Anda di halaman 1dari 16

TEOLOGI SUFI

KAJIAN ATAS MISTISISME CINTA JALALUDDIN RUMI

Oleh:
Miftahul Jannah*

Program Studi Magister Aqidah dan Filsafat Islam


UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
mifta.more@gmail.com

Abstract

This paper will examine the idea of mycticisme love carried by


Jalaluddin Rumi. In his journey as a Sufi, Rumi managed to take
his own Sufism form and give a new nuance that was considered
different from most Sufis of his time. Sufism thinking contained
in the form of poetry and poetry known as the path of love
(mystic love). This paper is a reseach library using descriptive
analysis method to study the thoughts of Divine love Jalaluddin
Rumi. The love carried by Rumi signals to live in harmony with
the principles of peace and tolerance. Poetry becomes one of the
most appropriate means to express the inner state he feels. With
the idea of divine love he introduced, Rumi was able to pour all
kinds of feelings and expressions of his personal religious
experience into deeply poetic verses. Poems born of a heart
yearning for union with the Beloved, until when the Beloved
Being is the only being that exists. Love, which is the light of life
and human values, is actually eternal. So it must be for the
eternal. He does not deserve to be given to those who are
destined to be mortal and perish.

Keywords: Jalaluddin Rumi, Sufi, Mysticism Love

A. PENDAHULUAN kesempurnaan manusia diperoleh


dengan memfungsikan substansi
Dalam Tasawuf, pada immaterial itu, dengan jalan
umumnya memandang manusia mempertajam daya-daya yang
terdiri dari dua substansi yaitu: dimilikinya. Dengan subtansi
subtansi yang bersifat materi (badan) immaterial ini, para sufi berusaha
dan substansi yang bersifat immateri untuk mencapai tingkat
(jiwa), dan bahwa hakekat dari kesempurnaan yang tertinggi
manusia adalah substansi sehingga mereka memperoleh
immaterialnya. Ketinggian dan
37
Miftahul. J:,Teologi Suifi : Kajian Mistisisme.. 38

pengetahuan tentang hakekat Jalaluddin Rumi dipenuhi dengan


kesempurnaan (cinta Ilahiyah). mistik, yang tidak semua orang
mampu mengungkapkan nilai-nilai
Pembahasan mengenai cinta yang terkandung dalam puisi-
sudah mewarnai khazanah pemikiran puisinya, serta karakteristik
Islam sepanjang sejarah. Teori cinta kemistikan yang masih dipenuhi
menempati posisi penting dalam kemisteriusan.
perbincangan tentang relasi manusia
baik dengan sang pencipta maupun Para sufi juga berbeda-beda
dengan alam atau sesama makhluk. dalam mendefinisikan cinta, Rumi
Seiring dengan perkembangan zaman mendefinisikan cinta sebagai
tema cinta semakin mencuat ke kecenderungan rasa kepada sesuatu
permukaan bersamaan dengan secara total, ia lebih mementingkan
hadirnya para intelektual muslim cinta daripada diri sendiri,
yang mengenalkan gagasan tentang mempunyai sikap sukarela yang
cinta. dipengaruhi oleh ketertarikan
terhadap yang dicintai. (Khodady
Jalaluddin Rumi, sufi yang 2015, 205) Engkau akan selalu setia
sangat terkenal, telah mengambil kepada yang dicinta baik ditempat
bentuk sufisme tersendiri yang sunyi ataupun terbuka. Beberapa sufi
dianggap berbeda dari para sufi pada juga mengatakan ―cinta juga laksana
masanya, kebanyakan sufi-sufi api dalam hati yang dapat membakar
terdahulu lebih cenderung untuk apa saja selain yang dicintai.
mengungkapkan masalah metafisik
dan maqamat, berbeda dengan Rumi, Rumi telah menuliskan;
pemikiran sufismenya memiliki ―Apapun yang aku katakan tetang
nuansa tersendiri yang tertuang dalam cinta, ketika cinta datang, aku
bentuk sajak dan syair, sehingga ia menjadi malu berbicara.‖ Pada saat
dkenal dengan jalan sufinya jalan yang sama, jikalau cinta merupakan
cinta (mistikus cinta). (Kinzer 1998, kekuatan yang esensial di dalam dan
2) Cinta yang diusung oleh Rumi di balik alam semesta dan kehidupan
mensinyalir untuk hidup harmoni batin kita ini, maka tidak ada subjek
dengan prinsip perdamainan dan yang lebih utama. (Helminski 2005,
toleransi. (Erkinovna 2018, 102) 54)
Menurut Rumi puisi adalah salah satu
sarana paling tepat untuk mengu Sebagaimana yang dikatakan
ngkapkan keadaan bhatinnya. oleh Rumi, bahwa cinta itu sulit
untuk didefinisikan dan dimaknai.
Rumi termasuk dari sekian Dengan memberikan definisi,
banyak penyair yang mampu membuat makna cinta akan semakin
menciptakan gelombang kata-katanya samar. Definisi dari cinta adalah
menjadi sunami kehidupan, dalam wujudnya itu sendiri, karena pada
arti ia mampu menghanyutkan jutaan dasarnya definisi hanya berlaku untuk
manusia dari masa kemasa untuk ilmu. Sedangkan cinta adalah sebuah
menuju sebuah hakekat ketuhanan, keadaan rasa yang bergejolak ke
kebebasan, kemuliaan dan tujuan dalam lubuk hati para pengagungnya.
hidup yang hakiki. Puisi-puisi (Sammel 1986, 55) Tak ada yang
39 Jurnal Al-Aqidah: Jurnal Ilmu Aqidah Filsafat, Volume 12, Edisi 2, Desember 2020

