METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian asosiatif dengan analisa deskriptif kuantitatif. Dikatakan
sebagai penelitian asosiatif karena penelitian ini menghubungkan dua variabel atau lebih. Kadji (2016:
3) menjelaskan bahwa metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Tujuannya adalah untuk memberikan gambaran kepada
peneliti tentang bagaimana langkah – langkah penelitian dilakukan, sehingga permasalahan dapat
diselesaikan.
Penelitian ini dimana variabel – variabel yang diteliti adalah pelatihan karyawan dan
pengembangan karir serta pengaruhnya terhadap kinerja karyawan merupakan penelitian deskriptif
karena bertujuan membuat deskripsi mengenai fakta-fakta dan sifat – sifat suatu populasi atau daerah
tertentu secara sistematik, faktual dan teliti. Sesuai dengan pendapat Sugiyono (2013: 35) menyatakan
bahwa penelitian deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran dari
variabel penelitian.
penelitian, proses, hipotesis, turun ke lapangan, analisa data, dan kesimpulan data sampai dengan
penulisannya menggunakan aspek pengukuran, perhitungan, rumus, dan kepastian data numerik
maka metode penelitian yang digunakan adalah metode survei eksplanatori dimana digunakan untuk
menjelaskan hubungan kasual antara dua variabel melalui pengujian hipotesis. Survei dilakukan
dengan cara mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul
data.
33
3.2. Identifikasi Variabel
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari, sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulan (Kuncoro dan Sudarman, 2018: 29). Variabel yang digunakan dalam penelitian dapat
diklarifikasikan menjadi: (1) variabel independen (bebas), yaitu variabel yang menjelaskan dan
mempengaruhi variabel lain, dan (2) variabel dependen (terikat), yaitu variabel yang dijelaskan dan
Variabel independen Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Menurut
Sugiyono (2013:39) variabel bebas (independent variable) adalah merupakan variabel yang
mempengarui atau yang menjadi sebab perubahanya atau timbulnya variabel dependen (terikat).
Variabel dalam penelitian ini adalah pelatihan (X¹) dan pengembangan karir (X²).
Variabel dependen sering disebut sebagai variabel output, kriteria, dan konsekuen. Dalam
bahsa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Menurut Sugiyono (2013:39) variabel terikat
(dependent variable) merupakan variabel yang dipengarui atau yang menjadi akibat, karena adanya
variabel bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja (Y).
Definisi operasional variabel adalah suatu definisi mengenai variabel yang dirumuskan
berdasarkan karakteristik-karakteristik variabel tersebut yang dapat diamati. Menurut Indriantoro dan
Supomo (2014: 69) “definisi operasional adalah penentuan construct menjadi variabel yang bisa
diukur”. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat.
Berikut ditampilkan variabel penelitian dan definisi operasional yang diuraikan pada Tabel berikut ini.
34
Variable Definisi Dimensi Indikator Skala
35
Variable Definisi Dimensi Indikator Skala
3.4.1 Populasi
Dalam suatu penelitian diperlukan sumber data berupa populasi. Objek pada populasi diteliti,
hasilnya dianalisis, disimpulkan, dan kesimpulan itu berlaku untuk seluruh populasi, sebagaimana
yang diungkapkan oleh Sugiyono (2005: 72) bahwa “Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi
yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh karyawan Kantor Unit Donor Darah PMI Kabupaten Karawang yang
berjumlah 30 orang.
3.4.2 Sampel
Untuk menentukan besarnya anggota sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini
diperlukan teknik sampling, sebagaimana yang diungkapkan oleh Sugiyono (2005: 72) bahwa
36
“Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel”. Penulis akan menggunakan teknik
nonprobalitify sampling yakni sampel jenuh karena semua peserta populasi dijadikan sebagai sampel
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1. Wawancara
Pengumpulan data dengan cara melakukan wawancara langsung kepada karyawan Kantor Unit
2. Angket/Kuesioner
Teknik ini menggunakan angket atau kuesioner dalam suatu cara pengumpulan data adalah dengan
memberikan daftar pertanyaan kepada responden, dengan harapan mereka dapat memberi respon
atas daftar pertanyaan tersebut. Jawaban tersebut diukur dengan menggunakan skala likert.
Pada penelitian ini penyusunan instrumen menekankan pada pengukuran sikap yang
berbentuk skala sikap. Skala sikap yang digunakan pada penelitian ini ialah Skala Likert.
Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data kualitatif yang dikuantitatifkan
dengan kategorisasi, karakteristik berwujud pertanyaan atau pernyataan yang dapat diangkakan dalam
bentuk ordinal atau rangking kemudian dijadikan skala interval. Jawaban setiap instrumen
Bentuk pertanyaan atau pernyataan setiap item dan skornya adalah sebagai berikut :
37
Tabel 3.2. Skala Likert
Penyusunan pengembangan instrumen didasarkan pada variabel, indikator dan nomor item.
