Sistem Kompleks
FI2161
• Kuliah Week-7 ini membahas:
f(x,y) g(x,y)
filtering
filtering
( x ) = 0, x 0
lim ( x )dx = 1
→0 − x
• Sifat-sifat fungsi delta dirac:
f(x) (x)
• Hasil konvolusi fungsi f(x) dengan fungsi g(x)
=(x + T) + (x) + (x – T):
f(a) g(a)
A A
a a
b -T T -T b T
(a) (b) (c)
• Kegunaan fungsi impuls: penerokan
(sampling) sinyal kontinu menjadi sinyal
diskrit.
• Proses penerokan dinyatakan sebagai perkalian sinyal kontinu f(t) dengan
fungsi penerok berupa rentetan sinyal delta sejarak T satu sama lain.
f(t)
t
T
s(t)
• Fungsi penerok itu dapat dinyatakan sebagai
t
dengan demikian,
f(t)s(t)
t
Konvolusi pada fungsi diskrit
• Konvolusi pada fungsi kontinu f(x) dan
g(x):
h( x ) = f ( x ) * g ( x ) = f (a) g ( x − a)da
−
• Associative:
(f*g)*h = f*(g*h)
• Homogeneous:
f*(g)= f*g
• Additive (Distributive):
f*(g+h)= f*g+f*h
Konvolusi pada fungsi 2D
• Citra adalah sinyal 2D.
• Untuk fungsi 2D (fungsi dengan dua peubah), operasi konvolusi
didefinisikan sebagai berikut:
a) untuk fungsi kontinu
h( x, y ) = f ( x, y ) * g ( x, y ) = f (a, b) g ( x − a, y − b)dadb
− −
A B C
p1 p2 p3
p4 p5 p6 f(i,j)
D E F
p7 p8 p9
G H I
kernel
citra
• Jadi, konvolusi dapat dipandang sebagai kombinasi linier dari vektor pixel
dengan vektor kernel.
f(i,j) = (A p1 + B p2 + C p3 + D p4 + E p5 + F p6 + G p7 + H p8 + I p9
• Jika jumlah nilai di dalam kernel > 1, maka f(i,j) dibagi dengan jumlah
tersebut. Jika jumlahnya nol, maka f(i,j) dibagi dengan 1.
Contoh:
Operasinya:
– Tempatkan kernel pada sudut kiri atas kemudian hitung nilai piksel pada
posisi(0,0) dari kernel.
– Geser kernel satu piksel ke kanan kemudian hitung nilai piksel pada
posisi(0,0) kernel, begitu seterusnya.
- Selanjutnya geser satu piksel ke bawah, lalu mulai lagi melakukan
konvolusi dari sisi kiri citra.
Dengan cara yang sama, setiap baris piksel dikonvolusi
Hasil Konvolusi:
• Jika nilai piksel(-), nilai tsb dijadikan 0, jika nilai > nilai max gray level
maka dilakukan clipping.
• Untuk masalah piksel pinggir, solusi untuk masalah ini adalah:
– Piksel pinggir diabaikan, tidak dikonvolusi.
– Duplikasi elemen citra, elemen kolom ke-1 disalin ke kolom M+1, begitu
juga sebaliknya lalu konvolusikan.
– Elemen yang ditandai dengan (?) diasumsikan bernilai0 atau konstanta
yang lain sehingga konvolusi piksel pinggir dapat dilakukan.
• Konvolusi piksel pinggir tidak memperlihatkan efek yang kasat mata.
Contoh Konvolusi Citra
A * B = C
Contoh Konvolusi(2)
Misalkan kita memiliki
sinyal A(1, 2, 3) dan sinyal B(4, 5, 6) maka untuk
melakukan proses A * B = C dilakukan sebagai
berikut.
Tipe dekonvolusi :