A. SPESIFIKASI MUTU/KUALITAS
19 Batako Lokal
Batako Cetak Mesin
20 Finishing Cat Dinding = Jotun, Mowilex , Sesuai SNI Pabrik
Dulux
Plafond = Jotun, Mowilex,
Dulux
Cat Minyak = Ftlit, Avian,
Dulux
21 Tiang Pancang Mini Pile Ready Mix uk. Π 25 Sesuai Mutu Beton
x 25 K 400 - 6m
22 Beton K-300 UJI JMF SESUAI SNI 03-2492-
2002
23 Beton K-225 UJI JMF SESUAI SNI 03-2492-
2002
MEKANIKAL ELEKTRIKAL
- Outlet Saklar dan Stop Kontak Saklar Single, Saklar Ganda, Schneider, Panasonic
Saklar Tukar, Grid switch
- Lampu LED Philips, Osram, Panasonic
2 Pekerjaan Panel
5 Penyalur Petir
- Exhaust Fan, Ceilling Fan Wall Exhaust Fan, Ceilling KDK, Panasonic
Exhaust Fan
8 Air Bersih
- Pompa air bersih Pompa Submersible,Transfer & Grundfos, Ebara, Arita &
Booster Setara
- Roof tank Fiberglas Penguin, Jerapah
3 Pekerjaan Struktur 1. Bekisting dan perancah roboh 1. Membuat Perancah yang Baik
- Pembuatan Bekisting 2. Terluka akibat terkena 2. Memakai Alat Pelindung Diri
- Pekerjaan Pembesian potongan besi beton (APD)sarung tangan, Masker,
- Pekerjaan Pengecoran 3. Terkena putaran mesin molen safety helmet dan safety shoes
pengaduk campuran beton dengan baik saat bekerja
4. Tertimpa alat concrete 3. Memakai Pengaman /safety
vibrator herness Saat bekerja di
5. Rangka lift barang atau Ramp ketinggian
ke lantai 2 roboh 4. Memberikan Intruksi kerja
6. Terpapar debu material untuk bekerja dengan baik dan
7. Jatuh dari ketinggian hati-hati
5. Memasang rambu peringatan
4 Pekerjaan Tangga dan Ramp 1. Bekisting dan perancah roboh 1. Membuat Perancah yang Baik
2. Terluka akibat terkena 2. Memakai Alat Pelindung Diri
potongan besi beton (APD)sarung tangan, Masker,
3. Terkena putaran mesin molen safety helmet dan safety shoes
pengaduk campuran beton dengan baik saat bekerja
4. Tertimpa alat concrete 3. Memakai Pengaman /safety
vibrator herness Saat bekerja di
5. Terpapar debu material ketinggian
4. Memberikan Intruksi kerja
untuk bekerja dengan baik dan
hati-hati
5. Memasang rambu peringatan
6 Pekerjaan penutup lantai dan 1. Terluka akibat terkena alat 1. Memakai sarung tangan,
Dinding potong keramik Masker, safety helmet dan
2. Terluka akibat terkena safety shoes dengan baik saat
serpihan potongan keramik bekerja
3. Terpapar debu material 2. Menggunakan alat kerja listrik
yang standar SNI
3. Memberikan Intruksi kerja
untuk bekerja dengan baik dan
hati-hati
4. Memasang rambu peringatan
8 Pekerjaan Plafond 1. Terluka akibat terkena alat 1. Membuat Perancah yang Baik
potong besi rangka dan 2. Memakai Pengaman /safety
material plafond harness saat bekerja di
2. Tersengat aliran listrik ketinggian
3. Jatuh dari ketinggian 3. Memakai sarung tangan,
Masker, safety helm dan safety
shoes dengan baik saat
bekerja
4. Menggunakan alat kerja listrik
yang standar SNI
5. Memberikan Intruksi kerja
untuk bekerja dengan baik dan
hati-hati
6. Memasang rambu peringatan
10 Pekerjaan PJV dan Penggantung 1. Terluka akibat terkena 1. Memakai sarung tangan,
serpihan kusen alumunium Masker, helm dan safety shoes
dan kaca dengan baik saat bekerja
2. Tersengat aliran listrik 2. Menggunakan alat kerja listrik
3. Jatuh dari ketinggian yang standar SNI
3. Memberikan Intruksi kerja
untuk bekerja dengan baik dan
hati-hati
4. Memasang rambu peringatan
12 Pekerjaan Fasad Bangunan : 1. Terluka akibat terkena 1. Membuat Perancah yang Baik
- Pemasangan ACP serpihan besi dan alat potong 2. Memakai Pengaman /safety
- Pemasangan Ornamen 2. Tersengat aliran listrik harness saat bekerja di
- Pemasangan Signage Tex 3. Jatuh dari ketinggian ketinggian
- Pemasangan Kisi-Kisi 3. Memakai sarung tangan,
Masker, safety helm dan safety
shoes dengan baik saat
bekerja
4. Menggunakan alat kerja listrik
yang standar SNI
5. Memberikan Intruksi kerja
untuk bekerja dengan baik dan
hati-hati
6. Memasang rambu peringatan
13 Pekerjaan Mekanikal Elektrikal dan 1. Terluka akibat terkena alat 1. Membuat Perancah/ tanggga
Plumbing pemotong tray kabel, kabel, yang Baik
dan pipa 2. Memakai Pengaman /safety
2. Jatuh dari ketinggian harness saat bekerja di
3. Tersengat aliran listrik ketinggian
3. Memakai Alat Pelindung Diri
(APD) seperti sarung tangan,
Masker, helm dan safety shoes
dengan baik saat bekerja
4. Menggunakan alat kerja listrik
yang standar SNI
5. Memberikan Intruksi kerja
untuk bekerja dengan baik dan
hati-hati
6. Memasang rambu peringatan
17.7. Pemancangan
- Setiap saat pada saat pemancangan, tiang pancang harus disanggah dengan baik
sehingga tidak berubah dari posisi yang telah ditentukan serta tidak terjadi kemungkinan
tekuk. Penyanggahan ini harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan
kerusakan pada tiang tekan.
- Alat pancang yang akan dipergunakan harus mempunyai kapasitas dan efisiensi, sesuai
dengan syarat-syarat yang ditentukan dan terlebih dahulu mendapatkan persetujuan
tertulis dari Konsultan Pengawas sebelum digunakan. Manometer pengukurtekanan harus
ada sertifikat kalibrasi yang masih berlaku dari pihak yang berwenang.
