Anda di halaman 1dari 77

SPESIFIKASI TEKNIS

JASA KONSTRUKSI REHABILITASI GEDUNG


KANTOR PERTANAHAN KOTA PONTIANAK

KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/


BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR PERTANAHAN KOTA PONTIANAK

TAHUN ANGGARAN 2023


SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PEKERJAAN

Satuan Kerja : Kantor Pertanahan Kota Pontianak


Pekerjaan : Jasa Konstruksi Rehabilitasi Gedung Kantor Pertanahan Kota Pontianak
Lokasi : Jl. A. Yani No. 1 Pontianak
Tahun Anggaran : 2023

A. SPESIFIKASI MUTU/KUALITAS

Ruang Lingkup Pekerjaan


Ruang lingkup pekerjaan Rehabilitasi Gedung terdiri dari:
I. Pekerjaan Pendahuluan
II. Pekerjaan Pondasi
III. Pekerjaan Struktur
IV. Pekerjaan Tangga dan Ramp
V. Pekerjaan Atap
VI. Pekerjaan Penutup Lantai dan Dinding
VII. Pekerjaan Dinding
VIII. Pekerjaan Plafond
IX. Pekerjaan Pengecatan
X. Pekerjaan PJV dan Penggantung
XI. Pekerjaan Sanitair
XII. Pekerjaan Fasad Bangunan
XIII. Pekerjaan Mekanikal Elektrikal dan Plumbing

Tata Cara Pengukuran dan Tata Cara PembayaranTata Cara


Pengukuran
- Penyedia telah mengajukan tagihan disertai laporan kemajuan hasil pekerjaan;
- Pembayaran dilakukan terhadap pekerjaan yang sudah terpasang;
- Pengguna Jasa memerintahkan Pengawas Pekerjaan untuk melakukan pemeriksaan dan/atau pengujianterhadap
hasil pekerjaan;
- Pemeriksaan dan/atau pengujian dilakukan terhadap kesesuaian hasil pekerjaan terhadap kriteria/ spesifikasi yang
tercantum dalam Kontrak;
- Hasil pemeriksaan dan/atau pengujian dari Pengawas Pekerjaan disampaikan kepada Pengguna Jasa,apabila
dalam pemeriksaan hasil pekerjaan tidak sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Kontrak
dan/atau cacat hasil pekerjaan, Pengguna Jasa memerintahkan Penyedia untuk memperbaiki dan/ataumelengkapi
kekurangan pekerjaan;
- Apabila dalam pemeriksaan dan/atau pengujian hasil pekerjaan telah sesuai dengan ketentuan yang
tercantum dalam Kontrak maka Pengguna Jasa melakukan pembayaran.

Tata Cara Pembayaran


- Pembayaran dilakukan secara angsuran (termin).
- Pembayaran terakhir hanya dilakukan setelah pekerjaan selesai 100% (seratus persen) dan Berita AcaraSerah
Terima Pertama Pekerjaan ditandatangani oleh Pengguna Jasa dan Penyedia;

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG 1


1. SPESIFIKASI BAHAN BANGUNAN KONSTRUKSI

NO NAMA BARANG /MATERIAL MERK/TIPE KETERANGAN

1 Semen Tiga Roda, Gresik SNI-15-2049-2004


SNI-15-2049-1994
2 Agregat Halus (Pasir) - SNI 03-4428-1997
SNI 03-4142-1996
SNI 03-6877-2002
3 Agregat Kasar (Batu Pecah) - SNI 03-2417-1991
SNI 03-3407-1994
SNI 03-6877-2002
4 Baja Profil KS, LS Sesuai SNI Pabrik
5 Besi Tulangan Polos KS, DP Sesuai SNI Pabrik
6 Besi Tulangan Ulir KS, DP Sesuai SNI Pabrik
7 Wiremesh KS, DP Sesuai SNI Pabrik
8 Rangka Baja Ringan Kencana Truss, CBM, Sesuai SNI Pabrik
Prima, Taso, Andal Prima
9 Penutup Atap Spandek/zincalum Sesuai SNI Pabrik
10 Rangka Plafond Hollo Alumunium/ HFG, CBM, Aplus Sesuai SNI Pabrik
Metal Furing
11 Plafond Gypsum Board, Kalsi Board Jayaboard, Gyproc, A-Plus, Sesuai SNI Pabrik
Elephant, Knauf
12 Kusen Alumunium Alexsindo, Alkomesindo, Sesuai SNI Pabrik
YKK
13 Jendela dan ventilasi kaca Rangka : Alexsindo, Sesuai SNI Pabrik
Alkomesindo, Alcomend,
Kalindo, YKK
Kaca : Asahimas
14 Pintu Besi (Steel Door) Pabrikasi Steeldoor Sesuai SNI Pabrik
15 Pintu Finishing Alcubon Rangka Besi Finishing Sesuai SNI Pabrik
Alcubond : Seven, G-net
16 Keramik Lantai 60 cm x60 cm Indogress, Roman Sesuai SNI Pabrik

17 Keramik Lantai 30 x 30 cm Indogress, Roman Sesuai SNI Pabrik

18 Keramik Dinding 30x60 cm Indogress, Roman Sesuai SNI Pabrik

19 Batako Lokal
Batako Cetak Mesin
20 Finishing Cat Dinding = Jotun, Mowilex , Sesuai SNI Pabrik
Dulux
Plafond = Jotun, Mowilex,
Dulux
Cat Minyak = Ftlit, Avian,
Dulux
21 Tiang Pancang Mini Pile Ready Mix uk. Π 25 Sesuai Mutu Beton
x 25 K 400 - 6m
22 Beton K-300 UJI JMF SESUAI SNI 03-2492-
2002
23 Beton K-225 UJI JMF SESUAI SNI 03-2492-
2002

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG 2


NO NAMA BARANG /MATERIAL MERK/TIPE KETERANGAN

24 Sanitair Toto, American Standar Sesuai SNI Pabrik


25 Alucopan (ACP) Seven, G-net, Mark Sesuai SNI Pabrik

NO URAIAN PEKERJAAN TYPE MERK

MEKANIKAL ELEKTRIKAL

1 Instalasi Penerangan dan Kotak


Kontak
- Kabel instalasi NYM Supreme, Kabelindo,Kabel
Metal
- Pipa conduit PVC High Impact Ega, Boss, Clipsal

- Asesoris T dos, Sock, Lasdop Ega, Boss, Clipsal

- Outlet Saklar dan Stop Kontak Saklar Single, Saklar Ganda, Schneider, Panasonic
Saklar Tukar, Grid switch
- Lampu LED Philips, Osram, Panasonic

RM Philips, Osram, Panasonic

2 Pekerjaan Panel

- Pengaman ACB,MCCB, MCB, Schneider, ABB, Haiger

- Box Panel Standing Floor, Wall Mounted Schneider, Standar Panel

- Asesoris Lampu, Sekring, Kontaktor dll Schneider, Standar Panel

3 Pekerjaan Kabel Feeder

- Kabel Power NYY, NYFGBY Supreme, Kabelindo, Kabel


Metal

4 Pekerjaan Kabel Ladder dan Tray

- Kabel Tray Interact, Sumber Surya


Mandiri, Triabadi (bukan
pabrikasi sendiri)
- Asesoris Straight, Elbow, Reducer Standar

5 Penyalur Petir

- Kabel instalasi BC 50 mm Supreme, Kabelindo, Kabel


Metal
- Pipa conduit Pipa dia. 20 mm Ega, Boss, Clipsal

- Unit Penyalur petir Penangkal Petir Elektrostatis Orion, Kurn, LPI

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG 3


NO URAIAN PEKERJAAN TYPE MERK

6 Instalasi Tata Udara

- Exhaust Fan, Ceilling Fan Wall Exhaust Fan, Ceilling KDK, Panasonic
Exhaust Fan

7 Air Bekas, Kotor dan Vent

- Pipa instalasi Pvc AW Rucika, Unilon, Pralon

- Asesoris Elbow, Tee, Reducer dll Rucika, Unilon, Pralon

- Septic tank bio Fiber Biosung, Biorich, PT. Cahaya


Mas Cemerlang

8 Air Bersih

- Pipa instalasi Ppr Pn 10 Rucika, Unilon, Pralon

- Asesoris Elbow, Tee, Reducer dll Rucika, Unilon, Pralon

- Pompa air bersih Pompa Submersible,Transfer & Grundfos, Ebara, Arita &
Booster Setara
- Roof tank Fiberglas Penguin, Jerapah

B. SPESIFIKASI PERALATAN KONSTRUKSI DAN PERALATAN BANGUNAN

No Jenis Kapasitas Jumlah Kepemilikan


/status
1 Drop Hammer (Mesin 1.8 ton 1 Unit Milik sendiri,
Pemancang Minifile) sewa beli,
2 Concrete Vibrator 1.5KW 230V 50HZ 1 Unit dan/atau milik
pihak lain
3 Pick Up 1500 cc 1 Unit dengan
4 Exsavator 80 – 140 HP 1 Unit perjanjian Sewa
5 Dump Truck JBB 7500 – 8500 kg 2 unit bersyarat
6 Genset 5000 Watt 1 unit

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG 4


C. SPESIFIKASI PROSES/ KEGIATAN RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI

NO. JENIS / TYPE IDENTIFIKASI PENGENDALIAN RESIKO K3


PEKERJAAN JENIS BAHAYA & RESIKO K3

1 Pekerjaan Pendahuluan 1. Terluka akibat terkena alat 1. Penyampaian safety induction


- Pembersihan Lokasi pemotong ranting dan kayu ke seluruh pekerja
- Pengukuran dan Bowplank 2. Terluka akibat terkena alat 2. Memakai Alat Pelindung Diri
- Direksi Keet pertukangan (APD)sarung tangan, Masker,
- Papan Nama Proyek 3. Terluka akibat terkena safety helmet dan safety shoes
- Biaya SMK3 sampah serpihan kayu dengan baik saat bekerja
4. Tergigit binatangg berbisa 3. Memberikan Intruksi kerja
seperti : ular dan kalajengking untuk bekerja dengan baik dan
5. Terjadi kebakaran bekas hati-hati
sampah pembersihan lahan 4. Memasang rambu peringatan
6. Tertabrak kendaraan keluar
masuk proyek

2 Pekerjaan Pondasi 1. Tiang perancah alat 1. Memakai Alat Pelindung Diri


- Pemancangan Tiang Pancang pemancang roboh (APD)sarung tangan, Masker,
- Pembuatan Bekisting 2. Tertimpa material minipile safety helmet dan safety shoes
- Pekerjaan Pembesian 3. Terluka akibat terkena dengan baik saat bekerja
- Pekerjaan Pengecoran potongan besi beton 2. Memberikan Intruksi kerja
Pondasi 4. Terkena putaran mesin molen untuk bekerja dengan baik dan
pengaduk campuran beton hati-hati
5. Tertimpa alat concrete 3. Memasang rambu peringatan
vibrator
6. Terpapar debu material

3 Pekerjaan Struktur 1. Bekisting dan perancah roboh 1. Membuat Perancah yang Baik
- Pembuatan Bekisting 2. Terluka akibat terkena 2. Memakai Alat Pelindung Diri
- Pekerjaan Pembesian potongan besi beton (APD)sarung tangan, Masker,
- Pekerjaan Pengecoran 3. Terkena putaran mesin molen safety helmet dan safety shoes
pengaduk campuran beton dengan baik saat bekerja
4. Tertimpa alat concrete 3. Memakai Pengaman /safety
vibrator herness Saat bekerja di
5. Rangka lift barang atau Ramp ketinggian
ke lantai 2 roboh 4. Memberikan Intruksi kerja
6. Terpapar debu material untuk bekerja dengan baik dan
7. Jatuh dari ketinggian hati-hati
5. Memasang rambu peringatan

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG 5


NO. JENIS / TYPE IDENTIFIKASI PENGENDALIAN RESIKO K3
PEKERJAAN JENIS BAHAYA & RESIKO K3

4 Pekerjaan Tangga dan Ramp 1. Bekisting dan perancah roboh 1. Membuat Perancah yang Baik
2. Terluka akibat terkena 2. Memakai Alat Pelindung Diri
potongan besi beton (APD)sarung tangan, Masker,
3. Terkena putaran mesin molen safety helmet dan safety shoes
pengaduk campuran beton dengan baik saat bekerja
4. Tertimpa alat concrete 3. Memakai Pengaman /safety
vibrator herness Saat bekerja di
5. Terpapar debu material ketinggian
4. Memberikan Intruksi kerja
untuk bekerja dengan baik dan
hati-hati
5. Memasang rambu peringatan

5 Pekerjaan Atap 1. Terluka akibat terkena 1. Membuat Perancah yang Baik


serpihan potongan besi truss 2. Memakai Pengaman /safety
dan atap herness saat bekerja di
2. Tersengat aliran listrik ketinggian
3. Jatuh dari ketinggian 3. Memakai sarung tangan,
Masker, safety helmet dan
safety shoes dengan baik saat
bekerja
4. Menggunakan alat kerja listrik
yang standar SNI
5. Memberikan Intruksi kerja
untuk bekerja dengan baik dan
hati-hati
6. Memasang rambu peringatan

6 Pekerjaan penutup lantai dan 1. Terluka akibat terkena alat 1. Memakai sarung tangan,
Dinding potong keramik Masker, safety helmet dan
2. Terluka akibat terkena safety shoes dengan baik saat
serpihan potongan keramik bekerja
3. Terpapar debu material 2. Menggunakan alat kerja listrik
yang standar SNI
3. Memberikan Intruksi kerja
untuk bekerja dengan baik dan
hati-hati
4. Memasang rambu peringatan

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG 6


NO. JENIS / TYPE IDENTIFIKASI PENGENDALIAN RESIKO K3
PEKERJAAN JENIS BAHAYA & RESIKO K3

7 Pekerjaan Dinding 1. Tertimpa material batako 1. Membuat Perancah yang Baik


2. Jatuh dari ketinggian 2. Memakai Pengaman /safety
3. Terpapar debu material harness saat bekerja di
ketinggian
3. Memakai sarung tangan,
Masker, safety helmet dan
safety shoes dengan baik saat
bekerja
4. Memberikan Intruksi kerja
untuk bekerja dengan baik dan
hati-hati
5. Memasang rambu peringatan

8 Pekerjaan Plafond 1. Terluka akibat terkena alat 1. Membuat Perancah yang Baik
potong besi rangka dan 2. Memakai Pengaman /safety
material plafond harness saat bekerja di
2. Tersengat aliran listrik ketinggian
3. Jatuh dari ketinggian 3. Memakai sarung tangan,
Masker, safety helm dan safety
shoes dengan baik saat
bekerja
4. Menggunakan alat kerja listrik
yang standar SNI
5. Memberikan Intruksi kerja
untuk bekerja dengan baik dan
hati-hati
6. Memasang rambu peringatan

9 Pekerjaan Pengecatan 1. Jatuh dari ketinggian 1. Membuat Perancah yang Baik


2. Terpapar zat kimia kandungan 2. Memakai Pengaman /safety
dalam cat harness saat bekerja di
ketinggian
3. Memakai sarung tangan,
Masker, safety helmet dan
safety shoes dengan baik saat
bekerja
4. Memberikan Intruksi kerja
untuk bekerja dengan baik dan
hati-hati
5. Memasang rambu peringatan

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG 7


NO. JENIS / TYPE IDENTIFIKASI PENGENDALIAN RESIKO K3
PEKERJAAN JENIS BAHAYA & RESIKO K3

10 Pekerjaan PJV dan Penggantung 1. Terluka akibat terkena 1. Memakai sarung tangan,
serpihan kusen alumunium Masker, helm dan safety shoes
dan kaca dengan baik saat bekerja
2. Tersengat aliran listrik 2. Menggunakan alat kerja listrik
3. Jatuh dari ketinggian yang standar SNI
3. Memberikan Intruksi kerja
untuk bekerja dengan baik dan
hati-hati
4. Memasang rambu peringatan

11 Pekerjaan Sanitair 1. Tertimpa material kloset 1. Memakai sarung tangan,


2. Terpapar debu material Masker, helm dan safety shoes
dengan baik saat bekerja
2. Menggunakan alat kerja listrik
yang standar SNI
3. Memberikan Intruksi kerja
untuk bekerja dengan baik dan
hati-hati
4. Memasang rambu peringatan

12 Pekerjaan Fasad Bangunan : 1. Terluka akibat terkena 1. Membuat Perancah yang Baik
- Pemasangan ACP serpihan besi dan alat potong 2. Memakai Pengaman /safety
- Pemasangan Ornamen 2. Tersengat aliran listrik harness saat bekerja di
- Pemasangan Signage Tex 3. Jatuh dari ketinggian ketinggian
- Pemasangan Kisi-Kisi 3. Memakai sarung tangan,
Masker, safety helm dan safety
shoes dengan baik saat
bekerja
4. Menggunakan alat kerja listrik
yang standar SNI
5. Memberikan Intruksi kerja
untuk bekerja dengan baik dan
hati-hati
6. Memasang rambu peringatan

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG 8


NO. JENIS / TYPE IDENTIFIKASI PENGENDALIAN RESIKO K3
PEKERJAAN JENIS BAHAYA & RESIKO K3

13 Pekerjaan Mekanikal Elektrikal dan 1. Terluka akibat terkena alat 1. Membuat Perancah/ tanggga
Plumbing pemotong tray kabel, kabel, yang Baik
dan pipa 2. Memakai Pengaman /safety
2. Jatuh dari ketinggian harness saat bekerja di
3. Tersengat aliran listrik ketinggian
3. Memakai Alat Pelindung Diri
(APD) seperti sarung tangan,
Masker, helm dan safety shoes
dengan baik saat bekerja
4. Menggunakan alat kerja listrik
yang standar SNI
5. Memberikan Intruksi kerja
untuk bekerja dengan baik dan
hati-hati
6. Memasang rambu peringatan

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG 9


D. SPESIFIKASI METODE KONSTRUKSI/ METODE PEKERJAAN

I. PEKERJAAN PENDAHULUAN DAN STRUKTUR

PASAL 01 : PERATURAN DAN PERSYARATAN


Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, berlaku peraturan-peraturan, persyaratan-persyaratan dan
ketentuan-ketentuan sebagaimana yang tercantum dalam :
1.1. Tata cara Perencanaan Pembebanan untuk rumah dan gedung SNI 1727 – 1989 – F.
1.2. Tata cara Pelaksanaan Mendirikan Bangunan Gedung SNI 1728-1989-F.
1.3. Tata cara Perencanaan Beton Bertulang dan Struktur Dinding Bertulang untuk rumah dan
gedung SNI 1734-1989-F.
1.4. Spesifikasi Bahan Bangunan SK SNIS-04-1989-F, SK SNIS-05-1989-F dan SK SNIS-06-1989-
F.
1.5. Tata cara pengecatan kayu SK SNI T-11-1990 F.
1.6. Tata cara pengecatan dinding tembok SK SNI T-11-1990 F.
1.7. Peraturan Umum Instalasi Listrik ( PUIL ) tahun 1977 yang diterbitkan oleh Yayasan
Normalisasi Indonesia.
1.8. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI) Tahun 1961 yang diterbitkan oleh Yayasan
Normalisasi Indonesia.
1.9. Pada prinsipnya semua material, semua tata cara pelaksanaan pekerjaan dan semua peralatan
kerja harus mendapat persetujuan direksi sebelum dipasang dan atau digunakan dalam proyek
ini.
1.10. Petunjuk – petunjuk dari Pemilik/Pengawas Lapangan.

PASAL 02 : DIREKSI LAPANGAN


Dalam pelaksanaan pembangunan ini bertindak sebagai Direksi adalah Pengelola Proyek yang terdiri
dari :
2.1. Kepala Kantor Pertanahan selaku Kuasa Pengguna Anggaran
2.2.1. Pejabat Pembuat Komitmen, Pengelola Administrasi, Keuangan dan Teknis dari Pihak
Kegiatan Pembangunan Gedung
2.2.2. Perencana :
Perencana berkewajiban mengadakan pengawasan berkala.
2.2. Pengawas :
2.2.1. Pengawas Lapangan tidak dibenarkan merubah ketentuan-ketentuan pelaksanaan
pekerjaan sebelum mendapat izin dari Pemilik Kegiatan.
2.2.2. Bila Pengawas Lapangan menemui kejanggalan-kejanggalan atau menyimpang dari
RKS dan Gambar Kerja supaya segera memberitahukan kepada Pemilik Kegiatan.
2.2.3. Mengambil tindakan dalam hal yang dianggap perlu untuk kemajuan dan keselamatan
pekerjaan.
2.3. Kontraktor Pelaksana :
2.3.1. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan sesuai ketentuan-ketentuan peraturan yang
ada dan berlaku.
2.3.2. Kontraktor harus menempatkan tenaga ahli dan berpengalaman untuk mengatur
lancarnya pekerjaan sehingga perintah/petunjuk Pengawas Lapangan dapat
dilaksanakan dengan segera dan sebaik mungkin.
2.3.3. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas hasil pekerjaannya.
2.3.4. Kontraktor membuat laporan periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan untuk
disampaikan kepada Pemilik Kegiatan.

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG 10


PASAL 03 : PENJELASAN RKS DAN GAMBAR
3.1. Kontraktor wajib meneliti semua gambar dan Rencana Kerja dan syarat-syarat (RKS) termasuk
tambahan dan perubahannya yang dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan
(Anwizing).
3.2. Bila gambar tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), maka yang mengikat
/berlaku adalah ketentuan yang ada dalam RKS. Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar
yang lain, maka gambar yang mempunyai skala besar yang berlaku.
3.3. Bila perbedaan-perbedaan tersebut menimbulkan keraguan-keraguan sehingga dalam
pelaksanaan menimbulkan kesalahan, maka kontraktor wajib menanyakan kepada konsultan
pengawas / Direksi dan kontraktor harus mengikuti keputusannya

PASAL 04 : PERSIAPAN DI LAPANGAN


4.1. Dilapangan Pekerjaan Kontraktor wajib menyediakan Bangsal Kerja tempat para staf Konsultan
Pengawas / Direksi melakukan tugasnya atas biaya kontraktor dengan menggunakan bahan-
bahan sederhana, pintu-pintu dapat dikunci dengan baik, lantai papan, dinding papan/triplek
dengan atap seng atau sejenisnya.
4.2. Perlengkapan Bangsal Kerja Konsultan Pengawas, terdiri dari kursi dan meja kerja serta
perlengkapan lainnya yang dibutuhkan.
4.3. Bangsal Kerja untuk kantor Kontraktor dan gudang penyimpanan bahan untuk pekerjaan
ditentukan sendiri oleh kontraktor, tetapi letaknya harus mendapat persetujuan Direksi
Lapangan/ Pemberi Tugas. Pembuatan bangsal ini harus sesuai dengan syarat konstruksi dan
kesehatan
4.4. Bahan bangunan yang sudah dipasang menjadi Bangsal Kerja yang tertulis pada ayat 1 dan 3 tidak
boleh lagi diambil untuk keperluan konstruksi. Bahan bangunan tersebut menjadi milik proyek
/ Pemberi tugas dan dibongkar oleh kontraktor setelah serah terima pertama dan dibawa
keluar lapangan

PASAL 05 : JADWAL PELAKSANAAN


5.1. Sebelum memulai pekerjaan yang nyata di lapangan pekerjaan, kontraktor wajib membuat
rencana pekerjaan pelaksanaan dan bagian-bagian pekerjaan berupa Bart-chart dan Curve “S”
yang telah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi / Konsultan Pengawas
5.2. Kontraktor wajib memberikan salinan rencana kerja rangkap 4 (empat) kepada Direksi/
Konsultan Pengawas. Satu salinan dilapangan yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan
pekerjaan (prestasi Kerja) di lapangan.
5.3. Konsultan pengawas/ Direksi akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor berdasarkan rencana
kerja tersebut.

PASAL 06 : KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN


6.1. Dilapangan pekerjaan, kontraktor wajib menunjukan seorang kuasa kontraktor atau biasa
disebut PELAKSANA LAPANGAN yang cakap untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan-
pekerjaan di lapangan dan mendapat kuasa penuh dari kontraktor, berpendidikan minimum S1
jurusan Teknik Sipil/ Arsitektur yang berpengalaman minimal 5 tahun. Penunjukan atau
penugasan tenaga ahli yang bertugas di lapangan ditujukan kepada Pemberi Tugas dan
Pengelola Teknis serta Direksi sebagai tembusannya
6.2. Dengan adanya pelaksana lapangan, tidak berarti bahwa kontraktor lepas tanggung jawab
sebagian maupun keseluruhan kewajibannya
6.3. Kontraktor wajib memberi tahu secara tertulis kepada pengelola Teknis Proyek dan Direksi,
nama dan jabatan pelaksana untuk mendapat persetujuan
6.4. Bila kemudian hari, menurut pendapat Pengelola Proyek dan Direksi pelaksana kurang mampu atau
tidak cakap memimpin pekerjaan, maka akan diberitahukan kepada kontraktor secara tertulis
untuk mengganti pelaksana lapangan tersebut

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG 11


6.5. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan Surat Pemberitahuan, kontraktor harus sudah
menunjuk pelaksana baru atau kontraktor sendiri (penanggung jawab/ direktur perusahaan)
yang akan memimpin pelaksanaan pekerjaan di lapangan

PASAL 07 : TEMPAT TINGGAL (DOMISILI) KONTRAKTOR


7.1. Untuk menjaga kemungkinan diperlukannya kerja diluar jam kerja (lembur) apabila terjadi hal-
hal yang mendesak, kontraktor wajib memberitahukan secara tertulis kepada Pengelola Proyek dan
Direksi/ Pengawas
7.2. Alamat kontraktor atau pelaksana diharapkan tidak berpindah-pindah selama pekerjaan. Bila
terjadi perubahan alamat, kontraktor/pelaksana wajib memberitahukan secara tertulis

PASAL 08 : PENJAGAAN KEAMANAN LAPANGAN PEKERJAAN


8.1. Kontraktor wajib menjaga keamanan di lapangan terhadap barang-barang milik proyek, Direksi/
Pengawas dan milik pihak ketiga yang ada dilapangan.
8.2. Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah dipasang atau belum, menjadi
tanggung jawab kontraktor dan tidak diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambahan.
8.3. Apabila terjadi kebakaran, kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya baik yang berupa
barang-barang maupun keselamatan jiwa. Untuk itu kontraktor harus menyediakan alat-alat
pemadam kebakaran yang siap dipakai yang ditempatkan pada tempat yang mudah dijangkau.

PASAL 09 : JAMINAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA


9.1. Kontraktor diwajibkan menyediakan obat obatan menurut syarat-syarat pertolongan pertama
pada kecelakaan (PPPK) yang selalu dalam keadaan siap digunakan di lapangan untuk
mengatasi segala kemungkinan musibah bagi semua petugas dan pekerja di lapangan
9.2. Kontraktor wajib menyediakan air minum yang cukup bersih dan memenuhi syarat-syarat
kesehatan dan air bersih, kamar mandi dan WC yang layak bagi semua petugas dan pekerja
yang ada di lapangan membuat tempat penginapan didalam lapangan pekerjaan untuk penjaga
keamanan.
9.3. Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan pada pekerja wajib diberikan
kontraktor sesuai dengan peraturan yang berlaku.

