Jl. Ahmad yani 1 Ngarus, Kec. Pati, Kabupaten Pati - Jawa Tengah
(RKS)
PEKERJAAN :
KONSULTAN PERENCANA :
{
P
A
G
E
Pekerjaan : Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Rumah Susun T36/30KK/3LT
Tahun Anggaran 2023
PENDAHULUAN
{
P
A
G
E
BAB. I
3 Besi dan Konstruksi atap Baja Konvensional Besi baja SNI: KS, GG, LSI,
aluminium Konstruksi kanopi Besi profil IW
Konstruksi Aula Baja ringan
Baru/ bekas.
Kecuali ditetapkan lain secara khusus, maka semua bahan yang dipergunakan dalam/
untuk pekerjaan ini harus merupakan bahan yang baru, penggunaan bahan bekas dalam
komponen kecil maupun besar sama sekali tidak diperbolehkan/ dilarang digunakan.
REFERENSI BAHAN
5
- Mutu dan Cara Uji Agregat Beton (SII 0052-80).
- Baja Tulangan Beton (SII 0136-84).
- Peraturan Bangunan Nasional 1978.
- Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat.
- Petunjuk Perencanaan Struktur Bangunan untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran pada
Bangunan Rumah dan Gedung (SKBI-2.3.53.1987 UDC:699.81:624.04).
BAB II
Peralatan Pekerjaan
{
P
A
G
E
SPESIFIKASI JABATAN KERJA KONSTRUKSI
1. Personil yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan jasa Konstruksi adalah sebagai
{
P
A
G
E
2. Penyedia wajib menghadirkan personil sesuai dengan yang tercantum dalam dokumen
penawaran dan dapat menunjukkan Surat Keterampilan Kerja (SKT) asli sesuai dengan yang
dipersyaratkan pada saat rapat persiapan penunjukan pemenang.
3. Penyedia diharuskan memaparkan metodelogi pelaksanaan pekerjaan untuk masing -masing
item pekerjaan yang tercantum dalam dokumen mata pembayaran pada saat
PreConstructionMeeting (PCM).
4. Dukungan Material danPeralatan Dukungan material dan peralatan disertai pricelist harga,
dukungan tersebut merupakan kerjasama antara pihak I dan pihak II disertai pernyataan
ketersediaan peralatan kerjadan material utama (merupakan syarat penerbitanSPPBJ)
5. Tingkat Resiko Pekerjaan Untuk paket pekerjaan ini masuk dalam katagoritingkat resiko Kecil
6. Koefisien pada Analisa Harga Pekerjaan Perhitungan penawaran pada Harga Satuan Pekerjaan
mengacu pada Analisa yang ada pada dokumen BQ
7. Kepersertaan BPJS Ketenagakerjaan Pada pekerjaan iniPengguna Anggaran / Kuasa
PenggunaAnggaran memandang perlu mensyaratkan Sertifikasi BPJS Ketenagakerjaan sesuai
dengan Peraturan Menteri Ketenaga Kerjaan Republik Indonesia No. 44 Tahun 2015 tentang
Penyelenggaraan program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian bagi Pekerja Harian
Lepas, Borongan dan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu pada sector Usaha Jasa
Konstruksi(merupakan syarat penerbitanSPPBJ)
BAB III
UMUM
Pasal 1
1.1. Spesifikasi Teknis Umum ini merupakan persyaratan dari segi teknis yang secara
umum berlaku untuk seluruh bagian pekerjaan Jasa Konsultansi Perencanaan
Pembangunan Rumah Susun T36/30KK/3LT Tahun Anggaran 2023
1.2. Penyedia harus melindungi pemilik dari tuntutan atas hak paten, lisensi serta hak Cipta
yang melekat pada barang, bahan dan jasa yang digunakan atau disediakan Penyedia
untuk melaksanakan pekerjaan.
{
P
A
G
E
BATASAN /
PERATURAN Pasal 2
s. Permen PU no. 21 tahun 2019 tentang Standar Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan
Konstruksi
{
P
A
G
E
RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI
Pasal 3
Penerapan SMKK dalam tahapan pemilihan Penyedia Jasa oleh Pengguna Jasa sebagaimana
dimaksud dalam pasal 13 huruf a dituangkan dalam dokumen pemilihan dengan menilai RKK sesuai
dengan format huruf E sebagaimana tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini; maka ditetapkan Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan
Rumah Susun T36/30KK/3LT Tahun Anggaran 2023.
Identifikasi Bahaya K3 yang memuat rincian singkat perihal penjelasan potensi, jenis dan identifikasi
bahaya serta kriteria evaluasi K3K, sebagai berikut:
- Helem pengaman
- Rompi
- Sarung Tangan
- Kacamata Las
- Sepatu Kerja
- Safety harness
Tabel identifikasi Bahaya
NO Uraian Pekerjaan Potensi Bahaya / Indentifikasi Bahaya
1. Pembersihan Lokasi Terjatuh dari ketinggian
Terjatuh dari ketinggian
Terjatuh dari ketinggian
2. Pembongkaran Bangunan existing tertimpa bongkaran bangunan
tergores atau Tersayat material tajam
Tertimpa material
6. Pekerjaan bongkar pasang bekisting tergores material bekisting (kayu atau logam)
di bawa atau di atas tertusuk paku
terpukul palu
terjatuh dari ketinggian (>2 meter)
10
7. Pekerjaan Pemasangan rangka & Pekerja terjatuh dari ketinggian (>5 meter)
Penutup, atap baja
14. Pekerjaan Pemasangan pintu dan jendela Terluka akibat penggunaan alat
11
JENIS DAN MUTU BAHAN
Pasal 4
a. Jenis dan mutu bahan yang akan dilaksanakan harus diutamakan bahan-bahan produksi
dalam negeri, sesuai dengan keputusan bersama Menteri Perdagangan dan Koperasi,
Menteri Perindustrian dan Menteri Penertiban Aparatur Negara Pepres 16 Tahun 2018
Sebagaimana diubah Terakhir Dengan Pepres 12 Tahun 2021
b. Bahan-bahan bangunan/tenaga kerja setempat, sesuai dengan lokasi yang ditunjuk, bila
bahan- bahan bangunan dari semua jenis memenuhi syarat teknis, sesuai dengan peraturan
yang ada dianjurkan untuk dipergunakan dengan mendapatkan ijin dari Pejabat Pembuat
Komitmen / Direksi (secara tertulis).
c. Bila bahan-bahan bangunan yang telah memenuhi spesifikasi teknis terdapat
beberapa/bermacammacam jenis (merk) diharuskan untuk memakai jenis dan mutu bahan
satu jenis.
d. Bila Penyedia telah menanda tangani/melaksanakan jenis dan mutu bahan untuk pekerjaan
atau bagian pekerjaan tidak sesuai dengan yang telah ditetapkan bahan-bahan tersebut harus
ditolak dan dikeluarkan dari lokasi pekerjaan paling lambat 24 jam setelah ditolak dan biaya
menjadi tanggung jawab Penyedia.
e. Bila dalam uraian dan syarat-syarat yang disebutkan nama pabrik pembuatan dari suatu
barang, maka ini hanya dimaksudkan untuk menunjukan kualitas dan tipe dari barang-
barang yang memuaskan Pemberi Tugas.
URAIAN PEKERJAAN
Pasal 5
1. Penyediaan
Penyedia harus menyediakan segala yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan
secara sempurna dan efisien dengan urutan yang teratur, termasuk semua alat-alat
pembantu yang dipergunakan seperti andang-andang, alat-alat pengangkat, mesin-mesin,
alat-alat penarik dan sebagainya yang diperlukan oleh Penyedia dan untuk semua alat-
alat tersebut pada waktu pekerjaan selesai karena sudah tidak berguna lagi, dan untuk
memperbaiki kerusakan yang diakibatkannya.
{
P
A
G
E}
2. Kuantitas dan kualitas pekerjaan
a. Kuantitas dan kualitas pekerjaan yang termasuk dalam harga kontrak harus dianggap
seperti apa yang tertera dalam gambar kontrak atau diuraikan dalam uraian dan
syarat-syarat. Tetapi kecuali yang disebut diatas apa yang tertera dalam uraian dan
syarat-syarat dalam kontrak itu bagaimanapun tidak boleh menolak, merubah atau
mempengaruhi penerapan dari apa yang tercantum dalam syarat-syarat ini.
b. Kekeliruan dalam uraian pekerjaan atau kuantitas atau pengurangan bagian-bagian
dari gambar dan uraian dan syarat-syarat tidak boleh merusak (membatalkan) kontrak
ini, tetapi hendaknya diperbaiki dan dianggap suatu perubahan yang dikehendaki oleh
pemberi tugas.
GAMBAR-GAMBAR PEKERJAAN
Pasal 6
1. Gambar-gambar rencana pekerjaan yang terdiri dari gambar rencana, gambar detail
konstruksi, gambar situasi dan sebagainya yang telah dilaksanakan oleh perencana telah
disampaikan kepada Penyedia beserta dokumen-dokumen lain. Penyedia tidak boleh
mengubah atau menambah tanpa mendapat persetujuan tertulis dari Pejabat Pembuat
Komitmen. Gambar- gambar tersebut tidak boleh diberikan kepada pihak lain yang tidak
ada hubungannya dengan pekerjaan Penyediaan ini atau dipergunakan untuk maksud-maksud
lain.
2. Gambar-gambar tambahan
Bila Pejabat Pembuat Komitmen / Direksi menganggap perlu, maka Konsultan Perencana
harus membuat gambar detail (gambar penjelasan) bersifat prinsip yang disyahkan oleh
Direksi, gambar - gambar tersebut menjadi milik Direksi.
3. As Built Drawing (Gambar yang sesuai sebagaimana yang dilaksanakan) Untuk semua
pekerjaan yang belum terdapat dalam gambar-gambar baik penyimpangan atas perintah
pemberi Tugas atau tidak, Penyedia harus membuat gambar-gambar yang sesuai dengan
apa yang telah dilaksanakan (As Built Drawing) yang jelas memperhatikan perbedaan
antara gambar-gambar kontrak dan pekerjaan yang dilaksanakan. Gambar-gambar tersebut
harus diserahkan dalam rangkap 3 (tiga) dan semua biaya pembuatannya ditanggung oleh
Penyedia
{
P
A
G
E}
4. Gambar detail pelaksanaan ( Shop Drawing)
Sebelum proses pemasangan, Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing) yang
meliputi semua pekerjaan detail, harus disediakan oleh Penyedia dan harus diserahkan
ke Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
Semua dimensi harus disesuaikan di lapangan dan harus ditunjukkan dalam Gambar
Data
Pelaksanaan (Shop Drawing).
Penyedia harus bertanggungjawab terhadap segala perbedaan dimensi dan semua
bagian pekerjaan, koordinasi dengan pekerjaan lain, dan semua pekerjaan yang
diperlukan untuk mengakomodasi pekerjaan yang termasuk didalamnya mewujudkan
tujuan disain. ▪ Shop Drawing (Gambar Kerja) harus dibuat oleh Penyedia sebelum
suatu komponen konstruksi dilaksanakan bila :
- Gambar detail yang tertuang di dalam dokumen kontrak tidak ada atau kurang
memadai.
- Terjadinya penyimpangan pelaksanaan (tetapi masih dalam batas toleransi yang
diijinkan) pada detail pelaksanaan yang mendahuluinya.
- Konsultan Pengawas memerintahkan secara tertulis untuk itu, demi kesempurnaan
konstruksi.
- Shop Drawing harus sudah mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas sebelum
elemen konstruksi yang bersangkutan dilaksanakan.
