Anda di halaman 1dari 13

TRANSFORMASI PASAR MODAL : PERAN STRATEGIS FINTECH DALAM

EVOLUSI KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF (KIK)

Oleh :
Kelompok 6
Fauziah Nur Rahmah 2282133076, Indri Lutfiah 2282133096, Achmad Sidik An
Nabiil 2282133100, Taqiyatul Adhwa Elhakimi 2282133101.

ABSTRAK :
Pasar modal mengalami transformasi signifikan seiring dengan perkembangan
industri keuangan digital atau fintech, di mana struktur pendanaan kontrak investasi
kolektif menjadi poin fokus utama. Artikel ini menyoroti peran krusial investasi
kolektif, seperti dana investasi dan reksa dana, dalam memberikan akses yang luas
terhadap berbagai kelas aset dan strategi investasi bagi para investor. Keunggulan
struktur ini terletak pada diversifikasi, likuiditas, dan profesionalisme pengelolaan dana,
menjadikannya opsi menarik bagi mereka yang mengincar potensi keuntungan sambil
meminimalkan risiko. Fintech memberikan pengaruh positif dengan memperbaiki
struktur pendanaan kontrak investasi kolektif melalui inovasi teknologi keuangan,
memfasilitasi aksesibilitas, transparansi, dan efisiensi dalam manajemen dana investasi.
Berbagai platform fintech membuka pintu bagi partisipasi investor dalam investasi
kolektif, dan artikel ini merinci temuan terkini dari jurnal-jurnal berakreditasi untuk
memberikan pemahaman mendalam mengenai evolusi struktur pendanaan ini serta
dampaknya terhadap pasar modal. Dengan fokus pada cara fintech mempercepat
perubahan paradigma investasi kolektif, penelitian ini bertujuan memberikan wawasan
tentang kontribusi fintech terhadap perkembangan pasar modal secara keseluruhan.
Kata kunci : Pasar Modal, Fintech, Kontrak Investasi Kolektif

PENDAHULUAN :
Dalam era yang terus berkembang dengan pesat, pasar modal menjadi pusat
perhatian bagi para pelaku ekonomi, investor, dan pemerhati keuangan. Dinamika pasar
modal telah bertransformasi secara signifikan, terutama dengan munculnya industri
keuangan digital atau fintech yang mengubah cara tradisional kita memandang dan
berpartisipasi dalam investasi. Salah satu aspek yang menjadi fokus utama dalam
perkembangan pasar modal saat ini adalah struktur pendanaan kontrak investasi
kolektif.
Investasi kolektif, yang seringkali diwakili oleh dana investasi, reksa dana, dan
bentuk-bentuk lainnya, telah menjadi instrumen yang semakin populer di kalangan
investor. Mekanisme ini memungkinkan investor untuk menggabungkan sumber daya
mereka untuk mencapai tujuan investasi bersama, membuka pintu akses ke berbagai
kelas aset dan strategi investasi yang mungkin sulit diakses secara individu.
Struktur pendanaan kontrak investasi kolektif menawarkan keunggulan dalam
hal diversifikasi, likuiditas, dan profesionalisme pengelolaan dana. Dengan beragamnya
instrumen investasi yang dapat diakses melalui kontrak investasi kolektif, investor
memiliki kesempatan untuk meraih potensi keuntungan yang lebih tinggi, sekaligus
meminimalkan risiko melalui alokasi aset yang cermat.
Perkembangan fintech turut memberikan kontribusi besar terhadap kemajuan
struktur pendanaan kontrak investasi kolektif. Inovasi teknologi keuangan telah
memfasilitasi aksesibilitas, transparansi, dan efisiensi dalam manajemen dana investasi.
Berbagai platform fintech telah muncul, menawarkan solusi yang memungkinkan
investor untuk berpartisipasi dalam investasi kolektif dengan cara yang lebih sederhana
dan terukur.
Melalui tulisan ini, kita akan menjelajahi lebih dalam struktur pendanaan
kontrak investasi kolektif, mengeksplorasi peran fintech dalam mengubah lanskap
investasi, dan membahas implikasi jangka panjang dari evolusi ini terhadap pasar modal
secara keseluruhan. Dengan merujuk pada jurnal-jurnal berakreditasi, kita dapat
menggali lebih dalam penelitian dan temuan terkini yang menjadi dasar bagi
pemahaman mendalam mengenai struktur pendanaan kontrak investasi kolektif di era
fintech.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan sebuah studi pustaka atau Library Research, dimana
data diperoleh melalui penelusuran berbagai artikel review yang berhubungan dengan
Pasar Modal dan Kontrak Investasi Kolektif. Metode penelitian ini ialah penelitian
kepustakaan yang menggali data dari bermacam sumber literatur, dan penelitian ini
difokuskan pada analisis deskriptif dengan menggambarkan data, lalu menganalisis
serta membahasnya sehingga data yang diperoleh bisa diinterpretasikan dengan jelas.

