Anda di halaman 1dari 5

D.

Dilatasi dan Cara Mengerjakannya

1. Pengertian Dilatasi

Dilatasi merupakan transformasi yang mengubah suatu jarak titik-titik atau bentuk
bangun geometri dengan memperbesar maupun memperkecil objek tersebut tanpa mengubah
bentuk aslinya dengan faktor pengali. Contoh penerapan dilatasi pada kehidupan sehari-hari
adalah ketika kita mencetak pasfoto dengan berbagai ukuran seperti 2x3, 3x4, ataupun 4x6
yang kemudian dicetak dengan memperbesar maupun memperkecil pasfoto tersebut. Dilatasi
dipengaruhi oleh perubahan yang ditentukan oleh dua hal yaitu adalah dengan faktor skala
dan titik pusat.

Faktor skala dalam konteks dilatasi merupakan sebuah angka atau faktor yang
digunakan untuk mengalikan panjang, luas, dan volume dari suatu objek atau bangun
geometri dengan mengubah ukuran objek tersebut tanpa mengubah bentuk aslinya. Faktor
skala dilambangkan dengan huruf "k” dan dapat digunakan untuk memperbesar maupun
memperkecil suatu objek atau gambar. Adapun ketentuan dalam memperbesar objek tersebut
adalah dengan menggunakan faktor skala yang lebih dari 1 (k > 1), sedangkan
memperkecilnya yaitu dengan faktor skala yang kurang dari 1 (k < 1).

Titik pusat dalam konteks dilatasi adalah hal yang merujuk pada titik yang merupakan
pusat atau acuan dari suatu operasi dilatasi. Titik ini merupakan titik yang akan tetap berada
pada posisinya setelah dilakukannya perubahan skala terhadap suatu objek atau gambar
tertentu. Titik pusat dilatasi dibagi menjadi dua bagian yaitu titik pusat (0, 0) dan titik pusat
(a, b). Adapun peran dari titik pusat adalah sebagai berikut :

1.) Sebagai referensi utama dari operasi dilatasi yang menjadi pusat rotasi ketika objek
diperbesar atau diperkecil.
2.) Sebagai pengukur perubahan objek yang telah didilatasi dengan mengukur jarak relatif
dan titik pusatnya.
3.) Sebagai titik perluasaan maupun penyusutan ketika suatu objek diperbesar atau
diperkecil.
Berikut ini merupakan penjelasan lebih lanjut mengenai cara pengerjaan dilatasi
dengan titik pusat O (0,0) dan titik pusat (a,b) :
a.) Dilatasi terhadap titik pusat (0,0)
Bentuk dilatasi terhadap titik pusat (0, 0) dapat diamati pada gambar 1.8. Dari gambar
tersebut titik A (x, y) di dilatasikan dengan faktor skala k terhadap titik pusat O (0, 0) yang
kemudian menghasilkan titik A’ (x’, y’).

Dilatasi titik A pada gambar 1.8 tesebut dapat dituliskan sebagai berikut.

Titik (x, y) didilatasikan dengan faktor skala k terhadap titik pusat (0, 0) menghasilkan
bayangan titik (x’, y’) dalam persamaan matriks dapat dituliskan sebagai berikut.

Agar kita lebih memahami konsep dilatasi terhadap titik pusat (0, 0) maka berikut ini adalah
contoh soalnya.
Pembahasan
Titik A (2, 4) akan didilatasikan oleh D (0, 3) dapat ditulis
Jadi bayangan titik A setelah didilatasikan oleh D (0, 3) adalah A’ (6, 12)

b.) Dilatasi terhadap Titik Pusat (a,b)


bentuk dari dilatasi terhadap titik pusat P (a, b) yang kemudian menghasilkan bayangan
titik (x’, y’) dalam persamaan matriks dapat dituliskan sebagai berikut.

Dilatasi titik A pada gambar 1.9 dapat dituliskan sebagai berikut.

Titik (x’, y’) didilatasikan dengan faktor skala k terhadap titik pusat (a, b) yang kemudian
menghasilkan bayangan titik (x’, y’) dalam persamaan matriks dapat dituliskan sebagai
berikut.

Agar kita lebih memahami konsep dilatasi terhadap titik pusat P (a, b) maka berikut ini
adalah contoh soalnya.
Pembahasan
Titik A (-5, 2) akan didilatasikan oleh D [(3, 4)-3] dapat ditulis

Jadi, bayangan titik A setelah didilatasi oleh D [(3, -4)-3] adalah A’ (27, 10)
DAFTAR PUSTAKA
Istiqomah. 2020. Modul Pembelajaran SMA Matematika Umum Kelas XI KD 3.5,
Transformasi Geometri. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Manullang, Sudianto. dkk. 2017. Matematika SMA/MA Kelas XI. Jakarta : Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.

Anda mungkin juga menyukai