- Panjang tiang pancang yang akan ditekankan harus mendapatkan persetujuan Konsultan
Pengawas, sesuai dengan keadaan tanah setempat.
- Setiap tiang pancang harus dipancang terus menerus sampai penetrasi atau kedalaman
yang disyaratkan tercapai. Kecuali Konsultan Pengawas menyetujui bahwa penghentian
pemancangan terjadi karena hal-hal yang diluar kekuasaan pemborong.
- Pemborong harus membuat catatan pemancangan (tiap pemasukan 500 mm kecuali sisa
2000 mm terakhir harus dibaca tiap 250 mm ) atau sesuai dengan petunjuk Konsultan
Pengawas.
- Bila terjadi karakteristik pemancangan yang berbeda dengan karakteristik yang
diharapkan berdasarkan hasil penyelidikan tanah maupun penekanan-penekanan
sebelumnya, pemborong harus segera memberitahukan Konsultan Pengawas untuk
meminta petunjuknya.
- Urut-urutan pemancangan harus diatur sedemikian rupa sehingga pengaruh yang jelek
dari "heave" dan desakan tanah kesamping dapat dibatasi sekecil mungkin. Urut-urutan
penekanan ini harus dikonsultasikan dan disetujui secara tertulis oleh Konsultan
Pengawas.
- Bila terjadi “heave”, Pemborong harus melakukan penekanan ulang pada semua tiang
yang terjadi heave.
- Toleransi posisi horizontal pondasi tiang pada Level Poer tidak boleh melebihi 75 mm
dalam segala arah.
- Toleransi posisi vertikal pondasi tiang tidak boleh melebihi kemiringan 1:75
18.3.3. Air
Air harus bersih dan bebas dari bahan organik, alkali, garam dan kotoran lain dalam
jumlah yang cukup besar. Sebaiknya dipakai air yang dapat diminum.
18.5.Wiremesh
18.5.1. Umum :
18.5.1.1. Wiremesh yang digunakan adalah M6 harus dari baja mutu U 50 menurut
persyaratan SNI ASTM A 184 M.
18.5.1.2. Ukuran wiremesh sebagaimana yang tersebut di dalam gambar, bila terjadi
penggantian dengan diameter lain, hanya diperkenankan atas persetujuan
tertulis dari Konsultan Pengawas/Direksi. Bila penggantian disetujui, maka
18.5.2. Pelaksanaan
18.5.2.1. Memasang wiremesh harus dilakukan dalam keadaan dingin, wiremesh
dipotong dan dirangkai sesuai dengan gambar.
18.5.2.2. Wiremesh yang telah dirakit harus dipasang sedemikian rupa hingga
sebelum dan selama pengecoran tidak berubah tempat.
18.5.2.3. Tebal penutup beton harus dipasang dengan penahan jarak (beton
decking) yang terbuat dari beton dengan mutu paling sedikit sama dengan
mutu beton yang akan dicor dengan jumlah minimum 4 buah tiap M2
cetakan.
18.5.2.4. Pada tulangan rangkap, tulangan atas harus ditunjang pada tulangan
bawah oleh batang penunjang atau ditunjang langsung pada cetakan
bawah.
18.5.2.5. Wiremesh pada plat lantai dipergunakan 2 lapis M6 seluruhnya.
18.5.3. Perawatan
18.5.3.1. Wiremesh tidak boleh disimpan diudara terbuka untuk jangka waktu yang
lama.
2. Pemasangan Bekisting
a. Bekisting untuk dinding vertikal/bagian konstruksi yang tipis yang selama
operasi pengecoran akan menyebabkan adukan trersebut jatuh lebih tinggi
dari satu setengah meter harus dilaksanakan sesuai dengan salah satu dari
metode-metode berikut :
Salah satu dari sisi Bekisting harus dibuka dari bawah ke atas yang akan
ditutup berturut-turut mengikuti kemajuan pengecoran dengan cara
sedemikian sehingga tinggi adukan beton yang jatuh selama pengecoran
tidak boleh melebihi dari 1.50 m
Bekisting harus terdiri dari bagian-bagian yang dapat dibuka, ukurannya
tidak lebih tinggi dari 1.50 m dan tidak lebih dari 2 m
Semua Bekisting harus tertutup rapat dan beton dituang melalui sebuah
pipa/corong, dengan ujung dipegang dekat dengan permukaan beton
segar yang dituang. Pipa/corong tersebut harus selalu dijaga agar penuh
dengan beton selama bekerja.
b. Segera sebelum pekerjaan pengecoran, Bekisting harus dibersihkan dari
semua kotoran/material lepas, serbuk gergaji, debu dan lain-lain. Kerusakan-
kerusakan seperti penurunan, deformasi dan lain-lain harus diperbaiki
segera. Apabila selama pekerjaan pengecoran, ternyata diamati ada
perubahan bentuk Bekisting, beton pada tempat yang bersangkutan harus
dibuang dulu dan Bekisting diperkuat sesuai dengan instruksi Direksi Teknik
3. Pembongkaran Bekisting
Bekisting harus dibongkar dengan statis, tanpa goncangan, getaran atau
kerusakan pada beton. Pembongkaran bekisting dapat dilakukan setelah umur
beton telah mencapai umur yang disyaratkan sesuai dengan mutu beton rencana
(dibuktikan dengan pengujian beton pada umur tertentu) dan dengan persetujuan
Konsultan Pengawas secara tertulis.
18.7. Beton
18.7.2. Pengecoran
1. Pengecoran beton harus dengan ijin Konsultan Pengawas dan dilaksanakan pada
waktu Konsultan Pengawas ada di tempat.
2. Adukan beton yang tidak memenuhi syarat dengan spesifikasi yang ditetapkan
harus ditolak dan segera dikeluarkan dari tempat pekerjaan dengan biaya
kontraktor.
3. Beton tidak boleh dicor bilamana keadaan cuaca buruk.
4. Adukan beton tidak boleh dijatuhkan melalui pembesian atau ke dalam papan
bekisting yang tinggi/dalam, yang dapat menyebabkan terlepasnya kerikil/split dari
adukan beton.
5. Beton tidak boleh dicor dalam bekisting yang dapat mengakibatkan penimbunan
adukan pada permukaan bekisting di atas beton yang sudah dicor. Untuk hal
tersebut di atas harus disiapkan corong untuk pengecoran agar dapat mencapai
tempatnya tanpa terlepas satu sama lain.
