Bagian 1
MINGGU 10 : AKUNTANSI BIAYA
Perhitungan Biaya Berdasarkan Proses
MATERI PEMBAHASAN
• Definisi
Sistem • Karakteristik
Perhitungan Biaya • Aliran Produksi : Proses Costing
• Jurnal Pencatatan
Ilustrasi • Laporan Biaya Produksi
• Penambahan bahan di Dept Lanjutan
LATAR BELAKANG –
SISTEM PERHITUNGAN BIAYA
■ Tujuan dari sistem perhitungan biaya secara umum adalah untuk menentukan
biaya dari barang atau jasa yang diproduksi oleh perusahaan. Sistem perhitungan
biaya sebaiknya disesuaikan agar memenuhi kebutuhan perusahaan.
■ Pada sistem perhitungan biaya berdasarkan proses, bahan baku-tenaga kerja-
overhead pabrik dibebankan ke pusat biaya (cost center), dimana pusat biaya
umumnya adalah departemen, tetapi dapat juga “pusat pemrosesan” dalam 1
departemen.
■ Dalam perusahaan manufaktur, produksi dapat terjadi di beberapa departemen
dan tiap departemen melakukan proses operasi tertentu untuk menyelesaikan
suatu produk. Sehingga terjadi “transfer” pembebanan proses produksi ke
beberapa unit departemen sampai dengan proses produksi selesai.
■ Sistem perhitungan biaya berdasarkan proses membutuhkan pencatatan lebih
sedikit dan lebih unggul dibanding sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan
(job order).
DEFINISI : PROCESS COSTING
■ Adalah sistem perhitungan biaya yang meng-”akumulasi” kan biaya
produksi yang dilakukan oleh departemen untuk periode tertentu.
Dengan demikian, obyek perhitungan biaya ini berdasarkan
departemen.
■ Untuk proses produksi yang bersifat massal & kontinyu, perusahaan
PALING SESUAI menggunakan sistem perhitungan biaya berdasarkan
proses ini, karena biaya produksi yang ditetapkan DIALOKASIKAN ke
departemen untuk memproses bahan baku menjadi barang jadi
dalam tiap periodenya.
■ Hasilnya, tiap departemen HARUS menentukan BERAPA TOTAL BIAYA
yang terjadi dalam departemennya tersebut, baik yang berasal dari
persediaan barang yang telah selesai (Finished Goods/FG) maupun
persediaan barang yang masih dalam proses (Work In Process/WIP).
KARAKTERISTIK : PROCESS COSTING
■ Proses produksi bersifat kontinyu dan massal, sehingga
produk yang dihasilkan sifatnya homogen dan standar.
■ Perhitungan TOTAL BIAYA maupun BIAYA PER UNIT,
dilakukan di setiap akhir produk.
■ Biaya di-”akumulasikan” per departemen, dan biaya per
unit untuk tiap departemen dihitung dengan membagi
TOTAL BIAYA TETAP DEPARTEMEN dengan JUMLAH UNIT
BARANG yang DIHASILKAN di Departemen tersebut.
■ Laporan BIAYA/HARGA POKOK PRODUKSI (COPR = Cost
Of Production Report) di tiap Departemen, merupakan
laporan yang digunakan untuk mengumpulkan,
mengikhtisarkan, dan menghitung TOTAL BIAYA maupun
BIAYA PER UNIT untuk tiap departemen di akhir periode.
ALIRAN PROSES PRODUKSI : PROCESS COSTING
1. Aliran Produk secara berurutan (Sequential Product Flow)
o Semua barang diproduksi melalui proses yang sama & dalam urutan yang
sama atau proses produksi melalui usaha yang bersambungan/berurutan
secara terus-menerus (kontinyu).
o Contoh : Industri sepatu, Perusahaan garmen/konveksi
ALIRAN PROSES PRODUKSI : PROCESS COSTING
2. Aliran Produk secara paralel (Parallel Product Flow)
o Proses produksi melalui usaha dimana bagian/departemen perusahaan
tertentu dikerjakan secara ber-sama2 (simultan), kemudian digabung dalam
satu proses berikutnya untuk diselesaikan dan ditransfer menjadi produk jadi.
o Contoh : industri mie instan, perusahaan perakitan
ALIRAN PROSES PRODUKSI : PROCESS COSTING
3. Aliran Produk secara selektif (Selective Product Flow)
o Proses produksi melalui usaha dimana produk suatu departemen, ditransfer ke
departemen yang berbeda, tergantung pada hasil yang diinginkan.
o Contoh : proses pemotongan hewan
ILUSTRASI : PT. DUNIA KERAMIK (1)
■ Perusahaan bergerak di industry bidang yang memproduksi berbahan dasar keramik.
Dept. Dept.
