Anda di halaman 1dari 21

TUGAS RESUME

K3 RUMAH SAKIT

OLEH

TIKA VERONIKA LISULANGI : K032222005

PROGRAM MAGISTER KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2023
MATEI 1
PENGORGANISASIAN K3 RUMAH SAKIT

A. Definisi K3 Rumah Sakit

K3RS yaitu seluruh kegiatan yang dilakukan untuk menjamin dan melindungi
keselamatan dan kesehatan seluruh sumber daya manusia di rumah sakit maupun
lingkungan rumah sakit melalui suatu upaya pencegahan kecelakaan kerja dan munculnya
penyakit akibat kerja di rumah sakit, konsep dasar dari K3RS yaitu Upaya terpadu
seluruh pekerja rumah sakit, pasien, pengunjung/pengantar orang sakit untuk
menciptakan lingkungan kerja rumah sakit yang sehat, aman dan nyaman baik bagi
pekerja rumah sakit, pasien, pengunjung/pengantar pasien maupun bagi masyarakat dan
lingkungan sekitar rumah sakit. (Kemenkes RI, 2015).

B. Fungsi PengorganisasianK3 Rumah Sakit

 Mengumpulkan dan mengolah seluruh data dan informasi serta permasalajan yang
berhubungan dengan K3
 Membantu direktur RS mengadakan dan meningkatkan upaya promosi K3, pelatihan
dan penelitian K3 di RS.
 Pengawasan terhadap pelaksanaan program K3.
 Memberikan saran dan pertimbangan berkaitan dengan Tindakan korektif
 Koordinasi dengan unit-unit lain yang menjadi anggota K3RS.
 Memberi nasehat tentang manajemen K3 di tempat kerja, kontrol bahaya,
mengeluarkan peraturan dan inisiatif pencegahan.
 Investigasi dan melaporkan kecelakaan, dan merekomendasikan sesuai kegiatannya.
 Berpartisipasi dalam perencanaan pembelian peralatan baru, pembangunan Gedung
dan proses.
C. Dasar Pedoman Pengorganisasian K3 Rumah Sakit

Pedoman Pengorganisasian K3 rumah sakit adalah pedoman yang digunakan


sebagai acuan dalam organisasi atau struktur K3 di rumah sakit. Sesuai dengan PMK No
66 Tahun 2016, setiap rumah sakit wajib menerapkan K3 dalam melakukan pelayanan
dan operasionalnya.
Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja ditujukan untuk
menciptakan suatu sistem manajemen K3 di tempat kerja dengan melibatkan unsur
manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka
mengurangi dan mengendalikan bahaya dan risiko, mencegah dan mengurangi
kecelakaan serta penyakit akibat kerja, menciptakan tempat kerja yang aman dan sehat,
sehingga menjaga citra rumah sakit sebagai rumah sakit yang mempunyai komitmen K3
yang tinggi.

D. Pengoranisasian K3 Rumah Sakit

Pengorganisasian K3 mencakup beberapa hal, yaitu:


1. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi K3 rumah sakit adalah struktur yang digunakan sebagai acuan
dalam organisasi atau unit K3 di rumah sakit. Sesuai dengan PMK No 66 Tahun
2016, setiap rumah sakit wajib menerapkan K3 dalam melakukan pelayanan dan
operasionalnya.Bentuk organisasi K3 di RS berupa Panitia K3-RS (PK3-RS yang
bertanggung jawab kapada Ketua Komite Medik.
PK3-RS mempunyai susunan pengurus sebagai berikut:
a. Ketua: Wakil Direktur Pelayanan Medik untuk Rs Kelas A atau B, Kepala Seksi
Pelayanan Medik Rumah Sakit Kelas C atau D
b. Wakil Ketua: Kepala Bidang untuk RS Kelas A atau B, Kepala Sub Bagian
Sekretariat untuk RS Kelas C atau D.
c. Sekretaris: Staf Kesekretariatan Rumah Sakit.
d. Anggota yang barasal dari:
 Instalasi Pemeliharaan Sarana, Instalasi Pemeliharaan Peralatan Medik, dan
Instalasi Sanitasi Rumah Sakit
 Bidang Keperawatan
 Bidang Penunjang Medik
 Bidang Pelayanan Medik
Di beberapa RS Swasta dan di luar negeri Panitia K3-RS/ Komite K3-RS
bertanggung jawab langsung ke Direktur RS.