5. Gambar-gambar ditempat pekerjaan
Penyedia harus menyimpan ditempat pekerjaan satu rangkap gambar kontrak lengkap
termasuk rencana Kerja dan Syarat-syarat, Berita Acara Aanwijzing, Time Schedule
dalam keadaan baik (dapat dibaca dengan jelas) termasuk perubahan-perubahan
terakhir dalam masa pelaksanaan pekerjaan, agar tersedia jika pemberi tugas atau
wakilnya sewaktu-waktu memerlukan.
{
P
A
G
E}
TEMPAT TINGGAL (DOMISILI)
Pasal 7
a. Adapun kebangsaan Penyedia, Sub Penyedia, leveransir atau penengah (Arbitrase) dan
dimanapun mereka bertempat tinggal /menetap (domisili) atau dimanapun pekerjaan atau
bagian pekerjaan berada Undang-undang Republik Indonesia adalah Undang-undang yang
melindungi kontrak ini.
a. Bila terdapat perbedaan gambar, antara gambar rencana dan gambar detail maka gambar detail
yang dipakai/diikuti.
b. Bila skala gambar tidak sesuai dengan angka ukuran, maka ukuran dengan angka yang diikuti,
kecuali bila terjadi kesalahan penulisan angka tersebut yang jelas akan menyebabkan
ketidaksempurnaan / ketidaksesuaian konstruksi, harus mendapatkan keputusan Konsultan
Pengawas lebih dahulu.
c. Bila terdapat perbedaan antara Spesifikasi Teknis dan gambar, maka Spesifikasi Teknis dan RAB yang
diikuti kecuali bila hal tersebut terjadi karena kesalahan penulisan, yang jelas mengakibatkan
kerusakan/kelemahan konstruksi, harus mendapatkan keputusan Konsultan Pengawas.
d. Spesifikasi Teknis dan gambar saling melengkapi bila di dalam gambar menyebutkan lengkap sedang
Spesifikasi Teknis tidak, maka gambar yang harus diikuti demikian juga sebaliknya.
e. Yang dimaksud dengan Spesifikasi Teknis dan gambar di atas adalah Spesifikasi Teknis dan gambar
setelah mendapatkan perubahan/penyempurnaan di dalam berita acara penjelasan pekerjaan
f. Penyedia berkewajiban untuk mengadakan penelitian tentang hal-hal tersebut diatas. Setelah
Penyedia menerima dokumen dari Pejabat Pembuat Komitmen dan hal tersebut akan dibahas
dalam rapat penjelasan.
g. Sebelum melaksanakan pekerjaan Penyedia diharuskan meneliti kembali semua dokumen yang ada
untuk disesuaikan dengan Berita Acara Rapat penjelasan.
{
P
A
G
E}
SARANA DAN CARA KERJA
Pasal 9
a. Penyedia wajib memeriksa kebenaran dari kondisi pekerjaan meninjau tempat pekerjaan,
melakukan pengukuran-pengukuran dan mempertimbangkan seluruh lingkup pekerjaan yang
dibutuhkan untuk penyelesaian dan kelengkapan dari proyek.
b. Penyedia harus menyediakan tenaga kerja serta tenaga ahli yang cakap dan memadai
dengan jenis pekerjaan yang dilaksanakan, serta tidak akan mempekerjakan orang-orang yang
tidak tepat atau tidak terampil untuk jenis-jenis pekerjaan yang ditugaskan kepadanya. Penyedia
harus selalu menjaga disiplin dan aturan yang baik diantara pekerja/karyawannya.
c. Penyedia harus menyediakan alat-alat kerja yang diperlukan untuk pekerjaan ini. Peralatan dan
perlengkapan itu harus dalam kondisi baik.
d. Penyedia wajib mengawasi dan mengatur pekerjaan dengan perhatian penuh dan
menggunakan kemampuan terbaiknya. Penyedia bertanggung jawab penuh atas seluruh cara
pelaksanaan, metode, teknik, urut-urutan dan prosedur, serta pengaturan semua bagian
pekerjaan yang tercantum dalam Kontrak.
e. Shop Drawing (gambar kerja) harus dibuat oleh Penyedia sebelum suatu komponen
konstruksi dilaksanakan.
f. Shop Drawing harus sudah mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas dan Konsultan
g. Sebelum penyerahan pekerjaan kesatu, Penyedia Pelaksana sudah harus menyelesaikan gambar
sesuai pelaksanaan yang terdiri atas :
{
P
A
G
E}
j. Gambar sesuai pelaksanaan dan buku penggunaan dan pemeliharaan bangunan merupakan
bagian pekerjaan yang harus diserahkan pada saat penyerahan kesatu, kekurangan dalam hal
ini berakibat penyerahan pekerjaan kesatu tidak dapat dilakukan.
PERSIAPAN DI LAPANGAN
Pasal 10
3. SALURAN PEMBUANGAN
Penyedia harus membuat saluran pembuangan sementara untuk menjaga agar daerah
bangunan selalu dalam keadaan kering/tidak basah tergenang air hujan atau air
buangan. Saluran dihubungkan ke parit/selokan yang terdekat atau menurut petunjuk
Konsultan Pengawas
4. PEMBERSIHAN HALAMAN
a. Semua penghalang di dalam batas tanah yang menghalangi jalannya pekerjaan
seperti pepohonan, batu-batuan atau puing-puing bekas bangunan harus
dibongkar dan dibersihkan serta dipindahkan dari tanah bangunan kecuali barang-
barang yang ditentukan harus dilindungi agar tetap utuh.
b. Pelaksanaan pembersihan harus dilakukan dengan sebaik-baiknya. Bila terdapat
bahan- bahan bekas bongkaran tidak diperkenankan untuk dipergunakan kembali
dan harus dikumpulkan menjadi satu untuk selanjutnya dibuatkan Berita Acara Bekas
Bongkaran.
5. KOORDINASI
a. Sebelum pekerjaan dimulai, Penyedia harus menyiapkan bahan-bahan yang dibutuhkan
dalam pelaksanaan pekerjaan dan harus ditempatkan pada tempat yang sudah
disediakan oleh User / Pemberi Tugas dan Penempatan barang-barang tersebut harus
rapi sehingga tidak mengganggu lingkungan sekitarnya dan aktifitas kerja dilingkungan
lokasi pembangunan.
b. Berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan ini, jika Penyedia memanfaatkan / memakai
fasilitas yang ada dilingkungan sekolah harus ada Ijin tertulis dari Pejabat Pembuat
Komitmen atau pejabat lainnya yang ditunjuk dan harus mentaati segala peraturan-
peraturan/aturan-aturan yang ada.
{
P
A
G
E}
JADWAL PELAKSANAAN
Pasal 11
c. Bila selama 10 hari setelah pelaksanaan pekerjaan dimulai, Penyedia belum menyelesaikan
pembuatan jadwal pelaksanaan, maka Penyedia Pelaksana harus dapat menyajikan
jadwal pelaksanaan sementara minimal untuk 2 minggu pertama dan 2 minggu kedua dari
pelaksanaan pekerjaan.
1. Penyedia dan Prosedur Pelaksanaan Penyedia harus mengawasi dan memimpin pekerjaan
dengan menggunakan kecakapan dan perhatian sepenuhnya. Ia harus semata-
mata bertanggung jawab untuk semua alat-alat konstruksi, cara-cara teknik urutan dan
prosedur dan untuk mengkoordinasikan semua bagian pekerjaan yang berada didalam
kontrak.
{
P
A
G
E}
b. Sebagai penanggung jawab di lapangan pekerjaan pelaksanaan harus mempelajari dan
mendalami semua isi gambar, bestek dan Berita Acara Aanwijzing sehingga tidak terjadi
kesalahan-kesalahan konstruksi maupun kualitas bahan-bahan yang harus dilaksanakan.
{
P
A
G
E}
JAMINAN DAN KESELAMATAN BURUH
Pasal 14
Apabila terjadi kecelakaan untuk tenaga kerja yang melaksanakan pekerjaan tersebut
pada waktu pelaksanaan, Penyedia harus segera mengambil tindakan yang perlu untuk
keselamatan si korban dengan biaya pengobatan dan lain-lain menjadi tanggung jawab
Penyedia dan harus segera melaporkan kepada Instansi yang berwenang dan Direksi.
3. Dilokasi pekerjaan harus disediakan kotak obat-obatan untuk pertolongan pertama yang
selalu tersedia dalam setiap saat dan berada ditempat Direksi Keet/Bouwkeet.
{
P
A
G
E}
SYARAT-SYARAT CARA PEMERIKSAAN BAHAN BANGUNAN
Pasal 16
a. Penyedia harus selalu memegang teguh disiplin keras dan perintah yang baik antara
pekerjanya dan tak akan mengerjakan tenaga yang tidak sesuai atau tidak mempunyai
keahlian dalam tugas yang diserahkan kepadanya.
b. Penyedia menjamin bahwa semua bahan bangunan dan perlengkapan yang disediakan
menurut kontrak dalam keadaan baru dan bahwa semua pekerjaan akan berkualitas
baik bebas dari cacat. Semua pekerjaan yang tidak sesuai dengan standart ini dapat
dianggap defiktif.
c. Dalam pengajuan penawaran Penyedia harus memperhitungkan biaya-
biaya pengujian/pemerikasaan berbagai bahan pekerjaan.
d. Diluar jumlah tersebut Penyedia tetap bertanggungjawab atas biaya-biaya pengiriman
yang tidak memenuhi syarat-syarat yang dikehendaki.
a. Pemberi tugas berhak mengeluarkan instruksi agar Penyedia membongkar pekerjaan apa
saja yang telah ditutup untuk diperiksa, atau mengatur untuk mengadakan pengujian
bahan-bahan atau barangbarang baik yang sudah maupun yang belum dimasukkan
dalam pekerjaan atau yang sudah dilaksanakan. Ongkos untuk pekerjaan dan sebagainya
menjadi beban Penyedia untuk disempurnakan dengan kontrak.
b. Pemberi tugas berhak mengeluarkan instruksi untuk menyingkirkan dari tempat
pekerjaan, pekerjaan-pekerjaan, bahan-bahan atau barang apa saja yang tidak sesuai
dengan kontrak
c. Pemberi tugas berhak (tetap tidak dengan cara tidak adil atau menyusahkan)
mengeluarkan perintah yang menghendaki pemecatan siapa saja dari pekerjaan.
{
P
A
G
E}
PEKERJAAN TAMBAH DAN KURANG
Pasal 18
a. Penyedia berkewajiban sesuai dengan pekerjaan yang diterima menurut gambar-gambar detail
yang telah disahkan oleh Direksi melaksanakan secara keseluruhan atau dalam bagian-bagian
menurut persyaratan-persyaratan teknis untuk mendapatkan pekerjaan yang baik.
b. Penyedia selanjutnya berkewajiban pula tanpa tambahan biaya mengerjakan segala sesuatu
demi kesempurnaan pekerjaan atau memakai bahan-bahan yang tepat walaupun satu dan lain
hal tidak dicantumkan dalam gambar dan bestek
c. Pekerjaan tambah dan kurang hanya dapat dikerjakan atas perintah atau persetujuan secara
tertulis dari Direksi. Selanjutnya perhitungan penambahan atau pengurangan pekerjaan
dilakukan atas dasar harga yang disetujui oleh kedua belah pihak jika tidak tercantum dalam
daftar harga upah dan satuan pekerjaan.
d. Pekerjaan tambah dan kurang yang dikerjakan tidak seizin direksi secara tertulis adalah tidak sah
dan menjadi tanggung jawab Penyedia sepenuhnya.
a. Penyedia tidak diizinkan membuat iklan dalam bentuk apapun, dalam batas-batas lapangan
pekerjaan atau ditanah yang berdekatan tanpa tanpa ijin Direksi.
b. Penyedia harus melarang siapapun yang tidak berkepentingan memasuki lapangan pekerjaan.
c. Penyedia wajib membuat dan memasang papan nama proyek di bagian depan halaman proyek
sehingga mudah dilihat umum. sesuai dengan gambar . Penyedia tidak diijinkan menempatkan
atau memasang reklame dalam bentuk apapun di halaman dan di sekitar proyek tanpa ijin dari
Pemberi Tugas.
