkaian listrik terbuka dan rangkaian listrik tertutup.
Rangkaian listrik terbuka adalah jenis rangkaian listrik di mana aliran tidak dapat
mengalir dalam rangkaian karena ada bagian-bagian dalam rangkaian yang tidak terkait
atau terkait dengan bagian sakelar listrik seperti sakelar. Rangkaian listrik tertutup
adalah rangkaian listrik tempat aliran mengalir. Rangkaian listrik adalah jenis rangkaian
yang terbuat dari beberapa bagian (komponen) listrik yang saling berhubungan. Bagian
kelistrikan (komponen) tersebut berupa resistor (sebagai penghambat), sumber tegangan
(power supply), lampu, sakelar, semikonduktor, IC, dan bagian kelistrikan lainnya. Cara
berperilaku rangkaian dapat sepenuhnya dikomunikasikan dalam istilah satu lapis, yang
menghubungkan dengan posisi sepanjang jalan membuat rangkaian. Dalam rangkaian
listrik, hal-hal yang menjadi titik fokus pertimbangan adalah tegangan dan aliran pada
berbagai fokus di sepanjang rangkaian. Dalam rangkaian di mana tegangan dan arus
konsisten (tidak berubah seiring waktu), arus dibatasi oleh halangan. Dalam ilmu
elektronika, terdapat dua metode sederhana untuk mengukur arus yang mengalir di
dalam elemen listrik. Metode ini tergantung pada susunan voltmeter dan amperemeter
(Wiguna, 2022).

Hukum Ohm menyatakan bahwa besarnya arus listrik (I) yang mengalir melalui sebuah
penghantar atau konduktor adalah berbanding lurus dengan beda potensial atau
tegangan (V) dan berbanding terbalik dengan hambatannya (R). Rumus hukum Ohm
adalah I = V/R. Arus listrik dapat kita analogikan sebagai aliran air pada sebuah tangki
air. Makin besar tekanan airnya dan makin kecil hambatan pada pipa (ukuran pipa yang
besar) maka jumlah aliran air juga akan banyak, demikian juga dengan aliran arus
listrik, makin tinggi tegangan yang diberikan dan makin kecil hambatan listrik pada
suatu rangkaian, makin besar pula arus listriknya. Tekanan air dapat mewakili tegangan
listrik (V) sedangkan hambatan yang kecil (ukuran pipa yang besar) dapat mewakili
hambatan listrik (R), pada teori aliran arus listrik, secara umum terdapat dua teori
tentang aliran arus listrik yaitu aliran arus listrik konvensional (conventional
currentflow) dan aliran elektron (electron flow). Secara konvensional kita sering
menyebutkan bahwa aliran listrik dalam suatu rangkaian elektronika adalah mengalir
dari arah positif ke arah negatif (Ponto, 2018).

Bola lampu menyala karena telah tersambung ke sumber arus listrik. Sumber arus listrik
adalah suatu benda atau alat yang mampu menghasilkan arus listrik. Sumber arus listrik
sering juga disebut sebagai sumber tegangan. Sumber arus listrik secara umum
dibedakan atas dua jenis, yaitu sumber arus listrik searah atau Direct Current (DC) dan
sumber arus bolak-balik atau Alternating Current (AC). Sumber arus listrik searah (DC)
adalah arus listrik yang arusnya selalu tetap dan konstan sepanjang waktu dan hanya
mempunyai satu arah, yaitu dari positif ke negatif. Sumber penghasil listrik DC
dibedakan atas dua macam, yaitu sumber penghasil listrik elemen primer dan sumber
penghasil listrik elemen sekunder. Elemen primer adalah elemen yang tidak dapat
dimuati kembali bila muatannya habis. Elemen primer ketika tegangan listriknya habis,
elemen tersebut sudah tidak dapat digunakan lagi. Contoh elemen primer
adalah baterai kering. Elemen sekunder merupakan elemen yang dapat dimuati kembali
jika muatannya habis, hal inilah yang menyebabkan arus listrik dapat mengalir kembali
pada elemen tersebut. Contoh elemen sekunder adalah akumulator (aki) dan
baterai isi ulang. Dalam kehidupan sehari-hari sumber arus listrik DC banyak sekali
pemanfaatannya. Listrik DC dalam bentuk baterai dapat digunakan, antara lain, untuk
penerangan skala kecil, seperti senter, sebagai sumber tenaga untuk jam dinding,
kalkulator, dan berbagai alat ukur listrik. Listrik DC dalam bentuk akumulator (aki)
dapat dimanfaatkan sebagai sumber tenaga pada sistem lampu mobil, sepeda
motor, dan lain-lain. Keuntungan jenis sumber arus DC adalah bentuknya yang kecil
sehingga mudah dibawa ke mana saja. Perangkat elektronika umum seperti televisi,
DVD, tape recorder, dan radio memerlukan arus listrik (Ponto, 2018).

