Anda di halaman 1dari 10

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asuransi adalah lembaga pengalihan risiko yang mempunyai arti yang
sangat penting bagi masyarakat, maupun perusahaan. Asuransi juga lembaga
keuangan non bank yaitu bergerak dalam bidang layanan jasa yang diberikan
kepada masyarakat dalam mengatasi resiko apabila terjadi sewaktu-waktu. Polis
asuransi dapat berubah, menjadi lapse dengan kondisi ini biasanya nasabah,
tidak biasa lagi mendapatkan manfaat seperti saat pertanggungan berlangsung.
Polis lapse merupakan suatu kondisi ketika asuransi yang tidak dapat diambil
manfaatnya karena statusnya batal atau tidak lagi aktif. Kondisi ini biasanya
disebabkan karena premi yang tidak dibayarkan melewati masa tenggang.
Manusia dizaman ini secara ekonomi dituntut agar mengadakan persiapan
secara matang untuk menghadapi masa-masa sulit jika menimpahnya dimasa
yang akan datang, praktik asuransi atau bisnis pertanggungan yang lain akan
memudahkan orang lain untuk menyiapkan atau merencanakan kehidupannya
dimasa mendatang dan dapat juga melindungi kepentingan ekonomi dari sebuah
kerugian.1
Potensi pasar untuk perusahaan asuransi khususnya asuransi motor dan
mobil semakin beragam kebutuhan masyarakat untuk memperoleh proteksi
asuransi motor dan mobil menyebabkan munculnya berbagai program asuransi
yang ditawarkan dan dipasarkan oleh pihak asuransi. Salah satu cara yang
dilakukan perusahaan perasuransian juga meningkatkan kualitas serta tetap
mempertahankan nasabah yang sudah ada dengan memberikan pelayanan yang
baik, pelayanan diberikan kepada nasabah atau organisasi yang lainnya, dan
menjaga pelayanan yang diberikan perusahaan asuransi kepada nasabah
asuransi yang mengajukan klaim sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan
perusahaan dan akan memberikan citra yangbaik dihati nasabah asuransi. 2 Bagi
seseorang yang menutup perjanjian asuransi akan merasa aman karena
mendapat perlindungan dari kemungkinan yang tidak terduga sebelumnya atau
tertimpah sesuatu dari kerugian.

1
AM. Hasan Ali, Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam, Suatu Tinjauan Analisis Historis Teotoris dan Praktis
(Jakarta: Kencana, 2004), Ed. Ke-1, h.103-104.
2
Alexander N. Welsh, Keterampilan Manajemen (Jakarta: Sapdodadi, 1983), Cet.1 , h.47.

1
2

Pengaturan Asuransi di Indonesia diatur dalam Undang-undang Republik


Indonesia No. 40 Tahun 2014, tentang Usaha Perasuransian (UU Asuransi).
Asuransi di indonesia bukanlah hal baru untuk kehidupan berekonomi dalam
masyarakat. jasa asuransi makin lama makin diminati oleh masyarakat umum,
hampir setiap resiko transaksi banyak menggunakan asuransi karena tingginya
kesadaran perlindungan resiko. Asuransi adalah pertanggungan atau perjanjian
antara dua belah pihak, dimana pihak satu berkewajiban membayar
iuran/kontribusi/premi dan pihak yang lainnya memiliki kewajiban memberikan
jaminan sepenuhnya kepada pembayar iuran atau kontribusi atau premi apabila
terjadi sesuatu yang menimpah pihak pertama atau barang miliknya sesuai
dengan perjanjian yang sudah dibuat.
Asuransi dalam Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD) tentang
asuransi atau pertanggungan seumuran, Bab 9, Pasal 246.

“Asuransi atau Pertanggungan adalah suatu perjanjian dimana seseorang


penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung dengan menerima
suatu premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian,
kerusakan atau kehilanngan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan
dideritanya karena suatu peristiwa yang tak tertentu”.

Perusahaan perasuransian di indonesia sudah ada sejak tahun 1816.