2. Uraian jabatan
PK3-RS mempunvaitugas pokok sebagai suatu badan pertimbangan diRS yang
memberikan saran dan pertimbangan baikdiminta maupun tidak kepada Direisi
mengenaimasalah-masalah K3RS. Fungsi PK3-RS ialah menghimpun dan mengolah
segala data dan atau permasalahan K3RS di tempat kerja yang bersangkutan, serta
mendorongditingkatkannyapenyuluhan, pengawasan, pelatihan dan penelitian K3RS.
Secara rinci tugas masing-masing pengurus adalahsebagai berikut:
a. Ketua
o Menentukan langkah, kebijakan demi tercapainya peraksanaan program
PK3RS
o Memimpin rapat pleno PK3RS atau menunjuk anggota untuk memimpin
rapat pleno
o Bertanggungjawab kepada Ketua Komite Medik
o Melakukan rapat dan evaluasi programK3RS
b. Wakil ketua
Sebagai wakil dari ketua dalam melaksanakan tugas-tugasnya pada saat
ketua berhalangan.
c. Sekretaris
o Membuat undangan rapat dan membuat notulennya
o Mengelola administrasi surat-surat PK3RS
o Mencatat data-data yang berhubungan dengan K3
o Memberikan bantuan/saran-saran yang diperlukan oleh seksi-seksi, demi
suksesnya program K3
d. Anggota
o Melaksanakan program-program yang telah ditetapkan sesuai dengan
seksi masing-masing
o Melaporkan kepada Ketua atas kegiatan yang telah dilaksanakan
Dalam pelaksanaan program K3 RS, Panitia K3RS dibantu oleh Supervisor K3
RS yang mempunyai tugas:
 Melakukan supervisi terhadap pelaksanaan K3 di RS.
 Menerapkan program K3 RS.
 Melakukan identifikasi bahan-bahan berbahaya atau potential hazard.
 Melakukan pelatihan K3 RS bagi petugas RS.
 Memotivasi petugas RS agar mematuhi syarat-syarat K3 RS.
 Mengawasi peralatan kerja.
 Memelihara pemakalan alat pelindung diri.
 Melakukan investigasi mengenai kecelakaan kerja dan melaporkannya.
 Memberikan laporan dan rekomendasi kepada senior manajer tentang
pelaksanaan K3 RS.
Di suatu RS dapat mempunyai 1 (satu) orang atau lebih supervisor tergantung dari
besarnya RS.
3. Tata Hubungan Kerja
K3RS memiliki gubungan kerja dengan unit-unit yang berada dalam lingkup
rumas sakit, seperti dengan unit rawat jalan, IGD, gizi dan distribusi, instalasi
farmasi, security, laundry/OB, rawat inap, laboratorium, radiologi, CSSD, VK, ICU
& Perinatologi.
a. Unit rawat jalan
o Petugas yang ada di unit rawat jalan saat bekerja wajib mematuhi
ketentuan dalam K3RS misal saat melakukan tindakan medis harus
selalu menggunakan alat pelindung diri.
o Semua peralatan baik medis maupun non medis yang ada di unit rawat
jalan harus selalu dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi sesuai dengan
jadwal yang sudah ditetapkan.
o Setiap kejadian yang berhubungan dengan Keselamatan. kebakaran
dan kewaspadaan bencana wajib lapor ke tim K3RS (misal kecelakaan
kerja atau tertusuk jarum)
b. IGD
o Petugas yang ada di unit rawat jalan saat bekerja wajib mematuhi
ketentuan dalam K3RS misal saat melakukan tindakan medis harus
selalu menggunakan alat pelindung diri.
o Semua peralatan baik medis maupun non medis yang ada di unit rawat
jalan harus selalu dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi sesuai dengan
jadwal yang sudah ditetapkan.
o Setiap kejadian yang berhubungan dengan Keselamatan. kebakaran
dan kewaspadaan bencana wajib lapor ke tim K3RS (misal kecelakaan
kerja atau tertusuk jarum)
c. Gizi dan Distribusi
o Petugas yang ada di unit rawat jalan saat bekerja wajib mematuhi
ketentuan dalam K3RS misal saat melakukan tindakan medis harus
selalu menggunakan alat pelindung diri.
o Semua peralatan elektronik yang ada di ruang dapur harus selalu
dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi sesuai dengan jadwal yang sudah
ditetapkan.
o Setiap kejadian yang berhubungan dengan Keselamatan. kebakaran
dan kewaspadaan bencana wajib lapor ke tim K3RS (misal kecelakaan
kerja saat bekerja didapur,terkena pisau,jatuh saat mengantar makanan
ke pasien dll).
o Petugas dapur harus memahami penatalaksanaan b3( barang berbahaya
dan beracun) yang ada di ruang dapur, misal penyimpanan,pemakaian
tabung gas.
d. Instalasi Farmasi
o Petugas yang ada di instalasi farmasi saat bekerja wajib mematuhi
ketentuan dalam K3RS misal saat melakukan kegiatan peracikan obat
harus selalu menggunakan alat pelindung diri (sarung tangan).
o Semua peralatan baik yang elektonik maupun yang yang bukan
elektronik yang ada di instalasi farmasi harus selalu dilakukan
pemeliharaan dan kalibrasi sesuai dengan jadwal yang sudah
ditetapkan.
o Setiap kejadian yang berhubungan dengan Keselamatan. kebakaran
dan kewaspadaan bencana wajib lapor ke tim K3RS (misal kecelakaan
kerja atau tertusuk jarum).
o Petugas instalasi farmasi harus memahami penatalaksanaan b3
(barang berbahaya dan beracun) yang ada di instalasi farmasi.
e. Security
o Semua petugas security harus bisa dan mampu mengoprasikan alat
apar.
o Semua peralatan baik yang elektonik maupun yang yang bukan