6. Tinggi adukan beton tidak boleh melampaui 1.5 m di bawah ujung corong saluran.
7. Adukan beton harus dicor dengan merata.
8. Tiap lapisan harus dicor pada waktu lapisan yang sebelumnya masih lunak.
BAB 1
PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN
BAB 2
PEKERJAAN LANTAI
2.1. UMUM
2.1.1 Persyaratan
1. Pekerjaan finishing lantai baru boleh dilaksanakan setelah seluruh pekerjaan plafond dan
pemasangan lapisan-lapisan pada dinding selesai dikerjakan. Apabila dipandang perlu
dapat ditentukan lain dengan persetujuan Pengawas.
2. Sebelum pekerjaan ini dilakukan, Kontraktor diwajibkan mengadakan pengecekkan
terhadap peil lantai dan kemiringannya.
3. Meskipun beberapa material finishing telah ditentukan warnanya, namun sebelum
dilaksanakan harus dipresentasikan terlebih dahulu kepada Pemberi Tugas untuk
menentukan warna yang akan dipakai.
2.1.2 Pelaksanaan
1. Pekerjaan dan bahan-bahan terlebih dahulu harus mendapat persetujuan Pengawas,
Konsultan Perencana dan Pemberi Tugas.
2. Pelaksanaan pekerjaan disesuaikan dengan spesifikasi bahan penutup lantai yang dipakai.
3. Pada bahan penutup lantai yang berlubang akibat pengunci pintu, harus dibingkai dengan
aluminium yang direkatkan dengan silicone sealant.
4. Pemasangan bahan lantai dilakukan oleh tenaga ahli.
BAB 3
PEKERJAAN PELAPIS DINDING
3.1. UMUM
3.1.1 Persyaratan
1. Pekerjaan pelapis dinding baru boleh dilaksanakan setelah seluruh pekerjaan plesteran
dinding selesai dikerjakan dan mencapai waktu seperti yang disyaratkan. Apabila
dipandang perlu dapat ditentukan lain dengan persetujuan Pengawas.
2. Sebelum pekerjaan ini dilakukan, Kontraktor diwajibkan mengadakan pengecekkan
terhadap peil lantai dan kemiringannya.
3. Meskipun beberapa material finishing telah ditentukan warnanya, namun sebelum
dilaksanakan harus dipresentasikan terlebih dahulu kepada Pemberi Tugas untuk
menentukan warna yang akan dipakai.
3.1.2 Pelaksanaan
1. Pekerjaan dan bahan-bahan terlebih dahulu harus mendapat persetujuan Pengawas,
Konsultan Perencana dan Pemberi Tugas.
2. Pelaksanaan pekerjaan disesuaikan dengan spesifikasi bahan pelapis dinding yang
dipakai.
3. Pemasangan bahan pelapis dinding dilakukan oleh tenaga ahli.
4.1.1 Persyaratan
1. Pemasangan langit-langit baru boleh dilaksanakan setelah semua peralatan yang terdapat
di dalam langit-langit (kabel-kabel, pipa-pipa, ducting-ducting, alat penggantung dan
penguat langit-langit) siap dan selesai dikerjakan.
2. Sebelum pelaksanaan, Kontraktor harus mengajukan contoh/sample untuk disetujui oleh
Konsultan Perencana, Pemberi Tugas dan Pengawas.
3. Meskipun beberapa material finishing telah ditentukan warnanya, namun sebelum
dilaksanakan harus dipresentasikan terlebih dahulu kepada Pemberi Tugas untuk
menentukan warna yang akan dipakai.
4. Dalam kaitannya dengan jenis elemen lain yang terdapat dalam rencana langit-langit
haruslah mengacu pada gambar mekanikal-elektrikal, sedangkan gambar arsitektur hanya
memuat tata letaknya saja.
5. Rangka utama system plafon rangka metal adalah terdiri dari TCR (Top Cross Rail) dan
Furring Channel. Kedua komponen ini diperkuat dengan adanya ribbing ( lekukan). Sistem
Plafon Rangka Metal furing yang sangat ringan dan tidak mudah terbakar , dipasang papan
gipsum setara jayaboard, Gyproc, A-Plus, Elephant, Knauf dengan mempergunakan
sekrup pada rangka metal furring chanel yang berlapiskan zincalum. Plafon digantung
pada struktur lantai, atap atau bias langsung dipasang pada sisi bawah kayu atau rangka
besi. Papan gipsum harus dikompound untuk memberikan hasil penyambungan yang halus
dan ideal pada permukaan papan gypsum untuk semua bentuk dekorasi. Dalam modul ini
meliputi dua metode pemasangan, yaitu metode dengan mempergunakan system plafon
gantung ( suspended ceiling ) dan metode pemasangan langsung ( Direct Fix Clips ).
4.1.2 Pelaksanaan
1. Sebelum pemasangan, Kontraktor harus memberikan contoh/sample bahan penutup
langit-langit dan harus mendapat persetujuan Konsultan Perencana, Pengawas dan
Pemberi Tugas.
2. Penggantung langit-langit harus dibuat sedemikian rupa sehingga diperoleh bidang langit-
langit yang rata, datar dan tidak melengkung.
3. Pemasangan langit-langit harus rata. Naad-naad yang pecah pada waktu pemasangan
harus diganti.
4. Kontraktor bertanggung jawab atas segala akibat yang mungkin terjadi terhadap:
Kemungkinan pemasangan partisi, dimana ada bagian-bagian partisi yang harus
disangga oleh rangka langit-langit.
Kemungkinan dibuatnya lubang-lubang untuk pemeriksaan (man-hole).
Kemungkinan-kemungkinan tidak sempurna alat-alat penggantung, sehingga langit-
langit menjadi bergelombang karenanya.
Kemungkinan-kemungkinan pemasangan alat-alat maintenance pada langit-langit di
luar bangunan.
BAB 5
PEKERJAAN PENGECATAN
5.1. UMUM
5.1.1 Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan tenaga, bahan cat (kecuali ditentukan lain) dan peralatan untuk
melaksanakan pekerjaan ini termasuk alat-alat bantunya dan alat angkutnya (bila diperlukan),
ke tempat pekerjaan seperti yang tercantum dalam gambar, uraian dan syarat teknis ini dan
perjanjian kerja. Semua pengecatan harus mendapat garansi tertulis (kartu garansi) dari
pabrikan. Cat yang digunakan setara Jotun, Mowilex, Solitex, avitex, vinilex, Dulux
5.1.2 Bahan-bahan
1. Pengecatan seluruh pekerjaan harus sesuai dengan NI-3 dan NI-4 atau sesuai dengan
spesifikasi dari pabrik cat yang bersangkutan.