Perusahaan perasuransian yang pertama bernama Samarang Sea adalah
perusahaan perasuransian yang didirikan oleh pemerintah Kolonial Belanda.
Tujuan perusahaan asuransi ini untuk melindungi risiko orang-orang Belanda
beserta armada laut pengangkut rempah-rempah.3
Transportasi adalah sarana yang sangat penting bagi kehidupan
bermasyarakat. Transportasi semakin hari semakin mengalami perkembangan
yang pesat sesuai dengan kemajuan bermasyarakat. Dengan transportasi juga
masyarakat semakin lebih mudah dan cepat menuju tempat yang diinginkan.
Kemajuan dibidang transportasi membawa pengaruh besar dimasyarakat dan
semakin kedepan semakin memacu perusahaan untuk menghasilkan produk
yang canggih dan memudahkan manusia untuk keperluan sehari-hari.
Perusahaan yang menjual kendaraan roda empat yaitu mobil khususnya terdapat
perusahaan yang sudah diunggulkan karena pelayanannya sangat baik. Dengan

3
Info bank edisi khusus tahun 2008, hlm.150
3

hal ini sangat menguntungkan bagi pihak perusahaan sehingga masyarakat


banyak yang berdatangan. Tertanggung langsung melakukan survei yaitu
dengan datang kelokasi keberadaan perusahaan sehingga dapat melakukan
pemesanan barang secara langsung dan melakukan negosiasi kepada petugas
untuk melakukan pengisian formulir sesuai dengan yang sudah ditentukan oleh
perusahaan yang berisikan identitas dan melakukan sebuah pembayaran apakah
dibayar cash atau kredit. Kemudian proses pengisian formulir selesai maka
ditawarkan pengajuan asuransi untuk keamanan kendaraan.
Banyak masyarakat yang belum mengerti asuransi karena zaman belum
mengenal asuransi tertanggung hanya mengenal garansi sebagai keamanan
mobil tetapi sekarang diadakanya asuransi, sebab tidak diketahui apabila hal
yang tidak diinginkan terjadi dalam berkendara seperti kecelakaan itu bisa
datang kepada siapapun dan dimanapun dengan adanya asuransi memudahkan
tertanggung untuk lebih tenang dalam menghadapi masalah jika terjadi sesuatu
yang tidak terduga. Saat ini asuransi menjadi terkenal dan perkembangannya
pesat karena penting untuk dimiliki dalam kendaraan roda empat atau kendaraan
laiinya yang dapat dibilang sebagian orang yang memiliki kendaraan roda empat
dan kendaraan roda dua yang mewah. Tetapi banyak permasalahan yang terjadi
saat ini tentang klaim asuransi yang sangat sulit agar kendaraan yang
mengalami kerusakan ingin cepat untuk ditangani, sering kali hal ini membuat
binggung para tertanggung untuk memenuhi syarat-syarat yang harus ditaati dan
banyak tertanggung tidak paham dengan ketentuan apa saja yang harus
dilengkapi serta tidak semua perusahaan mau menerima klaim tersebut.
Klaim adalah salah satu bentuk tanggung jawab yang diberikan oleh
lembaga asuransi kepada nasabah. Klaim asuransi dapat dilakukan, bila terjadi
musibah dengan itu klaim asuransi maka akan dibayarkan setelah berkas yang
disyaratkan dalam polis telah lengkap diterima dan disetujui oleh perusahaan
asuransi.
Banyak masyarakat belum mengerti akan mengajukan klaim asuransi
tersebut karena belum memahami isi perjanjian tersebut. Dalam masalah klaim
asuransi saat ini, banyak kasus yang terjadi bahwa manfaat sebenarnya diterima
oleh nasabah asuransi tidak bisa diperoleh karena ada beberapa prosedur dan
persyaratan yang tidak dipenuhi, sehingga menjadi kendala dalam proses
pencairan klaim. Tertanggung berkewajiban memberikan keterangan dengan
lengkap dan jujur dengan cara mengisi surat pengajuan asuransi serta formulir
4