KETERANGAN
Pencampuran Pencetakan
Produk :
Masuk proses produksi 50.000 unit -
Produk selesai transfer ke Dept berikut 47.000 unit -
Produk selesai transfer ke Gudang barang jadi 42.000 unit
Produk dalam proses akhir 3.000 unit 5.000 unit
Biaya : Dikeluarkan di bulan Januari 2011
Bahan Baku Rp 9.219.600,-
Tenaga Kerja Rp 74.958.500,- Rp 32.930.000,-
Overhead Pabrik Rp 5.781.250,- Rp 6.594.900,-
Tingkat penyelesaian produk dalam proses akhir :
Biaya bahan baku 100% -
Biaya konversi 75% 50%
Info tambahan :
Produk terjual 35.000 unit dengan harga jual
Rp 4.000,-/unit
ILUSTRASI (1) : PT. DUNIA KERAMIK
1. Akuntansi untuk biaya bahan baku
Tgl Uraian Akun Debit Kredit Tgl Uraian Akun Debit Kredit
Jan Persediaan Barang Jadi 113.904.000 Jan WIP Dept Pencetakan 11.340.000
WIP Dept Pencetakan b) 76.608.000 WIP BB - Dept Pencetakan 2) 9.120.000
WIP BTK - Dept Pencetakan c) 31.080.000 WIP BTK - Dept Pencetakan 3) 1.850.000
WIP BOP - Dept Pencetakan d) 6.216.000 WIP BOP - Dept Pencetakan 4) 370.000
b) = 42.000 x Rp 1.824,- 2) = 5.000 x Rp 1.824,-
c) = 42.000 x Rp 740,- 3) = [5.000 x 50%] x Rp 740,-
d) = 42.000 x Rp 148,- 4) = [5.000 x 50%] x Rp 148,-
ILUSTRASI (1) : PT. DUNIA KERAMIK
5. Akuntansi Penjualan Barang Jadi
§ Info tambahan : Produk terjual 35.000 unit dengan harga jual Rp 4.000,-
/unit
Tgl Uraian Akun Ref Debit Kredit
Jan Piutang 140.000.000
Penjualan 140.000.000
= 35.000 unit x Rp 4.000,- (mencatat penjualan barang jadi
HPP (COGS) 94.920.000
Persediaan Barang Jadi 94.920.000
= 35.000 unit x Rp 2.712,- (mencatat biaya penjualan barang jadi
PENAMBAHAN BAHAN DI DEPARTEMEN LANJUTAN
■ Dalam proses produksi melalui beberapa departemen, sering kali ada penambahan bahan di
departemen setelah departemen pertama atau departemen lanjutan.
■ Terkait jumlah unit produk yang dihasilkan dari penambahan bahan di Dept Lanjutan,
dikelompokkan berikut :
1. Penambahan di Dept Lanjutan TIDAK MENAMBAH unit produk dihasilkan.
o Penambahan bahan di Dept Lanjut TIDAK MEMENGARUHI biaya per unit yang diterima
dari Dept sebelumnya, karena jumlah unit dasar perhitungan TETAP/TIDAK BERUBAH -
Ilustrasi PT. Samudra Maju Industri
2. Penambahan di Dept Lanjutan (DAPAT) MENAMBAH unit produk dihasilkan.
o Penambahan bahan di Dept Lanjut akan MEMENGARUHI jumlah unit produk yang
dihasilkan, sehingga MENGUBAH perhitungan biaya unit produk dari Dept sebelumnya
di Dept bersangkutan - Ilustrasi PT. Harum Indotama
ILUSTRASI : PT. SAMUDRA MAJU INDUSTRI (2)
Perusahaan bergerak di industry bidang pengolahan udang tepung, dimana Dept Pengupasan (mengupas kulit udang
& kepala udang) & Dept Penepungan (tepung halus, tepung bumbu & tepung kasar) ➡ barang jadi, simpan di freezer
dengan suhu –400 Celcius.
5. Akuntansi
Tgl Uraian Akun Ref Debit Kredit
Barang
dalam proses Apr WIP – Dept Pengupasan a) 402.707.340
akhir di WIP BB – Dept Pengupasan b) 262.737.216
“Dept WIP BTK – Dept Pengupasan c) 60.210.612
Pengupasan” WIP BOP – Dept Pengupasan d) 79.759.512
Produk Jadi di Dept Pengupasan
a) = 1.042.608 unit x Rp 431,-
b) = (1.042.608 unit x 100%) x Rp 252,-
c) = (1.042.608 unit x 75%) x Rp 77,-
d) = (1.042.608 unit x 75%) x Rp 102,-
LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI : DEPARTEMEN PENEPUNGAN
Untuk Periode yang berakhir pada 30 Aoril 2010
Dept
7. Akuntansi
Barang dalam Apr Barang Jadi – Dept Penepungan 620.435.628
proses akhir di WIP Dept Pengupasan a) 512.275.394
“Dept WIP BB – Dept Penepungan b) 47.542.960
WIP BTK – Dept Penepungan c) 8.320.018
Penepungan”
WIP BOP – Dept Penepungan d) 52.297.256
Persediaan produk di Dept Penepungan
a) = 1.188.574 unit x Rp 431,-
b) = (1.188.574 unit x 100%) x Rp 40,-
c) = (1.188.574 unit x 50%) x Rp 14,-
d) = (1.188.574 unit x 50%) x Rp 88,-
ILUSTRASI : PT. HARUM INDOTAMA (3)
Perusahaan bergerak di industry bidang jamu & kosmetika tradisional. Proses produksi dilakukan secara berurutan
(sequential product flow) ➡ mulai dari Dept Pengolahan sampai Dept Pengemasan.
PT. HARUM INDOTAMA Produk proses akhir : (biaya bahan 100%, biaya konversi 75%)
TOTAL UNIT dalam DEPARTEMEN INI =
14.168 unit
1.344.788 unit
ILUSTRASI (3) :