{
P
A
G
E}
2. Apabila tidak diperoleh persetujuan oleh suatu dan lain hal, maka kontraktor harus
segera mengganti barang-barang tersebut dan diserahkan kepada Pemilik / Konsultan
Pengawas untuk mendapat persetujuan.
{
P
A
G
E}
PENGAMANAN LOKASI
Pasal 22
Penyedia bertanggung jawab atas keamanan seluruh lokasi pekerjaan hingga penyerahan yang ke –
2 diterima dengan baik, untuk itu Penyedia berhak melarang orang-orang yang tidak berkepentingan
masuk ke lokasi pekerjaan
BAB IV
Pasal 1
PEKERJAAN PENDAHULUAN
{
P
A
G
E}
1.2. Pekerjaan Papan Nama Proyek
a. Pemasangan papan nama yang isinya identitas proyek dengan ukuran 80 cm x 120 cm
ditopang dengan tiang setinggi 250 cm atau sesuai dengan petunjuk Pejabat Pembuat
Komitmen melalui Konsultan Pengawas dan atau sesuai tata aturan Pemerintah Daerah
setempat.
b. Tiang usuk 4x6 kayu meranti dan papan nama dari triplek 9 mm bingkai lis siku aluminium
3 cm.
c. Papan proyek dibuat sesuai butir (1) & (2) dan dipasang di bagian depan lokasi pekerjaan.
d. Dipersiapkan pada awal pekerjaan, sebelum memulai pekerjaan fisik bangunan.
e. Papan nama ditulis atau ditempel spanduk yang berisi nama kegiatan, anggaran, sumber
dana, lokasi kegiatan, waktu pelaksanaan, pelaksana dan lain lain sesuai dengan yang telah
disepakati.
{
P
A
G
E}
c. Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3)
Paling lambat 1 minggu setelah kontrak, kelengkapan K3 harus sudah terpasang di
lokasi pekerjaan dengan harapan agar sampai ST-1 pekerjaan tehindar dari
kecelakaan.
Kontraktor wajib menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) bagi para pekerja maupun
tamu yang datan kelokasi proyek dengan menyediakan Peralatan Keselamatan Kerja
yang berfungsi untuk mencegah dan melindungi Pekerja maupun Pengunjung Proyek
dari kemungkinan kecelakaan Kerja.
APD utama yang wajib disediakan adalah Helm Pelindung dan Safety Shoes. Sedangkan APD
yang lain disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang dilaksanakan.
{
P
A
G
E}
Pasal 2
PEKERJAAN PEMBERSIHAN
a. Pekerjaan ini ini meliputi : Pembersihan bekas bongkaran yang sudah dikerjakan sebelumnya.
b. Sebelum mengadakan pembongkaran pada bagian bangunan yang seharusnya dibongkar,
hendaknya Penyedia dan direksi memeriksa keadaan existing, baru kemudian apabila
dianggap aman secara kontruksi baru diperbolehkan pembongkaran dan harus
disesuaikan pentahapannya agar pelaksanaan tidak mengganggu aktifitas gedung.
c. Semua hasil bongkaran tidak boleh dipakai oleh Penyedia dalam melaksanakan
pekerjaannya, maka pihak Penyedia wajib mengumpulkan semua hasil bongkaran dan
bersama- sama Direksi & Pihak Sekolah membuat Berita Acara Hasil Bongkaran.
d. Karena dalam pembangunan sangat dimungkinkan adanya hal-hal lain yang terkait
ikut mengalami kerusakan / terpengaruh (biarpun dalam gambar tidak ada), sehingga tetap
perlu mendapatkan penanganan perbaikan. Maka dalam hal ini apabila Rehabilitasi
tersebut mempunyai keterkaitan terhadap kerusakan, maka pihak Penyedia wajib melakukan
perbaikan terhadap kerusakan tersebut.
{
P
A
G
E}
Pasal 3
PEKERJAAN TANAH
1. LINGKUP PEKERJAAN
a. Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan
ini dengan hasil yang baik dan sempurna.
2. SYARAT-SYARAT PENGGALIAN
a. Penggalian harus dilakukan untuk mencapai garis elevasi permukaan dan kedalaman-
kedalaman yang diperlukan untuk pondasi, lantai dan lain-lain yang di persyaratkan atau
diperlihatkan maupun diindikasikan pada gambar-gambar dengan cara sedemikian rupa
sehingga pekerjaan ini dapat selesai dengan baik sesuai dengan spesifikasi ini
b. Penggalian tanah mencakup pemindahan tanah serta batu-batuan lain yang di jumpai
dalam pekerjaan.
c. Penggalian untuk pondasi harus mempunyai lebar yang cukup untuk pembangunan
maupun memindahkan rangka/bekesting yang diperlukan, dan juga untuk mengadakan
pembersihan.
d. Kalau terjadi kesalahan dalam penggalian tanah untuk dasar pondasi sehingga dicapai
kedalaman yang melebihi apa yang tertera dalam gambar, maka kelebihan daripada galian
harus di urug kembali dengan pasir. Biaya akibat pekerjaan tersebut ditanggung oleh
Kontraktor.
e. Lapisan atau hasil galian daerah pembangunan yang dipakai kembali, ditimbun ditempat
yang ditunjuk dan atas persetujuan Pengawas untuk digunakan dalam pekerjaan
lanscaping.
f. Kalau dijumpai akar-akar/bahan yang bias melapuk pada keadaan yang diperlihatkan
dalam gambar-gambar maka akar/bahan tersebut harus diangkat dan di urug kembali
dengan pasir selanjutnya dilembabkan dan dipadatkan.
{
P
A
G
E}
g. Galian pondasi dipadatkan hingga mencapai 90% dari kepadatan tanah asal. Pengetesan
tanah galian dilakukan Pengawas dengan menggunakan alat yang memadai.
3. SYARAT-SYARAT URUGAN
a. Bagian-bagian yang harus di urug sampai mencapai ketinggian yang ditentukan, pasir urug
harus cukup baik, bebas dari sisa (rumput /akar-akar lain-lainya).
b. Pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis tebal maksimal hamparan 30 cm setiap lapisan
kemudian tanah tersebut dilembabkan sebelum dilakukan pemadatan.
c. Pemadatan lapisan menggunakan alat stamper minimal Mikasa MTR 80 sampai dengan level
yang diperlukan.
d. Semua urugan kembali dibawah atau di sekitar bangunan dan perkerasan harus sesuai
dengan gambar rencana. Material untuk pengurugan ini harus memenuhi spesifikasi ini.
e. Semua urugan kembali dibawah atau di sekitar bangunan dan perkerasan harus sesuai
dengan gambar rencana. Material untuk pengurugan ini harus memenuhi spesifikasi ini.
{
P
A
G
E}
Pasal 4
PEKERJAAN PONDASI
Pasal 5
PEKERJAAN PASANGAN & PLESTERAN
{
P
A
G
E}
5.2.PEKERJAAN PLESTERAN
1. Plesteran Beton
a. Seluruh permukaan beton yang tampak harus menghasilkan permukaan yang halus dan
rata. Bila pelaksanaan pekerjaan beton tidak dapat menghasilkan permukaan yang halus
dan rata, maka permukaan tersebut harus diplester hingga menghasilkan permukaan
seperti yang dimaksud di dalam Gambar Rencana.
b. P ermukaan beton yang akan diplester harus disiapkan lebih dahulu dengan pekerjaan
pendahuluan dengan urutan sebagai berikut :
Siar-siar pasangan batu bata sudah merupakan alur hasil kerukan. Pasangan
dinding telah mengering.
Konstruksi yang menaunginya telah terpasang.
Semua dinding yang diplester harus bersih dari kotoran dan disiram air.
c. Sebelumnya dibuat kepala plesteran dengan tebal sama dengan ketebalan plester yang
direncanakan. Tebal plesteran paling sedikit 1,5 cm dan paling tebal 2 cm, plesteran
yang baru saja selesai tidak boleh langsung difinish / diselesaikan.
d. Selama proses pengeringan plesteran harus disiram dengan air agar tidak terjadi retak-
retak rambut akibat proses pengeringan yang terlalu cepat.
e. Penyedia wajib memperbaiki plesteran dinding yang kurang sempurna dengan cara
membuang bagian-bagian tersebut dengan bentuk memanjang, memakai alat serta
diplester kembali.
f. Jenis pasir yang digunakan adalah pasir gunung.
{
P
A
G
E}
3. Pekerjaan Acian
a. Seluruh akhiran dinding, kolom dan balok yang tampak (siku bagian luar) harus
menghasilkan akhiran yang benar-benar siku, lurus dan rapi sehingga menghasilkan
akhiran dinding, kolom dan balok seperti yang dimaksud pada gambar rencana.
b. Campuran untuk pekerjaan ini adalah campuran 1Pc : 3Ps yang diaduk secara benar-
benar homogen.
c. Pekerjaan benangan dilaksanakan bersamaan dengan pekerjaan acian halus dengan
menggunakan bahan dari adukan air semen (PC).
Pasal 6
PEKERJAAN BETON
1. MUTU BETON
a. Mutu beton untuk struktur adalah f’c 26,4Mpa K-330 dan Harus memakai ready mix
concrete dan pompa beton. Mutu karakteristik merupakan syarat mengikat. Untuk
menjamin kesamaan mutu beton.
b. Mutu beton f’c= 7,4 MPa K-100 slum 3-6 cm, w/c= 0,87 dipakai untuk pondasi batu belah.
Untuk menjamin kesamaan mutu beton, Penyedia diharuskan menggunakan
molen.
c. Campuran tambahan untuk beton (concrete admixture). Bilamana dianggap
perlu tambahan untuk beton dapat dipergunakan concrete admixture. Penggunaan
tersebut harus dengan persetujuan Ahli/ Konsultan Pengawas.
d. sebelum melakukan Pengecoran Menggunakan Molen / Sitemix kontraktor atau
pelaksana wajib menyerakan jobmix terlebih dahulu sesuai ketentuan SNI.
{
P
A
G
E}
3. BAHAN-BAHAN
a. Semen yang dipakai harus memakai semen produksi dalam negeri atau merk sesuai yang
tertera di table spesifikasi bahan/material. Semen yang sesuai standart SNI dan yang dalam
segala hal memenuhi syarat seperti yang dikehendaki oleh "Peraturan Beton Bertulang
Indonesia”.Dalam pengangkutan, semen harus terlindung dari hujan, zak (kantong) asli
dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat dan harus disimpan di gudang yang cukup
ventilasinya dan tidak kena air, ditaruh pada tempat yang ditinggikan paling sedikit 30
cm dari lantai. Kantong semen tersebut tidak boleh ditumpuk sampai tingginya
melampaui 2 m, dan tiap pengiriman baru harus dipisahkan dan ditandai dengan maksud
agar pemakaian semen dilakukan menurut urutan pengirimannya.
b. Agregat.
Agregat harus keras, bersifat kekal dan bersih, bebas dari bahan-bahan yang merusak,
umpamanya yang bentuk atau kwalitasnya bertentangan dan mempengaruhi kekuatan
atau kekalnya konstruksi beton pada setiap umur, termasuk daya tahannya terhadap
karat dari tulangan besi beton. Agregat (butiran) dalam segala hal harus memenuhi yang
dikehendaki :
SNI 03 – 2461 -1991 (Spesifikasi Agregat Ringan untuk Beton Struktur) Pasir Beton.
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan
organik, lumpur dan sebagainya dan harus memenuhi komposisi butir serta
kekerasan gradasinya.
Koral Beton/Split.
Digunakan koral yang bersih, bermutu baik tidak berpori serta mempunyai
gradasi kekerasan sesuai dengan syarat-syarat SNI 03 – 2847 - 2002.