PEMBAHASAN
Pasar Modal
Pasar modal/Capital Market merupakan salah satu pasar keuangan dana jangka
panjang, jika dilihat dalam arti sempit ialah pasar yang konkrit. Instrumen keuangan
yang digunakan di pasar modal umumnya antara lain saham, obligasi, dan reksadana.
Dalam arti sempit lainnya adalah pasar modal yaitu suatu tempat dalam apengertian
fisik yang terorganisasi tempat efek diperdagangkan yang disebut Bursa Efek. Bursa
Efek adalah tempat sistem yang terorganisasi untuk mempertemukan seorang penjual
dan seorang pembeli efek yang harus dilakukan secara langsung atau melalui wakilnya.
Bursa Efek berfungsi untuk memberi perlindungan kontitusi pasar dan menciptakan
harga efek yang wajar melalui mekanisme suatu permintaan dan penawaran.
Pasar modal saat ini mengalami transformasi teknologi yang cukup siginifikan,
khususnya yang terjadi pada generasi milenial. Dalam perubahan teknologi memberikan
manfaat yang cukup besar bagi para investor agar lebih mudah diakses dan menarik
banyak investor lainnya. Transformasi pasar modal didorong oleh beberapa alasan
seperti peningkatan populasi kelas menengah, dampak pandemi COVID-19, dan
pesatnya perkembangan tekonologi digital. Namun hal ini menghadirkan peluang dan
tantangan, termasuk dalam perubahan pola pikir masyarakat yang awalnya menabung
menjadi berinvestasi, serta perlunya adaptasi terhadap perkembangan teknologi yang
masif di era digital.
Transformasi pasar modal merupakan proses berkelanjutan yang memerlukan
upaya berkelanjutan untuk meningkatkan literasi dan inklusi, meningkatkan keamanan
siber, dan mengembangkan sumber daya manusia yang kompeten. Singkatnya,
transformasi pasar modal melibatkan tekonologi, lalu adanya peningkatan pendidikan,
dan penyesuaian strategi bisnis dapat menjamin stabilitas dan pertumbuhan pasar modal
yang jauh lebih baik.
Sejauh ini transformasi pasar modal mengalami beberapa tantangan dalam
perkembangan untuk menyosong transformasi digital. Tantangan pertma, terkait dengan
literasi dan inklusi yang amsih rendah di pasar modal, atau belum mencapai 10%.
Kemudian, risiko keamanan SDM yang mempuni dan berdaya saing di bidang teknologi
informasi. Kedua, tidak kalah penting dalam big data saat di satu sisi kita mengamankan
siber, dan mitigasi segala risiko-risiko yang mungkin bisa diperkecil ruangnya.
Lembaga pengawasan keuangan OJK mengeluarkan beberapa kebijakan untuk
merespon sejumlah tantangan transformasi digital di sektor pasar modal, seperti
menerbitkan regulasi di sektor perbankan, pasar modal, dan industri keuangan non bank
(IKNB) yang bertujuan untuk menigkatkan tata kelola teknologi informasi, manajemen
risiko, ketahanan dan keamanan siber, pengelolaan dan perlindungan data, dan lainnya.
Selain itu, menerbitkan regulasi untuk memberikan kemudahan bagi pelaku sektor jasa
keuangan (SJK), menerapkan supervisory technology (Suptech), dan regulatory
technology (Regtech).
Tugas dan Manfaat Bursa Efek
Tugas bursa efek yaitu sebagai berikut:
a. Tempat penyedia semua sarana perdagangan efek
b. Membuat peraturan yang berkaitan dengan kegiatan bursa
c. Mengusahakan likuiditas instrumen
d. Menahan praktik-praktik yang dilarang di bursa (insider trading, kolusi,
pembentukan harga yang tidak wajar, dan sebagainya)
e. Menyebarluaskan informasi bursa
f. Melahirkan instrumen dan jasa baru.
Manfaat adanya bursa efek yaitu sebagai berikut:
a. Tempat menyediakan sumber pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia usaha
sekaligus memungkinkan alokasi sumber dan secara optimal.
b. Memberikan wahana investasi bagi investor sekaligus memungkinkan upaya
diverifikasi
c. Menyediakan leading indicator bagi trend ekonomi negara.
d. Penyebaran kepemilikan perusahaan sampai lapisan masyarakat menengah
e. Penyebaran kepemilikan, keterbukaan dan profeksionalisme, berusaha
menciptakan iklim yang sehat
f. Menciptakan lapangan kerja/profesi yang menarik.
g. Memberikan kesempatan memiliki perusahaan yang sehat dan mempunyai
prospek
h. Alternatif investasi yang memberikan suatu potensi keuntungan dengan risiko
yang dapat diperhitungkan melalui keterbukaan, likuiditas, dan diversifikasi
investasi.
i. Membuka keterbuakaan bagi dunia usaha, memberikan akses kontrol sosia