2. Kontraktor wajib membuktikan keaslian cat dari pabrik tersebut mengenai hal-hal
menunjukkan kemurnian cat yang digunakan, antara lain :
Segel kaleng
Test laboratorium
Hasil akhir pengecatan
3. Hasil dari test kemurnian ini harus mendapat rekomendasi tertulis dari produsen untuk
diketahui Pengawas. Biaya test tersebut menjadi tanggungan Kontraktor.
4. Sebelum memulai pengecatan, Kontraktor wajib menyerahkan 1 contoh bahan yang masih
dalam kaleng, 3 contoh bahan yang telah dicatkan pada permukaan plywood ukuran 40 x
40 cm dengan teknik duco lengkap PVC edging di sudut – sudut sisi, brosur lengkap dan
jaminan dari pabrik.
5.1.3 Pelaksanaan
5.1.3.1 Umum
1. Sebelum dikerjakan, semua bahan harus ditunjukkan kepada Pengawas
beserta ketentuan/persyaratan jaminan pabrik untuk mendapatkan
persetujuannya. Bahan yang tidak disetujui harus diganti tanpa biaya
tambahan.
5.1.3.2 Teknis
1. Lakukan pengecatan dengan cara terbaik, yang sesuai dengan prosedur dan
teknik pengecatan. Dilakukan kecuali spesifikasi lain. Jadi urutan
pengecatan, penggunaan lapisan-lapisan dasar dan tebal lapisan penutup
minimal sama dengan persyaratan pabrik. Pengecatan harus rata, tidak
bertumpuk, tidak bercucuran atau ada bekas - bekas yang menunjukkan
tanda-tanda sapuan atau semprotan dan roller.
2. Kesiapan dinding dalam aplikasi cat harus didasarkan pada evaluasi pabrik
cat yang dipilih atau ditunjuk.
3. Sapukan semua dasar dengan cat dasar memakai kuas. Penyemprotan
hanya diijinkan dilakukan bila disetujui Pengawas .
4. Pengecatan kembali dilakukan bila ada cat dasar atau cat akhir yang kurang
menutupi, atau lepas. Pengulangan pengecatan dilakukan sebagaimana
ditunjukkan oleh Pengawas, serta harus mengikuti petunjuk dan spesifikasi
yang dikeluarkan pabrik yang bersangkutan.
5. Pembersihan permukaan harus mendapat persetujuan. Pekerjaan termasuk
penggunaan ongkos, pencucian dengan air, maupun pembersihan dengan
kain kering.
6. Kerapian pekerjaan cat ini dituntut untuk tidak mengotori dan menggangu
pekerjaan finishing lain, atau pekerjaan lain yang sudah terpasang.
Pekerjaan yang tidak sempurna diulang dan diperbaiki atas tanggungan
Kontraktor.
5.1.4 Pengujian Mutu Pekerjaan
1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor wajib melakukan percobaan atas semua
pekerjaan yang akan dilaksanakan atas biaya sendiri. Pengecatan yang tidak disetujui
Pengawas harus diulangi/diganti, atas biaya Kontraktor.
2. Pada waktu penyerahan, pihak pabrik dengan Kontraktor harus memberi jaminan selama
minimal 2 tahun atas semua pekerjaan pengecatan, terhadap kemungkinan cacat karena
cuaca warna dan kerusakan cat lainnya.
BAB 6
PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA
6.1. PEKERJAAN KUSEN ALUMINIUM
6.1.1 Lingkup Pekerjaan
1. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
2. Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen pintu, kusen jendela, back mullion, kusen bouvenlicht
seperti yang dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar perencanaan.
6.1.2 Persyaratan Bahan
6.1.2.1 Standar
Seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan dalam:
1. The Aluminium Association (AA)
2. Architectural Aluminium Manufactures Association (AAMA)
3. American Standards For Testing Material (ASTM)
6.1.2.2 Kusen Aluminium yang digunakan
1. Bahan
Dari bahan aluminium framing system Setara Alexindo, Alcomend,
Alcomexindo, Kalindo, Damai.
2. Bentuk Profil
Sesuai shop drawing yang disetujui Pengawas.
3. Ukuran Profil
a. Ukuran Proril menggunakan alumunium profil 3” dengan ketebalan 1
mm digunakan untuk semua kusen.
4. Nilai Deformasi : 0
Artinya tidak diijinkan adanya celah atau kemiringan.
6.1.2.3 Sealant
Sealant untuk kaca pada rangka aluminium harus menggunakan bahan sejenis
silicon sealant yaitu “Silicon Glazing Sealant” produksi Dow Corning atau yang
setara.
6.1.2.4 Contoh-contoh
Kontraktor harus menyerahkan kepada Pengawas contoh potongan kusen
aluminium dari ukuran 40 cm, beserta brosur lengkap dari pabrik/produsen.
Kontraktor harus membuat shop drawing untuk dikonsultasikan dengan
Pengawas.
6.1.2.5 Penyimpanan dan Pengiriman
Penyimpanan harus diruang beratap, bersih, kering dan dijaga agar tidak terjadi
abrasi atau kerusakan lain serta tidak dekat dengan tempat pembakaran.
1. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan
pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2. Pekerjaan kaca meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam detail gambar.
3. Kontraktor harus membuat shopdrawing dan menghitung kekuatan kaca terhadap terpaan angin.
4. Bila ada kegagalan/keruntuhan kaca, kontraktor harus bertanggungjawab penuh.
5. Tipe Kaca dan ketebalan sesuai dengan gambar
BAB 8
PEKERJAAN SANITAIR
8.8. Pemasangan
1. Kontraktor harus minta ijin kepada Pengawas tentang cara, waktu dan letak pemasangan peralatan
sanitair pada Toilet, Pantry dan lain-lain.
2. Pemasangan harus kuat, rapi dan bersih.
8.9. Pelaksanaan
Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang berhubungan dengan Mekanikal dan
Elektrikal, agar pekerjaan M & E tersebut tidak rusak. Jika terjadi kerusakan, maka Kontraktor harus
mengganti tanpa biaya tambahan.