Penyimpanan / penimbunan pasir dan koral beton harus dipisahkan satu dengan
yang lain, hingga dapat dijamin kedua bahan tersebut tidak tercampur untuk
mendapatkan adukan beton yang tepat.
c. A i r
Air untuk adukan dan perawatan beton harus bersih, bebas dari bahan-bahan yang
merusak atau campuran-campuran yang mempengaruhi daya lekat semen.
d. Baja Tulangan.
Jenis penulangan.
1. Besi beton yang dipergunakan adalah besi ulir dengan mutu baja U-39 untuk
diameter diatas ≥ 12 mm dan besi polos dengan mutu U-24 untuk diameter ≤ (kurang
dari sama dengan) 12 mm Ex. KSP dan bahan tersebut dalam segala hal harus
memenuhi ketentuan-ketentuan SNI 03 – 2847 Tahun 2002.
2. Untuk tulangan baja jaring ( wiremesh ) dipergunakan M8-150 dengan mutu baja
BJTD 55 ( fy=550mpa ).
{
P
A
G
E}
- Penyimpanan. Tulangan besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah
dan tidak boleh disimpan diudara terbuka untuk jangka waktu yang panjang.
- Pemasangan.
Sebelum beton dicor, tulangan besi beton harus bebas dari minyak, kotoran, cat,
karat, lepas, kulit giling atau bahan-bahan lain yang merusak. Semua tulangan
harus dipasang dengan posisi yang tepat sehingga tidak dapat berubah atau
begeser pada waktu adukan ditumbuk-tumbuk atau dipadatkan. Tulangan besi beton
dan penutup beton tingginya harus tepat, dengan penahan-penahan jarak beton
(tahu beton) yang telah disetujui Ahli/ Konsultan Pengawas.
- Pengujian.
Pada umumnya pengujian untuk tulangan besi beton dilakukan sesuai dengan SNI
03 – 2847 Tahun 2002. Jika besi beton tersebut tidak memenuhi ketentuan
sebagaimana tercantum di dalam Uraian dan Syarat-syarat yang tercantum dalam
pengujian, maka kelompok yang tidak memenuhi syarat-syarat itu tidak boleh dipakai
dan Penyedia harus menyingkirkannya dari tempat pekerjaan.
e. Cetakan (bekisting).
- B a h a n.
Bekisting harus dipakai multipleks 9 mm dan kayu klas III yang cukup kering dan sesuai
dengan finishing yang diminta menurut bentuk, garis ketinggian dan dimensi dari
beton sebagaimana diperlihatkan dalam gambar arsitektur. Bekisting bisa
digunakan maksimal 2x, dan harus cukup untuk menahan getaran vibrator atau
kejutan-kejutan lain yang diterima, tanpa berubah bentuk.
- Konstruksi.
Cetakan harus dibuat dan disangga sedemikian rupa hingga dapat menahan getaran
yang merusak atau lengkung akibat tekanan adukan beton yang cair atau sudah
padat. Cetakan harus dibuat sedemikian rupa hingga mempermudah
penumbukan-penumbukan untuk memadatkan pengecoran tanpa merusak
konstruksi. Acuan harus rapat tidak bocor, permukaannya licin, bebas dari kotoran-
kotoran seperti tahi gergaji, potongan-potongan kayu, tanah dan sebagainya
sebelum pengecoran dilakukan dan harus mudah dibongkar tanpa merusak
permukaan beton.
- Alat untuk Membersihkan.
Pada pencetakan untuk kolom atau dinding harus diadakan perlengkapan-
perlengkapan untuk menyingkirkan kotoran-kotoran, serbuk gergaji, potongan-
potongan kawat pengikat dan lainlain.
- U k u r a n.
Semua ukuran cetakan harus tepat sesuai dengan gambar arsitektur dan sama disemua
tempat untuk bentuk dan ukuran tiang yang dikehendaki sama.
{
P
A
G
E}
- Kawat Pengikat.
Kawat pengikat besi beton/rangka dibuat dari baja lunak dan tidak disepuh seng,
dengan diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40 mm. Kawat pengikat
besi beton/rangka harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam SNI 03 –
2847 Tahun 2002.
- Pelapis Cetakan.
Untuk mempermudah pembongkaran cetakan dan menyingkirkan penutup-
penutup, pelapis cetakan dari merk yang telah disetujui dapat dipergunakan. Minyak
pelumas, baik yang sudah maupun yang belum dipakai, tidak boleh digunakan
untuk ini.
4. PENYELESAIAN BETON
a. Semua beton yang tampak dalam pandangan, pertemuan dua bidang harus tajam dan
halus bidang-bidangnya.
b. Segera setelah bekisting dibuka dan beton masih relatif segar, semua penonjolan
harus dipahat hingga rata sementara lekukan serta lubang-lubang harus diisi dengan
adukan dengan perbandingan 1 semen : 1 pasir.
c. Sebelum pelaksanaan pekerjaan tersebut permukaan beton yang kasar harus digosok
dan dibersihkan dari kotoran akibat cetakan atau tetesan air semen.
{
P
A
G
E}
r. Bekisting harus dibongkar sedemikian rupa sehingga dapat menjamin kekuatan dan
kekokohan struktur-struktur yang dicetak. Pada bagian struktur beton vertikal(kolom)
yang disangga dengan penurapan, bekisting dapat dibongkar setelah 24 jam dengan
syarat betonnya sudah cukup keras dan tidak cacat karena pembongkaran. Pada bagian
struktur yang dipasang dengan penumpuan, tidak boleh dibongkar sebelum betonnya
mencapai kekuatan yang minimal untuk menyangga beratnya sendiri dan beban
pelaksanaan atau beban bahan yang akan menimpa bagian struktur beton tersebut (21 hari).
s. Seluruh permukaan beton harus dijaga kelembabannya dan dilindungi terhadap
penguapan yang berlebihan dengan disiram, digenangi, ditutup dengan karung goni
basah. Hasil pengecoran beton harus sering dibasahi paling sedikit untuk selama 10 hari
berturut-turut setelah selesai pengecoran.
t. Semua permukaan beton yang dihasilkan harus rata, rapi, bersih dan tanpa cacat, lurus
dan tepat pada posisinya sesuai dengan gambar rencana ( beton exposed ).
u. Siar pelaksanaan harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan
berkurangnya kekuatan, daktilitas dan penampilan struktur yang dibuat. Siar
pelaksanaan hanya boleh dibuat pada suatu posisi dimana gaya gesernya minimum, dan
sesuai dengan syarat-syarat PBI 1971. Siar pelaksanaan harus tegak lurus dengan arah kerja
gaya tekan pada penampang beton.
v. Pada siar pelaksanaan, sebelum dilanjutkan pekerjaan pengecoran, maka permukaan
beton yang ada harus dibersihkan dari kotoran-kotoran beton, partikel agregat yang
terlepas, dikasarkan, dibasahi secukupnya dan dilapisi pasta semen, mortar atau epoxy
resin. Setelah penuangan beton baru, harus dilakukan pemadatan agar dicapai ikatan
yang baik dengan beton lama.
w. Penempatan sparing, conduit, pipa-pipa dalam beton disyaratkan sedemikian rupa
tidak mengurangi kekuatan struktur, terutama tidak boleh memotong besi-besi tulangan
yang terpasang. Penyedia harus memberitahukan, mengusulkan dan minta persetujuan
secara tertulis dari Konsultan Pengawas.
x. Pada setiap pertemuan kolom beton dengan dinding bata harus disiapkan penjangkaran
dengan jarak antara 50cm, dan panjang jangkar minimum 30cm diameter 8mm.
6. PENGUJIAN BETON
1. Secara umum pengujian beton harus sesuai dengan Peraturan Beton Bertulang Indonesia
dengan syarat-syarat minimum sebagai berikut :
a. Tidak kurang dari satu pekerjaan pengujian harus dibuat untuk setiap jenis pekerjaan
beton yang dikerjakan dalam satu hari dengan volume sampai sejumlah 5 m³ maka
harus satu benda uji.
b. Untuk mencapai mutu beton K-300 , Penyedia harus melakukan percobaan-
percobaan membuat design mix campuran-campuran sedemikian rupa sehingga
untuk kubus beton berukuran 15 x 15 x 15 cm atau silinder diameter 15 cm tinggi 30
cm, pada umur 28 hari, , bahan-bahan yang dipergunakan adalah bahan-bahan yang
nantinya akan dipergunakan sebagai bahan beton struktur. Kubus percobaan harus
dibuat minimal 1 buah dalam 5 m3 beton, dan dibuat paling sedikit dalam 3 proses
pengadukan yang tidak bersamaan waktunya. Reference pasal 4.6. PBI 1971.
{
P
A
G
E}
c.Benda uji akan diuji dalam umur 28 hari. Hasil test merupakan hasil rata-rata harus
sama atau lebih dari kekuatan karakteristik K-300 Kg/cm2 untuk beton K-300.
d. Bila diperlukan dapat ditambahkan dengan satu benda uji yang ditinggal di lapangan,
dibiarkan mengalami proses perawatan yang sama dengan keadaan yang
sebenarnya.
2. Suhu beton sewaktu dicor tidak boleh lebih 320 C. Bila suhu beton yang ditaruh berada
antara 270C dan 320C, beton harus diaduk ditempat pekerjaan untuk kemudian
langsung dicor. Bila beton dicor pada waktu iklim sedemikian rupa sehingga suhu
beton melebihi 320C. Penyedia harus mengambil langkah-langkah yang efektif,
misalnya mendinginkan agregat, mengecor pada waktu malam hari.
3. Agar dalam waktu yang singkat sudah ada gambaran tentang mutu beton dan
mutu pelaksanaan, maka dengan persetujuan Konsultan Pengawas pemeriksaan benda-
benda uji dapat dilakukan umur beton kurang dari 28 hari.
7. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
- Syarat-syarat Cetakan untuk Beton.
a. Cetakan (bekisting) untuk beton telanjang (bila ada) dari plywood dengan tebal
minimum 12 mm, bermutu baik yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas. Fibre
glass atau bahan lain yang tidak reaktif terhadap beton sedangkan untuk beton biasa
bisa dipakai cetakan dari papan klas II tebaì 2,5 - 3 cm lebar 20 cm.
b. Semua sudut terbuka yang runcing dari kolom atau balok harus dibulatkan
(dihaluskan 1,5 cm).
{
P
A
G
E}
c. Toleransi-toleransi memenuhi ketentuan ayat 8.4.4. PBI.
d. Segala cacat pada permukaan beton yang telah dicor, harus diplester dengan
campuran perekat sedemikian rupa sehingga sesuai warna tekstur dan bentuknya
dengan permukaan yang berdekatan. Untuk beton exposed harus dihindari adanya
cacat permukaan.
e. Ukuran keseluruhan untuk kusen-kusen pintu dan jendela, harus diambil
dari pekerjaan untuk menjamin ketepatan antara pekerjaan konstruksi beton dan
ukuran pintu, jendela.
- Toleransi.
Posisi masing-masing bagian konstruksi harus tepat dalam batas toleransi 1 cm,
toleransi ini tidak boleh bertambah-tambah (kumulatif). Ukuran-ukuran
masing-masing bagian harus seksama dalam - 0,3 dan +0,5 cm.
- Pemberitahuan Tentang Pelaksanaan Pengecoran.
Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton pada bagian-bagian
utama dari pekerjaan, Penyedia harus memberi tahu Konsultan Pengawas
untuk mendapatkan persetujuan. Jika tidak ada pemberitahuan yang
semestinya, atau persiapan pengecoran tidak disetujui oleh Pemberi Tugas/
Konsultan Pengawas, maka Penyedia dapat diperintahkan untuk menyingkirkan
beton yang dicor atas biaya sendiri.
