Anda di halaman 1dari 54

PERANCANGAN

PABRIK KIMIA

Haryo Goenawan Wibisono


Praktisi Mengajar – Universitas Bung Hatta
25 Oktober 2023 (Pertemuan ke -4)
AGENDA
Tanggal Materi Target

4-Oct-23 • Block Flow Diagram Memahami konsep dan


• Flowsheet dapat membuat dokumen
tsb
• Process Flow Diagram
• Material Selection Diagram

11-Oct-23 • P&ID Memahami konsep dan


• Line List dapat membuat dokumen
tsb
19-Oct-23 • Plot Plan Memahami konsep dan
• Equipment Layout mampu membuat design
• Equipment Setting Guideline

25-Oct-23 • Piping and Mechanical Consideration Memahami konsep dan


mampu membuat design
1-Nov-23 • Flow of Fluid on Pump, Compressor, etc Memahami konsep dan
mengidentifikasi
8-Nov-23 • Precommissioning and Start-Up Memahami konsep dan
mengidentifikasi
Sulphur gas to
Condenser

TUGAS PEKAN-3
From reflux Pump
C-402
MTBE Suplhur Column

From column
bottom pump

To MTBE Cooler
Sulphur gas to
Condenser

TUGAS PEKAN-3
From reflux Pump
C-402
MTBE Suplhur Column  Tugas Pekan-3 agar dikerjakan ulang, dengan memperhatikan
From column hal hal berikut :
bottom pump  Indikasi Control Valve termasuk isolasi dan bypass
 Indikasi Flow Element, Flow Transmitter dan Flow Control
FI  Indikasi Instrument agar dipastikan simbolnya, cukup gunakan symbol indicator
di lapangan atau DCS
LT
 P-403A/B, E-403A/B, dan V-404A/B masing masing jumlahnya ada dua, agar
dipastikan di P&ID juga ada dua (lihat contoh pompa di slide sebelum ini)
 Posisi inlet C-402 ada diatas tray 20, sedangkan posisi LG/LT/LC dan aliran
kembali dari E-403A/B ke C-402 ada dibawah tray 58
 PSV agar digambarkan, contoh gambar bisa mengacu ke tugas pekan-2
 Semua Equipment dan Instrumentasi yang ada di PFD agar digambarkan di P&ID

 Tugas dikumpulkan kembali Senin 30 Oktober 2023


To MTBE Cooler
MECHANICAL CONSIDERATION

 Seorang Process Engineer memiliki keterkaitan yang kuat dengan design Mechanical
untuk Equipment, dikarenakan banyak persyaratan proses yang digunakan oleh
Mechanical Engineer sebagai dasar untuk melakukan design
 Hal tersebut diatas seperti :
 Dimensi Equipment, seperti untuk Vessel, Tangki, Column, tetapi tidak untuk
Rotating Equipment seperti Pompa, Kompressor
 Kapasitas, baik dalam bentuk volume (seperti untuk Vessel & Tangki) maupun laju alir (seperti
untuk Pompa dan Kompressor)
 Material, umumnya koordinasi Proses dan Material Engineer
 Heat Duty, biasanya untuk Heat Exchanger
 Operating Pressure dan Temperature untuk semua tipe Equipment
 Design Pressure dan Temperature juga untuk semua tipe Equipment
 Process Requirement, seperti mutu air keluaran Water Treatment Package
 dan lain lain
MECHANICAL CONSIDERATION

 Salah satu input dari Process Engineer untuk Mechanical adalah Operating Pressure
dan Temperature, yaitu kondisi tekanan dan suhu pada saat normal operasi.
 Besaran operating pressure & temperature ini biasanya didapatkan dari simulasi
proses menggunakan simulator seperti AspenHysys atau Pro-II, dan juga dapat
dilihat di Heat and Material Balance.
 Besaran operating pressure dan temperature untuk aliran yang sama pada normal
operasi bisa terdiri dari beberapa nilai, jika ada lebih dari satu kasus yang
dipertimbangkan, misalnya
 Pada sistem dengan reaktor, ada kemungkinan tekanan di awal reaksi lebih rendah daripada
tekanan di akhir reaksi, lalu suhu di awal reaksi lebih tinggi dari akhir reaksi
 Contoh lainnya adalah penggunaan bahan yang berbeda dalam proses, misal ada case dengan
menggunakan LPG maupun Natural Gas