Instrumen Pasar Modal Syariah dan Konvensional


1. Saham
Saham atau stocks adalah surat bukti atau tanda kepemilikan bagian modal pada
suatu perseroan terbatas. Dalam transaksi jual beli di Bursa Efek, saham, atau sering
pula disebut shares merupakan instrumen yang paling dominan diperdagangkan. Saham
tersebut dapat diterbitkan dengan cara atas nama atau atas unjuk. Selanjutnya, saham
dapat dibedakan antara saham biasa (common stocks) dan saham preferen (preffered
stocks).
Sedangkan Saham dalam konsep Syariah adalah surat berharga bukri penyertaan
modal kepada Perusahaan dengan bukti penyertaan tersebut pemegang saham berhak
untuk mendapatkan bagian bagi hasil dari usaha perusahan tersebut. Konsep penyertaan
modal dengan hak bagian hasil usaha ini merupakan konsep yang tidak bertentangan
dengan prinsip syariah. Prinsip syariah mengenal konsep ini sebagai kegiatan
musyarakah atau syirkah.
2. Right
Hak yang diberikan kepada pemegang saham lama untuk membeli tambahan
saham baru yang diterbitkan oleh suatu perusahaan disebut bukti right. Penerbitan right
di Pasar Modal Indonesia disebut penawaran efek terbatas dengan hak membeli lebih
dahulu. Biasanya perusahaan menetapkan bahwa setiap pemegang saham lama diberi
hak untuk membeli sejumlah saham baru dengan suatu perbandingan yang ditentukan.
3. Obligasi Atau Sukuk (Syariah)
Obligasi atau bonds adalah suatu bukti utang dari emiten yang dijamin oleh
penanggung yang mengandung janji pembayaran bunga atau janji lainiya serta
pelunasan pokok pinjaman yang dilakukan pada tanggal jatuh tempo. Obligasi
menawarkan jangka waktu panjang dengan keuntungan lainnya yang dapat
dipertimbangkan. Kecuali obligasi dengan bunga mengambang (Floating Rate Bonds),
obligasi memberikan hasil tetap selama periode jangka waktu yang relatif panjang dan
tidak terpengaruhi pada fluktuasi tingkat bunga sebagaimana halnya dengan tingkat
bunga deposito berjangka yang senantiasa berubah-ubah dari waktu ke waktu sejalan
dengan hasil perubahan kondisi moneter.
Dalam pemamhaman Syariah, sukuk (obligasi) merupakan bukti claim
kepemilikan. Sebuah sukuk mewakili kepentingan baik penuh maupun propesional
dalam sebuah atau sekumpulan asset. Berbeda dengan konsep obligasi konvensional,
yakni obligasi yang bersifat utang dengan kewajiban membayar berdasarkan bunga.
4. Reksa Dana
Reksadana adalah wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari
masyarakat pemodal untuk selanjutnya di investasikan dalam portofolio efek oleh
manajer investasi. Kegiatan dari perusahaan investasi Reksadana ini adalah dengan cara
mengelola uang dari masyarakat baik dalam bentuk lembaga investor maupun dari
investor perorangan yang selanjutnya uang tersebut di investasikan ke media investasi,
baik di pasar modal, pasar uang, maupun properti. Bedanya dengan membeli saham,
pemodal tidak perlu dalam blok saham atau nominasi obligasi, tetapi cukup menentukan
jumlah dana yang hendak ditawarkannya. Dari jumlah tersebut, manajer investasi akan
mengkonversikan menjadi unit penyertaan (UP) menurut nilai aktiva bersih (NAB) pada
hari yang bersangkutan.