dapat diutarakan kecuali perasaan dikategorikan berdasarkan ajaran-


cinta itu sendiri. Tak ada yang dapat ajaran tasawuf yang terdapat di
dibicarakan tentangnya kecuali dalamnya. Sebagai contoh, syair-
penjelasan tentang bekas-bekas yang syair yang membicarakan tentang
ditinggalkannya, ungkapan atas tawakal, fana, mahabbah dan lain
buahnya dan segenap penjelasan sebagainya.
tentang sebab-sebabnya. (Isa 2007,
200) Selain itu, penulis juga
merujuk kepada jurnal yang ditulis
Cinta yang gagas oleh Rumi, oleh Halimi Zuhdy yang berjudul
mengedepankan untuk hidup harmoni Mistik Jalaluddin Rumi (Analisa
dengan prinsip perdamaian dan Struktural dalam Puisi Jalaluddin Ar-
toleransi. Dengan prinsip-prinsip Rumi). Penelitian ini tidak beda jauh
yang demikian, akan membuka jalan dengan penelitian sebelumnya, yang
menuju gerbang keIlahiyan untuk menganalisa secara deskriptif nilai-
menuju kepada cintanya yang sejati. nilai mistik dalam puisi-puisi Rumi
Tentunya dalam mencapai cinta baik dalam struktur batin atau
Ilahiyah tersebut memerlukan struktur luar.
pemahaman yang mendalam. Untuk
itu dalam tulisan ini akan dijabarkan Dengan demikian, tulisan ini
tentang gagasan cinta Jalaluddin tentu saja berbeda dengan kajian-
Rumi yang penuh dengan jalan mistis kajian literatur di atas. Dalam hal ini,
(mistic) dalam mencapai penyatuan penulis akan melihat secara universal
diri dengan yang maha sempurna sisi mistisisme cinta Rumi yang akan
(Tuhan). dikaji dari keseluruhan struktural
pemikirannya.
Tulisan ini tentu bukanlah
penelitian pertama yang menganalisis B. METODE PENELITIAN
pemikiran Jalaladdin Rumi, sebagai
Tulisan ini akan mengkaji
seorang penyair besar pemikirannya
tentang mistisisme cinta yang
telah banyak diulas bahkan dijadikan
diusung oleh Jalaluddin Rumi.
penelitian akademik seperti skripsi,
Dengan jenis penelitian kepustakaan
tesis maupun disertasi. Hanya saja
(library reseach), yakni
dalam hal ini penulis merujuk kepada
mengumpulkan data-data yang
beberapa tulisan terdahulu yang
berkaitan dengan pembahasan baik
dijadikan sebagai kajian literatur
berupa buku, catatan maupun hasil
dalam penulisan jurnal ini.
laporan dari penelitian terdahulu,
Di antaranya yang di tulis (Hasan 2002, 11) yang digunakan
oleh Ali Mansur dengan judul untuk menghasilkan data-data yang
Maulana Jalaluddin Rumi (1207- diperlukan. Langkah awal dalam
1273): Telaah atas Keindahan Syair melakukan penelitian yakni dengan
dan Ajaran Tasawufnya. Tulisan ini mengklasifikasikan data-data yang
memfokuskan penelitiannya dalam terkait pembahasan. Data tersebut
melihat nilai-nilai sufisme yang kemudian diolah dengan
terdapat dalam setiap syair-syair menggunakan metode deskriptif-
Rumi, syair-syair tersebut analisis, yaitu dengan
Miftahul. J:,Teologi Suifi : Kajian Mistisisme.. 40

menggambarkan objek pembahasan agar ia meninggalkan negeri.


dan mengadakan perincian terhadap (Arberry 1996, 1)
objek yang diteliti. (Moeleong 2004,
4) Melalui metode ini, persoalan Syekh Bahauddin Walad
akan dipaparkan secara gamblang bersama keluarganya pindah ke
dengan maksud untuk mengetahui Konya di suatu daerah yang bernama
pemikiran tasawuf Rumi terkhusus Rum (Turki). Setelah menetap dua
mistisisme cintanya. tahun, dan pada tahun 638 ia
meninggal dunia. Karena tinggal di
C. HASIL DAN PEMBAHASAN daerah Rum, maka Rumi digelar
dengan “Rumi” sedangkan nama
1. Jejak Kehidupan dan Karya aslinya ialah Jalaluddin. Setelah
Jalaluddin Rumi ayahnya meninggal Rumi
menggantikan posisi ayahnya dalam
Nama lengkap Rumi adalah
bidang pengajaran dan pendidikan di
Maulana Jalaluddin Muhammad bi
sekolah Khadawandakar. Namun,
Huss Alkhatbi, namun terkenal
kedudukan yang cukup tinggi itu
dengan nama Jalaluddin ar-Rumi.
tidak menghalangi dia tetap belajar,
Nama julukan Rumi ini dikenakan
memperluas cakrawala
kepadanya karena sang sufi
pengetahuannya dan memperdalam
menghabiskan sebagian besar
ilmu-ilmunya. (Cyrus 2010, 244-245)
hidupnya di Konya, Turki, yang
dahulunya merupakan bagian dari Bertahun-tahun Rumi
wilayah kekaisaran Rumawi Timur menikmati ketenaran dan menempati
(bangsa Arab menyebutnya ar-Rum). posisi yang sangat terhormat sebagai
sebuah nama yg sudah tidak asing pemimpin dan ulama ilmu-ilmu
lagi ditelinga kita lahir pada tahun agama Islam di Konya, (Rustom
1207 M di Balkhi. (Permadi 1997, 2018, 200) sampai suatu ketika
128) terjadilah peristiwa yang mampu
mengubah arus kehidupannya hampir
Ayahnya bernama Jalaluddin
secara drastis. Namun, justru kejadian
Baha‘uddin Muhammad yang lebih
itu pula yang menyebabkan namanya
dikenal dengan nama Baha Walad,
semakin terkenal dan berpengaruh.
seorang tokoh ulama dan guru besar
(Arberry 1996, 4-5)
dinegerinya waktu itu yang juga
bergelar Sultonul Ulama. Sebagai Titik balik kehidupan Rumi
guru berkharisma besar, tidak heran terjadi ketika ia berjumpa dengan
jika fatwanya selalu didengar orang seorang sufi yang mengunjungi kota
dimana-mana, hal itu memicu rasa iri tersebut sebagai orang tua berusia 60
sebagian orang, mereka lalu mencoba tahun. Namanya Muhammad bin Ali
meluncurkan fitnah, dan bin Malik Daad, tetapi lebih dikenal
mengadukannya kepada penguasa. dengan ―Syamsi at-Tabriz‖. Kejadian
Meskipun demikian simpati orang itu bermula ketika Rumi sedang
kepadanya sedikitpun tidak memberikan pelajaran di depan
berkurang, pendapat dan fatwanya khalayak umum, tiba-tiba seorang
tetap dijadikan pedoman. Itulah lelaki asing Syamsi Tabriz bertanya:
sebabnya penguasa mengisyaratkan ―Apa yang dimaksud dengan riyadah
41 Jurnal Al-Aqidah: Jurnal Ilmu Aqidah Filsafat, Volume 12, Edisi 2, Desember 2020