 Dari operating pressure & temperature tersebut, seorang Process Engineer akan
menentukan Design Pressure dan Temperature untuk menjadi basis design dari
mechanical engineer
MECHANICAL CONSIDERATION

 Jika ada beberapa kondisi normal operasi, maka yang diambil untuk penentuan
design adalah yang tertinggi
 Contoh :
 Kondisi-1 : Operating Press = 73.6 barg, Operating Temp = 199 C 
Kondisi-2 : Operating Press = 76.2 barg, Operating Temp = 185 C
Maka dalam kondisi diatas, nilai yang akan digunakan untuk menentukan
design pressure dan temperature adalah 76.2 barg dan 199 C  Design Pressure
adalah :
Pressure yang digunakan sebagai basis untuk perhitungan kekuatan mekanik
(strength calculation) dari suatu vessel. Design Pressure umumnya merupakan
operating pressure ditambahkan margin tertentu.
Penambahan margin seperti disebutkan diatas adalah tugas dari seorang
Process Engineer
 Design Temperature adalah :
MECHANICAL CONSIDERATION

Temperature yang digunakan sebagai basis untuk


Contoh Process Datasheet perhitungan kekuatan mekanik (strength calculation)
dari suatu vessel. Design Temperature umumnya
merupakan operating pressure ditambahkan margin
tertentu.
Operating Seperti halnya Design Pressure, penambahan margin
seperti disebutkan diatas adalah tugas dari seorang
Process Engineer
 Process Engineer akan memberikan input informasi
berupa Operating Pressure & Temperature serta
Design Pressure &
Design
Temperature dalam Process
Datasheets
DESIGN PRESSURE

 Tidak ada batasan yang tegas


disampaikan pada Code and
Standard seperti ASME Sec VIII
atau ASME B31.3 mengenai
penentuan margin antara Design
Pressure dan Operating Pressure
 Meskipun demikian, jika mengacu
ke API-520 Part I
(Sizing, Selection, and Installation
of Pressurerelieving Devices),
disampaikan bahwa Maximum
Operating Pressure diharapkan tidak
melebihi 90% dari Design Pressure
DESIGN PRESSURE

 Berikut adalah beberapa aturan yang biasa dipakai dalam penentuan Design
Pressure
Maximum Operating Pressure Design Pressure
(kg/cm2G) (kg/cm2G)
Equipment dan Piping untuk sistem diluar Pompa

• Dibawah Tekanan Atmosfer -1 (atau Full Vacuum FV)

• 0–3 3.5

• 3 – 80 Operating x 1.1

• > 80 Operating + 8
Storage Tank

• Atmosferik (fluida berupa air atau lebih ringan) Full of Water (0.1 x ketinggian
cairan)

• Atmosferik (fluida lebih berat dari air) Full of Liquid (0.1 x ketinggian
cairan x SG)
DESIGN PRESSURE

 Berikut adalah beberapa aturan yang biasa dipakai dalam penentuan Design
Pressure

Kondisi Design Pressure


(kg/cm2G )
Sistem Pompa dan Kompresor

• Centrifugal (Sisi suction


 max • = Design Pressure sumber Equipment +
suction pressure) Maximum Static Head di HLL

• Centrifugal (Sisi Discharge) • Max Suction Pressure + Max Differential


Pressure
dimana Max Differential Pressure = 1.3 x
Normal differential pressure (Head)

• Positive Displacement / • Mengikuti aturan di Sistem Non-Pompa


Reciprocating
Heat Exchanger (sisi tekanan yang lebih rendah < sisi tekanan tinggi / 1.3)

• Ada PSV untuk case tube failure• Mengikuti aturan di Sistem Non-Pompa
• Tidak ada PSV untuk case tube • Design Pressure sisi tekanan tinggi / 1.3
failure
DESIGN PRESSURE

 Contoh penentuan Design Pressure dari Operating Pressure (OP)