BAB 9
PEKERJAAN PENGGANTUNG, HANDLE, KUNCI
BAB 10
PEKERJAAN FASAD BANGUNAN
2. GAMBAR-GAMBAR
a. Gambar-gambar perencanaan tidak dimaksudkan untuk menunjukkan semua accessories dan fixture secara
terperinci. Semua bagian diatas walaupun tidak digambarkan atau disebutkan secara spesifik harus
disediakan dan dipasang oleh Pemborong, sehingga sistem dapat bekerja dengan baik.
b. Gambar-gambar instalasi menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan instalasi. Sedang
pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari proyek. Gambar-gambar Arsitektur
dan Struktur/Sipil harus dipakai sebagai referensi untuk pelaksana dan detail "finishing" dari proyek.
c. Sebelum pekerjaan dimulai, Pemborong harus mengajukan gambar- gambar kerja dan detail (working
drawing) yang harus diajukan kepada MK/Pengawas untuk mendapatkan persetujuan. Setiap shop
drawing yang diajukan Pemborong untuk disetujui MK/Pengawas dianggap bahwa Pemborong telah
mempelajari situasi dan telah berkonsultasi dengan pekerjaan instalasi lainnya.
d. Pemborong harus membuat catatan-catatan yang cermat dari penyesuaian- penyesuaian pelaksanaan
pekerjaan di lapangan, catatan-catatan tersebut harus dituangkan dalam satu set lengkap gambar
(kalkir) dan lima set lengkap gambar blue print sebagai gambar-gambar sesuai pelaksanaan (as built
drawings). As built drawings harus diserahkan kepada MK/Pengawas segera setelah pekerjaan selesai 100
%.
3. KOORDINASI
a. Pemborong pekerjaan instalasi dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus bekerja sama dengan
Pemborong bidang atau disiplin lainnya, agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai
dengan jadwal waktu yang telah ditentukan.
b. Koordinasi yang baik perlu diadakan untuk mencegah agar pekerjaan yang satu tidak menghalangi/
menghambat pekerjaan lainnya.
7. PERLINDUNGAN PEMILIK
Atas penggunaan bahan material, sistem dan lain-lain oleh Kontraktor, Pemilik dijamin dan dibebaskan dari segala
claim ataupun tuntutan yuridis lainnya.
8. CONTOH
Kontraktor harus menyerahkan contoh/brosur dari bahan-bahan/material yang akan dipasang disini untuk
dimintakan persetujuan MK/Pengawas. Semua biaya berkenaan dengan penyerahan dan pengambilan
contoh-contoh ini menjadi tanggungan pemborong.
9. PENGETESAN
Pemborong harus melakukan semua pengetesan seperti yang dipersyaratkan disini dan
mendemonstrasikan cara kerja dari segenap sistem, yang disaksikan oleh MK/Pengawas. Semua tenaga,
bahan dan perlengkapan yang perlu untuk percobaan tersebut, merupakan tanggung jawab Pemborong.
12. LAPORAN
a. Laporan Harian :
Pemborong wajib membuat "Laporan Harian" dan "Laporan Mingguan" yang memberikan gambaran dari
kegiatan- kegiatan yang dilakukan di lapangan secara jelas. Laporan tersebut dibuat dalam rangka 3
(tiga) meliputi :
1. Kegiatan Fisik.
2. Catatan dan perintah MK/Pengawas yang disampaikan baik secara lisan maupun tertulis.
3. Hal-hal yang menyangkut masalah :
o Material (masuk/ ditolak)
o Jumlah tenaga kerja
o Keadaan cuaca
o Pekerjaan tambah / kurang.
Berdasarkan laporan harian, dibuat laporan mingguan dimana laporan tersebut berisi ikhtisar dan
catatan prestasi atas pekerjaan minggu lalu dan rencana pekerjaan minggu depan. Laporan ini harus
ditandatangani oleh Manager Proyek dan diserahkan pada MK/Pengawas untuk diketahui/disetujui.
Plambing
o Peraturan Daerah (PERDA) setempat
o Peraturan-peraturan Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum
o Perencanaan & Pemeliharaan Sistem Plumbing, Soufyan Nurbambang & Morimura.
o Pedoman Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2011 atau edisi terakhir.
o SNI 03-6481-2000 atau edisi terakhir tentang Sistem Plumbing
o Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.58 tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Rumah
Sakit.
o Keputusan Menteri Kesehatan No. 492 tahun 2010 tentang Mutu Air Minum
Pemadam Kebakaran
2. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan sistem elektrikal :
a. Pengadaan dan pemasangan dan penyambungan instalasi kabel utama dari panel distribusi menuju ke
ruang panel disetiap lantai, lengkap dengan seluruh instalasinya termasuk armature, saklar dan stop kontak
b. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan berbagai type dan ukuran kabel tegangan rendah
sesuai dengan gambar rencana.
c. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan panel-panel tegangan rendah sesuai dengan gambar
rencana.
d. Pekerjaan instalasi penerangan dan stop kontak, meliputi :
o Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis armatur lampu dan jenis lampu sesuai gambar
rencana.
o Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis stop kontak biasa, stop kontak daya dan stop kontak
khusus.
o Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis saklar, grid switch dan saklar tukar.
o Pengadaan dan pemasangan berbagai cable ladder, cable tray dan cable trunking.
o Pengadaan, pemasangan dan penyambungan pipa instalasi pelindung kabel serta berbagai
accessories lainnya seperti : box untuk saklar dan stop kontak, junction box, fleksibel conduit,
bends/elbows, socket dan lain-lain.
o Pengadaan, pemasangan dan penyambungan kabel instalasi penerangan dan stop kontak.
e. Pekerjaan sistem penerangan luar (Outdoor Lighting)
o Pengadaan dan pemasangan lampu penerangan luar lengkap dengan tiang, pondasi, armature dan
accessories lainnya.
o Pengadaan dan pemasangan instalasi penerangan luar lengkap dengan conduit, pelindung kabel dan
accessories lainnya.
f. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan system pentanahan lengkap dengan box kontrol, elektroda
pentanahan dan accessories lainnya.
g. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan sistem penangkal petir lengkap dengan accessories lainnya.
h. Pengadaan, pemasangan pekerjaan lainnya yang menunjang sistem ini agar dapat beroperasi dengan
baik (seperti pekerjaan bak kontrol, kabel rack, support equipment dan accessories lainnya.