dan ilmu?‖. Mendengar pertanyaan Takkan ada lagi kesehatan


itu Rumi terkesima karena kiranya di dunia yang lebih baik
apa yang di sampaikan Syamsi Tabriz dari penyakit ini
benar, tepat dan mengenai sasaran.
Sejak saat itu ia dekat dengan Syamsi Cinta memanglah penyakit
tabriz yang kemudian menjadi
Tetapi penyakit yang
gurunya.
menyembuhkan semua
Peristiwa itu membuat Rumi penyakit
seperti menemukan semangat baru,
Siapa saja yang pernah
mendorongnya untuk meninggalkan
mengidapnya
ketenaran dan mengubahnya dari
seorang teolog terkemuka menjadi Takkan pernah lagi
seorang penyair mistik. (Rumi 2016, menderita penyakit lain”.
8-9) Demikian kuatnya pesona
kepribadian Syams Tabriz ini Hal ini memunculkan fitnah-
sehingga membuat Rumi menarik diri fitnah yang membuat Syamsi Tabriz
dari khalayak ramai dan ia mulai tidak nyaman berada didekat Rumi
zuhud, uzlah. dan memutuskan pergi secara
sembunyi-sembunyi dan
Rumi benar-benar tunduk meninggalkan Konya. Kejadian itu
kepada gurunya, dimatanya Syamsi meninggalkan kesedihan yang
Tabriz benar-benar sempurna, bahkan mendalam bagi Rumi, dan ia
keduanya tinggal bersama dalam mengalami semacam depresi. Sejak
sebuah kamar selama 10 hari. Ada kejadian itu bakat-bakat sastranya
juga yang mengatakan selama enam mulai keluar dan syair-syairnya lahir,
bulan Rumi dan gurunya hingga suatu ketika lahirlah tarian
mengasingkan diri di dalam kamar sufi yang dimulai dengan
Shalahuddin tanpa seorangpun yang memukulkan kedua kaki ke tanah,
berani memasukinya. (Rumi 2016, berputar-putar, tenggelam dalam
13) Demikian besarnya cinta Rumi alunan lagu-lagu ghazal untuk pelipur
kepada sang guru, lahirlah sajak lara hatinya. (Rumi 2018, 5-8)
cintanya :
Kendati Rumi tidak berhasil
“Cinta bagaikan penyakit menemukan Syamsi Tabriz, lama-
tanpa obat lama jiwanya menjadi tenang dan
yakin bahwa ia adalah bagian dari
Setiap penderita meminta
gurunya. Ia berkata : ―aku tidak akan
ditambahkan
mencari lagi, aku akan mencari diriku
penderitaannya
sendiri. Sebab, segala yang ada dalam
Dengan suka cita mereka diri Syamsi Tabriz juga ada dalam
berharap kepedihan dan diriku‖. Ia berkata kepada dirinya
derita dilipatgandakan ―antara aku dan Syamsi Tabriz tidak
ada bedanya‖ jika dia matahari, aku
Takkan ada minuman di serbuk cahayanya. Jika ia laut, aku
dunia yang manisnya adalah bahteranya. Serbuk cahaya
melebihi racun ini
Miftahul. J:,Teologi Suifi : Kajian Mistisisme.. 42

bersumber pada matahari dan kedekatanku kepada kalian akan tetap


kehidupan perahu (bahtera) pada laut. ada. (Rumi 2018, 12-14)
Dengan berjalannya waktu Sebagai seorang sastrawan,
dan bertambahnya usia, jiwa sufi, sekaligus ulama, Rumi banyak
Jalaluddin Rumi semakin matang. melahirkan karya. Karyanya dapat
(Mansur 1996, 210) Fase-fase dibagi dalam dua jenis, prosa dan
kejiwaan telah dilaluinya dengan puisi. Karya Rumi yang berbentuk
baik. Selanjutnya Rumi mengangkat prosa terdiri dari tiga karangan, yakni
salah seorang muridnya sebagai 1), al-Majalis as-Sab‟ah, 2) Fihi Ma
sahabat rohaninya yang bernama Fihi, dan 3) Makatib. Sedangkan
Celebi Hasamuddin. Hasamuddin karya Rumi yang lainnya sebagian
adalah murid Rumi yang spesial dan besar ditulis dalam bentuk sya‘ir.
mendapatkan kehormatan dari sang Seperti Diwan Syamsi Tabriz.
guru, secara resmi ia di angkat oleh Masnawi Ma‟nawi. Karya Rumi yang
gurunya ssebagai khalifah paling besar, (Sharma 2015, 188)
(pengganti) dan juga dijadikan menyajikan ajaran-jaran mistik Rumi
sebagai sekretaris pribadi. Rumi dengan indah dan kreatif melalui
mengibaratkan sebagai Abu Yazid al- sya‘ir-sya‘irnya. (Rumi 2013, 9-11)
Bustami dan Junaid al-Bagdadi, Ruba‟iyat, Fihi Ma Fihi, Makatib,
dalam syairnya Rumi berkata : Majalis Sab‟ah, himpunan khutbah
Rumi di berbagai mesjid dan majlis-
“Dialah kunci khazanah majlis keagamaan.
Arasy
2. Mistisisme Cinta Jalaluddin
Dialah Bayazid hari ini, Rumi
Junaid masa kini
Menurut Rumi ilmu
Dialah anakku, Dialah pengetahuan saja tidak cukup dalam
bapakku meraih ketentraman jiwa.
(Kartanegara 2014, 29-30) Rumi
Dia cahaya bagiku sekaligus
menyadari bahwa dalam diri manusia
mataku”
ada kekuatan tersembunyi, yang
pada tahun 672 H Setelah apabila diberdayakan secara
menjalani kehidupan yang berliku, sungguh-sungguh, akan dapat
kesehatan Rumi mulai menurun dan memberi kebahagiaan dan
jatuh sakit hingga akhirnya ia pengetahuan yang tidak terkira
meninggalkan dunia pada 17 luasnya, kekuatan tersembunyi itu
desember 1273 M. Ketika merasakan ialah cinta. (Manni 2010, 164)
sakit yang terakhir, ia berkata pada
Cinta merupakan tema sentral
sahanatnya, ―di dunia ini aku
yang menjadi pusat perbincangan
merasakan dua kedekatan. Satu
Jalaluddin Rumi mengenai hubungan
kepada tubuh dan satu lagi kepada
antara seorang hamba dengan
kalian. Ketika, karena rahmat Tuhan,
Tuhannya. Bagi siapa pun yang ingin
aku harus melepaskan diri dari
memasuki istana sakral ketuhanan,
kesunyian dan kehidupan duaniawi,
cinta Ilahi harus menjadi kendaraan
43 Jurnal Al-Aqidah: Jurnal Ilmu Aqidah Filsafat, Volume 12, Edisi 2, Desember 2020