elektronik yang ada di area security harus selalu dilakukan
pemeliharaan dan kalibrasisesuai dengan jadwal yang sudah
ditetapkan. Misal pemeliharaan genset dan apar.
o Setiap kejadian yang berhubungan dengan Keselamatan. Seperti
kebakaran dan kewaspadaan bencana wajib lapor ke tim K3RS.
f. Laundry/OB
o Petugas yang ada di bagian laundry /OB wajib mematuhi ketentuan
dalam K3RS misal saat melakukan pencucian linen selalu
menggunakan alat pelindung diri (sarung tangan,sepatu
boot,masker,celemek)dan juga pemilahan linen harus diperhatikan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
o Semua peralatan elektonik yang ada di bagian laundry harus selalu
dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi sesuai dengan jadwal yang sudah
ditetapkanmisal mesin cuci.
o Setiap kejadian yang berhubungan dengan Keselamatan. kebakaran
dan kewaspadaan bencana wajib lapor ke tim K3RS (misal kecelakaan
kerja terpeleset saat mengangkat cucian basah).
g. IP2SRS
o Petugas yang ada di unit IP2SRS saat bekerja wajib mematuhi
ketentuan dalam K3RS misal saat melakukan perbaikan dan
pengecekan alat-alat listrik dan bangunan harus selalu menggunkan
alat pelindung diri lengkap sesuai standar.
o Setiap kejadian yang berhubungan dengan Keselamatan. kebakaran
dan kewaspadaan bencana wajib lapor ke tim K3RS (misal kecelakaan
kerja terpeleset saat mengerjakan perbaikan listrik atau bangunan).
h. Rawat Inap
o Petugas yang ada di unit inap saat bekerja wajib mematuhi ketentuan
dalam K3RS misal saat melakukan tindakan medis harus selalu
menggunakan alat pelindung diri.
o Semua peralatan baik medis maupun non medis yang ada di unit rawat
inap harus selalu dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi sesuai dengan
jadwal yang sudah ditetapkan.
o Setiap kejadian yang berhubungan dengan Keselamatan. kebakaran
dan kewaspadaan bencana wajib lapor ke tim K3RS (misal kecelakaan
kerja atau tertusuk jarum).
i. Laboratorium
o Petugas yang ada di unit laborat saat bekerja wajib mematuhi
ketentuan dalam K3RS misal saat melakukan uji laborat pada sample
pasien, maka harus menggunaka APD sesuai dengan objek yang
sedang dikerjakan.
o Dalam hal pembuangan limbah baik padat dan cair juga harus sesuai
dengan peraturan yang berlaku seperti jarum suntik, sample organ
tubuh / cairan tubuh manusia serta bahan kimia lainnya.
o Setiap kejadian yang berhubungan dengan Keselamatan. kebakaran
dan kewaspadaan bencana wajib lapor ke tim K3RS(misal kecelakaan
kerja tertusuk jarum dan terkena pecahan kaca dari peralat laborat atau
terkena cairan bahan kimia).
j. Radiologi
o Petugas yang ada di unit Radiologi saat bekerja wajib mematuhi
ketentuan dalam K3RS misal saat melakukan foto Rontgen tubuh
pasien , maka harus menggunakan APD
o Senantiasa menggunakan alat proteksi radiasi
o Setiap kejadian yang berhubungan dengan Keselamatan. kebakaran
dan kewaspadaan bencana wajib lapor ke tim K3RS (misal kecelakaan
kerja karena radiasi atau tersengat listrik karena peralatan kurang
ergonomisnya alkes dengan ruangan ).
k. CSSD, VK, ICU & Perinatologi
o Petugas yang ada di unit CSSD, VK & Perinatologi saat bekerja wajib
mematuhi ketentuan dalam K3RS misal penggunaan APD untuk
petugas CSSD saat melakukan pencucian alat operasi, petugas VK
saat melakukan pertolongan pada persalinan, petugas Perinatologi saat
memasuki ruanganperinatologi dan memeriksa keadaan bayi, juga
untuk petugas ICU yang melakukan pertolongan pada saat pasien
kritis.
o Selalu mematuhi aturan yang berlaku saat mengakat/ memindahkan
pasien sehingga pasien sefty.
4. Program Kerja K3
Program kesehatan dan keselamatan kerja (K3) di rumah sakit merupakan salah
satu program yang menunjang peningkatan pelayanan terhadap pengguna RS, dimana
petugas dapat melaksanakan tugas dengan rasa nyaman dan aman, serta para
pengguna rumah sakit juga merasa aman dan nyaman, seta sehat dalam pelayanan di
lingkungan rumah sakit sehingga meningkatkan produktivitas yang berdampak pada
peningkatan kinerja shingga dapat tercapai kepuasan pengguna rumah sakit.
5. Pencatatan dan Laporan
Rumah Sakit wajib melakukan pencatatan dan pelaporan penyelenggaraan K3RS
yang terintegrasi dengan sistem informasi manajemen Rumah Sakit. Pencatatan dan
pelaporan adalah pendokumentasian kegiatan K3 secara tertulis dari masing-masing
unit kerja Tujuan kegiatan pencatatan dan pelaporan kegiatan K3 adalah menghimpun
dan menyediakan data dan informasi kegiatan K3, mendokumentasikan hasil-hasil
pelaksanaan kegiatan K3, mencatat dan melaporkan setiap kejadian/kasus K3, dan
menyusun dan melaksanakan pelaporan K3.
Pencatatan dan pelaporan K3RS secara bulanan sebagaimana dimaksud, meliputi:
a. Insiden penyakit menular
b. Insiden penyakit tidak menular
c. Insiden kecelakaan akibat kerja
d. Insiden penyakit akibat kerja