PASAL 10 : SITUASI DAN UKURAN


10.1. Situasi
a. Kontraktor wajib meneliti situasi tapak, terutama keadaan tanah bangunan, sifat dan
luasnya pekerjaan dan hal-hal lain yang dapat mempengaruhi harga penawarannya.
b. Kelalaian atau kekurangtelitian Kontraktor dalam hal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk
mengajukan tuntutan.
10.2. Ukuran
a. Ukuran satuan yang digunakan disini semuanya dinyatakan dalam Cm, kecuali ukuran-
ukuran untuk baja yang dinyatakan dalam inch atau mm.
b. Pedoman titik duga lantai (permukaan atas lantai)  0.00 bangunan adalah sesuai dengan
gambar kerja, atau ditentukan kemudian oleh pengelola teknik dan Direksi atas
persetujuan kontraktor
10.3. Memasang Bouwplank
a. Pekerjaan pengukuran dan pemasangan bouwplank, dilaksanakan setelah pekerjaan
perataan tanah dan pembersihan lokasi selesai dilaksanakan.
b. Membuat titik patok (kayu belian) di suatu tempat yang tidak terganggu oleh letak
bangunan, yang dijadikan sebagai pedoman titik duga lantai  0.00.
c. Pembuatan dan pemasangan bouwplank termasuk pekerjaan kontraktor dimana ketepatan
letak bangunan diukur dibawah pengawasan Direksi dengan titik patok yang dipancang
kuat-kuat dan papan duga dari bahan kayu kelas III dengan ketebalan 2 cm diketam rata
bidang sisi atasnya dan yang tidak berubah oleh cuaca. Pemasangan harus kuat dimana
permukaan atasnya harus rata

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG 12


PASAL 11 : SYARAT-SYARAT PEMERIKSAAN BAHAN BANGUNAN
11.1 Semua bahan bangunan yang didatangkan harus memenuhi syarat-syarat yang telah
ditentukan
11.2 Pengawas berwenang menanyakan asal bahan dan kontraktor wajib memberitahukan
11.3 Kontraktor wajib memperlihatkan contoh bahan sebelum digunakan. Contoh-contoh ini harus
mendapat persetujuan dari pengawas
11.4 Bahan bangunan yang telah didatangkan kontraktor di lapangan pekerjaan, tetapi ditolak
pemakaiannya oleh pengawas, harus segera dikeluarkan dan selanjutnya dibongkar atas biaya
kontraktor dalam waktu 2 x 24 jam, terhitung dari jam penolakan
11.5 Pekerja atau bagian pekerjaan yang telah dilakukan kontraktor tetapi ditolak oleh pengawas,
maka pekerjaan tersebut harus segera dihentikan dan selanjutnya dibongkar atas biaya
kontraktor dalam waktu yang telah ditetapkan oleh pengawas

PASAL 12 : PEMERIKSAAN PEKERJAAN


12.1. Sebelum memulai pekerjaan lanjutannya yang apabila pekerjaan ini telah selesai, akan tetapi
belum diperiksa oleh pengawas, kontraktor wajib meminta persetujuan kepada pengawas. Baru
apabila pengawas telah menyetujui bagian pekerjaan tersebut, kontraktor dapat meneruskan
pekerjaan
12.2. Bila permohonan pemeriksaan itu dalam waktu 2 x 24 jam (dihitung dari diterima Surat
Permohonan pemeriksaan, tidak dihitung hari raya / libur) tidak dipenuhi oleh pengawas,
kontraktor dapat meneruskan pekerjaannya dan bagian yang seharusnya diperiksa dianggap
telah setuju Pengawas minta perpanjangan waktu
12.3. Bila kontraktor melanggar ayat 1 pasal ini, pengawas berhak, menyuruh membongkar bagian
pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk diperbaiki. Biaya pembongkaran dan pemasangan
kembali menjadi tanggung jawab kontraktor

PASAL 13 : PEKERJAAN TAMBAH KURANG


14.1 Tugas mengerjakan pekerjaan tambah/kurang diberitahukan dengan tertulis dalam buku harian
oleh pengawas serta persetujuan Pemberi Tugas
14.2 Pekerjaan tambah/kurang hanya berlaku bila memang nyata-nyata ada perintah tertulis dari
pengawas atau atas persetujuan Pemberi Tugas
14.3 Biaya pekerjaan tambah/kurang akan diperhitungkan menurut daftar Harga Satuan pekerjaan, yang
dimasukkan oleh kontraktor sesuai AV 41 artikel 50 dan 51 yang pembayarannya
diperhitungkan bersama dengan angsuran terakhir
14.4 Untuk pekerjaan tambah yang harga satuannya tidak tercantum dalam harga satuan yang
dimasukkan dalam penawaran harga satuannya akan ditentukan lebih lanjut oleh pengawas
bersama-sama kontraktor dengan persetujuan pemberi tugas
14.5 Adanya pekerjaan tambah tidak dapat dijadikan alasan penyebab kelambatan penyerahan
pekerjaan, tetapi pengawas/Bimbingan Teknik Pembangunan (BTP) dapat mempertimbangkan
perpanjangan waktu karena adanya pekerjaan tambah tersebut

PASAL 14 : PEKERJAAN PERSIAPAN


14.1 Pembongkaran
a. Sebelum memulai pekerjaan pembongkaran, pelaksana pekerjaan harus memberitahukan
kepada Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas dan pihak terkait (Pengelola Gedung)
guna pemeriksaan awal dan ijin pelaksanaan pekerjaan.
b. Waktu pemberitahuan minimal 2 x 24 jam sebelum memulai pekerjaan.
c. Bangunan yang akan dibongkar merupakan bangunan yang mempunyai diletasi (garis
pemisah)/tidak menyatu terhadap bangunan sekitarnya yang tidak dibongkar,
d. Areal Gedung yang dibongkar merupakan area yang berdekatan dengan pelayanan,
aktifitas kerja kantor dan jalan utama lalu lintas kendaraan, sehingga diperlukan kehati-
hatian, ketelitian, pengamanan, peralatan dan koordinasi yang benar sehingga aktifitas
pelayanan dan kerja pada BPN Kota Pontianak tidak terganggu.

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG 13


14.2 Peralatan Pembongkaran
Peralatan yang diperlukan dalam pembongkaran :
a. Eksavator 150 Ps : 1 unit
b. Jack Hammer : 2 unit
c. Palu Godam 5Kg : 5 unit
d. Dump truck : 3 unit
e. Alat – alat tukang
14.3 Proses Pembongkaran
a. Pemeriksaan Tempat Kerja
Pelaksanaan pembongkaran sebelumnya harus yakin akan kesiapan dan segala akibat yang
mungkin dapat timbul dalam proses pelaksanaan pekerjaan pembongkaran. Persetujuan ijin
mulai pelaksanaan pekerjaan adalah setelah dilakukan pemeriksaan kondisi lokasi bersama-
sama Konsultan Pengawas, Perencana dan Pemberi Tugas.
b. Pengamanan/pemutusan Jalur-jalur Instalasi
- Pagar pengaman harus dipasang pada setiap lantai ( 3 lantai ) diantara dilatasi bangunan
mengunakan bahan kayu dan GRC board, pagar dibuat rapat sehingga waktu pembongkaran
dan pelaksanaan pekerjaan tidak ada debu dan material kerja yang masuk ke gedung/ruang
yang masih digunakan untuk aktifitas pelayanan dan kerja.
- Amankan jalur-jalur air, listrik, gas, Air Conditioning (AC) atau instalasi lain dengan
menutupnya dengan bahan yang diijinkan atau disyaratkan oleh Konsultan Pengawas, Pemilik
bangunan (Pengelola gedung) dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.
c. Barang Sisa Pembongkaran
- Semua bongkaran berupa barang yang masih utuh (seperti lampu, kosen pintu dan jendela,
atap dll) dan dapat digunakan kembali, disimpan dan diserahkan kepada Pemberi Tugas
dengan diketahui oleh Konsultan Pengawas dengan disertai daftar/list item barang-barang
tersebut.
- Untuk bongkaran yang tidak bisa digunakan kembali ( bongkaran beton ) dan atas persetuan
Pemberi Tugas dan diketahui oleh Konsultan Pengawas segera dikeluarkan dari lokasi
pekerjaan ke tempat pembuangan/yang diizinkan.
d. Pembongkaran
- Pembongkaran dilakukan dengan alat-alat yang mencukupi, tepat guna dan
aman.Pengawasan agar dilakukan tehadap timbulnya debu, suara dan getaran yang
mempengaruhi lingkungan sekitar/sekelilingnya.
- Agar diusahakan alat-alat atau cara-cara pengamanan, baik untuk bangunan yang tidak
dibongkar atau kesiapan-kesiapan pekerjaannya
- Segala kerusakan yang terkadi menjadi tanggung jawab pelaksana
pembongkaran/kontaktor.
- Karena bangunan yang akan dibongkar sudah mempunyai dilatasi/garis pemisah antar
bangunan maka bangunan yang dibongkar tidak akan berpengaruh terhadap bangunan
disebelahnya, dengan cara teliti dan dikerjakan oleh pekerja yang telah berpengalaman dalam
pekerjaan pembongkaran bangunan.
- Area Gedung yang dibongkar dalam kondisi sempit dan area terbatas, penggunaan alat
untuk pembongkaran harus disesuai penggunaannya, sehingga tidak menimbulkan kesalahan
dalam pekerjaan pembongkaran.
- Dikarena kantor BPN kota Pontianak berada pada jalan utama lalu lintas kendaraan,
mengeluarkan sisa bongkaran yang tidak terpakai ke tempat pembuangan dan aktifitas
pekerjaan pembangunan Gedung baru, pelaksana harus berkoordinasi pada pihak- pihak
terkait dalam pengaturan lalu lintas untuk keluar masuk material. Pengaturan waktu
pembuangan material bongkaran harus dijadwal terutama di malam hari.
14.4 Sebelum Pekerjaan Mulai
Kontraktor harus melaksanakan pembersihan lapangan sebelum memulai pekerjaan
sehingga semua kotoran, sampah, dan bongkaran. Sehingga situasi tempat kerja kelihatan
bersih.
14.5 Setelah Pekerjaan Selesai
Setelah pekerjaan selesai sebelum diadakan penyerahan pekerjaan kepada Pemilik,

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG 14


Kontraktor harus membersihkan seluruh site dari segala macam kotoran, puing-puing dan
semua peralatan yang digunakan selama masa konstruksi. Kotoran-kotoran tersebut
dikeluarkan dari lokasi pekerjaan atas beban kontraktor. Pekerjaan pembersihan merupakan
bagian dari progress pekerjaan sehingga bila hal ini belum diselesaikan secara tuntas maka
pekerjaan tidak akan dianggap selesai 100%.
14.6 Selama Pekerjaan Berlangsung
Kontraktor bertanggung jawab atas kebersihan lokasi pekerjaan selama pekerjaan
berlangsung. Kebersihan yang dimaksud di sini meliputi :
14.6.1. Kebersihan terhadap kotoran-kotoran yang ditimbulkan oleh sisa-sisa pembuangan
berbagai jenis sampah.
14.6.2. Kebersihan terhadap kotoran-kotoran yang disebabkan oleh sampah sisa-sisa bahan
bangunan, pecahan-pecahan batu dan atas serpihan kayu dan lain-lain.
14.6.2. Kebersihan dalam arti kerapian pengaturan material dan peralatan sehingga
menunjang mobilisasi pelaksanaan di lokasi pekerjaan.

PASAL 15 : PEKERJAAN TANAH


15.1. Penggalian tanah
15.1.1. Pada pekerjaan penggalian tanah termasuk juga pembuangan semua benda dalam
bentuk apapun yang dapat mengganggu pelaksanaan pekerjaan pembangunan.
15.1.2. Pekerjaan galian tanah untuk pondasi tidak boleh dimulai sebelum bouwplank serta
tanda tinggi dasar  0.00, sumbu dinding dan tiang disetujui oleh direksi
15.1.3. Kemiringan pada penggalian harus pada sudut kemiringan yang aman.
15.1.4. Galian dan penyangga harus dibuat sedemikian rupa sehingga terdapat ruang yang
cukup untuk bekerja, bekisting dan hal lainnya selain untuk pondasi.
15.1.5. Kontraktor harus menyediakan, menempatkan dan menjaga penyangga dan
penumpukan yang mungkin diperlukan untuk bagian samping galian.
15.1.6. Kontraktor harus menjaga agar seluruh galian tidak digenangi air dengan jalan
menimba, memompa atau dengan cara-cara lain yang dianggap baik atas beban dan
biaya kontraktor.
15.1.7. Galian tanah tidak boleh dibiarkan sampai lama, tetapi setelah galian disetujui direksi
segera mulai dengan tahap pelaksanaan berikutnya.

PASAL 16 : PEKERJAAN URUGAN PASIR DAN TANAH


16.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
yang dibutuhkan demi terlaksananya pekerjaan ini dengan baik.
16.1.1. Bahan - Bahan
a. Pasir harus keras, tahan lama dan bersih dari bahan organis, lumpur, zat-zat
alkali dan substansi-substansi yang dapat memperlemah kekuatan beton. Pasir
tidak boleh mengandung segala jenis substansi tersebut lebih dari 5%.
b. Tanah harus bersih dari bahan organis , zat-zat alkali dan substansi-substansi
yang dapat memperlemah kekuatan urugan tanah. Tanah tidak boleh
mengandung segala jenis substansi tersebut lebih dari 5%
c. Pasir Pantai tidak boleh digunakan

16.1.2. Syarat-syarat Pelaksanaan


a. Semua bagian / daerah urugan dan timbunan harus diatur berlapis sedemikian,
sehingga dicapai suatu lapisan setebal sesuai dengan gambar dalam keadaan
padat. Tiap lapis harus dipadatkan sebelum lapisan berikutnya diurug.
b. Pengeringan / pengaliran air harus diperhatikan selama pekerjaan tanah supaya
daerah yang dikerjakan terjamin pengaliran airnya.
c. Kelebihan material galian harus dibuang oleh Kontraktor ke tempat pembuangan
yang ditentukan oleh Direksi.

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG 15


PASAL 17 : PEKERJAAN TIANG PANCANG BETON
17.1. Syarat Material
17.1.1. Material yang digunakan adalah (Mini Pile / Ready Mix) uk. Π 25 x 25,
K 400 - 6 m panjang perbatang
17.1.2. Mutu Besi Tulangan Utama U 39 dan Mutu Besi Tulangan Beugel U 24.
17.1.3. Minipile harus kuat dan lurus serta tidak retak.

17.2. Syarat Pelaksanaan


17.2.1. Pekerjaan harus dilaksanakan oleh tenaga yang cukup ahli dan berpengalaman dalam
bidang tersebut.
17.2.2. Tiang Pancang yang digunakan harus berumur paling sedikit 28 hari dari waktu
pembuatan atau telah mencapai kekuatan minimum yang disyaratkan.
17.2.3. Pemancangan harus menggunakan mesin pancang minipile 1,8 ton. Alat pancang
yang dipakai harus mendapat persetujuan pengawas sebelum pemancangan dimulai.
17.2.4. Sambungan antar tiang menggunakan las keliling dengan las sudut.
17.2.5. Bagian tiang pancang yang ditumbuk harus dilindungi dengan helm/topi pengaman
yang terbuat dari besi.
17.2.6. Tiang layar untuk mesin pancang harus benar-benar tegak lurus.
17.2.7. Beton harus dikupas sehingga beton yang tertinggal akan masuk ke dalam poer.
17.2.8. Baja tulangan yang tertinggal setelah pengupasan harus cukup panjang sehingga
dapat diikat ke dalama poer paling sedikit 60 cm.

17.3. Catatan Pemancangan ( calendering )


Catatan yang detail dan akurat tentang pemancangan harus disimpan oleh Direksi Pekerjaan
dan Kontraktor. Catatan ini meliputi :
- Jumlah Tiang Pancang
- Posisi
- Jenis
- Ukuran
- Panjang aktual
- Tanggal Pemancangan
- Penetrasi pada saat penumbukan terakhir

17.4 Daya Pikul Tiang


- Didapat dari penunjukan meter (gauge) yang terpasang pada alat drop hammer yang
digunakan.
- Pemancangan dihentikan bila daya dukung yang diingnkan sudah tercapai.

17.5 Toleransi Posisional dan Kemiringan Tiang


- Toleransi untuk ketepatan titik tiang tidak lebih dari 8,00 cm dari letak titik pada awal
pemancangan, dan jarak antara dua buah tiang pancang tidak bertambah/berkurang lebih dari
15,00 cm dari yang seharusnya.
- Toleransi kemiringan untuk tiang yang seharusnya vertikal adalah tidak lebih miring dari 1
: 75.
- Kontraktor harus menjamin bahwa tiang beton cetak yang baru dibuat tidak mengganggu atau
merusak tiang-tiang yang dibuat sebelumnya.
- Jika ada gangguan dalam pelaksanaan tiang beton cetak yang diluar kemampuan
kontraktor untuk mengatasinya, maka kontraktor dapat menambah satu atau lebih tiang
beton cetak, dan sebelum pelaksanaan harus minta persetujuan dari perencana/
Konsultan Pengawas.
- Pemasangan poer dan tie beam dapat dilaksanakan setelah semua tiang Minipile
terpasang baik dan setelah disetujui oleh Konsultan Pengawas.

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG 16


17.6. Penyambungan Tiang
- Tiang beton cetak disambung dengan mengelas plat baja pada kedua tiang yang akan
disambung dengan full buttweld.
- Sebelum pengelasan dilakukan potongan tiang yang akan disambung distel hingga satu
garis dengan tiang yang telah terpancang di dalam tanah. Setelah pengelasan selesai
dilaksanakan, sambungan tersebut diberi lapisan aspal dan pemancangan tiang
dilanjutkan.

17.7. Pemancangan
- Setiap saat pada saat pemancangan, tiang pancang harus disanggah dengan baik
sehingga tidak berubah dari posisi yang telah ditentukan serta tidak terjadi kemungkinan
tekuk. Penyanggahan ini harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan
kerusakan pada tiang tekan.
- Alat pancang yang akan dipergunakan harus mempunyai kapasitas dan efisiensi, sesuai
dengan syarat-syarat yang ditentukan dan terlebih dahulu mendapatkan persetujuan
tertulis dari Konsultan Pengawas sebelum digunakan. Manometer pengukurtekanan harus
ada sertifikat kalibrasi yang masih berlaku dari pihak yang berwenang.
- Panjang tiang pancang yang akan ditekankan harus mendapatkan persetujuan Konsultan
Pengawas, sesuai dengan keadaan tanah setempat.
- Setiap tiang pancang harus dipancang terus menerus sampai penetrasi atau kedalaman
yang disyaratkan tercapai. Kecuali Konsultan Pengawas menyetujui bahwa penghentian
pemancangan terjadi karena hal-hal yang diluar kekuasaan pemborong.
- Pemborong harus membuat catatan pemancangan (tiap pemasukan 500 mm kecuali sisa
2000 mm terakhir harus dibaca tiap 250 mm ) atau sesuai dengan petunjuk Konsultan
Pengawas.
- Bila terjadi karakteristik pemancangan yang berbeda dengan karakteristik yang
diharapkan berdasarkan hasil penyelidikan tanah maupun penekanan-penekanan
sebelumnya, pemborong harus segera memberitahukan Konsultan Pengawas untuk
meminta petunjuknya.
- Urut-urutan pemancangan harus diatur sedemikian rupa sehingga pengaruh yang jelek
dari "heave" dan desakan tanah kesamping dapat dibatasi sekecil mungkin. Urut-urutan
penekanan ini harus dikonsultasikan dan disetujui secara tertulis oleh Konsultan
Pengawas.
- Bila terjadi “heave”, Pemborong harus melakukan penekanan ulang pada semua tiang
yang terjadi heave.
- Toleransi posisi horizontal pondasi tiang pada Level Poer tidak boleh melebihi 75 mm
dalam segala arah.
- Toleransi posisi vertikal pondasi tiang tidak boleh melebihi kemiringan 1:75

17.8. Pemotongan Kepala Tiang Tekan


- Bila pemancangan telah mencapai kapasitas tiang atau kedalaman yang disyaratkan,
maka kepala tiang tekan harus dikupas sampai dengan level yang ditentukan dalam
gambar pelaksanaan.
- Panjang tulangan yang terkupas harus sesuai dengan panjang yang disyaratkan dalam
gambar pelaksanaan.
- Pemborong harus melakukan segala usaha agar pemotongan tiang tekan ini tidak
menyebabkan kerusakan pada tiang tekan tersebut.
- Setiap tiang tekan yang retak atau cacat harus dibongkar dan diperbaiki dengan beton
dengan mutu yang sama dengan mutu beton yang disyaratkan untuk tiang tekan.

17.9. Penolakan Tiang Pancang


- Tiang yang tidak dilaksanakan dengan benar serta tidak memenuhi spesifikasi ini akan
ditolak. Pemborong wajib membuat tiang pengganti tanpa biaya tambahan.

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG 17


- Segera setelah pekerjaan selesai, Pemborong harus membuat “As built drawing” dari
letak dan kedalaman tiang pancang mini pile.

PASAL 18 : PEKERJAAN BETON BERTULANG


18.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan beton bertulang dan tidak bertulang. Secara umum
tahapan pekerjaan beton adalah sebagai berikut:
- Penyediaan semua material pekerjaan beton.
- Persiapan dan pemasangan bekisting
- Pemasangan tulangan
- Pengadukan beton.
- Pengecoran beton.
- Pemeliharaan beton, perbaikan, penyelesaian dan pengerjaan semua pekerjaan
tambahan, sehingga menghasilkan pekerjaan yang sesuai dengan gambar rencana.

18.2. Standard Pekerjaan


Semua bahan dan konstruksi apabila tidak diberi catatan khusus harus memenuhi standar yang
berlaku dan dipakai di Indonesia. Poer Pondasi menggunakan mutu beton K-300 dan untuk
struktur kolom pondasi, plat lantai, balok dan kolom struktur digunakan mutu beton K-225.
Dengan persetujuan dari Konsultan Pengawas, Kontraktor dapat melaksanakan pekerjaan cor
beton menggunakan beton sitemix dengan terlebih dahulu memberikan data-data spesifikasi
mutu beton kepada Konsultan Pengawas sebelum pekerjaan pengecoran dilakukan.

18.3. Persyaratan Bahan


18.3.1. Portland Cement ( PC )
18.3.1.1. Semen yang dipakai harus portland semen yang telah disetujui oleh
Konsultan Perencana, dan memenuhi syarat menurut standart Semen
Indonesia (SNI-15-2049-1994) dan (SNI-15-2049-2004).
18.3.1.2. Untuk seluruh pekerjaan beton harus menggunakan mutu semen yang baik dari
satu jenis merk atas persetujuan Direksi/Pengawas.
18.3.1.3. Semen yang telah mengeras sebagian/seluruhnya tidak diperkenankan
untuk dipergunakan.
18.3.1.4. Penyimpanan semen portland harus diusahakan sedemikian rupa sehingga
bebas dari kelembaban dimana gudang tempat penyimpanan mempunyai
ventilasi cukup dan tidak kena air, diletakan pada tempat yang ditinggikan
paling sedikit 30 cm dari lantai Tidak boleh ditumpuk sampai tingginya
melampaui 2 m sesuai dengan syarat penumpukan semen dan setiap
pengiriman semen baru harus dipisahkan dari semen yang lama dan diberi
tanda dengan maksud agar pemakaian semen dilakukan menurut urutan
pengirimannya.

18.3.2. Split / Pasir


18.3.2.1. Split dan pasir harus keras, tahan lama dan bersih serta tidak mengandung
bahan yang merusak dalam bentuk ataupun jumlah yang cukup banyak,
yang dapat memperlemah kekuatan beton.
18.3.2.2. Split harus memenuhi syarat-syarat pada SNI 03-2461-1991, atau ASTM
C33.

18.3.3. Air
Air harus bersih dan bebas dari bahan organik, alkali, garam dan kotoran lain dalam
jumlah yang cukup besar. Sebaiknya dipakai air yang dapat diminum.

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG 18


18.4. Pekerjaan Penulangan Baja
18.4.1. Lingkup Pekerjaan
Kontraktor harus menyiapkan, membengkokkan dan memasang tulangan baja sesuai
dengan yang tercantum di dalam spesifikasi/gambar. Dalam pekerjaan penulangan
baja termasuk semua pemasangan kawat beton, kaki ayam untuk penyangga beton
tahu dan segala hal yang perlu serta juga menghasilkan pekerjaan beton sesuai
dengan pengalaman teknik yang terbaik.
18.4.2. Gambar Kerja
Sebelum pekerjaan pembengkokan tulangan baja, Kontraktor mempelajari gambar
kerja.
18.4.3. Standarisasi
Detail dan pemasangan tulangan baja harus sesuai dengan peraturan atau standar
yang berlaku.
18.4.4. Spesifikasi Tulangan Baja
Khusus untuk beton struktur, besi baja tulangan yang digunakan harus dari baja mutu U-
24 untuk besi polos dan U-32 untuk besi ulir menurut persyaratan ASTM A 615 Mdan
ASTM A 617 M dan ASTM A 706 M yang berlaku.
18.4.5. Pekerjaan Pembengkokan Tulangan Baja
Pekerjaan pembengkokan tulangan baja harus dilaksanakan dengan teliti sesuai
dengan ukuran yang tertera pada gambar. Tulangan baja tidak boleh dibengkokkan
atau diluruskan kembali sedemikian rupa sehingga menjadi rusak atau cacat.
Dilarang membengkok tulangan baja dengan cara pemanasan.
18.4.6. Syarat Pemasangan
1. Penulangan
Sebelum dipasang, tulangan baja harus bebas dari sisa logam, karat dan lapisan
yang dapat merusak logam atau mengurangi daya ikat. Bila pengecoran beton
ditunda, tulangan baja harus diperiksa kembali dan dibersihkan.
2. Pemasangan
Penulangan harus distel dengan cermat sesuai dengan gambar dan diikat dengan
kawat atau jepitan yang sesuai dengan persilangan dan harus ditunjang dengan
penumpu beton atau logam dan penggantung logam.
18.4.7. Syarat Pemasangan
Bilamana tidak ditentukan lain dalam gambar, maka penulangan harus dipasang
dengan celah untuk beton tahu sebagai berikut :
Beton yang dicor pada tanah 8 cm
Semua bidang yang terkena air tanah 5 cm
Plat lantai, balok, kolom yang tidak terkena tanah atau air 4 cm.
Bidang yang kena udara semua bidang interior 1.5 cm
18.4.8. Sambungan
Sistem penulangan dari bangunan secara keseluruhan harus dihubungkan satu
dengan yang lain, dengan cara pengelasan.
18.4.9. Persetujuan dari Konsultan Pengawas
Penulangan baja tersebut di atas harus diperiksa oleh Konsultan Pengawas terlebih
dahulu sebelum dilakukan pengecoran. Konsultan Pengawas harus diberitahu apabila
pemasangan penulangan baja sudah siap untuk diperiksa.

18.5.Wiremesh
18.5.1. Umum :
18.5.1.1. Wiremesh yang digunakan adalah M6 harus dari baja mutu U 50 menurut
persyaratan SNI ASTM A 184 M.
18.5.1.2. Ukuran wiremesh sebagaimana yang tersebut di dalam gambar, bila terjadi
penggantian dengan diameter lain, hanya diperkenankan atas persetujuan
tertulis dari Konsultan Pengawas/Direksi. Bila penggantian disetujui, maka

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG 19


luas penampang yang diperlukan tidak boleh berkurang dengan yang
tersebut di dalam gambar atau perhitungan. Dan dalam hal ini Kontraktor
harus melampirkan data perhitungannya serta data pengurangan volume
berat pembesian yang dikaitkan dengan analisa penawaran.
18.5.1.3. Wiremesh yang digunakan harus bebas dari kotoran, karat, minyak, cat,
serpihan kulit giling serta bahan lain yang dapat mengurangi daya lekat
terhadap beton.
18.5.1.4. Kawat pengikat beton harus terbuat dari baja lunak dengan diameter min. 1
mm yang telah dipijarkan terlebih dahulu, dan tidak bersepuh seng, tidak
kaku maupun getas.

18.5.2. Pelaksanaan
18.5.2.1. Memasang wiremesh harus dilakukan dalam keadaan dingin, wiremesh
dipotong dan dirangkai sesuai dengan gambar.
18.5.2.2. Wiremesh yang telah dirakit harus dipasang sedemikian rupa hingga
sebelum dan selama pengecoran tidak berubah tempat.
18.5.2.3. Tebal penutup beton harus dipasang dengan penahan jarak (beton
decking) yang terbuat dari beton dengan mutu paling sedikit sama dengan
mutu beton yang akan dicor dengan jumlah minimum 4 buah tiap M2
cetakan.
18.5.2.4. Pada tulangan rangkap, tulangan atas harus ditunjang pada tulangan
bawah oleh batang penunjang atau ditunjang langsung pada cetakan
bawah.
18.5.2.5. Wiremesh pada plat lantai dipergunakan 2 lapis M6 seluruhnya.

18.5.3. Perawatan
18.5.3.1. Wiremesh tidak boleh disimpan diudara terbuka untuk jangka waktu yang
lama.

18.6. Pekerjaan Bekisting


18.6.1. Lingkup Pekerjaan
Bekisting atau perancah harus digunakan bila diperlukan untuk membatasi adukan
beton dan membentuk adukan beton menurut garis dan permukaan yang diinginkan.
Bila bekisting membahayakan atau tidak memadai, maka bekisting tersebut dapat
ditolak oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor harus segera membongkar dan
memindahkan bekisting tersebut dari lokasi pekerjaan dan menggantinya dengan yang
baru.
18.6.2. Persyaratan Bahan
Semua bahan yang akan digunakan/dipasang harus mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas. Papan Bekisting dapat digunakan dari papan Kelas III yang
permukaannya rata dan halus, untuk menghasilkan permukaan yang sempurna.
Bekisting harus kuat dan kaku terhadap beban dan lendutan yang masih basah dan
getaran terhadap beban konstruksi dan angin. Bekisting harus kedap air, sehingga
dijamin tidak akan timbul sirip atau adukan keluar pada sambungan.
18.6.3. Pelaksanaan :
1. Perencanaan :
Semua Bekisting harus dilaksanakan sesuai dengan instruksi-instruksi yang
diberikan oleh Direksi Teknik. Gambar Rencana yang terinci yang menunjukkan
bentuk Bekisting harus disetujui oleh Direksi Teknik.
Bekisting harus direncanakan untuk menjamin bahwa pembongkaran Bekisting
Beton tidak akan merusak beton atau perancah. Bekisting beton harus cukup kuat
untuk menahan getaran yang disebabkan oleh alat getar. Penurunan antar dua

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG 20


peletakan tidak boleh melebihi satu pertiga ratus (1 / 300) bentang, atau
bagaimanapun juga penurunan tidak boleh lebih dari 3 mm.

2. Pemasangan Bekisting
a. Bekisting untuk dinding vertikal/bagian konstruksi yang tipis yang selama
operasi pengecoran akan menyebabkan adukan trersebut jatuh lebih tinggi
dari satu setengah meter harus dilaksanakan sesuai dengan salah satu dari
metode-metode berikut :
 Salah satu dari sisi Bekisting harus dibuka dari bawah ke atas yang akan
ditutup berturut-turut mengikuti kemajuan pengecoran dengan cara
sedemikian sehingga tinggi adukan beton yang jatuh selama pengecoran
tidak boleh melebihi dari 1.50 m
 Bekisting harus terdiri dari bagian-bagian yang dapat dibuka, ukurannya
tidak lebih tinggi dari 1.50 m dan tidak lebih dari 2 m
 Semua Bekisting harus tertutup rapat dan beton dituang melalui sebuah
pipa/corong, dengan ujung dipegang dekat dengan permukaan beton
segar yang dituang. Pipa/corong tersebut harus selalu dijaga agar penuh
dengan beton selama bekerja.
b. Segera sebelum pekerjaan pengecoran, Bekisting harus dibersihkan dari
semua kotoran/material lepas, serbuk gergaji, debu dan lain-lain. Kerusakan-
kerusakan seperti penurunan, deformasi dan lain-lain harus diperbaiki
segera. Apabila selama pekerjaan pengecoran, ternyata diamati ada
perubahan bentuk Bekisting, beton pada tempat yang bersangkutan harus
dibuang dulu dan Bekisting diperkuat sesuai dengan instruksi Direksi Teknik

3. Pembongkaran Bekisting
Bekisting harus dibongkar dengan statis, tanpa goncangan, getaran atau
kerusakan pada beton. Pembongkaran bekisting dapat dilakukan setelah umur
beton telah mencapai umur yang disyaratkan sesuai dengan mutu beton rencana
(dibuktikan dengan pengujian beton pada umur tertentu) dan dengan persetujuan
Konsultan Pengawas secara tertulis.