Maximum Operating Pressure Design Pressure (kg/cm2G)
(kg/cm2G)
• Vessel dengan OP 1.5 kg/cm2G 3.5 kg/cm2G
• Vessel dengan OP 2.5 kg/cm2G 3.5 kg/cm2G
• Kolom dengan OP 20 kg/cm2G (20 x 1.1) = 22 kg/cm2G
• Pipa dengan OP 70 kg/cm2G (70 x 1.1) = 77 kg/cm2G
• Vessel dengan OP 80 kg/cm2G (80 x 1.1) atau (80 + 8) = 88 kg/cm2G
• Pipa dengan OP 85 kg/cm2G (85 + 8) = 93 kg/cm2G
• Tangki Air dengan OP atmosferik dan Full of Water = 0.1 x 10 = 1 kg/cm2G
ketinggian tangki 10 meter
• Tangki Diesel dengan OP atmosferik dan Full of Water = 0.1 x 10 = 1 kg/cm2G
ketinggian tangki 10 meter (SG Diesel =
0.88)
DESIGN PRESSURE

• Tangki Asam Sulfat dengan OP atmosferik Full of Liquid = 0.1 x 10 x 1.8 = 1.8 kg/cm2G
dan ketinggian tangki 10 meter (SG Asam
Sulfat = 1.8)
 Contoh penentuan Design Pressure dari Operating Pressure (OP)
Maximum Operating Pressure Design Pressure (kg/cm2G)
(kg/cm2G)
• Centrifugal Pump dengan Max Suction 0.8 + (1.3 x 15) = 20.3 kg/cm2G
Pressure = 0.8 kg/cm2G dan Normal
differential pressure = 15 kg/cm2G
• Heat Exchanger dengan • Shell = 18 x 1.1 = 19.8 kg/cm2G
• Shell OP = 18 kg/cm2G • Tube = 20 x 1.1 = 22 kg/cm2G
• Tube OP = 20 kg/cm2G
• Heat Exchanger dengan • Shell = 10 x 1.1 = 11 kg/cm2G
• Shell OP = 10 kg/cm2G, ada PSV tube • Tube = 20 x 1.1 = 22 kg/cm2G
failure
• Tube OP = 20 kg/cm2G
• Heat Exchanger dengan • Shell = 22 / 1.3 = 17 kg/cm2G
DESIGN PRESSURE

• Shell OP = 10 kg/cm2G, tidak ada PSV • Tube = 20 x 1.1 = 22 kg/cm2G


tube failure
• Tube OP = 20 kg/cm2G
DESIGN TEMPERATURE

 Seperti halnya Design Pressure, untuk Design Temperature juga tidak ada batasan
yang jelas margin yang ditetapkan terhadap Operating Temperature
 Meskipun demikian, perlu dipastikan bahwa dalam menentukan Design
Temperature, sudah mempertimbangkan temperature dari fluida didalamnya,
temperature ambient, radiasi matahari, dan juga temperature media pemanas atau
pendingin
 Berikut adalah beberapa aturan yang biasa dipakai dalam penentuan Design
Temperature
Maximum Operating Temperature Maximum Design Temperature
(oC) (oC)

• Ambient / 0 – 45 C 60
o

• > 45 C Operating + 15
o
DESIGN TEMPERATURE

 Di sisi lain, Minimum Design Temperature juga perlu ditentukan dengan


pertimbangan di bawah ini, mana yang paling rendah :
 Minimum ambient temperature
 Normal operating temperature, jika beroperasi dibawah 0oC
 Minimum temperature akibat depressurization

 Contohnya, untuk operasi LNG umumnya temperature mencapai -160 oC. Dalam
hal ini, minimum design temperature bukan -160 oC + 15oC, melainkan -160oC
itu sendiri atau lebih rendah lagi.

 Biasanya minimum design temperature akan sangat mempengaruhi pemilihan


material, misalnya untuk operasi LNG diatas maka materialnya akan menggunakan
Stainless Steel, karena mampu menahan temperature hingga -198oC
DESIGN TEMPERATURE

 Contoh penentuan Design Temperature dari Operating Temperature (OT)