pendukung dan persyaratan lainnya, kemudian menandatangani dan


menyerahkan pada perusahaan asuransi. Oleh karena itu nasabah harus
membaca isi perjanjian polis terlebih dahulu agar memahami isi dari perjanjian
tersebut.
Secara khusus dalam proses klaim perusahaan akan memberitahukan
bagaimana suatu kejadian harus dilaporkan kepada perusahaan asuransi,
tindakan apa yang harus dilakukan informasi apa yang perlu oleh perusahaan
asuransi untuk mendukung pengajuan klaim asuransi. Pastikan kejadian tersebut
sesuai apa yang didalam isi perjanjian polis tersebut agar mudah untuk
mengklaim asuransi tersebut apabila tidak sesuai dengan isi perjanjian polis,
maka ada kemungkinan klaim asuransi tidak dicairkan karena tidak sesuai
dengan prosedur dan persyarakat perjanjian polis tersebut.Akibat hukum adanya
pelanggaran terhadap perjanjian asuransi akan dihadapi oleh pelanggarnya,
dalam hal ini akan berakibat adanya tuntutan hukum yang dapat diselesaikan
melalui jalur pengadilan atau melalui arbitrase dan altenatif penyelesaian
sengketa.
Klaim asuransi yang sukar atau terbelit-belit pengurusnya, merupakan titik
awal adanya persengketaan diantara para pihak dikarenakan telah terjadi
wanprestasi dengan segala konsekuensi atau akibat hukumnya.4 Dibutuhkannya
bentuk tanggung jawab terhadap tertanggung yang telah mengikuti asuransi.
Yang sudah terikat dalam perjanjian sesuai dengan Pasal 1 ayat (1) Nomor 40
Tahun 2014, tentang Perasuransian. Namun apabila pihak perusahaan tidak
mau bertanggung jawab sesuai dengan Pasal 19 ayat (1) UU Nomor 8 Tahun
1999, tentang Perlindungan Tertanggung (UUPK) yang menyatakan pelaku
usaha bertanggungjawab memberikan ganti rugi atau kerusakaan, pencemaraan,
dan atau kerugian kepada tertanggung akibat barang dan atau jasa yang
dihasilkan atau diperdagangkan yang tidak sesuai. Pemegang polis asuransi
sebagai pihak asuransi sebagai pihak yang mengikatkan diri dengan perusahaan
asuransi melalui perjanjian asuransi mendapat perlindungan hukum dalam
berbagai Peraturan Perundang-undangan seperti dalam Undang-undang No. 21
Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan, Undang-undang No. 40 Tahun
2014, tentang Perasuransian, serta dalam peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.
1/PJOK.07/2013, tentang Perlindungan Konsumen sektor jasa keuangan.

4
Andreas Freddy Pieloor, Hati-hati Berasuransi, hlm. 120
5

Salah satu institusi yang berwenang dan berfungsi didalam memberikan


perlindungan hukum tersebut ialah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagaimana
diatur dalam Undang-undang No. 21 Tahun 2011, yang pada pasal 55 ayat (1)
menyatakan bahwa:

“sejak tanggal 31 Desember 2012, fungsi, tugas, dan wewenang


pengaturan dan pengawasan jasa keuangan disektor pasar modal,
perasuransian, dana pensiun, lembaga pembiayaan, dan lembaga jasa
keuangan lainnya beralih dari Menteri Keuangan dan Badan Pengawas Pasar
Modal dan Lembaga Keuangan ke OJK”.5