18.7. Beton

18.7.1. Pengendalian Mutu Beton


Campuran yang dipergunakan pada pekerjaan beton bertulang adalah campuran site
mix mutu beton K-300, K-225, dan K-175 disesuikan dengan perencanaan dan
campuran yang diaduk di tempat dengan menggunakan mesin molen. Semua beton
yang digunakan pada pekerjaan harus memenuhi persyaratan kekuatan tekanan dan
persyaratan Slump (pengujian-turun abrams) yang ditetapkan sebagai berikut :
1. Pengujian Slump Beton
Metode persiapan dan pelaksanaan pengujian slump (slump test) harus sesuai
dengan spesifikasi PBI 1971 dan Bina Marga PC 0101-76. Beton yang tidak
memenuhi persyaratan “slump tidak boleh digunakan dalam pekerjaan, kecuali
Direksi Teknik dalam beberapa hal menyetujui pemakaiannya secara terbatas
beton semacam itu dalam jumlah yang kecil pada bagian-bagian dengan
tegangan rendah pekerjaan-pekerjaan tertentu.
Kemampuan untuk dapat dikerjakan dan susunan campuran tersebut harus
sedemikian sehingga dapat dicorkan pada tempat pekerjaan tanpa ada formasi
ruang atau celah-celah yang kosong/berongga atau kosong udara atau
gelembung air, dan sedemikian sehingga pada pembongkaran acuan dihasilkan
suatu permukaan yang halus, seragam, dan padat. Untuk pengujian slump 225
terjadi penurunan antara 20 – 50 mm.

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG 21


2. Kuat Tekan Beton
Kuat tekan (kg/cm2) t1 bk
Kelas Beton Contoh kubus berisi 15 cm
7 hari 28 hari
K 300 215 300
K 275 180 275
K 225 148 225
K 125 82 125
K 175 115 175
Untuk test kuat tekan yang menggunakan contoh silinder,
syarat kekuatan tekan dikurangi 17 %

Apabila hasil pengujian pada umur 7 hari kekuatannya dibawah angka-angka


yang ditentukan pada diatas, maka kontraktor tidak boleh mengecor beton lebih
jauh sampai penyebab hasil kekuatan yang lebih rendah tersebut telah ditemukan dan
ia telah mengambil langkah yang akan menjamin produksi beton yang sesuai dengan
spesifikasi sampai Direksi teknik merasa puas.
Beton yang tidak memenuhi kekuatan tekan umur 28 hari yang telah ditetapkan
akan dianggap tidak memuaskan dan pekerjaan harus dibetulkan seperti yang
ditetapkan berikut ini Kekuatan beton akan dianggap memuaskan apabila :
 Tidak melebihi dari satu hasil percobaan diantara 20 hasil pemeriksaan
benda uji kubus berturut-turut, dengan nilai kurang dari kekuatan karasteristik
yang diberikan pada tabel diatas.
 Tidak boleh satupun nilai rata-rata dari 4 hasil pemeriksaan benda uji
berturut-turut, terjadi dengan nilai kurang dari (bk + 0.82 Sr), bk adalah
kekuatan karasteristik dan Sr adalah deviasi standard.
 Selisih antara nilai tertinggi dan terendah diantara 4 hasil pemeriksaan benda
uji berturut-turut, ialah lebih kecil dari 4.3 Sr adalah deviasi standard. Deviasi
standard akan ditentukan oleh Direksi Teknik berdasarkan data pekerjaan
beton sebelumnya yang dilaksanakan oleh Kontraktor.

18.7.2. Pengecoran
1. Pengecoran beton harus dengan ijin Konsultan Pengawas dan dilaksanakan pada
waktu Konsultan Pengawas ada di tempat.
2. Adukan beton yang tidak memenuhi syarat dengan spesifikasi yang ditetapkan
harus ditolak dan segera dikeluarkan dari tempat pekerjaan dengan biaya
kontraktor.
3. Beton tidak boleh dicor bilamana keadaan cuaca buruk.
4. Adukan beton tidak boleh dijatuhkan melalui pembesian atau ke dalam papan
bekisting yang tinggi/dalam, yang dapat menyebabkan terlepasnya kerikil/split dari
adukan beton.
5. Beton tidak boleh dicor dalam bekisting yang dapat mengakibatkan penimbunan
adukan pada permukaan bekisting di atas beton yang sudah dicor. Untuk hal
tersebut di atas harus disiapkan corong untuk pengecoran agar dapat mencapai
tempatnya tanpa terlepas satu sama lain.
6. Tinggi adukan beton tidak boleh melampaui 1.5 m di bawah ujung corong saluran.
7. Adukan beton harus dicor dengan merata.
8. Tiap lapisan harus dicor pada waktu lapisan yang sebelumnya masih lunak.

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG 22


18.7.3. Pemadatan dan Penggetaran
1. Setiap lapisan harus dipadatkan sampai kepadatan maksimum sehingga bebas
dari kantong/sarang krikil dan menutup rapat pada semua permukaan dari
cetakan dan material yang melekat.
2. Menggunakan alat penggetar ( vibrator ).
3. Melakukan pengetukan pada dinding bekisting sampai betul-betul mengisi pada
bekisting atau lubang galian dan menutupi seluruh permukan bekisting
4. Penggunaan vibrator harus dilakukan dengan benar atau dengan petunjuk dari
konsultan pengawas dan tidak boleh mengenai bekisting maupun pembesian.

18.7.4. Perawatan Beton


1. Beton yang selesai dicetak harus dijaga dalam keadaan basah selama sekurang-
kurangnya 14 hari setelah dicor, yaitu dengan cara penyiraman air, karung goni
basah atau cara-cara lain yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
2. Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi terhadap sinar matahari
langsung paling sedikit 3 hari setelah pengecoran.
3. Beton yang mempunyai keadaan seperti di bawah ini :
- Rusak
- Sejak semula cacat
- Cacat sebelum penyerahan pertama
- Menyimpang dari garis atau muka ketinggian yang telah ditetapkan
- Tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat ( RKS ).
- Harus diganti dengan beton baru dan semua biaya ditanggung oleh
Kontraktor.

Pasal 19 : PEKERJAAN ATAP


19.1. Lingkup Pekerjaan
Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan
pekerjaan seperti yang diperlihatkan pada gambar rencana.
Pekerjaan ini meliputi pengadaan, pengelolaan dan pemasangan penutup atap dilakukan
pada atap serta seluruh detail yang disebutkan/dinyatakan dalam gambar rencana.

19.2. Persyaratan Bahan


Bahan penutup atap yang digunakan adalah Atap Zincallume /Spandek produksi lokal atau
seperti yang diperlihatkan pada gambar rencana.
21.2.1. Data Teknis
1. Spesifikasi :
Lebar : menyesuaikan pabrikan
Panjang : menyesuikan pabrikan
Kuda – Kuda : Baja ringan Zincallume
Gording : Baja Ringan Zincallume
Lisplank : Woodplank
Sudut Kemiringan : sesuai gambar
Perabung : Perabung menyesuaikan atap
2. Semua material yang akan digunakan untuk pekerjaan pemasangan penutup
atap harus mendapat persetujuan tertulis dari Direksi/ Pengawas Lapangan.

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG 23


19.3. Syarat-syarat pelaksanaan :
1. Sebelum melakukan pemasangan atap, semua material untuk pekerjaan atap
yang digunakan, terlebih dahulu harus mendapat persetujuan tertulis dari
Direksi/Pengawas lapangan.
2. Pemasangan rangka atap harus benar-benar rapi dan tidak bergelombang.
3. Pemasangan atap harus dapat disetujui bila pemasangan rangka atap secara
keseluruhan telah disetujui oleh Direksi/Pengawas Lapangan, baik mengenai
ukuran, kwalitas material dan lain-lain, khusus untuk rangka atap yang terbuat
dari kayu, sebelum atap dipasang seluruhnya harus sudah diresidu.
4. Hasil pemasangan harus datar, dengan kelandaian yang cukup agar tidak
terjadi kebocoran.
5. Persyaratan-persyaratan pemasangan atap ini bilamana terdapat kekurangan,
akan ditentukan kemudian. Pada prinsipnya pemasangan harus disetujui oleh
Direksi/Pengawas Lapangan

PASAL 20 : PEKERJAAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN


20.1. Uraian
Pekerjaan rangka atap baja ringan adalah pekerjaan pembuatan dan pemasangan
struktur atap berupa rangka batang yang telah dilapisi lapisan anti karat. Rangka batang
berbentuk segitiga,trapesium dan persegi panjang yang terdiri dari :
1. Rangka utama bawah (bottom chord)
2. Rangka pengisi (web). Seluruh rangka tersebut disambung menggunakan baut
menakik sendiri (self drilling screw) dengan jumlah yang cukup.
3. Rangka reng (batten) langsung dipasang diatas struktur rangka atap utama dengan
jarak sesuai dengan ukuran jarak genteng.

20.2. Pekerjaan rangka atap baja ringan meliputi:


1. Pengukuran bentang bangunan sebelum dilakukan fabrikasi
2. Pekerjaan pembuatan kuda-kuda dikerjakan di Workshop permanen (Fabrikasi),
3. Pengiriman kuda-kuda dan bahan lain yang terkait ke lokasi proyek
4. Penyediaan tenaga kerja beserta alat/bahan lain yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan
5. Pekerjaan pemasangan seluruh rangka atap kuda-kuda meliputi struktur rangka
kuda-kuda (truss), reng, sekur overhang, ikatan angin dan bracing (ikatan
pengaku)
6. Pemasangan jurai dalam

20.3. Pekerjaan rangka atap baja ringan tidak meliputi:


1. Pemasangan penutup atap
2. Pemasangan kap finishing atap
3. Talang selain jurai dalam
4. Accesories atap

20.4. Persyaratan Material


1. Menggunakan Type C 75 – 100 : 1 mm
2. Reng Type U 60 -40 mm;
3. L Braket galvanis tebal 1,5 mm
4. Screw breamick Truss 12-14x20; reng 10-16x16 (skrup)
5. Talang Jurai Dalam zincalume AZ 100
6. Bahan Baku zincalume tinted blue AZ 100 G 550
7. Baja Mutu Tinggi G Baja Mutu Tinggi G 550
8. Kekuatan Leleh Minimum 550 Mpa
9. Tegangan Maksimum 550 Mpa

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG 24


10. Modulus Elastisitas 200.000 Mpa
11. Modulus geser 80.000 Mpa
12. Mempunyai Lapisan Anti Karat yang melindungi dari serangan korosi Pelapisan
Zinc – Aluminium ( AZ 100 )
13. Semua Material Kuda-Kuda dan Pendukungnya Harus Mempunyai Garansi 10
Tahun dari Blue Scope / Pihak – pihak berwenang yang bisa memberikan garansi
(SNI).

20.5. Kelengkapan Lainnya


1. Multigrip ( MG )
Konektor antara kuda-kuda baja ringan dengan murplat (top plate) berfungsi untuk
menahan gaya lateral tiga arah, standart teknis sebagai berikut:
● Galvabond Z275
● Yield Strength 250 MPa
● Design Tensile Strength 150 MPa
2. Brace System (bracing)
 BOTTOM CHORD BRACING, Pengaku/ikatan pada batang tarik bawah
(bottom chord) pada kuda-kuda baja ringan.
 LATERAL TIE BRACING, Pengaku/bracing antara web pada kuda-kuda baja
ringan,sekaligus berfungsi untuk mengurangi tekuk lokal (buckling) pada
batang tekan (web),standar teknis mengacu pada desain struktur kuda-kuda
tersebut.
 DIAGONAL WEB BRACING (IKATAN ANGIN), Pengaku/bracing diagonal
antara web pada kuda-kuda baja ringan dengan bentuk yang sama dan letak
berdampingan.
 STRAP BRACE (PITA BAJA), Yaitu pengaku /ikatan pada top chord dan
bottom chord kuda-kuda baja ringan, Untuk kebutuhan strap brace
berdasarkan perhitungan desain struktur.
 Talang jurai Dalam (Valley Gutter), Pertemuan dua bidang atap yang
membentuk sudut tertentu, pada pertemuan sisi dalam harus manggunakan
talang dalam (Valley Gutter) untuk mengalirkan air hujan. Ketebalan material jurai
dalam minimal 0,45 mm dengan detail profil seperti gambar diatas.
 Mendudukkan Baja Ringan pada Dinding (Ring Balok) memakai Bracket U,
dipasang pada daerah Pitching Point. Produk Bracket U ada buatan Pabrikan,
bisa juga dibentuk sendiri dengan menggunakan Profil C. Dipasang di
Dinding/ Ring Balok menggunakan Dynabolt.
3. Alat Sambung (Screw)
Baut menakik sendiri (self drilling screw) digunakan sebagai alat sambung antar
elemen rangka atap yang digunakan untuk fabrikasi dan instalasi, spesifikasi screw
sebagai berikut:
 Kelas Ketahanan Korosi Minimum Kelas 2
 Panjang (termasuk kepala baut) 16mm
 Kepadatan Alur 16 alur/inci
 Diameter Bahan dengan alur 4,80 mm
 Diameter Bahan tanpa alur 3,80 mm
 Minimal Screw tiap sambungan sebanyak 3 buah

20.6. Persyaratan Pra-Konstruksi


1. Kontraktor wajib memberikan pemaparan produk sebelum pelaksanaan
pemasangan rangka atap baja ringan, sesuai dengan RKS (Rencana Kerja dan
Syarat) .
2. Produk yang dipaparkan sesuai dengan surat dukungan dan brosur yang
dilampirkan pada dokumen tender.

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG 25


3. Kontraktor wajib menyerahkan gambar kerja yang lengkap berserta detail dan
bertanggung jawab terhadap semua ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar
kerja. Dalam hal ini meliputi dimensi profil, panjang profil dan jumlah alat sambung
pada setiap titik buhul.
4. Perubahan bahan/detail karena alasan apapun harus diajukan ke Konsultan
Pengawas, Konsultan Perencana dan Pihak DIreksi untuk mendapatkan
persetujuan secara tertulis.
5. Eleman utama rangka kuda-kuda (truss) dilakukan fabrikasi diworkshop permanen
dengan menggunakan alat bantu mesin JIG yang menjamin keakurasian hasil
perakitan (fabrikasi)
6. Kontraktor wajib menyediakan surat keterangan keahlian tenaga dari Fabrikan
penyedia jasa Rangka Atap Baja ringan,
7. Kontraktor wajib menyertakan hasil uji lab dari bahan baja ringan dari badan
akreditasi nasional (instansi yang berwenang sesuai dengan kompetensinya).

20.7. Persyaratan Pelaksanaan


1. Pembuatan dan pemasangan kuda-kuda dan bahan lain terkait, harus dilaksanakan
sesuai gambar dan desain yang telah dihitung dengan aplikasi khusus perhitungan
baja ringan sesuai dengan standar perhitungan mengacu pada standar peraturan
yang berkompeten.
2. Semua detail dan konektor harus dipasang sesuai dengan gambar kerja.
3. Perakitan kuda-kuda harus dilakukan di workshop permanen dengan menggunakan
mesin rakit (Jig) dan pemasangan sekrup dilakukan dengan mesin screw driver yang
dilengkapi dengan kontrol torsi.
4. Pihak kontraktor harus menyiapkan semua struktur balok penopang dengan kondisi rata
air (waterpas level) untuk dudukan kuda-kuda sesuai dengan desain sistem rangka
atap.
5. Pihak kontraktor harus menjamin kekuatan dan ketahanan semua struktur yang
dipakai untuk tumpuan kuda-kuda. Berkenaan dengan hal itu, pihak konsultan
ataupun tenaga ahli berhak meminta informasi mengenai reaksi-reaksi perletakan
kuda-kuda.
6. Mempunyai Garansi 10 Tahun untuk pemasangan yang dikeluarkan oleh pelaksana
pemasangan /pihak-pihak berwenang yang mengeluarkan garansi.

20.8. Jaminan Struktural


 Jaminan yang dimaksud di sini adalah jika terjadi deformasi yang melebihi ketentuan
maupun keruntuhan yang terjadi pada struktur rangka atap Baja Ringan, meliputi
kuda-kuda, pengaku-pengaku dan reng. Jaminan selama 10 Tahun.
 Kekuatan struktur Baja Ringan dijamin dengan kondisi sesuai dengan Peraturan
Pembebanan Indonesia dan mengacu pada persyaratan-persyaratan seperti yang
tercantum pada “Cold formed code for structural steel”(Australian Standard/New
Zealand Standard 4600:1996) dengan desain kekuatan strukural berdasarkan ”Dead
and live loads Combination (Australian Standard 1170.1 Part 1) & “Wind
load”(Australian Standard 1170.2 Part 2) dan menggunakan sekrup berdasarkan
ketentuan “Screws-self drilling-for the building and construction industries”(Australian
Standard 3566).

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG 26


II. PEKERJAAN ARSITEKTUR

BAB 1
PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN

1.1. PEKERJAAN PASANGAN BATAKO


1.1.1 Lingkup Pekerjaan
 Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantunya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini.
 Pekerjaan pasangan batako ini meliputi dinding-dinding bangunan pada ruang-ruang dan
seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Pengawas.
1.1.2 Bahan-bahan
Persyaratan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut :
 Batako harus memenuhi SNI.SO4 - 89 - F
 Semen Portland harus memenuhi SNI.SO4 - 89 - F
 Pasir harus memenuhi SNI.SO4 - 89 - F
 Air harus memenuhi PUBI - 1982 pasal 9
1.1.3 Pelaksanaan
 Sebagian besar dinding batako dengan ukuran normal per unit mentah : 10 x 20 x 40,
dengan menggunakan aduk campuran 1 PC : 4 Pasir.
 Untuk semua dinding luar dan dalam pada lantai dasar maupun lantai tingkat, mulai dari
permukaan lantai sampai setinggi 20 cm dan setinggi 160 cm untuk kamar mandi serta
daerah basah lainnya, digunakan aduk campuran rapat air (trasraam) dengan campuran 1 PC
: 2 Pasir.
 Batako yang digunakan adalah batako lokal dengan kualitas terbaik yang disetujui
Pengawas, yaitu siku dan sama ukurannya.
 Sebelum digunakan batako harus direndam dalam bak air atau drum hingga jenuh.
 Setelah batako terpasang dengan baik dan benar, naad/siar-siar harus dikerok sedalam 1 cm
dan dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram air.
 Pemasangan dinding bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri dari (maksimal) 24 lapis
setiap hari, diikuti dengan cor kolom praktis.
 Bidang dinding batako 1/2 (Setengah) batu yang luasnya lebih besar dari 9 m2 harus
ditambahkan kolom dan balok penguat (kolom praktis) dengan ukuran 11 x 11 cm, dengan
4 buah tulangan pokok berdiameter 10 mm, beugel diameter 8 jarak 20 cm, jarak antara
kolom maksimal 3.50 m atau sesuai gambar.
 Pembuatan lubang pada pasangan batako untuk perancah sama sekali tidak
diperkenankan.
 Bagian pasangan batako yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton
(kolom) harus diberi penguat stek-stek besi beton diameter 8 mm, Jarak 40 cm, yang
terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan bagian yang
ditanam dalam pasangan bata minimal 30 cm, kecuali ditentukan lain.
 Tidak diperkenankan memasang batako yang patah dua melebihi dari 5 %. Bata yang
patah lebih dari dua tidak boleh digunakan.
 Pasangan batako untuk dinding 1/2 (setengah) batu harus menghasilkan dinding finish
setebal 15 cm dan untuk dinding 1 (satu) batu finish adalah 25 cm. Pelaksanaan pasangan
harus cermat, rapi dan benar-benar tegak lurus.
 Pada bagian / daerah sekitar toilet, pantry dan lain-lain yang membutuhkan penempatan
barang-barang yang digantungkan pada dinding, maka di dalam dinding bagian-bagian
tersebut harus dipasang perkuatan yang dibuat dari besi beton secara vertikal dan
horisontal, yang dihubungkan / disambungkan dengan las.
 Pemasangan besi beton perkuatan dinding tersebut harus disetujui terlebih dahulu oleh
Pengawas mengenai tempat dan ukurannya.
 Kelos-kelos yang dibutuhkan dapat ditanam dalam dinding-dinding dengan angkur.

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG 27


 Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang berhubungan dengan
pekerjaan lain. Jika terjadi kerusakan akibat kelalaiannya, maka Kontraktor harus
mengganti tanpa biaya tambahan.
1.1.4 Pengujian Mutu Pekerjaan
 Kontraktor harus menguji semua pekerjaan menurut persyaratan teknis dari pabrik
pembuat / produsen atau menurut uraian di atas.
 Peralatan untuk pengujian disediakan oleh Kontraktor
 Pengawas berhak meminta pengulangan pengujian bila hal ini dianggap perlu.
 Apabila pengujian tidak dilakukan dengan baik atau kurang memuaskan maka biaya
pengujian (dan pengulangan pengujian) tersebut adalah tanggung jawab Kontraktor.

1.2. PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN


1.2.1 Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan plesteran dan acian pada seluruh dinding batako
(termasuk dinding dalam shaft), kolom, dinding beton, rumah genset dan lain-lain seperti yang
dijelaskan dalam gambar pelaksanaan. Meliputi pembuatan sudut baik lengkung pada kolom,
sudut siku pada pertemuan dinding, sudut siku pada pertemuan komponen bangunan dengan
dinding. Meliputi pula pembuatan tali air pada dinding serta profil acian menonjol pada dinding
sesuai gambar.
1.2.2 Pengendalian Pekerjaan
Seluruh pekerjaan harus sesuai dengan syarat dalam :
 NI - 2 - 1971
 NI - 3 - 1970
 NI - 8 - 1974
1.2.3 Bahan- bahan
 Pasir
Pasir yang dipakai harus kasar, tajam, bersih dan bebas dari tanah liat, lumpur atau
campuran-campuran lain sesuai dengan :
 NI - 3 pasal 14
 NI - 2 pasal 3.3
 Portland Cement
Portland Cement yang dipakai harus baru, tidak ada bagian-bagian yang membantu dan
dalam zak yang tertutup seperti yang disyaratkan dalam NI-8. Jenis semen yang dipakai
dalam pekerjaan, yaitu merk Semen Gresik, Holcim, Tiga roda atau yang setara.
 Air
Air harus bersih, jernih dan bebas dari bahan-bahan yang merusak seperti minyak, asam,
atau unsur-unsur organik lainnya.
1.2.4 Perencanaan
1.2.4.1 Acian
Acian dibuat dalam campuran 1 PC : 2 air (volume)
1.2.4.2 Campuran Plesteran
Perbandingan campuran dan pengujiannya dapat dilaksanakan dalam waktu 1
(satu) minggu dan tidak ada penambahan waktu lagi untuk itu.
Plesteran dengan campuran 1 PC : 2 ps (volume) digunakan pada daerah-
daerah basah untuk kedap air. Pada daerah toilet setinggi 160 cm dari lantai dan
daerah lainnya setinggi 20 cm dari lantai dasar sebagaimana ditunjukkan
Pengawas.
Daerah lain di luar yang disebutkan diatas (basah dan kedap air) menggunakan
campuran 1 PC : 4 ps.
Plesteran harus dicampur dengan bahan additive untuk mencegah keretakan
yang tidak diinginkan dan terlebih dahulu mendapat persetujuan Pengawas.

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG 28


1.2.4.3 Mesin Pengaduk
Pergunakan mesin-mesin pengaduk (molen) dan peralatan yang memadai.
Bersihkan semua permukaan yang akan diplester dari bahan-bahan yang akan
merusak plesteran dan disiram air hingga jenuh. Pekerjaan plesteran harus rata
sesuai perintah Pengawas, dengan tebal plesteran 20 mm dengan toleransi
minimal 15 mm dan maksimal 25 mm, kecuali ditentukan lain.
1.2.4.4 Pencampuran
Membuat campuran plesteran tanpa mesin pengaduknya dapat dilaksanakan bila
ada ijin dari Pengawas.
1.2.4.5 Hasil
Hasil plesteran rata, tidak ditemukan retakan, bidang lurus, sudut sesuai gambar,
tidak keropos.
1.2.5 Pelaksanaan
1.2.5.1 Umum
Bersihkan permukaan dinding batako dari noda-noda debu, minyak cat dan
bahan-bahan lain yang dapat mengurangi daya ikat plesteran agar benar-benar
siap untuk dilakukan pekerjaan plesteran.
Singkirkan semua hal yang dapat merusak / mengganggu pekerjaan plesteran.
Bentuk screed sementara bila mungkin (untuk pembentukan dasar yang
permanen) untuk menjamin adanya ketebalan yang sama, permukaan yang
datar/rata, contour dan profil-profil akurat.
Basahi seluruh permukaan bidang plesteran untuk peresapan. Jangan
menjenuhkan permukaan dan jangan dipasang plesteran sampai permukaan air
yang terlihat tersebut telah lenyap/kering kembali.
Letakkan/tempelkan campuran plesteran selama 2.5 jam (maksimal) setelah
proses pencampuran, kecuali selama udara panas / kering, kurangi waktu
penempatan itu sesuai yang diperlukan untuk mencegah pengerasan yang
bersifat sementara dari plesteran.
Pekerjaan plesteran harus lurus, sama rata, datar maupun tegak lurus.
Untuk mendapatkan permukaan yang rata dan ketebalan sesuai dengan yang
disyaratkan, maka dalam memulai pekerjaan plesteran harus dibuat terlebih
dahulu “kepala plesteran”.
1.2.5.2 Plesteran ke Dinding Bata Biasa
Jika plesteran menunjukkan hasil yang tidak memuaskan seperti tidak rata, tidak
tegak lurus atau bergelombang, adanya pecah atau retak, keropos, maka bagian
tersebut harus dibongkar kembali untuk diperbaiki atas biaya Kontraktor.
Pasangkan lapisan plesteran setebal yang disyaratkan (20 mm) dan diratakan
dengan roskam aluminium, kemudian basahkan terus selama 3 (tiga) hari.
1.2.5.3 Plesteran Permukaan Beton
Pasangkan acian setebal 2-3 mm, kasarkan permukaannya, kemudian
pasangkan plesteran sebelum acian mengering.
Ulangi bagian pertama, lalu pasangkan plesteran dalam ketebalan/kerataan yang
disyaratkan dalam gambar.
Bilamana acian diperlukan, laksanakan sesuai ketentuan acian yang berlaku
diatas.
1.2.5.4 Plesteran Interior
Pemasangan : Pasang lapisan dasar pertama dan kedua dengan ketebalan  7
mm. Ketebalan lapisan finishing harus ditambahkan di atasnya.
Ukur/periksa ketebalan plesteran dari bagian dasar belakang yang rata.
Aplikasikan lapisan dasar pertama dengan bahan-bahan secukupnya , dan tekan
untuk menjamin adanya kesatuan dengan dasar. Setelah lapisan pertama
diletakkan, sikat dengan hanya satu arah/cara, untuk membentuk ikatan mekanik
bagi lapisan kedua. Pada permukaan-permukaan vertikal, sikat secara horizontal.

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG 29


Aplikasikan lapisan dasar kedua dengan bahan-bahan secukupnya dan tekan
untuk menjamin melekat eratnya lapisan ini dengan lapisan dasar pertama.
Aplikasikan lapisan finishing di atas lapisan dasar setebal 2 mm.
1.2.5.5 Plesteran Exterior
Pemasangan : Pemasangan lapisan dasar dengan ketebalan  10 mm.
Ketebalan lapisan finishing harus ditambahkan di atasnya.
Periksa/ukur ketebalan plesteran dari dasar bagian belakang yang rata.

BAB 2
PEKERJAAN LANTAI
2.1. UMUM
2.1.1 Persyaratan

1. Pekerjaan finishing lantai baru boleh dilaksanakan setelah seluruh pekerjaan plafond dan
pemasangan lapisan-lapisan pada dinding selesai dikerjakan. Apabila dipandang perlu
dapat ditentukan lain dengan persetujuan Pengawas.
2. Sebelum pekerjaan ini dilakukan, Kontraktor diwajibkan mengadakan pengecekkan
terhadap peil lantai dan kemiringannya.
3. Meskipun beberapa material finishing telah ditentukan warnanya, namun sebelum
dilaksanakan harus dipresentasikan terlebih dahulu kepada Pemberi Tugas untuk
menentukan warna yang akan dipakai.
2.1.2 Pelaksanaan
1. Pekerjaan dan bahan-bahan terlebih dahulu harus mendapat persetujuan Pengawas,
Konsultan Perencana dan Pemberi Tugas.
2. Pelaksanaan pekerjaan disesuaikan dengan spesifikasi bahan penutup lantai yang dipakai.
3. Pada bahan penutup lantai yang berlubang akibat pengunci pintu, harus dibingkai dengan
aluminium yang direkatkan dengan silicone sealant.
4. Pemasangan bahan lantai dilakukan oleh tenaga ahli.

2.2. PEKERJAAN LANTAI KERAMIK GLAZUR


2.2.1 Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya
untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan yang bermutu baik.
2. Pemasangan lantai keramik ini dipasang pada seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan
dalam gambar, berikut step-nosing tangga.
2.2.2 Persyaratan Bahan
Jenis :
 Glazed Ceramic Tile.
 Keramik ukuran : 60 x 60 cm
 Tipe :
1. Keramik Indogress, Platinum, Milan, Roman 60 x 60 cm
2. Step Nosing 10 x 20 ex. Setara Roman, Milan, Mulia
 Keramik untuk lantai yang digunakan adalah produk Keramik Indogress, Platinum, Milan,
Roman.
a. Ketebalan Minimum : 12 mm atau sesuai gambar
b. Daya Serap : 1%
c. Kekerasan : Minimum 6 skala Mohs.
d. Kekuatan Tekan : Minimum 900 kb per cm2
e. Daya Tahan Lengkung : Minimum 350 kg/cm2
f. Mutu : Tingkat 1 (satu), Extruded Single Firing, tahan asam dan
basa.