dengan tepat atau benar apa yang hendak diukur. “Suatu instrumen yang valid mempunyai validitas
yang tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah”
(Arikunto, 2006:168). Dalam praktek penelitian, dari sekian metode yang ada pada umumnya para
peneliti biasa menggunakan korelasi item-total (item-total correlation) dan atau korelasi item total
dikorelasi (corrected item-total correlation) sebagai statistik uji validitas kemudian dikonsultasikan
dengan r table dengan taraf signifikan 5 %. Apabila dalam perhitungan di dapat rxy_r maka
instrumen tersebut valid dimana r table ditentukan dari jumlah sampel (N) dan jumlah variabel (k)
Untuk uji reliabilitas, para peneliti biasa menggunakan koefisien alpha Cronbach. Pengujian
validitas dengan software SPSS 20.0 for windows menggunakan nilai r hasil Corrected Item-Total
Correlation. Nilai r tabel uji dua sisi pada taraf kepercayaan 95% atau signifikansi 5% (P = 0,05) dapat
dicari berdasarkan jumlah responden atau N. Pengujian reliabililtas menggunakan metode Alpha-
Cronbach. Standar yang digunakan adalah dengan membandingkan r hitung dengan r tabel pada taraf
signifikansi 5%. Menurut Santoso (2001), apabila alpha hitung > r tabel dan bernilai positif, maka
38
instrumen tersebut reliabel. Santoso (2005) mengatakan bahwa suatu kuisioner dikatakan reliabel jika
Menurut Sedarmayanati dan Syarifudin (2011:166) “proses analisis data merupakan proses
memilih dari beberapa sumber maupun permasalahan yang sesuai dengan penlitian yang dilakukan”.
Dalam penelitian ini teknik penelitian menggunakan teknik analisis statistik parametik, karena
teknik ini lebih canggih dan juga mampu memberikan informasi yang lebih akurat jika dibandingkan
dengan teknik nonparametik. Penerapan statistik parametik ini menggunakan komputer dengan
Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui apakah model regresi yang dibuat dapat
digunakan sebagai alat prediksi yang baik. Uji asumsi klasik yang akan dilakukan adalah
a. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel bebas (independent). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi
di antara variabel independen. Multikoleniaritas dapat dilihat dari nilai Tolerance dan nilai Variance
Infaltion Factor (VIF). Dasar pengambilan keputusan dengan Tolerance Value atau Variance Inflation
1. Jika nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 5, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada
2. Jika nilai tolerance < 0,1 dan nilai VIF > 5, maka dapat disimpulkan bahwa ada multikolinearitas
b. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara
kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya)
(Imam Ghozali, 2013:110). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu
39
berkaitan satu sama lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu (time series) karena
“gangguan” pada seseorang individu atau kelompok cenderung mempengaruhi “gangguan” pada
individu atau kelompok yang sama pada periode berikutnya. Dalam penelitian ini,peneliti
menggunakan pendekatan Durbin Waston (DW test),dikarenakan sampel yang digunakan dibawah
100. Sedangkan jika sampel diatas 100 maka harus menggunakan pendekatan Lagrange Multiplier
(LM test). Uji Durbin-Woston hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu dan mensyaratkan
adanya konstanta dalam model regresi dan tidak ada variabel lag diantara variabel independen (Imam
Ghozali, 2013:111).
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas berarti varian variabel independen adalah konstan atau sama untuk
setiap nilai tertentu variabel independen (homokedastisitas). Model regresi yang memenuhi
persyaratan adalah dimana terdapat kesamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain tetap atau disebut homokedastisitas. Deteksi heterokedastisitas dapat dilakukan dengan
metode scatterplot dengan memplotkan nilai ZPRED (nilai prediksi) dengan SRESID (nilai residual).
Model yang baik didapatkan jika tidak terdapat pola tertentu pada grafik, seperti mengumpul di tengah
menyempit kemudian melebar atau sebaliknya melebar kemudian menyempit (Situmorang et al, 2010:
91).
Menurut Ghozali (2011: 139) dasar analisis untuk menentukan ada atau tidaknya
1) Jika ada plot tertentu, seperti titik-titik yang membentuk suatu pola tertentu, yang teratur
heteroskedastisitas.
2) Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu
Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel
independen dapat menjelaskan variabel dependen. Koefisien daterminasi berganda terletak di Model
40
Summary dan tertulis R Square. Namun untuk regresi linear berganda sebaiknya menggunakan R
Uji simultan dengan F – test bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara bersama-sama
variabel independen terhadap variabel dependen. Pedoman yang digunakan untuk menerima atau
1. Ha diterima jika F atau t-hitung > F atau t-tabel, atau nilai p-value pada kolom sig < Level Of
Significant (5 %).
2. Ha ditolak jika F atau t-hitung < F atau t-tabel, atau nilai p-value pada kolol sig > Level Of
Significant (5 %).
F tabel dihitung dengan cara df1 = k – 1, df2 = n – k, k adalah jumlah variabel dependen dan
independen.
secara individual (parsial) terhadap variabel dependen. Pedoman yang digunakan untuk menerima atau
1. Ha diterima jika F atau t-hitung > F atau t-tabel, atau nilai p-value pada kolom sig < Level Of
Significant (5 %).
2. Ha ditolak jika F atau t-hitung < F atau t-tabel, atau nilai p-value pada kolom sig > Level Of
Significant (5 %).
Metode analisis regresi linier berganda berfungsi untuk mengetahui pengaruh/ hubungan
antara variabel independent dan variabel dependent akan digunakan analisis regresi linier berganda
(multiple regression analytis). Peneliti menggunakan bantuan program software SPSS versi 20 untuk
41
Rumus perhitungan persamaan regresi berganda adalah sebagai berikut :
Dimana :
Y = Kinerja
a = Konstanta
X1 = Pelatihan
X2 = Pengembangan karir
E = Standard error
Linieritas hanya dapat diterapkan pada regresi berganda, karena memiliki variabel independen
lebih dari satu. Suatu model regresi berganda dikatakan linier jika memenuhi syarat-syarat liniertias,
seperti normalitas data (baik secara indivbidu maupun model), bebas dari asumsi klasik statistic
42