Sumber arus listrik bolak-balik (Alternating Current ) merupakan arus yang dalam
pengalirannya bergerak bolak-balik atau arus yang datang dan pergi dengan sendirinya,
baik arah maupun besarnya. Sumber arus listrik AC tidak dapat ditentukan kutub positif
dan negatif meskipun listrik tersebut juga mempunyai dua ujung penghantar atau dua
ujung saluran, hal ini disebabkan arus listrik AC akan mengalir bergantian di antara
kedua ujungnya, kadang-kadang berada dalam posisi positif dan kadang-kadang berada
dalam posisi negatif. Frekuensi merupakan banyaknya aliran bolak-balik yang ditempuh
dalam setiap sekon. Listrik PLN memiliki frekuensi 60 Hz yang berarti bahwa dalam 1
detik arus telah mengalir bolak-balik sebanyak 60 kali. Contoh lain dari penghasil
sumber arus listrik bolak-balik seperti dinamo, kipas angin, dan generator listrik (Ponto,
2018).

Tegangan merupakan tekanan, arus merupakan aliran, tahanan merupakan sesuatu yang
melawan aliran, dan daya merupakan besarnya usaha yang dilakukan. Daya tergantung
dari besarnya tekanan dan laju aliran. Tegangan merupakan tekanan listrik, beda
potensial, atau perbedaan muatan listrik antara dua titik. Perbedaan potensial ini dapat
mendorong arus listrik melalui kawat (konduktor), tapi tidak melalui pembungkusnya
(isolator). Tegangan listrik diukur dalam volt (V). Perbedaaan potensial listrik yang
berbeda, maka terjadi electron moving force (EMF). Tegangan dalam kendaraan
merupakan unit listrik untuk menerangkan jumlah tekanan listrik (perbedaan petensial)
yang ada antara dua titik pengukuran atau sejumlah tekanan listrik yang dibangkitkan
oleh reaksi kimia di dalam baterai. Satu volt dapat menekan atau mengalirkan sejumlah
arus untuk mengalir, dua volt dapat menekan dua kali lebih banyak, dan begitu juga
seterusnya. Perbedaan tekanan listrik antara dua titik diukur dengan voltmeter secara
paralel dengan beban (Muskhir dkk, 2021).

Arus listrik mengalir melalui sebuah penghantar (kawat). Arus dapat mengalir dalam
sebuah penghantar karena adanya perbedaan potensial tegangan (tekanan). Arus listrik
diukur dalam Ampere menggunakan ampere meter (Ammeter) yang dihubungkan secara
seri dalam sebuah rangkaian listrik. Elektron bebas yang bermuatan negatif dalam atom
selamanya akan selalu tolak menolak satu dengan lainnya jika ada kelebihan elektron
disatu tempat, maka akan ada kekurangan elektron ditempat lainnya. Elektron akan
selalu bergerak ke tempat yang kosong, dan kemudian bergerak untuk saling menjauh
antara satu dengan yang lainnya. Saat pergerakan ini terjadi, aliran atau arus elektron
terbentuk. Arus akan terus berlanjut sampai elektron genap terpisah dari intinya.
Hambatan akan mengubah energi listrik menjadi bentuk energi lain, seperti panas, nyala
lampu pijar, atau gerak. Hambatan ini memudahkan kita untuk memanfaatkan dan
mengarahkan listrik. Hambatan listrik diukur dalam ohm dengan menggunakan Ohm
meter (Wiguna, 2022).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Tempat dan Waktu Praktikum


Praktikum Fisika Dasar tentang “Listrik” dilaksanakan secara offline pada 14.50 – 16.30
WITA pada hari Kamis, 26 Oktober 2023 yang bertempat di Laboratorium Mesin,
Fakultas Teknik Mesin, Universitas Mulawarman, Kota Samarinda.