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG 30


g. Chemical Resistance : Konsisten terhadap PVBB 1970 (NI-3) pasal 33 D ayat17
- 23
h. Bahan Pengisi : Grout semen berwarna/IGI grout
i. Bahan Perekat : Adukan spesi 1 PC : 3 pasir pasang ditambah bahan
perekat /Carofix 2 (Portland Cement produk Semen Gresik, Holcim, Indocement, Tiga
roda, atau yang setara).
j. Warna : Disesuaikan dengan tipe warna pada gambar pola
lantai.
2.2.3 Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Sebelum dimulai pekerjaan Kontraktor diwajibkan membuat shop drawing mengenai pola
keramik.
b. Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, cacat dan bernoda.
c. Alas dari lantai keramik di atas plat beton struktur adalah lantai beton tumbuk dengan
ketebalan minimal 2 cm atau lebih sesuai dengan gambar
d. Adukan pasangan/pengikat menggunakan bahan perekat seperti yang disyaratkan.
e. Bahan keramik sebelum dipasang harus direndam dalam air bersih (tidak mengandung
asam alkali) sampai jenuh.
f. Hasil pemasangan lantai keramik harus merupakan bidang permukaan yang benar-benar rata,
tidak bergelombang, dengan memperhatikan kemiringan di daerah basah dan
teras/balkon.
g. Jarak antara unit-unit pemasangan keramik satu sama lain (siar-siar), harus sama
lebarnya, maksimum 3 mm, yang membentuk garis-garis sejajar dan lurus yang sama
lebar dan sama dalamnya, untuk siar-siar yang berpotongan harus membentuk sudut siku
yang saling berpotongan tegak lurus sesamanya. Kecuali pemasangan keramik cutting
tanpa nat.
h. Pemotongan unit-unit keramik tiles harus menggunakan alat pemotong keramik khusus
sesuai persyaratan dari pabrik.
i. Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari sentuhan/beban selama 3 x 24 jam dan
dilindungi dari kemungkinan cacat akibat dari pekerjaan lain.
j. Keramik hospital plint terpasang siku terhadap lantai, dengan memperhatikan siar-siarnya
bertemu siku, lengkung dengan siar lantai dan dengan ketebalan siar yang sama pula.
k. Lantai yang akan dipasangi terlebih dahulu harus dipadatkan dan diratakan agar
pasangan tidak turun/retak sewaktu menerima beban diatasnya.
l. Permukaan lantai yang akan dipasangi keramik harus dibersihkan dari debu, cat dan
kotoran lainnya, kemudian dikasarkan agar adukan perekat melekat lebih sempurna.
m. Sewaktu keramik dipasang, permukaan keramik bagian belakang harus terisi padat
dengan bahan perekat.
n. Pola pemasangan keramik disesuaikan dengan gambar, demikian juga pengambilan as
pemasangan.
o. Naad keramik diisi dengan mortar tertentu yang tahan asam, basa serta kedap air. Warna
perekat naad ini disesuaikan dengan warna keramik.
p. Pengisian/Pengecoran naad dilakukan paling cepat 24 jam setelah keramik dipasang.
q. Sewaktu pengisian naad ini, keramik harus sudah benar-benar melekat dengan kuat pada
lantai. Sebelum diisi, celah-celah naad ini harus dibersihkan terlebih dahulu dari debu dan
kotoran lain.
r. Usahakan agar permukaan keramik yang sudah terpasang tidak terkena adukan/air
semen.
s. Kotoran mortar dan lain-lain yang menempel dipermukaan keramik pada waktu
pengecoran naad, harus segera dibersihkan sebelum mengering/mengeras.
t. Bila pemasangan telah selesai seluruhnya, maka lantai harus dilap/disapu hingga bersih.
u. Permukaan lantai yang sudah terpasang, hasilnya harus rapi, baik, tidak miring, tidak
bergelombang dan terpasang dengan kuat.

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG 31


v. Bila masih diperlukan, keramik harus dibersihkan dengan lap basah atau bahan-bahan
pembersih lunak yang ada di pasaran.
w. Untuk menghilangkan kotoran yang sukar terlepas, dapat digunakan sikat baja atau bahan
pembersih khusus, disesuaikan dengan jenis kotorannya.
x. Untuk mencegah terjadinya keretakan akibat pengembangan, maka pada beberapa
bagian harus disediakan alur-alur expansion (expansion joint). Alur-alur expansion ini
harus diisi dengan bahan yang elastis/sealant dan mendapat persetujuan Pengawas.
2.2.4 Pengendalian Pekerjaan
1. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan ASTM,
peraturan keramik Indonesia SNI.SO4-1989-F, SNI.SO6-1989-F dan SNI.SO5-1989-F.
2. Semen Portland harus memenuhi SNI.SO4-1989-F, pasir dan air harus memenuhi syarat-
syarat yang ditentukan dalam SNI.SO4-1989-F dan SNI.T15-1991-03 dan ASTM.
3. Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contoh-
contohnya kepada Pengawas.

BAB 3
PEKERJAAN PELAPIS DINDING
3.1. UMUM
3.1.1 Persyaratan

1. Pekerjaan pelapis dinding baru boleh dilaksanakan setelah seluruh pekerjaan plesteran
dinding selesai dikerjakan dan mencapai waktu seperti yang disyaratkan. Apabila
dipandang perlu dapat ditentukan lain dengan persetujuan Pengawas.
2. Sebelum pekerjaan ini dilakukan, Kontraktor diwajibkan mengadakan pengecekkan
terhadap peil lantai dan kemiringannya.
3. Meskipun beberapa material finishing telah ditentukan warnanya, namun sebelum
dilaksanakan harus dipresentasikan terlebih dahulu kepada Pemberi Tugas untuk
menentukan warna yang akan dipakai.
3.1.2 Pelaksanaan
1. Pekerjaan dan bahan-bahan terlebih dahulu harus mendapat persetujuan Pengawas,
Konsultan Perencana dan Pemberi Tugas.
2. Pelaksanaan pekerjaan disesuaikan dengan spesifikasi bahan pelapis dinding yang
dipakai.
3. Pemasangan bahan pelapis dinding dilakukan oleh tenaga ahli.

3.2. PEKERJAAN DINDING KERAMIK


3.2.1 Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang
baik.
2. Pekerjaan dinding keramik ini meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam
gambar atau sesuai petunjuk Pengawas.
3.2.2 Persyaratan Bahan
Bahan Keramik Dinding :
 Jenis : Glazed Ceramic Tile
 Ukuran : 30 x 60 cm
 Produksi : Keramik Indogress, Roman, Platinum, Milan
 Ketebalan : Minimum 12 mm
 Bahan Pengisi Siar : Grout semen berwarna/IGI grout
 Bahan Perekat : Adukan spesi 1 PC : 3 pasir pasang ditambah bahan perekat /
Carofix 2 (Portland Cement produk Semen Gresik, Holcim,
Indocement, Tiga Roda, Semen Padang atau yang setara)

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG 32


 Warna/Texture : Ditentukan kemudian
3.2.3 Persyaratan Bahan
1. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan ASTM,
SNI.SO5 - 1989 - F dan SNI.SO6 - 1989 - F.
2. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contoh-
contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Pengawas.
3. Kontraktor harus menyerahkan 2 copy ketentuan dan persyaratan teknis-operatif dari
pabrik sebagai informasi bagi Pengawas.
4. Material lain yang tidak terdapat pada daftar tersebut tetapi dibutuhkan untuk
penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus baru, kualitas terbaik dari
jenisnya dan harus disetujui Pengawas.
3.2.4 Syarat-syarat Pelaksanaan
 Dinding-dinding bata, beton dan kolom-kolom beton dibersihkan dari kotoran-kotoran dan sisa-
sisa semen yang menempel, kemudian permukaannya diplester halus dengan 1 PC : 2 PC
setebal 2 cm, menurut arah permukaan yang tertera dalam gambar hingga rata dan tidak
bergelombang.
 Kemudian permukaan plesteran tersebut dikasarkan (dengan menggaruk menyilang) agar
lapisan yang akan dipasang terikat kuat.
 Keramik tile dipasang dengan menggunakan bahan perekat setebal minimal 1 cm. Dengan
lebar naad sesuai dengan rekomendasi dari pabrik (kurang dari 2 mm). Naad ini diisi
dengan grouting hingga mencapai permukaan yang rata dan saling tegak lurus. Kemudian
dibersihkan dengan air keras.
 Pada bagian-bagian sudut-sudut/pojok-pojok/tekukan-tekukan pendek, harus dipasang
bahan-bahan yang khusus dibuat untuk itu (tile acccessories).
 Pada permukaan dinding beton / bata merah yang ada, keramik dapat langsung
diletakkan, dengan menggunakan perekat spesi 1 PC : 3 Pasir, diaduk baik memakai
larutan supercement, jumlah pemakaian adalah 10 % dari berat semen yang dipakai
dengan tebal adukan tidak lebih dari 1.5 cm atau bahan perekat khusus, sehingga
mendapatkan ketebalan dinding seperti tertera pada gambar.
 Keramik yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, warna, motif tiap keramik
harus sama tidak boleh retak, gompal atau cacat lainnya.
 Pemotongan keramik harus menggunakan alat potong khusus untuk itu, sesuai petunjuk
pabrik.
 Sebelum keramik dipasang, keramik terlebih dahulu harus direndam air sampai jenuh.
 Pola keramik harus memperhatikan ukuran/letak dan semua peralatan yang akan
terpasang di dinding: Exhaust Fan, Panel, Stop Kontak, Lemari Gantung, bracket tv dan
lain-lain yang tertera di dalam gambar.
 Ketinggian peil tepi atas pola keramik disesuaikan gambar. Pada Toilet, Spoel Hoek dan
Janitor, keramik dipasang setinggi plafond. Pada Wastafel yang terletak di luar Toilet.
keramik dipasang setinggi 100 cm dari lantai. Sedangkan pada Pantry dan Laboratorium,
keramik dipasang setinggi 60 cm dari meja beton.
 Awal pemasangan keramik pada dinding dan kemana sisa ukuran harus ditentukan, harus
dibicarakan terlebih dahulu dengan Pengawas sebelum pekerjaan pemasangan dimulai.
 Bidang dinding keramik harus benar-benar rata, garis-garis siar harus benar-benar lurus.
Siar arah horizontal pada dinding yang berbeda ketinggian peil lantainya harus merupakan
satu garis lurus.
 Keramik harus disusun menurut garis-garis lurus dengan siar sebesar 4-5 mm setiap
perpotongan siar harus membentuk dua garis tegak lurus. Siar-siar keramik diisi dengan
bahan pengisi siar sehingga membentuk setengah lingkaran seperti yang disebutkan
dalam persyaratan bahan dan warnanya akan ditentukan kemudian.
 Naad-naad pada pemasangan keramik harus diisi dengan bahan grouting.
 Tidak diijinkan adanya tali air atau ceruk pada dinding antara keramik dinding dengan
dinding.

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG 33


BAB 4
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT (PLAFOND)
4.1. UMUM

4.1.1 Persyaratan
1. Pemasangan langit-langit baru boleh dilaksanakan setelah semua peralatan yang terdapat
di dalam langit-langit (kabel-kabel, pipa-pipa, ducting-ducting, alat penggantung dan
penguat langit-langit) siap dan selesai dikerjakan.
2. Sebelum pelaksanaan, Kontraktor harus mengajukan contoh/sample untuk disetujui oleh
Konsultan Perencana, Pemberi Tugas dan Pengawas.
3. Meskipun beberapa material finishing telah ditentukan warnanya, namun sebelum
dilaksanakan harus dipresentasikan terlebih dahulu kepada Pemberi Tugas untuk
menentukan warna yang akan dipakai.
4. Dalam kaitannya dengan jenis elemen lain yang terdapat dalam rencana langit-langit
haruslah mengacu pada gambar mekanikal-elektrikal, sedangkan gambar arsitektur hanya
memuat tata letaknya saja.
5. Rangka utama system plafon rangka metal adalah terdiri dari TCR (Top Cross Rail) dan
Furring Channel. Kedua komponen ini diperkuat dengan adanya ribbing ( lekukan). Sistem
Plafon Rangka Metal furing yang sangat ringan dan tidak mudah terbakar , dipasang papan
gipsum setara jayaboard, Gyproc, A-Plus, Elephant, Knauf dengan mempergunakan
sekrup pada rangka metal furring chanel yang berlapiskan zincalum. Plafon digantung
pada struktur lantai, atap atau bias langsung dipasang pada sisi bawah kayu atau rangka
besi. Papan gipsum harus dikompound untuk memberikan hasil penyambungan yang halus
dan ideal pada permukaan papan gypsum untuk semua bentuk dekorasi. Dalam modul ini
meliputi dua metode pemasangan, yaitu metode dengan mempergunakan system plafon
gantung ( suspended ceiling ) dan metode pemasangan langsung ( Direct Fix Clips ).
4.1.2 Pelaksanaan
1. Sebelum pemasangan, Kontraktor harus memberikan contoh/sample bahan penutup
langit-langit dan harus mendapat persetujuan Konsultan Perencana, Pengawas dan
Pemberi Tugas.
2. Penggantung langit-langit harus dibuat sedemikian rupa sehingga diperoleh bidang langit-
langit yang rata, datar dan tidak melengkung.
3. Pemasangan langit-langit harus rata. Naad-naad yang pecah pada waktu pemasangan
harus diganti.
4. Kontraktor bertanggung jawab atas segala akibat yang mungkin terjadi terhadap:
 Kemungkinan pemasangan partisi, dimana ada bagian-bagian partisi yang harus
disangga oleh rangka langit-langit.
 Kemungkinan dibuatnya lubang-lubang untuk pemeriksaan (man-hole).
 Kemungkinan-kemungkinan tidak sempurna alat-alat penggantung, sehingga langit-
langit menjadi bergelombang karenanya.
 Kemungkinan-kemungkinan pemasangan alat-alat maintenance pada langit-langit di
luar bangunan.

4.2. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT GYPSUM BOARD


4.2.1 Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan tenaga, bahan, peralatan serta pemasangan langit-langit
gypsum board dengan Rangka Metal Furring setara Jayaboard, Gyproc, A-Plus, Elephant,
Knauf yang dipasang pada ruang-ruang yang disebutkan dalam gambar.
4.2.2 Pengendalian Pekerjaan
Pemasangan langit-langit harus sesuai dengan syarat-syarat di dalam:
 NI - 5 - 1961
 NI - 0458 - 1961

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG 34


4.2.3 Bahan-bahan
4.2.3.1 Gypsum Board
Gypsum board yang dipakai adalah merk Setara Jayaboard, Gyproc, A-Plus,
Elephant, Knauf dengan ukuran 120 x 240 cm, tebal 9 mm. Finishing Gypsum
Board dicat sesuai dengan Pasal PEKERJAAN CAT, juga harus memiliki daya
tahan terhadap bahaya kebakaran minimal 60 menit.
4.2.3.2 Rangka Langit-langit
Rangka langit-langit menggunakan Rangka Metal Furring setara Jayaboard, A-
Plus. Rangka Metal Furring di pasang dengan modular 60x60 cm untuk plafond
datar sedangkan untuk drop ceilling (apabila ada) mengikuti pola gambar atau
sesuai ketentuan pabrik gypsum.
4.2.3.3 Baja Penggantung
Dipakai baja atau gesper metal penggantung yang dapat distel agar seluruh
sistem langit-langit dapat tetap rata permukaannya, setelah sistem-sistem lainnya
ikut terpasang (mekanikal, elektrikal) dan sebagainya.
4.2.3.4 Contoh-contoh
1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan contoh
bahan untuk mendapatkan persetujuan Pengawas.
2. Contoh-contoh yang telah disetujui akan dipakai sebagai pedoman/standard
bagi Pengawas untuk menerima/memeriksa bahan yang dikirim oleh
Kontraktor ke lapangan.
4.2.4 Pelaksanaan
4.2.4.1 Pekerjaan rangka langit-langit Gypsum Board
1. Rangka langit-langit gypsum menggunakan Rangka Metal Furring dengan
bentuk, ukuran dan pola pemasangan sesuai dengan gambar dan harus
sesuai tata cara dan teknis pemasangan dari pabriknya.
2. Rangka Metal Furring untuk rangka langit-langit dipasang rata sesuai
ukuran yang telah ditentukan. Rangka Metal Furring yang dipasang di
pasangan bata harus di fiser masuk dalam tembok sedalam 5 cm. Pada
sambungan antar modul dilas dan di sekru dan sebagainya yang telah
diseleksi dengan baik, lurus, rata, tidak ada bagian yang bengkok atau
melengkung, atau cacat-cacat lainnya, dan tidak disetujui oleh Pengawas.
3. Seluruh rangka langit-langit digantungkan pada pelat beton dan atau atap
dengan menggunakan penggantung dari logam galvanized suspension /
kawat seng BWG 14 yang dapat diatur ketinggiannya dan dibuat sedemikian
rupa sehingga seluruh rangka dapat melekat dengan baik dan kuat pada
pelat beton dan tidak dapat berubah-ubah bentuk lagi.
4. Setelah seluruh rangka langit-langit terpasang, seluruh permukaan rangka
harus rata, lurus dan waterpass, tidak ada bagian yang bergelombang dan
batang-batang rangka harus saling tegak lurus.
5. Rangka tersebut mempertimbangkan beban mechanical electrical equipment
yang terletak di plafon.
4.2.4.2 Pekerjaan langit-langit Gypsum Board
1. Bahan penutup langit-langit yang digunakan adalah gypsum board dengan
ukuran sesuai dengan gambar.
2. Gypsum board yang dipasang adalah gypsum board yang telah dipilih
dengan baik, bentuk dan ukuran masing-masing unit sama, tidak ada bagian
yang retak, gompal atau cacat-cacat lain dan telah mendapat persetujuan
dari Pengawas.
3. Gypsum board dipasang dengan cara pemasangan sesuai dengan gambar
untuk itu dan setelah gypsum board terpasang, bidang permukaan langit-
langit harus rata, lurus, waterpas dan tidak bergelombang dan sambungan
antara unit-unit gypsum board harus tidak kelihatan.

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG 35


4. Finishing gypsum adalah cat emulsi, warna akan ditentukan kemudian.
5. Semua sambungan antar gypsum board didempul dengan bahan tertentu
sesuai tatacara dan teknis dari pabrik. Sambungan gypsum harus didempul
dan compound sehingga rata menutupi sambungan tanpa ada retakan.

4.3. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT KALSI BOARD


4.3.1 Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan tenaga, bahan, peralatan serta pemasangan langit-langit Kalsi 4
mm dengan Rangka Metal Furring, di ruang yang berhubungan dengan elektrikal dan
mekanikal, dan pekerjaan lain yang sesuai dengan detail yang dinyatakan dalam gambar dan
atas petunjuk Pengawas.
4.3.2 Pengendalian Pekerjaan
Pemasangan langit-langit harus sesuai dengan syarat-syarat di dalam:
 NI - 5 - 1961
 NI - 0458 - 1961
4.3.3 Bahan-bahan
4.3.3.1 Kalsi Board
Kalsi Board 4 mm yang dipakai dengan ukuran 120 x 240 cm, tebal 4 mm.
Finishing Kalsi Board dicat sesuai dengan Pasal Pekerjaan Cat, juga harus
memiliki daya tahan terhadap bahaya kebakaran minimal 60 menit.
4.3.3.2 Rangka Langit-langit
Rangka langit-langit menggunakan Rangka Metal Furring. Jarak rangka rangka
hollow 60 x 60 cm atau sesuai rekomendasi pabrik.
4.3.3.3 Baja Penggantung
Dipakai baja atau gesper metal penggantung yang dapat distel agar seluruh
sistem langit-langit dapat tetap rata permukaannya, setelah sistem-sistem lainnya
ikut terpasang (mekanikal, elektrikal) dan sebagainya.
4.3.3.4 Contoh-contoh
1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan contoh
bahan untuk mendapatkan persetujuan Pengawas.
2. Contoh-contoh yang telah disetujui akan dipakai sebagai pedoman/standard
bagi Pengawas untuk menerima/memeriksa bahan yang dikirim oleh
Kontraktor ke lapangan.
4.3.4 Pelaksanaan
4.3.4.1 Pekerjaan rangka langit-langit Kalsi Board
1. Rangka langit-langit Kalsi Board menggunakan Rangka Metal Furring
dengan bentuk, ukuran dan pola pemasangan sesuai dengan gambar dan
harus sesuai tata cara dan teknis pemasangan dari pabriknya.
2. Rangka Metal Furring untuk rangka langit-langit dipasang rata sesuai
ukuran yang telah ditentukan. Rangka Metal Furring yang dipasang di
pasangan bata harus di fiser masuk dalam tembok sedalam 5 cm. Pada
sambungan antar modul dilas dan di sekru dan sebagainya yang telah
diseleksi dengan baik, lurus, rata, tidak ada bagian yang bengkok atau
melengkung, atau cacat-cacat lainnya, dan tidak disetujui oleh Pengawas.
3. Seluruh rangka langit-langit digantungkan pada pelat beton dan atau atap
dengan menggunakan penggantung dari logam galvanized suspension /
kawat seng BWG 14 yang dapat diatur ketinggiannya dan dibuat sedemikian
rupa sehingga seluruh rangka dapat melekat dengan baik dan kuat pada
pelat beton dan tidak dapat berubah-ubah bentuk lagi.
4. Setelah seluruh rangka langit-langit terpasang, seluruh permukaan rangka
harus rata, lurus dan waterpass, tidak ada bagian yang bergelombang dan
batang-batang rangka harus saling tegak lurus.

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG 36


5. Rangka tersebut mempertimbangkan beban mechanical electrical equipment
yang terletak di plafon.

4.3.4.2 Pekerjaan langit-langit Kalsi Board


1. Bahan penutup langit-langit yang digunakan adalah Kalsi Board dengan
ukuran sesuai dengan gambar.
2. Kalsi Board yang dipasang adalah Kalsi yang telah dipilih dengan baik,
bentuk dan ukuran masing-masing unit sama, tidak ada bagian yang retak,
gompal atau cacat-cacat lain dan telah mendapat persetujuan dari
Pengawas.
3. Kalsi Board dipasang dengan cara pemasangan sesuai dengan gambar
untuk itu dan setelah Kalsi terpasang, bidang permukaan langit-langit harus
rata, lurus, waterpas dan tidak bergelombang dan sambungan antara unit-
unit board harus tidak kelihatan.
4. Finishing Kalsi Board adalah cat emulsi untuk interior dan cat acrylic untuk
ekterior, warna akan ditentukan kemudian.
5. Pada tempat tertentu harus dibuat manhole/access panel pada langit-langit
yang dapat dibuka, tanpa merusak board dan sekelilingnya, untuk keperluan
pemeriksaan/pemeliharaan instalasi Mekanikal-Elektrikal.
6. Semua sambungan antar Kalsi Board didempul dengan bahan tertentu
sesuai calsiboard. Didempul dan compound sehingga rata menutupi
sambungan tanpa ada retakan.

BAB 5
PEKERJAAN PENGECATAN
5.1. UMUM
5.1.1 Lingkup Pekerjaan

Bagian ini meliputi pengadaan tenaga, bahan cat (kecuali ditentukan lain) dan peralatan untuk
melaksanakan pekerjaan ini termasuk alat-alat bantunya dan alat angkutnya (bila diperlukan),
ke tempat pekerjaan seperti yang tercantum dalam gambar, uraian dan syarat teknis ini dan
perjanjian kerja. Semua pengecatan harus mendapat garansi tertulis (kartu garansi) dari
pabrikan. Cat yang digunakan setara Jotun, Mowilex, Solitex, avitex, vinilex, Dulux
5.1.2 Bahan-bahan
1. Pengecatan seluruh pekerjaan harus sesuai dengan NI-3 dan NI-4 atau sesuai dengan
spesifikasi dari pabrik cat yang bersangkutan.
2. Kontraktor wajib membuktikan keaslian cat dari pabrik tersebut mengenai hal-hal
menunjukkan kemurnian cat yang digunakan, antara lain :
 Segel kaleng
 Test laboratorium
 Hasil akhir pengecatan
3. Hasil dari test kemurnian ini harus mendapat rekomendasi tertulis dari produsen untuk
diketahui Pengawas. Biaya test tersebut menjadi tanggungan Kontraktor.
4. Sebelum memulai pengecatan, Kontraktor wajib menyerahkan 1 contoh bahan yang masih
dalam kaleng, 3 contoh bahan yang telah dicatkan pada permukaan plywood ukuran 40 x
40 cm dengan teknik duco lengkap PVC edging di sudut – sudut sisi, brosur lengkap dan
jaminan dari pabrik.
5.1.3 Pelaksanaan
5.1.3.1 Umum
1. Sebelum dikerjakan, semua bahan harus ditunjukkan kepada Pengawas
beserta ketentuan/persyaratan jaminan pabrik untuk mendapatkan
persetujuannya. Bahan yang tidak disetujui harus diganti tanpa biaya
tambahan.

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG 37


2. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian, bahan pengganti
harus disetujui oleh Pengawas berdasarkan contoh yang diajukan
Kontraktor.
3. Untuk pekerjaan cat di daerah terbuka, jangan dilakukan dalam keadaan
cuaca lembab dan hujan atau keadaan angin berdebu, yang akan
mengurangi kualitas pengecatan dalam keadaan terlindung dari basah dan
lembab ataupun debu.
4. Permukaan bahan yang akan dicat harus benar-benar sudah dipersiapkan
untuk pengecatan, sesuai persyaratan pabrik cat dan bahan yang
bersangkutan. Permukaan yang akan dicat harus benar-benar kering, bersih
dari debu, lemak/minyak dan noda-noda yang melekat.
5. Setiap pengecatan yang akan dimulai pada suatu bidang, harus mendapat
persetujuan dari Pengawas. Sebelum memulai pengecatan, Kontraktor wajib
melakukan percobaan untuk disetujui Pengawas.
6. Kontraktor tidak diperkenankan memulai suatu pekerjaan di suatu tempat
bila ada kelainan/perbedaan di tempat itu sebelum kelainan tersebut
diselesaikan.
7. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar dan lain-lainnya, maka
Kontraktor harus segera melaporkannya kepada Pengawas .
8. Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti kerusakan yang terjadi
selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas beban biaya Kontraktor,
selama kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan Pemberi Tugas.
9. Dan atau sesuai teknis pelaksanaan dari pabrik.

5.1.3.2 Teknis
1. Lakukan pengecatan dengan cara terbaik, yang sesuai dengan prosedur dan
teknik pengecatan. Dilakukan kecuali spesifikasi lain. Jadi urutan
pengecatan, penggunaan lapisan-lapisan dasar dan tebal lapisan penutup
minimal sama dengan persyaratan pabrik. Pengecatan harus rata, tidak
bertumpuk, tidak bercucuran atau ada bekas - bekas yang menunjukkan
tanda-tanda sapuan atau semprotan dan roller.
2. Kesiapan dinding dalam aplikasi cat harus didasarkan pada evaluasi pabrik
cat yang dipilih atau ditunjuk.
3. Sapukan semua dasar dengan cat dasar memakai kuas. Penyemprotan
hanya diijinkan dilakukan bila disetujui Pengawas .
4. Pengecatan kembali dilakukan bila ada cat dasar atau cat akhir yang kurang
menutupi, atau lepas. Pengulangan pengecatan dilakukan sebagaimana
ditunjukkan oleh Pengawas, serta harus mengikuti petunjuk dan spesifikasi
yang dikeluarkan pabrik yang bersangkutan.
5. Pembersihan permukaan harus mendapat persetujuan. Pekerjaan termasuk
penggunaan ongkos, pencucian dengan air, maupun pembersihan dengan
kain kering.
6. Kerapian pekerjaan cat ini dituntut untuk tidak mengotori dan menggangu
pekerjaan finishing lain, atau pekerjaan lain yang sudah terpasang.
Pekerjaan yang tidak sempurna diulang dan diperbaiki atas tanggungan
Kontraktor.
5.1.4 Pengujian Mutu Pekerjaan
1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor wajib melakukan percobaan atas semua
pekerjaan yang akan dilaksanakan atas biaya sendiri. Pengecatan yang tidak disetujui
Pengawas harus diulangi/diganti, atas biaya Kontraktor.
2. Pada waktu penyerahan, pihak pabrik dengan Kontraktor harus memberi jaminan selama
minimal 2 tahun atas semua pekerjaan pengecatan, terhadap kemungkinan cacat karena
cuaca warna dan kerusakan cat lainnya.

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG 38


3. Pengawas wajib menguji semua hasil berdasarkan syarat-syarat yang telah diberikan baik oleh
pabrik maupun atas petunjuk Pengawas. Peralatan untuk pengujian disediakan oleh
Kontraktor.
4. Pengawas berhak meminta pengulangan pengujian bila dianggap perlu.
5. Dalam hal pengujian yang telah dilakukan dengan baik atau kurang memuaskan, maka
biaya pengujian/pengulangan pengujian merupakan tanggung jawab Kontraktor.
5.1.5 Pengamanan Pekerjaan
1. Daerah-daerah yang sedang dicat agar ditutup dari pekerjaan-pekerjaan lain, maupun
kegiatan lain dan juga daerah tersebut terlindung dari debu dan kotoran lainnya sampai cat
tersebut kering.
2. Lindungi pekerjaan ini dan juga pekerjaan atau bahan lain yang dekat dengan pekerjaan ini
seperti fitting-fitting, kusen-kusen dan sebagainya dengan cara menutup/melindungi bagian
tersebut selama pekerjaan pengecatan berlangsung. Kontraktor bertanggung jawab
memperbaiki atau mengganti bahan yang rusak akibat pekerjaan pengecatan tersebut.

