JURNAL ILMIAH Kecelakaan Pendakian
JURNAL ILMIAH Kecelakaan Pendakian
JURNAL ILMIAH
Oleh :
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MATARAM
MATARAM
2023
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Oleh :
Menyetujui,
Pembimbing Pertama,
I. PENDAHULUAN
diatur di dalam KUHPerdata sendiri adalah mengenai perikatan yang di atur pada
buku ke tiga. Perikatan diatur didalamnya hak-hak dan kewajiban timbal balik
tentang perikatan diatur dalam Pasal 1233 KUHPerdata, yang ditegaskan bahwa
undang”.1 Keterkaitan langsung antara asuransi dengan resiko dan kerugian yang
harus diterima oleh banyak pihak yang dimungkinkan terjadi pada masa
“Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak, yaitu perusahaan asuransi dan
pemegang polis, yang menjadi dasar bagi penerimaan premi oleh perusahaan
1
Smart Lawyer, Penjelasan Pasal 1233 dan Pasal 1234 KUHPerdata, https://smartlawyer.id
/penjelasan-pasal-1233-dan-pasal-1234-kuhperdata/, Diakses pada 25 Oktober 2021.
ii
Timbulnya suatu risiko tersebut menjadi kenyataan bahwa adanya sesuatu yang
termaksud terjadinya adalah belum pasti karena masih tergantung pada suatu
Obyek wisata Gunung Rinjani yang termasuk ke dalam Taman nasional ini
dikelola secara umum dan menyeluruh oleh Balai Besar Taman Nasional Gunung
Wallacea (BPW), PT. Sarbi Moerhani Lestari, dan Konsorsium Dataran Tinggi
asuransi dengan bukti adanya polis asuransi yang diberikan kepada pengelola dari
pihak perusahaan asuransi apabila ada risiko yang terjadi kepada pengunjung atau
wisatawan, baik pendaki maupun non pendaki. Namun dalam penelitian ini
berfokus pada asuransi bagi pendaki Gunung Rinjani yang meninggal dunia.
keharusan dan terjadi secara otomatis. Dengan memasuki obyek wisata dan
2
Sri Rejeki Hartono, Hukum Asuransi dan Perusahaan Asuransi, Sinar Grafik, Jakarta, 2001,
hlm. 12.
iii
membeli tiket masuk obyek wisata, berarti wisatawan telah mengikuti asuransi
sebagai pihak tertanggung. Dengan adanya para pihak dalam suatu perjanjian,
maka timbul hak dan kewajiban yang harus dipenuhi. Maka dari itu peneliti
Balai Taman Nasional Gunung Rinjani sendiri bekerja sama dengan PT.
Asuransi Jiwa Syariah Amanahjiwa Giri Artha terkait dengan asuransi bagi
masyarakat cenderung acuh bahkan tidak mengetahui tentang adanya asuransi bagi
para pendaki dan wisata lainnya di sekitar Taman Nasional Gunung Rinjani ini.
korban meninggal dunia dikarenakan sesak nafas yang diderita. Menurut informasi
yang diterima oleh pihak TNGR bahwa korban dan rekan-rekannya mendaki
melalui jalur yang tidak resmi.3 Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani
Dedy Asriady mengatakan, saat ini ada enam jalur resmi pendakian Rinjani.
Keenam jalur tersebut, yakni jalur Senaru dan Torean di Lombok Utara, jalur
3
Ismail Zakaria, https://www.kompas.id/baca/nusantara/2023/04/25/seorang-pendaki-gunung-
rinjani-meninggal-akibat-sesak-nafas, Kompas, Diakses 25 April 2023.
iv
Sembalun, Timbanuh dan Tete Batu di Lombok Timur, serta jalur Aik Berik di
Lombok Tengah.