Pelaksanaan pencatatan dan pelaporan untuk masing-masing aspek K3 dilaksanakan


dengan membuat dan menggunakan formulir yang telah ditetapkan (terlampir),
dilakukan sesuai dengan jadwal pelaksanaan untuk laporan berkala dan sewaktu-
waktu/insidental untuk laporan kejadian/kasus yang berkaitan dengan K3 Kejadian
yang berkaitan dengan K3RS dikelompokkan menjadi Kecelakaan akibat Kerja
(KAK) dan Penyakit Akibat Kerja (PAK), kejadian tersebut memiliki alur pelaporan
tertentu dan membutuhkan analisis menyeluruh setelahnya. Demikian juga dengan
kejadian khusus kebakaran dan bencana yang memiliki alur tanggap darurat
tersendiri. Laporan kejadian ini dilakukan sewaktu-waktu ketika terjadi kejadian
terkait dengan K3.
MATEI 1I
POTENSIAL HAZARD RUMAH SAKIT
A. Hazard
Potensi bahaya (hazard) adalah kondisi/keadaan pada suatu proses, alat, mesin, bahan
atau cara kerja yang secara intrinsik / alamiah dapat menjadikan luka, cedera bahkan
kematian pada manusia serta menimbulkan kerusakan pada alat dan lingkungan. Bahaya
(danger) adalah suatu kondisi hazard yang terekspos atau terpapar pada lingkungan sekitar
dan terdapat peluang besar terjadinya kecelakaan / insiden (Helga, no date).
B. Tinjauan Umum Hazard Fisik dan Contoh Potensial Bahaya Fisik di Rumah Sakit
Bahaya fisik merupakan faktor di dalam tempat kerja yang memengaruhi proses kerja dan
dapat merugikan (Pertiwi, Nurhantari and Budihardjo, 2019). Rumah sakit memiliki banyak
bahaya fisik yang mengancam sumber daya manusia rumah sakit, pasien, pendamping pasien,
pengunjung, maupun lingkungan rumah sakit. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 66
Tahun 2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Rumah Sakit, bahaya fisik yang terdapat
di rumah sakit antara lain kebisingan, suhu, getaran, lantai licin, dan lain-lain.
Pekerja yang paling
No. Bahaya Fisik Lokasi
berisiko