5.2. PENGECATAN LANGIT-LANGIT DAN DINDING BETON EKSPOSE


5.2.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengecatan seluruh permukaan langit-langit dan dinding beton ekspose
sesuai dengan gambar atau petunjuk Pengawas.
5.2.2 Bahan-bahan
Cat menggunakan merk Jotun, Mowilex, Dulux yang terdiri dari:
1. Untuk Cat Exterior :
 Primer : Jotun, Mowilex, Dulux
 Second Coat : Jotun, Mowilex, Dulux
 Finish Coat : Jotun, Mowilex, Dulux
2. Untuk Cat Interior :
 Primer : Jotun, Mowilex, Dulux
 Second Coat : Jotun, Mowilex, Dulux
 Finish Coat : Jotun, Mowilex, Dulux
Acrylic Emulsion untuk eksterior dan Emulsion untuk interior, dengan warna-warna yang akan
ditentukan kemudian.
5.2.3 Pelaksanaan
Sebelum dilakukan pengecatan pada permukaan langit-langit harus diperhatikan mengenai:
 Profil yang diminta sesuai dengan gambar sudah dilakukan, berdasarkan peil-peil yang
ditentukan.
 Permukaan langit-langit harus datar dan sempurna sesuai dengan pola yang telah
ditentukan.
 Pada permukaan langit-langit tidak terjadi lubang-lubang atau cacat lain.
 Pada permukaan langit-langit yang sudah siap untuk dicat, terlebih dahulu harus diplamur
dengan bahan plamur yang sudah disetujui Pengawas .
 Plamuran dilakukan bilamana permukaan sudah sempurna, tidak terdapat retak - retak dan
dilakukan setelah ada persetujuan Pengawas .
 Pengecatan dilakukan dengan menggunakan alat kuas atau roller, dimana penggunaan
alat-alat tersebut disesuaikan dengan keadaan lokasinya.
 Setiap kali lapisan pada cat akhir dilakukan harus dihindarkan terjadinya sentuhan-
sentuhan selama 1 sampai 1.5 jam.
 Pengecatan akhir harus dilakukan secara ulang paling sedikit selama 2 (dua) jam
kemudian.

5.3. PENGECATAN DINDING BATA


5.3.1 Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi pengecatan dinding bata/bata ringan seperti yang dinyatakan dalam
gambar dan petunjuk Pengawas, antara lain:

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG 39


2. Pengecatan seluruh dinding bangunan bagian luar seperti dalam gambar dan petunjuk
Pengawas.
3. Seluruh pekerjaan ini harus mengacu pada ketentuan dalam SNI. T11 - 1990 - F.
4. Pengecatan dinding bangunan bagian dalam seperti yang dinyatakan dalam gambar dan
petunjuk Pengawas.
5.3.2 Bahan-bahan
Cat menggunakan merk Jotun, Mowilex,Solitex, avitex, vinilex atau setara yang terdiri dari:
1. Untuk Cat Exterior :
 Primer : Jotun, Mowilex, Dulux
 Second Coat : Jotun, Mowilex, Dulux
 Finish Coat : Jotun, Mowilex, Dulux
2. Untuk Cat Interior :
 Primer : Jotun, Mowilex, Dulux
 Second Coat : Jotun, Mowilex, Dulux
 Finish Coat : Jotun, Mowilex, Dulux
Acrylic Emulsion untuk eksterior dan Emulsion untuk interior, dengan warna-warna yang akan
ditentukan kemudian.
5.3.3 Pelaksanaan
Sebelum dilakukan pengecatan pada permukaan dinding tersebut, maka harus diperhatikan
permukaan plesterannya dari :
 Profil yang diminta sesuai dengan gambar sudah dilakukan, berdasarkan peil-peil yang
ditentukan.
 Permukaan plesteran harus datar dan sempurna sesuai dengan pola yang telah
ditentukan.
 Permukaan plesteran telah diberi lapisan aci dengan hasil yang rata dan halus.
 Permukaan acian telah berumur 14 hari atau sesuai dengan ketentuan pabrik.
 Permukaan acian tidak lembab yang ditunjukkan oleh alat ukur khusus yang sesuai
dengan ketentuan pabrik.
 Seluruh bidang pengecatan sudah bersih dari segala noda-noda atau kotoran/debu.
Bila pengecatan dilakukan di atas permukaan dinding tidak diplester, maka Kontraktor harus
memeriksa apakah permukaan dinding sudah bersih dari noda, seperti yang disyaratkan.
Pengecatan dilakukan dengan menggunakan alat kuas atau roller, dimana penggunaan alat-
alat tersebut disesuaikan dengan keadaan lokasinya dengan mutu yang baik.
Setiap kali lapisan pada cat akhir dilakukan harus dihindarkan terjadinya sentuhan-sentuhan
selama 1 sampai 1.5 jam. Pengecatan akhir harus dilakukan secara ulang paling sedikit selama
2 (dua) jam kemudian.

5.4. PEKERJAAN CAT DUCO


5.4.1 Lingkup Pekerjaan
Uraian ini mencakup persyaratan teknis pelaksanaan pekerjaan pengecatan pada permukaan
logam/besi/kayu yang ditentukan yaitu pada daun pintu besi dan daun pintu kayu.
5.4.2 Ketentuan
5.4.2.1 Warna cat
Warna cat akan ditentukan oleh konsultan perencana berdasarkan contoh dan
katalog yang diajukan oleh pelaksana pekerjaan atau sesuai standar yang dimiliki
oleh bagian Logistik/Pemberi Tugas. Cat yang dipergunakan harus ramah
lingkungan dan tidak mengandung bahan-bahan berbahaya bagi manusia.
5.4.2.2 Peralatan
1. Untuk pelaksanaan pekerjaan pengecatan ini, pelaksana pekerjaan harus
menggunakan peralatan dan peraturan pelaksanaan menurut ketentuan atau
rekomendasi yang dikeluarkan oleh pabriknya.
2. Pengecatan harus menggunakan alat semprot yang dilengkapi dengan
kompresor

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG 40


3. Tatacara pengecatan harus ramah lingkungan dan tidak boleh
membahayakan manusia.
5.4.2.3 Penyerahan
Sebelum mulai pelaksanaan, pelaksana pekerjan harus menyerahkan:
1. Contoh dan katalog, data teknis dari bahan cat dan bahan-bahan lain
yang diperlukan guna pelaksanaan pekerjaan antara lain contoh
bahan-bahan secara lengkap, kartu warna, aturan, prosedur, peralatan
yang harus dipakai serta data teknis yang berisi keterangan sifat dan
ketahanan bahan cat serta jaminan ramah lingkungan dan ramah
manusia.
2. Contoh pelaksanaan pekerjaan pengecatan dalam komposisi lengkap.
Keseluruhan ini diperlukan guna pemeriksaan dan persetujuan
pelaksanaannya.
3. Surat garansi kualitas cat dan kualitas hasil pengecatan.
5.4.3 Bahan-bahan
5.4.3.1 Bahan/jenis cat
Bahan cat duco yang dipakai adalah dari produk NIPPE dengan warna yang
akan ditentukan kemudian oleh konsultan perencana. Pemakaian jenis cat
disesuaikan dengan ketentuan yang tercantum di masing-masing gambar
rencana. Cat tidak boleh mengandung bahan yang membahayakan
manusia/lingkungan.
5.4.3.2 Bahan penguat tepi sudut
Edging coat menggunakan PVC bening dengan prosedur tertentu sesuai dengan
aturan aplikasi.
5.4.3.3 Bahan dempul
Bahan dempul yang dipakai adalah jenis Polyester lengkap dengan bahan
campuran untuk pengenceran dari merk Sampolac, Danagloss, Impra atau merk
lain yang setara dan disetujui. Dempul tidak boleh mengandung bahan
beracun/berbahaya seperti timah, air raksa, dan sebagainya.
5.4.3.4 Peralatan kerja
Peralatan yang dipakai harus sesuai dengan teknis pelaksanaan pekerjaan serta
yang direkomendasikan oleh pabriknya.
5.4.4 Pelaksanaan
5.4.4.1 Persiapan
1. Semua bahan, peralatan dan penunjukan pemakaian/pelaksanaan yang
dikeluarkan dan pabriknya harus dipersiapkan sebelum pelaksanaan dimulai.
2. Semua bidang permukaan yang akan dilapis cat harus dalam keadaan
bersih, kering serta rata dan datar.
5.4.4.2 Pelaksanaan pengecatan
1. Komponen dari logam/besi/plywood yang akan dicat duco harus sudah
dibentuk/dikerjakan permukaannya menurut ukuran, bentuk seperti tertera di
dalam gambar rencana.
2. Semua permukaan bidang yang akan dilapisi cat harus dalam keadaan
halus, bersih, kering serta rata atau datar
3. Permukaan yang tidak datar harus didempul terlebih dahulu dengan
menggunakan bahan dempul yang telah ditentukan dan dengan tatacara
menurut petunjuk dari pabriknya.
4. Pelaksanaan pengecatan harus sesuai dengan aturan yang dikeluarkan dari
pabriknya, baik mengenai aturan pakai, tahapan maupun kondisi permukaan
bidang pengecatannya.
5. Prinsip dasar tahapan pengecatan pada permukaan logam/besi yang
menggunakan cat adalah sebagai berikut :
- Pembersihan permukaan bidang cat.

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG 41


- Dicat dasar.
- Didempul dengan sanpolac dan diampelas, epoxy.
- Dicat dasar.
- Dicat akhir minimal 3 lapisan tebal lapisan cat minimal 3 mikron.
- Hasil pengecatan harus rata dan halus serta kuat dan tahan terhadap
pengaruh cuaca atau keadaan sekelilingnya.
- Hasil terakhir pengerjaan coating anti gores, dilakukan seperti
disyaratkan pada fabrikannya dan dikerjakan ditempat tertentu saja
yang dijelaskan dalam dokumen spesifikasi ataupun gambar.
- Diperoleh permukaan yang rata, kuat dengan sisi sudut terlapisi PVC
edging.

BAB 6
PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA
6.1. PEKERJAAN KUSEN ALUMINIUM
6.1.1 Lingkup Pekerjaan
1. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
2. Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen pintu, kusen jendela, back mullion, kusen bouvenlicht
seperti yang dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar perencanaan.
6.1.2 Persyaratan Bahan
6.1.2.1 Standar
Seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan dalam:
1. The Aluminium Association (AA)
2. Architectural Aluminium Manufactures Association (AAMA)
3. American Standards For Testing Material (ASTM)
6.1.2.2 Kusen Aluminium yang digunakan
1. Bahan
Dari bahan aluminium framing system Setara Alexindo, Alcomend,
Alcomexindo, Kalindo, Damai.
2. Bentuk Profil
Sesuai shop drawing yang disetujui Pengawas.
3. Ukuran Profil
a. Ukuran Proril menggunakan alumunium profil 3” dengan ketebalan 1
mm digunakan untuk semua kusen.
4. Nilai Deformasi : 0
Artinya tidak diijinkan adanya celah atau kemiringan.
6.1.2.3 Sealant
Sealant untuk kaca pada rangka aluminium harus menggunakan bahan sejenis
silicon sealant yaitu “Silicon Glazing Sealant” produksi Dow Corning atau yang
setara.
6.1.2.4 Contoh-contoh
Kontraktor harus menyerahkan kepada Pengawas contoh potongan kusen
aluminium dari ukuran 40 cm, beserta brosur lengkap dari pabrik/produsen.
Kontraktor harus membuat shop drawing untuk dikonsultasikan dengan
Pengawas.
6.1.2.5 Penyimpanan dan Pengiriman
Penyimpanan harus diruang beratap, bersih, kering dan dijaga agar tidak terjadi
abrasi atau kerusakan lain serta tidak dekat dengan tempat pembakaran.

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG 42


6.1.2.6 Aksesoris
Sekrup dari stainless steel kepala tertanam, weather strip dari vinyl dan pengikat
alat penggantung yang dihubungkan dengan aluminium harus ditutup caulking
dan sealant. Angkur-angkur untuk rangka kusen aluminium terbuat dari steel
plate tebal 2-3 mm, dengan lapisan zink tidak kurang dari 13 mikron sehingga
tidak dapat bergeser.
6.1.2.7 Bahan Finishing
Finishing untuk permukaan kusen pintu yang bersentuhan dengan bahan alkaline
seperti beton, adukan atau plesteran dan bahan lainnya harus diberi lapisan
finish dari laquer yang jernih atau anti corrosive treatment dengan insulating
varnish seperti asphaltic varnish atau bahan insulation lainnya yang disetujui
Pengawas.
6.1.2.8 Syarat lainnya
1. Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan syarat-
syarat dari pekerjaan aluminium serta memenuhi ketentuan-ketentuan dari
pabrik yang bersangkutan.
2. Ketahanan terhadap air dan angin untuk setiap type harus disertai hasil test,
minimum 100 kg/m2.
3. Ketahanan terhadap udara tidak kurang dari 15 m3/hr dan terhadap tekanan
air 15 kg/m2 yang harus disertai hasil test.
4. Bahan yang akan diproses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai
dengan bentuk toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan dan
pewarnaan yang dipersyaratkan.
5. Untuk keseragaman warna disyaratkan, sebelum proses fabrikasi warna,
profil-profil harus diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada waktu
fabrikasi unit-unit, jendela, pintu partisi dan lain-lain, profil harus diseleksi lagi
warnanya sehingga dalam tiap unit didapatkan warna yang sama. Pekerjaan
memotong, punch dan drill, dengan mesin harus sedemikian rupa sehingga
diperoleh hasil yang telah dirangkai untuk jendela, dinding dan pintu.
6.1.3 Syarat-Syarat Pelaksanaan
1. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor wajib meneliti gambar-gambar dan kondisi di
lapangan (ukuran dan peil lubang harus diketahui) serta membuat contoh jadi untuk semua
detail sambungan dan profil aluminium yang berhubungan dengan sistem konstruksi bahan
lain.
2. Semua frame baik untuk kusen dinding kaca luar dan pintu dikerjakan secara fabrikasi
dengan teliti sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat
dipertanggung jawabkan.
3. Pemotongan aluminium hendaknya dijauhkan dari bahan besi untuk menghindarkan
penempelan debu besi pada permukaannya. Disarankan untuk mengerjakannya pada
tempat yang aman dengan hati-hati tanpa menyebabkan kerusakan pada permukaannya.
4. Pengelasan dibenarkan menggunakan non-actived gas (argon) dari arah bagian dalam
agar sambungannya tidak tampak oleh mata.
5. Pada akhir bagian kusen harus disambung dengan kuat dan teliti dengan sekrup, rivet dan
harus cocok. Pengelasan harus rapi untuk memperoleh kualitas dan bentuk yang sesuai
dengan gambar.
6. Angkur-angkur untuk kusen aluminium terbuat dari steel plate tebal 2,3 mm dengan lapisan
zink tidak kurang dari 13 mikron dan ditempatkannya pada interval 300 mm.
7. Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti karat/stainless
steel, sedemikian rupa sehingga hari line dari tiap sambungan harus kedap air dan
memenuhi syarat kebutuhan terhadap tekanan air sebesar 1000 kg/cm2.
8. Celah antara kaca dan sistem kusen aluminium harus ditutup oleh sealant yang sudah
disetujui Pengawas.

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG 43


9. Untuk fitting hard ware dan reinforcing material yang mana kusen aluminium akan kontak
dengan besi, tembaga atau lainnya maka permukaan metal yang bersangkutan harus
diberi lapisan chromium untuk menghindari kontak korosi.
10. Toleransi pemasangan kusen aluminium di satu sisi dinding adalah 10 - 25 mm yang
kemudian diisi dengan beton ringan/grout.
11. Toleransi Puntiran : Pemasangan semua pintu terhadap kusen yang diijinkan adalah 1 mm,
sedangkan terhadap lentur adalah 3 mm.
12. Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara, terutama pada ruang yang
dikondisikan, hendaknya ditempatkan mohair dan jika perlu dapat digunakan synthetic
rubber atau bahan dari synthetic resin.
13. Sekeliling tepi kusen yang terlihat berbatasan dengan dinding agar diberi sealant supaya
kedap air dan suara.
14. Kaca-kaca dinding luar bangunan dan daun pintu hendaknya dibuat fixed dengan beads.
Beads dimaksud harus dari aluminium extruded shape dan dilengkapi dengan neoprene.
Tepi bawah ambang kusen exterior agar dilengkapi finishing untuk penahan air hujan.
15. Kisi-kisi aluminium yang akan dipasang harus setelah mendapat persetujuan Pengawas.
16. Seluruh kisi-kisi aluminium yang dipasang harus benar-benar tegak lurus terhadap gari
horizontal. Jarak pemasangan kisi-kisi sesuai dengan gambar perencanaan.
17. Kisi-kisi aluminium yang dipasang adalah aluminium yang telah terpilih dan tidak ada
bagian yang cacat atau tergores.
18. Dipasang dengan cara pemasangan sesuai dengan spesifikasi dari produsen atau yang
disetujui Pengawas.
19. Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang berhubungan dengan
pekerjaan lain. Jika terjadi kerusakan akibat kelalaian, maka Kontraktor tersebut harus
mengganti tanpa biaya tambahan.
20. Pintu jendela harus terpasang rapat, rapi dan kuat pada sistem kusen penggantung.
6.1.4 Pengujian Mutu Pekerjaan
1. Semua bahan harus sesuai dengan yang dipersyaratkan dan yang telah disetujui
Pengawas.
2. Kusen aluminium terpasang dengan kuat, dan setiap hubungan sudut harus 90. Apabila
tidak terpenuhi maka harus dibongkar atas biaya Kontraktor.
3. Semua sistem dan mekanismenya harus berfungsi dengan sempurna.
4. Setiap engsel daun pintu harus terpasang lengkap, sempurna dan harus sesuai dengan
produk pabrik yang mengeluarkan.
5. Kaca harus diteliti dengan seksama, setelah terpasang tidak boleh timbul getaran ; apabila
masih terjadi getaran, maka profil rubber seal pemegang kaca harus diganti atas biaya
Kontraktor.
6.1.5 Pengamanan Pekerjaan
1. Setelah pemasangan, kotor akibat noda-noda pada permukaan kusen dapat dibersihkan
dengan “Volatile Oil”.
2. Semua pintu dan dinding kaca luar bangunan harus dilindungi dengan “Corrugated Card
Board” dengan hati-hati agar terlindung dari benturan alat-alat pada masa pelaksanaan.
3. Bila kusen ternoda oleh semen, adukan dan bahan lainnya, bahan pelindung harus segera
digunakan. Bahan aluminium yang terkena bercak noda tersebut dapat dicuci dengan air
bersih, sebelum kering sapukan dengan kain yang halus kemudian baru diberikan bahan
pelindung.
4. Permukaan kusen aluminium yang bersentuhan dengan bahan alkaline seperti beton,
adukan atau plesteran dan bahan lainnya harus diberi lapisan finish dari laquer yang jernih atau
anti corrosive treatment dengan insulating material seperti asphaltic varnish atau yang lainnya.
5. Setelah pemasangan instalasi pada pintu dan dinding kaca luar bangunan maka sekeliling
kaca yang berhubungan langsung dengan permukaan dinding perlu diberi lapisan vinyl
tape untuk mencegah korosi selama masa pembangunan.

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG 44


6.2. PEKERJAAN DAUN JENDELA KACA
6.2.1 Lingkup Pekerjaan
1. Bagian ini meliputi penyediaan ke lokasi pekerjaan termasuk pengangkutan serta
pemasangan material, angkur, bobokan dan perapihan kembali terhadap bagian-bagian
dengan lantai dan langit-langit yang berkaitan dengan pekerjaan daun pintu kaca.
2. Pekerjaan Jendela Kaca Mati meliputi seluruh jendela kaca sesuai yang ditunjukkan dalam
gambar.
6.2.2 Bahan-Bahan
1. Kaca yang digunakan untuk daun Jendela ini adalah jenis Tempered produksi Setara
Asahimas dengan ketebalan sesuai gambar.
2. Kaca yang digunakan untuk jendela kaca mati menggunakan kaca polos dengan
ketebalan sesuai gambar.
3. Kaca untuk eksterior menggunakan tipe yang meredam panas 70%, sedangkan untuk
interior menggunakan tipe Clear.
Shop Drawing dan Contoh
 Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan
gambar dokumen kontrak dan telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan.
 Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail-detail khusus yang belum
tercakup lengkap dalam gambar kerja/dokumen kontrak.
 Dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan
termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau pernyataan khusus yang
belum tercakup secara lengkap di dalam gambar kerja/dokumen kontrak sesuai
dengan spesifikasi pabrik.
 Gambar shop drawing sebelum dilaksanakan harus mendapat persetujuan terlebih
dahulu dari Pengawas.
 Contoh bahan yang digunakan harus diserahkan kepada Pengawas sebanyak
minimal 2 (dua) produk yang setara dari berbagai merk pembuatan atau kecuali
ditentukan lain oleh Pengawas.
 Kontraktor wajib mengajukan contoh dari semua bahan.
 Keputusan bahan, warna tekstur dan produk akan diambil alih Pengawas yang
kemudian akan diinformasikan kepada Kontraktor selama tidak lebih dari 7 (tujuh)
hari kalender setelah penyerahan contoh-contoh bahan tersebut.
 Semua bahan untuk pekerjaan ini harus ditinjau dan diuji, baik pada pembuatan,
pengerjaan maupun pelaksanaan di lapangan oleh Pengawas atas tanggungan
Kontraktor tanpa biaya tambahan.
6.2.3 Pelaksanaan
6.2.3.1 Persyaratan Pekerjaan
1. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar, uraian
dan syarat pekerjaan serta ketentuan teknis yang harus dipenuhi menurut
brosur produksi yang nantinya terpilih atau petunjuk Pengawas.
2. Semua bahan yang telah terpasang harus disetujui oleh Pengawas.
3. Semua bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan
benturan, dan diberi tanda untuk mudah diketahui.
4. Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, bebas dari goresan/gompel
(Chipping), diharuskan menggunakan alat-alat pemotongan kaca khusus,
dan harus digosok tepinya dengan “sander” pada tingkat 120 mesh atau
lebih.
6.2.3.2 Pekerjaan Pemasangan
1. Pemasangan kaca ini dilaksanakan pada semua pekerjaan pemasangan
kaca yang disebutkan dalam gambar seperti partisi, pintu, jendela dll.

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG 45


2. Ukuran, tebal dan jenis kaca yang dipasang sesuai dengan petunjuk gambar
uraian dan syarat pekerjaan tertulis serta petunjuk Pengawas dan Konsultan
Perencana.
3. Pemasangan kaca-kaca dalam sponing rangka aluminium sesuai dengan
persyaratan dari pabrik.
4. Perhatikan ukuran dan bentuk list profil yang dipakai untuk pemasangan ini
apakah telah sesuai dengan petunjuk gambar dan spesifikasi bahan
kusen/kerangka yang terpasang.
5. Dipakai bahan untuk lapisan kedap air pada kaca dengan rangka aluminium
yang berhubungan dengan udara luar, untuk bagian dalam dipakai sealant
sesuai dengan persyaratan dari pabrik. Disyaratkan tebal sealant maksimal 5
mm yang tampak dari kaca dan kerangka.
6. Kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata, tidak
diperkenankan retak dan pecah pada sealant/tepinya, bebas dari segala
noda dan bekas goresan.
7. Gunakan sealant yang benar-benar elastis dan bermutu baik (polysulfids).
8. Gunakan Back Up material yang memiliki tingkat insulasi panas yang tinggi,
seperti neoprene, foam dan polyethylene.
9. Gunakan 2 buah setting blocks dari neoprene dengan kekerasan 90 derajat
atau lebih pada sisi bawah kaca dengan ukuran :
- Panjang : (25 x luas kaca (m2) mm, max
50 mm
- Lebar : Tebal kaca + 5 mm
- Tebal : 5 mm s/d 12 mm
6.2.3.3 Pekerjaan Perapihan
1. Adalah pekerjaan merapikan kembali akibat-akibat dari pekerjaan
pembobokan, pemasangan, dan lain-lain yang berkaitan terhadap bagian-
bagian dinding, lantai dan langit-langit yang berdekatan dengan tempat
pekerjaan tersebut.
2. Kontraktor wajib memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang
berhubungan dengan pekerjaan lain; jika terjadi kerusakan akibat
kelalaiannya, maka Kontraktor tersebut harus mengganti tanpa biaya
tambahan.
6.2.4 Pengujian Mutu Pekerjaan
1. Mutu bahan memenuhi persyaratan yang tertulis dalam buku ini serta ketentuan teknis
dalam brosur produk bahan tersebut.
2. Semua kaca yang terpasang tidak boleh terjadi retak tepi, akibat pemasangan list.
3. Kaca yang telah terpasang harus terkunci dengan sempurna dan tidak bergeser dari
sponing.
4. Pada saat terpasang, semua kaca tidak boleh bergelombang, apabila masih terlihat
adanya gelombang, maka kaca tersebut harus dibongkar atas biaya Kontraktor.

6.3. PEKERJAAN VENTILASI RANGKA ALUMUNIUM


6.3.1 Lingkup Pekerjaan
1. Bagian ini meliputi penyediaan ke lokasi pekerjaan termasuk pengangkutan serta
pemasangan material, angkur, bobokan dan perapihan kembali terhadap bagian-bagian
dengan langit-langit yang berkaitan dengan pekerjaan ventilasi alumunium.
2. Pekerjaan ventilasi alumunium meliputi seluruh ventilasi sesuai yang ditunjukkan dalam
gambar.
6.3.2 Bahan-Bahan
1. Kaca yang digunakan untuk pekerjaan ventilasi ini adalah jenis Tempered produksi Setara
Asahimas dengan ketebalan sesuai gambar.

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG 46


2. Kaca yang digunakan untuk ventilasi menggunakan kaca polos dengan ketebalan sesuai
gambar.
3. Kaca untuk eksterior menggunakan tipe yang meredam panas 70%, sedangkan untuk
interior menggunakan tipe Clear.
Shop Drawing dan Contoh
 Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan
gambar dokumen kontrak dan telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan.
 Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail-detail khusus yang belum
tercakup lengkap dalam gambar kerja/dokumen kontrak.
 Dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk
keterangan produk, cara pemasangan atau pernyataan khusus yang belum tercakup
secara lengkap di dalam gambar kerja/dokumen kontrak sesuai dengan spesifikasi
pabrik.
 Gambar shop drawing sebelum dilaksanakan harus mendapat persetujuan terlebih
dahulu dari Pengawas.
 Contoh bahan yang digunakan harus diserahkan kepada Pengawas sebanyak minimal
2 (dua) produk yang setara dari berbagai merk pembuatan atau kecuali ditentukan lain oleh
Pengawas.
 Kontraktor wajib mengajukan contoh dari semua bahan.
 Keputusan bahan, warna tekstur dan produk akan diambil alih Pengawas yang
kemudian akan diinformasikan kepada Kontraktor selama tidak lebih dari 7 (tujuh) hari
kalender setelah penyerahan contoh-contoh bahan tersebut.
 Semua bahan untuk pekerjaan ini harus ditinjau dan diuji, baik pada pembuatan,
pengerjaan maupun pelaksanaan di lapangan oleh Pengawas atas tanggungan
Kontraktor tanpa biaya tambahan.
6.3.3 Pelaksanaan
6.3.3.1 Persyaratan Pekerjaan
1. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar, uraian
dan syarat pekerjaan serta ketentuan teknis yang harus dipenuhi menurut
brosur produksi yang nantinya terpilih atau petunjuk Pengawas.
2. Semua bahan yang telah terpasang harus disetujui oleh Pengawas.
3. Semua bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan
benturan, dan diberi tanda untuk mudah diketahui.
4. Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, bebas dari goresan/gompel
(Chipping), diharuskan menggunakan alat-alat pemotongan kaca khusus,
dan harus digosok tepinya dengan “sander” pada tingkat 120 mesh atau
lebih.
6.3.3.2 Pekerjaan Pemasangan
1. Pemasangan kaca ini dilaksanakan pada semua pekerjaan pemasangan
kaca yang disebutkan dalam gambar seperti partisi, pintu, jendela, ventilasi
dll.
2. Ukuran, tebal dan jenis kaca yang dipasang sesuai dengan petunjuk gambar
uraian dan syarat pekerjaan tertulis serta petunjuk Pengawas dan Konsultan
Perencana.
3. Pemasangan kaca-kaca dalam sponing rangka aluminium sesuai dengan
persyaratan dari pabrik.
4. Perhatikan ukuran dan bentuk list profil yang dipakai untuk pemasangan ini
apakah telah sesuai dengan petunjuk gambar dan spesifikasi bahan
kusen/kerangka yang terpasang.
5. Dipakai bahan untuk lapisan kedap air pada kaca dengan rangka aluminium
yang berhubungan dengan udara luar, untuk bagian dalam dipakai sealant
sesuai dengan persyaratan dari pabrik. Disyaratkan tebal sealant maksimal 5
mm yang tampak dari kaca dan kerangka.

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG 47


6. Kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata, tidak
diperkenankan retak dan pecah pada sealant/tepinya, bebas dari segala
noda dan bekas goresan.
7. Gunakan sealant yang benar-benar elastis dan bermutu baik (polysulfids).
8. Gunakan Back Up material yang memiliki tingkat insulasi panas yang tinggi,
seperti neoprene, foam dan polyethylene.
9. Gunakan 2 buah setting blocks dari neoprene dengan kekerasan 90 derajat
atau lebih pada sisi bawah kaca dengan ukuran :
- Panjang : (25 x luas kaca (m2) mm, max
50 mm
- Lebar : Tebal kaca + 5 mm
- Tebal : 5 mm s/d 12 mm
6.3.3.3 Pekerjaan Perapihan
1. Adalah pekerjaan merapikan kembali akibat-akibat dari pekerjaan
pembobokan, pemasangan, dan lain-lain yang berkaitan terhadap bagian-
bagian dinding, dan langit-langit yang berdekatan dengan tempat pekerjaan
tersebut.
2. Kontraktor wajib memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang
berhubungan dengan pekerjaan lain; jika terjadi kerusakan akibat
kelalaiannya, maka Kontraktor tersebut harus mengganti tanpa biaya
tambahan.
6.3.4 Pengujian Mutu Pekerjaan
1. Mutu bahan memenuhi persyaratan yang tertulis dalam buku ini serta ketentuan teknis
dalam brosur produk bahan tersebut.
2. Semua kaca yang terpasang tidak boleh terjadi retak tepi, akibat pemasangan list.
3. Kaca yang telah terpasang harus terkunci dengan sempurna dan tidak bergeser dari
sponing.
4. Pada saat terpasang, semua kaca tidak boleh bergelombang, apabila masih terlihat
adanya gelombang, maka kaca tersebut harus dibongkar atas biaya Kontraktor.

