No.1/SPMK-KUANTAR/III/2019
Tanggal : 28 Maret 2019
Mengenai:
PELAKSANAAN PEKERJAAN PENGURUGAN DAN PEMADATAN
Untuk :
PROYEK PEMBANGUNAN POENDOK PESANTREN ISTIQOMAH MANDIRI ARJOMULYO
Pada hari ini Jumat, tanggal Dua Puluh Delapan bulan Tiga tahun Dua Ribu Sembilan Belas (28/03
/2019), sehubungan dengan Pelaksanaan Pekerjaan Pengurugan dan Pemadatan yang
bertandatangan dibawah ini:
Nama : Gunardi
Jabatan : Direktur
PT. Kuantar Dengan Cepat
Alamat : Kantor KDC Jl. Raya Puring KM. 4 RT/ RW 02/01 Banjareja Kec. Kwarasan
Untuk Selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA. Dalam hal ini bertindak dan atas nama PT. Kuantar
Dengan Cepat.
Nama : ………………..
Jabatan : Direktur Utama
Alamat : ………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………..
No Tlp : ……………………………….
Untuk Selanjutnya disebut PIHAK KEDUA. . Dalam hal ini bertindak dan atas nama PT.Maju Kena
Mundur Kena
PASAL 01
TUGAS DAN RUANG LINGKUP PEKERJAAN
PIHAK PERTAMA dengan ini memberi tugas kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA menerima
dan sanggup melaksanakan tugas tersebut, yaitu Pekerjaan Pengurugan dan Pemadatan Proyek :
Pondok Pesantren Istiqomah Mandiri Arjomulyo di Kebumen – Jawa Tengah sesuai dengan
Surat Penawaran harga tanggal 28 Maret 2019, dan Hasil Negosiasi persetujuan bersama tanggal 5
April 2019.
PASAL 02
JUMLAH DAN CARA PEMBAYARAN
B. Cara Pembayaran:
1. Pembayaran Pertama : Uang Muka 10 %, transfer via bank atau asuransi yang ditunjuk
PIHAK PERTAMA
2. Pembayaran kedua : Pembayaran selanjutnya berdasarkan back to back sesuai kontrak
dengan owner ( setelah ada pembayaran dari OWNER, maksimal 30 hari akan ada
pembayaran ke PIHAK KEDUA secara proporsional sesuai dengan nilai kontrak dan akan
dipotong pengembalian uang muka 5% (lima persen) dari Nilai Prosentase Phisik Pekerjaan
terhadap nilai Uang Muka dan Retensi 5% (lima persen) dari tiap-tiap pembayaran.
3. Pembayaran ketiga :Retensi 5% (lima persen) dibayarkan kepada PIHAK KEDUA. 360 (Tiga
Ratus Enam Puluh) hari sejak Serah Terima Berita Acara II (Kedua),
PASAL 03
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
1. PIHAK KEDUA harus memulai Pekerjaan pada tanggal 28 April 2019 PIHAK KEDUA harus
menyelesaikan tahapan pekerjaan sesuai dengan petunjuk dan Time Schedule yang telah
disetujui PIHAK PERTAMA. Dalam jangka waktu tersebut PIHAK KEDUA diwajibkan pula
menyelesaikan seluruh pekerjaan, kecuali ada penundaan dari PIHAK PERTAMA.
PASAL 04
PEKERJAAN TAMBAH KURANG / PERUBAHAN PEKERJAAN
1. Pekerjaan tambah kurang yang timbul selama masa pelaksanaan dan yang telah mendapat
persetujuan tulis dari PIHAK PERTAMA, akan dibuatkan Berita Acara Perubahan Pekerjaan.
2. Nilai pekerjaan tambah kurang adalah didasarkan oleh harga penawaran dengan unit price
mengikat yang tertera didalam SPMK ini, jika tidak ada pekerjaan tersebut di dalam SPMK ini,
maka akan dilakukan negosiasi langsung pada saat adanya instruksi perubahan dari PIHAK
PERTAMA.
PASAL 05
SANKSI DAN DENDA
1. Jika PIHAK KEDUA tidak dapat menyelesaikan pekerjaan pemborongan sesuai dengan jangka
waktu pelaksanaan yang tercantum dalam Pasal 05 SPMK ini, maka untuk setiap hari
keterlambatan PIHAK KEDUA wajib membayar denda keterlambatan sebesar 1 0/00 (satu per
mil) per hari dari harga borongan, dengan maksimal denda sebesar 5% (lima persen) kepada
PIHAK PERTAMA.
2. Keterlambatan pekerjaan dikarenakan “keadaan” memaksa (Force Majeure) tidak dikenakan
denda dan PIHAK KEDUA wajib memberitahukan kepada PIHAK PERTAMA keadaan Force
Majeure secara tertulis.