1. Bising IPS-RS, laundry, dapur, Karyawan yang bekerja di


CSSD, gedung genset- lokasi tersebut
boiler, IPAL

2. Getaran Ruang mesin-mesin dan Perawat, cleaning service,


peralatan yang dan lain-lain
menghasilkan getaran
(ruang gigi dan lain-
lain)

3. Panas CSSD, dapur, laundry, Pekerja dapur, pekerja


incinerator, boiler laundry, petugas sanitasi,
dan IP-RS

4. Radiasi X-Ray, OK yang Ahli radiologi,


menggunakan c-arm, radiotherapist dan
unit gigi radiographer. Radiolog,
onkologidt, kardiologist,
spesialis kedokteran nuklir,
urolog, dokter gigi,
fisikawan medik, apoteker,
radiografer, radioterapis,
teknisi elektromedik,
perawat, perawat gigi, dan
yang ditugaskan di bagian
radiasi

5. Debu Genset, bengkel kerja, Petugas sanitasi, teknisi


laboratorium gigi, gigi, petugas IPS, dan
gudang rekam medis, rekam medis
incinerator

Sumber: Peraturan Menteri Kesehatan No. 66 Tahun 2016 tentang K3 RS.


C. Tinjauan Umum Hazard Kimia dan Contoh Potensial Bahaya Kimia di Rumah Sakit
Bahaya kimia merupakan paparan yang terjadi pada pekerja dengan berbagai macam
bahan yang mengandung racun dengan paparan terjadi dalam kondisi kerja normal yang
berdampak pada efek yang merugikan (Pertiwi, Nurhantari and Budihardjo, 2019). Rumah
sakit memiliki banyak bahaya kimia yang mengancam sumber daya manusia rumah sakit, pasien,
pendamping pasien, pengunjung, maupun lingkungan rumah sakit. Berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan No. 66 Tahun 2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Rumah Sakit, bahaya
kimia yang terdapat di rumah sakit antara lain formaldehid, alcohol, ethline okside, bahan
pembersih lantai, desinfectan, clorine, dan lain-lain.
No. Bahaya Kimia Lokasi Pekerja yang paling
berisiko

1. Desinfektan Semua area Petugas kebersihan,


perawat

2. Cytotoxics Farmasi, tempat Pekerja farmasi, perawat,


pembuangan limbah, petugas pengumpul sampah
bangsal

3. Ethylene oxide Kamar operasi Dokter, perawat

4. Formaldehyde Laboratorium, kamar Petugas kamar mayat,


mayat, gudang farmasi petugas laboratorium dan
farmasi

5. Methyl: Ruang pemeriksaan gig Dokter gigi, perawat gigi,


Methacrylate, Hg teknisi gigi
(amalgam)

6. Solvents Laboratorium, bengkel Teknisi, petugas


kerja, semua area di RS laboratorium, petugas
pembersih

7. Gas-gas anaestesi Ruang operasi gigi, Dokter gigi, perawat,


OK, ruang pemulihan dokter bedah,
(RR) dokter/perawat anaestesi

Sumber: Peraturan Menteri Kesehatan No. 66 Tahun 2016 tentang K3 RS.


