Anda di halaman 1dari 3

Jurnal Samudra Geografi

Vol. 02 No.01 (2019)


Available at https://ejurnalunsam.id/index.php/jsg/article/view/1807

KEADAAN SOSIAL DI DESA TERPENCIL GAMPONG TELAGA


TUJUH (PUSONG)
Rifany Utami Purba
Pendidikan Geografi, FKIP, Universitas Samudra, Langsa, Indonesia
rifanyutamipurba437@gmail.com

INFO ARTIKEL ABSTRAK


Riwayat Artikel : Abstract: This study aims to find out how the physical factors that
include; topography and location of the village as well as non-physical
Dikirim : 12-09-2018
Disetujui : 06-12-2018
factors including: livelihood, education and infrastructure. That caused
Diterbitkan : 20-01-2019 the village of Gampong Telaga Tujugh to be a lagging village. The
study population was conducted in Desa Gampong Telaga Tujuh. The
result of the research showed that the cause of Gampong Telaga Tujuh
Kata Kunci : became the underdeveloped village influenced by: (1) physical
Gampong Telaga Tujuh, condition, (a) the village is a remote island area in Langsa City whose
Desa Terpencil,Keadaan
area is surrounded by sea so that condition makes the society livelihood
Fisik dan Non Fisik.
in maritime midwife, fish, fishermen and others. (2) non-physical
condition, (a) the level of education is still low, most people only
graduated from elementary and junior high school, so they have not
been able to utilize the natural resources well, (b) the livelihood of the
people still use the sea as a source of daily necessities.

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana faktor


fisik yang meliputi ; topografi dan letak desa serta faktor non fisik yang
meliputi: mata pencaharian, pendidikan dan saran-prasarana. Yang
menyebabkan desa Gampong Telaga Tujugh menjadi desa tertinggal.
Populasi penelitian dilakukan di Desa Gampong Telaga Tujuh. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa yang menyebabkan Gampong Telaga
Tujuh menjadi desa tertinggal dipengaruhi oleh : (1) kondisi fisik, (a)
desa merupakan daerah pulau terpencil di Kota Langsa yang daerahnya
dikelilingi oleh lautan sehingga kondisi tersebut membuat masyarakat
bermata pencaharian dalam bidan kelautan sepert, tambak ikan, nelayan
dan lain lain. (2) kondisi non fisik, (a) tingkat pendidikan tergolong
masih rendah, kebanyakan masyarakat hanya tamatan SD dan SMP,
sehingga belum dapat memanfaatkan sumber daya alam dengan baik,
(b) mata pencaharian penduduk masih memanfaatkan laut sebagai
sumber kebutuhan sehari-hari.

PENDAHULUAN minimum yang ditetapkan atas kebutuhan


Desa tertinggal adalah kondisi suatu wilayah pangan bagi orang yang bekerja belum cukup
yang potensi desa, keadaan perumahan dan dan hidup sehat yang di hitung berdasarkan
lingkungan, serta keadaan penduduk desa pada atas kebutuhan beras dan kebutuhan gizi.
umumnya perlu mendapat bantuan (Biro Pusat Dikatakan masyarakat miskin bila
Statistik,1994). Perlunya mendapat bantuan penduduk sebagian yang tinggal di desa
karena tingkat kehidupan masyarakat masih tersebut umumnya miskin, maka dikatakan
berada di bawah standart kebutuhan hidup desa tersebut desa miskin (Sajogyo, 1987).