- Pengangkutan Adukan
Adukan beton harus diangkut sedemikian rupa, sehingga dapat dihindarkan
adanya pemisahan dari bagian-bagian bahan. Adukan tidak boleh dijatuhkan
dari ketinggian lebih dari 2 m.
- Pembersihan Cetakan dan Alat-alat.
Sebelum beton dicor, semua kotoran dan benda-benda lepas harus dibuang
dari cetakan. Permukaan cetakan dan pasangan-pasangan dinding yang akan
berhubungan dengan beton, harus dibasahi dengan air sebelum dicor.
- Pengecoran.
Penyedia diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan membersihkan
dan menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan ukuran-ukuran,
ketinggian, pemeriksaan penulangan dan penempatan penahan jarak.
Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atau persetujuan Pemberi Tugas/
Konsultan Pengawas. Pengecoran harus dilakukan dengan sebaik mungkin
dengan menggunakan alat penggetar untuk menjamin beton cukup padat dan
harus dihindarkan terjadinya cacat pada beton seperti kropos dan sarang-
sarang koral/split yang dapat memperlemah konstruksi. Apabila pengecoran
beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari berikutnya maka tempat
perhentian tersebut harus disetujui oleh Konsultan Pengawas. Beton yang telah
dicor dihindarkan dari benturan benda keras selama 3 x 24 jam setelah
pengecoran. Beton harus dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan
dari pekerjaanpekerjaan lain. Bila terjadi kerusakan, Penyedia diwajibkan untuk
memperbaikinya dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan, seluruh biaya
{
P
A
G
E}
perbaikan menjadi tanggung jawab Penyedia. Pengecoran ke dalam
cetakan harus selesai sebelum adukan mulai mengental, yang dalam
keadaan normal biasanya dalam waktu 30 menit. Pengecoran suatu unit
atau bagian dari pekerjaan harus dilanjutkan tanpa berhenti dan tidak
boleh terputus tanpa persetujuan Konsultan Pengawas.
- Pemadatan beton.
Adukan harus dipadatkan dengan baik dengan memakai alat penggetar
(vibrator) yang berfrekwensi dalam adukan paling sedikit 3000 getaran dalaím
1 menit. Penggetar harus dimulai pada waktu adukan ditaruh dan
dilanjutkan dengan adukan berikutnya. Dalam cetakan yang vertikal, vibrator
harus dekat dengan cetakan, tapi tidak boleh menyentuhnya sehingga
dihasilkan suatu permukaan beton yang baik. Tidak boleh menggetarkan
suatu bagian adukan, lebih dari 24 detik. Penggetaran tidak boleh dilakukan
langsung menembus tulangan kebagian-bagian adukan yang sudah
mengeras.
- Perawatan.
Untuk melindungi beton yang baru dicor dari cahaya matahari angin dan
hujan, sampai beton itu mengeras dengan baik dan untuk mencegah
pengeringan terlalu cepat, harus diambil tindakantindakan sebagai berikut :
a. Semua cetakan yang sudah diisi adukan beton harus dibasahi terus
menerus sampai cetakan itu dibongkar.
b. Setelah pengecoran, beton harus terus menerus dibasahi selama
14 hari berturut-turut.
- Pembongkaran Cetakan.
Cetakan tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai satu kekuatan
khusus yang cukup untuk memikul 2 kali beban sendiri. Bilamana akibat
pembongkaran cetakan, pada bagian konstruksi akan bekerja beban-beban
yang lebih tinggi daripada beban rencana, maka cetakan tidak boleh
dibongkar selama keadaan tersebut tetap berlangsung. Perlu ditentukan
bahwa tanggung jawab atau keamanan konstruksi beton seluruhnya
terletak pada Penyedia dan perhatian Penyedia mengenai pembongkaran
cetakan ditujukan ke PBI 1971 dalam pasal yang bersangkutan. Penyedia
harus memberi tahu Pemberi Tugas/Konsultasi Pengawas bilamana ia
bermaksud akal membongkar cetakan pada bagian-bagian konstruksi
yang utama minta persetujuan, tapi dengan adanya persetujuan itu
tidak berarti Penyedia lepas dari tanggung jawab.
{
P
A
G
E}
- Perubahan Konstruksi Beton.
Meskipun hasil pengujian kubus-kubus beton memuaskan, Pemberi
Tugas/ Konsultan Pengawas mempunyai wewenang untuk menolak
konstruksi beton yang cacat seperti berikut :
a. Konstruksi beton yang sangat keropos.
b. Konstruksi beton yang tidak sesuai dengan bentuk atau profil yang
direncanakan atau posisinya tidak seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
c. Konstruksi beton yang tidak tegak lurus, atau rata seperti yang direncanakan.
d. Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lainnya.
- Campuran dan Pengambilan Contoh (sampling).
a. Untuk mencapai mutu beton K-300 sesuai dengan SNI 03 -2412 -
1991, Penyedia harus melakukan percobaan-percobaan membuat
design mix campuran-campuran sedemikian rupa sehingga untuk kubus
beton berukuran 15 x 15 x 15 cm atau pakai silinder dengan diameter 15 cm
tinggi 30 cm, pada umur 28 hari, harus mempunyai kekuatan hancur
karakteristik minimal 300 kg/cm2, bahan-bahan yang dipergunakan adalah
bahan-bahan yang nantinya akan dipergunakan sebagai bahan beton
struktur. Kubus percobaan harus dibuat minimal 1 buah dalam 5 m3
beton, dan dibuat paling sedikit dalam 3 proses pengadukan yang tidak
bersamaan waktunya. Reference pasaì 4.6. PBI 1971.
b. Setiap hari pengecoran harus diambil contoh uji (sampling) paling sedikit
tiga buah kubus percobaan yang waktu pengambilannya sepenuhnya
ditentukan oleh Konsultan Pengawas. Pengetesan kubus percobaan tersebut
hanya boleh dilakukan dilembaga-lembaga Penelitian Bahan Bangunan
Resmi yang disetujui oleh Konsultan Pengawas. Analisá kekuatan
berdasarkan pada rumus-rumus statistik sebagaimana tertera dalam PBI
1971, pasaì 46. ayat 1 s/d 5. Biaya pengetesan termasuk dalam penawaran
Penyedia atau tanggung jawab Penyedia.
{
P
A
G
E}
Pasal 7
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan kusen dan jendela aluminium yang dilaksanakan antara lain :
Kusen alumunium 4″ (warna) lengkap dengan aksesoris karet dan sealant.
Pasang Daun jendela kaca slimar aluminium 3/8" model cassement 3 profil.
Pasang Daun Pintu Alumunium spandrel, daun pintu kaca rangkaalumunium, dan daun
pintu panel angzdoor
Pasang Daun jendela kaca rangka alumunium, daun jendela panel multipleks fin.HPL,
dan daun jendelan panel rangka alumunium.
b. Persyaratan Bahan
1. Terbuat dari bahan Aluminium Framing System, dari produk dalam negeri ex.
Alexindo, Alcna berwarna yang memenuhi Aluminium extrusi sesuai SII extrusi 0695-
82, 0649- 82.
2. Bentuk ukuran profil kusen adalah 4” x 1 ¾” atau sesuai dalam gambar, dengan terlebih
dahulu dibuatkan gambar detail rinci dalam shop drawing yang disetujui Direksi
/ Pengawas.
3. Warna profil :
Untuk Kusen Aluminium warna optional sesuai design
4. Untuk keseragaman warna disyaratkan, sebelum proses fabrikasi warna profil-
profil harus diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada waktu fabrikasi unti-unit
jendela, pintu dan lain-lain, profil harus diseleksi lagi warnanya sehingga dalam
tiap unit didapatkan warna yang sama.
5. Bahan yang akan melalui proses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu dengan
seksama sesuai dengan bentuk toleransi, ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan,
pewarnaan yang disyaratkan Direksi.
6. Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi Rencana Kerja dan Syarat-
syarat dari pekerjaan aluminium serta memenuhi ketentuan-ketentuan dari pabrik
yang bersangkutan.
7. Konstruksi kosen yang dikerjakan seperti yang ditunjukkan dalam detail gambar
termasuk bentuk dan ukurannya.
{
P
A
G
E}
8. Kosen aluminium eksterior memiliki ketahanan terhadap tekanan angin 120 kg/m2,
untuk setiap type dan harus disertai hasil test.
9. Kosen aluminium eksterior memiliki ketahanan terhadap kebocoran air, tidak terlihat
kebocoran signifikasi (air masuk ke dalam interior bangunan sampai tekanan 137
Pa (positif) dengan jangka waktu 15 menit, dengan jumlah air minimum 3,4 L/m2 min.
10. Nilai deformasi diijinkan maksimum 2 mm.
11. Pekerjaan mesin potong, mesin punch, drill, dan lain-lain harus sedemikian rupa
sehingga diperoleh hasil rakitan untuk unit-unit jendela, pintu dan partisi yang
mempunyai toleransi ukuran sebagai berikut :
untuk tinggi dan lebar 1 mm
untuk diagonal 2 mm.
12. Accessories
Sekrup dari galvanized kepala tertanam, weather strip dari vinyl, pengikat alat
penggantung yang dihubungkan dengan aluminium harus ditutup caulking dan
sealant.
Angkur-angkur untuk rangka / kosen aluminium terbuat dari steel plate tebal 2-
3 mm, dengan lapisan zink tidak kurang dari 13 mikron sehingga tidak
dapat bergerak / bergeser.
13. Bahan finishing.
Treatment untuk permukaan kosen jendela dan pintu yang bersentuhan dengan
bahan alkaline seperti beton, aduk atau plester dan bahan lainnya harus diberi
lapisan finish dari lacquer yang jernih.
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Sebelum memulai pelaksanaan Penyedia diwajibkan meneliti gambar-gambar dan
kondisi di lapangan, terutama ukuran dan peil lubang bukaan dinding. Penyedia
diwajibkan membuat contoh jadi (mock-up) untuk semua detail sambungan dan profil
aluminium yang berhubungan dengan sistem konstruksi bahan lain dan dimintakan
persetujuan dari Direksi / Pengawas.
2. Proses fabrikasi harus sudah berjalan dan siap lebih dulu sebelum pekerjaan lapangan
dimulai. Proses ini harus didahului dengan pembuatan shop drawing atas petunjuk
Direksi / Pengawas, meliputi gambar denah, lokasi, merk, kualitas, bentuk, ukuran.
Penyedia juga diwajibkan untuk membuat perhitungan-perhitungan yang mendasari
sistem dan dimensi profil aluminium terpasang, sehingga memenuhi persyaratan
yang diminta/berlaku. Penyedia bertanggung jawab penuh atas kehandalan pekerjaan
ini.
{
P
A
G
E}
3. Semua frame / kosen baik untuk jendela, pintu, dikerjakan secara fabrikasi dengan
teliti sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat
dipertanggung jawabkan.
4. Pemotongan aluminium hendaknya dijauhkan dari material besi untuk menghindarkan
penempelan debu besi pada permukaannya. Disarankan untuk mengerjakannya pada
tempat yang aman dengan hati-hati tanpa menyebabkan kerusakan pada
permukaannya.
5. Pengelasan dibenarkan menggunakan non-activated gas (argon) dari arah bagian dalam
agar sambungannya tidak tampak oleh mata. Pengelasan harus rapi untuk memperoleh
kualitas dan bentuk yang sesuai dengan gambar.
6. Akhir bagian kosen harus disambung dengan kuat dan teliti dengan sekrup, rivet,
stap dan harus cocok.
7. Angkur-angkur untuk rangka / kosen aluminium terbuat dari steel plate setebal 2-3 mm
dan ditempatkan pada interval 600 mm.
8. Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti karat,
sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap sambungan harus kedap air dan memenuhi
syarat kekuatan terhadap air sebesar 1.000 kg/cm2. Celah antara kaca dan sistem kosen
aluminium harus ditutup oleh sealant.