Nasabah polis asuransi pada umumnya bersifat perorangan dan tidak


sedikit dengan kondisi ekonominya sangat lemah berhadapan dengan
perusahaan asuransi, maka sejumlah peraturan perundangan tersebut lebih
menaruh perhatian dan perlindungan hukum kepada pemegang polis asuransi
dari kemungkinan atau peluang dari pelanggaran hukum yang dilakukan oleh
perusahaan asuransi. Pelanggaran bisa saja terjadi dikarenakan polis yang tidak
bisa dicairkan atau tidak bisa diproses dengan itu tertanggung berusaha
mengklaim agar pihak asuransi bisa menerima layanan klaim tersebut dengan
sesuai perjanjian yang telah dibuat waktu mendaftarkan asuransi dengan
mengetahui kedua belah pihak yang menyetujui perjanjian tersebut. Seperti
kasus yang dilakukan oleh inisial B rb 5 kota gajah sebagai debitur seperti PT
Asuransi Astra Buana sebagai kreditur asuransi.
Study kasus ini inisial B tidak sengaja telah menghilangkan kendaraan roda
dua yang dibawa teman anaknya kepondok pesantren dan dalam perjalalanan
pulang kendaraan tersebut direbut secara paksa oleh orang tidak dikenal
kemudian inisial B melaporkan kepihak kepolisian untuk melacak kendaraan
tersebut dan sebagai barang bukti bahwa kendaraan tersebut hilang untuk
menjadi syarat mengklaim asuransi agar bisa mendapatkan ganti kerugian
namun dari pihak PT. Astra Buana menolak karna keterangannya tidak jelas
atau tidak sesuai prosedur yang tertera di perjanjian diawal. Curanmor atau
kejahatan pencurian kendaraan bermotor utamanya roda dua makin marak
terjadi dan sangat merugikan bagi pemiliknya. Kendaraan bermotor sudah
dilindungi asuransi saat mulai mengikuti asuransi retail dan sudah membayar

5
UU No. 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (pasal 55 ayat (1)).
6

premi pada tepat waktu kemudian lupa membayar kembali ditanggal yang sudah
ditentukan kemudian kendaraan hilang dan ingin mengklaim banyak masyarakat
yang binggung bagaimana cara mengklaim kepihak asuransi. Asuransi bertujuan
untuk menghadapi resiko yang mengancam kehidupan manusia, terutama resiko
terhadap kehilangan atau kerugian yang membuat seseorang memikirkan
bagaimana cara yang paling aman dalam mengatasi kerugian. Tertanggung akan
menerima ganti rugi sebesar dengan jumlah asuransinya jika terjadi peristwa
yang merugikan tertanggung.6
PT. Asuransi Astra Buana akan mengusahakan pelayanan pembiayaan
kendaraan bermotor dengan mengasuransikan pembiayaannya dalam bentuk
asuransi kerugian atau kehilangan. Asuransi kerugian atau kehilangan yang
dipertanggungkan merupakan dalam hal pencurian dalam polis harus
diperjanjian bahwa kerugian akibat pencurian menjamin bila batas waktu 3x24
jam kendaraan roda dua tersebut belum ditemukan.7permasalahan yang terjadi
banyak fakta berbicara jika terjadi kerugian karena pencurian, tetapi asuransi
menolak membayar klaim dengan alas an bahwa kendaraan bermotor hilang
karena penggelapan, sehingga banyak masyarakat merasa kecewa dari
keputusan pihak lembaga asuransi tersebut.
Menurut Nurnaningsih Amriani mengemukakan ialah secara teoretis ada
dua cara yang dapat ditempuh dlalam menghadapi atau menyelesaikan
sengketa, yaitu secara adversarial atau litigasi (arbitrase atau pengadilan) dan
secara kooperatif (negosiasi, mediasi, dan konsiliasi).8 Mekanisme penyelesaian
sengketa asuransi anatara pemegang polis asuransi dengan perusahaan
asuransi pada proses pembuktiannya yaitu menerapkan perjanjian baku yang
berat sebelah oleh perusahaan asuransi yang sudah barang tentu telah terjadi
pelemahan terhadap kedudukan pemegang polis dengan ditemukan pelanggaran
perjanjian asuransi oleh perusahaan asuransi seperti penolakan klaim asuransi
terhadap pemegang polis asuransi oleh karena kesalahan dari pihak perusahaan
asuransi.
Berdasarkan adanya permasalahan diatas, maka penulis ingin mengetahui
lebih jauh tentang masalah dengan melihat dan meneliti berdasarkan pandangan
dari segi hukum. Dengan mengambil judul: “Perlindungan Hukum Terhadap
Pemegang Polis Asuransi”.Berlandaskan latar belakang tersebut dengan
6
Ibid. Hlm.15.
7
Agus Prawoto, Hukum Asuransi dan Kesehatan Perusahaan Asuransi berdasarkan Risk Base Capital (RBC)
8
NurnaningsihAmriani, Mediasi. Altenatif Penyelesaian Sengketa Perdata di Pengadilan, RajaGrafindo Persada,
Cetakan Pertama, Jakarta, 2011, hlm.19
7