3. Karakteristik Panel
* Tegangan kerja : 400 volt
* Tegangan uji : 3.000 volt
* Tegangan uji impulse : 20.000 volt
* Frekwensi : 50 Hz
4. Persyaratan-persyaratan Kerja Starter Motor Y - D
Kerja starter motor Y-D adalah Automatic starter motor Y-D dan harus dapat dihidupkan secara manual atau
remote.
Masing-masing starter motor Y-D terdiri dari :
* 3 buah kontaktor daya
* 1 thermal overload relay
* 1 motor timer
* 1 tombol start stop
* 1 selector switch 3 posisi (local, stop, remote)
* 3 indicator lamp :
◊ Merah : Fault
◊ Hijau : Stop
◊ Orange : Start
* Khusus untuk hydrant harus dilengkapi dengan alat starting automatic. Hydrant harus dapat start
secara automatic, bila panel hydrant mendapat signal dari Master Control Fire Alarm.
* Khusus untuk peralatan-peralatan yang memerlukan pengaturan variable speed digunakan inverter.
5. Konstruksi Panel
a) Switchgear tegangan rendah harus dapat dioperasikan dengan aman oleh petugas, misalnya seperti
pengoperasian sakelar daya (MCCB), pemutus tenaga (CB), pemasangan kembali indikator-indikator,
pengecekan tegangan, pengecekan gangguan dan sebagainya.
b. Splice / Pencabangan
Tidak diperkenankan adanya "Splice" ataupun sambungan-sambungan baik dalam feeder maupun cabang-
cabang, kecuali pada outlet atau kotak-kotak penghubung yang bisa dicapai (accessible).
Sambungan pada kabel circuit cabang harus dibuat secara mekanis dan harus teguh secara electric, dengan
cara-cara "Solderless Connector". Jenis kabel tekanan, jenis compression atau soldered.
Dalam membuat "Splice" konector harus dihubungkan pada konductor- konduktor dengan baik, sehingga semua
konductor tersambung, tidak ada kabel-kabel telanjang yang kelihatan dan tidak bisa lepas oleh getaran.
Semua sambungan kabel baik di dalam junction box, panel ataupun tempat lainnya harus mempergunakan
connector yang terbuat dari temaga yang diisolasi dengan porselen atau bakelite ataupun PVC, yang
diameternya disesuaikan dengan diameter kabel.
c. Bahan Isolasi
Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lain-lain seperti karet, PVC, asbes, tape sintetis, resin, splice
case, compostion dan lain-lain harus dari type yang disetujui, untuk penggunaan, lokasi voltage dan lain-lain
tertentu itu harus dipasang memakai cara yang disetujui menurut anjuran perwakilan Pemerintah dan atau
Manufacturer.
d. Sambungan Kabel
1. Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak- kotak penyambung yang husus untuk itu
(misalnya junction box dan lain-lain). Pemborong harus memberikan brosur-brosur mengenai cara- cara
penyambungan yang dinyatakan oleh pabrik kepada Perencana.
b. Site Test
Pengetesan setelah penanaman kabel. Setelah kabel ditanam, penyambungan- penyambungan dan
pemasangan kotak akhir, maka dilakukan pengetesan dielektrik/insulation test. Marking kabel untuk
pemasangan kabel di dalam tanah harus jelas dan tidak dapat dihapus.
7. Kabel Instalasi
Pada umumnya kabel instalasi penerangan dan instalasi stop kontak harus kabel inti tembaga dengan insulasi
PVC, satu inti atau lebih (NYM, NYY). Kabel harus mempunyai penampang minimal dari 2,5 mm² kode warna
insulasi kabel harus mengikuti ketentuan PUIL 2000 sebagai berikut :
Fasa R : merah
Fasa S : kuning
Fasa T : hitam
Netral : biru
Grounding : hijau/kuning
9. Rak Kabel
Rak kabel yang dipakai untuk distribusi kabel listrik digunakan jenis cable ladder yang terbuat dari plat Mild Steel
dengan ketebalan min. 2,0 mm, dan difinishing Hot Dip Galvanis dilapisi oleh Zinchromate harus tahan terhadap bahan
kimia dan gas kimia.
2. Gedung-gedung lainnya
Sistem pembumian peralatan-peralatan dari bahan metal (panel-panel, housing peralatan, cable rack, pintu-pintu besi,
tangki-tangki dan lain-lain) harus dihubungkan pada elektroda pembumian baik secara terpadu atau secara
terpisah (individual). Elektroda pembumian terbuat dari batang tembaga diameter 1" dan harus ditanam minimal
sedalam 6 m, sehingga dapat dicapai tahanan pembumian maksimal
2 Ohm. Untuk peralatan-peralatan yang terletak di lantai atas, dapat dibuat hubungan pembumian terpadu, yaitu
dengan mengikuti standard-standard yang berlaku dalam PUIL 2000.
Ketentuan-ketentuan yang harus diikut antara lain sebagai berikut :
Penampang Konduktor yang digunakan (mm2) Penampang Konduktor daya pembumian (mm2)
< = 10 mm² 6 mm²
16 mm² 10 mm²
35 mm² 16 mm²
70 mm² 35 mm²
120 mm² 50 mm²
> = 150 mm 70 mm²
2. Referensi
Pekerjaan harus dilakukan mengikuti standard dan peraturan yang berlaku dari Dinas Keselamatan Kerja
Departemen Tenaga Kerja atau standard / peraturan yang dikeluarkan dari pabrik.
3. Material
Material yang digunakan dalam sistem proteksi petir dalam keadaan baik dan sesuai dengan yang dimaksudkan serta
disetujui oleh Direksi. Daftar material, katalog dan shop drawing harus diserahkan kepada Direksi sebelum dilakukan
pemasangan. Material atau alat-alat yang tidak sesuai dengan spesifikasi ini akan ditolak.
Sistim penangkal petir yang dipakai adalah :
⇒ Sistem electrostatic non-radio active atau ESE - Early Streamer Emission. Komponen – komponen yang
dipakai adalah sebagai berikut :
a) Penghantar :
Terdiri dari dua macam, yaitu penghantar horizontal yang menghubungkan secara listrik antara kepala
proteksi dan penghantar vertikal (down conductor) yang menghubungkan secara listrik antara kepala
penangkal dan elektroda pentanahan. Penangkal ini harus menjamin dapat mentransfer dengan aman
energi kilat dari "air terminal " ke tanah. Untuk sistem elekrostatis digunakan jenis kabel khusus lightning
protection coaxial.
b) Sistem Pentanahan :
Terminal pentanahan , terletak di dalam bak kontrol yang dilengkapi dengan elektroda pembumian bak
kontrol diperlukan untuk pengujian tahanan tanah secara berkala.
