PABRIK KIMIA
TUGAS PEKAN-3
From reflux Pump
C-402
MTBE Suplhur Column
From column
bottom pump
To MTBE Cooler
Sulphur gas to
Condenser
TUGAS PEKAN-3
From reflux Pump
C-402
MTBE Suplhur Column Tugas Pekan-3 agar dikerjakan ulang, dengan memperhatikan
From column hal hal berikut :
bottom pump Indikasi Control Valve termasuk isolasi dan bypass
Indikasi Flow Element, Flow Transmitter dan Flow Control
FI Indikasi Instrument agar dipastikan simbolnya, cukup gunakan symbol indicator
di lapangan atau DCS
LT
P-403A/B, E-403A/B, dan V-404A/B masing masing jumlahnya ada dua, agar
dipastikan di P&ID juga ada dua (lihat contoh pompa di slide sebelum ini)
Posisi inlet C-402 ada diatas tray 20, sedangkan posisi LG/LT/LC dan aliran
kembali dari E-403A/B ke C-402 ada dibawah tray 58
PSV agar digambarkan, contoh gambar bisa mengacu ke tugas pekan-2
Semua Equipment dan Instrumentasi yang ada di PFD agar digambarkan di P&ID
Seorang Process Engineer memiliki keterkaitan yang kuat dengan design Mechanical
untuk Equipment, dikarenakan banyak persyaratan proses yang digunakan oleh
Mechanical Engineer sebagai dasar untuk melakukan design
Hal tersebut diatas seperti :
Dimensi Equipment, seperti untuk Vessel, Tangki, Column, tetapi tidak untuk
Rotating Equipment seperti Pompa, Kompressor
Kapasitas, baik dalam bentuk volume (seperti untuk Vessel & Tangki) maupun laju alir (seperti
untuk Pompa dan Kompressor)
Material, umumnya koordinasi Proses dan Material Engineer
Heat Duty, biasanya untuk Heat Exchanger
Operating Pressure dan Temperature untuk semua tipe Equipment
Design Pressure dan Temperature juga untuk semua tipe Equipment
Process Requirement, seperti mutu air keluaran Water Treatment Package
dan lain lain
MECHANICAL CONSIDERATION
Salah satu input dari Process Engineer untuk Mechanical adalah Operating Pressure
dan Temperature, yaitu kondisi tekanan dan suhu pada saat normal operasi.
Besaran operating pressure & temperature ini biasanya didapatkan dari simulasi
proses menggunakan simulator seperti AspenHysys atau Pro-II, dan juga dapat
dilihat di Heat and Material Balance.
Besaran operating pressure dan temperature untuk aliran yang sama pada normal
operasi bisa terdiri dari beberapa nilai, jika ada lebih dari satu kasus yang
dipertimbangkan, misalnya
Pada sistem dengan reaktor, ada kemungkinan tekanan di awal reaksi lebih rendah daripada
tekanan di akhir reaksi, lalu suhu di awal reaksi lebih tinggi dari akhir reaksi
Contoh lainnya adalah penggunaan bahan yang berbeda dalam proses, misal ada case dengan
menggunakan LPG maupun Natural Gas
Dari operating pressure & temperature tersebut, seorang Process Engineer akan
menentukan Design Pressure dan Temperature untuk menjadi basis design dari
mechanical engineer
MECHANICAL CONSIDERATION
Jika ada beberapa kondisi normal operasi, maka yang diambil untuk penentuan
design adalah yang tertinggi
Contoh :
Kondisi-1 : Operating Press = 73.6 barg, Operating Temp = 199 C
Kondisi-2 : Operating Press = 76.2 barg, Operating Temp = 185 C
Maka dalam kondisi diatas, nilai yang akan digunakan untuk menentukan
design pressure dan temperature adalah 76.2 barg dan 199 C Design Pressure
adalah :
Pressure yang digunakan sebagai basis untuk perhitungan kekuatan mekanik
(strength calculation) dari suatu vessel. Design Pressure umumnya merupakan
operating pressure ditambahkan margin tertentu.