6.4. PEKERJAAN PINTU


6.4.1. Lingkup Pekerjaan
1. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang baik dan
sempurna..
2. Pekerjaan ini meliputi pembuatan daun pintu rangka besi lapis alcubond (ACP) dan Pintu
Besi (Stell Door) pabrikasi seperti yang dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar.
6.4.2 Persyaratan Bahan
Bahan yang digunakan untuk pekerjaan ini yaitu daun pintu rangka besi lapis alcubond (ACP)
dan Pintu Besi (Stell Door) pabrikasi seperti yang dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar.
6.4.3 Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Penyambungan harus diusahakan agar tidak kelihatan mencolok.
2. Semua bagian harus mempunyai ukuran yang tepat, sehingga dalam pemasangan tidak
memerlukan pengisi.
6.4.4. Bahan Finishing
Finishing untuk permukaan pintu menggunakan alcubond warna solid (ACP) dan cat untuk
pintu besi (stell door) pabrikasi seperti yang dinyatakan/ ditunjukkan dalam gambar .

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG 48


BAB 7
PEKERJAAN KACA
7.4. Lingkup Pekerjaan

1. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan
pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2. Pekerjaan kaca meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam detail gambar.
3. Kontraktor harus membuat shopdrawing dan menghitung kekuatan kaca terhadap terpaan angin.
4. Bila ada kegagalan/keruntuhan kaca, kontraktor harus bertanggungjawab penuh.
5. Tipe Kaca dan ketebalan sesuai dengan gambar

7.5. Persyaratan Bahan


1. Kaca adalah benda terbuat dari bahan gelas yang pipih. Pada umumnya mempunyai ketebalan
yang sama, mempunyai sifat tembus cahaya, dapat diperoleh dari proses-proses tarik, gilas dan
pengambangan (Float Glass).
2. Toleransi lebar dan panggang
Ukuran panjang dan lebar tidak boleh melampaui toleransi seperti yang ditentukan oleh pabrik.
3. Kesikuan
Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut serta tepi potongan yang rata dan
lurus, toleransi kesikuan maximum yang diperkenankan adalah 1.5 mm per meter.
4. Cacat-cacat :
a. Cacat-cacat lembaran bening yang diperbolehkan harus sesuai ketentuan dari pabrik.
b. Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruang-ruang yang berisi gas yang terdapat
pada kaca).
c. Kaca yang digunakan harus bebas dari komposisi kimia yang dapat mengganggu pandangan.
d. Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah pada kaca baik sebagian atau seluruh
tebal kaca).
e. Kaca harus bebas dari gumpilan tepi (tonjolan pada sisi panjang dan lebar kearah luar/masuk).
f. Harus bebas dari benang (string) dan gelombang (wave). Benang adalah cacat garis timbul
yang tembus pandangan, gelombang adalah permukaan kaca yang berubah dan mengganggu
pandangan.
g. Harus bebas dari bintik-bintik (spots), awan (cloud) dan goresan (scratch).
h. Bebas lengkungan (lembaran kaca yang bengkok).
i. Mutu kaca lembaran yang digunakan mutu AA.
j. Ketebalan kaca lembaran yang digunakan tidak boleh melampaui toleransi yang ditentukan
oleh pabrik. Untuk ketebalan kaca 5 mm kira-kira 0.3 mm.
5. Kaca yang digunakan adalah dari merk Asahimas. Tebal, jenis dan warna kaca yang digunakan
sesuai dengan gambar perencanaan.

7.6. Pelaksanaan Pekerjaan


Pelaksanaan pemasangan kaca mengacu pada tatacara pelaksanaan yang dikeluarkan oleh pabrik kaca
tersebut.

BAB 8
PEKERJAAN SANITAIR

8.4. Lingkup Pekerjaan


Bagian ini meliputi pengadaan bahan-bahan, tenaga kerja dan jasa-jasa lainnya sehubungan dengan
pemasangan peralatan sanitair di ruang-ruang yang ditunjukkan di dalam gambar perencanaan. Pada
pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan kloset duduk, wastafel, spoel hoek, floor drain, shower
spray, hand shower, grab bar, towel holder, paper holder, kran air, serta bak janitor.

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG 49


8.5. Persyaratan Bahan
1. Semua material harus memenuhi ukuran, standard dan mudah didapatkan di pasaran, kecuali bila
ditentukan lain.
2. Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala perlengkapan, sesuai dengan yang telah
disediakan oleh pabrik untuk masing-masing tipe yang dipilih.
3. Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah disediakan oleh pabrik untuk masing-masing
type yang dipilih.
4. Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah disyaratkan dalam uraian dan syarat-syarat
dalam buku.

8.6. Syarat-syarat Pelaksanaan


1. Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada Pengawas beserta
persyaratan/ketentuan pabrik untuk mendapatkan persetujuan. Bahan yang tidak disetujui harus
diganti tanpa biaya tambahan.
2. Jika dipasang perlu diadakan penukaran/penggantian bahan, pengganti harus disetujui Pengawas
berdasarkan contoh yang dilakukan Kontraktor.
3. Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di
lapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan, pemasangan sparing-sparing, cara
pemasangan dan detail-detail sesuai gambar.
4. Bila ada kelainan dalam hal ini apapun antara gambar dengan lapangan, gambar dengan
spesifikasi dan sebagainya, maka Kontraktor harus segera melaporkannya kepada Pengawas.
5. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan di suatu tempat bila ada kelainan/perbedaan di
tempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
6. Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriksaan untuk kesempurnaan hasil
pekerjaan dan fungsinya.
7. Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila ada kerusakan yang terjadi selama masa
pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Kontraktor, selama kerusakan bukan disebabkan oleh
tindakan Pemilik.

8.7. Bahan - bahan


8.7.2 Umum / Merk
Merk alat sanitair yang digunakan adalah dari merk Toto (Kesesuaian harga), Renovo, Onda
dan Duty.
Floor Drain
1. Bila tidak ditentukan lain dalam gambar untuk semua daerah basah harus dari jenis yang
terpasang pada lantai.
2. Setelah floor drain terpasang, pasangan harus rapih waterpass, dibersihkan dari noda-
noda semen dan tidak ada kebocoran.
8.7.3 Contoh-contoh
1. Kontraktor diminta untuk memperlihatkan contoh-contoh bahan yang akan dipakai kepada
Pengawas untuk disetujui.
2. Contoh-contoh yang telah disetujui akan dipakai sebagai pedoman/standar bagi Pengawas
untuk menerima/memeriksa bahan yang dikirim ke lapangan oleh Kontraktor.

8.8. Pemasangan
1. Kontraktor harus minta ijin kepada Pengawas tentang cara, waktu dan letak pemasangan peralatan
sanitair pada Toilet, Pantry dan lain-lain.
2. Pemasangan harus kuat, rapi dan bersih.

8.9. Pelaksanaan
Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang berhubungan dengan Mekanikal dan
Elektrikal, agar pekerjaan M & E tersebut tidak rusak. Jika terjadi kerusakan, maka Kontraktor harus
mengganti tanpa biaya tambahan.

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG 50


8.10. Pengujian Mutu Pekerjaan
1. Bila dianggap perlu, Kontraktor wajib mengadakan test terhadap bahan-bahan tersebut pada
laboratorium yang ditunjuk Pengawas, baik mengenai komposisi, kekuatan maupun aspek-aspek
yang ditimbulkannya. Untuk itu Kontraktor harus menunjukkan syarat rekomendasi dari lembaga
resmi yang ditunjuk tersebut sebelum memulai pekerjaan.
2. Semua bahan untuk pekerjaan ini harus ditinjau dan diuji baik pada pembuatan, pengerjaan
maupun pelaksanaan di lapangan oleh Pengawas atas tanggungan Kontraktor tanpa biaya
tambahan.

BAB 9
PEKERJAAN PENGGANTUNG, HANDLE, KUNCI

9.4. PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG


9.4.2 Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, untuk perlengkapan daun
pintu dan jendela dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga
dapat tercapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
2. Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliputi seluruh pemasangan
pada daun pintu dan jendela.
9.4.3 Persyaratan Bahan-bahan
1. Semua “hardware” yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam
Tabel Spesifikasi Material. Bila terjadi perubahan atau penggantian “hardware” akibat dari
pemilihan merek, Kontraktor wajib melaporkan hal tersebut kepada Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan.
2. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal dari pelat aluminium
berukuran 3 x 6 cm dengan tebal 1 mm. Tanda pengenal ini dihubungkan dengan cincin
nikel kesetiap anak kunci.
3. Untuk keseragamanan semua “hardware” dalam pekerjaan ini harus dari satu produk
misalnya, untuk engsel, kunci atau sejenisnya dan memiliki surat garansi minium 5 tahun
dari main distirbusinya.
Contoh-contoh
 Sebelum pemasangan, Kontraktor harus menyerahkan contoh-contoh untuk
mendapatkan persetujuan Pengawas.
 Contoh-contoh yang telah disetujui akan dicapai sebagai standar/pedoman bagi
Pengawas untuk menerima/memeriksa bahan-bahan yang dikirim oleh Kontraktor ke
lapangan.
Perlengkapan Pintu (Swing)
 Engsel Kupu-kupu (butt hinge) digunakan untuk semua pintu selain pintu frameless.
Engsel dilengkapi dengan nylon ring dari bahan stainless steel merk setara Dekson,
KEND/CISA atau sesuai gambar, ukuran 4” x 4”.
 Engsel Friksi (Friction Casement Stay) digunakan untuk semua daun jendela hidup dan
bouvenlicth. Casement Stay menggunakan merk setara Dekson, KEND/CISA atau sesuai
gambar. Ukuran disesuaikan dengan gambar detail.
9.4.4 Syarat Pelaksanaan
9.4.4.1 Umum
Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang berhubungan
dengan pekerjaan ini. Bila ada kesalahan pemasangan karena kelalaiannya,
maka kontraktor tersebut harus mengganti tanpa biaya tambahan.
9.4.4.2 Teknis
1. Mekanisme kerja harus sesuai dengan gambar

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG 51


2. Engsel dipasang sekurang-kurangnya 3 buah untuk setiap daun pintu,
menggunakan sekrup kembang dengan warna yang sama dengan warna
engsel.
3. Engsel atas dipasang tidak lebih dari 28 cm (as) dari sisi atas pintu ke
bawah. Engsel tengah dipasang tidak lebih dari 60 cm (as) dari engsel atas
ke bawah. Engsel bawah dipasang tidak lebih dari 32 cm (as) dari
permukaan lantai ke atas.
4. Penarik pintu (Door Pull) dipasang 100 cm (as) dari permukaan lantai
setempat.
5. Posisi “lock dan Latch” harus ditentukan dan diajukan kontraktor untuk
disetujui Pengawas.
6. Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang
berhubungan dengan pekerjaan lain. Jika terjadi kerusakan akibat
kelalaiannya, maka Kontraktor tersebut harus mengganti tanpa biaya
tambahan.

9.5. PEKERJAAN HANDLE , KUNCI DAN AKSESORISNYA


9.5.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, untuk perlengkapan handle
daun pintu dan jendela, kunci, aksesoris dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan
pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.

9.5.2 Persyaratan Bahan-bahan


9.5.2.1 Pintu
1. Handle dan Back Plate yang digunakan dari bahan stainless steel merk
Dekson, KEND/CISA atau sesuai gambar. Tipe handle yang digunakan
adalah tipe Lever Handle, Pull Handle dan Pull Ring.
2. Kunci-kunci yang digunakan dari bahan stainless steel merk Dekson,
KEND/CISA atau sesuai gambar. Tipe kunci yang digunakan adalah tipe
Cylinder dan Double Cylinder. Seluruh kunci yang digunakan harus
mempunyai Master Key.
3. Lockcase yang digunakan dari bahan stainless steel merk KEND/CISA atau
sesuai gambar.
4. Kunci tanam (Flush Bolt) yang digunakan dari bahan stainless steel merk
Dekson, KEND/CISA atau sesuai gambar. Kunci tanam ini digunakan untuk
pintu double daun.
5. Door Closer yang digunakan dari bahan stainless steel merk Dekson,
KEND/CISA atau sesuai gambar. Tipe yang digunakan adalah tipe Hold
Open Arm dan Normal Open Arm.
9.5.2.2 Jendela
1. Rambuncis yang digunakan dari bahan stainless steel merk Dekson,
KEND/CISA atau sesuai gambar dengan warna yang sama dengan rangka
daun jendela.
2. Untuk daun jendela geser (sliding), rambuncis yang digunakan harus sesuai
dengan peruntukannya.
9.5.2.3 Contoh
Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan untuk mendapatkan persetujuan-
persetujuan Konsultan Pengawas.

9.5.3 Persyaratan Pelaksanaan


1. Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang berhubungan dengan
pekerjaan ini. Bila terjadi kerusakan karena kelalaiannya, maka kontraktor tersebut harus
mengganti tanpa biaya tambahan.

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG 52


2. Handle pintu dipasang 100 cm (as) dari permukaan lantai.
3. Pemasangan lockcase, handle dan backplate serta door closer harus rapi, lurus dan sesuai
dengan letak posisi yang telah ditentukan oleh Pengawas.
4. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan pengujian
secara kasar dan halus.
5. Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya.
6. Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan
Gambar Dokumen Kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan. Di dalam
shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk keterangan
produk, cara pemasangan atau detail-detail khusus yang belum tercakup secara lengkap di
dalam Gambar Dokumen Kontrak, harus sesuai dengan Standar Spesifikasi Pabrik.
7. Shop Drawing sebelum dilaksanakan harus disetujui dahulu oleh Pengawas.

9.5.4 Pengujian Mutu Pekerjaan


1. Seluruh mekanisme perangkat pengunci ini harus bekerja dengan baik.
2. Dicoba dengan penguncian secara kasar dan halus.
3. Pemasangan backplate dan lockcase harus rata (tenggelam) di dalam panel pintu. Semua
Handle dan kunci harus mendapat surat garansi dari KEND/CISA.

BAB 10
PEKERJAAN FASAD BANGUNAN

10.5. PEKERJAAN PEMASANGAN ALUCOPAN (ACP) DAN ORNAMEN CUTTING


10.5.1 Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang
baik.
2. Pekerjaan ini meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar atau
sesuai petunjuk Pengawas.
3. Karena item pekerjaan ini adalah bersifat khusus, maka disyaratkan pekerjaan ini
dilakukan oleh pihak supplier produk. Sehingga tidak diizinkan kontraktor memasang
sendiri produk ini dan hanya membeli produknya saja.
10.5.2 Persyaratan Bahan
Bahan yang digunakan untuk pekerjaan ini yaitu Alucopan dengan detail seperti yang
ditunjukkan pada gambar kerja.
10.5.3 Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Pekerjaan pemasangan Alucopan ini harus dilaksanakan dan dipasang dengan baik sesuai
dengan persyaratan/ketentuan dari pabrik pembuatnya dan telah disetujui Pengawas.
2. Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang berhubungan dengan
pekerjaan lain, jika terjadi kerusakan akibat kelalaiannya, maka Kontraktor wajib mengganti
tanpa biaya tambahan.

10.6. PEKERJAAN SIGNAGE TEXT


10.6.1 Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang
baik.
2. Pekerjaan ini meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar atau
sesuai petunjuk Pengawas.
3. Karena item pekerjaan ini adalah bersifat khusus, maka disyaratkan pekerjaan ini
dilakukan oleh pihak supplier produk. Sehingga tidak diizinkan kontraktor memasang
sendiri produk ini dan hanya membeli produknya saja.

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG 53


10.6.2 Persyaratan Bahan
Bahan yang digunakan untuk pekerjaan ini yaitu Cutting PVC untuk Logo Kemenag dan
Stainless Steel untuk tulisan dengan detail seperti yang ditunjukkan pada gambar kerja.
10.6.3 Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Pemasangan harus dikerjakan oleh ahlinya dan diawasi oleh Pengawas.
2. Semua bagian harus dipasang dengan tepat dan benar, sehingga tidak terjadi kesalahan
dalam pemasangan.

10.7. PEKERJAAN KISI KISI DAN RAILING


10.7.1 Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang
baik.
2. Pekerjaan ini meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar atau
sesuai petunjuk Pengawas.
10.7.2 Persyaratan Bahan
Bahan yang digunakan untuk pekerjaan ini yaitu Rangka Railing Besi Hollow dengan detail
seperti yang ditunjukkan pada gambar kerja.
10.7.3 Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Penyambungan harus diusahakan agar tidak kelihatan mencolok.
2. Semua bagian harus mempunyai ukuran yang tepat, sehingga dalam pemasangan tidak
memerlukan pengisi.
10.7.4 Toleransi
Pemasangan baru dengan toleransi yang diijinkan/tertera dalam standar yang telah disetujui.
Bila toleransi yang dimaksud tidak tercantum dalam standar, maka toleransi akan diberikan
oleh Pengawas.
10.7.5 Pemotongan dan Penyambungan Besi Hollow
10.7.5.1 Pengelasan
1. Semua pengelasan, kecuali ditunjukkan lain, harus memakai las listrik. Yang
dimaksud dengan pengelasan disini adalah “Electric Arc Welding” AWS E 70 S -
X. Pengelasan harus mengikuti cara-cara mutakhir sesuai dengan standar AWS.
Tenaga yang melakukan pekerjaan ini, harus mempunyai “Sertifikat Keahlian
Las” yang dikeluarkan oleh Lembaga-Lembaga Pemerintah atau Swasta yang
diakui. Seluruh pekerjaan las harus dikerjakan di bengkel (workshop).
Penyimpangan dari persetujuan ini harus seijin Pengawas.
2. Semua bahan yang akan tampak, bila memakai las, harus diratakan dan difinish
sehingga sama dengan permukaan sekitarnya, bila memakai pengikat-pengikat
lain seperti “clip keling” dan lain-lain yang tampak, harus sama dalam “finish” dan
“warna” dengan bahan yang diikatnya.
10.7.5.2 Perlindungan
Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang berhubungan
dengan pekerjaan lain, jika terjadi kerusakan akibat kelalaiannya, maka
Kontraktor tersebut harus mengganti tanpa biaya tambahan.

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG 54


III. PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL DAN PLAMBING

I. SPESIFIKASI TEKNIS UMUM


1. UMUM
Persyaratan ini merupakan bagian dari persyaratan teknis ini. Apabila ada klausul dari persyaratan ini yang
dituliskan kembali dalam persyaratan teknis ini, berarti menuntut perhatian khusus pada klausul- klausul
tersebut dan bukan berarti menghilangkan klausul-klausul tersebut atau bukan berarti menghilangkan
klausul-klausul lainnya dari syarat-syarat umum.
Gambar-gambar dan spesifikasi perencanaan ini merupakan satu kesatuan dan tidak dapat dipisah-
pisahkan. Apabila ada sesuatu bagian pekerjaan atau bahan atau peralatan yang diperlukan agar instalasi
ini dapat bekerja dengan baik dan hanya dinyatakan dalam salah satu gambar perencanaan atau spesifikasi
perencanaan saja. Pemborong harus tetap melaksanakannya sesuai dengan standard teknis yang berlaku.

2. GAMBAR-GAMBAR
a. Gambar-gambar perencanaan tidak dimaksudkan untuk menunjukkan semua accessories dan fixture secara
terperinci. Semua bagian diatas walaupun tidak digambarkan atau disebutkan secara spesifik harus
disediakan dan dipasang oleh Pemborong, sehingga sistem dapat bekerja dengan baik.
b. Gambar-gambar instalasi menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan instalasi. Sedang
pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari proyek. Gambar-gambar Arsitektur
dan Struktur/Sipil harus dipakai sebagai referensi untuk pelaksana dan detail "finishing" dari proyek.
c. Sebelum pekerjaan dimulai, Pemborong harus mengajukan gambar- gambar kerja dan detail (working
drawing) yang harus diajukan kepada MK/Pengawas untuk mendapatkan persetujuan. Setiap shop
drawing yang diajukan Pemborong untuk disetujui MK/Pengawas dianggap bahwa Pemborong telah
mempelajari situasi dan telah berkonsultasi dengan pekerjaan instalasi lainnya.
d. Pemborong harus membuat catatan-catatan yang cermat dari penyesuaian- penyesuaian pelaksanaan
pekerjaan di lapangan, catatan-catatan tersebut harus dituangkan dalam satu set lengkap gambar
(kalkir) dan lima set lengkap gambar blue print sebagai gambar-gambar sesuai pelaksanaan (as built
drawings). As built drawings harus diserahkan kepada MK/Pengawas segera setelah pekerjaan selesai 100
%.

3. KOORDINASI
a. Pemborong pekerjaan instalasi dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus bekerja sama dengan
Pemborong bidang atau disiplin lainnya, agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai
dengan jadwal waktu yang telah ditentukan.
b. Koordinasi yang baik perlu diadakan untuk mencegah agar pekerjaan yang satu tidak menghalangi/
menghambat pekerjaan lainnya.

4. DAFTAR BAHAN DAN CONTOH


a. Dalam waktu tidak lebih dari 14 (empat belas) hari setelah Pemborong menerima pemberitahuan
meneruskan pekerjaan, kecuali apabila ditunjuk lain oleh MK/Pengawas, Pemborong diharuskan
menyerahkan daftar dari material-material yang akan digunakan. Daftar ini harus dibuat rangkap 4
(empat) yang didalamnya tercantum nama-nama dan alamat manufacture, katalog dan keterangan-
keterangan lain yang dianggap perlu oleh MK/Pengawas. Persetujuan oleh MK/Pengawas akan
diberikan atas dasar diatas.
b. Pemborong harus menyerahkan contoh bahan-bahan yang akan dipasang kepada MK/Pengawas.
Semua biaya yang berkenaan dengan penyerahan dan pengembalian contoh-contoh ini adalah menjadi
tanggungan Pemborong.
c. Bahan yang digunakan adalah sesuai dengan yang dimaksud di dalam spesifikasi teknis ini dan harus dalam
keadaan baru. Pekerjaan haruslah dilakukan oleh orang-orang yang ahli.
d. Pemborong diwajibkan untuk mengecek kembali atas segala ukuran/ kapasitas peralatan
(equipment) yang akan dipasang. Apabila terdapat keragu-raguan, Pemborong harus segera
menghubungi MK/Pengawas untuk berkonsultasi.

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG 55


e. Pengambilan ukuran atau pemilihan kapasitas equipment, yang sebelumnya tidak dikonsultasikan
dengan MK/Pengawas, apabila terjadi kekeliruan maka hal tersebut menjadi beban tanggung jawab
Pemborong. Untuk itu pemeliharaan equipment dan material harus mendapatkan persetujuan dari
MK/Pengawas.

5. COMMISSIONING DAN TESTING


a. Pemborong pekerjaan instalasi ini harus melakukan semua testing dan pengukuran-pengukuran yang
dianggap perlu untuk memeriksa /mengetahui apakah seluruh instalasi yang dilaksanakan dapat
berfungsi dengan baik dan telah memenuhi persyaratan persyaratan yang berlaku.
b. Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang diperlukan dalam kegiatan testing tersebut merupakan
tanggung jawab Pemborong. Hal ini termasuk pula peralatan khusus yang diperlukan untuk testing dari
sistem ini seperti yang dianjurkan oleh pabrik, juga harus disediakan oleh Pemborong.

6. PERALATAN YANG DISEBUT DENGAN MERK DAN PENGGANTINYA


Bahan-bahan, perlengkapan, peralatan, accessories dan lain-lain yang disebut dan dipersyaratkan dengan
nama dan dipersyaratkan ini, maka Pemborong wajib menyediakan sesuai dengan peralatan/merk
tersebut diatas. Penggantian dapat dilakukan dengan persetujuan dan ketentuan-ketentuan dari
MK/Pengawas.

7. PERLINDUNGAN PEMILIK
Atas penggunaan bahan material, sistem dan lain-lain oleh Kontraktor, Pemilik dijamin dan dibebaskan dari segala
claim ataupun tuntutan yuridis lainnya.

8. CONTOH
Kontraktor harus menyerahkan contoh/brosur dari bahan-bahan/material yang akan dipasang disini untuk
dimintakan persetujuan MK/Pengawas. Semua biaya berkenaan dengan penyerahan dan pengambilan
contoh-contoh ini menjadi tanggungan pemborong.

9. PENGETESAN
Pemborong harus melakukan semua pengetesan seperti yang dipersyaratkan disini dan
mendemonstrasikan cara kerja dari segenap sistem, yang disaksikan oleh MK/Pengawas. Semua tenaga,
bahan dan perlengkapan yang perlu untuk percobaan tersebut, merupakan tanggung jawab Pemborong.

10. PENGUJIAN DAN PENERIMAAN


Jika semua peralatan-peralatan yang sesuai dengan spesifikasi ini sudah dikirim dan dipasang dan telah
memenuhi ketentuan-ketentuan pengetesan dengan baik, Kontraktor harus melaksanakan pengujian secara
keseluruhan dari peralatan-peralatan yang terpasang, dan jika sudah ditest dan ternyata memenuhi fungsi-
fungsinya sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari kontrak, maka seluruh unit lengkap dengan
peralatannya dapat diserahkan kepada pemilik dengan dilampirkan berita acara test lapangan yang disetujui
MK/Pengawas.

11. MASA GARANSI DAN SERAH TERIMA PEKERJAAN


a. Peralatan-peralatan instalasi harus digaransikan selama satu tahun terhitung dari penyerahan kedua.
b. Selama masa garansi, Pemborong pekerjaan instalasi ini diwajibkan untuk mengatasi segala kerusakan-
kerusakan dari pada instalasi yang dipasangnya tanpa ada biaya tambahan.
c. Selama masa garansi tersebut, Pemborong pekerjaan instalasi ini masih harus menyediakan tenaga-
tenaga yang diperlukan yang dapat dihubungi setiap saat.
d. Penyerahan pekerjaan pertama baru dapat diterima setelah dilengkapi dengan bukti-bukti hasil
pemeriksaan atas instalasi, dengan pernyataan baik yang ditandata- ngani bersama oleh instalatur yang
melaksanakan pekerjaan tersebut dan MK/Pengawas pengawas lapangan serta dilampir- kan sertifikat
pengujian yang sudah disahkan oleh Badan Instansi yang berwenang.
e. Jika pada masa garansi tersebut, Pemborong pekerjaan instalasi tidak melaksanakan atau tidak memenuhi
teguran-teguran atas perbaikan, penggantian, kekurangan selama masa garansi, maka

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG 56


MK/Pengawas pengawas lapangan berhak menyerahkan pekerjaan perbaikan/kekurangan tersebut pada pihak
lain atas biaya dari Pemborong yang melaksanakan pekerjaan instalasi tersebut.
f. Sebelum penyerahan kedua (final acceptance), Pemborong harus mengadakan semacam
pendidikan dan latihan selama periode tersebut kepada 3 (tiga) orang calon operator untuk setiap
pekerjaan yang ditunjuk oleh pemberi tugas (customer). Training tentang operasi dan perawatan tersebut
harus lengkap dengan 5 (lima) set operating maintenance and repair manual books, sehingga para
petugas/operator dapat mengoperasikan dan melaksanakan pemeliharaan.

12. LAPORAN
a. Laporan Harian :
Pemborong wajib membuat "Laporan Harian" dan "Laporan Mingguan" yang memberikan gambaran dari
kegiatan- kegiatan yang dilakukan di lapangan secara jelas. Laporan tersebut dibuat dalam rangka 3
(tiga) meliputi :
1. Kegiatan Fisik.
2. Catatan dan perintah MK/Pengawas yang disampaikan baik secara lisan maupun tertulis.
3. Hal-hal yang menyangkut masalah :
o Material (masuk/ ditolak)
o Jumlah tenaga kerja
o Keadaan cuaca
o Pekerjaan tambah / kurang.
Berdasarkan laporan harian, dibuat laporan mingguan dimana laporan tersebut berisi ikhtisar dan
catatan prestasi atas pekerjaan minggu lalu dan rencana pekerjaan minggu depan. Laporan ini harus
ditandatangani oleh Manager Proyek dan diserahkan pada MK/Pengawas untuk diketahui/disetujui.

13. PENANGGUNG JAWAB PELAKSANA


a. Sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan Pemborong harus menempatkan seorang penanggung
jawab pelaksanaan yang ahli dan berpengalaman dan harus selalu berada di lapangan/site, yang
bertindak selaku wakil dari Pemborong dan mempunyai kemampuan untuk memberikan keputusan
teknis, dan bertanggung jawab penuh dalam menerima segala instruksi- instruksi dari MK/Pengawas.
b. Penanggung jawab tersebut harus berada ditempat pekerjaan selama jam kerja dan pada saat
diperlukan dalam pelaksanaan, atau pada pada saat yang dikehendaki oleh MK/Pengawas petunjuk,
dan perintah pengawas di dalam pelaksanaan harus disampaikan langsung kepada pihak Pemborng
melalui penanggung jawab Pemborong.

14. PERUBAHAN, PENAMBAHAN DAN PENGURANGAN PEKERJAAN


a. Pelaksanaan pekerjaan yang menyimpang dari gambar- gambar rencana yang disesuaikan dengan
kondisi di lapangan harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan MK/Pengawas.
b. Dalam merubah gambar rencana tersebut, Pemborong harus menyerahkan gambar perubahan yang
dimaksud MK/Pengawas pengawas lapangan dalam rangkap lima untuk disetujui.
c. Pengaduan dan perubahan material, gambar rencana dan lain sebagainya, harus diajukan oleh
Pemborong kepada MK/Pengawas secara tertulis. Perubahan-perubahan material dan gambar rencana
yang mengakibatkan pekerjaan tambah kurang harus disetujui secara tertulis oleh MK/Pengawas.

15. PEMBOBOKAN, PENGELASAN DAN PENGEBORAN


a. Pemborong tembok, lantai, dinding dan sebagainya yang dilakukan dalam rangka pemasangan
instalasi ini maupun pengembaliannya seperti keadaan semula adalah termasuk pekerjaan Pemborong
instalasi ini.
b. Pembobokan hanya dapat dilaksanakan setelah mendapat izin tertulis dari MK/Pengawas.
c. Pengelasan, pemgeboran dan sebagainya pada konstruksi bangunan hanya dapat dilaksanakan
setelah memperoleh izin/persetujuan tertulis dari MK/Pengawas.