utamanya melampaui kendaraan- Pengungkapan cinta yang


kendaraan lainnya. demikian menjadi dasar dalam mistik
Islam, bagi berkembangnya tradisi
Dalam pandangan Rumi, puisi-puisi sastra atau sajak-sajak ahli
kekuatan cintalah yang dapat mistik sebagai media dalam
mengantarkan seorang pencinta untuk mengungkapkan rasa cinta, sesuai
mencapai keadaan yang maha indah, dengan pengalaman mistik yang
yang dapat merubah keadaan pahit dialami oleh masing-masing pecinta.
menjadi manis, pengharapan yang
berujung kepada kerinduan yang Walaupun dalam garis besar,
tiada batas. Rumi mengatakan bahwa hampir semua bentuk mistisisme
penderitaan yang dialami oleh si memiliki ciri yang sama, khususnya
pecinta merupakan tahapan yang kecenderungan akan paham keesaan
harus dilalui sebagai bentuk dari wujud dan monoisme. Berdasarkan
proses pemurnian bathin yang akan kaidah dan titik tolak pencarian
selalu peka terhadap cahaya-cahaya masing-masing mistikus, sejumlah
ketuhanan yang menyinari bathinnya. sarjana sering mengelompokkannya
ke dalam beberapa kategori, misalnya
Dalam hal mencapai cinta Khalifah Abdul Hakim yang
Ilahi tersebut, Rumi memberikan menyebutkan adanya persamaan-
gambaran tahapan yang sering persamaan pandangan di antara para
dilakukan oleh para sufi, pada mistikus dalam beberapa hal;
awalnya para sufi melakukan tahapan
pembersihan atau pemurnian jiwa, a. hakikat wujud tunggal atau
selanjutnya jiwa yang telah melalui satu,
tahapan pemurnian hendaklah diisi
dengan cahaya kebaikan untuk b. Semua fenomena merupakan
memurnikan iman, tahapan ini akan aspek dari hakikat yang sama
mengantarkan sang sufi untuk berada dan setap fenomena menuju
pada tahapan pencahayaan yang pada hakikat yang sama pula,
disinari oleh cahaya Ilahi, tempat di
c. Karena semua wujud
mana ia diberkahi oleh cinta dan
fenomenal berasal dari hakikat
kearifan dari sang Ilahi. (Schimmel
terakhir, mereka
1996, 174)
mengembalikan kepada hakikat
Tahapan ini menjadi proses asal yang sama,
terakhir dalam penyatuan serta
d. Hakikat wujud yang dapat
pengungkapan cinta, Ia merefleksi
diresapi dengan nalar dalam
dalam setiap jiwa untuk menyaksikan
peringkat yang tinggi,
segala sesuatu di luar penglihatan.
membuktikan bahwa nalar
Dalam istillah Schimmel disebut
bersifat komprehensif dan tidak
dengan ―penyingkapan hijab
parsial.
ketidaktahuan‖, hijab atau
penghalang yang menutupi unsur- e. Pengetahuan tentang yang
unsur Ketuhanan dan makhluk-Nya. hakiki tidak dapat diserap
melalui logika, pengamatan
bathinlah yang merupakan
Miftahul. J:,Teologi Suifi : Kajian Mistisisme.. 44