Penambahan margin seperti disebutkan diatas adalah tugas dari seorang
Process Engineer
Design Temperature adalah :
MECHANICAL CONSIDERATION
Berikut adalah beberapa aturan yang biasa dipakai dalam penentuan Design
Pressure
Maximum Operating Pressure Design Pressure
(kg/cm2G) (kg/cm2G)
Equipment dan Piping untuk sistem diluar Pompa
• 0–3 3.5
• 3 – 80 Operating x 1.1
• > 80 Operating + 8
Storage Tank
• Atmosferik (fluida berupa air atau lebih ringan) Full of Water (0.1 x ketinggian
cairan)
• Atmosferik (fluida lebih berat dari air) Full of Liquid (0.1 x ketinggian
cairan x SG)
DESIGN PRESSURE
Berikut adalah beberapa aturan yang biasa dipakai dalam penentuan Design
Pressure
• Ada PSV untuk case tube failure• Mengikuti aturan di Sistem Non-Pompa
• Tidak ada PSV untuk case tube • Design Pressure sisi tekanan tinggi / 1.3
failure
DESIGN PRESSURE
• Tangki Asam Sulfat dengan OP atmosferik Full of Liquid = 0.1 x 10 x 1.8 = 1.8 kg/cm2G
dan ketinggian tangki 10 meter (SG Asam
Sulfat = 1.8)
Contoh penentuan Design Pressure dari Operating Pressure (OP)
Maximum Operating Pressure Design Pressure (kg/cm2G)
(kg/cm2G)
• Centrifugal Pump dengan Max Suction 0.8 + (1.3 x 15) = 20.3 kg/cm2G
Pressure = 0.8 kg/cm2G dan Normal
differential pressure = 15 kg/cm2G
• Heat Exchanger dengan • Shell = 18 x 1.1 = 19.8 kg/cm2G
• Shell OP = 18 kg/cm2G • Tube = 20 x 1.1 = 22 kg/cm2G
• Tube OP = 20 kg/cm2G
• Heat Exchanger dengan • Shell = 10 x 1.1 = 11 kg/cm2G
• Shell OP = 10 kg/cm2G, ada PSV tube • Tube = 20 x 1.1 = 22 kg/cm2G
failure
• Tube OP = 20 kg/cm2G
• Heat Exchanger dengan • Shell = 22 / 1.3 = 17 kg/cm2G
DESIGN PRESSURE
Seperti halnya Design Pressure, untuk Design Temperature juga tidak ada batasan
yang jelas margin yang ditetapkan terhadap Operating Temperature
Meskipun demikian, perlu dipastikan bahwa dalam menentukan Design
Temperature, sudah mempertimbangkan temperature dari fluida didalamnya,
temperature ambient, radiasi matahari, dan juga temperature media pemanas atau
pendingin
Berikut adalah beberapa aturan yang biasa dipakai dalam penentuan Design
Temperature
Maximum Operating Temperature Maximum Design Temperature
(oC) (oC)
• Ambient / 0 – 45 C 60
o
• > 45 C Operating + 15
o
DESIGN TEMPERATURE
Contohnya, untuk operasi LNG umumnya temperature mencapai -160 oC. Dalam
hal ini, minimum design temperature bukan -160 oC + 15oC, melainkan -160oC
itu sendiri atau lebih rendah lagi.
MAWP
Contoh MAWP sebagai berikut :
Design Pressure suatu vessel = 150 psi dengan design temperature 400oF.
Diameter vessel sendiri berukuran 20” dengan material shell nya adalah SA-106.
Berdasarkan kalkulasi Mechanical Engineer, didapatkan kebutuhan ketebalan
material sebesar 0.154”.
Berdasarkan ketersediaan material di pasaran, digunakanlah SA-106 dengan
ketebalan 0.25”.