Risiko Investasi di Pasar Modal


Risiko investasi di pasar modal berkaitan dengan kemungkinan terjadinya
fluktuasi harga (price volatility). Risiko yang mungkin dihadapi investor antara lain
sebagai berikut.
1. Risiko daya beli (purchasing power risk).
Sifat investor dalam menangani faktor risiko di pasar modal ini terdiri atas dua, yaitu
investor yang tidak menyukai risiko (risk averter) dan investor justru menyukai
menantang risiko (risk averse). Bagi investor, kategori pertama itu akan mencari atau
memilih jenis investasi yang akan memberikan keuntungan yang jumlahnya
sekurang-kurangnya sama dengan investasi yang dilakukan sebelumnya. Investor
mengharapkan memperoleh pendapatan atau capital gain dalam waktu yang tidak
lama. Akan tetapi, apabila investasi tersebut memberikan waktu 10 tahun untuk
mencapai 60% keuntungan sernentara tingkat inflasi selama jangka waktu tersebut
telah naik melebihi 100%, maka investor jelas akan menerima keuntungan yang daya
belinya jauh lebih kecil dibandingkan dengan keuntungan yang dapat diperoleh
semula. Oleh karena itu, risiko daya beli ini berkaitan dengan kemungkinan
terjadinya inflasi yang menyebabkan nilai riil pendapatan akan lebih kecil.
2. Risiko bisnis (business risk).
Risiko bisnis adalah suatu risiko menurunkan kemampuan memperoleh laba yang
pada gilirannya akan mengurangi pula kemampuan perusahaan (emiten)
membayar bunga atau dividen.
3. Risiko tingkat bunga (interest rate risk).
Naiknya tingkat bunga biasanya menekan harga jenis surat berharga yang
berpendapatan tetap termasuk harga saham. Biasanya, kenaikan tingkat bunga
berjalan tidak searah dengan harga instrumen pasar modal. Risiko naiknya tingkat
bunga misalnya, jelas akan menurunkan harga di pasar modal.
4. Risiko pasar (market risk).
Apabila pasar bergairah (bullish) umumnya hampir semua harga saham di Bursa Efek
mengalami kenaikan. Sebaliknya, apabila pasar lesu (bearish), saham akan ikut pula
mengalami penurunan. Perubahan psikologi pasar dapat menyebabkan harga surat
berharga anjlok terlepas dari adanya perubahan fundamental atas kemampuan
perolehan laba perusahaan.
5. Risiko likuiditas (liquidity risk).
Risiko itu berkaitan dengan kemampuan suatu surat berharga untuk dapat segera
diperjualbelikan dengan tanpa mengalami kerugian yang berarti.