16
Jurnal Samudra Geografi
Vol. 02 No.01 (2019)
Available at https://ejurnalunsam.id/index.php/jsg/article/view/1807

Jadi, kemiskinan dan desa tertinggal tidak c. Mata pencaharian adalah jenis pekerjaan
selamanya masyarakatnya miskin tetapi yang menuntut kerjasama dan tidak terlepas
masyarakat sudah tentu terdapat di desa dari masyarakat.
tertinggal. d. Pendidikan yang dimaksud adalah
Gampong Telaga Tujuh (Pusong) pendidikan orang dittinjau dari tingkat
merupakan bagian dari Kota Langsa. Daerah pendidikan formal, yaitu dari Sekolah
desa ini merupakan kawasan pulau terpencil Menengah Pertama, Sekolah Menengah
yang daerahnya dikelilingi oleh laut sehingga Atas dan perguruan tinggi.
mata pencaharian penduduk sebagian besar
sebagai nelayan. Kondisi masyarakat dapat Populasi dalam penelitian in yaitu
dilihat dari beberapa faktor seperti mata warga desa Gampong Telaga Tujuh (Pusong).
pencaharian, tingkat pendidikan, faktor alam Alat pengumpulan data dalam penelitian yaitu
dan sebagainya. Kondisi sosial dipengaruhi angket pertanyaan dan Observasi.
oleh kondisi lingkungan fisik yang ada di Setelah data yang diperlukan telah
wilayah tersebut. terkumpul, dilanjutkan dengan mengelola data.
Identifikasi masalah yang terdapat Metode yang digunakan adalah metode
dalam penelitian ini didefinisikan: deskriptif kualitatif yaitu dengan
a. Potensi yang dimiki desa dalam kaitannya mempresentasikan data-data yang diperoleh
dengan pertumbuhan dan perkembangan berdasarkan hasil pertanyaan dan pengamatan
desa Talaga Tujuh (Pusong). secara langsung.
b. Faktor fisik dan non fisik yang yang
mempengaruhi desa Telaga Tujuh
(Pusong). HASIL DAN PEMBAHASAN
c. Prasarana dan sarana dalam kaitannya Hasil penelitian ini diperoleh dari hasil
dengan perkembangan dan pembangunan penelitian lapangan. Untuk lebih mengetahui
desa. secara rinci tentang kondisi geografis Desa
Telaga Tujuh (Pusong).
Melihat banyaknya permasalahan
yang terdapat pada latar belakang dari Kondisi Fisik
idenntifikasi masalah, maka penelitian ini Gampong Telaga Tujuh (Pusong) berada di
perlu dibatasi agar tidak terlalu luas dan lebih wilayah Kecamatan Langsa Barat, Kota
fokus. Penelitian ini mengangkat Langsa, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
permasalahan tentang bagaimana kondisi Terletak pada 04° 24' 35,08”-04°33'47,03” LU
geografis yaitu faktor fisik (letak, luas dan dan 97°55'16,22”-98°04'42,16” BT. Batas
lain-lain), serta faktor non fisik (pendidikan, wilayah Gampong Telaga Tujuh (Pusong)
pekerjaan dan lain-lain) yang menyebabkan adalah sebagai berikut: Sebelah barat
desa menjadi tertinggal. berbatasan dengan Kuala Langsa, Sebelah
utara berbatasan dengan Gampong Langsa
METODE PENELITIAN Lama, Sebelah timur berbatasan dengan
Adapun yang menjadi lokasi penelitian ini Gampong Manyak Pahed (Kabupaten Aceh
adalah Desa Telaga Tujuh (Pusong) yang Tamiang), Sebelah selatan berbatasan dengan
merupakan desa terpencil yang di kelilingi laut Selat Malaka.
yang beradah di Kota Langsa. Gampong Telaga Tujuh (Pusong)
Definisi operasional dibuat untuk adalah sebuah pulau kecil yang terdapat di
menghindari kesalahpahaman dalam Kota Langsa dengan luas 250 hektar atau
penafsiran terhadap variabel yang diteliti : sekitar 3,68% dari luas total Kota Langsa.
a. Topografi adalah kemiringan wilayah Tinggi dataran kurang lebih 10 m²/mil.
sampel tempat gambaran kondisi
wilayah/daerah. Kondisi Non Fisik
b. Letak adalah keadaan posisi wilayah Pada tahun 2007, Penduduk Gampong Telaga
sample dinilai berdasarkan kestrategian Tujuh (Pusong) tercatat berjumlah 2.883 jiwa.
daerah untuk di kembangkan. Laki-laki berjumlah 1.497 jiwa (51,93%)

17
Jurnal Samudra Geografi
Vol. 02 No.01 (2019)
Available at https://ejurnalunsam.id/index.php/jsg/article/view/1807

sedangkan perempuan berjumlah 1.386 jiwa merupakan desa yang dikelilingi oleh
(48,07%) denga kepala keluarga 583 KK. lautan.
Mata pencaharian penduduk di Gampong b. Topografi dan letak wilayah
Telaga Tujuh pada umumnya adalah sebagai mempengaruhi terjadinya desa tertinggal
nelayan dan hanya sebagian kecil yang PNS, di Gampong Telaga Tujuh. Faktor sarana
berdagang atau menjadi jasa transportasi dan prasaran menjadi salah satu faktor
penyebrangan. penghambat desa ini menjadi desa
Gampong Telaga Tujuh (Pusong) tertinggal.
hanya terdapat PAUD, SD, dan SMP. Jadi, c. Mata pencaharaian penduduk sebagian
jika kita ingin melanjutkan pendidikan yang besar pada sektor ke lautan karena
lebih tinggi lagi, kita harus pergi ke Kota. dipengaruhi oleh lokasi desa Gampong
Tingkat pendidikan di Gampong Telaga Tujuh Telaga Tujuh,
(Pusong) terbilang masih rendah karena d. Tingkat pendidikan di desa Gampong
kebanyakan hanya tamat SD atau tamat SMP. Telaga Tujuh tergolong masih rendah
Sarana di pulau Pusong atau Gampong Telaga karena mayoritas penduduk hanya tamatan
Tujuh sudah cukup memadai, seperti listrik, SD dan SMP.
air, tempat ibadah, gedung sekolah; PAUD,
SD dan SMP, dan lain-lain. REKOMENDASI
Para penduduk yang bertempat tinggal Diharapkan desa Pusong mendapat perhatian
pada umumnya adalah penduduk asli dari lebih terutama dalam hal pendidikan sehingga
Gampong Telaga Tujuh yang dari lahir dapat meningkatkan taraf hidup
samapai besar disana dan menikah dengan masyarakatnya.
penduduk setempat juga sehingga dapat
disimpulkan mayoritas penduduk Gampong UCAPAN TERIMA KASIH
Telaga Tujuh (Pusong) adalah satu keturunan. Terimakasih peneliti ucapkan kepada program
Pulau Telaga Tujuh (Pusong) merupakan studi pendidikan geografi yang telah
pulau kecil yang sangat langka dan di anggap membimbing dalam penelitian sehingga
kramat oleh penduduk setempat. Pulau ini penelitian ini dapat berjalan dengan lancar.
sangat indah untuk dijadikan wisata bahari
dengan keindahan hutan bakau yang hijau dan DAFTAR PUSTAKA
pantai pasir putih.
Marlina Sitompul dan Refina Situmorang. 2010.
SIMPULAN Keadaan Sosial Ekonomi di Desa Terpencil
Adapun kesimpulan yang dapat Kecamatan Stabat. Universitas Negeri
diambil dari penelitian yang telah dilakukan Medan. Jurnal Geografi Vol.2 No.2
selama di lapangan, yaitu: Samsidar. 2018. “wawancara kuesioner Geografi
Sosial Desa Pusong”. Gampong Telaga
a. Desa penelitian berada di Kota Langsa
Tujuh (Pusong).
yaitu Gampon Telaga Tujuh yang

18

Anda mungkin juga menyukai