9. Untuk fitting hardware dan reinforcing materials yang mana kosen aluminium
akan bertemu dengan besi, tembaga atau lainnya maka permukaan metal yang
bersangkutan harus diberi lapisan chromium untuk menghindari timbulnya korosi.
10. Toleransi pemasangan kosen aluminium disatu sisi dinding adalah 10-25 mm
yang kemudian diisi dengan beton ringan / grout.
11. Khusus untuk pekerjaan jendela geser aluminium, kehorizontalan rel mutlak
diperhatikan sebelum rangka kosen terpasang. Permukaan bidang dinding horizontal
yang melekat pada ambang bawah dan atas harus waterpass (pelubangan dinding).
12. Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara terutama pada ruang
yang dikondisikan, hendaknya ditempatkan mohair dan jika perlu dapat digunakan
synthetic rubber atau bahan dari synthetic resin. Penggunaan ini dilakukan pada swing
door dan double door.
13. Sekeliling tepi kosen yang terlihat berbatasan dengan dinding agar diberi sealant
supaya kedap air dan suara.
{
P
A
G
E}
14. Tepi bawah ambang kosen exterior agar dilengkapi flashing untuk penahan air hujan.
15. Engsel untuk jendela yang bisa dibuka diletakkan sejarak jangkauan tangan.
16. Profil aluminium yang akan dipilih harus diajukan secepatnya untuk memperoleh
persetujuan Direksi/ Pengawas.
d. Hasil akhir yang diharapkan dari pekerjaan ini adalah :
Semua pekerjaan kusen alumunium harus kuat dan kokoh serta pertemuan dua bidang
harus halus bidang-bidangnya.
Pasal 9
1. SYARAT-SYARAT UMUM.
a. Lingkup Pekerjaan.
Yang dimaksud pekerjaan konstruksi baja adalah semua pekerjaan konstruksi baja
dan pekerjaan baja lainnya yang tercantum dalam gambar rencana. Termasuk
didalam pekerjaan konstruksi baja ini antara lain adalah :
- Konstruksi rangka atap kuda-kuda baja konvensional, dan konstruksi gording
besi lainnya untuk bangunan gedung.
- Lisplang woodplank lebar 30 cm
- Kompres kalsiplank lebar 15 cm + seng
- Pas. Talang seng galvalum 0,3mm
- Nok atas Galvalume
- List cornice kayu 3cm
1. Gording C 150.50.20.2,3
2. Kuda – Kuda WF 250.125.6.9
b. Pekerjaan ini meliputi pengadaan dari semua bahan, tenaga, peralatan, perlengkapan
serta pemasangan dari semua pekerjaan baja dan logam termasuk alat-alat atau benda-
benda/ material pendukung lainnya.
c. Pekerjaan baja dan logam harus dilaksanakan sesuai dengan keterangan-keterangan yang
tertera pada gambar rencana/detail, lengkap dengan penyangganya, alat untuk
memasang dan menyambungnya, pelat-pelat baja/ profil siku dan lain sebagainya.
d. Semua bagian harus mempunyai ukuran yang tepat, sehingga dalam pemasangannya
tidak memerlukan pengisi, kecuali kalau gambar detail menunjuk hal tersebut.
e. Semua detail dan hubungan harus dibuat dengan teliti dan diselesaikan dengan rapi,
dan dalam pelaksanaannya tidak hanya dari gambar-gambar kerja untuk memasang
pada tempatnya tetapi dimungkinkan untuk mengambil ukuran-ukuran
sesungguhnya ditempat pekerjaan terutama bagian-bagian yang terhalang oleh benda
lain.
{
P
A
G
E}
f. Pekerjaan harus bermutu kelas satu dalam segala hal, setiap bagian pekerjaan yang buruk
akan ditolak dan harus diganti apabila perlu. Pekerjaan yang selesai harus bebas
dari puntiran puntiran,bengkokan-bengkokan dan sambungan-sambungan yang
mengganggu.
g. Referensi :
Peraturan Perencanaan Bangunan Baja (PPBBI-Mei 1984)
- American Institut of Steel Contruction (AISC)
- American Welding Society (AWS ) bahan-bahan las
- American Nastional Srandart Institut (ANSI)
- American Soceiety for Testing ang Material (ASTM) Spesificatin
- RKS dan Berita Acara Penjelasan Pekerjaan
Perancangan
1. Penawaran baja dalam berat (kg), sudah termasuk “wastage” akibat pemotongan
dan lain-lain dan diperhitungkan pada analisa harga satuan.
2. Standard :
Penyedia bertanggung jawab untuk menjamin perancang baja untuk
pengerjaannya agar sesuai dengan persyaratan-persyaratan ini sepenuhnya.
Penyedia supaya menyiapkan salinan usulan standart yang akan dipakai, sebagai
pedoman bagi Direksi paling lambat 21 hari sebelum fabrikasi.
h. Perencanaan dan Pengawasan
1. Gambar Kerja.
Sebelum pekerjaan di pabrik dimulai, Penyedia harus menyiapkan gambar-
gambar kerja (shop drawing) yang menunjukkan detail-detail lengkap dari
semua komponen, panjang serta ukuran las, jumlah, ukuran serta tempat
baut-baut serta detail-detail lain yang lazimnya diperlukan untuk fabrikasi.
2. Ukuran-ukuran.
Penyedia wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap semua
ukuran yang tercantum pada gambar kerja.
3. Kelurusan.
Toleransi dari keseluruhan tidak lebih dari L/1000 untuk semua komponen.
{
P
A
G
E}
4. Pemeriksaan dan lain-lain.
Seluruh pekerjaan di pabrik harus merupakan pekerjaan yang berkualitas tinggi,
seluruh pekerjaan harus dilakukan dengan ketepatan sedemikian rupa sehingga
semua komponen dapat dipasang dengan tepat di lapangan. Direksi mempunyai
hak untuk memeriksa pekerjaan di pabrik pada saat yang dikehendaki, dan tidak
ada pekerjaan yang boleh dikirim ke lapangan sebelum diperiksa dan disetujui
Direksi/ Pengawas. Setiap pekerjaan yang kurang baik atau tidak sesuai dengan
gambar atau spesifikasi ini akan ditolak dan bila terjadi demikian, harus
diperbaiki dengan segera.
Pasal 10
PEKERJAAN PENUTUP ATAP
1. Bahan / Material
2. Pelaksanaan.
a. Kecuali dengan ijin tertulis dari Direksi Lapangan, Penyedia tidak diperkenankan
melakukan pemasangan Penutup Atap sebelum usuk, reng terpasang dengan benar
sesuai gambar rencana.
b. Sebelum pemasangan Penutup ATAP, Penyedia harus memastikan bahwa Kuda-kuda,
usuk, reng telah terpasang dengan rata, kemiringan telah benar, jarak Kuda-Kuda sesuai
dengan yang direncanakan.
c. Pemasangan Penutup Atap , baik urut-urutan maupun jarak over lapping dan toleransi-
toleransi yang diperkenankan, harus sesuai dengan petunjuk yang dikeluarkan pabrik.
d. Setelah Penutup Atap terpasang, susunannya harus rapi sehingga jika pada susunan
tersebut ditarik garis horizontal maupun diagonal, garis tersebut harus lurus.
e. Overlapping contoh genteng harus tepat, sehingga tidak terjadi kebocoran karena tampias.
{
P
A
G
E}
Pasal 11
PEKERJAAN LANGIT – LANGIT
a. Yang termasuk pekerjaan langit - langit ini ialah langit-langit pada bangunan yang
ditunjukkan dalam gambar rencana/Detail.
b. Rangka plafond menggunakan hollow galvalum 4x4 cm + hollow galvalum 2x4 cm dengan
modul 60x60cm. Untuk penggantung plafond digunakan bahan hollow galvalum 2x4cm
+ kawat penggantung dan jarak antar penggantung mengikuti gambar.
c. Bahan penutup langit-langit bagian dalam dipakai Gypsumboard uk. 1200 x 2400 mm
tebal 9 mm , sedangkan penutup langit langit bagian luar menggunakan plafond kalsiboard
dan semua pekerjaan ini mengikuti NI-5 ’61 dan NI-3 ’70 dan pola pemasangan
disesuaikan dengan kondisi di lapangan dan terlebih dahulu harus mendapat
persetujuan Direksi/ Konsultan Pengawas.
d. Pekerjaan ini dikerjakan oleh Pemborong yang berpengalaman dan dengan tenaga-
tenaga ahli.
e. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Penyedia diwajibkan untuk membuat shop drawing
dan meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi dilapangan (ukuran dan peil),
termasuk mempelajari bentuk, pola lay-out/penempatan, cara pemasangan, mekanisme
dan detail-detail sesuai gambar.
f. Setelah rangka plafond terpasang, seluruh permukaan harus rata, waterpass, tidak
gelombang, batang rangka saling tegak lurus.
g. Penutup plafond dari bahan yang telah ditentukan sesuai gambar, tidak cacat, retak,
gopal dan dipastikan kedatangan dalam kondisi terbungkus rapi.
h. Setiap sambungan gypsumboard harus menggunakan joint tape dari UB-Tape dan dilapisi
UB Kompon.
i. Langit-langit penutup plafond baru boleh dipasang apabila semua keperluan-keperluan/
kepentingan-kepentingan yang diatas plafond selesai terpasang secara keseluruhan
seperti kabel listrik dan sebagainya.
j. Pada beberapa tempat tertentu harus dibuat manhole/access panel dilangit-langit yang
bisa dibuka, tanpa merusak papan semen disekelilingnya, untuk keperluan pemeriksaan/
pemeliharaan M & E. Dan ukuran manhole minimal 50cm x 50cm.
Semua pekerjaan langit - langit harus kuat dan kokoh serta yang tampak dalam pandangan
harus lurus dan tidak bergelombang.
{
P
A
G
E}
Pasal 12
PEKERJAAN PENUTUP LANTAI & DINDING
{
P
A
G
E}
m. Rencana pemasangan keramik dengan memperhatikan :
- Tetapkan data level lantai yang tepat
- Kontrol level finish lantai melalui beberapa spot level
- Untuk menghindari atau mengurangi pemotongan keramik
- Untuk memastikan unit Keramik yang terpotong menyajikan penampilan yang seimbang
ketikadipasang dan terpasang sebesar mungkin.
- Untuk memastikan lokasi naat dan pola lantai sesuai dengan persetujuan.
- Bila tidak ada ketentuan lain dalam gambar, Keramik akan dipasang mulai dari center
dari tiap-tiap bagian ruang dan pertemuan antara lantai dengan plint adalah rata / lurus.
n. Grouting
- Keramik diberi grout ketika Keramik sudah terpasang dengan tepat, setelah naat dibersihkan
dari kotoran / pencemaran dengan menggunakan compresor (ditiup)
- Bersihkan grout yang berlebih dan buat bentuk naat sesuai yang diinginkan.
- Ketika grout sudah mengeras, basahi Keramik dengan air dan akhirnya poles dengan kain.
Pasal 13
PEKERJAAN PENGGANTUNG,KUNCI
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan - bahan, peralatan dan alat - alat
bantu lainnya yang di perlukan dalam pelaksanaan, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan
yang bermutu baik dan sempurna.
2. Persyaratan Bahan
Kunci Pintu
Engsel Pintu. Untuk setiap daun pintu dipasang minimal 3 buah
Engsel Casement uk. 12" Grendel Rabuncis.
{
P
A
G
E}
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Semua “Hardware” yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum
dalam buku spesifikasi teknis. Bila terjadi perubahan / penggantian hardware
akibat dari pemilihan merk, penyedia harus melaporkan hal tersebut untuk mendapatkan
persetujuan.
2. Semua kunci – kunci tanam terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu dipasang
setinggi 90 cm dari lantai atau sesuai petunjuk direksi.
