PASCA BENCANA
DISUSU OLEH :
KELOMPOK 5
ANGGOTA :
FAIZAL MIFTAHUDDIN
NISA ULKAMILA
RISA MAULIA
SYAHRIL MAULANA
SIRLI NATASYA
Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas
limpahan rahmat dan karunia – Nya lah sehingga kami dapat menyelesaikan
Makalah Antropologi ini dengan baik.
KELOMPOK 5
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3
2.1 Penilaian Resiko Bencana........................................................................................3
2.2 Kebijakan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana........................................4
2.3 Rehabilitasi Dan Rekonstruksi Manajemen Bencana Jangka Panjang......................8
2.4 Manajemen Pemulihan.............................................................................................9
BAB III PENUTUP..........................................................................................................10
3.1 Kesimpulan............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................iii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan IDN TIME selama 3 tahun terakhir terjadi berbagai jenis bencana
didunia seperti Topan Lekima, di beberapa tempat sekaligus, seperti Filipina.
Tiongkok bagian timur. Taiwan, Kepulauan Ryukyu (Jepang) dan Kepulauan
Caroline di bagian barat Samudera Pasifik, kerugian akibat Topan Lekima
mencapai US$9.28 miliar atau setara dengan Rp129 triliun. Gelombang panas
India dan Jepang sekitar 184 orang tewas di negara bagian Bihar. Sementara, 5
bayi meninggal di Pakistan setelah terpapar panas yang ekstrem. Menurut lamun
Japan Times, ada 57 orang tewas dan 18.347 orang dibawa ke rumah sakit akibat
gelombang panas ini. Badai Topan Idai dan masih banyak lagi bencana yang
terjadi didunia setiap tahunnya yang menyebabkan ribuan korban meninggal dan
kerugian berat bagi negara. (https://www.idntime.com, 2019).
1
di tingkat pemerintahan maupun masyarakat, dengan sasaran utama tumbuh
berkembangnya kegiatan perekonomian, sosial dan budaya, tegaknya hukum dan
ketertiban, dan bangkitnya peran dan partisipasi masyarakat sipil dalam segala
aspek kehidupan bermasyarakat di wilayah pasca bencana. Husein, Achmad.
2017).
Peran perawat dalam kegiatan pasca bencana disini bisa dikatakan multipel,
karena perawat berperan sebagai penyusun rencana. pendidik, pemberi asuhan
keperawatan, dan bagian dari tim pengkajian kejadian bencana tersebut. Tujuan
utama dari tindakan keperawatan bencana ini adalah untuk mencapai
kemungkinan tingkat kesehatan terbaik masyarakat yang terkena bencana tersebut.
Ketika seorang perawat berada di pusat area bencana, ia akan dibutuhkan untuk
ikut mengevaluasi dan memberi pertolongan pertama pada korban, sedangkan di
lokasi-lokasi penampungan seorang perawat bertanggung jawab pada evaluasi
kondisi keraban, melakukan tindakan keperawatan berkelanjutan, dan
mengkondisikan lingkungan terhadap perawatan korban-korban penyakit menular.
(https://www.academi.edu. 2018).
2
BAB II
PEMBAHASAN
Penilaian risiko bencana memiliki ciri khas yang menjadi prinsip pengkajian.
Oleh karenanya pengkajian dilaksanakan berdasarkan :
3
4. Kemampuan untuk diterjemahkan menjadi kebijakan pengurangan
risiko bencana
4
2) Perbaikan Prasarana dan Sarana Umumi
Prasarana dan sarana umum adalah jaringan infrastruktur dan fasilitas fisik
yang menunjang kegiatan kehidupan sosial dan perekonomian masyarakat.
Prasarana umum atau jaringan infrastruktur fisik disini mencakup: jaringan jalan
perhubungan, jaringan air bersih, jaringan listrik, jaringan komunikasi, jaringan
sanitasi dan limbah, dan jaringan irigasi atau pertanian. Sarana umum atau
fasilitas sosial dan umum mencakup fasilitas kesahatan. fasilitas perekonomian.
fasilitas pendidikan, fasilitas perkantoran pemerintah, dan fasilitas peribadatan
(Husein. Achmad, 2017)
5) Pelayanan Kesehatan
5
kesehatan yang meliputi: SDM kesehatan, sarana prasarana kesehatan,
kepercayaan masyarakat. (Husein, Achmad. 2017)
6
10) Pemulihan Fungsi Pelayanan Publik
Pelaksanaan rekonstruksi adalah semua unit kerja yang terlibat dalam kegiatan
rekonstruksi, di bawah koordinasi pengelola dan penanggungjawab kegiatan
rehabiltasi dan rekonstruksi pasca bencana pada lembaga yang berwenang
menyelenggarakan penanggulangan bencana di tingkat nasional dan daerah.
(Husein, Achmad. 2017).
7
bencana, agar kembali ke kondisi semula atau bahkan lebih baik dari kondisi
sebelum bencana. (Husein, Achmad. 2017).
8
2.4 Manajemen Pemulihan
Pemulihan merupakan awal upaya pembangunan kembali dan menjadi
bagian dari pembangunan pada umumnya yang dilakukan melalui rehabilitasi dan
rekonstruksi. Rehabilitasi dapat diartikan sebagai segala upaya perbaikan untuk
mengembalikan fungsi secara minimal terhadap sarana. prasaran dan fasilitas
umum yang rusak akibat bencana. Dengan pengembalian fungsi tersebut, layanan
publik/masyarakat dapat dilaksanakan. Sasaran utamanya adalah
normalisasi/berjalannya secara wajar berbagai aspek pemerintahan dan kehidupan
masyarakat seperti pada kondisi sebelum terjadinya bencana. Sedangkan
rekonstruksi dapat diartikan sebagai segala upaya pembangunan kembali sarana,
prasarana dan fasilitas umum, dan kapasitas kelembagaan yang rusak. akibat
bencana baik pada level pemerintahan maupun masyarakat/komunitas.
Prinsip-Prinsip Pemulihan
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penilaian risiko bencana merupakan sebuah pendekatan untuk
memperlihatkan potensi dampak negatif yang mungkin timbul akibat suatu
potensi bencana yang melanda. Potensi dampak negatif yang timbul dihitung
berdasarkan tingkat kerentanan dan kapasitas kawasan tersebut. Potensi
dampaknegatif ini dilihat dari potensi jumlah jiwa yang terpapar, kerugian harta
benda,dan kerusakan lingkungan (BNPB, 2012).
10
DAFTAR PUSTAKA
iii