Evolusi Fintech Dalam Kontrak Investasi Kolektif


Pergerakan start up di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup
signifikan. Start up dibedaka menjadi dua jenis yaitu e-commers dan Financial
Technology (Fintech). E-commers adalah platform yang menyediakan jual beli online,
sementara Fintech lebih berpusat pada perusahaan yang mengalakukan inovasi di
bidang jasa keuangan dengan sentuhan teknologi modern. Fintech menjadi salah satu
pilihan solusi alternatif dalam berinvestasi yang memberikan pelayanan untuk
mempermudah mengakses layanan jasa keuangan secara prkatis, efisien, nyaman dan
ekonomis.
Kontrak Investasi Kolektif (KIK) adalah instrument investasi yang dikelola oleh
manajer investasi dan dijual kepada masyarakat dalam Unit Penyertaan. KIK juga
menglami perkembangan. KIK dapat berbentuk reksadana, dana pensiun, atau efek
beragam aset. Dalam KIK, dana dari para investor dikumpulkan dan dikelola oleh
Manajer Investasi sesuai dengan kebijakan investasi yang telah ditetapkan. Hasil
investasi kemudian dibagikan kepada para investor sesuai dengan jumlah unit pernytaan
yang dimiliki. KIK diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melindungi
kepentingan investor dan memastikan transparansi serta kepatuhan terhadap pertauran
yang berlaku.
Dalam Evolusi Fintech, KIK juga mengalami perkembangan. Beberapa
perusahaan fintech telah masuk dalam otoritas OJK untuk mengolala KIK, regulasi terus
disiapkan oleh OJK untuk mengantisipasi evolusi bisnis di sektor keuangan. Selain itu,
hadirnya fintech juga memberikan alternatif baru bagi masyarakat untuk berinvestasi
dalam KIK secara praktis, efisien, dan nyaman. Beberapa contoh dari kontrak investasi
kolektif adalah dana investasi real estate, dana investasi saham, dana investasi obligasi,
dan dana investasi reksa dana. Dalam kontrak investasi kolektif, seluruh investor yang
berinvestasi akan mendapatkan bagan keuntungan atau kerugian secara kolektif atas
hasil investasi.
Beberapa contoh dari inovasi yang dilakukan oleh industri fintech dalam kontrak
investasi kolektif adalah penggunaan teknologi finansial seperti blockchain, kecerdasan
buatan, dan analisis data besar untuk mempermudah proses investasi dan pengelolaan
hasil investasi dalam kontrak investasi kolektif. Kontrak investasi kolektif telah
beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan inovasi yang dilakukan oleh industri
fintech dan ini mengakibatkan munculnya kontrak investasi kolektif yang lebih efisien,
transparan, dan mudah diakses oleh investor.
Kontrak Investasi Kolektif sendiri adalah instrumen investasi yang
memungkinkan beberapa investor untuk menginvestasikan dananya dalam suatu produk
investasi seperti reksa dana, saham, atau obligasi. Kita ambil salah satu contoh
pembelian atau penjualan saham yaitu berbentuk reksa dana. Menurut Lampiran
Peraturan BAPEPAM No. IV.B.1 Keputusan No. Kep-03/PM/2004, Ketua BAPEPAM,
tanggal 9 Februari 2004 Cara pembelian atau penjualan reksa dana dalam bentuk KIK
adalah sebagai berikut:
a. Surat Berharga Umum yang dicatatkan pada bursa efek dalam dan luar negeri
dan/atau dijual dalam penerbitan.
b. Instrumen pasar uang dalam negeri dengan jangka waktu satu tahun atau kurang,
seperti obligasi yang diterbitkan oleh Pemerintah Republik Indonesia, surat
berharga pasar uang, surat pengakuan utang, sertifikat deposito dalam mata uang
asing atau rupiah, dan sertifikat Bank Indonesia.
c. Surat berharga komersial dalam negeri yang diperingkat oleh perusahaan,
pemeringkat surat berharga dan mempunyai jangka waktu kurang dari tiga
tahun.
Jika kita lihat Evolusi fintech dalam kontrak investasi kolektif telah
menyumbang banyak kemajuan di beberapa aspek sebagai berikut:
1) Efisiensi waktu
Dengan teknologi finansal, proses administrasi dan transaksi yang biasanya
membutuhkan banyak waktu dalam kontrak investasi kolektif semakin efisien dan
dapat dilakukan dengan cepat.
2) Tingkat keamanan yang lebih baik
Dengan teknologi finansal, tingkat keamanan dalam transaksi kontrak investasi
kolektif semakin baik. Contohnya, teknologi blockchain dapat membantu
memastikan keamanan transfer dana dan data investor.
3) Lebih berbagai pilihan produk investasi
Dengan teknologi finansal, investor memiliki lebih banyak pilihan produk
investasi dengan risiko yang lebih terkontrol dan potensi pengembalian investasi
yang lebih tinggi.