pembimbing terbaik dalam Tujuan yang hendak dicapai


menyerapnya, oleh Rumi melalui jalan cinta ialah
mengenal Tuhan sebagai Wujud
f. Tujuan utama kehidupan ialah Hakiki yang meliputi semua wujud.
bagaimana seseorang dapat Akan tetapi, Rumi menambahkan
meresapi hakikat pengalaman bahwa mengenal saja tidak ada
rohani sebab hanya dengan cara artinya tanpa merasakan kehadiran-
ini, jiwa seseorang dapat Nya dalam segala sesuatu, dalam
bersatu kembali dengan Sang segenap peristiwa, dalam kehidupan
Hakikat, pribadi, dengan tujuan untuk
merealisasikan persatuan dengan-Nya
g. Penglihatan batin disebut
dalam semua aspek kehidupan.
dengan ―cinta” sedangkan
Tujuan lain yang tak kalah penting
pengetahuan tentang hakikat
dari jalan cinta ialah mengenal jati
melekat dalam cinta,
diri atau diri kita yang sebenarnya.
h. Cinta yang demikian itulah Agar bisa merasakan keistimewaan
yang merupakan sumber utama cinta dalam perspektif Rumi, tentu
semua bentuk moralitas perlu dikedepankan beberapa point
keagamaan dan adab yang penting dalam gagasan cintanya:
tinggi. Tanpa cinta, semua
agama dan moralitas akan 2.1 Keterbatasan Akal
menjadi formal dan mekanis. Rumi menilai akal melalui
Tanpa cinta pula, pikiran akan dua perspektif, dari satu sisi akal
tetap berada dalam kegelapan, merupakan kapasitas yang memiliki
tidak mampu untuk mencapai tugas yang menakjubkan. Namun dari
cahaya Ilahi. (Rifa‘i 2010, 103) sisi lain, pada level yang lebih tinggi
untuk mendekat kepada Tuhan, akal
Cinta bagi Rumi adalah
memiliki kelemahan tersendiri. Pada
rahasia ketuhanan dan rahasia
level pertama, akal adalah sebuah
penciptaan, oleh karena itu, ia tidak
anugerah yang mampu mebedakan
bisa didefinisikan, ia juga merupakan
manusia dari binatang. Manusia dapat
rahasia makhluk-makhluk-Nya yang
mengendalikan dorongan-dorongan
dalam diri manusia disebut dengan
rendah hawa nafsu dengan
potensi rohani yang dapat
menggunakan akalnya dan menjadi
mengangkatnya naik ke tingkatan
seorang makhluk yang unggul dengan
tertinggi penciptaan. Seperti yang
mengekang hasrat-hasrat liar
dikutip oleh Schimmel, bahwa Rumi
jasmaninya. Bagi Rumi, akal juga
mengatakan pengalaman mistik dapat
merupakan sebuah cahaya sakral
membersihkan penglihatan qalbu,
yang mengalir dalam hati, sehingga
sehingga qalbu dapat menyaksikan
kebenaran dan kepalsuan dapat
bahwa wujud hakiki adalah satu,
dibedakan melalui serpihan
sedangkan yang lainnya hanyalah
lenteranya.
nisbi, melalui pengalamannya, Rumi
mengatakan bahwa yang nisbi akan Namun pada level yang lebih
lenyap oleh cinta dan kefanaan. tinggi, akal tidak mampu membawa
kita memasuki misteri ketuhanan,
45 Jurnal Al-Aqidah: Jurnal Ilmu Aqidah Filsafat, Volume 12, Edisi 2, Desember 2020

memasuki gerbang cinta Tuhan. berpengalaman langsung, sekalipun


Dalam perspektif Rumi, keterbatasan ilmu pengetahuan yang ia miliki
akal terungkap secara simbolis banyak. (Baqir 2015, 3-4)
melalui ―kisah ahli bahasa dan tukang
perahu‖ seorang ahli tata bahasa Akal hanya mampu
pergi berlayar dengan naik kapal dan mengantarkan manusia menuju
bertanya kepada nakhoda kapal, gerbang ketuhanan (wilayah
―pernahkah engkau belajar nahw, tata ialhiyah). Bagi Rumi, sehebat apapun
bahasa?‖ nakhoda kapal menjawab seseorang dalam menguasai ilmu
dia tidak pernah belajar tata bahasa, agama secara akliah tidak akan
sang nahwi berkata kepadanya, ―Oh! menyingkap jendela ke dunia gaib),
Betapa kasihannya dirimu? Separuh sedangkan untuk mencapai puncak
hidup yang engkau lalui menjadi sia- kesatuan ialah dengan mengasah
sia.‖ Sang nakhoda hanya diam. ketajaman intuisi dengan melakukan
tazkiyatun nafs dan riyadhah, proses
Namun tiba-tiba, badan penyucian hati dan olah jiwa,
datang menghantam kapal hingga kemudian cinta dan peleburan
berada dalam keadaan sangat kritis. (pelenyapan diri). (Qadiri 1998, 128)
Sang nakhoda bertanya, ―apakah
engkau bisa berenang?‖ ahli bahasa Menurut Rumi perbincangan
menjawab ia tidak pernah mau mengenai eksitensi Tuhan seluas
belajar berenang. Sang nakhoda apapun tidak akan mengubah
berkata, ‗Oh nahwi! Betapa seseorang menjadi lebih baik,
malangnya nasibmu?! Seluruh sebelum mengalami pengalaman
hidupmu telah sia-sia, karena kapal bersama Tuhan. Karena, akal hanya
sdang tenggelam dalam pusaran menuntut bukti-bukti tentang Tuhan,
gelombang dahsyat ini. (Can 2005, sebab akal menelisik melalui
181) penalaran. Sedangkan hati atau jiwa
tidak lagi mencari bukti sebab ia
Dalam kisah ini Rumi sudah melihat dengan lensa
menggambarkan bahwa betapa orang penyaksian. Seseorang yang sudah
yang paling terpelajar di suatu memiliki penglihatan langsung
bidang, bisa menjadi bodoh dalam melalui mata jiwa tidak lagi
bidang yang tidak ia pelajari. Ahli membutuhkan bukti. ―ketika engkau
tata bahasa misalnya ia sebagai ahli- telah duduk bersanding dengan
ahli ilmu formal, sedangkan sang kekasihmu, engkau akan
nakhoda adalah para sufi. Jadi, mengenyahkan segala perantara‖,
sepintar apapun akal, ia hanya bisa demikian menurut Rumi. Dalam
menangkap sesuai pengalaman kajian sufistik, ada sebuah uangkapan
masing-masing. Rumi ingin mengenai fenomena tersebut ―man
mengatakan bahwa pengalaman syahadahu istaghna „anit ta‟rif”,
langsung dalam kehidupan lebih barangsiapa yang sudah
penting daripada sekedar ilmu menyaksikan, maka ia tidak lagi
pengetahuan. Orang yang membutuhkan definisi.
berpengalaman akan lebih mudah
menghadapi kehidupan dan mala Perlu digarisbawahi bahwa
petaka dibanding orang tak kritik-kritik Rumi terhadap kapasitas
Miftahul. J:,Teologi Suifi : Kajian Mistisisme.. 46