Namun yang perlu menjadi perhatian juga, seperti yang sudah disampaikan
adanya asuransi ini, sehingga para pendaki berfikir tidak perlu untuk membeli tiket
pendakian, atau bahkan melakukan pendakian dengan melalui jalur-jalur baru yang
tidak resmi.
mengenai konstruksi hukum antara pihak asuransi dengan pihak pengelola Taman
Nasional Gunung Rinjani terkait dengan korban pendakian yang meniggal dunia
asuransinya. Disisi lain ada kesenjangan antara das sollen dan das sein, dimana
yang seharusnya besaran ganti rugi yang diberikan telah tercantum di dalam polis
misalnya pendaki menggunakan jalur yang tidak resmi ataupun pendaki melewati
batas umur yang telah ditetapkan dalam perjanjian asuransi. Maka dari itu penulis
A. Tanggung Jawab PT. Asuransi Jiwa Syariah Amanahjiwa Giri Artha Kepada
Tanggung Jawab merupakan kewajiban atau tugas yang harus dipenuhi oleh
seseorang terhadap suatu pekerjaan, tindakan atau situasi tertentu. Hal ini tentu
penerimaan atas tindakan dan keputusan yang diambil. Seseorang harus siap
negatif.
4
Andi Hamzah, Kamus Hukum, Ghalia Indonesia, 2005
5
Az Nasution yang dikutip oleh Shidarta. “Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia”.
Penerbit Grasindo, Jakarta, Tahun 2000, hlm 9.
vi
dalam menjalankan tugas. Informasi harus tersedia dan dapat diakses oleh
secara umum.
7. Prinsip Etika (Ethics): Ini melibatkan tindakan yang sesuai dengan norma dan
tanggung jawab untuk menjaga integritas, etika, dan standar tinggi dalam
PT. Asuransi Jiwa Syariah Amanahjiwa Giri Artha ini menerapkan prinsip
peraturan, hukum, dan peraturan yang berlaku. Hal ini melibatkan tindakan yang
Asuransi.
jiwanya, dia akan menderita kerugian. Secara ekonomi, kerugian material atau
korban jiwa atau cacat raga akan mempengaruhi perjalanan hidup seseorang
tertanggung berupaya mencari jalan dengan cara jika ada pihak lain yang
sejumlah premi kepada perusahaan asuransi (penanggung), maka sejak saat itu
perjanjian asuransi.
loss), tidak semuanya berupa kerugian total (total loss). Dengan demikian,
asuransi kerugian, pada asuransi jiwa apabila dalam jangka waktu asuransi
itu bukan sebagai ganti kerugian, karena jiwa atau raga manusia bukanlah
3) Pembayaran santunan
mereka yang terkena musibah akan diberikan sejumlah santunan sejumlah uang.
4) Kesejahteraan anggota
Tabel 1.1
litigasi (melalui pengadilan) dan penyelesaian sengketa melalui non-litigasi (di luar
pengadilan).
Tahun 1999 tentang Arbitrase yang pada intinya mengatakan bahwa sengketa
pengadilan yang mana setiap pihak bersengketa memiliki hak dan kewajiban
melalui jawaban.7
melengkapi antara beberapa pihak yang berinvestasi dalam suatu aset (tabarru)
hadapi melalui akad adat. ke sistem syariah. Ini menjelaskan fakta bahwa
asuransi berbasis syariah diambil atas dasar perlindungan dan suplementasi real
estat. Namun dalam asuransi syariah memiliki arti lain, takaful dari kafala,
yaitu jaminan membawa sesuatu. Pada saat yang sama dalam kaitannya dengan
6
Bunyi Pasal 6 ayat (1), “Sengketa atau beda pendapat perdata dapat diselesaikan oleh para
pihak melalui alternatif penyelesaian sengketa yang didasarkan pada itikad baik dengan
mengesampingkan penyelesaian sengketa secara litigasi di Pengadilan Negeri.
7
Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani, Hukum Arbitrase, Rajawali Pers, Jakarta, 2003, hal.15
xii
asuransi syariah, maka manajemen risiko sesuai ketentuan syariah. Jadi baginya
premi asuransi syariah adalah jumlah yang dibayarkan oleh peserta/orang yang
yang menggunakan jasa asuransi syariah (asuransi jiwa) ini dan juga menerima
investasi bersih. Sedangkan Tabarru' adalah goodwill fund atau dana berupa
uang yang dihibahkan dengan itikad baik oleh pemegang polis, yang sewaktu-
karena itu, dalam hal ini, tujuan, tanggung jawab dan hak masing-masing
prinsip syariah adalah prinsip hukum Islam dalam usaha jasa perasuransian,
Syariah Positif (DSN) yang berlaku saat ini: MUI) mengeluarkan Fatwa No.