memilih judul di atas adalah karena asuransi berkembang pesat saat ini,
khususnya asuransi kendaraan roda dua lebih berperan karena tingginya
kesadaran resiko yang tidak terduga maka dari itu banyak sebagian masyarakat
menggunakan asuransi kendaraan untuk berjaga-jaga ketika terjadi kehilangan
atau kerusakan yang cukup parah agar mendapatkan ganti rugi.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perlindungan hukum terhadap pemegang polis yang
mengajukan klaim asuransi ?
2. Bagaimana faktor penyebab tidak dibayarnya uang tertanggung dalam
polis retail ?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitianadalah:
1. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana perlindungan hukum
terhadap pemegang polis yang mengajukan klaim asuransi pada asuransi
PT. Asuransi Astra Buana.
2. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana faktor penyebab tidak
dibayarnya uang tertanggung dalam polis retail dan klaim asuransi yang
mengalami status polis lapse berdasarkan perjanjian polis pada asuransi
PT. Asuransi Astra Buana.

D. Manfaat Penelitian
Dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan dapat memberi manfaat
sebagai berikut:
1. Secara teoritis
a. Bagi penulis penelitian ini akan menambah pengetahuan dan pemahaman
penulis mengenai pelaksanaan pemberian pengetahuan terhadap
konsumen sebagai pencegahan pelanggaran terhadap konsumen.
b. Memberikan bahan masukan bagi masyarakat pada umumnya sehingga
dapat mengetahui tentang perlindungan konsumen terhadap pemegang
polis yang melakukan klaim asuransi tersebut sehingga dapat diharapkan
berguna bagi mahasiswa fakultas hukum, akademisi, pemerintah, dan
masyarakat pada umumnya, sehingga dapat mengetahui pengetahuan dan
wawasan dan pembelajaran guna menyongsong kehidupan bermasyarakat
yang tertib hukum dan menjunjung tinggi kemanusiaan.
8

2. Secara praktis
Secara praktis menjadi pedoman dan bahan bacaan juga sumber
informasi sekaligus evaluasi yang bermanfaat bagi instansi terkhusus kepada
para penyelenggara sistem perlindungan konsumen agar kedepannya untuk
memperbaiki dan meningkatkan kualitas dalam pelaksanaan perlindungan
konsumen bagi pemegang polis yang melakukan klaim asuransi. Penelitian ini
juga merupakan sebuah sumbangan pemikiran yang dipersembahkan sebagai
bentuk pengabdian kepada negara dan bermasyarakat.

E. Kerangka Teori dan Konseptual


1. Kerangka Teori
Teori perlindungan hukum menurut Fitzgerald dikutip dari Satjipto
Raharjo secara umum yang awal mula bersumber dari teori hukum alam atau
aliran hukum alam ialah perlindungan berarti mengayomi sesuat dari hal-hal
berbahaya, berupa kepentingan maupun barang atau benda.Perlindungan
juga mengandung makna pengayoman yang diberikan kepada seseorang
terhadap orang yang lebih lemah.Perlindungan hukum juga dapat dikatakan
perlindungan oleh hukum dengan segala daya upaya yang dilakukan secara
sadar oleh setiap orang atau lembaga pemerintah, swasta yang bertujuan
mengusahakan pengamanan, penguasaan dan pemenuhan kesejahteraan
hidup sesuai dengan hak-hak asasi manusia.9
Teori Muchsin Perlindungan hukum adalah kegiatan untuk melindungi
individu dengan menyerasikan hubungan nilai-nilai atau kaidah-kaidah yang
menjelma dalam sikap dan tindakan dalam menciptakan adanya ketertiban
dalam pergaulan hidup antara sesama manusia dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu:
a. Teori perlindungan hukum preventif adalah perlindungan yang diberikan
oleh pemerintah dengan tujuan untuk mencegah sebelum terjadinya
pelanggaran. Dalam peraturan perundang-undangan dengan maksud
untuk mencegah sesuatu pelanggaran serta memberikan rambu-rambu
atau batasan dalam melakukan suatu kewajiban.
b. Teori perlindungan hukum represif adalah perlindungan berupa sanski
seperti denda, penjara dan hukuman tambahan yang diberikan apabila
sudah terjadi sengketa atau sudah terjadi pelanggaran.10

9
Satjipto Raharjo, Ilmu Hukum, Bandung:PT. citra Adiya Bakti,2000, hlm.53
10
Muchsin,2003,hlm.20
9

2. Konseptual
Sebagai pedoman penulisan dalam menyusun penelitian ini penulis
menyertakan beberapa konsep sebagai berikut:
a. Asuransi merupakan penyerahan pertanggungan resiko kepada
penanggung yaitu perusahaan asuransi untuk jangka waktu dan perjanjian-
perjanjian yang telah disepakati. 11
b. Polis asuransi adalahpolis asuransi merupakan surat perjanjian antara
pihak yang menjadi peserta asuransi dengan perusahaan asuransi. Polis
asuransi adalah bukti autentik berupa akta mengenai adanya perjanjian
asuransi.12
Polis lapse ialah penghentian penangungan asuransi akibat tidak
dibayarnya premi-premi.13
c. Perlindungan hukum adalah tindakan atau upaya untuk melindungi
masyarakat dari perbuatan sewenang-wenang oleh penguasa yang tidak
sesuai dengan aturan hukum, untuk mewujudkan ketertiban dan
ketentraman. Segala upaya yang dilakukan oleh penegak hukum untuk
melindungi hak-hak dari subjek hukum agar hak-hak tersebut tidak
dilanggar.14
d. Perlindungan konsumen dalam Undang-undang No.8 Tahun 1999, tentang
perlindungan konsumen, esensi dari undang-undang ini ialah mengatur
perilaku usaha dengan tujuan agar konsumen terlindung secara hukum.15

11
Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life and General): Konsep dan Operasional, (Jakarta: Gema Isani
Press, 2004), h. 198 (diakses pada tanggal 07 oktober 2020, 21:42)
12
Andreas Freddy Pieloor, Hati-hati Berasuransi,2017, hlm.9.
13
Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life and General): Konsep dan Operasional, (Jakarta: Gema Isani
Press, 2004), h. 198 (diakses pada tanggal 07 oktober 2020, 21:42)
14
http://repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/1812/5/138400039_file5.pdfDiakses pada tanggal 28 januari
pada jam 11:04.
15
Dr. ABD. Haris Hamid, S.H.,M.H Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia,2017, hlm.53
10

F. Sistematika Penulisan
Dalam sistematika penulisan ini yang menguraikan secara garis besar
dengan tujuan agar pembaca dapat dengan mudah memahami dan memperoleh
gambaran tentang materi yang dibahas. Adapun garis-garis besar dalam
penulisan adalah sebagai berikut.
BAB 1
Pendahuluan
Bab ini merupakan pendahuluan yang memuat latar belakang, penulisan
penelitian dengan judul perlindungan hukum terhadap pemegang polis asuransi
dalam menyelesaikan klaim asuransi. Kemudian dalam bab ini juga memuat
perumusan masalah, tujuan masalah, metode penelitian.
BAB II
Tinjauan Pustaka
Bab ini berisikan tentang teori-teori hukum yang dapat dijadikan acuan dalam
membahas masalah penelitian, yang berisi tentang analisis hukum terhadap jasa
asuransi yang mengalami status polis lapse berdasarkan perjanjian polis
asuransi tersebut dan memuat tentang perlindungan hukum pemegang polis dan
menyelesaikan klaim asuransi.
BAB III
Metode Penelitian
Bab ini berisikan tentang uraan metode penelitian yang digunakan dalam
penulisan, yang terdiri dari langkah-langkah pendekatan masalah, tujuan
masalah, sumber data, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.
BAB IV
Hasil dan Pembahasan
Pada pembahasan akan diuraikan hasil-hasil dari penelitian yang telah dilakukan
serta menjawab permasalahan-permasalahan dalam penelitian.
BAB V
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan dan saran merupakan bab penutup dari penulisan skripsi yang
berisikan secara singkat hasil pembahasan dari penelitian dan saran dari penulis
sehubungan dengan pemasalahan yang dibahas dalam skripsi ini.

Anda mungkin juga menyukai