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Percobaan Hambatan Listrik I
1. Catu Daya
2. Kabel Penghubung
3. Resistor 50 Ω, 5w
4. Resistor 100 Ω, 5w
5. Multimeter Digital
6. Jepit Buaya Bersoket

3.2.2 Percobaan Hambatan Listrik II


1. Catu Daya
2. Kabel Penghubung
3. Resistor 50 Ω, 5w
4. Resistor 100 Ω, 5w
5. Multimeter Digital
6. Jepit Buaya Bersoket

3.2.3 Percobaan Hambatan Listrik III


1. Catu Daya
2. Kabel Penghubung
3. Resistor 50 Ω, 5w
4. Resistor 100 Ω, 52
5. Multimeter Digital
6. Jepit Buaya Bersoket

3.3 Prosedur Percobaan


3.3.1 Hambatan Listrik I
1. Disiapkan alat-alat percobaan
2. Dirangkai sesuai gambar 3.1
3. Dihubungkan tabel dan catu daya ke multimer digital
4. Digital dengan kabel resistor 50 Ω ke catu daya
5. Dinyalakan catu daya
6. Dipilih 2 v tegangan catu daya
7. Dibaca tegangan resistor dan arus yang melalui resistor
8. Dicatat hasil percobaan
9. Diulangi langkah 6 - 8 dengan nilai tegangan sebesar 2v, 4v, 6v, 8v, dan 10v
10. Diulangi langkah 1 - 9 dengan mengganti resistor 50 Ω dengan resistor 100Ω

Gambar 3.1 Hambatan Listrik


I
3.3.2 Hambatan Listrik II
1. Disiapkan alat-alat percobaan.
2. Dirangkai sesuai gambar 3.2
3. Dinyalakan catu daya dengan menutup saklar rangkaian.
4. Diparalelkan dari resistor 100Ω ke resistor 50Ω.
5. Dilanjutkan dari resistor 50Ω ke multimeter.
6. Dihubungkan dari resistor 100Ω ke multimeter A2 .
7. Dihubungkan dari resistor 100Ω ke multimeter A1 ke multimeter A2 .
8. Dihubungkan dari resistor 100Ω ke multimeter A2 ke multimeter A3 .
9. Dilanjutkan dari multimeter A3 ke catu daya .
10. Dinyalakan catu daya.
11. Dicatat hasil percobaan.
12. Diulangi langkah 11-12 dengan nilai tegangan 2V, 9,3V, 1,08V, 2,69V, 7,62V.

Gambar 3.2 Hambatan Listrik 2

3.3.3 Hambatan Listrik III


1. Disiapkan alat-alat percobaan
2. Dirangkai sesuai gambar 3.3
3. Dinyalakan catu daya dengan menutup saklar rangakian.
4. Dinyalakan multimeter digital.
5. Diatur dengan tegangan sebesar 2V.
6. Dicatat hasil percobaan
7. Dicatat nilai yang tertera pada voltmeter V2 dengan tegangan di R2
8. Diukur tegangan gabungan VR di R1 dan R2 yang digabung.
9. Diulangi langkah 6.8 dengan nilai tegangan sebesar 2,7 V, 4,4 V, 6,8 V,
10. Dimatikan saklar rangkaian.
sdsd

Gambar 3.3 Hambatan Listrik 3


4.3 Pembahasan
Praktikum Fisika Dasar modul “Listrik” kali ini dilakukan percobaan sebanyak 3 kali
percobaan dengan tujuan yang berbeda-beda di setiap percobaannya. Percobaan pertama
yang dilakukan adalah percobaan dengan rangkaian listrik sederhana. Percobaan kedua
yang dilakukan adalah percobaan dengan rangkaian listrik seri. Percoaan ketiga yang
dilakukan adalah percobaan dengan rangkaian listrik paralel.