akal, sebagai sesuatu yang terpisah Cinta adalah dasar


dari cinta, harus tidak dipahami samudera kehidupan;
dalam seluruh konteks ajaran- kehidupan abadi adalah
ajarannya, yang di dalamnya akal bagian dari
memainkan peran utama dan positif. pemberiannya.
Sebab, ia adalah sesuatu yang niscaya
dalam menempuh jalan cinta dan Cinta adalah seorang
penuntun bagi manusia menuju pintu ibu yang akan
gerbang pelataran Tuhan, senantiasa memelihara
sebagaimana Jibril yang berperan anaknya.
sebagai pendamping Nabi ketika
Cinta adalah kimia “zat
melakukan mi‟raj. Tetapi, untuk
mukjizat” ia akan
mencapai pada tahap akhir
menjadikan tambang
perjalanan, hanya dapat bertumpu
makna-makna.
pada kaki-kaki cinta dan peniadaan
diri. Cinta adalah nyala,
yang manakala
2.2 Kekuatan Cinta membara, membakar
Dalam pandangan Rumi, cinta segalanya kecuali Yang
sebagai dimensi pengalaman rohani Tercinta. (Marshall
sepenuhnya mengendalikan keadaan 1986, 1)
batin dan psikologis sufi. Ia tidak
Konsep cinta Rumi
dapat dijelaskan melalui kata-kata,
merupakan jalan untuk mencapai
tetapi hanya dapat dipahami melalui
kesempurnaan. Ia merupakan jalan
pengalaman. (Chittick 2001, 191-
untuk membersihkan diri sehingga
192) Rumi sering menegaskan bahwa
mengantarkan manusia sampai
cinta tak terungkapkan, namun di
kepada Tuhan. Pengalaman cinta
dalam syair-syairnya Rumi
melampaui semua bentuk kata-kata,
memberikan gambaran tentang cinta,
ungkapan, konsep, dan pemikiran,
seperti syair berikut;
cinta justru menjadi pengalaman
Cinta adalah ikatan maha indah yang lebih nyata dari
kasih sayang, ia adalah semesta dan memiliki kekuatan
sifat Tuhan dahsyat yang menakjubkan. (Can
2005, 147) Menurut Rumi kesatuan
Cinta adalah inti, dunia hamba dengan Tuhan, dipatrikan oleh
adalah kulit rasa cinta yang murni, menghadapi
perjuangan hidup dengan hati yang
Cinta adalah air besar dan insyaf akan ―tempat asal
kehidupan yang akan mula jadi‖. (Ahmadi 2017, 201)
membebaskanmu dari Meskipun Rumi memberikan
kematian. Oh, dia gambaran tentang cinta, hal itu hanya
adalah seorang raja, dimaksud untuk membangkitkan
yang melemparkan hasrat menuju cinta dari hati orang
dirinya ke dalam Cinta. yang mendengarnya, seperti syair
berikut :
47 Jurnal Al-Aqidah: Jurnal Ilmu Aqidah Filsafat, Volume 12, Edisi 2, Desember 2020

Cinta membuat yang cinta sejati justru bersifat hakiki,


pahit menjadi manis abadi, dan membuahkan kebahagiaan
bagi siapa pun yang mereguknya.
Cinta mengubah
tembaga menjadi emas Bagi Rumi, kesalahan yang
terjadi pada manusia duniawi
Cinta mengubah sampah bukanlah masalah kecintaannya pada
menjadi anggur dunia ini, melainkan
ketidakmampuannya untuk
Cinta mengalihkan
merasakan bahwa segala sesuatu di
derita ke dalam
dunia ini tidak lain sebagai bayangan
penyembuhan
kekasih sejati. Rumi melukiskan
Cinta menghidupkan dalam syairnya ;
yang mati
Sang burung terbang
Cinta mengubah raja tinggi, sementara
menjadi hamba sahaya. bayang-banyangnya
meluncur di permukaan
Cinta mendidihkan bumi, terbang seperti
samudra laksana buih sang burung.
Cinta meluluhlantakkan Orang dungu memburu
gunung menjadi pasir. bayang-bayang itu,
berlari sampai
Cinta menghancurkan kehabisan tenaga.
langit beratus keping
Tanpa mengetahui
Cinta mengguncang bahwa yang dikejarnya
dunia. hanyalah pantulan dari
Kekuatan cinta ini pula yang sang burung di langit,
mengantarkan seorang pecinta tak menyadari sumber
melabuhkan kepasrahan utuh secara bayang-bayang.
menakjubkan kepada Tuhan, sang Dengan alasan inilah, Rumi
kekasih abadi. menitahkan kepada umat manusia
Berhubungan dengan cinta, agar melabuhkan cinta sejati kepada
menurut Rumi ada dua macam Tuhan semata, sebab cinta kepada
bentuk cinta: cinta imitasi (isyq selain-Nya akan selalu menorehkan
majazi) dan cinta sejati (isyq haqiqi). luka di hati sang pencinta.
Cinta imitasi adalah cinta kita kepada Dalam pandangan Rumi,
lawan jenis dan segala bentuk kekuatan cinta yang sanggup
keindahan lainnya selain Tuhan. menangkap pengalaman ketuhanan
sedangkan cinta sejati adalah cinta secara utuh adalah melalui wadah
kita kepada Tuhan semata. Cinta hati dengan dua fungsi utama ;
imitasi bersifat semu, sementara, dan pertama, saat seseorang sudah
menorehkan kekecewaan bagi siapa tercerahkan penglihatan spiritualnya
pun yang mendekapnya, sedangkan melalui penyucian kalbu, saat itulah
Miftahul. J:,Teologi Suifi : Kajian Mistisisme.. 48

ia telah benar-benar menjadi berputar ini menjadi ciri khas dari


muhaqqiq, seorang yang sadar akan tarekat Maulawiyah yang
realitas spiritual dan misteri dikembangkan oleh Sultan Walad,
keberadaan gaib. (Qamber 2002, 162) anak laki-laki dari Syekh Jalaluddin
Di sini, Rumi mengajak manusia Rumi.
untuk senantiasa menyucikan hatinya
dengan selalu menjauhi maksiat dan Dalam hal ini, Rumi mampu
mengerjakan ketaaatan sehingga menghadirkan ajaran-ajaran sufisme,
kalbunya menjadi tajam dan jernih di yang dipadukan dengan sastra musik
mana isyarat-isyarat ketuhanan akan dan seni, ia menciptakan sebuah
terpantul di permukaan hatinya, tarian sufi untuk mencapai keindahan
menyaksikan dengan penglihatan Tuhan. Tarian berputar ini bermula
kepastian. (Sharif 1995, 2) ketika Rumi mengalami kesedihan
yang mendalam karena ditinggalkan
Kedua, cinta Tuhan akan oleh sang mentari yakni Syams
menyapa hambanya yang telah Tabriz. Setelah kepergian Syams
melakukan penyucian hati, Tabriz, Rumi merasa kehilangan
mengosongkan kalbu dari segala belahan jiwa dan sahabat yang selalu
sesuatu selain-Nya semata, ―selama membimbingnya. (Murdiati 2011, 13-
masih ada jejak kecintaan diri dalam 14)
dirimu, Allah tidak akan
menunjukkan wajah-Nya kepadamu‖ Karena merasakan kesedihan
nasihat Maulana Rumi. (Zaprulkhan yang mendalam, Rumi lalu
2016, 201-203) Oleh karena itu, mengunjungii sahabatnya
selama ego dan kecintaan terhadap Shalahuddin Zarkub dengan niat
dunia masih bersemayam dalam hati, untuk menghibur diri atas
selama itu pula kita tidak dapat kesedihannya. Shalahuddin Zarkub
mencapai puncak cinta yang sejati. merupakan seorang yang pandai besi,
Akhirnya, ketika seseorang telah menurut Rumi irama dentuman besi
menjernihkan hatinya dari segala yang didengarnya seakan berzikir
karat duniawi, mengosongkan hatinya menyebut nama ―Allah‖, hal itu
dari semua bentuk dualitas, dan mengakibatkan Rumi berada dalam
menghiasinya dengan cinta sakral keadaan ekstase, dan menari berputar
Ilahi semata, saat itulah ia akan mengikuti iraman dentuman besi
menjelma seorang ―manusia Tuhan‖. tersebut. (Schimmel 2000, 24)
(Sharif 1995, 2) manusia ideal yang
Pesona Jalaluddin Rumi
menjadi cerminan dari keindahan
memancar dari ritual meditasi
Sang Ilahi.
sufistiknya, musik dan tarian berputar
3. Manifestasi Cinta Jalaluddin menjadi ciri khas kelompok tarekat
Rumi dalam Tarian Whirling ini. Tarian yang sangat dekat dengan
Dervishes pemikiran sufustik, menjadi jalan
bagi Rumi dalam melepaskan
Whirling Dervhises atau kesedihannya atas kepergian Syams
tarian berputar sufi merupakan tarian Tabriz, ia mengekpresikan
yang dikembangkan dari ajaran kesedihannya dengan berputar-putar.
sufisme Jalaluddin Rumi. Tarian
49 Jurnal Al-Aqidah: Jurnal Ilmu Aqidah Filsafat, Volume 12, Edisi 2, Desember 2020

Bagi Rumi, pengalaman c. Topi yang panjang/tinggi ;


langsung Ilahiyah melalui suara mengisyaratkan sebuah
musik lebih mudah menyentuh kuburan/nisan yang berarti
hatinya dibandingkan membaca kuburan dari ego, nafsu dan
beberapa karya mistik Islam. Tarian hasrat duniawi.
mistik ini membuka jalan untuk
menuju Tuhan, bahkan ia menjadi d. Baju berwarna putih ; jika
aspek penting sekaligus sebagai poros ego, nafsu dan hasrat duniawi
utama dari syair Rumi. Dalam sudah terkubur, maka isilah
syairnya, Rumi mengatakan bahwa dengan cahaya kesucian.
tarian tersebut adalah perumpamaan
e. Kondisi dasar semua yang ada
dari tangga yang dapat digunakan
di dunia ialah berputar, begitu
setiap jiwa yang merindu untuk
juga dengan manusia.
mencapai penyatuan dengan sang
Manusia mengalami
kekasih.
perputaran dari tidak ada,
Gerakan berputar tersebut menjadi ada, untuk kemudian
memiliki makna tersendiri, untuk kembali menjadi tiada.
menemukan tujuan hidup yang
f. Bergerak menyatu dengan
hakiki, yaitu mencari Tuhan dan
perputaran keseluruhan
merasakannya dalam gerakan yang
ciptaan; yang menggambarkan
berputar, dengan putaran yang
perjalanan spiritual manusia
berlawanan arah jarum jam. Penari
dengan cita dalam menggapai
sufi harus menanggalkan semua
kesempurnaan. (Faiz, 2019)
emosi, agar hanya merasakan
kecintaan dan kerinduan yang D. KESIMPULAN
mendalam pada Tuhan.
Jalaluddin Rumi yang
Adapun makna simbolis dari merupakan tokoh besar sufi, sangat
Tarian berputar sufi sebagai berikut : populer dengan karya-karya
monumetalnya. Pemikiran
a. Posisi tangan; tangan kanan
tasawufnya disajikan dalam bentuk
menunjuk keatas yang berarti
yang berbeda dari tokoh-tokoh sufi
menjemput hidayah dari
pada masanya, tetapi hal itu tidak
Allah, kemudian tangan kiri
mengurangi makna yang terkandung
menghadap ke bawah yang
di dalam setiap karyanya. Bahkan
berarti jika hidayah sudah
bentuk sufisme demikian membuat
didapatkan maka harus
karya-karyanya dikagumi dan
disebarkan ke bawah (sesama
djadikan bahan renungan dan kajian
manusia).
di dunia Islam maupun Barat.
b. Berputar yang berlawanan
Rumi yang dikenal dengan
dengan arah jarum jam ;
gagasan cintanya mencoba
memiliki makna filosofi
meluapkan perasaannya melalui
bahwa gerak spiritual manusia
syair-syair. Syair-syair tersebut
harus menciptakan hubungan
merupakan luapan perasaan sekaligus
yang vertikal menuju (Tuhan).
ungkapan pengalaman
Miftahul. J:,Teologi Suifi : Kajian Mistisisme.. 50

keberagamaannya yang personal, nilai manusia ini, sesungguhnya


yang lahir dari hati yang merindukan bersifat kekal. Jadi harus
penyatuan diri dengan Sang Kekasih. diperuntukkan kepada yang kekal
Sampai ketika Wujud Kekasih pula. Ia tidak pantas diberikan k
menjadi satu-satunya wujud yang ada epada yang ditakdirkan menjadi fana
dan binasa.
Menurut Rumi, cinta yang
merupakan cahaya kehidupan dan