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG 57


16. PEMERIKSAAN ROUTINES
a. Selama masa pemeliharaan, harus diselenggarakan kegiatan pemeliharaan dan pemeriksaan routine.
b. Pekerjaan pemeliharaan dan pemeriksaan routine tersebut, harus dilaksanakan tidak
kurang dari dua minggu sekali.

17. PERATURAN DAN ACUAN


Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi atau mengacu kepada Peraturan Daerah maupun
Nasional, Keputusan Menteri, Assosiasi Profesi Internasional, Standar Nasional maupun Internasional yang
terkait. Pelaksana Pekerjaan dianggap sudah mengenal dengan baik standard dan acuan nasional maupun
internasional dari Amerika dan Australia dalam spesifikasi ini. Adapun standar atau acuan yang dipakai, tetapi
tidak terbatas, antara lain seperti dibawah ini.
 Listrik Arus Kuat (L.A.K)
o SNI-04-0227-1994 tentang Tegangan Standar.
o SNI-04-0255-2011 tentang Persyaratan Umum Instalasi Listrik (2011).
o SNI-03-7015-2004 tentang Sistem Proteksi Petir pada Bangunan.
o SNI-03-6197-2000 tentang Konversi Energi Sistem Pencahayaan.
o SNI-03-6574-2001 tentang Tata Cara Perancangan Pencahayaan Darurat, Tanda Arah dan
Sistem Peringatan Bahaya pada Bangunan.
o SNI-03-6575-2001 tentang Tata Cara Perancangan Sistem Pencahayaan Buatan pada
Bangunan.
o SNI-03-7018-2004 tentang Sistem Pasokan Daya darurat
o Standard Internasional antara lain : IEC, DIN,BS dll.

 Listrik Arus Lemah (L.A.L)


o SNI-03-3985-2000 tentang Sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran.
o Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 26/PRT/M/2008 tgl. 30 Desember 2008 tentang
Ketentuan Teknis Pengaman Terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung dan
Lingkungan.
o UU No. 32/1999 tentang Telekomunikasi dgn PP No. 52/2000 tentang Telekomunikasi
Indonesia.
o Wolsey, Planning for TV Distribution System
o Wisi, CATV System Refference
o Sony, CATV Equipment
o National, Cable Master Antenna System
o AVE, VOE, PI, UIL

 Plambing
o Peraturan Daerah (PERDA) setempat
o Peraturan-peraturan Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum
o Perencanaan & Pemeliharaan Sistem Plumbing, Soufyan Nurbambang & Morimura.
o Pedoman Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2011 atau edisi terakhir.
o SNI 03-6481-2000 atau edisi terakhir tentang Sistem Plumbing
o Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.58 tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Rumah
Sakit.
o Keputusan Menteri Kesehatan No. 492 tahun 2010 tentang Mutu Air Minum

 Pemadam Kebakaran

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG 58


o Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 26/PRT/M/2008 tg. 30 Desember 2008 tentang
Ketentuan Teknis Pengaman Terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung dan
Lingkungan.
o NFPA-10, Standard for Portable Fire Extinguisher
.
 Tata Udara Gedung
o SNI-03-6390-2000 tentang Konservasi Energi Sistem Tata Udara
o SNI-03-6572-2001 tentang Tata Cara Perancangan Sistem Ventilasi dan Pengkondisian Udara
pada Bangunan Gedung.
o CARRIER, Hand Book of Air Conditioning System Design.
o ASHRAE HVAC Design Manual for Hospital and Clinics.

II. PERSYARATAN TEKNIK KHUSUS SISTEM ELEKTRIKAL


1. U m u m
Pekerjaan sistem elektrikal meliputi pengadaan semua bahan, peralatan dan tenaga kerja, pemasangan ,
pengujian perbaikan selama masa pemeliharaan dan training bagi calon operator, sehingga seluruh sistem
elektrikal dapat beroperasi dengan baik dan benar.

2. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan sistem elektrikal :
a. Pengadaan dan pemasangan dan penyambungan instalasi kabel utama dari panel distribusi menuju ke
ruang panel disetiap lantai, lengkap dengan seluruh instalasinya termasuk armature, saklar dan stop kontak
b. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan berbagai type dan ukuran kabel tegangan rendah
sesuai dengan gambar rencana.
c. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan panel-panel tegangan rendah sesuai dengan gambar
rencana.
d. Pekerjaan instalasi penerangan dan stop kontak, meliputi :
o Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis armatur lampu dan jenis lampu sesuai gambar
rencana.
o Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis stop kontak biasa, stop kontak daya dan stop kontak
khusus.
o Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis saklar, grid switch dan saklar tukar.
o Pengadaan dan pemasangan berbagai cable ladder, cable tray dan cable trunking.
o Pengadaan, pemasangan dan penyambungan pipa instalasi pelindung kabel serta berbagai
accessories lainnya seperti : box untuk saklar dan stop kontak, junction box, fleksibel conduit,
bends/elbows, socket dan lain-lain.
o Pengadaan, pemasangan dan penyambungan kabel instalasi penerangan dan stop kontak.
e. Pekerjaan sistem penerangan luar (Outdoor Lighting)
o Pengadaan dan pemasangan lampu penerangan luar lengkap dengan tiang, pondasi, armature dan
accessories lainnya.
o Pengadaan dan pemasangan instalasi penerangan luar lengkap dengan conduit, pelindung kabel dan
accessories lainnya.
f. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan system pentanahan lengkap dengan box kontrol, elektroda
pentanahan dan accessories lainnya.
g. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan sistem penangkal petir lengkap dengan accessories lainnya.
h. Pengadaan, pemasangan pekerjaan lainnya yang menunjang sistem ini agar dapat beroperasi dengan
baik (seperti pekerjaan bak kontrol, kabel rack, support equipment dan accessories lainnya.

BAGIAN A - PANEL TEGANGAN RENDAH


1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pengadaan bahan, peralatan, pemasangan, penyambungan, pengujian dan perbaikan selama masa
pemeliharaan, ijin-ijin, tenaga teknisi dan tenaga ahli.

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG 59


Dalam lingkup ini termasuk seluruh pekerjaan yang tertera di dalam gambar dan spesifikasi teknis ini maupun
tambahan-tambahan lainnya.

2. Type dan Macam Panel


Panel-panel daya dan penerangan lengkap dengan semua komponen yang harus ada seperti yang ditunjukkan dalam
gambar. Panel-panel yang dimaksud untuk beroperasi pada 220/380 V, 3 phase, 4 kawat, 50 Hz dan Solidly
Grounded dan harus dibuat mengikuti standard IEC, VDE/DIN, BS, NEMA dan sebagainya.
a. Panel-panel yang disebut dibawah ini adalah tipe tertutup (Metal enclosed), free standing untuk pasangan
dalam (indoor use) lengkap dengan semua komponen-komponen yang ada :
* LVMDP
* SDP
b. Panel-panel yang disebut dibawah ini adalah type tertutup (metal enclosed), Wall mounting untuk pasangan
dalam (indoor use) lengkap dengan semua komponen-komponen yang ada :
* Panel penerangan dan stop kontak
* Panel power
* Panel-panel lain
c. Panel-panel yang disebut dibawah ini adalah type tertutup (metal enclosed) untuk pasangan luar (Outdoor
Use) lengkap dengan semua komponen- komponen yang ada :
* LP-OL (semua yang tercantum dalam gambar rencana).
d. Panel-panel lainnya yang tidak tertulis di dalam spesifikasi teknis ini, tetapi tercantum dalam gambar
rencana.

3. Karakteristik Panel
* Tegangan kerja : 400 volt
* Tegangan uji : 3.000 volt
* Tegangan uji impulse : 20.000 volt
* Frekwensi : 50 Hz
4. Persyaratan-persyaratan Kerja Starter Motor Y - D
Kerja starter motor Y-D adalah Automatic starter motor Y-D dan harus dapat dihidupkan secara manual atau
remote.
Masing-masing starter motor Y-D terdiri dari :
* 3 buah kontaktor daya
* 1 thermal overload relay
* 1 motor timer
* 1 tombol start stop
* 1 selector switch 3 posisi (local, stop, remote)
* 3 indicator lamp :
◊ Merah : Fault
◊ Hijau : Stop
◊ Orange : Start

* Khusus untuk hydrant harus dilengkapi dengan alat starting automatic. Hydrant harus dapat start
secara automatic, bila panel hydrant mendapat signal dari Master Control Fire Alarm.
* Khusus untuk peralatan-peralatan yang memerlukan pengaturan variable speed digunakan inverter.

5. Konstruksi Panel
a) Switchgear tegangan rendah harus dapat dioperasikan dengan aman oleh petugas, misalnya seperti
pengoperasian sakelar daya (MCCB), pemutus tenaga (CB), pemasangan kembali indikator-indikator,
pengecekan tegangan, pengecekan gangguan dan sebagainya.

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG 60


b. Switchgear tegangan rendah terdiri dari lemari-lemari yang digunakan untuk pemasangan peralatan-
peralatan atau penyambungan-penyambungan. Setiap lemari hanya dapat dibuka bila semua peralatan
bertegangan dalam lemari tersebut telah off/mati.
c. Peralatan yang merupakan bagian dari sistem pengamanan/interlock harus dibuat sedemikian rupa,
sehingga tidak mungkin terjadi kecelakaan akibat kesalahan-kesalahan operasi yang dibuat oleh petugas.
d. Panel/kubikel dibuat dari pelat baja tebal tidak kurang dari 2,00 mm dan diberi penguat besi siku atau besi
kanal dengan ukuran standard, sehingga dapat dipertukarkan dan diperluas dengan mudah dan masing-
masing terpisah satu sama lain dengan alat pemisah.
e. Tiap kubikel terdiri dari bagian sebagai berikut :
* Ruangan busbar disebelah atas dilengkapi dengan penutup yang dapat dilepaskan dengan baut
setelah switchgear dimatikan.
* Ruangan peralatan dilengkapi dengan pintu di sebelah muka, yang dihubungkan dengan sebuah
handel pembuka peralatan sedemikian rupa, sehingga hanya dapat dibuka bila bagian dalam
ruangan tersebut telah off/mati. Letak engsel maupun handel dan kunci dari pintu harus
disesuaikan ketinggiannya.
f. Finishing dari panel harus dilaksanakan sebagai berikut :
* Semua mur dan baut harus tahan karat, dilapisi Cadmium
* Semua bagian dari baja harus bersih dan sandlasted setelah pengelasan, kemudian secepatnya harus
dilindungi terhadap karat dengan cara galvanisasi atau "Chromium Plating" atau dengan "Zinc
Chromate Primer".
* Pengecatan finish dilakukan dengan empat lapis cat oven warna abu-abu atau warna lain yang
disetujui Direksi.
g. Circuit Breaker untuk penerangan boleh menggunakan Mini Circuit Breaker
(MCB) dengan breaking capacity minimal 8 - 10 KA simetris.
Circuit Breaker lainnya harus dari type Moulded Case Circuits Breaker (MCCB) atau No Fuse Breaker
(NFB), sesuai dengan yang diberikan pada gambar rencana dengan breaking capacity seperti
ditunjukkan dalam gambar rencana. Circuit Breaker harus dari type automatic trip dengan kombinasi thermal dan
instantaneous magnetic unit. Main CB dari setiap panel harus dilengkapi dengan shunt trip terminals dan
kabel control harus tahan api.
h. Panel/Cubicle harus dilengkapi dengan Relay pengaman terhadap kesalahan hubungan ketanah
(Earth/GroundFoult Relay), dan kelengkapan Relay pengaman lainnya (Over Current Relay, Over Voltage
Relay dan lain- lain)seperti terdapat pada gambar.
Main busbars dalam panel harus dipasang horizontal dibagian bawah/atas dan mempunyai kemampuan
hantar arus kontinu minimal sebesar 1,5 (satu setengah) kali dari rating ampere frame main pemutus
dayanya. Busbars dari bahan tembaga murni dengan minimum konduktivitas 99,99%. Busbars harus dicat
sesuai code warna dalam PUIL 2000;
Phasa : Merah, kuning, hitam
Netral : Biru
Ground : Hijau - Kuning.
i. Magnetic Contactor harus dapat bekerja tanpa getaran maupun dengan kumparan contactor harus sesuai
untuk tegangan 220 Volt, 50 HZ dan tahan bekerja kontinu pada 10% tegangan lebih dan harus pula
dapat menutup dengan sempurna pada 85% tegangan nominal. Magnetic Contactor harus dari
Telemekanik dan yang setaraf.
j. Pemberian Tanda Pengenal
Tanda pengenal harus dipasang, yang menunjukkan hal-hal berikut :
* Fungsi peralatan dalam panel
* Posisi terbuka atau tertutup
* Arah putaran dari handel pengontrol dari switch
* Dan lain-lain.
Tanda pengenal ini harus jelas dan tidak dapat hilang.
k. Pengujian
Pengujian ini perlu dilakukan bila pabrik tidak menunjukkan sertifikat pengujian yang diakui olehPLN
(LMK) :

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG 61


* Test kekuatan tegangan impuls
* Test kenaikan temperatur
* Test kekuatan hubung singkat
* Test untuk alat-alat pengaman
* Pemeriksaan apakah peralatan sudah sesuai dengan yang dimaksud
* Pemeriksaan alat-alat interlock dan fungsi kerja handel-handel
* Pemeriksaan kekuatan mekanis dari handel dan alat interlock
* Pemeriksaan kontinuitas rangkaian.

BAGIAN B - KABEL DAYA TEGANGAN RENDAH


1. U m u m
Kabel daya tegangan rendah yang dipakai adalah bermacam-macam ukuran dan type yang sesuai dengan
gambar rencana (NYY, NYFGbY, FRC, NYM, NYA, 06/1 KV) kabel daya tegangan rendah ini harus sesuai dengan
standard SII atau S.P.L.N.

2. Instalasi dan Pemasangan Kabel


a. Bahan
Semua kabel yang dipergunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi peraturan PUIL 2000/LMK. Semua kabel/
kawat harus baru dan harus jelas ditandai dengan ukurannya, jenis kabelnya, nomor dan jenis pintalannya.
Semua kawat dengan panampang 6 mm² keatas haruslah terbuat secara disiplin (stranded). Instalasi ini tidak
boleh memakai kabel dengan penampang lebih kecil 2,5 mm² kecuali untuk pemakaian remote control.
Kecuali dipersyaratkan lain, konduktor yang dipakai ialah dari type :
o Untuk instalasi penerangan adalah NYM/NYA dengan conduit High Impact PVC.
o Untuk kabel distribusi NYY, NYFGbY, NA2XY, FRC dan penerangan taman dengan menggunakan
kabel NYFGbY.
o Untuk kabel-kabel dari diesel genset menuju ke PHB menggunakan kabel jenis NYY.
o Untuk kabel-kabel dari PHB menuju ke panel-panel hydrant, menggunakan kabel jenis NYY.
Semua kabel NYY yang ditanam didalam perkerasan (tembok, jalan, beton, dll) harus berada di dalam
conduit Galvanis yang disesuaikan dengan ukurannya.

b. Splice / Pencabangan
Tidak diperkenankan adanya "Splice" ataupun sambungan-sambungan baik dalam feeder maupun cabang-
cabang, kecuali pada outlet atau kotak-kotak penghubung yang bisa dicapai (accessible).
Sambungan pada kabel circuit cabang harus dibuat secara mekanis dan harus teguh secara electric, dengan
cara-cara "Solderless Connector". Jenis kabel tekanan, jenis compression atau soldered.
Dalam membuat "Splice" konector harus dihubungkan pada konductor- konduktor dengan baik, sehingga semua
konductor tersambung, tidak ada kabel-kabel telanjang yang kelihatan dan tidak bisa lepas oleh getaran.
Semua sambungan kabel baik di dalam junction box, panel ataupun tempat lainnya harus mempergunakan
connector yang terbuat dari temaga yang diisolasi dengan porselen atau bakelite ataupun PVC, yang
diameternya disesuaikan dengan diameter kabel.

c. Bahan Isolasi
Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lain-lain seperti karet, PVC, asbes, tape sintetis, resin, splice
case, compostion dan lain-lain harus dari type yang disetujui, untuk penggunaan, lokasi voltage dan lain-lain
tertentu itu harus dipasang memakai cara yang disetujui menurut anjuran perwakilan Pemerintah dan atau
Manufacturer.

d. Sambungan Kabel
1. Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak- kotak penyambung yang husus untuk itu
(misalnya junction box dan lain-lain). Pemborong harus memberikan brosur-brosur mengenai cara- cara
penyambungan yang dinyatakan oleh pabrik kepada Perencana.

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG 62


2. Kabel-kabel harus disambung sesuai dengan warna-warna atau nama- namanya masing-masing, dan
harus diadakan pengetesan tahanan isolasi sebelum dan sesudah penyambungan dilakukan. Hasil
pengetesan harus tertulis dan disaksikan oleh MK.
3. Penyambungan kabel tembaga harus mempergunakan penyambungan- penyambungan tembaga yang
dilapisi dengan timah putih dan kuat. Penyambungan-penyambungan harus dari ukuran yang sesuai.
4. Penyambungan kabel yang berisolasi PVC harus diisolasi dengan pipa PVC / protolen yang khusus untuk listrik.
5. Penyekat-penyekat khusus harus dipergunakan bila perlu untuk menjaga nilai isolasi tertentu.
6. Cara-cara pengecoran yang ditentukan oleh pabrik harus diikuti, misal temperatur-temperatur pengecoran
dan semua lobang-lobang udara harus dibuka selama pengecoran.
7. Bila kabel dipasang tegak lurus dipermukaan yang terbuka, maka harus dilindungi dengan pipa baja
dengan tebal 3 mm dan minimal 2,5 mm.

e. Saluran Penghantar dalam Bangunan


1. Untuk instalasi penerangan di daerah tanpa menggunakan ceiling gantung, saluran penghantar (cunduit)
ditanam dalam beton.
2. Untuk instalasi penerangan di daerah yang menggunakan ceiling gantung saluran penghantar (conduit)
dipasang diatas kabel tray dan diletakkan di atas ceiling dengan tidak membebani ceiling.
3. Untuk instalasi saluran penghantar diuar bangunan, dipergunakan saluaran beton, kecuali untuk
penerangan taman, dipergunakan pipa galvanized dengan diameter sesuai standarisasi. Saluran beton
dilengkapi dengan hand-hole untuk belokan-belokan.
4. Setiap saluran kabel dalam bangunan dipergunakan pipa conduit minimum 5/8" diameternya. Setiap
pencabangan ataupun pengambilan keluar harus menggunakan junction box yang sesuai dan sambungan
yang lebih dari satu harus menggunakan terminal strip di dalam junction box. Junction box yang terlihat
dipakai junction box ex. Jerman Eropa, tutup blank plate stainless steel, type "star point".
5. Ujung pipa kabel yang masuk dalam panel dan junction box harus dilengkapi dengan "Socket / lock
nut", sehingga pipa tidak mudah tercabut dari panel. Bila tidak ditentukan lain, maka setiap kabel yang
berada pada ketinggian muka lantai sampai dengan 2 m, harus dimasukkan dalam pipa PVC dan pipa harus
diklem ke bangunan pada setiap jarak 50 cm.

f. Pemasangan Kabel dalam Tanah


1. Kabel tegangan rendah harus ditanam minimal sedalam 80 cm.
2. Kabel yang ditanam langsung dalam tanah harus dilindungi dengan batas merah, dan diberi pasir,
ditanam minimal sedalam 80 cm.
3. Untuk yang lewat jalan raya ditanam sedalam 100 cm dan dilapisi pipa Galvanized.
4. Kabel-kabel yang menyeberang jalur selokan, dilindungi dengan pipa galvanized atau pipa beton yang
dilapisi dengan pipa PVC type AW, kabel harus berjarak tidak kurang dari 30 cm dari pipa gas, air dan lain-
lain.
5. Galian untuk menempatkan kabel yang dipasang dalam tanah harus bersih dari bahan-bahan yang dapat
merusak isolasi kabel, seperti : batu, abu, kotoran bahan kimia dan lain sebagainya. Alas galian (lubang)
dilapisi dengan pasir kali setebal 10 cm. kemudian kabel diletakkan, diatasnya diberi bata dan akhirnya
ditutup dengan tanah urug.
6. Penyambungan kabel dalam tanah tidak diperkenankan secara langsung, harus mempergunakan peralatan
khusus untuk penyambungan kabel dalam tanah.
7. Penanaman dan penyambungan kabel harus diberikan marking yang jelas pada jalur-jalur penanaman kabelnya.
Agar memudahkan didalam pengoperasian, pengurutan kabel dan menghindari kecelakaan akibat tergali/
tercangkul.

3. Pengujian & Testing


a. Factory Test
• Pengetesan Individuil
Pengetesan ini dilakukan pada setiap potong kabel dan terdiri dari pengetesan sebagai berikut:
◊ Pengetesan ukuran tahanan hantaran

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG 63


◊ Pengetesan dielektrik
◊ Pengukuran loss factor
• Pengetesan Khusus
Pengetesan ini dilakukan terhadap sample dari kabel yang akan dipakai. Pengetesan tersebut terdiri dari
test sebagai berikut :
◊ Test tegangan impuls
◊ Mekanikal test
◊ Pengukuran loss factor pada bermacam-macam temperature
◊ Pengetesan dielektrik
◊ Pengetesan perambatan (Creep Test)

b. Site Test
Pengetesan setelah penanaman kabel. Setelah kabel ditanam, penyambungan- penyambungan dan
pemasangan kotak akhir, maka dilakukan pengetesan dielektrik/insulation test. Marking kabel untuk
pemasangan kabel di dalam tanah harus jelas dan tidak dapat dihapus.

BAGIAN C - PENERANGAN DAN STOP KONTAK


1. Lampu dan Armaturenya
Lampu dan armaturenya harus sesuai dengan yang dimaksudkan, seperti yang dilukiskan dalam gambar-
gambar elektrikal . Semua armatur lampu harus mempunyai terminal pentanahan (grounding). Semua lampu
Fluorescent dan lampu gas discharge lainnya harus dikompensasi dengan setiap lampu dengan 1 buah
"power factor correction capasitor" yang cukup kuat terhadap kenaikan temperatur dan beban mekanis dari
diffuser itu sendiri. Reflector terutama untuk ruangan office harus memakai bahan tertentu, sehingga diperoleh
derajat pemantulan yang sangat tinggi.
Box tempat ballast, kapasitor, dudukan starter dan terminal block harus cukup besar dan dibuat sedemikian rupa
sehingga panas yang ditimbulkan tidak mengganggu kelangsungan kerja dan umur teknis komponen lampu itu
sendiri.
Ventilasi di dalam box harus dibuat dengan sempurna. Kabel-kabel dalam box harus diberikan saluran atau klem- klemn
tersendiri, sehingga tidak menempel pada ballast atau kapasitor.
Box terbuat dari pelat baja tebal minimum 0,7 mm, diproses anti korosi proses “posphating”, dicat dasar tahan
karat, kemudian di finish dengan cat akhir dengan powder coating warna putih.
Box terbuat dari glass - fibre reinforced polyster dengan brass insert harus tahan terhadap bahan kimia, maupun gas
kimia serta cover dari clear polycarbonate harus tahan terhadap bahan kimia, maupun gas kimia. Pelat sisidari
armatur lampu tipe surface mounted harus mempunyai ketebalan minimum 0,7 mm.
Ballast untuk lampu TL harus dari jenis "Low Loss Ballast" dan harus pula dipergunakan single lamp ballast (satu ballast
untuk satu lampu fluorescent dan satu kapasitor untuk satu lampu serta satu starter untuk satu lampu). Tabung
Fluorescent harus dari type TLD. Armatur Down Light terdiri dari dudukan dan diffuser, dimana dudukan harus
dari bahan aluminium silicon aloy atau dari moulded plastic.

2. Stop Kontak Biasa


Stop kontak dinding yang dipakai adalah stop kontak 1 phasa, rating 250 Volt, 13 Ampere, untuk pemasangan di
dinding. Stop kontak 1 (satu) phasa dilengkapi dengan saklar dan pilot lamp untuk pemasangan rata dengan dinding
dengan rating 250 volt, 13 Ampere. Stop kontak yang dipakai adalah stop kontak satu phasa untuk pemasangan
rata dinding dengan ketinggian 30cm/80cm diatas lantai dan harus mempunyai terminal phasa, netral dan
pentanahan.

3. Stop Kontak Khusus


Stop kontak khusus yang dipakai adalah stop kontak tiga phasa dan harus mempunyai terminal phasa, netral
dan pentanahan. Rating 3 phasa, 400 volt, 16 A, 32A dan 63A yang dilengkapi MCB dan switch.

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG 64


4. Saklar Dinding
Saklar harus dari tipe untuk pasangan rata dinding, tipe rocker, dengan rating 250 volt, 10 Ampere dari tipe single
gang, double gangs atau multiple gangs (grid switches), saklar hotel single gang atau double gangs dipasang
dengan ketinggian 1.20 m atau ditentukan lain.

5. Isolating Switches / cam switch atau rotary switch


Isolating switches harus dipasang pada panel dan dilengkapi dengan indicating lamp. Rating isolating switch
harus lebih tinggi dari rating MCB / MCCB pada feeder di panelnya. Rating tegangan adalah untuk 1 fasa 250 Volt,
3 phasa, 400 Volt. Switches harus dipasang pada box.

6. Box untuk Saklar dan Stop Kontak


Box harus dari bahan baja atau moulded plastic dengan kedalaman tidak kurang dari 35 mm. Kotak dari metal harus
mempunyai terminal pentanahan saklar atau stop kontak dinding terpasang pada box harus menggunakan
baut, pemasangan dengan cara yang mengembang tidak diperbolehkan.

7. Kabel Instalasi
Pada umumnya kabel instalasi penerangan dan instalasi stop kontak harus kabel inti tembaga dengan insulasi
PVC, satu inti atau lebih (NYM, NYY). Kabel harus mempunyai penampang minimal dari 2,5 mm² kode warna
insulasi kabel harus mengikuti ketentuan PUIL 2000 sebagai berikut :
Fasa R : merah
Fasa S : kuning
Fasa T : hitam
Netral : biru
Grounding : hijau/kuning

8. Pipa Instalasi Pelindung Kabel


Pipa instalasi pelindung kabel feeder yang dipakai adalah conduit uPVC high impact. Pipa, elbow, socket,
junction box, clamp dan accessories lainnya harus sesuai yang satu dengan lainnya, yaitu tidak kurang dari
diameter 19 - 25 mm. Pipa flexible harus dipasang untuk melindungi kabel antara kotak sambung (T-Junction
box) dan armature lampu. Sedangkan pipa untuk instalasi penerangan dan stop kontak dengan pipa conduit uPVC,
high impact conduit-heavy gauge, minimum diameter 19 - 25 mm. Seluruh instalasi rigid conduit dilengkapi dengan
coupling spacer bar saddle, adaptor female and male thread, male and female bushe, locknut dan perlengkapn
lainnya.

9. Rak Kabel
Rak kabel yang dipakai untuk distribusi kabel listrik digunakan jenis cable ladder yang terbuat dari plat Mild Steel
dengan ketebalan min. 2,0 mm, dan difinishing Hot Dip Galvanis dilapisi oleh Zinchromate harus tahan terhadap bahan
kimia dan gas kimia.

10. Testing / Pengujian


Testing dilakukan dengan disaksikan oleh pengawas lapangan yang disahkan oleh lembaga yang
berwenang pengujian meliputi :
1. Test ketahanan isolasi
2. Test kekuatan tegangan impuls
3. Test kenaikan temperatur
4. Continuity test

BAGIAN D - SISTEM PEMBUMIAN


1. Power House Building
Seluruh bagian-bagian besi dalam bangunan harus diketanahkan secara baik, dengan cara
menghubungkannya kepada rel/copper plate pembumian yang telah tersedia di power house, yaitu semua

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG 65


frame besi, pintu besi, tangki minyak, panel-panel, housing generator, housing transformator, housing dari
peralatan metal lainnya.
Hubungan antara bagian yang tetap dan yang bergerak (pintu-pintu) dilakukan dengan pita tembaga fleksibel,
yang harus dilindungi dari gangguan mekanis.
Semua sambungan-sambungan pada sistem pentanahan harus dilakukan dengan baut dari campuran tembaga.
Electroda pembumian terbuat dari batang tembaga diameter 1" dan harus ditanam minimal sedalam 6 m,
sehingga dapat dicapai tahanan pembumian maksimal 2 Ohm.

2. Gedung-gedung lainnya
Sistem pembumian peralatan-peralatan dari bahan metal (panel-panel, housing peralatan, cable rack, pintu-pintu besi,
tangki-tangki dan lain-lain) harus dihubungkan pada elektroda pembumian baik secara terpadu atau secara
terpisah (individual). Elektroda pembumian terbuat dari batang tembaga diameter 1" dan harus ditanam minimal
sedalam 6 m, sehingga dapat dicapai tahanan pembumian maksimal
2 Ohm. Untuk peralatan-peralatan yang terletak di lantai atas, dapat dibuat hubungan pembumian terpadu, yaitu
dengan mengikuti standard-standard yang berlaku dalam PUIL 2000.
Ketentuan-ketentuan yang harus diikut antara lain sebagai berikut :
Penampang Konduktor yang digunakan (mm2) Penampang Konduktor daya pembumian (mm2)
< = 10 mm² 6 mm²
16 mm² 10 mm²
35 mm² 16 mm²
70 mm² 35 mm²
120 mm² 50 mm²
> = 150 mm 70 mm²

BAGIAN E - PERSYARATAN SISTEM PROTEKSI PETIR


1. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi penyediaan, pengujian dan perbaikan selama masa pemeliharaan dari penghantar (down
conductor) proteksi petir yang lengkap sesuai spesifikasi yang direkomendasikan manufaktur.