Elektroda Pentanahan :
⇒ Elektroda Pentanahan, terbuat dari Copper Rod digalvanisir dengan diameter tidak kurang dari 1" dan
panjang 6 meter dan harus dimasukkan ke dalam tanah secara vertikal dan pengukuran
tahanan pentanahan maksimum 3 Ohm.
5. Pengujian / Pengetesan
Untuk mengetahui baik atau tidaknya sistem penangkal petir yang dipasang, maka harus diadakan
pengetesan terhadap instalasinya maupun terhadap sistem pentanahannya.
Pengetesan yang harus dilakukan :
a) Down conductor test
Ukuran tahanan dari pentanahan (down conductor) dengan mempergunakan metode standar,
menggunakan meger test.
b) Continuity Test.
6. C o n t o h
Kontraktor harus menyerahkan contoh dari bahan-bahan yang akan dipergunakan / dipasang, yaitu minimal
penghantar dan elektroda pentanahan yang dimintakan dalam persyaratan. Semua biaya berkenaan dengan
penyerahan dan pengembalian contoh-contoh ini adalah tanggungan Kontraktor.
7. Pemeriksaan
Sistem penangkal petir akan diperiksa oleh Direksi untuk memastikan dipenuhinya spesifikasi ini. Semua bagian dari
instalasi ini harus diperiksa oleh Direksi terlebih dahulu sebelum tertutup atau tersembunyi. Setiap bagian yang
tidak sesuai dengan syarat - syarat spesifikasi dan gambar-gambar harus segera diganti, tanpa membebankan
tambahan pada pemilik proyek.
8. Surat Izin
Kontraktor harus sudah berpengalaman di dalam pemasangan penangkal petir ini, dibuktikan dengan
memberikan daftar proyek-proyek yang sudah pernah dikerjakan.
9. Daftar Material
Untuk semua material yang ditawarkan, maka Pemborong wajib mengisi daftar material yang menyebutkan :
merk, type, kelas lengkap dengan brosur/katalog yang dilampirkan pada waktu tender.
Tabel daftar material ini diutamakan untuk komponen-komponen yang berupa barang-barang produksi.
Apabila pada spesifikasi teknis ini atau pada gambar disebutkan beberapa merk tertentu atau kelas mutu
(quality performance) dari material atau komponen tertentu terutama untuk material-material Listrik utama,
maka pemborong wajib melakukan didalam penawarannya material yang dalam taraf mutu/pabrik yang
disebutkan itu. Apabila nanti selama proyek berjalan terjadi, bahwa material yang disebutkan pada tabel
material tidak dapat diadakan oleh Pemborong, yang diakibatkan oleh sesuatu alasan yang kuat dan dapat
diterima Pemilik, Direksi Lapangan dan Perencana, maka dapat dipikirkan penggantian merk/type dengan
suatu sanksi tertentu kepada Pemborong.
2. LINGKUP PEKERJAAN
Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya instalasi plumbing (pembuangan air kotor, air bekas
dan penyediaan air bersih) di dalam dan di luar bangunan sampai suatu sistem keseluruhan maupun bagian-
bagiannya, seperti yang tertera pada gambar-gambar maupun yang dispesifikasikan.
Termasuk didalam pekerjaan ini adalah pengadaan barang / material, instalasi dan testing terhadap seluruh
material, serah terima dan pemeliharaan selama 12 (dua belas) bulan.Ketentuan-ketentuan yang tercantum
dalam gambar maupun pada spesifikasi / syarat-syarat teknis tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan
instalasi secara keseluruhan, juga termasuk ke dalam pekerjaan ini. Secara umum pekerjaan yang harus
dilaksanakan pada proyek ini adalah : Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan,
material, peralatan dan perlengkapan sistem plumbing / sanitasi sesuai dengan peraturan / standar yang berlaku
seperti yang ditunjuk pada syarat-syarat umum untuk menunjang bekerjanya sistem / peralatan, walaupun tidak
tercantum pada syarat-syarat teknis khusus atau gambar dokumen.
Air dingin
Dalam gedung AB 10 12.50 15 PN.10 IA
Air dingin
Diluar gedung AB 10 12.50 15 PN.10 IA
Hidran di luar
gedung IH/OH 10 15 20 B.40 IA
Air limbah
pengaliran ABK 5 10 15 PV-10 IA
gravitasi
Air hujan AH 5 10 15 PV-10 IA
Air limbah
gravitasi toilet AK 5 10 15 PV-10 IA
Catatan
IA = tidak diisolasi
IB = diisolasi
GRV = GRAVITASI
Tekanan uji tidak terbatas pada table ini namun juga harus mengacu pada tekanan actual
pompa
2. Material
2.1. Pipa di Dalam Bangunan.
Pipa dengan ukuran ∅ 1½” - ∅ 4” baik pipa utama maupun pipa cabang menggunakan PVC
kelas AW.
2.2. Pipa di Luar Bangunan.
Dari ujung pipa di dalam bangunan menuju ke saluran drainase menggunakan pipa PVC kelas AW.
2.3. Accessories.
a. Fitting dari PVC harus dari bahan yang sama (PVC) yang dibuat dengan cara injection
moulding.
b. Floor drain dan clean out dari bahan stainless-teel.
c. Saringan air hujan / roof drain terbuat dari besi tulang atau fiber glass, yang mempunyai
bentuk badan cembung yang berfungsi sebagai sediment bowl.
3. Pompa Transfer
a. Pompa pemindah berfungsi untuk memindahkan air dari tangki air bawah ke tangki air atas.
b. Sistem pompa pemindah sekurang-kurangnya terdiri dari 2 ( dua ) pompa.
c. Pompa pemindah akan bekerja otomatis oleh level switch yan dipasang di tangki bawah maupun tangki atas.
d. Setiap pompa pemindah antara lain terdiri dari :
Pompa Centrifugal End Suction lengkap dengan motor
Inlet dan Outlet headers.
Katup – katup inlet dan outlet
Check valve anti pukulan air
Inlet Strainers.