Daftar Kepustakaan
A.J. Arberry. Discourses of Rumi. Cyrus Masrori. ―An Islamic
Malaysia: Thinker‘s Li brary Language of Toleration:
SDN. BHD, 1996. Rumi‘s Criticism of
Religious Persuation.‖
Ahmadi, Rizqa. ―JEJAK SANG Published by: University of
PENYAIR PERSIA: Utah 63, no. 2 (2010): 244–
CORAK SASTRA 45.
SUFISTIK JALALUDDIN
MUHAMMAD MAULAVI Isa, Syeikh Abdul Qadir. Cetak Biru
DALAM KARYANYA Tasawuf: Spiritual Ideal
‗MATSNAWI.‘‖ Jurnal Dalam Islam. (Ciputat:
CMES, 2017. Ciputat Press, 2007.
doi:10.20961/cmes.6.2.1171
8. Jack Marshall. ―After Rumi.‖
Published by: Old City
Baqir, Haidar. Belajar Hidup Dari Publishing 15, no. 1 (1986):
Rumi. Jakarta: Penerbit 1.
Mizania, 2015.
Jalaluddin Rumi. Fihi Ma Fihi:
Chittick, William C. Jalan Cinta Mengarungi Samudera
Sang Sufi: Ajaran-Ajaran Kebijaksanaan. Edited by
Spiritual Jalaluddin Rumi. Penj. Abdul Latif.
Yogyakarta: Penerbit Qalam, Yogyakarta: FORUM, 2018.
2001.
Kabir Helminski. Meditasi Hati:
Chuliyeva, Vasila Erkinovna. ―THE Transformasi Sufistik.
INTELLECTUAL AND bandung: Pustaka Hidayah
COLLABORATE ISSUES (IKAPI), 2005.
IN THE PHILOSOPHICAL
PROPOSALS OF Khodady L, the Others. ―Factors
JALOLIDDIN.‖ Theoretical Which Influence Love Based
& Applied Science, 2018. Human Relationship in
doi:10.15863/tas.2018.09.65 Jalaluddin Rumi‘s View in
.30. His Masnavi.‖ Journal of
Stylistic of Persian Poem
51 Jurnal Al-Aqidah: Jurnal Ilmu Aqidah Filsafat, Volume 12, Edisi 2, Desember 2020

and Prose (Bahar E-Adab), Manusia, Bandung: Pustaka


8, no, 2 (2015): 205. Setia, 2010.

Laily Mansur. Ajaran Dan Teladan Rochelle Sammel. Emosi:


Para Sufi. Jakarta: PT Raja Bagaimana Mengenal,
Grafindo Persada, 1996. Menerima, Dan
Mengarahkannya.
Manijeh Manni. ―The Metaphysics of Yogyakarta: Kanisius, 1986
the Heart in the Sufi Poetry .
of Rumi.‖ The University of Rumi, Jalaluddin. Diwan Syams
Notre Dame 42, no. 3 Tabrizi. Yogyakarta:
(2010): 164. FORUM, 2018.

Muhammad Riaz qadiri. The Sayings ———. Masnawi; Senandung Cinta


and Teachings of the 101 Abadi Jalaluddin Rumi.
Great Mystics of Islam. New Edited by penj. Abdul Hadi.
Delhi: Adam Publisher and Yogyakarta: Rausyan Fikr
Distributors, 128AD. Institute, 2013.

Mukti Ali. Islam Mazhab Cinta: Rustom, Mohammed. ―Rumi‘s


Cara Sufi Memandang Metaphysics of the Heart.‖
Dunia, (Bandung: Mizan Mawlana Rumi Review,
(IKAPI), 2015), Hal. 274. 2018.
bandung: Mizan (IKAPI), doi:10.1163/25898566-
2015. 00101007.
Sefik Can. Fundamentals of Rumi‟s
Mulyadi Kartanegara. Jalal Al-Din Thought A Mevlevi Sufi
Rumi: Guru Sufi Dan Perspective. 1st ed. (New
Penyair Agung. Traju, 2014 Jersey: By The Light, Inc
. and Isik Yayinlari, 2005.
Murdiati, Eni, Tarian Spiritual
Jalaluddin Rumi, Jurnal Schimmel, Annemarie, Dunia Rumi:
Wardah, vol. Xxii, no. 22, Hidup dan Karya Penyair
2011. Besar Sufi, Yogyakarta:
Pustaka Sufi, 2000.
Permadi. Pengantar Ilmu Tasawuf. ________, Rahasia Wajah Suci Ilahi:
Jakarta: PT Rineka Cipta, Memahami Islam Secara
1997. Fenomenologis, Bandung:
Penerbit Mizan, 1996.
Qamber, Akhtar. ―ESSAY: RUMI:
Mystic Extraordinary.‖ Sharif, M.M. ―A History of Muslim
International Centre Philoshophy.‖ Delhi : Low
Quarterly India 28, no. 4
Price Publication 2 (1995):
(2002): 162. 2.
Rifa‘i, Bachrun. dkk. Filsafat Stephen Kinzer. ―Festival of Rumi,
Miftahul. J:,Teologi Suifi : Kajian Mistisisme.. 52

Poet of Life‘s Dance, Sunil Sharma. ―Reading the Act and


Section A, Page 4, 1998, p. Lives of Performers in
2.‖ Konya Journal 4 (1998): Mughal Persian Texts.‖
2. JSTOR, 2015, . 188.
.

Anda mungkin juga menyukai