2. Referensi
Pekerjaan harus dilakukan mengikuti standard dan peraturan yang berlaku dari Dinas Keselamatan Kerja
Departemen Tenaga Kerja atau standard / peraturan yang dikeluarkan dari pabrik.
3. Material
Material yang digunakan dalam sistem proteksi petir dalam keadaan baik dan sesuai dengan yang dimaksudkan serta
disetujui oleh Direksi. Daftar material, katalog dan shop drawing harus diserahkan kepada Direksi sebelum dilakukan
pemasangan. Material atau alat-alat yang tidak sesuai dengan spesifikasi ini akan ditolak.
Sistim penangkal petir yang dipakai adalah :
⇒ Sistem electrostatic non-radio active atau ESE - Early Streamer Emission. Komponen – komponen yang
dipakai adalah sebagai berikut :
a) Penghantar :
Terdiri dari dua macam, yaitu penghantar horizontal yang menghubungkan secara listrik antara kepala
proteksi dan penghantar vertikal (down conductor) yang menghubungkan secara listrik antara kepala
penangkal dan elektroda pentanahan. Penangkal ini harus menjamin dapat mentransfer dengan aman
energi kilat dari "air terminal " ke tanah. Untuk sistem elekrostatis digunakan jenis kabel khusus lightning
protection coaxial.
b) Sistem Pentanahan :
Terminal pentanahan , terletak di dalam bak kontrol yang dilengkapi dengan elektroda pembumian bak
kontrol diperlukan untuk pengujian tahanan tanah secara berkala.
Elektroda Pentanahan :
⇒ Elektroda Pentanahan, terbuat dari Copper Rod digalvanisir dengan diameter tidak kurang dari 1" dan
panjang 6 meter dan harus dimasukkan ke dalam tanah secara vertikal dan pengukuran
tahanan pentanahan maksimum 3 Ohm.

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG 66


4. Pemasangan / Pelaksanaan
Cara-cara pemasangan penangkal petir sistem ini harus sesuai dengan petunjuk- petunjuk dan spesifikasi
pabrik.
a) Pemegang konduktor / klem harus terbuat dari bahan yang sama dengan konduktor untuk mencegah
terjadinya elektrolisa jika terkena air.
b) Sambungan - sambungan :
⇒ Sambungan yang diperlukan haruslah menjamin kontak yang baik dan tidak mudah terlepas.
⇒ Sambungan sedapat mungkin mengurangi kerugian-kerugian tipis akibat adanya sambungan .
c) Pelindung mekanis :
Down Conductor harus dilindungi terhadap kerusakan mekanis dengan pipa PVC type high impact.

5. Pengujian / Pengetesan
Untuk mengetahui baik atau tidaknya sistem penangkal petir yang dipasang, maka harus diadakan
pengetesan terhadap instalasinya maupun terhadap sistem pentanahannya.
Pengetesan yang harus dilakukan :
a) Down conductor test
Ukuran tahanan dari pentanahan (down conductor) dengan mempergunakan metode standar,
menggunakan meger test.
b) Continuity Test.

6. C o n t o h
Kontraktor harus menyerahkan contoh dari bahan-bahan yang akan dipergunakan / dipasang, yaitu minimal
penghantar dan elektroda pentanahan yang dimintakan dalam persyaratan. Semua biaya berkenaan dengan
penyerahan dan pengembalian contoh-contoh ini adalah tanggungan Kontraktor.

7. Pemeriksaan
Sistem penangkal petir akan diperiksa oleh Direksi untuk memastikan dipenuhinya spesifikasi ini. Semua bagian dari
instalasi ini harus diperiksa oleh Direksi terlebih dahulu sebelum tertutup atau tersembunyi. Setiap bagian yang
tidak sesuai dengan syarat - syarat spesifikasi dan gambar-gambar harus segera diganti, tanpa membebankan
tambahan pada pemilik proyek.

8. Surat Izin
Kontraktor harus sudah berpengalaman di dalam pemasangan penangkal petir ini, dibuktikan dengan
memberikan daftar proyek-proyek yang sudah pernah dikerjakan.

9. Daftar Material
Untuk semua material yang ditawarkan, maka Pemborong wajib mengisi daftar material yang menyebutkan :
merk, type, kelas lengkap dengan brosur/katalog yang dilampirkan pada waktu tender.
Tabel daftar material ini diutamakan untuk komponen-komponen yang berupa barang-barang produksi.
Apabila pada spesifikasi teknis ini atau pada gambar disebutkan beberapa merk tertentu atau kelas mutu
(quality performance) dari material atau komponen tertentu terutama untuk material-material Listrik utama,
maka pemborong wajib melakukan didalam penawarannya material yang dalam taraf mutu/pabrik yang
disebutkan itu. Apabila nanti selama proyek berjalan terjadi, bahwa material yang disebutkan pada tabel
material tidak dapat diadakan oleh Pemborong, yang diakibatkan oleh sesuatu alasan yang kuat dan dapat
diterima Pemilik, Direksi Lapangan dan Perencana, maka dapat dipikirkan penggantian merk/type dengan
suatu sanksi tertentu kepada Pemborong.

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG 67


III. PERSYARATAN TEKNIK KHUSUS SISTEM PLAMBING
1. UMUM
Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Plumbing yang diuraikan disini adalah persyaratan yang harus
dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan instalasi maupun pengadaan material dan
peralatan.Dalam hal ini Syarat-syarat Umum Teknis Pekerjaan Mekanikal adalah bagian dari Syarat-syarat
Teknis ini.

2. LINGKUP PEKERJAAN
Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya instalasi plumbing (pembuangan air kotor, air bekas
dan penyediaan air bersih) di dalam dan di luar bangunan sampai suatu sistem keseluruhan maupun bagian-
bagiannya, seperti yang tertera pada gambar-gambar maupun yang dispesifikasikan.
Termasuk didalam pekerjaan ini adalah pengadaan barang / material, instalasi dan testing terhadap seluruh
material, serah terima dan pemeliharaan selama 12 (dua belas) bulan.Ketentuan-ketentuan yang tercantum
dalam gambar maupun pada spesifikasi / syarat-syarat teknis tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan
instalasi secara keseluruhan, juga termasuk ke dalam pekerjaan ini. Secara umum pekerjaan yang harus
dilaksanakan pada proyek ini adalah : Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan,
material, peralatan dan perlengkapan sistem plumbing / sanitasi sesuai dengan peraturan / standar yang berlaku
seperti yang ditunjuk pada syarat-syarat umum untuk menunjang bekerjanya sistem / peralatan, walaupun tidak
tercantum pada syarat-syarat teknis khusus atau gambar dokumen.

BAGIAN A : PERSYARATAN TEKNIK SISTEM AIR KOTOR


1. SISTEM PERPIPAAN
SPESIFIKASI PERPIPAAN
Kode Tek. Tek. Std. Tek. Spesifikasi Spesifikasi
SISTEM Sistem Kerja Bahan Uji Pipa Isolasi

Air dingin
Dalam gedung AB 10 12.50 15 PN.10 IA

Air dingin
Diluar gedung AB 10 12.50 15 PN.10 IA

Hidran di luar
gedung IH/OH 10 15 20 B.40 IA

Air limbah
pengaliran ABK 5 10 15 PV-10 IA
gravitasi
Air hujan AH 5 10 15 PV-10 IA

Air limbah
gravitasi toilet AK 5 10 15 PV-10 IA

Vent VT - - Rendam PV-5 IA

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG 68


Kode Tek. Tek. Std. Tek. Spesifikasi Spesifikasi
SISTEM Sistem Kerja Bahan Uji Pipa Isolasi

Pipa Header HD/


Pompa dan pipa ABK 10 10 15 GIP IA
Air Limbah Luar /AK

Catatan
IA = tidak diisolasi
IB = diisolasi
GRV = GRAVITASI
Tekanan uji tidak terbatas pada table ini namun juga harus mengacu pada tekanan actual
pompa

2. Material
2.1. Pipa di Dalam Bangunan.
Pipa dengan ukuran ∅ 1½” - ∅ 4” baik pipa utama maupun pipa cabang menggunakan PVC
kelas AW.
2.2. Pipa di Luar Bangunan.
Dari ujung pipa di dalam bangunan menuju ke saluran drainase menggunakan pipa PVC kelas AW.
2.3. Accessories.
a. Fitting dari PVC harus dari bahan yang sama (PVC) yang dibuat dengan cara injection
moulding.
b. Floor drain dan clean out dari bahan stainless-teel.
c. Saringan air hujan / roof drain terbuat dari besi tulang atau fiber glass, yang mempunyai
bentuk badan cembung yang berfungsi sebagai sediment bowl.

3. Cara Pemasangan Pipa


3.1. Pipa Di Dalam Bangunan (Termasuk Pipa vent).
a. Pipa Mendatar.
Pipa dipasang dengan kemiringan (slope) 1 – 2 %. Perletakan pipa harus diusahakan berada pada
tempat yang tersembunyi baik di dinding / tembok maupun pada ruang yang berada di bawah
lantai.
Setiap pencabangan atau penyambungan yang merubah arah harus menggunakan fitting dengan
sudut 45o (misalnya Y branch dan sebagainya) jenis long radius.
b. Pipa Di Dalam Tanah.
Pipa dipasang dan ditanam di bawah permukaan tanah / jalan dengan tebal/ tinggi timbunan
minimal 80 cm. diukur dari atas pipa sampai permukaan tanah / lantai.Sebelum pipa ditanam
pada dasar galian harus diurug dahulu dengan pasir urug dipadatkan setebal 10 cm.
Selanjutnya setelah pipa diletakkan, di sekeliling dan di atas pipa kemudian diurug dengan tanah
sampai padat. Konstruksi permukaan tanah / lantai bekas galian harus dikembalikan seperti
semula.
c . Penanaman pipa.
Dasar dari lubang parit harus diratakan dan dipadatkan. Pada tiap-tiap sambungan pipa harus dibuat
galian yang dalamnya 50 mm.Untuk mendapatkan sambungan pipa pada bagian yang membelok
ke atas (vertikal) harus diberi landasan dari beton. Caranya seperti pada gambar perencanaan.
Dalamnya perletakan pipa disesuaikan dengan kemiringan 1 – 2 % dari titik mula di dalam
gedung sampai ke saluran drainase.

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG 69


3.2. Pipa Saluran Luapan Septic Tank.
Pipa dipasang dan ditanam di bawah permukaan tanah / jalan, dengan kemiringan 1 – 2 % dari
titik permulaan septic tank ke drainase kota.Untuk perletakan pipa yang melintasi jalan kendaraan
dengan kedalaman kurang dari 90 cm, pada bagian atas pipa harus dilindungi pelat beton
bertulang dengan tebal 10 cm. Pelat beton tersebut tidak tertumpu pada pipa.

3.3 Penyambungan Pipa.


a. Pipa PVC dengan diameter 3” ke atas yang dipasang di bawah pelat lantai dasar harus
disambungkan dengan rubber ring joint (RRJ).
b. Sedangkan pemipaan lainnya disambung dengan solvent cement.
c. Pipa yang harus disambung dengan solvent cement harus dibersihkan terlebih dahulu
sehingga bebas dari kotoran dan lemak.
d. Pembersihan tersebut dilakukan terhadap bagian permukaan dan dalam dari pipa yang akan
saling melekat.
e. Pada waktu pelaksanaan penyambungan, bagian dalam dari pipa yang akan disambung
harus bebas dari benda-benda / kotoran yang dapat mengganggu kelancaran air di dalam
pipa.

4.8. FLOOR DRAIN


1. Floor drain yang dipergunakan disini harus jenis Bucket Trap, Water Prooved type dengan
50mm Water Seal dan dilengkapi dengan U trap.
1. Floor Drain terdiri dari:
 Chromium plated bronze cover and ring.
 PVC neck
 Bitumen coated cast iron body screw outlet connection and with flange for water prooving.

4.9. FLOOR CLEAN OUT


1. Floor Clean Out yang dipergunakan disini adalah Surface Opening Waterprooved Type
2. Floor Clean Out terdiri dari:
 Chromium plated bronze cover and ring heavy duty type
 PVC neck
 Bitumen coated cast iron body, screw outlet connection with flange for waterproofing.
3. Cover and ring harus dengan sambungan ulir dilengkapi perapat karet sehingga mudah dibuka dan
ditutup.

BAGIAN B : PERSYARATAN TEKNIK SISTEM AIR BERSIH


1. LINGKUP PEKERJAAN
Uraian singkat lingkup pekerjaan adalah sebagai berikut :
a. Tangki Persediaan Air Bersih
b. Pompa Suplai
c. Pemipaan
d. Pengkabelan
e. Panel Listrik
f. Peralatan Instrument dan pengendalian
g. Penyambungan ke peralatan penunjang
h. Penyambungan ke peralatan plambing.

2. Tangki Persediaan Air Bersih


a. Tangki persediaan air bersih terletak di area service Basement (Ground Water Tank). Tangki air bawah
berfungsi untuk menyediakan air untuk kebutuhan cadangan selama 2 (dua) hari, dengan kualitas sesuai
standart Depkes RI tahun 1990.
b. Tangki air harus dibuat dari konstruksi higenis dengan ketentuan sebagai berikut :

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG 70


a. Membuat kemiringan pada lantai, sehingga terjadi aliran air minimum selama 20 menit.
b. Tanpa sudut tajam
c. Mempunyai bak pengurasan pada dasar tangki
d. Mencegah air tanah dan air hujan masuk ke dalam tangki
e. Permukaan dinding licin dan bersih
c. Sumur Hisap. Untuk memperkecil volume air mati pada pipa isap pompa, maka harus dibuat
sumur hisap pada tangki air.
d. Tangki air bawah dapat dibuat dari beton berlapis fiberglass reinforced plastic, atau dengan konstruksi
beton yang kedap air.
e. Tangki air harus mempunyai perlengkapan sebagai berikut :
 Manhole
 Tangga
 Pipa Vent penghubung maupun vent ke udara luar
 Pipa peluap dan pipa penguras
 Indicator muka air
 Selubung untuk laluan pipa masuk, pipa isap, pipa penguras
 Muka air dalam tangki air atas mengendalikan pompa pemindah.
 Pompa akan hidup pada saat air turun mencapai muka air tertentu
 Pompa akan mati bila muka air sudah mendekati tepi pipa peluap

3. Pompa Transfer
a. Pompa pemindah berfungsi untuk memindahkan air dari tangki air bawah ke tangki air atas.
b. Sistem pompa pemindah sekurang-kurangnya terdiri dari 2 ( dua ) pompa.
c. Pompa pemindah akan bekerja otomatis oleh level switch yan dipasang di tangki bawah maupun tangki atas.
d. Setiap pompa pemindah antara lain terdiri dari :
 Pompa Centrifugal End Suction lengkap dengan motor
 Inlet dan Outlet headers.
 Katup – katup inlet dan outlet
 Check valve anti pukulan air
 Inlet Strainers.
 Panel daya dan Pengendalian
 Level switch untuk ON / OFF.
 Level switch untuk proteksi pompa
 Pengkabelan
 Penunjuk tekanan pada inlet dan outlet pompa
 Dudukan pompa.
e. Pengaturan pompa adalah sebagai berikut :
 Pompa bekerja apabila muka air di tangki atas turun mencapai level L dan akan stop apabila muka air
naik sampai level H.
 Semua pompa akan tiba-tiba berhenti apabila muka air di tangki bawah turun sampai level LL.

4. Pompa Booster/Distribusi
a. Pompa Booster berfungsi untuk mengalirkan air ke alat- alat plambing pada lantai-lantai yang
membutuhkan, dan harus mampu menjaga tekanan air didalam pipa pada setiap lantai merata.
b. Pompa Booster harus mampu memasok kebutuhan air kepada pemakai setiap variasi laju aliran pada
setiap saat secara otomatis.
c. Setiap boster pump harus mempunyai sekurang-kurangnya terdiri dari 2 pompa dan paling banyak 3
pompa yang bekerja pararel sedangkan laju aliran masing-masing pompa dalam berdasarkan standard
pabrik perakit booster pump.
d. Peralatan kendali, untuk laju aliran sampai dengan 4-8 m3/jam boleh mempergunakan Pressure Control
System.

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG 71


e. Setiap booster pump antara lain terdiri dari peralatan sbb : Pompa Centrifugal End Suction lengkap dengan
motor
 Tangki tekan dengan tipe membrane
 Inlet dan Outlet header
 Katup-katup inlet dan outlet
 Check valve anti pukulan air
 Inlet strainers per pompa
 Panel daya dan pengendalian Pressure switch / flow monitor
 Pressure gauges pada inlet dan outlet pompa
 Pengkabelan
 Dudukan pompa
f. Pengaturan pompa pada sistem pressure control
- Pompa pertama bekerja apabila tekanan air dijaringan turun sampai ambang batas L pada
pressure switch ( PS 1 ).
- Pompa kedua bekerja apabila tekanan air di jaringan masih turun sampai ambang batas L pada
pressure switch ( PS 2 ) dan seterusnya.
- Pompa pertama, kedua dan seterusnya berhenti apabila tekanan air di jaringan pemakai naik sampai
ambang batas H di PS1, PS2dan seterusnya.
- Penentuan daerah kerja pompa juga ditentukan oleh kurva pemilihan pompa yang akan dipakai.
- Pompa yang sedang bekerja dapat tiba-tiba berhenti apabila muka air di tangki hisap turun sampai
batas LL, dan akan kembali normal apabila muka air naik sampai batas “ L ”.

5 SKEDUL PERALATAN AIR BERSIH


1. Pompa Transfer
 Type : Centrifugal End Suction Pump Direct Coupled with Electro Motor
 Kapasitas : 100 liter/menit
 Tekanan : 45 m.
 Motor Rated : 0,75 kw ; 220 V/I Phase/50 Hz
 Shaft Seal : Mechanical
 Casing : Cast Iron/Standard Manufacturer
 Speed : 2900 rpm.
 Base Frame : Cast Iron or Steel
 Efisiensi : Minimum 80%
 Impeler : Bronze / Stainless Stell

2. Pompa Distribusi
 Type : Packaged Booster Pump Standard Manufacturer ( Out Door Type ), Lengkap dengan
tangki tekan.
 Kapasitas : 100 liter/menit
 Tekanan : 48 m
 Motor Rated : 0,75 kw ; 220/I Phase/ 50 Hz
 Shaft Seal : Mechanical
 Casing : Cast Iron/Standard Manufacturer
 Efisiensi : Minimum 80%

3. Roof Tank ( RT ) Gedung


 Kapasitas : 1,5 m3
 Tekanan :-m
 Material : Fiber

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG 72


V. SPESIFIKASI TEKNIS KHUSUS PEKERJAAN TATA UDARA
1. METODOLOGI PELAKSANAAN
A. Dalam pelaksanaan proyek ini, pihak kontraktor harus melihat bahwa pekerjaan ini dilakukan dengan tanpa
mengganggu peralatan /perangkat- perangkat yang ada di gedung, untuk itu beberapa langkah perlu untuk
dilakukan.
B. Langkah Pertama adalah pihak kontraktor harus membuat :
1. Perencanaan detail pelaksanaan dari sistem AC yang tertuang di dalam RKS dan gambar perencanaan yang
telah dibuat oleh pihak konsultan serta sesuai dengan schedule pelaksanaan yang telah ditetapkan.
2. Kontraktor harus mengecek dan mere-chek terhadap unit-unit eguipment yang akan dipakai dan apabila
terdapat keragu-raguan harus segera menanyakan ke Konsultan Perencana/PENGAWAS dan apabila terjadi
kesalahan sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
3. Langkah ke dua adalah mengadakan konsultasi dengan pihak Konsultan PENGAWAS yang telah
ditunjuk oleh pihak pemberi tugas tentang detail desain, perencanaan detail pelaksanaan kontruksi dari
sistem AC. Jika Pemberi Tugas belum setuju dengan perencanaan kontraktor, karena dianggap tidak
sesuai dengan RKS dan Desain yang telah ditentukan konsultan, maka harus mengadakan perubahan
sesuai dengan permintan dan hasil diskusi dengan pihak Pemberi Tugas. Pihak Pemberi Tugas berhak
memutuskan untuk merubah sedikit dari desain yang telah ditentukan oleh konsultan seandainya
terjadinya perubahan bentuk dan ukuran fisik dari gedung, sehingga tidak memungkinkan desain dari
konsultan diterapkan.
4. Langkah ke tiga adalah seandainya pihak Pemberi Tugas setuju dengan Perencana, Kontraktor berhak
untuk melakukan pekerjaannya dengan memasang terlebih dahulu peralatan-peralatan yang telah
disiapkan dan diperiksa bersama dengan pihak Pemberi tugas / Konsultan PENGAWAS baik dari segi
spesifikasi peralatan, Bill Of Quantity.
5. Langkah ke empat adalah jika pihak kontraktor akan memasang unit-unit AC seperti Outdoor Unit (OU), Indoor
Unit (IU), ventilasi mekanis dan assesorisnya, maka pihak kontraktor, Konsultan PENGAWAS dan pemberi
tugas harus mengadakan diskusi tentang cara terbaik untuk pemasangan tersebut.
6. Langkah ke lima adalah kontraktor perlu memperhatikan bahwa pemasangan peralatan harus berada
pada ruang peralatan utama dan assesoris lainnya serta sudah dihubungkan dengan central kontrol
panel, maka sistem AC siap untuk dihubungkan dengan Catu Daya (PU-AC).
7. Langkah ke enam adalah jika pihak kontraktor telah memasang semua unit peralatan utama, alat
pembantu dan assesoris lainnya serta sudah dihubungkan dengan central control panel, maka sistem
AC siap untuk dihubungkan dengan Catu Daya (PU-AC).
8. Langkah ke tujuh adalah pihak kontraktor dan Konsultan PENGAWAS disaksikan oleh Pemberi Tugas
mengadakan pengujian semua unit AC dan ventilasi mekanis bersama-sama.
9. Langkah ke Delapan adalah pihak kontraktor harus membuat laporan tentang semua pekerjaan yang
telah dilakukan kepada pihak Konsultan PENGAWAS.
10. Jika terdapat kesalahan/kekeliruan dalam memilih unit/equipment maka kontraktor harus bersedia
menggantinya tanpa biaya tambahan.

4. STANDART DAN PERATURAN INSTALASI AIR CONDITIONING


Dalam melaksanakan pekerjaan ini kontraktor harus mengacu pada standard- standard baik internasional
maupun nasional yang memungkinkan kenyamanan bagi penghuni dan peralatan-peralatan/perangkat yang ada
didalamnya maupun bagi para pekerja yang melaksanakan pekerjaan ini sehingga dapat bekerja dengan baik.

5 . AC ( AIR CONDITIONING)
A. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan untuk butir ini adalah pengadaan dan pemasangan AC Split seperti ditunjukkan
pada gambar – gambar rencana yang melengkapi dokumen ini.

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG 73


B. Umum.
Spesifikasi teknis berikut ini menjelaskan hanya ketentuan-ketentuan dasar saja, untuk ketentuan dari
kapasitas dan lain-lainnya lihat gambar/schedule peralatan. Semua AC split harus memenuhi standart
ARI 441.

C. Spesifikasi Teknis.
o Split system air conditioning yang digunakan adalah dari type air cooled split dan air cooled
condensing unit. Pemasangan seluruh peralatan ini harus sesuai dengan schedule dari pabrik
pembuatnya.
o Outdoor Unit dari type air cooled secara utuh berasal dari assembling pabrik (factory
assembled) terhadap semua komponen, pengabelan listrik dan control, pemipaan refrigerant, leakage
testing untuk seluruh sistem.
o Compressor hendaknya dari jenis Rotary Hermatic untuk jenis wall mounted yang didinginkan
oleh gas refrigerant dan motor dilindungi secara “inherent”. Coil condenser harus terbuat dari tembaga,
fin dari aluminium yang direkatkan secara mekanis. Fan condenser harus dari jenis propeller dan
dihubungkan langsung dengan fan motor.
o Coil harus sudah diuji terhadap kebocoran dan telah didehydrated dan dilapisi gas refrigerant
secukupnya dari pabrik pembuatnya.
o Fan harus telah dibalance statis maupun dinamis dipabriknya. Fan motor hendaknya dari jenis
permanent split capasitor yang dilindungi secara inherent serta mempunyai bantalan peluru yang
dilumasi secara tetap. Dinding dan rangka hendaknya telah dicat anti karat dan sesuai untuk
pemasangan di luar.
o Evaporator blower terbuat dari jenis wall mounted sesuai dengan kebutuhan. Fan terbuat dari
jenis centrifugal dan telah dibalance di pabrik, baik secara statis maupun secara dinamis.
o Dinding unit minimal dari plat besi ukuran 20 gauges. Seluruh panel atau lubang – lubang
berpintu harus dapat dengan mudah dibuka dan rangka hendaknya dilengkapi dengan titik – titik
penyangga yang telah diperkuat. Dinding dan rangka hendaknya dilapisi dengan cat anti karat.
o Rak pengembunan air hendaknya terletak di bawah coil pendingin dan harus cukup besar untuk
menampung seluruh pengembunan uap air dari coil pada kondisi maksimal. Dinding pada unit ini
hendaknya diisolasi yang mulai pada daerah/tempat masuk sampai keluarnya udara pada unit
tersebut.
o Isolasi harus cukup kuat, tebal serta berat jenisnya cukup untuk menghalangi terjadinya
pengembunan. Isolasi harus tahan terhadap aliran udara dan tahan api sesuai dengan persyaratan
NFPA-20 standart.

D. PEMIPAAN.
Jalur –jalur pipa yang terlihat pada gambar rencana adalah gambar dasar yang menunjukkan routedan
ukuran pipa. Contractor wajib menyesuaikan dengan shop drawing dan dengan jalur – jalur instalasi lainnya
berikut detail dan potongan – potongan yang diperlukan.
Material
 Pipa refrigerant : pipa tembaga atau sesuai spesifikasi pabrik.
 Pipa condensasi : pipa PVC klas AW.

Konstruksi Pemasangan Pipa


o Pipa sampai diameter 2” – sambungan ulir.
o Pipa di atas diameter 2,5” – sambungan flens/las.
o Pipa sebelum dipasang harus dibersihkan dahulu bagian dalamnya dari kotoran – kotoran yang
melekat.
o Setiap potongan pipa dengan las/gergaji harus dibersihkan dahulu dari sisa sisa las/gergaji, diratakan
sehingga mencapai ukuran asli.
o Untuk sambungan ulir harus memakai seal tape dan tidak diperkenankan memakai plumber rope.
o Pipa – pipa yang menembus dinding atau plat beton harus memakai sleeve dan sekitarnya diisi dengan
bahan caulking.

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG 74


o Pipa – pipa yang ditahan lantai ditunjang pakai clamp atau collar yang dipasang erat pada pipa dan
bertumpu pada floor memakai rubber pad.
o Semua pipa harus dipasang sejajar dengan dinding/bagian dari bangunan pada arah horizontal maupun
vertical.
o Sudut belokan yang diperbolehkan adalah 90◦ dan 45◦. Pipa pembuangan menggunakan long radius
dan jika kondisi tidak memungkinkan maka penggunaan short radius harus mendapat persetujuan
tertulis dari Konsultan Perencana dan Konsultan PENGAWAS.
o Semua pipa harus bertumpu pada support dengan baik.
o Sebelum pipa dipasang, support harus dipasang dahulu dalam keadaan sempurna.

Isolasi Pipa
o Pipa yang diisolasi adalah pipa refrigerant dan pipa kondensasi.
o Ketebalan isolasi pipa adalah :
- Diameter s/d 1” - tebal ¾ “
- Diameter 1½ “ s/d 4” - tebal 1 “
- Diameter 2½ “ s/d 4” - tebal 1 “
- Diameter 5” ke atas - tebal 1½ “
o Setelah diisolasi dibalut dengan vinyl tape atau yang dianjurkan oleh pabrik pembuat isolasi.
o Perlindungan isolasi terhadap kerusakan.
o Untuk pipa dan alat bantu pipa (accessories) yang diisolasi dan berada di :
- ¾ Ruang terbuka (pipa terlihat).
- ¾ Ruang terbuka yang terkena hujan.
Harus memakai metal jacketing dari bahan aluminium tebal 0,5 mm dengan sistem sambungan yang
sedemikian rupa sehingga mudah dilepas tanpa merusak pelindungnya.
o Setiap gantungan pipa yang diisolasi tanpa memakai metal jacketing, antara klem gantungan dan
isolasi harus memakai metal dudukan (saddle) dari BJLS.

Pipa Pembuangan Air


o Kontraktor harus memasang pipa pembuangan air (drain) dari mesin – mesin AC sampai ke tempat
pembuangan yang terdekat/tersembunyi atau yang tidak mengganggu.
o Bahan yang digunakan adalah PVC klas AW.
o Jika pipa menembus dinding, lantai, langit – langit dan lain – lain, pipa harus diberi lapisan isolasi
getaran yang dilindungi dengan pipa yang lebih besar ukurannya.

E. SPESIFIKASI JABATAN KERJA KONSTRUKSI.

No Jabatan dalam Jumlah PengalamanKerja Sertifikat Keterangan


Orang (Tahun)
pekerjaan KompetensiKerja

1 Pelaksana Lapangan 1 2 Tahun SKA Pelaksana Lapangan Melampirkan


Pekerjaan Gedung – Jenjang 5 scan asli KTP,
atau Asli SKA/SKT
Pelaksana Lapangan Pekerjaan
Gedung – Jenjang 5/ Pelaksana
Lapangan Pekerjaan Gedung –
Jenjang 4/ Pelaksana Lapangan
Pekerjaan Gedung TS 052/
Pelaksana Bangunan Gedung
TS 051
2 Petugas Keselamatan 1 0 Tahun Ahli K3 Konstruksi-Muda Melampirkan
Konstruksi scan asli KTP,
Asli Sertifikat K3

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG 75


F. SPESIFIKASI JUMLAH
Spesifikasi jumlah (quantity) tertuang dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB)

G. SPESIFIKASI WAKTU
a. Pelaksanaan Pemilihan Penyedia
Perkiraan waktu pelaksanaan pemilihan Penyedia 30 (tiga puluh) Hari Kalender.
b. Masa Pelaksanaan
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan/kontrak selama 180 (Seratus Delapan Puluh) Hari Kalender.

Pontianak, 25 Juli 2023

Pejabat Pembuat Komitmen


Kantor Pertanahan Kota Pontianak

HARI PRASETIYA, A.Md.


NIP. 19830601 200804 1 003

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG 76

Anda mungkin juga menyukai