Anda di halaman 1dari 241

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

RSUD. PROF. DR. MARGONO SOEKARJO


Jalan Dr. Gumbreg Nomor 1 Purwokerto Kode Pos 53146
Telepon 0281-632708 Faksimile 0281-631015 Laman http://rsmargono.jatengprov.go.id
Surat Elektronik rsmargono@jatengprov.go.id

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT


(SPESIFIKASI TEKNIS)

PEMBANGUNAN GEDUNG DIALISA DAN HCU

TAHUN ANGGARAN 2023

Spesifikasi Teknis 1
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
BAGIAN A
KETENTUAN UMUM PELAKSANAAN PEKERJAAN

Spesifikasi Teknis 2
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
1.1. LINGKUP PEKERJAAN
Yang dimaksud dengan pekerjaan pada proyek ini adalah Belanja Modal Pengadaan
Gedung dan Bangunan BLUD - Belanja Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU.
Lingkup pekerjaan adalah sebagai berikut :
a. Pekerjaan Persiapan;
b. Pekerjaan Struktur;
c. Pekerjaan Arsitektur;
d. Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal;
e. Pekerjaan Pemeliharaan

Pekerjaan tersebut diatas harus selesai tepat waktu sesuai jadwal yang ditentukan, dengan
kualitas yang memenuhi ketentuan sebagaimana disyaratkan dalam Surat Perjanjian
Penyedia Jasa Konstruksian dan pelaksanaannya harus dilaksanakan berdasarkan :
a. Rencana Kerja dan Syarat-syarat Pekerjaan / RKS dan Spesifikasi Teknis
b. Gambar-gambar perencanaan dan detail.
c. Berita acara penjelasan pekerjaan (Aanwijzing) dan penjelasan tambahan lainnya.
d. Petunjuk Direksi
e. Peraturan-peraturan umum lainnya yang berlaku.

Komponen konstruksi bangunan tersebut secara garis besar adalah sebagai berikut :
No. Komponen Uraian pekerjaan Material Spesifikasi
1. Pondasi Pondasi type Bore - Mutu beton K-300
a. Dalam Pile
1. Struktur Konstruksi Beton Mutu Beton -
b. Bangunan (kolom, sloof, balok, Struktur, sloof,
plat) balok, plat : K-300,
kolom : K350 (fc 29
Besi tulangan Mpa)
- Mutu Tulangan Baja
: fy=400MPa (Besi
Ulir d>10mm ,
fy=240 MPa (besi
polos d<10mm)
Beton Site Mix Portland Cement - Semen Indonesia,
Tiga Roda, Dynamix
2. Dinding Pasangan dinding, Batu bata merah 1pc : 5ps
Kansteen & Rollag trasram 1pc : 3ps
Pasangan dinding Bata ringan 10 cm Citycon atau Hebel atau
plester finish cat Jaya Cilkon
dinding atau keramik
atau sesuai yang
ditunjukkan dalam
gambar
Plesteran & Perekat Material semen instan Mortar Utama (MU)
bata ringan atau Lemkra atau Sika
Acian Material semen instan Mortar Utama (MU)
atau Lemkra atau Sika
(plesteran dan acian
menggunakan produk
yang sama)

Spesifikasi Teknis 3
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
No. Komponen Uraian pekerjaan Material Spesifikasi
Dinding Panel Panel Sandwich -
Eks produk CV.
Medical Wall insulated
Bintang Teknik
panel EPS 75 mm. Selaras
-
Eks produk CV.
Berkah Jaya Sri
- Eks produk PT.
Kyung Heung
Indonesia
3. Kusen Pintu, Kusen Exterior Kusen aluminium Ukuran 4” tebal 1,15
Jendela dan curtain wall, Warna mm, Merk Handex atau
BV, Curtain Profil: dark YKK atau Alutama.
Wall brown/natural
anodised (dengan
approval)
Kusen Interior Profil UPVC Merk Kend atau Bosco
atau Conch.
Daun Pintu - UPVC - Merk Kends atau
- untuk pintu utama, Bosco atau Conch.
panil kaca - Kaca bening, kaca
frameless 12 mm rayban, kaca es
dengan sesuai gambar
frame/gawangan - Floor hinge – Fino
beton lapis granite atau Lisa atau
sesuai desain Kends
Daun Jendela UPVC Kaca Bening 5 mm / 6
mm / 8 mm sesuai
Gambar detail
Daun BV UPVC Kaca bening 5 mm atau
sesuai yang tercantum
dalam gambar detail
Handel pintu, engsel Sesuai desain (produk Dekkson atau Cisa
jadi atau costumized) atau Kends
Pengunci Sesuai desain (produk Dekkson atau Cisa atau
jadi atau costumized) Kends
4. Waterproofing Atap Dak Beton Coating Flinkote Ultra atau Sika
atau Fosroc
Kamar mandi/WC Coating Flinkote Ultra atau Sika
atau Fosroc
5. Kaca Pekerjaan Pintu, Kaca menggunakan Asahimas atau Mulia
Jendela, dan BV kaca tebal 5 mm / 6 atau MUGI
mm / 8 mm sesuai
yang ditunjukkan dapat berupa kaca
dalam gambar bening, kaca es, kaca
Atau kaca tempered tempered sesuai
laminated 12 mm gambar.
untuk atap canopy
6. Lantai Lantai Bangunan Kombinasi : Produk Niro granite
- homogenous tile atau Valentino Gress
60 x 60 cm atau Granito
(polished/ Warna ditentukan
unpolished) kemudian
- Granite tile 30 x
60 cm,
- Atau sesuai
Gambar

Spesifikasi Teknis 4
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
No. Komponen Uraian pekerjaan Material Spesifikasi
Untuk lantai Ruang Keramik 30 x 30 cm Keramik Platinum atau
Penunjang / Servis anti slip, pekerjaan Roman atau Valentino
(Rg ME), kamar lantai yang lain Gress.
mandi/WC keramik 20 x 20 cm,
40 x 40 cm, 60 x 60
cm (sesuai desain)
7. Pelapisan Keramik (KM/WC) - Keramik 30x60 cm Keramik Platinum atau
Dinding tinggi sampai Roman atau Valentino
plafond + border Gress.
keramik motif
30x60 cm untuk
pelapisan dinding
KM/WC, dan
- Atau sesuai
Gambar
Pemasangan Untuk pemasangan Produk Mortar Utama
Pelapisan Dinding pelapisan dinding atau Lemkra atau Sika
jenis ubin keramik, Aksen dinding dg
batu alam atau granite granite tile 60 x 60 cm
tile menggunakan Niro granite atau
jenis mortar instan Valentino Gress atau
Atau sesuai Gambar Granito
ACP (Alumunium PVDF interior 0,3 mm Alcopla atau
Composit Panel) exterior 0.4 mm Alumetalek Evo atau
alu/0,4mm Alucobond
8. Plint Lantai Hospital plin Keramik ukuran 10x60 Berlaku untuk lantai
cm seluruh ruang (sesuai
gambar).
Warna ditentukan
kemudian Merk Roman
atau Indogress atau
Valentino Gress
9. Plafond/langit Sesuai ditunjukkan Panel Sanwich produk CV. Bintang
-langit dalam gambar Medical Ceiling Teknik Selaras atau
insulated panel EPS produk CV. Berkah
75 mm Jaya Sri atau produk
PT. Kyung Heung
Indonesia
PVC 20 cm L=4/6 Shunda Plafon atau
meter Tebal = 9 mm Wifon PVC atau
dengan list tepi Warrant PVC

10. Penutup Atap Penutup Atap Genteng GlasurKanmuri atau M-Class


atau KIA
11. Rangka atap Baja ringan Usuk profil C 75x33 tb. Gigasteel atau
1 mm Galvasteel atau
Reng profil 35x25 tb. Bluscoop Light
0,4 mm
Modul sesuai gambar
Besi IWF SNI Gunung Garuda atau
Krakatau Steel atau
Lautan Steel
12. Pengecatan Pengecatan Dinding, Dinding dan Plafond Jotun atau Mowilex
Plafond interior dengan cat atau Propan
interior

Spesifikasi Teknis 5
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
No. Komponen Uraian pekerjaan Material Spesifikasi
Dinding dan plafond
eksterior dengan cat
eksterior jenis
(weathercoat/
weathershield)
13. Sealant Sealant untuk kaca, Sealant Silicone GRH atau Dow Corning,
Silicone kusen aluminium, Bostic atau GE
kusen UPVC, atau
sesuai dengan
gambar.
14. Sanitair Closet, Washtafel, - Closet jongkok atau Produk sanitair Toto
Shower dan Spoel duduk sesuai atau American Standart
Hoek desain. atau Hallmart lengkap
- Washtafel meja dengan aksesorinya
(counter wastafel)
sesuai gambar.
Aksesori KM/WC Floor drain, kran, San Ei atau Dupon atau
fitting lainnya, Toto
jetwasher.
Stainless hand railing
Kitchen Sink Stainless steel Royal atau Teka atau
Wasser
15. Eye Washer Stainless Steel Blue Eagle atau
Leopard atau Krisbow
16. Wall PVC penguat bagian Oxena atau Pinger atau
Guard/Hand dalam aluminium Sarana Medikal Prisma.
Railing

Mekanikal & Electrical


1 Elektrikal Breaker Schneider atau Fuji
atau Terasaki
Kabel NYY, NYM, NYYHY, Supreme atau
NYA Kabelindo atau Kabel
Metal
Panel Indoor type Simetri atau Komeka
atau SMBE
Tebal Plat Free
Standing 2 mm (Plat
Baja sesudah finising)
Tebal Plat Wall
Mounting 1,5 mm (Plat
Baja sesudah finising)
RAL 7032 (Powder
Coating)
IP : 4.2
Outtdoor type
Tebal Plat 2 mm (Plat
Baja sesudah finising)
IP 5.4
RAL 7032 (Powder
Coating)
Lampu Downlight Inbouw Phillip atau GE atau
LED 10,5 Watt Eye Artolite
Comfort

Spesifikasi Teknis 6
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
No. Komponen Uraian pekerjaan Material Spesifikasi
Downlight Inbouw
LED 17 Watt Eye
Comfort
Downlight Inbouw
LED 23 Watt Eye
Comfort
TL LED 1 x18 watt
surface mounted
TL LED 2 x36 watt
surface mounted
Lampu Exit LED 1 x
18 Watt lengkap
dengan Battery Hight
Temperature Nickel
Cadmium
TL - D RM 300 M5 2 x
18 W Recessed
Mounted Mirror 2 x 8
Watt 2 x 800 lm T8
6500K CRI 80
LED Panel 295 x
1195, 32 watt
TL LED 1 x 20 Watt
Stopkontak, Saklar Model pengaman/ Broco atau Panasonic
stopkontak tertutup atau MK
Kabel Tray Hot deep Galvanized Elpro atau Delta Jaya
atau SAKA
Kabel FRC Mineral Insulated, Pyrotec atau Radox
Mica Tape, Operating atau Vitalink
Temperature 110
degree, LS0H (Low
Smoke Zero Halogen)
Conduit High Impact dia.20mm Ega atau Boss atau
Power
UPS Backup time 15 min. socomec atau Siemens
dengan internal trafo atau Laplace
2 Tata Udara Unit AC VRF Scrool Compressor Mitsubishi Electric atau
Daikin atau Fuji Ac
Ceiling Exhaust Fan Kap 200 Cmh Conexa atau Nikotra
atau Kruger
Exhaust Fan Low Noise Exhaust Conexa atau Nicotra
fan (cabinet) atau Kruger
Pipa Refrigerant ASTM B219 Denji atau Kembla atau
Muller
Pipa drain PVC AW 10 K RUCIKA atau Paralon
atau Maspion
Pipa Conduit High impact dia.20mm Ega atau Boss atau
Power
Ducting PIR Density ± 54 Kg/m³ TDI atau TD Duct
Ducting BJLS BJLS 80 Lokfom atau TACI atau
Fumira
Isolasi T.25 mm Armaflex atau Insuflex
Filter Pre Filter, Medium Farindo atau AAF atau
Filter, Hepa Filter Kowa
Grill , Diffuser Finising Powder AMT atau Prima
Coating

Spesifikasi Teknis 7
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
No. Komponen Uraian pekerjaan Material Spesifikasi
3 Fire Alarm Fixture Fire Alarm, Full Adressible FIKE atau Honeywell
detector, Manual atau Nohmi
push Point , Horn
strobe
Conduit High Impact dia.20mm Ega atau Boss atau
Power
Kabel Supreme atau
Kabelindo atau Kabel
Metal
Kabel FRC Mineral Insulated, Pyrotec atau Radox
Mica Tape, Operating atau Vitalink
Temperature 110
degree, LS0H (Low
Smoke Zero Halogen)
4 Plumbing Pipa PPR PN-16 BE atau TORO25 atau
PN-20 Agrusan atau Kelen
Green Rucika
Pipa PVC AW 10K Standard JIS Rucika atau Paralon
warna Abu-abu atau Maspion
Valve Conexa atau MICO atau
Honeywell
Pompa Booster Pompa Booster Kap. Ebara atau Wilo atau
2x15 m3/h (Package Turbosan atau
Booster Pump) Torishima
Total Head 30 m
Vertical Multistage
Pompa Transfer Kap. 18 m3/h Ebara atau Wilo atau
Total Head 40 m Turbosan atau
Horizontal Torishima
Pompa Sampit+ Kap. 150 L/M Ebara atau Wilo atau
Gridder Total Head 40 m Turbosan atau
Torishima
Roofttank Kap. 16 m3, FRP, Bio Tirta atau Biosan
ketebalan 12mm,
garansi pabrik
Water Heater Kap. 15 Liter Daaldroop atau
Elemen Kering / Thermor atau
Ceramic Gainsborough
Pipa Buangan Lab. PP Vulcathene atau
Magnaplast
5 CCTV Camera IR Dome Camera 2 Avigilon atau Sony atau
Mp Panasonic
Switch 10/100/1000 + POE, Unifi atau Aruba atau
SFP Cisco
Kabel UTP cat 6 Belden atau MMC atau
Systimax
Conduit High Impact Ega atau Boss atau
dia.20mm Power
6 Data Outlet Data Panasonic atau
Schneider atau
Legrand/ Berker atau
MK
Kabel UTP cat 6 Belden atau MMC atau
Systimax
Conduit High Impact dia.20mm Ega atau Boss atau
Power

Spesifikasi Teknis 8
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
No. Komponen Uraian pekerjaan Material Spesifikasi
Rack 6U, 4U Indorack atau success
rack atau OEM
7 Telepon Outlet Telepon Panasonic atau
Schneider atau
Legrand/ Berker atau
MK
Pesawat Telepon Panasonic atau
Siemens atau Phillips
Kabel Supreme atau
Kabelindo atau Kabel
Metal
8 Nurse Call Master Control 10-inch TFT high- Bitcare atau Tunstal
Nurse Call resolution colour LCD atau Schrack Seconet
touch screen
Resolution: 1024x600
HD video playback
Operation: touch
screen
Transmission: TCP /
IP network
Input power: 12VDC
Equipment power
consumption: standby
2.5W, maximum 6W
Working temperature:
-10 ℃ ~ 60 ℃
Installation: desktop
PC monitoring for HIS data
managenet synchronization
Real-time data
synchronization
Call record statistical
analysis function
Bed Terminal TFT high-resolution
digital colour LCD
screen, 7” Touch
Screen display.
Maximum resolution
of 800x480
Operation: touch
screen operation,
shortcut function keys
Transmission: TCP /
IP network
Input power: 12VDC
Equipment power
consumption: standby
2.5W, maximum 5W
Operating
temperature: -10 ℃ ~
60 ℃
Room Terminal With • TFT high-
7" LCD Touch resolution digital
Screen Display colour LCD
screen, 7" touch
display screen.
Spesifikasi Teknis 9
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
No. Komponen Uraian pekerjaan Material Spesifikasi
• Maximum
resolution:
1024x768
• Operation: touch
screen, shortcut
function keys
• Transmission:
TCP / IP network
• Input power:
12VDC
• Equipment power
consumption:
standby 2.5W,
maximum 6W
• Working
temperature: -10°
~ 60°
Room Light 4 Color • Red/Green/ Blue
• Indicates different
types of patient call
• Toilet emergency
alarm
• Provided for each
room
Emergency Button • Waterproof design,
for Toilet providing toilet or
emergency call.
• Indicative LED
lights up when
activated. Room
light will be set to
flashing RED
• Connected to the
room terminal, call
made will alarm the
nurses station,
room terminal,
corridor text
display and mobile
APP.
Kabel UTP Cat 6 MMC atau Belden atau
Systamax
9 Gas Medis Oxygen Manifold • Fully Automatic SAMSUNG MEDICAL
Change Over Eng. atau CENTRAL
Manifold UNI atau Tritech
• max Inlet Pressure
: 150 Kg/Cm2
• Manifold
Dimension : 400 x
270 x 550

Spesifikasi Teknis 10
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
No. Komponen Uraian pekerjaan Material Spesifikasi
• Manifold Finishing
: Color Printed PP
sheet Coating
Medical Vacuum • Duplex, Water SAMSUNG MEDICAL
sealed Vacuum Eng. atau CENTRAL
Type UNI atau Tritech
• 850 Liter/Menit
• 500 mmHg – 600
mmHG
• 2,2 kW/380 V/3
ph/50 Hz
• 1465 x 960 x 1650
in mm
• Receiver Tank 500
Litre
• 2Pcs Bacterial
Filter
Medical Air • Duplex, Oiless, SAMSUNG MEDICAL
Compressed Reciprocating Eng. atau CENTRAL
• 850 Liter/Menit UNI atau Tritech
• 5 bar
• 2x 2,75 kW/380
V/3 ph/50 Hz
• 1465 x 960 x 1650
in mm
• After cooler 2 unit
• Refrigerated Air
Dryer 2 unit
• Oil Free
Compressor 2 unit
Zone Valve Type 2 • Wall mounted for SAMSUNG MEDICAL
& 3 Jalur Manual concealed piping Eng. atau CENTRAL
with monitoring UNI atau Tritech
gauge
• Steel 1.6t powder
coated paint finish
• Steel 1.6t powder
coated paint finish
• Oxygen-15 kg/cm2
• Vacuum-760
mmHg
• acrylic
• 20 kg/cm2/ball
valve
Gas Control Alarm • Wall mounted for SAMSUNG MEDICAL
Panel, Tipe 2 & 3 concealed piping Eng. atau CENTRAL
jalur • Steel 1.2t baked UNI atau Tritech
painting
• Steel 1.6t baked
painting w/ color

Spesifikasi Teknis 11
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
No. Komponen Uraian pekerjaan Material Spesifikasi
printed P.C sheet
coating
• 110/220 V AC, 24V
DC
• For high/low
pressure alarm of 2
Gases
• Push to test, Alarm
silencer, Power on
lamp, Indicating
lamp,
• 1 pc for each gas
Medical Gas Outlet • Push Type Pin SAMSUNG MEDICAL
Indeks Eng. atau CENTRAL
• Japan Industrial UNI atau Tritech
Standar ( JIS )
• Pin Index
• Max Press. 100
Psi
• Brass , ABS
• Oxygen – Putih
• Comp. Air – Hitam
• Vacuum – Kuning
• Pin Index
Berdasarkan Jenis
Gas
Pipa Refrigent ASTM B819 Type L Denji atau Brasco atau,
Kembla
Valve Kitz. atau Sanwa atau
mico
Bed Head Aluminium Extrusion EMJ ( Indonesia)
Molding, LED
minimal 8 watt, 120
X 22 x 8 cm
10 Tata Suara 240 System TOA Ori Galva atau
Amplifier w/5ch BOSCH atau honeywell
Selector
Monitor Panel
Evac Voice
Announcement
Board /CF card
Remote
Microphone w/
Keypade zone
CD/MMC/USB
Player w/FM
Turner
Paging Microphone
w/ chime
Ceiling speaker 6 Watt
Attenuator
Firedome Speaker 10 W c/w metal case
Spesifikasi Teknis 12
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
No. Komponen Uraian pekerjaan Material Spesifikasi
Kabel Supreme atau
Kabelindo atau Kabel
Metal
11 Hydrant dan Pipa BS SCH40 Bakrie atau KS atau
Sprinkler Sumitomo
Valve Conex atau MICO atau
Brass / Cast Iron Honeywell
Indoor Hydrant Indoor Hydrant Box Ocean Fire atau
Box type B Yamato atau
• Size : 75 x 125 x 18 Nagasaki
• Material : Mild
Steel Plate
• Pain Finish :
Powder Coating
• include : fire hose ,
Hydrant Valve,
Nozle , Hose Rack
Outdoor Hydrant Outdoor Hydrant
Box Box
• Size : 66 x 95 x 20
• Material : Mild
Steel Plate
• Pain Finish :
Powder Coating
• include : fire hose ,
Hydrant Valve ,
Nozle, Hose Rack
Type CO / ABC Ocean Fire atau
Fire Extinguisher Yamato atau
kapasitas Nagasaki
Head Sprinkler • Orifice Size : 1/2 " Ocean Fire atau
• K- Factor 5.6 Imp Viking atau Victaulic
• Max Working
Pressure : 175 PSI
(1200 Kpa)
• Min Operating
Press : 7 PSI ( 48
Kpa)
• Glas Blub
Temperatur : 68ᵒ
Ocean Fire atau
Yamato atau
Pillar Hydrant 16K Nagasaki
Ocean Fire atau
Siamese Yamato atau
Conection Nagasaki

Spesifikasi Teknis 13
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
No. Komponen Uraian pekerjaan Material Spesifikasi
12 Bed Lift dan Bed Lift Speed 60 MPM, Mitsubishi atau
DumbWaiter Simplex, 4 Stop/ 4 Toshiba atau Hitachi
Opening
1600 Kg
No. of Passengger
(person) 24person
Door Size 1200 (W) x
2100 (H)
Door Opening Type
Two Side Opening
Dumb Waiter Kapasitar 200 Kg Volkslift atau Louser
Trevel 4 Stop 4 open atau Fuji atau Ryoden
Speed 45 mpm
Door Size 1000 ( W )
x 1200 ( H )
Penangkal Nimbus atau Evo
13 Petir Head Radius 120 Franklin atau Thomas

Catatan : 1. Dilengkapi surat keterangan dukungan dari Produsen,


2. Keterangan keterlibatan Aplikator,
3. Sebelum pelaksanaan menyediakan Mock UP.
4. Mencantumkan brosur material yang digunakan (SubKon harus disetujui PPK).
5. SubKon diwajibkan presentasi sebelum pelaksanaan

Spesifikasi Teknis 14
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
1. Persyaratan dan Peraturan Umum
a. Semua pekerjaan dalam kontrak ini harus dilaksanakan dengan mengikuti dan
memenuhi persyaratan teknis yang tertera dalam persyaratan Normalisasi Indonesia
(NI), Standar Industri Indonesia (SII), Peraturan Nasional maupun Peraturan Pemda
setempat lainnya yang berlaku atas jenis pekerjaan maupun bahan tersebut,
peraturan tersebut antara lain :
1. Standar Industri Indonesia untuk bahan yang digunakan.
2. Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung SNI 03 – 2847 –
2002.
3. Tatacara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung SNI 03 – 1729 –
2002.
4. Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia, NI-3 PMI PUBBI
5. Persyaratan Cat Indonesia, NI-4
6. Peraturan Cement Portland Indonesia, NI-8.
7. Bata Merah sebagai bahan bangunan, NI-10
8. Spesifikasi Ukuran Kayu Untuk Bangunan, SKSNI-05-1990
9. Peraturan Plumbing Indonesia, PPI-1979
10. Peraturan Umum Instalasi Listrik, PUIL-2000
11. Peraturan / Pedoman Perencanaan Penangkal Petir SKBI-1.3.53.1987,UDC :
887.2.
12. Untuk bahan dan pekerjaan yang belum termasuk dalam standar tersebut diatas,
maupun standar lainnya, maka diberlakukan Standar Internasional atau
persyaratan teknis dari pabrik / produsen yang bersangkutan.
13. Dan lain-lain yang secara nyata termasuk didalam Dokumen / Gambar, RKS,
Spesifikasi Teknis, Berita Acara Penjelasan Pekerjaan /Aanwijzing dan ketentuan-
ketentuan lainnya.
14. Tata cara Akses Bangunan dan Akses Lingkungan untuk mencegah kebakaran
pada bangunan Gedung, SNI-03-1735-2000
b. Untuk melaksanakan pekerjaan tersebut diatas, Penyedia Jasa Konstruksi harus
menyediakan:
1. Tenaga-tenaga kerja, tenaga-tenaga ahli yang memadai baik kualitas maupun
kuantitasnya (jumlahnya) untuk semua jenis pekerjaan.
2. Alat-alat yang cukup untuk setiap jenis pekerjaannya.
3. Bahan-bahan yang memenuhi syarat dalam jumlah yang cukup dan didatangkan
tepat waktunya, sehingga tidak terjadi stagnasi yang mengakibatkan
keterlambatan pada waktu penyerahan pertama.

2. Merk Dagang
Merk-merk dagang untuk bahan-bahan tertentu yang disebutkan dalam Persyaratan
Teknis ini dimaksudkan hanya sebagai bahan perbandingan dalam hal bentuk, model,
mutu, jenis dan sebagainya, sehingga tidak diartikan sebagai persyaratan merk yang
mengikat.
Penyedia Jasa Konstruksi dapat mengusulkan minimal 2 merk dagang lain yang setaraf
(sekualitas setelah mendapat persetujuan dari direksi pelaksana.

Spesifikasi Teknis 15
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
Dalam hal disebutkan 3 (tiga) merk dagang atau lebih untuk jenis bahan yang sama,
maka Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan untuk mengajukan salah satu dari padanya
(bukan setara) untuk diperiksa dan disetujui direksi.

3. Syarat Pemeriksaan Bahan


a. Untuk pedoman pemeriksaan bahan-bahan bangunan digunakan Persyaratan Umum
Bahan Bangunan di Indonesia (PUB –1982) –NI– 3.
b. Sebelum mendatangkan bahan-bahan bangunan ketempat pekerjaan, Penyedia
Jasa Konstruksi diwajibkan menyerahkan contoh-contoh terlebih dahulu kepada
Direksi untuk diminta persetujuannya.
Adapun bahan-bahan yang akan digunakan harus sesuai dengan contoh-contoh
yang telah disetujui.
c. Apabila bahan yang didatangkan tidak sesuai dengan contoh yang telah disetujui,
maka Direksi berhak menolak / memerintahkan Penyedia Jasa Konstruksi untuk
mengeluarkan bahan-bahan tersebut dilapangan (tempat pekerjaan)
selambatlambatnya 2 x 24 jam sejak ditolaknya bahan-bahan tersebut.
d. Tidak diperkenankan menggunakan bahan-bahan yang telah ditolak oleh Direksi,
apabila ternyata Penyedia Jasa Konstruksi tetap menggunakan bahan-bahan
tersebut diatas baik secara sengaja maupun tidak sengaja, maka Direksi berhak
memerintahkan Penyedia Jasa Konstruksi untuk membongkar pekerjaan yang
menggunakan bahan-bahan tersebut dengan biaya dibebankan kepada Penyedia
Jasa Konstruksi.
e. Untuk setiap perselisihan kualitas bahan bangunan yang digunakan antara direksi
dengan Penyedia Jasa Konstruksi, Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan memeriksa
kualitas kualitas bahan itu ke Lembaga Penelitian Bahan Bangunan terdekat dan
sekitarnya, atau ditempat lain yang disetujui Direksi Pelaksana, dengan biaya
ditanggung oleh Penyedia Jasa Konstruksi.
Dalam jangka waktu 2 x 24 jam sejak timbulnya perselisihan, sebelum diperoleh hasil
pemeriksaan tersebut, Penyedia Jasa Konstruksi tidak diperkenankan menggunakan
bahan bangunan tersebut didalam pekerjaannya.

1.2. SITUASI
1. Pembangunan Gedung yang di maksud, dengan Site plan seperti yang tertera dalam
gambar situasi / tapak.
2. Site (tempat pembangunan) akan diserahkan kepada Penyedia Jasa Konstruksi,
sebagaimana keadaannya. Untuk itu Penyedia Jasa Konstruksi harus meneliti keadaan
tapak, terutama keadaan tanah (kontur, letak bangunan yang sudah ada serta sifat
lingkup pekerjaan lain-lain yang dapat memperngaruhi harga penawarannya.
3. Kelalaian atau kekurang telitian Penyedia Jasa Konstruksi dalam mengevaluasi
keadaan lapangan segala sesuatunya menjadi tanggungjawab Penyedia Jasa
Konstruksi dan tidak dapat dijadikan alasan untuk mengajukan tuntutan.

1.3. UKURAN/DIMENSI
1. Ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar adalah ukuran yang mengikat dan mutlak
harus ditepati.
Spesifikasi Teknis 16
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
2. Satuan ukuran yang dicantumkan dalam gambar dinyatakan berdasarkan :
a. Milimeter (mm).
b. Centimeter (cm).
c. Meter (m)
Kecuali untuk hal khusus, satuan dinyatakan sesuai kebutuhan / ketentuan umum yang
berlaku.
3. Apabila terdapat perbedaan ukuran antara gambar struktur dan detail dalam jenis yang
sama, maka yang menjadi pegangan adalah gambar yang berskala lebih kecil (gambar
detail).
4. Bila ada perbedaan antara gambar struktur, gambar arsitektur dan gambar ME atau
ketidaksesuaian atau keraguan diantara gambar kerja yang tidak bisa diatasi menurut
point no. 3 diatas, Penyedia Jasa Konstruksi harus melaporkan secara tertulis kepada
Konsultan Managemen Konstruksi untuk diberi keputusan gambar mana yang akan
dijadikan pegangan/acuan di dalam pelaksanaan pekerjaan.
5. Sinkronisasi antara gambar, spesifikasi dan BQ (Daftar Volume dan Biaya Pekerjaan)
diambil yang mempunyai bobot teknis yang paling tinggi dan tidak saling menghilangkan,
demikian pula gambar-gambar, antara gambar Arsitektur, Sipil dan Mekanikal / Elektrikal
adalah saling melengkapi dan tidak saling menghilangkan.

1.4. LETAK BANGUNAN


Keterangan mengenai letak banguan ditentukan dalam gambar situasi dan untuk awal
pelaksanaan harus diadakan pengukuran dulu dibawah pengawasan Konsultan Pengawas.

1.5. TINGGI LANTAI (PEIL)


1. Sebagai ukuran tinggi lantai diambil ± 0.80 cm dari jalan eksisting, yang ditentukan
oleh Konsultan Pengawas, atau sesuai dengan penjelasan pekerjaan / aanwijzing
maupun pada saat Uitzet.
2. Ukuran yang merupakan tanda tetap, tidak boleh berubah letak dan ukurannya.
Dengan ini tanda tersebut harus dibuat dengan beton atau tembokan yang harus dijaga
dan dipelihara selama pelaksanaan dan sampai pekerjaan selesai.
3. Supaya dibuat beberapa patok duga juga untuk ordinat / koordinat dan elevasi yang
dibuat dari patok beton yang kuat dan terpelihara sehingga bangunan tidak kehilangan
ukuran awal.

1.6. PASAL-PASAL KETENTUAN UMUM PELAKSANAAN

Pasal 1
Survey/Peninjauan Lapangan dan Pembuatan Patok Batas Tanah/Persil

Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi wajib melaksanakan survey/peninjauan


lapangan didampingi oleh Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas,
dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara.

Spesifikasi Teknis 17
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
Pasal 2
Pembersihan Lapangan

Pelaksanaan Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi harus melakukan inventarisasi lapangan


sesuai dengan hasil survey yang telah dilaksanakan.
1. Lapangan terlebih dahulu harus dibersihkan dari rumput, semak, akar-akar pohon.
2. Sebelum pekerjaan lain dimulai, lapangan harus selalu dijaga, tetap bersih dan rata.
3. Segala macam sampah-sampah dan barang-barang bongkaran harus dikeluarkan dari
tapak proyek, dan tidak dibenarkan untuk ditimbun di luar pagar proyek meskipun untuk
sementara.
4. Semua sisa-sisa bongkaran bangunan lama, seperti pondasi, jaringan listrik/pipa-pipa
dan lain-lain yang masih ada menurut penilaian Konsultan Pengawas jika dibiarkan di
tempat akan mengganggu pekerjaan tapak, seperti pekerjaan tata hijau (landscaping),
pembuatan jalan, penanaman rumput dan lain-lain, harus dibongkar dan dikeluarkan
dari tapak.
Semua biaya pembongkaran sisa-sisa tersebut di atas tanggungan Penyedia Jasa
Konstruksi dan pelaksanaannya setelah mendapat persetujuan tertulis dari Pemberi
Tugas.

Pasal 3
Pengukuran (Uitzetten) dan Pengambilan Peil

1. Pemberi Tugas menyediakan bagi pelaksana Pekerjaan/ Penyedia Jasa Konstruksi


gambar-gambar yang berukuran seksama dan informasi yang memungkinkan
Pelaksana Pekerjaan.
2. Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi harus bertanggung jawab untuk
memperbaiki kesalahan yang disebabkan oleh pelaksanaan pekerjaan yang tidak
seksama, dan seluruh biaya ditanggung oleh Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa
Konstruksi.

Pasal 4
Pemakaian Ukuran

1. Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi tetap bertanggung jawab dan menepati


semua ketentuan dalam Dokumen Kontrak.
2. Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi wajib memeriksa kebenaran ukuran-
ukuran keseluruhan maupun bagian-bagiannya dan segera memberitahukan kepada
Konsultan Pengawas apabila ditemukan perbedaan.
Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi dalam memperbaiki kesalahan gambar
dan pelaksanaan setelah ada persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.
3. Pengambilan ukuran-ukuran yang salah dalam pelaksanaan tetap menjadi tanggung
jawab Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi. Oleh karena itu, sebelumnya
kepadanya diwajibkan mengadakan pemeriksaan menyeluruh terhadap semua gambar-
gambar dan kondisi di lapangan.

Spesifikasi Teknis 18
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
Pasal 5
Pemeriksaan dan Pengetesan

1. Adalah ketentuan dari kontrak ini bahwa Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi
harus melaksanakan seluruh pekerjaan sesuai dengan Dokumen Tender yang terdiri
atas : RKS, Gambar, Berita Acara Aanwijzing dan Bill of Quantity Serta Berita acara
susulan lainnya dalam kaitannya dengan tender dan Berita Acara Klarifikasi/Negosiasi
(bila ada).
2. Semua material bangunan yang akan digunakan harus sesuai dengan ketentuan di
dalam Rencana Kerja dan Syarat –syarat Pelaksanaan (RKS). Untuk jenis material
bangunan tertentu harus disertai pengetesan, dan atau surat pernyataan
(sertifikat/klasifikasi) dari instansi yang ditunjuk oleh Konsultan Pengawas untuk
kebutuhan tersebut . Konsultan Pengawas berhak menginstruksikan kepada
Pelaksanaan Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi untuk segera mengeluarkan
material-material yang ternyata tidak memenuhi Uraian dan Syarat-syarat Pelaksanaan
(Kontrak-kontrak) keluar dari site, dalam waktu 24 jam. Semua biaya yang diperlukan
baik untuk field-test ataupun Lab-test menjadi tanggung jawab Pelaksana
Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi.
3. Konsultan Pengawas berhak memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh Pelaksana
Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi setiap waktu. Kelalaian Konsultan Pengawas
dalam pengawasan, tidak berarti Pelaksana Pekerjaan/ Penyedia Jasa Konstruksi bebas
dari tanggung jawab.
4. Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi bertanggung jawab dan harus
memperbaiki atau apabila perlu, membongkar pekerjaan-pekerjaan yang telah
dilaksanakan yang ternyata tidak sesuai dengan ketentuan di dalam kontrak.
5. Biaya-biaya yang diperlukan untuk pengetesan bahan, pengeluaran bahan bahan yang
tidak memenuhi syarat keluar lapangan dan perbaikan atau pembongkaran pekerjaan-
pekerjaan yang tidak memenuhi syarat menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan/
Penyedia Jasa Konstruksi.
6. Kebutuhan listrik, air, telepon dalam pelaksanaan pekerjaan menjadi tanggung jawab
Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi, bila diperlukan penyambungan daya
listrik ke bangunan lama harus dengan meteran tersendiri dan harus meminta Izin
Pemberi Tugas.

Pasal 6
Penanggung Jawab Pelaksanaan

1. Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi harus menempatkan seorang


penanggung jawab pelaksanaan yaitu seorang site manager dengan latar belakang
pendidikan sesuai dengan ketentuan umum dan administrasi ; ahli dan berpengalaman
dan harus selalu berada di lapangan, yang bertindak sebagai wakil Pelaksana
Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi di lapangan dan mempunyai kemampuan untuk
memberikan keputusan-keputusan teknis dengan tanggung jawab penuh di lapangan
untuk menerima semua instruksi dari Konsultan Pengawas. Semua langkah dan

Spesifikasi Teknis 19
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
tindakannya oleh Konsultan Pengawas dianggap sebagai langkah dan tindakan
Pelaksanaan Pekerjaan/ Penyedia Jasa Konstruksi.
2. Penanggung jawab harus selalu berada di tempat pekerjaan selama jam-jam kerja dan
saat diperlukan dalam pelaksanaan.
3. Petunjuk dan perintah Konsultan Pengawas didalam pelaksanaan disampaikan
langsung kepada Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi.
4. Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan setiap saat menjalankan
disiplin dan tata tertib yang ketat terhadap semua pekerja, pegawai, termasuk petugas
yang mengurus material. Siapapun diantara mereka yang tidak berwenang, melanggar
peraturan umum, mengganggu ataupun merusak ketertiban, berlaku tidak sopan dan
melakukan perbuatan yang merugikan pelaksanaan pembangunan, harus segera
dikeluarkan dari tempat pekerjaan atas perintah Konsultan Pengawas.

Pasal 7
Tanggung Jawab Atas Pekerjaan yang Cacat dan Kegagalan Konstruksi

1. Semua cacat-cacat akibat penyusutan atau kesalahan- kesalahan lain yang timbul
selama jangka waktu pelaksanaan dan pemeliharaan dari Pelaksana
Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi yang disebabkan oleh penggunaan bahan-bahan
yang tidak sesuai dengan syarat -syarat yang ditentukan di dalam RKS, menjadi
tanggung jawab penuh Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi untuk
mengadakan perbaikan sampai diterima oleh Konsultan Pengawas atas biaya
Pelaksana Pekerjaan/ Penyedia Jasa Konstruksi.
2. Kegagalan Konstruksi yang timbul selama jangka waktu pembangunan dari Pelaksana
Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi yang disebabkan oleh penggunaan bahan-bahan
yang tidak sesuai dengan syarat -syarat yang ditentukan di dalam RKS, menjadi
tanggung jawab penuh Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi untuk
mengadakan pembongkaran dan pembangunan kembali sampai diterima oleh
Konsultan Pengawas atas biaya Pelaksana Pekerjaan/ Penyedia Jasa Konstruksi.
3. Konsultan Pengawas juga berhak untuk setiap saat minta kepada Pelaksana
Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi untuk mengadakan perbaikan perbaikan dengan
biaya Pelaksana Pekerjaan/ Penyedia Jasa Konstruksi atas semua pekerjaan yang
cacat yang timbul selama masa pemeliharaan tersebut.

Pasal 8
Wewenang Pemberi Tugas Untuk Memasuki Tempat Pekerjaan

Pemberi Tugas dan para wakilnya mempunyai wewenang untuk memasuki tempat pekerjaan
dan bengkel kerja atau tempat-tempat lainnya di mana Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa
Konstruksi melaksanakan pekerjaan, dan bilamana pekerjaan harus dilaksanakan di bengkel
kerja atau tempat-tempat lain milik Sub-Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi,
maka Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi sesuai ketentuanketentuan dalam
Sub-Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi itu harus bisa mendapatkan jaminan
agar Pemberi Tugas dan para wakilnya (Konsultan Pengawas) mempunyai wewenang untuk

Spesifikasi Teknis 20
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
memasuki bengkel kerja dan tempat lain milik Sub-Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa
Konstruksi itu.

Pasal 9
Fasilitas Lapangan dan Perlengkapan Kerja/Fasilitas sementara

1. Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan atas biaya sendiri,


fasilitas-fasilitas penunjang yang dibutuhkan di dalam pelaksanaan dan menyelesaikan
pekerjaan, seperti :
a. Kamar mandi dan WC untuk pekerja dan direksi;
b. Musholla dan tempat wudhu;
c. Ruangan-ruangan lainnya seperti gudang material, tempat-tempat kerja, pos
keamanan dan lain-lain.
2. Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan atas biayanya
sendiri fasilitas-fasilitas untuk melaksanakan pekerjaan, seperti :
a. Listrik
Listrik untuk bekerja harus disediakan Penyedia Jasa Konstruksi dan diperoleh dari
sambungan sementara PLN setempat selama masa pembangunan, dengan daya
yang disesuaikan dengan kebutuhan Penyedia Jasa Konstruksi. Penggunaan diesel
untuk pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk penggunaan sementara
atas persetujuan Pengawas. Daya listrik juga disediakan untuk suplai Kantor Direksi
Lapangan. Segala biaya untuk pemakaian daya listrik adalah beban Penyedia Jasa
Konstruksi.
b. Air Bersih
Air untuk bekerja harus disediakan Penyedia Jasa Konstruksi dengan membuat
sumur pompa di tapak proyek atau disuplai dari luar. Air harus bersih, bebas dari
debu, bebas dari lumpur, minyak dan bahan - bahan kimia lainnya yang merusak.
Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan
Perencana/Manajemen Konstruksi. Segala biaya untuk pemakaian air bersih adalah
beban Penyedia Jasa Konstruksi.
c. Alat-alat Pemadam Kebakaran Ringan.
d. Alat-alat PPPK.
e. Alat-alat Komunikasi Proyek.
f. Helmet, safety shoes.
g. Dll, sesuai Standart ISO (K3, Jamsostek)
3. Pelaksana Pekerjaan / Penyedia Jasa Konstruksi wajib menyediakan seluruh
peralatan/perlengkapan kerja untuk pelaksanaan fisik dilapangan, seperti :
a. Peralatan/perlengkapan utama, yaitu : alat ukur yang lain (water pass, theodolit,
meteran dan sebagainya).
b. Peralatan/perlengkapan penunjang yaitu : genset cadangan, jala pengaman (safety
screen), scaffolding serta shaft pembuangan sampah dan sebagainya.
c. Sarana Prasana penunjang (Truck, Lift Material, dsb)
4. Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi wajib merawat dan memelihara seluruh
peralatan dengan sebaik-baiknya agar dapat dipergunakan pada saat diperlukan.

Spesifikasi Teknis 21
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
5. Konsultan Pengawas berhak memberikan instruksi kepada Pelaksana
Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi untuk melengkapi/ menambah jumlah peralatan
bila dirasa peralatan yang tersedia kurang memadai dalam usaha mencapai target
prestasi.
6. Apabila Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi tidak mengindahkan instruksi
serupa, maka Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi dapat dikenakan denda
seperti yang disebutkan dalam dokumen kontrak ini.

Pasal 10
Halaman Pekerjaan, Kebersihan dan Ketertiban

1. Pengaturan dan penggunaan halaman kerja ditentukan oleh Konsultan Pengawas,


dalam hal ini adalah Pengawas Lapangan. Konsultan Pengawas dapat memberikan usul
usulnya dengan memberikan peta penetapan gudang-gudang, los kerja tempat
penimbunan bahan bahan dan sebagainya sesuai dengan lokasi proyek yang tersedia,
baik untuk keperluan Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi, Pelaksana
Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi Spesialis dan para Sub-Pelaksana
Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi.
2. Selama berlangsungnya pembangunan kebersihan halaman, kantor, gudang dan los
kerja bagian dalam bangunan yang dikerjakan harus tetap bersih dan tertib, bebas dari
bahan-bahan bekas, tumpukan tanah dan lain-lain. Kelalaian yang dapat
diberhentikannya seluruh pekerjaan oleh Konsultan Pengawas. Akibat dari hal ini
seluruhnya menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi.
3. Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi dan sub-Pelaksana
Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi dalam menempatkan barang-barang dan material
material kebutuhan pelaksanaan baik di dalam gudang-gudang ataupun di halaman
terbuka, harus diatur sedemikian rupa sehingga:
a. Tidak mengganggu kelancaran dan keamanan umum;
b. Memudahkan jalannya pemeriksaan dan penelitian bahan-bahan oleh Konsultan
Pengawas;
c. Menjaga kebersihan dari sampah-sampah, kotoran-kotoran bangunan (puing-
puing), air yang menggenang;
d. Tidak menyumbat saluran-saluran air;
e. Terjamin keamanan, serta kelancaran lalu lintas jalan area dalam Gedung Dialisa
dan HCU RSUD. Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto.
4. Cara penempatan bahan dan peralatan harus disesuaikan dengan kondisi yang
disyaratkan oleh produsen, untuk menghindarkan kerusakan-kerusakan yang
diakibatkan oleh cara penyimpanan yang salah.
5. Barang-barang dan material yang tidak akan digunakan untuk kebutuhan langsung pada
pekerjaan yang bersangkutan, tidak diperkenankan untuk disimpan di dalam site.
6. Tidak diperkenankan :
a. Pekerja menginap di tempat pekerjaan kecuali dengan ijin Pemberi Tugas. Bila ijin
khusus tersebut diberikan, maka Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi
tetap bertanggungjawab atas kemungkinan kerugian-kerugian apapun yang
disebabkan oleh buruh yang menginap tersebut.
Spesifikasi Teknis 22
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
b. Memasak di tempat pekerjaan kecuali atas ijin Pemberi Tugas/Manajemen
Konstruksi
c. Memberikan ijin masuk kepada penjual-penjual makanan, buah buahan, minuman,
rokok dan sebagainya.
d. Tanpa seijin keamanan proyek, kepada siapapun terkecuali petugas dari Konsultan
Pengawas, tidak dibenarkan untuk keluar masuk secara bebas ke lapangan.
(Catatan: semua tamu proyek yang mendapat ijin dicatat dalam buku tamu dan
diberi tanda pengenal yang disediakan oleh Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa
Konstruksi).
e. Melanggar peraturan lain mengenai penertiban yang akan dikeluarkan oleh
Konsultan Pengawas pada waktu pelaksanaan.
f. Pekerja-pekerja yang diwajibkan mamakai tanda pengenal dan Alat Pengaman
Kerja. Tanda pengenal dan alat pengaman kerja atas beban Pelaksana Pekerjaan/
Penyedia Jasa Konstruksi.
7. Peraturan lain mengenai penertiban akan dikeluarkan oleh Konsultan Pengawas pada
waktu pelaksanan.

Spesifikasi Teknis 23
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
Pasal 11
Pengawasan

1. Pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan dilakukan oleh Konsultan Pengawas.


2. Konsultan Pengawas berhak pada setiap waktu yang dianggap perlu tanpa
memberitahukan sebelumnya, untuk mengadakan inspeksi/ pemeriksaan kepada
Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi atau SubPelaksana Pekerjaan/
Penyedia Jasa Konstruksi :
a. Terhadap jenis pekerjaan yang dipersiapkan di dalam atau diluar site;
b. Terhadap gudang penyimpanan barang-barang
c. Terhadap pengolahan material maupun sumber-sumbernya.
3. Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput dari pengawasan
Konsultan Pengawas, tetap menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan/Penyedia
Jasa Konstruksi dan bagian pekerjaan tersebut jika diperlukan harus segera dibuka
sebagian atau seluruhnya untuk kepentingan pemeriksaan.
4. Jika diperlukan, pengawasan oleh Konsultan Pengawas dilaksanakan di luar jam-jam
kerja. Untuk itu segala biaya menjadi beban Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa
Konstruksi. Permintaan Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi tersebut harus
dengan tertulis dan disampaikan kepada Konsultan Pengawas, minimal 6 (enam) jam
sebelumnya
5. Di tempat pekerjaan, Konsultan Pengawas berhak menempatkan petugas-petugas
bagian pengawasan.
6. Apabila Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi akan bekerja lembur dimana
item pekerjaan tersebut diperlukan oleh Pelaksana Pekerjaan Penyedia Jasa Konstruksi,
maka Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi harus memberitahukan satu hari
sebelumnya dan biaya tersebut termasuk biaya lembur petugas-petugas pengawas
Konsultan Pengawas yang besarnya sesuai dengan aturan gaji mereka yang menjadi
tugas Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi.

Spesifikasi Teknis 24
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
Pasal 12
Keamanan, Keselamatan dan Kesejahteraan

1. Selama pelaksanaan pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi wajib


mengadakan semua yang diperlukan untuk menjamin keamanan, keselamatan dan
kesejahteraan manusia/barang di proyek.
2. Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi wajib memenuhi segala peraturan tata
tertib, ordonansi pemerintah daerah ataupun pemerintah setempat.
3. Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi bertanggung jawab atas biaya,
kerugian ataupun tuntutan ganti rugi (claim) yang diakibatkan oleh adanya peristiwa
yang mengakibatkan lukanya atau meninggalnya seseorang dalam melaksanakan
pekerjaan, yang disebabkan oleh kelalaian Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa
Konstruksi.
4. Guna keamanan dan keselamatan kerja di lapangan Pelaksana Pekerjaan/Penyedia
Jasa Konstruksi wajib untuk mengadakan :
• Tabung pemadam kebakaran type ABC berat 5 kg. Jumlahnya minimal 1 buah pada
setiap lantai bagunan dan 1 buah pada direksi keet.
• Perlengkapan K3 bagi seluruh pekerja proyek (Helm proyek, sepatu kerja, sabuk
keselamatan, jaring pengaman, dll).
• Penerapan K3 di proyek harus mutlak dilaksanakan oleh Penyedia Jasa Konstruksi,
pelanggaran terhadap ketentuan ini menjadi resiko Penyedia Jasa Konstruksi.

Pasal 13
Ketentuan-ketentuan dari Pemberi Tugas

1. Kelalaian-kelalaian yang dibuat oleh Pelaksaan Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi


seperti:
a. Tanpa ada alasan ternyata meninggalkan pekerjaan sebelum pekerjaan seluruhnya
selesai;
b. Apabila tidak mengindahkan semua instruksi yang diberikan oleh Konsultan
Pengawas;
c. Apabila tidak dapat melanjutkan pekerjaan secara teratur dan baik;
d. Menyerahkan apa-apa yang menjadi tanggung jawabnya kepada orang lain tanpa
persetujuan tertulis.
e. Tidak menghadiri rapat-rapat teknis atas kelalaian tersebut diatas; maka Konsultan
Pengawas dapat mengeluarkan peringatan tertulis pertama kepadanya.
2. Apabila dalam waktu 7 (tujuh) hari sesudah menerima peringatan tertulis tersebut masih
belum ada tanda- tanda adanya perubahan yang berarti atau belum dilaksanakan
peringatan dimaksud, maka Konsultan Pengawas akan mengeluarkan peringatan
tertulis kedua. Apabila dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkannya peringatan
tertulis kedua, masih belum ada perubahan yang berarti maka Konsultan Pengawas
dapat mengambil tindakan dengan tidak mempertimbangkan alasan-alasan apapun
yang terjadi sebelumnya. Tindakan tersebut dapat berupa dialihkannya tugas termaksud

Spesifikasi Teknis 25
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
kepada pihak lain dengan biaya dibebankan kepada Pelaksana Pekerjaan/ Penyedia
Jasa Konstruksi.
3. Apabila ternyata Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi tersebut mengalami
kebangkrutan (bankrupt) atau telah terjadi pengambilan alihan oleh pihak lain atas
perusahaannya secara hukum atau tindakan tindakan lain yang senada dengan tindakan
tersebut diatas, maka pekerjaan Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi di
bawah kontrak ini akan diadakan tindakan lebih lanjut. Pekerjaan tersebut dapat
dilanjutkan sesuai dengan kontrak tersendiri, hanya apabila telah terdapat persetujuan
antara Pemberi Tugas dengan pihak lain yang telah mengambil alih semua kegiatan
Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi tersebut.
4. Apabila dengan tindakan seperti tercantum di atas, ternyata pekerjaan tidak dapat
berjalan dengan balk dan lancar, maka:
a. Pemberi Tugas akan menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan memberikan
kepada pihak lain,' dengan menggunakan semua peralatan yang telah berada di
lapangan seperti bangunan - bangunan darurat, gudang, peralatan-peralatan kerja,
barangbarang, material-material, termasuk barang-barang yang telah dibeli (tetapi
belum sampai di tempat) yang akan digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan di
lapangan.
b. Bila dipandang perlu oleh Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas maka dalam waktu
10 (sepuluh) hari sesudah dikenakannya suatu tindakan, Pelaksana
Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi harus tetap menyerahkan barang- barang dan
material yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan di lapangan sesuai isi
kontrak ini, melalui supplier atau Sub-Pelaksana/Penyedia Jasa Konstruksi yang
menyerahkan barang-barang dan material sesuai dengan kontrak, yang ternyata
sebegitu jauh belum dibayar oleh Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi
yaitu dengan memotong bagian yang harus dibayarkan kepada Pelaksana
Pekerajaan/Penyedia Jasa Konstruksi sesuai penilaian prestasi.
c. Apabila dianggap perlu oleh Pemberi Tugas maka semua milik Pelaksana
Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi yang masih tinggal di lapangan seperti
peralatan-peralatan kerja, barang-barang material dan barang-barang yang
disewanya, harus segera dikeluarkan dari lapangan dan semua biaya untuk hal
tersebut menjadi beban Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi. Apabila
dalam waktu 7 (tujuh) hari ternyata hal tersebut diatas tidak dilaksanakan, maka
akan diselesaikan menurut kebijakan Pemberi Tugas, dengan tidak bertanggung
jawab atas kerusakan atau hilangnya barang-barang tersebut.
d. Ketentuan tersebut juga berlaku bagi Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa
Konstruksi yang karena satu dan lain hal ternyata dihentikan kontrak kerjanya oleh
Pemberi Tugas.

Pasal 14
Kewajiban Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi

1. Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi harus menyelesaikan pekerjaan secara


Iengkap seluruhnya sesuai dengan ketentuan-ketentuan di dalam Dokumen Kontrak.

Spesifikasi Teknis 26
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
2. Selekas mungkin sejak dikeluarkannya Surat Perintah Kerja atau selambatnya 1 (satu)
minggu sebelum berakhirnya masa berlakunya Jaminan Penawaran, Pelaksana
Pekerjaan/ Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan Jaminan Pelaksanaan yang
dikeluarkan oleh Bank atau Badan Keuangan lain yang disetujui oleh Pemberi Tugas.
Apabila jaminan Pelaksana belum diserahkan kapada Pemberi Tugas didalam jangka
waktu tersebut, maka berarti Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi
mengundurkan diri dari Pelaksanaan Pekerjaan Kontrak ini.
3. Apabila terjadi di dalam gambar -gambar kontrak terdapat perbedaan-perbedaan atau
penyimpangan-penyimpangan dengan apa yang telah tercantum di dalam kontrak
sehingga akan menimbulkan keraguan -keraguan dalam pekerjaan, maka Pelaksana
Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi harus segera memberitahu hal ini kepada
Konsultan Pengawas untuk diadakan penyelesaian.
4. Apabila terdapat perbedaan-perbedaan antara gambar- gambar dengan ketentuan-
ketentuan di dalam uraian dan syarat-syarat pelaksanaan (RKS), maka ketentuan yang
dianggap paling lengkap oleh Konsultan Pengawas adalah yang mengikat.
5. Yang dimaksud dengan "gambar" adalah gambar pelaksanaan, gambar kerja, gambar-
gambar detail dan gambar- gambar lainnya yang dibuat sebelum pelaksanaan pekerjaan
berlangsung. Apabila terdapat perbedaan antara gambar-gambar tersebut, maka
gambar yang berskala besar yang lebih mengikat.
6. Apabila pada waktu pelaksanaan oleh Konsultan Pengawas diadakan perubahan-
perubahan dalam penggunaan bahan, ukuran-ukuran dan konstruksi , maka pada akhir
pekerjaan Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan menyerahkan 5
(lima) set gambar-gambar perubahan yang dikerjakan di atas cetakan gambar asli
dengan perubahan dikerjakan dengan tinta warna.
7. Atas perintah Konsultan Pengawas dan kepada Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa
Konstruksi dapat dimintakan gambar gambar penjelasan dan rincian atas bagian
pekerjaan khusus, yang kesemuanya atas beban Pelaksana Pekerjaan/ Penyedia Jasa
Konstruksi. Gambar-gambar tersebut harus telah disetujui Konsultan Pengawas untuk
selanjutnya dianggap sebagai gambar pelengkap dan menyerahkan 5 (lima) set
cetakannya kepada Konsultan Pengawas
8. Biaya pembuatan semua keperluan gambar -gambar yang dibutuhkan selama masa
kontrak, baik gambar shop drawing dan atau gambar perubahan yang diperlukan dalam
pelaksanaan untuk kepentingan Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi
maupun gambar gambar yang memerlukan persetujuan dari Konsultan Pengawas harus
dibuat di atas kertas minimal ukuran A3, biaya percetakan gambar-gambar tersebut
menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi.
9. Selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah dikeluarkannya Surat Perintah Kerja
(SPK), Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi harus telah dimulai dengan
pekerjaan pembangunan fisik dalam arti kata yang nyata. Untuk itu syarat-syarat yang
diwajibkan agar dapat dimulainya pekerjaan harus dipenuhi terlebih dahulu.
10. Pada akhir pekerjaan pelaksanaan, Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi
diwajibkan menyerahkan 1 set gambar ukuran minimal A3, 5 (lima) set Foto Copy, dan
softcopy gambar-gambar instalasi terakhir sesuai dengan yang dilaksanakan (as built
drawings) yang telah disetujui Konsultan Pengawas dan Perencana, buku sistem
beroperasi (Manual operation book) untuk mesin-mesin dan peralatan peralatan yang
Spesifikasi Teknis 27
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
dipasang, disertai surat- surat ijin dan keterangan resmi dari pihak yang berwajib yang
diperolehnya mengenai instalasi yang telah dipasangnya.
11. Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi wajib mempelajari dan memahami
semua undang-undang, peratuaran - peraturan Pemerintah, persyaratan – persyaratan
umum maupun suplemennya, persyaratan standard International dan persyaratan yang
dikeluarkan produsen serta tidak menyimpang dari ketentuan di dalam dokumen
pelelangan serta segala petunjuk petunjuk tertulis yang telah dikeluarkan.
12. Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi diharuskan menyediakan sedikitnya 1
(satu) set gambar-gambar pelaksanaan dan RKS di tempat pekerjaan dalam keadaan
terpelihara yang dapat dilihat setiap saat oleh Pemberi Tugas, Konsultan Pengawas
ataupun petugas lainnya. Pelaksanaan pekerjaan berkewajiban untuk memberikan
pelatihan/training sistem operasi peralatan-peralatan, mesin-mesin yang dipasangnya.
Biaya training/pelatihan berikut buku-buku panduan adalah ditanggung oleh Penyedia
Jasa Konstruksi.
13. Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi berhak meminta penjelasan kepada
Konsultan Pengawas, Konsultan Perencana atau pihak lain yang ditunjuk Pemberi
Tugas bilamana menurut pendapatnya ada bagian-bagian dari dokumen kontrak,
gambar atau hal-hal lainnya yang kurang jelas. Untuk itu syarat-syarat yang diwajibkan
agar dapat dimulainya pekerjaan, maka harus segera dimulai.
14. Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan atas biayanya
sendiri semua perlengkapan dan peralatan yang dibutuhkan, pengalaman dan keahlian
serta permodalan dan kemampuan yang nyata untuk melaksanakan dan menyelesaikan
pekerjaan sesuai dengan tugas yang diberikan oleh Pemberi Tugas. Apabila telah
tersedia di lapangan peralatan -peralatan milik Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa
Konstruksi yang tidak dalam keadaan terpakai , Sub - Pelaksana Pekerjaan / Penyedia
Jasa Konstruksi dapat menggunakan peralatan tersebut. Disamping itu jugs harus
menyerahkan :
• Daftar/susunan staf Pelaksana yang ditempatkan di lapangan;
• Daftar peralatan-peralatan yang akan digunakan untuk pekerjaan pelaksanaan;
• Rencana waktu penyelesaian pekerjaan (time schedule);
• Dan lain-lain yang diperlukan.
15. Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi harus mematuhi segala peraturan dan
ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku, serta instruksi instruksi tertulis yang
dikeluarkan oleh Pemerintah/ Penguasa setempat sehubungan dengan pekerjaan yang
akan dilaksanakan.
16. Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi wajib mempelajari dan memeriksa
pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi
pihak lain yang ikut serta mengerjakan proyek ini (dalam hal ini Sub-Pelaksana
Pekerjaan/ Penyedia Jasa Konstruksinya), apabila pekerjaan pihak lain dapat
mempengaruhi kelancaran pekerjaannya. Bilamana terjadi gangguangangguan
Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi wajib memberikan saran-saran
perbaikan untuk segenap pihak. Apabila hal ini tidak dilakukan, Pelaksana Pekerjaan/
Penyedia Jasa Konstruksi tetap bertanggung jawab atas semua kerugian - kerugian
yang ditimbulkan.

Spesifikasi Teknis 28
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
17. Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi wajib berkonsultasi dengan pihak
lainnya agar supaya sejauh mungkin dipergunakan peralatan yang seragam dan merk
yang sama untuk bangunan proyek ini agar memudahkan pemeliharaan.
18. Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi wajib berkoordinasi dengan pihak
lainnya dalam kelancaran pelaksanaan pekerjaan proyek terutama berkoordinasi
dengan pihak Sub-Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi langsung dari
Pelaksana Pekerjaan/ Penyedia Jasa Konstruksi.
19. Sub-Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi harus melaksanakan pekerjaan
diselaraskan dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan Pelaksana Pekerjaan/Penyedia
Jasa Konstruksi, yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas /Pengawas dan Pemberi
Tugas. Dalam hal Sub - Pelaksana Pekerjaan / Penyedia Jasa Konstruksi tidak
mengindahkan teguran tertulis dari Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi
dalam hal penyelarasan jadwal dengan pelaksana pekerjaan sub Pelaksana
Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi, dapat dikenakan sanksi, teguran dan denda.
20. Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi harus mematuhi semua peraturan dan
ketentuan-ketentuan yang berlaku serta instruksi-instruksi tertulis yang dikeluarkan oleh
Pemerintah/ Penguasa setempat sehubungan dengan pekerjaan yang dilaksanakan.
21. Didalam melaksanakan pekerjaan ini, Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi
harus:
a. Memperhatikan, melaksanakan dan mengikuti semua ketentuan sehubungan
dengan fungsinya sebagai koordinator pelaksanaan pekerjaan sepanjang ketentuan
tersebut berhubungan dengan pelaksanaan kontrak ini.
b. Bekerja sama dan saling tidak mengganggu dengan pihak lainnya (Sub-Pelaksana
Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi lainnya dan pihak pihak lain yang disetujui oleh
Pemberi Tugas untuk melaksanakan pekerjaan tertentu) didalam melaksanakan
pekerjaan yang merupakan bagian dari pembangunan proyek ini.
c. Menjamin pihak-pihak lainnya sebagaimana tersebut di atas dari semua kerugian
yang diderita oleh pihak lain tersebut didalam melaksanakan pekerjaan yang
disebabkan oleh kelalaian dan kesalahan Sub Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa
Konstruksi.
22. Penyedia Jasa Konstruksi menjamin pada Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas,
bahwa semua bahan dan perlengkapan untuk pekerjaan adalah sama sekali baru,
kecuali ditentukan lain, serta Penyedia Jasa Konstruksi menyetujui bahwa semua
pekerjaan dilaksanakan dengan baik, bebas dari cacat teknis dan estetis serta sesuai
dengan Dokumen Kontrak. Apabila diminta, Penyedia Jasa Konstruksi sanggup
memberikan bukti-bukti mengenai hal tersebut di atas. Sebelum mendapat persetujuan
dari Konsultan Pengawas, bahwa pekerjaan telah diselesaikan dengan sempurna,
semua pekerjaan tetap menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi sepenuhnya.
23. Apabila pada Spesifikasi Teknis ini disebutkan nama pabrik/merek dari satu jenis
bahan/komponen, maka Penyedia Jasa Konstruksi menawarkan dan memasang sesuai
dengan yang ditentukan. Jadi tidak ada alasan bagi Penyedia Jasa Konstruksi pada
waktu pemasangan menyatakan barang tersebut sudah tidak terdapat lagi di pasaran
ataupun sukar didapat di pasaran. Untuk barang-barang yang harus di import, segera
setelah ditunjuk sebagai pemenang, Penyedia Jasa Konstruksi harus sesegera mungkin
memesan pada agennya di Indonesia. Apabila Penyedia Jasa Konstruksi telah berusaha
Spesifikasi Teknis 29
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
untuk memesan namun pada saaat pemesanan bahan/merek tersebut tidak/sukar
diperoleh, maka Perencana akan menentukan sendiri alternative merek lain dengan
spesifikasi minimum yang sama. Setelah 1 (satu) bulan penunjukan pemenang,
Penyedia Jasa Konstruksi harus memberikan kepada Pemberi Tugas fotocopy dari
pemesanan material yang diimport pada agen ataupun importir lainnya, yang
menyatakan bahwa material-material tersebut telah dipesan (order import).
24. Contoh-contoh material yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas atau wakilnya harus
segera disediakan atas biaya Penyedia Jasa Konstruksi dan contoh contoh tersebut
diambil dengan jalan atau cara sedemikian rupa, sehingga dapat dianggap bahwa bahan
atau pekerjaan tersebutlah yang akan dipakai dalam pelaksanaan nanti. Contoh-contoh
tersebut jika telah disetujui, disimpan oleh Pemberi Tugas atau wakilnya untuk dijadikan
dasar penolakan bila ternyata bahan-bahan atau cara pengerjaan yang dipakai tidak
sesuai dengan contoh, baik kualitas maupun sifatnya.
25. Substitusi Produk yang disebutkan nama pabriknya : Material, peralatan, perkakas,
aksesories yang disebutkan nama pabriknya dalam RKS, Penyedia Jasa Konstruksi
harus melengkapi produk yang disebutkan dalam Spesifikasi Teknis, atau dapat
mengajukan produk pengganti yang setara, disertai data-data yang lengkap untuk
mendapatkan persetujuan konsultan Perencana sebelum pemesanan. Substitusi Produk
yang tidak disebutkan nama pabriknya : Material, peralatan, perkakas, aksesories dan
produk-produk yang tidak disebutkan nama pabriknya di dalam Spesifikasi Teknis,
Penyedia Jasa Konstruksi harus mengajukan secara tertulis nama Negara dari pabrik
yang menghasilkannya, catalog dan selanjutnya menguraikan data yang menunjukan
secara benar bahwa produk-produk yang digunakan adalah sesuai dengan Spesifikasi
Teknis dan kondisi proyek untuk mendapatkan persetujuan dari Pemilik/Perencana.
26. Seluruh peralatan, material yang digunakan dalam pekerjaan ini harus baru, dan material
harus tahan terhadap iklim tropik. Seluruh pekerjaan harus dilaksanakan dengan cara
yang benar dan setiap Pekerja harus mempunyai keterampilan yang memuaskan,
dimana latihan khusus bagi Pekerja sangat diperlukan dan Penyedia Jasa Konstruksi
harus melengkapi Surat sertifikat yang sah untuk setiap personil ahli yang menyatakan
bahwa personil tersebut telah mengikuti latihan-latihan khusus ataupun mempunyai
pengalaman-pengalaman khusus dalam bidang keahlian masing-masing.
27. Apabila dalam Dokumen Perencanaan ini ada klausul-klausul yang disebutkan kembali
pada butir lain, maka ini bukan berarti menghilangkan butir tersebut tetapi dengan
pengertian lebih menegaskan masalahnya. Jika terjadi hal yang saling bertentangan
antara gambar atau terhadap Spesifikasi Teknis, maka diambil sebagai patokan adalah
yang mempunyai bobot biaya yang paling tinggi. Pemilik proyek dibebaskan dari patent
dan lain-lain untuk segala “claim” atau tuntutan terhadap hak-hak khusus seperti patent
dan lain-lain.
28. Perlindungan terhadap orang, harta benda dan pekerjaan
a. Perlindungan terhadap milik umum:
Penyedia Jasa Konstruksi harus menjaga jalan umum, jalan kecil dan jalan bersih
dari alat-alat mesin, bahan-bahan bangunan, tanah bekas galian dan sebagainya
dan memelihara kelancaran lalu lintas, baik bagi kendaraan maupun pejalan kaki
selama kontrak berlangsung.

Spesifikasi Teknis 30
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
b. Orang-orang yang tidak berkepentingan:
Penyedia Jasa Konstruksi harus melarang siapapun yang tidak berkepentingan
memasuki tempat pekerjaan dan dengan tegas memberikan perintah kepada ahli
tekniknya yang bertugas dan para penjaga.
c. Perlindungan terhadap bangunan yang ada:
Selama masa-masa pelaksanaan kontrak, Penyedia Jasa Konstruksi
bertanggungjawab penuh terhadap kerusakan bangunan yang ada, utilitas, jalan-
jalan, saluran-saluran pembuangan dan sebagainya di tempat pekerjaan, dan
kerusakan-kerusakan sejenis yang disebabkan operasi-operasi Penyedia Jasa
Konstruksi, dalam arti kata yang luas. Itu semua harus diperbaiki oleh Penyedia
Jasa Konstruksi hingga dapat diterima Pemberi Tugas.
d. Penjagaan dan perlindungan pekerjaan:
Penyedia Jasa Konstruksi bertanggungjawab atas penjagaan, penerangan dan
perlindungan terhadap pekerjaan yang dianggap penting selama pelaksanaan
Kontrak, siang dan malam. Pemberi tugas tidak bertanggungjawab terhadap
Penyedia Jasa Konstruksi dan Sub Penyedia Jasa Konstruksi, atas kehilangan dan
kerusakan bahan-bahan bangunan atau peralatan atau pekerjaan yang sedang
dalam pelaksanaan.
e. Kesejahteraan, Keamanan, dan Pertolongan Pertama:
Penyedia Jasa Konstruksi harus mengadakan dan memelihara fasilitas
kesejahteraan dan tindakan pengamanan yang layak untuk memelihara para
pekerja dan tamu yang datang ke lokasi. Fasilitas dan tindakan pengamanan ini
disyaratkan harus memuaskan Pemberi Tugas dan juga harus menurut (memenuhi)
ketentuan Undang-Undang yang berlaku pada waktu itu.
Di lokasi pekerjaan, Penyedia Jasa Konstruksi wajib mengadakan perlengkapan
yang cukup untuk pertolongan pertama, yang mudah dicapai. Sebagai tambahan
hendaknya di setiap site ditempatkan paling sedikit seorang petugas yang telah
dilatih dalam soal-soal mengenai pertolongan pertama.
f. Gangguan pada tetangga:
Segala pekerjaan yang menurut Pemberi Tugas mungkin akan menyebabkan
adanya gangguan pada penduduk yang berdekatan, hendaknya dilaksanakan pada
waktu-waktu sebagaimana Pemberi Tugas akan menentukannya dan tidak akan
ada tambahan pengganti uang yang akan diberikan kepada Penyedia Jasa
Konstruksi sebagai tambahan, yang mungkin ia keluarkan.
29. Penyedia Jasa Konstruksi harus melindungi pemilik (Owner) terhadap semua “claim”
atau tuntutan, biaya atau kenaikan harga karena bencana, dalam hubungan dengan
merek dagang atau nama produksi, hak cipta pada semua material dan peralatan yang
digunakan dalam proyek ini.
30. Penyedia Jasa Konstruksi tidak diijinkan membuat iklan dalam bentuk apapun di dalam
sepadan (batas) site atau di tanah yang berdekatan tanpa seijin dari pihak Pemberi
Tugas.
31. Peraturan Teknis pembangunan yang digunakan
a. Dalam melaksanakan pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam Rencana Kerja
dan Syarat-syarat (RKS) ini berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan di bawah ini
termasuk segala perubahan dan tambahannya :
Spesifikasi Teknis 31
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
• Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Pembangunan di Indonesia atau
Algemene Voorwaarden voor de Uitvoering bij Aaneming van Openbare
Werken (AV) 1941.
• Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia untuk Arbitrase Teknik dari Dewan
Teknik Pembangunan Indonesia (DTPI).
• Peraturan Umum dari Dinas Kesehatan Kerja Departemen Tenaga Kerja.
• Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016
tentang Persyaratan Teknis Bangunan Dan Prasarana Gedung dialisa dan HCU
RSUD. Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto.
• Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Instalasi Listrik (PUIL) 2000 dan PLN
setempat.
• Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Instalasi air Minum serta Instalasi
Pembuangan dan Perusahaan Air Minum.
• Spesifikasi Ukuran Kayu Untuk Bangunan (SKSNI-05-1990)
• Peraturan Semen Portland Indonesia NI-08
• Tata cara Perhitungan Struktur Beton untuk bangunan gedung SNI 03-2847-
2002.
• Tata cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung SNI 03-1729-
2002.
• Tata cara Perencanaan Struktur Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan
Gedung SNI 03-1726-2002.
• Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia tahun 1987.
• Peraturan/Pedoman Perencanaan Penangkal Petir SKBI-1.3.53.1987, UDC:
887.2.
• Peraturan Bata Merah sebagai bahan bangunan, NI-10
• Untuk bahan dan pekerjaan yang belum termasuk dalam standar tersebut di
atas, maupun standar lainnya, maka diberlakukan Standar Internasional atau
persyaratan teknis dari pabrik/produsen yang bersangkutan. Dan lain-lain yang
secara nyata termasuk di dalam Dokumen/Gambar, RKS, Spesifikasi Teknis,
Berita Acara Penjelasan Pekerjaan/Aanwijzing dan ketentuan-ketentuan
lainnya.
b. Untuk melaksanakan pekerjaan dalam butir tersebut di atas, berlaku dan mengikat
pula:
• Gambar Bestek yang dibuat Konsultan Perencana yang sudah disahkan oleh
Pemberi Tugas termasuk juga gambar-gambar detail yang diselesaikan dengan
Shop Drawing oleh Penyedia Jasa Konstruksi dan sudah disahkan/disetujui
Direksi/Konsultan Pengawas.
• Rencana kerja dan Syarat-syarat (RKS).
• Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
• Berita Acara Penetapan.
• Surat Keputusan Pejabat Pembuat Komitmen tentang Penetapan Penyedia
Jasa Konstruksi.
• Surat Perintah Kerja (SPK).
• Surat Penawaran beserta lampiran-lampirannya.
Spesifikasi Teknis 32
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
• Jadwal Pelaksanaan (Tentative Time Schedule) yang telah disetujui.
• Kontrak/Surat Perjanjian Penyedia Jasa Konstruksi.

Pasal 15
Sub Pelaksana Pekerjaan/Sub Penyedia Jasa Konstruksi

1. Penunjukan Sub-Pelaksana Pekerjaan/Sub-Penyedia Jasa Konstruksi hanyalah dapat


dilakukan dengan sepengetahuan dan rekomendasi tertulis dari Konsultan Pengawas
serta mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas.
2. Apabila hasil kerja Sub-Pelaksana Pekerjaan/Sub-Penyedia Jasa Konstruksi tidak
memenuhi persyaratan dalam kontrak ini ataupun tidak memenuhi target prestasi yang
harus dicapai pada suatu tahap pekerjaan, maka Konsultan Pengawas berhak
menginstruksikan kepada Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi untuk
mengganti Sub-Pelaksana Pekerjaan/ Sub Penyedia Jasa Konstruksi tersebut dengan
yang lain, dan yang disetujui Konsultan Pengawas dan Pelaksana Pekerjaan/Penyedia
Jasa Konstruksi harus menjalankan instruksin tersebut.
3. Pelaksana Pekerjaan / Penyedia Jasa Konstruksi tidak dibenarkan untuk meninggalkan
kewajibannya dengan cara menyerahkan kontrak ini sebagian atau seluruhnya kepada
pihak lain (Sub –Pelaksana Pekerjaan/Sub-Penyedia Jasa Konstruksi) tanpa
seijin/persetujuan Pemberi Tugas.
4. Apabila tidak disebutkan di dalam kontrak, maka Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa
Konstruksi tidak dibenarkan untuk men-sub-kan sebagian pekerjaan yang menjadi
kewajibannya tanpa persetujuan Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas. Dalam hal
sudah mendapat persetujuan Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas, maka
Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi Utama tetap bertanggung jawab penuh
atas segala kelalaian dan kesalahan kesalahan yang dibuat oleh subnya, sehingga
kelalaian atau kesalahan tersebut merupakan kesalahan dari Pelaksana
Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi itu sendiri.
5. Sub pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi hanyalah pihak- pihak yang
mempunyai kontrak langsung dengan Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi,
yaitu dalam menyediakan dan mengerjakan bagian bagian pekerjaan khusus sesuai
dengan keahliannya.
6. Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi Utama tetap bertanggung jawab
sepenuhnya atas hasil pekerjaan Sub-Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi.

Pasal 16
Koordinasi Pelaksanaan di Lapangan

1. Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi wajib dan bertanggung jawab untuk


mengkoordinasikan pelaksanaan seluruh pekerjaan yang tercakup didalam proyek ini,
termasuk didalamnya pelaksanaan pekerjaan para Sub Pelaksana Pekerjaan/Penyedia
Jasa Konstruksi, dan Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi harus mengikuti
dan mentaati semua ketentuan sehubungan dengan fungsinya sebagai koordinator
sebagaimana tersebut di atas.
Spesifikasi Teknis 33
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
2. Tugas koordinasi tersebut meliputi:
a. Memberi petunjuk dan pengarahan kepada para Sub-Pelaksana
Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi mengenai saat di mulai dan diselesaikannya
suatu bagian dan atau keseluruhan pekerjaan dengan berpedoman kepada Master
Schedule dan keadaan kondisi lapangan.
b. Mengatur dan memberi keleluasan kerja kepada para Sub - Pelaksana
Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi dengan yang lainnya yang saling berkaitan
agar seluruh pekerjaan dapat dilaksanakan sebaik baiknya.
c. Memberikan data tentang suatu bagian pekerjaan dimana Sub- Pelaksana
Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi akan melakukan kegiatan mengenai
pengukuran, gambar detail dan sebagainya, sehingga pelaksana
pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi dapat mempersiapkan serta membuat rencana
kerja terperinci yang tepat.
d. Memberi keleluasaan kepada para Sub-Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa
Konstruksi untuk memakai fasilitas peralatan dan fasilitas umum lainnya yang dimiliki
oleh Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi dengan ketentuan bahwa pada
saat dibutuhkan fasilitas-fasilitas tersebut dalam keadaan tidak terpakai oleh
Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi.
e. Mengadakan dan memimpin rapat persiapan dalam rangka koordinasi antar Sub
Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi yang terlibat didalam proyek ini
guna mencapai kesepakatan dan konsensus dalam rencana kerja dan/atau dalam
membahas suatu masalah yang timbul sebelum diajukan ke dalam Rapat Lapangan.
3. Sub Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi bertanggung jawab untuk
mengganti kerugian yang diderita oleh Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi
dan/atau Sub Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi lainnya apabila pekerjaan
Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi Utama dan/atau Sub Pelaksana
Pelaksana Pekerjaan/ Penyedia Jasa Konstruksi lainnya tersebut mengalami gangguan
dan atau kerusakan yang disebabkan oleh kelalaian Sub Pelaksana Pekerjaan/Penyedia
Jasa Konstruksi tersebut.

Pasal 17
lnstruksi Konsultan Pengawas

1. Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi harus mematuhi dan melaksanakan


semua instruksi tertulis yang dikeluarkan oleh Konsultan Pengawas Apabila dalam waktu
2 (dua) hari sesudah menerima instruksi tersebut ternyata masih belum ada realisasinya,
maka Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi akan diberi peringatan tertulis
kedua oleh Konsultan Pengawas. Apabila dalam waktu 2 (dua) hari setelah peringatan
tertulis kedua dikeluarkan temyata masih belum ada realisasi dari instruksi tersebut
maka Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi dapat dikenakan denda seperti
yang disebutkan dalam dokumen kontrak.
2. Semua instruksi dari Konsultan Pengawas harus dikeluarkan secara tertulis (instruksi
tertulis). Suatu instruksi lisan bukan merupakan pekerjaan yang mutlak dan harus segera
dilaksanakan. Oleh karena itu apabila dalam waktu 1 (satu) hari tidak dikeluarkan
Spesifikasi Teknis 34
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
instruksi tertulis, hal tersebut tidak perlu ditanggapi oleh Pelaksana Pekerjaan/Penyedia
Jasa Konstruksi. Tetapi sebaliknya Pelaksana Pekerjaan/ Penyedia Jasa Konstruksi
bertanggung jawab penuh atas biayanya sendiri untuk segala pekerjaan yang telah
dilaksanakannya tanpa adanya instruksi tertulis dari Konsultan Pengawas.
3. Intsruksi tertulis dari Konsultan Pengawas tersebut dapat berupa :
• Teguran atas sesuatu cara pelaksanaan yang salah sehingga membahayakan bagi
keteguhan konstruksi, atau pekerjaan finishing yang kurang baik atau hal-hal lain
yang menyimpang dari persyaratan teknis dalam RKS dan gambar pelaksanaan.
• Instruksi untuk menyingkirkan material/bahan yang tidak memenuhi syarat dan
harus diangkut keluar areal proyek;
• Instruksi untuk mengganti Pelaksana (foreman) dari Penyedia Jasa Konstruksi yang
dianggap kurang mampu (un-skilled);
• Instruksi untuk suatu pekerjaan perubahan (Pengurangan dan penambahan
pekerjaan) yang sudah waktunya dilaksanakan dengan segera;
• Instruksi untuk mengganti Sub-Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi
yang dianggap kurang mampu, baik dari segi mutu kerja maupun kecepatan kerja;
• Instruksi untuk mempercepat pelaksanaan suatu bagian pekerjaan berupa
penambahan tenaga kerja;
• Instruksi-instruksi lainnya yang termasuk dalam lingkup tugas Pelaksana
Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi.
4. Bilamana ada instruksi lain, Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi berhak
untuk melaksanakan pekerjaan tersebut, atau mengadakan konfirmasi kepada
Konsultan Pengawas. Tetapi sebaliknya Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa
Konstruksi bertanggung jawab penuh atas segala pekerjaan yang telah dilaksanakan
tanpa adanya instruksi tertulis dari Konsultan Pengawas.

Pasal 18
Bagan Kemajuan Pekerjaan dan Rencana Kerja

1. 1(satu) minggu setelah dinyatakan sebagai pemenang lelang, Pelaksana/Penyedia Jasa


Konstruksi harus telah siap dengan bagan skema kemajuan pekerjaan (progress
schedule) sesuai dengan batas waktu maksimal yang telah ditetapkan dalam master
schedule yang dibuat oleh Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi Utama.
Progres schedule tersebut harus disesuaikan dengan bagan yang disusun dan
dilengkapi:
• Barchart (bagan secara konvensionil);
• Network Planning;
• Volume masing-masing pekerjaan;
• Man days (tenaga harian) yang diperlukan;
• S-curve:
• Gambar mengenai nilai dan harga pekerjaan-pekerjaan sesuai dengan skedul yang
dibuat Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi.
2. Dalam bagan kemajuan pekerjaan ini dicantumkan besarnya bobot (volume) masing-
masing pekerjaan dan waktu penyelesaian setiap item pekerjaan, sedangkan di dalam

Spesifikasi Teknis 35
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
rencana kerja dicantumkan secara terperinci program setiap tahapan tentang kapasitas
kerja, peralatan, tenaga kerja dan target per harinya.
3. Dalam progress schedule, harus dibuat juga S-curve; gambaran mengenai nilai/bobot
pekerjaan-pekerjaan sesuai dengan skedul yang dibuat pelaksana pekerjaan/Penyedia
Jasa Konstruksi. (S-curve tersebut ialah suatu diagram yang menggambarkan progress
pekerajan terhadap skala waktu mulai dari awal sampai dengan penyelesaian proyek
yang dihitung berdasarkan time schedule).
4. Pelaksana pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi harus secara terpisah menyusun
"Bagan Pengerahan Tenaga" dan "Bagan Penyediaan Bahan" yang diperlukan.
5. Bagan-bagan tersebut harus diperlihatkan kepada Konsultan Pengawas untuk
mendapatkan persetujuannya.
6. Kelalaian dalam memasukkan bagan-bagan yang dimaksud dapat menyebabkan
ditundanya permulaan pekerjaan. Akibat dari penundaan ini menjadi tanggung jawab
Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi seluruhnya.
7. Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi wajib melaksanakan pekerjaan tersebut
sesuai dengan patokan waktu yang telah disetujui bersama didalam menyusun bahan
kemajuan pekerjaan. Demikian pula dengan pengerahan pekerja harus sesuai dengan
bahan yang ada.
8. Bagan Kemajuan Pekerjaan dan S-curve sebagaimana tersebut diatas yang merupakan
target prestasi akan merupakan pedoman untuk mengadakan penilaian progress kerja
Pelaksana Pekerjaan/ Penyedia Jasa Konstruksi atas target prestasi akan merupakan
pedoman untuk mengadakan penilaian progress kerja pelaksana Pekerjaan/Penyedia
Jasa Konstruksi atas tahap maupun keseluruhan pekerjaan mengalami keterlambatan,
atau tepat pada waktunya atau lebih cepat dari yang direncakanan dan hasil dari
penilaian progress kerja ini akan dikaitkan dengan pembayaran kepada Pelaksana
Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi sebagaimana dicantumkan pada syarat-syarat
umum ini.
9. Jika diperlukan, maka Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi wajib membuat
network planning dari kegiatan pembangunan tersebut.

Pasal 19
Rapat Koordinasi dan Rapat Lapangan

1. Rapat Koordinasi
a. Rapat koordinasi diselenggarakan setidak-tidaknya 1 (satu) kali setiap minggu,
dipimpin oleh Pemberi Tugas dan atau Konsultan Pengawas
b. Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi harus hadir dalam rapat koordinasi
yang setidaknya diwakili oleh Manager Proyek, Site Engineer dan Tenaga spesialis
pekerjaan yang ada.
c. Dalam hal Manager Proyek berhalangan hadir maka diwajibkan untuk memperoleh
ijin dengan alasan yang benar dan dapat dipertanggung jawabkan, serta menunjuk
staf yang diberi kuasa sepenuhnya untuk mengambil keputusan-keputusan.
d. Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan menyelenggarakan
rapat persiapan dalam rangka rapat koordinasi dengan para Sub Pelaksana
Pekerjaan/ Penyedia Jasa Konstruksi yang ada.
Spesifikasi Teknis 36
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
e. Konsumsi rapat koordinasi tersebut disiapkan oleh Pelaksana Pekerjaan/Penyedia
Jasa Konstruksi.
2. Rapat Lapangan
a. Rapat lapangan diselenggarakan minimal 1 (satu) kali setiap minggu, dipimpin oleh
Pemberi Tugas dan atau Konsultan Pengawas.
b. Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi harus hadir dalam rapat koordinasi
yang setidaknya diwakili oleh Manager Proyek, Site Engineer dan Tenaga Spesialis
pekerjaan yang ada.
c. Dalam hal Manager Proyek berhalangan hadir maka diwajibkan untuk memperoleh
ijin dengan alasan yang benar dan dapat dipertanggung jawabkan, serta menunjuk
staf yang diberi kuasa sepenuhnya untuk mengambil keputusan-keputusan.
d. Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan menyelenggarakan
rapat persiapan dalam rangka rapat koordinasi dengan para Sub-Pelaksana
Pekerjaan/ Penyedia Jasa Konstruksi yang ada.
e. Konsumsi rapat lapangan tersebut disediakan oleh Pelaksana Pekerjaan/Penyedia
Jasa Konstruksi.

Pasal 20
Laporan – Laporan

1. Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan membuat catatan catatan


berupa "Laporan Harian" yang memberikan gambar dan catatan yang singkat dan jelas
mengenai
a. Tahap berlangsungnya pekerjaan;
b. Pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan oleh Sub Penyedia Jasa Konstruksi (jika
diijinkan);
c. Catatan dan perintah Konsultan Pengawas yang disampaikan tertulis maupun lisan;
d. Hal ikhwal mengenai bahan-bahan (yang masuk, yang dipakai maupun yang
ditolak);
e. Hal ikhwal mengenai keadaan pesanan barang-barang, baik di dalam maupun di
luar negeri (pembukaan L/C, pengapalan, datangnya barang di pelabuhan dan
sebagainya);
f. Hal ikhwal mengenai pekerja dan sebagainya;
g. Keadaan cuaca dan sebagainya.
2. Setiap laporan harian pada tanggal yang sama harus diperiksa dan disetujui
kebenarannya oleh petugas-petugas Konsultan Pengawas. Perselisihan mengenai ini
mengekibatkan dihentikan sementara untuk diadakan pemeriksaan.
3. Berdasarkan laporan harian tersebut, maka setiap minggu oleh Pelaksana
Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi dibuat "Laporan Mingguan" yang disampaikan
langsung kepada Konsultan Pengawas.
4. Salah satu tembusan laporan mingguan harus selalu ditempat pekerjaan agar dapat
diteliti kembali oleh Konsultan Pengawas setiap saat.
5. Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan mem buat foto-foto dan
video kegiatan proyek dalam bagian atau tahapan yang penting sesuai petunjuk
Konsultan Pengawas sebagai dokumentasi proyek. Untuk setiap progress pelaksanaan
Spesifikasi Teknis 37
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
pekerjaan disyaratkan minimum sebanyak 36 eksemplar foto berwarna yang dicetak
dalam ukuran post card. Video yang memuat seluruh proses pekerjaan di lapangan dan
minimum 3 (tiga) buah. Album foto berikut soft copy masing- masing diserahkan
minimum sebanyak 3 (tiga) set kepada Pemberi Tugas. Semua biaya untuk pembuatan
foto dan video tersebut menjadi tanggungjawab Pelaksana/Penyedia Jasa Konstruksi.
6. Berdasarkan laporan mingguan terakhir, Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa
Konstruksi membuat "Laporan Bulanan" di dalam form yang ditentukan oleh Konsultan
Pengawas.
Pasal 21
Perubahan Rencana

1. Atas instruksi dan persetujuan Pemberi Tugas Konsultan Pengawas atau Konsultan
Perencana berhak mengadakan suatu perubahan atas rencana yang telah ada dengan
memberi instruksi tertulis kepada Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi untuk
dilaksanakan. Dalam hal ini Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi haus
bertanggungjawab atas pekerjaan yang tidak sesuai dengan instruksi tersebut.
2. Yang dimaksud dengan perubahan tersebut adalah perubahan dari desain kualitas
maupun kuantitas dari pekerjaan seperti yang tercantum dalam gambar-gambar kerja
(Kontrak), berupa modifikasi maupun altematif. Perubahan tersebut termasuk
penambahan, pembatalan dan atau penggantian dari suatu pekerjaan, peralatan atau
standard material.
3. Kuantitas nilai dari semua perubahan akan dihitung oleh Konsultan Pengawas menurut
ketentuan yang berlaku di dalam kontrak ini dan apabila diperlukan Pelaksana
Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi diberi kesempatan untuk mengikuti perhitungan
yang dibuat. Untuk perhitungan nilai dan perubahan, metode atau cara berikut ini harus
dipakai :
a. Harga-harga yang tertera di dalam kontrak dipakai untuk menghitung nilai dari item
pekerjaan yang bersifat sama.
b. Untuk item pekerjaan yang sifatnya berbeda maka harga-harga yang tertera di
dalam Penawaran merupakan dasar perhitungan, sepanjang nilai yang didapat
adalah wajar.

Pasal 22
Penyerahan Pekerjaan

1. Penyerahan pertama harus dilaksanakan selambat-lambatnya pada tanggal yang telah


ditetapkan dalam surat perjanjian Penyedia Jasa Konstruksi, sesuai dengan penjelasan
tentang waktu penyelesaian yang ditetapkan dalam aanwijzing.
2. Perpanjangan waktu penyerahan hanya dapat diterima jika alasan alasan tersebut
sesuai dengan alasan- alasan yang diperkenankan dan tertulis dalam RKS dan disetujui
oleh pemberi tugas.
3. Rencana dan tanggal penyerahan pertama harus diajukan kepada Konsultan
Pengawas, selambat-Iambatnya 1 (Satu) minggu sebelum tanggal yang dimaksud,
Manajemen Konstruksi akan mengadakan pemeriksaan seksama atas hasil keseluruhan
sesuai dengan Dokumen Kontrak. Semua perubahan-perubahan yang terjadi
Spesifikasi Teknis 38
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
dituangkan dalam as built drawing/installed drawing, dimana gambar tersebut
diserahkan kepada Pemberi Tugas sebelum mengajukan termijn (tagihan) prestasi
pekerjaan 100%. Hasil pemeriksaan ini akan disampaikan kepada Pelaksana
Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi. Sebelum penyerahan pertama, pemeriksaan
dapat diadakan lebih dari satu kali. Pada saat-saat pemeriksaan maupun penyerahan
dibuat Berita Acara.
4. Keadaan yang dapat digunakan sebagai alasan dalam mengajukan permohonan
perpanjangan waktu penyelesaian atau pengunduran waktu penyerahan adalah
keadaan-keadaan force majeure.
5. Keadaan Force Majeure yang dimaksud adalah :
a. banjir;
b. demonstrasi dan pemogokan yang langsung berpengaruh terhadap jalannya
pekerjaan;
c. dan keadaan lain menurut pertimbangan Konsultan Pengawas yang disetujui oleh
Pemberi Tugas.
6. As built drawing harus dibuat oleh Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi
secara bertahap sesuai dengan pekerjaan yang dilaksanakan untuk kebutuhan
pemeriksaan setiap saat. As built Drawing harus dibuat dengan gambar (Autocad). Soft
copy gambar As built Drawing harus diserahkan kepada Pemberi Tugas dalam bentuk
CD.
7. Dalam penyerahan pertama tersebut disertakan pula Surat Pernyataan, Sertifikat dan
Surat. Jaminan dari masing-masing pekerjaan yang telah dilaksanakan, sertifikat yang
dikeluarkan oleh instasi yang terkait, berwewenang, seperti Depnaker, produsen dan
applicator.

Pasal 23
Penyelesaian dan Masa Pemeliharaan

1. Setelah pekerjaan terlaksana 100%, maka pihak Konsultan Pengawas dan Pelaksana
Pekerjaan/ Penyedia Jasa Konstruksi bersama-sama menandatangani Berita Acara
Penyerahan I. Bertepatan dengan ini berlangsunglah penyerahan pekerjaan pertama.
2. Masa pemeliharaan adalah 180 (Seratus delapan puluh) hari kalender, terhitung sejak
tanggal dilakukannya penyerahan pertama pekerjaan dari Pelaksana
Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi kepada Pemberi Tugas.
3. Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi bertanggungjawab untuk mengganti
atau memperbaiki kerusakan maupun kekurangan kekurangan yang timbul dalam masa
pemeliharaan yang disebabkan oleh pemakaian bahan-bahan maupun kualitas
pekerjaan yang tidak memenuhi ketentuan-ketentuan di dalam kontrak. Penggantian
ataupun perbaikan harus dilaksanakan secepat mungkin setelah ditemukannya
kerusakan atau kekurangan kekurangan tersebut. Apabila hal ini tidak segera dilakukan,
Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas berhak untuk menunjuk pihak lain untuk
melaksanakan perbaikan tersebut dan biaya untuk itu merupakan beban Pelaksana
Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi.
4. Penyedia jasa wajib menempatkan minimal 1 orang tenaga ahli penanggung jawab
pada masa pemeliharaan
Spesifikasi Teknis 39
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
5. Jika Pemberi Tugas menganggap perlu, boleh mengeluarkan instruksi agar Pelaksana
Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi memperbaiki segala kerusakan, susut dan
kesalahan lainnya yang timbul dalam masa pemeliharaan, dan yang disebabkan oleh
bahan-bahan dan cara cara pelaksanaan yang tidak sesuai dengan Kontrak.
Setelah semua instruksi perbaikan selesai dilaksanakan, maka dibuatkan Berita Acara.
6. Setelah masa pemeliharaan dilampaui dan sesudah semua perbaikan-perbaikan
dilaksanakan dengan baik, Konsultan Pengawas akan mengeluarkan rekomendasi
mengenai selesainya pekerjaan dan perbaikan yang berarti penyerahan kedua dari
pihak Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi kepada Pemilik Proyek.

Pasal 24
Pekerjaan Tambah Kurang

1. Pekerjaan tambah kurang sebagai akibat dari adanya perubahan rencana/ selesai 100%
(penyerahan pertama peker jaan). desain dituangkan dalam Berita Acara tersendiri dan
baru bisa dibayarkan setelah pekerjaan.
2. Apabila pekerjaan tambah kurang selesai sebelum penyerahan pertama pekerjaan,
maka dalam Berita Acara Pemeriksaan dan Penyerahan Pertama Pekerjaan tersebut
sudah termasuk Berita Acara Tambah Kurang.
3. Apabila pekerjaan tambah kurang selesai setelah penyerahan pertama pekerjaan, maka
pengajuan pekerjaan tambah kurang yang dituangkan dalam Berita Acara di lampiri
dengan Berita Acara Pemeriksaan dan Penyerahan Pertama Pekerjaan.

Spesifikasi Teknis 40
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
BAGIAN B
PEKERJAAN TANAH, URUGAN PASIR, PONDASI DAN
STRUKTUR

Spesifikasi Teknis 41
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
BAB I
PEKERJAAN TANAH, PEKERJAAN PENGGALIAN
DAN PENGURUGAN

Pasal 1
Lingkup pekerjaan

1. Lingkup Pekerjaan
1.1. Pekerjaan ini meliputi Pekerjaan Penggalian dan Pengurugan/Penimbunan tanah dan
pasir (sesuai gambar), seperti galian tanah pondasi batukali, pondasi jalur, pondasi tapak
beton, serta penggalian dan pengurugan/penimbunan lain untuk pekerjaan drainage dan
Mekanikal / Elektrikal.
1.2. Semua penggalian tanah dan pengurugan tanah kembali harus dilaksanakan sesuai
dengan Gambar dan semua petunjuk yang disampaikan oleh Konsultan Pengawas,
selama berlangsungnya pekerjaan.
1.3. Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan
pekerjaan ini dengan hasil yang baik dan sempurna.

Pasal 2
Syarat pelaksanaan penggalian

2. Pelaksanaan Penggalian
2.1. Pekerjaan penggalian pondasi, sloof dan poer dan lain lain, dapat dilaksanakan secara
konvensional dan semua peralatan yang dibutuhkan harus disediakan oleh Penyedia
Jasa Konstruksi, baik yang menyangkut peralatan untuk pekerjaan persiapan maupun
peralatan untuk pekerjaan penggaliannya sendiri dan alat-alat bantu yang
diperlukannya.
2.2. Sebelum pekerjaan penggalian dapat dilaksanakan, Penyedia Jasa Konstruksi wajib
untuk mengajukan permohonan tertulis kepada Konsultan Pengawas yang
menyebutkan tanggal akan dimulainya pekerjaan penggalian, uraian teknis tentang
cara-cara penggalian yang akan dilaksanakan.
2.3. Dalam melaksanakan pekerjaan penggalian ini, Penyedia Jasa Konstruksi wajib
melaksanakan pekerjaan pencegahan atau kelongsoran tanah, pekerjaan
penanggulangan air tanah yang menggenang, pekerjaan perbaikan bila terjadi
kelongsoran dan lain sejenisnya.
2.4. Semua galian harus dilaksanakan sampai diperoleh panjang galian, kedalaman,
kemiringan dan lengkungan yag sesuai dengan yang tertera di dalam Gambar
Perencanaan.
2.5. Bila kedalaman penggalian terlampaui kedalaman yang dibutuhkan sebagaimana yang
tertera di dalam Gambar, Penyedia Jasa Konstruksi harus menimbun dan
memadatkannya kembali dengan pasir urug, dan semua biaya tambahan yang
diakibatkannya menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi.

Spesifikasi Teknis 42
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
2.6. Bila kondisi dari tanah pada kedalaman yang ditentukan di dalam Gambar ternyata
meragukan, Penyedia Jasa Konstruksi harus secepatnya melaporkan hasil tersebut
kepada Konsultan Pengawas secara tertulis, agar dapat diambil langkah-langkah yang
dianggap perlu, semua biaya yang diakibatkan oleh keadaan tersebut akan dibayar oleh
Pemilik Bangunan melalui penerbitan “Perintah Perubahan Pekerjaan”.
2.7. Permukaan tanah yang sudah selesai digali dan telah mencapai kedalaman rencana
harus dipadatkan kembali untuk mendapatkan permukaan yang padat, rata. Pemadatan
tanah digunakan alat pemadat tanah yang sebelumnya disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
2.8. Penyedia Jasa Konstruksi harus melaporkan hasil pekerjaan galian tanah yang telah
selesai dan menurut pendapatnya sudah dapat digunakan untuk pemasangan pondasi/
pekerjaan berikutnya kepada Konsultan Pengawas /Konsultan Pengawas untuk
dimintakan persetujuannya.
2.9. Semua kelebihan tanah galian harus dikeluarkan dari lapangan ke lokasi yang disetujui
oleh Konsultan Pengawas. Penyedia Jasa Konstruksi bertanggung jawab untuk
mendapatkan tempat pembuangan dan membayar ongkos-ongkos yang diperlukan.
2.10.Air yang tergenang dilapangan, atau dalam saluran dan galian selama pelaksanaan
pekerjaan dari mata air, hujan atau kebocoran pipa-pipa harus dipompa keluar atas
biaya Penyedia Jasa Konstruksi.
2.11.Hambatan yang Dijumpai Waktu Penggalian
a. Semua akar-akar pohon, batang-batang pohon terpendam, beton-beton tak terpakai
atau pondasi-pondasi bata, septicktank bekas, pipa drainase yang tak terpakai,
batu-batu besar yang dijumpai pada waktu penggalian harus dikeluarkan atas biaya
Penyedia Jasa Konstruksi. Tanah yang berlubang akibat hambatan yang dijumpai
harus diperbaiki kembali dengan pasir beton : semen dengan perbandingan 1 Pc :
10 Ps (Bila ada)
b. Instalasi umum yang tertanam dan masih berfungsi seperti pipa drainase, pipa air
minum, pipa gas, kabel listrik yang dijumpai pada waktu penggalian diharuskan tidak
terganggu atau menjadi rusak. Bilamana hal ini dijumpai maka Konsultan Pengawas
dan pihak- pihak yang berwenang harus segera diberitahu dan mendapatkan
instruksi selanjutnya untuk mengeluarkan instalasi tersebut sebelum penggalian
yang berdekatan diteruskan atas biaya Penydia Jasa Konstruksi.
c. Bilamana terjadi kerusakan-kerusakan pada instalasi tersebut di atas, maka
Konsultan Pengawas dan pihak-pihak yang berwenang harus segera diberitahu dan
semua kerusakan-kerusakan harus diperbaiki atas biaya Penyedia Jasa Konstruksi.

Pasal 3
Syarat pekerjaan pengurugan/penimbunan tanah

3.1. Yang dimaksud disini ialah pekerjaan pengurugan/timbunan yaitu dimana permukaan
tanah yang direncanakan lebih tinggi dari permukaan tanah asli, sebagaimana tertera
dalam gambar rencana.
3.2. Semua daerah yang akan diurug harus dibersihkan dari semua semak, akar pohon,
sampah, puing bangunan dan lain-lain sebelum pengurugan dimulai.

Spesifikasi Teknis 43
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
3.3. Tanah yang digunakan untuk mengurug harus bersih dari bahan organis, sisa-sisa
tanaman, sampah dan lain-lain.
3.4. Pengurugan/penimbunan harus dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan maksimum
25 cm untuk masing-masing lapisan, kemudian dipadatkan sampai permukaan tanah
yang direncanakan.

Spesifikasi Teknis 44
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
BAB II
PEKERJAAN URUGAN PASIR

Pasal 1
Lingkup pekerjaan

1.1. Pasal ini menguraikan semua pekerjaan urugan pasir yang harus dilaksanakan oleh
Penyedia Jasa Konstruksi, seperti pengurugan pasir dibawah Pile Cap, Sloof, lantai,
dibawah perkerasan-perkerasan dan lain-lain sebagainya serta pekerjaan pemadatan
urugan pasir tersebut, sebagaimana yang tertera pada Gambar Perencanaan.
1.2. Pengurugan Pasir harus dilaksanakan sesuai dengan persyaratan yang tercantum di
dalam Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia, 1982.
1.3. Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan
pekerjaan ini dengan hasil yang baik dan sempurna.

Pasal 2
Persyaratan Bahan

Pasir urug yang akan dipakai harus bersih dan cukup keras, sesuai dengan persyaratan yang
tercantum di dalam Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia, 1982. Pasir laut dapat
digunakan, asal dicuci secara memadai.

Pasal 3
Syarat Pelaksanaan Pekerjaan

3.1. Sebelum pengurugan pasir dilaksanakan Penyedia Jasa Konstruksi wajib untuk
memeriksa ketinggian dari tanah atau konstruksi dibawahnya untuk meyakinkan bahwa
ketinggian yang ada telah sesuai dengan gambar, dan bahwa tanah dibawahnya telah
dipadatkan sehingga didapat permukaan yang rata dan padat.
3.2. Hasil pemeriksaannya ini harus dilaporkan kepada Konsultan Pengawas, yang akan
segera melakukan pemeriksaan. berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut. Konsultan
Pengawas akan menolak atau memberikan persetujuannya untuk pelaksanaan pekerjaan
pengurugan pasir.
3.3. Pengurugan pasir harus dilaksanakan dengan cara menebarkan, meratakan dan
memadatkan secara mekanik sampai diperoleh ketebalan dan ketinggian yang sesuai
dengan gambar perencanaan.
3.4. Urugan pasir tidak boleh ditutup oleh konstruksi atau pekerjaan lain sebelum disetujui oleh
Konsultan Pengawas. Konsultan Pengawas berhak untuk membongkar pekerjaan
diatasnya, bilamana urugan pasir tersebut belum disetujui olehnya.
3.5. Tebal dan peil urugan pasir harus sesuai dengan gambar, jika tidak dinyatakan secara
khusus dalam gambar, maka tebal urugan pasir minimal = 10 cm.

Spesifikasi Teknis 45
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
BAB III
PEKERJAAN LANTAI KERJA

Pasal 1
Umum

Pasal ini menguraikan semua pekerjaan lantai kerja, seperti dibawah pekerjaan pondasi, sloof
dan sejenisnya sebagaimana yang tercantum dalam gambar perencanaan.

Pasal 2
Persyaratan Bahan

Lantai kerja harus dibuat dari campuran semen, pasir, kerikil bila tidak disebutkan secara
khusus didalam gambar harus dibuat dengan perbandingan semen : pasir : kerikil = 1 : 3 : 5.

Pasal 3
Syarat Pelaksanaan Pekerjaan

3.1. Sebelum lantai kerja dibuat lapisan tanah dibawahnya harus dipadatkan dan diratakan
dengan alat pemadat serta diurug lapisan pasir.
3.2. Lantai kerja, sebelum mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas/ Konsultan
Pengawas tidak boleh ditutup oleh pekerjaan lainnya. Konsultan Pengawas berhak
membongkar pekerjaan diatasnya bilamana lantai kerjá tersebut belum disetujui olehnya.
3.3. Tebal dan peil lantai kerja harus sesuai dengan gambar, jika tidak dinyatakan secara
khusus dalam gambar, maka tebal lantai kerja minimal = 5 cm.

Spesifikasi Teknis 46
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
BAB IV
PEKERJAAN STRUKTUR BAWAH

Lingkup Pekerjaan dalam bagian ini meliputi pekerjaan Pondasi Batu kali, Pondasi Bore Pile,
Pondasi Plat setempat, Pondasi lajur beton, Poer/Pile Cap dan Tie Beam/sloof.

Pasal 1
Pekerjaan Pondasi batu kali / batu belah

1.1. Umum
Pasal ini menguraikan semua pekerjaan pasangan batu kali, yang dimaksud sebagai
pondasi, sebagaimana tertera didalam gambar. Pasangan batu kali harus dilaksanakan
sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam
• SNI 03-2847-2002, Tata cara perhitungan Struktur Beton.
• SNI 03-6861,1-2002, Spesifikasi Bahan Bangunan Bukan Logam.
• SNI 03-6861,2-2002, Spesifikasi Bahan Bangunan dari Besi/ Logam.

1.2. Persyaratan bahan


1.2.1. Batu kali yang dipakai harus merupakan batu kali belah yang keras, padat dan
memiliki struktur yang kompak dengan warna yang cerah dan bebas dari cacat,
serta harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum di dalam Peraturan Umum
Bahan Bangunan Indonesia 1982, dan SII.0079-79. Batu kali bulat tidak boleh
dipakai.
1.2.2. Semen portland yang dipakai untuk pekerjaan pasangan harus memenuhi
ketentuan yang tercantum pada RKS ini.
1.2.3. Pasir pasang yang dipakai harus bersih dan keras, serta memenuhi
persyaratanyang dicantumkan dalam Peraturan Umum Bahan Bangunan
Indonesia, 1982.
1.2.4. Air yang akan dipakai untuk pasangan batu kali harus memenuhi ketentuan yang
tercantum pada RKS ini.

1.3. Pelaksanaan Pekerjaan


1.3.1 Pondasi batu kali harus dilaksanakan dengan menggunakan adukan 1 bagian
Semen Portland : 5 bagian Pasir Pasang atau sesuai yang disebutkan didalam
gambar dan harus dipasang dan dibentuk sampai diperoleh dimensi dan
ketinggian yang dibutuhkan, sebagaimana yang tertara dalam Gambar.
1.3.2. Batu kali harus dipasang sedemikian rupa, sehingga didapatkan gigitan yang
memadai diantara batu-batu, dengan ruang kosong sekecil mungkin. Sebelum
dipasang, bagian luar dibasahi secukupnya. Setelah dipasang, bagian luar dari
batu kali harus di "Berapt” dengan adukan yang sama sampai semua permukaan
batu tertutup. Sebelum pemasangan dapat dilaksanakan, Penyedia Jasa
Konstruksi harus membuat dan memasang kayu-kayu pembantu (kayu profil)
dan menerentangkan benang pembantu dengan bentuk sesuai dengan bentuk

Spesifikasi Teknis 47
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
pondasi yang akan dipasang. Benang-benang yang direntangkan harus sipat
datar. Kayu pembantu dan benang-benang ini harus disetujui oleh Konsultan
Pengawas sebelum pasangan batu kali dapat dimulai.
1.3.3. Pasangan batu kali exposes harus dipasang secara acak dengan menggunakan
adukan dan harus dilaksanakan oleh tukang batu khusus yang berpengalaman.
Selama pemasangan batu mungkin perlu dibentuk untuk memperoleh nat yang
tipis dan rata. Pekerjaan ini harus dilaksanakan dengan menggunakan adukan
semen pasir dengan campuran 1 bagian semen portland : 5 bagian pasir pasang.
Sebelum dipasang, batu harus dibasahi secukupnya, dan nat antar batu yang
diexposed harus dikorek dengan cara yang memadai. Selama pemasangan, batu
kali yang telah terpasang harus sering dicuci, untuk menghindarkannya dari
kotoran dan adukan yang menempel.

Pasal 2
Pekerjaan Pondasi Bore Pile

2.1. Umum
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pembuatan pondasi tiang bor atau bore pile meliputi pengeboran dan
pekerjaan beton serta pembesian serta semua pekerjaan yang berkaitan seperti yang
disyaratkan dalam spesifikasi ini. Pelaksana pekerjaan / pemborong harus
menyediakan semua peralatan, material, tenaga kerja, pelaksana dan pengawas,
aalat-alat pengangkutan, alat-alat bor dan alat-alat lain yang diperlukan untuk
terlaksananya pekerjaan ini.
b. Pelaksana Pekerjaan / Pemborong harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas
yang ditunjuk, sebelum dan/atau selama dan setelah pekerjaan berlangsung :
1) Gambar kerja yang mencakup detail tiang pondasi bore pile dalam pekerjaan ini.
2) Daftar bengkok dan potong dari penulangan.
3) Sertifikat dari laboratorium yang telah disetujui Konsultan Pengawas untuk baja
tulangan, semen, air, kerikil, test kubus / silinder beton dan material-material lain
yang dignakan.

2.2. Material
a. Bahan-bahan :
Bahan-bahan yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam
standar/ peraturan SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Strukturan Untuk Bangunan
Gedung dan persyaratan lain dalam SNI / standar yang berhubungan dengan
pekerjaan ini.
b. Porland Cement
Semen atau Portland Cement yang digunakan portland cemen Type I menurut ASTM
atau SNI tentang Semen / Portland Cement. Semen yang digunakan harus keadaan
fresh / segar dan tidak terdapat gumpalan / gumpalan. Merk yang dipakai tidak boleh
ditukar-tukar kecuali mendapat persetujuan dari Konsultann Pengawas dan/atau
Konsultan Perencana.

Spesifikasi Teknis 48
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
c. Agregate
Agregates kasar batu pecah (split) dengan diameter maksimum 2,5 cm. Agregates
halus (pasir) beton biasa dengan kebersihan yang memenuhi standar SNI. Dalam hal
gradasi, dapat sedikit menyimpang dari kriteria normal menurut SNI 2847-2013
Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung dengan catatan beton harus
massif (padat tanpa rongga pori-pori)
d. Besi Beton
Besi beton biasa (normal round steel bats) yang digunakan mengacu pada ASTM A
706 M, 1993 dan syarat-syarat dalam SNI. Jenis besi yang digunakan ini pada masa
produksina mengandung elemen paduan (alloys) yaitu niobium dan Vanadium yang
dimaksudkan untuk menambah kemampuan kuat leleh dan tidak getas. Besi/baka
yang digunakan harus masuk dalam percobaan kengkung 180 derajat dan tidak
menunjukkan tanda-tanda getas. Pelaksana / Pemborong harus melaksanakan
pengujian tarik dan lengkung sebelum dan setelah bahan didatangkan ke lokasi
proyek / pekerjaan. Pengujian tarik / lengkung dilakukan setiap 25 ton besi di
laboratorium yang disetujui pihak Konsultan Pengawas. Disamping itu harus
menyerahkan jaminan / sertifikat kualitas besi yang dikeluarkan oleh pabrik.

2.3. Pengecoran
a. Pelaksanaan pekerjaan harus melampirkan usulan teknis pelaksanaan pembuatan
bored pile. Usulan teknis harus mencakup :
• Cara penanganan Proyek
• Pengaturan lokasi kerja
• Metode kerja dan urutan pelaksanaan (dry bor dan atau wash boring)
• Cara/ metode quality control dan pengukuran kedalaman bor yang akan
diterapkan .
• Cara pembersihan lubang bor
• Cara pengontrolan adanya necking
• Cara pengontrolan homogenitas pile
• Cara mengatasi adanya blow up dan ground loss akibat pengeboran
• Cara pengontrolan dimensi pile
• Cara mengatasi adanya lumpur yang terjebak diujung bawah lubang
• Cara mengatasi bila terjadi kemacetan tremi
• Batasan-batasan toleransi pelaksanaan.
• Posisi casing minimal setinggi 4 m dari muka tanah
b. Sebelum pengeboran dilakukan titik pengeboran harus dicheck kembali
ketepatannya.
c. Vertikalitas dari auger /kelly bar harus dicheck dengan theodolite dari dua arah yang
saling tegak lurus.
d. Penghentian pengeboran dilakukan pada kedalaman yang menyakinkan Tenaga Ahli
Supervisi Pelaksana pekerjaan dan Konsultan Pengawas berdasakan data tanah
yang diberikan. Apabila terdapat keraguan dalam menentukan kedalaman tanah
keras Pelaksana/ Pemborong wajib melakukan penyelidikan tanah SPT tambahan.
Jika pengeboran belum meyakinkan, pengeboran harus diteruskan. Ujung bawah

Spesifikasi Teknis 49
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
tiang bor harus terletah pada tanah keras dan harus ditentukan berdasarkan tanah
SPT Penyelidikan tanah.
e. Pelaksana pekerjaan harus memberikan jaminan dengan cara yang menyakinkan
bahwa ketentuan tersebut diatas telah dipenuhi, antara lain dengan memberikan
contoh hasil pengeboran yang diambil masing-masing pada :
• Setiap perubahan lapisan tanah
• Ujung pengeboran
• 0.5 meter sebelum ujung
• 1 meter sebelum ujung
• 1.5 meter sebelum ujung
f. Sebelum pembesian/penulangan dimasukkan dasar lubang harus dibersihkan dari
endapan lumpur/sedimen.
g. Segera setelah dilakukan cleaning, pembesian harus dimasukkan pada posisi yang
tepat, jika panjang lubang lebih besar dari panjang besi harus disiapkan besi
penggantung. Untuk menjaga centrisnya pembesian harus disiapkan guide yang
dipasang pada sisi luar keranjang besi.
h. Sebelum Pengecoran dilaksanakan perlu dicheck kembali ketebalan endapan lumpur
/sedimen pada dasar lubang. Jika terdapat endapan lumpur maka harus dicleaning
kembali.
i. Kedudukan Bored pile harus vertikal dengan toleransi sbb:
• Toleransi lokasi maksimum 5 cm dari lokasi yang ditentukan pada posisi cut of
level.
• Toleransi lokasi maksimum untuk bored pile terhadap as pile adalah maksimal 5
cm
• Toleransi vertikal maksimum 1 : 150
j. Kualitas Beton yang digunakan untuk bore pile adalah 25 Mpa dengan cement content
>450 kg, sudah termasuk komposisi fly ash didalamnya dan harus menggunakan
beton ready mix. Pelaksana harus melakukan design mix dan disampaikan kepada
konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
k. Kapasitas daya dukung bored pile ditetapkan oleh Konsultan Perencana dan/atau
Konsultan Pengawas.
l. Penggunaan casing baja sementara menyesuaikan kondisi dan data tanah di area
proyek tersebut dan harus menjamin tidak terjadi kelongsoran lubang bor.
m. Dalam hal dipergunakan campuran fly ash cement ,maka penggunaannya dibatasi
maksimal 15 % dari jumlah cement total.

2.4. Pelaksanaan Pengeboran dan Pengecoran


a. Sebelum pembetonan dimulai dasar lubang harus dibersihkan dari lumpur dan sisa-
sisa pengeboran serta mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.
Lubang yang telah dibersihkan harus segera di cor 20 menit setelah lubang di
cleaning, untuk memperkecil terjadinya endapan lumpur.
b. Pembetonan harus dilakukan dengan sistim tremi, sebelum pembetonan dimulai tremi
harus bersih.

Spesifikasi Teknis 50
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
c. Slump beton yang diperbolehkan 16 - 18 cm. Tidak diperkenankan menggunakan
vibrator.
d. Kedudukan ujung pipa tremi maximum 5 cm diatas dasar galian sebelum beton
dilepaskan dari dasar tremi. Kedudukan tremi terhadap muka beton pada setiap phase
pembetonan minimum 200 cm. Pembetonan harus dilaksanakan tanpa interupsi
(dilakukan kontinyu) hingga selesai. Pembetonan dan pembesian harus ditambah
minimal 1,00 m diatas cut out of level.
e. Jika pada pelaksanaan pembetonan terjadi kemacetan pada tremi dan pipa tremi tidak
bisa dicabut, maka pile tersebut dianggap gagal. Dan sebagai pengganti titik pile perlu
ditentukan oleh Perencana dan dengan persetujuan Konsultan Pengawas.
f. Pelaksana harus menjamin kesempurnaan pembetonan dan menjamin tercapainya
kapasitas tiang yang diinginkan.
g. 5 jam setelah pengecoran lubang atas bore pile di urug kembali dengan tanah yang
ada
h. Tanah dan lumpur bekas pengeboran harus dibuang keluar proyek oleh pelaksana

2.5. Laporan
Laporan dari pelaksanaan pembetonan harus meliputi :
• Nomor tiang, dimensi tiang
• Jenis alat, dimensi alat bor
• Dalamnya lubang, dalamnya casing
• Dimulainya dan selesainya pembetonan
• Pembesian yang terpasang
• Ketebalan lumpur sebelum pengecoran
• Slump dan kualitas beton
• Jam keberangkatan truk mixer
• Volume adukan yang masuk untuk setiap truk mixer
• Tinggi pembetonan yang dicapai tiap satu truk mixer
• Posisi besi sebelum dan sesudah pembetonan
• Warna air yang keluar dari lubang bor saat pembetonan
• Elevasi permukaan beton setelah pembetonan
• Jumlah dan nomor kubus yang diambil
• Photo pelaksanaan/kegiatan penting
• Catatan dari kejadian-kejadian penting

2.6. Gangguan-gangguan
a. Jika terjadi kerusakan atau gangguan pada bangunan sekitarnya sebagai akibat
pelaksanaan bore pile seluruhnya menjadi tanggungjawab Pelaksana.
b. Jika ada gangguan dalam pelaksanaan bore pile yang dari segi pelaksanaan tidak
bisa diatasi menurut pertimbangan konsultan Pengawas maka dimintakan satu atau
lebih bore pile tambahan berdasarkan evaluasi Konsultan Perencana. Penambahan
ini akan diperhitungkan sebagai kerja tambah.

Spesifikasi Teknis 51
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
2.7. Pengambilan dan Pengujian Silinder Beton
Dari pelaksanaan pembetonan harus diambil minimum 1 (satu) sample untuk setiap satu
truk mixer. Setiap silinder harus diberi tanggal ,nomor yang jelas antara lain mencangkup
nomor pile, nomor pengecoran. Tata cara pengambilan, pembuatan dan perawatan
silinder percobaan harus mengikuti ketentuan yang tercantum ketentuan dalam
perawatan benda uji SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan
Gedung atau SNI yang sesuai. Laporan hasil pengujian beton harus dapat dilaporkan
kepada konsultan Pengawas segera setelah hasil dari laboratorium diterima.

2.8. Tanggung Jawab Pelaksana Pekerjaan / Pemborong


a. Pelaksana Pekerjaan / Pemborong bertanggung jawab atas tercapainya kualitas dan
kapasitas borepile dan soldier pile seperti yang disyaratkan didalam spesifikasi ini
yang tidak terbatas pada masa pemeliharaan.
b. Semua tiang yang dinyatakan gagal oleh Konsultan Pengawas, harus diganti dengan
tiang baru atas biaya pelaksana. Posisi tiang pengganti harus mendapat persetujuan
Konsultan Perencana.
c. Jika setelah pengalian bored pile terjadi adanya pembengkakan permukaan beton,
maka kewajiban kontraktor untuk memperbaiki dengan dibobok dan diratakan
kembali. Jika setelah diadakan ekskavasi dan pembobokan bored pile ternyata :
posisi as bored pile melebihi batas toleransi yang diperkenankan; atau sampai pada
elevasi Cut off level belum ditemukan beton yang massif; atau sampai pada elevasi
Cut off level jumlah besi yang ditemukan kurang dari jumlah sebelumya maka segala
konsekuensi biaya untuk mengatasi hal tersebut diatas tetap menjadi tanggungjawab
Pelaksana.

2.9. Load Test dengan Sistem PDA


a. PDA adalah salah satu motode untuk mengontrol proses pemancangan, sedangkan
DLT (Dynamic Load Test) merupakan suatu metode untuk memperkirakan daya
dukung aksial (bearing capacity).
b. Dari pondasi tiang terpasang dengan beban yang sesuai design load, berdasarkan
gelombang pantulan yang diberikan oleh rekasi tanah akibat daya dukung geser dan
ujung tiang. Dynamic Load Test (DLT) mengukur regangan (strain) dan percepatan
(acceleration) menggunakan strain transducers and accelerometer yang dibautkan
pada kepala tiang. Kemudian dikerjakan suatu beban dinamis pada kepala tiang dan
gelombang compression yang dihasilkan akan berjalan menuju ujung tiang dan
dipantulkan ke atas.
c. Gelombang tersebut akan ditangkap oleh sensor yang telah dipasang dan disimpan
menggunakan komputer selama pengukuran di lapangan.
d. Hasil pengukuran tersebut kemudian dianalisa dengan persamaan gelombang
menghasilkan downward travelling dan upward travelling wave. Dengan program
komputer TNOWAVE dilakukan pemodelan tiang dan pencocokan signal (signal
matching) hingga mendapatkan hasil kapasitas dukung termobilisir dan dengan
program TNOSTAT didapat kurva load-settlement.Untuk persiapan pengujian sebagai
berikut :

Spesifikasi Teknis 52
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
1) Pengujian sebaiknya dilakukan setelah tiang berumur 21 hari.
2) Tiang yang akan diuji dicor sampai ketinggian 2,5 m di atas permukaan tanah
dengan mutu beton yang sama dan disarankan untuk memperkuat tulangan tiang
bor di permukaan karena akan mengalami tumbukan selama pengujian. Tiang bor
yang diuji harus cukup lurus untuk menghindari momen lentur ketika ditumbuk.
3) Drop hammer dengan berat nominal 1-1,5% dari beban ultimate.
4) Crane untuk mengangkat dan menjatuhkan drop hammer.
5) Playwood setebal ± 5cm, dengan diameteer sama dengan diameter tiang bor yang
akan ditest.
6) Power supply 220 volt, 1000 watt.
7) Pondasi bored pile ditest harus kuat terhadap beban 200% dari beban aksial tekan
rencana.
8) Kenaikan elevasi pile dan rebound dicatat pada permulaan dan akhir waktu setiap
tahap pembebanan dan setiap selang 15 menit.
9) Hasil load test dianggap berhasil bila pada beban 200 % nett kenaikan elevasi
atas pile 12 mm dan max 25 mm.
10) Semua hasil pencatatan dimasukkan dalam satu grafik evaluasi hubungan antara
beban - waktu dan kenaikan elevasi atas pile.
11) Laporan load test harus mencangkup :
• Lokasi test pile
• Posisi titik-titik boring terdekat
• Panjang tiang Bored pile ,diameter pile
• Grafik upward travelling wave beserta signal matchingnya
• Grafik Force & Velocity x impedance
• Besarnya kapasitas dukung.
• Kurva load settlement

Spesifikasi Teknis 53
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
BAB V
PEKERJAAN BETON

Pasal 1
Umum

1.1. Persyaratan-persyaratan konstruksi beton, istilah teknik dan syarat-syarat pelaksanaan


beton secara umum menjadi kesatuan dalam bagian buku persyaratan teknis ini. Kecuali
ditentukan lain dalam buku persyaratan teknis ini, maka semua pekerjaan beton harus sesuai
dengan standard di bawah ini :
• Standart Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung (SNI 03-
1726-2002).
• Tata Cara Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung (SNI 1727-1989-F).
• Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2002).
• Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia, 1982.
Bilamana ada ketidaksesuaian antara peraturan-peraturan tersebut di atas maka peraturan-
peraturan Indonesia yang menentukan.
1.2. Penyedia Jasa Konstruksi harus melaksanakan pekerjaan ini dengan ketepatan dan
kesesuaian yang tinggi menurut persyaratan teknis ini, gambar rencana, dan instruksu-
instruksi yang dikeluarkan oleh Konsultan Pengawas. Semua pekerjaan yang tidak
memenuhi persyaratan harus dibongkar dan diganti atas biaya Penyedia Jasa Konstruksi
sendiri.
1.3. Semua material harus dalam keadaan baru dengan kualitas yang terbaik sesuai
persyaratan dan disetujui oleh Konsultan Pengawas, dan Konsultan Pengawas berhak untuk
meminta diadakan pengujian bahan-bahan tersebut dan Penyedia Jasa Konstruksi
bertanggung jawab atas segala biayanya. Semua material yang tidak disetujui oleh
Konsultan Pengawas dalam waktu 2 x 24 jam harus dikeluarkan dari Proyek.

Pasal 2
Lingkup Pekerjaan

2.1. Meliputi segala pekerjaan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan beton sesuai
dengan gambar rencana termasuk pengadaan bahan, upah, pengujian, dan peralatan
pembantu.
2.2. Pengadaan, detail, fabrikasi dan pemasangan semua penulangan dan bagian-bagian dari
pekerjaan lain yang tertanam dalam beton.
2.3. Perancangan, pelaksanaan dan pembongkaran acuan beton, penyelesaian dan
pemeliharaan beton dan semua jenis pekerjaan yang menunjang pekerjaan beton.

Spesifikasi Teknis 54
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
Pasal 3
Material

3.1. Semen
a. Semua semen yang digunakan adalah jenis Portland Cement sesuai dengan
persyaratan standar Indonesia SNI 15-2049-2004, SII 0013-81 atau ASTM C-150 dan
produksi dari satu merk.
c. Penyedia Jasa Konstruksi harus mengirimkan surat pernyataan pabrik yang
menyebutkan type, kualitas dari semen yang digunakan dan “Manufacturer’s Test
Certificate” yang menyatakan memenuhi persyaratan tersebut diatas.
d. Penyedia Jasa Konstruksi harus menempatkan semen tersebut dalam gudang yang
baik untuk mencegah terjadinya kerusakan. Semen yang menggumpal, sweeping,
tercampur dengan kotoran atau kena air/lembab tidak diijinkan untuk digunakan dan
harus segera dikeluarkan dari proyek.
e. Penggunaan semen harus sesuai dengan urutan pengirimannya.

3.2. Agregat Kasar


a. Berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu dengan spesifikasi sesuai
menurut ASTM C-33 dan mempunyai ukuran terbesar 2,5 cm.
b. Agregat harus keras, tidak berpori, dan berbentuk kubus. Bila ada butir yang pipih maka
jumlahnya tidak melebihi 20% dari volume dan tidak boleh mengalami pembubukan
hingga melebihi 50% kehilangan berat menurut test mesin Los Angeles Abration (LAA).
c. Bahan harus bersih dari zat-zat organik, zat-zat reaktif alkali atau substansi yang
merusak beton dan mempunyai gradasi sebagai berikut:
Saringan Ukuran % Lewat Saringan
1” 25,00 mm 100
3/4” 20,00 mm 90 – 100
3/8” 95,00 mm 20 – 55
No. 4 4,76 mm 0–1

3.3. Agregat Halus


a. Dapat menggunakan pasir alam atau pasir yang dihasilkan dari pemecah batu dan
harus bersih dari bahan organik, lumpur, zat-zat alkali dan tidak mengandung lebih dari
50% substansi-substansi yang merusak beton.
b. Pasir laut tidak diperkenankan untuk digunakan dan pasir harus terdiri dari partikel-
partikel yang tajam dan keras serta mempunyai gradasi seperti tabel berikut:
Saringan Ukuran % Lewat Saringan
3/8” 9,50 mm 100
No. 4 4,76 mm 90 – 100
No. 8 2,38 mm 80 – 100
No. 16 1,19 mm 50 – 85
No. 30 0,19 mm 25 – 65
No. 50 0,297 mm 10 – 30
No. 100 0,149 mm 5 - 10

Spesifikasi Teknis 55
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
No. 200 0,074 mm 0–5

3.4. Air
Air yang digunakan harus bersih dan jernih tidak mengandung minyak atau garam serta zat-
zat yang dapat merusak beton atau baja tulangan.
3.5. Baja Tulangan
Baja tulangan yang digunakan harus memenuhi persyaratan SNI 03-1729-2002, dengan
tegangan leleh karakteristik (σ) = 2400 kg/cm2 atau baja U24 dan baja dengan tegangan
leleh karakteristik (σ) = 3900 kg/cm2 atau baja U39 Pemberi tugas atau Direksi/Konsultan
Pengawas akan melakukan pengujian test tarik-putus dan “Bending” untuk setiap 10 ton
baja tulangan, atas biaya Penyedia Jasa Konstruksi.
3.6. Bahan Pencampur
a. Penggunaan bahan pencampur (Admixture) tidak diijinkan tanpa persetujuan tertulis
dari Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana.
b. Apabila akan digunakan bahan pencampur, Penyedia Jasa Konstruksi harus
mengadakan percobaan-percobaan perbandingan berat dan W/C ratio dari
penambahan bahan pencampur (Admixture) tersebut. Hasil “Crushing test” dari
Laboratorium yang berwenang terhadap kubus kubus beton yang berumur 7, 14, dan
21 hari harus dilaporkan kepada Konsultan Pengawas untuk dimintakan
persetujuannya.
3.7. Cetakan Beton
Menggunakan plat baja (knock down) atau multipleks dengan tebal minimal 9 mm, dengan
syarat memenuhi ketentuan-ketentuan yang tersebut dalam SNI 03-1729-2002. Untuk
beton ekspose harus memakai Pnol Film dengan tebal minimal 12 mm. Konstruksi rencana
cetakan beton harus diajukan oleh Penyedia Jasa Konstruksi kepada Konsultan Pengawas
untuk mendapat persetujuan.
3.8. Contoh yang harus disediakan
a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Pemborong harus memberikan contoh material :
koral, split pasir, besi beton, PC untuk mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.
b. Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas/ Pengawas akan dipakai
sebagai standart / pedoman untuk memeriksa / menerima material yang dikirim oleh
Pemborong ke lapangan.
c. Pemborong diwajibkan untuk membuat tempat penyimpanan contoh contoh yang telah
disetujui Konsultan Pengawas.

Spesifikasi Teknis 56
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
Pasal 4
Mutu Beton

4.1. Mutu beton untuk konstruksi bangunan harus memenuhi persyaratan kekuatan tekan
karakteristik σ’bk = 350 kg/cm2 (fc = 29 Mpa), untuk semua Struktur Utama (Kolom, Balok,
Plat Lantai, Pile Cap, Balok Ring/Konsol, Tangga).
4.2. Slump ( Kekentalan Beton ) untuk jenis konstruksi berdasarkan pengujian dengan
standar ASTM C-143 adalah sebagai berikut:

Jenis Konstruksi Slump maks. (mm)


Kaki Dan Dinding Pondasi 100 ± 2
Pelat, Balok Dan Dinding 120 ± 2
Kolom 100 ± 2
Pelat Di Atas Tanah 120 ± 2

Pasal 5
Percobaan Pendahuluan ( Trial Mix )

5.1. Untuk mendapatkan mutu beton seperti yang diminta, Penyedia Jasa Konstruksi harus
mengadakan percobaan-percobaan di Laboratorium yang “Independent” yang ditunjuk oleh
Pemberi Tugas, sebagai persiapan dari percobaan pendahuluan di lapangan sampai
didapatkan suatu perbandingan tertentu untuk mutu beton yang akan digunakan.
5.2. Setiap ada perubahan dari jenis bahan yang digunakan, Penyedia Jasa Konstruksi harus
mengadakan percobaan di Laboratorium untuk mendapatkan mutu beton yang diperlukan.
5.3. Benda uji yang dibuat dan prosedur dalam percobaan ini harus mengikuti ketentuan-
ketentuan dalam SNI 03-1729-2002.
5.4. Bila hasil percobaan dilaboratorium dan slump test belum menunjukkan mutu yang sesuai
dengan permintaan, maka pekerjaan beton tidak boleh dilaksanakan.
5.5. Hasil percobaan pendahuluan di lapangan harus sesuai dengan hasil percobaan di
laboratorium.

Pasal 6
Pengadukan dan Peralatannya

6.1. Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang mempunyai
keteliatian cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah takaran dari masing-masing
bahan pembentukan beton dengan persetujuan Konsultan Pengawas.
6.2. Pengaturan untuk pengangkutan, penimbangan dan pencampuran dari material-material
harus dengan persetujuan Konsultan Pengawas/ Pengawas dan seluruh operasi harus
dikontrol dan diawasi terus-menerus oleh seorang inspektor yang berpengalaman dan
bertanggung jawab.

Spesifikasi Teknis 57
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
6.3. Pengadukan harus dilakukan dengan mesin pengaduk beton (Batch Mixer atau Portable
Continous Mixer). Mesin pengaduk harus benar-benar kosong sebelum menerima bahan-
bahan dari adukan selanjutnya dan harus dicuci bila tidak digunakan lebih dari 30 menit.
6.4. Bahan-bahan pembentuk beton harus dicampur dan diaduk selama 1,5 menit sesudah
semua bahan ada dalam mixer. Waktu pengadukan harus ditambah, bila kapasitas mesin
lebih besar dari 1,5 m3 dan Konsultan Pengawas berwenang untuk menambah waktu
pengadukan jika ternyata pemasukan bahan dan cara pengadukan gagal untuk
mendapatkan adukan dengan kekentalan dan warna yang merata/seragam. Beton yang
dihasilkan harus seragam dalam komposisi dan konsistensi dalam setiap adukan.
6.5. Mesin pengaduk tidak boleh dibebani melebihi kapasitas yang ditentukan. Air harus dituang
terlebih dahulu untuk selanjutnya ditambahkan selama pengadukan. Tidak diperkenankan
melakukan pengadukan yang berlebihan yang membutuhkan penambahan air untuk
mendapatkan konsistensi beton yang dikehendaki.
6.6. Penyedia Jasa Konstruksi diperbolehkan menempatkan satu “Mixing Plant” atau
memperoleh beton dari satu “Ready Mix Plant” asalkan dapat membuktikan bahwa mutu
beton tersebut sesuai dengan semua ketentuan dalam persyaratan ini. Penyedia Jasa
Konstruksi harus menyerahkan spesifikasi beton ready mix yang akan digunakan sesuai
dengan mutu beton yang diinginkan, sebelum pekerjaan dimulai.

Pasal 7
Persiapan Pengecoran

7.1. Sebelum pengecoran dimulai, semua bagian-bagian yang akan dicor harus bersih dan bebas
dari kotoran dan bagian beton yang terlepas. Bagian bagian yang akan ditanam dalam beton
sudah harus terpasang (pipa-pipa untuk instalasi listrik, plumbing dan perlengkapan-
perlengkapan lain).
7.2. Cetakan atau pasangan dinding yang akan berhubungan dengan beton harus dibasahi
dengan air sampai jenuh dan tulangan harus terpasang dengan baik. Bidang-bidang beton
lama yang akan dicor harus dibuat kasar terlebih dahulu dan kemudian dibersihkan dari
segala kotoran yang lepas.
7.3. Sesaat sebelum beton dicor, maka bidang-bidang pada beton lama tersebut harus disapu
dengan bonding agent dengan aturan sesuai pabrik pembuatnya.
7.4. Penyedia Jasa Konstruksi harus tetap menjaga kondisi bagian-bagian tersebut sampai ijin
pengecoran diberikan oleh Konsultan Pengawas.

Pasal 8
Acuan / Cetakan Beton

8.1. Rencana cetakan beton menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi sepenuhnya.
Cetakan harus sesuai bentuk, ukuran dan batas-batas bidang dari hasil beton yang
direncanakan, serta tidak boleh bocor dan harus cukup kaku untuk mencegah terjadinya
perpindahan tempat atau kelongsoran dari penyangga.

Spesifikasi Teknis 58
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
8.2. Permukaan cetakan harus rata dan halus serta tidak boleh ada lekukan, lubang-lubang atau
terjadi lendutan. Sambungan pada cetakan diusahakan lurus dan rata dalam arah horisontal
maupun vertikal.
8.3. Tiang-tiang penyangga harus direncanakan sedemikian sehingga dapat memberikan
penunjang seperti yang dibutuhkan tanpa adanya “overstress” atau perpindahan tempat
pada beberapa bagian konstruksi yang dibebani. Struktur dari tiang penyangga harus cukup
kuat dan kaku untuk menunjang berat sendiri dan beban-beban yang ada diatasnya.
8.4. Sebelum penuangan, cetakan harus diteliti untuk memastikan kebenaran letaknya,
kekuatannya dan tidak akan terjadi penurunan dan pengembangan pada saat beton dituang.
8.5. Permukaan cetakan harus bersih dari segala macam kotoran, dan diberi “Mould release
agent” untuk mencegah lekatnya beton pada cetakan. Pelaksanaannya harus berhati-hati
agar tidak terjadi kontak dengan baja tulangan yang dapat mengurangi daya lekat beton
dengan tulangan.
8.6. Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas, atau
jika umur beton telah melampaui waktu sebagai berikut :
• Bagian sisi balok : 48 jam
• Balok tanpa beban konstruksi : 7 hari
• Balok dengan beban konstruksi : 21 hari
• Pelat lantai / atap / tangga : 21 hari
8.7. Dengan persetujuan Konsultan Pengawas, cetakan dapat dibongkar lebih awal apabila hasil
pengujian dari benda uji yang mempunyai kondisi sama dengan beton sebenarnya, telah
mencapai 75% dari kekuatan beton pada umur 28 hari. Segala ijin yang diberikan oleh
Konsultan Pengawas, tidak mengurangi atau membebaskan tanggung jawab Penyedia Jasa
Konstruksi terhadap kerusakan yang timbul akibat pembongkaran cetakan.
8.8. Pembongkaran cetakan harus dilaksanakan dengan hati-hati sehingga tidak menyebabkan
cacat pada permukaan beton. Dalam hal terjadi bentuk beton yang tidak sesuai dengan
gambar rencana, Penyedia Jasa Konstruksi wajib mengadakan perbaikan atau pembentukan
kembali.
8.9. Permukaan beton harus bersih dari sisa kayu cetakan dan pada bagian bagian konstruksi
yang terpendam dalam tanah, cetakan harus dicabut dandibersihkan sebelum pengurukan
dilakukan.

Pasal 9
Pengangkutan dan Pengecoran

9.1. Waktu pengangkutan harus diperhitungkan dengan cermat, sehingga waktu antara
pengadukan dan pengecoran tidak lebih dari 1 (satu) jam atau tidak terjadi perbedaan
pengikatan yang mencolok antara beton yang sudah dicor dan yang akan dicor.
9.2. Apabila waktu yang dibutuhkan untuk pengangkutan melebihi waktu yang ditentukan, maka
harus dipakai bahan penghambat pengikatan (retarder) dengan persetujuan Konsultan
Pengawas.
9.3. Penyedia Jasa Konstruksi harus memberitahu Konsultan Pengawas selambat-lambatnya 2
(dua) hari sebelum pengecoran beton dilaksanakan. Persetujuan untuk melaksanakan
pengecoran beton berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan cetakan dan pemasangan baja

Spesifikasi Teknis 59
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
tulangan serta bukti bahwa Penyedia Jasa Konstruksi akan dapat melaksanakan pengecoran
tanpa ada gangguan.
9.4. Adukan beton tidak boleh dituang bila waktu sejak dicampur air pada semen dan agregat
telah melalui 1,5 jam dan waktu ini dapat berkurang, bila Konsultan Pengawas menganggap
perlu berdasarkan kondisi tertentu.
9.5. Pengecoran harus dilakukan sedemikian rupa untuk menghindarkan terjadinya pemisahan
material (segregation) dan perubahan letak tulangan. Cara penuangan dengan alat-alat
pembantu seperti talang, pipa, chute dan sebagainya harus mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas dan alat-alat tersebut harus selalu bersih dan bebas dari sisa-sisa beton
pengeras.
9.6. Adukan tidak boleh dijatuhkan secara bebas dari ketinggian lebih dari 1,5 meter. Bila
memungkinkan sebaiknya digunakan pipa yang terisi penuh adukan dengan pangkalnya
terbenam dalam adukan yang baru dituang.
9.7. Penggetaran tidak boleh dilaksanakan pada beton yang telah mengalami “initiual set” atau
yang telah mengeras dalam batas dimana beton akan menjadi plastis karena getaran.
9.8. Semua pengecoran bagian dasar konstruksi beton yang menyentuh tanah harus diberi lantai
dasar setebal 5 cm agar menjamin duduknya tulangan dengan baik dan mencegah
penyerapan air semen oleh tanah.
9.9. Bila pengecoran beton harus berhenti sementara sedang beton sudah menjadi keras dan
tidak berubah bentuk, maka bagian tersebut harus dibersihkan dari lapisan air semen dan
partikel-partikel yang terlepas sampai suatu kedalaman yang cukup, sehingga didapat beton
yang padat. Segera setelah pemberhentian pengecoran, adukan yang lekat dengan tulangan
dan cetakan harus dibersihkan.
9.10. Semua pengecoran harus dilaksanakan siang hari dan apabila diperkirakan pengecoran
dari suatu bagian tidak dapat diselesaikan pada siang hari, maka sebaiknya tidak
dilaksanakan, kesuali atas persetujuan Konsultan Pengawas dapat dilaksanakan pada
malam hari dengan sistem penerangan sudah disiapkan dan memenuhi syarat.

Pasal 10
Pemadatan Beton
10.1. Penyedia Jasa Konstruksi bertanggung jawab untuk menyediakan peralatan guna
engangkutan dan penuangan beton dengan kekentalan secukupnya agar didapat beton yang
cukup padat tanpa perlu penggetaran yang berlebihan.
10.2. Pemadatan beton seluruhnya harus dilaksanakan dengan “Mechanical Vibrator” dan
dioperasikan oleh seorang yang berpengalaman. Penggetaran dilakukan secukupnya agar
tidak mengakibatkan “over vibration” dan tidak diperkenankan melakukan penggetaran
dengan maksud untuk mengalirkan beton.
10.3. Pada daerah penulangan yang rapat, penggetaran dilakukan dengan alat penggetar yang
mempunyai frekuensi tinggi untuk menjamin pengisian beton dan pemadatan yang baik. Alat
penggetar tidak boleh menyentuh tulangan-tulangan, terutama pada tulangan yang telah
masuk pada beton yan telah mulai mengeras.

Spesifikasi Teknis 60
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
Pasal 11
Sambungan Konstruksi (Construction Joints)

11.1. Rencana atau schedul pengecoran harus disiapkan untuk penyelesaian satu konstruksi
secara menyeluruh, termasuk persetujuan letak “construction joints”. Dalam keadaan
tertentu dan mendesak, Direksi/Konsultan Pengawas dapat merubah letak “construction
joints” tersebut.
11.2. Permukaan “construction joints” harus bersih dan dibuat kasar dengan mengupas seluruh
permukaan sampai didapat permukaan beton yang padat.
11.3. “Construction Joints” harus diusahakan berbentuk garis miring. Sedapat mungkin
dihindarkan adanya “construction joints” tegak, kalaupun diperlukan maka harus dimintakan
persetujuan dari Konsultan Pengawas.
11.4. Sebelum pengecoran dilanjutkan, permukaan beton harus dibasahi dan diberi lapisan
“Grout/bonding agent” segera sebelum beton dituang.

Pasal 12
Baja Tulangan

12.1. Semua baja tulangan yang dipakai harus bersih, dari segala macam kotoran, karat, miyak,
cat dan lain-lain yang akan merusak ikatan baja dengan beton. Mutu baja tulangan yang di
persyaratkan fy=420 MPa (Ulir d > 10mm ) , fy=280 MPa (polos d < 10mm )
12.2. Pelaksanaan penyambungan, pemotongan, pembengkokan dan pemasangan harus sesuai
dengan persyaratan dalam SNI 03-2847-2002.
12.3. Selimut beton harus mempunyai ketetapan sebagai berikut :
a. Beton tanpa cetakan, berhubungan langsung dengan tanah 40 mm
c. Beton dengan cetakan berhubungan langsung dengan tanah 50 mm
d. Balok dan kolom tidak berhubungan langsung dengan tanah 40 mm

Pasal 13
Benda-benda yang tertanam dalam beton

13.1. Penempatan saluran/pemipaan, sleeve harus sedemikian rupa, sehingga tidak mengurangi
kekuatan struktur dengan memperhatikan SNI 03-2847-2002.
13.2. Tidak diperkenankan menanam saluran-saluran/pipa kebagian struktur beton bila
ditunjukkan pada gambar.
13.3. Apabila pemasangan terhalang oleh baja tulangan yang terpasang, maka Penyedia Jasa
Konstruksi harus segera mengadakan konsultasi dengan Konsultan Pengawas/ Pengawas.
13.4. Baja tulangan tidak diperkenankan untuk digeser maupun dibengkokkan untuk memudahkan
pemasangan tanpa seijin Konsultan Pengawas.

Spesifikasi Teknis 61
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
Pasal 14
Benda-benda yang ditanam dalam beton

14.1. Semua bagian atau peralatan yang ditanam dalam beton, seperti angkur, kait dan pekerjaan
lain yang berhubungan dengan pekerjaan beton, harus sudah terpasang sebelum
pengecoran beton dilakukan.
14.2. Bagian atau peralatan tersebut harus tertambat kuat pada posisinya agar tidak tergeser pada
saat pengecoran beton.
14.3. Penyedia Jasa Konstruksi utama harus memberitahukan kepada pihak lain untuk melakukan
pekerjaan tersebut sebelum pengecoran dilakukan.
14.4. Rongga-rongga kosong atau bagian-bagian yang harus tetap kosong pada benda atau
peralatan yang akan ditanam dalam beton tidak diisi pada saat pengecoran, harus ditutup
dengan bahan atau ukuran sesuai kebutuhan yang mudah dilepas setelah pelaksanaan
pengecoran.

Pasal 15
Cacat-cacat pekerjaan

15.1. Bila penyelesaian pekerjaan, bahan atau keahlian dalam setiap bagian pekerjaan ternyata
tidak memenuhi persyaratan sesuai dengan persyaratan teknis, maka bagian tersebut harus
digolongkan sebagai cacat pekerjaan.
15.2. Semua pekerjaan yang digolongkan cacat harus dibongkar dan diganti sesuai dengan yang
dikehendaki. Seluruh pembongkaran dan pemulihan pekerjaan yang digolongkan cacat
tersebut serta seluruh biaya yang timbul seluruhnya ditanggung oleh Penyedia Jasa
Konstruksi.

Pasal 16
Pengujian beton

16.1. Secara umum pengujian beton harus mengikuti ketentuan dalam SNI 03-2847-2002 dalam
minimum memenuhi persyaratan seperti tersebut dalam ayat berikut.
16.2. Untuk setiap jenis beton harus dibuat suatu pengujian, yang dikerjakan dalam satu hari
dengan volume sampai dengan jumlah 5 m3.
16.3. Untuk satu pengujian dibutuhkan 4 (empat) buah benda uji berbentuk kubus ukuran
15x15x15 cm atau silinder. Satu benda uji akan diuji pada umur 7 (tujuh) hari dan hasilnya
segera dilaporkan kepada Konsultan Pengawas, sedang 3 (tiga) benda uji lainnya akan diuji
pada umur 28 hari. Hasil pengujian adalah hasil rata-rata dari ketiga spesimen tersebut.
Batas kekuatan beton rata-rata harus sama atau lebih dari kekuatan karakteristik 350 kg/cm²
untuk mutu beton K-350 (sloof dan pile cap,plat, kolom,balok), tidak boleh ada satu benda uji
yang hasil pengujian kurang dari kekuatan beton karakteristik tersebut.
16.4. Bila diperlukan dapat ditambah dengan satu benda uji lagi yang ditinggal di lapangan,
dibiarkan mengalami proses perawatan yang sama dengan keadaan sebenarnya.

Spesifikasi Teknis 62
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
Pasal 17
Suhu

17.1. Suhu beton pada waktu dicor tidak boleh melebihi 32° C. Bila suhu yang di taruh berada
diantara 27° dan 32° C.
17.2. Bila pada saat pembuatan beton berada pada iklim yang dapat mengakibatkan suhu beton
melebihi 32° C, maka Penyedia Jasa Konstruksi harus mengambil langkah-langkah yang
efektif, misalnya mendinginkan agregat atau melakukan pengecoran pada malam hari.

Pasal 18
Beton ready mixed

18.1. Bilamana beton yang digunakan adalah berupa beton ready mixed, maka beton tersebut
harus didapatkan dari sumber yang disetujui oleh Konsultan Pengawas, dengan takaran,
adukan serta cara pengiriman/pengangkutan yang memenuhi syarat-syarat yang tercantum
pada ASTM C94-78a.
18.2. Adukan beton harus dibuat sesuai dengan perbandingan campuran yang telah diuji di
Laboratorium serta secara konsisten harus dikontrol bersamasama oleh Konsultan
Pengawas dan Supplier beton ready mixed. Kekuatan beton minimum yang dapat diterima
adalah berdasarkan hasil pengujian yang diadakan di Laboratorium.
18.3. Syarat-syarat Beton Ready Mixed:
a. Temperatur beton ready mixed sebelum dicorkan tidak boleh lebih dari 30° C.
b. Penambahan additive dalam proses pembuatan beton ready mixed harus sesuai dengan
petunjuk pabrik pembuat additive tersebut dan dengan persetujuan dari Konsultan
Pengawas. Bilamana diperlukan dua atau lebih jenis bahan additive, maka
pelaksanaannya harus dikerjakan secara terpisah. Dalam pelaksanaannya harus sesuai
dengan ACI 212.2R-71 dan ACI 212.1R-63.
b. Setelah temperatur di dalam beton mencapai maksimum, maka permukaan beton harus
ditutupi dengan kanvas atau bahan penyekat lainnya, untuk mempertahankan panas
sedemikian rupa, sehingga tidak timbul perbedaan panas yang mencolok antara bagian
dalam dan luar atau penurunan temperatur yang mendadak dibagian dalam beton.
Selanjutnya sesudah bahan penutup tersebut di atas dibuka, permukaan beton tetap
harus dilindungi terhadap perubahan temperatur yang mendadak.

Pasal 19
Pemeliharaan beton (curing beton)

19.1. Untuk mencegah pengeringan bidang bidang beton. Selama paling dua minggu beton harus
dibasahi terus menerus, antara lain dengan menutupinya dengan karung karung basah. ada
pelat pelat atap pembasahan terus menerus ini harus dilakukan dengan merendamnya
(menggenanginya) dengan air. Pada hari hari pertama sesudah selesai pengecoran, proses
pengerasan tidak boleh diganggu Sangat dilarang untuk mempergunakan lantai yang belum
cukup mengeras sebagai tempat penimbunan bahan-bahan atau sebagai jalan untuk
mengangkut bahanbahan yang berat.

Spesifikasi Teknis 63
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
19.2. Perawatan dengan uap bertekanan tinggi, uap bertekanan udara luar, pemanasan atau
proses-proses lain untuk mempersingkat waktu pengerasan dapat dipakai. Cara-cara ini
harus disetujui terlebih dahulu oleh Pengawas Ahli.

Pasal 20
Lain-lain

20.1. Untuk penggunaan beton precast, Penyedia Jasa Konstruksi harus mengajukan mixed
design terlebih dahulu kepada Konsultan Pengawas.
20.2. Setelah mixed design disetujui Konsultan Pengawas, Penyedia Jasa Konstruksi harus
membuat trial mixed berupa benda uji untuk diuji dilaboratorium.
20.3. Beton precast tidak boleh dipasang sebelum Konsultan Pengawas menyetujui kuat tekan
beton hasil trial mixed.
20.4. Konsultan Pengawas bertnggung jawab atas ketentuan-ketentuan ini.
20.5. Agar Penyedia Jasa Konstruksi memperhatikan perhitungan volume beton, dengan cara:
Kolom dihitung secara utuh, Balok dikurangi pertemuan Kolom, Plat dikurangi
pertemuan Balok.

Spesifikasi Teknis 64
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
BAB VI
PEKERJAAN BETON NON STRUKTUR

Pasal 1
Umum

1.1. Lingkup Pekerjaan


a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat- alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar, dengan hasil yang baik
dan sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi beton kolom praktis, beton ring balok untuk bangunan yang
dimaksudkan termasuk pekerjaan besi beton dan pekerjaan bekisting/acuan, dan
semua pekerjaan beton yang bukan struktur, sesuai yang ditunjukkan di dalam gambar.
1.2. Standard
a. Peraturan-peraturan/standar setempat yang biasa dipakai.
b. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan, SNI-03-2847-2002.
c. Spesifikasi Ukuran Kayu Untuk Bangunan, SKSNI-05-1990.
d. Peraturan Cement Portland Indonesia, NI-8.
e. Peraturan Pembangunan PemerintahTh Daerah Setempat.
f. Ketentuan-ketentuan Umum untuk pelaksanaan
g. Pemborong Pekerjaan Umum (AV) No. 9 tanggal 28 Mei 1941 dan Tambahan
Lembaran Negara No. 1457.
h. Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang diberikan
Perencana/Konsultan Pengawas.
i. Standar Normalisasi Jerman (DIN)
j. American Society for Testing and Material (ASTM)
k. American Concrete Institute (ACI).

Pasal 2
Bahan dan Produksi

2.1. Persyaratan Bahan


• Semen Portland
Yang digunakan harus dari mutu yang terbaik, terdiri dari satu jenis merk dan atas
persetujuan Perencana dan Konsultan Pengawas dan harus memenuhi NI-8. Semen
yang telah mengeras sebagian/seluruhnya tidak dibenarkan untuk digunakan.
Penyimpanan Semen Portland harus diusahakan sedemikian rupa sehingga bebas dari
kelembaban, bebas dari air dengan lantai terangkat dari tanah dan ditumpuk sesuai
dengan syarat penumpukan semen.
Menggunakan produk Semen Indonesia, Tiga Roda atau Dynamix.

Spesifikasi Teknis 65
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
b. Pasir Beton
• Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan
• organis, Lumpur dan sebagainya dan harus memenuhi komposisi butir serta
kekerasan yang dicantumkan dalam SNI 03 –2847 – 2002.
c. Koral Beton/Split:
• Digunakan koral yang bersih, bermutu baik tidak berpori serta mempunyai gradasi
kekerasan sesuai dengan syarat-syarat SNI 03 –2847 – 2002.
Penyimpanan/Penimbunan pasir koral beton harus dipisahkan satu dengan yang
lain, hingga dapat dijamin kedua bahan tersebut tidak tercampur untuk
mendapatkan perbandingan adukan beton yang tepat.
d. Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam,
alkali dan bahan bahan organis/bahan lain yang dapat merusak beton dan harus
memenuhi NI-3 pasal 10. Apabila dipandang perlu Konsultan Pengawas dapat minta
kepada Penyedia Jasa Konstruksi supaya air yang dipakai diperiksa di laboratorium
pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya Penyedia Jasa Konstruksi.
e. Besi Beton
Digunakan mutu U-24, besi harus bersih dari lapisan minyak/lemak dan bebas dari cacat
seperti serpih-serpih. Penampang besi bulat serta memenuhi persyaratan (SNI 03 –2847
– 2002). Bila dipandang perlu Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan untuk memeriksa
mutu besi beton ke laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya
Penyedia Jasa Konstruksi.
f. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa Konstruksi harus memberikan contoh
contoh material, misalnya : besi, koral, pasir PC untuk mendapatkan persetujuan dari
Konsultan Pengawas.
g. Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas, akan dipakai sebagai
standard/pedoman untuk memeriksa/menerima material yang dikirim oleh Penyedia Jasa
Konstruksi ke site.

2.2. Syarat-syarat Pengiriman dan Penyimpanan Bahan


a. Bahan harus didatangkan ketempat pekerjaan dalam keadaan utuh dan tidak bercacat.
Beberapa bahan tertentu harus masih di dalam kotak/kemasan aslinya yang masih
tersegel dan berlabel pabriknya.
b. Bahan harus disimpan ditempat yang terlindung dan tertutup, kering, tidak lembab dan
bersih sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan pabrik.
c. Tempat penyimpanan harus cukup, bahan ditempatkan dan dilindungi sesuai dengan
jenisnya.
d. Penyedia Jasa Konstruksi bertanggung jawab terhadap kerusakan selama pengiriman
dan penyimpanan.Bila ada kerusakan, Penyedia Jasa Konstruksi wajib mengganti atas
beban Penyedia Jasa Konstruksi.

Spesifikasi Teknis 66
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
Pasal 3
Pelaksanaan

3.1. Mutu Beton


Mutu beton yang dicapai dalam 28 hari pekerjaan beton bertulang mempunyai kuat tekan
hancur / karakteristik , sebagai berikut:
3.1.1. Beton K-175 kg/cm² (fc = 14,5 Mpa), untuk semua Struktur Praktis. dan harus
memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam SNI 03 –2847 – 2002.
3.2. Pembesian
3.2.1. Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang lurus atau yang dibengkokkan,
sambungan kait-kait dan pembuatan sengkang (ring), persyaratannya harus
sesuai SNI 03 –2847 – 2002.
3.2.2. Pemasangan dan penggunaan tulangan beton. harus disesuaikan dengan gambar
konstruksi.
3.2.3. Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin besi tersebut tidak
berubah tempat selama pengecoran dan harus bebas dari papan acuan atau lantai
kerja dengan memasang selimut beton sesuai dengan ketentuan dalam SNI 03 –
2847 – 2002.
3.2.4. Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lapangan
kerja dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari Konsultan Pengawas.
3.3. Cara Pengadukan
3.3.1. Cara pengadukan harus menggunakan beton molen.
3.3.2. Takaran untuk Semen Portland, pasir dan koral harus disetujui terlebih dahulu oleh
Konsultan Pengawas.
3.3.3. Selama pengadukan kekentalan adukan beton harus diawasi dengan jalan
memeriksa slump pada setiap campuran baru. Pengujian slump, maksimum 10 ±
2 cm.
3.4. Pengecoran Beton
3.4.1. Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan
membersihkan dan menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan
ukuranukuran dan ketinggian, pemeriksaan penulangan dan penempatan
penahan jarak.
3.4.2. Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan Konsultan
Pengawas.
3.4.3. Pengecoran harus dilakukan dengan sebaik mungkin dengan menggunakan alat
penggetar untuk menjamin beton cukup padat dan harus dihindarkan terjadinya
cacat pada beton seperti keropos dan sarang-sarang koral/split yang dapat
memperlemah konstruksi.
3.4.4. Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari berikutnya
maka tempat perhentian tersebut harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
3.5.1. Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah
ditetapkan/yang diperlukan dalam gambar.
3.5.2. Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan, sehingga
cukup kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan kedudukannya selama
pengecoran dilakukan.
Spesifikasi Teknis 67
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
3.5.3. Acuan harus rapat (tidak bocor), permukaannya licin, bebas dari kotoran-kotoran
(tahi gergaji), potongan kayu, tanah/Lumpur dan sebagainya, sebelum
pengecoran dilakukan dan harus mudah dibongkar tanpa merusak permukaan
beton.
3.5.4. Penyedia Jasa Konstruksi harus memberikan contoh-contoh material (besi,
koral/split, pasir dan Semen Portland) kepada Konsultan Pengawas, untuk
mendapatkan persetujuan sebelum pekerjaan dilakukan.
3.5.6. Bahan-bahan yang digunakan harus tersimpan dalam tempat penyimpanan yang
aman, sehingga mutu bahan dan mutu pekerjaan tetap terjamin sesuai
persyaratan.
3.5.7. Kawat pengikat besi beton/rangka adalah dari baja lunak dan tidak disepuh seng,
diameter kawat lebh besar atau sama dengan 0,40 mm. Kawat pengikat besi
beton/rangka harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam NI-2 (SNI 03
–2847 – 2002).
3.5.8. Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan cepat.
Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan, harus diperhatikan.
3.5.9. Beton harus dibasahi paling sedikit selama tujuh hari setelah pengecoran.
3.6. Pekerjaan Pembongkaran Acuan/Bekisting
Pembongkaran bekisting hanya boleh dilakukan dengan ijin tertulis dari Konsultan
Pengawas. Setelah bekisting dibuka, tidak diijinkan mengadakan perubahan apapun pada
permukaan beton tanpa persetujuan dari Konsultan Pengawas.
3.7. Pengujian Mutu Pekerjaan
3.7.1. Sebelum dilaksanakan pemasangan, Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan untuk
memberikan pada Konsultan Pengawas "Certificate Test" bahan besi dari
produsen/pabrik.
3.7.2. Bila tidak ada "Certificat Test" maka Penyedia Jasa Konstruksi harus melakukan
pengujian atas besi/kubus di laboratorium yang akan ditunjuk kemudian.
3.7.3. Mutu beton tersebut harus dibuktikan oleh Penyedia Jasa Konstruksi dengan
mengambil benda uji berupa kubus yang ukurannya sesuai dengan syarat-
syarat/ketentuan dalam SNI 03 –2847 – 2002. Pembuatannya harus disaksikan
oleh Konsultan Pengawas dan diperiksa di laboratorium konstruki beton yang
ditunjuk Konsultan Pengawas.
3.7.4. Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan membuat "Trial Mix" terlebih dahulu,
sebelum memulai pekerjaan beton.
3.7.5. Hasil pengujian dari laboratorium diserahkan kepada Konsultan Pengawas
secepatnya.
3.7.6. Seluruh biaya yang berhubungan dengan pengujian behan tersebut, menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi.
3.8. Syarat Pengamanan Pekerjaan
3.8.1. Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda keras selama 3 x 24 jam
setelah pengecoran.
3.8.2. Beton dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari pekerjaan-
pekerjaan lain.

Spesifikasi Teknis 68
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
3.8.3. Bila terjadi kerusakan, Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan untuk
memperbaikinya dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan. Seluruh biaya
perbaikan menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi.
3.8.4. Bagian beton setelah dicor selama dalam pengerasan harus selalu dibasahi
dengan air terus menerus selama 1 (satu) minggu atau lebih (sesuai ketentuan
dalam SNI 03 –2847 – 2002).

Spesifikasi Teknis 69
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
BAB VII
PEKERJAAN BEKISTING

Pasal 1
Pekerjaan Bekisting

1.1. Umum
1.1.1. Pasal ini menguraikan semua pekerjaan perancangan, pembuatan, pemasangan
dan pembongkaran semua bekisting beton yang harus dilaksanakan oleh
Penyedia Jasa Konstruksi, sesuai dengan kebutuhan dalam menyelenggarakan
pekerjaan beton, sebagaimana yang tertera didalam gambar. Pada dasarnya,
bekisting adalah konstruksi bantu yang mendukung beton yang belum mengeras.
1.1.2. Semua Bekisting Beton harus dilaksanakan dengan mengikuti semua persyaratan
yang tercantum didalam RKS ini, PBI 1971, PUBI 1982, PKKI 1961 dan semua
Perintah yang disampaikan oleh Konsultan Pengawas selama pelaksanaan
Pekerjaan.
1.2. Persyaratan bahan
Semua bekisting beton yang akan dipakai harus kuat, tidak berubah bentuk waktu di isi
adukan dan tidak bocor. Bahan yang dipakai berupa baja (knock down) atau multipleks
dengan tebal minimal 9 mm hanya digunakan 3 kali bermutu baik yang disetujui oleh
Konsultan Pengawas. Bekisting harus dirakit dengan menggunakan paku kayu, baut atau
lainnya dengan ukuran yang sesuai.
1.3. Pelaksanaan pekerjaan
1.3.1. Penyedia Jasa Konstruksi harus terlebih dahulu mengajukan gambar-gambar
rencana dari bekisting kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui, sebelum
pekerjaan dimulai. Gambar tersebut harus mencantumkan secara jelas konstruksi
dan bahan dari bekisting, sambungan-sambungannya, kedudukannya dan sistim
rangkanya. Semua biaya yang diperlukan sehubungan dengan perencanaan
bekisting ini harus sudah termasuk ke dalam biaya konstruksi.
1.3.2. Bekisting harus direncanakan untuk dapat memikul beban konstruksi dan getaran
yang ditimbulkan oleh alat penggetar. Defleksi maksimum dari bekisting antara
tumpuan harus dibatasi sampai 1/400 bentang antar tumpuan. Bilamana
menggunakan konstruksi bekisting dari kayu, maka untuk kolom dan pekerjaan
beton lainnya harus dipakai papan dengan ketebalan minimum 2,5 cm, balok 5/7,
6/10 dan dolken Ø 10.
1.3.3. Bekisting harus ditunjang dengan batang besi yang kokoh dan untuk mencegah
terjadinya defleksi maka bekisting dibuat anti lendutan keatas sebagai berikut :
a. Semua balok atau pelat lantainya 0,2 % lebar bentang pada tengah-tengah
bentang.
b. Semua balok Cantilever dan pelat lantainya 0,4 % dari bentang, dihitung dari
ujung bebas

Spesifikasi Teknis 70
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
1.3.4. Penyedia Jasa Konstruksi harus memperhitungkan dan membuat langkah-langkah
persiapan yang perlu, sehingga pada akhir pekerjaan beton, permukaan dan bentuk
konstruksinya adalah sesuai dengan kedudukan (peil) dan bentuk yang tertera pada
gambar.
1.3.5. Semua bekisting tersebut harus dirakit kedalam bentuk, ukuran garis garis dan
dimensi yang tertera dan yang dibutuhkan, untuk memperoleh kedudukan,
ketinggian dan posisi yang tepat. Konstruksinya harus dibuat sedemikian rupa
sehingga tidak mudah dicabut bila tidak dipalu atau dicongkel. Bekisting harus dibuat
cukup rapat agar adukan tidak lolos pada saat pengecoran. Pada tempat yang
tertutup atau sukar dijangkau, pembukaan sementara harus disediakan untuk
membuang benda-benda yang tidak dinginkan.
1.3.6. Bilamana sebelum atau selama pekerjaan pengecoran, bekisting menunjukkan
tanda-tanda penurunan yang besar, yang menurut pendapat Konsultan Pengawas
akan menyebabkan kedudukan (peil) akhir tidak dapat mencapai kedudukan yang
semestinya, maka Konsultan Pengawas berhak untuk memerintahkan dibongkarnya
pekerjaan beton yang sudah dilaksanakan dan mewajibkan Penyedia Jasa
Konstruksi untuk memperkuat bekisting tersebut sampai dianggap cukup kuat.
Semua biaya yang timbul karenanya menjadi tanggungjawab dari Penyedia Jasa
Konstruksi.

1.4. Pembongkaran Bekisting


1.4.1. Bekisting untuk bagian beton yang mana saja yang tidak memikul beban struktur
dapat dibongkar setelah beton cukup mengeras.
1.4.2. Bekisting untuk bagian struktur dan pekerjaan lainnya yang memikul beban struktur
harus dibiarkan untuk sekurang-kurangnya sampai beton mencapai kekuatan yang
dipersyaratkan seperti yang disebutkan dibawah ini, atau seperti yang diperintahkan
oleh Konsultan Pengawas.

BAGIAN LAMA KEKUATAN


STRUKTUR PEMBONGKARAN RENCANA (%)
Bagian tengah balok 28 hari 100
Pelat lantai 21 hari 80
Dinding beton 2 hari 25
Kolom beton 4 hari 25
Bekisting tepi balok 2 hari 25

1.4.3. Bekisting untuk bagian beton yang mana saja yang tidak memikul berat struktur
dapat dibongkar setelah beton cukup mengeras. Pembongkaran bekisting harus
dilaksanakan sedemikian rupa, sehingga keamanan konstruksi tetap terjamin dan
sesuai dengan ketentuan yang tercantum pada SNI-03-2847-2002.

Spesifikasi Teknis 71
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
Pasal 2
Pekerjaan perancah luar

2.1. Umum
Pasal ini menguraikan pekerjaan perancah luar yang harus dilaksanakan pada saat
pelaksanaan.

2.2. Persyaratan bahan


Peralatan yang digunakan sebagai perancah luar adalah dolken yang lengkap serta bagian
luarnya dipasang jaring-jaring luar. Dolken yang dipakai harus kuat dan lengkap terdiri dari
batang-batang silang beserta perkuatannya. Sedangkan untuk jaring-jaring luar terbuat dari
anyaman tambang plastik atau nylon.
2.3. Pelaksanaan pekerjaan
2.3.1. Perancah luar dipasang pada sekeliling bangunan dengan cara-cara yang benar
sehingga tidak membayakan pekerja, bangunan yang dikerjakan maupun keadaan
sekelilingnya. Perancah luar harus dipasang minimal sama dengan bangunan yang
dikerjakan dan dicat dengan warna yang mencolok.
2.3.2. Untuk naik turun gedung selama pelaksanaan berlangsung, pada perancah luar
harus dipasang tangga dilengkapi dengan bordes mendatar.
Sedangkan untuk jaring-jaring luar dipasang pada scaffolding secara kuat, rapih dan
tidak kendor. Jaring ini harus tahan terhadap tiupan angin dan memberi
perlindungan serta rasa nyaman bagi yang bekerja pada dinding luar.

Spesifikasi Teknis 72
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
BAB VIII
WATER PROOFING

Pasal 1
Umum

1.1. Lingkup Pekerjaan


1.1.1. Yang termasuk pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan bahan peralatan
dan alat-alat bantu lainnya termasuk pengangkutannya yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan yang dinyatakan dalam gambar,
memenuhi uraian syarat-syarat dibawah ini serta memenuhi spesifikasi dari pabrik
yang bersangkutan.
1.1.2. Bagian yang di waterproofing :
• Pelat atap dan overstek
• Daerah WC, kamar mandi dan daerah basah lainnya.
• Bagian-bagian lain yang dinyatakan dalam gambar.
1.2. Pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan waterprofing adalah :
• Beton Bertulang.
• Lantai/Ubin Keramik.
• Plumbing.
1.3. Standard
• PUBI : Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia-1982.
• STM 828.
• ASTME : TAPP I 803 dan 407.
1.4. Persetujuan
Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan data-data teknis produk dan spesifikasi
untuk
persiapan permukaan dan aplikasi untuk diperiksa dan disetujui Direksi
Lapangan/Perencana/Konsultan Pengawas.
1.5. Gambar Detail Pelaksanaan
1.5.1. Penyedia Jasa Konstruksi wajib membuat shop drawing (gambar detail
pelaksanaan) berdasarkan pada gambar dokumen kontrak dan telah disesuaikan
dengan keadaan di lapangan.
1.5.2. Penyedia Jasa Konstruksi wajib membuat shop drawing untuk detail-detail khusus
yang belum tercakup lengkap dalam gambar kerja/dokumen kontrak.
1.5.3. Dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang. diperlukan
termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau persyaratan khusus yang
belum tercakup secara lengkap didalam gambar kerja/dokumen kontrak sesuai
dengan spesifikasi pabrik.
1.5.4. Shop drawing sebelum dilaksanakan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu
dari Konsultan Pengawas

Spesifikasi Teknis 73
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
1.6. Contoh
1.6.1. Penyedia Jasa Konstruksi wajib mengajukan contoh dari semua bahan, brosur
lengkap dan jaminan dari pabrik.
1.6.2. Bilamana diperlukan, Penyedia Jasa Konstruksi wajib membuat mock-up sebelum
pekerjaan dimulai.
1.7. Pengangkutan, Penyimpanan dan Penanganan Bahan
1.7.1. Material harus disiapkan dalam kemasan yang akan melindunginya dari
kerusakan pada pekerjaan.
1.7.2. Dibagian luar tiap kemasan tersebut harus diberi label yang menyebutkan nama
"generic" dan "merk dagang" dari produk, berat bersih dan nama pabrik, nama
Penyedia Jasa Konstruksi dan nama proyek.
1.7.3. Di lapangan bahan harus disimpan di dalam kemasan yang masih tertutup,
terlindung dari sinar matahari langsung, dan dilindungi dari percikan api, panas,
dan lain-lain.
1.7.4. Jangan keluar-kan material dari gudang ke area pekerjaan lebih dari yang
diperlukan untuk 1 (satu) hari kerja, dan pembukaan kemasan hanya dilakukan
setelah aplikator siap melaksanakan aplikasi bahan tersebut.
1.8. Jaminan Pemeliharaan dan Tenaga Ahli.
Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh tenaga ahlinya yang ditunjuk penyalur dan pekerjaan
harus mendapat sertifikat jarninan pemeliharaan secara Cuma Cuma selama 10 (sepuluh)
tahun berupa :
• Jaminan ketepatan pemakaian bahan (Producer's Process Performance Warranty).
• Jaminan ketepatan aplikasi (Aplicators Workmanship Warranty).

Pasal 2
Bahan

2.1. Waterproofing untuk atap, KM/WC, Atap Dak Beton


2.1.1. Menggunakan waterproofing type coating.
2.1.2. Sebelum pemasangan dimulai, pemborong harus memastikan bahwa kemiringan
plat beton sudah cukup untuk mengalirkan air hujan ke pipa-pipa pembuangan
(kemiringan minimal 2 %)
2.1.3. Semua cara pemasangan, cara-cara pelapisan sampai dengan perlindungan
permukaan setelah pemasangan harus mengikuti petunjuk-petunjuk yang
dikeluarkan pabrik / produsen.
2.1.4. Warna bahan waterproofing akan ditentukan kemudian oleh Konsultan
Perencana, dari pilihan warna yang tersedia.
2.1.5. Menggunakan produk Flinkote Ultra, Sika atau Fosroc.

Spesifikasi Teknis 74
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
Pasal 3
Pelaksanaan

3.1. Persiapan
3.1.1. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada Konsultan Pengawas
untuk mendapatkan persetujuan, lengkap dengan ketentuan / persyaratan pabrik
yang bersangkutan.
3.1.2. Sebelum pekerjaan ini dimulai permukaan bagian yang akan diberi lapisan ini
harus dibersihkan sampai keadaan yang dapat disetujui oleh Konsultan
Pengawas. Peil dan ukuran harus sesuai gambar.
3.1.3. Cara-cara pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan ketentuan dari
pabrik yang bersangkutan, dan atas persetujuan Konsultan Pengawas.
3.1.4. Bila ada perbedaan dalam hal apapun antar gambar, spesifikasi dan lainnya,
Penyedia Jasa Konstruksi harus segera melaporkan kepada Konsultan
Pengawas/ Konsultan pengawas sebelum pekerjaan dimulai.
3.1.5. Penyedia Jasa Konstruksi tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat
dalam hal ada kelainan/perbedaan ditempat itu, sebelum kelainan tersebut
diselesaikan.
3.2. Aplikasi
Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli berpengalaman (ahli dari pihak
pemberi garansi pemasangan) dan terlebih dahulu harus mengajukan "metode
pelaksanaan" sesuai dengan spesifikasi pabrik untuk mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas/ Konsultan Pengawas. Khusus untuk bahan waterproofing yang dipasang
ditempat yang berhubungan langsung dengan matahari tetapi tidak mempunyai lapis
pelindung terhadap ultra voilet atau apabila disyaratkan dalam gambar pelaksanaan atau
spesifikasi arsitektur, maka dibagian lapisan atas dari lembar waterproofing ini harus diberi
lapisan pelindung sesuai gambar pelaksanaan, dimana lapisan ini dapat berupa screed
maupun material finishing.
3.3. Pengamanan Pekerjaan
3.3.1. Penyedia Jasa Konstruksi wajib mengadakan perlindungan terhadap pemasangan
yang telah dilakukan, terhadap kemungkinan pergeseran, lecet permukaan atau
kerusakan lainnya.
3.3.2. Kalau terdapat kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik atau
Pemakai pada waktu pekerjaan ini dilakukan dilaksanakan maka Penyedia Jasa
Konstruksi harus memperbaiki/mengganti sampai dinyatakan dapat diterima oleh
Konsultan Pengawas. Biaya yang timbul untuk pekerjaan ini adalah tanggung
jawab Penyedia Jasa Konstruksi.
3.4. Pengujian
Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan melakukan percobaan – percobaan dengan cara
memberi air di atas pemukaan yang diberi lapisan kedap air pelaksanaan pekerjaan dapat
dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas

Spesifikasi Teknis 75
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
BAB IX
PEKERJAAN PERANCAH LUAR

Pasal 1
Umum

Pasal ini menguraikan pekerjaan perancah luar yang harus dilaksanakan pada saat
pelaksanaan.

Pasal 2
Persyaratan Bahan

Peralatan yang digunakan sebagai perancah luar adalah dolken Ø 10 yang lengkap serta bagian
luarnya dipasang jaring-jaring luar. Dolken Ø 10 yang dipakai dengan jumlah yang memenuhi
syarat harus kuat dan lengkap terdiri dari batang-batang silang beserta perkuatannya. Sedangkan
untuk jaring-jaring luar terbuat dari anyaman tambang plastik atau nylon.

Pasal 3
Pelaksanaan Pekerjaan

Perancah luar dipasang pada sekeliling bangunan dengan cara-cara yang benar sehingga tidak
membayakan pekerja, bangunan yang dikerjakan maupun keadaan sekelilingnya. Perancah luar
harus dipasang minimal sama dengan bangunan yang dikerjakan dan dicat dengan warna yang
mencolok.
Untuk naik turun gedung selama pelaksanaan berlangsung, pada perancah luar harus dipasang
tangga dilengkapi dengan bordes mendatar.
Sedangkan untuk jaring-jaring luar dipasang pada dolken Ø 10 secara kuat, rapih dan tidak
kendor. Jaring ini harus tahan terhadap tiupan angin dan memberi perlindungan serta rasa
nyaman bagi yang bekerja pada dinding luar.

Spesifikasi Teknis 76
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
BAB X
PEKERJAAN KONSTRUKSI BAJA

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan Konstruksi Baja seperti tercantum dalam gambar,
termasuk penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan Baja dan alat-alat bantu
lainnya yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik.
2. Peraturan-peraturan
Kecuali ditentukan lain dalam persyaratan selanjutnya, maka sebagai dasar pelaksanaan
digunakan peraturan sebagai berikut:
- Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia 1984
- Persyaratan umum bahan bangunan Indonesia (PUBI-1982)
- Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat
3. Material Baja
a. Semua material untuk Konstruksi Baja harus menggunakan Baja yang baru dan
memenuhi mutu Baja BJ 37 (PPBBI – 83) dengan tegangan leleh fy’ minimum 2800
kg/cm2.
b. Baja yang digunakan untuk konstruksi konstruksi atap bangunan kantor menggunakan
baja siku. Ukuran dan tipe sesuai dengan gambar.
c. Penyedia Jasa Konstruksi harus menyerahkan sertifikat test dari pabrik pembuat Baja
tersebut. Apabila Direksi / Pengawas mempunyai keraguan terhadap hasil test
tersebut dan atau keraguan terhadap mutu baja yang dipakai di lapangan / di
workshop, maka Direksi / Pengawas mempunyai hak untuk meminta diadakan test
tambahan/ulang dengan ketentuan jumlah test maximum 3 (tiga) buah untuk masing-
masing ukuran profil. Biaya test tersebut tetap menjadi beban Penyedia Jasa
Konstruksi.
d. Semua material Baja harus baru, bebas/bersih dari karat, lobang-lobang dan
kerusakan lainnya. Semua material Baja tersebut juga harus lurus, tidak perpuntir,
tidak ada tekukan-tekukan.
e. Semua material harus disimpan rapi dan diletakkan di atas papan atau balok-balok
kayu untuk menghindari kontak langsung dengan permukaan tanah, sehingga tidak
merusak material. Dalam penumpukan material harus dijaga agar tidak rusak ataupun
bengkok.
f. Direksi / Pengawas akan menolak material-material Baja yang tidak memenuhi syarat-
syarat tersebut di atas dan tidak diperkenankan untuk difabrikasi.
4. Perubahan Sistem Sambungan
a. Apabila Penyedia Jasa Konstruksi berpendapat untuk lebih memudahkan
pelaksanaan atau erection atau alasan lainnya, maka Penyedia Jasa Konstruksi
dimungkinkan untuk mengajukan usulan sistem sambungan lain yang tidak sama
dengan Gambar rencana.

Spesifikasi Teknis 77
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
b. Usulan sistem sambungan tersebut harus diajukan lengkap dengan gambar dan
perhitungan sistem sambungan pengganti sebanyak 4 copy untuk diperiksa dan
disetujui Konsultan Perencana Struktur.
c. Tidak ada perubahan biaya apapun akibat perubahan sistem sambungan yang
diusulkan Penyedia Jasa Konstruksi dan Penyedia Jasa Konstruksi tetap mempunyai
kewajiban untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan Time Schedule semula.
5. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Gambar kerja (Shop Drawing).
Sebelum fabrikasi dimulai, Penyedia Jasa Konstruksi harus membuat gambar-gambar
kerja yang diperlukan untuk diperiksa dan disetujui Direksi / Pengawas. Bilamana
disetujui, Penyedia Jasa Konstruksi dapat dimulai pekerjaan fabrikasinya.
b. Pemeriksaan dan persetujuan Direksi / Pengawas atas gambar kerja tersebut
hanyalah menyangkut segi kekuatan struktur saja seperti :
Ukuran-ukuran/dimensi-dimensi profil, ketebalan pelat-pelat, ukuran/jumlah bout/las,
tebal pengelasan. Ketetapan ukuran-ukuran panjang, lebar, tinggi atau posisi dari
elemen-elemen konstruksi Baja yang berhubungan dengan erection tetap menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi. Dengan kata lain walaupun semua
gambar kerja telah disetujui Direksi / Pengawas, tidaklah berarti mengurangi atau
membebaskan Penyedia Jasa Konstruksi dari tanggung jawab ketidaktepatan serta
kemudahan dalam erection elemen-elemen konstruksi Baja.
c. Pengukuran dengan skala dalam gambar sama sekali tidak diperkenankan.
d. Pada gambar kerja harus sudah terlihat bagian-bagian tambahan yang diperlukan
untuk keperluan montase serta cara-cara montase yang direncanakan.
e. Fabrikasi dari elemen-elemen konstruksi Baja harus dilaksanakan oleh tukang-tukang
yang berpengalaman dan diawasi mandor-mandor yang ahli dalam Konstruksi Baja.
f. Pemotongan-pemotongan elemen-elemen harus dilaksanakan dengan rapi dan
pemotongan besi harus dilakukan dengan alat pemotong atau gergaji besi.
Pemotongan dengan mesin las atau api sama sekali tidak diperbolehkan.
g. Penyedia Jasa Konstruksi harus memberikan Marking procedure ( tanda–tanda atau
kode ) yang akan dipakai kepada Direksi / Pengawas untuk disetujui.
h. Semua konstruksi Baja yang telah selesai difabrikasi harus dibedakan dan diberi kode
dengan jelas sesuai bagian masing-masing agar dapat dipasang degnan mudah.
i. Kode-kode tersebut ditulis dengan cat agar tidak mudah terhapus.
j. Pelat-pelat sambungan dan lain-lain bagian elemen yang diperlukan untuk
sambungan-sambungan di lapangan, harus dibaut/diikat sementara dulu pada
masing-masing elemen dengan tetap diberi tanda-tanda.

k. Pengelasan.
• Sebelum pekerjaan las dimulai, Penyedia Jasa Konstruksi wajib menyerahkan
prosedur kerja cara-cara pengelasan yang akan dikerjakan di lapangan dan harus
disetujui oleh Direksi / Pengawas.
• Sebelum pekerjaan las dimulai, maka harus ada dipastikan bahwa bidang-bidang
yang akan disambung dengan sambungan las tidak boleh bergerak sampai
pekerjaan las selesai dilakukan.

Spesifikasi Teknis 78
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
• Bagian-bagian yang akan dilas sebaiknya dalam keadaan datar, dan bila ada yang
harus dilas tegak, maka pengelasan harus dimulai dari bawah kemudian kearah
atas.
• Bagian ujung dari suatu las tumpul harus mendapat dipastikan bahwa sambungan
dilaksanakan dalam keadaan penuh. Untuk itu sebaiknya dipakai batang-batang
penyambungan pada bagian ujung dari sambungan tersebut agar pengelasan
dapat dilaksanakan dengan penuh.
• Pengelasan harus dilaksanakan dengan las busur listrik dan batang las harus dari
bahan yang sama campurannya dengan bahan yang akan dilas.
• Pengelasan harus dilakukan oleh tenaga-tenaga ahli yang berpengalaman dan
dengan ketepatan tinggi. Penyedia Jasa Konstruksi wajib menyerahkan sertifikat
keahlian dari masing-masing tukang lasnya sesuai peraturan.
• Pengelasan hanya dilakukan pada tempat-tempat yang dinyatakan dalam gambar
kerja. Ukuran las yang tercantum adalah ukuran efektif.
• Apabila diperlukan pengelasan di lapangan harus dilaksanakan sesuai dengan
gambar rencana baik ukuran panjang maupun ketebalannya
• Setelah pengelasan selesai, maka sisa-sisa kerak las harus dibersihkan dengan
baik.
l. Baut Pengikat.
• Kecuali ditentukan lain dalam gambar Mutu baut penyambung dan angkur minimal
sama dengan baja yang digunakan.
• Baut penyambung harus berkualitas baik dan baru, diameter baut, panjang ulir
harus sesuai dengan yang diperlukan.
• Baut harus dilengkapi dengan 2 (dua) ring, masing-masing 1 buah pada kedua
sisinya.
• Direksi / Pengawas dapat meminta Penyedia Jasa Konstruksi melakukan Test
Baut pada Laboratorium yang disetujui oleh Direksi / Pengawas, sebelum
Penyedia Jasa Konstruksi memesan baut yang akan dipakai.
• Posisi lubang-lubang baut harus benar-benar tepat dan sesuai dengan
diameternya. Penyedia Jasa Konstruksi tidak boleh merubah atau membuat
lubang baru di lapangan tanpa seijin Direksi / Pengawas.
• Pembuatan lubang baut harus memakai bor. Untuk konstruksi yang tipis,
maksimum 10 mm, boleh memakai mesin pons. Membuat lubang baut dengan api
sama sekali tidak diperkenankan.
• Lubang baut dibuat maksimum 2 mm lebih besar dari diameter baut.
• Setiap pengencangan baut harus diawasi secara langsung oleh Direksi /
Pengawas, apabila dianggap perlu pengencangan baut harus menggunakan kunci
momen.
• Panjang baut harus sedemikian rupa, sehingga setelah dikencangkan masih dapat
paling sedikit 3 (tiga) ulir yang menonjol pada permukaan, tanpa menimbulkan
kerusakan pada ulir baut tersebut. Panjang baut yang tidak memenuhi syarat ini
harus diganti dan tidak boleh digunakan.
• Untuk menghindarkan adanya baut yang belum dikencangkan maka baut-baut
yang sudah dikencangkan harus diberi tanda dengan cat.Erection Schedule /
Method
Spesifikasi Teknis 79
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
a. Penyedia Jasa Konstruksi harus memberitahukan terlebih dahulu setiap akan ada
pengiriman dari pabrik ke lapangan guna pengecekan Direksi / Pengawas. Direksi /
Pengawas dapat menolak setiap pengiriman Baja dari Workshop apabila pengiriman
tersebut tidak sesuai spesifikasi maupun modul yang disepakati.
b. Penempatan elemen konstruksi Baja di lapangan harus di tempat yang kering / cukup
terlindung sehingga tidak merusak elemen-elemen tersebut. Direksi / Pengawas
berhak untuk menolak elemen-elemen konstruksi Baja yang rusak karena salah
penempatan atau rusak.
c. Erection elemen-elemen konstruksi Baja hanya boleh dilaksanakan setelah Penyedia
Jasa Konstruksi mengajukan Erection Schedule / Method untuk disetujui oleh Direksi
/ Pengawas.
d. Sebelum erection dimulai, Penyedia Jasa Konstruksi harus memeriksa kembali
kedudukan angkur-angkur Baja dan memberitahukan kepada Direksi / Pengawas
metode dan urutan pelaksanaan erection.
e. Kegagalan dalam erection ini menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi
sepenuhnya.
f. Semua pelat-pelat atau elemen yang rusak setelah difabrikasi, tidak akan
diperbolehkan dipakai untuk erection.
g. Untuk pekerjaan erection di lapangan, Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan
tenaga ahli dalam bidang Konstruksi Baja yang senantiasa mengawasi dan
bertanggung jawab atas pekerjaan erection.
6. Pengecatan
a. Persiapan Pengecatan
Semua permukaan konstruksi Baja sebelum dicat harus bebas dari :
- Karat
- Minyak/Oli
- Dan lain-lain kotoran yang akan mengganggu melekatnya cat pada permukaan
Baja.
b. Pengecatan Zincromate

Setelah diadakan persiapan pengecatan seperti tersebut di atas, maka setelah


difabrikasi, elemen Konstruksi Baja dicat dasar dilakukan sebagai berikut:
Type cat : Zincromate
Merek : sesuai gambar atau instruksi Direksi / Pengawas
Ketebalan : 35 micron
Cat Dasar I tersebut harus dilakukan di Workshop/Pabrik, minimal 1 lapis atau sampai
memperoleh hasil pengecatan yang rata dan sama tebalnya.

Cat Dasar II dilakukan setelah erection dengan ketentuan sebagai berikut:


Type cat : Zincromate
Merek : sesuai gambar atau instruksi Direksi / Pengawas
Ketebalan : 35 micron
Cat Dasar II baru boleh dilakukan setelah Cat Dasar I betul-betul kering dan diamplas,
minimal 1 lapis atau sampai memperoleh hasil pengecatan yang rata sama tebalnya.

Spesifikasi Teknis 80
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
Apabila Cat Dasar II dilakukan sebelum Cat Dasar I mengering dengan baik sehingga
timbul bentolan-bentolan pada permukaan Cat, maka Direksi / Pengawas akan
memerintahkan agar Cat Dasar II tersebut diamplas dan dilakukan lagi pengecatan
Cat Dasar II atas beban Penyedia Jasa Konstruksi.
Direksi / Pengawas akan memerintahkan pengecatan ulang pada setiap lapisan cat
yang tidak memenuhi persyaratan tersebut atas biaya Penyedia Jasa Konstruksi.
c. Untuk mengecek ketebalan-ketebalan pengecatan maka Penyedia Jasa Konstruksi
diharuskan menyediakan alat ukur khusus guna keperluan tersebut.
d. Khusus untuk bagian permukaan Baja yang akan dibungkus beton (kalau ada), maka
bagian permukaan tersebut tidak perlu dicat dasar maupun finish.
e. Pengecatan primer maupun finish harus dilakukan dengan cara spray, bukan dengan
cara kuas.
7. Anti Lendut
Secara umum Konstruksi Baja harus difabrikasi dengan memperhatikan anti lendut.
Besarnya anti lendut adalah minimum sama dengan besarnya lendutan akibat beban mati
dan hidup.

Spesifikasi Teknis 81
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
BAB XI
LAIN-LAIN

Pasal 1
Pengujian bahan

1.1. Semua bahan yang akan dipakai harus diperiksa atau diteliti atau diuji dan disetujui oleh
Konsultan Pengawas.
1.2. Apabila diperlukan, Konsultan Pengawas berhak membawa contoh bahan yang akan
dipakai untuk diadakan pengujian di Laboratorium atas biaya Penyedia Jasa Konstruksi.
1.3. Konsultan Pengawas berhak menolak bahan yang akan dipakai apabila sekiranya bahan
tersebut tidak memenuhi persyaratan dan untuk itu bahan tersebut harus disingkirkan
dalam waktu 3 x 24 jam dari lokasi proyek.

Pasal 2
Shop drawing

2.1. Setiap pekerjaan atau bagian pekerjaan, terutama pekerjaan pembesian beton bertulang,
sebelum dilaksanakan Penyedia Jasa Konstruksi diharuskan membuat gambar kerja atau
Shop Drawing. Shop Drawing harus dibuat rapi, jelas, terperinci dengan format yang baik
dan tetap pada kertas kalkir.
2.2. Shop Drawing diserahkan 2 (dua) minggu sebelum pelaksanaan pekerjaaan dimulai
kepada Konsultan Pengawas untuk dimintakan persetujuannya.
2.3. Sebelum Shop Drawing disetujui oleh Konsultan Pengawas atau Konsultan Perencana,
maka Penyedia Jasa Konstruksi tidak diperkenankan untuk memulai pekerjaan.

Pasal 3
Kerja lembur

3.1. Jika karena suatu hal atau Penyedia Jasa Konstruksi merasa perlu untuk mengejar
keterlambatan yang terjadi, maka Penyedia Jasa Konstruksi dapat melaksanakan kerja
lembur. Biaya kerja lembur Konsultan Pengawas sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa Konstruksi.
3.2. Sebelum melakukan kerja lembur, Penyedia Jasa Konstruksi harus mengajukan rencana
kerja lembur pada Konsultan Pengawas, dilengkapi dengan lampiran yang mencakup
bagian-bagian yang akan dilembur, jumlah jam kerja lembur serta jumlah tenaga kerja.
3.3. Apabila Penyedia Jasa Konstruksi menghendaki kerja lembur, sedangkan Pemberi Tugas
beranggapan pekerjaan tersebut tidak perlu diawasi secara fisik oleh Konsultan
Pengawas, maka Penyedia Jasa Konstruksi wajib membuat laporan tertulis kepada
Pemberi Tugas mengenai bagian-bagian yang dikerjakan, serta bertanggung jawab
sepenuhnya pada pekerjaan yang dimaksud.

Spesifikasi Teknis 82
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
3.4. Jika pekerjaan lembur dilakukan sampai malam hari, maka Penyedia Jasa Konstruksi
wajib mengadakan sistim penerangan khusus yang memadai, agar supaya pekerja dapat
bekerja dengan baik.

Pasal 4
Tanggungjawab Penyedia Jasa Konstruksi terhadap lingkungan sekitar proyek

4.1. Sebelum melaksanakan kegiatan pemancangan tiang pancang, Penyedia Jasa


Konstruksi dianjurkan mendata terlebih dahulu kondisi bangunan dilingkungan sekitarnya.
4.2. Dalam melaksanakan pemancangan tiang pancang Penyedia Jasa Konstruksi harus
melakukannya secara berhati-hati agar tidak merusak bangunan, pagar atau bagian
lainnya disekitar proyek.
4.3. Segala kerusakan yang timbul akibat pekerjaan pemancangan serta claim lainnya dari
penduduk disekitar proyek menjadi resiko Penyedia Jasa Konstruksi dan Penyedia Jasa
Konstruksi berkewajiban menyelesaikannya secara tuntas.
4.4. Selama pelaksanaan Penyedia Jasa Konstruksi berkewajiban menjaga kebersihan jalan,
saluran disekitar proyek dan untuk itu Penyedia Jasa Konstruksi harus membuat tempat
pencucian truk dilokasi pekerjaan.

Pasal 5
Pekerjaan Joint Sealant

5.1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan, persiapan, pelaksanaan dan pemasangan pada celah
beton di lantai yang akan disambung menjadi batu.
5.2. Pekerjaan ini harus menjamin tidak akan terjadi kebocoran pada batas-batas sambungan
beton yang termaksud di atas.
5.3. Ukuran sesuai dengan detail gambar, Merk dan bahan joint sealant yang digunakan
adalah GE Silicone

Pasal 6
Pekerjaan pemasangan bahan-bahan pelindung dan pengawet

6.1. Pekerjaan pelindung (curing) dan pengawet meliputi pekerjaan terakhir yang biasanya
dilakukan untuk menjaga agar pekerjaan struktur atas yang telah diselesaikan dapat lebih
tahan lama dan bebas dari pengaruh pengaruh yang tidak dikehendaki dikemudian hari.
6.2. Pekerjaan Pelindung (curing) dan pengawet meliputi semua jenis pekerjaan finishing
berdasarkan petunjuk-petunjuk dari pabrik dan dengan persetujuan Konsultan Pengawas.
6.3. Pelaksana Pekerjaan / Penyedia Jasa Konstruksi Utama bertanggungjawab penuh atas
terselenggaranya pekerjaan tersebut dengan baik.

Spesifikasi Teknis 83
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
Pasal 7
Alat-alat bantu yang diletakkan pada bangunan

Penggunaan alat-alat bantu pekerjaan seperti tower crane, lift atau alat-alat lainnya yang akan
diletakkan dan mebebani bagian-bagian struktur bangunan, harus mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas.
Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi harus memperbaiki kembali segala kerusakan-
kerusakan akibat penggunaan alat-alat bantu tersebut.

Pasal 8
Toleransi pelaksanaan

8.1. Penyimpangan dari toleransi seperti tersebut dibawah ini, Pelaksana Pekerjaan/Penyedia
Jasa Konstruksi harus bertanggung jawab atas perbaikan dan biaya biayanya.
Perbaikannya harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas. Toleransi ini diberikan
atas pekerjaan yang bertalian dengan setting out, garis as bangunan, kedataran atau
ketinggian, ketegakkan, ukuran dan tebal dari suatu ketinggian struktur dan lain-lain.
8.2. Kedudukan suatu bagian dari bidang bangunan yang ditunjukkan pada gambar adalah 6
mm per 3 meter panjang bidang bangunan dengan maksimum 25 mm. Lepas dari
ketentuan diatas, bidang bangunan tidak boleh melampui garis batas pemilikan dan garis
bangunan (sempadan).
8.3. Toleransi :
Ketegaklurusan :
Penyimpangan dari bidang tembok dan kolom terhadap garis vertikal tidak melampui 6
mm per meter dengan maksimum 13 mm.

Kedataran :
Tinggi 3 meter dari lantai, penyimpangannya - 6 mm.
Tinggi 6 meter dari lantai, penyimpangannya -13 mm.
Tinggi >12meter dari lantai, penyimpangannya -13 mm.

Penampang :
Penyimpangan maksimum terhadap dimensi penampang nominal dari kolom balok, pelat
dan lain-lain adalah :
• Dimensi < 15 cm, penyimpangannya = + 10 mm
- 13 mm
• Dimensi >15 cm, penyimpangannya = + 13 mm
- 6 mm
Lubang (opening) :
Penyimpangan maksimum terhadap ukuran nominal dan lokasinya pada lantai dan
dinding : 6 mm.

Spesifikasi Teknis 84
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
BAGIAN C-1
PEKERJAAN DINDING

Spesifikasi Teknis 85
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
BAB I
PEKERJAAN DINDING BATA

Pasal 1
Lingkup Pekerjaan

1.1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, dan alat-alat bantu yang
dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik
1.2. Pekerjaan pasangan batu bata ini meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam
gambar atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.

Pasal 2
Persyaratan Bahan

2.1. Batu bata harus memenuhi SNI 15-2094-2000


2.2. Semen Portland harus memenuhi SNI 15-2049-2004
2.3. Pasir harus memenuhi SNI 13-6669-2002
2.4. Air harus memenuhi SNI 03-6817-2002
2.5. Kualitas baik ex. Lokal

Pasal 3
Syarat -syarat Pelaksanaan

3.1. Pasangan batu bata/batu merah, dengan menggunakan adukan/campuran 1 pc : 5 pasir


pasang atau sesuai gambar.
3.2. Pasangan bata ringan dengan menggunakan mortar instan dengan produk Citycon, Hebel
atau Jaya Cilkon.
3.3. Untuk semua dinding luar, semua dinding lantai dasar mulai dari permukaan sloof sampai
ketinggian 30 cm di atas permukaan lantai dasar, dinding di daerah basah setinggi 160 cm
dari permukaan lantai, serta semua dinding pada gambar yang menggunakan symbol
adukan trastram/kedap air digunakan adukan rapat air dengan campuran 1 pc : 3 pasir
pasang.
3.4. Batu bata merah yang digunakan batu bata merah dengan kualitas terbaik, siku dan sama
ukurannya 5 x 11 x 23 cm, atau yang disetujui Konsultan Pengawas/Perencana.
3.5. Sebelum digunakan batu bata harus direndam dalam bak air atau drum hingga jenuh.
3.6. Setelah bata terpasang dengan adukan, nat/siar-siar harus dikerok sedalam 1 cm dan
bersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram air.
3.7. Pasangan dinding batu bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air terlebih dahulu
dan siar-siar telah dikerok dan dibersihkan.
3.8. Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap berdiri maksimum 24 lapis
setiap harinya, diikuti dengan cor kolom praktis.

Spesifikasi Teknis 86
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
3.9. Bidang dinding ½ bata yang luasnya lebih besar dari 12 m2 ditambahkan kolom dan balok
penguat (kolom & balok praktis) dengan ukuran minimal 10 x 10 cm atau sesuai gambar ,
dengan tulangan pokok 4 diameter 10 mm, sengkang diameter 6 mm jarak 20 cm.
3.10. Pembuatan lubang pasangan untuk perancah/steiger sama sekali tidak diperkenankan.
3.11. Pembuatan lubang pada pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian
pekerjaan beton (kolom) harus diberi penguat stek-stek besi beton diameter 8 mm jarak 50
cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan bagian
yang ditanam dalam pasangan bata sekurang-kurangnya 30 cm kecuali ditentukan lain.
3.12. Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah 2 melebihi dari 5 % yang patah
atau lebih dari 2 bagian tidak boleh digunakan.
3.13. Pasangan batu bata untuk dinding ½ bata harus menghasilkan dinding finish setebal 15 cm
dan untuk dinding 1 bata finish adalah 25 cm, pelaksanaan harus cermat, rapi, dan benar-
benar tegak lurus.
3.14. Dinding bata yang baru dipasang harus dibasahi dengan air terus-menerus selama paling
sedikit 7 hari dan tidak diperkenankan terkena sinar matahari langsung.
3.15. Antara sambungan dinding dengan kolom, pondasi dan balok harus dipasang angkur besi
beton dengan diameter 8 mm panjang 50 cm dan beton yang berhubungan langsung
dengan dinding bata harus diketrik atau dikasarkan dulu agar pasangan tembok dapat
merekat dengan baik.
3.16. Siar-siar pasangan bata harus dikerok dan dibersihkan sebelum spesi menjadi kering
sehingga membentuk lekukan agar plesteran dapat merekat dengan baik.
3.17. Pasangan batu bata merah hanya dikerjakan pada pekerjaan yang masuk ke dalam
tanah/kansteen.

Spesifikasi Teknis 87
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
BAB II
PEKERJAAN PLESTERAN

Pasal 1
Umum

1.1. Lingkup Pekerjaan


a. Termasuk dalam pekerjaan plester dinding ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-
bahan, peralatan termasuk alat-alat bantu dan alat angkut yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan plesteran, sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu
baik.
b. Pekerjaan plesteran dinding dikerjakan pada permukaan dinding bagian dalam dan luar
serta seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.

Pasal 2
Persyaratan Bahan

2.1. Semen portland harus memenuhi SNI 15-2049-2004 (dipilih dari satu produk untuk seluruh
pekerjaan).
2.2. Pasir harus memenuhi SNI 13-6669-2002.
2.3. Air harus memenuhi SNI 03=6817-2002.
2.4. Bahan-bahan instan / siap pakai. Menggunakan produk Mortar Utama (MU), Lemkra atau
Sika.
2.5. Penggunaan adukan dan plesteran :
a. Adukan 1 Pc: 3 pasir dipakai untuk adukan plesteran rapat air.
b. Adukan 1 pc : 5 pasir dipakai untuk seluruh plesteran dinding lainnya.
c. Seluruh permukaan plesteran difinish acian dari bahan PC.
d. Untuk pasangan Bata menggunakan adukan 1 pc : 5 psr.
e. Untuk pasangan dinding beton aerasi menggunakan bahan adukan dan plesteran dari
bahan instan yang sesuai.

Pasal 3
Syarat - syarat Pelaksanaan

3.1. Plesteran dilaksanakan sesuai standar spesifikasi dari bahan yang digunakan sesuai
dengan petunjuk dan persetujuan Perencana/Konsultan Pengawas, dan persyaratan
tertulis dalam Uraian dan Syarat Pekerjaan ini.
3.2. Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan bidang beton atau pasangan
dinding batu bata telah disetujui oleh Perencana sesuai Uraian dan Syarat Pekerjaan yang
tertulis dalam buku ini.
3.3. Dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus mengikuti semua petunjuk dalam gambar
Arsitektur terutama pada gambar detail dan gambar potongan mengenai ukuran
tebal/tinggi/ peil dan bentuk profilnya.

Spesifikasi Teknis 88
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
3.4. Campuran aduk perekat yang dimaksud adalah campuran dalam volume, cara
pembuatannya menggunakan mixer selama 3 menit dan memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
a. Untuk bidang kedap air, beton, pasangan dinding batu bata yang berhubungan dengan
udara luar, dan semua pasangan batu bata di bawah permukaan tanah sampai
ketinggian 30 cm dari permukaan lantai dan 150 cm dari permukaan lantai toilet dan
daerah basah lainnya dipakai adukan plesteran 1PC : 3 pasir.
b. Untuk aduk kedap air, harus ditambah dengan Daily bond, dengan perbandingan 1
bagian PC: 1 bagian Daily Bond.
c. Untuk bidang lainnya diperlukan plesteran campuran 1 PC: 5 pasir.
d. Plesteran halus (acian) dipakai campuran PC dan air sampai mendapatkan campuran
yang homogen, acian dapat dikerjakan sesudah plesteran berumur 8 hari (kering benar),
untuk adukan plesteran finishing harus ditambah dengan addivite plamix dengan dosis
200-250 gram plamix untuk setiap 40 Kg semen.
e. Semua jenis aduk perekat tersebut di atas harus disiapkan sedemikian rupa sehingga
selalu dalam keadaan baik dan belum mengering. Diusahakan agar jarak waktu
pencampuran aduk perekat tersebut dengan pemasangannya tidak melebihi 30 menit
terutama untuk adukan kedap air.
3.5. Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai pemasangan instalasi
pipa listrik dan plumbing untuk seluruh bangunan.
3.6. Untuk beton sebelum diplester permukaannya harus dibersihkan dari sisa sisa bekisting
dan kemudian diketrek (scrath) terlebih dahulu dan semua lubang-lubang bekas pengikat
bekisting atau form tie harus tertutup aduk plester.
3.7. Untuk bidang pasangan dinding batu bata dan beton bertulang yang akan difinish dengan
cat dipakai plesteran halus (acian di atas permukaan plesterannya).
3.8. Untuk dinding tertanam di dalam tanah harus diberapen dengan memakai spesi kedap air.
3.9. Semua bidang yang akan menerima bahan (finishing) pada permukaannya diberi alur-alur
garis horizontal atau diketrek (scrath) untuk memberi ikatan yang lebih baik terhadap bahan
finishingnya, kecuali untuk yang menerima cat.
3.10. Pasangan kepala plesteran dibuat pada jarak 1 M, dipasang tegak dan menggunakan
keping-keping plywood setebal 9 mm untuk patokan kerataan bidang.
3.11. Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding/kolom yang dinyatakan
dalam gambar, atau sesuai peil-peil yang diminta gambar. Tebal plesteran minimum 2,5
cm, jika ketebalan melebihi 2,5 cm harus diberi kawat ayam untuk membantu dan
memperkuat daya lekat dari plesterannya pada bagian pekerjaan yang diizinkan Konsultan
Perencana/Konsultan Pengawas.
3.12. Untuk setiap permukaan bahan yang berbeda jenisnya yang bertemu dalam satu bidang
datar, harus diberi nat (tali air) dengan ukuran lebar 0,7 cm dalamnya 0,5 cm, kecuali bila
ada petunjuk lain di dalam gambar.
3.13. Untuk pemukaan yang datar, harus mempunyai toleransi lengkung atau cembung bidang
tidak melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 m. Jika melebihi, Penyedia Jasa Konstruksi
berkewajiban memperbaikinya dengan biaya atas tanggungan Penyedia Jasa Konstruksi.

Spesifikasi Teknis 89
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
3.14. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar tidak terlalu
tiba- tiba, dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan
melindungi dari terik panas matahari langsung dengan bahan-bahan penutup yang bisa
mencegah penguapan air secara cepat.
3.15. Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang tidak baik, plesteran harus
dibongkar kembali dan diperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh Perencana
dengan biaya atas tanggungan Penyedia Jasa Konstruksi. Selama 7 (tujuh) hari setelah
pengacian selesai Penyedia Jasa Konstruksi harus selalu menyiram dengan air, sampai
jenuh sekurang-kurangnya 2 kali setiap hari.
3.16. Selama pemasangan dinding batu bata/beton bertulang belum finish, Penyedia Jasa
Konstruksi wajib memelihara dan menjaganya terhadap kerusakan kerusakan dan
pengotoran bahan lain. Setiap kerusakan yang terjadi menjadi tanggung jawab Penyedia
Jasa Konstruksi dan wajib diperbaiki.
3.17. Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan dilakukan sebelum plesteran berumur
lebih dari 2 (dua) minggu.

Spesifikasi Teknis 90
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
BAB III
PEKERJAAN INSULATED PANEL

A. Umum

1. Uraian Pekerjaan

Lingkup Pekerjaan

Pelaksanaan pekerjaan pasangan medical insulated panel digunakan pada dinding dan
plafond di ruang-ruang tertentu khususnya clean room, lingkup pekerjaan meliputi
pengadaan bahan, fabrikasi, pemasangan system rangka penggantung termasuk
pemasangan sealant anti jamur pada celah pasangan hingga selesai menjadi satu
kesatuan ruangan yang kokoh, baik dan benar, posisi atau lokasi pasangan sesuai
dengan ketentuan dalam gambar rencana dan Bill of Quantity (BQ).

Produk insulated panel merupakan produk satu kesatuan ( system ) hasil produksi pabrik,
dan bergaransi dalam jangka waktu tertentu.

2. Ketentuan
a. Tenaga ahli
- Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh tenaga khusus/ahli, terampil dan
berpengalaman dalam bidang pekerjaan pemasangan dinding, plafond dengan
system insulated panel.

- Sertifikat
Memiliki Sertifikat Badan Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi BG008 (Jasa
Pelaksana Untuk Konstruksi Bangunan Kesehatan).
b. Peralatan
Kontraktor harus menyediakan peralatan kerja yang memadai dan sesuai dengan
kebutuhan tersebut. Peralatan tersebut seperti mesin potong, mesin bor dan lainlain
peralatan yang diperlukan guna fabrikasi dan pemasangan pada bangunan.

3. Penyerahan
a. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan yang akan
dipakai, brosur, katalog dan profil rangka penggantung.
b. Membuat shop drawing yang menunjukkan detail, tipe dan sistem pemasangan setiap
komponen-komponen yang dikerjakan dan dibuat berdasarkan gambar rancana.
c. Contoh-contoh tersebut untuk diteliti, diperiksa serta persetujuan penggunaan bahan
dari Konsultan Perencana.

B. Bahan
1. Medical insulated panel Type NS NAB 75T dan Type NS AB 75T, merupakan produk jadi
pabrik berupa modular panel difungsikan sebagai sekat ruang dan penutup plafond.
2. Medical insulated panel Type NS AB 75T, dibuat dari beberapa material yaitu plat metal
galvazined tebal 0.5 TCT, Polysterene (EPS) 18-22kg/m³, finish cat powder coating HRP

Spesifikasi Teknis 91
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
Antibacterial 0,5mm (skin dengan lebar 1000– 1150 mm) dengan panjang custom atau
sesuai kebutuhan, dilengkapi dengan sertifikat antibacterial.
3. Penggunaan Medical insulated panel Type NS NAB 75T dan Type NS AB 75T.
a. Medical Insulated Panel Type NS NAB 75T, untuk dinding tebal total 75 mm dan untuk
plafond tebal 75 mm, terdiri dari komposisi lapisan material sebagai berikut yaitu plat
metal, Insulasi EPS, plat metal finish cat powder coating anti bakterial dan sudah ada
keterangan produk dari Kemenkes.
b. Pintu Swing kedap udara dan kedap suara tebal 50 mm, uk. 900(w) x 2100(h) mm
dengan observation glass uk. 400(w) x 600(h) mm kaca clear 8 mm, dauninsulated
panel Type NS NAB 75T, terdiri dari komposisi lapisan material sebagai berikut yaitu
plat metal, Insulasi Type NS NAB 75T. lokal, plat metal finish cat powder coating anti
bakterial dan sudah ada keterangan produk dari Kemenkes.
Aksessories pintu seperti handle dan lockset wilka, engsel ( dekkson ), seal, door
closer dorma TS 68.
c. Pintu Double Swing kedap udara dan kedap suara tebal 50 mm, uk. 1600(w) x 2100(h)
mm dengan observation glass uk. 400 (w) x 600 (h) mm kaca clear 8 mm, daun
insulated panel Type NS NAB 75T, terdiri dari komposisi lapisan material sebagai
berikut yaitu plat metal, Insulasi Type NS NAB 75T, plat metal finish cat powder
coating anti bakterial dan sudah ada keterangan produk dari Kemenkes.
Aksessories pintu seperti handle dan lockset wilka, engsel ( dekkson ), seal, door
closer dorma TS 68.
d. Accessories yang dipasang dalam pemasangan medical insulated panel pada sudut
pertemuan dinding dengan dinding, dinding dengan plafond dan dinding dengan lantai
yaitu Curving Internal R39, Curving External R39 dan L Bar 40 x 40 mm, pada sudut
ruangan seperti Threeway Internal R39 dan Threeway External R39 dan untuk
opening pintu menggunakan Door End R39, setiap pertemuan di-finish sealant anti
jamur.
e. Jendela menggunakan frame dengan design khusus untuk standard clean room tanpa
sudut 90⁰, kusen pintu dan jendela menggunakan frame window 2” atau 3” design
khusus yang disesuaikan dengan standard produk medical insulated panel.

4. Rangka penggantung plafond.


a. Khusus dimensi ruang standard (3000 mm x 3000 mm) tanpa penggantung plafond
b. Dimensi ruang non standard menggunakan pengantung plafond dari jenis sling kawat
ø 6 mm mutu tinggi dan support ceiling penggantung.
c. Accessories lain seperti fastener, bracket, clips, angkur dan joint lainnya disesuaikan
dengan kebutuhan untuk pasangan penggantung plafond.

5. Menggunakan produk CV. Bintang Teknik Selaras, produk CV. Berkah Jaya Sri atau
produk PT. Kyung Heung Indonesia.

Spesifikasi Teknis 92
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
C. METODE PEMASANGAN

1. Instalasi Medical Wall


• Persiapan : Elevasi lantai harus rata
• Buat marking berdasarkan gambar plan yang diapprov oleh ownner/pemberi kerja.
• Pasang male radius curving internal R39 ke lantai dan fixing dengan nylon anchor ( fischer
) 6 mm.
• Lembaran insulated panel Type NS NAB 75T dan Type NS AB 75T, didirikan tegak lurus
dan menempel dibagian male curving R39 yang sudah terpasang dan dirivet dengan pop
rivet dia 4 mm
• Dinding insulated panel dipasang keliling utuh semua dulu, untuk pintu, equipment akan
dimarking dahulu baru dibuat opening
• Insulated Panel Type NS NAB 75T dan Type NS AB 75T, diinstal sesuai gambar detail
yaitu dengan memasang insulated panel dengan modul utuh terlebih dulu dari posisi awal,
panel potongan diinstal terakhir.
• Agar dinding berdiri tegak, sejakawal sandwich panel Type NS NAB 75T dan Type NS
AB 75T, diinstal dalam dua arah (X & Y)
• Pemasangan female radius curving external R39 pada pertemuan antar dinding di bagian
sudut luar
• Pada pertemuan antara sudut dinding bagian dalam digunakan female radius curving
Internal R39
• Seluruh alumunium extrusions profile difixing ke medical insulated panel Type NS NAB
75T dan Type NS AB 75T, menggunakan rivet ukuran 4x11mm.
• Pemasangan female radius curving R39 hanya sampai jarak sekitar 60mm dari sudut
pertemuan baik horisontal maupun vertikal. Di setiap sudut pertemuan tersebut dipasang
alumunium 3-way sebagai penutup.
• Pemasangan male radius curving R39 sisi male dipertemukan dengan sisi female. Agar
posisi saat instalasi tidak berubah, pada bagian atas dan bawah sambungan panel harus
difixing menggunakan rivet 4x11mm agar panel tetap berdiri pada posisinya. Rivet ini
nantinya akan tertutup oleh radius curving sehingga tidak terlihat.
• Pemasangan alumunium male radius curving R39 dilakukan setelah instalasi medicall wall
insulated panel Type NS NAB 75T dan Type NS AB 75T, dan pekerjaan lantai selesai.
• Setelah seluruh pekerjaan selesai dan dibersihkan (tidak ada debu lagi), seluruh celah
antara radius curving R39 dan medical insulated panel Type NS NAB 75T dan Type NS
AB 75T serta sambungan/ join antar panel diberi lapisan sealant anti jamur.

2. Instalasi Medical Ceiling


• Persiapan: Leveling posisi ceiling
• Pasang gantungan ceiling ke plat atau struktur diatas ceiling, posisi titik gantungan
mengacu pada gambar shop drawing yang sudah di approv oleh ownner / pemberi kerja.
• Gantungan yang dipakai menyesuaikan jarak antara ceiling dengan plat/struktur diatas
ceiling ( bisa menggunakan sling/as drat )
• Buat leveling ceiling dengan waterpass berdasarkan gambar plan yang diapprov oleh
ownner/pemberi kerja.

Spesifikasi Teknis 93
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
• Potong ujung panel untuk pertemuan antara dinding dan ceiling, tumpangkan ceiling yang
sudah dipotong ujungnya diatas dinding.
• Pertemuan antara panel ceiling dan dinding ditutup dengan alumunium L 40x40 dan
difinish pop-rivet dia 4mm.
• Pertemuan antara panel dengan alumunium channel direkatkan dengan sealant anti
jamur.
• Instal ceiling insulated Type NS NAB 75T, mengikuti joint dinding yang sudah terpasang.
• Pemasangan male radius curving R39 dan L 40x40.
• Pemasangan male radius curving R39 sisi male dipertemukan dengan sisi female. Agar
posisi saat instalasi tidak berubah, pada bagian atas dan bawah sambungan panel harus
difixing menggunakan rivet 4x11mm agar panel tetap berdiri pada posisinya. Rivet ini
nantinya akan tertutup oleh radius curving sehingga tidak terlihat.
• Pemasangan alumunium male radius curving R39 dilakukan setelah instalasi insulated
panel ceiling Type NS NAB 75T selesai.
• Diatas ceiling yang sudah terpasang dipasang aluminium L 40 x 40 baik yang ceilingnya
menempel di dinding bata maupung yang menumpang di medical insulated panel.
• Setelah seluruh pekerjaan selesai dan dibersihkan (tidak ada debu lagi), seluruh celah
antara radius curving R39 dan medical insulated panel serta sambungan/ join antar panel
diberi lapisan sealant anti jamur.

3. Instalasi Pintu Swing


• Marking Posisi Pintu di wall insulated panel yang sudah terpasang utuh, kemudian
diajukan ke ownner/pemberi kerja untuk di approv.
• Jika sudah OK dilakukan bobokan pada dinding panel, sesuai markingan.
• Pasang besi C penguat pintu diopening pintu.
• Buat leveling opening pintu dengan lot.
• Pasang kusen pintu dengan tetap memperhatikan tegak lurusnya kusen.
• Pasang daun pintu sesuai dengan arah bukaan pintu dan sesuai gambar yang di approv
oleh owner / pemberi kerja.
• Pasang aksesories pintu.
• Setelah pintu selesai dipasang dan dibersihkan (tidak ada debu lagi), pertemuan antara
kusen dan medical insulated panel lapisan sealant.

Spesifikasi Teknis 94
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
BAB III
PEKERJAAN DINDING KERAMIK

Pasal 1
Umum

1.1. Meliputi pekerjaan penyediaan, pengiriman dan pemasangan semua bahan yang
dilaksanakan oleh Penyedia Jasa Konstruksi sebagaimana dalam gambar atau yang
dipersyaratkan dalam dokumen kontrak.
1.2. Pekerjaan dinding keramik ini meliputi seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam
gambar atau sesuai petunjuk Direksi Lapangan / Konsultan Pengawas.

Pasal 2
Persyaratan bahan

2.1. Tile/Keramik
a. Jenis : Keramik Tile, menggunakan produk Platinum, Roman, Valentino
Gress.
b. Ukuran : Ditentukan dalam gambar perencanaan atau pada room finish
schedule (30 x 60).
c. Ketebalan : Minimum 3 mm
d. Type dan warna : standard ditentukan kemudian.
2.2. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan peraturan ASTM,
Peraturan Keramik Indonesia (SNI 03-1331-2001), Peraturan Umum Bahan Bangunan
Indonesia 1982.
2.3. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contoh-
contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan / Konsultan Pengawas.
2.4. Penyedia Jasa Konstruksi harus menyerahkan 2 copy ketentuan dan persyaratan teknis
operatif dari pabrik sebagai informasi bagi Direksi Lapangan / Konsultan Pengawas.
2.5. Material lain yang tidak terdapat pada daftar tersebut, tetapi dibutuhkan untuk
penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus kualitas terbaik dari jenisnya
dan harus disetujui Direksi Lapangan / Konsultan Pengawas.

Pasal 3
Pelaksanaan
3.1. Pada permukaan plesteran dinding/beton yang ada, keramik dapat langsung diletakkan,
dengan menggunakan adukan 1 pc : 4 ps atau dapat juga menggunakan perekat keramik,
diaduk baik air 1,5 liter tiap 5 kg bahan perekat, pemakaian perekat menggunakan trowel
bergigi dengan tebal adukan ± 3 mm atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
3.2. Keramik yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, warna, motif tiap keramik
harus sama tidak boleh retak, gompal atau cacat lainnya.

Spesifikasi Teknis 95
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
3.3. Pemotongan keramik harus menggunakan alat potong khusus, sesuai dengan petunjuk
pabrik.
3.4. Sebelum keramik dipasang, keramik terlebih dahulu harus direndam air sampai jenuh.
3.5. Pola keramik harus memperhatikan ukuran/letak dan semua peralatan yang akan
terpasang di dinding : Exhaust Fan, Panel, Stop Kontak, Lemari Gantung dan lain-lain
sebagimana yang tertera didalam gambar.
3.6. Ketinggian peil tepi atas pola keramik disesuaikan dengan gambar.
3.7. Awal pemasangan keramik pada dinding dan kemana sisa ukuran harus ditentukan serta
harus dibicarakan terlebih dahulu dengan Direksi Lapangan / Konsultan Pengawas
sebelum pekerjaan pemasangan dimulai.
3.8. Bidang dinding keramik harus benar-benar rata, garis-garis siar harus benar-benar lurus.
Siar arah horizontal pada dinding yang berbeda ketinggian peil lantainya harus merupakan
satu garis lurus.
3.9. Keramik harus disusun menurut garis-garis lurus dengan siar sebesar 4-5 mm atau sesuai
arahan Direksi pada setiap perpotongan siar harus membentuk dua garis tegak lurus.
Siarsiar keramik diisi dengan bahan pengisi siar sehingga membentuk setengah lingkaran
seperti yang disebutkan dalam persyaratan bahan dan warnanya akan ditentukan
kemudian.
3.10. Bersihkan permukaan keramik segera jika terkotori dengan pekerjaan grouting dan kotoran
lainnya, bersihkan dengan hati-hati, tanpa merusak permukaan, lindungi keramik selama
14 hari setelah pemasangan.
3.11. Pembersihan permukaan keramik yang sudah terpasang dari sisa-sisa adukan semen
hanya boleh dilakukan dengan menggunakan cairan pembersih untuk keramik.
3.12. Nat-nat pada pemasangan keramik harus diisi dengan bahan komponen semen mortar siap
pakai (tile grout) yang dicampur air diisikan ke nat keramik dan diratakan dengan busa
(spons).
3.13. Pemasangan keramik pada dinding kamar mandi atau lokasi lain yang disyaratkan harus
memakai waterproofing dilakukan setelah hasil tes waterproofing disetujui Konsultan
Pengawas.

Spesifikasi Teknis 96
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
BAGIAN C4
PEKERJAAN KUSEN, PINTU & JENDELA

Spesifikasi Teknis 97
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
BAB I
PEKERJAAN KUSEN PINTU DAN JENDELA

Pasal 1
Umum

1.1. Lingkup Pekerjaan


1.1.1. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang baik dan
Sempurna.
1.1.2. Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen pintu, kusen jendela, kusen bovenlicht seperti
yang dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar serta shop drawing dari Penyedia Jasa
Konstruksi.
1.2. Pekerjaan yang berhubungan
1.2.1. Pekerjaan Sealant.
1.2.2. Pekerjaan Pintu dan Jendela Rangka UPVC.
1.2.3. Pekerjaan Curtain Wall Rangka Aluminium.
1.2.4. Pekerjaan Kaca dan Cermin.
1.3. Design Criteria
Seluruh pintu dan jendela harus mampu menahan beban angin (tarik maupun tekan) : 120
Kg/M2.
1.4. Standard
1.3.1. C 509 - Cellular Elastomeric Preformed Gasked and Selain Material.
1.3.2. C 2000 - Clasification System for Rubber Products in Automatic Applications.
1.3.3. C 2287 - Nonrigid Viny Chloride Polymer and Copolymer Molding and Extinasion
Compounds.
1.1. Persetujuan-persetujuan
1.5.1. Shop drawing:
a. Harus memperlihatkan dengan jelas dimensi, sistim konstruksi, hubungan-
hubungan antar komponen, cara pengangkuran dan lokasinya, penempatan
hardware, dan detail-detail pemasangan.
b. Harus memperlihakan kesesuaiannya dengan gambar rencana dan spesifikasi.
c. Shop drawing harus dikoordinasikan dengan Konsultan Pengawas guna
ketepatan perkuatan-perkuatan yang diperlukan serta lokasi dari hardware
tersebut.
d. Shop drawing harus memperlihatkan juga detail-detail pemasangan kaca,
gasket, serta sealant.
1.5.2. Contoh bahan:
a. Penyedia Jasa Konstruksi harus menyerahkan 3 set contoh semua bahan yang
memperlihatkan tekstur, finishing dan warna. Sampul profil-profil extruded
panjangnya minimum 300 mm. Untuk aluminium sheet, ukuran 300 x 300 mm2,
ketebalan sesuai dengan yang akan dipakai.

Spesifikasi Teknis 98
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
b. Semua sampul harus diberi tanda yang memperlihatkan ketebalan, jenis alloy,
warna dan pekerjaan dimana bahan tersebut akan dipakai.
1.2. Pengadaan dan Penyimpanan Material.
1.6.1. Bahan harus didatangkan ke lapangan dalam keadaan kemasan pabrik, lengkap
dengan instruksi-instruksi pemasangan.
1.6.2. Kaca harus disimpan dan diamankan dari karat, guratan, goresan dan kemungkinan
pecah.

Pasal 2
Bahan/Produk

2.1. Kusen Aluminium yang digunakan :


• Bahan : Aluminium framing system sesuai standard mutu SNI dengan bahan baku
aluminium menggunakan Alloy 6063 dengan T5. ukuran 1,5 x 4 inchi, tebal 1,2 – 1,3
mm. Menggunakan produk Handex, YKK atau Alutama.
• Bentuk profil : Sesuai shop drawing yang disetujui Perencana.
• Warna Profil : dark brown/natural anodised (contoh warna diajukan Penyedia Jasa
Konstruksi).
• Lebar Profil : pemakaian lebar bahan sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.
• Pewarnaan : Standart
• Nilai Deformasi : Diijinkan maksimal 2 mm.
2.2. Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan syarat syarat dari
pekerjaan aluminium serta memenuhi ketentuan - ketentuan dari pabrik yang bersangkutan.
Untuk kaca Curtain Wall memiliki tebal 8 mm dilapisi film
2.3. Konstruksi kusen aluminium yang dikerjakan seperti yang ditunjukkan dalam detail gambar
termasuk bentuk dan ukurannya.
2.4. Bahan yang akan diproses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai dengan bentuk
toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan dan pewarnaan yang dipersyaratkan.
2.5. Untuk keseragaman warna disyaratkan, sebelum proses fabrikasi warna profil-profil harus
diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada waktu fabrikasi unit-unit, jendela, pintu partisi
dan lain- lain, profil harus diseleksi lagi warnanya sehingga dalam tiap unit didapatkan
warna yang sama. Pekerjaan memotong, punch dan drill, dengan mesin harus sedemikian
rupa sehingga diperoleh hasil yang telah dirangkai untuk jendela, dinding dan pintu
mempunyai toleransi ukuran sebagai berikut :
• Untuk tinggi dan lebar 1 mm.
• Untuk diagonal 2 mm.
2.6. Accesssories
Sekrup dari stainless steel galvanized kepala tertanam, weather strip dari vinyl, pengikat
alat penggantung yang dihubungkan dengan aluminium harus ditutup caulking dan sealant.
angkur-angkur untuk rangka/kusen aluminium terbuat dari steel plate tebal 2-3 mm, dengan
lapisan zink tidak kurang dari (13) mikron sehingga dapat bergeser.
2.7. Bahan finishing

Spesifikasi Teknis 99
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
2.8. Treatment untuk permukaan kusen jendela dan pintu yang bersentuhan dengan bahan
alkaline seperti beton aduk atau plester dan bahan lainnya harus diberi lapisan finish dari
laquer yang jemih atau anti corrosive treatment dengan insulating varnish seperti asphaltic
varnish atau bahan insulation lainnya.

Pasal 3
Pelaksanaan

3.1. Sebelum memulai pelaksaan Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan meneliti gambar-
gambar dan kondisi dilapangan (ukuran dan peil lubang dan membuat contoh jadi untuk
semua detail sambungan dan profil aluminium yang berhubungan dengan sistem konstruksi
bahan lain.
3.2. Prioritas proses fabrikasi, harus sudah siap sebelum pekerjaan dimulai, dengan membuat
lengkap dahulu shop drawing dengan petunjuk Konsultan Perencana/ Pengawas.
3.3. Semua frame/kusen baik untuk dinding, jendela dan pintu dikerjakan secara fabrikasi
dengan teliti sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat
dipertanggungjawabkan.
3.4. Pemotongan aluminium hendaknya dijauhkan dari material besi untuk menghindarkan
penempelan debu besi pada permukaannya. Disarankan untuk mengerjakannya pada
tempat yang aman dengan hati-hati tanpa menyebabkan kerusakan pada permukaannya.
3.5. Pengelasan dibenarkan menggunakan non-activated gas (argon) dari arah bagian dalam
agar sambungannya tidak tampak oleh mata.
3.6. Akhir bagian kusen harus disambung dengan kuat dan teliti dengan sekrup, rivet, stap dan
harus cocok. Pengelasan harus rapi untukmemperoleh kualitas dan bentuk yang sesuai
dengan gambar.
3.7. Angkur-angkur untuk rangka/kusen aluminium terbuat dari steel plate setebal 2 - 3 mm dan
ditempatkan pada interval 600 mm.
3.8. Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti karat/stainless steel,
sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap sambungan harus kedap air dan memenuhi
syarat kekuatan terhadap air sebesar 1.000 kg/cm2. Celah antara kaca dan sistem kusen
aluminium harus ditutup oleh sealant.
3.9. Disyaratkan bahwa kusen aluminium dilengkapi oleh kemungkinan sebagai berikut :
a. Dapat menjadi kusen untuk dinding kaca mati.
b. Dapat cocok dengan jendela geser, jendela putar, jungkit, tolak jungkit, dan lain-lain.
c. Sistem kusen dapat menampung pintu kaca frameless.
d. Untuk sistem partisi, Harus mampu moveable dipasang tanpa harus dimatikan secara
penuh yang merusak baik lantai maupun langit-langit.
e. Mempunyai accessories yang mampu mendukung kemungkinan diatas.
3.10. Untuk fitting hard ware dan reinforcing materials yang mana kusen aluminium akan kontak
dengan besi, tembaga atau lainnya maka permukaan metal yang bersangkutan harus diberi
lapisan chormium untuk menghindari kontak korosi.
3.11. Toleransi pemasangan kusen aluminium disatu sisi dinding adalah 5 - 10 mm yang
kemudian diisi dengan beton ringan/grout.

Spesifikasi Teknis 100


.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
3.12. Khusus untuk pekerjaan jendela geser aluminium agar diperhatikan sebelum rangka kusen
terpasang. Permukaan bidang dinding horizontal (pelubangan dinding) yang melekat pada
ambang bawah dan atas harus waterpass.
3.13. Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara terutama pada ruang yang
dikondisikan hendaknya ditempatkan mohair dan jika perlu dapat digunakan synthetic
rubber atau bahan dari synthetic resin. Penggunaan ini pada swing door dan double door.
3.14. Sekeliling tepi kusen yang terlihat berbatasan dengan dinding agar diberi sealant supaya
kedap air dan kedap suara.
3.15. Tepi bawah ambang kusen exterior agar dilengkapi flashing untuk penahan air hujan.
3.16. Khusus kosen yang berhubungan dengan engsel-engsel pintu diberi kayu/besi selebar
engsel untuk joint selebar engsel

PEKERJAAN KUSEN DAN DAUN PINTU UPVC


a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan dan
alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga dapat tercapai
hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2. Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen pintu, jendela dan panel UPVC, seperti yang
dinyatakan / ditunjukkan dalam gambar.
3. Pekerjaan ini dilakukan secara terpadu dengan Pekerjaan kusen, pintu dan jendela,
pekerjaan kaca dan cermin.

b. Persyaratan bahan
1. Terbuat dari bahan UPVC (unplasticised polyvinyl chloride). Menggunakan produk Kend,
Bosco, Conch.
2. Bentuk profil sesuai yang ditunjukkan dalam gambar, dengan terlebih dahulu dibuatkan
gambar detail rinci dalam shop drawing yang disetujui Konsultan Pengawas dan
Perencana.
3. Untuk keseragaman warna disyaratkan, sebelum proses fabrikasi warna profil-profil
harus diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada waktu fabrikasi unit-unit jendela,
pintu, partisi dan lain-lain, profil harus diseleksi lagi warnanya sehingga dalam tiap unit
didapatkan warna yang sama.
4. Bahan yang akan melalui proses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu dengan seksama
sesuai dengan bentuk toleransi, ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan, pewarnaan,
yang disyaratkan Konsultan Pengawas.
5. Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi Rencana Kerja dan Syarat-syarat dari
pekerjaan UPVC serta memenuhi ketentuan- ketentuan dari pabrik yang bersangkutan.
6. Konstruksi kusen, daun dan panel UPVC yang dikerjakan seperti yang ditunjukkan
dalam detail gambar termasuk bentuk dan ukurannya.
7. Kusen daun dan panel UPVC eksterior memiliki ketahanan terhadap air / kebocoran air,
tidak terlihat kebocoran signifikan (air masuk ke dalam interior bangunan sampai tekanan
137 Pa (positip) dalam jangka waktu 15 menit, dengan jumlah air minimum 3,4 lt/m2 min.
8. Nilai deformasi diijinkan maksimum 2 mm.

Spesifikasi Teknis 101


.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
9. Pekerjaan mesin potong, mesin welding dan lain-lain harus sedemikian rupa sehingga
diperoleh hasil rakitan untuk unit-unit jendela, pintu dan partisi yang mempunyai toleransi
ukuran sebagai berikut :
a. untuk tinggi dan lebar 1 mm
b. untuk diagonal 2 mm
10. Accessories
a. Sekrup dari galvanized kepala tertanam, weather strip dari UPVC, pengikat alat
penggantung yang dihubungkan dengan UPVC harus ditutup.
b. Sealant yang dipergunakan memiliki ketahan yang cukup baik.
c. Angkur-angkur untuk rangka / kusen UPVC terbuat dari steel plate tebal 2-3 mm,
dengan lapisan zink tidak kurang dari 13 mikron sehingga tidak dapat bergerak /
bergeser dan terikat pada pipa galvanis di dalam UPVC.
11. Bahan finishing
Treatment untuk permukaan kusen jendela dan pintu yang bersentuhan dengan bahan
alkaline seperti beton, aduk atau plester dan bahan lainnya harus diberi lapisan finish dari
lacquer yang jernih.

c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Sebelum memulai pelaksanaan Kontraktor diwajibkan meneliti gambar- gambar dan
kondisi di lapangan, terutama ukuran dan peil lubang bukaan dinding. Kontraktor
diwajibkan membuat contoh jadi (mock-up) untuk semua detail sambungan dan profil
UPVC yang berhubungan dengan sistem konstruksi bahan lain dan dimintakan
persetujuan dari Konsultan Pengawas dan Perencana.
2. Proses fabrikasi harus sudah berjalan dan siap lebih dulu sebelum pekerjaan lapangan
dimulai. Proses ini sudah didahului dengan pembuatan shop drawing atas petunjuk
Perencana, meliputi gambar denah, lokasi, merk, kualitas, bentuk, ukuran. Kontraktor
juga diwajibkan untuk membuat perhitungan-perhitungan yang mendasari sistem dan
dimensi profil UPVC terpasang, sehingga memenuhi persyaratan yang diminta / berlaku.
Kontraktor bertanggung jawab penuh atas kehandalan pekerjaan ini.
3. Semua frame / kusen baik untuk jendela, pintu dan dinding partisi, dikerjakan secara
fabrikasi dengan teliti sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat
dipertanggungjawabkan.
4. Pemotongan profil UPVC hendaknya dijauhkan dari material besi untuk menghindarkan
penempelan debu besi pada permukaannya. Disarankan untuk mengerjakannya pada
tempat yang aman dengan hati-hati tanpa menyebabkan kerusakan pada permukaannya.
5. Pengelasan/welding dibenarkan menggunakan alat pemanas khusus dengan suhu
minimal 250°C. Pengelasan harus rapi untuk memperoleh kualitas dan bentuk yang sesuai
dengan gambar.
6. Angkur-angkur untuk rangka / kusen UPVC terbuat dari steel plate setebal 2-3 mm.
7. Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup antikarat,
sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap sambungan harus kedap air dan memenuhi
syarat kekuatan terhadap airj sebesar 1.000 kg/cm2. Celah antara kaca dan sistem
kusen UPVC harus ditutup oleh karet list.

Spesifikasi Teknis 102


.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
8. Untuk fitting hardware dan reinforcing materials yang mana kusen UPVC akan bertemu
dengan besi, tembaga atau lainnya makaj permukaan metal yang bersangkutan harus
diberi lapisan chromium untuk menghindari timbulnya korosi.
a. Toleransi pemasangan kusen UPVC disatu sijsi dinding adalah 10-25 mm yang
kemudian diisi dengan beton ringan / grout.
b. Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara terutama pada ruang yang
dikondisikan, hendaknya ditempatkan mohair dan jika perlu dapat digunakan
synthetic rubber atau bahan dari synthetic resin. Penggunaan ini dilakukan pada
swing door dan double door.
c. Sekeliling tepi kusen yang terlihat berbatasan dengan dinding agar diberi sealant
supaya kedap air dan suara.
d. Tepi bawah ambang kusen exterior agar dilengkapi flashing untuk penahan air hujan.
e. Engsel untuk jendela yang bisa dibuka diletakkan sejarak jangkauan tangan.
f. Profil UPVC yang akan dipilih harus diajukan secepatnya untuk memperoleh
persetujuan Perencana.

PEKERJAAN PINTU KACA FRAMELESS


1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pembuatan daun pintu meliputi penyediaan tenaga kerja, alat-alat yang
diperlukan untuk semua pekerjaan pembuatan termasuk persyaratan yang sesuai
terhadap masing-masing material.
2. Persyaratan Bahan
Spesifikasi rangka daun pintu:
Jenis: klem Patch fitting berukuran sekitar 4×17 cm, terbuat dari besi cor yang luarnya
dilapis dengan stainless steel.
Untuk bahan pelengkap lainnya :
Floor hinges, handel logam stainless steel, sekrup dari stainless steel, dll.
3. Kaca
Sesuai dengan persyaratan bahan kaca dalam bab Pekerjaan Kaca.
4. Syarat-Syarat Pelaksanaan
Semua rangka pintu dikerjakan secara pabrikasi dengan teliti sesuai dengan ukuran dan
kondisi lapangan agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan. Bahan yang akan diproses
pabrikasi harus di-seleksi terlebih dahulu sesuai dengan bentuk,toleransi ukuran,
ketebalan, kesikuan, kelengkungan dan pewarnaan yang dipersyaratkan. Untuk
keseragaman warna disyaratkan sebelum proses pabrikasi warna rofil-profil harus
diseleksi secermat mungkin. emudian pada waktu pabrikasi unit-unit pintu, jendela, profil
harus diseleksi lagi warnanya sehingga dalam tiap unit didapatkan warna yang sama.
Pemotongan patch fitting hendaknya dikerjakan pada tempat yang aman/terlindung dari
benda-beda yang dapat menyebabkan kerusakan pada permukaan, terutama dari material
besi. Hasil pemotongan dengan mesin potong, mesin punch, drill setelah dirangkaikan
untuk pintu, jendela mempunyai toleransi ukuran untuk tinggi dan lebar adalah 1 mm, dan
untuk diagonal adalah 2 mm.
Kaca harus diteliti dengan eksama pada saat terpasang, tidak boleh menimbulkan getaran.
Apabila masih terjadi getaran, maka “Profil Rubber Seal” pemegang kaca harus diganti
atas biaya Kontraktor.
Spesifikasi Teknis 103
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
BAB II
PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG & PENGUNCI

Pasal 1
Umum

1.1. Lingkup Pekerjaan


1.1.1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan daun
pintu/daun jendela dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan
hingga tercapainya hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
1.1.2. Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliputi seluruh
pemasangan pada daun pintu, daun pintu aluminium dan daun jendela aluminium
seperti yang ditunjukkan/ disyaratkan dalam detail gambar.
1.2. Pekerjaan yang berhubungan
1.2.1. Pekerjaan Pintu dan Jendela Rangka Aluminium, UPVC
1.2.2. Pekerjaan Kusen
1.3. Persyaratan Bahan
1.3.1. Semua 'hardware' yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum
dalam buku Spesifikasi Teknis. Bila terjadi perubahan atau penggantian 'hardware'
akibat dan pemilihan merek, Penyedia Jasa Konstruksi wajib melaporkan hal
tersebut kepada Perencana/Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
1.3.2. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal dari pelat aluminium
berukuran 3 x 6 cm dengan tebal 1 mm. Tanda pengenal inidihubungkan dengan
cincin nikel kesetiap anak kunci.

Pasal 2
Bahan/Produk

2.1. Pekerjaan Kunci dan Pegangan Pintu.


2.1.1. Semua pintu menggunakan peralatan kunci kualitas baik, bahan stainless steel /
bebas dan anti karat. Menggunakan produksi Dekkson (Premium), Cisa atau
Kends.
2.1.2. Semua kunci-kunci tanam terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu.
Dipasang setinggi 90 cm dari lantai atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
2.2. Pekerjaan Engsel.
2.2.1. Untuk pintu-pintu aluminium pada umumnya menggunakan engsel pintu kualitas
baik, dipasang sekurang-kurangnya 2 buah untuk setiap daun dengan
menggunakan sekrup kembang dengan warna yang sama dengan warna engsel.
Jumlah engsel yang dipasang harus diperhitungkan menurut beban berat daun
pintu.
2.2.2. Untuk pintu-pintu aluminium serta pintu panel menggunakan engsel lantai (floor
hinge) double action, kualitas baik dipasang dengan baik pada lantai sehingga
terjamin kekuatan dan kerapihannya, dipasang sesuai dengan gambar untuk itu.

Spesifikasi Teknis 104


.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
2.2.3. Untuk jendela digunakan engsel kualitas baik.
2.2.4. Untuk pintu-pintu aluminium menggunakan engsel kualitas baik disertai pada posisi
single action.
2.2.5. Untuk pintu-pintu besi dipakai engsel kupu dibuat khusus untuk keperluan masing-
masing pintu.
2.2.6. Menggunakan produksi Dekkson (Premium), Cisa atau Kends.

Pasal 3
Pelaksanaan

3.1. Engsel atas dipasang ± 28 cm (as) dari permukaan atas pintu.


Engsel bawah dipasang ± 32 cm (as) dari permukaan bawah pintu.
Engsel tengah dipasang ditengah-tengah antara kedua engsel tersebut. Untuk Kusen
alumunium diberi penguat dari kayu atau plat pada tempat engsel dipasang.
3.2. Untuk pintu toilet, engsel atas dan bawah dipasang ± 28 cm dari permukaan pintu, engsel
tengah dipasang di tengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
3.3. Penarikan pintu (door pull) dipasang 90 cm (as) dari permukaan lantai.
3.4. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan pengujian
secara kasar dan halus.
3.5. Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya.
3.6. Penyedia Jasa Konstruksi wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)
berdasarkan Gambar Dokumen Kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan di
lapangan. Didalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan
termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau detail-detail khusus yang belum
tercakup secara lengkap di dalam GambarDokumen Kontrak, sesuai dengan Standar
Spesifikasi pabrik.
3.7. Shop Drawing sebelum dilaksanakan harus disetujui dahulu oleh Konsultan Pengawas.

Spesifikasi Teknis 105


.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
BAB III
PEKERJAAN KACA DAN CERMIN

Pasal 1
Umum

1.1. Lingkup Pekerjaan


a. Menyedian tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik
dan sempurna.
b. Pekerjaan kaca dan cermin meliputi seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam
detail gambar.
1.2. Pekerjaan yang berhubungan
a. Pekerjaan Kusen Aluminium, UPVC
b. Pekerjaan Pintu dan Jendela Rangka Alumnium, UPVC
1.3. Standard:
a. ANSI: American National Standard Institute. 97.1-1975-Safety Mateliars Used in
Building
b. ASTM: American Society for Testing and Materials. E6 – P3 Proposed Specification for
Sealed Insulating Glass Units.
1.4. Persyaratan Bahan
1.4.1. Kaca adalah benda terbuat dari bahan glass yang pipih pada umumnya mempunyai
ketebalan yang sama, mempunyai sifat tembus cahaya, dapat diperoleh dari proses-
proses tarik tembus cahaya, dapat diperoleh dari proses-proses tarik, gilas dan
pengembangan (Float glass).
1.4.2. Toleransi lebar dan panjang.
Ukuran panjang dan lebar tidak boleh melampaui toleransi seperti yang ditentukan
oleh pabrik.
1.4.3. Kesikuan
Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut serta tepi
potongan yang rata dan lurus, toleransi kesikuan maximum yang diperkenankan
adalh 1,5 mm per meter.
1.4.4. Cacat-cacat.
a. Cacat-cacat lembaran bening yang diperbolehkan harus sesuai ketentuan dari
pabrik.
b. Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruang-ruang yang berisi gas
yang terdapat pada kaca).
c. Kaca digunakan harus bebas dari komposisi kimia yang dapat mengganggu
pandangan.
d. Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah pada kaca baik sebagian
atau seluruh tebal kaca).
e. Kaca harus bebas dari gumpilan tepi (tonjolan pada sisi panjang dan lebar
kearah luar/masuk).
Spesifikasi Teknis 106
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
f. Harus bebas dari benang (string) dan gelombang (wave) benang adalah cacat
garis timbul yang tembus pandangan, gelombang adalah permukaan kaca yang
berobah dan mengganggu pandangan.
g. Harus bebas dari bintik-bintik (spots), awan (cloud) dan goresan (scratch).
h. Bebas lengkungan (lembaran kaca yang bengkok).
i. Mutu kaca lembaran yang digunakan AA.
j. Ketebalan kaca lembaran yang digunakan tidak boleh melampaui toleransi
yang ditentukan oleh pabrik. Untuk ketebalan kaca 5 mm kira-kira 0,3 mm.

Pasal 2
Bahan / Produk

2.1. Kaca bening dari jenis sheet glass dengan ketebalan 5/6/8 mm atau sesuai gambar.
Menggukan produk dari Asahimas, Mulia atau Mugi.
2.2. Semua bahan kaca dan cermin sebelum dan sesudah terpasang harus mendapat
persetujuan Konsultan Perencana/Pengawas.
2.3. Sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat pemotongan, harus
digurinda/dihaluskan, hingga membentuk tembereng.

Pasal 3
Pelaksanaan

3.1. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar, uraian dan syarat
pekerjaan dalam buku ini.
3.2. Pekerjaan ini memerlukan keakhlian dan ketelitian.
3.3. Semua bahan yang telah terpasang harus disetujui oleh Perencana/Pengawas.
3.4. Bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan, dan diberi tanda
untuk mudah diketahui, tanda-tanda tidak boleh menggunakan kapur. Tanda-tanda harus
dibuat dari potongan kertas yang direkatkan dengan menggunakan lem aci.
3.5. Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan alat-alat pemotong kaca
khusus.
3.6. Pemotongan kaca harus disesuaikan ukuran rangka, minimal 10 cm masuk kedalam alur
kaca pada kusen.
3.7. Pembersih akhir dari kaca harus menggunakan kain katun yang lunak dengan
menggunakan cairan pemberih kaca.
3.8. Hubungan kaca dengan kaca atau kaca dengan material lain tanpa melalui kusen, harus
diisi dengan lem silicon. Warna trasnparant cara pemasangan dan persiapan-persiapan
pemasangan harus mengikuti petunjuk yang dikeluarkan pabrik.
3.9. Cermin dan kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata, tidak diperkenankan
retak dan pecah pada sealant/tepinya, bebas dari segala noda dan bekas goresan.
3.10. Cermin yang terpasang sesuai dengan contoh yang telah diserahkan dan semua terpasang
harus disetujui Perencana/Konsultan Pengawas, jenis cermin sesuai dengan yang telah
disebutkan dalam syarat pemakaian bahan material dalam uraian dan syarat pekerjaan
tertulis ini type VVV polished, tebal 5 mm.

Spesifikasi Teknis 107


.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
3.11. Pemotongan cermin harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan alat potong kaca
khusus.
3.12. Pemasangan Cermin :
a. Cermin ditempel dengan dasar kayu lapis jenis MR yang disekrupkan pada kios-kios
di dimding, kemudian dilapis dengan plastik busa tebal 1 cm. Pemasangan cermin
menggunakan penjepit aluminium siku atau sekrup-sekrup kaca yang mempunyai dop
penutup stainless steel.
b. Setelah terpasang cermin harus dibersihkan dengan cairan pembersih yang
mengandung ammonia.

Spesifikasi Teknis 108


.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
BAGIAN C2
PEKERJAAN LANTAI

Spesifikasi Teknis 109


.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
BAB I
PEKERJAAN LANTAI

Pasal 1
Umum

1.1. Lingkup Pekerjaan :


a. Plesteran kasar untuk dasar pasangan ubin : granite tile dan keramik lantai.
b. Pasangan homogeneous tile polished / unpolished 60 x 60, 30 x 60 menggunakan
produk Niro granite, Valentino Gress, Granito dan keramik tile 30 x 30 antislip atau
keramik tile 20 x 20 cm, 40 x 40 cm, 60 x 60 cm menggunakan produk Platinum,
Roman, Valentino Gress untuk lantai pada area-area penunjang/servis, sesuaikan
dengan yang ditunjukkan pada gambar.
c. Tile Grout untuk pengisi nat-nat keramik / joint filler.
b. Pasangan step nosing keramik untuk tangga.
c. keramik plint lantai menyesuaikan spek lantai yang digunakan/sesuai gambar

1.2. Pekerjaan yang berhubungan :


a. Pekerjaan Pasang bata
b. Pekerjaan screed lantai.
b. Pekerjaan Waterproofing (pada area basah).

1.3. Standard
a. PUBI: Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia – 1982
b. Keramik berglazur (SNI 03-4062-1996), Keramik mozaik (SNI 03-1331-2001)
c. ANSI: American National Standard Institute
d. TCA: Tile Council of America, USA (1) TCA 137.1 – Recommended Standard
Spesifikation for Ceramic Tile

1.4. Persetujuan
1.4.1. Contoh bahan
Guna persetujuan Direksi/Perencana/Konsultan Pengawas, Penyedia Jasa
Konstruksi harus menyerahkan contoh-contoh semua bahan yang akan dipakai;
keramik, bahan-bahan additive untuk adukan, dan bahan untuk tile grouts.
1.4.2. Mock-up/contoh pemasangan
Sebelum mulai pemasangan, Penyedia Jasa Konstruksi harus membuat contoh
pemasangan yang memperlihatkan dengan jelas pola pemasangan, warna dan
groutingnya.
Mock-up yang telah disetujui akan dijadikan standard minimal untuk pemasangan
keramik.
1.4.3. Brosur
Untuk keperluan Direksi/Perencana, Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan
brosur bahan guna pemilihan jenis bahan yang akan dipakai.

Spesifikasi Teknis 110


.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
1.5. Kondisi Lingkungan
Suhu dan ventilasi ruang dimana keramik akan dipasang harus dijaga agar sesuai dengan
rekomendasi pabrik sehingga tidak mempengaruhi rekatan keramik.

Pasal 2
Bahan/Produk

2.1. Ruang rawat,ruang tunggu, dan selasar


Kualitas I ukuran : 60 x 60 cm
2.2. Kamar mandi :
Kualitas I, ukuran : 30 x 60 cm, untuk dinding toilet; 30 x 30 cm, untuk lantai toilet;
2.3. Tile Adhesive berbahan dasar semen, filler, aditif dan pasir silica yang dikemas kualitas
baik sebagai pelekat keramik pada lantai atau menggunakan adukan 1 pc : 4 ps.
2.4. Tile grout sebagai pengisi celah-celah / nat antar keramik, memakai merk berkualitas baik.
Warna disesuaikan dengan warna keramik.

Pasal 3
Pemasangan

3.1. Umum
a. Sebelum pekerjaan dimulai, lebih dahulu harus dipelajari dengan seksama lokasi
pemasangan keramik, kualitas, bentuk dan ukuran ubinnya dan kondisi pekerjaan setelah
studi diatas dilaksanakan, tentukan metoda persiapan permukaan pemasangan ubin,
joints dan curing, untuk diusulkan kepada Direksi Lapangan.
b. Penyedia Jasa Konstruksi harus menyiapkan ‘tiling manual’, yang berisi uraian tentang
bahan, cara instalasi, sistim pengawasan, perbaikan/koreksi, perlindungan, testing dan
lain-lain untuk diperiksa dan disetujui Direksi Lapangan.
c. Sebelum instalasi dimulai, siapkan lay out nat-nat, hubungan dengan finishing lain dan
dimensi-dimensi joint, guna persetujuan Direksi/Perencana/Konsultan Pengawas.
d. Pemilihan Tile
Tile yang masuk ke tapak harus diseleksi, agar berkesesuaian dengan ukuran, bentuk
dan warna yang telah ditentukan.
e. Pemotongan Tile
Ujung potongan tile harus dipoles dengan gurinda atau batu
3.2. Level.
a. Kecuali ditentukan lain pada spesifikasi ini atau pada gambar, level yang tercantum pada
gambar adalah level finish lantai karenanya screeding dasar harus diatur hingga
memungkinkan pada tiles dengan ketebalan yang berbeda permukaan finishnya
terpasang rata.
b. Lantai harus benar-benar terpasang rata; baik yang ditentukan datar maupun yang
ditentukan mempunyai kemiringan.
c. Lantai yang ditentukan mempunyai kemiringan, keimiringan tidak boleh kurang dari 25
mm pada jarak 10 m untuk area toilet. Sedangkan untuk area lain, tidak boleh kurang dari
12 mm pada jarak 10 m. Kemiringan harus lurus hingga air bisa mengalir semua tanpa
Spesifikasi Teknis 111
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
meninggalkan genangan. Jika ketebalan screed tidak memungkinkan untuk mendapatkan
kemiringan yang ditentukan, Penyedia Jasa Konstruksi harus segera melaporkan kepada
Direksi/Konsultan Pengawas.
3.3. Persiapan Permukaan
a. Penyedia Jasa Konstruksi harus menyiapkan permukaan sehingga memenuhi syarat
yang diperlukan, sebelum memasang ubin/keramik.
b. Secara tertulis, Penyedia Jasa Konstruksi harus memberikan laporan kepada Direksi
Lapangan/Konsultan Pengawas tiap kondisi yang menurut pendapatnya akan
berpengaruh buruk pada pelaksanaan pekerjaan.
c. Permukaan beton yang akan diplester untuk penempelan ubin/keramik, harus dikasarkan
dan dibersihkan dari debu dan bahan-bahan lepas lainnya. Sebelum dilaksanakan
plesteran, permukaan ini harus dibebaskan.
d. Penyimpangan kerataan permukaan beton tidak boleh lebih dari 5 mm untuk jarak 2 mm,
pada semua arah, Tonjolan harus dibuang (Chip off) tekukan kedalaman diisi dengan
mortar (1 : 2), sehingga plesteran dasar (Setting bed) mempunyai ketebalan yang sama.
3.4. Pemasangan ubin keramik dinding di bagian dalam (internal)
a. Sebelum pemasangan dimulai, plesteran dasar dan ubin harus dibasahi. Pakai benang
untuk menentukan lay out ubin, yang telah ditentukan dan pasang sebaris ubin guna jadi
patokan untuk pemasangan selanjutnya.
b. Kecuali ditentukan lain pemasangan ubin harus dimulai dari bawah dan dilanjutkan ke
bagian atas.
c. Pada pemasangan keramik, tempelkan dibagian belakang keramik adukan dan ratakan,
kemudian ubin yang telah diberi adukan ini ditekankan ke plesteran dasar. Kemudian
permukaan ubin dipukul perlahan-lahan hingga mortar perekat menutupi penuh bagian
belakang ubin dan sebagian adukan tertekan keluar dari tepi ubin.
d. Tiap hari pemasangan, tidak diperkenankan memasang tile dengan ketinggian lebih dari
ketentuan berikut :
• 1,2 m – 1,5 m, untuk tile tinggi 60 mm,
• 0,7 m -0,9 m, untuk tile tinggi 90 – 120 mm,
• Max 1,8 m, untuk semi porcelain tile.
e. Jika tile sudah terpasang, mortar yang berada di nat (joint) harus dibuang / dikeluarkan
dengan sikat atau cara lain yang tidak merusakkan permukaan tile. Mortar yang mengotori
permukaan tile harus dibuang dengan kain lap basah.
f. Pemasangan tile grant (pengisian nat) harus sesuai dengan ketentuan pabrik.
3.5. Pemasangan Granite Tile 60 x 60 dan Keramik 30 x 30, 30 x 60 untuk ruang yang
ditunjukan dalam gambar
a. Tile dipasang pada permukaan yang telah discreed.
b. Komposisi adukan untuk screeding :
• Area kering : 1 pc : 4 ps
• Area basah : 1 pc : 2 ps
c. Pada pemasangan di area yang luas, harus dilaksanakan secara kontiniu. Dan harus
disediakan ‘Kepalaan’ (guide line course) pada interval 2,0 m – 2,5 m. Pemasangan tile
lainnya berpedoman pada guide line ini.

Spesifikasi Teknis 112


.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
d. Kikis semua mortar yang mempel pada nat dan bersihkan ketika proses pemasangan tile
berlangsung. Pasangan tile tidak boleh diinjak dalam waktu 24 jam setelah pemasangan.
e. Nat-nat pada pemasangan tile harus diisi dengan bahan tile grout berwarna dan kondisi
pemasangan harus sesuai dengan rekomendasi pabrik.
3.6. Pemeriksaan (Inspection)
a. Rekatan (bond).
Ketika pelaksanaan pemasangan tile, ambil beberapa tile yang telah terpasang, secara
random, untuk memastikan bahwa adukan perekat telah merekat dengan baik pada
bagian belakang tile dan telah terpasang dengan baik.
b. Tension Test.
Tension test harus dilakukan pada pasangan ubin di dinding; terutama di exterior. Test
harus dilaksanakan pada area pekerjaan tiap tukang. Test dilaksanakan tiap hari kerja
dan sampel diambil secara random jika umur pemasangan sample tidak lebih dari 5 hari,
kekuatan rekatan harus minimal 3 kg/cm2.

Pasal 4
Perlindungan dan Pembersihan

4.1. Perlindungan
a. Penyedia Jasa Konstruksi harus melindungi ubin yang telah terpasang maupun adukan
perata dan harus mengganti, atas biaya sendiri kerusakan yang terjadi, Penyerahan
pekerjaan dilakukan dalam keadaan bersih.
b. Setelah pemasangan, Penyedia Jasa Konstruksi harus melindungi tile lantai yang telah
terpasang. Jika mungkin dengan mengunci area tersebut. Batasi lalu lintas diatasnya;
hanya untuk yang penting saja.
4.2. Pembersihan
Secara prinsip, permukaan tile dibersihkan dengan air, menggunakan sikat, kain lap, dan
sebagainya. Tetapi jika area-area yang tidak bisa dibersihkan hanya dengan air,
pembersihan memakai campuran air dengan hidrochloric acid,perbandingan 30 : 1.
Sebelum pembersihan dengan asam ini, lindungi semua bagian yang memungkinkan akan
berkarat atau rusak oleh asam. Setalah dibersihkan dengan asam ini, bersihkan area ini
dengan air biasa, hingga tidak ada campuran asam yang tersisa.

Spesifikasi Teknis 113


.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
BAGIAN C3
PEKERJAAN PLAFOND

Spesifikasi Teknis 114


.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
BAB I
PEKERJAAN PLAFOND

Pasal 1
Umum

1.3. Lingkup Pekerjaan


Meliputi penyediaan bahan langit-langit PVC dan konstruksi penggantungnya, penyiapan
tempat serta pemasangan pada tempat-tempat yang tercantum pada gambar untuk itu.
1.4. Pekerjaan yang berhubungan :
• Pekerjaan Logam non Struktur
• Pekerjaan Mekanikal
• Pekerjaan Elektrikal
1.5. Standard
ANSI : A 42.4 - Interior Lathing and Furring
1.6. Persetujuan
1.4.1 Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa Konstruksi harus memberikan
contoh jenis langit-langit yang dipakai, lengkap dengan brosur dan syarat
pelaksanaan dari pabrik.
1.4.2 Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan shop drawing yang memperlihatkan
dengan jelas hubungan langit-langit satu dengan lainnya tanpa naad dan
hubungannya dengan lampu, AC dan lain-lain.

Pasal 2
Bahan/Produk

2.1. PVC 20 cm L=4/6 meter Tebal = 8 mm ukuran sesuai gambar. Rangka hollow galvanis
40x40 dan 20x40, t=0,4mm, modul 60x60 cm. Menggunakan produk Shunda Plafond,
Wifon PVC atau Warrant PVC, dengan list tepi.
2.2. List plafond : sesuai gambar

Pasal 3
Pelaksanaan

3.1. Rangka langit-langit


3.1.1. Rangka hollow disusun sejajar dengan bidang plafon PVC yang akan dipasang,
dengan jarak mak. 60 cm, dipasang menerus, tidak terputus.
3.1.2. Rangka hollow pada arah tegak lurus disusun sejajar, jarak max. 120 cm.
3.1.3. Suspension road clamp dipasang pada hollow, jarak min. 120 cm.
3.1.4. Seluruh sisi bagian bawah rangka langit-langit harus diratakan, pola pemasangan
rangka/penggantung harus disesuaikan dengan detail gambar serta hasil
pemasangan harus rata/tidak melendut.
3.1.5. Semua ukuran dalam gambar adalah ukuran jadi (finish).

Spesifikasi Teknis 115


.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
3.1.6. Pada Pekerjaan langit-langit ini perlu diperhatikan pekerjaan elektrikal dan
perlengkapan instalasi lain yang teletak di atas langit-langit. Untuk detail
pemasangan harus konsultansi dengan Konsultan Pengawas.
3.1.7. Bidang pemasangan langit-langit harus rata/waterpass, jarak pemasangan naad
dibuat 0,5 cm atau sesuai dengan detail gambar. Naad harus lurus dan sama lebar,
pada pertemuan harus saling berpotongan tegak lurus satu sama lain.
3.1.8. Posisi manhole ditentukan kemudian, dengan ukuran 60x60 cm termasuk list

Spesifikasi Teknis 116


.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
BAGIAN C5
PEKERJAAN PENGECATAN

Spesifikasi Teknis 117


.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
BAB I
PEKERJAAN PENGECATAN

Pasal 1
Umum

1.1. Lingkup Pekerjaan


a. Persiapan permukaan yang akan diberi cat.
b. Pengecatan permukaan dengan bahan-bahan yang telah ditentukan. Cat emulsi,
epoxy, vinyl acrylic, enamel, dan cat menie.
c. Pengecatan semua permukaan dan area yang ada pada gambar dan yang disebutkan
secara khusus, dengan warna dan bahan yang sesuai dengan petunjuk
Direksi/Konsultan Perencana.
1.2. Pekerjaan yang berhubungan:
a. Pekerjaan dinding
b. Pekerjaan Besi/Baja
1.3. Standard
a. Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia 1982
b. SNI 03-2410-2002, Cat Tembok.
c. SNI 03-686.1-2002, Cat Besi/Baja
d. ASTM: D – 1849 (kestabilan dalam penyimpanan)
e. BS No. 3900, 1970
f. AS K – 41
1.4. Persetujuan
1.4.1. Standard Pengerjaan (Mock-up)
a. Sebelum pengecatan dimulai, Penyedia Jasa Konstruksi harus melakukan
pengecatan pada satu bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan.
Bidang-bidang tersebut akan dijadikan contoh pilihan warna, texture, material dan
cara pengerjaan. Bidang-bidang yang akan dipakai sebagai mock-up ini akan
ditentukan oleh Direksi Lapangan.
b. Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Direksi Lapangan dan
Perencana/Konsultan Perencana, bidang-bidang ini akan dipakai sebagai standar
minimal keseluruhan pekerjaan pengecatan.
1.4.2. Contoh dan Bahan untuk Perawatan
a. Penyedia Jasa Konstruksi harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan
jenis pada bidang-bidang transparan ukuran 30 x 30 cm2. Dan pada bidang-
bidang tersebut harus dicantumkan dengan jelas warna, formula cat, jumlah
lapisan dan jenis lapisan (dari cat dasar s/d lapisan akhir).
b. Semua bidang contoh tersebut harus diperlihatkan kepada Direksi Lapangan dan
Perencana. Jika contoh-contoh tersebut telah disetujui secara tertulis oleh
Perencana dan Direksi Lapangan, barulah Penyedia Jasa Konstruksi melanjutkan
dengan pembuatan mock-up seperti tersebut diatas.

Spesifikasi Teknis 118


.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
c. Penyedia Jasa Konstruksi harus menyerahkan kepada Direksi Lapangan untuk
kemudian akan diteruskan kepada pemberi tugas minimal 5 galon tiap warna dan
jenis cat yang dipakai. Kaleng-kaleng cat tersebut harus tertutup rapat dan
mencantumkan dengan jelas indentitas cat yang ada didalamnya. Cat ini akan
dipakai sebagai cadangan untuk perawatan, oleh pemberi tugas.

Pasal 2
Bahan/Produk

2.1. Dinding dalam.


a. Untuk dinding-dinding dalam bangunan digunakan cat jenis Emulsi Acrylic kualitas I,
Menggunakan produk Jotun, Mowilex atau Propan, tidak mengandung bahan-bahan
tambahan yang membahayakan lingkungan dan kesehatan penghuni, dengan lapisan
dasar Alkali Resistance Sealer warna ditentukan Perencana, Owner/Direksi Lapangan.
b. Plamur yang digunakan adalah plamur tembok dan plamer wall Putty kualitas I.
2.2. Dinding luar.
a. Untuk dinding luar bangunan digunakan Cat berbahan dasar acrylic kualitas
Weathershield. Menggunakan produk Jotun, Mowilex atau Propan, dengan lapisan
dasar cat primer berbahan dasar alkali resistant sealer. Kontraktor harus memberikan
Garansi Bahan dan pelaksanaan selama 5 tahun.
b. Cat luar bangunan tidak boleh di plamur, bila permukaan tidak rata/bergelombang harus
diratakan dengan bahan / semen khusus ( sejenis Scheme Coat )

Pasal 3
Pelaksanaan

3.1. Pekerjaan dinding


a. Yang termasuk pekerjaan cat dinding adalah pengecatan seluruh plesteran bangunan
dan/atau bagian-bagian lain yang ditentukan gambar.
b. Sebelum dinding diplamur, plesteran sudah harus betul-betul kering tidak ada retak-retak
dan Penyedia Jasa Konstruksi meminta persetujuan kepada Konsultan Pengawas .
c. Pekerjaan plamur dilaksanakan dengan pisal plamur dan plat baja tipis dan lapisan plamur
dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang yang rata.
d. Sesudah 7 hari plamur terpasang, kemudian dibersihkan. Selanjutnya dinding cat dengan
menggunakan Roller.
e. Lapisan pengecatan dinding dalam terdiri dari 1 (satu) lapis alkali resistance sealer atau
cat primer untuk interior yang dilanjutkan dengan 3 (tiga) lapis emulsion dengan
kekentalan cat sebagai berikut :
• Lapis I encer ( tambahan 20 % air )
• Lapis II kental
• Lapis III encer.
f. Untuk warna-warna yang jenisnya khusus, Penyedia Jasa Konstruksi diharuskan
menggunakan kaleng-kaleng dengan nomor percampuran (batch number) yang sama.

Spesifikasi Teknis 119


.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
g. Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan bidang yang utuh, rata, licin,
tidak ada bagian yang belang dan bidang dinding dijaga terhadap pengotoran-pengotoran
dan kecacatan.
3.2. Pekerjaan Melamic
a. Yang termasuk dalam pekerjaan cat melamic adalah bagian-bagian yang berbahan dasar
Melamine Doft atau HPL pada pekerjaan Engineer Door.
b. Cat Melamic yang digunakan adalah jenis Water Base kualitas baik, warna ditentukan
perencana setelah melakukan percobaan pengecatan.
3.3. Pekerjaan Cat Besi
a. Yang termasuk pekerjaan ini adalah pengecatan seluruh bagian-bagian besi railing, pintu-
pintu besi dan pekerjaan besi lain ditentukan dalam gambar.
b. Cat yang dipakai adalah cat jenis alkyd enamel kualitas baik.
c. Pekerjaan cat dilakukan setelah bidang yang akan dicat, selesai diamplas halus dan
bebas debu, oli dan lain-lain.
d. Sebagai lapisan dasar anti karat dipakai sebagai cat dasar 1 kali. Sambungan las dan
ujung yang tajam diberi 'touch up' dengan dua lapis.
e. Setelah kering sesudah 24 jam, dan diamplas kembali maka disemprot 1 lapis. Setelah
48 jam mengering baru lapisan akhir enamel disemprot 2 lapis.
f. Pengecatan dilakukan dengan menggunakan semprot dengan compressor 2 lapis.
g. Setelah pengecatan selesai, bidang cat harus licin, utuh, mengkilap, tidak ada gelembung
dan dijaga terhadap pengotoran-pengotoran.

Pasal 4
Garansi

4.1. Untuk cat luar bangunan (weathershield) Penyedia Jasa Konstruksi harus memberikan
garansi produk dan garansi aplikasi kepada pemberi tugas yang berlaku selama 5 tahun.

Spesifikasi Teknis 120


.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
BAGIAN C6
PEKERJAAN SANITAIR & TOILET

Spesifikasi Teknis 121


.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
BAB I
PEKERJAAN SANITAIR

Pasal 1
Umum

1.1. Lingkup Pekerjaan


1.1.1. Termasuk dalam pekerjaan pemasangan sanitair ini adalah penyediaan tenaga
kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang digunakan dalam
pekerjaan ini hingga tercapai hasil pekerjaan yang bermutu dan sempurna dalam
pemakaiannya/ operasinya.
1.1.2. Pekerjaan pemasangan kloset, wastafel, shower, kran air, pengering lantai(floor
drain), serta septictank.
1.2. Pekerjaan yang berhubungan :
• Pekerjaan Waterproofing
• Pekerjaan Plumbing
1.3. Persetujuan
1.3.1. Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada Perencana/Pengawas
beserta persyaratan/ketentuan pabrik untuk mendapatkan persetujuan. Bahan
yang tidak disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan.
1.3.2. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian bahan, pengganti harus
disetujui Perencana/Pengawas berdasarkan contoh yang dilakukan Penyedia
Jasa Konstruksi.

Pasal 2
Bahan/Produk

2.1. Untuk closet duduk memakai bahan porselen warna approval, menggunakan produk Toto
atau American Standart atau Hallmart.
2.2. Wastafel gantung menggunakan produk Toto atau American Standart atau Hallmart.
2.3. Floor drain bahan stainles steel kualitas baik, menggunakan produk San Ei atau Dupon
atau Toto.
2.4. Kran air bahan stainless steel kualitas baik, menggunakan produk San Ei atau Dupon atau
Toto.

Pasal 3
Pelaksanaan

3.1. Sebelum pemasangan dimulai, Penyedia Jasa Konstruksi harus meneliti gambar-gambar
yang ada dan kondisi di lapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan,
pemasangan sparing-sparing, cara pemasangan dan detail-detail sesuai gambar.

Spesifikasi Teknis 122


.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
3.2. Bila ada kelainan dalam hal ini apapun antara gambar dengan gambar, gambar dengan
spesifikasi dan sebagainya, maka Penyedia Jasa Konstruksi harus segera melaporkannya
kepada Perencana/Konsultan Pengawas.
3.3. Penyedia Jasa Konstruksi tidak dibenarkan memulai pekerjaan di suatu tempat bila ada
kelainan/berbedaan ditempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
3.4. Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriksaan untuk kesempurnaan
hasil pekerjaan dan fungsinya.
3.5. Penyedia Jasa Konstruksi wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila ada kerusakan
yang terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Penyedia Jasa
Konstruksi, selama kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik.
3.6. Pekerjaan Kloset
a. Kloset beserta kelengkapannya yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan
baik, tidak ada bagian yang gompal, retak atau cacat-cacat lainnya dan telah disetujui
Konsultan Pengawas.
b. Kloset harus terpasang dengan kokoh letak dan ketinggian sesuai gambar, waterpass.
Semua noda-noda harus dibersihkan, sambungan-sambungan pipa tidak boleh ada
kebocoran-kebocoran.
3.7. Pekerjaan Keran
a. Semua keran yang dipakai, kecuali keran dinding adalah produk dari San Ei, Dupon
atau Toto.
b. Ukuran disesuaikan keperluan masing-masing sesuai gambar plumbing dan brosur
alat-alat sanitair. Keran-keran tembok dipakai yang berleherpanjang dan mempunyai
ring dudukan yang harus dipasang menempel pada dinding. Keran-keran yang
dipasang dihalaman harus mempunyai ulir sink di ruang saji dan dapat disambung
dengan pipa leher angsa (extention).
c. Stop keran yang dapat digunakan bahan kuningan dengan putaran berwarna hijau,
diameter dan penempatan sesuai gambar untuk itu.
d. Keran-keran harus dipasang pada pipa air bersih dengan kuat, siku, penempatannya
harus sesuai dengan gambar-gambar untuk itu.
3.8. Floor Drain dan Clean Out
a. Floor drain dan Clean out yang digunakan adalah stainless steel, lobang dia. 2"
dilengkapi dengan siphon dan penutup berengsel untuk floor drain dan depverchron
dengan draad untuk clean out.
b. Floor drain dipasang ditempat-tempat sesuai gambar untuk itu. Floor drain yang
dipasang telah diseleksi baik, tanpa cacat dan disetujui Konsultan Pengawas.
c. Pada tempat-tempat yang akan dipasang floor drain, penutup lantai harus dilobangi
dengan rapih, menggunakan pahat kecil dengan bentuk dan ukuran sesuai ukuran floor
drain tersebut.
d. Hubungan pipa metal dengan beton/lantai menggunakan perekat beton kedap air
Embeco dan pada lapis teratas setebal 5 mm diisi dengan lem Araldit.
e. Setelah floor drain dan clean out terpasang, pasangan harus rapih waterpass,
dibersihkan dari noda-noda semen dan tidak ada kebocoran.
3.9. Pekerjaan Metal Sink
a. Metal sink yang digunakan ialah jenis satu bowl tebal minimum 1 mm, bahan stainless
steel.
Spesifikasi Teknis 123
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
b. Metal sink yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik sehingga tidak ada
bagian yang cacat dan direkatkan dengan kuat pada dasarnya sesuai dengan gambar
untuk itu.
c. Setelah metal sink terpasang, letak ketinggian pemasangan sesuai dengan gambar
untuk itu, baik waterpassnya dan bebas dari kebocoran kebocoran air.

Spesifikasi Teknis 124


.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
Spesifikasi Teknis 125
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
BAGIAN C7
PEKERJAAN LAIN-LAIN

Spesifikasi Teknis 126


.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
BAB I
PEKERJAAN SILICONE SEALANT

Pasal 1
Umum

1.1. Lingkup Pekerjaan


1.1.1. Meliputi : Pengadaan bahan, tenaga kerja, peralatan dan lain sebagainya, untuk
pekerjaan silicone sealant secara lengkap, terpasang sempurna sesuai RKS.
1.1.2. Pekerjaan-pekerjaan yang harus diselesaikan dengan silicone sealant antara lain:
a. Setiap hubungan antara kaca dengan rangka aluminium/UPVC.
b. Setiap hubungan antara rangka aluminium/UPVC dengan dinding beton.
c. Setiap hubungan antara kaca dengan kaca.
1.2. Pekerjaan yang berhubungan :
• Pekerjaan Kusen
• Pekerjaan Plafon
• Pekerjaan Kaca dan Cermin

Pasal 2
Persyaratan Bahan

2.1. Silicone sealant yang digunakan harus memenuhi persyaratan berikut :


a. Pengeringan netral
b. Modulus elastisitas tinggi : 100 % (gerakan)
c. Kering sentuh : 15 menit
d. Waktu pengerjaan : Kurang dari 10 menit
e. Menyatu sepenuhnya : 24 jam
f. Warna : Ditentukan Kemudian
g. Tidak terpengaruh terhadap :
• Sinar Matahari, Hujan, dan Ozon
• Perubahan temperature yang tinggi (620 C s/d 2050 C)
h. Fire rating : Tidak kurang dari 2 jam
i. Daya kedap suara : 30 db
(khusus untuk perlakuan terhadap aluminium yang menggunakan finishing
Flourocarbon, sealant harus dipilih dari silicone rubber yang compatible terhadap
fluorocarbon)
2.2. Bahan Pelindung
Aluminium harus dilindungi dengan Blue Protection Masking Tape.
2.3. Filler menggunakan Polyurethane Backer Rod dengan sel.
2.4. Silicone sealant menggunakan produk dari GRH, Dow Corning, Bostic atau GE.

Spesifikasi Teknis 127


.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
Pasal 3
Pelaksanaan

3.1. Pekerjaan silicone sealant ini harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa Konstruksi
khusus yang ahli dalam bidang pekerjaan sealant, dibuktikan dengan melampirkan
CV tenaga ahli yang bersangkutan.
3.2. Untuk kaca, alumnium, concrete dan steel sebelum diberi perlakuan sealant harus
dilakukan pembersihan, bebas dari debu, minyak dan lain sebagainya yang
mengakibatkan berkurangnya daya rekat sealant. Pembersihan dilakukan dengan
Toluol.
3.3. Pemasangan Sealant harus dilakukan dengan menggunakan tekanan udara,
karena dapat mengatur keluarnya sealant dengan baik. Sesuaikan tekanan udara
untuk memperoleh pengisian joint yang cukup.
3.4. Jika joint sudah diisi, ratakan sealant dengan alat yang direkomendasi oleh pabrik
pembuat sealant. Masking Tape harus segera diangkat sebelum sealant mengering
(kira-kira 10 - 15 menit).
3.5. Silicone sealant harus dibersihkan sebelum mengering, dengan menggunakan kain
lap yang dibasahi dengan cairan pelarut.
3.6. Jika ada yang tercecer dan sealant sudah mengeras dapat dirapihkan dengan pisau
cutter yang tajam.
3.7. Ukuran joint yang digunakan untuk sealant minimal harus 6 mm dengan
perbandingan lebar dan dalam 2 : 1 (sebagai contoh untuk lebar 12 mm, dalam 6
mm).

Spesifikasi Teknis 128


.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
BAGIAN D
PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL PLAMBING

Spesifikasi Teknis 129


.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
BAB
PEKERJAAN INSTALASI ELEKTRIKAL

1.0 PERATURAN UMUM


1.1 Umum
Dokumen ini berisi spesifikasi umum instalasi listrik untuk proyek tsb diatas. Segala
persyaratan dan ketntuan instalasi listrik akan dijelaskan pada bagian-bagian berikutnya.

1.2 Peraturan pemasangan


Pemasangan instalasi ini harus memenuhi peraturan-peraturan sbb:
1. Peraturan mentri tenaga kerja dan transmigrasi No.Per 05/MEN/1982
2. NFPA
3. Peraturan yang dikeluarkan instalasi lainnya seperti PLN, PERUMTEL, DIT.Jen Bina
lindung dan perusahaan air minum
a. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) tahun 2000.
b. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik
c. No.023/PRT/1978 tentang Peraturan Instalasi Listrik (PIL).
d. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik
e. No. 024/PRT/1978 tentang Syarat-syarat Penyambungan Listrik (SPL).
f. Juga dijadikan standar pegangan antara lain adalah :
❑ AVE Belanda.
❑ VDE/DIN Jerman.
❑ British Standard Associates.
❑ IEC standard.
❑ JIS Japan standard.
❑ NFC Perancis.
❑ NEMA USA.

Pekerjaan instalsi ini harus dilaksanakan oleh perusahaan yang memiliki surat ijin dari
instalasi yang berwenang dan telah mengerjakannya dan suatu daftar referensi
pemasangan harus dilampirkan dalam surat penawaran.

1.3 Gambar-Gambar
1. Gambar rencana dan persaratan ini dan risalah rapat penjelasan merupakan satu
kesatuan yang saling melengkapi dan mengikat tidak dapat dipisahkan satu dengan
lainnya
2. Gambar-gambar ini menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan, pemasangan
harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi bangunan dan kemudahan jika
peralatan sudah dioperasikan
3. Gambar-gambar arsitekdan sipil harus dipakai sebagai referensi untuk pelaksanaan dan
detail finishing instalasi
4. Sebelum pekerjaan dimulai, pemborong harus mengajukan gambar kerja dan detail
kepada direksi untuk dapat disetujui terlebih dahulu
5. Pemborong harus membuat gambar instalasi terpasang yang disertai dengan operating
serta harus diserahkan kepada direksi dalam rangkap 3, dijilid dan dilengkapi data isi
dan data notasi.

1.4 Koordinasi
1. Pemborong instalasi hendaknya bekerja sama dengan pemborong lainnya agar
pekerjaan berjalan lancar dan tepat waktu
2. Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak menghalangi instalasi
yang lain
3. Apabila pelaksanaan mnghalangi instalasi yang lain, akibatnya menjadi tanggung jawab
pemborong

Spesifikasi Teknis 130


.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
1.5 Pelaksanaan Pemasangan
1. Sebelum pelaksanaan pemasangan,pemborong harus menyerahkan gambar kerja dan
detailnya dalam rangkap 3 untuk disetujui.
2. Pemborong harus mengadakan pemeriksaan ulang atas segala ukuran dan kapasitas
peralatan yang akan dipasang, dan jika ada yang salah menjadi tanggung jawab
pemborong

1.6 Testing dan Comissioning


1. Pemborong harus melakukan testing dan pengukuran yang dianggap perlu untuk
mengetahui apakah instalasi dapat berfungsi dengan baik dan memenuhi semua
persaratan yang diminta
2. Semua lahan dan perlengkapan yang diperlukan untuk mengadakan testing merupakan
tanggung jawab pemborong

1.7 Masa pemeliharaan dan serah terima pekerjaan


1. Peralatan instalasi harus digaransi 1 tahun terhitung sejak saat penyrahan pertama
2. Masa pemeliharaan instalasi 1 tahun terhitung sejak saat penyerahan pertama
3. Selama masa pemeliharaan pemborong diwajibkan mengatasi segala kerusakan yang
terjadi tanpa ada tahanan biaya.
4. Selama masa pemeliharaan, seluruh instalasi merupakan tanggung jawab pemborong
sepenuhnya
5. Selama pemeliharaan, pemborong tidak melaksanakan teguran dari direksi atas
perbaikan yang diperlukan, maka biaya ditanggung pemborong
6. Selama pemeliharaan pemborong harus melatih petugas-petugas yang ditunjuk shg
dapat mengenali system instalasi dan dapat melaksanakan pengoperasian
7. Serah terima dilaksanakan setelah ada bukti pemeriksaan dgn hasil yang baik dan
ditanda tangani pemborong serta dilampiri surat ijin pemakaian dari jawatan
keselamatan kerja dan instalasi yang berwenang

1.8 Laporan-laporan
1.8.1 Laporan harian dan mingguan
Pemborong wajib memberikan laporan harian dan mingguan yang memberi gambaran
mengenai:
- Kegiatan fisik
- Catatan dan perintah dreksi yang disampaikan secara lisan dan tertulis
- Jumlah material masuk/ditolak
- Jumlah tenaga kerja
- Keadan cuaca
- Pekerjaan/ kurang
- Foto proges lapangan
Laporan mingguan merupakan ringkasan laporan harian setelah ditanda tangani oleh
project manager harus diserahkan kepada direksi untuk disetujui.
1.8.2 Laporan pengetesan
Pemborong harus menyerahkan kepada direksi dalam rangkap 3
mengenai hal-hal sbb:
- Hasil pengetesan semua persaratan instalasi operasi
- Hasil pengetesan peralatan
- Hasil pengetesan kabel
- Hasil pengetesan tahanan pentanahan
- Dan lainnya yang diinstruksikan oleh Direksi / Konsultan Pengawas

1.9 Penanggung jawab pelaksanaan


1. Pemborong harus menempatkan penanggung jawab pelaksanaan yang ahli dan
berpengalaman harus berada dilaangan, yang bertindak sebagai wakil pemborong dan
mempunyai kemampuan memberi keputusan teknis yang bertanggung jawab dalam
memberi instruklsi yang diberikan oleh pihak direksi/ managemen konstruksi

Spesifikasi Teknis 131


.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
2. Penanggung jawab harus berada ditempat pekerjaan pada saat diperlukan oleh direksi/
Pengawas

1.10 Penambahan/ pengurangan/ perubahan instalasi


1. Pelaksanaan instalasi yang menyimpang dari rencana, harus mendapat persetujuan
tertulis dari pihak konsultan perencana
2. Pemborong harus menyerahkan setiap gambar perubahan kepada direksi dalam
rangkap 3
3. Perubahan material dan lain-lain diajukan oleh pemborong kepada direksi secara tertulis
dan pekerjaan tambah/kurang /perubahan harus disetujui direksi secara tertulis.

1.11 Ijin-ijin
Pengurusan ijin-ijin diperlukan untuk pelaksanaan instalasi serta seluruh biaya menjadi
tanggung jawab pemborong

1.12 Pembobokan, pengelasan dan pengeboran


1. Pembobokan lantai, tembok dinding diperlukan dalam pelaksanaan instalasi
serta mengembalikannya menjadi tanggung jawab instalasi ini
2. Pembobokan dilaksanakan bila ada persetujuan dari pihak direksi /konstruksi scr
tertulis

1.13 Pemeriksaan rutin dan khusus


1. Pemeriksaan rutin harus dilakukan oleh pemborong instalasi secara periodik dan
tidak kurang dari tiap 2 minggu.
2. Pemeriksaan khusus dilakukan pemborong instalasi bila ada permintaan dari
pihak direksi dan bila ada gangguan dari instalasi ini

1.14 Rapat lapangan


Wakil pemborong harus selalu hadir dalam setiap rapat proyek diatur oleh pemberi
tugas/Konsultan Pengawas

2.0 LINGKUP PEKERJAAN


2.1 Umum
Pemborong harus menerangkan seluruh pekerjaan yang dijelaskan baik
spesifikasi atau yang tertera dalam gambar, dimana gambar dan peralatan sesuai
dengan ketentuan pada spesifikasi ini. Bila terdapat perbedaan merupakan
kewajiban pemborong untuk mengganti bahan/ peralatan tsb tanpa ada ketentuan
biaya.
2.2 Uraian lingkup pekerjaan
Sebagai tertera dalam gambar rencana, pemborong harus mengadakan
pengadaan dan pemasangan serta menyerahkan dalam keadaan baik dan siap
dipergunakan . garis besar lingkup pekerjaan sbb:
1. Pengadaan, pemasangan dan pengujian instalasi penerangan, kotak kontak
2. Pengadaan pemasangan dan pengujian panel tegangan rendah
3. Pengadaan pemasangan dan pengujian instalasi kabel tegangan rendah
4. pengadaan pemasangan dan pengijian armature lampu penerangan/Garansi
5. Pengadaan pemasangan dan pengujian system pembumian
6. Pengadaan pemasangan dan pengujian daya ( Power ) dari sentral ( Power
House )
7. Pembuatan as built drawing
8. Mendapat pengesahan instalasi dari instansi yang berwenang
9. Pengadaan pemasangan rak kabel untuk daya dan penerangan dalam
bangunan serta peralatan bantunya
10. Pengujian Dan Penyempurnaan Instalasi Penangkal Petir

Spesifikasi Teknis 132


.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
11. Mengadakan pelatihan terhadap operator dari pihak pemberi tugas

3.0 KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN


3.2 Kabel tegangan menengah
1. Kabel tegangan menengah berikut perlengkapannya mengikuti standart VDE/
DIN seryta mengikuti peraturan –peraturan EIC dan PUIL serta peraturan
lainnya yang berlaku di Indonesia
2. Kabel tegangan menengah yang dipergunakan sbb: ( Tidak ditawarkan )
a. Karakteristik listrik
- Jenis kabel : lihat gambar
- Penampang kabel : lihat gambar
- Tegangan kerja antara phase dengan phase 20 kv
- Frequensi : 50 Hz
- Tegangan uji AC : 30 kv
- Tegangan uji : 70 kv
b. Penghubung antara panel TM ke sisi TM dari transformator dipakai kabel
dengan type dan diameter (lihat gambar)
c. Sebelum pemesanan maka kabel dan alat bantu lainnya yang akan
dipergunakan harus diajukan sertifikat pngujiannya kepada direksi
d. Pengetesan kabel tegangan menengah menggunakan pembangkit
tegangan arus searah , dimana kabel dibebani selama 15 menit
e. Product Supreme atau Kabelindo atau Kabel Metal 1. (Satu) incoming, 2
(dua) outgoing, & metering

3.3 Transformator ( Tidak ditawarkan )


Transformator yang akan dipasang dengan persaratan sbb:
1. Standard
Transformator didesign, dibuat dan ditest berdasarkan pada:
IEC 76 -International
VDE/ DIN -Jerman
NEMA -USA
BS -Britis
SPLN 50/82 -Indonesia
UTE -Perancis
2. Kondisi Kerja
Transformator akan dipasang pada tempat dengan ketinggian tidak lebih dari
1000m diatas permukaan laut dan maksimum ambient temperatur tidak
melebihi 400 C
3. Tipe
- Oil immersed (full hermetically)
4. Rating
1. Jumlah phasa :3
2. Frekuensi : 50 Hz
3. Kapasitas : sesuai gambar
4. Bahan Kumparan : copper
5. Pendinginan
6. Tegangan
a. Prime : 24 KV
b. Sekunder : 400 Volt
Spesifikasi Teknis 133
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
c. Kapasitas : ......... KVA,
7. Tapping voltage
8. Vektor group
9. Karakteristik listrik
a. Insulation class : primary voltage 24 kV
b. Basic impul voltage : primary winding
c. Test voltage for 1 minute
- Primari winding : 50 kV
- Secondari winding : 1 kV
d. Isolasi : klas B
e. Kenaikan temperatur : pada max 0,5%
f. winding oil
- NO load loses : max 2%
- Load loses : 6%
g. Impedance voltage
h. Noise level : according to NEMA

3.4 Panel tegangan rendah


1. Panel tegangan rendah harus mengikuti standart VDE/DIN dan juga harus
mengikuti peraturan IEC dan PUIL.
2. Panel-panel harus dibuat dari plat besi tebal 2 mm dengan rangka besi dan
seluruh harus dipakai cat powder coating dgn cat texture, warna dan cat
dikonfirmasikan ke pihak interior, dilengkapi double cover tebal plat 2mm,
memakai sepatu kabel dan hanslip, kapasitor dengan system otomatic . Pintu dari
panel harus dilengkapi dengan master key.
3. Konstruksi dalam panel serta letak dari komponen-kompenen dsb harus diatur
sedemikian rupa, shg bila perlu dilaksanakan perbaikan-perbaikan,
penyambungan-penyambungan pada komponen-komponen dapat mudah
dilaksanakan tanpa mengganggu komponen-komponen lainnya.
4. Setiap panel harus mempunyai 5 busbar copper terdiri 3 busber R-S-T, 1 busber
netral dan 1 untuk grounding. Besarnya busber diperhitungkan untuk besar arus
yang akan mengalir dlm busbar tersebut tanpa menyebabkan suhu yang lebih.
Setiap busbar copper harus diberi warna sesuai peraturan PLN. Lapisan yang
digunakan dari jenis yang tahan terhadap kenaikan suhu.
5. Alat ukur yang digunakan dari jenis semi flush mounting dalam kotak tahan
getaran. Ampermeter dan voltmeter yang digunakan berukuran 96 x 96 mm
dengan skala linier dan ketelitian 1% dan bebas dari pengaruh induksi, serta ada
sertifikat dari LMK/ PLN
6. Ukuran dari tiap unit panel harus disesuaikan keadaan dan keperluan yang
disetujui oleh direksi / managemen konstruksi lapangan.

Spesifikasi Teknis 134


.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
7. Unit box panel harus dibuat sedemikian rupa sehingga mendapat ventilasi udara
yang cukup Pada lobang ventilasi harus diberi filter dan konstruksinya harus kuat
sehingga didapat konstruksi yang baik.
8. Unit box panel yang berfungsi untuk motor control center harus dilengkapi
dengan force ventilasi.
9. Main switch breaker tipe air break 3 pole / 4 pole yang telah direkomendasi dari
ASTA / NEMA. Main circuit breake harus menggunakan tipe spring charged yang
dapat dioperasi secara manual/ automatic yang dikombinasi dengan system
motorized. System penutupan/ kontak breaker harus menggunakan tougel
action, free type dan dilengkapi indicator mekanikal untuk posisi On/ OFF serta
indikasi charged dan discharged. Kapasitas dari kontak utama harus mampu
dibebani dengan beban penuh pada temperatur yang telah direkomendasi dari
pabrik serta waktu pemutusan tidak lebih dari 3 detik. Main circuit breaker harus
dilenkapi dengan proteksi beban lebih, arus hubung singkat, proteksi hubungan
pentanahan.
10. Komponen-komponen yang dapat dipakai
a Moulded case circuit breaker
▪ Keterangan untuk syarat-syarat dan simbol-simbol yang digunakan dalam
perincian menggunaka standart IEC bagian 1 dan 2.
▪ Terdiri dari 3 kutub dan 4 kutub
▪ Kapasitas pemutusan 18 s/d 85 KA pada tegangan 380/415 V
▪ Dilengkapi dengan pemutus shunt, pelepas tegangan, saklar alarm serta
mekanis motor
• System unit trip terdiri dari Thermal magnetis, Solid state
b Miniatur circuit brake
▪ menurut standart IEC
▪ Terdiri 1 dan 3 kutub
▪ Breaking capacitynya antara 2,5 s/d 25 KA utk tegangan 220V
▪ Kurva trip B& C
▪ Dilengkapi dengan saklar alarm
▪ Jika digunakan untuk melindungi motor listrik maka digiunakan MCCB
c Kontaktor
▪ Berdasarkan standart IEC
▪ Terdiri dari kategori ACI – untuk beban murni > 0,95
▪ AC2- untuk motor slipring, starting, pluging
d Overload
▪ Berdasarkan IEC
▪ Dapat berfungsi sebagai pengaman moor listrik terhadap beban lebih dan
disesuaikan dengan arus nominal dari motor tersebut.
▪ Untuk star delta dan direct on line dapat dikombinasi dengan magnetic motor
circuit breaker
Spesifikasi Teknis 135
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
e Busbar support
▪ sesuai standart IEC dan BS support terdiri dari unipolar/ multipolar
▪ Isolasi support harus sesuai dengan copper
▪ Kapasitas dari bus- barharus sesuai dgn standart puil dan DIN 43671
▪ Terdiri dari 1,2.3 dan 4 pole
▪ spesifikasinya :
Hight dielectric strength
High mecanical strength
Tahan terhadap temperatur sesuai dengan rekomendasi
f. Isolator support
Bahan terdiri dari SMC/ DMC spesifikasi terdiri dari:
- High dielectric strength
- High mecanical withstand
- High temperatur
g. Pilot lamp, push button, selector switch
Sesuai standart IEC
- Jenis pilot lamp yang digunakan adalah y\tip transformasi
- Push button menggunakan tip flush dengan bahan chromium
- Selector switch tingkat isolasinya harus 660 V dg kapasitas termal 12A
adalah 20A dilengkapi pegangan isolasi ganda
h. Fuse dan fuse link
- standart BS 88
- Jenis fuse yang digunakan HRC klass Q sedang fuse carier sebagai
pengaman
i. Relay
- Type relay adalah electro mekanikal dan static transistor
- Over current relay adalah jenis IDMTL
- Capasitor dari auxiliary contact relay sb harus sesuai dengan kapasitas
beban
j. Curent transformator (CT)
- CT yang digunakan standart DIN 42600/IEC 15
k. Metering
- Standart IECC
- Bahan plastic ABS, dust proof, disesuaikan dengan temperatur
- Moving iron
- Mempunyai zero skala yang dapat diatur
- Klas 1.5 dari skala full
3.5. Kabel Tegangan Rendah
1. Kabel-kabel yang dipakal harus dapat dipergunakan untuk tegangan minimal 0,6 kV
untuk NYY dan NYFGbY sedangkan untuk kabel NYM dengan tegangan minimal
0,5 kV.

Spesifikasi Teknis 136


.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
2. Pada prinsipnya kabel-kabel daya yang dipergunakan adalah jenis NYFGBY dan
NYY, sedangkan untuk kabel penerangan dipergunakan kabel NYM dan NYFGBY.
3. Sebelum dipergunakan, kabel dan peralatan bantu lainnya harus dimintakan
persetujuan terlebih dahulu pada Konsultan Pengawas.
4. Penampang kabel minimum yang dapat dipakal 2,5 mm2.

3.6. Penangkal Petir


1. Untuk spit (penangkal petir Pulsar, Helita The high pulse voltage E.S.E Lightning
Conductor ) digunakan copper rod non radioaktif dengan radius 150 m dan
dipasang pada ketinggian 4 m dan titik tertinggi bangunan yang masuk dalam cover
area perlindungan penangkal petir, seperti terlihat pada gambar.
2. Unt penghantar penurun petir digunakan kabel Coaxial dengan luas penampang 70
mm2 atau BC sesuai rekomendasi dan product yang digunakan ukuran sesuai
gambar atau mengukuti persyaratan Pabrikan
3. KIem penyangga harus dibuat dan bahan besi siku, sebelum dipasang harus
dizinc-chromat terlebih dahulu dan kemudian dicat besi anti karat sebariyak dua
kali.
4. Untuk electrode pentanahan dipergunakan massive copper dengan diameter
minimum 32 mm2 yang dibuat runcing sepanjang 0,5 m pada bagian ujung
Electrode pentanahan, yang ditanam dalam tanah minimal 12 m.
5. Nilai tahanan pentanahan maximum 3 ohm diukur setelah minima! 3 hari tidak turun
hujan.
6. Sistem penangkal petir tersebut dilengkapi dengan alat pencatat sambaran petir
(striking counter)

3.7. Lighting Fixtures


A. Lighting Fixtures Recessed Mounted / Surface Mounted TL 2 X 36 W
1. Tebal plat besi untuk lighting fixtures tersebut minimum 0,4 mm.
2. Condensor yang dipasang sen pada lampu-lampu TL hams dapat memberikan
koreksi factor total minimal 0,85.
3. Tabung TL yang dapat dipakai adalah jenis WarmWhite/83 untuk lampu tipe TBS.
Pihak pemborong wajib menanyakan type yang akan digunakan. Bila pihak
pemborong tidak menanyakan hal tersebut diatas, maka pihak direksi/ manajemen
konstruksi berhak menentukannya dengan tanggungan resiko apapun pada pihak
pemborong.
4. Fitting lampu dan type yang tidak menggunakan mur baut.
5. Semua lighting fictures harus dicat dengan powder coating bebas dan karat dan lecet
- lecet, dengan Id acrylic paint warna putih serta dilengkapi dengan Mirror Reflektor,
contoh harus disetujui oleh Direksi I Konsultan Pengawas.
6. Konstruksi lighting fixtures pada umumnya harus memberikan effisiensi penerangan
yang maksimal, rapih kuat serta sedemikian rupa hingga pekerjaaan-pekerjaan
seperti penggantian lampu, pembersihan, pemeriksaan dan pekerjaan pemeliharaan
dengan mudah dapat dilaksanakan.
7. Pada semua lightng fixtures harus dibuatkan mur dan baut sebagai tempat terminal
pentanahan (grounding).
Spesifikasi Teknis 137
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
8. Lighting Fixtures untuk type FL harus menggunakan adjustable hanger.
9. Lampu yang dipakai dan jenis LED atau sesual gambar, contoh harus disetujul oleh
Direksi/Pengawas.

B. Downlight Inbouw LED Eye Comfort


1. Lampu yang dipakai dan jenis LED atau sesual gambar, contoh harus disetujul oleh
Direksi/Konsultan Pengawas.

C. Lampu Emergency dan Orientasi


1. Lampu emergency yang digunakan jenis floureSceflt (TL), lncandescefl (PL),
lengkap dengan battery dan chargemya.
2. Pada saat listrik PLN / Genset menyala charger akan mengisi battere dan lampu
harus dapat dioperasikan dan listrik PLN/ genset melalui rangkaian terpisah (satu
buah lampu) dan dapat dihidup matikan dengan switch. Bila PLN / Genset mati,
lampu tetap menyala (tanpa terputus) dan dioperasikan oleh sumber daya battery
(lampu yang lain). Bila PLN/Genset hidup battery harus diisi kembali dan semua
operasi tersebut diatas harus dapat bekerja secara otomatis.
3. Battery yang dipakai jenis drycell Nikel Cadmium dan harus sanggup menampung
operasi selama minimal 4 jam, kapasitas battery disesuaikan dengan TLD yang
dipasang.
4. Tegangan input adalah 220 v, n 10% 50 Hz, I phase, diperlengkapi dengan indikator
LED dan peralatan push to Check battery.
5. Charger yang harus dapat mengisi battery pada kapasitas penuh selama 1 x 24 jam.
6. Inverternya harus tidak bekerja bila lampu dinyalakan dan sumber PLN/Genset.
7. Untuk lampu orientasi dipakal jenis flourescent (TL) dan lncandescen (PL) maintain
lengkap dengan battery chargernya atau sesuai gambar.
8. Untuk lampu exit harus disetujui oleh Direksi / Manajemen Konstruksi.

D. Lighting Fixtures Type Outdoor


1. Lighting fixtures yang dapat digunakan, akan ditentukan sesuai gambar dan
spesifikasi teknis atau lainnya.
2. Tipe lampu yang dipakai adalah sesuai gambar.
3. Komponen - komponennya harus menggunakan condensor yang dapat memberikan
koreksi factor minimal 0,85 dipasang seri.
4. Konstruksi lighting fixtures pada umumnya harus memberikan effisiensi penerangan
yang maksimal, rapih kuat serta sedemikian rupa hingga pekerjaan - pekerjaan
seperti penggantian lampu, pembersihan, pemeriksaan dan pekerjaan pemeliharaan
dengan mudah dapat dilaksanakan, contoh harus disetujui oleh Direksi/ Manajemen
Kosntruksi.
5. Untuk setiap lampu penerangan luar, ujung instalasi dan kabel haruslah dipasang
suatu Junction Box Outdoor Type. Dimana Junction Box tersebut termasuk dalam
lingkup pekerjaan pemborong instalasi penerangan luar sehingga bila Supply lampu
penerangan luar dan Kontraktor yang berbeda, maka Supplier lampu langsung dapat
menyambungkan kabel penerangan lampu tersebut ke tiap-tiap Junction Box Outdoor
Type yang telah disediakan oleh pemborong instalasi kabel.
Spesifikasi Teknis 138
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
E. Adjustable Downhight Halogen 12 V. 50 Watt
1. Lighting fixtures dan bahan aluminium, bentuk seperti pada gambar.
2. Lamp holder menggunakan standar E-27.
3. Lampu yang digunakan dan jenis Halogen 12 V, 50 Watt.
4. Contoh harus disetujui oleh Direksi/Managemen konstruksi.
5. Wama harus disetujui oleh Direksi/ Managemen Konstruksi, Konsultan Interior.

F. Lampu Exit
1. Lampu exit yang digunakan adalah jenis slim type, 8 watt dengan battery backup 4
jam.
2. Lampu exit hams disetujui oleh Direksi/Manajemen Konstruksi.

G. Lampu Fluorescent
a. Surface Mounted FL 2 x 36 W lengkap dengan acrylic prismatic cover.
1. Tebal plat besi untuk lighting fixtures tersebut minimum 0,4 mm.
2. Condensor yang dipasang sen pada lampu-lampu FL harus dapat memberikan
koreksi factor total minimal 0,85.
3. Tabung TLD yang dapat dipakai adalah jenis Warm Light. Pihak pemborong wajib
menanyakan tipe yang akan digunakan. Bila pihak pemborong tidak menanyakan
hal tersebut diatas, maka pihak Direksi / Konsultan Pengawas berhak
menentukannya dengan tanggungan resiko apapun pada pihak pemborong.
4. Semua lighting fixtures harus dicat dengan powder coating bebas dan karat dan
lecet- lecet, dengan lCl acrylic paint wama putih contoh harus disetujui oleh
Direksi/ Konsultan Pengawas.
5. Konstruksi lighting fixtures pada umumnya harus memberikan effisiensi
penerangan yang maksimal, rapih kuat serta sedemikian rupa hingga pekerjaaan-
pekerjaan seperti penggantian lampu, pembersihan, pemeriksan dan pekerjaan
pemeliharaan dengan mudah dapat dilaksanakan.
6. Pada semua lightng fixtures harus dibuatkan mur dan baut sebagai tempat
terminal pentanahan (grounding).
7. Ballast yang digunakan menggunakan jenis low loss ballast.
8. Dilengkapi dengan acrylic prismatic cover.
9. Lampu yang dipakai dan jenis LED atau sesual gambar, contoh harus disetujul
oleh Direksi/Pengawas.

b. Surface Mounted TL 2 x 36 Watt


1. Tebal plat besi untuk lighting fixtures tersebut minimum 0,4 mm.
2. Condensor yang dipasang seri pada lampu-lampu TL harus dapat memberikan
koreksi factor total minimal 0,85.
3. Tabung TLD yang dapat dipakai adalah jenis Warm Light sesuai permintaan. Pihak
pemborong wajib menanyakan type yang akan digunakan. Bila pihak pemborong
tidak menanyakan hal tersebut diatas, maka pihak Direksi/Manajemen Konstruksi
berhak menentukannya dengan tanggungan resiko apapun pada pihak
pemborong.
Spesifikasi Teknis 139
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
4. Semua lighting fixtures harus dicat dengan powder coating bebas dari karat dan
lecet-lecet, dengan ICI acrylic paint warna putih, contoh harus disetujui oleh
Direksi / Manajemen Konstruksi.
5. Konstruksi lighting fixtures pada umumnya harus memberikan effisiensi
penerangan yang maksimal, rapih kuat serta sedemikian rupa hingga pekerjaaan-
pekerjaan seperti penggantian lampu, pembersihan, pemeriksan dan pekerjaan
pemeliharaan dengan mudah dapat dilaksanakan.
6. Pada semua lightng fixtures harus dibuatkan mur dan baut sebagai tempat
terminal pentanahan (grounding).
7. Ballast yang digunakan menggunakan jenis low loss ballast.

c. Surface Mounted FLl x36W


1. Tebal plat besi untuk lighting fixtures tersebut minimum 0,4 mm.
2. Condensor yang dipasang seri pada lampu-lampu TL hams dapat memberikan
koreksi factor total minimal 0,85.
3. Tabung TLD yang dapat dipakai adalah jenis Warm Light sesuai permintaan.
Pihak pemborong wajib menanyakan type yang akan digunakan. Bila pihak
pemborong tidak menanyakan hal tersebut diatas, maka pihak direksi /
manajemen konstruksi berhak menentukannya dengan tanggungan resiko
apapun pada pihak pemborong.
4. Semua lighting fixtures hams dicat dengan powder coating bebas dan karat dan
lecet-lecet, dengan Id acrylic paint warna putih, contoh harus disetujui oleh Direksi/
Manajemen Konstruksi.
5. Konstruksi lighting fixtures pada umumnya harus memberikan effisiensi
penerangan yang maksimal, rapih kuat serta sedemikian rupa hingga pekerjaaan-
pekerjaan seperti penggantian lampu, pembersihan, pemeriksan dan pekerjaan
pemeliharaan dengan mudah dapat dilaksanakan.
6. Pada semua lightng fixtures harus dibuatkan mur dan baut sebagai tempat
terminal pentanahan (grounding).
7. Ballast yang digunakan menggunakan jenis low loss ballast.

8. Lampu yang dipakai dan jenis LED atau sesual gambar, contoh harus disetujul oleh
Direksi/Pengawas.
d. Surface mounted Cover Acrilic, dng TL, 2 x 18, 1 X 36, atau 2 X 36 W
1. Tebal pat besi utk lighting fixtures minimum 0,4 mm.
2. Condensor yang dipasang si pada lampu TL harus dapat memberi koreksi factor
minimal 0,7 mm.
3. Tabung TLD yg dapatdipakai adalah jenis warm light sesuai permintaan.
Pemborong wajib menanyakan type yang digunakan.
4. lighting fixturesharus dicat dgn powder coating bebas dari karat dan lecet
denganICI acrylic warna putih.
5. Konstruksi lighting fixures harus memberi efisiensi penerangan maksimal, rapi,
kuat sedemikian rupa pkrjaan spt pembersihan pe,riksaan dan pemeliharaan
mudah dilaksanakan.

Spesifikasi Teknis 140


.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
6. Lighting fixtures harus dibuatkan mur dan baut sebagai tempat terminal
pentanahan.
7. Ballast yang digunakan menggunakan jenis low loss ballast
e. TL balk FL 2 x 36 W
1. Tebal plat besi minimum 0,4 mm.
2. Condensor yang dipasang si pada lampu TL harus dapat mmbri koreksi factor
minimal 0,7 mm.
3. Tabung TL yg dapatdipakai adalah jenis warm light sesuai permintaan. Pemborong
wajib menanyakan type yang digunakan.
4. lighting fixturesharus dicat dgn powder coating bebas dari karat dan lecet
denganICI acrylic warna putih.
5. Konstruksi lighting fixures harus memberi efisiensi penerangan maksimal, rapi,
kuat sedemikian rupa pkrjaan spt pembersihan pe,riksaan dan pemeliharaan
mudah dilaksanakan.
6. Lighting fixtures harus dibuatkan mur dan baut sebagai tempat terminal
pentanahan.
7. Ballast yang digunakan menggunakan jenis low loss ballast
8. Lampu yang dipakai dan jenis LED atau sesual gambar, contoh harus disetujul
oleh Direksi/Pengawas.
f. lampu underwater
1. lighting fixtures terbuat dari pressure die-cast aluminium
2. kaca lampu tahan panas
3. lampu menggunakan jenis BBG, BBC, BBS, 16, 12, 24 V DC 50 Watt
4. contoh harus disetujui konsultan interior, Direksi dan managemen konstruksi
5. warna disetujui oleh konsultan interior
6. transformer 12V- 50 watt
7. lamp. Holder menggunakan jenis GU5.3

3.8 Kotak-Kontak dan Saklar


1. Kotak kontak dan saklar akan dipasang di dinding tembok bata adalah type
pemasangan masuk/ inbow dan type floor mounted
2. Kotak kontak yang dipasang mempunyai rating 15A dan mengikuti standart VDE
3. Flush box untuk tempat saklar, kotak kontak dinding dan push button hrs dipakai
dari jenis bahan metal
4. Kotak kontak dinding yg dipasang 30 cm dari permukaan lantai dari ruang ug
basah/lembab harus jenis water tight, sedangkan untuk saklar terpasang 150
cmdari permukaaan lantai atau sesuai gambar

3.9 Grounding
1. Kawat grounding dapat diprgunakan kawat telanjang (BC)
2. Besarnya kawat grounding dapat digunakan minimal berpenampang sama dengan
penampang kabel masuk
3. Electrode pentanahan untuk grounding digunakan massive copper berdiameter 32 mm
dan 0,5 m dari bagian ujung dibuat runcing
Spesifikasi Teknis 141
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
4. Nilai tahanan grounding untuk panel-panel maximum 1 ohm diukur setelah tidak turun
hujan selama 3 hari
5. Lihat gambar detail untuk gambar box dan terminal pembumian
6. Grounding untuk peralatan elektronik dipisah dengan grounding elektrikal

3.10 Kabel Tray / Kabel Ladder Dan Tangga Kabel


1. Lihat gbr detail untuk kabel tray
2. Cara pemasangan kabel harus digantung pada dak beton dengan besi beton
3. Tray dibuat sedemikian rupa shg belokan sesuai dgn bending yg diperkenankan
4. Sebelum dipasang harus dizinchromate 2 kali dan dicat finising 2 x merk ICI
5. Untuk mendapat warna yang baik, bag yang satu dgn yang lain harus terhubung dan
konstruksi memakai kabel sepatu pada kedua ujungnya
6. Cable tray yang dipasang di dalam shaft / pada dinding menggunakan bahan UNP-10
dan dipasang setiap jarak 1m
7. Kabel yang dipasang diatas tray harus diklem dengan klem kabel
8. Sebelum pemasangan kabel tray harus dikoordinasi dulu dengan instalasi lainnya
9. Kabel tray arah vertical menuju panel lampu menggunakan kabel tray minimum selebar
panel lampu tsb

3.11 Konduit
Konduit instalasi penerangan yang dipakai adalah jenis PVC high impact dan
metal plan conduit dimana diameter minimum1,5 x diameter kabel

4.0 PERSARATAN TEKNIS PEMASANGAN


4.1 Panel-panel
1. Panel harus dipasang sesuai petunjuk dari pabrik pembuatnya dan harus rata.
2. Setiap kabel yang masuk/keluar panel harus dilengkapi engan gland dan diberi
lapisan seal dari karet.
3. Untuk panel yang dipasang diluar ruangan type free standing diberi kaki dgn jark
minimal 50 cm
4. Semua panel harus ditanahkan

4.2 Kabel-Kabel
1. Semua kabel dikedua ujung diberi tanda kanel mark yang jelas
2. Setiap kabel daya pada ujungnya harus diisolasi warna untuk mengidentifikasi phasanya
3. Kabel daya yg dipasang di shaft harus dipasang pada tangga kabel
4. Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan
5. Untuk dgn diameter 16 mm2 /lebih harus dilengkapi dengan sepatu kabel
6. Pemasangan abel berukuran 70 mm2 harus menggunakan alat press hidraulis
7. Semua kabel harus ditanam pada kedalaman 100 cm minimum
8. Sudut pembelokan kabel feeder harus mengikuti ketentuan dari pabrik
9. Untuk kabel serabut, terminasi kabel harus menggunakan handslip
10. Semua kabel yang berada dalam trench kabel harus diletakkan dalam kabel ladder,
11. Semua kabel yang terpasang pada plafon lewat kabel tray dan sudah masuk harga kabel
Spesifikasi Teknis 142
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
12. Untuk kabel feeder yg dipasang dlm trench hrs menggunakan kabel ladder
13. Pada route kabel setiap 25 m dan setiap belokan hrs ada tanda jalannya kabel
14. Kabel yg ditanam harus sedalam 60 cm dan diberi pelindung pipa galvanis medium
15. Kabel yang dipasang diatas langit-langit harus diletakkan pada trunking kabel
16. Kabel penerangan yg terletak dirak kabel tidak menggunakan PVC high impact
17. Kabel yg dipasang menembus dinding atau beton harus dibuatkan sleeve
18. Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak kontak harus dalam kotak terminal
yg terbuat dari bahan yg sama konduitnya
19. Pemasangan kabel daya harus diberi cadangan kurang lebih 1 m disetiap ujungnya
20. Penyusunan konduit harus rapi dan tidak saling mnyilang
21. Penyambungan kabel untuk penerangan harus dalam kotak penyambungan
22. Kabel yg menuju/keluar dari panl tipe outdoor harus didalam pipa sleeve GIP medium
23. Kabel yg keluar dari trench harus dilindungi dengan GIP medium
24. Kabel instalasu motor didaerah utility harus dipasang dalam metal conduit
25. Kabel PVC high impact conduit yg dipsg pada slap harus diberi saddle spacer
26. Instalasi kabel yg menggunakan PVC high impact conduit tidak dibolehkan melintas
diatas balok.

4.3 Kotak-Kontak dan Saklar


1. Kotak-kontak dan saklar yang dipakai adalah type tanam dalam dinding dan dipasang
pada ketinggian 300 mm dari permukaan lantai
2. Kotak-kontak dipasang pada tempat yang lembab harus water tight, industrial type IP 56

4.4 Lampu penerangan


1. pemasangan lampu harus disesuaikan dengan rencana plafon dari arsitek dan disetujui
Konsultan Pengawas
2. lampu tidak diperkenankan memberi beban pada rangka plafon
3. tiang lampu pada bangunan harus dipasang tegak lurus
4. lampu penerangan type fluorescent harus digantung dgn adjustable hanger
5. Flexibel conduit digunakan antara trminasi titik lampu dgn PVC high impact conduit

4.5 Pembumian
1. semua bagian system listrik harus dibumikan
2. Electrode pembumian harus ditanam sedalam minimum 12 m dan mencapai
permukaan\air tanah
3. tahanan pembumian max. 1 ohm
4. jarak minimum dari electrode adalah 6 m dan disesuikan dengan sifat tanahnya
5. electrode pembumian menggunakan massive copper pipe penampang 1 ½ inch

5.0 PENGUJIAN
5.1 Umum
Sebelum semua peralatan dipasang harus diadakan pengujian scr individual parsial .dan
baru bisa dipasang sth dilengkapi sertifikat dari pabrik dan LMK/ PLN. Semua biaya untuk
mendapatkan sertifikat menjadi tanggung jawab pemborong
Spesifikasi Teknis 143
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
5.2 Peralatan dan Bahan
Peralatan dan bahan harus diuji
5.2.1 Panel-panel tegangan rendah
Panel harus dilengkapi sertifikat lulus pengujian
5.2.2 Kabel-kabel tegangan rendah
Sertifikat lulus ujian harus dari PLN tentang isolasi kabel tegangan rendah,
5.2.3 Lighting fixtures
Lighting fixtures menggunakan ballast dn kapasitor harus dilakukan pengujian/ pengukuran
factor daya
5.2.4 Motor-motor listrik
Pengukuran tahanan motor listrik harus dilakukan, merger, tes RST Amp, dan Isolasi
5.2.5 Pentanahan/ Grounding
Harus dilakukan pengukuran tahanan maximum 1ohm dan pada saat tidak hujan selama 3
hari
5.2.6 MCB, MCCB, Pembatas Kontac,
Memberikan Jaminan Produk Pabrikan dengan disertakan jaminan keaslian barang yang
dikeluarkan dari pabrikan,

Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi, pemborong mengajukan alternatif setara dgn
yang dispesifikasikan. Produk bahan dan pralatan tercantum dalam outline spesification.

Spesifikasi Teknis 144


.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
BAB
PEKERJAAN TATA UDARA

1. IZIN - IZIN DAN PERSYARATAN - PERSYARATAN

a. Pemborong harus memiliki surat izin intalasi dari intalasi yang berwenang atau
pengalaman dibidangnya dengan dilampiri keterangan refrensi pekerjaan dibadangnya.
b. Dalam hal pemborong tidak memiliki izin intalasi seperti tercamtum dalam pasal 1,a
maka pemborong diharuskan untuk membuat surat pernyataan kerja sama
(bermeterai dengan Sub, Kontraktor yang mempunyai surat izin Intalasi yang termaksud
dalam pasal 1.a.
c. Pemborong harus mempunyai pengalaman yang cukup dalam melaksanakan
pekerjaan intalasi Air Conditioning Ventilasi yang sejenis Lantai dalam bangunan
bertingkat.
d. Pada dasrnya pelaksanaan pemasangan intalasi harus memenuhi peraturan-peraturan
dan standart-standart sebagai berikut :
(-) A.S.H.R.A.E.
(-) S.M.A.C.N.A.
(-) P.U.I.L.
(-) Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Trasmigrasi No. : Per 05/MEN/1985.
(-) Peraturan aslinya yang dikeluarkan oleh Instansi yang berwenang seperti Dinas
Tenaga Kerja, PLN.
(-) Petunjuk dari Pabrik pembuat peralatan.

2. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan yang termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah pengadaan, pemasangan,
testing semua peralatan Utama/bantu Air Conditioning sampai berjalan dengan
persyaratan teknis dibawah ini. Pada dasarnya pekerjaan yang termasuk dalam lingkup
pekerjaan ini meliputi :
.
a. Pengadaan pemasangan dan penyetelan saringan udara / filter.
b. Pengadaan pemasangan dan penyetelan Exhaust Fan.
c. Pengadaan pemasangan dan penyetelan alat-alat kontrol dan thermostat.
d. Pengadaan dan pemasangan panel - panel listrik AC termasuk penarikan kabel-kabel
dari panel-panel tersebut ke peralatan AC, grounding system, kontrol dan
sebagainya.
e. Pengadaan dan pemasangan peredam getar untuk Indoor Unit / Condensing Unit
maupun Outdoor Unit / Fan Coil Unit.
f. Pengadaan pelaksanaan pekerjaan sipil yang ada hubungannya dengan pekerjaan
intalasi Air Conditioning seperti fondasi mesin-mesin, pembobokan dan perbaikan
dinding akibat ducting, piping.
g. Testing dan Belancing dari seluruh system Air Conditioning sampai berjalan dengan
baik .
h. Pengetesan seluruh instalasi yang telah terpasang sesuai dengan peraturan yang ada
untuk semua instalasi yang telah terpasang dan mengecek kembali ukuran-ukuran pipa
yang ada
i. Mendidik para operator yang ditunjuk mengenai tata cara operasi, service dan
maintenance system.
j. Memberi gambar intalasi yang terpasang, buku petunjuk cara beroperasi, service dan
maintenance kepada pemberi tugas dan konsultan masing-masing sebanyak 4
(empat) set.
k. Memberi garansi kepada peralatan atau mesin yang dipasang untuk intalsi system ini.
l. Pembuatan sarana penunjang system pengkondisian lainnya seperti pembuatan
peredam suara dan getaran.

3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

a. Pembersihan, Pengujian dan Penyetelan

1. Selama pemasangan berjalan, pemborong harus menutup semua pipa yang


terbuka untuk mencegah masuknya tanah, debu, kotoran dan lain-lainnya.
2. Pemborong harus melakukan penyetelan semua system distribusi udara secara
merata dan baik, data penyetelan tersebut, misalnya jumlah udara keluar
Spesifikasi Teknis 145
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
diffuser dan masuk return grille, kecepatan putaran fan dan lain-lain harus
diserahkan kepada Direksi Lapangan .

b. Dudukan / Bantalan Peredam Getaran, dsb.

1. Pemborong harus membangun semua pondasi yang diperlukan untuk Out door
unit. Pemborong harus menggunakan gambar-gambar kerja yang disetujui oleh
Direksi dengan menunjukkan ukuran-ukuran dan bentuk pondasi yang akan
dipasang pada tempatnya.
2. Pemborong harus menyediakan peredam getaran (Vibration Eliminator) dan
peredam suara untuk melindungi bangunan dari suara berisik dan getaran yang
ditimbulkan oleh mesin.
3. Pemborong harus menyediakan dan memasang semua dudukan (support) atau
penggantung (hanger) untuk pipa-pipa, duct, dan alat-alat lain yang memerlukan.
Dudukan atau penggantung tersebut harus dibuat dari kontruksi yang sesuai
dengan gambar rencana yang telah disetujui Direksi Lapangan.
4. Pemborong harus menjamin bahwa semua intalasi yang dipasangkan tidak akan
menyebabkan penerusan suara dan getaran (Vibration dan noise transmision) ke
ruangan - ruangan yang dilalui. Dalam hal ini penilaian dilakukan oleh ahli atau
tenaga ahli yang ditunjuk. Pemborong bertanggung jawab juga modifikasi yang
perlu untuk memenuhi syarat tersebut.

c. Pemasangan pipa.

1. Pemborong harus menyediakan dan memasang pipa refrigerant dengan bahan


dari tembaga.
2. Semua pipa harus ditumpu / digantung terhadap konstruksi bangunan. Konstruksi
penggantung atau penumpu harus dibuat kokoh sehingga letak pipa tidak berubah
dan mengurangi transmisi Vibrasi sedikit mungkin.
3. Seluruh pipa refrigerant selain mesin AC harus dibuat lapisan isolasi sesuai
dengan spesifikasi. Bahan isolasi dari Armeflex atau sejenisnya harus yang tahan
api ( fire resistent ).

d. Penumpu, angker, penggantung dan lain-lain.

1. Semua pipa horizontal harus digantung (ditumpu) dengan baik, penggantung


tersebut harus dipasang pada konstruksi beton.
2. Semua pipa vertikal harus ditumpu dengan klem yang tertumpu pada konstruksi
bangunan.
3. Tidak boleh ada pipa yang ditumpu atau digantung satu sama lainnya.
4. Semua pipa - pipa dalam ruangan mesin harus ditumpu guna mencegah penerusan
getaran.

e. System Pengaruh Outomatic dan Instrumentasi.

1. Pemborong harus menyediakan dan memasang system outomatic untuk


temperatur, kelembaban, tekanan di ruang-ruang yang membutuhkan tekanan
khusus dan intalasi Air Conditioning sehingga dapat berfungsi sebagaimana
didinginkan. Alat-alat tersebut harus dibuat satu pabrik dan disetujui, alat-alat
tersebut digerakan dengan tenaga listrik.
2. Pemborong menyediakan dan memasang semua "Control Panel" yang
diperlukan untuk instalasi ini dan melakukan penyambungan-penyambungan
(Wiring) yang diperlukan sampai kepada power panel. Power Panel untuk setiap
mesin atau peralatan Air Conditioning yang membutuhkan tenaga listrik, adalah
tanggung jawab Pemborong untuk pekerjaan instalasi listriknya.
3. Instrumentasi (alat- alat ukur) untuk menga-wasi pekerjaan mesin pendingin,
merupakan peralatan intergal dari mesin pendingin tersebut, harus dipasang
pada control panelnya.

4. PEKERJAAN SIPIL

Pemborong harus mengerjakan dan melaksanakan pekerjaan sipil yang bersangkutan


dengan systen AC Conditioning jenis pekerjaan sipil, secara garis besar meliputi pekerjaan-
pekerjaan sbb. :

a. Dudukan mesin Air Conditioners


Spesifikasi Teknis 146
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
1. Pemborong diwajibkan melaksanakan perletakan condensing unit sesuai dengan
gambar spesifikasi. Sebelum pelaksana dan perletakan mesin-mesin unit
pemborong diwajibkan untuk membuat dudukan dari condensing + 5 Cm.
2. Peredam getaran harus dari jenis rubber Ka, shear dipasang pada ke empat ujung
base B dari condensing unit.

b. Saluran Air
Untuk membuang airpada waktu pembetulan /service maupun dari condensasi.
Pemborong diwajibkan memasang pipa air condensasi yang disalurkan ke pembuangan
air.

5. PENGUJIAN DAN PENGETESAN

Pemborong harus melaksanakan semua pengujian/tes dan balancing peralatan sistim air
conditioning yang disaksikan oleh pemberi tugas, konsultan, pengawas serta pihak-pihak
lain yang diperlukan kehadirannya. Jenis pekerjaan pengujian, balancing dan adjusting
instalasi ini secara garis besarnya mencakup persoalan-persoalan sbb. :

a. Pipa
Pengujian terhadap kebocoran pada pipa refrigerant dengan alat-alat halide torch
atau lainnya yang sejenis.

d. Listrik
Pengukuran dan pengujian kuat arus dengan tegangan, Rpm, setiap phase unit
kompresor, motor dan sistim pengaturan listrik yang ada harus dibandingkan dengan
besaran/kapasitas yang direncanakan atau dengan data dari pabriknya.

e. Temperatur dan kelembaban

1. Pengukuran, pengujian temperatur & kelembaban pada setiap ruangan, diffuser,


grill, reduser, fresh air intake, exhaut ON/OFF dari coil pendingin, udara keluar
dan sistim pengaturan yang ada.
2. Seluruh pengujian dilakukan setelah sistim berjalan dengan secara continue
selama 6 hari.
3. Pengukuran dan pengujian harus dilakukan pada saat udara luar pada suhu
minimal.
4. Pengukuran dan pengujian terakhir harus dilakukan setelah pengujian sistim
balance sesuai / mendekati persyaratan teknis yang direncanakan.
5. Seluruh peralatan pengujian dan pengukuran harus di tera sebelum & setelah
dipergunakan. Semua peralatan pengujian dan pengukuran serta alat bantunya
disediakan oleh pelaksana/pemborong.

6. SERVICE DAN MAINTENANCE

Selama masa pemeliharaan, pemborong harus :

a. Membersihkan dan memelihara minimal 1 bulan sekali


b. Mengukur dan menyetel aliran udara, suhu dan kelembaban udara, tegangan dan
Rpm mesin, tekanan mesin, dll.
c. Membersihkan, merawat, memperbaiki peralatan yang rusak dari seluruh peralatan
AC yang terpasang.
d. Membersihkan dan merawat seluruh sistim AC yang ada pada bangunan.

7. SYARAT PENYERAHAN PEKERJAAN

a. Penyerahan pertama pekerjaan.

Penyerahan pertama pekerjaan kepada pemberi tugas hanya dapat dilakukan jika
paling sedikit telah memenuhi syarat tehnis sbb. :
- Pemeriksaan atau testing dengan hasil baik.
- Uji coba dengan hasil baik.
- Commissioning dengan hasil baik gambar sebagai mana dilaksanakan (As Built
Drawing), Manual Operation dan pemeliharaan (3 set copy + 1 set Asli). Adapun
yang dimaksud dengan Testing, Uji coba terhadap material yang telah diuraikan.

b. Penyerahan Kedua pekerjaan

Spesifikasi Teknis 147


.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
Penyerahan kedua pekerjaan kepada pemberi tugas hanya dapat dilakukan jika :
- Semua kewajiban pemborong untuk menyelesaikan pekerjaan selama masa
pemeliharaan telah dipenuhi.
- Telah menyerahkan garansi bagi produk atau peralatan yang mengharuskan
demikian, kecuali jika tidak di persyaratkan. Adapun yang dimaksud dan ketentuan
gambar sebagaimana yang dilaksanakan, manual operasi dan pemeliharaan
adalah seperti yang telah diuraikan.

c. Serah Terima pertama pekerjaan harus memenuhi syarat seperti yang dipersyaratkan
disertai dokumen-dokumen yang telah disahkan oleh Konsultan Pengawas masing -
masing sebanyak 5 rangkap, sbb. :
- Hasil baik testing.
- Hasil baik uji coba
- Hasil baik commmissioning
- Berita Acara Serah Terima Pekerjaan

8. AIR COOLED SPLIT UNIT


Cassette & Wall type
1. Lingkup pekerjaan
Lingkup pekerjaan untuk butir ini adalah pengadaan dan pemasangan split unit
air cooled yang terdiri atas Indoor unit dan Outdoor unit berikut pemipaandrain
dan refrigerant dari kdua unit tersebut. Kapasitas masing-masing unit seperti
tertera pada gambar rencana dan daftar peralatan yang melengkapi dokumen ini.
2 Umum
Spesifikasi teknis yang diuraikan berikut ini adalah sebagai kebutuhan dasar
yang harus dipenuhi. Sedangkan ketentuan-ketentuan spesifik terhadap type dan
kemampuan unit (performance) dapat dilihat pada lembar gambar “Daftar
Peralatan” atau data sheet yang menyertai dokumn ini.
3. Spesifikasi teknis
Unit memakai refrigrant R410A kapasitas unit berdasarkan kepada:
- Udara pendingin kondensor 350 C
- Temperatur ruang (24  2) 0C ; (55  10) % RH

a. In Door Unit untuk AC Split wall, cassete.


Kabinet harus terbuat dari pelat yang digalvanized dengan permukaan kabinet
harus dicat dasar dan dicat luar sebanyak dua kali supaya tahan lama. Evaporator
(coil) harus terbuat dari pipa tembaga dari jenis "Cross Fin Coil Type" (Waffle
Souver Fins dan Hi-x Tube dengan effisiensi sirip-sirip allumunium yang terpasang
secara mekanis.

b. Condensing Unit untuk AC Split wall, cassete.


Kabinet harus terbuat dari pelat baja digalvanized yang tahan karat, direncakan
untuk dipasang ditempat terbuka (udara luar), permukaan kabinet harus dicat
dasar dan dicat luar sebanyak dua kali. Comperessor harus dari sejenis "
Hermetically Sealed Rotary & Secrol Type " dengan dudukan diberi peredam
getaran komplit dengan crunkcase heater over cunduct realy dan comperessor
thermal protector. Condensor Coil harus terbuat dari pipa tembaga dengan sirip
allumunium yang terpasang secara mekanis. Coil condensor harus dari jenis "Cross
Fan Coil Type" ( Waffle Louver Fins dan Hi-X Tube dengan effisiensi Heat
Transfer tinggi) lengkap dengan check valve,high side pressure gauge, solenoid
valve, filter drier, thermal expantion valve dan kelengkapan lainnya. Condensor
Fan harus dari jenis "Propeler Fan" lengkap dengan dischange air ke samping
depan dengan motornya harus diberi bantalan peluru yang dilumasi secara
permanen.

c. Outdoor unit untuk AC Split Duct


Kompresor dari jenis reciprocating,rotary, scroll,dan hermetically sealed.
Masing-masing kompresor dilengkapi dengan “pring vibration
isolators”pengaturan kelarutan minyak selama shut down.
Casing dari outdoor unit harus weather proof, galvanized steel yang difinish
memakai blanked enamel .
Spesifikasi Teknis 148
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
Semua pipa suction hendaknya diisolasi dengan “close fitting circular
insulation”.
Masing-masing unit dilengkapi dengan factory wired panel control terhadap
overload dan pmbatas arus.
Control pengaman terdiri atas loe pressure switch, heigh pressure switch
compressor motor protector dan heater control relay.
Fan dari condensing unit dari jenis propellerdengan hubungan langsung dan
dilengkapi dengan pengaman.
d. Indoor unit untuk AC Split Duct (Tidak dikerjakan )
Blower dari indoor unit type sentrifugal forward curve dan digerakkan
langsung oleh motor/ memakai fan belt untuk duct connection type.
Refrigerant liquid line dilengkapi dengan sigh glass dan moisture indicator,
refrigrant filter drier,thermostatic expantion valve.
Indoor unit harus dilengkapi pula dengan drain pan dan pipa pembuang yang
dapat menampung air kondensasi pada keadaan maximum. Mempunyai
static presure minimal 3 In.WG pada 6000 CFM
e. Peralatan pengaturan
Suatu room thermostat jnis electronik yang dilngkapi dngan switch on/ off,
timer setting, pengatur putaran fan, room tempratur setting yang akan
mengoprasikan unit dengan baik
f. Perletakan outdoor unit
- Out door unit diletakkan diatas lantai yang dilengkapi dengan pondasi
beton tebal 10 cm
- Memakai fibration isolation harus diajukan pada direksi untuk
mendapatkan persetujuan.

9. EXHAUST FAN
1. Lingkup Pekerjaan
Pengadaan dan pemasangan peralatan ventilasi (fan) untuk proyek ini seperti
yang ditunjukkan dalam gambar rncana yang melengkapi dokumen ini.
2. Umum
Spesifikasi teknis yang diuraikan dibawah ini adalah sebagai kebutuhan dasar
yang harus diikuti. Sedangkan ketentuan-ketentuan spesifik terhadap tipe,
kemampuan (performance) peralatandan kelengkapan lainnya dapat dilihat
pada lembar gambar rencana “Daftar Peralatan” ataupun data sheet bila
dilampirkan
Fan harus sudah mendapat sertifikat, sesuai standart yang berlaku
-
dinegara dimana fan tersebut dibuat untuk testing dan rating (performance)
seperti sebagai contoh AMCA standart 211-311 di Amerika
- Sound pressure level harus dilengkapi dalam DB dengan Re-10E12 watt
pada octave band mid freq 63-800hz
- Dasarnya semua fan harus mempunyai noise level yang rndah dalam
operasinya dan dalam batas-batas yang normal dan harus dilengkapi
dengan Vibro Isolating rubber.
3. Spesifikasi teknis
Exhaust Fan (Ductted & Wall Mounted). Pemborong harus menyediakan dan
memasang exhaust fan sesuai gambar spesifikasi.
a. Setiap Exhaust Fan harus dilengkapi dengan otomatic damper yang
secara otomatic membuka fan bila berputar dan menutup bila fan berhenti.
b. Semua fan harus dari jenis "Propoller, Axial Low Noise type, Centrifugal
Fan Low Noise, yang telah dibalance statis maupun dinamis.

Spesifikasi Teknis 149


.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
c. Seluruh Exhaust Fan yang dipasang telah dibalance dan diuji oleh
pabriknya, hendakanya di bawah alat ini atau didekatnya dipasang saklar
untuk mematikan dan menjalankan nya.
d. Semua Exhaust Fan harus dipasang karet sekelilingnya sebagai
peredam gataran.
e. Axial Fan (low noise dengan static pressure minimal 0,6 In.WG.)
- Impeller fan dari tipe airfoil blade, adjustable pitch.
Material fan :
Casing - cold rolled steel
Impeller - alluminium diecast
Shaft - carbon steel
Pelumasan - grease ball bearing
- Fan lengkap dengan counter flens untuk penyambungan ke ducting
- Dilengkapi dengan accessoris bell mouth (iniet cone) bila inlet suction
tidak disambungkan ke duct (seperti ditunjukkan dalam gambar/ data
sheet)
- Untuk fan dinding yang berhubungan dengan luar lengkap dengan
automatic shutter dari jenis aluminium (bila ditunjukkan dalam gambar
rencana atau data sheet)
- Untuk fan kitchen (dapur basah )harus menggunakan jenis bifurcated
fans,dengan motor totally enclosed squired cage induction type
- Untuk intake fan,bila diperkirakan akan kena air hujan/ tempias, harus
dipasang kanopy (Rain hood) lengkap dengan galvanis wire
mesh.Bahan kanopi dari galvanis sheet BJLS 80

f. Propeller Fan
- Fan dari tipe propellr untuk dinding maupun ceiling, kecuali bila
dinyatakan ceiling fan dari type centrifugal seperti ditunjukkan dalam
gambar rencana/ data sheet)
- Untuk fan dinding dengan kapasitas besar dan static pressure tinggi
(high pressur fan), rangka dari fan baja yang dicat anti karat dengan
impeller dari aluminium diecast.
- Untuk intake fan, bila diperkirakan akan kena air hujan (tempias), harus
dipasang canopy (rain hood) lengkap dengan galvanis wire mesh.
Bahan canopy dari galvanis sheet BJLS 80
- Rangka untuk dudukan fan pada dinding dari besi siku /kanal C yang
dicat tahan karat dengan baut-baut yang tahan karat.

10. PEKERJAAN PEMIPAAN

1. Lingkup pekerjaan
Lingkup pekerjaan pada butir ini adalah pengadaan dan pemasangan instalasi pemipaan
lengkap dengan fitting-fitting, alat-alat bantu, dengan isolasi atau tanpa isolasi sesuai
seperti yang ditunjukkan pada gambar rencana yang melengkapi dokumen ini.

2. Umum
Seperti apa yang ditunjukkan dalam gambar rencana, jalur-jalur pipa yang tercantum
adalah gambar dasar yang menunjukkan route dan ukuran pipa. Pemborong wajib
menyesuaikan dengan keadaan setempat (shop drawing) dan dengan jalur-jalur
instalasi lainnya, berikut detail atau potongan-potongan yang diperlukan

Spesifikasi Teknis 150


.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
3. Material
Pipa Refrigerant : Deoxidized phosphorus seamless cooper pipe
Pipa Condensasi : Pipa PVC klas AW, 10 K, Warna Abu-abu

11. Pekerjaan Pemipaan


- Lingkup pekerjaan
Lingkup pekerjaan pada butir ini adalah pengadaan dan pemasangan instalasi
pemipaan lengkap dengan fitting-fitting, alat-alat bantu, dengan isolasi atau tanpa
isolasi sesuai seperti yang ditunjukkan pada gambar rencana yang melengkapi
dokumen ini.

- Umum
Seperti apa yang ditunjukkan dalam gambar rencana, jalur-jalur pipa yang tercantum
adalah gambar dasar yang menunjukkan route dan ukuran pipa. Pemborong wajib
menyesuaikan dengan keadaan setempat (shop drawing) dan dengan jalur-jalur instalasi
lainnya, berikut detail atau potongan-potongan yang diperlukan

15. Pekerjaan Isolasi


Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan untuk isolasi ini adalah pengadaan dan pemasangan isolasi untuk
atap, pipa, ducting, tanki pemuaian dan peralatan yang ditentukan lengkap dengan
material lainnya yang menunjang bagi keperluan isolasi ini.

Umum
Seperti apa yang ditunjukkan dalam gambar rencana, jalur-jalur pipa yang tercantum
adalah gambar dasar yang menunjukkan route dan ukuran pipa. Pemborong wajib
menyesuaikan dengan keadaan setempat (shop drawing) dan dengan jalur-jalur instalasi
lainnya, berikut detail atau potongan-potongan yang diperlukan

- Material

Pipa Refrigerant : Deoxidized phosphorus seamless cooper pipe, ASTM B219


Pipa Condensasi : Pipa PVC klas AW, 10 K, Warna Abu-abu

- Aluminium foil: silsalasion 436, double sided rainforced, fire resistant.


- Adhsive tape: adhesive aluminium foil, fire resistant.

Isolasi pipa
- pipa yang diisolasi adalah pipa refrigerant dan pipa condensat.
- Ketebalan isolasi pipa refrigerant adalah:
diameter s/d 3” -tebal 1”
diameter 4” s/d 12” -tebal 1 ¼
diameter diatas 12” -tebal 1 ½

- Ketebalan isolasi pipa condensat -tebal 1”


- Untuk pipa yang berhubungan dengan udara terbuka dan terkena hujan dan panas
matahari, seteelah diisolasi dilapisi memakai aluminium sheet dengan ketebalan 0,8
mm.
- Untuk pipa dalam tanah setelah diisolasi dilapisi memakai aluminium sheet dengan
ketebalan 1,5 mm.
- Cara melekatkan isolasi ke pipa memakai perekat yang dianjurkan pabrik pembuat
isolasi, demikian juga dengan sambungan antara.
- Pada setiap gantungan pipa harus memakai block kayu jati selebar 2” dan setebal sama
dengan isolasi. Ukuran diameter dalam kayu tepat sama dengan diameter luar pipa.
Sambungan antara kayu dan isolasi harus rapat dan memakai perekat
Selanjutnya pada sambungan tersebut dibalut dengan adhesive aluminium foil tape
selebar 8” atau memakai gantungan pipa yang dianjurkan pabrik pembuat isolasi pipa.

Spesifikasi Teknis 151


.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
- Isolasi alat Bantu pipa
Semua accessoris pipa chilled water supply dan return seperti valve, strainer, dll
sejenisnya diisolasi dengan polyethelene. Cara pengisolasian sedemikian rupa sehingga
tidak merusak isolasi bila peralatan tersebut perlu untuk diperbaiki/disservice.

- Isolasi peralatan.
Peralatan-peralatan yang berhubungan dngan chilled watersystem seperti pompa,
expantion tank, air eliminator diisolasi dengan polyetilene.
Cara isolasi sedemikian rupa sehingga bila ada perbaikan dari peralatan tsb. Isolasi
gampang dan mudah dibuka tanpa menimbulkan kerusakan pada isolasi.

- Perlindungan isolasi terhadap kerusakan

Untuk pipa alat Bantu pipa (accesoris) yang diisolasi dan berada di:
- Ruang terbuka (pipa terlihat)
- Ruang terbuka yang terkena hujan.

Harus memakai pelindung metal jacketing dari bahan aluminium sheet tebal 0,5 mm untuk
Indoor Unit dan tebal 0,8 mm untuk ruang lainnya dengan system sambungan yang
sedemikian rupa sehingga air hujan tidak bisa merembes kedalam, atau menggunakan
fine cover.
Untuk alat Bantu pipa cara pelaksanaan pelindunga dengan metal jacketing sedemikian
rupa sehingga mudah dilepas/dibuka tanpa merusak pelindungnya, bila ada perbaikan.

Setiap ganytungan pipa yang diisolasi,tapi tanpa memakai metal jacketing, antara klem
gantungan dan isolasi harus memakai metal dudukan (saddle) dari BJLS 80 selebar 6”
dan setengah lingkaran atau penuh sesuai tipe gantungan dan yang sisi-sisinya dilipat
agar tidak tajam.

17. Pekerjaan listrik /kontrol


1. Lingkup pekerjaan
Lingkup pekerjaan untuk kontrol/ elektrikal ini adalah pengadaan dan pemasangan seluruh
instalasi listrik (termasuk motor listrik) Pengkabelan, panel-panel dan instrumentasi kontrol
seperti yang ditunjukkan pada gambar-gambar rencana/diagram yang melengkapi dokumen
ini.

2. Umum
Seperti yang dituinjukkan dalam gambar rencana, alur-jalur kabel dan perltakan panel dan
motor seperti tercantum adalah gambar dasar yang menunjukkan route lokasi panl dan
perletakan instrumen kontrol.
Pemborong wajib menyesuaikan dengan keadaan setempat(shop drawing) dan dngan
jalur-jalur instalasi lainnya berikut dtail-detail yang diprlukan untuk mendapatkan
persetujuan direksi.
Pemborong wajib mengikuti peraturn-peraturan yang berlaku yang dikeluarkan oleh:
- Perusahaan Listrik Negara (PLN)
- Lembaga Masalah Ketenangan( LMK)
- Dinas Pemadam Kebakaran
- Lembaga Pengujian Bahan
- Dinas Keselamatan Kerja
- Peraturan Umum Instalasi Listrik(PUIL)

3. Spesifikasi teknis
1. Peralatan listrik
a. Motor listrik
Motor Fan:
Spesifikasi Teknis 152
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
- Sama dengan AHU untuk motor yang menjadi satu paket dengan fan.
- Motor yang menjadi satu dengan fan, phasa tergantung kapasitas fan.
- Semua motor listrik yang digunakan untuk proyek ini mempunyai power factor
minimum 0,8. putaran motor maksimum 1450 rpm (untuk motor-motor tersebut
diatas) Motor -motor yang digunakan disins harus mmenuhi standard NEMA
(Amerika), B.S (Inggris), DIN (Jerman),dan JIS (jepang)

b. Panel
- Semua yang digunakan untuk panel tenaga dan panel-panel kontrol harus dari merek
yang sama yang digunakan pada instalasi listrik, yang disetujui Direksi / Konsultan
Pengawas.
- Panel-panel tenaga harus dibuat dari plat besi setsbal 2mm, dilengkapi dengan
kunci, pengecatan dengan cat dasar dan powder coating minimum 2 kali. Warna
finishing ditentukan kemudian.
- Panel-panel yang bukan berasal langsung dari produk peralatan tertentu yaitu panel-
panl yang dirakit disini adalah haruslah berasal dari pembuat panel khusus, untuk
merk komponen yang dipakai.
- Tiap-tiap panel dan unit mesin harus dibumikan untuk mencegah kelebihan arus.
Tahanan pentanahan harus lebih kecil dari 2 ohm, diukur setelah minimal tidak hujan
2 hari.

2. Peralatan Kontrol
a.Wiring
- Wiring untuk instalasi listrik dan kontrol harus dipasang dalam metal conduit JIS
standard (maruichi, National atau Pusan)
- Wiring diagram hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan AC yang
bersangkutan.
- Kabel yang dipasang didalam tanah,jenis NYFbY harus dipasang sekurang-
kurangnya sedalam 75 cm dengan pasir sebagai alas dan pelindung, kemudian
dilindungi dengan batu pelindung sebelum diurug kembali.
- Pada rotekabel, tiap-tiap 50m dan setiap belokan supaya diberi tanda adanya
galian kabel dan tanda arah kabel.
- Untuk kabel yang menyberangi selokan, jalan raya/ instalasi lainnya,harus
dilindungi dengan pipa galvanis.
- Ditiap tarikan kabel tidak boleh ada sambungan.
- Jari-jari pmblokan kabel hendaknya minimum 15 kali diameter kabel.
- Menghubungkan kabel pada terminal harus menggunakan “kabel schoen”harus
kabel 25 mm keatas pemasangan kabel schoen harus menggunakan timah patri
lalu dipres hydraulis.
- Ukuran-ukuran lebih kecil cukup dengan press tangan.
- Setiap kabel yang menuju terminal peralatan harus dilindungi memakai metal
flexible conduit.
- Kabel yang dipasang pada dinding luar harus memakai metal conduit dan diklem
rapi kdinding memakai klem pipa.
- Kabel-kabel yang digantung pada plat beton harus memakai klem penggantung dan
wire rod yang diramset ke beton
- Kabel yang digunakan adalah kabel buatan kabelmetal atau kabelindo.
- Semua panel stardelta dilengkapi dengan:
• Pilot lamp- red, green, white
• Ampere meter- untuk ph dengan selector phase switch
• Voltmeter

Spesifikasi Teknis 153


.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
- Untuk 3 ph dengan selctor phase switch
• Disconnecting switch untuk remote star stop
• Pilot lamp untuk R-S-T

- Centralized Remote Star Stop


Remote star stop untuk peralatan –peralatan yang ditunjukkan pada panel diagram
ditempatkan di ruang kontrol
Panel remote harus dilengkapi untuk masing-masing peralatan dengan pilot lamp
(red, green, white) dan plat nama peralatan masing-masing peralatan dll sesuai
dengan detail drawing.

b. Pekerjaan lain-lain

4. P o n d a s I

- Semua pondasi beton yang diperlukan untuk msin-mesin pendingin, kompresor, pompa-
pompa,fan, motor listrik, AHU, panel-panel listrik tidak termasuk dalam pekerjaan pemborong
AC.
Pemborong AC harus menyerahkan gambar layout beserta ukuran pondasi untukmasing-
masing peralatan sebelum dilaksanakan oleh pihak lain kepada Konsultan Pengawas untuk
diperiksa dan disetujui.
Pondasi mempunyai berat kira-kira satu setengah kali berat pompa (terisi air) dan motornya.
Pondasi peralatan-peralatan lainnya harus mengikuti ptunjuk-petunjuk/ pedoman pabrik
pembuat peralatan tersebut.
- Termasuk pekerjaan pemborong AC untuk menyediakan inertia concrete block untuk
dipasang dibawah peralatan yang ditentukan.
- Pemborong AC harus menyediakan dan memasang semua dudukan (support) atau
penggantung untuk mesin-mesin,alat-alat, pipa kabel dan duck yang diperlukan.
- Untuk mnyesuaikan dengan kondisi-kondisi setempat, dudukan-dudukan atau penggantung-
penggantung tersebut harus dibuat darikonstruksi pipa, profil, batang atau strip sesuai
dengan gambar rencana /kerja yang disetujui.semua support yang menempl pada lantai
harusmempunyai plat yang kuat pada tumpuannya pada lantai.
- Semua penggantung harus dipasang pada balok/ rangka baja dan harus berkonsultasi
dengan Konsultan Pengawas dan pemborong sipil.

- Pembebanan pada balok /pelat struktur yang ditimbulkan olh dudukan/penggantung tsb
hendaknya dijaga agar dapat terbagi cukup merata sehingga tidak mnimbulkan tgangan
yang tidakwajar

- Pemborong AC harus menjamin bahwa instalasi yang dipasangtidak akan menyebabkan


penerusan suara dan getaran dalam ruang-ruang yang dihuni.

- Dalam hal ini dilakukan oleh ahli/ tenaga ahliyang ditunjuk.

- Pemborong harus bertanggung jawab atas modifikasi yang perlu untuk memenuhi syarat
terseb

Testing Adjusting Dan Balancing

1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan adalah pelaksanan testing, adjusting dan balancing untuk seluruh
sitemtata uara dan ventilasi mekanis sehingga didapatkan bsaran-bsaran pngukuran
yang sesuai seprti terlihat dalam gambar rencana sehingga sistm btul-betul dapat
berfungsi denganbaik dan sesuai rencana.
Spesifikasi Teknis 154
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
Umum
Pelaksanaan TAB secara mendasar maksimal harus mengikuti petunjuk yang berlaku
secara umum seperti standard ASHARE dan SMACNA dngan menggunakan peralatan
yang memnuhi untuk pelaksanaan TAB tersebut.

2. Peralatan ukur
Minimal peralatan ukur seprti dibawahini harus dimiliki oleh kontraktor ybs antara lain:
1. Pengukuran laju aliran udara
- Pilot tube dengan inclinen manometer
- Anometer dan sejenisnya
- Hood untu mngukur udara didiffuser
2. Pengukuran temperatur udara/ air
- Sling Phsicromatic
- Thermometer
3. Pengukuran listrik
- Voltmeter
- Ampermeter
4. Pengukuran putaran
-Tachometer
5. Pengukuran tekanan
-Baromter
6. Tool/ alat yang diprlukan dalam merubah setting /kedudukan dari peralatan balancing
7. Portable

3. Balancing System Distribusi Udara


Prosedur testing dan adjusting :
1. Dust dan sesuaikan putaran blower sesuai kebutuhan desain.
2. Dust dan catat motor full load ampere
3. Lakukan pengukuran dengan pitot tube (tube traverse) untuk mendapatkan cfm dan
fan sesuai desain.
4. Dust dan catat static presure pada inlet dan out let dari fan.
5. Dust dan sesuaikan cfm untuk sirkulasi udara.
6. Dust dan sesuaikan kebutuhan udara luar untuk masing masing AHU
7. Dust dan catat temperaturdb dan wb dari udara masuk keluar dari coil.
8. Sesuaikan cfm yang dibutuhkan pada cabang-cabang utama
9. Sesuaikan kebutuhan cfm untuk masingmasing zone
10. Dust dan sesuaikan masing masing difuser / grill terhadap kapasitas dalam batas %
yang diperbolehkan.

. Produk
Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi, pemborong dimungkinkan untuk
mengajukan alternatif lain yang setara dengan spesifikasi yang disetujui Konsultan
Pengawas. Mitsubishi, Daikin ( Thailand )

Catatan :
Jumlah dan kapasitas lihat BQ

Spesifikasi Teknis 155


.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
BAB
PEKERJAAN FIRE ALARM

PASAL 1 – PENDAHULUAN

1.1. Uraian dan syarat-syarat ini menjelaskan tentang detail spesifikasi bahan
dan cara pemasangan instalasi Fire Alarm System, yang meliputi pekerjaan
secara lengkap dan sempurna mulai dari penyediaan peralatan dan bahan
sampai di site, pemasangan, pengujian, supervisi, pemeliharaan dan
jaminan untuk Proyek Pembangunan Gedung ini.
Sebagai tertera dalam gambar-gambar rencana, Kontraktor pekerjaan Instalasi Fire Alarm
ini harus melakukan pengadaan dan pemasangan serta menyerahkan dalam keadaan
baik dan siap untuk dipergunakan.
Garis besar lingkup pekerjaan Instalasi Fire Alarm yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Panel Kontrol MCPFA lengkap dengan
Annunciator.
2. Pengadaan, pemasangan dan pengujian semua jenis Detektor, Manual Push
Button, Indicator Lamp, Alarm Bell.
3. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Junction Box disetiap gedung.
4. Mengurus dan menyelesaikan perizinan Instalasi Fire Alarm dari instansi yang
berwenang.
5. Melakukan training dan memberikan 3 (tiga) set buku instruction manual.
1.2. Kontraktor harus mengikuti ketentuan Pemda setempat mengenai sistem
pemadam kebakaran (DPK), NFPA, FOC, sertifikat spesifikasi dan lain-lain.
1.3. Kontraktor untuk pekerjaan ini harus mengikuti dan terikat pada persyaratan yang
tercantum dalam :
• Penjelasan umum
• Persyaratan lelang
• Persyaratan administrative
• Spesifikasi teknis
• Gambar rencana
• Berita acara aanwijzing
1.4. Kontraktor harus bisa menunjukkan surat Keagenan yang dimililkinya dari system
yang ditawarkannya atau Surat Dukungan dari Authorized Distributor Agent.
1.5. Semua peralatan yang memerlukan pentanahan harus diberi pentanahan dengan
baik dan memenuhi persyaratan.

1.6. Untuk kesempurnaan sistem, kontraktor wajib memperbaiki atau menambah


peralatan, bila diperlukan di dalam kelengkapan sistem walaupun tidak tergambar
atau disebutkan.

Spesifikasi Teknis 156


.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
1.7. Semua pipa harus dicat dengan warna yang akan diatur / ditentukan kemudian
untuk dapat dibedakan dari instalasi lain.
1.8. Semua pipa dari bahan metal yang tertanam dalam tanah harus dilindungi dengan
lapisan anti karat.

PASAL 2 – FIRE ALARM SYSTEM


Garis besar lingkup pekerjaan Instalasi Fire Alarm System yang dimaksud adalah sebagai berikut:
2.1. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Panel Kontrol MCFA lengkap dengan
Annunciator dan Sirine.
2.2. Pengadaan, pemasangan dan pengujian semua jenis Detektor, Manual Station, Stobe
Light, Alarm Bell, serta Sirine
2.3. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Junction Box disetiap lantai.
2.4. Melakukan training dan memberikan 3 (tiga) set buku instruction manual.

PASAL 3 – URAIAN PEKERJAAN UNTUK INSTALASI

3.1. Semua instalasi kabel detektor yang berada pada daerah tanpa ceiling dipasang Outbow
dan harus rapi.
3.2. Semua kabel detektor harus dimasukkan dalam PVC konduit
3.3. Semua kabel menuju MCFA dan TBFA harus menggunakan Tranking Kabel.
3.4. Semua kabel menuju detektor harus menggunakan fleksibel konduit
3.5. Konduit harus di klem ke struktur bangunan dengan sadle klem.
3.6. Membuat gambar kerja dan menyerahkan gambar revisi untuk keperluan approval.
3.7. Melaksanakan pengetesan seluruh sistem.
3.8. Menyerahkan brosur, operation dan maintenance manual dalam bahasa
Indonesia.
3.9. Melaksanakan masa pemeliharaan selama 3 bulan dan memberikan masa
jaminan.
3.10. Melatih operator pemilik bangunan.
PASAL 4 – SPESIFIKASI TEKNIS BAHAN DAN PERALATAN

4.1. Kabel dan pipa conduit


a. Kabel Kontrol : - Inti kabel tembaga

- Kelas tegangan 1000 Volt dan 600/1000 Volt


- Jenis kabel Fire Resistance Cable (FRC)
- Ukuran 2 x 2,5 mm2
b. Kabel Deteksi : - Inti kabel tembaga

- Kelas tegangan 600 Volt


- Ukuran min NYA 3 X 1,5 mm.²
c. Pipa conduit : - PVC Conduit High Impact

Fitting-fittingnya

Spesifikasi Teknis 157


.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
d. Control Address Module
Digunakan untuk memberi signal tegangan dari MCFA menuju bell, strobe light dan
aplikasi lainnya yang dibutuhkan (lihat gambar) melalui system .
Operating voltage : 17 - 37 Vdc
Operating Current : 375 uA max
Operating temperature : 0 0C - 49 0C
Relative humidity : 10 - 93 % max
e. Monitor Address Module
Digunakan untuk menerima signal dari Flow switch dan Tamper Switch serta aplikasi
lainnya yang dibutuhkan (lihat gambar) dan di teruskan menuju MCFA melalui system
.Conventional
Operating voltage : 17 - 37 Vdc
Operating Current : 375 uA max
Operating temperature : 0 0C - 49 0C
Relative humidity : 10 - 93 % max
f. Detektor Asap Tipe Photoelectric
Photo Electric Type Smoke Detektor dilengkapi dengan Alarm Response Lamp untuk
conventional detector.
Operating voltage : 7.8 – 30.7 Vdc
Stand-by current : 250 uA max
Alarm current : 100 mA max
Operating temperature : 0 0C - 49 0C
Relative humidity : 93 % max
Sensitivity : 1.5 % / feet obscuration
g. Detektor Panas Fixed Temperature & Rate of Rise
Operating voltage : 7.8 – 30.7 Vdc
Temperature rate of rise : 8 0 C / menit
Dilengkapi dengan Alarm Response Lamp dan untuk addressable detector dan dapat
memberikan informasi ke MCFA mengenai keadaan suhu ruangan yang terproteksi
h. Manual Push Button
Jenis yang dipakai merupakan recess mounted dan dilengkapi dengan Push button.
i. Alarm Bell
Type : Surface mounting, Diameter 6 inch dan anti karat.
Operating voltage : 20 - 24 Vdc
Current consumption: 80 mA max
Power consumption : 2 VA max
Sound level : 87 dB / 1 m min
Temperature Range : 32° - 120° C
j. Panel Kontrol [MCFA]
Panel Kontrol ini dapat digunakan untuk system addressable yang terdiri dari
Power Module, dilengkapi dengan Alarm Monitor dan Control Module Panel
Kontrol harus mempunyai pintu dengan jendela penyekat. Control Panel ini
mempunyai kapasitas maximum 20 zone, dimana total dalam 1 (satu) panel
dapat mencapai 40 zone yang dilengkapi dengan perlengkapan sebagai berikut:
a) Lampu - lampu
Spesifikasi Teknis 158
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
- Printer.
- Lampu alarm (merah) dan lampu trouble (kuning)
- Lampu ac Power- ON yang menyatakan sistem bekerja atau tidak.
- Lampu ac Power failure yang menyatakan sistem mendapat
supply ac (alternating current) atau tidak.
- Lampu low voltage battery yang menyatakan bahwa tegangan
battery sudah dibawah normal.
- Lampu bell circuit trouble yang menyatakan adanya ketidak
beresan pada rangkaian bell.
- Lampu common alarm yang menyatakan terjadinya alarm
disistem tersebut.
- Lampu common trouble yang menyatakan terjadinya trouble di
sistem tersebut.
- Remote indicator lamp.
b) Tombol-tombol/Switch
- Reset Switch yang berfungsi untuk menormalkan sistem setelah
terjadi trouble atau alarm.
- Silence/Acknowledge Switch yang berfungsi untuk mematikan Buzzer
dan Bell bila berbunyi.
- Alarm Lamp Test, berupa Switch yang berfungsi untuk mengadakan
pengecekan apakah lampu-lampu alarm masih berfungsi baik atau
sebaliknya.
c) Fasilitas Interkoneksi untuk keperluan:
- Meng-override program dari sistem tata suara, guna menghidupkan
sirene generator / program evakuasi melalui sistem tata suara.
- Memberikan informasi kondisi alarm di lokasi antar pabrik dengan
Network system
- Memutuskan power PLN saat General Alarm.
d) Power Supply & battery backup
- Sistem harus dilengkapi battery charger (Pengisi Battery) yang selalu
siap mengisi battery setelah terpakai.
- Pengisian Battery tersebut harus dilakukan secara otomatis.
- Besarnya arus pengisian disesuaikan dengan nilai rating battery yang
digunakan.
- Battery harus disediakan sebagai sumber tenaga cadangan agar bila
sewaktu- waktu sumber listrik (genset) mati, sistem alarm masih
berfungsi dengan baik.
- Jenis yang digunakan harus jenis dry cell rechargeable type Nicad.
- Battery ini harus bertegangan normal sesuai tegangan sistem (24 V)
dengan kapasitas kebutuhan (ampere- hour) sehingga battery ini
sanggup memberikan supply secara normal dan terus menerus
kepada sistem selama 24 jam stand by dan 30 menit general alarm
pada akhir periode.
- Di titik-titik jauh dari power supply utama bila dibutuhkan dibutuhkan
maka harus dipasang power supply dan battery backup tambahan.
Spesifikasi Teknis 159
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
f. Display Unit / Annunciator
Memberikan indikasi / pesan yang sama yang tertera pada Master Control Panel.
g. System Monitoring Program
Memberikan indikasi / pesan yang sama yang tertera pada Master Control Panel
yang dilengkapi dengan display gambar denah lokasi gedung.
h. Power Supply
Mencatu daya dengan tegangan 24 VDC untuk bell dan lampu alarm pada lokasi
yang jauh dari MCFA.

PASAL 5 – SPESIFIKASI PEMASANGAN

5.1. Pemasangan Instalasi Pengabelan


a. Pada daerah dengan plafond instalasi diklem kepelat beton atau digantung
memakai hanger tersendiri setiap jarak 100 cm memakai pelindung pipa
lengkap fitting-fittingnya.
b. Dibawah plafond instalasi terpasang masuk dalam kolom atau dinding tembok
memakai pelindung pipa lengkap dengan fitting-fittingnya.
c. Dalam partisi instalasi terpasang tanpa pipa
5.2. Pemasangan Peralatan
a. Smoke detector dan heat detector lengkap dengan pengkabelan. Dipasang
rata dengan jumlah sesuai gambar rencana. Pemasangan kabel harus rapi dan
tidak terlihat.
b. Master Control Fire Alarm System.
c. System terkonek dng Emergensi Lift, untuk pasilitas Pemadam kebakaran.
Diletakkan di lantai satu di ruangan ME yang berdekatan dengan, lengkap
indikator-indikator sesuai sistem dan kelengkapan lainnya seperti :

1. Sistem Conventional
2. Arus saat stand by Depend on System
3. Alarm Current Bergantung pada system
4. Kelembaban 0 to 49 derajat
5. Kapasitas 20 Zone
6. Dry Contact Output
Rating 2 A at 30 VDC, 0.5 A at 125 VAC
7. Maks. Arus Output 4A
8. Sirkuit style kabel Style 4, 6 and 7

Catatan :

• Semua sistem yang akan dipasang, harus dibuatkan gambar kerja terlebih
dahulu untuk disetujui oleh Pengawas yang ditunjuk.

• Peralatan yang akan dipasang, harus baru dalam hal ini tidak boleh cacat dan
harus disetujui terlebih dahulu oleh Pengawas yang ditunjuk.
Spesifikasi Teknis 160
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
PASAL 6 – TESTING

6.1. Kontraktor harus melakukan semua testing dan pengukuran yang dianggap perlu
untuk mengetahui apakah keseluruhan instalasi dapat berfungsi dengan baik dan
dapat memenuhi semua persyaratan yang diminta.
6.2. Semua bahan dan perlengkapannya yang diperlukan untuk mengadakan testing
tersebut merupakan tanggung jawab Kontraktor.
6.3. Maintenance :

Untuk menjamin bahwa sistem berjalan dengan baik, Kontraktor harus


memperhitungkan biaya testing periodik / berkala seperti yang dinyatakan berikut ini :

Dried test dilakukan sekali dalam waktu 6 bulan dengan cara melakukan Electrical
testing.

6.1. Pengetesan Fire Detector


Semua pelaksanaan instalasi dan peralatan harus diuji sehingga diperoleh hasil
dan bekerja sempurna sesuai persyaratan pabrik dan spesifikasi yang diminta.
Bilamana diperlukan bahan-bahan instalasi atau peralatan diminta oleh Konsultan
Manajemen Konstruksi / Konsultan Pengawas yang ditunjuk untuk diuji ke
laboratorium atas tanggungan biaya kontarktor.

Tahap-tahap pengetesan adalah sebagai berikut :

a. Setiap bagian instalasi pengkabelan harus diuji sehingga diperoleh hasil baik
menurut persyaratan RKS dan pabrik. Untuk bagian yang akan tertutup,
pengujian dilakukan sebelum dan sesudah bagian tersebut tertutup.

b. Semua peralatan harus diuji dalam keadaan baik dan bekerja sempurna
sesuai persyaratan pabrik yang diinginkan RKS.

c. Semua penyambungan harus diperiksa dan diuji dalam keadaan tersambung


sempurna dengan polarity yang benar.

d. Seluruh system control dan system kerja harus diuji sesuai dengan
persyaratan yang diminta.

e. Semua hasil pengujian harus dibuat laporan tertulis dan disaksikan oleh
Konsultan Manajemen Konstruksi / Konsultan Pengawas yang ditunjuk.

PASAL 7 – PENYERAHAN, PEMELIHARAAN DAN JAMINAN

Penyerahan dilakukan dengan berita acara disertai lampiran-lampiran sebagai berikut:

a. Gambar revisi sejumlah 3 (tiga) set

b. Hasil pengetesan.

c. Brosur, operation dan maintenance manual dalam bahasa Indonesia.

d. Sertifikat hasil pemeriksaan dari dinas pemadam kebakaran setempat.


Spesifikasi Teknis 161
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
e. Surat jaminan / garansi dari agen yang ditujukan kepada pemilik bangunan.

Setelah penyerahan tahap I, kontraktor wajib melakukan masa pemeliharaan secara


cuma-cuma selama 90 hari kalender bahwa peralatan dan semua sistem bekerja dengan
baik dan sempurna.

Kerusakan-kerusakan yang timbul dalam masa pemeliharaan harus diperbaiki dan


bilamana perlu harus diganti baru atas biaya tanggungan kontraktor, kecuali kerusakan
karena kesalahan pemakaian. Jika hal ini terjadi maka perbaikan atau penggantian baru
menjadi tanggungan pemilik bangunan.

Kontraktor wajib melatih operator pemilik bangunan dan menjalankan / mendampingi


operator selama 7 hari kalender sejak penyerahan tahap I mulai dari pukul 08.00 sampai
dengan pukul 15.00.

Setelah penyerahan tahap I kontraktor wajib memberikan garansi selama 90 hari


kalender bahwa instalasi dan seluruh peralatan bekerja baik dan sempurna. Kewajiban
pemborong telah selesai.

Spesifikasi Teknis 162


.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
BAB
PEKERJAAN PLUMBING

A. PERATURAN UMUM
1. PERATUAN DAN ACUAN
Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi peraturan-peraturan sebagai
berikut:
• Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL)
• Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.Per.05/MEN/1982.
• Keputusan Menteri P.U.No.02/KPTS/1985.
• Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang, seperti PLN,
PERUMTEL, Dit.Jen.Bina Lindung dari Pusat maupun Daerah
• Pedoman plambing Indonesia

Pekerjaan instalasi ini harus dilaksanakan oleh:


• Perusahaan yang memiliki Surat Ijin Instalasi dari Instansi yang berwenang dan telah
biasa mengerjakan.
• Khusus untuk izin dari Instansi PLN (PAS PLN dengan kelas yang sesuai) diperkenankan
bekerja sama dengan perusahaan lain yang telah memiliki PAS PLN yang dimaksud)

2. GAMBAR-GAMBAR
• Gambar-gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini merupakan suatu kesatuan
yang saling melengkapi dan sama mengikatnya.
• Gambar-gambar sistim ini menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan,
sedangkan pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari bangunan
yang ada dan mempertimbangkan juga kemudahan service/maintenance jika peralatan-
peralatan sudah dioperasikan.
• Gambar-gambar Arsitek dan Struktur / Sipil harus dipakai sebagai referensi untuk
pelaksanaan dan detail finishing instalasi.
• Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus mengajukan gambar kerja dan detail
kepada konsultan pengawas untuk dapat diperiksa dan disetujui terlebih dahulu. Dengan
mengajukan gambar-gambar tersebut, Kontraktor dianggap telah mempelajari situasi dari
instalasi lain yang berhubungan dengan instalasi ini.
• Kontraktor instalasi ini harus membuat gambar-gambar instalasi terpasang yang disertai
dengan operating dan Maintenance Instruction serta harus diserahkan kepada Konsultan
Pengawas pada saat penyerahan pertama dalam rangkap 4 (empat) terdiri 1 kalkir dan 3
blue print, dijilid serta dilengkapi dengan daftar isi dan data notasi.

3. KOORDINASI
Kontraktor instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan Kontraktor instalasi lainnya, agar
seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang telah ditetapakan.
Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak menghalangi kemajuan instalasi
yang lain.

Spesifikasi Teknis 163


.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
Apabila pelaksanaan instalasi ini menghalangi instalasi yang lain, maka semua akibatnya
menjadi tanggung jawab Kontraktor.

B. PELAKSANAAN PEMASANGAN
Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, Kontraktor harus menyerahkan gambar
kerja dan detailnya kepada Direksi dalam rangkap 3 (tiga) untuk disetujui.
Kontraktor harus mengadakan pemeriksaan ulang atas segala ukuran dan kapasitas peralatan
yang akan dipasang. Apabila ada sesuatu yang diragukan, Kontraktor harus segera menghubungi
Direksi.
Pengambilan ukurarn dan/atau pemilihan kapasitas peratalatan yang salah akan menjadi
tanggung jawab Kontraktor.

1. TESTING DAN COMMISSIONING


Kontraktor instalasi ini harus melakukan semua testing dan pengukuran yang dianggap perlu
untuk mengetahui apakah keseluruhan instalasi dapat berfungsi dengan baik dan dapat
memenuhi semua persyaratan yang diminta.
Semua bahan dan perlengkapannya yang diperlukan untuk mengadakan testing tersebut
merupakan tanggung jawab Kontraktor.

2. MASA PEMILIHARAAN DAN SERAH TERIMA PEKERJAAN


Peralatan instalasi ini harus digaransi selama satu tahun terhitung sejak saat penyerahan
pertama.
Masa pemeliharaan untuk instalasi ini adalah selama enam bulan terhitung sejak saat
penyerahan pertama.
Selama masa pemeliharaan ini, Kontraktor instalasi ini diwajibkan mengatasi segala
kerusakan yang akan terjadi tanpa adanya tambahan biaya.
Selama masa pemeliharaan ini, seluruh instalasi yang telah selesai dilaksanakan masih
merupakan tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.
Selama masa pemeliharaan ini, apabila Kontraktor instalasi ini tidak melaksanakan teguran
dari Direksi atas perbaikan / penggantian / penyetelan yang diperlukan, maka Direksi berhak
menyerahkan perbaikan / penggantian / penyetelan tersebut kepada pihak lain atas biaya
Kontraktor instalasi ini.
Selama masa pemeliharaan ini, Kontraktor instalasi ini harus melatih petugas-petugas yang
ditunjuk oleh Pemilik sehingga dapat mengenali sistim instalasi dan dapat melaksanakan
pemeliharaannya.
Serah terima pertama dari instalasi ini baru dapat dilaksankan setelah ada bukti pemeriksaan
dengan hasil yang baik yang ditanda tangani bersama oleh Kontraktor dan Direksi serta
dilampiri Surat Ijin Pemakaian dari Jawatan Keselamatan Kerja.
Serah terima setelah masa pemeliharaan instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah:
• Berita Acara serah terima kedua yang menyatakan bahwa instalasi ini dalam keadaan
baik, ditanda tangani bersama Kontraktor dan PPK.
• Kontraktor telah menyerahkan semua Surat Ijin Pemakaian dari Instansi Pemerintah
yang berwenang, misalnya Instansi Keselamatan Kerja, dll, hingga instalasi yang telah
terpasang dapat dipakai tanpa menyalahi peraturan instansi yang bersangkutan.
Spesifikasi Teknis 164
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
• Semua gambar instalasi terpasang beserta operating, instruction, technical dan
maintenance manual rangkap 6 (enam) termasuk 1 (satu) set asli telah diserahkan
kepada PPK.

C. LAPORAN-LAPORAN

Laporan Harian dan Mingguan


Kontraktor wajib membuat laporan harian dan laporan mingguan yang memerikan gambaran
mengenai:
Kegiatan fisik
Catatan dan perintah Direksi yang disampaikan secara lisan maupun secara tertulis.
Jumlah material masuk / ditolak
Jumlah tenaga kerja
Keadaan cuaca, dan
Pekerjaan tambah / kurang

Laporan mingguan merupakan ringkasan dari laporan harian dan setelah ditanda tangani oleh
Project Manager harus diserahkan kepada Direksi untuk diketahui / disetujui.

Laporan Pengetesan

Kontraktor instalasi ini harus menyerahkan kepada Direksi laporan tertulis mengenai hal-hal
sebagai berikut:
Hasil pengetesan semua persyaratan operasi instalasi
Hasil pengetesan peralatan
Hasil pengetesan kabel
dan lain-lainnya.

Semua pengetesan dan pengukuran yang akan dilaksankan harus disaksikan oleh pihak
Direksi.

PENANGGUNG JAWAB PELAKSANAAN

Kontraktor instalasi ini harus menempatkan seorang penangggung jawab pelaksanaan yang ahli
dan berpengalaman yang harus selalu berada dilapangan, yang bertindak sebagai wakil dari
kontraktor dan mempunyai kemampuan untuk memberikan keputusan teknis dan yang
bertanggung jawab penuh dalam menerima segala instruksi yang akan diberikan oleh pihak
Konsultan Pengawas Penanggung jawab tersebut diatas juga harus berada ditempat pekerjaan
pada saat diperlukan / dikehendaki oleh pihak Konsultan Pengawas.

PENAMBAHAN / PENGURANGAN / PERUBAHAN INSTALASI

Pelaksanaan instalasi yang menyimpang dari rencana yang disesuaikan dengan kondisi
lapangan, harus mendapat persetujuan tertulis dahulu dari pihak konsultan Perencana dan
Konsultan Pengawas.
Spesifikasi Teknis 165
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
Kontraktor instalasi ini harus menyerahkan setiap gambar perubahan yang ada kepada pihak
Direksi dalam rangkap 3 (tiga).

Perubahan material, dan lain-lainnya, harus diajukan oleh Kontraktor kepada Konsultan
Pengawas secara tertulis dan pekerjaan tambah / kurang / perubahan yang ada harus disetujui
oleh Konsultan Pengawas secara tertulis.

IJIN – IJIN

Pengurusan ijin-ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini serta seluruh biaya yang
diperlukannya menjadi tanggung jawab Kontraktor.

PEMBOBOKAN, PENGELASAN DAN PENGEBORAN

Pembobokan tembok, lantai dinding dan sebagainya yang diperlukan dalam pelaksanaan
instalasi ini serta mengembalikannya kekondisi semula, menjadi lingkup pekerjaan instalasi ini.

Pembobokan / pengelasan / pengeboran hanya dapat dilaksanakan apabila ada persetujuan dari
pihak Konsultan Pengawas secara tertulis.

PEMERIKSAAN RUTIN DAN KHUSUS

Pemeriksaan rutin harus dilaksanakan oleh Kontraktor instalasi secara periodik dan tidak kurang
dari tiap dua minggu.

Pemeriksaan khusus harus dilaksankan oleh Kontraktor instalasi ini, apabila ada permintaan
dari pihak Direksi / Pemilik dan atau bila ada gangguan dalam instalasi ini.

RAPAT LAPANGAN

Wakil Kantraktor harus selalu hadir dalam setiap rapat proyek yang diatur oleh Pemberi Tugas.

LINGKUP PEKERJAAN MEKANIKAL

UMUM
Yang dimaksud disini dengan pekerjaan instalasi mekanikal plambing secara keseluruhan adalah
pengadaan, transportasi, pembuatan, pemasangan peralatan-peralatan bahan-bahan utama dan
pembantu serta pengujian sehingga diperoleh instalasi yang lengkap dan baik sesuai dengan
spesifikasi gambar dan bill of quantity

URAIAN PEKARJAAN
Lingkup pekerjaan secara garis besar sebagai berikut:

Spesifikasi Teknis 166


.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
Sistem Air Bersih
Sistim air Panas
Sistem Air Kotor dan air Bekas
Sistem Pemadam Kebakaran
GAMBAR KERJA

Sebelum Kontraktor melaksanakan suatu bagian pekerjaan lapangan, harus menyeerahkan


gambar kerja antara lain sebagai berikut:
Denah tata ruang dan detail pemasangan dari peralatan utama perlengkapandan fixtures.
Detail denah perpipaan
Detail denah perkabelan
Detail penempatan sparing, sleeve yang menembus lantai, atap, tembok dll.
Detail lain yang diminta oleh Pemberi Tugas.

GAMBAR INSTALASI TERPASANG

Setiap tahapan penyelesaian pekerjaan, kontraktor harus memberi tanda sesuai jalur terpasang
pada Re-Kalkir gambar tender maupun gambar kerja, sehingga pada akhir penyelesaian
pemasangan sudah tersedia gambar terpasang yang mendekati keadaan sebenarnya.

SPESIFIKASI PERPIPAAN

UMUM

Lingkup pekerjaan sistem perpipaan meliputi:


Pipa
Sambungan
Katup
Strainer
Sambungan ekspansi
Sambungan fleksibel
Penggantung dan penumpu
Sleeve
Lubang pembersihan
Bak kontrol
Blok Beton
Galian
Pengecatan
Pengakhiran
Pengujian
Peralatan Bantu

Spesifikasi dan gambar menunjukkan diameter minimal dari pipa dan letak serta arah dari
masing-masing sistem pipa.

Spesifikasi Teknis 167


.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
Seluruh pekerjaan, terlihat pada gambar dan/atau spesifikasi dipasang terintegrasi dengan
kondisi bangunan dan menghindari gangguan dengan bagian lainnya.

Bahan pipa maupun perlengkapan harus terlindungin dari kotoran, air karat dan stress sebelum,
selama dan sesudah pemasangan.

Khusus pipa dan perlengkapan dari bahan plastik, selain disebut diatas harus juga terlindung
dari cahaya matahari.

Semua barang yang dipergunakan harus jelas menunjukkan identitas pabrik pembuat.
SPESIFIKASI BAHAN PERPIPAAN

Spesifikasi Bahan Perpipaan

KODE TEK. TEK. TEK. SPESIFIKASI


SISTEM SISTEM KERJA STD UJI PIPA ISOLASI
BAHAN BAHAN
Air Bersih dalam AB/PP-R 8 10 10 PP-R A
gedung PN- 10
Air Bersih diluar AB/PP-R 5 10 10 PP-R A
gedung PN-10
Kolam dekorasi AB/PP-R 3 40 10 PVC 10 A

Hidran didalam FH/ 7 40 40 SEC. 40 A


Gedung PK
Hidran diluar FH/ 7 10 20 PP-R B
Gedung PK PN-20
(ditanah)
Penyiraman AB/ 5 10 15 PP-R A
tanaman CW PN-10
Air kotor dan air AK ABK gr 5 15 PVC AW A
bekas Saniter 10 K
Vent VT - 5 8 PVC AW A
5 -K
Air hujan SD/AH gr 10 15 PVC- AW A
10 K
Minyak solar FO 3 20 30 B 20 A
A = tidak isolasi IB = diisolasi

Spesifikasi BSP 40
Penggunaan: Pipa Hidrant di dalam bangunan
Tekanan Standard 40 bar
URAIAN KETERANGAN
Pipa Black steel pipe, sch 40, ASTMA 53,

Spesifikasi Teknis 168


.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
Sambungan /fiiting Dia. 50mm kebawah black malleable iron
ANSI B 16.3 class 175 lb, screwed end.
Dia. 65mm keatas, wrought steel butt weld
fitting ASI B 16.9, class 175 lb.
Flange Dia. 50mm kebawah black malleable cast iron
RF class 175 lb, screwed, Dia. 65mm keatas
Forged steel RF class 175 lb, weldig joint.
Valve & Strainer Dia. 50mm kebawah, bronze atau A-metal
body calss 175 lb dengan sambungan ulir, BS
21 / ANSI B2.1.
Dia. 65mm keatas, cast iron body class 175 lb
dengan sambungan flanges, OS&Y Type
Produc Pipa PPR- PN 10 & PPR-PN 20, lengkap dengan Fiting-fitingnya,

Spesifikasi SEC 40
Penggunaan: Pipa Hidrant di luar bangunan
Tekanan Standard 40 bar
URAIAN KETERANGAN
Pipa Poliprophiline, DIN
Sambungan /fiiting Poliprophiline, DIN
Flange Dia. 50mm kebawah galvanized malleable
cast iron RF class 175 lb, screwed, Dia. 65mm
keatas Forged steel RF class 175 lb, welding
joint.
Valve & Strainer Dia. 50mm kebawah, bronze atau A-metal
body calss 175 lb dengan sambungan ulir, BS
21 / JIS.
Dia. 65mm keatas, cast iron body class 175 lb
dengan sambungan flanges, OS&Y Type

Spesifikasi ABS 9
Penggunaan: Poliprophiline
Tekanan Standard 9 bar (DIN)
URAIAN KETERANGAN
Pipa Poliprophiline, DIN
Sambungan /fiiting Poliprophiline, DIN
Reducer Seperti diatas, mode concentric.
Solvent Cement Sesuai rekomendasi pabrik pembuat.
Valve & Strainer Dia. 50mm kebawah, malleable cast iron body
class 125 lb dengan sambungan ulir, B21 /JIS.
Dia. 65mm keatas, cast iron body class 125 lb
dengan sambungan flanges.

Spesifikasi Teknis 169


.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
Spesifikasi PVC 5
Penggunaan: Venting
Tekanan standard 5 bar
URAIAN KETERANGAN
Pipa Polyvinyl chloride (PVC) klas 5 bar
Sambungan /fiiting PVC Injection Moulded Sanitary fitting large
radius, Solvent Cement joint type.
Reducer PVC Injection Moulded sanitary fitting
concentric, solvent Cement Joint Type.
Solvent Cement Sesuai rekomendasi pabrik pembuat.

Spesifikasi PVC 10
Penggunaan: - Air kotor dan air bekas
Air Hujan
Tekanan Standard 10 bar
URAIAN KETERANGAN
Pipa Polyvinyl chloride (PVC) klas 10 bar
Sambungan /fiiting PVC Injection Moulded Sanitary fitting large radius,
Solvent Cement joint type.
Reducer PVC injection moulded sanitary fitting concentric,
Solvent Cement Joint Type.
Solvent Cement Sesuai rekomendasi pabrik pembuat.
Valve Schedule

Isolating Regulating Check


up to 2-1/2” up to 2-1/2” up to 2-1/2”
SERVICE and and and
2” above 2” above 2” above
Cold Ball Butterfly Globe Buterrfly Swing Double-disc
Water
Indoor
Cold Ball Butterfly Globe Buterrfly Swing Double-disc
Water
Indoor
Hot Water Ball Butterfly Globe Buterrfly Swing Double-disc
Indoor
Hot Water Ball Butterfly Globe Buterrfly Swing Double-disc
Outdoor
Hydrant & Gate Butterfly Globe Buterrfly Swing Double-disc
Sprinkler
Fuel Oil Ball Gate Globe Globe Swing Double-disc
LPG Ball Ball Globe Globe Swing Double-disc
Raw Ball Butterfly Globe Buterrfly Swing Double-disc
Water

Spesifikasi Teknis 170


.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
Wate Ball Butterfly Globe Buterrfly Swing Double-disc
Water by
Pump
Drain Gate Gate Globe Buterrfly Swing Double-disc

Persyaratan jenis peralatan


Jenis peralatan yang boleh dipegunakan disini adalah sebagai berikut:

Fungsi peralatan Ukuran & Joint W.O & G Steam

Katup penutup s/d 50 mm Ball Globe


(stop valve) screwed Butterfly Gate
Diaphargma

65 mm keatas Butterfly Globe


flanged Gate

Katup pengatur s/d 50 mm Globe Globe


(Regulating valve) screwed Butterfly
Diaphargma

65mm keatas Butterfly Globe


flange Globe

Non return valve s/d 50 mm Swing check


screwed
Globe check

65 mm keatas double swing check


flanged
disk check

Strainer “Y” typ “Bucket” type

Pressure Reducer Die and flow type

Pressure Indicator Dial dia. 100 mm Dial type

Note: W = Water, O = oil, G = Gas

SPESIFIKASI ISOLASI

Umum

Spesifikasi Teknis 171


.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
Sistem yang harus diisolasi disini adalah sebagai berikut:
Hidran di luar bangunan

Spesifikasi IB

Penggunaan: Sistem Hidrant Luar Bangunan


Temperatur air s/d 80 C

Uraian Keterangan

Pipa dalam tanah

- bahan - PPR- PN-20 & PPR – PN 10


- pemasangan -

PERSYARATAN PEMASANGAN

Umum

Perpipaan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk menjamin kebersihan, kerapihan,
ketinggian yang benar, serta memperkecil banyaknya penyilangan.

Pekerjaan harus ditunjang dengan suatu ruang yang longgar, tidak kurang dari 50 mm diantara
pipa-pipa atau dengan bangunan & peralatan.

Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti sebelum dipasang,
membersihkan semua kotoran, benda-benda tajam / runcing serta penghalang lainnya.

Pekerjaan perpipaan harus dilengkapi dengan semua katup-katup yang diperlukan antara lain
katup penutup, pengatur, katup balik dan sebagainya, sesuai dengan fungsi sistem dan yang
diperlihatkan digambar.

Semua perpipaan yang akan disambung dengan peralatan, harus dilengkapi dengan UNION
atau FLANGE.

Sambungan lengkung, reducer dan expander dan sambungan-sambungan cabang pada


pekerjaan perpipaan harus mempergunakan fitting buatan pabrik.

Kemiringan menurun dari pekerjaan perpipaan air kotor dan air bekas harus seperti berikut,
kecuali seperti diperlihatkan dalam gambar.

Dibagian dalam bangunan


Garis tengah 150 mm atau lebih kecil: 1«%
Spesifikasi Teknis 172
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
Dibagian luar bangunan
Garis tengah 150 mm atau lebih kecil: 1 «%
Garis tengah 200 mm atau lebih besar: 1 «%

Semua pekerjaan perpipaan harus dipasang secara menurun kearah titik buangan. Drains dan
vents harus disediakan guna mempermudah pengisian maupun pengurasan.

Katup (valves) dan saringan (strainers) harus mudah dicapai untuk pemeliharaan dan
penggantian.
Pegangan katup (valve handled) tidak boleh menukik.

Sambungan-sambungan fleksibel harus dipasang sedemikian rupa dan angkur pipa


secukupnya harus disediakan guna mencegah tegangan pada pipa atau alat-alat yang
dihubungkan oleh gaya yang bekerja kearah memanjang.

Pekerjaan perpipaan ukuran jalur penuh harus diambil lurus tepat ke arah pompa dengan
proporsi yang tepat pada bagian-bagian penyempitan.
Katup-katup dan fittings pada pemipaan demikian harus ukuran jalur penuh.

Pada pemasangan alat-alat pemuaian, angkur-angkur pipa dan pengarahan-pengarahan pipa


hrus secukupnya disediakan agar pemuaian serta perenggangan terjadi pada alat-alat tersebut,
sesuai dengan permintaan & persyaratan pabrik.

Kecuali jika tidak terdapat dalam spesifikasi, pipe sleeves harus disediakan dimana pipa-pipa
menembus dinding-dinding, lantai, balok, kolom atau langit-langit.
Dimana pipa-pipa melalui dinding tahan api, ruang-ruang kosong diantara sleeves dan pipa-
pipa harus dipakai dengan bahan rock-wool 15. Selama pemasangan, bila terdapat ujung-
ujung pipa yang terbuka dalam pekerjaan perpipaan yang tersisa pada setiap tahap pekerjaan,
harus ditutup dengan menggunakan caps atau plugs untuk mencegah masuknya benda-benda
lain.

Semua galian, harus juga termasuk penutupan kembali serta pemadatan.

Pekerjaan perpipaan tidak boleh digunakan untuk pentanahan listrik.

Penggantung dan Penunjang Pipa

Perpipaan harus ditunjang atau digantung dengan hanger, brackets atau sadel dengan tepat
dan sempurna agar memungkinkan gerakan-gerakan pemuaian atau perenggangan pada jarak
yang cukup.

Penunjang atau Penggantung tambahan harus disediakan pada pipa berikut ini:
Perubahan perubahan arah
Titik percabangan.
Spesifikasi Teknis 173
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
Beban-beban terpusat karena katup, saringan dan hal-hal lain yang sejenis.

Ukuran baja bulat untuk penggantung pipa datar adalah sebagi berikut:

Diameter Batang

Ukuran pipa Batang

Sampai 20 mm 6 mm
25 mm s/d 50 mm 9 mm
65 mm s/d 150 mm 13 mm
200 mm s/d 300 mm 15 mm
300 mm atau lebih besar dihitung dengan faktor keamanan 5.

Gantungan ganda 1 ukuran lebih kecil dari tabel diatas Penunjang pipa lebih dihitung dengan
faktor dari 2 keamanan 5 terhadap kekuatan puncak.

Penggapit pipa baja yang digalvanis harus disediakan untuk pipa tegak.

Semua gantungan dan penumpu harus dicat dengan cat dasar zinchromat sebelum dipasang.

Cara pemasangan pipa air kotor dan air bekas dalam tanah.

Penggalian untuk mendapatkan lebar dan kedalaman yang cukup.


Pemadatan dasar galian sekaligus membuang benda-benda keras/tajam.
Membuat tanda letak dasar pipa setiap interval 2 meter pada dasar galian dengan adukan
semen.
Urugan pasir setinggi dasar pipa dan dipadatkan.
Pipa yang telah tersambung diletakkan diatas dasar pipa.
Dibuat blok beton setiap interval 2 meter.
Pengurungan bertahap dengan pasir 10 cm, tanah halus, kemudian tanah kasar.

Pemasangan Katup-katup.

Katup-katup harus disediakan sesuai yang diminta dalam gambar, spesifikasi dan untuk bagian-
bagian berikut ini:
Sambungan masuk dan keluar peralatan.
Sambungan ke saluran pembuangan pada titik-titik rendah.
Lain-lain, ukuran katup 20 mm
Ventilasi udara otomatis.
Katup kontrol aliran keatas dan kebawah.
Katup pengurang tekanan (pressure reducing valves) untuk aliran keatas dan kebawah.
Steam trap untuk aliran keatas dan kebawah.
Katup by-pass.
Spesifikasi Teknis 174
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
Pemasangan strainer.
Strainer harus disediakan sesuai gambar, spesifikasi dan untuk alat-alat berikut ini:
Katup-katup Pengontrol.
Katup-katup Pengurangan tekanan.

Pemasangan katup-katup Pelepasan Tekanan.


Katup-katup Pelepasan Tekanan harus disediakan tempat-tempat yang mungkin timbul
kelebihan tekanan

Pemasangan Katup-katup Pengaman


Katup-katup Pengaman harus disediakan ditempat-tempat yang dekat dengan sumber tekanan.

Pemasangan Ven Udara Otomatis.


Ven udara otomatis harus disediakan ditempat-tempat tertinggi dan kantong udara.

Pemasangan katup-katup Pengurangan Tekanan.


Katup-katup Pengurangan Tekanan harus disediakan ditempat-tempat dimana tekanan
pemakai lebih rendah dari tekanan suplai.
Pemasangan sambungan fleksibel.
Sambungan fleksibel harus disediakan untuk menghilangkan getaran dari sumber getaran.

Pemasangan Pengukur Tekanan.

Pengukuran tekanan harus disediakan ditempatkan yang perlu untuk mengukur antara lain:
Steam outlets and inlets of steam header.
Katup-katup pengurang tekanan.
Katup-katup pengontrol.
Setiap pompa
Setiap bejana tekan

Sambungan ulir

Penyambungan antara pipa dan fitting mempergunakan sambungan ulir berlaku untuk ukuran
sampai dengan 50 mm.
Kedalaman ulir pada pipa harus dibuat sehingga fitting dapat masuk pada pipa dengan diputar
tangan sebanyak 3 ulir.
Semua sambungan ulir harus menggunakan perapat Henep dan zinkwite dengan campuran
minyak.
Semua pemotongan pipa harus memakai pipe cutter dengan pisau roda.
Tiap ujung pipa bagian dalam harus dibersihkan dari bekas cutter dengan reamer.
Semua pipa harus bersih dari bekas bahan perapat sambungan.

Sambungan solder

Spesifikasi Teknis 175


.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
Sambungan solder ini berlaku antara cupper tube dan fitting.
Untuk pipa ukuran 20 mm kebawah boleh mempergunakan Soft Solder.
Untuk pipa ukuran 25 mm keatas harus mempergunakan Hard Solder.
Kontraktor harus mengajukan contoh bahan solder dan hasil solderan kepada pengawasan
sebelum pekerjaan perpipaan ini dimulai.
Brander pemanas yang harus dipergunakan ialah dari jenis pemanas LPG atau Acetyline.
Kompor gas tidak boleh dipergunakan.

Sambungan Las

Sistem sambungan las hanya berlaku untuk saluran bukan air minum.
Sambungan las ini berlaku antara pipa baja dan fitting las.
Kawat las atau elektrode yang dipakai harus sesuai dengan jenis pipa yang dilas.
*Sebelum pekerjaan las dimulai Kontraktor harus mengajukan kepada Direksi contoh hasil las
untuk mendapat persetujuan tertulis.
Tukang las harus mempunyai setifikat dan hanya boleh bekerja sesudah mempunyai surat ijin
tertulis dari Direksi / Pengawas.
Setiap bekas sambungan las harus segera dicat dengan cat khusus untuk itu.
Alat las yang boleh dipergunakan adalah alat las listrik yang berkondisi baik menurut penilaian
Direksi/Pengawas.

Sambungan lem

Penyambungan antara pipa dan fitting PVC, mempergunakan lem yang sesuai dengan jenis
pipa, sesuai rekomendasi dari pabrik pipa.
Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, maka untuk ini harus dipergunakan alat press
khusus. Selain itu pemotongan pipa harus menggunkan alat pemotong khusus agar
pemotongan pipa dapat tegak lurus terhadap batang pipa.
Cara penyambungan lebih lanjut dan terinci harus mengikuti spesifikasi dari pabrik pipa.

Sambungan yang mudah dibuka


Sambungan ini dipergunkan pada alat-alat saniter sebagai berikut:
Antara Lavatory Faucet dan Supply Valve
Pada waste fitting dan Siphon.
Pada sambungan ini kerapatan diperoleh oleh adanya parking dan bukan seal threat.

Sleeves

Sleeves untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut menembus
konstruksi beton.
Sleeves harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan kelonggaran diluar pipa
ataupun isolasi.
Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang ataupun baja. Untuk yang mempunyai kedap
air harus digunkan sayap.

Spesifikasi Teknis 176


.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
Untuk pipa-pipa yang akan menembus konstruksi bangunan yang mempunyai lapisan kedap air
(water proofing) harus dari jenis “Flushig Sleeves”.
Rongga antara pipa dan sleeve harus dibuat kedap air dengan rubber sealed atau “Caulk”.

Pembersihan

Setelah pemasangan dan sebelum uji coba pengoperasian dilaksanakan, pemipaan di setiap
service harus dibersihkan dengan seksama, menggunkan cara-cara/ metoda-metoda yang
disetujui sampai semua benda-benda asing disingkirkan.

PENGUJIAN

Sistem Air Bersih


Kalau tidak dinyatakan lain, semua pemipaan harus diuji dengan tekanan air dibawah tekanan
tidak kurang dari tekanan kerja ditambah 50% dan tidak lebih tinggi lagi dalam jangka waktu 1
jam.

Kebocoran-kebocoran harus diperbaiki dan pekerjaan pemipaan harus diuji kembali.

Peralatan-peralatan yang rusak akibat uji tekanan harus dilepas (diputus) dari hubungan-
hubungannnya selama uji tekanan berlangsung.

Sistem Air kotor dan air bekas

Pipa-pipa bertekanan harus diuji dengan tekanan air sebesar tekanan kerja ditambah 50%
selam 1 jam.

Pipa-pipa gravitasi harus diuji dengan tekanan statis sebesar 3.0 meter diatas titik tertinggi
selama 1 jam.

PENGECATAN

Umum

Barang-barang yang harus dicat adalah sebagai berikut:


pipa servis
Support pipa dan peralatan Konstruksi besi
Flens
Peralatan yang belum dicat dari pabrik
Peralatan yang catnya harus diperbarui

Persyaratan Pengecatan
Pengecatan harus dilakukan seperti berikut:
Lokasi Pengecatan Pengecatan

Spesifikasi Teknis 177


.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
Pipa dan peralatan Zinchromate primer
dalam plafond 2 lapis

Pipa dan peralatan Zinchromate primer


expose 2 lapis dan cat akhir 2 lapis

Pipa besi/baja dalam tanah 2 lapis flincote & denso tape

LABEL KATUP (VALVE TAG)

Tags untuk katup harus disediakan ditempat-tempat penting guna operasi dan pemeliharaan.
Fungsi-fungsi seperti “Normally Open” atau “Normally Close” harus ditunjukkan ditags katup.
Tags untuk katup harus terbuat dari plat metal dan diikat dengan rantai atau kawat.

I. SISTEM AIR BERSIH

LINGKUP PEKERJAAN

Uraian singkat lingkup pekerjaan adalah sebagai berikut:


Perpipaan, air bersih, air panas sentral
Perkabelan
Panel listrik
Peralatan Instrumen dan kontrol
Penyambungan ke semua peralatan penunjang
Penyambungan ke semua peralatan pemakai
Pompa-pompa,
Valve-Valve & fitting
Filter-filter
Sumur Dalam ( Tidak dilaksanakan )
Roof Tank

PERPIPAAN
. Dari bak 1 di tamping dahulu di Grountank, yang kemudian transfer ke Roof tank
ditampung di Bak Ke 2, yang kemudian di distribusi ke Kran mandi unt dirawat inap atau di
shower, Kran-kran cuci ruang kusus.

LINGKUP PEKERJAAN
Uraian singkat lingkup pekerjaan dalam sistem air kotor dan air bekas disini antara lain adalah
sbb:
Perpipaan
Penyambungan dengan peralatan Plambing
Bak Periksa
Manhole
Floor Drain
Clean Out
Spesifikasi Teknis 178
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
Roof Drain & Graund Tank ( existing)

PERPIPAAN

1.Umum
Macam perpipaan air kotor dan air bekas adalah, Air Hujan, Air kotor dan air bekas Saniter.
Jenis pipa lihat “SPESIFIKASI PERPIPAAN”

2.Limbah Air Hujan


Perpipaan air hujan mulai dari Atap atau Canopy sampai selokan halaman atau sampai
rembesan tanah apabila belum ada selokan kota.

3. Limbah Saniter
Perpipaan Limbah Saniter mulai Alat Saniter antara lain Kloset, Urinal, Lavatory, Bathtab,
Shower dan Floor Drain, sampai halaman menuju saluran Ipal, yang sebelumnya lewat
Septictank.

Khususnya pipa air bersih ruang rawat inap di, rumah sakit menggunakan pipa, PP-R PN 16
Pipa tanpa karat untuk menjaga kebersihan air dan mutu air, khusus air panas

BAK PERIKSA
• Bak periksa harus dipasang pada setiap perubahan arah maupun setiap jarak maksimum 40
meter pada pipa air kotor dan air bekas utama dalam tanah.
• Bak periksa harus dibuat dari konstruksi beton.
• Dasar sumur bagian dalam berukuran minimal 500 x 1000 mm serta harus dibuat beralur
sesuai fungsi saluran yaitu, lurus, cabang atau belokan.
• Bak periksa harus dilengkapi dengan tangga monyet, manhole dan pipa ven.

MANHOLE
• Manhole terdiri dari rangka dan tutup dibuat dari besi tuang serta dilapis cat bitumen.
• Rangka dan tutup harus membentuk perangkap, sehingga setelah diisi grease akan
terbentuk penahan bau.
• Diameter lubang untuk laluan orang sebesar minimum 500 mm sedangkan untuk laluan
peralatan harus sesuai dengan besaran peralatan tersebut.
• Finishing permukaan manhole harus disesuaikan dengan peruntukan lokasi.

5.5.0. FLOOR DRAIN

Floor drain yang dipergunakan disini harus jenis Bucket Trap, Water Prooved type dengan 50
mm Water Seal. Setainlestil
Roog drain terdiri dari:
Chromium plated broze cover and ring
PVC neck

Spesifikasi Teknis 179


.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
Bitumen coated cast iron body screw outlet connection and with flange for water prooving.
Floor Drain harus mempunyai ukuran utama sbb:

Outlet diameter Cover diameter


2” 4”
3” 6”
4” 8”

FLOOR CLEAN OUT


Floor Clean Out yang dipergunakandisini adalah Surface Opening Water Prooved Type.
Floor Clean Out terdiri dari:
Chromium plated bronze cover and ring heavy duty type
PVC neck {pembuangan laboratorium dan rumah sakit (Rehau Raupiano}
Bitumen coated cast iron body, screw outlet connection with flange for waterprooving.
Cover and ring harus dengan sambungan ulir dilengkapi perapat karet sehingga mudah dibuka
dan ditutup.

ROOF DRAIN
Roof Drain yang dipergunakan disini harus dibuat dari Cast Iron dengan konstruksi
waterproove.
Luas laluan air pada tutup roof drain ialah sebesar dua kali luas penampang pipa buangan.
Roof Drain harus terdiri atas 3 bagain sbb:
• Bitumen Coated Cast Iron body dengan waterprooved flange
• Bitumen Coated Neck for adjustable fixing.
• Bitumen Coated cover Dome type.

POMPA-POMPA DAN CENRAL WATER HEATER


Distrib Pump capasity 35-40 m³/hr Pump Fress Water suply and instalation lengkap water
pipe installled by hanging, Hanger, suport, fitting, gate valve, Valve-valve, Fexible, chek valve,
and foot valve
1. Pompa Transfer Gwt-Rooftank : 2 Unit
Type : Horisontal Multicellular Pump
Power : 2 x 4 KW / 380-415 V /50 HZ/ 2750-3000 RPM
Capacity : 18 m³/jam
Total Head : 40 – 50 mt
2 Set untuk pompa transfer / delivery Air bersih Normal ke Roof tank

2. Pompa Boster ( Package ) / Distribusi : Jumlah 2 Unit terpasang


Total Head : 30 mt
Kapasitas : 2 x 15 m3/h
Daya : 2,2 KW, 3P 380-400 V, 50 HZ
Type : Vertical Multistage Package Pump

Spesifikasi Teknis 180


.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
3. Water Heater
Material Tangki : Tembaga Murni
Heating Element : Keramik Kering
Kapasitas : 15 L
Daya ( Power ) : 350 watt ( Single Phase )

4. Rooftank / Tanki Air Atap


Material : Panel Water Tank ( FRP)
Kapasitas : 15 m3

Spesifikasi Teknis 181


.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
BAB
PEKERJAAN TATA SUARA

I. PERSYARATAN UMUM.

I.1. Keseluruhan peralatan utama yang membangun sound system ini harus dari merk yang
sama. Adapun merk yang boleh ditawarkan adalah TOA Ori Galva atau BOSCH atau
honeywell
I.2. Kontraktor harus merupakan dealer produk atau perusahaan yang mendapatkan Surat
Dukungan dari Dealer. Yang dimaksud Dealer adalah Perusahaan yang mendapatkan Surat
Penunjukan dari Distributor serta mendapatkan Surat Dukungan dari Principal (Agen Tunggal
Pemegang Merk) di Indonesia.

I.3. Sistem tata suara harus memenuhi standard keselamatan evakuasi sebagaimana
dipersyaratkan pada IEC 60849 standard.

II. RUANG LINGKUP PEKERJAAN.


Sebagaimana yang tertera dalam gambar rencana, Kontraktor pekerjaan Sistem Tata
Suara ini harus mengadakan dan memasang, serta nantinya menyerahkan seluruh hasil
pekerjaan dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan.
Garis besar lingkup pekerjaan instalasi sistem tata suara yang dimaksud adalah sebagai
berikut :
1) Pengadaan, pemasangan, dan pengujian peralatan sentral sistem tata suara meliputi
unit penguat sinyal suara (booster amplifier) lengkap dengan unit kontrol dan monitor
serta pemasangan sistem dalam rak untuk peralatan sentral tata suara.
2) Pengadaan, pemasangan, dan pengujian MDF dan kotak hubung bagi (TB) di setiap
lantai.
3) Pengadaan, pemasangan, dan pengujian kabel-kabel distribusi sistem tata suara
antara peralatan sentral dan sistem rak dengan kotak hubung bagi di setiap lantai.
4) Pengadaan, pemasangan, dan pengujian alat pengeras suara (loud speaker) sesuai
dengan gambar rencana.
5) Pengadaan, pemasangan, dan pengujian kabel-kabel pemakaian antara kotak
hubung bagi dengan alat-alat pengeras suara dan volume control di tempat yang
ditunjuk.
6) Melaksanakan matching dan balancing atas semua speaker dan sistem secara
keseluruhan, sedemikian rupa hingga menghasilkan kualitas suara yang prima dan
tingkat tekanan bunyi yang merata di seluruh bagian lantai bangunan.
II.1. Ruang lingkup pekerjaan sound system meliputi pengadaan peralatan berikut
pemasangannya.

Pengadaan dan pemasangan peralatan sound system ini secara keseluruhan terbagi
menjadi 2 (dua) bagian utama yaitu :
a. Sound System untuk Back Ground Music, Paging dan Evacuation, meliputi area selasar
dan public area.

Spesifikasi Teknis 182


.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
b. Sound system untuk keperluan Evacuation, meliputi semua area yang telah dicover oleh
item II.1.a tersebut di atas ditambah area-area yang memerlukan ketenangan seperti
Ruang Patient.

II.2. Pekerjaan ini dimaksudkan untuk memperkuat dan meningkatkan Kualitas suara secara
merata ke seluruh area rumah sakit.
Kualitas suara tidak hanya diperkuat tetapi harus mempunyai derajat pengertian atau
kejelasan suara (intelegibility) yang tinggi, bebas dari gangguan listrik tegangan tinggi dan
sinyal pemancar pemancar baik yang ada didalam gedung itu sendiri maupun diluar gedung
seperti ORARI, KRAP dan sejenisnya.

II.3. Pengadaan dan pemasangan peralatan sebagai berikut :


Peralatan Utama :
1. 394 x System Pre-Amplifier, 240 Watt
2. 391 x Call Station w/ 6 Zones Selector
3. 391 x Booster Amplifier 240 Watt
4. 391 x Telephone – PA Coupler
5. 391 x CD-MP3 Palyer & integrate Tuner FM-AM
6. 391 x Cardioid Column Speakers 36 Watt
7. 64 x Ceiling Speaker 6 Watt, metal grill for EVAC ONLY
8. 3 0 x Horn Loudspeaker 30 Watt
9. 3944 x Volume Control 5-30 Watt
10. 0 x Volume Control 60 Watt
11. 8 x Firedome Speaker 6 watt
Peralatan Penunjang :
1. 4471 x Rack 19” c/w Roof Fan, Blank Panel, accessories
2. 44 4 x Terminal Box Sound System
3. 44 1 x Change Over switch
4. 2 x Kabel Feeder 4 x 2.5mm2
5. 4 76 x Instalasi

III. KEMAMPUAN PERALATAN.

Sound system yang ditawarkan, haruslah memiliki kemampuan minimal sebagai berikut
:

III.1. Sound system berbasis microprocessor (microprocessor based).

Perubahan setting dan konfigurasi dapat dilakukan secara cepat dan mudah tanpa perlu
merubah perkabelan.

Selain itu system mampu melakukan supervisi dan kontrol sebagai berikut :

- Full system supervision.

- Loudspeaker line supervision.

- Emergency microphone supervision.

- Message manager supervision.

Spesifikasi Teknis 183


.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
III.2. Bilamana pada supervisi diketemukan adanya kerusakan pada system amplifier, secara
otomatis system dapat melakukan penggantian ke spare amplifier (amplifier cadangan).

III.3. Sistem dilengkapi dengan had-held emergency microphone yang terintegrasi pada front
panel.

III.4. Digital pre-recorded messages sampai dengan 255 messages dan system pengaturan
dengan Digital message management.

III.5. Tingkat Kekerasan dan Kualitas Suara harus dapat diatur secara group dan terpusat
dari sentral untuk menyesuaikan dengan keadaan ruang sehingga menghasilkan kualitas
suara sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan.

III.6. Sound system yang dipasang harus dapat berfungsi dengan baik untuk distribusi suara
secara merata pada area (zone) yang dipilih dan tidak mengganggu zone lainnya.

Misalnya dilakukan pilihan untuk zone 1 dan 2, maka zone 3 dan 4 tidak boleh ikut
berbunyi.

Pemilihan zone dilakukan melalui selector yang terintegrasi pada microphone call
station.

III.7. Sistem tata suara yang akan dipasang memiliki sistem prioritas otomatis untuk layanan
dengan urutan prioritas terendah sampai tertinggi sebagai berikut :
7) Back Ground Music ke semua ruangan / lantai yang dilengkapi speaker.
8) Paging dengan Attention Chime untuk penyampaian berita, dengan sistem 6 zones.
9) Emergency Call dengan Pre-Recorded Announcement, yang dapat di-trigger dari
Emergency Push-button ataupun Master Control Fire Alarm. Emergency Call
merupakan prioritas tertinggi, merupakan All Call (ke semua speaker) dan dilakukan
by-pass terhadap volume control.
System priority yang dapat diprogram sampai dengan 16 level, dimana microphone dengan
priority lebih tinggi dapat melakukan over-ride ke microphone dengan priority lebih rendah
(namun tidak sebaliknya), dengan pengaturan urutan prioritas sebagai berikut :

- Emergency Microphone.

- Microphone General PA.

- Microphone R Serbaguna lantai 1.

III.8. Selain untuk keperluan back ground music, announcement / paging dan
mengumandangkan adzan, peralatan harus dilengkapi dengan system evakuasi untuk hal-
hal yang bersifat darurat.

Sinyal dari MCFA secara otomatis dapat mengaktifkan digital programmable pre-
recorded message module.

III.9. Paging maupun Evacuation dapat dilakukan melalui extension PABX dengan sarana
Telephone Coupler.

Spesifikasi Teknis 184


.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
IV. SPESIFIKASI KHUSUS SPEAKER.
V. SPESIFIKASI PERALATAN.
1) System Pre-Amplifier
Electrical
▪ Mains voltage 230 Vac/115 Vac, ±15%, 50/60 Hz
▪ Max mains power consumption 50 VA
▪ Battery voltage 24 Vdc, +20%/-10%
▪ Max battery current 1A
▪ Max mains inrush current 1.5 A @ 230 Vac / 3 A @ 115 Vac
Performance
▪ Frequency response 50 Hz – 20 kHz (+1/-3 dB)
▪ Distortion <0.5%
▪ Call channel Bass control: -6/+6 dB @ 160 Hz
▪ Treble control: 0/+12 dB @ 5 kHz
▪ BGM channel Bass control: 0/+20 dB @ 100 Hz
▪ Treble control: 0/+18 dB @ 15 kHz
▪ Channel separation >65 dB @ 1 kHz
▪ Priority mute >50 dB
Inputs
▪ Call station inputs(8-pin DIN, balanced, for LBB 1941/00 and/or LBB 1946/00)
– Sensitivity 1 V
– Data RS485, 1200, N, 8, 1, 0
▪ Mic/Line input (3-pin XLR/5-pin DIN, balanced)
– Sensitivity 1 mV (microphone), 200 mV (line)
– Impedance >1 kOhm (microphone),>5 kOhm (line)
– S/N (flat at max volume) >63 dB (microphone), >70 dB (line)
– S/N (flat at min volume/muted) >75 dB
– CMRR >40 dB (50 Hz – 20 kHz)
– Headroom >25 dB
– Speech filter -3 dB @ 315 Hz, high-pass, 6 dB/oct
– Phantom power supply 16 V via 1.2 kOhm, in microphone mode only
▪ BGM input (Cinch, unbalanced, stereo converted to mono)
– Sensitivity 500 mV (CD), 200 mV (aux, tape)
– Impedance 22 kOhm
– S/N (flat at max volume) >70 dB
– S/N (flat at min volume/muted) >80 dB
– Headroom >25 Db

▪ PC input (Cinch, unbalanced, stereo converted to mono)


– Sensitivity 1 V
– Impedance 22 kOhm
– S/N >70 dB
▪ Emergency/telephone (Screw, balanced)
– Sensitivity 100 mV – 1 V adjustable
Spesifikasi Teknis 185
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
– Impedance >10 kOhm
– VOX threshold 50 mV
– S/N >65 dB
Outputs
▪ Master output (3-pin XLR, balanced)
– Nominal level 1 V
– Impedance <100 Ohm
▪ Tape output (Cinch, 2 x mono)
– Nominal level 350 mV
– Impedance 3.3 kOhm
▪ Headphone output (6.3mm jack stereo, signal mono)
– Nominal level 3 V
– Impedance <100 Ohm
Control
▪ RS232 (9-pin D-sub)
▪ Baudrate 19k2, N, 8, 1, 0
▪ Trigger inputs (Screw)
▪ Activation contact closure
Relays
▪ Zone output relay contacts 100 V, 2 A
▪ Zone override relay contacts 100 V audio for 3-wire override, 24 Vdc for 4-wire
override
▪ Call Active relay contacts 100 V, 2 A
▪ DC supply output voltage 24 V, 250 mA max
Enviromental Conditions
▪ Operating temperature range -10 to +550C
▪ Storage temperature range -40 to +700C
▪ Relative humidity <95%
General
▪ EMC emission acc. to EN 55103-1
▪ EMC immunity acc. to EN 55103-2
▪ Dimensions 100 x 430 x 270 mm(19" wide, 2U high)
▪ Weight approx. 5 kg
▪ 19" mounting brackets included

2) Call Station w/ 6 Zones Selector


Electrical
▪ Power supply
– Voltage range 18 – 24 V
– Current consumption <30 mA
Performance
▪ Nominal sensitivity 85 dB SPL (gain preset 0 dB)
▪ Nominal output level 700 mV
▪ Maximum input sound level 110 dB SPL
▪ Gain preset +6/0/-15 dB
Spesifikasi Teknis 186
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
▪ Limiter treshold 2 V
▪ Compression ratio limiter 1:20
▪ Distortion <0.6% (maximum input)
▪ Equivalent input noise level 25 dB SPLA
▪ Frequency response 100 Hz – 16 kHz
▪ Speech filter -3 dB @ 315 Hz, high-pass, 6 dB/oct
▪ Output impedance 200 Ohm
▪ Selections
– Chimes 18 different combinations
– Priorities 2 different priorities
Environmental Conditions
▪ Operating temperature range -10 to +550C
▪ Storage temperature range -40 to +700C
▪ Relative humidity <95%
General
▪ EMC emission acc. to EN 55103-1
▪ EMC immunity acc. to EN 55103-2
▪ Dimensions
– 40 x 100 x 235 mm (base)
– 390 mm stem length (with microphone)
▪ Cable length 5 m
▪ Weight approx. 1 kg

O
NDITIONS
3) Booster Amplifier 240 Watt
Electrical
▪ Mains voltage
230 Vac/240 Vac, ±10%, 50/60 Hz
110 Vac, ±10%, 50/60 Hz
▪ Max mains power consumption 400 VA
▪ Max mains inrush current
16 A
17 32 A
▪ Battery voltage 24 Vdc, +20%/-10%
▪ Max battery current 12 A
Performance
▪ Frequency response 50 Hz – 20 kHz (+1/-3 dB, @ -10 dB ref. rated output)
▪ Distortion <1% @ rated output power, 1 kHz
▪ S/N (flat at max volume)>80 Db
Inputs
▪ Line input (3-pin XLR, 6.3mm phone jack, balanced)
– Sensitivity 1 V
– Impedance 20 kOhm
– CMRR >25 dB (50 Hz-20 kHz)
Spesifikasi Teknis 187
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
▪ 100V input (Screw, unbalanced)
– Sensitivity 100 V
– Impedance 330 kOhm
Outputs
▪ Line loopthrough output (3-pin XLR, 6.3mm phone jack, balanced)
– Nominal level 1 V
– Impedance direct connection to line input
▪ Max/rated output power
– 70/100V output 200 W/240 W
– 8Ohm output 80/160 V (240 W)
– Output power @ 24 V
– battery operation -1 dB ref. rated power
Enviromental Conditions
▪ Operating temperature range -10 to +550C
▪ Storage temperature range -40 to +700C
▪ Relative humidity <95%

General
▪ EMC emission acc. to EN 55103-1
▪ EMC immunity acc. to EN 55103-2
▪ Acoustic noise level of fan <45 dB SPL @ 1 m
▪ Dimensions 100 x 430 x 270 mm (19" wide, 2U high, with feet)
▪ Weight approx. 10.5 kg
▪ 19" mounting brackets includedUTS
4) Telephone – PA Coupler
Dimensions 65x120x40/2.6x4.7x1.6
Weight, net, in kg/lb: 0.100/0.2
Environmental conditions, category: T2
IP code: 42
Approval: CE
Supply voltage : 36 V d.c.
▪ At the station, idle <10 V d.c. 0 V d.c.
▪ At the station, in operation 18 - 36 V d.c. 15 V d.c.
Current consumption 24-36 V d.c./18-30 V a.c. 24-36 V d.c./18-30 V a.c.
▪ At the station, idle <0.3 mA 0 V 0 V
▪ At the station, in operation 27 mA 6-10 mA 6-10 mA
Output power (continuous/peak): 6 W in
Cabling:
▪ Extension line 2-wire
▪ Power line 2-wire
5) CD-MP3 Player & integrate Tuner FM-AM
Electrical
▪ Mains voltage 230/115 VAC, ±15%, 50/60 Hz.
▪ Max mains power consumption 25 VA.
Spesifikasi Teknis 188
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
▪ Max mains inrush current 1.5 A @ 230 Vac / 3 A @ 115 Vac.
Tuner
▪ Tuning range
– FM : 87.5 - 108 MHz (EUROPE, 50 kHz)
87.5 - 108 MHz (ASIA/AMERICA, 100 kHz)
– AM : 531 - 1602 kHz (EUROPE, 9 kHz)
530 - 1610 kHz (ASIA/AMERICA, 10 kHz)
▪ Sensivity
– FM : 2 µV (26 dB S/N)
– AM : 30 µV (20 dB S/N)

▪ Performance
– Frequency response 30 Hz - 15 kHz (+1/-3 dB, FM).
– Distortion <1%
– S/N >63 dB (1 m V, FM)
CD/Player
▪ Audio CD
– Frequency response 20 Hz - 20 kHz (+1/-3 dB)
– Distortion <0.1%
– S/N >80 dB
General
▪ Data buffer (shock protection) 8 Mbyte
▪ Lifetime >10.000 CD play cycles
▪ Memory for track selection 999 tracks (MP3), 99 tracks (audio CD)
Outputs
– Tuner output (Cinch, 2x mono)
Nominal level 200 mV
– CD-player output (Cinch, 2x mono)
Nominal level 500 mV
– Mixed output (Cinch, 2x mono)
Nominal level 200 mV
Enviromental Conditions
– Operating temperature range +5 to +55°C
– Storage temperature range -25 to +55°C
– Relative humidity <95%
General
– EMC emission acc. to EN 55103-1
– EMC immunity acc. to EN 55103-2
– Safety acc. to EN 60065
– Dimensions 100 x 430 x 270 mm (19" wide, 2U high)
– Weight approx. 4.2 kg
– 19” mounting brackets included
6) Ceiling Speaker 6 Watt, metal grill for EVAC ONLY
▪ Max. power 9 W
▪ Rated power (PHC) 6 W (6 - 3 - 1.5 W)
Spesifikasi Teknis 189
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
▪ Sound pressure level at 6 W/1 W (at 1 kHz, 1 m) 99 dB/91 dB (SPL)
▪ Effective frequency range (-10 dB) 70 Hz to 18 kHz
▪ Opening angle (at 1 kHz/4 kHz, -6 dB) 160°/55°
▪ Rated voltage 100 V
▪ Rated impedance 1667 W
▪ Speaker size 6"
▪ Magnet weight 5.3 oz
▪ Ambient temperature range -15 to +50 °C (5 to 122 °F)
▪ Safety acc. to EN 60065
▪ Ball-proof acc. to DIN 18032-3
▪ Connection 2-pole push connector
▪ Dimensions (dia x max. depth) 199 x 89 mm (7.8 x 3.5 in)
▪ Mounting cut-out dia. 172 mm (6.5 in)
▪ Colour White (RAL 9010)
▪ Weight 990 g (2.2 lb)
7) Volume Control 100 Watt
▪ Rated power 100 W
▪ Input voltage 100 V
▪ Attenuation steps 10 x 2 dB + off
▪ Frequency response (-1 dB) 50 Hz to 20 kHz
▪ THD < 0.5%
▪ Current consumption 10 mA at 24 V DC
▪ Connection screw terminals
▪ Colour off-white RAL 9010
▪ Dimension (W x H) 87 x 147 x 61.5(D) mm
▪ Weight 512 g (incl. surface mounting box)L

2. PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN


1) Semua kabel yang keluar dari rak peralatan ini harus melalui kabel gland dan
memakai flexible conduit.
2) Kotak hubung bagi ditempatkan di tempat yang sesuai dengan gambar rencana di
setiap lantai pada ketinggian 150 cm di atas muka lantai dan diklem ke dinding
dengan dynabolt 1/2" x 2" sebanyak 4 buah. Semua kabel yang masuk/keluar kotak
hubung ini harus melalui kabel gland.
3) Semua kabel yang digunakan harus ditempatkan dalam Conduit high impact,
sedangkan semua kabel distribusi harus diklem pada tangga kabel yang dipasang di
shaft dengan memakai dynabolt 1/2" x 2" sebanyak 4 buah pada setiap jarak 75 cm.
Conduit harus diklem pada struktur bangunan dengan saddle klem.
4) Semua alat pengeras suara (loudspeaker) harus dipasang pada tempat-tempat yang
sesuai seperti yang ditunjukkan dalam gambar rencana, di mana koordinat yang tepat
akan dapat ditentukan lebih lanjut dalam shop drawing oleh Kontraktor sesudah
dipadukan dengan perlengkapan lain yang ada. Bagi penempatan speaker yang
belum jelas akan ditentukan kemudian di lapangan.

Spesifikasi Teknis 190


.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
5) Untuk semua pekerjaan yang bersifat elektrikal, Kontraktor terikat pada persyaratan
dan ketentuan sesuai dengan peraturan yang berlaku, yakni PUIL 2000.
3. PENGUJIAN
1) Semua peralatan dalam sistem tata suara ini harus diuji oleh perusahaan pemegang
keagenan peralatan tersebut dengan disaksikan oleh Konsultan Pengawas / Direksi.
2) Sebelum melakukan pengujian, Kontraktor wajib memberitahu Konsultan Pengawas
/ Direksi terlebih dahulu. Setiap pengujian yang dilakukan tanpa disaksikan oleh
Konsultan Pengawas / Direksi akan dinyatakan tidak sah dan harus diulang kembali.
3) Pengujian dapat dilakukan per bagian pekerjaan, namun akhirnya tetap dilakukan
pengujian sekaligus secara keseluruhan.
4) Semua biaya yang diperlukan untuk dapat dilakukannya pengujian, baik untuk daya
listrik dan peralatan bantu serta peralatan ukur, sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
5) Apabila terdapat ketidaksempurnaan ataupun kegagalan dalam pengujian, maka
Kontraktor wajib memperbaikinya dengan biaya yang sepenuhnya menjadi
tanggungan Kontraktor.
6) Apabila karena perbaikan yang dilakukan menyebabkan kerusakan pada bagian
paket pekerjaan Kontraktor lain, maka biaya perbaikannya tetap menjadi tanggung
jawab Kontraktor sistem tata Suara.
7) Pengujian terutama juga dilakukan terhadap jaringan listrik/pengkabelannya, dengan
persyaratan yang sesuai untuk instalasi elektrikal. Pengujian terhadap pentanahan
juga akan dilakukan.

4. GARANSI DAN PEMELIHARAAN


1) Setelah selesai pengujian dan dinyatakan baik, Kontraktor (c.q. perusahaan
pemegang keagenan) harus menyerahkan surat jaminan untuk masa waktu
sedikitnya 12 (dua belas) bulan atas kesempurnaan bekerjanya sistem dan
penggantian suku cadang selama masa garansi tersebut serta pemeliharaan.
2) Kontraktor wajib menyerahkan semua dokumen, baik berbentuk brosur, manual,
daftar dan keterangan peralatan serta nama/alamat/nomor telepon agen/dealer
peralatan yang dipakai
3) Buku petunjuk untuk mengoperasikan peralatan sistem tata suara tersebut haruslah
dibuat lengkap dan dalam bahasa Indonesia yang jelas.

5. LAIN – LAIN
1) Bila ada hal-hal yang tidak tercantum dalam gambar kerja dan RKS sehingga
meragukan Kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan, maka Kontraktor harus
menanyakan kepada Konsultan Pengawas / Direksi segera untuk mendapatkan
penjelasan dan keputusan.

2) Kontraktor tidak dapat melepaskan diri dari tanggungjawab pelaksanaan apabila ada
hal-hal yang oleh Kontraktor dianggap meragukan atau tidak jelas, baik dalam
gambar maupun dalam RKS.
3) Apabila terdapat perbedaan spesifikasi bahan / material, maka yang dipakai adalah
spesifikasi bahan / material yang tertinggi / terbaik menurut perencana. Oleh sebab
Spesifikasi Teknis 191
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
itu Kontraktor diharuskan menginformasikan perbedaan ini kepada Perencana untuk
dimintakan persetujuan sebelum kontrak kerja ditandatangani. Tidak ada tambahan
biaya akibat perbedaan ini, apabila diketahui setelah kontrak ditandatangani.
4) Dalam pelaksanaan seluruh sistem harus berjalan dengan baik. Kelalaian Kontraktor
yang mengakibatkan sistem tidak berjalan dengan baik sepenuhnya menjadi
tanggungjawab Kontraktor.

V. PEMASANGAN :

1. Merk kabel : Supreme, kabelindo, kabel metal atau Supreme

2. Speaker menara harus ditempatkan pada bracket yang dilengkapi proteksi terhadap
interferensi gelombang elektro – mekanik (EMC protection).
3. Perkabelan speaker menggunakan jenis kabel NYMHY 2 x 1,5 mm.
4. Interkoneksi Controller ke masing-masing router dan perkabelan call station
menggunakan jenis kabel Shielded Twisted Pairs (STP) Cat 5E. Harus dihindari
sambungan kabel dalam satu bentang kabel jenis ini.
Perkabelan didalam atau yang menempel pada dinding harus dimasukkan dalam pipa conduit
Clipsal / EGA. Sedangkan yang didalam tanah menggunakan pelindung pipa Galvaniz

6. PESAWAT TELEPON
a. Pesawat Cabang Analog minimum memiliki kelengkapan : Message Waiting Indicator,
Data Port, Tombol-tombol Recall, Mute, Pause, Last Number Redial, selectable ringing
volume 3 level, selectable ringing melodi 4 macam, programmable flashing duration,
tone/pulse dialling, model desk-top namun dapat dipakai wall-mounting.
b. Pesawat Cabang Digital minimum memiliki semua kelengkapan yang terdapat pada
pesawat cabang analog ditambah 1x20 character display, Handsfree, Loudspeaker, 2-
direction navigation key, Direct Access to Mail-Box, 6 programmbale shortcut keys.
Kotak Terminal Telepon secara umum mempunyai syarat - syarat yang sama seperti
MDF.
1. Kabel Telepon
Tipe kabel yang digunakan meliputi :
a) lnstalasi dalam : PVC. Kabel untuk instalasi dalam ( lihat gambar )
b) Instalasi Luar : PVC. Kabel berlapis baja untuk instalasi bawah tanah
(penguburan langsung)
Sebuah nomor untuk tiap-tiap kabel harus sesuai dengan gambar.
7. PEMASANGAN KABEL TELEPON
1) Umum
a) Sistem penyambungan didalam main distribution frame dan junction box harus
mempergunakan sistem slip (solderless) dengan alat connection / disconnection.
(Reference: Krone).
b) Penyambungan kabel didalam junction box harus mempergunakan sistem slip
solderless, sesuai dengan persyaratan PT. Telkom. (Reference: Krone)

Spesifikasi Teknis 192


.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
c) Kabel yang masuk keluar ke/dari MDF, junction box harus memakai kabel gland
dan tanda untuk mengindentifikasikan route kabel dan nomor pesawat dengan
memakai "cable marking".
d) Kotak hubung MDF; junction box dan terminal box harus dibuat dari plat baja
dengan tebal minimum 2 mm dan dilapisi dengan grey colour baked acrylic paint.
e) Semua kotak hubung harus mendapat grounding dengan hambatan minimum 1
ohm.
f) Jarak antara grounding instalasi telepon dengan grounding instalasi listrik
paling dekat 10 m, sedangkan dengan grounding penangkal petir paling dekat
20 m.
2) Kabel
a) Kabel feeder yang digunakan adalah jenis indoor telephone cable, dengan
kapasitas sesuai gambar rencana.
b) Kabel distribusi dari junction box tiap-tiap outlet memakai indoor telephone cable
sebanyak 2 pair diameter core 0,6 mm ( 1 pair dipakai untuk cadangar/spare),
dan dimasukkan dalam konduit.
c) Semua kabel yang dipasang diatas langit-langit harus diletakkan pada suatu
trunking kabel/Tray.
d) Semua kabel yang dipasang di shaft secara vertikal harus dipasang pada tangga
kabel.
e) Semua kabel yang dipasang diatas trunking kabel harus didalam conduit.
f) Semua outlet kabel yang penempatan instalasinya hanya sampai diceiling saja,
hanis memiiiki spare panjang minimum 10m dari titik instalasi outlet pada gambar
rencana.
g) Isolasi antara urat-urat kabel, dan isolasi antara urat kabel terhadap ground
minimum 20 M ohm.
3) Trunking dan tangga kabel
a) Trunking kabel dan tangga kabel harus dipasang horizontal dan satu garis
vertical.
b) Tangga kabel dipasang kedinding shaft dengan memakai 3 buah dynabolt
berukuran 1l2" x 2" pada jarak 75 cm
4) Conduit
a) Konduit harus diklem ke struktur bangunan dergan sadle klem. Jenis konduit
yang bisa dipakai adalah PVC conduit dengan diameter dalam minimum 1.5 x
diameter kabel.

b) Khusus ruang-ruang tanpa ceiling seperti area parkir, dimana pemasangannya


bersifat outbow memakai konduit khusus.
c) Untuk pemakaian konduit didalam ruang yang memiliki ceiling (tidak
tampak/INBOW) cukup memakai konduit biasa.
5) Pemasangan kabel dalam
Semua kabel dalam akan dipasang dengan menggunakan saluran PVC High Impact
Conduit BS 6099 Fire Retardant dengan diameter dalam min 1.5 kali diameter kabel
dan minimum diameter dalam 19 mm. Untuk keperluan maintenance, wama PVC

Spesifikasi Teknis 193


.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
High Impact conduit yang dipasang untuk instalasi telepon hanus berbeda dengan
PVC High Impact yang dipasang untuk instalasi listrik (wama putih atau hitam ).
6) Pemasangan kabel luar.
Secara umum pemasangan kabel luar harus sesuai dengan standard yang dapat
digunakan dan disetujui oleh engineer.
Secara langsung kabel dikubur harus dilindungi dengan batu bata yang didesain
khusus untuk pemasangan kabel telepon bawah tanah.
Batu bata diatas, wama merah plastik dengan ketebalan dan lebar yang sesuai
harus dipasang dengan tanda peringatan yang diperlihatkan pada pemasangan
kabel telepon di bawah.
Tanda kabel harus juga dipasang sepanjang rute kabel, sebaiknya pada setiap
perubahan arah.

8. OUTLET TELEPON
Outlet telepon harus dipasang secara spesifik dan diperlihatkan dalam gambar
bagiannya harus disempurnakan dengan unit yang mendukung penggunaan.
Tipe outlet telepon dan unit yang mendukung penggunaan harus sesuai dengan syarat
- syarat desain interior.

9. PERCOBAAN DAN PENGGUNAAN


Selama waktu perkembangan dan melengkapi instalasi, sistem telepon harus diuji coba
dan digunakan, sehingga operasi berjalan dengan baik.
Uji coba dan penggunaan sistem harus sesuai dengan standard PT. Telkom dan
disetujui oleh pembuat peralatan sistem telepon.
Pada kelengkapan semua pekerjaan dan setelah melengkapi semua peroobaan,
kontraktor harus menyediakan teknisi terampil yang diperlukan dan penolong untuk
pengoperasian dan perawatan semua sistem dan peralatan untuk periode kurang dari
dua minggu sampai sistem beroperasi dengan baik.

10. TANGGUNG JAWAB DAN JAMINAN KONTRAKTOR


Semua pekerjaan, peralatan dan material harus dijamin kualitasnya dan mencegah
semua kerusakan untuk periode yang ditunjukkan dalam kontrak.

Kontraktor harus bertanggung jawab untuk mendapatkan izin yang mana dibutuhkan
untuk pengoperasian sistem telepon.

Kontraktor harus bertahggung jawab untuk semua biaya dengan beberapa izin yang
ditetapkan hukum disesuaikan dengan pekerjaan dan beberapa kerusakan dari material
yang kurang baik, peralatan dan pembuatan.

Kontraktor harus rnemasukkan biaya untuk pelatihan operator yang disediakan oleh
klien.

11. PRODUK
Spesifikasi Teknis 194
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi dan diproduksi oleh satu pabrik.
Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setaraf dengan yang
dispesifikasikan ke Direksi. Kontraktor baru bisa mengganti bila ada persetujuan resmi
dan tertulis dari Direksi.
PABX / Key Telephone : PHILIPS, NASIONAL Panasonic & SIEMENS
Guest Room telephone : PHILIPS, Teledex.
Outlet Telephone : Legrand/ setara
Kabel : EXTRANA
Conduit : EGA, Clipsal

Spesifikasi Teknis 195


.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
XII. SISTEM LAN (LOCAL AREA NETWORK)

1. SYARAT PEKERJAAN

Pendahuluan

Syarat-syarat umum dan teknis pekerjaan ini ditujukan untuk Perencanaan


Pembangunan Gedung ini

Pekerjaan sistem LAN data meliputi pengadaan semua pengkabelan dimulai dari
distribution switch hingga outlet-outlet data, tenaga kerja, pemasangan, pengujian
dan perbaikan selama masa pemeliharaan dan training bagi calon operator dan
bagian maintenace, sehingga seluruh sistem LAN dapat beroperasi dengan baik dan
benar

Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan yang tercakup dalam Spesifikasi Teknis ini meliputi hal-hal berikut tetapi
tidak terbatas pada :

a. Pengadaan dan pemasangan jaringan kabel data mulai dari distribution switch
menuju access switch. Sedangkan core switch dan servernya ikut eksisting.
b. Instalasi kabel data, pengadaan dan pemasangan outlet data RJ-45 untuk
komputer.
c. Pekerjaan-pekerjaan lainnya yang menunjang pekerjaan tersebut diatas
seperti : rak kabel, marking kabel dan lain-lain pekerjaan penunjang agar sistem
LAN dapat bekerja dengan baik dan benar yang disetujui Konsultan Pengawas.
d. Melaksanakan pengujian dan komisioning untuk seluruh sistem LAN dan
seluruh peralatan yang terpasang.
e. Mengadakan pelatihan bagi personal yang akan menggunakan/
mengoperasikan sistem LAN tersebut.

Peraturan dan Standar

Sebagai dasar perancangan digunakan standar dan peraturan yang berlaku :

a. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL-2000).


b. Institute of Electrical and Electronic Engineers (IEEE).
c. International Standards Organisation (ISO).
d. Spesifikasi Teknis Elektrikal.

Kontraktor dan Koordinasi

Syarat Kontraktor

a. Kontraktor harus mampu melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaannya


sesuai dengan surat perjanjian kontrak, rencana kerja syarat-syarat, gambar
rencana, RAB dan dokumen lain yang telah disetujui bersama oleh pihak yang
terkait dengan proyek ini (Pemberi Tugas, Konsultan Perancang, Konsultan
Pengawas, Kontraktor).
b. Kontraktor harus memiliki tenaga ahli dalam bidang instalasi Listrik Arus Kuat
dan Listrik Arus Lemah yang memiliki surat-surat ijin yang masih berlaku, seperti
: Surat Ijin Kerja (SIKA) Instalatir Listrik dari PLN.

Menyerahkan struktur organisasi dan CV personil yang terlibat dalam proyek ke


Konsultan Pengawas. Apabila personil diragukan kemampuannya untuk
menangani pekerjaannya karena tidak sesuai dengan sifat atau bobot
pekerjaan yang akan dipikulnya, maka Kontraktor harus mengganti sesuai
dengan permintaan Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas.
Spesifikasi Teknis 196
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
c. Memegang keagenan atau bekerja sama dengan agen dari merk yang
ditawarkan dengan menunjukkan surat keagenan/ kerjasama. Agen yang dipilih
Kontraktor untuk bekerja sama harus memiliki ahli dalam pemasangan
peralatan/komponen serta mampu dan bertanggungjawab menyelesaikan
tugasnya dengan baik dan benar.

Tanggung Jawab Kontraktor

a. Kontraktor bertanggungjawab menyelesaikan seluruh pekerjaan sesuai dengan


jadwal pelaksanaan yang telah diajukan dan disetujui oleh Pemberi Tugas,
Konsultan Pengawas, dan Kontraktor. Apabila ada ketidak sesuaian waktu
penyelesaian pekerjaan atau mengalami keterlambatan karena kelalaian
Kontraktor, maka Kontraktor wajib menyelesaikan pekerjaan tanpa ada
penambahan biaya.

b. Rencana Kerja & Syarat-syarat dan Gambar-gambar rencana harus digunakan


secara bersama-sama dan menjadi satu kesatuan. Segala sesuatu yang tidak
dijelaskan baik pada gambar maupun pada spesifikasi, tetapi sangat diperlukan
untuk melengkapi instalasi yang dimintakan agar dapat bekerja dengan
sempurna, harus disediakan dan termasuk dalam kontrak yang menjadi
tanggung jawab Kontraktor.

c. Kehilangan dan kerusakan terhadap bangunan di lokasi pekerjaan yang terjadi


sebelum serah terima kedua pekerjaan akibat kelalaian Kontraktor menjadi
tanggung jawab Kontraktor. Kontraktor wajib mengganti dan memperbaiki item
pekerjaan tersebut tanpa ada tambahan biaya.

Koordinasi dan Informasi

a. Kontraktor harus berkonsultasi dengan Konsultan Pengawas tentang rencana


kerja dan detail kegiatannya, sehingga Kontraktor dan sub-Kontraktor dapat
membuat jadwal rencana kerja penyelesaian proyek secara keseluruhan.

b. Kontraktor sebelum melaksanakan pekerjaannya harus berkonsultasi dahulu


dengan Konsultan Pengawas perihal metode pelaksanaan pekerjaan untuk
menghindari terjadinya kesalahan-kesalahan di lapangan.

c. Kontraktor harus memberitahukan secepatnya kepada Konsultan Pengawas


apabila mengalami suatu kesulitan dalam pelaksanaannya, atau
memperkirakan akan timbul kesulitan didalam pelaksanaan dikemudian hari,
baik yang menyangkut dengan kegiatannya ataupun yang menyangkut dengan
kegiatan sub-Kontraktor lain.

d. Masing-masing divisi pekerjaan (sipil/struktur, arsitektur, mekanikal dan


elektrikal) saling berkoordinasi terhadap pekerjaan yang terkait, posisi-posisi,
elevasi, termasuk pekerjaan pembobokan dinding, lantai, pembuatan
shaft/sleeve dan lain sebagainya.

e. Gambar-gambar perancangan hanya menunjukkan secara umum tentang


posisi dari peralatan-peralatan, pengkabelannya dan lain-lain. Kontraktor harus
mengadakan perubahan-perubahan yang diperlukan yang disesuaikan dengan
keadaan bangunan sebenarnya, tanpa tambahan biaya.

f. Referensi bagi pekerjaan-pekerjaan yang terkait dengan pekerjaan ini adalah :


a. Pembumian pengaman
b. Daftar merek/produk material.
c. Pekerjaan Arsitektur
d. Informasi dari Pemilik Gedung

Persetujuan
Spesifikasi Teknis 197
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
a. Jadwal pelaksanaan (Master schedule dan kurva-S) dibuat oleh Kontraktor
setelah Kontraktor menerima Surat Perintah Kerja (SPK), kemudian diajukan ke
Konsultan Pengawas. Jadwal tersebut dinyatakan berlaku bila telah disetujui
oleh Pemberi Tugas, Konsultan Pengawas, Kontraktor.

b. Surat pengajuan material beserta brosur dan contoh material diserahkan ke


Konsultan Pengawas minimal 2 minggu sebelum jadwal diajukan gambar kerja
(shop drawing). Perubahan terhadap spesifikasi material harus mendapat
persetujuan Konsultan Perancang.

Penolakan lebih dari satu kali atas material/shop drawing/diagram skematik


yang tidak memenuhi persyaratan dalam spesifikasi/RKS ini adalah
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor, dan Kontraktor tidak berhak
untuk mendapatkan penambahan/pengunduran jadwal.

c. Gambar kerja (shop drawing) diajukan oleh Kontraktor minimal 7 hari sebelum
jadwal pelaksanaan. Gambar kerja tersebut dinyatakan berlaku dijadikan
lampiran ijin pelaksanaan bila telah disetujui Konsultan Pengawas dan telah di
evaluasi Konsultan Perancang.

Gambar kerja yang dibuat berdasar gambar rencana sebagai penjelas, yang
disesuaikan dengan benda yang sebenarnya dan tempat yang tersedia, serta
disesuaikan pula dengan rancangan arsitektur dan pekerjaan sipil.

Gambar Kerja yang menunjukkan secara detail tentang pemasangan (instalasi)


peralatan-peralatan serta hubungan-hubungannya dengan pekerjaan lain.

Gambar-gambar kerja yang menunjukkan posisi-posisi elevasi, pengkabelan


serta detail-detail pemasangan peralatan pada posisinya atau pada
ruangannya.

d. Pekerjaan di lapangan boleh dilaksanakan apabila telah mendapat persetujuan.


Kontraktor mengajukan surat ijin pelaksanaan pekerjaan yang dilampirkan
gambar kerja yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.

Surat ijin pelaksanaan ini diajukan minimal 2 hari sebelum jadwal pelaksanaan
di lapangan.

Keterlambatan pengajuan material/shop drawing/diagram skematik sesuai


dengan yang telah ditentukan dalam spesifikasi/RKS ini adalah sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Kontraktor, dan Kontraktor tidak berhak untuk
mendapatkan penambahan/ pengunduran jadwal.

Jaminan Kualitas

Kontraktor harus mempunyai quality control. Seorang quality control harus mampu
berkoordinasi dengan pelaksana lapangan, aktif, tegas, bertanggung jawab penuh
dalam menerima instruksi-instruksi dari Konsultan Pengawas, petunjuk dan perintah
secara langsung kepada pelaksana lapangan, mengutamakan mutu pekerjaan
dengan hasil yang rapih, baik dan benar.

2. SYARAT MATERIAL / PRODUK

Umum

a. Untuk semua material yang ditawarkan, Kontraktor wajib mengisi daftar material
yang menyebutkan: merek, tipe, model, kelas, lengkap dengan brosur/katalog
yang dilampirkan pada waktu tender.
Spesifikasi Teknis 198
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
Tabel daftar material ini diutamakan untuk komponen-komponen yang berupa
barang-barang seperti tertera pada daftar merek/produk material.

b. Semua bahan/material sebelum dipesan, dibeli, masuk ke site project dan


sebelum dilakukan pemasangan, harus mendapat persetujuan dari Pemberi
Tugas dan Konsultan Pengawas.

c. Apabila pada spesifikasi teknik ini atau pada gambar disebutkan beberapa
merek tertentu atau kelas mutu (quality performance) dari material atau
komponen tertentu terutama untuk material-material listrik utama, maka
Kontraktor wajib melakukan didalam penawarannya material yang dalam taraf
mutu/pabrik yang disebutkan itu.

d. Kontraktor wajib melengkapi prosedur pemasangan yang disarankan oleh


pabrik pembuat peralatan, berikut dengan brosur-brosur/katalog yang lengkap
tentang ukuran-ukuran peralatan, cara-cara pemasangan dan persyaratannya,
serta diagram pengkabelannya dari peralatan-peralatan utamanya.

Bahan / Material

Syarat-syarat dasar

a. Kontraktor harus memberikan bahan/material dari kualitas baik, baru, bukan


hasil perbaikan dan pemasangan yang rapi dan sempurna sehingga dapat
berfungsi dengan baik dan harus sesuai dengan spesifikasi/persyaratan
ataupun ketentuan pabrik.

b. Ruangan yang tersedia untuk penempatan peralatan/perlengkapan instalasi


sebagaimana tampak pada gambar rencana, telah disesuaikan dengan ukuran
peralatan yang diproduksi oleh beberapa pabrik.

Kontraktor harus menawarkan, menyediakan dan memasang semua


perlengkapan yang dimaksud pada ruang yang telah disediakan.

c. Kapasitas yang tercantum baik dalam gambar atau spesifikasi merupakan


kapasitas minimum. Penyesuaian dalam pemilihan boleh dilakukan Kontraktor
dengan syarat-syarat sebagai berikut :
• Tidak menyebabkan pertambahan peralatan
• Sistem tidak berubah, dan menjadi lebih sulit
• Tidak meminta pertambahan ruang
• Biaya operasi dan pemeliharaan tidak menjadi mahal.
• Apabila nanti selama proyek berjalan, terjadi bahwa material
yangdisebutkan pada tabel material tidak dapat diadakan oleh Kontraktor,
yang diakibatkan oleh sesuatu alasan yang kuat dan dapat diterima oleh
Konsultan Pengawas, Konsultan Perancang dan Pemberi Tugas, maka
dapat dipikirkan penggantian merek/tipe dengan suatu sanksi tertentu
kepada Kontraktor

e. Dalam hal ukuran fisis harus cukup dan tidak meminta ruangan lebih besar dari
pada yang telah disediakan. Kecukupan tersebut dalam arti telah termasuk
segala peralatan pendukung yang perlu untuk operasi sampai sempurna sesuai
ketentuan pabrik.

Syarat-syarat fisis

a. Bahan dan peralatan dari klasifikasi atau type yang sama sedapat mungkin
diminta dari merk atau buatan pabrik yang sama.

Spesifikasi Teknis 199


.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
b. Apabila suatu unit peralatan terdiri dari bagian-bagian komponen, maka seluruh
bagian-bagiannya sebaiknya dari merk yang sama untuk menghindari kesulitan
dalam hal :
• Pemeliharaan dan menjaga mutu karakteristiknya.
• Jaminan produk dan pemasangan
• Menentukan pihak yang akan bertanggung jawab apabila terjadi ketidak
sesuaian ataupun kesalahan

c. Apabila diperlukan suatu peralatan tambahan yang berbeda merek tapi


merupakan bagian dari sistem secara keseluruhan, maka Kontraktor harus
mengajukan surat dukungan dari pabrik peralatan utama yang menyatakan
bahwa merek peralatan tambahan tersebut akan “compatible” dengan peralatan
utama yang diproduksinya.

Komponen – Komponen

Kabel Data

Semua komunikasi data pada sistem jaringan komputer harus menggunakan kabel
data tipe UTP cable 4 pairs category 6 buatan Belden ex Amerika atau merek lain
yang setara.
Kabel distribusi data UTP kategori 6 mempunyai karakteristik pada pengukuran
frekuensi 100 MHz, sebagai berikut :

• Diameter solid conductor : 0,6 mm


• Tahanan DC : maximum 6,1 ohm
• Kapasitansi : 17 PF/Feet
• Impedansi : 100 ohm ± 15%
• Attenuation : maximum 16,5 dB
• Cross tank : minimum 29,3 dB
• ACR (Attenvation to crosslack ratio) : 17 dB
− Access switch
− Distribution switch
− Kabel jaringan Fiber Optic

Pengiriman, Penyimpanan, dan Pengamanan

a. Bahan / material yang siap kirim ke lokasi proyek harus disertai dengan surat
jalan pengiriman dan sesuai dengan spesifikasi yang telah disetujui.

Jika bahan / material yang sampai di lapangan tidak sesuai dengan surat
persetujuan material dan contoh yang telah disetujui, maka akan ditolak oleh
Konsultan Pengawas dan Kontraktor bertanggung jawab untuk menggantinya,
tanpa biaya tambahan.

b. Semua bahan / material sebelum pemasangan harus dilindungi terhadap cuaca


dan dijaga selalu keadaan bersih. Semua pipa pelindung dalam tanah yang
menembus keluar dinding/pondasi batas luar bangunan, harus ditutup rapat
dengan sealent untuk mencegah masuknya air tanah termasuk ujung-ujung
kabelnya juga harus diusahakan kedap air.

c. Semua bahan / material sebelum pemasangan harus ditempatkan yang aman,


dalam gudang ruang tertutup dan tidak lembab, wajib dikontrol oleh petugas
keamanan Kontraktor dan diperiksa bahan / material tidak ada kerusakan,
ditukar ataupun hilang.
Bila terjadi hal tersebut maka Kontraktor wajib mengganti yang sesuai dengan
semula tanpa ada biaya tambahan.

Jaminan Material
Spesifikasi Teknis 200
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
a. Garansi bahan / material adalah jaminan atas bahan / material yang dipasang
dalam pekerjaan, yang berlaku dalam jangka waktu tertentu, yang dinyatakan
dalam surat garansi; dan dikeluarkan oleh Pabrik pembuat alat atau produsen
bahan itu. Garansi dapat juga dikeluarkan oleh Kontraktor, jika Kontraktor
sebagai agen tunggal dari Pabrik alat atau bahan tersebut. Didalam surat
garansi itu harus dicantumkan jelas kewajiban Pabrik atau Kontraktor jika terjadi
kerusakan terhadap bahan / material yang dipasang pada pekerjaan, paling
sedikit berisi kesanggupan Produsen yang diwakili Kontraktor untuk
memperbaiki atau mengganti bagian yang rusak, jika kerusakan itu akibat yang
wajar dan memenuhi ketentuan dalam persyaratan garansi.

b. Jangka Waktu Garansi bahan / material ditetapkan selama 360 (tiga ratus enam
puluh) hari kalender, terhitung sejak Uji Coba dinyatakan berhasil.

3. SYARAT PELAKSANAAN

Umum

Pekerjaan yang dilaksanakan adalah sesuai dengan lingkup pekerjaan yang


dimaksud dalam sub bab.1.2 dan untuk pelaksanaannya jika tidak secara explisit
dinyatakan di dalam RKS ini harus mengikuti standard yang dimaksud dalam sub
bab.1.3.

Persiapan

1. Gambar Kerja (shop drawing)


Kontraktor harus mengirimkan gambar kerja sebelum instalasi dipasang sesuai
sub bab. 1.5. pasal c. Gambar kerja yang dapat dilaksanakan dilapangan
adalah gambar yang sudah disetujui oleh Konsultan Pengawas.

2. Pekerjaan telah dikoordinasikan antar pihak proyek yang terkait dan persiapan
sebagai berikut : Ruangan, pondasi/ dudukan peralatan, bahan/material sudah
berada di lapangan. Struktur untuk shaft/sleeve sudah pasti penempatan dan
dimensinya.

Penerapan / Pemasangan

a. Pemasangan harus sesuai petunjuk pada gambar kerja dan detail sebagai
petunjuk saja. Penyesuaian letak dan cara pemasangan harus di lapangan,
karena keadaan lokasi sebenarnya yang kemudian dituangkan dalam gambar
kerja yang disetujui oleh Direksi. Konduktor dan semua alat bantunya harus
kokoh secara listrik maupun mekanik.

Instalasi

a. Terminal dan Mur Baut.

Semua terminal cabang dan disekrup dengan menggunakan mur baut ring dari
bahan tembaga atau mur baut yang divernikel (stainless) dengan ring tembaga
harus terpasang kuat dan tidak mudah lepas.

b. Klem-klem pemasangan pada bahan/peralatan terpasang kuat dan tidak lepas

c. Penempatan kabel-kabel pada rak kabel dan tersusun rapih

Inspeksi dan Pengujian

Spesifikasi Teknis 201


.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
1. Sebelum dilaksanakan pengujian, semua penyambungan harus diperiksa
tersambung dengan mantap, kencang dan tidak terjadi kesalahan sambung
atau kesalahan polaritas.

2. Kontraktor harus melakukan serangkaian pengujian-pengujian untuk


mendemonstrasikan bahwa bekerjanya semua peralatan dan material yang
telah selesai terpasang memang benar-benar memenuhi persyaratan yang
disebutkan di dalam spesifikasi teknis ini dan standar / referensi yang
digunakan.

3. Kontraktor harus menyediakan semua peralatan dan personil yang perlu untuk
melakukan pengujian.

4. Kontraktor harus menyerahkan jadwal waktu tentang kapan akan


diselenggarakannya dan cara-cara pengujian tersebut 14 (empat belas) hari
sebelumnya kepada Konsultan Pengawas.

5. Hasil pengetesan harus tertulis dan disaksikan oleh Direksi.

Pengamanan dan Pembersihan

Selama masa pelaksanaan dan pemeliharaan Kontraktor diwajibkan :


1. Mengusahakan daerah kerja mereka selalu dalam keadaan bersih dan rapih
selama konstruksi. Pada saat pelaksanaan pekerjaan selesai, Kontraktor harus
memeriksa keseluruhan pekerjaan, meninggalkan pekerjaan dalam keadaan
rapih, bersih dan siap pakai

2. Semua bahan dan peralatan sebelum dan sesudah pemasangan harus


dilindungi terhadap cuaca dan harus dijaga selalu dalam keadaan bersih,
semua ujung-ujung konduit dan bagian-bagian peralatan yang tetap tidak
dihubungkan, harus disumbat atau ditutup untuk mencegah masuknya
benda/kotoran.

3. Menyelesaikan dan memperbaiki kekurangan-kekurangan pekerjaan.

4. Memelihara dan merawat peralatan yang dipasang secara berkala sesuai


dengan persyaratan pabrik

5. Menjaga hasil pekerjaan termasuk instalasi dalam keadaan baik, utuh dan tidak
rusak ataupun hilang.

6. Kubikel-kubikel dan ruang peralatan diberi kunci pengaman dan posisi


peletakan kunci harus jelas.

Material Perawatan

Kontraktor bertanggungjawab menyediakan spare part komponen dan material


selama masih dalam masa perawatan.

Pelatihan dan Petunjuk Pemeliharaan

1. Kontraktor bertanggung jawab untuk mendidik operator yang ditunjuk Pemilik,


sampai yang bersangkutan terbukti sanggup menjalankan/ mengoperasikan
seluruh sistem dengan baik, segala sesuatunya atas biaya Kontraktor.

2. Kontraktor juga harus menyerahkan 3 set buku yang berisi petunjuk operasi
dan perawatan dari seluruh instalasi dan peralatan kepada Pemberi Tugas
paling lambat 30 hari kalender setelah serah terima pertama.

Syarat Penyerahan Pekerjaan

Spesifikasi Teknis 202


.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
Serah terima pertama

Pekerjaan dikatakan selesai apabila :

1) Instalasi telah diselenggarakan dengan baik dan semua sistem telah diuji dan
bekerja sempurna sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi dan dijamin
akan tetap bekerja dengan baik untuk waktu jangka panjang. Pernyataan bahwa
sistem telah bekerja dengan baik dan sesuai dengan spesifikasi dan gambar,
harus dilakukan dengan Berita Acara Pemeriksaan dan sertifikat pengujian.

2) Telah menyerahkan surat jaminan.

3) Telah memenuhi syarat penyerahan gambar revisi.

4) Telah melengkapi dengan buku petunjuk kerja dan pemeliharaan, serta telah
memberikan petunjuk kepada wakil dari Pemilik Bangunan tentang cara
penggunaan peralatan-peralatan yang ada.

5) Telah mendapatkan surat pernyataan bahwa instalasi telah dilaksanakan


dengan baik dan dapat bekerja

6) Telah mendapatkan surat pernyataan dari Manajemen Konstruksi bahwa


instalasi telah dilaksanakan dengan baik dan sistem bekerja dengan sempurna.

7) Telah memenuhi semua persyaratan yang tercantum dalam kontrak.


− As build drawing
− Measurement report
− Factory certificate
− Guarantee certificate dan brochure.
− Operation dan maintenance manual
− Spare part untuk satu tahun operasi.

8) Semua sertifikat, instruksi dan perizinan dari instansi yang berwenang


memberikan izin penggunaan atas instalasi yang dipasang, harus diserahkan
pada saat atau sebelum hari penyelesaian pekerjaan yang ditentukan.

9) Penyerahan dilakukan dengan Berita Acara proyek disertai lampiran-lampiran


sebagai berikut :

a. Gambar revisi (as build drawing), dengan jumlah sesuai lingkup/ scope
pekerjaan.

b. Surat pemeriksaan dari LMK.

c. Laporan hasil pengujian.

d. Surat jaminan ditujukan kepada pemilik bangunan dan mencantumkan


nama proyek.

e. Brosur asli, petunjuk operasi dan petunjuk pemeliharaan.

f. sertifikat instalasi dari instansi yang terkait

Serah terima kedua

Pada saat serah terima kedua :

• Semua peralatan dalam kondisi bersih.


• Ruangan panel dalam kondisi bersih
• Semua peralatan dalam kondisi siap operasi

Spesifikasi Teknis 203


.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
a. Setelah serah terima tahap II, Kontraktor harus melakukan masa jaminan
terhadap instalasi dan peralatan terpasang selama jangka waktu 365 hari

b. Biaya untuk pekerjaan tersebut harus sudah termasuk pada kontrak pekerjaan
ini. Apabila selama masa pemeliharaan Kontraktor tidak melaksanakan
kewajiban, maka pekerjaan tersebut dapat diserahkan dengan pihak lain dan
biaya tetap ditanggung oleh Kontraktor yang bersangkutan.

Selama masa jaminan tersebut, dan atas instruksi Manajemen Konstruksi


Kontraktor wajib atas biaya sendiri dengan cepat mengganti semua equipment
atau peralatan atau material yang rusak karena kualitas yang kurang baik atau
karena pelaksanaan yang kurang sempurna dan bukan karena kesalahan
penggunaan selama instalasi dipergunakan.

Semua perlengkapan,tenaga dan biaya sehubungan dengan perbaikan-


perbaikan tersebut adalah tanggung jawab Kontraktor.

Setiap Kontraktor harus bertanggung jawab atas semua biaya yang timbul
sehubungan dengan kerusakan material, equipment dan kesalahan
pembuatan, pemasangan dari material, equipment yang disuplai oleh
Kontraktor, selama masa jaminan.

Spesifikasi Teknis 204


.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
Spesifikasi Teknis 205
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
IX. PELAKSANAAN PEKERJAAN INSTALASI GAS MEDIS

1. Lingkup Pekerjaan

a. Pengadaan dan pemasangan instalasi pipa tembaga untuk Medical


Gas.
b. Asessoris dan kelengkapan pemipaan Medical Gas.
c. Peralatan : ballvalve, flexible hose air filter, Regulator pengatur
tekanan,
d. Hanger dan Support untuk pipa Medical Gas,
e. Instalasi dan pemasangan peralatan utama :
1. Instalasi pipa & Outlet Oxygen
2. Instalasi pipa & Outlet Medical Vacum
3. Instalasi pipa & Outlet Medical Air Compressed
4. Wall Outlet, untuk Oxygen, Vacuum & Compressed Air.
5. Master Alarm System
6. Area Alarm System
7. Zone Valve.
8. Gas Control Panel
9. Valve Room ( 2 Line & 3 Line ) + Box
f. Tes dan komisioning, dan menyerahkan garansi Pabrik

2. Metode pemasangan pipa Coper Tube dalam instalasi Gas Medis

a. Pipa yang datang dan persiapan untuk di istalasi juga Selama


pemasangan, pemborong harus menutup semua pipa yang
terbuka, untuk menghidari kotoran dan debu yang akan menempel di
dinding pipa bagian dalam sebelum di instalasi, pipa yang akan di
sambung atau akan di Las harus dalam keadaan terpasang dengan
fittingnya supaya menghidari kotoran masuk di dalam pipa.
b. Bahan pipa adalah tembaga batangan Standar pipa Medical Gas
ASTM B819 Tipe L, Pipa tembaga (dengan kandungan tembaga
minimal 99,9%).
sekualitas setara kembla, denji, juga bahan join dan fitingnya standart
dengan pipanya. Pipa tembaga batangan mempunyai ketebalan
1.4-1.8 mm
c. Dalam penyambungan antara pipa cabang dan pipa menggunakan
fitting tee, sambungan sock untuk yang lurus, bend yang belok.
penyambungan dengan di las dengan bahan perak las tembaga
hingga dianggap rapat dan baik,
adapun bahan api las menggunakan bahan api las Athecillin dan
oxygen, untuk bahan
api karbit dan LPG tidak diperkenankan, karena bisa
mengakibatkan kebocoran,
kemudian hari. Karena panas yang dihasilkan selain Acythelene
tidak cukup mengelas
pipa batangan tembaga secara sempurna.
d. Sebelum melakukan pengelasan semua hanger dan support pipa
tembaga sudah jadi,
karena hanger atau support tersebut untuk, meletakkan pipa
tembaga (Copper Tube)
Spesifikasi Teknis 206
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
sebelum dilakukan pengelasan.
e. Dalam pengelasan semua pipa tembaga sudah tersambung dari
ujung ke ujung, yang mana waktu pengelasan harus dialiri dengan
(N2) nitrogen. Untuk menghindari kerak
atau pengelasan,atau kotoran api yang menempel pada pipa
tembaga waktu mengelas.
f. Setelah pengelasan selesai atau sudah terkait dengan baik dan
pengelasan selesai ujung-
ujung ditutup dan dilakukan pengetesan dengan bahan (N2)
nitrogen hingga ditekan
sampai mencapai tekanan 20/15 Kg/cm2 selama 2 x 24 jam tanpa ada
penurunan.
g. Untuk pengetesan kebocoran harus menggunakan busa sabun di
tiap pipa sambungan atau pencabangan, dan
sambungan yang dilas bila terjadi kebocoran gelembung busa sabun
akan membesar
dan setarusnya, setelah perbaikan dan pengelasan ulang
dilakukan tes ulang
hingga tidak ada lagi kebocoran.
h. Pipa gas yang melintas antar bangunan harus dilindungi oleh pipa
galvanis diameter
1 GIP, baik yang ditanam dalam tanah (kedalaman minimal 40 cm)
maupun melintas
di selasar (Door loop).

3. Assesoris dan kelengkapan peralatan instalasi


Peralatan yang dimaksud berikut ini dibuat oleh 1 pabrik yang sama dan
harus disertakan COO(Country of Origin) dari pabrik asal

1) Sentral Vacuum Medis


Standar : NFPA99
Sistim kerja : Otomatis / Duplex, 2 pompa bekerja secara
bergantian
Tipe Pompa : Water Sealed Vacuum Pump
Daya motor/unit : 2 X 2,2 Kw / 3 Ph / 380 VAC / 50 Hz
Kapasitas : 850 Liter
Tanki Air : 1 buah bahan Galvanis
Kapasitas Tanki Air : ± 100 liter
Sistim Pengisian Air : Otomatis sistim / automatic solenoid valve
system
Sistim Pembuangan Air : Otomatis sistim / automatic solenoid valve
system
Tanki Udara Hisap : 1 buah
Kapasitas Tanki Vacuum : 500 liter bahan Galvanis Steel
Panel Kontrol : 1 buah
Bacterial Filter : 2 buah
Spesifikasi Filter :> 0,01 micron
Sertifikat Pabrik / Sertifikat Country of Origin dari Pabrik Asal

2) Sentral Air Compressor


Standar : NFPA99
Spesifikasi Teknis 207
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
Type : Duplex , Oiless , Reciprocating
Sistim kerja : Otomatis / Duplex, 2 pompa bekerja secara
bergantian
Daya motor/unit : 2 X 7.5 Kw / 3 Ph / 380 VAC / 50 Hz
Outlet Pressure : 5 Bar
Kapasitas : 850 ltr/min each 7 Kg/cm
Tanki Udara Hisap : 1 buah
Kapasitas Tanki Vacuum : 500 liter bahan Galvanis Steel

Consist of
- Reciever Tank 1000 lt
- Aftercooler
- Air tank on each compressore
- Main filter
- Pre filter
- Line filter
- Coalescent filter
- Adsorbent
- Regulator
- Control panel
Sertifikat Pabrik / Sertifikat Country of Origin dari Pabrik Asal

3) Alarm Gas Medis


Jenis : Tanam dinding / wall mounted type
Tipe Alarm : Analog
Jumlah Gas : 2 Jenis Gas (O2, Vacuum)
Penunjuk Tekanan : 2 buah / analog manometer
Cara Kerja : Pressure Switch dan Vacuum Switch
Daya : 220 VAC/ 50 Hz – 24 Volt DC
Sertifikat : Pabrik asal sama dengan mesin vacuum

4) Alarm Gas Medis


Jenis : Tanam dinding / wall mounted type
Tipe Alarm : Analog
Jumlah Gas : 3 Jenis Gas (O2, Air, Vacuum)
Penunjuk Tekanan : 3 buah / analog manometer
Cara Kerja : Pressure Switch dan Vacuum Switch
Daya : 220 VAC/ 50 Hz – 24 Volt DC
Sertifikat : Pabrik asal sama dengan mesin vacuum

5) Zone Valve / Area Valve


Jenis : Tanam dinding / wall mounted type
Tipe : Tipe 2 Gas
Jumlah Gas : 2 Jenis Gas (O2, Vacuum)
Penunjuk Tekanan : 2 buah / analog manometer
Material : Metal 1,2 mm, powder coating
Sertifikat : Pabrik Asal sama dengan mesin Vacuum

6) Zone Valve / Area Valve


Jenis : Tanam dinding / wall mounted type
Spesifikasi Teknis 208
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
Tipe : Tipe 3 Gas
Jumlah Gas : 3 Jenis Gas (O2, Air, Vacuum)
Penunjuk Tekanan : 3 buah / analog manometer
Material : Metal 1,2 mm, powder coating
Sertifikat : Pabrik Asal sama dengan mesin Vacuum

7) Outlet Gas Medis


Jenis : Wall Outlet
Standar : Japan Industrial Standard ( JIS)
Jenis Adapter : Pin Index
Tekanan Maksimum : 100 Psi
Tekanan Operasional : 3,26 – 6,11 Kg/cm2
Material : Brass, ABS
Sistim Pengamanan : Pin Index berdasarkan jenis gas
Warna : Sesuai dengan standar ISO 9170-
1:1999(E)
Oxygen – Putih
Comp. Air – Hitam
Vacuum – Kuning
Sertifikat : Pabrik Asal sama dengan mesin Vacuum

8) Bedhead
Jenis : Aluminium Extrusion Molding
Stop Kontak : 4buah(ruang HD & Rawat Inap) ,6
buah(ruang HCU)@ 220Vac
Saklar Lampu : 1 buah
Lampu Baca : LED minimal 8 watt
Dimensi : 120 X 22 x 8 cm
Tebal Plat Aluminium : minimal 1,2 mm
Asal : Indonesia

4. PEMASANGAN PERALATAN UTAMA DI INSTALASI COPPER


TUBE

a. Semua peralatan utama, termasuk Alarm System, Area Alarm System,


Gas Control Panel, Zone Valve, dan Valve-valve temasuk Outletnya
sudah terpasang sesuai system Gas medis, di bilas lagi atau di aliri
dengan N2, supaya sytem instalasi yang sudah terpasang benar-benar
bersih, hingga beberapa kali, hingga yakin sudah bersih.
b. Kemudian dilakukan tes tekanan kerja selama 3 x 24 jam hingga tidak
ada kebocoran di sytem dengan di control dengan alat pressur gauge,
hingga tidak ada penurunan.
c. Untuk sumber Gas Medis, didapat dari Existing atau mencabang dari
Instalasi Utama dari yang sudah ada.

5. PENUTUP

Spesifikasi Teknis 209


.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
Semua peralatan Instalasi dan outlet Gas Medis harus dalam kondisi baru
dan baik untuk memudahkan dalam hal flashing dan pembersihan
sewaktu pemipaan sudah selesai dengan.
1. Dialiri N2 hingga beberapa kali hingga dalam pipa bersih
2. Dalam mengaliri pipa di pukul-pukul untuk merontokkan benda
padat yang masih
menempel pada dinding pipa bagian dalam dan dipukul secara
merata dengan tidak
merusak struktur pipa dengan bahan kayu yang lunak.
3. Tes aliran secara serempak sesuai simulasi penggunaan 100%
4. As built drawing harus dibuat oleh vendor dan diserahkan kepada
pengawas konstruksi.
5. Manual pengoerasian dan garansi harus diberikan kepada pihak
Rumah Sakit.

6. REFERENSI ALAT / PRODUK

No Uraian Referensi Merek


1 Mesin Vacuum Samsung Medical Eng. (Korea
Mesin Compressed Air Selatan)
Alarm Central Uni ( Jepang)
Zone Valve
Outlet
2 Bedhead EMJ (Indonesia)
3 Valve room ( Box : Lokal ) Kitz, Sanwa
4 Pipa Tembaga Seamless ASTM B Denji, Brassco, Kembla
819 Tipe L
Semua ukuran

Spesifikasi Teknis 210


.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
INSTALASI NURSE CALL FULL IP SYSTEM

URAIAN UMUM

Sistem Pemanggilan Perawat atau yang lebih dikenal dengan istilah Nurse Call Systems adalah suatu
rangkaian sistem komunikasi yang terpadu, independen namun dapat berkolaborasi dengan jalur
komunikasi suara dan jaringan data lain tanpa menimbulkan ketergantungan pada sistem dan jalur
komunikasi pada masing-masing jaringan itu sendiri.

Sistem Komunikasi Rumah Sakit yang sangat komplit, maka diperlukan suatu sistem komunikasi
keperawatan yang komprehensif dengan berbasis komunikasi data antar jaringan atau yang lebih
dikenal dengan istilah FULL IP Nurse Call System yang dapat menjadi saluran kebutuhan komunikasi
terhadap pelayanan pasien mulai dari staf bagian klinik, staf bagian teknik, dan bagian administrasi
menejemen yang menyalurkan sebuah system yang mana;
a. Berdiri secara independen dan tidak bergantung kepada jaringan telpon (PABX)
b. Mengoptimalkan interaksi dan perawatan secara efektif
c. Menyediakan informasi menejemen yang terpadu
d. Kemampuan peningkatan sistem dimasa depan dan ekspansi jaringan
e. Kokoh dan mempunyai daya tahan operasional yang sangat baik

1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan Nurse Call Systems meliputi pengadaan, pemasangan, pemograman hingga


pelatihan pengoperasian sistem secara keseluruhan.
b. Sistem Komunikasi Rumah Sakit meliputi komunikasi dalam keperawatan maupun tindakan
medis lainnya, yakni pada daerah unit Ruang Rawat Inap Gedung Hemodialisa Lantai 1 s/d
lantai 4.
c. Perencanaan desain operasional pada masing-masing instansi unit keperawatan, pengadaan
& pemasangan seluruh instalasi mulai dari pipa conduit, kabel, dan peralatan sentral dan
peralatan pada jaringan titik panggilan. System Nurse call Rawat Inap adalah TWO WAY
COMMUNICATION.
d. Pelatihan pengoperasian dan pemeliharaan sistem jaringan komunikasi Nurse Call IP
System.
e. Standar dan kode yang digunakan dalam perencanaan ini adalah sertifikat kualitas ISO
9001:2000 dan CE untuk manufaktur, penjualan, pelayanan dan pemeliharaan.
f. Standar elektronika modul harus memenuhi persyaratan CISPR22 (EN55022) untuk kelas B
elektromagnetik kepatuhan.

2. Peralatan Utama
a. Master Control Nurse Call
Media komunikasi dua arah antara Perawat dengan Pasien dan juga Perawat dengan Perawat
di Nurse Station lain. Master Control Nurse Call akan menampilkan panggilan pasien dalam
bentuk Notifikasi Suara “BED 101 CALLING” atau “BED 101 EMERGENCY CALL” dan
Notifikasi teks juga akan ditampilkan pada layar sentuh Master Control Nurse Call. Perawat
harus mengangkat gagang telepon untuk merespon panggilan pasien atau langsung menekan
ikon speaker pada layar sentuh untuk merespon panggilan prioritas dalam antrian (apabila
ada). Langkah selanjutnya yang akan muncul adalah:
➢ Layar Sentuh 10” akan menampilkan teks “Now talking to BED XXX” ;
➢ Komunikasi antara pasien dengan perawat akan mulai berjalan;
➢ IP Camera akan aktif (apabila ada) dan menampilkan video pasien dan area kamar
pasien di layar sentuh Master Control Nurse Call;
➢ Jika setingan “Call Forwading” diaktifkan di Master Control Nurse Call, maka ketika
pasien melakukan panggilan, akan langsung diarahkan ke Nurse Station Terminal
yang sudah ditentukan;

Mengangkat gagang telepon atau menekan ikon “Phone” pada layar sentuh ketika komunikasi
berjalan, maka yang akan terjadi adalah:
➢ Komunikasi Audio atau Video akan berhenti;
➢ Informasi panggilan pasien akan hilang dari layar sentuh Nurse Station
➢ Lampu indicator ruangan akan mati dan layar sentuh bed terminal akan kembali
ke layar informasi pasien

Perawat bisa menggunakan Master Control Nurse Call sebagai media untuk menyampaikan
pengumuman dengan menekan ikonnya di layar sentuh. Terdapat 2 tipe pengumuman, yaitu:

Spesifikasi Teknis 211


.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
➢ Pengumuman 1 – Untuk semua patient bed terminals di area rawat inap
➢ Pengumuman 2 – Untuk dokter dan perawat yang memiliki the doctor dan the nurse
terminal di area rawat inap.
Sekali ikon ditekan, perawat dapat melakukan pengumuman dengan mengangkat gagang
telepon atau hands-free function atau speaker. Tekan ikon kembali atau ikon end untuk
mengakhiri pengumuman.

Master Control Nurse Call juga bisa terintegrasi dengan Card Access dan Door Control ruang
rawat inap. Pengunjung atau tamu dapat menekan tombol di pintu masuk ruang rawat inap
untuk melakukan panggilan kepada Master Control Nurse Call dan perawat akan menjawab
panggilan tersebut dengan sistem video komunikasi dua arah dan suara. Perawat dapat
membuka pintu untuk pengunjung tersebut tanpa harus meninggalkan ruangan Nurse Station.
Sekalipun tidak ada panggilan, perawat tetap bisa memonitoring pintu masuk ruang rawat inap
melalui kamera. Staff dapat membuka pintu dengan menempelkan card access di sensor pintu
ruang rawat inap.

b. Bed Terminal Patient


IP Bed Terminal Patient dengan layar sentuh ukuran 7” yang dilengkapi Call Handset dengan
built-in microphone terinstal di Bed Head pasien. Layar sentuh IP Bed Terminal Patient juga
dilengkapi tombol Emergency Call, Nurse Present, Staff Assist dan Code Blue.

Layar sentuh 7” akan menampilkan informasi pasien sebagai berikut:


✓ Nama, Jenis Kelamin, dan Usia Pasien,
✓ Bahasa, Diet Makanan and Safety Precaution pasien,
✓ Drug Allergy, Doctor Advice,
✓ Informasi relevan lainnya.

IP Bed Terminal Patient Memiliki ketahanan terhadap daerah dengan kelembaban tertentu,
sesuai dengan standar IP 66 / IP 67, yakni ketahanan terhadap air, debu, dan dapat
disterilisasikan.

IP Bed Terminal Patient dilengkapi fitur:


➢ Staff Assist Call
Ketika perawat sudah menekan tombol Nurse Present” di IP Bed Terminal Patient,
maka ikon Staff Assist Call akan muncul di layar sentuh IP Bed Terminal. Ikon ini
ditekan ketika perawat membutuhkan bantuan dari rekan perawat lainnya dalam
menangani panggilan darurat pasien. Ketika perawat menekan ikon ini, maka hal yang
akan terjadi adalah sebagai berikut:

✓ Room Light akan menyala kedip berwarna hijau


✓ Staff Assist Call akan muncul di layar sentuh Master Control Nurse
✓ Panggilan Staff Assist dapat dibatalkan langsung di layar sentuh IP Bed
Terminal
✓ Panggilan akan muncul di layar sentuh Smart Phone APP (optional) dan
memungkinkan untuk komunikasi dua arah dengan IP Bed Terminal.

➢ Code Blue
Selain Staff Assist Call, ikon Code Blue pun akan muncul di layar sentuh IP Bed
Terminal ketika perawat sudah menekan tombol Nurse Present”. Ikon ini ditekan ketika
perawat membutuhkan bantuan dari tim Code Blue dalam menangani panggilan
darurat tinggi pasien. Ketika perawat menekan ikon ini, maka hal yang akan terjadi
adalah sebagai berikut:
✓ Room Light akan menyala kedip berwarna biru
✓ Code Blue akan muncul di layar sentuh Master Control Nurse
✓ Panggilan Code Blue dapat dibatalkan langsung di layar sentuh IP Bed
Terminal
✓ Panggilan akan muncul di layar sentuh Smart Phone APP (optional).

c. PC Monitoring for Management


Sistem Induk Pusat Kontrol Nurse Call merupakan 1 set komputer yang berisikan seluruh data
informasi pasien dari awal masuk rawat inap. Informasi yang tersimpan adalah sebagai berikut:
➢ Sinkronisasi Hospital Information System
Membutuhkan beberapa data dari HIS , untuk data sistem dasar operasional rawat inap.
Data dari HIS terus diperbaharui seiring operasional harian (seperti hospitalisasi, Debit,
saran dokter dan tagihan harian rumah sakit). Sistem akan disinkronkan ke lokal HIS
sistem untuk mengambil data termasuk informasi pasien, daftar harian, perintah
pesanan dokter, janji , alergi obat serta informasi lain.
➢ Sinkronisasi data secara real-time
Spesifikasi Teknis 212
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
Menurut persyaratan data informasi real-time, interval waktu untuk data sinkronisasi
dapat dipilih.
➢ Call Record Statistical
Masing – masing Master Control Nurse Call di setiap ruang rawat inap akan menyimpan
riwayat panggilan secara real-time dan secara teratur merangkum untuk manajemen
pusat. Manajemen pusat bisa menganalisa respond time dari masing – masing tenaga
medis yang dimiliki untuk menjadi acuan memperbaiki pelayanan kepada pasien.

Hardware Configuration
10-30 nurse station configuration requirements
- CPU: i3, clocked at 2.0GHz or more, more than 2M cache, dual-core
- Hard drive: SATA, 8M cache, 7200 rpm, 500G or more
- Memory: DDR2, 800, 4G or more

30-100 nurse station configuration requirements


- CPU: i5, 2.3GHz frequency, secondary cache 4M or more, two dual-core or quad-core CPU
- Hard drive: SCSI, 8M cache, 7200 rpm, 500G or more
- Memory: DDR2, 800, 4G or more

Software configuration
- Operating System: Windows 7 Professional
- Database: SQL server 2008 R2;

d. Nurse Station PC & Patient Information Software


Nurse Station PC & Patient Information Software menampilkan informasi dari masing – masing
pasien di setiap ruang rawat inap. Fungsi dari software tersebut adalah sebagai berikut:
- Digitise Patient List function: Menampilkan data pasien (Nama, Jenis kelamin, usia,
tanggal masuk, tingkat perhatian, diagnosa penyakit, tindakan pencegahan dan lain
sebagainya) di layar real – time.
- Masing – masing informasi pasien dapat dimodifikasi dengan cepat, dimana dapat
membantu manajemen dan supervisi pelayanan.
- Informasi statistik yang komprehensif : Sesuai kepada piranti lunak format database
untuk menghasilkan laporan. Pc platform untuk penyimpanan masal , dan mengambil
panggilan apapun informasi setiap saat .
- Update informasi secara manual: Informasi pasien dikirim ke Room Terminal dan Bed
Terminal.
- Update otomatis informasi opsional : interface dengan jaringan HIS rumah sakit,
network server menerima update data HIS. Staff akan memilih mengunggah data
terbaru secara manual atau otomatis ke Room Terminal dan Bed Terminal.
- Jaringan pengujian dan peningkatan peralatan

e. Room Terminal
IP Room Terminal – No Display
Room Terminal diinstal di setiap ruang rawat inap. Kabel dari Room Light (lampu kamar) dan
toilet call cord harus terkoneksi ke Room Terminal. Room Terminal ini berfungsi sebagai Nurse
Present atau sebagai media yang menandakan bahwa perawat sudah hadir di ruangan rawat
inap memenuhi panggilan darurat pasien dari ruangan toilet.

f. Emergency Call Toilet


Pasien dapat melakukan panggilan darurat dari toilet kepada perawat dengen menarik pull
cord pada Emergency Call Toilet. Ketika pasien menarik pull cord, maka hal yang akan terjadi
adalah sebagai berikut:
✓ Room Light akan menyala kedip berwarna merah
✓ Layar sentuh di Master Control Nurse akan menampilkan lokasi toilet yang
melakukan panggilan darurat
✓ Panggilan dapat dibatalkan dengan menarik pull cord atau menekan tombol yang
berada di tengah Emergency Call Toilet
✓ Panggilan akan muncul di layar sentuh Smart Phone APP (optional).

g. Corridor Text Display


IP Corridor Text Display menampilkan hari dan waktu ketika tidak ada panggilan darurat, tetapi
ketika ada panggilan darurat maka, Corridor Text Display akan menampilkan Nomor Ruangan,
Nomor Tempat Tidur dan Nomor Ruangan Toilet yang melakukan panggilan darurat.

h. UTP Cable cat 6, Power AC NYM 3X2,5 mm


Nurse Call IP sistem menggunakan jaringan kabel UTP Cat 6 dengan instalasi sebagai berikut:
Spesifikasi Teknis 213
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
✓ Kabel dari Emergency Call Toilet dan Room Light ditarik ke Room Terminal
✓ Kabel dari Room Terminal dan Bed Terminal Patient ditarik ke Network Switch
✓ Kabel dari Network Switch ditarik ke Master Control Nurse Call
✓ Kabel dari Network Switch ditarik ke PC for Management dan PC for Nurse Station

3. Pekerjaan Instalasi
a. Tahap Persiapan
Tata cara pelaksanaan yang tercantum dalam peraturan pembangunan yang sah berlaku di
Republik Indonesia ini harus ditaati, kecuali bila dibatalkan oleh Rencana Kerja dan Syarat-
syarat yang diberlakukan.
b. Gambar Kerja / Shop Drawing
Kontraktor harus membuat gambar detail untuk pelaksanaan pekerjaan termasuk detail
support/penyangga/dudukan berikut perhitungannya yang telah disetujui oleh Konsultan
Pengawas / Pemberi Tugas.
c. Sarana Kerja
Kontraktor diharuskan mengirim;
✓ Contoh bahan yang akan digunakan untuk disepakati Konsultan Pengawas/ Pemberi
Tugas.
✓ Menyerahkan daftar peralatan kerja yang digunakan sebelum dilakukan pemesanan.
✓ Menyediakan peralatan kerja yang baik untuk pelaksanaan yang memenuhi persyaratan
keselamatan kerja yang berlaku
d. Pemeriksaan Bahan dan Material
Apabila Konsultan Pengawas / Pemberi Tugas meragukan kualitas bahan atau alat tertentu,
maka bahan tersebut akan dikirim ke laboratorium penyelidikan bahan atas biaya kontraktor.
e. Ponalakan dan Penyingkiran
Bahan yang dinyatakan tidak baik oleh Konsultan Pengawas/Pemberi Tugas, harus segera
disingkirkan dari lokasi proyek oleh kontraktor dalam waktu 1 x 24 jam.
f. Tahap Pelaksanaan
Kontraktor harus mematuhi peraturan keselamatan dan kesehatan kerja. Perlengkapan
keselamatan kerja yang dibutuhkan harus disediakan. Cara-cara kerja yang kurang aman atau
tidak selamat harus dihindarkan. Kontraktor harus juga memperhatikan keselamatan kerja
termasuk kesehatan para pekerja dan kebersihan lingkungan. Perhatian diharapkan pula
terhadap lokasi pemondokan pekerja di jobsite, agar tidak terlalu mengganggu waktu kerja.
g. Seleksi tenaga kerja
Kontraktor harus berusaha untuk mengadakan seleksi tenaga kerja, baik mengenai keahlian
ataupun kesehatannya, bagi tukang-tukang las pipa, serta kejuruankejuruan lain yang
dianggap perlu, harus lulus dari ujian penilaian dari Konsultan Pengawas/Pemberi Tugas.
Bilamana di kemudian hari dalam proyek ini didapati tenaga-tenaga yang ternyata tidak cukup
ahli, Konsultan Pengawas/Pemberi Tugas berhak untuk minta tenaga kerja tersebut diganti.
h. Prosedur dan Cara Kerja
Kontraktor wajib melaksanakan prosedur dan cara kerja yang baik (tepat, cepat, dan selamat).
Kontraktor wajib mengkonsultasikan kedua hal tersebut kepada Konsultan
Pengawas/Pemberi Tugas, untuk dimintakan persetujuannya guna pelaksanaan. Hasil kerja
harus menunjukan “workmanship” yang baik dalam bentuk kerapian.
i. Pipa conduit high impact yang dapat menampung kabel tanpa mengurangi tingkat fleksibilitas
kabel bersangkutan bilamana terjadi penggantian yang diperlukan.
j. Tipe kabel dan teknik pemasangannya tersusun dengan topologi yang diperlukan
menggunakan CAT5e atau CAT 6 serta Kabel ITC berbagai tipe dan ukuran yang berlaku
secara standar nasional.
k. Uji coba Nurse Call Systems
Uji coba dilakukan pada saat semua peralatan dan pemograman sistem jaringan telah
terpasang dan mendapat aliran catu daya dari sumber listrik yang terdapat pada lokasi.

4. Tahap Penyelesaian
a. Pemeriksaan / Commissioning
Pada awal dari tahap penyelesaian perlu diadakan pemeriksaan / commissioning. Obyek
Commisioning adalah membuktikan bahwa setiap peralatan sudah berfungsi, dengan
kuantitas dan kualitas yang diminta. Semua peralatan seperti outlet danlampu signal suara
sudah berfungsi dan bekerja dengan bagus.
b. Semua kegagalan / kekurang berhasilan harus dicari penyebabnya dan diupayakan cara-cara
mengatasi. Pemeriksaan / Commissioning dilakukan oleh kontraktor, Konsultan Pengawas
dan User atau Pemberi Tugas. Perlu dibuatkan Berita Acara atas hasil-hasil pemeriksaan /
Commissioning yang telah dilakukan bersama.
c. Serah Terima
Akan dilaksanakan serah terima hasil pekerjaan dari Kontraktor kepada Konsultan
Pengawas/Pemberi Tugas, apabila operasional penggunaan sistem sentral gas medis tanpa
hambatan dan terukur sesuai standar produk.
d. As Built Drawing

Spesifikasi Teknis 214


.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
Kontraktor harus membuat As Built Drawing, yaitu gambar instalasi dan sistem yang terpasang
yang sebenarnya. As Built Drawing ini harus secepatnya diserahkan kepada Konsultan
Pengawas/Pemberi Tugas untuk mendapatkan komentar/koreksi. Kontraktor wajib
mengadakan revisi terhadap as built drawing, dengan petunjuk Konsultan
Pengawas/Pemberi Tugas. As Built Drawing ini akan menjadi dokumen bagi proyek.
e. Jaminan Pemeliharaan dan garansi produk
Jaminan Pemeliharaan diberikan selama kurun waktu 90 hari kalender terhitung sejak berita
acara serah terima pekerjaan ditandatangani oleh pihak bersangkutan, serta garansi
ketersediaan barang dan suku cadang diberikan secara Cuma-Cuma atas kesalahan pabrik
dalam kurun waktu 1 (satu) tahun termasuk jasa perbaikan yang dilakukan.

5. Daftar Material / Bahan

No. Material Spesifikasi Merk


1 Peralatan Utama (IP System) BITCARE, TUNSTALL,
Master Station Full IP SCHRACK SECONET
Room Terminal Full IP
Bed Terminal Full IP
Corridor Text Display Full IP

2. Kabel Instalasi UTP Cat 6 Belden USA, Commscope,


MMC, Panduit

Spesifikasi Teknis 215


.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
V. PEKERJAAN INTALASI PEMADAM KEBAKARAN

A. UMUM

1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan Instalasi Pemadam Kebakaran yang dimaksudkan disini adalah


pengadaaan dan pemasangan peralatan pencegah kebakaran.
b. Adapun Pekerjaan Instalasi Pemadam Kebakaran dalam proyek ini meliputi
pekerjaan-pekerjaan sebagai
− Instalasi Hydrant.
− Instalasi Sprinkler
− Instalasi Alat Pemadam Api Ringan (Fire Extingusher)
− Pekerjaan peralatan pendukung terkait dengan instalasi diatas.
c. Pelaksana/Pemborong bekewajiban melaksanakan pekerjaaan perizinan
ke Dinas Pemadam Kebakaran setempat atau instansi berwenang, baik itu
pengesahan atau perizinan gambar dan pemrosesan sertifikat
keselamatan gedung.

2. Pekerjaan yang Berhubungan

a. Spesifikasi pekerjaan instalasi pemadam kebakaran sebagian besar sudah


disyaratkan dalam perkerjaan plambing. Dalam bab ini lebih banyak
mengisyaratkan spesifikasi pekerjaan sistim instalasi pemadam kebakaran.
b. Dalam melaksanakan pekerjaan instalasi air limbah gedung,
Pelaksana/Pemborong tetap memperhatikan pekerjaaan lain diluar
pekerjaaan mekanikal. Untuk itu Pelaksana/Pemborong juga harus
memperhatikan pekerjaan yaitu :
− Pekerjaan Elektrikal
− Pekerjaan Structure
− Pekerjaan Arsitek dan Interior
− Pekerjaan Sipil dan Landscape

3. Standardisasi
Perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan mekanikal mengacu pada standart-
standart dan peraturan-peraturan yang telah berlaku, meliputi. :
− SNI : Standart Nasional Indonesia.
− SNI 03-3987-1995, Tata Cara Perencanaan dan, Pemasangan
Pemadam Api Ringan untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran pada
Bangunan Rumah dan Gedung.
− SNI 03-1745-2000, Tata Cara Perencanaan dan Pemasangan Sistem
Pipa Tegak dan Selang untuk Pencegahan bahaya Kebakaran pada
Bangunan Gedung.
− SNI 03-3989-2000, Tata Cara Perencanaan dan Pemasangan Sistem
Sprinkler Otomatik untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran pada
Bangunan Gedung
− SNI 03-6570-2001, Instalasi Pompa yang dipasang tetap untuk
Proteksi Kebakaran.
− SNI 19-6772-2002, Tata Cara Sistem Pemadaman Api FM-200 (Hfc
227 ca)
− NFPA : National Fire Protection Association.
− Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya Kebakaran Dinas
Pekerjaan Umum.
− Pedoman Plumbing Indonesia Tahun 2000
− Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 1977
− Standardisasi yang berlaku pada Pekerjaan Plambing
− Peraturan Dinas Pemadam Kebakaran di daerah setempat
− Petunjuk pemasangan unit terkait.

Spesifikasi Teknis 216


.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
B. PERSYARATAN TEKNIS

1. Persyaratan Teknis Sistim


a. Sistim Pemadam Kebakaran adalah suatu sistim yang di sediakan untuk
suatu aksi terhadap pemadaman api kebakaran. Sistim ini dijalankan oleh
petugas pemadam dan atau pelaksana pemadam dengan pengetahuan
teknis dan latihan yang memadai. Perencanaan dan Pemilihan Sistim
pemadam kebakaran didasarkan atas beberapa hal menyangkut : tingkat
bahaya kebakaran, jenis kebakaran, area pemadaman, keamanan media
yang terbakar, dan lingkungan.
b. Instalasi Sistim Hidrant merupakan instalasi sistim aktif terhadap
pemadaman kebakaran dengan menggunakan air untuk memadamkan api
pada bangunan perumahan, perkantoran , industri, gedung pertemuan
serta fasilitas lainnya. Operasi Hidrant dilaksanakan petugas pemadam
kebakaran atau pengguna fasilitas hidrant dengan mengoperasikan
peralatan-peralatan hidrant, seperti halnya : Hydrant Box Indoor, Hydrant
Box Outdoor, Hydrant Pillar, Siamese Connection, dan peralatan
pendukung operasi lainnya. Valve disiagakan dalam posisi stand by-on
dimaksudkan agar air dapat dengan cepat keluar dari hidrant box dan atau
hydrant Pillar untuk pemadaman api.
c. Instalasi Sistim Sprinkler merupakan instalasi sistim aktif terhadap
pemadaman kebakaran dengan menggunakan air untuk memadamkan Air
keluar melaui sprinkler yang biasanya dipasang di ceiling/plafon atau sisi
atas ruang, jika temperatur dalam ruang mencapai suhu tertentu. Sprinkler
tersambung dengan Pompa Sprinkler melalui pipa hydrant utama, pipa
tegak , dan pipa cabang dioperasikan pada tekanan tertentu.
d. Instalasi Sistim Fire Extinguisher atau Pemadam Api Ringan merupakan
instalasi sistim aktif terhadap pemadaman kebakaran yang relatif kecil.
Secara typical alat pemadam berbentuk tabung bulat yang dilengkapi
pegangan tangan (hand-held), berisi agent yang dapat disemprotkan saat
pemadaman api.

2. Persyaratan Material
a. Material Instalasi Hydrant
− Hydrant Box Outdoor .
• Ukuran : 660 mm x 200 mm x 950 mm
• 1 Roll Fire Hose 2½" x 30 M, with Machino Coupling.
• 1 pcs of nozzle 2½"
− Hydrant Box Indoor.
• Ukuran : 800 mm x 180 mm x 1000 mm
• 1 Roll Fire Hose 11/2” x 30 m, with Machino Coupling.
• 1 pcs angle valve hydrant 1 1/2”.
• 1 pcs of nozzle 1 1/2”.
• 1 pcs angle valve hydrant 2 1/2”., harus dipasang sesuai dengan
Connection Pemadam Kebakaran Daerah setempat.
• 1 pcs hose rack, 24 comb.
− Hydrant Pillar dan Siamese Connection.
• Hydrant Pillar yang digunakan dengan Two Way Outlet 2½ inchi
lengkap dengan tutup dan rantainya.
• Siamese Connection yang digunakan dengan Two way Outlet 2½
inchi lengkap dengan tutup dan rantainya.
• Jenis kopling penyambung disesuaikan dengan Connection
Pemadam Kebakaran setempat.
− Pipa dan Fittings
• Pipa : Black Steell Pipe, Shedule 40, 20 kg/cm2. Standard : ASTM
A 53 /ASTM A 120.
• Fittings :
o Untuk ukuran  15 mm s/d 50 mm : Thread connection,
Melleable Cast Iron, 20 kg/cm2. Standard : SNI, ANSI

Spesifikasi Teknis 217


.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
o Untuk ukuran  65 mm s/d 300 mm : Flange connection,
Steel Butt-Weld, 20 kg/cm2. Standard : SNI, ANSI
− Material pendukung.
Material pendukung Instalasi plambing untuk pekerjaan pemadam
kebakaran seperti halnya valves, gauges, hanger dan support, kawat
las, cat dan material pendukung lainnya diisyaratkan dalam pekerjaan
plambing.

b. Material Instalasi Sprinkler


− Sprinkler Head.
• Type of Sprinkler head : pendant, upright, vertical sidewall, and
horizontal sidewall
• Operating temperature : 57°C -107°C (disesuaikan
dengan spesifikasi ruangan)
• Material : Steel Iron
• Caps : metal or a metal with a teflon
disk.
• Connection : Joint Screw Size PT 1/2"
• Test Pressure : 25 kgf/cm2
• Spray Quantity : 80 l/min-1kgf/cm2
• Standart : UL Listed & FM Approved
− Fire Alarm Check Valve
• Type of Fire Alarm : Fire Alarm Check Valves
• Material : Cast Iron Casing, SS Disc Retainer,
EPDM Clapper facing Disc, SS Torsion Spring
• Bell : Stainless Steel.
• Connection : Flange Connection, 3”, 4” and 6”
• Work Pressure : 12 kgf/cm2
• Standart : UL Listed & FM Approved
− Pipa dan Fittings
• Pipa : Black Steell Pipe, Shedule 40, 20 kg/cm2. Standard : ASTM
A 53 /ASTM A 120. Produc Bakre, Bumikaya & PPI.
• Fittings :
o Untuk ukuran  15 mm s/d 50 mm : Thread connection,
Melleable Cast Iron, 20 kg/cm2. Standard : SNI, ANSI
o Untuk ukuran  65 mm s/d 300 mm : Flange connection,
Steel Butt-Weld, 20 kg/cm2. Standard : SNI, ANSI
− Material pendukung.
Material pendukung Instalasi plambing untuk pekerjaan pemadam
kebakaran seperti halnya valves, gauges, hanger dan support, kawat
las, cat dan material pendukung lainnya diisyaratkan dalam pekerjaan
plambing.

c. Material Instalasi Fire Suppresion, NN 100 ( Tidak di Tawarkan )


̴ Adalah suatu pemadaman api dengan bahan Nitrogen yang dimana gas Nitrogen
mengikat Oxigen dalam batas tertentu hingga manusi masih bisa bernapas..dan
aman

CARA PEMASANGAN
− Untuk instalasi atau jalur pemipaan menuju tempat yang dianggap rawan
kebakaran dan aman terhadap kerusakan matrial.
Pemasangan tabung terletak di ruang yang tersendiri, di bagian yang mudah
dalam perawatan, tabung gas terdiri dari 3 Zone, atau 3 bagian yang mempunyai
tugas sendiri sendiri, supaya mudah penyalurannya lewat pipa pipa intalasi Sec
40,
Tiap 1 ( satu ) zone terdiri dari beberapa tabung Gas N2, sesuai perhitungan
volume ruangan
Untuk pengontrolan tekanan ada di masing-masing Zone bagian yang di lindungi,
dan di conek ke Sentral fire alarm, untuk memudahkan para petugas mencarai

Spesifikasi Teknis 218


.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
kejadian yang tumbul, dan langsung mengevakuasi penghuni di situ. Di ruang
yang diamankan oleh gan NN-100, bisa diditeksi dng panel sentral fire Alarm
Sensor diteksi pemadaman gas, ter konek dengan kabel sensor, yang akan
membuka solenoid nya dan mematuk katup-katup tabung untung mengeluarkan
gas N2, sebagai gas pemadam api, tapi tidak barbahaya dng pernapasan dan
tubuh manusia

Pemadaman gas ini bekerja bila ada asap yang pekat, yang timbul dari sensor
yang di pasang pada bagian zone perlindungan, dan sensor terdiri 2 ( dua )
Sensor Resiv & Transit, dan di tambah juga sensor dr fire alarm.

Zone perlindungan dari pemadam gas ialah : ( Tidak di Tawarkan )


1. Ruang OK ( Ruang Bedah )
2. ICU, ICCU, PICU & NUCU
3. Ruang Control

Jaringan pipa Sec 80, melewati di atas plafon, dengan besaran pipa paling besa
adalah Ø 3”, jadi sangatlah mudah untuk lewat di atas plafon

d. Material Instalasi Fire Extinguisher

− Fire Extinguisher A.
• Material : Silinder Baja
• Test Pressure : 20 bar
• Jenis Kebakaran : A ( Media terbakar : Kayu, Kain, Kertas, dsb).
• Agent : Dry Chemical
• Kapasitas : sesuai schedule

− Fire Extinguisher B dan C


• Material : Silinder Baja
• Test Pressure : 20 bar
• Jenis Kebakaran :
▪ B ( Media terbakar : Minyak, gas, dsb)
▪ C (Media terbakar : Trafo, instalasi listrik, dsb)
• Agent : Carbon Dioxide
• Kapasitas : sesuai schedule

e. System Pemadam kebakaran menyabung dng Instalasi yang sudah


ada, dan sebelum di pasang penyabangan ( Tee ) di sambung dng Gate
Valve, sebelum instalasi Hydrant & instalasi Sepringler
f. Jaringan Pipa Sepringler setelah dicabangakan dari instalasi Hydrant,
dan sebelumnya di pasang pressure reduzing Valve, di 2 (dua) tempat

− Valves
• Jenis/Type : Lihat Schedule
• Standart : Lihat Schedule

− Flow meter
• Jenis/Type : Ventury orifice
• Standart : Sesuai rekomendasi pabrikan

− Accessories
• Main Relief Valve : Sesuai rekomendasi pabrikan
• Safety Relief Valve : Sesuai rekomendasi pabrikan

g. Material Pendukung Instalasi.

Material Pendukung berasal dari pabrikan terkait atau material yang telah
disetujui pemilik/pemakai gedung, tanpa mengabaikan operasional alat
pemadam api ringan.

Spesifikasi Teknis 219


.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
3. Persyaratan Pelaksanaan pompa utama ( Tidak di Tawarkan )

a. Pelaksana/Pemborong pekerjaan instalasi pemadam kebakaran harus


memenuhi persyaratan yang telah diisyaratkan dalam persyaratan
pelaksanaan pekerjaan mekanikal dan sudah berpengalaman dalam
pekerjaan instalasi pemadam kebakaran. Selain itu Pelaksana/Pemborong
harus melaksanakan prosedure pelaksanaan sebagaimana Rencana Kerja,
Pengajuan Material, Gambar Kerja, Prosedure Kerja, dan Ijin- ijin
pelakasanaan, As-built drawing dan K3 dalam persyaratan pelaksanaan
pekerjaan mekanikal.
b. Letak ruang pompa utama untuk pemadam kebakaran dng air ialah do
bawah level air, atau di bawah level permukaan air di GWT, pemadam.
c. Karena pungsi adalah bila terjadi tekana turun secara tiba-tiba dan pompa
utama Elektrik atau Diesel pump tidak ada udara yang terjebak di dalam
pompa, atau impeller pompa, jadi bila pompa bekerja langsung nyala dan
keluar air untuk pemadaman

4. Pekerjaan Instalasi Hydrant


Pelaksanaan instalasi Hydrant meliputi pemasangan Hydrant Box Indoor, Hydrant
Box Outdooor, Hydrant Pillar, Siamese Connection, instalasi pipa hydrant dan
instalasi peralatan pendukungnya. Beberapa ketentuan disyaratkan dalam
pekerjaan hydrant ini diantarnya :
a. Hydrant Box Indoor dipasang pada posisi yang telah direncanakan dengan
ketinggian ambang bawah tidak lebih dari 20 cm dari lantai.
b. Hydrant Box Outdoor dan Hydrant Pillar dipasang pada posisi yang telah
direncanakan dengan jarak radius 50 meter.
c. Pelaksanaan detail pemasangan didasarkan pada detail gambar rencana, dan
mengacu pada gambar kerja yang telah di setujui Pengawas dan atau
Managemen Kontruksi.
d. Selain itu pelaksanaan pekerjaan detail pemasangan juga perlu
dikoordianasikan dengan pekerjaan arsitek (interior & exterior)tanpa
mengabaikan aspek akses operasional hydrant.

5. Pekerjaan Instalasi Sprinkler


Pelaksanaan instalasi sprinkler meliputi pemasangan sprinkler head, instalasi pipa
sprinkler, alarm check valve, pressure relief valves, safety relief valves dan
instalasi peralatan pendukungnya. Beberapa ketentuan disyaratkan dalam
pekerjaan sprinkler ini diantaranya :
a. Sprinkler dipasang pada posisi yang telah direncanakan dengan standart
pemasangan untuk klas kebakaran ringan.
b. Alarm check valve dipasang didasarkan pada gambar rencana, dan mengacu
pada gambar kerja yang telah di setujui Pengawas dan atau Managemen
Kontruksi.
c. Demikian juga untuk pressure relief valves, safety relief valves dipasang
didasarkan pada gambar rencana, dan mengacu pada gambar kerja yang
telah di setujui Pengawas dan atau Managemen Kontruksi.
d. Selain itu pelaksanaan pekerjaan detail pemasangan juga perlu
dikoordianasikan dengan pekerjaan arsitek (interior & exterior) tanpa
mengabaikan aspek akses operasional sprinkler.

6. Pekerjaan Instalasi Fire Extinguisher.


Pelaksanaan instalasi Fire Extinguisher meliputi pemasangan tabung pemadam
berikut isinya (agent), bracket dan instalasi peralatan pendukungnya. Beberapa
ketentuan disyaratkan dalam pekerjaan Fire Extingusher ini diantaranya :
a. Fire Extinguisher yang terpasang dalam pekerjaan ini harus dalam keadaan
baru dan sudah terisi agent sesuai kapasitas tabungnya.

Spesifikasi Teknis 220


.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
b. Fire Extinguisher dipasang pada penggantung atau bracket sesuai material
dari pabrikan, yang digantung di dinding dengan ketentuan sebagai berikut :

• Fire Extinguisher-CO2, dipasang maksimal 150 cm dari lantai


untuk berat maksimal 20 kg.
• Fire Extinguisher-Dry Chemical dipasang maksimal 120 cm dari
lantai dan minimal 15 cm lantai ke dasar tabung untuk berat
maksimal 20 kg.

c. Pada gambar rencana, Fire Extinguisher yang tergambar disesuaikan


dengan jenis kebakaran, area kebakaran, jarak pemadaman, dan tingkat
kebakaran. Jika dalam perkembangan pelaksanaan diinginkan posisi
berbeda jauh dengan gambar rencana, Pelaksana/Pemborong harus
meminta persetujuan kepada Pengawas atau Managemen Kontruksi.

1. Testing & Commisioning


Testing dan Commisioning dalam pekerjaan pemadam kebakaran
dilakukan secara sebagian (partial) dan menyeluruh (integral).
Pelaksanaan pekerjaan test dan commissioning diajukan oleh
pelaksana/kontraktor untuk mendapakan persetujuan dari Pengawas dan
atau Managemen Kontruksi. Beberapa cara pengetesan disyaratkan dalam
pekerjaan ini diantaranya :
a. Pengetesan instalasi pipa pemadam kebakaran dilaksanakan secara
sebagian (partial) dan menyeluruh (integral). Persyaratan teknis disyaratkan
dalam pekerjaan plambing.
b. Pengetesan Hydrant dilaksanakan untuk setiap hydrant indoor dan hydrant
pillar terpasang. Persyaratan teknis disyaratkan sesuai standart pengetesan
SNI yang telah di setujui Pengawas dan atau Managemen Kontruksi.
c. Pengetesan sprinkler dilaksanakan secara partial dengan penentuan acak
pada sprikler terpasang. Persyaratan teknis disyaratkan sesuai standart
pengetesan SNI yang telah di setujui Pengawas dan atau Managemen
Kontruksi.
d. Pengetesan pemadam api ringan dilaksanakan secara partial dengan
penentuan acak pada pemadam api terpasang yang telah di setujui
Pengawas dan atau Managemen Kontruksi.
e. Pengetesan pompa dilaksanakan secara partial dan menyeluruh oleh tenaga
ahli pabrikan. Persyaratan teknis disyaratkan sesuai standart pengetesan
SNI dan atau prosedur pengetesan dari pabrikan yang telah di setujui
Pengawas dan atau Managemen Kontruksi.

2. JAMINAN DAN GARANSI


Jaminan Pekerjaan.

a. Jaminan Pekerjaan merupakan jaminan pekerjaan instalasi pemadam


kebakaran. Sehingga jaminan pekerjaan merupakan jaminan keandalan
operational sistim plambing dan Pekerjaan peralatan yang dipakai dalam
sistim secara keseluruhan.
b. Pelaksana/Pemborong juga harus melaksanakan pekerjaan maintenance
terhadap pekerjaan instalasi pemadam kebakaran, setelah serah terima
pekerjaan selama minimal 6 bulan atau selama kurun waktu yang telah
disepakati bersama berdasarkan peraturan pekerjaan proyek.

1. Garansi dan Spare Part

Garansi dan Spare Part instalasi pemadam kebakaran menagacu pada


garansi dan spare part yang telah dipasang pada instalasi unit instalasi
pemadam kebakaran.

2. Serah Terima Pekerjaan


Spesifikasi Teknis 221
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
a. Pekerjaaan instalasi pemadam kebakaran, dinyatakan selesai jika
Pelaksana/Pemborong telah melaksanakan pemasangan instalasi, test dan
telah beroperasi dengan baik sesuai perencanaan awal.
b. Berita Acara Serah Terima Pekerjaan instalasi instalasi pemadam
kebakaran, harus mendapat persetujuan Pengawas atau Managemen
Kontruksi.

Spesifikasi Teknis 222


.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
XII. SISTEM CCTV (CLOSED CIRCUIT TELEVISION)

4. SYARAT PEKERJAAN

Pendahuluan

Syarat-syarat umum dan teknis pekerjaan ini ditujukan untuk Perencanaan


Pembangunan Gedung Ini

Sistem CCTV yang digunakan adalah IP (internet protocol).


Uraian persyaratan ini menjelaskan tentang detail syarat-syarat bahan dan cara
pemasangan sistem CCTV, meliputi pekerjaan secara lengkap dan sempurna,
mulai dari penyediaan bahan sampai di lapangan, upah pemasangan,
penyimpanan, transportasi, pengujian, pemeliharaan dan jaminan.

Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan sistem CCTV :

a. Melaksanakan :
o Seluruh instalasi CCTV dalam bangunan.
o Seluruh instalasi sistem CCTV.
o Seluruh instalasi pembumian pengaman.
o Seluruh instalasi :
 IR Mini Dome Network Camera
 switch hub data
 interface dengan sistem terkait dan terhubung dengan sentral server
o Pengujian, komisioning dan pelatihan serta menyerahkan buku manual
operasi dan perawatan.

b. Menyediakan dan memasang semua keperluan feeder dan pendukungnya :


 Dari sisi rak kabel dan hanger untuk feeder dan instalasi.
 Dari sisi camera ke switch hub data.
 Dari sisi switch hub data ke komputer PC.

c. Menyerahkan 3 (tiga) set gambar kerja (shop drawing) sistem CCTV untuk
diberikan kepada :
 Pihak Pemilik (Pemberi Tugas) sebanyak 1 (satu) set.
 Pihak Konsultan Perancang sebanyak 1 (satu) set.
 Didistribusikan ke Kontraktor yang terkait sebanyak 1 (satu) set.
 2 (dua) set gambar as built dan 1 (satu) set gambar as built (berbentuk CD).

d. Menyerahkan dokumen yang diperlukan dalam proyek ini antara lain :


 Sistem description dan prinsip operasi sistem CCTV.
 Instalasi dan instruction sistem CCTV.
 Connection diagram sistem CCTV.
 Dokumen shipping untuk peralatan CCTV pada proyek yang dikerjakan.
 Surat dukungan dari principal yang memegang merek.

e. Melaksanakan pemeliharaan selama 6 (enam) bulan dan memberikan jaminan


peralatan selama 1 (satu) tahun sejak seluruh sistem yang terpasang didalam
bangunan telah dilakukan pengetesan dan berfungsi dengan baik.

Peraturan dan Standar

Sebagai dasar perancangan digunakan standar dan peraturan yang berlaku :

Spesifikasi Teknis 223


.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
• KEPMENEG PU No. 10/KPTS/2000, tentang Persyaratan Teknis Pengamanan
Kebakaran pada Bangunan Gedung dan KEPMENEG PU No.11/KPTS/2000,
tentang Management Penanggulangan Kebakaran di Perkotaan.
• SK Depnaker No. 17 tahun 1980 dan No. Per-02/DP/1983, tentang Instalasi
Alarm Kebakaran Otomatik.
• Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000.
• Data teknik dari produk di bidang peralatan sistem CCTV yang dibuat oleh
pabrik-pabrik dari berbagai negara dan memiliki ISO-9001.

Kontraktor dan Koordinasi

Syarat Kontraktor

d. Kontraktor harus mampu melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaannya


sesuai dengan surat perjanjian kontrak, rencana kerja syarat-syarat, gambar
rencana, RAB dan dokumen lain yang telah disetujui bersama oleh pihak yang
terkait dengan proyek ini (Pemberi Tugas, Konsultan Perancang, Konsultan
Pengawas, Kontraktor). Kontraktor wajib memeriksa ulang kembali terkait
document teknis.

e. Kontraktor harus memiliki tenaga ahli dalam bidang instalasi Listrik Arus Kuat
dan Listrik Arus Lemah yang memiliki surat-surat ijin yang masih berlaku, seperti
: Surat Ijin Kerja (SIKA) Instalatir Listrik dari PLN.

Menyerahkan struktur organisasi dan CV personil yang terlibat dalam proyek ke


Konsultan Pengawas. Apabila personil diragukan kemampuannya untuk
menangani pekerjaannya karena tidak sesuai dengan sifat atau bobot
pekerjaan yang akan dipikulnya, maka Kontraktor harus mengganti sesuai
dengan permintaan Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas.

f. Memegang keagenan atau bekerja sama dengan agen dari merk yang
ditawarkan dengan menunjukkan surat keagenan/ kerjasama. Agen yang dipilih
Kontraktor untuk bekerja sama harus memiliki ahli dalam pemasangan
peralatan/komponen serta mampu dan bertanggungjawab menyelesaikan
tugasnya dengan baik dan benar.

Tanggung Jawab Kontraktor

a. Kontraktor bertanggungjawab menyelesaikan seluruh pekerjaan sesuai dengan


jadwal pelaksanaan yang telah diajukan dan disetujui oleh Pemberi Tugas,
Konsultan Pengawas, dan Kontraktor. Apabila ada ketidak sesuaian waktu
penyelesaian pekerjaan atau mengalami keterlambatan karena kelalaian
Kontraktor, maka Kontraktor wajib menyelesaikan pekerjaan tanpa ada
penambahan biaya.

b. Rencana Kerja & Syarat-syarat dan Gambar-gambar rencana harus digunakan


secara bersama-sama dan menjadi satu kesatuan. Segala sesuatu yang tidak
dijelaskan baik pada gambar maupun pada spesifikasi, tetapi sangat diperlukan
untuk melengkapi instalasi yang dimintakan agar dapat bekerja dengan
sempurna, harus disediakan dan termasuk dalam kontrak yang menjadi
tanggung jawab Kontraktor.

c. Kehilangan dan kerusakan terhadap bangunan di lokasi pekerjaan yang terjadi


sebelum serah terima kedua pekerjaan akibat kelalaian Kontraktor menjadi
tanggung jawab Kontraktor. Kontraktor wajib mengganti dan memperbaiki item
pekerjaan tersebut tanpa ada tambahan biaya.

Koordinasi dan Informasi

Spesifikasi Teknis 224


.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
g. Kontraktor harus berkonsultasi dengan Konsultan Pengawas tentang rencana
kerja dan detail kegiatannya, sehingga Kontraktor dan sub-Kontraktor dapat
membuat jadwal rencana kerja penyelesaian proyek secara keseluruhan.

h. Kontraktor sebelum melaksanakan pekerjaannya harus berkonsultasi dahulu


dengan Konsultan Pengawas perihal metode pelaksanaan pekerjaan untuk
menghindari terjadinya kesalahan-kesalahan di lapangan.

i. Kontraktor harus memberitahukan secepatnya kepada Konsultan Pengawas


apabila mengalami suatu kesulitan dalam pelaksanaannya, atau
memperkirakan akan timbul kesulitan didalam pelaksanaan dikemudian hari,
baik yang menyangkut dengan kegiatannya ataupun yang menyangkut dengan
kegiatan sub-Kontraktor lain.

j. Masing-masing divisi pekerjaan (sipil/struktur, arsitektur, mekanikal dan


elektrikal, lansekap, interior) saling berkoordinasi terhadap pekerjaan yang
terkait, posisi-posisi, elevasi, termasuk pekerjaan pembobokan dinding, lantai,
pembuatan shaft/sleeve dan lain sebagainya.

k. Gambar-gambar perancangan hanya menunjukkan secara umum tentang


posisi dari peralatan-peralatan, pengkabelannya dan lain-lain. Kontraktor harus
mengadakan perubahan-perubahan yang diperlukan yang disesuaikan dengan
keadaan bangunan sebenarnya, tanpa tambahan biaya.

l. Referensi bagi pekerjaan-pekerjaan yang terkait dengan pekerjaan ini adalah :


• Pembumian pengaman
• Daftar merek/produk material.
• Pekerjaan Arsitektur

Persetujuan

e. Jadwal pelaksanaan (Master schedule dan kurva-S) dibuat oleh Kontraktor


setelah Kontraktor menerima Surat Perintah Kerja (SPK), kemudian diajukan ke
Konsultan Pengawas. Jadwal tersebut dinyatakan berlaku bila telah disetujui
oleh Pemberi Tugas, Konsultan Pengawas, Kontraktor.

f. Surat pengajuan material beserta brosur dan contoh material diserahkan ke


Konsultan Pengawas minimal 2 minggu sebelum jadwal diajukan gambar kerja
(shop drawing). Perubahan terhadap spesifikasi material harus mendapat
persetujuan Konsultan Perancang.

Penolakan lebih dari satu kali atas material/shop drawing/diagram skematik


yang tidak memenuhi persyaratan dalam spesifikasi/RKS ini adalah
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor, dan Kontraktor tidak berhak
untuk mendapatkan penambahan/pengunduran jadwal.

g. Gambar kerja (shop drawing) diajukan oleh Kontraktor minimal 7 hari sebelum
jadwal pelaksanaan. Gambar kerja tersebut dinyatakan berlaku dijadikan
lampiran ijin pelaksanaan bila telah disetujui Konsultan Pengawas dan telah di
evaluasi Konsultan Perancang.

Gambar kerja yang dibuat berdasar gambar rencana sebagai penjelas, yang
disesuaikan dengan benda yang sebenarnya dan tempat yang tersedia, serta
disesuaikan pula dengan rancangan arsitektur dan pekerjaan sipil.

Gambar Kerja yang menunjukkan secara detail tentang pemasangan (instalasi)


peralatan-peralatan serta hubungan-hubungannya dengan pekerjaan lain.

Gambar-gambar kerja yang menunjukkan posisi-posisi elevasi, pengkabelan


serta detail-detail pemasangan peralatan pada posisinya atau pada
ruangannya.
Spesifikasi Teknis 225
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
h. Pekerjaan di lapangan boleh dilaksanakan apabila telah mendapat persetujuan.
Kontraktor mengajukan surat ijin pelaksanaan pekerjaan yang dilampirkan
gambar kerja yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Surat ijin pelaksanaan ini diajukan minimal 2 hari sebelum jadwal pelaksanaan
di lapangan.

Keterlambatan pengajuan material/shop drawing/diagram skematik sesuai


dengan yang telah ditentukan dalam spesifikasi/RKS ini adalah sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Kontraktor, dan Kontraktor tidak berhak untuk
mendapatkan penambahan/ pengunduran jadwal.

Jaminan Kualitas

Kontraktor harus mempunyai quality control. Seorang quality control harus mampu
berkoordinasi dengan pelaksana lapangan, aktif, tegas, bertanggung jawab penuh
dalam menerima instruksi-instruksi dari Konsultan Pengawas, petunjuk dan perintah
secara langsung kepada pelaksana lapangan, mengutamakan mutu pekerjaan
dengan hasil yang rapih, baik dan benar.

5. SYARAT MATERIAL / PRODUK

Umum

f. Untuk semua material yang ditawarkan, Kontraktor wajib mengisi daftar material
yang menyebutkan: merek, tipe, model, kelas, lengkap dengan brosur/katalog
yang dilampirkan pada waktu tender.

Tabel daftar material ini diutamakan untuk komponen-komponen yang berupa


barang-barang seperti tertera pada daftar merek/produk material.

g. Semua bahan/material sebelum dipesan, dibeli, masuk ke site project dan


sebelum dilakukan pemasangan, harus mendapat persetujuan dari Pemberi
Tugas dan Konsultan Pengawas.

h. Apabila pada spesifikasi teknik ini atau pada gambar disebutkan beberapa
merek tertentu atau kelas mutu (quality performance) dari material atau
komponen tertentu terutama untuk material-material listrik utama, maka
Kontraktor wajib melakukan didalam penawarannya material yang dalam taraf
mutu/pabrik yang disebutkan itu.

i. Kontraktor wajib melengkapi prosedur pemasangan yang disarankan oleh


pabrik pembuat peralatan, berikut dengan brosur-brosur/katalog yang lengkap
tentang ukuran-ukuran peralatan, cara-cara pemasangan dan persyaratannya,
serta diagram pengkabelannya dari peralatan-peralatan utamanya.

Bahan / Material

Syarat-syarat dasar

a. Kontraktor harus memberikan bahan/material dari kualitas baik, baru, bukan


hasil perbaikan dan pemasangan yang rapi dan sempurna sehingga dapat
berfungsi dengan baik dan harus sesuai dengan spesifikasi/persyaratan
ataupun ketentuan pabrik.

b. Ruangan yang tersedia untuk penempatan peralatan/perlengkapan instalasi


sebagaimana tampak pada gambar rencana, telah disesuaikan dengan ukuran
peralatan yang diproduksi oleh beberapa pabrik.

Spesifikasi Teknis 226


.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
Kontraktor harus menawarkan, menyediakan dan memasang semua
perlengkapan yang dimaksud pada ruang yang telah disediakan.

c. Kapasitas yang tercantum baik dalam gambar atau spesifikasi merupakan


kapasitas minimum. Penyesuaian dalam pemilihan boleh dilakukan Kontraktor
dengan syarat-syarat sebagai berikut :

• Tidak menyebabkan pertambahan peralatan


• Sistem tidak berubah, dan menjadi lebih sulit
• Tidak meminta pertambahan ruang
• Biaya operasi dan pemeliharaan tidak menjadi mahal.
• Apabila nanti selama proyek berjalan, terjadi bahwa material
yangdisebutkan pada tabel material tidak dapat diadakan oleh Kontraktor,
yang diakibatkan oleh sesuatu alasan yang kuat dan dapat diterima oleh
Konsultan Pengawas, Konsultan Perancang dan Pemberi Tugas, maka
dapat dipikirkan penggantian merek/tipe dengan suatu sanksi tertentu
kepada Kontraktor

j. Dalam hal ukuran fisis harus cukup dan tidak meminta ruangan lebih besar dari
pada yang telah disediakan. Kecukupan tersebut dalam arti telah termasuk
segala peralatan pendukung yang perlu untuk operasi sampai sempurna sesuai
ketentuan pabrik.

Syarat-syarat fisis

a. Bahan dan peralatan dari klasifikasi atau type yang sama sedapat mungkin
diminta dari merk atau buatan pabrik yang sama.

d. Apabila suatu unit peralatan terdiri dari bagian-bagian komponen, maka seluruh
bagian-bagiannya sebaiknya dari merk yang sama untuk menghindari kesulitan
dalam hal :
• Pemeliharaan dan menjaga mutu karakteristiknya.
• Jaminan produk dan pemasangan
• Menentukan pihak yang akan bertanggung jawab apabila terjadi ketidak
sesuaian ataupun kesalahan

e. Apabila diperlukan suatu peralatan tambahan yang berbeda merek tapi


merupakan bagian dari sistem secara keseluruhan, maka Kontraktor harus
mengajukan surat dukungan dari pabrik peralatan utama yang menyatakan
bahwa merek peralatan tambahan tersebut akan “compatible” dengan peralatan
utama yang diproduksinya.

Komponen – Komponen

IR Dome Camera 2MP

a. Adalah 2mp Camera


b. Cocok digunakan didalam area gedung.
c. Untuk di area yang sangat terbatas.
d. Cocok di gunakan di area parkir
e. Cocok digunakan di area yang sangat mementingkan penampilan Interior
karena dome tidak akan merusak pemandangan.
- 1/2. 8" Progressive Scan Cmos
- Lens : Fixed 2.9 mm
- Focus & iris : Fixed Aperture
- Stream Resolution : 1920 x 1080 ( primary)
- Ingress Protection : IP 67 ; IK10
- Control : Fixed Iris
- IR Illumination : 10 m ( 33ft) max. Distance 0 lux

Spesifikasi Teknis 227


.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
LCD Monitor Color

a. Adalah merupakan alat yang menterjemahkan isyarat elektronik yang dikirim


oleh camera menjadi gambar pada sebuah layar monitor.

b. Cocok digunakan untuk memonitor suatu obyek secara terus menerus selama
24 jam dan mempunyai tingkat radiasi yang rendah.

c. Bukan LCD monitor untuk PC computer.


▪ High resolution 500 TVL
▪ Slide control
▪ Min 19” LCD Display
▪ Up front operating control
▪ Video input : 2
▪ Video output : 2
▪ S-Video : 1
▪ VGA : 1

Switch hub data

a. Adalah perangkat yang menerima data/ informasi analog dari kamera,


selanjutnya diproses menjadi data digital dan mengirimkannya ke komputer PC
yang terhubung.

a. Memiliki beberapa port yang tersambung ke beberapa kamera dan setiap


kamera diberi pengalamatan dalam 1 grup IP local yang diatur dalam komputer
PC sebagai servernya.

b. Password untuk merubah sistem setting

d. Equipment Specification
• Bandwith : 10/100/ 1000 MBPS + PoE
• Port : 24 port

Komputer PC ( Tidak Ditawarkan )

Komputer PC berguna untuk mengoperasi/mengontrol fungsi camera, pan/tilt motor,


zoom lens & system programming dan sebagai server data perekaman setiap
kejadian yang ditangkap oeh kamera. Pengalamatan kamera juga dilakukan pada
komputer PC ini.

Electrical Specifications
a. Operating voltage : 220 - 240 VAC

b. Equipment :
• Processor : Intel core i5
• Camera Control : up to 250 camera
• RAM : DDR 3, 2G
• HDD : 500 GB
• Password : yes

c. Mechanical specification
• Control key : keyboard axis pan, tilt, zoom
• LCD : 17 inch

Kabel UTP Cat 6 dalam PVC Conduit dia. 20mm.

Adalah sarana untuk mengirimkan gambar yang sudah diamati oleh camera untuk
diterima di switch hub
• Diameter solid conductor : 0,6 mm

Spesifikasi Teknis 228


.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
• Tahanan DC : maximum 6,1 ohm
• Kapasitansi : 17 PF/Feet
• Impedansi : 100 ohm ± 15%
• Attenuation : maximum 16,5 dB
• Cross tank : minimum 29,3 dB
• ACR (Attenvation to crosslack ratio) : 17 dB

NYM 2 x 2,5 mm dalam pipa konduit uPVC dia. 20mm.

Adalah kabel power dari UPS untuk semua kamera CCTV dan yang lainnya.
• Inner conductor : 2,5 mm
• Jacket : PVC

Pengiriman, Penyimpanan, dan Pengamanan

a. Bahan / material yang siap kirim ke lokasi proyek harus disertai dengan surat
jalan pengiriman dan sesuai dengan spesifikasi yang telah disetujui.
Jika bahan / material yang sampai di lapangan tidak sesuai dengan surat
persetujuan material dan contoh yang telah disetujui, maka akan ditolak oleh
Konsultan Pengawas dan Kontraktor bertanggung jawab untuk menggantinya,
tanpa biaya tambahan.

b. Semua bahan / material sebelum pemasangan harus dilindungi terhadap cuaca


dan dijaga selalu keadaan bersih. Semua pipa pelindung dalam tanah yang
menembus keluar dinding/pondasi batas luar bangunan, harus ditutup rapat
dengan sealent untuk mencegah masuknya air tanah termasuk ujung-ujung
kabelnya juga harus diusahakan kedap air.
c. Semua bahan / material sebelum pemasangan harus ditempatkan yang aman,
dalam gudang ruang tertutup dan tidak lembab, wajib dikontrol oleh petugas
keamanan Kontraktor dan diperiksa bahan / material tidak ada kerusakan,
ditukar ataupun hilang.
Bila terjadi hal tersebut maka Kontraktor wajib mengganti yang sesuai dengan
semula tanpa ada biaya tambahan.

Jaminan Material

c. Garansi bahan / material adalah jaminan atas bahan / material yang dipasang
dalam pekerjaan, yang berlaku dalam jangka waktu tertentu, yang dinyatakan
dalam surat garansi; dan dikeluarkan oleh Pabrik pembuat alat atau produsen
bahan itu. Garansi dapat juga dikeluarkan oleh Kontraktor, jika Kontraktor
sebagai agen tunggal dari Pabrik alat atau bahan tersebut. Didalam surat
garansi itu harus dicantumkan jelas kewajiban Pabrik atau Kontraktor jika terjadi
kerusakan terhadap bahan / material yang dipasang pada pekerjaan, paling
sedikit berisi kesanggupan Produsen yang diwakili Kontraktor untuk
memperbaiki atau mengganti bagian yang rusak, jika kerusakan itu akibat yang
wajar dan memenuhi ketentuan dalam persyaratan garansi.

d. Jangka Waktu Garansi bahan / material ditetapkan selama 360 (tiga ratus enam
puluh) hari kalender, terhitung sejak Uji Coba dinyatakan berhasil.

6. SYARAT PELAKSANAAN

Umum

Perancangan pemasangan Camera CCTV sudah berdasarkan :

▪ Letak strategis area yang diawasi camera.


Spesifikasi Teknis 229
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
▪ Keamanan seluruh area yang diawasi.
▪ Kemudahan memonitor area seluruh gedung baik diluar maupun didalam area
gedung.

Persiapan

1. Gambar Kerja (shop drawing)


Kontraktor harus mengirimkan gambar kerja sebelum instalasi dipasang sesuai
sub bab. 1.5. pasal c. Gambar kerja yang dapat dilaksanakan dilapangan
adalah gambar yang sudah disetujui oleh Konsultan Pengawas.

2. Pekerjaan telah dikoordinasikan antar pihak proyek yang terkait dan persiapan
sebagai berikut : Ruangan, pondasi/ dudukan peralatan, bahan/material sudah
berada di lapangan. Struktur untuk shaft/sleeve sudah pasti penempatan dan
dimensinya.

Penerapan / Pemasangan

1. Unit camera ditempatkan sesuai fungsi dan kemudahan perawatan (lihat


gambar perancangan).

2. Penempatan sentral monitor CCTV harus ditempatkan di ruang


kontrol/operator/security yang dijaga 24 jam.

3. Camera ditempatkan sesuai gambar perancangan.

4. Sentral peralatan CCTV ditempatkan dalam rak di Ruang


Kontrol/Operator/Security yang dilengkapi dengan meja operator untuk
meletakan monitor. Pembuatan meja operator sudah dikoordinasikan dengan
interior meja operator dibuat oleh Kontraktor CCTV atas gambar perancangan
Interior.

5. Monitor diletakan di atas meja kontrol / operator, rak kabinet peralatan CCTV
diletakan dibawahnya operator. Semua kabel yang masuk / keluar kotak
hubung ini harus melalui kabel gland serta memakai konduit flexible.

Instalasi

Kabel dan Pipa Konduit

• Semua kabel yang dipasang mendatar harus dipasang di trunking kabel


didalam pipa konduit uPVC dia. 20 mm.

• Semua kabel yang dipasang di shaft secara vertikal harus dipasang pada
tangga kabel didalam pipa konduit uPVC dia. 20 mm.

• Pipa konduit harus diklem ke struktur bangunan dengan sadle klem.

• Semua kabel data dan power yang terpasang tidak boleh ada sambungan.

• Semua kabel yang masuk & keluar dari trunking kabel harus menggunakan pipa
konduit flexibel uPVC dia. 20 mm.

Trunking Kabel dan Tangga Kabel

- Kabel tray harus terbuat dari hot dip galvanized finishing lebarnya sesuai
dengan gambar rencana, penyangga terbuat dari bahan besi siku yang di hot
dip galvanis.

Spesifikasi Teknis 230


.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
- Ketebalan plat kabel tray 2 mm (diluar hot dip galvanis). Ketebalan hot dip
galvanis = 60 – 70 micron. Jarak hanger ke hanger untuk kabel tray 1 m.

- Trunking kabel dan tangga kabel harus dipasang horisontal dan satu garis
vertical dilengkapi dengan cover atau penutup.

- Tangga kabel dipasang ke dinding shaft dengan memakai 3 (tiga) buah dynabolt
berukuran 1/2” x 2” pada jarak 75 cm.

- Trunking kabel digantung dilantai dengan dynabolt berukuran 1/2” x 2”.


Jarak trunking kabel elektrikal dengan elektronik minimal 300 mm.

Inspeksi dan Pengujian

1. Sebelum dilaksanakan pengujian, semua penyambungan harus diperiksa


tersambung dengan mantap, kencang dan tidak terjadi kesalahan sambung
atau kesalahan polaritas.

2. Kontraktor harus melakukan serangkaian pengujian-pengujian untuk


mendemonstrasikan bahwa bekerjanya semua peralatan dan material yang
telah selesai terpasang memang benar-benar memenuhi persyaratan yang
disebutkan di dalam spesifikasi teknis ini dan standar / referensi yang
digunakan.

3. Kontraktor harus menyediakan semua peralatan dan personil yang perlu untuk
melakukan pengujian.

4. Kontraktor harus menyerahkan jadwal waktu tentang kapan akan


diselenggarakannya dan cara-cara pengujian tersebut 14 (empat belas) hari
sebelumnya kepada Konsultan Pengawas.

5. Pengetesan dilakukan oleh pihak PLN bekerja sama dengan Kontraktor,


disaksikan bersama dengan Pemberi Tugas.

6. Hasil pengetesan harus tertulis dan disaksikan oleh Direksi.

Pengamanan dan Pembersihan

Selama masa pelaksanaan dan pemeliharaan Kontraktor diwajibkan :

1. Mengusahakan daerah kerja mereka selalu dalam keadaan bersih dan rapih
selama konstruksi. Pada saat pelaksanaan pekerjaan selesai, Kontraktor harus
memeriksa keseluruhan pekerjaan, meninggalkan pekerjaan dalam keadaan
rapih, bersih dan siap pakai

2. Semua bahan dan peralatan sebelum dan sesudah pemasangan harus


dilindungi terhadap cuaca dan harus dijaga selalu dalam keadaan bersih,
semua ujung-ujung konduit dan bagian-bagian peralatan yang tetap tidak
dihubungkan, harus disumbat atau ditutup untuk mencegah masuknya
benda/kotoran.

3. Menyelesaikan dan memperbaiki kekurangan-kekurangan pekerjaan.

4. Memelihara dan merawat peralatan yang dipasang secara berkala sesuai


dengan persyaratan pabrik

Spesifikasi Teknis 231


.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
5. Menjaga hasil pekerjaan termasuk instalasi dalam keadaan baik, utuh dan tidak
rusak ataupun hilang.

6. Kubikel-kubikel dan ruang peralatan diberi kunci pengaman dan posisi


peletakan kunci harus jelas.

Material Perawatan
Pelatihan dan Petunjuk Pemeliharaan

1. Kontraktor bertanggung jawab untuk mendidik operator yang ditunjuk Pemilik,


sampai yang bersangkutan terbukti sanggup menjalankan/ mengoperasikan
seluruh sistem dengan baik, segala sesuatunya atas biaya Kontraktor.
2. Kontraktor juga harus menyerahkan 3 set buku yang berisi petunjuk operasi
dan perawatan dari seluruh instalasi dan peralatan kepada Pemberi Tugas
paling lambat 30 hari kalender setelah serah terima pertama.

Syarat Penyerahan Pekerjaan


Serah terima pertama
Pekerjaan dikatakan selesai apabila :
1) Instalasi telah diselenggarakan dengan baik dan semua sistem telah diuji dan
bekerja sempurna sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi dan dijamin
akan tetap bekerja dengan baik untuk waktu jangka panjang. Pernyataan bahwa
sistem telah bekerja dengan baik dan sesuai dengan spesifikasi dan gambar,
harus dilakukan dengan Berita Acara Pemeriksaan dan sertifikat pengujian.
2) Telah menyerahkan surat jaminan.
3) Telah memenuhi syarat penyerahan gambar revisi.
4) Telah melengkapi dengan buku petunjuk kerja dan pemeliharaan, serta telah
memberikan petunjuk kepada wakil dari Pemilik Bangunan tentang cara
penggunaan peralatan-peralatan yang ada.
5) Telah mendapatkan surat pernyataan bahwa instalasi telah dilaksanakan
dengan baik dan dapat bekerja, dari instansi-instansi yang berwenang atas
penggunaan instalasi tersebut, seperti : Dinas Keselamatan Kerja, PLN, Dinas
Pemadam Kebakaran dan lain-lain.
6) Telah mendapatkan surat pernyataan dari Manajemen Konstruksi bahwa
instalasi telah dilaksanakan dengan baik dan sistem bekerja dengan sempurna.
7) Telah memenuhi semua persyaratan yang tercantum dalam kontrak.
− As build drawing
− Certificate dari laboratory (Hanya untuk peralatan utama jika ada dan untuk
peralatan laiinya akan ditentukan kemudian oleh PM/Engineer dan
consultant)
− Measurement report
− Factory certificate
− Guarantee certificate dan brochure.
− Operation dan maintenance manual
− Spare part untuk satu tahun operasi.
8) Semua sertifikat, instruksi dan perizinan dari instansi yang berwenang
memberikan izin penggunaan atas instalasi yang dipasang, harus diserahkan
pada saat atau sebelum hari penyelesaian pekerjaan yang ditentukan.

9) Penyerahan dilakukan dengan Berita Acara proyek disertai lampiran-lampiran


sebagai berikut :
g. Gambar revisi (as build drawing), dengan jumlah sesuai lingkup/ scope
pekerjaan.
h. Surat pemeriksaan dari LMK.
i. Laporan hasil pengujian.
j. Sertifikat pabrik untuk peralatan utama seperti Panel Tegangan Rendah,
Panel Kapasitor, Armature lampu-lampu dan kabel.
k. Khusus untuk panel tegangan rendah, sertifikat harus ditandatangani oleh
personil yang bertanggung jawab dari pabrik panel sesuai dengan yang
diatur pada pasal 8 butir 8.10.5.
Spesifikasi Teknis 232
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
l. Surat jaminan ditujukan kepada pemilik bangunan dan mencantumkan
nama proyek.
m. Brosur asli, petunjuk operasi dan petunjuk pemeliharaan.
n. sertifikat instalasi dari instansi yang terkait

Serah terima kedua


Pada saat serah terima kedua :
• Semua peralatan dalam kondisi bersih.
• Ruangan panel dalam kondisi bersih
• Semua peralatan dalam kondisi siap operasi
• Setelah serah terima tahap II, Kontraktor harus melakukan masa jaminan
terhadap instalasi dan peralatan terpasang selama jangka waktu 365 hari
• Biaya untuk pekerjaan tersebut harus sudah termasuk pada kontrak pekerjaan
ini. Apabila selama masa pemeliharaan Kontraktor tidak melaksanakan
kewajiban, maka pekerjaan tersebut dapat diserahkan dengan pihak lain dan
biaya tetap ditanggung oleh Kontraktor yang bersangkutan.
• Selama masa jaminan tersebut, dan atas instruksi Konsultan Pengawas,
Kontraktor wajib atas biaya sendiri dengan cepat mengganti semua equipment
atau peralatan atau material yang rusak karena kualitas yang kurang baik atau
karena pelaksanaan yang kurang sempurna dan bukan karena kesalahan
penggunaan selama instalasi dipergunakan.
• Semua perlengkapan,tenaga dan biaya sehubungan dengan perbaikan-
perbaikan tersebut adalah tanggung jawab Kontraktor.
• Kontraktor harus bertanggung jawab atas semua biaya yang timbul sehubungan
dengan kerusakan material, equipment dan kesalahan pembuatan,
pemasangan dari material, equipment yang disuplai oleh Kontraktor, selama
masa jaminan.

Spesifikasi Teknis 233


.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
II. PEKERJAAN INSTALASI ELEVATOR (LIFT)
& DUMB WAITER

1.0.0. LINGKUP PEKERJAAN

Yang menjadi lingkup pekerjaan dan Pemborong lnstaIasi lift ini adalah sebagai berikut:

1. Pengadaan dan pemasangan semua material, peralatan serta perlengkapan bantu yang
diperlukan dalam pemasangan instalasi ini sesuai dengan jumlah lift yang tergambar
ataupun terurai dalam spesifikasi teknis sehingga didapatkan suatu instalasi yang baik
dan sempurna dalam pemasangannya.
2. Penyediaan dan pemasangan semua profil baja untuk tumpuan/pengikat guide rail pada
sisi lift, dan profil baja yang diperlukan untuk dudukan traction machine di R. Mesin lift.
3. Pengisian door frames, sill, dan sekitar box dan hall indikator, hall call button dengan
adukan semen (grouting).
4. Training meliputi operation, maintenance sampai dengan trouble shooting untuk tenaga-
tenaga yang ditunjuk oleh Pemilik sebanyak 4 (empat) orang.
5. Semua pengurusan izin -izin dan pihak yang berwenang sehubungan dengan pemasang
instalasi ini dan yang menyangkut biaya pengurusannya sudah harus termasuk dalam
penawaran pekerjaan ini.

2.2.0. PERSYARATAN TEKNIS BAHAN DAN PERALATAN

2.1.0. UMUM

Pemborong harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan, dimana bahan dan peralatan
tersebut sesual dengan ketentuan pada pasal ml. Bila ternyata terdapat perbedaan antara
Spesifikasi bahan dan atau peralatan yang dipakai dengan spesifikasi pada pasal ini,
merupakan kewajiban Pemborong untuk mengganti bahan dan atau peralatan tersebut
sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini atau ketentuan standard lift yang
berlaku umum tanpa adanya tuntutan tambahan biaya. Barang yang diatawakan
bergaransi resmi dari pabrik asal pembuat barang tersebut.

Pada dasamya semua bahan dan peralatan harus sesuai dengan ketentuan yang tertera
pada British Standard, JIS, &ANSI Code A.17.1, safety code for elevator, and Moving
Walks, SISIR, Pedoman Pengawasan Instalasi Lift Listrik no.3 Tahun 1978, Keputusan
Gubernur Kepala Daerah DKI Jakarta no.1173 tahu 1978 dan Peraturan Daerah DKI no.3
tahun 1975 terutama tentang Operasi Elevator Kebakaran dan Fire Rating dan Lampiran
No. 33 Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 378/KPTS/1 987 sebagai SKBI - 3.4.53.
1987.

2.2.0. SPESIFIKASI TEKNIK


ITEM BED LIFT
SPESIFIKASI DASAR:

Quantity (set) : 1 (Satu) set


Use : BED LIFT , B 1500 ( 2 Unit )
Capacity : 1600 Kg, 24 persons
Speed : 60 mpm, Simplex
Control : AC-VVVF
Number of stops : 4 floor & 4 stops
Service Floors : Lantal 1 s/d Lantai 4
Door type : side opening
Power supply (V/Hz) : AC 3 phase, 380 V/50 Hz., 10Kva/Unit
Lighting supply (V/Hz) : AC 1 phase, 220 V/50 Hz
Application Codes : JIS, EC
Materials & Wirings : JIS, EC

Spesifikasi Teknis 234


.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
DIMENSIONAL PROVISIONS:

Car internal size (mm) :1500 (W) x 2300 mm (D) x 2300


(H)
Hoistway Internal : 2400 (W) x 2850 (D)/ unit lift Min
Requirement
Door Opening Size (mm) : 1200 x 2100 mm
Pit depth (mm) : 1360mm
Overhead height (mm) : 4500 mm
Clear Machine Room Size : 2700 x 4150 mm x 2500 (H) per
Unit min

ADDITIONAL FEATURES ( Masuk di Tawarkan )


- Overload protection device
- Door Safety Ray
- Emergency Car Lighting with Automatic Charger
- Interphone system
- Chime direction indication
- Earthquake device & sensor
- Operation by Emergency power source
automatic.
- Supervisory board with indicator.
- DoorSafety Edge
- False call canceling auto
- Auxiliary Car Operating Panel
- ARD (Automatic Rescue Device)

DUMB WAITER
Quantity (set) : 2 (dua) set
Use : Dumb Waiter , ( 2 Unit )
Capacity : 200 Kg
Speed : 45 mpm, Simplex
Number of stops : 4 floor & 4 stops
Service Floors : Lantal 1 s/d Lantai 4
Door type : Bi- Parting/ single opening
Power supply (V/Hz) : AC 3 phase, 380 V/50 Hz., 3 Kva
Lighting supply (V/Hz) : AC 1 phase, 220 V/50 Hz
Application Codes : JIS, EC
Materials & Wirings : JIS, EC

ADDITIONAL FEATURES ( Masuk di Tawarkan )


- Overload protection device
- Door Switch
- Simultaneous opening /closing door
- Inverter Control
- AST System for detection the motor trouble
- Overrun Control Switch
- Door Lock Device .
- Equipped Witch car door gate switch
- Status Display
- Arrival buzzer on car
- 10mm space between car and doorsill

2.2.1. Data Kereta Elevator

1. Rangka Kereta Elevator

Spesifikasi Teknis 235


.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
- Terbuat atas profil baja yang dicat anti karat.
- Pada rangka ini terdapat paling sedikit empat buah sliding type guide shoes, dimana
dua buah terletak pada bagian atas kereta dan yang lain pada bagian bawah kereta
tepat di Guide Rail.
- Untuk semua Elevator yang terletak dibangunan, Guide Shoes yang dipakai adalah
tipe Roller.
- Setiap guide shoes harus dilengkapi dengan sistem pelumas sendin (self
lubrication) untuk mencegah cepatnya ke-ausan.
- Pada rangka bagian bawah yang merupakan tempat tumpuan Iantai kereta, harus
terdapat bantalan karet.

2. Lantai Kereta

- Terbuat dan plat baja yang dicat anti karat.


- Bagian bawahnya dilapisi dengan suatu bahan peredam suara.
- Ukuran dan kekuatan dan latai ini harus sesuai dengan kapasitas angkutnya dan
masing-masing lift.

3. Dinding Kereta Elevator

- Untuk dinding lift terbuat dan Stainless Steel Hairline finished.


- Dinding dalam konstruksinya harus sedemikian rupa sehingga mudah dipasang
atau dilepas sehingga memudahkan dalam perakitan di lapangan.
- Pada bagian luamya harus dilapisi dengan suatu bahan peredam suara.

4. Langit-langit Kereta Elevator


- Terbuat dan plat baja minimum setebal 2 mm yang dicat anti karat.
- Ketinggian angit-langit kereta sesuai dengan pabrikan dan peraturan yang ada
dimana terdapat pintu darurat yang hanya bisa dibuka dan atas kereta dan
dilengkapi safety switch sehingga lift tidak beroperasi selama pintu tersebut terbuka.
- Terdapat penerangan normal (ditentukan kemudian) dan untuk penerangan darurat
dengan sumber daya dan batere tipe NI-CAD dry cell lengkap dengan chargernya.
- Terdapat Exhaust Grille dengan Exhaust Fan yang diletakkan diatas kereta.
- Pada bagian atas harus dilapisi dengan suatu bahan peredam suara.

5. Pintu Kereta Elevator

- Pintu kereta dan bahan Stainless Steel Hairline Finished.


- Terdiri atas dua panel side opening dengan tinggi 2100 mm.
- Penggerak pintu kereta adalah motor listrik yang dilengkapi dengan alat pengatur
kecepatan.
- Pada bagian dalamnya harus dilapisi dengan suatu bahan peredam suara.

6. Indikator Kereta Elevator

Integrated dengan Car Operating Panel dilengkapi dengan penunjuk anah pergerakan
kereta, indikator posisi sangkar elevator dengan tipe digital disertai bunyi bel.

7. Car Operating Panel

- Terbuat dan stainless steel plate with hairline finish.


- Push button yang dipakai merupakan touch button yang menyala bila tersentuh.
- Terdiri atas peralatan sebagai benikut:
▪ Pushbutton untuk setiap lantai.
▪ Pushbutton untuk membuka pintu kereta.
▪ Pushbutton untuk emergency stop.
▪ On-Off switch untuk lampu penerangan.
▪ On-Off switch untuk exhaust fan.
▪ Key-switch untuk independent operation.
▪ Lampu tanda kelebihan penumpang yang dilengkapi dengan buzzer.
▪ Pushbutton untuk intercom.
▪ Plat nama dan pabrik pembuat lift.
▪ Tulisan kapasitas lift penumpang.
▪ Tulisan No Smoking (Dilarang Merokok).

2.2.2. Data Peralatan di Shaft dan tiap Lantai


Spesifikasi Teknis 236
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
1. Magnetic Landing Device

Untuk memberhentikan kereta elevator pada setiap lantai yang dituju dengan
toleransi maksimum sebesar 5 mm dan level lantai yang bersangkutan.

2. Landing Door

• Mempunyai type dan dimensi yang sama dengan pintu keretanya.


• Dilengkapi dengan narrow jamb.
• Terbuat dan stainless steel dengan hairline finish.
• Harus dilengkapi dengan kunci pembuka secara manual dan interlock secara
elektris dan mekanis serta dilengkapi dengan alat penutup otomatis dengan
weight closer.

3. Door Sills dan Toe Guards

Terletak di bawah pintu, terbuat dan Extruded aluminium natural color, yang
didudukkan pada beton yang telah disediakan.

4. Hall Button
• Hanya ada satu buah disetiap lantai, diantara setiap dua pintu elevator dimana:
- Untuk lantai yang paling bawah hanya terdapat satu push button untuk operasi
ke arah atas.
- Untuk Iantai yang paling atas hanya terdapat satu push button untuk operasi ke
arah bawah.
- Untuk lantai yang lainnya terdapat dua buah pushbutton untuk operasi ke arah
atas dan bawah.
• Pushbutton merupakan touch button yang menyala bila disentuh.
• Pada lantai dasar terdapat Fire Switch.

5. Hall Position Indicator


• Terdapat di atas pintu lantai dasar saja, dengan tipe Digital
• Harus dilengkapi dengan penunjuk arah perjalanan kereta dan gong yang hanya
menyata dan berbunyi pada saat kedatangan kereta.

6. Buffer
• Buffer yang dipakai harus dali jenis oil buffer dimana pada bagian atasnya diberikan
karet setebal 5 mm. Untuk setiap elevator dipasang buffer untuk car dan yang lain
utuk counter weight.
• Buffer ini ditempatkan di atas suatu pondasi beton yang akan disediakan oleh
pemborong pekerjaan sipil.

7. Guide Rail

• Untuk Kereta Elevator


- Rail yang dipakai harus terbuat dan profil baja T dengan lebar flange, ketinggian
dan berat nominal, sesuai standard kapasitas.
- Rail harus dipasang pada bracket pada setiap jarak 2.06 meter maksimum
dengan memakai besi siku ukuran 80 x 80 x 8 mm.
- Rail harus diklem pada bracket dengan memakai sliding slip dan mur baut 3/4,’
- Sambungan rail terbuat dan plat baja setebal I dan panjangnya 14,5” yang
dipasang dengan mur baut 3/4” sebanyak empat buah disetiap sisinya.
• Untuk Counter Weight
- Rail yang dipakai harus terbuat dan profil baja T dengan lebar flange, ketinggian
dan berat nominal sesuai standard kapasitas.
- Rail harus dipasang pad bracket pada setiap jarak 2 meter maksimum dengan
memakai besi siku ukuran 80 x 80 x 8 mm.
- Rail harus diklem pada bracket dengan memakai sliding slip dan mur baut 5/8”.
- Sambungan rail terbuat dan plat baja setebal 1/2” dan panjangnya 12” yang
dipasang dengan mur baut 5/8” sebanyak empat buah di setiap sisinya.

• Rail harus dilapis dengan suatu bahan anti karat dan pemegang rail harus dicat anti
karat.

Spesifikasi Teknis 237


.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
• Selain ketentuan tersebut di atas, konstruksi dan rail harus memenuhi persyaratan
yang telah ditentukan dan pabrik.

8. Counter Weight
• Rangka counter weight terbuat dali profil baja.
• Isi counter weight adalah sebesar Kereta Elevator ditambah dengan 50 % dali
kapasitas beban (balancing 50%), yang terbuat dali besi cor.
• Rangka counter weight harus dicat anti karat dan isinya dilapis dengan suatu bahan
anti karat.

9. Compensating
• Terdiri dan rope yang terbuat dan kawat baja dengan Inti kawat baja yang dilengkapi
dengan rope tensioning.

• Rope tensioning berupa pulley yang diberikan beban, diletakkan di pit dan dilengkapi
dengan safety switch.

2.2.3. Data Mesin Penggerak Kereta Elevator

1. Mesin penggerak kereta elevator terdiri dan motor arus bolak balik 3 phase 380 V
dengan toleransi 10 % Volt 50 Hz.
2. Mesin penggerak ini ditempatkan di dalam dinding shaft (Machine Room less) dan di
atas suatu pondasi beton yang akan disediakan oleh pemborong sipil.

2.2.4. Control System

Setiap elevator harus mempunyai sebuah panel kontrol untuk mengoperasikan kereta
Elevator, yang sekaligus sebagai kontrol induk yang akan mengendalikan elevator di
dalam sistem kontrolnya.

Jenis alat kontrol yang hams dipakal adalah full electronic, micro computerized AC-VVVF
(Alternating Current Variable Voltage Variable Frequency) dengan perlengkapan remote
supervisory control panel untuk car status indikator dan maintenance.

Panel supervisory mi diletakkan di Lobby lantai I dengan kelengkapan sbb:


• Lampu indikator untuk keadaan normal power dan emergency power.
• Signal lift yang menunjukkan lift dalam keadaan trouble.
• Intercom untuk berkomunikasi dengan penumpang lift.
• Lampu indikator posisi lift dan alat/button reset.
• Key switch untuk menjalankan lift dengan emegency power.
• Key switch untuk memanggil lift car agar turun ke main floor (anti burglar switch).
• Key switch untuk menghidupkan dan mematikan lift.

2.2.5. Rope

1. Rope yang dipakai adalah kawat baja dengan inti kawat baja dan diberi tanda untuk posisi
lantai.
2. Diameter minimum dan rope yang dipakai adalah minimum sebesar 1,5 mm sebanyak 6
jalur.
3. Sistem pemasangan rope adalah 2: 1 atau I : 1 dimana ujung dan pada rope dipasangkan
pada rope end (Detch and Hitch) yang terletak pada suatu profil baja dengan dilapisi karet
setebal 25 mm dan dilengkapi safety switch dan per.

2.2.6. Safety Device

1. Pengamanan terhadap kelebihan penumpang, berupa transducer yang diletakkan di


bawah lantai kereta elevator apabila pengaman ini bekerja, maka panel kontrol akan
mencegah mesin penggerak bekerja dan menyalakan indikator serta membunyikan
buzzer yang diletakkan di car board.
2. Pengaman terhadap tidak adanya penumpang, berupa tranducer yang diletakkan di
bawah kereta elevator apabila pengaman ini bekerja, maka panel kontrol akan mencegah
mesin penggerak bekerja dan mematikan lampu penerangan dan exhaust fan. Apabila
dan penumpang masuk, maka secara otomatis lampu penerangan dan exhaust fan akan
menyala kembali.
3. Pengamanan terhadap kelebihan perjalanan, berupa limit switch yang terletak di shaft atau
di ruang mesin. Bila diletakkan di ruang mesin, sebagai penghubung harus dipergunakan

Spesifikasi Teknis 238


.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
kawat baja dengan diameter minimum 3 mm yang diletakkan pada rangka kereta elevator
dibagian luar. Apabila pengaman mi bekerja maka panel kontrol akan mematikan mesin
penggerak dan baru dapat dijalankan kembali bila secara manual posisi kereta
dikembalikan kekedudukan normal.
Pembatasan yang ada yaitu:
- Level 6 cm di bawah level lantal terbawah, dan
- Level 10 cm di atas level lantal teratas.

4. Pengaman terhadap ketegangan rope, yang terletak pada setiap Detch and Hitch.
Apabila pengaman ini bekerja, maka panel kontrol akan mematikan mesin penggerak.
5. Pengaman terhadap kelebihan kecepatan, berupa speed governor dilengkapi dengan
safety gear yang saling dihubungkan dengan kawat baja berdiameter 5 mm.
Apabila terjadi kelebihan kecepatan, maka:
• Centrifugal switch yang ada di speed governor akan meyebabkan panel kontrol
mematikan mesin penggerak.
• Safety gear sebanyak empat buah yang terletak di bagian bawah tali pengimbang
berat dan kereta akan mengadakan pengereman di rail dan microswitch yang ada
disana akan menyebabkan panel kontrol mematikan mesin penggerak.

6. Pengaman pada pintu kereta elevator, berupa:


• lnfra red sebanyak I set yang ditempatkan dipintu akan bekerja bila jalur sinarnya
terpotong.
• Safety edges sebanyak 2 buah, akan bekerja bila tersentuh.
• Mechanical switch sebanyak 2 buah, akan bekerja apabila pintu pada saat tertutup
mengalami hambatan, akan meyebabkan panel kontrol membuka kembali pintu
kereta.

7. Pengaman terhadap bahaya kebakaran :


Berupa fire switch, apabila terjadi kebakaran maka balk secara otomatis (digabung dengan
panel kontrol fire alarm system) maupun secara manual (dengan fire switch)
disampaikanlah informasi ke panel kontrol untuk membatalkan semua perintah yang ada
dan menggerakkan kereta elevator kembali ke lantal dasar (satu), yang kemudian dapat
dijalankan lagi untuk melayani pemadaman kebakaran dengan mempergunakan key-
switch.

8. Pengamanan terhadap hilangnya sumber daya listrik, baik dan PLN maupun dan Diesel
Genset, maka sumber daya listrik yang berasal dan battery dengan DC inverter lengkap
dengan arrestor akan menghentikan kereta elevator pada lantai terdekat dan kemudian
berhenti dengan pintu terbuka. Jenis battery yang dapat digunakan type Nicad merk
Chloride Marathon / Alcad atau Saft.

9. Pengamanan terhadap perpanjangan rope, berupa micro switch yang terletak dipemberat
pulley compensating rope. Apabila pengaman ini bekerja, maka panel kontrol akan
mencegah mesin penggerak bekerja.

10. Pengamanan terhadap kelebihan waktu perjalanan yang disebabkan karena berhentinya
kereta pada suatu lantal dimana beban kereta telah melebihi 85 % kapasitas pengaman
ini berupa transducer yang diletakkan di bawah lantai kereta.

2.2.7. Panel Kontrol Elevator


1. Panel kontrol iniadalah dan jenis wall mounted close type dengan lubang ventilasi
secukupnya.
2. Semua komponen kontrol harus dapat bekerja dengan baik pada temperatur maksimum
4OøC dan RH maksimum 95 %
3. Panel kontrol akan diletakkan di dinding shaft yang akan disediakan oleh pemborong
Sipil dan harus dilapisi karet setebal 5 mm dan hanya dapat dilayani dan depan.
4. Box panel harus terbuat dan plat baja setebal 2 mm minimum dan harus di-grounding
dengan tahanan maximum 0.5 - I Ohm dan dilengkapi dengan arrestor unit, dengan
rangka penguat dan dicat anti karat dan fire proof.
5. Semua kabel yang masuk atau keluar panel ini harus dilengkapi dengan cable gland.
6. Alat kontrol harus dilengkapi dengan suatu alat pencegah interferensi dengan
gelombang pemancar yang ada.

2.2.8. Instalasi Listrik


Pekerjaan instalasi listrik yang termasuk lingkup kerja dan pemborong instalasi ini
adalah
1. Kabel feeder dan panel elevator ke panel kontrol elevator.
Spesifikasi Teknis 239
.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023
2. Kabel kontrol dan panel kontrol elevator ke setiap bagian yang rnemerlukannya.
3. Lampu dan switch di pit elevator.
4. Intercom dengan master station, dimasing-masing wang mesin elevator dan di ruang
jaga, R. Control engineering, dengan cabang pada masing-masing kereta. Didalam
operasinya, setiap cabang dapat memanggil master station dan setiap master station
dapat memanggil setiap cabang. Sumber daya untuk intercom mi diambil dan battery
Nicad 12 Volt yang dilengkapi dengan automatic charger, yang juga digunakan untuk
melayani lampu penerangan darurat.

2.2.9. lnstalasi Ventilasi Ruang Mesin


Pekerjaan instalasi ventilasi mekanis untuk ruang lift, termasuk lingkup pekerjaan
kontraktor lift. Kontraktor lift bertanggung jawab terhadap kapasitas lain yang dipasang
sehingga tercapai temp. max. di dalam ruang 38°C. Untuk louver dan udara masuk
termasuk lingkup pekerjaan kontraktor struktur.

2.2.10. Catatan
1. Motor penggenak kereta perlengkapannya harus mampu untuk 240 start/jam minimum.
2. Door sills yang dipakai adalah tipe anti slip.
3. Setiap pintu elevator di setiap lantai mampu menghambat kebakaran selama minimum 2
jam.
4. Monitor untuk supervisi yang dipakai harus dapat dipakai untuk sistem
PAL/SECAM/NTSC dapat memberikan informasi tentang :
- Car status : up, down, parked, independent failure dan lain-lain.
- Door status : open, closed.
- Car loading : jumlah penumpang.
- Traffic : hall call, car call, car to halt call.
- Lain-lain :international time, jumlah stopper trip dan lain-lain.
5. Harus disediakan sarana untuk pemasangan Emergency Paging Speaker

3.0.0. PRODUK

Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi, pemborong dimungkinkan untuk


mengajukan alternatif lain yang setaraf dengan yang dispesifikasikan. Pemborong baru
bisa mengganti bila ada persetujuan resmi dan tertulis. Produk bahan dan peralatan pada
dasarnya untuk mudah perawatan di kemudian hari dan kotrak metenance adalah seperti
pada Produk yang sudah Terpasang.

Spesifikasi Teknis 240


.
Pembangunan Gedung Dialisa dan HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto Tahun 2023

Anda mungkin juga menyukai