Maximum Operating Temperature Maximum Design Temperature
(oC) (oC)
• Vessel dengan OT = Ambient 60
• Vessel dengan OT = 30 60
• Pipa dengan OT = 50 50 + 15 = 65
• Pipa dengan OT = 325 325 + 15 = 340
Minimum Operating Temperature Minimum Design Temperature
(oC) (oC)
• Vessel dengan OT = -5 oC, minimum < -45 oC
ambient temperature = -45 oC, dan
depressuring temperature = -15 oC
• Vessel dengan OT = -160 oC, minimum < -160 oC
ambient temperature = 20 oC, dan
depressuring temperature = -155 oC
MAWP
 MAWP adalah Maximum Allowable Working Pressure
 Setelah menerima informasi kebutuhan Process requirement dari proses engineer
(seperti dimensi, operating P&T, design P&T, dsb), maka mechanical engineer
akan melakukan kalkulasi untuk menentukan design equipment, termasuk ketebalan
material yang digunakan.
 Dari perhitungan tersebut, maka mechanical engineer akan memilih material sesuai
dengan ketersediaan secara komersil di pasar. Terkadang material yang dipilih
memiliki ketebalan yang lebih dengan yang dihitung.
 Saat dihitung ulang, dari material yang dipilih, maka akan dapat dihitung tekanan
tertinggi yang dapat diterima oleh Equipment.
 Hal diatas yang disebut sebagai Maximum Allowable Working Pressure
 MAWP > Design Pressure
 Definisi MAWP menurut ASME Sec VIII Div-1 :
“The maximum gage pressure permissible at the top of a completed vessel in its normal
operating position at the designated coincident temperature for that pressure”

MAWP
 Contoh MAWP sebagai berikut :
 Design Pressure suatu vessel = 150 psi dengan design temperature 400oF.
Diameter vessel sendiri berukuran 20” dengan material shell nya adalah SA-106.
 Berdasarkan kalkulasi Mechanical Engineer, didapatkan kebutuhan ketebalan
material sebesar 0.154”.
 Berdasarkan ketersediaan material di pasaran, digunakanlah SA-106 dengan
ketebalan 0.25”.
 Dari ketebalan yang ada, maka dihitung ulang di seluruh bagian vessel untuk
tekanan yang bisa ditahan, dan
didapatkan MAWP
= 182 psi
SISTEM PRESSURE
 Design Pressure dari pipa dalam suatu sistem biasanya mengikuti design
pressure equipment sumbernya. OP = 43 kg/cm2G

OP = 44.5 kg/cm2G DP = 49.5 kg/cm2G

DP = 49.5 kg/cm2G
OP = 45 kg/cm2G

DP = 49.5 kg/cm2G
DP = 11 kg/cm2G DP = 11 kg/cm2G

DP = 49.5 kg/cm2G

OP = 10 kg/cm2G
Piping Engineer, berisi informasi dan spesifikasi
mengenai pipa dan komponen lainnya (seperti flange,
valve, elbow, tee, dll) pada kondisi pressure dan
temperature tertentu
 Data yang dibutuhkan dan diberikan oleh
PIPING MATERIAL SPECIFICATION

 Piping Material Specification dibuat oleh seorang


Process Engineer untuk setiap fluida
 Design Pressure
 Design Temperature
 Material dasar
 Line size terbesar
 Corrosion Allowance
PIPING MATERIAL SPECIFICATION

 Dari data yang diberikan process engineer,


piping engineer akan melakukan perhitungan
ketebalan pipa untuk berbagai ukuran diameter
dan untuk berbagai range pressure.

 Dari perhitungan diatas, piping engineer akan


menentukan ketebalan standar untuk masing-
masing diameter, umumnya disampaikan dalam
bentuk Schedule Number
PIPING MATERIAL SPECIFICATION

 Di beberapa perusahaan, piping material class disajikan dalam bentuk code sebagai berikut “X55Y” dengan
X menunjukkan Pressure Rating, 55 menunjukkan fluida proses yang ditangani, dan Y menunjukkan material
pipa yang digunakan

 Contoh untuk pressure rating :


A = ANSI Rating 150# B = ANSI Rating 300# C = ANSI Rating 600#

 Contoh untuk fluida proses :


11 = Cooling Water, Service Water, dll 15 = BFW, Steam, Nitrogen, Air
21 = Process line 25 = Caustic
 Contoh untuk material pipa :
A = Carbon Steel K = SS 304 L = SS 316L
PIPING MATERIAL SPECIFICATION

Contoh :
 A11A = 150# Carbon Steel
untuk CWS, CWR, dll
 A15A = 150# Carbon Steel
untuk AV, BW, dll
 B11K = 300# SS 304 untuk P,
LD
PIPING MATERIAL SPECIFICATION