Platform Investasi Online


Berikut adalah beberapa platform fintech yang memungkinkan melakukan
kontrak investasi kolektif di Indonesia dan telah diakui OJK, yaitu:
1) Bibit
Bibit adalah platform investasi reksa dana berbasis online yang resmi
memperoleh izin dari OJK sebagai perusahaan penasehat investasi (PIA) pada
tahun 2015. Aplikasi Bibit merupakan salah satu kecanggihan teknologi dengan
tujuan untuk mempermudah investor pemula untuk melakukan transaksi investasi
reksa dana baik konvensional maupun syariah dan bukan salah satu aplikasi
investasi saham/emass dan bukan untuk pinjam meminjam. Aplikasi Bibit dapat
melakukan investasi dengan modal mulai dari Rp. 10.000. (Karno & Martinouva,
2021).
Investor dapat memanfaatkan berbagai layanan transaksi yang ditawarkan Bibit.
Subscription, top up, dan redempation adalah beberapa transaksi yang mungkin
dilakukan. Pembukaan rekening dan pembelian reksa dana untuk pertama kali
dikenal dengan istilah subscription. Investor dapat melakukan transaksi pembelian
reksa dana yang disebut juga dengan proses “top up” setelah membuka rekening.
Investor memiliki pilihan untuk membeli, menjual, atau menebus reksa dana apa
pun yang mereka miliki. Data transaksi investor diproses oleh Bibit Office dan
dikirimkan ke manajer investasi. Sebagai pihak ketiga antara investor dan manajer
investasi, didirikanlah aplikasi tambahan yang disebut Back Office yang berfungsi
sebagai penghubung antara investor dengan manajemen dalam rangka mengolah
data transaksi investor bagi manajer. pengeluaran.
2) Bareksa
Bareksa adalah platform investasi reksa dana berbasis online yang di awasi
langsung oleh Otoritas jasa Keuangan (OJK). Dalam pemenuhannya, Bareksa
dipantau oleh audit eksternal secara rutin yaitu selama setahun sekali dilakukan
oleh Veda Praxis sebagai sistem teknologi informasi (TI). Bareksa mengandalkan
strategi investasi di bidang teknologi, pengembangan industri dan infrastruktur,
serta peningkatan efisiensi dan penghematan energi. Dalam mengedukasi
masyarakat umum, Bareksa menyediakan beberapa layanan informasi seperti data
market, konten, riset, analisis, berita, dan lainnya.
3) FUNDstastic
FUNDstastic adalah platform reksa dana yang menawarkan beberapa reksa dana
yang bergerak dalam bidang jasa keuangan, khususnya memberikan literasi
perencanaan keuangan dan investasi, termasuk di dalamnya membantu perencanaan
keuangan, strategi investasi, dan konsultasi keuangan pribadi. Anda sebagai
seorang pengguna dapat mempelajari strategi investasi yang benar dan
mendapatkan penjelasan yang intensif.
a. Produk keuangan yang tersedia telah diseleksi agar pengguna yang
berinvestasi di FUNDstastic terhindar dari produk investasi bodong dan
sejenisnya.
b. Finansial Pintar membantu masyarakat dalam memonitor arus kas bulanan,
termasuk diantaranya membantu perencanaan budget agar keuangan lebih
tertata.
c. Membantu pengguna agar berinvestasi sesuai dengan tujuan keuangan
d. Layanan menabung sesama pengguna membantu pengguna yang ingin
menabung bersama secara berkelompok untuk tujuan keuangan yang sama
e. Memberikan fitur produk syariah, khusus untuk masyarakat Muslim
Indonesia yang ingin berinvestasi pada produk yang bebas riba sesuai
dengan syariat Islam
f. Layanan menabung emas membantu pengguna yang ingin menabung emas
secara rutin dengan recehan dan kemudian mencetak emas (tarik fisik) bila
mencapai nominal tertentu.