Dari ketebalan yang ada, maka dihitung ulang di seluruh bagian vessel untuk
tekanan yang bisa ditahan, dan
didapatkan MAWP
= 182 psi
SISTEM PRESSURE
Design Pressure dari pipa dalam suatu sistem biasanya mengikuti design
pressure equipment sumbernya. OP = 43 kg/cm2G
DP = 49.5 kg/cm2G
OP = 45 kg/cm2G
DP = 49.5 kg/cm2G
DP = 11 kg/cm2G DP = 11 kg/cm2G
DP = 49.5 kg/cm2G
OP = 10 kg/cm2G
Piping Engineer, berisi informasi dan spesifikasi
mengenai pipa dan komponen lainnya (seperti flange,
valve, elbow, tee, dll) pada kondisi pressure dan
temperature tertentu
Data yang dibutuhkan dan diberikan oleh
PIPING MATERIAL SPECIFICATION
Di beberapa perusahaan, piping material class disajikan dalam bentuk code sebagai berikut “X55Y” dengan
X menunjukkan Pressure Rating, 55 menunjukkan fluida proses yang ditangani, dan Y menunjukkan material
pipa yang digunakan
Contoh :
A11A = 150# Carbon Steel
untuk CWS, CWR, dll
A15A = 150# Carbon Steel
untuk AV, BW, dll
B11K = 300# SS 304 untuk P,
LD
PIPING MATERIAL SPECIFICATION
Untuk Piping Material Class A12D, maka spesifikasi pipa seperti diatas
Untuk pipa ½” – 1 ½”, yang digunakan adalah pipa dengan schedule 80, sedangkan 2” – 14” schedule 40
Diatas 14” tidak terdapat informasi, karena Process menyampaikan size terbesarnya 14”
INSULASI
Untuk Piping Material Class A12D, maka P-T rating seperti diatas
Jika temperature operasi di 425 oC, maka pipa dapat menahan tekanan hingga 5.6 kg/cm2G
Namun jika temperature operasi mencapai 480 oC, maka ketahanan pipa turun menjadi hanya 3.58 kg/cm2G
P-T rating berbeda-beda untuk setiap Piping Material Class, contoh lain sbb untuk A11K
Insulasi adalah lapisan material luar yang digunakan untuk membungkus pipa,
equipment, dll dengan tujuan tertentu
HOT INSULATION
Konservasi panas atau hot insulation pada dasarnya bertujuan untuk
mempertahankan panas dan temperature di dalam pipa, equipment, dll
Umumnya kebutuhan untuk hot insulation ditentukanProcess
oleh Engineer
dengan mempertimbangkan temperature fluida di dalam pipa yang tidak
boleh mengalami penurunan, misalnya untukempertahankan
m lor,
ka
meminimalkan terjadinya kondensas
i, dll
Material yang umum digunakan untuk hot insulation adalah : Calcium
Silicate, Ceramic Fiber, ataupun Mineral Fiber
INSULASI
COLD INSULATION
Kebalikan dari hot insulation, tujuan
dari Cold Insulation adalah untuk
menjaga temperature dingin di dalam
pipa, equipment, dll, baik untuk cold
maupun cryogenic service (< -100 oC)
Pipa dengan cold insulation banyak
ditemukan di pabrik LNG,
petrochemical, dll, karena produk yang
dihasilkan memiliki temperature
sangat rendah
Material yang umum digunakan adalah
Celullar Urethane atau Mineral Fiber
Blanket PERSONNEL PROTECTION
INSULASI
Personnel Protection (PP) adalah insulasi yang bertujuan untuk mencegah operator
atau personnel yang berada di pabrik terkena bahaya panas dari pipa, equipment,
dll
PP tidak bertujuan untuk mengkonservasi panas di dalam pipa, sehingga pipa
dibiarkan tetap terbuka namun diperlukan adanya proteksi untuk perlindungan
operator
Umumnya pipa, equipment, dll yang diberikan insulasi PP adalah yang memiliki
temperature fluida diatas 60oC.
PP hanya dikenakan untuk pipa yang dapat diakses oleh operator atau personel
lainnya, tidak untuk semua bagian pipa. Sebaliknya Hot dan Cold insulation harus
dikenakan untuk semua bagian pipa, equipment, yang membutuhkan konservasi.