D. Tinjauan Umum Hazard Biologi dan Contoh Potensial Bahaya Biologi di Rumah Sakit
Bahaya biologi merupakan debu organik yang berasal dari sumber-sumber biologi yang
berbeda seperti virus, bakteri, jamur, protein dari binatang atau bahan-bahan dari tumbuhan
seperti produk serat alam yang terdegradasi (Arief, no date). Rumah sakit memiliki banyak
bahaya biologi yang mengancam sumber daya manusia rumah sakit, pasien, pendamping pasien,
pengunjung, maupun lingkungan rumah sakit. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 66
Tahun 2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Rumah Sakit, bahaya biologi yang
terdapat di rumah sakit antara lain bakteri, virus, mikroorganisme, tikus, kecoa, kucing, dan lain-lain.
Pekerja yang paling
No. Bahaya Biologi Lokasi
berisiko

1. AIDS, Hepatitis B IGD, kamar Operasi, Dokter, dokter gigi,


dan Non A-Non B ruang pemeriksaan gigi, perawat, petugas
(virus) laboratorium, laundry laboratorium, petugas
sanitasi dan laundry

2. Cytomegalovirus Ruang kebidanan, Perawat, dokter yang


ruang anak bekerja di bagian Ibu dan
anak

3. Rubella Kamar ibu dan anak Dokter dan perawat

4. Turbeculosis Bangsal, laboratorium, Perawat, petugas


ruang isolasi laboratorium, fisioterapis

Sumber: Peraturan Menteri Kesehatan No. 66 Tahun 2016 tentang K3 RS.


E. Tinjauan Umum Hazard Ergonomi dan Contoh Potensial Bahaya Ergonomi di Rumah
Sakit
Ergonomi didefinisikan sebagai ilmu yang menghubungkan pekerja dengan semua aspek
pekerjaan dan lingkungan kerja. Bahaya ergonomi merupakan potensi bahaya yang
diakibatkan dari ketidaksesuaian desain lingkungan kerja dengan pekerja (Pertiwi, Nurhantari
and Budihardjo, 2019). Rumah sakit memiliki banyak bahaya ergonomi yang mengancam sumber
daya manusia rumah sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung, maupun lingkungan rumah
sakit. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 66 Tahun 2016 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) Rumah Sakit, bahaya ergonomi yang terdapat di rumah sakit antara lain posisi
statis, manual handling, mengangkat beban, dan lain-lain.
Pekerja yang paling
No. Bahaya Ergonomi Lokasi
berisiko

1. Pekerjaan yang Area pasien dan tempat Petugas yang menangani


dilakukan secara penyimpanan barang pasien dan barang
manual (gudang)
2. Postur yang salah Semua area Semua karyawan
dalam melakukan
pekerjaan

3. Pekerjaan yang Semua area Dokter gigi, petugas


berulang pembersih, fisioterapis,
sopir, operator komputer,
yang berhubungan dengan
pekerjaan juru tulis

Sumber: Peraturan Menteri Kesehatan No. 66 Tahun 2016 tentang K3 RS.


F. Tinjauan Umum Hazard Psikososial dan Contoh Potensial Bahaya Psikososial di
Rumah Sakit
Bahaya Psikososial merupakan bahaya pekerjaan yang memengaruhi kesejahteraan
psikologis pekerja termasuk kemampuan untuk berpartisipasi dalam lingkungan kerja
diantara orang lain (Pertiwi, Nurhantari and Budihardjo, 2019). Rumah sakit memiliki berbagai
bahaya ergonomi yang mengancam sumber daya manusia rumah sakit, pasien, pendamping pasien,
pengunjung, maupun lingkungan rumah sakit. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 66
Tahun 2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Rumah Sakit, bahaya psikososial yang
terdapat di rumah sakit antara lain beban kerja, hubungan atasan dan bawahan, hubungan atar
pekerja yang tidak harmonis, dan lain-lain.
Pekerja yang paling
No. Bahaya Psikososial Lokasi
berisiko

1. Sering kontak
dengan pasien

2. Kerja bergilir
Semua area Semua karyawan
3. Kerja berlebih

4. Ancaman secara
fisiK

Sumber: Peraturan Menteri Kesehatan No. 66 Tahun 2016 tentang K3 RS.


G. Tinjauan Umum Hazard Mekanik dan Contoh Potensial Bahaya Mekanik di Rumah
Sakit
Bahaya mekanik merupakan potensi bahaya yang berasal dari benda atau proses yang bergerak.
Rumah sakit memiliki banyak bahaya mekanik yang mengancam sumber daya manusia rumah sakit,
pasien, pendamping pasien, pengunjung, maupun lingkungan rumah sakit. Berdasarkan Peraturan
Menteri Kesehatan No. 66 Tahun 2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Rumah Sakit,
bahaya mekanik yang terdapat di rumah sakit antara lain terjepit mesin, tergulung, terpotong,
tersayat, tertusuk, dan lain-lain.
Pekerja yang paling
No. Bahaya Mekanik Lokasi
berisiko

1. Terjepit mesin

2. Tergulung
Semua area yang
3. Terpotong terdapat peralatan Semua karyawan
mekanikal
4. Tersayat

5. Tertusuk

Sumber: Peraturan Menteri Kesehatan No. 66 Tahun 2016 tentang K3 RS.


H. Tinjauan Umum Hazard Elektrik dan Contoh Potensial Bahaya Elektrik di Rumah
Sakit
Bahaya elektrik merupakan potensi bahaya yang berasal dari arus listrik.Rumah sakit memiliki
berbagai bahaya elektrik yang mengancam sumber daya manusia rumah sakit, pasien, pendamping
pasien, pengunjung, maupun lingkungan rumah sakit. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
No. 66 Tahun 2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Rumah Sakit, bahaya elektrik
yang terdapat di rumah sakit antara lain tersengat listrik, listrik, dan lain-lain.
Pekerja yang paling
No. Bahaya Elektrikal Lokasi
berisiko

1. Tersetrum Semua area yang Semua karyawan


terdapat arus atau
2. Terbakar
instalasi listrik
3. Ledakan
Sumber: Peraturan Menteri Kesehatan No. 66 Tahun 2016 tentang K3 RS.
I. Tinjauan Umum Hazard Limbah dan Contoh Potensial Bahaya Limbah di Rumah
Sakit
Bahaya limbah merupakan potensi bahaya yang berasal dari kegiatan rumah sakit dan kegiatan
penunjang lainnya dalam bentuk padat, cair, dan gas.Rumah sakit memiliki berbagai bahaya limbah
yang mengancam sumber daya manusia rumah sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung,
maupun lingkungan rumah sakit. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 66 Tahun 2016
tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Rumah Sakit, bahaya limbah yang terdapat di rumah
sakit antara lain limbah padat medis dan non-medis, limbah cair, limbah gas, dan lain-lain.
Pekerja yang paling
No. Bahaya Limbah Lokasi
berisiko

1. Tertumpah

2. Tertelan Semua area yang


menggunakan dan
3. Terciprat Semua karyawan
menghasilkan limbah
4. Terhirup padat, cair, dan gas

5. Tertusuk

Sumber: Peraturan Menteri Kesehatan No. 66 Tahun 2016 tentang K3 RS.

MATEI 1II
STANDAR K3 RUMAH SAKIT

A. Standar K3 RS Permenkes No.66 Tahun 2016 Tentang K3RS


Pasal 11
1) Standar K3RS Meliputi :
a. Manajemen risiko K3RS
b. Keselamatan dan Keamanan di Rumah sakit
c. Pelayanan kesehatan kerja
d. Pengelolaan bahan berbahaya dan beracun (B3) dari aspek keselamatan
dan kesehatan kerja.
e. Pencegahan dan pengendalian kebakaran
f. Pengelolaan prasarana rumah sakit dari aspek keselamatan dan kesehatan
kerja
g. Pengelolaan peralatan medis dari aspek keselamatan dan kesehatan kerja
dan
h. Kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat atau bencana
B. Keselamatan dan Keamanan di Rumah Sakit
1) Pengertian
Keselamatan: kondisi atau situasi selamat dalam melaksanakan aktivitas atau
kegiatan tertentu , Keamanan: kondisi melindungi properti dan SDM RS dari
pengrusakan dan kehilangan oleh mereka yang tidak berwenang
Tujuan untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan cedera serta mempertahankan
kondisi yang aman bagi SDM RS, pasien, pendamping pasien, maupun
lingkungan RS.
2) Langkah-langkah Keselamatan dan Keamanan di Rumah Sakit
a. Identifikasi dan penilaian risiko yang komprehensif menyangkut
keselamatan dan keamanan
b. Pemetaan area berisiko terjadinya gangguan keselamatan dan keamanan di
RS
c. Melakukan upaya pengendalian dan pencegahan lain pada berbagai
kejadian tidak aman
C. Pelayanan Kesehatan Kerja
1) Pengertian
Upaya pelayanan kesehatan yang diberikan pada SDM RS secara paripurna
meliputi pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitative. Tujuan, untuk
peningkatan dan pemeliharaan derajat kesehatan fisik, mental, dan social yang
setinggi-tingginya dan pencegahan terhadap gangguan kesehatan pekerja dari
risiko akibat factor yang merugikan kesehatan
2) Jenis-jenis Pelayanan Kesehatan Kerja
a. Kegiatan Promotif
b. Kegiatan preventif
c. Kegiatan kuratif
d. Kegiatan rehabilitas
e. Unit layanan kesehatan kerja
D. Pengelolaan B3 dari Aspek K3
1) Pengertian
Pengelolaan B3 dari aspek K3 adalah upaya meminimalkan risiko penggunaan B3
dan limbah B3 terhadap SDM RS, pasien, pendamping pasien, pengunjung,
maupun lingkungan RS . Tujuan untuk melindungi SDM RS, pasien, pendamping
pasien, pengunjung, maupun lingkungan RS dari pajanan dan limbah B3
2) Faktor yang memengaruhi timbulnya tingkat bahaya dari B3
a. Cara B3 masuk ke dalam tubuh
b. Konsentrasi dan lama paparan
c. Efek kombinasi bahan kimia
d. Kerentanan korban paparan B3
3) Jenis kegiatan pengelolaan B3 dari aspek K3
a. Identifikasi dan inventarisasi B3 di RS
b. Menyiapkan dan memiliki material safety data sheet
c. Menyiapkan sarana keselamatan B3
d. Pembuatan pedoman dan SOP pengelolaa B3 yang aman
e. Penanganan keadaan darurat B3

E. Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran


1) Pengertian
Upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya kebakaran dan memadamkan
api pada saat terjadi kebakaran dan setelahnya. Tujuan untuk memastikan SDM
RS, pasien, pendamping pasien, pengunjung, asset/properti, maupun lingkungan
RS aman dan selamat dari api dan asap.
2) Jenis kegiatan pencegahan dan pengendalian kebakaran
a. Identifikasi area berisiko bahaya kebakaran dan ledakan
b. Pemetaan area berisiko tinggi kebakaran dan ledakan
c. Pengurangan risiko bahaya kebakaran dan ledakan
d. Pengendalian kebakaran
e. Simulasi kebakaran
F. Pengelolaan Peralatan Medis ari Aspek K3
1) Pengertian
Upaya memastikan system peralatan medis aman bagi SDM RS, pasien,
pengunjung, maupun lingkungan RS. Tujuan untuk melindungi SDM RS, pasien,
pendamping pasien, pengunjung, maupun lingkungan RS dari potensi bahaya
peralatan medis baik saat maupun tidak digunakan.
2) Jenis kegiatan pengelolaan peralatan medis dari aspek K3
a. Memastikan tersedianya daftar investaris seluruh peralatan medis
b. Memastikan penandaan pada peralatan medis yang dan tidak digunakan
c. Memastikan dilaksanakannya inspeksi berkala
d. Memastikan dilakukan uji fungsi dan uji coba peralatan
e. Memastikan dilakukannya pemeliharaan promotive dan pemeliharaan
terencana pada peralatan medis
f. Memastikan petugas yang memelihara dan menggunakan peralatan medis
kompeten dan terlatih
G. Kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat atau bencana
1) Pengertian
Suatu rangkaian kegiatan yang dirancang untuk meminimalkan dampak
kerugian/kerusakan yang mungkin terjadi akibat keadaan darurat. Tujuan untuk
meminimalkan dampak terjadinya kejadian akibat kondisi darurat dan bencana
yang dapat menimbulkan kerugian fisik, material, jiwa
2) Jenis kegiatan kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat atau bencana
a. Identifikasi risiko kondisi darurat atau bencana
b. Penilaian analisa risiko kerentanan bencana
c. Pemetaan risiko kondisi darurat atau bencana
d. Pengendalian kondisi darurat atau bencana
e. Simulasi kondisi darurat atau bencana

Anda mungkin juga menyukai