Kontrak investasi kolektif adalah kontrak yang memungkinkan seseorang atau


beberapa orang untuk berinvestasi di produk investasi seperti saham, reksa dana, atau
obligasi dengan jumlah investasi minimal yang terjangkau. Kontrak ini berfungsi untuk
memecahkan biaya investasi yang mungkin terlalu tinggi untuk ditanggung oleh satu
individu sendiri, sehingga membuat investasi menjadi dapat dijangkau oleh banyak
orang.
Kolaborasi Investasi: KIK mewakili bentuk kolaborasi di antara para investor.
Mereka bergabung untuk membentuk satu entitas investasi besar, memungkinkan
mereka mengakses peluang investasi yang mungkin sulit dicapai secara individu.
Diversifikasi Portofolio: Konsep utama KIK adalah diversifikasi. Dengan
menggabungkan dana dari berbagai investor, KIK dapat mengalokasikan investasi ke
berbagai instrumen keuangan seperti saham, obligasi, dan lainnya. Hal ini membantu
mengurangi risiko karena tidak tergantung pada kinerja satu jenis investasi saja.
Manajemen Profesional: KIK dikelola oleh manajer investasi profesional yang memiliki
pengetahuan dan keahlian dalam membuat keputusan investasi. Ini memberikan
keuntungan kepada para investor yang tidak memiliki waktu atau pengetahuan untuk
mengelola investasi mereka sendiri. Keuntungan dan Risiko Bersama: Para investor
berbagi keuntungan dan risiko. Jika investasi berhasil, keuntungan didistribusikan di
antara mereka. Namun, jika ada kerugian, risiko juga dibagi bersama sesuai dengan
bagian masing-masing investor. Fleksibilitas Investasi: KIK memberikan fleksibilitas
kepada para investor untuk memilih jenis instrumen keuangan yang ingin
diinvestasikan. Ini memungkinkan mereka untuk mengikuti tren pasar dan mengubah
portofolio investasi sesuai dengan kondisi ekonomi dan keuangan.
Dengan demikian, KIK adalah sarana bagi para mahasiswa untuk terlibat dalam
investasi secara bersama-sama, menggabungkan pengetahuan mereka dengan
manajemen profesional, dan meraih keuntungan sekaligus meminimalkan risiko melalui
diversifikasi portofolio.

KESIMPULAN
Kontrak Investasi Kolektif (KIK) adalah suatu bentuk investasi di mana
sejumlah orang berkumpul untuk mengumpulkan uang secara bersama-sama. Ide
utamanya adalah bahwa dengan menggabungkan dana mereka, mereka dapat
berinvestasi dalam berbagai instrumen keuangan seperti saham, obligasi, dan instrumen
pasar uang lainnya.
Dengan munculnya teknologi finansal (Fintech), kontrak investasi kolektif dapat
dilakukan dengan cara yang lebih mudah dan cepat. Platform Fintech terbaru dapat
membantu memecahkan masalah yang mungkin terjadi dalam kontrak investasi kolektif,
seperti masalah transfer dana, pencatatan transaksi, dan masalah privasi data. Selain itu,
platform Fintech juga dapat memberikan akses instan ke produk investasi serta
membantu investor dalam memonitor keuangan mereka.
Dulu, kontrak investasi kolektif dilakukan secara manual dengan cara
mengirimkan uang melalui transfer bank atau mengisi formulir investasi yang diminta
oleh perusahaan manajer investasi. Seiring dengan perkembangan teknologi, layanan
kontrak investasi kolektif semakin berkembang dan dapat dilakukan dengan mudah
serta cepat melalui platform Fintech.
DAFTAR PUSTAKA

Meilanda, I. (2010). Penerapan nilai pasar wajar efek dalam portofolio reksa dana
berbentuk kontrak investasi kolektif (Doctoral dissertation, Universitas Indonesia.
Fakultas Hukum).
Sya’ban, G. A., Rika Nur Amelia, Ummul Karomah, Achmad Ferdian Afrizal, & Eny
Latifah. (2023). PERAN AKUNTASI SYARIAH DALAM MENINGKATKAN
MINAT INVESTOR PADA PERUSAHAAN BERBASIS SYARIAH. Journal
Economics Technology And Entrepreneur, 2(01 Maret), 396–405.
AGUSTINA, RISDA; KHOIRIYAH, Rahmawati. ANALISIS KINERJA
REKSADANA SYARIAH MENGGUNAKAN RASIO CAGR (COMPOUNDED
ANNUAL GROWTH RATE), DRAWDOWN RATIO, EXSPENSE RATIO
DAN TOTAL AUM (ASSET UNDER MANAGEMENT) PADA APLIKASI
BIBIT TAHUN 2020-2021. 2023.
PERWIRA, Aldebaran Yudha. Eksistensi fintech syariah di Indonesia. Jurnal Hukum
Ekonomi Islam, 2018, 2.1: 32-43.
AZIZ, Fadhil Abdul. PENERIMAAN DAN PENGGUNAAN APLIKASI INVESTASI
PENDEKATAN UNIFIED THEORY OF ACCEPTANCE AND USE OF
TECHNOLOGY (UTAUT)(Studi Kasus Investor Ajaib di Priangan Timur). 2023.
ASRIL, Juli. Aspek Hukum Reksadana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Dalam
Hukum Positif Di Indonesia. Jurnal Ilmiah Manajemen, Ekonomi, & Akuntansi
(MEA), 2018, 2.3: 233-253.

Anda mungkin juga menyukai