 Untuk Piping Material Class A12D, maka spesifikasi pipa seperti diatas
 Untuk pipa ½” – 1 ½”, yang digunakan adalah pipa dengan schedule 80, sedangkan 2” – 14” schedule 40
 Diatas 14” tidak terdapat informasi, karena Process menyampaikan size terbesarnya 14”
INSULASI

PIPING MATERIAL SPECIFICATION

 Untuk Piping Material Class A12D, maka P-T rating seperti diatas
 Jika temperature operasi di 425 oC, maka pipa dapat menahan tekanan hingga 5.6 kg/cm2G
 Namun jika temperature operasi mencapai 480 oC, maka ketahanan pipa turun menjadi hanya 3.58 kg/cm2G

 P-T rating berbeda-beda untuk setiap Piping Material Class, contoh lain sbb untuk A11K
 Insulasi adalah lapisan material luar yang digunakan untuk membungkus pipa,
equipment, dll dengan tujuan tertentu

 Tujuan insulasi pada umumnya sebagai berikut :


 Konservasi Panas (Hot Insulation)
 Konservasi Dingin (Cold Insulation)
 Personnel Protection
 Noise, dll
INSULASI

HOT INSULATION
 Konservasi panas atau hot insulation pada dasarnya bertujuan untuk
mempertahankan panas dan temperature di dalam pipa, equipment, dll
 Umumnya kebutuhan untuk hot insulation ditentukanProcess
oleh Engineer
dengan mempertimbangkan temperature fluida di dalam pipa yang tidak
boleh mengalami penurunan, misalnya untukempertahankan
m lor,
ka
meminimalkan terjadinya kondensas
i, dll
 Material yang umum digunakan untuk hot insulation adalah : Calcium
Silicate, Ceramic Fiber, ataupun Mineral Fiber
INSULASI

COLD INSULATION
 Kebalikan dari hot insulation, tujuan
dari Cold Insulation adalah untuk
menjaga temperature dingin di dalam
pipa, equipment, dll, baik untuk cold
maupun cryogenic service (< -100 oC)
 Pipa dengan cold insulation banyak
ditemukan di pabrik LNG,
petrochemical, dll, karena produk yang
dihasilkan memiliki temperature
sangat rendah
 Material yang umum digunakan adalah
Celullar Urethane atau Mineral Fiber
Blanket PERSONNEL PROTECTION
INSULASI

 Personnel Protection (PP) adalah insulasi yang bertujuan untuk mencegah operator
atau personnel yang berada di pabrik terkena bahaya panas dari pipa, equipment,
dll
 PP tidak bertujuan untuk mengkonservasi panas di dalam pipa, sehingga pipa
dibiarkan tetap terbuka namun diperlukan adanya proteksi untuk perlindungan
operator
 Umumnya pipa, equipment, dll yang diberikan insulasi PP adalah yang memiliki
temperature fluida diatas 60oC.
 PP hanya dikenakan untuk pipa yang dapat diakses oleh operator atau personel
lainnya, tidak untuk semua bagian pipa. Sebaliknya Hot dan Cold insulation harus
dikenakan untuk semua bagian pipa, equipment, yang membutuhkan konservasi.
 Material untuk PP umumnya sama dengan material untuk insulasi panas, namun
dapat juga menggunakan penghalang seperti metal sheet PERSONNEL
PROTECTION
INSULASI
INSULASI

NOISE
 Noise atau Acoustic insulation bertujuan untuk meredam suara tinggi yang muncul
dari dalam pipa atau equipment (> 80 dB), umumnya dikarenakan oleh velocity
yang tinggi di dalam pipa, aliran dua fasa, penurunan tekanan yang besar di area
Control Valve, dll
 Seperti halnya insulasi PP, dalam insulasi untuk noise juga tidak seluruh panjang
pipa, equipment, dll perlu diberikan insulasi, cukup di bagian yang secara
kalkulasi memang menghasilkan noise yang tinggi.
 Materia yang digunakan bisa berupa lead sheet atau mineral wool
INSULASI
INSULASI
 Contoh table penentuan
insulation thickness untuk
service “Hot Insulation”

 Misalnya pipa berukuran


16” dengan temperature
fluida 200oC, maka
dibutuhkan hot insulation
dengan ketebalan 75 mm
INSULASI
HEAT TRACING