Pada percobaan pertama dilakukan pengukuran menggunakan resistor 50 Ω dengan


tegangan yang diberikan oleh catu daya sebesar 2 V; 5,5 V; 6 V; 8 V; dan 10 V.
Percobaan dengan resistor sebesar 50 Ω menghasilkan tegangan pada multimeter
sebesar 2 V; 5,5 V; 5,78 V; 7,82 V; dan 9,77 V. Percobaan dengan resistor sebesar 50 Ω
menghasilkan arus listrik pada multimeter sebesar 0,05 A; 0,14 A; 0,12 A; 0,16 A; dan
0,2 A. Sedangkan pada percobaan pertama yang dilakukan menggunakan resistor 100
Ω, tegangan yang diberikan oleh catu daya sebesar 2 V; 9,9 V; 6 V; 8 V; dan 10 V.
Percobaan dengan resistor sebesar 100 Ω menghasilkan tegangan pada multimeter
sebesar 2 V; 9,9 V; 5,79 V; 5,78 V; dan 9,58 V. Percobaan dengan resistor sebesar 100 Ω
menghasilkan arus listrik pada multimeter sebesar 0,02 A; 0,12 A; 0,06A; 0,08 A; dan
0,1 A. Data-data hasil percobaan pertama membuktikan hukum Ohm bahwa semakin
besar tegangan listrik maka akan semakin besar pula aliran listriknya. Pada percobaan
kedua dilakukan dengan rangkaian paralel dan pengukuran menggunakan resistor 150 Ω
dengan tegangan yang diberikan oleh catu daya sebesar 2 V; 9,3 V; 1,1 V; 2,7 V; dan 7,7
V. Pada percobaan ini dihasilkan nilai tegangan listrik pada multimeter pertama yaitu
sebesar 2 V; 9,3 V; 1,08 V; 2,69 V; dan 7,62 V. Pada multimeter kedua diperoleh nilai
arus listrik yaitu sebesar 0,05 A; 0,25 A; 0,03 A; 0,07 A; dan 0,21 A. Pada multimeter
ketiga diperoleh nilai arus listrik yaitu sebesar 0,05 A; 0,29 A; 0,03 A; 0,07 A; dan 0,21
A. Data-data hasil percobaan di atas menunjukkan bahwa pada rangkaian paralel, besar
nilai tegangan pada setiap resistor akan tetap sama sedangkan besar nilai arus listrik
pada setiap resistor akan berbeda-beda. Data hasil percobaan juga menunjukkan bahwa
semakin besar tegangan listriknya maka akan semakin besar pula nilai arus listrik yang
mengalir. Pada percobaan ketiga dilakukan dengan rangkaian seri dan pengukuran
menggunakan resistor 150 Ω dengan tegangan yang diberikan oleh catu daya sebesar 2
V; 6 V; 2,7 V; 4,4 V; dan 6,8 V. Pada percobaan ini dihasilkan nilai arus listrik pada
multimeter pertama yaitu sebesar 0,02 A; 0,05 A; 0,02 A; 0,04 A; dan 0,06 A. Pada
multimeter kedua diperoleh nilai tegangan listrik yaitu sebesar 0,65 V; 1,85 V; 0,89 V;
1,43 V; dan 2,21 V. Pada multimeter ketiga diperoleh nilai arus listrik yaitu sebesar 1,35
V; 3,83 V; 1,84 V; 2,99 V; dan 4,59 V. Data-data hasil percobaan di atas menunjukkan
bahwa pada rangkaian seri, besar nilai arus listrik pada setiap resistor akan tetap sama
sedangkan besar tegangan listrik pada setiap resistor akan berbeda-beda. Data hasil
percobaan juga menunjukkan bahwa semakin besar tegangan listriknya maka akan
semakin besar pula nilai arus listrik yang mengalir.

Faktor kesalahan pada Praktikum Fisika Dasar modul “Listrik” yaitu kabel yang
digunakan dalam praktikum memiliki kualitas yang kurang bagus karena longgar
sehingga membuat praktikan mengalami kesulitan dalam menjalankan praktikum. Kabel
untuk menghubungkan antara komponen dalam rangkaian listrik yang longgar juga
dapat membuat hasil pengukuran pada alat pengukur menjadi tidak akurat.

Penerapan ilmu tentang listrik di kehidupan sehari-hari yaitu pada benda-benda yang
menggunakan listrik agar bisa diaktifkan. Lampu adalah salah satu benda yang
menggunakan listrik agar bisa digunakan dan mengeluarkan cahaya. Benda lain yang
menggunakan listrik adalah kipas angin yang memanfaatkan listrik untuk memutar
baling-baling dan menghasilkan angin. Penerapan ilmu listrik juga diterapkan pada
penyediaan listrik bagi perumahan, perkantoran, restoran, dan sebagainya. Penyediaan
listrik ini biasa dilakukan oleh PLN (Perusahaan Listrik Negara). Pemanfaatan listrik di
kehidupan sehari-hari sangat beragam dan bermanfaat bagi manusia, oleh karenanya
berbagai peralatan yang sebelumnya belum bertenaga listrik mulai dimodifikasi agar
bertenaga listrik dan mempermudah penggunaannya. Benda yang dimodifikasi dengan
listrik yang sebelumnya belum bertenaga listrik yaitu bor listrik, kipas angin, dan lain-
lain. Modifikasi ini memudahkan penggunaan alat dan menaikkan efisiensi penggunaan
alat. Transportasi, kendaraan listrik, seperti mobil listrik dan sepeda listrik, semakin
populer. Benda ini memungkinkan manusia untuk menjalankan kegiatan sehari-harinya
dengan mudah dan menghemat waktu. Mereka menggunakan listrik sebagai sumber
daya untuk beroperasi, mengurangi polusi udara dan dampak lingkungan yang
dihasilkan oleh kendaraan berbahan bakar fosil juga. Komunikasi, Listrik digunakan
dalam perangkat komunikasi seperti ponsel, komputer, dan peralatan komunikasi
lainnya. Baterai dan sumber daya listrik lainnya memungkinkan perangkat ini tetap aktif
dan berfungsi.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui hasil perhitungan