Material untuk PP umumnya sama dengan material untuk insulasi panas, namun
dapat juga menggunakan penghalang seperti metal sheet PERSONNEL
PROTECTION
INSULASI
INSULASI
NOISE
Noise atau Acoustic insulation bertujuan untuk meredam suara tinggi yang muncul
dari dalam pipa atau equipment (> 80 dB), umumnya dikarenakan oleh velocity
yang tinggi di dalam pipa, aliran dua fasa, penurunan tekanan yang besar di area
Control Valve, dll
Seperti halnya insulasi PP, dalam insulasi untuk noise juga tidak seluruh panjang
pipa, equipment, dll perlu diberikan insulasi, cukup di bagian yang secara
kalkulasi memang menghasilkan noise yang tinggi.
Materia yang digunakan bisa berupa lead sheet atau mineral wool
INSULASI
INSULASI
Contoh table penentuan
insulation thickness untuk
service “Hot Insulation”
• Dapat dengan mudah diperoleh di Pabrik Kelebihan • Dapat digunakan dengan compact pada pipa,
yang memiliki Boiler sehingga heat loss sangat minim
• Biaya operasi lebih rendah • Range temperature lebih variative
• Kondensat yang terbentuk dapat digunakan • Dapat dikontrol
kembali • Instalasi dan pemasangan mudah
• Pemasangan lebih sulit dan lebih mahal Kekurangan • Biaya maintenance lebih tinggi
• Kurang efektif untuk pipa yang panjang • Jika ada bahan yang mudah terbakar, maka akan
• Memerlukan insulasi tambahan lebih berbahaya
• Distribusi panas tidak merata • Ada resiko terjadi overheating sistem jika tidak
dimonitor dengan baik
RELIEF SYSTEM
Relief system atau bisa disebut juga Flare system, adalah sistem yang digunakan
pada pabrik/industri kimia untuk membuang fluida secara aman ke lingkungan
melalui Flare Header lalu menuju Flare Stack
Umumnya yang termasuk relief system adalah keluaran dari PSV, Blowdown Valve,
Pressure Control Valve, dll, yang memang berfungsi sebagai sistem safety di pabrik
dengan membuang tekanan berlebih ke lingkungan
RELIEF SYSTEM
Beberapa pertimbangan yang diperlukan dalam design sistem perpipaan untuk Relief
System
PSV diletakkan di elevasi yang lebih tinggi dari flare header
Lokasi PSV harus sedemikian rupa sehingga pipa inlet nya bisa sependek
mungkin dan self-drained ke arah equipment
RELIEF SYSTEM
Pipa outlet PSV di-design dengan slope dan no-pocket sehingga dapat didrain ke
arah flare header, agar jika ada cairan yang terkondensasi tidak akan
menghalangi PSV
Flare header pun juga sama, harus di-design dengan slope dan nopocket sehingga
jika ada kondensasi akan mengalir terus ke Flare KO Drum.
Sebaliknya, gas keluaran Flare KO Drum yang akan dibakar di flare stack harus
di-design dengan slope dan no-pocket yang mengalir balik ke Flare KO Drum,
untuk memastikan tidak ada cairan atau liquid yang ikut terbakar di Flare Stack
RELIEF SYSTEM
Flare Header
Flare Stack
Flare KO Drum
UTILITY STATION
Utility Station disediakan di berbagai lokasi pabrik untuk memberikan supply
sistem utilitas, seperti Steam, Water, Air dan Nitrogen.
Jumlah utility station ditentukan sedemikian rupa sehingga seluruh equipment yang
ada di pabrik dapat dijangkau oleh setidaknya satu utility station dengan
menggunakan selang sepanjang 15 meter
Utility station juga dapat disediakan di berbagai
elevasi dan platform untuk mencakup seluruh
equipment yang ada diatas struktur
Umumnya utility station dipasang di depan kolom
pipe-rack, yang digunakan juga sebagai support dari
station tersebut
THANK YOU