Wakalahun Bil Ujrah dalam Asuransi Berbasis Syariah, Fatwa No. 53/DSN-
termasuk dalam produk jasa asuransi syariah. Akad Terbaru dalam mekanisme
pemegang polis, sehingga aturan dan ketentuan Akad Tabarru didasarkan pada
apa yang dilakukan dalam bentuk hibah yaitu untuk kebaikan dan membantu
tertentu, yaitu:
biaya dan risiko investasi yang harus dibayar diketahui secara tepat oleh klien
dan bukan oleh penyedia jasa asuransi dengan tertanggung. Pihak-pihak yang
memiliki hak dan kewajiban dapat dipahami oleh penanggung sebagai politisi
syariah, karena dalam hal itu pemahaman tentang kewajiban dan hak
masuknya konsep ADR di Indonesia tentu saja dapat dengan mudah diterima
8
Rika Lestari, Perbandingan Hukum Penyelesaian Sengketa Secara Mediasi di Pengadilan dan
di Luar Pengadilan di Indonesia, Jurnal Ilmu Hukum. Vol. 3 No. 2. hlm. 219.
xv
Jiwa Syariah Amanahjiwa Giri Artha dan Balai Taman Nasional Gunung
Rinjani
Jiwa Syariah Amanahjiwa Giri Artha dan balai Taman Nasional Rinjani adalah
sebagai berikut :
pengadilan.
9
Rika Lestari, Loc. Cit., hlm. 220.
xvi
2. Hukum yang berlaku: Polis asuransi juga akan menentukan hukum yang
berlaku dalam penyelesaian sengketa. Ini dapat merujuk pada hukum yang
asuransi jika terjadi klaim. Ini termasuk batas waktu untuk memberikan
pemberitahuan klaim.
penyelesaian sengketa.
Penting untuk diketahui bahwa dalam mencermati isi dari polis asuransi
10
Abdul Kadir Muhammad, Hukum Asuransi Indonesia,(Bandung: Citra Aditya Bakti 2011) hlm. 16
xviii
III. PENUTUP
A. Simpulan
1. Tanggung Jawab PT. Asuransi Jiwa Syariah Amanahjiwa Giri Artha apabila
ada pendaki Gunung Rinjani yang meniggal dunia adalah dengan memberi dana
Santunan Asuransi. Besaran dana yang diberikan terbagi menjadi dua peristiwa
yang dialami korban menurut Pasal 5 Polis Asuransi tentang Masa Asuransi dan
ditempuh antara lain, (a) Badan Mediasi Auransi Indonesia (BMAI), (b) Badan
B. Saran
pada tiket wisata di daerah sekitaran Gunung Rinjani. Karena masih banyak
masyarakat awam yang tidak mengerti tentang pentingnya asuransi dan tidak
tahu fasilitas apa saja yang didapat dengan membeli tiket yang telah
2. PT. Asuransi Jiwa Syariah Amanahjiwa Giri Artha harus memberikan ganti
terkait tentang perlindungan hukum apa saja yang didapat oleh pendaki
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku
Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life and General) Konsep dan Sistem
Operasional, Gema Insani, Jakarta, 2014
Mukti Fajar, Yulianto Achmad, Dualisme Penelitian Hukum Normatif & Empiris,
Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2010.
Salim HS., Hukum Kontrak: Teori dan Teknik Penyusunan Kontrak, Sinar Grafika,
Jakarta, 2017.
xxi
Soekidjo Notoatmojo, Etika dan Hukum Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta, 2010
Sri Rejeki Hartono, Hukum Asuransi dan Perusahaan Asuransi, Sinar Grafik,
Jakarta, 2001
Suharnoko, Hukum Perjanjian Teori dan Analisa Kasus, Prenada Media, Jakarta,
2014.
Titik Triwulan dan Shinta Febrian, Perlindungan Hukum bagi Pasien, Prestasi
Pustaka, Jakarta, 2010.
2. Jurnal/Artikel Ilmiah
Nur Syrifah dan Reghi Perdana, Hubungan Perikatan, Perjanjian, dan Kontrak,
Modul 1, Jurnal Hukum, Universitas Terbuka, Jakarta, 2015
3. Peraturan Perundang-Undangan
Staatsblaad Nomor 23 Tahun 1847 tentang Burgerlijk Wetboek voor Indonesië
(disingkat BW) atau disebut sebagai KUH Perdata.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam
Hayati dan Ekosistemnya, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1990 Nomor 49.
xxii