Panel daya dan Pengendalian
Level switch untuk ON / OFF.
Level switch untuk proteksi pompa
Pengkabelan
Penunjuk tekanan pada inlet dan outlet pompa
Dudukan pompa.
e. Pengaturan pompa adalah sebagai berikut :
Pompa bekerja apabila muka air di tangki atas turun mencapai level L dan akan stop apabila muka air
naik sampai level H.
Semua pompa akan tiba-tiba berhenti apabila muka air di tangki bawah turun sampai level LL.
4. Pompa Booster/Distribusi
a. Pompa Booster berfungsi untuk mengalirkan air ke alat- alat plambing pada lantai-lantai yang
membutuhkan, dan harus mampu menjaga tekanan air didalam pipa pada setiap lantai merata.
b. Pompa Booster harus mampu memasok kebutuhan air kepada pemakai setiap variasi laju aliran pada
setiap saat secara otomatis.
c. Setiap boster pump harus mempunyai sekurang-kurangnya terdiri dari 2 pompa dan paling banyak 3
pompa yang bekerja pararel sedangkan laju aliran masing-masing pompa dalam berdasarkan standard
pabrik perakit booster pump.
d. Peralatan kendali, untuk laju aliran sampai dengan 4-8 m3/jam boleh mempergunakan Pressure Control
System.
2. Pompa Distribusi
Type : Packaged Booster Pump Standard Manufacturer ( Out Door Type ), Lengkap dengan
tangki tekan.
Kapasitas : 100 liter/menit
Tekanan : 48 m
Motor Rated : 0,75 kw ; 220/I Phase/ 50 Hz
Shaft Seal : Mechanical
Casing : Cast Iron/Standard Manufacturer
Efisiensi : Minimum 80%
5 . AC ( AIR CONDITIONING)
A. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan untuk butir ini adalah pengadaan dan pemasangan AC Split seperti ditunjukkan
pada gambar – gambar rencana yang melengkapi dokumen ini.
C. Spesifikasi Teknis.
o Split system air conditioning yang digunakan adalah dari type air cooled split dan air cooled
condensing unit. Pemasangan seluruh peralatan ini harus sesuai dengan schedule dari pabrik
pembuatnya.
o Outdoor Unit dari type air cooled secara utuh berasal dari assembling pabrik (factory
assembled) terhadap semua komponen, pengabelan listrik dan control, pemipaan refrigerant, leakage
testing untuk seluruh sistem.
o Compressor hendaknya dari jenis Rotary Hermatic untuk jenis wall mounted yang didinginkan
oleh gas refrigerant dan motor dilindungi secara “inherent”. Coil condenser harus terbuat dari tembaga,
fin dari aluminium yang direkatkan secara mekanis. Fan condenser harus dari jenis propeller dan
dihubungkan langsung dengan fan motor.
o Coil harus sudah diuji terhadap kebocoran dan telah didehydrated dan dilapisi gas refrigerant
secukupnya dari pabrik pembuatnya.
o Fan harus telah dibalance statis maupun dinamis dipabriknya. Fan motor hendaknya dari jenis
permanent split capasitor yang dilindungi secara inherent serta mempunyai bantalan peluru yang
dilumasi secara tetap. Dinding dan rangka hendaknya telah dicat anti karat dan sesuai untuk
pemasangan di luar.
o Evaporator blower terbuat dari jenis wall mounted sesuai dengan kebutuhan. Fan terbuat dari
jenis centrifugal dan telah dibalance di pabrik, baik secara statis maupun secara dinamis.
o Dinding unit minimal dari plat besi ukuran 20 gauges. Seluruh panel atau lubang – lubang
berpintu harus dapat dengan mudah dibuka dan rangka hendaknya dilengkapi dengan titik – titik
penyangga yang telah diperkuat. Dinding dan rangka hendaknya dilapisi dengan cat anti karat.
o Rak pengembunan air hendaknya terletak di bawah coil pendingin dan harus cukup besar untuk
menampung seluruh pengembunan uap air dari coil pada kondisi maksimal. Dinding pada unit ini
hendaknya diisolasi yang mulai pada daerah/tempat masuk sampai keluarnya udara pada unit
tersebut.
o Isolasi harus cukup kuat, tebal serta berat jenisnya cukup untuk menghalangi terjadinya
pengembunan. Isolasi harus tahan terhadap aliran udara dan tahan api sesuai dengan persyaratan
NFPA-20 standart.
D. PEMIPAAN.
Jalur –jalur pipa yang terlihat pada gambar rencana adalah gambar dasar yang menunjukkan routedan
ukuran pipa. Contractor wajib menyesuaikan dengan shop drawing dan dengan jalur – jalur instalasi lainnya
berikut detail dan potongan – potongan yang diperlukan.
Material
Pipa refrigerant : pipa tembaga atau sesuai spesifikasi pabrik.
Pipa condensasi : pipa PVC klas AW.
Isolasi Pipa
o Pipa yang diisolasi adalah pipa refrigerant dan pipa kondensasi.
o Ketebalan isolasi pipa adalah :
- Diameter s/d 1” - tebal ¾ “
- Diameter 1½ “ s/d 4” - tebal 1 “
- Diameter 2½ “ s/d 4” - tebal 1 “
- Diameter 5” ke atas - tebal 1½ “
o Setelah diisolasi dibalut dengan vinyl tape atau yang dianjurkan oleh pabrik pembuat isolasi.
o Perlindungan isolasi terhadap kerusakan.
o Untuk pipa dan alat bantu pipa (accessories) yang diisolasi dan berada di :
- ¾ Ruang terbuka (pipa terlihat).
- ¾ Ruang terbuka yang terkena hujan.
Harus memakai metal jacketing dari bahan aluminium tebal 0,5 mm dengan sistem sambungan yang
sedemikian rupa sehingga mudah dilepas tanpa merusak pelindungnya.
o Setiap gantungan pipa yang diisolasi tanpa memakai metal jacketing, antara klem gantungan dan
isolasi harus memakai metal dudukan (saddle) dari BJLS.
G. SPESIFIKASI WAKTU
a. Pelaksanaan Pemilihan Penyedia
Perkiraan waktu pelaksanaan pemilihan Penyedia 30 (tiga puluh) Hari Kalender.
b. Masa Pelaksanaan
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan/kontrak selama 180 (Seratus Delapan Puluh) Hari Kalender.