3. Jika denda keterlambatan telah mencapai 5% (lima persen) atau PIHAK KEDUA tidak dapat
melaksanakan schedule pekerjaan yang telah disepakati bersama maka PIHAK PERTAMA
berhak mengalihkan kontrak ke PIHAK KETIGA dan selisih harga akan ditanggung PIHAK
KEDUA.
4. PIHAK KEDUA tidak diperkenankan mengalihkan pekerjaan pada PIHAK LAIN. Dan PIHAK
KEDUA tidak boleh menghentikan pekerjaan secara sepihak, baik dengan sengaja maupun tidak
sengaja, maupun dengan alasan PIHAK KEDUA tidak dapat memenuhi kesepakatan schedule
yang sudah tercantum di dalam SPMK ini tanpa alasan yang tidak jelas atau tidak dapat
dipertanggungjawabkan dan seandainya terjadi penghentian pekerjaan ini yang disebabkan oleh
masalah intern PIHAK KEDUA, maka segala resiko dan akibat dari kejadian ini, akan dibebankan
kepada PIHAK KEDUA. Jika PIHAK KEDUA tidak dapat memenuhi kendala diatas, maka PIHAK
PERTAMA akan menunjuk PIHAK KETIGA sebagai pengganti pekerjaan PIHAK KEDUA, dan
semua biaya akan dibebankan kepada PIHAK KEDUA. Jika PIHAK KEDUA tidak dapat
PASAL 06
KEAMANAN DAN KEBERSIHAN
1. PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA bersama – sama ikut bertanggung jawan atas keamanan
dan keselamatan kerja di dalam proyek. PIHAK KEDUA juga wajib menjaga agar pegawai dan
pekerjanya (buruh) tidak menimbulkan kesulitan / gangguan kepada penghuni persil di sekitarnya
PASAL 07
KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)
1. Yang dimaksud dengan Force Majeure adalah setiap peristiwa atau keadaan diluar kekuasaan
para pihak yang mengakibatkan pemenuhan suatu hak atau kewajiban tidak dapat dilaksanakan.
2. Apabila selama pelaksanaan pekerjaan terjadi Force Majeure, maka PIHAK KEDUA berhak
mendapatkan dari PIHAK PERTAMA penyesuaian jangka waktu pelaksanaan.
3. Yang digolongkan sebagai Force Majeure adalah :
4. Bencana alam seperti banjir, gempa bumi, tanah longsor, tanah patah, angin topan, hujan badai,
sambaran kilat atau petir.
5. Kebakaran, ledakan, tertimpa pesawat terbang atau benda – benda angkasa yang jatuh.
6. Pemogokan umum, huru – hara dan pemberontakan.
7. PIHAK KEDUA harus segera memberitahukan secara tertulis kepada PIHAK PERTAMA dalam
jangka waktu 7 (tujuh) hari sejak terjadinya Force Majeure.
8. Jika batas waktu dalam Pasal 6 ayat 3 itu dilampaui, maka hak untuk meminta pertimbangan
akibat Force Majeure tersebut akan hilang.
9. PIHAK PERTAMA akan menjawab secara tertulis kepada PIHAK KEDUA selambat – lambatnya
7 (tujuh) hari kalender setelah pemberitahuan ini diterima.
10. Bila dalam waktu 7 (tujuh) hari tersebut PIHAK PERTAMA tidak memberi jawaban, maka
dianggap bahwa PIHAK PERTAMA menyetujui adanya Force Majeure tersebut.
11. Force Majeure tidak dapat dijadikan alasan unuk pembatalan SPMK ini oleh masing – masing
pihak.
1. Masa pemeliharaan dihitung sejak tanggal Berita Acara Penyerahan Pertama dari PIHAK
KEDUA kepada PIHAK PERTAMA dalam keadaan baik dengan jangka waktu pemeliharaan
selama 100 ( Seratus ) hari.
2. Dalam masa pemeliharaan, pemeliharaan tetap menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA. Apabila
ada kerusakan – kerusakan selama masa pemeliharaan ini maka PIHAK KEDUA segera
mengadakan perbaikan / pembetulan dan penyempurnaan segala kekurangan, sehingga diterima
PIHAK PERTAMA, kecuali kerusakan akibat Force Majeure dan kerusakan akibat kesalahan
design PIHAK PERTAMA, bukan menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.
3. Setelah masa pemeliharaan berakhir dan perbaikan – perbaikan telah dilaksanakan maka
penyerahan kedua dilakukan oleh PIHAK KEDUA dengan Berita Acara Penyerahan Kedua
4. Apabila masa pemeliharaan telah berakhir dan terjadi kerusakan – kerusakan maka segala biaya
ini terjadi kerusakan atas instalasi maupun unit yang telah terpasang, maka PIHAK KEDUA wajib
memperbaiki atau mengganti barang / peralatan yang rusak tersebut.