3. Untuk engsel pintu dipasang minimal 3 buah untuk setiap daun, menggunakan sekrup
kembang dengan warna yang sama dengan warna engsel. Jumlah engsel yang dipasang
harus diperhitungkan menurut bebab berat daun pintu, tiap engsel memikul maksimal
20 kg.
4. Engsel diatas dipasang kurang dari 28 cm (as) dari permukaan atas pintu, engsel bawah
dipasang 32 cm (as) dari permukaan bawah pintu, engsel ditengah dipasang ditengah
antara kedua engsel tersebut.
5. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan pengujian
secara kasar dan halus.
6. Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan).
4. Syarat Pemeliharaan
1. Perbaikan
Penyedia wajib mengganti semua bahan yang rusak. Perbaikan harus dilaksanakan
sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu pekerjaan finishing lainnya.
Kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan pemilik pada waktu pekerjaan
dilaksanakan, maka Penyedia wajib memperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima
oleh direksi. Biaya yang timbul untuk pekerjaan perbaikan menjadi tanggung jawab
Penyedia.
2. Pengamanan
Penyedia wajib mengadakan perlindungan terhadap pekerjaan yang telah dilaksanakan
terhadap kerusakan kerusakan. Selama 3 x 24 jam sesudah pekerjaan pintu dan jendela
selesai terpasang, permukaannya dihindarkan dari pengaruh pekerjaan lain dan
dilindungi terhadap kemungkinan cacat pada permukaannya.
{
P
A
G
E}
Pasal 14
PEKERJAAN KACA
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan dan alat-
alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga dapat tercapai
hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi kaca daun pintu, kaca daun jendela, kaca mati.
c. Pekerjaan ini berkaitan dengan (Pekerjaan Kusen, Pintu dan Jendela).
2. Persyaratan Bahan
a. Umum
Kaca adalah benda yang terbuat dari bahan glass yang pipih pada umumnya mempunyai
ketebalan yang sama, mempunyai sifat tembus cahaya, diperoleh dari proses
pengambangan (Float Glass). Kedua permukaannya rata, licin dan bening.
b. Khusus
Digunakan lembaran kaca bening (clear float glass) produk ASAHI, MUGI, MULIA. Kaca
tebal minimum 5 mm, atau sesuai perhitungan, digunakan untuk pemasangan dinding
kaca pada daerah Interior dan seluruh pintu kaca Frame, kecuali hal khusus lain seperti
dinyatakan dalam gambar.
c. Toleransi
- Panjang-Lebar; ukuran panjang dan lebar tidak boleh melampaui toleransi seperti
yang ditentukan oleh pabrik, yaitu toleransi panjang dan lebar kira-kira 2 mm.
- Kesikuan; kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut siku
serta tepi potongan yang rata dan lurus. Toleransi kesikuan maksimum yang
diperkenankan adalah 1,5 mm per meter panjang.
- Ketebalan; ketebalan kaca lembaran yang digunakan tidak boleh melampaui toleransi
yang ditentukan pabrik, yaitu maksimum 0.3 mm.
d. Ketebalan semua kaca terpasang harus mengikuti standard perhitungan dari
pabrik bersangkutan, yang antara lain mempertimbangkan penggunaannya pada
bangunan, luas / ukuran bidang kaca (cutting size), maupun tekanan positif dan negatif
yang akan bekerja pada bidang kaca. Perhitungan ini harus disetujui Direksi/ Pengawas.
{
P
A
G
E}
e. Cacat-cacat yang diperbolehkan harus sesuai dengan ketentuan dari pabrik :
- Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruang-ruang yang berisi gas yang
terdapat pada kaca).
- Kaca yang digunakan harus bebas dari komposisi kimia yang dapat mengganggu
pandangan
- Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah pada kaca baik sebagian atau seluruh
tebal kaca).
- Kaca harus bebas dari gumpilan tepi (tonjolan pada sisi panjang dan lebar kearah
luar/masuk).
- Harus bebas dari benang (string) dan gelombang (wave); benang adalah cacat garis timbul
yang tembus pandang, sedang gelombang adalah permukaan kaca yang berobah
dan mengganggu pandangan.
- Harus bebas dari bintik-bintik (spots), awan (cloud) dan goresan (scratch).
- Bebas awan (permukaan kaca yang mengalami kelainan kebeningan).
- Bebas goresan (luka garis pada permukaan kaca).
f. Mutu kaca lembaran yang digunakan mutu AA (AA Grade Quality).
g. Semua bahan kaca sebelum dan sesudah terpasang harus mendapat persetujuan Direksi
/ Pengawas.
h. Sisi-sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat pemotongan, harus digurinda
/dihaluskan.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar, uraian dan syarat-
syarat pekerjaan dalam buku ini, serta ketentuan yang digariskan / disyaratkan
oleh pabrik bersangkutan.
b. Pekerjaan ini memerlukan keakhlian dan ketelitian
c. Semua bahan yang akan dipasang harus disetujui oleh Direksi/Pengawas.
d. Bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan, dan diberi
tanda agar mudah diketahui.
e. Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, serta diharuskan menggunakan alat-alat
pemotong kaca khusus, menjadi lembaran kaca dengan ukuran tertentu (cutting size).
f. Pemasangan kaca-kaca dalam sponing rangka kayu pada pintu panil sesuai dengan
persyaratan, digunakan lis-lis kayu. Pemasangan kaca-kaca dalam pintu kaca
rangka aluminium harus sesuai dengan persyaratan.
{
P
A
G
E}
g. Tepi kaca pada sambungan dan antara dengan kayu diberi sealant untuk menutupi
ronggarongga yang terjadi. Sealant yang digunakan adalah sesuai dengan persyaratan
pabrik. Tidak diperkenankan sealant mengenai kaca terpasang lebih dari 0,5 cm dari
batas garis sambungan dengan kaca.
h. Kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata, tidak diperkenankan retak
dan pecah pada sealant / tepinya, bebas dari segala noda dan bekas goresan
Pasal 15
PEKERJAAN LISTRIK
1. Persyaratan
a. Untuk keperluan ini Penyedia dapat menugaskan pihak ketiga (instalatir) yang mempunyai
sertifikat dari PLN setempat dengan mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Direksi
secara tertulis.
b. Penyedia tetap bertanggung jawab atas pekerjaan instalasi yang dimaksud.
c. Sebelum melaksanakan pekerjaan instalasi tersebut Penyedia harus membuat gambar
/diagram instalasi dengan skala 1 : 100 dengan mendapat persetujuan dari Direksi.
d. Menurut penjelasan-penjelasan dan peraturan-peraturan dalam uraian ini dengan
tegangan/ voltage : 220 V sesuai dengan keadaan setempat yang ada.
e. Menurut segala petunjuk-petunjuk dari Direksi.
f. Menurut peraturan-peraturan listrik yang masih berlaku di Indonesia pada waktu ini
(PUIL) tahun 2000.
g. Instalasi listrik dipasang dengan kondisi sampai menyala.
{
P
A
G
E}
2. Pekerjaan Sistim Konduit
a. Pipa-pipa yang ditanam didalam tembok harus dipasang dengan klem-klem dan pipa
yang digunakan ialah pipa-pipa PVC
b. Pemasangan pipa yang diletakkan diatas kayu harus diberi lapak (klos) yang
jarak pemasangannya satu sama lain minimal 1 (satu) meter.
c. Pada tiap-tiap pasangan pipa jarak 8 m harus diberi Trakdoos (T.doos).
3. Pemasangan Kawat / Kabel
a. Kabel yang digunakan untuk pemasangan instalasi listrik ini adalah kabel NYM 500
volt berukuran 3x 2.5 mm untuk aliran induk + stop kontak dan untuk aliran pembawa
dari saklar ke lampu adalah kabel NYM 500 volt berukuran 2x1,5 mm2. Kabel instalasi
yang dipasang adalah buatan lokal dari produsen :.
b. Penarikan kabel diatas isolator dikerjakan diatas langit-langit yang tidak terlihat dari bawah.
c. Isolator yang digunakan ialah R.25 berukuran 25 x 25 mm dengan jarak kurang dari 0,80 m.
d. Pada tiap-tiap penyambungan kabel dipergunakan lasdoop.
e. Pada tempat-tempat persilangan dan penyeberangan diatas tembok muka kabel
itu dimasukkan kedalam pipa sebagai pengaman.
f. Semua kabel yang dimasukkan kedalam pipa, tidak boleh ada sambungan.
{
P
A
G
E}
6. Jumlah Titik Lampu yang diperlukan
a. Jenis lampu yang dipakai adalah Lampu LED 16 Watt & Lampu LED 13 Watt
b. Semua Lampu dipasang menempel dan masuk kedalam Plafond (Inbow), sedangkan
jenis lampu lainnya penempatannya disesuaikan gambar masing-masing lokasi.
c. Jumlah titik lampu yang diperlukan disesuaikan dengan gambar perencanaan masing-masing
lokasi.
d. Untuk pembagian group supaya diatur sedemikian rupa sehingga apabila salah satu
group tersebut putus, penerangan dan stop kontak pada ruangan itu tidak padam
seluruhnya.
7. Sambungan Pengaman ke Tanah (Arde)
a. Pihak Penyedia wajib membuat suatu sistem pentanahan yang baik sesuai dengan peraturan
yang ada beserta persyaratan yang berlaku.
b. Semua dari bagian sistem listrik harus ditanahkan.
c. Kawat pentanahan yang digunakan adalah kawat telanjang / BCC (Bare Copper Conductor).
d. Elektrode pentanahan untuk grounding digunakan pipa galvanis minimum Ø 1” diujung
pipa tersebut diberi cooper rod elektroda yang dipantek dalam tanah minimal sedalam
12 m / permukaan titik air.
e. Nilai tahanan grounding sistem untuk panel-panel adalah 2 ohm diukur setelah tidak
turun hujan 3 hari berturut-turut.
f. Pada setiap batang pentanahan (galvanis rod) dilengkapi dengan box test terminal control
yang dapat dibuka untuk pengujian.
g. Pengujian dapat dilakukan oleh pihak Penyedia dengan disaksikan pihak pengawasan
dibuatkan berita acara hasil pengukuran pentanahan.
{
P
A
G
E}
Pasal 16
PEKERJAAN PENGECATAN
1. LINGKUP PEKERJAAN
a. Persiapan permukaan yang akan diberi cat.
b. Pengecatan permukaan dengan bahan - bahan yang telah ditentukan.
c. Pengecatan semua permukaan dan area yang tertera dalam gambar dan yang
tidak disebutkan secara khusus, dengan warna dan bahan yang sesuai dengan petunjuk
Perencana dan Pengawas.
2. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
a. Sebelum pengecatan dimulai, Kontraktor harus melakukan pengecatan pada satu
bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan. Bidang - bidang tersebut akan
dijadikan contoh pilihan warna, texture, material dan cara pengerjaan. Bidang - bidang
yang akan dipakai sebagai mockup ini akan ditentukan oleh Perencana dan Pengawas.
b. Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Pengawas dan Perencana , bidang
- bidang ini akan dipakai sebagai standard minimal keseluruhan pekerjaan pengecatan.
c. Instaler diwajibkan mengikuti semua persyaratan teknis aplikasi dari produsen
tanpa terkecuali
d. Apabila terjadi kerusakan baik yang terlihat maupun yang tersembunyi dan tidak
disebabkan oleh pemilik atau pemakai maka Kontraktor wajib memperbaiki seluruh
pekerjaan yang rusak sampai dengan disetujui oleh Perencana dan Pengawas
dengan seluruh biaya ditanggung Kontraktor.
b. Semua bidang contoh tersebut harus diperlihatkan kepada Pengawas dan Perencana.