 Seperti halnya Insulasi, Heat Tracing juga


memiliki fungsi untuk mempertahankan panas di
dalam pipa
 Bedanya, pada heat tracing terjadi pertukaran
panas antara tracer dengan fluida di dalam pipa
 Beberapa tujuan Heat Tracing :
 Mencegah fluida di dalam pipa mengendap
dikarenakan ambient temperature yang
rendah
 Mempertahankan viskositas fluida
 Mencegah fluida membeku di dalam pipa
 Setelah dipasang tracer di pipa, maka umumnya
pipa akan dipasang insulasi kembali
HEAT TRACING
 Umumnya ada dua tipe heat tracing yang digunakan di pabrik/industri kimia, yaitu (1) Steam Tracing, dan
(2) Electrical Tracing
 Jika steam tracing, umumnya menggunakan tubing ½” untuk dililitkan ke pipa, namun untuk electrical tracing yang
digunakan adalah kabel pemanas
Steam Tracing VS Electrical Tracing

HP/MP/LP Steam yang ada di Pabrik Sumber Tenaga Listrik

½” Copper Tubing Tracer Kabel Pemanas

• Dapat dengan mudah diperoleh di Pabrik Kelebihan • Dapat digunakan dengan compact pada pipa,
yang memiliki Boiler sehingga heat loss sangat minim
• Biaya operasi lebih rendah • Range temperature lebih variative
• Kondensat yang terbentuk dapat digunakan • Dapat dikontrol
kembali • Instalasi dan pemasangan mudah
• Pemasangan lebih sulit dan lebih mahal Kekurangan • Biaya maintenance lebih tinggi
• Kurang efektif untuk pipa yang panjang • Jika ada bahan yang mudah terbakar, maka akan
• Memerlukan insulasi tambahan lebih berbahaya
• Distribusi panas tidak merata • Ada resiko terjadi overheating sistem jika tidak
dimonitor dengan baik
RELIEF SYSTEM

 Relief system atau bisa disebut juga Flare system, adalah sistem yang digunakan
pada pabrik/industri kimia untuk membuang fluida secara aman ke lingkungan
melalui Flare Header lalu menuju Flare Stack
 Umumnya yang termasuk relief system adalah keluaran dari PSV, Blowdown Valve,
Pressure Control Valve, dll, yang memang berfungsi sebagai sistem safety di pabrik
dengan membuang tekanan berlebih ke lingkungan
RELIEF SYSTEM

 Beberapa pertimbangan yang diperlukan dalam design sistem perpipaan untuk Relief
System
 PSV diletakkan di elevasi yang lebih tinggi dari flare header
 Lokasi PSV harus sedemikian rupa sehingga pipa inlet nya bisa sependek
mungkin dan self-drained ke arah equipment
RELIEF SYSTEM

 Pipa outlet PSV di-design dengan slope dan no-pocket sehingga dapat didrain ke
arah flare header, agar jika ada cairan yang terkondensasi tidak akan
menghalangi PSV
 Flare header pun juga sama, harus di-design dengan slope dan nopocket sehingga
jika ada kondensasi akan mengalir terus ke Flare KO Drum.
 Sebaliknya, gas keluaran Flare KO Drum yang akan dibakar di flare stack harus
di-design dengan slope dan no-pocket yang mengalir balik ke Flare KO Drum,
untuk memastikan tidak ada cairan atau liquid yang ikut terbakar di Flare Stack
RELIEF SYSTEM

Vessel with PSV

Flare Header

Flare Stack

Flare KO Drum
UTILITY STATION
 Utility Station disediakan di berbagai lokasi pabrik untuk memberikan supply
sistem utilitas, seperti Steam, Water, Air dan Nitrogen.
 Jumlah utility station ditentukan sedemikian rupa sehingga seluruh equipment yang
ada di pabrik dapat dijangkau oleh setidaknya satu utility station dengan
menggunakan selang sepanjang 15 meter
 Utility station juga dapat disediakan di berbagai
elevasi dan platform untuk mencakup seluruh
equipment yang ada diatas struktur
 Umumnya utility station dipasang di depan kolom
pipe-rack, yang digunakan juga sebagai support dari
station tersebut
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai