Anda di halaman 1dari 2

SKENARIO DRAMA UJIAN PRAKTEK

Penyusun Skenario : Syirat Raihan

Novel : Multatuli Max Havelar

Judul :

BABAK 1

PROLOG :

Tidak lama sesudah pertjobaan jang sia-sia untuk membudjuk Havelaar wpaja mau menarik kembali
surat-suratnja atau mengchianati orang-orang malang jang pertjaja akan kemuliaan hatinja, pada suatu
hari Verbrugge masuk kedalam kamarnja. Laki1aki jang baik itu put jat seperti majat, dan dengan susah
pajah mengeluarkan kata-kata.

DIALOG :

Verbrugge :"Saja dari bupati, katanja, sungguh kedji, ...•.. tapi djangan buka rahasia saja !

Havelaar : Apa? Rahasia apa jang tak boleh saja bukakan?

Verbrugge : Berdjandjilah bahwa anda tidak abn mengumumkan apa jang akan saja katakan kepada
anda

Havelaar : "Separoh-separoh lagi, kata Havelaar ; tapi baiklah! Saja berdjandji.

BABAK 2

PROLOG :

Had malam. Tine sedang membatja diserambi dalam, dan Havelaar menggambar sebuah pola bordiran
Max ketjil menjusun kartu-kartu mendjadi gambar, dan marah-marah karena ia tidak dapat menemukan
"tubuh merah njonja itu"."

DIALOG :

Havelaar : "Apakah sekarang sudah baik begitu, Tine , lihat, palma itu sudah ku bikin lebih bes ar
sekarang, ...... itulah "tbe line of beauty" Hogarth

Tine : "Ja, Max, tapi lubang-Iubang tali itu terlalu berdekatan.

Havelaar : ,,0, ja ? Dan ladjur-Iadjur jang lain itu bagaimana ?

Tine : tjoba perlihatkan tjelanamu; ...... apa kau pakai ladjur jang dulu itu ?

Havelaar : ah, aku masih tahu dimana kau membordirnja, Tine."

Tine : Aku sudah lupa, dimana ?

Havelaar : "Di Den Haag, ketika Max sakit, dan kita terkedjut sekali karena dokter mengatakan bahwa
kepalanj;a lain ben ar bentuknja, dan perlu berhati-hati sekali supaja djangan mendesak ke otak

Tine : (beranjak sambil mentjium max kecil)


BABAK 3

PROLOG :

Semata-mata tergantung dari tindak tanduk anda selandjutnja dalam djabatan itu apakah anda tetap
dapat dipertahankan dalam pemerintahan pangreh pradja. Dan dibawahnja tertjantum nama orang jang
"keradjinan, kepandaian dan kesetiaannja" oleh radja Belanda dikatakan dapat diandalkan, ketika
menandatangani pengangkatannja sebagai gubernur djenderal Hindia Belanda

DIALOG :

Havelaar : "Kita berangkat dari sini, Tine (sambil mengulurkan surat kepada verbrugge dan duclari)

Duclari : "Laknat, ...... saja melihat bangsat-bangsat dan pentjuripentjuri dalam pemerintahan disini, ......
mereka berangkat sebagai manusia terhormat dari sini, dan kepada anda mereka menulis surat seperti
itu

Havelar : "Tidak apa, gubemur djenderal itu manusia jang djudjur, ...... ia tentu kena tipu, meskipun ia
sebenarnja bisa mentjegah penipuan itu dengan lebih dulu mendengarkan saja.

Duclari : Tapi kalau anda pergi ke Ngawi ..... .

Havelaar : "Benar, saja tahu. Di Ngawi bupatinja bertalian keluarga dengan istana Djokja; ...... saja kenal
Ngawi. Saja dua tahun di Bagelen, ...... di Ngawi saja harus melakukan jang serupa seperti disini,

Duclari : Tapi

Havelaar : "Tahukah anda mengapa saja harus ke Ngawi, dan bukan kedaerah jang lowong itu?
Dengarlah. Residen Madiun jang membawahi Ngawi itu adalah ipar residen Bantam sebelum residen
jang sekarang ini. Sudah saja katakan bahwa ditempat ini orang telah melakukan tindakan-tindakan jang
kedji sepandjang masa, bahwa bupati dahulu diberi teladan jang buruk ..... .

Verbrugge dan duclari : ah seru

Havelaar : tine

Tine : ja max

Havelaar : kau tak takut bukan ?

Tine : "Max, kau tahu aku tak takut, djika bersama kau."

Havelaar : "Nah!" ..... .

EPILOG :

Untuk mengabulkan permohonan berhenti itu di Bogor rupanja tidak begitu banjak diperlukan waktu
seperti untuk menentukan bagaimana menolak tuduhan Havelaar. Jang kemudian ini memerlukan
waktu sebulan, dan surat pemberhentian dalam beberapa hari sadja sudah tiba di Lebak.

Anda mungkin juga menyukai