Jika contoh - contoh tersebut telah disetujui secara tertulis oleh Pengawas, barulah
Kontraktor melanjutkan membuat mock up seperti tercantum pada poin a di atas.
{
P
A
G
E}
c. Kontraktor harus menyerahkan kepada Pengawas .untuk kemudian akan diteruskan
kepada Kanisius tiap warna dan jenis cat yang dipakai sebanyak 5 % dari volume masing
masing atau atas persetujuan Pengawas . Kaleng-kaleng cat tersebut harus tertutup
rapat dan mencantumkan dengan jelas identitas cat yang ada didalamnya.cat ini akan
dipakai sebagai cadangan untuk perawatan oleh Kanisius.
f. Pekerjaan Cat Finishing dilaksanakan dengan kuas/rol minimal sebanyak 3 (tigi) lapis
atu sampai merata. Lapis pertama dan kedua aplikasikan Cat dengan pengencer air bersih
20 –30 %, lapis ketiga aplikasikan Cat dengan pengecer air bersih 10 - 20 %. Sampai
dengan merata.
g. Untuk warna-warna yang sejenis, kontraktor diharuskan menggunakan kaleng -
kaleng dengan nomor pencampuran (batch number) yang sama.
{
P
A
G
E}
h. Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan bidang yang utuh, rata, sesuai
yang diinginkan, tidak ada bagian yang belang dan bidang dinding dijaga
terhadap pengotoranpengotoran, atau menjadi cacat akibat pekerjaan lanjutan.
a. Yang termasuk dalam pekerjaan cat langit- langit adalah langit-langit gypsum, pelat beton,
atau bagian-bagian lain yang ditentukan dalam gambar.
b. Untuk plafond digunakan cat dinding/plafond
c. Permukaan plafond harus kering bebas dari kotoran, debu, minyak, olie, lemakdankotoran
kotoran lain.
d. Selanjutnya semua metode / prosedur caraaplikasi sama dengan pengecatan dinding
dalam pasal ini kecuali tidak digunakannya lapis alkali resistance sealer pada pengecatan
langit- langit calsiboard.
e. Sambungan-sambungan gypsum harus diberi pita kertas khusus agar tidak terlihat sebagai
retakan sesudah di finishing akhir.
Pasal 17
PEKERJAAN LANDSCAPE
1. LINGKUP PEKERJAAN
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang terbaik.
b. Pekerjaan jalan ini meliputi seluruh detail yang disebutkan/ ditunjukkan dalam gambar atau
sesuai petunjuk Panitia/Pejabat dan Pengawas lapangan.
2. SYARAT PELAKSANAAN
a. Yang termasuk dalam pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan yang menggunakan pasangan
bata termasuk tanah urug, pasir urug sebagai lantai kerja, kanstin dan Paving.
b. Sebelum pelaksanaan pekerjaan jalan, Kontraktor harus mengadakan pengukuran-
pengukuran untuk As-as seperti pada gambar dan harus dimintakan persetujuan dari
Panitia/Pejabat dan Pengawas Lapangan.
{
P
A
G
E}
c. Kontraktor wajib melaporkan kepada Panitia/Pejabat dan Pengawas lapangan bila ada
perbedaan gambar-gambar dari konstruksi dengan gambar-gambar arsitektur atau bila ada
hal-hal yang kurang jelas.
d. Sebelum pemasangan kanstin dan paving pada jalan Kawasan perlu dilakukan pemadatan
terlebih dahulu menggunakan stamper.
PEKERJAAN TANAMAN
1. LINGKUP PEKERJAAN
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga , bahan-bahan dan peralatan dan alat bantu
lainnya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan penanaman.
b. Pekerjaan penanaman yang dilaksanakan meliputi semua pekerjaan yang tertera dalam
gambar Kerja dan sesuai petunjuk Pengawas Lapangan, meliputi pembentukan tanah,
penanaman dan pemeliharaan/perawatan tanaman.
2. TAHAPAN PEKERJAAN
Bahan-bahan
Semua bahan-bahan yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus disesuaikan dengan
spesfikasi teknis, gambar perencanaan dan bill of quantity. Bahan-bahan yang dipergunakan
harus diajukan contoh terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi dan
Pengawas Lapangan.
{
P
A
G
E}
3. SYARAT PELAKSANAAN
Pasal 18
PEKERJAAN PEMELIHARAAN
Pada saat penyerahan pekerjaan, lapangan harus dalam keadaan bersih dari sisa – sisa
bahan bangunan/bahan bekas bangunan lainnya.
Sebelum serah terima pekerjaan kedua (masa pemeriharaan), bila terjadi kerusakan
bangunan Penyedia diwajibkan secara rutin mengadakan perbaikan secepat mungkin,
sebelum masa pemeliharaan habis.
{
P
A
G
E}
Pasal 19
GAMBAR KERJA DAN GAMBAR TEPAT
LAKSANA
Bilamana ada perubahan di lapangan atau gambar rencana kurang jelas, maka Penyedia
wajib membuat gambar kerja (Shop Drawing).
Lain-Lain
1) Segala peraturan yang tercantum dalam bestek ini dan gambar-gambar serta
risalah Aanwijzing merupakan lampiran dari kontrak yang tidak dapat dipisahkan dan
merupakan satu kesatuan, untuk hal ini Kontraktor dianggap mengerti.
2) Tentang laporan Bill Of Quantity yang diberikan ini hanya ancar-ancar saja. Kontraktor
harus tetap menghitung sendiri apabila dalam perhitungan perencanaan Bill Of Quantity
dirasa kurang, maka Kontraktor pada saat pengambilan Berita Acara Rapat Penjelasan
dapat mengajukan perubahan volume yang diberikan. Pemborong harus tetap
menghitung sendiri apabila dalam Perhitungan Perencanaan Bill Of Quantity
diperkirakan kurang, maka pemborong boleh merubah volume yang diberikan
menambah atau mengurangi yang mengikat adalah gambar dan bestek.
3) Peraturan ini sebagai pedoman dari pelaksanaan pembangunan dan sebagai landasan
kontrak. Dengan sendirinya hasilnya akan tergantung pada pelaksanaannya.
4) Hal - hal lain yang menyangkut pelaksanaan lapangan tetapi belum disebutkan
dalam peraturan ini, akan ditentukan lebih lanjut oleh Direksi/Pengawas lapangan.
5) Peralatan-peralatan tambahan yang diperlukan, walaupun tidak digambarkan
atau disebutkan dalam Spesifikasi ini, haru disediakan oleh Kontrator, sehingga Instalasi
dapat bekerja dengan baik dan dapat dipertanggung jawabkan tanpa tambahan biaya.
6) Kontraktor harus memintakan Ijin-ijin yang mungkin diperlukan untuk menjalankan
Instalasi yang dinyatakan dalam Spesifikasi ini atas tanggungan sendiri kepada Instansi
berwenang yang terkait dengan pekerjaan ini (PLN, DEPNAKER dll).
7) Harus diperhatikan betul oleh Kontraktor segala pekerjaan angkutan bahan-bahan,
puing- puing bekas pekerjaan dan pembersihan setelah bangunan selesai.
8) Bagian-bagian yang termasuk dalam pekerjaan ini, yang secara teknis tidak dapat
dipisahkan / diabaikan / dihilangkan, tetapi belum disebutkan dalam bestek/gambar,
tetap harus dilaksanakan Kontraktor tanpa biaya tambahan hingga sistem yang
dilaksanakan tersebut berfungsi dengan baik.
{
P
A
G
E}
9) Bila ada hal-hal yang tidak tercantum dalam gambar kerja dan RKS sehingga meragukan
Kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan, maka Kontraktor harus menanyakan kepada
MK/ Direksi segera untuk mendapatkan penjelasan dan keputusan.
10) Kontraktor tidak dapat melepaskan diri dari tanggung jawab pelaksanaan apabila ada hal-
hal yang oleh Kontraktor dianggap meragukan atau tidak jelas, baik dalam gambar
maupun dalam RKS.
11) Apabila terdapat perbedaan spesifikasi bahan / material, maka yang dipakai
adalah spesifikasi bahan / material yang tertinggi / terbaik menurut perencana. Oleh
sebab itu Kontraktor diharuskan menginformasikan perbedaan ini kepada
Perencana untuk dimintakan persetujuan sebelum kontrak kerja ditandatangani. Tidak
ada tambahan biaya akibat perbedaan ini, apabila diketahui setelah kontrak
ditandatangani.
12) Dalam pelaksanaan seluruh sistem harus berjalan dengan baik. Kelalaian Kontraktor
yang mengakibatkan sistem tidak berjalan dengan baik sepenuhnya menjadi
tanggungjawab Kontraktor.
Pasal 20
PENUTUP
Pekerjaan lain-lain yang belum tercantum di dalam uraian Spesifikasi Teknis ini
akan ditentukan/diterangkan pada waktu pelaksanaan pekerjaan. Dengan ketentuan sebagai
berikut :
a. Umum
1. Pada prinsipnya seluruh pekerjaan telah dibuat dalam gambar dan Spesifikasi
Teknis, bila ternyata masih ada pekerjaan yang harus dilaksanakan namun tidak
tersebut dalam gambar dan Spesifikasi Teknis atau ke dua - duanya maka pekerjaan
tersebut tetap harus dilaksanakan atas biaya Kontraktor Pelaksana.
2. Segala hal yang menyangkut merk serta produk tertentu, bisa disubstitusi merk
lain asal sekualitas / sejenis dan mendapat persetujuan Direksi.
{
P
A
G
E}
4. Segala sesuatu yang belum tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan
kemudian dalam rapat penjelasan (Aanwijzing) yang merupakan satu kesatuan dari
peraturan ini.
{
P
A
G
E}
sebelumnya dalam RK dianggap tidak berlaku dan mengacu pada Lembaran
Berita Acara Aanwijzing,dan apabila terdapat perbedaan-perbedaan:
Antara gambar-gambar dengan Rencana Kerjadan Syarat-syarat (RKS)
Pekerjaan, maka RKS lah yang mengikat.
Antara gambar, RKS dan Berita Acara Aanwijzing (BAA), maka BAA lah yang
mengikat.
Antara gambar, RKS, BAA dan Berita Acara Site Meeting (BASM), maka BASM
lahyang diikuti.
Antara gambar yang di skala dengan ukuran yang tertulis, maka ukuran yang
tertulislah yang diikuti.
Antara kode gambar dengan keterangan yang tertulis, maka keterangan yang
tertulislah yang diikuti.
Antara gambar rencana berskala kecil dengan gambar berskala besar (Detail),
maka gambar detaillah yang diikuti.
Bila pada gambar tercantum tetapi pada RKS, BAA maupun BASM tidak tertulis,
maka gambarlah yang diikuti.
Bila pada RKS tertulis tetapi pada gambar tidak tercantum dan pada BAA
maupun BASM tidak diterangkan, maka RKS lah yang diikuti.
Bila dijelaskan pada BAA tetapi pada gambar, RKS maupun BASM tidak
tercantum, maka BAA lah yang diikuti.
Bila ditulis dalam BASM tetapi pada gambar, RKS maupun BAA tidak ditulis,
maka BASM lah yang diikuti.
c. Dokumen Pelaksanaan
1. Dokumen Kontrak Pelaksanaan yang dianggap mengikat dalam hubungan kerja
ini adalah :
Dokumen Pelelangan yang terdiri dari: Rencana Kerja dan Syarat-syarat
pekerjaan (RKS) beserta gambar-gambar Perencanaan.
Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing) dan semua Berita
Acara pelelangan.
{
P
A
G
E}
2. Termasuk dalam ketentuan diatas, berlaku pula ketentuan berikut:
Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor bertanggungjawab kepada pemberi
tugas.
Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor tidak diperbolehkan mengalihkan
seluruh hak dan kewajibannya atas pekerjaan yang menjadi tugasnya
kepada Pihak / Kontraktor lain.
{
P
A
G
E}