hambatan listrik sederhana resistor 50 Ω. Rangkaian listrik dengan catu daya 2 V
menghasilkan 1,93 V, 0,05 A, dan 38,6 Ω. Rangkaian listrik dengan catu daya 5,2 V
menghasilkan 5,05 V, 0,13 A, dan 38,85 Ω. Rangkaian listrik dengan catu daya 6 V
menghasilkan 5,78 V, 0,12 A, dan 48,17 Ω. Rangkaian listrik dengan catu daya 8 V
menghasilkan 7,82 V, 0,16 A, dan 48,88 Ω. Rangkaian listrik dengan catu daya 10
V menghasilkan 9,77 V, 0,2 A, dan 48,85 Ω
2. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui hasil perhitungan
hambatan listrik sederhana resistor 100 Ω. Rangkaian listrik dengan catu daya 2 V
menghasilkan 1,98 V, 0,02 A, dan 99 Ω. Rangkaian listrik dengan catu daya 6 V
menghasilkan 5,79 V, 0,06 A, dan 96,5 Ω. Rangkaian listrik dengan catu daya 7 V
menghasilkan 6,95 V, 0,09 A, dan 77,22 Ω. Rangkaian listrik dengan catu daya 8 V
menghasilkan 7,78 V, 0,08 A, dan 97,25 Ω. Rangkaian listrik dengan catu daya 10
V menghasilkan 9,58 V, 0,1 A, dan 95,8 Ω.
3. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui faktor yang
mempengaruhi perbedaan hasil percobaan hambatan listrik sederhana resistor 50 Ω
dan 100 Ω. Resistor 50 Ω dan 100 Ω sangat mempengaruhi hasil dari percobaan
rangkaian sederhana yang dilakukan. Faktor lain yang juga mempengaruhi hasil
percobaan adalah variasi tegangan dari catu daya yang digunakan, meskipun variasi
angka yang digunakan kurang lebih sama tetapi perbedaan kecil ini mengakibatkan
munculnya variasi arus dan tegangan yang dihasilkan.

5.2 Saran

Pada praktikum kali ini kabel yang digunakan longgar sehingga membuat hasil
pengukuran menjadi tidak akurat, saran untuk praktikum selanjutnya mengganti kabel
yang digunakan pada saat praktikum, sehingga praktikum selanjutnya kabel yang
digunakan dalam kondisi baik. Saran lainnya adalah praktikum selanjutnya dapat
menggunakan lebih dari dua resistor agar menambah wawasan praktikum. Saran
terakhir adalah menyambungkan rangkaian listrik ke suatu peralatan listrik seperti
bohlam lampu agar dapat terlihat hasil dari rangkaian listrik yang dibuat terhadap suatu
peralatan listrik.
DAFTAR PUSTAKA

Jaya, G. W., & Aponno S. V. 2023. Kajian Teori Arus Listrik Dan Daya Listrik Pada
Rangkaian Resistor Seri Dan Paralel Berdasarkan Jumlah Resistor Yang
Digunakan. Jurnal Hasil Kajian, Inovasi, dan Aplikasi Pendidikan Fisika. Volume 9
Nomor 1. Maluku : Universitas Pattimura.

Muskhir, dkk. 2021. Rangkaian Listrik. Padang. UNP Press.

Ponto, H. 2018. Dasar Teknik Listrik. Yogyakarta : Deepublish Publisher.

Royhan, M. 2021. Pemasangan Arester Tegangan rendah pada daya 6,6 KVA / 380V di
Akademi Teknik Telekomunikasi Sandhy Putra Jakarta. Jurnal Ilmiah Energi dan
Kelistrikan. Volume 13 Nomor 2. Jakarta : Institut Teknologi Telkom.

Wiguna, I. W. Y. M. 2022. Perancangan Perangkat Lunak Penghitungan Besar Kuat


Arus, Hambatan dan Tegangan Elemen Dalam Rangkaian Listrik Tertutup. Jurnal
Kewarganegaraan. Volume 6 Nomor 2. Bali : Politeknik Transportasi Darat Bali.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai