Anda di halaman 1dari 25

K3 DI STASIUN PONCOL

Nama :Afzaal Zaydan Ghani


NIM/Kelas :40040123650107/Kelas C
Program Studi :Teknologi Rekayasa Kimia Industri

BAB I
A.Latar Belakang
Pemeliharaan dan K3 perkantoran merupakanhalyang tidak terpisahkan dalam sistem
ketenagakerjaan dan sumber daya manusia.K3tidak saja sangat penting dalam meningkatkan
jaminan sosial, kesejahteraan para pekerjanya, serta melindungi dan menjamin keselamatan
setiap tenaga kerja dan orang lain di tempatkerja dari ancaman kecelakaan kerja. Oleh sebab itu,
K3 pada saat
ini bukan sekedar kewajiban yang harus diperhatikan oleh para
pekerja, akan tetapi juga harus terpenuhi oleh sebuah sistem
pekerjaan.Dengankatalain.padasaatiniK3bukansemata-matasebagai
kewajiban,akantetapisudahmenjadikebutuhanbagisetiappekerja

K3 DI STASIUN PONCOL
Dulunya stasiun ini dinamakan Stasiun Semarang-Chirebon Stoomtram Maatschappji (SCS)
Didirikan pada tahun 1895 mendapat konsesi izin dari Pemerintah Kolonial Hindia Belanda
untuk membangun jalur kereta api dari Semarang menuju Cirebon. Perusahaan ini berkantor di
Tegal, dan mulai membangun jalur kereta apinya pada tahun 1895 hingga akhirnya rampung
pada tahun 1897. SCS memfokuskan pengangkutan penumpang dan barang (khususnya gula,
minyak bumi, dan pupuk) di lintas Semarang-Pekalongan-Tegal-Cireebon.Pada tanggal 6
Agustus 1914.Stasiun ini diresmikan dan namanya diubah menjadi Stasiun Poncol,stasiun ini
dirancang oleh arsitek Henri Maclaine Pont seorang arsitek berkebangsaan Belanda. Stasiun ini
difungsikan untuk menggantikan fungsi Stasiun Pendrikan yang ada lebih dahulu.
Stasiun Semarang Poncol (SMC), juga disebut Stasiun Poncol, adalah stasiun kereta api kelas
besar tipe B yang terletak di Purwosari, Semarang Utara, Semarang. Stasiun yang terletak pada
ketinggian +3 meter ini termasuk dalam Daerah Operasi IV Semarang dengan jarak 443 km
sebelah timur dari Stasiun Jakarta Kota dan 282 km sebelah barat dari Stasiun Surabaya Pasarturi
Stasiun ini menjadi tempat pemberhentian sebagian besar kereta api penumpang kelas ekonomi
dan komuter di Semarang.
Bangunan Dan Tata Letak
Stasiun Semarang Poncol memiliki sembilan jalur kereta api dengan jalur 1-3 yang dinaungi
kanopi. Awalnya jalur 4 merupakan sepur lurus. Setelah jalur ganda pada petak antara stasiun ini
ke arah timur hingga Stasiun Tawang dioperasikan pada 7 Februari 2014 dan kemudian ke arah
barat hingga Stasiun Jerakah pada 28 Maret 2014, tata letak jalur di stasiun ini mengalami sedikit
perombakan dan jalur 5 juga dijadikan sebagai sepur lurus.
Di sebelah timur laut dan barat daya stasiun ini berturut-turut terdapat depo lokomotif dan depo
kereta yang difungsikan untuk menyimpan dan merawat lokomotif dan kereta penumpang
dengan terminus di Kota Semarang. Bangunan stasiun ini sudah berkali-kali dilakukan renovasi
sehingga bentuknya sudah berbeda dari bentuk semula.
Pada 2019, sistem persinyalan elektrik lama di stasiun ini telah diganti dengan sinyal keluaran
terbaru produksi PT Len Industri. Selain itu, lintasan jalur rel antara stasiun ini dan Stasiun
Semarang Tawang dijadikan sebagai jalur tunggal ganda atau sepur kembar.
endekatan Rekayasa Tekhnis
1. Kepala ruangan dibantu
perawat selalu mendesain
lingkungan kerja sehingga
mempermudah dalam
melakukan pekerjaan. Misal
selalu meletakkan stetoskop
ditempat yang telah disediakan,
status dan formulir diletakkan
ditempat yang mudah
diakses dan diberi label, lemari
obat,alat,linen dan B3 selalu
dalam keadaan terkunci.
Dan kunci dipegang
penanggung jawab jaga.
2. Kepala ruangan dan
perawat selalu meninjau
peralatan kerja secara
berkala.
Penanggung jawab bagian alat
akan selalu mengecek jika ada
alat yang rusak dan
melaporkan pada pihak IPS .
3. Semua karyawan sudah mulai
mengaplikasikan prinsip-prinsip
ergonomic pada setiap
pekerjaannya. Misal saat
mengangkat pasien harus
dengan bantuan orang lain
dengan
posisi yang benar. Suhu dan
pencahayaan sudah disesuaikan
dan selalu dipantau oleh
bagian sanitasi
endekatan Rekayasa Tekhnis
1. Kepala ruangan dibantu
perawat selalu mendesain
lingkungan kerja sehingga
mempermudah dalam
melakukan pekerjaan. Misal
selalu meletakkan stetoskop
ditempat yang telah disediakan,
status dan formulir diletakkan
ditempat yang mudah
diakses dan diberi label, lemari
obat,alat,linen dan B3 selalu
dalam keadaan terkunci.
Dan kunci dipegang
penanggung jawab jaga.
2. Kepala ruangan dan
perawat selalu meninjau
peralatan kerja secara
berkala.
Penanggung jawab bagian alat
akan selalu mengecek jika ada
alat yang rusak dan
melaporkan pada pihak IPS .
3. Semua karyawan sudah mulai
mengaplikasikan prinsip-prinsip
ergonomic pada setiap
pekerjaannya. Misal saat
mengangkat pasien harus
dengan bantuan orang lain
dengan
posisi yang benar. Suhu dan
pencahayaan sudah disesuaikan
dan selalu dipantau oleh
bagian sanitasi
endekatan Rekayasa Tekhnis
1. Kepala ruangan dibantu
perawat selalu mendesain
lingkungan kerja sehingga
mempermudah dalam
melakukan pekerjaan. Misal
selalu meletakkan stetoskop
ditempat yang telah disediakan,
status dan formulir diletakkan
ditempat yang mudah
diakses dan diberi label, lemari
obat,alat,linen dan B3 selalu
dalam keadaan terkunci.
Dan kunci dipegang
penanggung jawab jaga.
2. Kepala ruangan dan
perawat selalu meninjau
peralatan kerja secara
berkala.
Penanggung jawab bagian alat
akan selalu mengecek jika ada
alat yang rusak dan
melaporkan pada pihak IPS .
3. Semua karyawan sudah mulai
mengaplikasikan prinsip-prinsip
ergonomic pada setiap
pekerjaannya. Misal saat
mengangkat pasien harus
dengan bantuan orang lain
dengan
posisi yang benar. Suhu dan
pencahayaan sudah disesuaikan
dan selalu dipantau oleh
bagian sanitasi
Pendekatan Rekayasa Tekhnis
1. Kepala ruangan dibantu
perawat selalu mendesain
lingkungan kerja sehingga
mempermudah dalam
melakukan pekerjaan. Misal
selalu meletakkan stetoskop
ditempat yang telah disediakan,
status dan formulir diletakkan
ditempat yang mudah
diakses dan diberi label, lemari
obat,alat,linen dan B3 selalu
dalam keadaan terkunci.
Dan kunci dipegang
penanggung jawab jaga.
2. Kepala ruangan dan
perawat selalu meninjau
peralatan kerja secara
berkala.
Penanggung jawab bagian alat
akan selalu mengecek jika ada
alat yang rusak dan
melaporkan pada pihak IPS .
3. Semua karyawan sudah mulai
mengaplikasikan prinsip-prinsip
ergonomic pada setiap
pekerjaannya. Misal saat
mengangkat pasien harus
dengan bantuan orang lain
dengan
posisi yang benar. Suhu dan
pencahayaan sudah disesuaikan
dan selalu dipantau oleh
bagian sanitasi
Pendekatan Rekayasa Tekhnis
1. Kepala ruangan dibantu
perawat selalu mendesain
lingkungan kerja sehingga
mempermudah dalam
melakukan pekerjaan. Misal
selalu meletakkan stetoskop
ditempat yang telah disediakan,
status dan formulir diletakkan
ditempat yang mudah
diakses dan diberi label, lemari
obat,alat,linen dan B3 selalu
dalam keadaan terkunci.
Dan kunci dipegang
penanggung jawab jaga.
2. Kepala ruangan dan
perawat selalu meninjau
peralatan kerja secara
berkala.
Penanggung jawab bagian alat
akan selalu mengecek jika ada
alat yang rusak dan
melaporkan pada pihak IPS .
3. Semua karyawan sudah mulai
mengaplikasikan prinsip-prinsip
ergonomic pada setiap
pekerjaannya. Misal saat
mengangkat pasien harus
dengan bantuan orang lain
dengan
posisi yang benar. Suhu dan
pencahayaan sudah disesuaikan
dan selalu dipantau oleh
bagian sanitasi
Pendekatan Rekayasa Tekhnis
1. Kepala ruangan dibantu
perawat selalu mendesain
lingkungan kerja sehingga
mempermudah dalam
melakukan pekerjaan. Misal
selalu meletakkan stetoskop
ditempat yang telah disediakan,
status dan formulir diletakkan
ditempat yang mudah
diakses dan diberi label, lemari
obat,alat,linen dan B3 selalu
dalam keadaan terkunci.
Dan kunci dipegang
penanggung jawab jaga.
2. Kepala ruangan dan
perawat selalu meninjau
peralatan kerja secara
berkala.
Penanggung jawab bagian alat
akan selalu mengecek jika ada
alat yang rusak dan
melaporkan pada pihak IPS .
3. Semua karyawan sudah mulai
mengaplikasikan prinsip-prinsip
ergonomic pada setiap
pekerjaannya. Misal saat
mengangkat pasien harus
dengan bantuan orang lain
dengan
posisi yang benar. Suhu dan
pencahayaan sudah disesuaikan
dan selalu dipantau oleh
bagian sanitasi
Pendekatan Rekayasa Tekhnis
1. Kepala ruangan dibantu
perawat selalu mendesain
lingkungan kerja sehingga
mempermudah dalam
melakukan pekerjaan. Misal
selalu meletakkan stetoskop
ditempat yang telah disediakan,
status dan formulir diletakkan
ditempat yang mudah
diakses dan diberi label, lemari
obat,alat,linen dan B3 selalu
dalam keadaan terkunci.
Dan kunci dipegang
penanggung jawab jaga.
2. Kepala ruangan dan
perawat selalu meninjau
peralatan kerja secara
berkala.
Penanggung jawab bagian alat
akan selalu mengecek jika ada
alat yang rusak dan
melaporkan pada pihak IPS .
3. Semua karyawan sudah mulai
mengaplikasikan prinsip-prinsip
ergonomic pada setiap
pekerjaannya. Misal saat
mengangkat pasien harus
dengan bantuan orang lain
dengan
posisi yang benar. Suhu dan
pencahayaan sudah disesuaikan
dan selalu dipantau oleh
bagian sanitasi
Pendekatan Rekayasa Tekhnis
1. Kepala ruangan dibantu
perawat selalu mendesain
lingkungan kerja sehingga
mempermudah dalam
melakukan pekerjaan. Misal
selalu meletakkan stetoskop
ditempat yang telah disediakan,
status dan formulir diletakkan
ditempat yang mudah
diakses dan diberi label, lemari
obat,alat,linen dan B3 selalu
dalam keadaan terkunci.
Dan kunci dipegang
penanggung jawab jaga.
2. Kepala ruangan dan
perawat selalu meninjau
peralatan kerja secara
berkala.
Penanggung jawab bagian alat
akan selalu mengecek jika ada
alat yang rusak dan
melaporkan pada pihak IPS .
3. Semua karyawan sudah mulai
mengaplikasikan prinsip-prinsip
ergonomic pada setiap
pekerjaannya. Misal saat
mengangkat pasien harus
dengan bantuan orang lain
dengan
posisi yang benar. Suhu dan
pencahayaan sudah disesuaikan
dan selalu dipantau oleh
bagian sanitasi
Pendekatan Rekayasa Tekhnis
1. Kepala ruangan dibantu
perawat selalu mendesain
lingkungan kerja sehingga
mempermudah dalam
melakukan pekerjaan. Misal
selalu meletakkan stetoskop
ditempat yang telah disediakan,
status dan formulir diletakkan
ditempat yang mudah
diakses dan diberi label, lemari
obat,alat,linen dan B3 selalu
dalam keadaan terkunci.
Dan kunci dipegang
penanggung jawab jaga.
2. Kepala ruangan dan
perawat selalu meninjau
peralatan kerja secara
berkala.
Penanggung jawab bagian alat
akan selalu mengecek jika ada
alat yang rusak dan
melaporkan pada pihak IPS .
3. Semua karyawan sudah mulai
mengaplikasikan prinsip-prinsip
ergonomic pada setiap
pekerjaannya. Misal saat
mengangkat pasien harus
dengan bantuan orang lain
dengan
posisi yang benar. Suhu dan
pencahayaan sudah disesuaikan
dan selalu dipantau oleh
bagian sanitasi
Pendekatan Rekayasa Tekhnis:
1. Kepala ruangan dibantu perawat selalu mendesain lingkungan kerja sehingga
mempermudah dalam melakukan pekerjaan. Misal selalu meletakkan stetoskop
ditempat yang telah disediakan, status dan formulir diletakkan ditempat yang mudah
diakses dan diberi 1abel, 1emari obat.alat.linen dan B3 selalu dalam keadaan terkunci.
Dan kunci dipegang penanggung jawab jaga.
2. Kepala ruangan dan perawat selalu meninjau peralatan kerja secara berkala.
Penanggung jawab bagian alat akan selalu mengecek jika ada alat yang rusak dan
melaporkan pada pihak IPS.
3. Semua karyawan sudah mulai mengaplikasikan prinsip-prinsip ergonomic pada setiap
pekerjaannya. Misal saat mengangkat pasien harus dengan bantuan orang lain dengan
posisi yang benar. Suhu dan pencahayaan sudah disesuaikan dan selalu dipantau oleh
bagian sanitasi.

Pendekatan Individual:

1. Kepala ruangan telah memberikan motivasi yang cukup baik kepada anak buah. Dan
cukup peduli terhadap keselamatan karyawan. Dengan ditandai selalu mengingatkan
untuk memakai APD saat melakukan tindakan.
2. RS secara rutin sudah mengadakan pelatihan dan sosialisasi K3 terhadap seluruh
karyawan, baik perawat,dokter maupun tenaga penunjang seperti, pembantu perawat.
cleaning service, radiologi,ahli gizi dan fisioterapi sebagai salah satu syarat akreditasi
rumah sakit. Dan pemberian pelatihan tersebut selalu diupdate setiap tahunnya.
3. Kepala ruangan selalu menghimbau kepada anak buah untuk melaporkan jika ada
kejadian yang tidak diharapkan (insiden keselamatan) , memberi apresiasi dan bukan
malah menghakimi. Untuk pihak Rs belum ada penghargaan melalui program
insentif bagi karyawan yang disiplin menerapkan k3 di lingkungan Rs.

Anda mungkin juga menyukai