Anda di halaman 1dari 3

Mengenal Jalaluddin Rumi: Sang Penyair Sekaligus Sufi dari Farsi

Aulia Nur Hanifa – 21421106

Jalaluddin Muhammad, atau di Iran biasa disebut juga dengan Jalaluddin Balkhi, lahir di
Balkh (sekarang adalah wilayah Afghanistan) pada 30 September 1207. Sejak kecil ia dipanggil Rumi,
yang mana nama tersebut merujuk pada Rum, yakni ‘Roma’ atau ‘Anatolia’. Karena memang,
sebagian besar hayat sang penyair-sufi ini dihabiskan di Konya, Anatolia. Ia sendiri sengaja
menggunakan nama daerah tersebut sebagai samaran atau nama pena (nom de plume) dalam setiap
karyanya. Rumi terlahir dari keluarga yang berpendidikan tinggi. Ayahnya, Bahauddin Walad,
merupakan seorang ahli ilmu agama, ahli hukum dan juga ahli ilmu kebatinan. Hal tersebut menjadi
latar belakang alasan Rumi menjadi sangat dekat dengan ilmu agama dan ilmu kebatinan. Tak hanya
itu, Rumi juga banyak mempelajari tentang pemikiran Sufi.

Ajaran cinta menjadi tema sentral dalam pemikiran Jalaluddin Rumi, sebagaimana tersirat
maupun tersurat dalam karya-karyanya. Tema ini muncul terutama setelah dirinya berinteraksi dengan
sang guru makrifat, Syamsi Tabrizi. Dengan cinta, manusia dapat transenden menuju Tuhan. Rumi
memandang, cinta adalah pemulihan terhadap kesombongan diri. Ia adalah tabib semua kelemahan.
Maulana asal Konya itu berpendapat, cinta merupakan asas penciptaan alam semesta dan kehidupan.
Konsep cinta Rumi merupakan jalan untuk menuju kesempurnaan. Ia merupakan jalan untuk
membersihkan diri sehingga mengantarkan manusia sampai kepada Tuhan. Pengalaman cinta
melampaui semua bentuk kata-kata, ungkapan konsep, dan pemikiran. Cinta justru menjadi
pengalaman maha indah yang lebih nyata dari semesta dan memiliki kekuatan dahsyat yang
menakjubkan. Kekuatan cinta inilah yang mengantarkan seorang pecinta melabuhkan kepasrahan utuh
secara menakjubkan kepada Tuhan, sang kekasih abadi. Seseorang yang berhasrat pada kesejatian,
yakni cinta Ilahiah, tidak akan teperdaya kepalsuan dunia. Orang itu akan meyakini, Sang Kekasih
tujuannya hanya Allah Swt.

Mahakarya Rumi umumnya berbentuk syair-syair. Misalnya, Divan-Syamsi-i-Tabriz (Diwan)


yang dibuat demi mengenang gurunya, Matsnawi Ma'nawi (sering disebut Matsnawi saja) atau Fihi
Ma Fihi (Di Dalam Ada yang Seperti Di Dalam). Selain itu, ada pula Ruba'iyat, yaitu bunga rampai
yang terdiri atas 3.318 bait puisi.

 Fihi Ma Fihi

Merupakan karya Rumi dalam bentuk Prosa. Buku ini berisi pemikiran-pemikiran mendalam
tentang spiritualitas, cinta, dan pencarian jiwa melalui dialog dirinya dengan para murid tentang
berbagai persoalan sosial atau keagamaan. Rumi berbicara tentang pentingnya menemukan
kebenaran di dalam diri sendiri dan melampaui batasan-batasan dunia materi. Ia menekankan
bahwa pengalaman spiritual dan pemahaman sejati hanya dapat dicapai melalui introspeksi dan
pencarian jiwa yang mendalam. Rumi juga mengeksplorasi konsep cinta sebagai kekuatan
transformasional yang menghubungkan manusia dengan Tuhan dan dengan sesama manusia.

 Diwan-e Shams-e Tabrizi

Diwan-e Shams-e Tabrizi atau Diwan-e-Kabir adalah salah satu karya terbesar yang dihasilkan
oleh Rumi. Karya ini merupakan koleksi Ghazal yang secara khusus didedikasikan untuk sahabat
sekaligus gurunya, Shamsuddin Tabrizi. Shamsuddin adalah seorang teman dekat Rumi yang
sangat berpengaruh dalam menciptakan karya ini. Di dalam karya epik ini, Rumi juga
memasukkan banyak puisi. Diwan-e-Kabir ditulis dalam dialek ‘Dari’. Diwan-e-Kabir ini sejak
lama memang diakui sebagai salah satu karya sastra Persia terbesar sepanjang sejarah.

 Mathnawi

Mathnawi, juga dikenal sebagai Masnawi atau Masnavi, adalah sebuah koleksi puisi dalam enam
volume yang ditulis dalam gaya yang mengandung pesan pendidikan. Puisi-puisi yang ada dalam
karya ini ditujukan untuk berdakwah, mengajar, dan juga menghibur para pembacanya. Konon,
saat menulis karya ini, Rumi didampingi oleh Husam al-Din Chalabin yang juga memiliki
pengaruh besar terhadap pemikirannya tentang kehidupan spiritual. Masnawi juga disebut-sebut
sebagai karya sastra terbesar dan paling murni yang dimiliki oleh bangsa Persia. Berikut salah satu
syair dalam Mathnawi:

Anggur itu dari alam sana, dan bejana-bejana dari alam sini;

bejana terlihat, namun anggurnya tersembunyi!

Benar-benar tersembunyi dari pandangan jasmani,

tetapi terbuka dan nyata bagi sang ruhani!

Oh Tuhan, mata kami buta!

Ampunilah kami, dosa-dosa kami berat membebani!

Engkau tersembunyi dari kami, meski seluruh langit dipenuhi

cahaya-Mu yang lebih terang daripada bulan dan matahari!

Engkau tersembunyi, namun menyingkap rahasia tersembunyi kami!

Selain itu ada pula Tari Sufi, atau Sema, adalah tarian cipta dan kreasi yang terinspirasi dari
Rumi. Tari sufi itu sejatinya merupakan paduan yang berasal dari tradisi, sejarah dan budaya Turki.
Dalam tarian itu, Rumi berpandangan bahwa kondisi dasar semua yang ada di dunia adalah berputar.
Tidak ada satu benda ataupun makhluk yang tidak berputar. Hal ini disebabkan karena perputaran
partikel terkecil yaitu elektron, proton, dan neutron dalam atom. Menurut Rumi, perputaran partikel
itu sama dengan perputaran jalan hidup manusia, dan perputaran bumi. Tarian Sufi yang didominasi
gerakan berputar-putar, menuntun akal untuk menyatu dengan perputaran keseluruhan ciptaan.
Pakaian yang dikenakan, arah gerakan berputar yang ke kiri juga tidak lepas dari simbol yang penuh
makna. Dan puncak dari simbol-simbol, itulah kefanaan.

Jalaluddin Rumi meninggal dunia pada usia yang ke-66 tahun, tepatnya pada tanggal 17
Desember 1273. Ia meninggal di Konya ketika Konya berada di bawah pemerintahan kerajaan Seljuk.
Jasadnya dikuburkan di samping makam ayahnya di Konya. Sebagai bentuk penghargaan terhadap
Sang Sufi Rumi ini, maka dibangunlah sebuah makam mausoleum bernama Mevlana. Di dalam
mausoleum ini, terdapat sebuah masjid, aula untuk menari dan ruang lainnya. Kini tempat ini sering
dijadikan tujuan ziarah oleh para penggemarnya dari berbagai belahan dunia. Meskipun Rumi
meninggalkan dunia secara fisik, tetapi karya-karyanya terus menginspirasi jutaan orang dan namanya
akan tetap dikenang sebagai penyair sekaligus sufi paling legendaris sepanjang masa.

Anda mungkin juga menyukai