5. Apabila pada masa jaminan / pemeliharaan sebagaimana tersebut dimaksud dalam Ayat 1 Pasal
ini terjadi kerusakan atas instalasi maupun unit yang telah terpasang, maka PIHAK KEDUA wajib
memperbaiki atau mengganti barang / peralatan yang rusak tersebut.
6. Apabila PIHAK KEDUA tidak melakukan usaha perbaikan atau penggantian barang / peralatan
yang rusak sebagaimana dimaksud Ayat 2 Pasal ini sebagaimana mestinya, maka PIHAK
PERTAMA akan menyerahkan pelaksanaan perbaikan atau penggantian barang / peralatan
dimaksud kepada PIHAK LAIN tanpa persetujuan terlebih dahulu pada PIHAK KEDUA. Dan
segala biaya yang diperlukan untuk perbaikan dan / atau penggantian barang / peralatan
sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 dan ayat 3 Pasal ini, menjadi tanggung jawab PIHAK
KEDUA.
PASAL 09
PEMUTUSAN SURAT PERJANJIAN
1. PIHAK PERTAMA sepakat untuk mengesampingkan Pasal 1266 dan 1267 KUHP dan berhak
memutusakan SPMK ini secara sepihak tanpa perlu meminta perantaraan Pengadilan atau
Lembaga Hukum lainnya dengan pemberitaan secara tertulis dalam waktu 7 (tujuh) hari
sebelumnya, setelah dilakukan peringatan peringatan tertulis 3 (tiga) kali berturut – turut dari
PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA, dalam hal PIHAK KEDUA melakukan kesalahan
salah satu tindakan di bawah ini:
2. Setelah 7 hari terhitung sejak jatuh tanggal mulai pelaksanaan pekerjaan pada Surat Perintah
Kerja, belum memulai pelaksanaan pekerjaan.
3. Setelah diadakan pemerikasaan di lapangan secara langsung atau tidak langsung ternyata
menurut wakil PIHAK PERTAMA di lapangan (Project Manager) dianggap dengan sengaja
memperlambat penyelesaian pekerjaan.
4. Melakukan pelanggaran terhadap ketentuan – ketentuan yang telah ditetapkan dalam SPMK ini.
5. Terjadi keterlambatan sehingga telah mencapai denda keterlambatan maksimum seperti
termasuk dalam Pasal V SPMK ini.
6. Menurut PIHAK PERTAMA tidak mungkin dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan Pasal
1 dan Pasal V dalam SPMK ini.
PASAL 10
PERSELISIHAN
1. Jika terjadi perselisihan atas SPMK ini. Maka kedua belah pihak sepakat untuk menyelesaikan
secara musyawarah untuk mufakat.
2. Jika perselisihan tidak dapat diselesaikan secara musyawarah maka akan diselesaikan oleh suatu
“Panitia Pendamai”, yang berfungsi secara juri atau wasit, yang dibentuk dan diangkat oleh Para
Pihak yang terdiri dari :
a.Seorang wakil dari PIHAK PERTAMA sebagai anggota
b.Seorang wakil dari PIHAK KEDUA sebagai angota dan
PASAL 11
HAL LAIN – LAIN
1. Apabila proyek ini ternyata berhenti (dikarenakan salah satu sebab dari Pihak Pemilik Proyek atau
proyek dihentikan karena diluar kelalaian PIHAK PERTAMA maupun PIHAK KEDUA) maka
SPMK ini dianggap batal dengan kondisi sebagai berikut :
2. Apabila proyek berhenti sebelum PIHAK KEDUA mensuplai barang dan PIHAK PERTAMA sudah
membayar lunas semua uang muka, maka PIHAK KEDUA harus mengembalikan biaya yang
sudah dikeluarkan oleh PIHAK KEDUA.
3. Apabila proyek berhenti setelah PIHAK PERTAMA membayar lunas semua uang muka dan
sebagian barang sudah dikirim dan dikerjakan, maka PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA akan
mengadakan perhitungan (berdasarkan barang yang sudah terkirim dan dikerjakan di lapangan)
PASAL 12
PENUTUP
SPMK ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) asli bermaterai dan mempunyai kekuatan hukum yang sama.
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA berjanji akan mematuhi Pasal demi Pasal dari SPMK ini. Hal
– hal yang belum diatur dalam SPMK ini akan dibuat sebagai addendum tertulis terhadap SPMK ini.
Addendum ini akan merupakan bagian yang mengikat dan tak terpisahkan dari SPMK ini.
Demikian SPMK ini ditandatangani setelah dibaca dan dimengerti isinya oleh PIHAK PERTAMA dan
PIHAK KEDUA pada hari dan tanggal tersebut dalam SPMK ini.
GUNARDI ………………………..
DIREKTUR DIREKTUR UTAMA